USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA POR
USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
PORSENPIN (PEKAN OLAHRAGA DAN SENI NARAPIDANA
NASIONAL) SEBAGAI UPAYA MENGUBAH PRESEPSI NEGATIF
MASYARAKAT INDONESIA TERHADAP NARAPIDANA
BIDANG KEGIATAN:
PKM-GAGASAN ILMIAH
Diusulkan oleh:
Febri Anggih Setiawan
(111910101090 / 2011)
Akita Ayu Nadifah
(111710101089 / 2011)
Gustiviani Annisa Berlianti
(131710101106 / 2013)
UNIVERSITAS JEMBER
JEMBER
2014
i
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PENGESAHAN USULAN PKM-GT .................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................. iii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... iii
RINGKASAN ................................................................................................ iv
PENDAHULUAN
Latar Belakang ................................................................................................. 1
Tujuan .............................................................................................................. 2
Manfaat ........................................................................................................... 3
GAGASAN
Kondisi Kekinian ............................................................................................ 3
Solusi yang Pernah Ditawarkan ...................................................................... 4
Kehandalan Gagasan ....................................................................................... 5
Pihak-pihak yang Terkait ................................................................................ 6
Langkah-langkah strategis yang dilakukan ...................................................... 6
KESIMPULAN .............................................................................................. 8
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 9
LAMPIRAN ................................................................................................... 10
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. PORSENAP di Lapas kelas 1Cipinang Jakarta ............................. 5
Gambar 2. Band pembukaan Pekan Olah Raga dan Seni Narapidana ............. 5
Gambar 3.Diagram alir proses PORSENPIN................................................... 8
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota
Lampiran 2. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas
Lampiran 3. Surat Pernyataan Ketua Peneliti
iii
Ringkasan
Narapidana adalah manusia biasa seperti manusia lainnya hanya karena
melanggar norma hukum yang ada, maka dipisahkan oleh hakim untuk menjalani
hukuman. Menurut UU No. 12 Tahun 1995 tentang pemasyarakatan, narapidana
adalah terpidana yang menjalani pidana yang hilang kemerdekaan di Lembaga
Pemasyarakatan. Dari data Direktorat Bina Narapidana dan Pelayanan Tahanan,
terdapat 142.315 orang Warga Binaan Pemasyarakatan yang ada di Lapas maupun
Rutan di Indonesia. Jumlah ini menunjukkan bahwa narapidana yang ada di
Indonesia sangat banyak. Upaya yang dilakukan untuk pembinaan narapidana
yaitu kegiatan PORSENPIN (Pekan Olahraga dan Seni Narapidana Nasional).
Kegiatan ini bertujuan untuk mengubah presepsi negatif masyarakat terhadap
narapidana karena selama ini narapidana dianggap sebagai seorang yang
menakutkan dan dipandang rendah oleh masyarakat. Sehingga diperlukan suatu
cara agar narapidana tidak direndahkan atau dikucilkan karena narapidana juga
bagian dari masyarakat Indonesia. Selain itu kegiatan ini juga bertujuan untuk
menunjukkan bakat dan kemampuan yang dimiliki narapidana dengan tujuan
mengubah sudut pandang masyarakat melalui sisi positif yang dimliki narapidana
agar dapat diterima oleh masyarakat. Pada umumnya PORSENPIN hanya
diadakan oleh LAPAS di masing-masing daerah yang ada di Indonesia yang
diikuti narapidana sebagai peserta kompetisi. Hal ini dikarenakan memang belum
ada lembaga resmi yang menaungi PORSENPIN untuk dijadikan suatu kompetisi
ditingkat nasional Seperti halnya PON ( pekan olah raga nasional). Sehingga
masyarakat di Indonesia tetap memandang narapidana sebagai seseorang yang
buruk di kalangan masyarakat Indonesia. Oleh karena itu harus ada perhatian
lebih dari pemerintah untuk para narapidana agar narapidana tidak dipandang
buruk dimasyarakat.
iv
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Narapidana adalah manusia biasa seperti manusia lainnya hanya karena
melanggar norma hukum yang ada, maka dipisahkan oleh hakim untuk menjalani
hukuman (Dirjosworo, 1992). Menurut UU No. 12 Tahun 1995 tentang
pemasyarakatan, narapidana adalah terpidana yang menjalani pidana hilang
kemerdekaan di Lembaga Pemasyarakatan.
Terabaikannya pemenuhan hak-hak dasar Warga Binaan Pemasyarakatan
(WBP), baik yang tercantum dalam UU No. 12 tahun 1995, yang didalamnya juga
mencamtumkan 10 prinsip pemasyarakatan, kemudian beberapa hukum
internasional seperti Konvensi Hak-hak Sipil dan Politik, Konvensi menentang
penyiksaan dan perlakuan lain yang kejam, tidak manusiawi dan merendahkan
martabat manusia, bahkan Perserikatan Bangsa-Bangsa pada tahun 1955 telah
mengeluarkan Standard Minimum Rules for Treatment of Prisoners atau
Peraturan-Peraturan Standar Minimum bagi Perlakuan terhadap Narapidana.
Tidak dipenuhinya secara ideal hak-hak narapidana ini sesungguhnya merupakan
efek kesekian dari begitu kompleksnya masalah yang ada dalam lembaga
pemasyarakatan (Manting, L,2007).
Dari data Direktorat Bina Narapidana dan Pelayanan Tahanan, terdapat
142.315 orang Warga Binaan Pemasyarakatan yang ada di Lapas maupun Rutan
di Indonesia. Jumlah ini menunjukkan bahwa narapidana yang ada di Indonesia
sangat banyak.
Upaya yang dilakukan untuk pembinaan narapidana yaitu kegiatan
PORSENPIN (Pekan Olahraga dan Seni Narapidana Nasional). Kegiatan ini
bertujuan untuk mengubah presepsi negatif masyarakat terhadap narapidana
karena selama ini narapidana dianggap sebagai seorang yang menakutkan dan
dipandang rendah oleh masyarakat sehingga diperlukan suatu cara agar
narapidana tidak direndahkan atau dikucilkan karena narapidana juga bagian dari
masyarakat Indonesia. Selain itu kegiatan ini juga bertujuan untuk menunjukkan
bakat dan kemampuan yang dimiliki narapidana dengan tujuan mengubah sudut
pandang masyarakat melalui sisi positif yang dimliki narapidana agar dapat
diterima oleh masyarakat.
