ROH ALLAH YANG BERDIAM DI DALAM DAN DI
ROH: ALLAH YANG BERDIAM DI DALAM DAN DI ANTARA
ORANG PERCAYA (EKSPOSISI YEHEZKIEL 36:26-27)
Oleh: Peniel C. D. Maiaweng
Pendahuluan
Keberadaan Roh Allah dinyatakan dalam Alkitab sebelum bumi berbentuk (Kej. 1:2)
Ini menunjukkan bahwa Roh adalah Allah yang kekal dan Pencipta.1 Namun dalam
Perjanjian Lama, Roh Allah tampaknya muncul hanya dalam momen-momen tertentu dan
bekerja melalui orang-orang tertentu, sehingga memberikan kesan bahwa Roh Allah dalam
Perjanjian Lama adalah Roh yang belum mendiami umat Allah secara keseluruhan dan belum
bekerja secara tetap dalam kehidupan umat Allah.
Sebenarnya, keberadaan Roh Kudus yang kekal menunjukkan bahwa Ia selalu ada dan
menyatakan diri-Nya secara umum kepada semua manusia (Kej. 6:3), kepada orang-orang
tertentu untuk tugas-tugas tertentu dalam bangsa Israel (Kej. 41:38; Kel. 31:3; 35:31; Hakim
3:10; 6:34; 14:6; 15:14; I Sam 10:6; II Sam. 23:2), dan kepada setiap umat Allah, dengan cara
berdiam dalam diri mereka (bdg. Yeh. 36:27).
Salah satu nabi yang berbicara tentang Roh Kudus adalah nabi Yehezkiel (Yeh. 3:12,
24; 11:24; 37:1). Nabi Yehezkiel bernubuat tentang TUHAN memberikan hati baru dan roh
baru kepada umat Israel dan dilanjutkan dengan pemberian Roh-Nya dalam batin mereka
sebagai penyataan diri Allah yang hidup di dalam dan di antara umat-Nya (Yeh. 36:27;
39:29).
Pemberian Roh dalam batin bukan didasarkan pada kehendak dan pertobatan Israel,
tetapi karena nama-Nya yang kudus (36:22-23; 39:25). Karena kehormatan nama-Nya,
TUHAN bertindak memberikan hati baru dan roh baru, menjauhkan hati yang keras,
memberikan hati yang lembut, memberikan Roh-Nya, dan memampukan umat-Nya untuk
hidup dalam ketetapan-Nya. Ini adalah inisiatif TUHAN kepada umat Israel untuk
membuktikan kepada leluruh bangsa dan ciptaan-Nya bahwa Ia benar-benar kudus.2 Umat
Israel3hanya menerima-Nya dalam diri mereka.
1
Bandingkan penyebutan Allah dalam Kejadian 1:1, “elohim” dan Kej. 1:2, “ruakh elohim” yang menunjukkan
bahwa Roh yang dimaksud adalah Roh Allah.
2
S. M. Siahaan, Ruakh dalam Perjanjian Lama (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2012), 62; Peter C. Craigie,
Ezekiel (Philadelphia, Pennsylvania: The Westminster Press, 1983), 257.
3
Dalam keberadaan Yehezkiel sebagai nabi, walaupun Yehezkiel adalah bagian dari bangsa Yehuda yang
dibuang ke Babel dan Yehezkiel pun bernubuat ketika ia masih di pembuangan di Babel, tetapi ketika TUHAN
berfirman kepadanya tentang pemulihan (Yehezkiel 33-39), TUHAN menyebutkan Israel secara keseluruhan
sebagai umat pilihan-Nya (36:1, 12, 17, 22; 39:29), bukan hanya Yehuda.
Dalam nubuat ini, TUHAN menyebut Israel sebagai “gunung Israel”4 untuk
menyatakan bahwa Israel adalah bangsa yang akan dipulihkan wilayah kekuasaannya dan
kehidupan rohaninya. Dalam Yeh. 36:1-15, TUHAN menempatkan Israel sebagai orang
ketiga, dengan sebutan “gunung Israel,” tetapi dalam 36:16-36, TUHAN menempatkan Israel
sebagai orang kedua, dengan sebutan “kamu,” yang menyatakan bahwa Israel akan
mengalami pemulihan secara langsung sesuai dengan yang difirmankan TUHAN kepada
mereka.
Untuk memahami maksud dari nubuat pemulihan tersebut, maka dalam tulisan ini
akan dibahas tentang Roh Kudus sebagai Allah berdiam di dalam dan di antara orang percaya
berdasarkan Yehezkiel 36:26-27, yang pembahasan terfokus pada kajian teologis-biblis dan
teologis-praktis.
Kajian Teologis-Biblis
Dalam kajian teologis-biblis akan dibahas interpretasi Yehezkiel 36:26-27, yang
terfokus pada terjemahan ayat dan penjelasan bagian-bagian penting dari kedua ayat tersebut.
Pembahasan Yeh. 36:26 terfokus pada tindakan TUHAN, yaitu pemberian hati baru dan roh
baru, penjauhan hati yang keras, dan pemberian hati yang lembut. Pembahasan Yeh. 37:27
terfokus pada tindakan TUHAN, yaitu pemberian Roh yang akan memampukan umat Allah
untuk hidup dalam ketetapan-Nya dan menghasilkan kehidupan yang bertanggung jawab,
yaitu memelihara hukum TUHAN dan melakukannya.
Interpretasi Yehezkiel 36:26
Terjemahan
Dan Aku akan memberi hati baru dan roh baru, Aku akan memberi dalam batinmu, dan
Aku akan menjauhkan hati yang keras dari tubuhmu, dan Aku akan memberi kepadamu
hati lembut. (Terjemahan penulis) 5
4
Dalam Yehezkiel 35-36, terdapat dua obyek penerima yang disebut dengan “gunung.” Dalam pasal 35
disebutkan tentang “pegunungan Seir,” yang menyatakan Edom sebagai penerima nubuat, yang mana Edom
akan mengalami perlawanan dari TUHAN (35:3). Penyebutan kedua tentang “gunung” adalah “gunung Israel,”
yang menyatakan Israel sebagai bangsa yang akan dipulihkan (36:9-11). Peter C. Craigie, 1983, 257.
x:Wrïw> vd"êx' bleä ‘~k,l' yTiÛt;n"w> ~k,_B.r>qiB. !TEåa, hv'Þd"x
`rf")B' bleî ~k,Þl' yTiît;n"w> ~k,êr>f;B.mi ‘!b,a,’h' bleÛ-ta, ytiørosi’h]w:]. Sumber Biblia Hebraica
5
Terjemahan secara harfiah dari
Stuttgartensia.
Yehezkiel 36:26 menyebutkan tiga tindakan TUHAN terhadap umat Israel, yaitu
memberikan hati yang baru dan roh yang baru, menjauhkan hati yang keras, dan memberikan
hati yang lembut.
Pemberian Hati Baru dan Roh Baru (ay. 26)
Umat Israel memiliki hati yang tegar/tertutup terhadap firman TUHAN (Yeh. 2:4).
Mereka memiliki roh pemberontak yang selalu menentang ketetapan-ketetapan dan peraturanperaturan yang diberikan TUHAN. Mereka juga selalu menentang TUHAN dengan
penyimpangan-penyimpangan yang mereka lakukan (3:18, 19; 4:4, 5, 6, 17; 7:13, 16, 19; 9:9;
14:3, 4, 7, 10; 16:49; 18:17, 18, 19, 20, 30; 21:23, 24, 25, 29; 24:23; 28:18; 29:16; 32:27;
33:6, 8, 9; 35:5; 36:31, 33; 39:23). Dalam keadaan demikian, tidak ada kebenaran yang
terdapat dalam diri mereka. Mereka tidak memiliki motivasi untuk bersekutu dengan
TUHAN. Akhirnya, mereka harus dibawa ke Babel sebagai orang buangan karena segala
dosa mereka.
Dalam keadaan terpuruk yang dialami oleh umat Israel, TUHAN berfirman, “Dan Aku
akan memberi hati baru dan roh baru, Aku akan memberi dalam batinmu ... “ (ay. 26 –
terjemahan penulis).6 TUHAN memberi hati baru dan roh baru kepada umat Israel7 sebagai
pembaruan secara rohani yang akan mereka alami.
Kata memberi (!t;n"-natan)8 dalam ayat 26 juga berarti meletakkan dan menempatkan.9
Ini berarti bahwa keberadaan hati baru dan roh baru mengacu kepada tindakan TUHAN
sendiri dalam membuat, memberikan, dan menempatkannya dalam batin umat Israel.
Pengulangan kata memberi sebanyak dua kali (“memberi hati baru dan roh baru” serta
“memberi dalam batinmu”) dalam ayat 26 menunjukkan bahwa pemberian hati baru dan roh
baru dalam batin adalah anugerah TUHAN untuk melakukan yang terbaik bagi umat Israel
agar mereka hidup berkenan kepada-Nya dan dapat menikmati segala janji yang telah
dinyatakan-Nya kepada mereka. Pemberian hati baru dan roh baru dalam batin adalah
penunjukkan secara langsung yang dilakukan oleh TUHAN kepada umat Israel untuk
memilikinya agar mereka dimampukan untuk hidup sesuai dengan hukum-hukum TUHAN.
