Jurnal Pengelolaan persediaan menggunkan fungsi
PENGELOLAAN PERSEDIAAN BARANG SUKU CADANG (SPARE PARTS) PADA GUDANG PT. SEMEN PADANG
Prima Fithri, MT 1) , Yogi Berlian 2)
1) Dosen Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Andalas
2) Mahasiswa Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Andalas Fakultas Teknik Universitas Andalas, Kampus Limau Manis, Padang
Abstrak
Persediaan merupakan bagian yang penting dalam sebuah perusahaan karena perusahaan harus dapat memastikan ketersediaan inventory yang siap digunakan pada waktu dibutuhkan tetapi dengan tetap memperhatikan aspek biaya inventory. Inventory yang terlalu banyak akan memakan biaya yang besar dan menimbulkan nilai susut barang tersebut. Namun jika inventory tersedia dalam jumlah yang terlalu minimum, perusahaan akan kesulitan dalam memenuhi permintaan yang mendadak. Maka, setiap perusahaan industri harus memiliki kebijakan dalam mengendalikan inventory pada kondisi yang optimal. Pengelompokkan inventory dilakukan dengan menggunakan analisis ABC yang membagi persediaan ke dalam tiga kelas menurut frekuensi pemakaiannya dan jumlah material. Berdasarkan kelas-kelas tersebut kemudian dapat dilakukan pengendalian terhadap persediaan dengan tingkat pengawasan yang berbeda-beda untuk masing-masing kelas. Lalu dilakukan peramalan terhadap beberapa jenis barang suku cadang yaitu Filter Bag dengan menggunakan metode- metode peramalan. Peramalan permintaan / pengeluaran Filter Bag dilakukan dengan menggunakan metode Moving Average, metode Exponential Smoothing, metode Exponential,dan metode Kuadratis.
Kata Kunci: klasifikasi ABC, inventory, peramalan.
Abstract
Inventory is an important part of a company because the company must be able to ensure the availability of inventory that is ready for use in times of need, but with due regard to aspects of inventory costs. Inventory that is too much to be costly and cause shrinkage value of the goods. However, if inventory is available in minimum quantities too, the company will have difficulty in meeting the demand suddenly. Then, every industrial company should have a policy in controlling inventory at optimal conditions. Grouping inventory is done by using the ABC analysis devides inventory into three classes according to the frequency of application and amount of material. Based on these classes can then be carried out with a level of control over inventory control different for each class. Then do forecasting for some types of goods, namely spare parts Filter Bag by using the methods of forecasting. Forecasting demand / expenditure Filter Bag is done by using Moving Average, Exponential Smoothing method, method exponential, and quadratic method.
Keywords : ABC classification, inventory, forecasting.
terhadap IPTEK membuat semakin meningkatnya persaingan didunia Bagian ini menjelaskan mengenai latar terutama dalam dunia industri. Hal ini menjadi belakang, tujuan pelaksanaan, dana batasan- tantangan
1. Pendahuluan
penguasaan
dunia industri dalam batasan dalam melaksanakan Kerja Praktek.
bagi
menjalankan pekerjanya, sehingga dunia industri dituntut dapat menyesuaikan diri
1.1 Latar Belakang Kerja Praktek
dengan segala perkembangan yang ada. Penggunaan Sumber Daya Manusia (SDM)
Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan yang berkompeten dan berkualitas yang Teknologi (IPTEK) di era globalisasi seperti didukung dengan penguasaan teknologi yang sekarang ini berlangsung dengan sangat handal, diharapkan mampu membuat dunia cepat,
dengan semakin meningkatnya industri di Indonesia dapat bersaing secara dengan semakin meningkatnya industri di Indonesia dapat bersaing secara
perekonomian bangsa. Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan
Tujuan dari pelaksanaan Kerja Praktek gambaran tentang kesiapan suatu bangsa di yang ingin dicapai antara lain :
salah satu
gambaran umum global yang bergerak secara dinamis.
dalam menghadapi perkembangan dunia 1. Mengetahui
perusahaan PT Semen Padang, seperti : sejarah perusahaan, badan Mahasiswa sebagai salah satu sumber
hukum, stuktur organisasi, produk daya manusia (SDM) yang akan memasuki
yang dihasilkan, skala perusahaan dunia kerja atau dunia industri, dituntut untuk
dan lain-lain. memiliki kemampuan akan hal tersebut. Agar 2. Mengenal proses produksi semen
menjadi lulusan yang berdaya saing tinggi dan
Semen Padang dan berkompeten,
pada
PT
menambah ilmu pengetahuan serta diharapkan untuk tidak hanya mampu dari
tentunya
mahasiswa
keterampilan tentang dunia kerja segi kognitif, tetapi juga dari segi softskill.
sehingga mendapatkan pengalaman Perguruan tinggi yang menjadi media dalam
kerja secara nyata diperusahaan. menempa mahasiswa agar menjadi lulusan 3. Mahasiswa mampu mengidentifikasi
yang berkualitas tinggi, memberikan fasilitas masalah dan menerapkan keilmuan berupa
Teknik Industri dalam penyelesaian mengasah kemampuan kognitif dan softskill
masalah yang ada di PT. Semen mahasiswa tersebut. Salah satu kegiatan yang
Padang.
diadakan oleh perguruan tinggi adalah dengan adanya mata kuliah Kerja Praktek.
1.3 Batasan
Pelaksanaan Kerja
Praktek
Kerja Praktek merupakan salah satu mata kuliah wajib di perguruan tinggi,
Berdasarkan buku kerja praktek yang khususnya
Industri disusun oleh Majelis Dosen Jurusan Teknik Universitas Andalas. Melalui Kerja Praktek ini, Industri Fakultas Teknik Universitas Andalas, mahasiswa
di Jurusan
Teknik
menjadi batasan dalam penelitian di perusahaan-perusahaan atau di pelaksanaan kerja praktek ini adalah : instansi-instansi yang terkait dengan dunia 1. Mahasiswa telah mengambil dan industri. Selain itu, adanya Kerja Praktek ini,
dituntut
untuk
melakukan maka
yang
mengikuti mata kuliah dari semester maka diharapkan dapat menjadi wadah dalam
1 sampai dengan 6. menambah wawasan dan pengalaman yang 2. Kerja Praktek harus dilaksanakan di mungkin tidak didapat di perkuliahan.
perusahaan yang memenuhi syarat- syarat sebagai berikut :
a. Perusahaan harus berbadan dilakukanlah Kerja Praktek di PT Semen
Berdasarkan hal tersebut, maka
hukum.
Padang. PT Semen Padang yang merupakan
b. Perusahaan tempat salah satu dari perusahaan manufaktur besar
dilaksanakannya Kerja Praktek di Indonesia, memiliki beragam aktivitas yang
berskala menengah dan besar kompleks
untuk permasalahan-permasalahan. Permasalahan-
dan tentunya
menghadapi
(Panduan
mengklasifikasikan industri permasalahan yang ada di PT Semen Padang
terdapat pada UU No.20 tahun muncul dari banyak aspek, salah satunya yaitu
dari aspek inventory yang merupakan aspek
c. Berdasarkan jenis olahannya, penting di perusahaan ini. Aspek inventory ini
Kerja Praktek dapat dilakukan ditangani oleh salah satu biro di PT Semen
pada industri : Padang, yaitu Biro Pengelolaan Persediaan.