1
Narapidana adalah manusia yang juga memiliki potensi yang dapat
dikembangkan ke arah yang positif menjadi lebih produktif dan lebih baik dari
sebelumnya. Setelah keluar dari Lembaga Pemasyarakatan, diharapkan narapida
dapat hidup didalam masyarakat secara baik dan bertanggung jawab. Sehubungan
dengan hal ini, maka diperlukan upaya untuk meningkatkan kemampuan
narapidana agar dapat melaksanakan fungsinya dalam kehidupan.
Upaya yang dilakukan yaitu kegiatan PORSENPIN (Pekan Olahraga dan
Seni Narapidana). Kegiatan ini bertujuan untuk mengeksplor skills yang dimiliki
narapidana sehingga dapat menumbuhkan rasa percaya diri setelah keluar dari
penjara dan tidak dikucilkan saat berada di masyarakat umum.
Undang-Undang No. 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional
mengamanatkan bahwa tujuan keolahragaan nasional adalah memelihara dan
meningkatkan kesehatan, kebugaran, prestasi, kualitas manusia, menanamkan
nilai moral dan akhlak mulia, sportivitas, disiplin, mempererat, dan membina
persatuan dan kesatuan bangsa, memperkukuh ketahanan nasional, mengangkat
harkat, martabat, dan kehormatan bangsa. Lebih lanjut, undang-undang tersebut
memberikan
perhatian
terhadap
pentingnya
nilai-nilai
olahraga
untuk
meningkatkan kesejahteraan individu, kelompok, atau masyarakat yang perlu
ditumbuhkembangkan melalui proses yang terencana dan sistematik demi
mencapai kualitas hasil yang berkelanjutan. Selain itu, kegiatan kesenian
dimaksudkan untuk membina dan mengasah bakat-bakat seni narapidana,
sehingga mereka dapat menyalurkan bakat seni yang mereka miliki dan dapat
diterima oleh masyarakat setelah keluar dari penjara.
Tujuan
Kegiatan PORSENPIN narapidana dapat menunjukkan sisi positif melalui
bakat-bakat yang mereka miliki sehingga dapat mengubah persepsi negatif
masyarakat terhadap narapidana serta masyarakat dapat menerima kembali
narapidana dengan baik setelah keluar dari penjara.
2
Manfaat
Manfaat yang diperoleh dari kegiatan PORSENPIN (Pekan Olah Raga dan
Seni Narapidana Nasional) adalah:
1. Manfaat bagi narapidana yaitu menambah rasa percaya diri serta memiliki
tanggung jawab yang tinggi setelah keluar dari Lembaga Pemasyarakatan;
2. Manfaat bagi masyarakat yaitu dapat menjadi sarana pembelajaran bagi
masyarakat bahwa narapidana juga manusia yang tidak lepas dari
kesalahan dan pantas untuk mendapatkan kesempatan kedua untuk hidup
bermasyarakat;
3. Manfaat bagi bangsa Indonesia yaitu tindakan kriminalitas yang ada di
Indonesia dapat menurun dengan adanya kegiatan ini karena narapidana
sudah mendapatkan pembelajaran dari segi moral dan sosial.
GAGASAN
Kondisi Kekinian
Kondisi kebebasan menentukan kehendak (deprivation of autonomy) dan
kehilangan rasa aman (deprivation of security). Kondisi ini diperparah dengan
derita dengan tidak mendapatkan kesempatan yang sama diluar, hal demikian
dapat membentuk dekonstruktif bagi kondisi kejiwaan seseorang narapidana.
Pemasyarakatan itu sendiri sebagai sebuah proses Reintegrasi sosial.
Beranjak dari pemikiran diatas nampaknya usaha-usaha pembinaan yang
dilakukan dengan tujuan mengurangi dampak negatif dari narapidana. Salah
satunya adalah dengan mengadakan kegiatan Pertandingan Olahraga dan Seni
antar warga binaan pemasyarakatan yang digelar setidak-tidaknya setiap tahun
sekali dihampir seluruh Lapas dan Rutan di Indonesia untuk memperingati “Hari
Bhakti Pemasyarakatan” yang jatuh tanggal 27 april. Selain itu kegiatan
pertandingan olahraga dan seni ini juga digunakan sebagai upaya untuk lebih
meningkatkan
potensi-potensi
warga
binaan
pemasyarakatan
(Warta
Pemasyarakatan No.25 tahun VIII-Juni 2007).
3
Solusi yang Pernah Ditawarkan Sebelumnya
Pekan Olahraga dan Seni Narapidana setiap tahunnya sudah dilaksanakan
di Lembaga Pemasyarakatan disetiap daerah Lembaga Pemasyarakatan. Hal itu
dilakukan untuk memperingati “Hari Bhakti Pemasyarakatan” sebagai bentuk
apresiasi Lembaga Pemasyarakatan terhadap narapidana. Prestasi olahraga tak
hanya monopoli para atlet. Narapidana yang terampas kebebasanpun berhak
menyicipinya. Seperti yang dilakukan Kementerian Hukum dan Hak Asasi
Manusia Kantor Wilayah Jawa Timur dengan menyelenggarakan Pekan Olahraga
dan Seni Narapidana, sebanyak 273 atlet narapidana dari 37 lembaga
pemasyarakatan unjuk diri. "Hadiah utama piala bergilir Menteri hukum dan
HAM," kata ketua panitia Porsenap yang juga kepala Lembaga Pemasyarakatan
Lowokwaru Malang, Widodo Joko Harjono.
Kepala kantor wilayah Kementerian Hukum dan HAM Jawa Timur,
Sihabuddin mengatakan Pekan Olahraga dan Seni ini menjadi tolok ukur
pembinaan narapidana. Seperti pembinaan keolahragaan, rohani dan sosial yang
diterapkan di masing-masing lembaga pemasyarakatan. "Berfungsi mengukur
pembinaan lembaga pemasyarakatan melalui prestasi olahraga, seni dan agama,"
ujarnya.
Kegiatan ini sekaligus menguji tingkat emosional para narapidana.
Lantaran sering kali saat bertanding terjadi persaingan dan gesekan emosi.
Pengendalian emosi, katanya, menjadi kunci dalam olahraga. Kegiatan ini juga
menjadi ajang sosialiasasi antar narapidana. "Mereka akan saling bercerita tentang
pelayanan kesehatan dan pola pembinaan antar lembaga pemasyarakatan,"
katanya (Widianto, 2010).