6
~k,_B.r>qiB. !TEåa, hv'Þd"x] x:Wrïw> vd"êx' bleä ‘~k,l' yTiÛt;n"w>
Diterjemahkan secara harfiah dari
. Sumber
Biblia Hebraica Stuttgartensia.
7
Ide tentang TUHAN memberi hati baru dan roh baru disebutkan dalam kitab Yehezkiel sebanyak dua kali
(11:19-20 dan 36:26-27).
yTiÛt;n"w> - wenatatti adalah bentuk perfek orang pertama
tunggal dari kata !t;n-" natan ditambah awalan penghubung w" – wa.
8
9
Kalimat “Aku akan memberi” diterjemahkan dari kata
James Strong, Strong’s Exhaustive Concordance of the Bible (Iowa Falls, Iowa: World Bible Publishers, n.d.),
s.v. “gave.”
Pemberian hati baru dan roh baru dilaksanakan setelah TUHAN mengumpulkan
bangsa Israel yang telah terserak di antara bangsa-bangsa dan membawa mereka kembali ke
tanahnya (Yeh. 36:24) dan mentahirkan mereka dari kenajisan dan berhala-berhala (Yeh.
14:1-4; 36:25). Ini menunjukkan bahwa pemulihan yang akan dialami oleh umat Israel, baik
secara jasmani maupun rohani, semata-mata inisiatif TUHAN dan demi kekudusan nama-Nya
agar umat Israel hidup di tanah perjanjian dengan keadaan rohani yang telah dipulihkan dan
berkenan kepada TUHAN.
Kata “baru” (vd"êx'-khädäš) juga berarti kudus, dengan maksud, hati baru dan roh baru
yang diberikan TUHAN adalah hati dan roh yang kudus. Inilah cara TUHAN menguduskan
umat Israel agar mereka berkenan kepada TUHAN. Pemberian hati dan roh baru (kudus)
sejalan dengan nama TUHAN yang kudus. Bangsa Israel telah menajiskan nama TUHAN
yang kudus di tengah bangsa-bangsa di mana bangsa Israel terserak. Untuk itulah, TUHAN
sendiri yang menguduskan nama-Nya. Dan pemulihan umat Israel, dengan cara memberi hati
baru dan roh baru adalah cara TUHAN untuk menguduskan nama-Nya di antara bangsabangsa.
Hati manusia adalah pusat kehidupan manusia yang memengaruhi seluruh tindakan
hidup manusia10 dan menyatakan kepribadian seseorang yang terwujud dalam pikiran,
kehendak, dan perasaan (bdg. 2:4; 3:7).11 Roh manusia merupakan kekuatan yang
menggerakkan manusia melaksanakan tanda-tanda kehidupan.12 Roh memastikan seseorang
untuk melakukan jenis perbuatan yang khusus (Kel. 35:12). Roh manusia terbuka terhadap
pengaruh Allah (Hagai 1:14).13
Hati dan roh dalam batin menyatakan keseluruhan bagian terdalam dari kehidupan
manusia (the whole inner life).14 “Hati dan roh manusia menggerakkan pusat kehidupan
manusia dan mendorongnya untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan ke arah tertentu.”15
Dengan demikian, TUHAN memberikan hati baru dan roh baru agar umat Israel dapat
memotivasi dirinya melakukan hal-hal yang benar di hadapan TUHAN, memiliki keinginan
untuk terbuka terhadap hal-hal rohani, dan memiliki motivasi untuk menyatukan diri dengan
TUHAN. Pemberian hati baru dan roh baru adalah cara TUHAN memperbarui hubungan10
S. M. Siahaan, 2012, 19.
Thomas L. Constable, Notes on Ezekiel, 2013 Edition, 183. tersedia di
soniclight.com/constable/pdf/ezekiel/pdf diakses pada tanggal 8 Januari 2014.
12
J. Pedersen, Israel. Its Life and Cilture I-II, London – Kopenhagen, 1954, 102. Dikutip oleh S. M. Siahaan,
2012, 19.
13
William Dyrness, Tema-Tema dalam Teologi Perjanjian Lama (Malang: Gandum Mas, 2001), 184.
14
James E. Smith, An Exegetical Commentary on Ezekiel (Florida: College Press, 2004), 214; Bob Utley, Ezekiel
(Texas: East Texas Baptist University, 1996), 303.
15
J. Pedersen, 1954, 102. Ibid., 19-20.
11
Nya dengan umat Israel yang dimulai dengan pembaruan pikiran, kehendak, perasaan, dan
motivasi umat Israel agar mereka dapat melakukan hal-hal yang berkenan kepada TUHAN.
Menjauhkan Hati yang Keras (ay. 26)
TUHAN menilai bahwa bangsa Israel adalah bangsa yang berkepala batu dan bertegar
hati (Yeh. 2:3; 3:7). Mereka telah melakukan kekejian-kekejian yang besar (Yeh. 8:6, 15),
meninggalkan TUHAN (8:12), dan berkelakuan tidak senonoh (8:17). Kehidupan bangsa
Israel yang demikian, membuat mereka mengalami konsekuensinya. Yerusalem diserang
oleh Babel, tembok Yerusalem dan Bait Suci dihancurkan, tata ibadah dalam Bait Allah
dirusakkan, dan para bangsawan serta orang-orang muda dan kuat diangkut ke Babel (Yeh.
20:37-38).
Bangsa Israel gagal melaksanakan perannya sebagai bangsa yang menyatakan
perbuatan-perbuatan Allah di antara bangsa-bangsa (Yeh. 36:22-23). Bangsa Israel pun gagal
menjaga Tanah Perjanjian yang telah diberikan TUHAN kepadanya berdasarkan pengikatan
perjanjian yang telah dilaksanakan oleh TUHAN dengan leluhur Israel (bdg. Yeh. 36:24).16
Bangsa Israel mengalami pergumulan yang besar ketika sedang berada di pembuangan. Israel
tidak dapat berbuat apa-apa untuk kebaikan mereka.
Ketika Israel berada dalam keadaan demikian, TUHAN memiliki rencana untuk
memulihkannya dari keadaannya yang terpuruk. Rencana tersebut adalah menjauhkan hati
yang keras. TUHAN berfirman, “... dan Aku akan menjauhkan hati yang keras dari tubuhmu
...” (ay. 26 – terjemahan penulis).17 Kata menjauhkan (ytirosih] - hásìrötî) adalah kata kerja
bentuk hifil dari kata rWs (sur - berbalik).18 Ini menunjukkan bahwa TUHAN yang
menyebabkan umat Israel berbalik kepada-Nya dan Ia jugalah yang menjauhkan hati umat
Israel yang keras/batu (!b,a, - eben -batu) dari tubuh/daging (rf;B.mi -mibbesar – dari daging).
Dalam ayat ini, daging tidak dipertentangkan dengan roh, tetapi dengan batu.19
Daging menggambarkan hati yang yang lembut, batu yang menggambarkan hati yang
berkeras. Hati yang keras yang dimiliki umat Israel menyatakan keadaan hati mereka yang
16
17
Peter C. Craigie, 1983, 257.
~k,êr>f;B.mi ‘!b,a,’h' bleÛ-ta, ytiørosi’h]w:
Diterjemahkan secara harfiah dari
Sumber Biblia Hebraica
Stuttgartensia. Beberapa terjemahan lain; KJV: “... and I will take away the stony heart out of your flesh ...”;
NAS: “... and I will remove the heart of stone from your flesh ...”; Ende: “...Hati jang membatu akan
Kudjauhkan dari dalam batinmu ...”; FAYH: “Aku akan menyingkirkan hatimu yang mengeras seperti batu
karena dosa ...”; NIV: “I will remove from you your heart of stone ....”
18
Kata kerja hifil adalah kata kerja yang menegaskan kausatif. Page H. Kelly, Pengantar Tata Bahasa Ibrani
Biblika (Surabaya: Momentum, 2013), 124-125.
19
John W. Wevers, The New Century Bible Commentary: Ezekiel (Grand Rapids, Michigan: Wm. B. Eerdmans
Publishing Company, 1982), 193.
lama. Mereka memiliki hati yang telah membatu. Hati yang tidak memiliki keinginan untuk
taat kepada TUHAN dan tertutup terhadap hal-hal rohani. Dengan perkataan lain, pikiran,
perasaan, dan emosi menjadi keras atau tertutup untuk taat kepada TUHAN (2:4; 3:7).
Untuk itulah TUHAN sendiri berinisiatif mendatangi umat Israel serta mengeluarkan
dan menjauhkan hati yang keras, yang telah membatu, yang tertutup terhadap kebenaran, dan
yang tidak sanggup mempertahankan kesucian dalam diri mereka.
Dengan demikian, umat Israel tetap membutuhkan anugerah TUHAN untuk
mengangkat keluar hati yang keras dari diri mereka agar mereka terbuka terhadap kebenaran
dan memprioritaskan kekudusan dalam relasinya dengan TUHAN.
Memberikan Hati yang Lembut (ay. 26)
Umat Israel bergumul dengan keadaannya sendiri, yaitu hati yang keras terhadap
kebenaran. TUHAN sendiri bertindak untuk menolong umat Israel, dengan cara menjauhkan
hati yang keras dan memberikan hati yang lembut.