1) Industri berbasis hasil Permasalahan-permasalahan terkait dengan
pertanian. inventory nantinya akan dianalisis dan
2) Industri berbasil hasil diberikan pemecahan masalah pada laporan
kehutanan. Kerja Praktek ini.
3) Industri farmasi dan jamu tradisionil.
4) Industri pertambangan dan bahan galian.
5) Industri berbasis petroleum (minyak bumi dan gas).
6) Industri besi baja.
7) Industri otomotif dan alat angkut.
8) Industri telematika dan 1945. Pengambilalihan pabrik ini membuat elektronik.
pabrik berganti nama menjadi Kilang Semen
9) Industri tekstil. Indarung. Akan tetapi, hanya berselang 2
10) Industri kimia. tahun dari pengambilalihan yakni pada tahun
11) Industri batu mulia dan 1947, terjadi Agresi Militer 1 Belanda yang perhiasan.
menyebabkan
pabrik
berhasil dikuasai
12) Industri bahan bangunan.
kembali oleh Belanda.
Tahun 1958 NV Padang Portland Cement Maatschappij (NV PPCM) berhasil Bab ini berisikan mengenai gambaran dinasionalisasikan dan selanjutnya ditangani umum dari PT Semen Padang meliputi sejarah oleh Badan Pengelola Perusahaan Industri dan perusahaan,
2. Gambaran Umum Perusahaan
proses Tambang (BAPPIT) Pusat. Selanjutnya pabrik produksi
profil
perusahaan,
transformasi pengembangan organisasi di PT. Semen Padang.
perusahaan,
serta
struktur melakukan
kapasitas pabrik dari teknologi proses basah menjadi proses kering dengan dibangunnya
2.1 Sejarah Perusahaan
pabrik Indarung II, III, dan IV. Setelah tiga tahun dikelola oleh BAPPIT Pusat, berdasarkan
Padang Peraturan Pemerintah No. 135 tahun 1961 dahulunya dicetuskan oleh seorang perwira status perusahaan diubah menjadi PN Belanda
Pendirian PT
Semen
yang (Perusahaan Negara). Selanjutnya, pada bernama Ir. Carl Christophus Lau. Berawal tahun 1971 melalui Peraturan Pemerintah No. ketika pada tahun 1896, Lau tertarik dengan
berkebangsaan
Jerman
7 ditetapkan bahwa status Semen Padang batu-batuan yang ada di bukit Karang Putih menjadi PT Persero yang modal seluruhnya dan
Lau dikuasai oleh Pemerintah Republik Indonesia membuatnya mengirim batu-batuan tersebut dengan Akta Notaris No. 5 tanggal 4 Juli 1972. ke Belanda. Berdasarkan hasil penelitian, ternyata batu-batu tersebut dapat dijadikan
Bukit Ngalau.
Ketertarikan
Pada tengah perkembangan Pabrik bahan
pemerintah mengalihkan mendorong Lau pada tanggal 25 Januari 1907 kepemilikan sahamnya di PT Semen Padang untuk mengajukan
baku semen.
Hal
inilah
yang Indarung
V,
permohonan kepada ke PT Semen Gresik (Persero) Tbk yakni Hindia Belanda agar dapat mendirikan pabrik tepatnya pada tahun 1995. Pada saat ini, semen di Indarung. Permohonan Lau pun pemegang saham perusahaan adalah PT disetujui pada tanggal 16 Agustus 1907.
(Persero) Tbk dengan kepemilikan saham sebesar 99,99% dan Demi
Semen
Gresik
mewujudkan keinginannya Koperasi Keluarga Besar Semen Padang mendirikan pabrik semen, Lau bekerja sama dengan saham sebesar 0,01 %. PT Semen dengan beberapa perusahaan seperti Fa. Gresik (Persero) Tbk sendiri sahamnya dimiliki Gebroeders Veth, Fa. Dunlop, Fa. Yarman & mayoritas oleh Pemerintah Republik Indonesia Soon serta pihak swasta lainnya. Hingga sebesar 51,01% sedangkan pemegang saham akhirnya, pada tanggal 18 Maret 1910 lainnya sebesar 48,09% dimiliki publik. PT berdirilah NV Nederlandesch Indische Portland Semen Gresik (Persero) Tbk. merupakan Cement Maatschappij (NV NIPCM) dengan perusahaan yang sahamnya tercatat di Bursa akte notaris Johanes Piede Smidth di Efek Indonesia. Hingga pada akhirnya, Amsterdam. NC NIPCM mulai beroperasi pada pemerintah
memutuskan melakukan tahun 1913 dengan kapasitas 22.900 ton konsolidasi atas tiga pabrik milik pemerintah pertahun dan pada tahun 1939 pabrik ini yaitu : PT Semen Padang, PT Semen Gresik pernah mencapai produksi tertinggi, yaitu dan PT Semen Tonasa yang terealisasi pada sebanyak 172.000 ton. Produksi tersebut tanggal 15 September 1995 menjadi Semen merupakan produksi yang tertinggi pada saat Gresik Grup (SGG). Keputusan pemerintah ini itu.
dilakukan bermula adanya surat Menteri Keuangan
Indonesia No. S- Namun, perjalanan karier NV NIPCM 326/MK.016/1995 tanggal 05 Juni 1995, tidak berjalan lancar. Tahun 1942 – 1945, sehingga saat ini PT Semen Padang berada pabrik NV NIPCM ini diambil alih oleh dibawah PT Semen Gresik Tbk (Semen Gresik manajemen Asani Cement, Jepang, ketika Group). Jepang menjajah Indonesia. Untunglah, pada akhirnya pabrik berhasil diambil kembali oleh karyawan
Republik
yang selanjutnya
diserahkan
kepada pemerintah Republik Indonesia yakni pada saat kemerdekaan Indonesia tahun kepada pemerintah Republik Indonesia yakni pada saat kemerdekaan Indonesia tahun
Selama perkembangannya, logo PT
mengembangkan dan masa ke masa. Adapun sejarah perubahan
mensinergikan sumber daya logo PT Semen Padang dapat dilihat pada
perusahaan yang berwawasan Gambar 1.
dan lingkungan.
e. Meningkatkan nilai perusahaan
secara
berkelanjutan dan memberikan yang terbaik kepada stakeholder.