4
Gambar 1. Pekan Olahraga dan Seni Narapidana di Lapas Klas I Cipinang,
Jakarta
Gambar 2. Band pembukaan Pekan Olahraga, Seni dan MTQ Antar Narapidana
(Porsenap) se-Jabar 2012
Kehandalan Gagasan
Dari data Direktorat Bina Narapidana dan Pelayanan Tahanan, terdapat
142.315 orang Warga Binaan Pemasyarakatan yang ada di Lapas maupun Rutan
di Indonesia. Jumlah ini menunjukkan bahwa narapidana yang ada di Indonesia
sangat banyak. Oleh karena itu perlu adanya tindakan untuk narapidana yang ada
di Indonesia agar mereka tidak dipandang negatif oleh masyarakat. Salah satu
tindakannya adalah dengan mengadakan PORSENPIN (Pekan Olahraga dan Seni
Narapidana Nasional). Kegiatan ini bertujuan untuk mengubah pandangan negatif
masyarakat terhadap narapidana dengan cara menunjukkan bakat dan kemampuan
narapidana sebagai sisi positif yang dimiliki narapidana. Sehingga narapidana
tidak dipandang buruk oleh masyarakat setelah keluar. Selain itu tujuan
diadakannya
PORSENPIN
Pemasyarakatan
secara
adalah
Nasional
untuk
sebagai
memperingati
bentuk
Hari
apresiasi
Bhakti
Lembaga
Pemasyarakatan terhadap narapidana.
5
Pihak-pihak yang Terkait
Dalam pelaksanaannya, PKM-GT kami akan bekerja sama dengan pihakpihak terkait yaitu:
1. Pemerintah, dalam hal ini adalah Departemen Hukum dan HAM karena
keputusan apakah kegiatan PORSENPIN (Pekan Olahraga dan Seni
Narapidana Nasional) dapat terselenggara atau tidak harus mendapatkan
persetujuan dari departemen ini. Selain itu informasi-informasi mengenai
persyaratan kegiatan harus mendapat persetujuan dari Departemen Hukum
dan HAM agar tidak melanggar pasal-pasal yang sudah diatur;
2. Mahasiswa, dalam hal ini diharapkan dapat membantu untuk memberikan
sosialisasi kepada masyarakat. Agar kegiatan PORSENPIN dapat diterima
oleh masyarakat;
3. Masyarakat sebagai sumber informasi, karena opini dan masukan dari
masyarakat akan membuat kegiatan PORSENPIN dapat diterima oleh
masyarakat dan tujuan dari kegiatan PORSENPIN dapat tercapai yaitu
mengubah presepsi negatif masyarakat terhadap narapidana.
Langkah-langkah Strategis yang dilakukan
Adapun langkah-langkah yang akan dilakukan dala kegiatan PORSENPIN yaitu:
a. Mengadakan
quisioner kepada masyarakat mengenai diadakannya
PORSENAP di tingkat nasional. Hal ini bertujuan untuk melihat
ketertarikan
masyarakat
tentang
kegiatan
PORSENPIN
sehingga
kompetisi ini dapat didukung dan dapat diterima oleh masyarakat.
b. Menampung opini masyarakat sebagai sumber informasi agar kegiatan
PORSENPIN ini dapat diterima oleh masyarakat sehingga tujuan utama
kegiatan ini dapat terwujud yaitu mengubah presepsi negatif masyarakat
terhadap narapidana.
c. Mencari informasi kepada petugas Lembaga Pemasyarakatan mengenai
diadakannya kompetisi PORSENPIN. Kegiaatan PORSENPIN tingkat
nasional pertama kali diadakan sehingga dibutuhkan informasi yang
lengkap dan jelas dari sumbernya dalam hal ini para pegawai LAPAS agar
6
kompetisi ini dapat berjalan dengan baik, lancar dan dapat di terima baik
dari narapidana ataupun dari masyarakat.
d. Mengajukan usulan kepada Departemen Hukum dan HAM mengenai
diadakannya PORSENPIN. Dengan membawa bukti-bukti yang sudah
terkumpul berupa informasi, opini, quisioner dan dukungan dari
masyarakat maupun pegawai LAPAS serta menunjukkan sisi positif
mengenai terselenggaranya kegiatan PORSENPIN ini maka kami meminta
agar kegiatan PORSENPIN ini dapat terselenggara sehingga tujuan dari
kegiatan ini dapat tercapai.
e. Memberikan
sosialisasi
kepada
masyarakat
tentang
diadakannya
PORSENPIN. Hal ini bertujuan untuk memberikan pandangan kepada
Masyarakat tentang kompetisi ini agar masyarakat dapat melihat sisi
positif dari narapidana melalui bakat dan kemampuannya sehingga
narapidana dapat diterima dimasyarakat.
f. Terselenggaranya kegiatan PORSENPIN secara langsung dan melalui
media televisi, masyarakat dapat melihat secara langsung sisi positif dari
narapidana melalui diadakannya kegiatan PORSENPIN dan menilai secara
langsung bakat dan kemampuan narapidana dalam berkompetisi.
g. Masyarakat merubah pandangan negatif menjadi positif setelah melihat
bakat dan kemampuan narapidana. Sehingga narapidana dapat di terima
kembali oleh masyarakat. Itulah tujuan akhir dari diadakannya kegiatan
PORSENPIN secara nasional.
7
Masyarakat merubah
pandangan negatif menjadi
positif setelah melihat
bakat dan kemampuan
narapidana. Sehingga
narapidana dapat diterima
kembali oleh masyarakat
Membuat quisioner
mengenai
diadakannya
PORSENPIN
Menampung opini
masyarakat
mengenai
PORSENPIN
Mencari informasi dan
sumber tentang Pekan Olah
Raga dan Seni dari Lembaga
Pemasyarakatan
Mengajukan usulan
kepada Departemen
Hukum dan HAM
mengenai PORSENPIN
Penyelenggaraan
kegiatan PORSENPIN
Secara langsung dan
media televisi
Memberikan sosialisasi
mengenai kegiatan
PORSENPIN
Gambar 3. Diagaram alir proses PORSENPIN (Pekan Olahraga dan Seni
Narapidan Nasional)
KESIMPULAN
Narapidana merupakan seseorang yang berhak untuk mendapatkan
kesempatan kedua setelah mereka keluar dari Lembaga Pemasyarakatan. Dengan
adanya PORSENPIN pandangan negatif masyarakat terhadap narapidana dapat
berubah. Bakat dan kemampuan narapidana adalah sisi positif yang dimiliki
narapidana untuk bisa merubah presepsi negatif masyarakat.