Terjemahan secara harfiah, “... dan Aku akan menjauhkan hati yang batu (‘!b,a,’h'haeven-yang batu/batu itu) dari dagingmu/tubuhmu (~k,êr>f;B.mi-mibbesarkhem-dari
dagingmu/dari tubuhmu) dan Aku akan memberi kepadamu hati daging (rf")B'-basardaging/tubuh).” Secara umum diterjemahkan, “... dan Aku akan menjauhkan hati yang keras
dari tubuhmu dan Aku memberi kepadamu hati lembut” (ay. 26).20
Berdasarkan terjemahan yang ada, penggambaran hati baru adalah daging yang tidak
terdapat batu atau daging yang tidak mengeras seperti batu. Seolah-olah TUHAN membuang
batu dari daging dan memberikan daging. Dengan perkataan lain, TUHAN menjauhkan
daging yang telah mengeras dan menggantikannya dengan daging yang lembut. Maksudnya,
TUHAN menjauhkan hati yang keras dan menggantikannya dengan hati yang lembut, yang
orientasinya adalah hati yang siap untuk menerima dan melakukan kehendak TUHAN serta
hidup dalam kebenaran dan ketaatan.
Tindakan TUHAN dalam memberikan hati baru dan roh baru, menjauhkan hati yang
keras, dan memberi hati yang lembut, bukan berarti TUHAN menggantikan organ tubuh (hati)
umat Israel, tetapi sebuah transformasi total yang dilakukan oleh TUHAN di dalam diri umat
Israel agar mereka siap untuk melakukan kehendak Allah dalam hidup mereka (bdg. Ay. 27).
20
rf")B' bleî ~k,Þl' yTiît;n"w>
Diterjemahkan secara harfiah dari
. Sumber Biblia Hebraica Stuttgartensia. KJV:
“... and I will give you an heart of flesh.”; NAS: “... and give you a heart of flesh.” NIV: “and give you a heart of
flesh.” TB: “...dan Kuberikan kepadamu hati yang taat.” BIS: “...akan Kuganti dengan hati yang taat.” TL:
“...dan hati dagingpun akan Kukaruniakan kepadamu.”
Interpretasi Yehezkiel 36:27
Terjemahan
Dan Aku akan memberi Roh-Ku dalam batinmu dan Aku akan membuat kamu hidup di
dalam ketetapan-ketetapan-Ku dan kamu akan memelihara hukum-hukum-Ku dan kamu
akan melakukannya. (Terjemahan penulis).21
Yehezkiel 36:27 menyebutkan dua tindakan TUHAN, yaitu memberikan Roh-Nya dan
membuat umat Israel hidup menurut ketetapan-ketetapan-Nya; dan dua tanggung jawab umat
Israel, yaitu memelihara hukum-hukum Tuhan dan melakukannya.
Tindakan TUHAN: Pemberian Roh untuk Hidup menurut Ketetapan-Nya (ay. 27)
TUHAN berfirman, “Dan Aku akan memberi Roh-Ku dalam batinmu dan Aku akan
membuat kamu hidup di dalam ketetapan-ketetapan-Ku ...” (ay. 27). Pemberian hati baru dan
roh baru, penjauhan hati yang keras, dan pemberian hati yang lembut sebagai persiapan yang
dilakukan TUHAN untuk memberi Roh-Nya agar Roh mendapat tempat yang layak untuk
berdiam dalam diri umat Israel.
Pemberian Roh adalah anugerah TUHAN bagi umat Israel untuk menyatakan
kehadiran TUHAN di dalam dan di antara umat-Nya yang menopang umat Israel untuk hidup
dalam ketaatan. Keberadaan Roh TUHAN dalam batin akan menuntun dan menggerakkan
umat Israel yang memiliki hati baru dan roh baru untuk hidup dalam ketaatan (bdg. 11:19-20;
18:31; 37:14; 39:29).
Menurut J. Koeberle, “Roh Allah adalah suatu kekuatan atau kuasa yang datang dan
berasal dari Allah sendiri dan menguasai diri manusia itu. Roh demikian inilah yang
memotivasi manusia untuk bertindak dan melakukan pekerjaan-pekerjaan luar biasa dan
mengagumkan.”22 Pemberian Roh dalam batin menunjukkan bahwa hati baru dan roh baru
yang dimiliki oleh umat Israel tidak dapat berfungsi dengan baik apabila mereka hanya
bergantung pada kekuatan pribadi masing-masing. Setiap orang membutuhkan Roh TUHAN,
21
Diterjemahkan secara harfiah dari
WkleêTe ‘yQ;xuB.-rv,a] taeÛ ytiyfiª['w> ~k,_B.r>qiB. !TEåa, yxiÞWr-ta,w>
`~t,(yfi[]w: Wrßm.v.Ti yj;îP'v.miW>. Sumber Biblia Hebraica Stuttgartensia. NIV: “And I will put my Spirit in
you and move you to follow my decrees and be careful to keep my laws.” NAS: “And I will put My Spirit
within you and cause you to walk in My statutes, and you will be careful to observe My ordinances.” KJV:
“And I will put my spirit within you, and cause you to walk in my statutes, and ye shall keep my judgments, and
do them.” TL: “Dan Aku akan mengaruniakan Roh-Ku di dalam batinmu serta Kuadakan bahwa kamu menurut
segala syariat-Ku, dan memeliharakan dan melakukan segala hukum-Ku.”
22
J. Koeberle, “Gottesgeist und Menschengeist im AT,” dalam NKZ 13, 329. Dikutip oleh S. M. Siahaan, 2012,
6.
yaitu kuasa atau kekuatan TUHAN yang berdiam dalam diri umat Israel yang memampukan
mereka untuk hidup dalam ketaatan.
Kerohanian umat Israel tidak bergantung pada kemampuan diri sendiri, tetapi pada
pekerjaan Roh TUHAN untuk menghidupkan kerohanian mereka. Roh TUHAN akan
memberikan pengaruh yang positif dalam diri umat Israel,23 sehingga mereka dimampukan
untuk hidup dalam ketetapan TUHAN, memelihara hukum-Nya, dan melakukannya.
Tanggung Jawab Umat Israel: Memelihara Hukum Tuhan dan Melakukannya (ay. 27)
TUHAN berfirman, “... dan kamu akan memelihara hukum-hukum-Ku dan kamu akan
melakukannya” (ay. 27). Dua konsekuensi yang menjadi tanggung jawab umat Israel adalah
mereka akan memelihara hukum-hukum TUHAN dan melakukannya. Dengan perkataan lain,
pemberian Roh Kudus dan kemampuan untuk melakukan ketetapan-ketetapan TUHAN akan
menimbulkan rasa tanggung jawab yang besar di dalam diri umat Israel, bahwa mereka akan
selalu memelihara dan memperhatikan hukum-hukum TUHAN serta melakukannya dalam
hidup mereka.
Kehadiran Roh TUHAN adalah Allah yang hadir dalam diri umat Israel yang akan
mengingatkan, menyadarkan, dan memampukan umat Israel untuk hidup dalam segala
ketetapan TUHAN. Dengan kemampuan dari TUHAN untuk hidup dalam segala ketetapan
TUHAN, maka mereka akan mampu memelihara dan melakukan segala hukum TUHAN
dalam hidupnya.
Pemberian Roh TUHAN dalam batin umat Israel juga berarti bahwa TUHAN
memberikan hakikat ilahi dalam diri umat Israel24 sehingga mereka akan mencerminkan
karakter TUHAN di dalam hidupnya. Keberadaan Roh akan membangkitkan kehidupan
rohani umat Israel (bdg. Yeh. 37:1-14), sehingga mereka tidak lagi hidup menurut kekerasan
hati mereka, tetapi mereka hidup menurut sifat-sifat TUHAN yang dinyatakan di dalam hidup
mereka melalui pikiran, perkataan, perbuatan, dan motivasi, karena Roh akan memampukan
mereka untuk melakukannya.
Dalam konteks pembuangan di Babel yang sedang dialami oleh umat Israel, Roh
TUHAN akan memampukan mereka untuk hidup dalam segala ketetapan TUHAN,
melakukan segala hukum-Nya, dan menguatkan mereka dalam menghadapi berbagai situasi
hidup, termasuk di dalamnya, keberadaan mereka sebagai orang buangan di Babel.
23
Ibid.
Digunakan dalam konteks tulisan ini berdasarkan I. F. Wood, Disertation: The Spirit of God in Biblical
Literature: A Study in the History of Religion (New York: n.p., 1955), 14. Dikutip oleh S. M. Siahaan, 2012, 7.
24
Kajian Teologis-Praktis
Dalam pembahasan tentang kajian teologis-praktis difokuskan pada Roh Allah adalah
Allah memperharui kehidupan orang percaya, yang hidup di dalam orang percaya, dan yang
hidup di antara orang percaya.
Roh Allah Memperbaharui Hidup Orang Percaya
Hati dan roh yang telah diperbarui adalah tempat yang layak didiami oleh Roh Kudus.
Ini berkaitan dengan pemberian hati baru dan roh baru, yaitu pembaruan rohani yang
dilakukan oleh Allah untuk mempersiapkan orang percaya menerima Roh yang akan berdiam
dalam dirinya.