2.3 Lokasi
dan
Kapasitas Pabrik
Semen Padang
Lokasi yang tepat tentunya dapat menghemat biaya dalam berproduksi dan menaikkan daya guna. Sama halnya dengan PT Semen Padang yang menempatkan
Gambar 1. Sejarah Perubahan Logo PT pabriknya dekat dengan sumber daya yakni Semen Padang.
terletak di Kelurahan Indarung, Kecamatan Lubuk
Kilangan,
Kotamadya Padang,
2.2 Visi dan Misi Perusahaan
Sumatera Barat, berjarak 15 km ke arah timur pusat kota Padang. Lokasi pabrik berada pada
PT Semen Padang dalam menjalankan ketinggian sekitar 200 m di atas permukaan perusahaannya, tentunya mempunyai visi dan laut. Faktor-faktor lain yang mendasarkan misi demi tercapainya tujuan perusahaan. pemilihan lokasi ini antara lain:
Adapun visi dan misi PT Semen Padang adalah 1. Ketersediaan Bahan Baku sebagai berikut :
2. Daerah Pemasaran
1. Visi
3. Sarana Transportasi Menjadi perusahaan persemenan yang 4. Tenaga Kerja
andal, unggul
dan
berwawasan 5. Ketersediaan Tenaga Listrik lingkungan di Indonesia bagian barat 6. Ketersediaan Air
dan Asia Tenggara.
a. Andal Saat sekarang ini, PT Semen Padang Mampu memenuhi kebutuhan telah memiliki 5 unit pabrik, yaitu unit pabrik
pelanggan secara konsisten baik Indarung I, II, III, IV, dan V, yang mana dari segi
kuantitas maupun seluruh unit pabrik ini berada dalam satu kualitas.
lokasi yang cukup berdekatan. Meskipun PT
b. Unggul Semen Padang telah memiliki 5 unit pabrik Menguasai pasar utama Pulau yang ada, namun hanya 4 unit yang masih
Sumatera dengan market share aktif yaitu Pabrik Indarung II, III, IV, dan V. sekitar 50%.
Hal ini didasarkan atas pertimbangan efisiensi
c. Berwawasan Lingkungan dan polusi, karena pabrik ini beroperasi Ramah
(meraih dengan proses basah. Maka, total kapasitas Proper Hijau mulai 2012) dan produksi PT Semen Padang saat ini adalah tanggung jawab sosial serta sebagai berikut : pemenuhan
lingkungan
& 1. Pabrik Indarung II : 660.000 ton / perundangan yang berlaku.
peraturan
tahun (Proses Kering)
b. Misi
2. Pabrik Indarung III : 660.000 ton /
a. Memproduksi
dan
tahun (Proses Kering) memperdagangkan semen serta 3. Pabrik Indarung IV : 1.620.000 ton /
tahun (Proses Kering) berorientasi kepada kepuasan 4. Pabrik Indarung V : 2.300.000 ton /
pelanggan. tahun (Proses Kering)
b. Mengembangkan
Adapun pabrik-pabrik yang dimiliki PT. berintegritas tinggi.
profesional
dan
Semen Padang dapat dilihat pada Gambar 1
c. Meningkatkan kemampuan sampai Gambar 5 sebagai berikut : rekayasa dan engineering untuk mengembangkan industri semen nasional.
memerlukan kekuatan awal yang tinggi. Bentuk dari Semen Portland Type I dalam kemasan dapat dilihat pada Gambar 6.
Gambar 2. Pabrik Indarung I
Gambar 6. Semen Portland Type I
2. Semen Portland Type II (Moderate Sulphate Resistance) Semen Portland Type II ini telah
memenuhi SNI 15-2049-2004 dan ASTM C 150-07. Semen ini digunakan untuk keperluan
Gambar 3. Pabrik Indarung II dan III konstruksi bangunan yang terbuat dari beton massa
memerlukan persyaratan ketahanan terhadap sulfat sedang yaitu terhadap air tanah yang mengandung sulfat antara 0,08 - 0,17 % atau yang dinyatakan
yang
mengandung SO 3 + 125 ppm. Bentuk dari Semen Portland Type II dalam kemasan dapat dilihat pada Gambar 7.
Gambar 4. Pabrik Indarung IV
Gambar 7. Semen Portland Type II
3. Semen Portland Type III (High Early
Gambar 5. Pabrik Indarung V Strength Cement) Semen Portland Type III ini telah
2.4 Produk Perusahaan
memenuhi SNI 15-2049-2004 dan ASTM C 150-07. Semen Type III ini digunakan untuk
yang memerlukan yang dihasilkan PT Semen Padang, yaitu :
Adapun tipe jenis untuk produk semen keperluan
konstruksi
kekuatan awal yang tinggi pada fase permulaan setelah pengikatan terjadi. Bentuk
1. Semen Portland Type I (Ordinary dari Semen Portland Type III dalam kemasan Portland Cement)
dapat dilihat pada Gambar 8. Semen Portland Type I ini telah
memenuhi SNI 15-2049-2004, ASTM C 150-
07, BS 12-1996, dan JISR5210-1981. Semen tipe ini digunakan untuk keperluan konstruksi umum yang tidak memerlukan persyaratan khusus terhadap panas hidrasi dan kekuatan tekan awal. Semen jenis ini lebih tepat digunakan
pada tanah
dan air
yang
mengandung sulfat 0,0% - 0,10%. Gambar 8. Semen Portland Type III
Beberapa kelebihan yang dimiliki 4. Semen Portland Type V semen tipe ini, yakni tidak memerlukan
Semen Portland Type V ini telah ketahanan
memerlukan memenuhi SNI 15-2049-2004 dan ASTM C persyaratan
tidak 150-07. Semen ini cocok dipakai untuk
konstruksi
bangunan
yang memerlukan yang memerlukan
Semen Portland Komposit (PCC) telah (mengandung SO 3 125 - 250 ppm). Bentuk memenuhi SNI 15 – 7064 – 2004. Semen PCC dari Semen Portland Type V dalam kemasan cocok
bahan pengikat dan dapat dilihat pada Gambar 9.
untuk
direkomendasikan
untuk penggunaan keperluan konstruksi umum dan bahan bangunan. Kegunaan dari Semen PCC ini, yakni digunakan untuk konstruksi umum untuk semua mutu beton, struktur bangunan bertingkat, struktur jembatan, struktur jalan beton, bahan bangunan, beton pratekan dan pracetak, pasangan bata, plesteran dan acian, panel beton, paving block, hollow brick,
Gambar 9. Semen Portland Type V batako, genteng, polongan, ubin dll. Bentuk dari Portland Composite Cement (PCC) dalam
5. Super Masonry Cement kemasan dapat dilihat pada Gambar 12. Semen Super Masonry ini telah memenuhi SNI 15-3500-2004 dan ASTM C 91 - 05 Type M. Semen ini cocok digunakan untuk bahan pengikat dan direkomendasikan untuk penggunaan konstruksi ringan (K < 225 kg/cm2 atau fc setinggi - tingginya 20 mpa), pembuatan bahan bangunan (hollow brick, batako, paving block, genteng, polongan, ubin
Gambar 12. Portland Composite Cement pembangunan bangunan RS & RSS, plesteran,
dll). Semen type
dan acian, bentuk dari Semen Super Masonry 8. Super Portland Pozzolan Cement (PPC) dalam kemasan dapat dilihat pada Gambar
Semen Portland Pozzolan (PPC) ini
10. telah memenuhi SNI 15-0302-2004 dan ASTM
C 595 – 08. Jenis semen ini untuk konstruksi umum dan tahan terhadap sulfat dan panas
hidrasi sedang. Semen ini berguna untuk pembangunan perumahan, plesteran dan acian, bendungan, dam dan irigasi, bangunan tepi pantai dan daerah rawa/gambut, serta sebagai bahan bangunan seperti ; genteng, hollow brick, polongan, ubin, paving block, batako dll. Bentuk dari Super Portland
Gambar 10. Super Masonry Cement Pozzolan Cement dalam kemasan dapat dilihat pada Gambar 13.