8
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2007. Warta Pemasyarakatan No.25 Tahun VIII-Juni 2007 [Diakses
pada tanggal 15 Maret 2014].
Anonim. 2014. Upacara Pembukaan PORSENAP Tahun 2014. http://UPACARA
PEMBUKAAN PORSENAP TAHUN 2014- Kanwil Kementerian Hukum
dan Hak Asasi Manusia DKI Jakarta.htm [Diakses pada tanggal 11 Maret
2014].
Manting, L. 2007. Buku Lembaga Pemasyarakatan dalam Perspektip Sistem
Peradilan Pidana. Penerbit; Jakarta: Kemitraan.
Undang – undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan.
Widianto, E. 2010. Lomba Olahraga dan Seni. http:// Lomba Olah Raga dan Seni
Narapidana Digelar di Lowokwaru-nusa-Tempo.co.htm [Diakses pada
tanggal 11 Maret 2014].
Yulian, T.K. 2012. Elpaska Band Lapas Sukamiskin Launching Album Perdana.
http//detik News
Elpaska Band Lapas Sukamiskin Launching Album
Perdana.html [Diakses pada tanggal 13 Maret 2014].
9
Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota
Biodata Ketua
Identitas Diri
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Nama Lengkap
Jenis Kelamin
Program Studi
NIM
Tempat dan Tanggal Lahir
E-mail
Nomor Telepon/HP
Febri Anggih Setiawan
Laki-laki
Teknik Mesin
111910101090
16 Februari 1992
Febri_anggihsetiawan@gmail.com
08563028509
Riwayat Pendidikan
Nama Institusi
Jurusan
Tahun MasukLulus
SD
SDN Klurak
SMP
SMPN Candi
1998-2004
2004-2007
SMA
SMAN 3 Sidoarjo
IPA
2007-2010
Penghargaan dalam 10 tahun terakhir
No.
1.
Jenis Penghargaan
Institusi Pemberi
Penghargaan
Lomba medspin kedokteran tahun Fakultas
Kedoketeran UNAIR
2009 tingkat 5 besar nasional
Tahun
2009/2010
2.
Lomba voly tahun 2009 juara 3 se- Universitas Kristen
Petra
gerbang kertasusila
2009/2010
3.
Lomba futsal tahun 2011 juar 2 Fakultas Teknologi
Pertanian Uiversitas
antar fakultas pnyelenggara UKM
Jember
O Sahara FTP UJ
2011/2012
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Hibah Program Kreativitas Mahasiswa bidang
Pengabdian Masyarakat .
Jember, 28 Maret 2014
Pengusul,
Febri Anggih Setiawan
10
2. Biodata Anggota 1
Identitas Diri
1
2
3
4
5
6
7
Nama Lengkap
Jenis Kelamin
Program Studi
NIM
Tempat dan Tanggal Lahir
E-mail
Nomor Telepon/HP
Akita Ayu Nadifah
Perempuan
Teknologi Hasil Pertanian
111710101089
Probolinggo, 10 Mei 1993
akita_ayu@yahoo.co.id
082331100465
Riwayat Pendidikan
Nama Institusi
Jurusan
Tahun MasukLulus
SD
SDN 1 Bantaran
SMP
MTS Unggulan
Tunas Bangsa
1999-2005
2005-2008
SMA
SMAN 2
Probolinggo
IPA
2008-2011
Penghargaan dalam 10 tahun terakhir
No.
1
2
3
Jenis Penghargaan
Juara 1 seni drama
tetembangan se kota
Probolinggo
5 Penyaji terbaik seni drama
tetembangan tingkat provinsi
Penerima Hibah PKM M
Institusi Pemberi
Penghargaan
Kota Probolinggo
Provinsi Jawa
Timur
Dikti
Tahun
2009/2010
2009/2010
2013/2014
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Hibah Program Kreativitas Mahasiswa bidang
Pengabdian Masyarakat .
Jember, 28 Maret 2014
Pengusul,
Akita Ayu Nadifah
11
3. Biodata Anggota 2
Identitas Diri
1
2
3
4
5
6
7
Nama Lengkap
Jenis Kelamin
Program Studi
NIM
Tempat dan Tanggal Lahir
E-mail
Nomor Telepon/HP
Gustiviani Annisa Berlianti
Perempuan
Teknologi Hasil Pertanian
131710101071
29 Agustus 1994
gustiviani@yahoo.com
087742155313
Riwayat Pendidikan
SD
Nama Institusi
SDN 1 Gending
SMP
SMA
SMPN 1
SMAN 2
Probolinggo
Probolinggo
Jurusan
IPA
Tahun Masuk-Lulus
2000-2006
2006-2009
2009-2012
Penghargaan dalam 10 tahun terakhir
No.
1
2
3
Jenis Penghargaan
-
Institusi Pemberi
Penghargaan
-
Tahun
-
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Hibah Program Kreativitas Mahasiswa bidang
Pengabdian Masyarakat .
Jember, 28 Maret 2014
Pengusul,
Gustiviani Annisa Berlianti
12
Lampiran 2
Susunan Organisasi Tim dan Pembagian Tugas
SUSUNAN ORGANISASI
Ketua
Febri Anggih Setiawan
Bagian Editor
Akita Ayu Nadifah
Bagian Keuangan
Guntiviani Anisa Berlianti
Pada penulisan PKM GT tentang kegiatan Pekan Olahraga dan Seni Narapidana
dibutuhkan sumber daya manusia yang sesuai untuk ditempatkan pada beberapa
posisi. Penentuan posisi ini didasarkan pada kemampuan yang dimiliki oleh
sumber daya manusia yang ada. Susunan organisasi dalam penulisan PKM GT
yaitu:
1. Ketua bertugas melakukan koordinasi pada anggotanya yang berkaitan
dengan semua kegiatan penulisan kegiatan Pekan Olahraga dan Seni
Narapidana;
2. Bagian editor bertugas mengoreksi kembali dan memperbaiki tatacara
serta format penulisan gagasan secara benar;
3. Bagian keuangan bertanggungjawab atas segala kegiatan yang berupa
pengolahan administrasi.