Dalam Perjanjian Baru, orang-orang telah berada di dalam Kristus, mereka disebut
ciptaan baru (II Kor. 5:17). Mereka adalah orang-orang yang telah mengalami transformasi
dari Allah ketika mereka menerima Kristus sebagai Juruselamat. Sedangkan hati baru dan roh
baru adalah padanan kata yang sama dengan “kelahiran kembali,” yaitu tindakan Allah di
dalam Roh-Nya untuk memberikan hati baru – roh baru dalam diri orang percaya melalui
kelahiran kembali. Dalam Perjanjian Baru tidak secara bersama disebutkan tentang hati baru
dan roh baru, tetapi memiliki makna bahwa hati baru dan roh baru adalah pembaruan roh
yang dikerjakan oleh Roh Kudus.
Hal tersebut diketahui melalui percakapan Nikodemus dengan Yesus (Yoh. 3).
Nikodemus adalah seorang Farisi (Yoh. 3:1), pemimpin agama Yahudi (ay. 1), tidak mengerti
hal-hal rohani, secara khusus, kelahiran kembali (ay. 9), penjaga Israel (ay. 10), serta terkenal
dan berpengaruh di kalangan Yahudi. Masalah yang dialaminya adalah ia memahami dan
meyakini Kerajaan Allah, tetapi ia tidak melihat dan tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan
Allah, karena ia belum dilahirkan kembali.
Yesus berkata kepada Nikodemus, “Aku berkata kepadamu, jika seorang tidak
dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah” (Yoh. 3:3). Tampaknya
“dilahirkan kembali” menjadi masalah bagi Nikodemus sehingga Nikodemus berkata kepada
Yesus, “Bagaimana mungkin seorang akan dilahirkan, kalau ia sudah tua? Dapatkah ia
masuk kembali ke dalam rahim ibunya dan dilahirkan lagi?” (Yoh. 3:4).
Nikodemus menilai secara akali dan secara alami berdasarkan yang terjadi dalam
kehidupan manusia. Nikodemus menganggap bahwa “dilahirkan kembali” adalah sesuatu
yang sulit untuk terjadi, tidak mungkin terjadi, dan tidak masuk akal. Nikodemus
menganggap bahwa “dilahirkan kembali” tidak mungkin baginya karena ia sudah tua. Ini
menunjukkan bahwa Nikodemus dengan segala pemahaman teologinya, memiliki kekurangan
terhadap hal-hal rohani. Nikodemus tidak hanya buta terhadap hal-hal rohani, tetapi ia juga
membutuhkan spiritual/roh yang baru untuk pembaruan rohani.
Akhirnya Yesus menjawab, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak
dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah. Apa yang
dilahirkan dari daging, adalah daging, dan apa yang dilahirkan dari Roh, adalah roh.
Janganlah engkau heran, karena Aku berkata kepadamu: Kamu harus dilahirkan kembali.
(Yoh. 3:5-7).
Nikodemus sepertinya masih mengharapkan bahwa Kerajaan Allah adalah seperti
tanda-tanda yang dilakukan oleh Yesus, tetapi Yesus berkata bahwa Kerajaan Allah
menyangkut perubahan sikap hati dan kehidupan rohani seseorang, bukan pada manifestasimanifestasi yang luar biasa yang tampak di luar diri orang percaya.
Kelahiran kembali adalah titik awal dari tindakan Allah untuk mentransformasi
karakter orang percaya, yaitu membarui keadaan hati, batin, jiwa, dan rohani yang berpusat
pada Allah yang menjamin orang percaya akan kehidupan kekal dan memiliki karakter rohani.
Instrumen yang digunakan adalah air25 dan pribadi yang dilibatkan di dalamnya adalah
Roh. Air melambangkan pembasuhan, pembersihan, atau penyucian yang dilakukan oleh
Allah melalui penumpahan darah Yesus Kristus. Roh adalah pribadi Allah yang membarui
roh kita agar kita memiliki kepekaan terhadap hal-hal rohani. Ini berarti bahwa memiliki
karakter rohani, bukan karena orang percaya melaksanakan aturan atau hukum-hukum
tertentu, tetapi dikerjakan oleh Roh Allah melalui proses kelahiran kembali.
Hati baru dan roh baru tidak diperoleh karena kelahiran secara lahiriah, tetapi Roh
Allah yang mengerjakannya di dalam orang-orang yang menerima Kristus sebagai
Juruselamat. Itulah sebabnya Yesus berkata, “Apa yang dilahirkan dari daging adalah daging
dan apa yang dilahirkan dari Roh, adalah roh” (ay. 6). Dan orang-orang yang telah
mengalami pembaruan rohani mereka adalah orang-orang yang meyakini bahwa Yesus adalah
Juruselamat dan mereka akan hidup bagi Allah.
Orang percaya memerlukan transformasi rohani untuk menghasilkan karakter rohani.
Pembaruan rohani terjadi bukan karena pengetahuan teologi dan pengetahuan tentang Alkitab
yang dimilikinya, tetapi karena Roh Allah yang mengerjakannya di dalam dirinya ketika ia
menerima Kristus sebagai Juruselamat pribadi.
25
Ada penafsir yang mengatakan bawah air yang dimaksud adalah baptisan sebagai tanda pengakuan dosa dan
pertobatan untuk memperoleh pengampunan. Air yang dimaksud di sini bukan ritual atau tindakan di luar diri
kita.
Setiap orang, siapa pun dia, apa pun profesinya, apa pun tingkat pendidikannya, apa
pun jabatannya, memerlukan Roh Allah mengerjakan karakter rohani untuk memprioritaskan
hal-hal rohani dalam hidupnya. Apabila ia tidak memiliki hati baru dan roh baru serta Roh
kudus tidak berdiam dalam dirinya, maka ia buta terhadap hal-hal rohani. Untuk itu, ia
memerlukan Roh Allah bekerja di dalam dirinya agar ia dimampukan untuk menghasilkan
karakter yang diinginkan oleh Allah.
Orang percaya memiliki hati baru dan roh baru, bukan karena tingkat pendidikan
teologi dan pengetahuan tentang Alkitab yang tinggi, tetapi karena mereka menerima Kristus
sebagai Juruselamat dan Roh Allah memeteraikannya dalam diri mereka, sehingga mereka
memiliki hati (pikiran, kehendak, dan emosi) dan roh (motivasi yang menggerakkan atau
mengendarai pikiran dan perbuatan) yang taat kepada Allah.
Roh Allah adalah Allah Diam di dalam Orang Percaya
Menjadi seorang Kristen berarti menerima dari Allah hati baru dan roh baru dari
Allah. Itu berarti telah mengalami pembaruan rohani yang memampukan orang Kristen untuk
hidup secara penuh bagi kemuliaan Allah.26 Ini adalah transformasi hati dan roh yang
dilakukan oleh Allah sebagai prasyarat untuk menjadi anggota keluarga Allah.27
Kehadiran Roh Kudus dalam diri orang percaya adalah melayani sebagai agen
transformasi yang menyucikan, melindungi, mendukung, dan menjamin orang percaya.28
Pemberian Roh sebagai tindakan pemeteraian yang dilakukan oleh Allah untuk memastikan
bahwa orang-orang percaya adalah milik Allah dan menjadi jaminan untuk mengalami semua
yang disediakan Allah bagi mereka (II Kor. 1:22).
Allah adalah Allah yang kudus dan Ia tetap mempertahankan kekudusan-Nya
walaupun umat-Nya telah menajiskan kekudusan-Nya. Allah adalah Allah yang kudus tidak
mungkin hidup bersama umat yang tidak kudus, yang memiliki hati yang keras dan roh
pemberontak. Pemberian hati baru dan roh baru adalah untuk kepentingan Allah dan
kepentingan orang percaya. Pada satu sisi, Allah memperbarui kehidupan orang percaya dan
memberikan Roh-Nya diam dalam dirinya untuk menegakkan kekudusan-Nya. Pada sisi lain,
pembaruan rohani dan pemberian Roh akan memampukan orang percaya memiliki sifat dan
karakter Allah untuk dapat bersekutu dengan Dia dalam kekudusan-Nya. Dan kehadiran Roh
26
Peter C. Craigie, 1983, 258.
Ibid.
28
Derek Thomas, Welwyn Commentary Series: God Strengthens, Ezekiel Simply Explained (England: Evanglical
Press, 2003), 238.
27
Allah yang mendiami orang percaya menyatakan kehadiran Allah secara langsung untuk
menguatkan dan mengingatkan mereka untuk hidup dalam kebenaran.
Menjadi penekanan penting bagi orang percaya masa kini, walaupun Roh Allah yang
mendiami orang percaya menyatakan kehadiran Allah yang suci yang dapat menyucikan hati
dan roh dari segala dosa dan kenajisannya, tetapi Roh Allah tidak hidup di dalam hati dan roh
orang percaya yang dicemarkan oleh dosa. Untuk itu, setelah seseorang mengalami
keselamatan di dalam Kristus, ia harus memiliki prioritas terhadap firman Allah, karena Roh
Allah yang mendiaminya mengerjakan hakikat ilahi dalam dirinya, dan ia pun dimampukan
untuk hidup dalam ketaatan, yaitu memelihara dan melakukan firman Allah.