6. Oil Well Cement, Class G-HSR (High Sulfate Resistance) Semen Oil Well Pemboran OWC (Kelas
G-HSR) ini telah memenuhi SNI 15-3044- 1992 dan API Spec. 10A-2002. Semen ini khusus dipakai untuk pembuatan sumur minyak bumi dan gas alam dengan konstruksi
sumur minyak di bawah permukaan laut dan Gambar 13. Super Portland Pozzolan bumi (lepas pantai). Bentuk dari Oil Well
Cement Cement,
Class G-HSR
(High
Sulfate
Resistance) dalam kemasan dapat dilihat pada 2.5 Bahan Baku dan Peralatan Pabrik
Gambar 11.
Bahan baku dan peralatan pabrik yang digunakan oleh PT. Semen Padang dijelaskan
sebagai berikut.
Gambar 11. Oil Well Cement, Class G-HSR
2.5.1 Bahan Baku
2.5.2 Peralatan Pabrik
Bahan baku pembuatan semen di PT. Definisi dari peralatan pabrik adalah Semen Padang terdiri dari bahan baku utama semua peralatan pabrik yang erat kaitannya dan bahan baku tambahan. Berikut ini akan dengan proses pembuatan semen, bila dijelaskan satu per satu bahan baku utama ditinjau dari fungsinya, maka peralatan dalam pembuatan semen yaitu :
pabrik dapat dibagi menjadi beberapa
1. Batu Kapur
kelompok antar lain :
Batu kapur
merupakan
sumber 1. Peralatan Pemecah Material Kalsium Oksida (CaO) dan Kalsium Peralatan pemecah material terdiri
dari “crusher, fungsinya adalah untuk diambil dari bukit Karang Putih.
Karbonat (CaCO 3 ). Batu kapur ini
memperkecil dimensi material sesuai
2. Batu Silika dengan yang dikehendaki. Misalnya Material
pada areal penambangan dimana
batu kapur hasil peledakan Oksida (Al 2 O 3 ). Material ini ditambang
Silisium Oksida (SiO 2 ) dan Aluminium
diumpankan kedalam “crusher” di
sebelum transportasi kedalam pabrik traxcavator dan dibawa ke crusher
Bukit Ngalau
menggunakan
dengan kemampuan dengan wheel-loader atau dump truck
sesuai
penggilingan. dan kebutuhannya adalah sekitar 9- 2. Peralatan Penggilingan
10% dari kebutuhan bahan mentah. Tujuan penggilingan material adalah
3. Tanah Liat untuk memperbesar luas permukaan Tanah
benda padat, hal ini penting karena
Aluminium Oksida (AL 2 O 3 ) dan Iron
kecepatan
reaksi suatu padat
berbanding lurus memperbesar luas ditambang di sekitar pabrik (Bukit
Oksida (Fe 2 O 3 dan FeO). Tanah liat
permukaan benda padat. Kelompok Atas)
peralatan penggilingan ini adalah: menggunakan
a. Raw Mill
ditransportasikan dengan dump truck
raw mill adalah dan kebutuhannya adalah sekitar 8-
Fungsi
menghancurkan raw material 9% dari total kebutuhan.
(batu bara, batu silika, tanah
4. Pasir Besi merah dan pasir besi) sampai Pasir besi mempunyai oksida utama
pada tingkat kehalusan tertentu.
yang akan digiling hanya sekitar
berua Fe 2 O 3 yang kebutuhannya
Material
silinder (mill) dan kebutuhan bahan mentah. PT. Semen
1-2% dari
total
kedalam
berputar. Dengan adanya putaran Padang tidak memiliki area tambang
mill maka akan terjadi tumbukan pasir besi tapi membeli dari luar,
juga gesekan antara biasanya diambil dari PT Aneka
dan
material, grinding media tambang Cilacap.
sehingga material tersebut berubah dimensinya. Material Sementara yang menjadi bahan
hasil penggilingan pada raw mill tambahan dalam pembuatan semen di PT.
disebut raw mix. Semen Padang ini adalah :
b. Coal Mill
1. Gypsum Fungsi coal mill adalah untuk Semen dengan sifat tertentu dapat
menghancurkan batu bara diperoleh dengan memberikan bahan
perantara adanya tambahan berupa gypsum. Fungsi
dengan
grinding media, linier dan putaran gypsum adalah sebagai zat yang dapat
mill sampai mencapai kehalusan memperlambat proses pengerasan
tertentu.
awal dan ditambahkan pada saat
c. Kiln Mill
penggilingan akhir. Fungsi dari kiln mill adalah
2. Batu Bara
tempat pembakaran Di dalam pembuatan semen, batu
sebagai
material raw mix menjadi klinker bara digunakan sebagai bahan bakar
dengan bahan baku batu bara. pada Kiln Mill, baik pada pemanasan
Suhu pembakaran pada proses awal (preheater) maupun pada
ini mencapai 1450 O C. proses kiln itu sendiri. Batu bara yang
d. Cement Mill
digunakan diperoleh dari tambang Fungsi dari cement mill adalah batu bara Kabupaten Sawahlunto,
untuk melakukan penggilingan Sumatera Barat.
klinker dan gypsum.
3. Peralatan Transportasi
2.6 Proses Produksi Semen
Peralatan transportasi
merupakan
peralatan yang
Terdapat 2 metode dalam proses didalam proses pembuatan semen. pembuatan semen yang digunakan di PT. Ada beberapa macam alat transportasi Semen Padang, yaitu :
sangat
penting
material yang berada di PT. Semen 1. Proses Basah
Padang, antara lain : Digunakan di Pabrik Indarung I,
a. Belt Conveyor
sekarang sudah tidak Belt conveyor digunakan sebagai
namun
dioperasikan lagi, karena tingginya alat transportasi material menuju
biaya pengoperasian. raw mill, transportasi gypsum.