13
PORSENPIN (PEKAN OLAHRAGA DAN SENI NARAPIDANA
NASIONAL) SEBAGAI UPAYA MENGUBAH PRESEPSI NEGATIF
MASYARAKAT INDONESIA TERHADAP NARAPIDANA
BIDANG KEGIATAN:
PKM-GAGASAN ILMIAH
Diusulkan oleh:
Febri Anggih Setiawan
(111910101090 / 2011)
Akita Ayu Nadifah
(111710101089 / 2011)
Gustiviani Annisa Berlianti
(131710101106 / 2013)
UNIVERSITAS JEMBER
JEMBER
2014
i
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PENGESAHAN USULAN PKM-GT .................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................. iii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... iii
RINGKASAN ................................................................................................ iv
PENDAHULUAN
Latar Belakang ................................................................................................. 1
Tujuan .............................................................................................................. 2
Manfaat ........................................................................................................... 3
GAGASAN
Kondisi Kekinian ............................................................................................ 3
Solusi yang Pernah Ditawarkan ...................................................................... 4
Kehandalan Gagasan ....................................................................................... 5
Pihak-pihak yang Terkait ................................................................................ 6
Langkah-langkah strategis yang dilakukan ...................................................... 6
KESIMPULAN .............................................................................................. 8
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 9
LAMPIRAN ................................................................................................... 10
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. PORSENAP di Lapas kelas 1Cipinang Jakarta ............................. 5
Gambar 2. Band pembukaan Pekan Olah Raga dan Seni Narapidana ............. 5
Gambar 3.Diagram alir proses PORSENPIN................................................... 8
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota
Lampiran 2. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas
Lampiran 3. Surat Pernyataan Ketua Peneliti
iii
Ringkasan
Narapidana adalah manusia biasa seperti manusia lainnya hanya karena
melanggar norma hukum yang ada, maka dipisahkan oleh hakim untuk menjalani
hukuman. Menurut UU No. 12 Tahun 1995 tentang pemasyarakatan, narapidana
adalah terpidana yang menjalani pidana yang hilang kemerdekaan di Lembaga
Pemasyarakatan. Dari data Direktorat Bina Narapidana dan Pelayanan Tahanan,
terdapat 142.315 orang Warga Binaan Pemasyarakatan yang ada di Lapas maupun
Rutan di Indonesia. Jumlah ini menunjukkan bahwa narapidana yang ada di
Indonesia sangat banyak. Upaya yang dilakukan untuk pembinaan narapidana
yaitu kegiatan PORSENPIN (Pekan Olahraga dan Seni Narapidana Nasional).
Kegiatan ini bertujuan untuk mengubah presepsi negatif masyarakat terhadap
narapidana karena selama ini narapidana dianggap sebagai seorang yang
menakutkan dan dipandang rendah oleh masyarakat. Sehingga diperlukan suatu
cara agar narapidana tidak direndahkan atau dikucilkan karena narapidana juga
bagian dari masyarakat Indonesia. Selain itu kegiatan ini juga bertujuan untuk
menunjukkan bakat dan kemampuan yang dimiliki narapidana dengan tujuan
mengubah sudut pandang masyarakat melalui sisi positif yang dimliki narapidana
agar dapat diterima oleh masyarakat. Pada umumnya PORSENPIN hanya
diadakan oleh LAPAS di masing-masing daerah yang ada di Indonesia yang
diikuti narapidana sebagai peserta kompetisi. Hal ini dikarenakan memang belum
ada lembaga resmi yang menaungi PORSENPIN untuk dijadikan suatu kompetisi
ditingkat nasional Seperti halnya PON ( pekan olah raga nasional). Sehingga
masyarakat di Indonesia tetap memandang narapidana sebagai seseorang yang
buruk di kalangan masyarakat Indonesia. Oleh karena itu harus ada perhatian
lebih dari pemerintah untuk para narapidana agar narapidana tidak dipandang
buruk dimasyarakat.
iv
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Narapidana adalah manusia biasa seperti manusia lainnya hanya karena
melanggar norma hukum yang ada, maka dipisahkan oleh hakim untuk menjalani
hukuman (Dirjosworo, 1992). Menurut UU No. 12 Tahun 1995 tentang
pemasyarakatan, narapidana adalah terpidana yang menjalani pidana hilang
kemerdekaan di Lembaga Pemasyarakatan.
Terabaikannya pemenuhan hak-hak dasar Warga Binaan Pemasyarakatan
(WBP), baik yang tercantum dalam UU No. 12 tahun 1995, yang didalamnya juga
mencamtumkan 10 prinsip pemasyarakatan, kemudian beberapa hukum
internasional seperti Konvensi Hak-hak Sipil dan Politik, Konvensi menentang
penyiksaan dan perlakuan lain yang kejam, tidak manusiawi dan merendahkan
martabat manusia, bahkan Perserikatan Bangsa-Bangsa pada tahun 1955 telah
mengeluarkan Standard Minimum Rules for Treatment of Prisoners atau
Peraturan-Peraturan Standar Minimum bagi Perlakuan terhadap Narapidana.
Tidak dipenuhinya secara ideal hak-hak narapidana ini sesungguhnya merupakan
efek kesekian dari begitu kompleksnya masalah yang ada dalam lembaga
pemasyarakatan (Manting, L,2007).
Dari data Direktorat Bina Narapidana dan Pelayanan Tahanan, terdapat
142.315 orang Warga Binaan Pemasyarakatan yang ada di Lapas maupun Rutan
di Indonesia. Jumlah ini menunjukkan bahwa narapidana yang ada di Indonesia
sangat banyak.
Upaya yang dilakukan untuk pembinaan narapidana yaitu kegiatan
PORSENPIN (Pekan Olahraga dan Seni Narapidana Nasional). Kegiatan ini
bertujuan untuk mengubah presepsi negatif masyarakat terhadap narapidana
karena selama ini narapidana dianggap sebagai seorang yang menakutkan dan
dipandang rendah oleh masyarakat sehingga diperlukan suatu cara agar
narapidana tidak direndahkan atau dikucilkan karena narapidana juga bagian dari
masyarakat Indonesia. Selain itu kegiatan ini juga bertujuan untuk menunjukkan
bakat dan kemampuan yang dimiliki narapidana dengan tujuan mengubah sudut
pandang masyarakat melalui sisi positif yang dimliki narapidana agar dapat
diterima oleh masyarakat.