Orang yang hati dan rohnya belum dibarui oleh Allah adalah orang-orang yang tidak
merasa bersalah ketika ia berbuat salah; tidak merasa berdosa kalau ia berbuat dosa; tetapi
bahkan ia merasa senang dan menikmati hal yang salah dan dosa yang dilakukannya. Orang
yang telah memiliki hati baru dan roh baru serta Roh Kudus diam di dalamnya, seharusnya:
-
Memprioritaskan waktu untuk bersekutu dengan Allah ketika orang lain hanya
mengutamakan segala kesempatan dan waktu hanya untuk pekerjaan atau profesinya demi
kebutuhan pribadinya.
-
Memprioritaskan pengorbanan dalam pelayanan ketika orang lain hanya berupaya
memperbanyak hartanya dan memperkaya dirinya melalui profesinya.
-
Memprioritaskan kebenaran ketika orang lain melakukan hal-hal yang tidak benar melalui
profesinya untuk memenuhi keinginan atau kebutuhan pribadi.
-
Memprioritaskan pembekalan firman Tuhan bagi kebutuhan rohaninya ketika orang lain
hanya sibuk membekali diri kita dengan berbagai informasi dan pemanfaatan media untuk
kepuasan diri.
-
Memprioritaskan kejujuran ketika orang lain melakukan kecurangan.
-
Memprioritaskan integritas dalam bekerja ketika orang lain mencari muka terhadap
pimpinan dan bekerja asal-asalan.
-
Memprioritaskan kesucian ketika orang lain hidup dengan tidak merasa bersalah ketika
melakukan dosa.
-
Memprioritaskan hidup dalam tuntunan Roh Kudus ketika orang lain hanya
memprioritaskan pendemonstrasian karunia-karunia Roh.
Dengan demikian pemberian hati baru, roh baru, dan Roh Allah yang mendiami orang
percaya adalah anugerah dan tanggung jawab. Sebagai anugerah, Allah telah meletakkan
dasar untuk hidup suci dan Roh Allah adalah kuasa dan kekuatan Allah yang telah berdiam
dalam diri orang percaya untuk memampukannya hidup dalam ketaatan. Tidak ada kesucian
dan ketaatan yang dapat dibanggakan oleh setiap orang percaya karena itu pun dikerjakan
oleh Roh Allah di dalam dirinya dan ketaatannya harus ditopang oleh Roh Allah. Sebagai
tanggung jawab, orang percaya harus membangun hidupnya di atas ketaatan yang telah
dikerjakan oleh Allah di dalam dirinya untuk hidup memuliakan Allah. Dalam hidupnya, ia
akan memprioritaskan buah-buah Roh, yaitu kasih (sukacita, damai sejahtera, kesabaran,
kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri (Gal. 5:22-23; bdg. I Kor.
13:4-7) sebagai bagian dari kehidupan rohaninya.
Roh Allah Berdiam di antara Orang Percaya
Pemberian hati baru, roh baru, dan Roh yang dilakukan oleh Allah, bukan hanya untuk
kepentingan manusia, tetapi untuk penegakan kekudusan nama-Nya, yang mana, melalui
orang percaya, Allah bekerja untuk menyatakan sifat dan karakter-Nya kepada semua
manusia. Dan apabila hati dan roh orang percaya telah ditransformasi oleh Allah, maka
mustahil ia akan hidup untuk dirinya sendiri. Mereka yang telah diubahkan oleh Allah,
seharusnya hidup mereka menjadi wadah yang melaluinya kesucian dan kehendak Allah
dinyatakan keseluruh bumi.29 Mereka yang telah menerima hati baru dan roh baru dari Allah
seharusnya menyatakan sifat-sifat Allah kepada dunia (bdg. Kel. 19:6).30
Dengan adanya hati baru, roh baru, dan Roh Allah yang mendiami orang-orang
percaya, maka sebenarnya mereka memiliki tanggung jawab untuk menyatakan kesucian
Allah kepada orang-orang yang berada di sekitar mereka. Jika hati dan roh mereka benarbenar telah ditransformasi Allah, maka mereka tidak hanya mengalami untuk diri kita sendiri,
tetapi juga menyatakannya kepada orang lain. Mereka yang telah dibarui oleh Allah adalah
orang yang hidupnya seharusnya menjadi berkat bagi orang lain.
Dalam kehidupan komunitas orang percaya, Roh yang sama (Roh Allah) berdiam di
dalam setiap orang percaya untuk mempersatukan semua orang percaya (I Kor. 12:12-13) dan
melengkapi semua orang percaya dengan karunia-karunia tertentu (I Kor. 12:7-11), agar
mereka dapat saling melayani dan dilayani satu sama lain (I Kor. 12:14-20), demi keutuhan,
kehidupan, dan kelanjutan persekutuan orang percaya (I Kor. 12:21-26).
Penutup
29
30
Peter C. Craigie, 1983, 258.
Ibid.
Tujuan panggilan Israel adalah untuk menyatakan perbuatan TUHAN kepada bangsabangsa lain, tetapi Israel telah gagal memenuhi panggilan tersebut. Untuk menggenapi
panggilan tersebut , TUHAN sendiri berinisiatif menentukan tindakan yang harus
dilaksanakan untuk menggenapi tujuan tersebut. TUHAN menyatakan kekudusan nama-Nya,
dengan cara, melakukan transformasi yang radikal dalam diri umat Israel. Mereka berada
dalam keadaan najis, tetapi TUHAN mentahirkan mereka. Hati yang lama (keras), tidak
dapat memahami kebenaran, tidak memelihara iman, tetapi diganti dengan hati baru (lembut).
Roh yang lama, yaitu roh yang tidak taat, diganti dengan roh baru, yaitu roh taat. Klimaksnya
adalah memberikan Roh-Nya yang berdiam dalam batin umat Israel.
Dalam kehidupan orang percaya saat ini, Allah mentransformasi kehidupan rohani
orang percaya menjadi ciptaan baru dan Roh Allah diberikan kepada mereka agar mereka
dimampukan untuk hidup dalam ketaatan kepada Allah. Dengan demikian, tidak ada seorang
pun yang dapat menyombongkan diri dengan kehidupan rohaninya, karena kehidupan rohani
harus ditopang oleh Roh Kudus yang memberikan kekuatan kepadanya untuk hidup dalam
ketaatan.
Untuk itu, pengajaran tentang Roh Kudus penting untuk dipahami oleh orang-orang
Kristen agar tidak memiliki pemahaman yang salah, sehingga dalam prakteknya, pada satu
sisi, tidak memberikan penekanan secara berlebihan bagian tertentu, seperti pendemonstrasian
karunia tertentu secara berlebihan, dan pada sisi lain, orang percaya peka terhadap kehadiranNya sebagai Allah yang hidup di dalam kehidupan mereka.
Umumnya penyataan tentang kuasa Roh Kudus hanya menekankan dalam pelayananpelayanan Kristen, tetapi kurang menekankan keberadaan-Nya sebagai Allah yang berdiam
dalam diri setiap orang percaya. Roh Kudus tidak hanya menyatakan kuasa-Nya dalam
pelayanan-pelayanan yang ada, tetapi juga mengerjakan karakter yang memuliakan Allah
berdasarkan hati yang telah diubahkan oleh Allah.
Kehadiran Roh Kudus bukan hanya melengkapi orang percaya dengan karuniakarunia pelayanan, tetapi juga mewujudkan pekerjaan Allah dalam setiap orang percaya, yaitu
untuk memberikan hati baru – roh baru dan Roh Kudus, agar setiap orang percaya memiliki
hati yang taat, peka dan memiliki keinginan terhadap hal-hal rohani, ingin selalu dekat dengan
Allah, dan selalu memiliki keinginan untuk menyenangkan Allah.
Dengan demikian, sudah sepantasnya, orang percaya menghargai kehadiran Roh
Kudus dalam dirinya sebagai Allah yang memampukannya untuk mengalami pertumbuhan
rohani dan memberdayakan kuasa Roh yang bekerja di dalam setiap orang percaya untuk
melaksanakan pelayanan-pelayanan dalam tubuh Kristus berdasarkan karunia-karunia yang
dimilikinya.
Kepustakaan
Alkitab
Alkitab
2008 Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia.
Alkitab Ibrani-Indonesia
1999 Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia.
Biblia Hebraica Stutgartensia
1990 Stuttgart: Deutsche Bibelgesellschaft.
Bibliografi
Craigie, Peter C.
1983 Ezekiel. Philadelphia, Pennsylvania: The Westminster Press.
Dyrness, William
2001 Tema-Tema dalam Teologi Perjanjian Lama. Malang: Gandum Mas.
Kelly, Page H.
2013 Pengantar Tata Bahasa Ibrani Biblika. Surabaya: Momentum, 2013.
Owen, John Joseph
2002 Analytical Key to the Old Testament: Volume 4 Isaiah-Malachi. Grand
Rapids, Michigan: Baker Book House.
Siahaan, S. M.
2012 Ruakh dalam Perjanjian Lama. Jakarta: BPK Gunung Mulia.
Smith, James E.
2004 An Exegetical Commentary on Ezekiel. Florida: College Press.
Strong, James
N.d. Strong’s Exhaustive Concordance of the Bible. Iowa Falls, Iowa: World Bible
Publishers.
Thomas, Derek
2003 Welwyn Commentary Series: God Strengthens, Ezekiel Simply Explained.
England: Evanglical Press.