2. Proses Kering
b. Apron Conveyor Mulai diterapkan pada Pabrik Indarung Apron
II serta Pabrik Indarung III, IV dan V. sebagai alat transportasi material klinker menuju domesilo.
conveyor
digunakan
Pembuatan semen dengan proses
c. Alat Transportasi Udara Tekan kering di PT. Semen Padang meliputi 5 Alat transportasi udara tekan tahap, yaitu : digunakan
penyalur 1. Tahap Penambangan dan Penyiapan material raw mix. Alat ini tertutup
sebagai
Bahan Mentah
dan menyalurkan raw mix dengan Tahap ini terdiri atas : memanfaatkan kemiringan dan
a. Penyediaan Batu Kapur udara tekan yang keluar dari
Tahap-tahap penambangan batu bawah alat transport.
kapur ini adalah sebagai berikut :
d. Elevator Elevator digunakan pada proses
a) Shipping, yaitu pengupasan pengangkutan raw mix menuju
pembukaan lapisan silo raw mix dan pada proses
atau
kerak dari batu bukit karang pengangkutan raw mix menuju
sehingga diperoleh lapisan preheater.
batu kapur.
e. Peralatan Penangkap Debu
b) Borring, yaitu pengeboran Didalam
dengan menggunakan alat semen mulai dari penggilingan
proses
pembuatan
crawler drill dan drill master bahan mentah sampai dengan
dengan tenaga udara tekan penggilingan akhir selalu akan
dari kompresor. Pengeboran menimbulkan polusi debu, oleh
lubang berdiameter 5,5 inchi karena itu untuk menghilangkan
digunakan untuk polusi tersebut dan juga untuk
ini
menanamkan peledak. efisiensi
c) Blasting, yaitu proses peralatan pemisah, yaitu : jet
maka
diperlukan
peledakan dengan pulse filter,
menggunakan dinamit dan precipitator dan dedusting
electrostatic
bahan pencampur berupa cyclone.
amonium nitrat dan fuel oil
4. Ruang Kontrol (ANFO). Pabrik di PT. Semen Padang memiliki
d) Dozing, yaitu proses satu ruang control yang disebut
pengumpulan batu kapur Central Control Room (CCR). Ruangan
telah diledakkan ini berfungsi sebagai pemantau segala
yang
menggunakan dozer untuk kegiatan yang terjadi pada proses
selanjutnya produksi
ditransportasikan ke tempat kerusakan atau penurunan kinerja
penampungan alat, maka akan terlihat pada monitor
e) Crushing, yaitu memperkecil pengontrol, dan karyawan CCR akan
ukuran material sampai memberitahukan
ukuran yang dikehendaki. mengenai kerusakan tersebut.
ini langsung dilakukan
di arena penambangan.
b. Penyediaan Tanah Liat (Clay) Penambangan tanah liat hampir sama dengan penambangan batu kapur hanya saja tanpa proses pengeboran
dan peledakan.
Tahapannya adalah :
3. Tahap Pembakaran
a) Clearing Setelah melewati raw mill, selanjutnya
b) Stripping dilakukan pembakaran terhadap material.
c) Drigging dan Loading Tujuan utama proses pembakaran ini adalah
d) Hauling
untuk
reaksi kimia dan pembentukan senyawa diantara oksida-oksida
menghasilkan
2. Tahap Penggilingan dan Pencampuran yang
pada bahan mentah. Bahan Mentah
terdapat
Pembakaran ini dilakukan sampai mencapai Pada tahap ini bahan baku yang telah suhu maksimum 1450°C. Pada proses dipersiapkan dalam komposisi tertentu digiling pembakaran terjadi beberapa proses yaitu sampai mencapai kehalusan tertentu. Proses pengeringan
proses basah), ini
(untuk
Cara pemanasan awal (pre-heating), kalsinasi penggilingan ini ada dua yaitu; penggilingan (calcination), pemijaran (sintering), dan basah dan penggilingan kering hal inilah yang pendinginan (cooling). membedakan proses basah dan proses kering dalam pembuatan semen.
dilakukan dalam
raw
mill.
Proses pembakaran dilakukan dalam
a. Penggilingan Basah sebuah alat yang disebut kiln. Kiln ini Campuran bahan mentah digiling berbentuk silinder dengan diameter mencapai dalam
5 m dan panjang sampai 80 m dengan menambahkan air dalam jumlah kemiringan 3°. Kiln ini dilapisi dengan batu tertentu, biasanya 30%-40%. tahan api setinggi kurang lebih 20 cm karena Penggilingan dilakukan dengan sel hanya berupa baja biasa. Kiln ini berotasi grinding media, yaitu berupa selama pembakaran agar material terbakar bola-bola
berdiameter merata. Bahan bakar untuk pembakaran ini 30mm – 90mm. Mill itu berputar, adalah batu bara (coal) yang dijadikan serbuk maka terjadilah tumbukan antara (fine coal). Raw mill atau slurry yang telah grinding media dengan material. mengalami
baja
pemijaran di dalam kiln Campuran bahan mentah yang selanjutnya didinginkan di dalam cooler. telah menjadi cairan keluar dari Material yang keluar dari kiln disebut klinker raw mill disebut slurry. Agar (clincker)
dengan temperatur mencapai slurry yang
dihasilkan lebih 140°C.
dilakukan proses homogenizing 4. Tahap Penggilingan Akhir yaitu
Pada tahap ini klinker yang telah mekanik
mengaduknya
secara
dalam silo diumpankan udara
atau
menggunakan didinginkan
di
bak bersama gypsum ke dalam cement mill. Di penampungan.
tekan
dalam
dalam cement mill, klinker yang berukuran 1
b. Penggilingan Kering – 40 mm 3 digliling bersama gypsum sampai Pada proses ini material yang mencapai
tertentu dengan akan digiling dikeringkan lebih menggunakan grinding media dari bola-bola dahulu
kehalusan
material baja. Semen yang dihasilkan selanjutnya mengandung
sampai
air disimpan dalam silo semen untuk siap maksimum
kadar
diizinkan. dikantongkan atau ditransportasikan. Pengeringan
sebelum penggilingan (drying and 5. Tahap Pengantongan grinding) atau selama proses
Proses pengantongan dikelola oleh penggilingan
mentah Biro Pengantongan yang terdiri dari tiga (drying during grinding). Untuk bidang yaitu : Bidang Pengantongan Packing mengeringkan dipakai gas panas Plant Indarung, Bidang Pengantongan Teluk yang keluar dari kiln, gas buang Bayur dan Bidang Pemeliharaan Khusus. dari diesel atau gas panas dari Ada dua belas unit packer yaitu: 2 unit di alat
bahan
air Indarung I, 6 unit di Packing Plant Indarung generator.
bahan dan 4 unit di Teluk Bayur (1 unit merupakan mentah
Campuran
sebelumnya rotary packer dengan kapasitas 80 tph). mengandung 6 -11% air setelah Pengiriman semen ke Teluk Bayur penggilingan menjadi ± 0,8%. dilakukan dengan lokomotif KKW (PT. KA) Material bubuk ini lazim disebut dan dengan truk Wagon KKSP. raw mix (raw meal).
yang
proses produksi yang berlangsung di PT Semen Padang dapat dilihat pada Gambar 14.
Skema Skema
antar
departemen. Struktur
organisasi
Semen Padang sering mengalami perubahan sesuai dengan tuntutan perkembangan dan kebutuhan perusahaan. PT Semen Padang dipimpin oleh lima orang Dewan
PT
yang diangkat dan diberhentikan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia. Dewan ini bertanggung jawab kepada Menteri BUMN Republik
Direksi
didalam kegiatan operasionalnya salah seorang Dewan Direksi diangkat menjadi Direktur Utama dan dibantu
Indonesia,
Gambar 14. Skema Proses Produksi oleh tiga orang direktur lainnya, yaitu : Semen
1. Direktur Produksi. Direktur produksi membawahi enam
2.7 Pemasaran dan Distribusi
departemen, yaitu :
a. Departemen Tambang. Daerah Pemasaran PT. Semen Padang
b. Departemen Produksi untuk produk semen Portland tipe I, Super
II/III.