1
Narapidana adalah manusia yang juga memiliki potensi yang dapat
dikembangkan ke arah yang positif menjadi lebih produktif dan lebih baik dari
sebelumnya. Setelah keluar dari Lembaga Pemasyarakatan, diharapkan narapida
dapat hidup didalam masyarakat secara baik dan bertanggung jawab. Sehubungan
dengan hal ini, maka diperlukan upaya untuk meningkatkan kemampuan
narapidana agar dapat melaksanakan fungsinya dalam kehidupan.
Upaya yang dilakukan yaitu kegiatan PORSENPIN (Pekan Olahraga dan
Seni Narapidana). Kegiatan ini bertujuan untuk mengeksplor skills yang dimiliki
narapidana sehingga dapat menumbuhkan rasa percaya diri setelah keluar dari
penjara dan tidak dikucilkan saat berada di masyarakat umum.
Undang-Undang No. 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional
mengamanatkan bahwa tujuan keolahragaan nasional adalah memelihara dan
meningkatkan kesehatan, kebugaran, prestasi, kualitas manusia, menanamkan
nilai moral dan akhlak mulia, sportivitas, disiplin, mempererat, dan membina
persatuan dan kesatuan bangsa, memperkukuh ketahanan nasional, mengangkat
harkat, martabat, dan kehormatan bangsa. Lebih lanjut, undang-undang tersebut
memberikan
perhatian
terhadap
pentingnya
nilai-nilai
olahraga
untuk
meningkatkan kesejahteraan individu, kelompok, atau masyarakat yang perlu
ditumbuhkembangkan melalui proses yang terencana dan sistematik demi
mencapai kualitas hasil yang berkelanjutan. Selain itu, kegiatan kesenian
dimaksudkan untuk membina dan mengasah bakat-bakat seni narapidana,
sehingga mereka dapat menyalurkan bakat seni yang mereka miliki dan dapat
diterima oleh masyarakat setelah keluar dari penjara.
Tujuan
Kegiatan PORSENPIN narapidana dapat menunjukkan sisi positif melalui
bakat-bakat yang mereka miliki sehingga dapat mengubah persepsi negatif
masyarakat terhadap narapidana serta masyarakat dapat menerima kembali
narapidana dengan baik setelah keluar dari penjara.
2
Manfaat
Manfaat yang diperoleh dari kegiatan PORSENPIN (Pekan Olah Raga dan
Seni Narapidana Nasional) adalah:
1. Manfaat bagi narapidana yaitu menambah rasa percaya diri serta memiliki
tanggung jawab yang tinggi setelah keluar dari Lembaga Pemasyarakatan;
2. Manfaat bagi masyarakat yaitu dapat menjadi sarana pembelajaran bagi
masyarakat bahwa narapidana juga manusia yang tidak lepas dari
kesalahan dan pantas untuk mendapatkan kesempatan kedua untuk hidup
bermasyarakat;
3. Manfaat bagi bangsa Indonesia yaitu tindakan kriminalitas yang ada di
Indonesia dapat menurun dengan adanya kegiatan ini karena narapidana
sudah mendapatkan pembelajaran dari segi moral dan sosial.
GAGASAN
Kondisi Kekinian
Kondisi kebebasan menentukan kehendak (deprivation of autonomy) dan
kehilangan rasa aman (deprivation of security). Kondisi ini diperparah dengan
derita dengan tidak mendapatkan kesempatan yang sama diluar, hal demikian
dapat membentuk dekonstruktif bagi kondisi kejiwaan seseorang narapidana.
Pemasyarakatan itu sendiri sebagai sebuah proses Reintegrasi sosial.
Beranjak dari pemikiran diatas nampaknya usaha-usaha pembinaan yang
dilakukan dengan tujuan mengurangi dampak negatif dari narapidana. Salah
satunya adalah dengan mengadakan kegiatan Pertandingan Olahraga dan Seni
antar warga binaan pemasyarakatan yang digelar setidak-tidaknya setiap tahun
sekali dihampir seluruh Lapas dan Rutan di Indonesia untuk memperingati “Hari
Bhakti Pemasyarakatan” yang jatuh tanggal 27 april. Selain itu kegiatan
pertandingan olahraga dan seni ini juga digunakan sebagai upaya untuk lebih
meningkatkan
potensi-potensi
warga
binaan
pemasyarakatan
(Warta
Pemasyarakatan No.25 tahun VIII-Juni 2007).
3
Solusi yang Pernah Ditawarkan Sebelumnya
Pekan Olahraga dan Seni Narapidana setiap tahunnya sudah dilaksanakan
di Lembaga Pemasyarakatan disetiap daerah Lembaga Pemasyarakatan. Hal itu
dilakukan untuk memperingati “Hari Bhakti Pemasyarakatan” sebagai bentuk
apresiasi Lembaga Pemasyarakatan terhadap narapidana. Prestasi olahraga tak
hanya monopoli para atlet. Narapidana yang terampas kebebasanpun berhak
menyicipinya. Seperti yang dilakukan Kementerian Hukum dan Hak Asasi
Manusia Kantor Wilayah Jawa Timur dengan menyelenggarakan Pekan Olahraga
dan Seni Narapidana, sebanyak 273 atlet narapidana dari 37 lembaga
pemasyarakatan unjuk diri. "Hadiah utama piala bergilir Menteri hukum dan
HAM," kata ketua panitia Porsenap yang juga kepala Lembaga Pemasyarakatan
Lowokwaru Malang, Widodo Joko Harjono.
Kepala kantor wilayah Kementerian Hukum dan HAM Jawa Timur,
Sihabuddin mengatakan Pekan Olahraga dan Seni ini menjadi tolok ukur
pembinaan narapidana. Seperti pembinaan keolahragaan, rohani dan sosial yang
diterapkan di masing-masing lembaga pemasyarakatan. "Berfungsi mengukur
pembinaan lembaga pemasyarakatan melalui prestasi olahraga, seni dan agama,"
ujarnya.
Kegiatan ini sekaligus menguji tingkat emosional para narapidana.
Lantaran sering kali saat bertanding terjadi persaingan dan gesekan emosi.
Pengendalian emosi, katanya, menjadi kunci dalam olahraga. Kegiatan ini juga
menjadi ajang sosialiasasi antar narapidana. "Mereka akan saling bercerita tentang
pelayanan kesehatan dan pola pembinaan antar lembaga pemasyarakatan,"
katanya (Widianto, 2010).