Utley, Bob Utley
1996 Ezekiel. Texas: East Texas Baptist University.
Wevers, John W.
1982 The New Century Bible Commentary: Ezekiel. Grand Rapids, Michigan: Wm.
B. Eerdmans Publishing Company, 1982.
Website
Constable, Thomas L.
2013 Notes on Ezekiel. Tersedia di soniclight.com/constable/pdf/ezekiel/pdf,
diakses pada tanggal 8 Januari 2014.
Software
Bible Works 7.0.0.129. Bible Works for Windows.
E-Sword Version 10.0.5. Copy Right 2002-2012
Sabda Version 3.00. (SABDA OLB) Versi Indonesia, September 21, 2002
ORANG PERCAYA (EKSPOSISI YEHEZKIEL 36:26-27)
Oleh: Peniel C. D. Maiaweng
Pendahuluan
Keberadaan Roh Allah dinyatakan dalam Alkitab sebelum bumi berbentuk (Kej. 1:2)
Ini menunjukkan bahwa Roh adalah Allah yang kekal dan Pencipta.1 Namun dalam
Perjanjian Lama, Roh Allah tampaknya muncul hanya dalam momen-momen tertentu dan
bekerja melalui orang-orang tertentu, sehingga memberikan kesan bahwa Roh Allah dalam
Perjanjian Lama adalah Roh yang belum mendiami umat Allah secara keseluruhan dan belum
bekerja secara tetap dalam kehidupan umat Allah.
Sebenarnya, keberadaan Roh Kudus yang kekal menunjukkan bahwa Ia selalu ada dan
menyatakan diri-Nya secara umum kepada semua manusia (Kej. 6:3), kepada orang-orang
tertentu untuk tugas-tugas tertentu dalam bangsa Israel (Kej. 41:38; Kel. 31:3; 35:31; Hakim
3:10; 6:34; 14:6; 15:14; I Sam 10:6; II Sam. 23:2), dan kepada setiap umat Allah, dengan cara
berdiam dalam diri mereka (bdg. Yeh. 36:27).
Salah satu nabi yang berbicara tentang Roh Kudus adalah nabi Yehezkiel (Yeh. 3:12,
24; 11:24; 37:1). Nabi Yehezkiel bernubuat tentang TUHAN memberikan hati baru dan roh
baru kepada umat Israel dan dilanjutkan dengan pemberian Roh-Nya dalam batin mereka
sebagai penyataan diri Allah yang hidup di dalam dan di antara umat-Nya (Yeh. 36:27;
39:29).
Pemberian Roh dalam batin bukan didasarkan pada kehendak dan pertobatan Israel,
tetapi karena nama-Nya yang kudus (36:22-23; 39:25). Karena kehormatan nama-Nya,
TUHAN bertindak memberikan hati baru dan roh baru, menjauhkan hati yang keras,
memberikan hati yang lembut, memberikan Roh-Nya, dan memampukan umat-Nya untuk
hidup dalam ketetapan-Nya. Ini adalah inisiatif TUHAN kepada umat Israel untuk
membuktikan kepada leluruh bangsa dan ciptaan-Nya bahwa Ia benar-benar kudus.2 Umat
Israel3hanya menerima-Nya dalam diri mereka.
1
Bandingkan penyebutan Allah dalam Kejadian 1:1, “elohim” dan Kej. 1:2, “ruakh elohim” yang menunjukkan
bahwa Roh yang dimaksud adalah Roh Allah.
2
S. M. Siahaan, Ruakh dalam Perjanjian Lama (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2012), 62; Peter C. Craigie,
Ezekiel (Philadelphia, Pennsylvania: The Westminster Press, 1983), 257.
3
Dalam keberadaan Yehezkiel sebagai nabi, walaupun Yehezkiel adalah bagian dari bangsa Yehuda yang
dibuang ke Babel dan Yehezkiel pun bernubuat ketika ia masih di pembuangan di Babel, tetapi ketika TUHAN
berfirman kepadanya tentang pemulihan (Yehezkiel 33-39), TUHAN menyebutkan Israel secara keseluruhan
sebagai umat pilihan-Nya (36:1, 12, 17, 22; 39:29), bukan hanya Yehuda.
Dalam nubuat ini, TUHAN menyebut Israel sebagai “gunung Israel”4 untuk
menyatakan bahwa Israel adalah bangsa yang akan dipulihkan wilayah kekuasaannya dan
kehidupan rohaninya. Dalam Yeh. 36:1-15, TUHAN menempatkan Israel sebagai orang
ketiga, dengan sebutan “gunung Israel,” tetapi dalam 36:16-36, TUHAN menempatkan Israel
sebagai orang kedua, dengan sebutan “kamu,” yang menyatakan bahwa Israel akan
mengalami pemulihan secara langsung sesuai dengan yang difirmankan TUHAN kepada
mereka.
Untuk memahami maksud dari nubuat pemulihan tersebut, maka dalam tulisan ini
akan dibahas tentang Roh Kudus sebagai Allah berdiam di dalam dan di antara orang percaya
berdasarkan Yehezkiel 36:26-27, yang pembahasan terfokus pada kajian teologis-biblis dan
teologis-praktis.
Kajian Teologis-Biblis
Dalam kajian teologis-biblis akan dibahas interpretasi Yehezkiel 36:26-27, yang
terfokus pada terjemahan ayat dan penjelasan bagian-bagian penting dari kedua ayat tersebut.
Pembahasan Yeh. 36:26 terfokus pada tindakan TUHAN, yaitu pemberian hati baru dan roh
baru, penjauhan hati yang keras, dan pemberian hati yang lembut. Pembahasan Yeh. 37:27
terfokus pada tindakan TUHAN, yaitu pemberian Roh yang akan memampukan umat Allah
untuk hidup dalam ketetapan-Nya dan menghasilkan kehidupan yang bertanggung jawab,
yaitu memelihara hukum TUHAN dan melakukannya.
Interpretasi Yehezkiel 36:26
Terjemahan
Dan Aku akan memberi hati baru dan roh baru, Aku akan memberi dalam batinmu, dan
Aku akan menjauhkan hati yang keras dari tubuhmu, dan Aku akan memberi kepadamu
hati lembut. (Terjemahan penulis) 5
4
Dalam Yehezkiel 35-36, terdapat dua obyek penerima yang disebut dengan “gunung.” Dalam pasal 35
disebutkan tentang “pegunungan Seir,” yang menyatakan Edom sebagai penerima nubuat, yang mana Edom
akan mengalami perlawanan dari TUHAN (35:3). Penyebutan kedua tentang “gunung” adalah “gunung Israel,”
yang menyatakan Israel sebagai bangsa yang akan dipulihkan (36:9-11). Peter C. Craigie, 1983, 257.
x:Wrïw> vd"êx' bleä ‘~k,l' yTiÛt;n"w> ~k,_B.r>qiB. !TEåa, hv'Þd"x
`rf")B' bleî ~k,Þl' yTiît;n"w> ~k,êr>f;B.mi ‘!b,a,’h' bleÛ-ta, ytiørosi’h]w:]. Sumber Biblia Hebraica
5
Terjemahan secara harfiah dari
Stuttgartensia.
Yehezkiel 36:26 menyebutkan tiga tindakan TUHAN terhadap umat Israel, yaitu
memberikan hati yang baru dan roh yang baru, menjauhkan hati yang keras, dan memberikan
hati yang lembut.
Pemberian Hati Baru dan Roh Baru (ay. 26)
Umat Israel memiliki hati yang tegar/tertutup terhadap firman TUHAN (Yeh. 2:4).
Mereka memiliki roh pemberontak yang selalu menentang ketetapan-ketetapan dan peraturanperaturan yang diberikan TUHAN. Mereka juga selalu menentang TUHAN dengan
penyimpangan-penyimpangan yang mereka lakukan (3:18, 19; 4:4, 5, 6, 17; 7:13, 16, 19; 9:9;
14:3, 4, 7, 10; 16:49; 18:17, 18, 19, 20, 30; 21:23, 24, 25, 29; 24:23; 28:18; 29:16; 32:27;
33:6, 8, 9; 35:5; 36:31, 33; 39:23). Dalam keadaan demikian, tidak ada kebenaran yang
terdapat dalam diri mereka. Mereka tidak memiliki motivasi untuk bersekutu dengan
TUHAN. Akhirnya, mereka harus dibawa ke Babel sebagai orang buangan karena segala
dosa mereka.
Dalam keadaan terpuruk yang dialami oleh umat Israel, TUHAN berfirman, “Dan Aku
akan memberi hati baru dan roh baru, Aku akan memberi dalam batinmu ... “ (ay. 26 –
terjemahan penulis).6 TUHAN memberi hati baru dan roh baru kepada umat Israel7 sebagai
pembaruan secara rohani yang akan mereka alami.
Kata memberi (!t;n"-natan)8 dalam ayat 26 juga berarti meletakkan dan menempatkan.9
Ini berarti bahwa keberadaan hati baru dan roh baru mengacu kepada tindakan TUHAN
sendiri dalam membuat, memberikan, dan menempatkannya dalam batin umat Israel.