Masonry Cement (SMC) dan Portland Pozzolan
c. Departemen Produksi IV. Cement (PPC) Meliputi seluruh wilayah
d. Departemen Produksi V. provinsi di pulau sumatera, DKI Jakarta,
e. Departemen PTP. Banten, Jawa Barat, Jawa tengah, dan
f. Departemen jaminan Kalimantan Barat. Sedangkan untuk produk-
kualitas dan inovasi. produk lainnya seperti semen Portland Tipe II, 2. Direktur Komersial
III, V dan Oil Well Cement (OWC) disamping Direktur komersial membawahi tiga dipasrkan ke daerah yang disebut diatas juga
departemen, yaitu : ke daerah lain yang memerlukannya. Selain
a. Departemen Distribusi & untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, PT.
Transportasi SEMEN
b. Departemen Penjualan. diantaranya
c. Departemen Pengadaan. Srilangka, Maldives, Philipina, Singapura, 3. Direktur Keuangan. Brunai, Timor-timor, Madagaskar, kuwait dan
ke Bangladesh,
Myanmar,
a. Departemen Akuntansi & Lain-lain. PT. SEMEN PADANG hampir 63%
Pengendalian Keuangan. mendistribusikan semen melalui angkutan laut
b. Departemen Sumber Daya dalam kemasan zak dan curah.
Manusia.
Distribusi ke daerah pasar melalui 2.9 Departemen Pengadaan
angkutan darat seperti ke daerah sumatera Barat, Tapanuli Selatan, Riau Daratan,
Secara umum Departemen Pengadaan Bengkulu
di bertanggung jawab terhadap ketersediaan, Pengantongan Indarung (PPI) dan Distribusi penerimaan, penyimpanan dan pemeliharaan melalui angkutan laut dikantongkan di semua barang-barang. Barang-barang yang pengantongan
dan Jambi
dikantongkan
jawab Departemen pengantongan (Packing Plant) di Indarung dan Pengadaan dapat dikelompokkan atas barang- teluk bayur, PT. SEMEN PADANG juga barang suku cadang, operating supplies, mempunyai paking plant di belawan, batam barang umum dan investasi (seperti alat-alat dan tanjung priok, ciwandan, aceh serta safety) serta jasa untuk kebutuhan pabrik. fasilitas dermaga dang gudang di Dumai.
teluk
bayur.
Disamping menjadi
tanggung
Departemen Pengadaan merupakan salah satu departemen yang ada di PT Semen
2.8 Struktur Organisasi PT Semen Padang. Departemen ini memiliki tugas dan
Padang
tanggung jawab dalam mengurus urusan kebutuhan
perusahaan. Adapun proses
Struktur organisasi merupakan alat kegiatan di departemen ini terdiri atas :
yang digunakan dalam perusahaan untuk 1. Perencanaan Pengendalian Persediaan memanfaatkan sumber daya guna melakukan
Barang dan Jasa. pekerjaan masing-masing. Adanya struktur 2. Memproses pengadaan barang dan
organisasi, dapat mendefinisikan dengan jelas
jasa sesuai.
tugas-tugas yang dimandatkan kepada tiap individu, garis wewenang dan tanggung jawab
3. Menerima, menyimpan, memelihara, 2.9.1 Biro Pengelolaan Persediaan
dan mendistribusikan barang dan jasa.
Pengelolaan Persediaan merupakan salah satu Biro yang berada di Aktivitas di Departemen Pengadaan ini bawah Departemen pengadaan, biro ini meliputi usaha untuk memenuhi kebutuhan membawahi empat bidang, yaitu : atas barang dan jasa berdasarkan peraturan 1. Bidang Penerimaan Barang Curah dan dan ketentuan yang berlaku. Tujuan yang
Biro
OPS
ingin dicapai departemen
adalah 2. Bidang Penerimaan Suku Cadang dan menyediakan
Non Curah dalam jumlah yang tepat, dalam keadaan 3. Bidang Penyimpanan dan Pengeluaran
yang dapat dipakai, dan tersedia pada waktu
Barang Curah yang tepat dengan total biaya yang rendah. 4. Bidang Penyimpanan dan Pengeluaran
Oleh karena itu, kinerja dari Departemen Suku Cadang dan Barang Non Curah. Pengadaan menentukan kelancaran produksi PT Semen Padang. Departemen Pengadaan ini Masing-masing bidang diatas terdiri membawahi 4 (empat) biro, yaitu :
dari beberapa urusan yang dikepalai oleh
1. Biro Pengadaan Jasa seorang kepala urusan, yaitu : Biro Pengadaan Jasa ini bertanggung 1. Bidang Penerimaan jawab dalam pengadaan jasa dan Bidang penerimaan terdiri dari urusan,
evaluasi terhadap kontrak-kontrak yaitu : kerja outsourcing atau jasa yang
a. Urusan Penerimaan OPS. berkenaan dengan perusahaan.
b. Urusan
Penerimaan Barang
2. Biro Pengadaan Barang Umum (BU). Biro Pengadaan Barang bertanggung
c. Urusan Penerimaan Suku Cadang jawab terhadap pembelian semua
(SC).
d. Urusan Penerimaan Barang Curah umum
barang. Untuk pengadaan barang
Penyimpanan dan ditenderkan secara terbuka, untuk
dan
investasi,
biasanya 2. Bidang
Pengeluaran
pengadaan suku cadang dibentuk Tim
Penyimpanan dan Pengadaan Barang dan Jasa (TPBJ)
a. Urusan
Pengeluaran OPS. untuk menentukan supplier yang
Penyimpanan dan tepat.
b. Urusan
Pengeluaran Barang Umum (BU).
3. Biro Pengelolaan Persediaan
Penyimpanan dan Biro
c. Urusan
Pengeluaran Suku Cadang (SC). bertanggung
Pengelolaan
Persediaan
Penyimpanan dan penerimaan,
jawab
terhadap
d. Urusan
Pengeluaran Barang Curah. pengeluaran barang. Tugas dari biro
penyimpanan
dan
e. Urusan Gudang Kantong. ini adalah menerima barang dan jasa
umum Biro Pengelolaan terkait
sesuai dengan order pembelian yang Secara
dari Persediaan bertugas mengelola kegiatan di jumlah,
dengan
kesesuaian
delivery, lingkungan pergudangan dengan rincian memeriksa kelengkapan dokumen aktivitas sebagai berikut : yaitu order pembelian, packing list dan 1. Memeriksa, menerima barang masuk asuransi, memeriksa kualitas barang
kualitas
dan
dan membuat Good Receipt (GR ) dan
mengambil, penerimaan
jasa,
menerbitkan
laporan 2. Menyimpan,
mengatur letak mengeluarkan
barang, opname, mencatat transaksi barang
dan
menyerahkan
ke kartu, mencatat transaksi intern membutuhkan
oracle ke komputer, melengkapi material.
berdasarkan
bon
spesification pada kartu, update lokasi
4. Biro Perencanaan dan Pengendalian
pada kartu.