4
Gambar 1. Pekan Olahraga dan Seni Narapidana di Lapas Klas I Cipinang,
Jakarta
Gambar 2. Band pembukaan Pekan Olahraga, Seni dan MTQ Antar Narapidana
(Porsenap) se-Jabar 2012
Kehandalan Gagasan
Dari data Direktorat Bina Narapidana dan Pelayanan Tahanan, terdapat
142.315 orang Warga Binaan Pemasyarakatan yang ada di Lapas maupun Rutan
di Indonesia. Jumlah ini menunjukkan bahwa narapidana yang ada di Indonesia
sangat banyak. Oleh karena itu perlu adanya tindakan untuk narapidana yang ada
di Indonesia agar mereka tidak dipandang negatif oleh masyarakat. Salah satu
tindakannya adalah dengan mengadakan PORSENPIN (Pekan Olahraga dan Seni
Narapidana Nasional). Kegiatan ini bertujuan untuk mengubah pandangan negatif
masyarakat terhadap narapidana dengan cara menunjukkan bakat dan kemampuan
narapidana sebagai sisi positif yang dimiliki narapidana. Sehingga narapidana
tidak dipandang buruk oleh masyarakat setelah keluar. Selain itu tujuan
diadakannya
PORSENPIN
Pemasyarakatan
secara
adalah
Nasional
untuk
sebagai
memperingati
bentuk
Hari
apresiasi
Bhakti
Lembaga
Pemasyarakatan terhadap narapidana.
5
Pihak-pihak yang Terkait
Dalam pelaksanaannya, PKM-GT kami akan bekerja sama dengan pihakpihak terkait yaitu:
1. Pemerintah, dalam hal ini adalah Departemen Hukum dan HAM karena
keputusan apakah kegiatan PORSENPIN (Pekan Olahraga dan Seni
Narapidana Nasional) dapat terselenggara atau tidak harus mendapatkan
persetujuan dari departemen ini. Selain itu informasi-informasi mengenai
persyaratan kegiatan harus mendapat persetujuan dari Departemen Hukum
dan HAM agar tidak melanggar pasal-pasal yang sudah diatur;
2. Mahasiswa, dalam hal ini diharapkan dapat membantu untuk memberikan
sosialisasi kepada masyarakat. Agar kegiatan PORSENPIN dapat diterima
oleh masyarakat;
3. Masyarakat sebagai sumber informasi, karena opini dan masukan dari
masyarakat akan membuat kegiatan PORSENPIN dapat diterima oleh
masyarakat dan tujuan dari kegiatan PORSENPIN dapat tercapai yaitu
mengubah presepsi negatif masyarakat terhadap narapidana.
Langkah-langkah Strategis yang dilakukan
Adapun langkah-langkah yang akan dilakukan dala kegiatan PORSENPIN yaitu:
a. Mengadakan
quisioner kepada masyarakat mengenai diadakannya
PORSENAP di tingkat nasional. Hal ini bertujuan untuk melihat
ketertarikan
masyarakat
tentang
kegiatan
PORSENPIN
sehingga
kompetisi ini dapat didukung dan dapat diterima oleh masyarakat.
b. Menampung opini masyarakat sebagai sumber informasi agar kegiatan
PORSENPIN ini dapat diterima oleh masyarakat sehingga tujuan utama
kegiatan ini dapat terwujud yaitu mengubah presepsi negatif masyarakat
terhadap narapidana.
c. Mencari informasi kepada petugas Lembaga Pemasyarakatan mengenai
diadakannya kompetisi PORSENPIN. Kegiaatan PORSENPIN tingkat
nasional pertama kali diadakan sehingga dibutuhkan informasi yang
lengkap dan jelas dari sumbernya dalam hal ini para pegawai LAPAS agar
6
kompetisi ini dapat berjalan dengan baik, lancar dan dapat di terima baik
dari narapidana ataupun dari masyarakat.
d. Mengajukan usulan kepada Departemen Hukum dan HAM mengenai
diadakannya PORSENPIN. Dengan membawa bukti-bukti yang sudah
terkumpul berupa informasi, opini, quisioner dan dukungan dari
masyarakat maupun pegawai LAPAS serta menunjukkan sisi positif
mengenai terselenggaranya kegiatan PORSENPIN ini maka kami meminta
agar kegiatan PORSENPIN ini dapat terselenggara sehingga tujuan dari
kegiatan ini dapat tercapai.
e. Memberikan
sosialisasi
kepada
masyarakat
tentang
diadakannya
PORSENPIN. Hal ini bertujuan untuk memberikan pandangan kepada
Masyarakat tentang kompetisi ini agar masyarakat dapat melihat sisi
positif dari narapidana melalui bakat dan kemampuannya sehingga
narapidana dapat diterima dimasyarakat.
f. Terselenggaranya kegiatan PORSENPIN secara langsung dan melalui
media televisi, masyarakat dapat melihat secara langsung sisi positif dari
narapidana melalui diadakannya kegiatan PORSENPIN dan menilai secara
langsung bakat dan kemampuan narapidana dalam berkompetisi.
g. Masyarakat merubah pandangan negatif menjadi positif setelah melihat
bakat dan kemampuan narapidana. Sehingga narapidana dapat di terima
kembali oleh masyarakat. Itulah tujuan akhir dari diadakannya kegiatan
PORSENPIN secara nasional.
7
Masyarakat merubah
pandangan negatif menjadi
positif setelah melihat
bakat dan kemampuan
narapidana. Sehingga
narapidana dapat diterima
kembali oleh masyarakat
Membuat quisioner
mengenai
diadakannya
PORSENPIN
Menampung opini
masyarakat
mengenai
PORSENPIN
Mencari informasi dan
sumber tentang Pekan Olah
Raga dan Seni dari Lembaga
Pemasyarakatan
Mengajukan usulan
kepada Departemen
Hukum dan HAM
mengenai PORSENPIN
Penyelenggaraan
kegiatan PORSENPIN
Secara langsung dan
media televisi
Memberikan sosialisasi
mengenai kegiatan
PORSENPIN
Gambar 3. Diagaram alir proses PORSENPIN (Pekan Olahraga dan Seni
Narapidan Nasional)
KESIMPULAN
Narapidana merupakan seseorang yang berhak untuk mendapatkan
kesempatan kedua setelah mereka keluar dari Lembaga Pemasyarakatan. Dengan
adanya PORSENPIN pandangan negatif masyarakat terhadap narapidana dapat
berubah. Bakat dan kemampuan narapidana adalah sisi positif yang dimiliki
narapidana untuk bisa merubah presepsi negatif masyarakat.