Pengulangan kata memberi sebanyak dua kali (“memberi hati baru dan roh baru” serta
“memberi dalam batinmu”) dalam ayat 26 menunjukkan bahwa pemberian hati baru dan roh
baru dalam batin adalah anugerah TUHAN untuk melakukan yang terbaik bagi umat Israel
agar mereka hidup berkenan kepada-Nya dan dapat menikmati segala janji yang telah
dinyatakan-Nya kepada mereka. Pemberian hati baru dan roh baru dalam batin adalah
penunjukkan secara langsung yang dilakukan oleh TUHAN kepada umat Israel untuk
memilikinya agar mereka dimampukan untuk hidup sesuai dengan hukum-hukum TUHAN.
6
~k,_B.r>qiB. !TEåa, hv'Þd"x] x:Wrïw> vd"êx' bleä ‘~k,l' yTiÛt;n"w>
Diterjemahkan secara harfiah dari
. Sumber
Biblia Hebraica Stuttgartensia.
7
Ide tentang TUHAN memberi hati baru dan roh baru disebutkan dalam kitab Yehezkiel sebanyak dua kali
(11:19-20 dan 36:26-27).
yTiÛt;n"w> - wenatatti adalah bentuk perfek orang pertama
tunggal dari kata !t;n-" natan ditambah awalan penghubung w" – wa.
8
9
Kalimat “Aku akan memberi” diterjemahkan dari kata
James Strong, Strong’s Exhaustive Concordance of the Bible (Iowa Falls, Iowa: World Bible Publishers, n.d.),
s.v. “gave.”
Pemberian hati baru dan roh baru dilaksanakan setelah TUHAN mengumpulkan
bangsa Israel yang telah terserak di antara bangsa-bangsa dan membawa mereka kembali ke
tanahnya (Yeh. 36:24) dan mentahirkan mereka dari kenajisan dan berhala-berhala (Yeh.
14:1-4; 36:25). Ini menunjukkan bahwa pemulihan yang akan dialami oleh umat Israel, baik
secara jasmani maupun rohani, semata-mata inisiatif TUHAN dan demi kekudusan nama-Nya
agar umat Israel hidup di tanah perjanjian dengan keadaan rohani yang telah dipulihkan dan
berkenan kepada TUHAN.
Kata “baru” (vd"êx'-khädäš) juga berarti kudus, dengan maksud, hati baru dan roh baru
yang diberikan TUHAN adalah hati dan roh yang kudus. Inilah cara TUHAN menguduskan
umat Israel agar mereka berkenan kepada TUHAN. Pemberian hati dan roh baru (kudus)
sejalan dengan nama TUHAN yang kudus. Bangsa Israel telah menajiskan nama TUHAN
yang kudus di tengah bangsa-bangsa di mana bangsa Israel terserak. Untuk itulah, TUHAN
sendiri yang menguduskan nama-Nya. Dan pemulihan umat Israel, dengan cara memberi hati
baru dan roh baru adalah cara TUHAN untuk menguduskan nama-Nya di antara bangsabangsa.
Hati manusia adalah pusat kehidupan manusia yang memengaruhi seluruh tindakan
hidup manusia10 dan menyatakan kepribadian seseorang yang terwujud dalam pikiran,
kehendak, dan perasaan (bdg. 2:4; 3:7).11 Roh manusia merupakan kekuatan yang
menggerakkan manusia melaksanakan tanda-tanda kehidupan.12 Roh memastikan seseorang
untuk melakukan jenis perbuatan yang khusus (Kel. 35:12). Roh manusia terbuka terhadap
pengaruh Allah (Hagai 1:14).13
Hati dan roh dalam batin menyatakan keseluruhan bagian terdalam dari kehidupan
manusia (the whole inner life).14 “Hati dan roh manusia menggerakkan pusat kehidupan
manusia dan mendorongnya untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan ke arah tertentu.”15
Dengan demikian, TUHAN memberikan hati baru dan roh baru agar umat Israel dapat
memotivasi dirinya melakukan hal-hal yang benar di hadapan TUHAN, memiliki keinginan
untuk terbuka terhadap hal-hal rohani, dan memiliki motivasi untuk menyatukan diri dengan
TUHAN. Pemberian hati baru dan roh baru adalah cara TUHAN memperbarui hubungan10
S. M. Siahaan, 2012, 19.
Thomas L. Constable, Notes on Ezekiel, 2013 Edition, 183. tersedia di
soniclight.com/constable/pdf/ezekiel/pdf diakses pada tanggal 8 Januari 2014.
12
J. Pedersen, Israel. Its Life and Cilture I-II, London – Kopenhagen, 1954, 102. Dikutip oleh S. M. Siahaan,
2012, 19.
13
William Dyrness, Tema-Tema dalam Teologi Perjanjian Lama (Malang: Gandum Mas, 2001), 184.
14
James E. Smith, An Exegetical Commentary on Ezekiel (Florida: College Press, 2004), 214; Bob Utley, Ezekiel
(Texas: East Texas Baptist University, 1996), 303.
15
J. Pedersen, 1954, 102. Ibid., 19-20.
11
Nya dengan umat Israel yang dimulai dengan pembaruan pikiran, kehendak, perasaan, dan
motivasi umat Israel agar mereka dapat melakukan hal-hal yang berkenan kepada TUHAN.
Menjauhkan Hati yang Keras (ay. 26)
TUHAN menilai bahwa bangsa Israel adalah bangsa yang berkepala batu dan bertegar
hati (Yeh. 2:3; 3:7). Mereka telah melakukan kekejian-kekejian yang besar (Yeh. 8:6, 15),
meninggalkan TUHAN (8:12), dan berkelakuan tidak senonoh (8:17). Kehidupan bangsa
Israel yang demikian, membuat mereka mengalami konsekuensinya. Yerusalem diserang
oleh Babel, tembok Yerusalem dan Bait Suci dihancurkan, tata ibadah dalam Bait Allah
dirusakkan, dan para bangsawan serta orang-orang muda dan kuat diangkut ke Babel (Yeh.
20:37-38).
Bangsa Israel gagal melaksanakan perannya sebagai bangsa yang menyatakan
perbuatan-perbuatan Allah di antara bangsa-bangsa (Yeh. 36:22-23). Bangsa Israel pun gagal
menjaga Tanah Perjanjian yang telah diberikan TUHAN kepadanya berdasarkan pengikatan
perjanjian yang telah dilaksanakan oleh TUHAN dengan leluhur Israel (bdg. Yeh. 36:24).16
Bangsa Israel mengalami pergumulan yang besar ketika sedang berada di pembuangan. Israel
tidak dapat berbuat apa-apa untuk kebaikan mereka.
Ketika Israel berada dalam keadaan demikian, TUHAN memiliki rencana untuk
memulihkannya dari keadaannya yang terpuruk. Rencana tersebut adalah menjauhkan hati
yang keras. TUHAN berfirman, “... dan Aku akan menjauhkan hati yang keras dari tubuhmu
...” (ay. 26 – terjemahan penulis).17 Kata menjauhkan (ytirosih] - hásìrötî) adalah kata kerja
bentuk hifil dari kata rWs (sur - berbalik).18 Ini menunjukkan bahwa TUHAN yang
menyebabkan umat Israel berbalik kepada-Nya dan Ia jugalah yang menjauhkan hati umat
Israel yang keras/batu (!b,a, - eben -batu) dari tubuh/daging (rf;B.mi -mibbesar – dari daging).
Dalam ayat ini, daging tidak dipertentangkan dengan roh, tetapi dengan batu.19
Daging menggambarkan hati yang yang lembut, batu yang menggambarkan hati yang
berkeras. Hati yang keras yang dimiliki umat Israel menyatakan keadaan hati mereka yang
16
17
Peter C. Craigie, 1983, 257.
~k,êr>f;B.mi ‘!b,a,’h' bleÛ-ta, ytiørosi’h]w:
Diterjemahkan secara harfiah dari
Sumber Biblia Hebraica
Stuttgartensia. Beberapa terjemahan lain; KJV: “... and I will take away the stony heart out of your flesh ...”;
NAS: “... and I will remove the heart of stone from your flesh ...”; Ende: “...Hati jang membatu akan
Kudjauhkan dari dalam batinmu ...”; FAYH: “Aku akan menyingkirkan hatimu yang mengeras seperti batu
karena dosa ...”; NIV: “I will remove from you your heart of stone ....”
18
Kata kerja hifil adalah kata kerja yang menegaskan kausatif. Page H. Kelly, Pengantar Tata Bahasa Ibrani
Biblika (Surabaya: Momentum, 2013), 124-125.
19
John W. Wevers, The New Century Bible Commentary: Ezekiel (Grand Rapids, Michigan: Wm. B. Eerdmans
Publishing Company, 1982), 193.
lama. Mereka memiliki hati yang telah membatu. Hati yang tidak memiliki keinginan untuk
taat kepada TUHAN dan tertutup terhadap hal-hal rohani. Dengan perkataan lain, pikiran,
perasaan, dan emosi menjadi keras atau tertutup untuk taat kepada TUHAN (2:4; 3:7).
Untuk itulah TUHAN sendiri berinisiatif mendatangi umat Israel serta mengeluarkan
dan menjauhkan hati yang keras, yang telah membatu, yang tertutup terhadap kebenaran, dan
yang tidak sanggup mempertahankan kesucian dalam diri mereka.