Pengadaan
dan melakukan Biro inilah bertanggung jawab dalam
3. Menyerahkan
transaksikan reservasi slip. merencanakan dan mengendalikan 4. Merencanakan kebutuhan barang,
jumlah semua barang-barang yang pembuatan PP, evaluasi penawaran, dibutuhkan
mengendalikan persediaan, membuat produksi.
untuk
kelancaran
laporan informasi pergudangan dan administrasi mengenai barang.
2.9.2 Uraian Tugas
Masing-Masing
barang ke lokator dapat diuraikan
Bidang pada Biro Pengelolaan
dengan ketentuan sebagai berikut :
Persediaan
a. Barang yang diterima akan disimpan digudang apabila sesuai Biro
dokumen Transfer bertanggung jawab dalam mengkoordinir,
Posting, barang dalam kondisi mengatur
spesifikasi dan penerimaan, penyimpanan, pendistribusian
dan mengawasi
kelancaran
memenuhi
kuantitas sesuai dengan yang barang dan jasa kebutuhan pabrik serta
tercantum pada dokumen. penyelesaian
kedatangan dan administrasinya. Biro Pengelolaan Persediaan
keterkaitan
dengan
b. Setiap
pengeluaran barang dicatat pada membawahi empat bidang, yang masing-
kartu gudang. masing dikepalai oleh seorang kepala bidang.
c. Setiap barang yang diterima Masing-masing bidang diatas terdiri dari
diperiksa seluruh kemasannya beberapa urusan yang dikepalai oleh seorang
dan tutup serta perlengkapan kepala urusan, secara garis besar bidang-
pengaman lainnya, dan apabila bidang tersebut dapat dikelompokan menjadi
tidak lengkap atau tidak sesuai dua yaitu bidang penerimaan dan bidang
maka barang akan ditolak. penyimpanan dan pengeluaran.
d. Barang dilakukan pengencekan
1. Bidang Penerimaan jumlah dan ukuran isinya Adapun tugas bidang penerimaan
dipindahkan adalah :
e. Barang
menggunakan alat bantu
a. Menerima,
handling yang sesuai. mengadministrasikan
mencek
dan
f. Dilakukaan proses penempatan masuk sesuai order.
barang
barang sesuai dengan jenis
b. Menerbitkan Goods Receipts (GR) barang yang akan ditempatkan, dan membuat surat penolakan
penempatan dilakukan dengan barang yang tidak sesuai .
rapi agar memudahkan untuk
c. Membuat surat pemeriksaan melakukan proses bongkar-muat barang (Inspection Report) ke
dan pada lokasi penyimpanan user dan ke Biro Perencanaan
diberi penerangan yang cukup. Pengendalian.
g. Barang yang akan ditempatkan
2. Bidang Penyimpanan
harus memperhatikan susunan Pengeluaran.
dan
yang ada agar pada saat Adapun tugas bidang penyimpanan
dapat berjalan dan pengeluaran adalah :
dikeluarkan
dengan cepat dan mudah.
a. Mengambil dan mencatat barang
h. Setiap jenis material atau barang masuk dari urusan penerimaan.
yang
disimpan diberi
b. Meletakan ke lokasi barang sesuai identifikasi/lokator untuk lokator dan melakukan opname
memudahkan mengindentifikasi harian.
lokasinya.
c. Mencek dan memperbaiki kartu barang sesuai lokasi yang ada 2. Proses pengeluaran barang yaitu dan jumlah barang.
aktifitas penyerahan barang kepada
d. Melayani
prosesnya dapat diuraikan barang.
dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Petugas
gudang menerima
2.9.3 Proses Kerja Biro Pengelolaan
dokumen reservasi dari user dan
Persediaan Bidang Penyimpanan
mencek keabsahan dokumen
dan Pengeluaran Suku Cadang &
reservasi tersebut.
Barang Non Curah
gudang mengecek jumlah barang pada sistem dan Adapu proses kerja pada bidang
b. Petugas
mengecek reservasi Penyimpanan dan Pengeluaran Suku Cadang
juga
tersebut sudah di approval atau & Barang Non Curah memiliki proses kerja
Apabila belum di yang terdiri dari :
belum.
approval
petugas gudang
1. Proses penyimpanan barang yang mengembalikan reservasi dimulai dari urusan penerimanaan
ke user yang barang sesuai
tersebut
bersangkutan untuk di approval Tranfer Posting sampai menyimpan
dengan dokumen
oleh atasannya dan bila sudah di approval
petugas gudang petugas gudang
itu. Terkait dengan memasukkan nomor reservasi ke penentuan level minimum atau maksimum sistem.
Issue
dengan perusaahan
saat
pengadaan barang, Departemen Pengadaan
c. Petugas gudang melakukan PT. Semen Padang telah menetapkan berapa Goods Issue dengan ketentuan level minimum dan maksimum yang dipakai. apabila budget dari reservasi Level
dan maksimum telah tidak
minimum
untuk berdasarkan pada rumus atau ketentuan yang melakukan Goods Issue, maka sesuai dengan standarisasi perusahaan. permintaan barang tidak dapat dilakukan.
sebagai bukti akan
d. Pada saat penyerahan barang melakukan pembelian dan meminta kepada user harus diperiksa persetujuan untuk melakukan pembelian. PR deskripsi dan jumlah yang akan yang telah dibuat kemudian di-print untuk diserahkan serta diperhatikan meminta
persetujuan ke Staf Biro kelengkapan
Pada Perencanaan dan Pengendalian Pengadaan. dokumen Goods Issue harus PR yang telah disetujui oleh Staf Biro ditanda
lainnya.
penerima Perencanaan dan Pengendalian Pengadaan di- barang (user) dan petugas input ke dalam sistem SAP, PR yang telah di- gudang pada dokumen Goods input ini akan dicek oleh Biro Pengadaan Issue tersebut.
Pengadaan Barang akan
e. Dokumen reservasi dan Goods mengecek status barang yang akan di-order. Issue dipisahkan untuk dijadikan Jika barang yang akan di-order pernah dibeli arsip gudang.
dalam beberapa waktu yang lalu dalam rentang waktu yang tidak terlalu jauh, maka
2.10 Proses Bisnis Pengadaan Barang akan dilakukan repeat order pada vendor yang pada Departemen Pengadaan PT. sama. Repeat order ini pun dilakukan hanya
Semen Padang.
jika harga barang yang akan di-order masih sama dengan harga sebelumnya. Namun jika
Pengadaan barang suku cadang harga tidak sama dengan harga sebelumnya seperti
barang-barang mekanik, barang dan/atau barang yang di-order belum pernah elektronik, dan lain sebagainya merupakan dibeli, maka akan dilakukan tender dengan salah satu tugas yang dilakukan oleh Biro me-list vendor yang melakukan penawaran. Perencanaan dan Pengendalian Pengadaan.