8
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2007. Warta Pemasyarakatan No.25 Tahun VIII-Juni 2007 [Diakses
pada tanggal 15 Maret 2014].
Anonim. 2014. Upacara Pembukaan PORSENAP Tahun 2014. http://UPACARA
PEMBUKAAN PORSENAP TAHUN 2014- Kanwil Kementerian Hukum
dan Hak Asasi Manusia DKI Jakarta.htm [Diakses pada tanggal 11 Maret
2014].
Manting, L. 2007. Buku Lembaga Pemasyarakatan dalam Perspektip Sistem
Peradilan Pidana. Penerbit; Jakarta: Kemitraan.
Undang – undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan.
Widianto, E. 2010. Lomba Olahraga dan Seni. http:// Lomba Olah Raga dan Seni
Narapidana Digelar di Lowokwaru-nusa-Tempo.co.htm [Diakses pada
tanggal 11 Maret 2014].
Yulian, T.K. 2012. Elpaska Band Lapas Sukamiskin Launching Album Perdana.
http//detik News
Elpaska Band Lapas Sukamiskin Launching Album
Perdana.html [Diakses pada tanggal 13 Maret 2014].
9
Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota
Biodata Ketua
Identitas Diri
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Nama Lengkap
Jenis Kelamin
Program Studi
NIM
Tempat dan Tanggal Lahir
Nomor Telepon/HP
Febri Anggih Setiawan
Laki-laki
Teknik Mesin
111910101090
16 Februari 1992
Febri_anggihsetiawan@gmail.com
08563028509
Riwayat Pendidikan
Nama Institusi
Jurusan
Tahun MasukLulus
SD
SDN Klurak
SMP
SMPN Candi
1998-2004
2004-2007
SMA
SMAN 3 Sidoarjo
IPA
2007-2010
Penghargaan dalam 10 tahun terakhir
No.
1.
Jenis Penghargaan
Institusi Pemberi
Penghargaan
Lomba medspin kedokteran tahun Fakultas
Kedoketeran UNAIR
2009 tingkat 5 besar nasional
Tahun
2009/2010
2.
Lomba voly tahun 2009 juara 3 se- Universitas Kristen
Petra
gerbang kertasusila
2009/2010
3.
Lomba futsal tahun 2011 juar 2 Fakultas Teknologi
Pertanian Uiversitas
antar fakultas pnyelenggara UKM
Jember
O Sahara FTP UJ
2011/2012
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Hibah Program Kreativitas Mahasiswa bidang
Pengabdian Masyarakat .
Jember, 28 Maret 2014
Pengusul,
Febri Anggih Setiawan
10
2. Biodata Anggota 1
Identitas Diri
1
2
3
4
5
6
7
Nama Lengkap
Jenis Kelamin
Program Studi
NIM
Tempat dan Tanggal Lahir
Nomor Telepon/HP
Akita Ayu Nadifah
Perempuan
Teknologi Hasil Pertanian
111710101089
Probolinggo, 10 Mei 1993
akita_ayu@yahoo.co.id
082331100465
Riwayat Pendidikan
Nama Institusi
Jurusan
Tahun MasukLulus
SD
SDN 1 Bantaran
SMP
MTS Unggulan
Tunas Bangsa
1999-2005
2005-2008
SMA
SMAN 2
Probolinggo
IPA
2008-2011
Penghargaan dalam 10 tahun terakhir
No.
1
2
3
Jenis Penghargaan
Juara 1 seni drama
tetembangan se kota
Probolinggo
5 Penyaji terbaik seni drama
tetembangan tingkat provinsi
Penerima Hibah PKM M
Institusi Pemberi
Penghargaan
Kota Probolinggo
Provinsi Jawa
Timur
Dikti
Tahun
2009/2010
2009/2010
2013/2014
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Hibah Program Kreativitas Mahasiswa bidang
Pengabdian Masyarakat .
Jember, 28 Maret 2014
Pengusul,
Akita Ayu Nadifah
11
3. Biodata Anggota 2
Identitas Diri
1
2
3
4
5
6
7
Nama Lengkap
Jenis Kelamin
Program Studi
NIM
Tempat dan Tanggal Lahir
Nomor Telepon/HP
Gustiviani Annisa Berlianti
Perempuan
Teknologi Hasil Pertanian
131710101071
29 Agustus 1994
gustiviani@yahoo.com
087742155313
Riwayat Pendidikan
SD
Nama Institusi
SDN 1 Gending
SMP
SMA
SMPN 1
SMAN 2
Probolinggo
Probolinggo
Jurusan
IPA
Tahun Masuk-Lulus
2000-2006
2006-2009
2009-2012
Penghargaan dalam 10 tahun terakhir
No.
1
2
3
Jenis Penghargaan
-
Institusi Pemberi
Penghargaan
-
Tahun
-
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Hibah Program Kreativitas Mahasiswa bidang
Pengabdian Masyarakat .
Jember, 28 Maret 2014
Pengusul,
Gustiviani Annisa Berlianti
12
Lampiran 2
Susunan Organisasi Tim dan Pembagian Tugas
SUSUNAN ORGANISASI
Ketua
Febri Anggih Setiawan
Bagian Editor
Akita Ayu Nadifah
Bagian Keuangan
Guntiviani Anisa Berlianti
Pada penulisan PKM GT tentang kegiatan Pekan Olahraga dan Seni Narapidana
dibutuhkan sumber daya manusia yang sesuai untuk ditempatkan pada beberapa
posisi. Penentuan posisi ini didasarkan pada kemampuan yang dimiliki oleh
sumber daya manusia yang ada. Susunan organisasi dalam penulisan PKM GT
yaitu:
1. Ketua bertugas melakukan koordinasi pada anggotanya yang berkaitan
dengan semua kegiatan penulisan kegiatan Pekan Olahraga dan Seni
Narapidana;
2. Bagian editor bertugas mengoreksi kembali dan memperbaiki tatacara
serta format penulisan gagasan secara benar;
3. Bagian keuangan bertanggungjawab atas segala kegiatan yang berupa
pengolahan administrasi.
13