Spare parts merupakan barang yang penting 2.11 Sistem Pengendalian Internal
bagi PT Semen Padang karena meskipun
Persediaan
barang ini bukan merupakan bahan baku pembuatan semen, namun barang umum ini
Pengendalian secara umum diartikan merupakan barang yang menunjang proses sebagai kegiatan untuk mengusahakan agar kelancaran
Sebelum pelaksanaan berjalan sesuai dengan yang dilakukan proses pengadaan, tahap awal yang diharapkan. Tanpa adanya persediaan, proses dilakukan
produksi
semen.
melakukan produksi tidak dapat berjalan. Maka dari itu, pengecekan
adalah
dengan
inventory diperlukan pengendalian dan pengawasan management pada sistem SAP. Pengecekan ini yang
reservasi
list
agar terhindar dari dilakukan untuk melihat data yang udah dire- penyimpangan dan kesalahan-kesalahan yang list, tetapi belum di-order. Sehingga dengan terkait denga persediaan. Adapun kebijakan- melihat data reservasi ini, dapat ditentukan kebijakan yang ditetapkan oleh perusahaan barang-barang
dilakukan antara lain :
pengorderan.
terhadap pemesanan bahan baku yang berlebihan Setelah ditentukan barang-barang
1. Pembatasan
Agar mencegah barang menumpuk yang akan diorder, selanjutnya dilakukan
dalam jumlah yang terlalu banyak di pengecekan stok yang ada di gudang pada
gudang, pemesanan barang dilakukan sistem SAP, jika jumlah barang yang akan
berdasarkan kebutuhan barang dan diorder kurang dari jumlah stok, maka tidak
dalam batas min-max persediaan. dilakukan pembelian atau dengan kata lain 2. Penggunaan persediaan berdasarkan
pengadaan dilakukan dengan memanfaatkan metode FIFO (First In First Out) stok yang ada. Namun, jika jumlah barang
dilakukan untuk yang akan diorder besar dari jumlah stok,
Kebijakan
ini
resiko kerusakan maka dilakukan pembelian sejumlah barang
menghindari
persediaan.
yang akan diorder dengan cara menambah
3. Otorisasi terhadap permintaan barang 6. Jenis Usaha dibagi menjadi: dari pihak berwenang
a. Besar (B)
b. Menengah (M) catatan dan dokumen pembukuan
Hal ini dilakukan dengan tujuan agar
c. Community development – UKM setiap
bagian
valid
dan dapat
(C)
diandalkan.
kegiatan 7. Request For Quotation (RFQ) adalah pemesanan diotorisasi oleh kepala
Setiap
permintaan penawaran departemen user yang bersangkutan
dokumen
yang nantinya dikirimkan kepada dan kepala Departemen Pengadaan,
vendor untuk mendapatkan quotation permintaan pembelian (Purchasing
(penawaran) dari vendor. Requisition/PR) ditandatangani oleh kepala
Biro
Perencanaan
dan 3. Penyelesaian Kasus
Pengendalian Pengadaan, sedangkan proses
Bagian ini berisikan penyelesaian (Purchased Order) dilakukan sesuai kasus dari permasalahan yang diangkat pada level hierarki yang telah diatur.
penandatanganan
PO
Kerja Praktek yang telah dilakukan di PT.
4. Melakukan pengecekan kualitas dan Semen Padang. Penyelesaian kasus ini berupa kuantitas persediaan
pembahasan penyelesaian kasus, metode Kebijakan
untuk yang digunakan dalam menyelesaikan kasus, memastikan barang yang dikirim oleh data-data yang dikumpulkan, serta hasil dan supplier sesuai dengan spesifikasi pembahasan. yang diminta. Pengecekan dilakukan oleh
dan 3.1 Pendahuluan
Pengendalian Pengadaan.
5. Melakukan
Subbab pendahuluan ini menjelaskan persediaan min-max
kontrol
terhadap
tentang latar belakang Kebijakan ini menjadi salah satu dari pemilihan masalah yang diamati, tujuan yang tugas
secara
umum
dan ingin dicapai, batasan masalah terhadap Pengendalian
Biro
Perencanaan
untuk permasalahan, pengumpulan dan pengolahan menjaga
Pengadaan
min-max. data yang dilakukan, analisis dari hasil Pengontrolan min-max untuk barang pengolahan yang telah didapat serta penutup. umum
dilakukan dalam
rentang
waktu
3.1.1 Latar Belakang
tertentu. Pengontrolan
dilakukan
hanya jika dibutuhkan dan dilakukan Persediaan (inventory) merupakan saat pembuatan PR jika terjadi salah satu bagian yang penting dalam sebuah kejanggalan dalam jumlah barang perusahaan industri. Hal ini dikarenakan yang dipesan.
persediaan merupakan sumber daya yang tersimpan di perusahaan yang menunggu
Pengertian dan definisi-definisi : untuk digunakan. Namun, adanya persediaan
1. Purchase Requisition (PR) adalah ini tentunya menimbulkan resiko-resiko yang dokumen permintaan barang untuk harus
oleh perusahaan. dilakukan proses pengadaan.
dapat memastikan
2. Purchase Order (PO) adalah dokumen ketersediaan inventory yang siap digunakan pembelian barang.
pada waktu dibutuhkan tetapi dengan tetap
3. Purchaser/Buyer adalah personil yang memperhatikan aspek biaya inventory. melakukan
kegiatan operasional Inventory yang terlalu banyak akan memakan pembuatan PO.
biaya yang besar dan dalam jangka waktu
4. Bidder List adalah daftar rekomendasi yang lama, tentunya akan menimbulkan nilai vendor
berdasarkan kemampuan susut barang tersebut. Namun jika inventory supplai-nya dengan menggunakan tersedia dalam jumlah yang terlalu minimum, klasifikasi
vendor berdasarkan perusahaan akan kesulitan dalam memenuhi material group dan jenis usaha.
permintaan yang mendadak. Persediaan harus
5. Jenis pengadaan dibagi menjadi : terjadwal dengan baik sehingga dalam
a. Penawaran
(lelang prosesnya nanti, perusahaan tidak mengalami terbuka) dengan RFQ
umum
kekurangan bahan baku atau komponen lain
b. Pemilihan langsung dengan RFQ yang dibutuhkan dalam proses produksi.
c. Pembelian langsung-emergency condition (Repeat Order)
d. Penunjukkan
langsung-pilih
agen tunggal, last PO.
Salah satu perusahaan industri besar
3.1.2 Perumusan Masalah
di Indonesia yang memegang inventory sebagai aspek penting adalah PT Semen
Perumusan masalah pada penelitian Padang, bagi PT Semen Padang inventory ini adalah bagaimana cara mengelompokkan merupakan salah aspek yang mempunyai barang persediaan pada gudang suku cadang peranan penting dalam setiap proses produksi (spare
berdasarkan frekuensi yang
parts)