Dengan demikian, umat Israel tetap membutuhkan anugerah TUHAN untuk
mengangkat keluar hati yang keras dari diri mereka agar mereka terbuka terhadap kebenaran
dan memprioritaskan kekudusan dalam relasinya dengan TUHAN.
Memberikan Hati yang Lembut (ay. 26)
Umat Israel bergumul dengan keadaannya sendiri, yaitu hati yang keras terhadap
kebenaran. TUHAN sendiri bertindak untuk menolong umat Israel, dengan cara menjauhkan
hati yang keras dan memberikan hati yang lembut.
Terjemahan secara harfiah, “... dan Aku akan menjauhkan hati yang batu (‘!b,a,’h'haeven-yang batu/batu itu) dari dagingmu/tubuhmu (~k,êr>f;B.mi-mibbesarkhem-dari
dagingmu/dari tubuhmu) dan Aku akan memberi kepadamu hati daging (rf")B'-basardaging/tubuh).” Secara umum diterjemahkan, “... dan Aku akan menjauhkan hati yang keras
dari tubuhmu dan Aku memberi kepadamu hati lembut” (ay. 26).20
Berdasarkan terjemahan yang ada, penggambaran hati baru adalah daging yang tidak
terdapat batu atau daging yang tidak mengeras seperti batu. Seolah-olah TUHAN membuang
batu dari daging dan memberikan daging. Dengan perkataan lain, TUHAN menjauhkan
daging yang telah mengeras dan menggantikannya dengan daging yang lembut. Maksudnya,
TUHAN menjauhkan hati yang keras dan menggantikannya dengan hati yang lembut, yang
orientasinya adalah hati yang siap untuk menerima dan melakukan kehendak TUHAN serta
hidup dalam kebenaran dan ketaatan.
Tindakan TUHAN dalam memberikan hati baru dan roh baru, menjauhkan hati yang
keras, dan memberi hati yang lembut, bukan berarti TUHAN menggantikan organ tubuh (hati)
umat Israel, tetapi sebuah transformasi total yang dilakukan oleh TUHAN di dalam diri umat
Israel agar mereka siap untuk melakukan kehendak Allah dalam hidup mereka (bdg. Ay. 27).
20
rf")B' bleî ~k,Þl' yTiît;n"w>
Diterjemahkan secara harfiah dari
. Sumber Biblia Hebraica Stuttgartensia. KJV:
“... and I will give you an heart of flesh.”; NAS: “... and give you a heart of flesh.” NIV: “and give you a heart of
flesh.” TB: “...dan Kuberikan kepadamu hati yang taat.” BIS: “...akan Kuganti dengan hati yang taat.” TL:
“...dan hati dagingpun akan Kukaruniakan kepadamu.”
Interpretasi Yehezkiel 36:27
Terjemahan
Dan Aku akan memberi Roh-Ku dalam batinmu dan Aku akan membuat kamu hidup di
dalam ketetapan-ketetapan-Ku dan kamu akan memelihara hukum-hukum-Ku dan kamu
akan melakukannya. (Terjemahan penulis).21
Yehezkiel 36:27 menyebutkan dua tindakan TUHAN, yaitu memberikan Roh-Nya dan
membuat umat Israel hidup menurut ketetapan-ketetapan-Nya; dan dua tanggung jawab umat
Israel, yaitu memelihara hukum-hukum Tuhan dan melakukannya.
Tindakan TUHAN: Pemberian Roh untuk Hidup menurut Ketetapan-Nya (ay. 27)
TUHAN berfirman, “Dan Aku akan memberi Roh-Ku dalam batinmu dan Aku akan
membuat kamu hidup di dalam ketetapan-ketetapan-Ku ...” (ay. 27). Pemberian hati baru dan
roh baru, penjauhan hati yang keras, dan pemberian hati yang lembut sebagai persiapan yang
dilakukan TUHAN untuk memberi Roh-Nya agar Roh mendapat tempat yang layak untuk
berdiam dalam diri umat Israel.
Pemberian Roh adalah anugerah TUHAN bagi umat Israel untuk menyatakan
kehadiran TUHAN di dalam dan di antara umat-Nya yang menopang umat Israel untuk hidup
dalam ketaatan. Keberadaan Roh TUHAN dalam batin akan menuntun dan menggerakkan
umat Israel yang memiliki hati baru dan roh baru untuk hidup dalam ketaatan (bdg. 11:19-20;
18:31; 37:14; 39:29).
Menurut J. Koeberle, “Roh Allah adalah suatu kekuatan atau kuasa yang datang dan
berasal dari Allah sendiri dan menguasai diri manusia itu. Roh demikian inilah yang
memotivasi manusia untuk bertindak dan melakukan pekerjaan-pekerjaan luar biasa dan
mengagumkan.”22 Pemberian Roh dalam batin menunjukkan bahwa hati baru dan roh baru
yang dimiliki oleh umat Israel tidak dapat berfungsi dengan baik apabila mereka hanya
bergantung pada kekuatan pribadi masing-masing. Setiap orang membutuhkan Roh TUHAN,
21
Diterjemahkan secara harfiah dari
WkleêTe ‘yQ;xuB.-rv,a] taeÛ ytiyfiª['w> ~k,_B.r>qiB. !TEåa, yxiÞWr-ta,w>
`~t,(yfi[]w: Wrßm.v.Ti yj;îP'v.miW>. Sumber Biblia Hebraica Stuttgartensia. NIV: “And I will put my Spirit in
you and move you to follow my decrees and be careful to keep my laws.” NAS: “And I will put My Spirit
within you and cause you to walk in My statutes, and you will be careful to observe My ordinances.” KJV:
“And I will put my spirit within you, and cause you to walk in my statutes, and ye shall keep my judgments, and
do them.” TL: “Dan Aku akan mengaruniakan Roh-Ku di dalam batinmu serta Kuadakan bahwa kamu menurut
segala syariat-Ku, dan memeliharakan dan melakukan segala hukum-Ku.”
22
J. Koeberle, “Gottesgeist und Menschengeist im AT,” dalam NKZ 13, 329. Dikutip oleh S. M. Siahaan, 2012,
6.
yaitu kuasa atau kekuatan TUHAN yang berdiam dalam diri umat Israel yang memampukan
mereka untuk hidup dalam ketaatan.
Kerohanian umat Israel tidak bergantung pada kemampuan diri sendiri, tetapi pada
pekerjaan Roh TUHAN untuk menghidupkan kerohanian mereka. Roh TUHAN akan
memberikan pengaruh yang positif dalam diri umat Israel,23 sehingga mereka dimampukan
untuk hidup dalam ketetapan TUHAN, memelihara hukum-Nya, dan melakukannya.
Tanggung Jawab Umat Israel: Memelihara Hukum Tuhan dan Melakukannya (ay. 27)
TUHAN berfirman, “... dan kamu akan memelihara hukum-hukum-Ku dan kamu akan
melakukannya” (ay. 27). Dua konsekuensi yang menjadi tanggung jawab umat Israel adalah
mereka akan memelihara hukum-hukum TUHAN dan melakukannya. Dengan perkataan lain,
pemberian Roh Kudus dan kemampuan untuk melakukan ketetapan-ketetapan TUHAN akan
menimbulkan rasa tanggung jawab yang besar di dalam diri umat Israel, bahwa mereka akan
selalu memelihara dan memperhatikan hukum-hukum TUHAN serta melakukannya dalam
hidup mereka.
Kehadiran Roh TUHAN adalah Allah yang hadir dalam diri umat Israel yang akan
mengingatkan, menyadarkan, dan memampukan umat Israel untuk hidup dalam segala
ketetapan TUHAN. Dengan kemampuan dari TUHAN untuk hidup dalam segala ketetapan
TUHAN, maka mereka akan mampu memelihara dan melakukan segala hukum TUHAN
dalam hidupnya.
Pemberian Roh TUHAN dalam batin umat Israel juga berarti bahwa TUHAN
memberikan hakikat ilahi dalam diri umat Israel24 sehingga mereka akan mencerminkan
karakter TUHAN di dalam hidupnya. Keberadaan Roh akan membangkitkan kehidupan
rohani umat Israel (bdg. Yeh. 37:1-14), sehingga mereka tidak lagi hidup menurut kekerasan
hati mereka, tetapi mereka hidup menurut sifat-sifat TUHAN yang dinyatakan di dalam hidup
mereka melalui pikiran, perkataan, perbuatan, dan motivasi, karena Roh akan memampukan
mereka untuk melakukannya.
Dalam konteks pembuangan di Babel yang sedang dialami oleh umat Israel, Roh
TUHAN akan memampukan mereka untuk hidup dalam segala ketetapan TUHAN,
melakukan segala hukum-Nya, dan menguatkan mereka dalam menghadapi berbagai situasi
hidup, termasuk di dalamnya, keberadaan mereka sebagai orang buangan di Babel.
23
Ibid.
Digunakan dalam konteks tulisan ini berdasarkan I. F. Wood, Disertation: The Spirit of God in Biblical
Literature: A Study in the History of Religion (New York: n.p., 1955), 14. Dikutip oleh S. M. Siahaan, 2012, 7.
24
Kajian Teologis-Praktis
Dalam pembahasan tentang kajian teologis-praktis difokuskan pada Roh Allah adalah
Allah memperharui kehidupan orang percaya, yang hidup di dalam orang percaya, dan yang
hidup di antara orang percaya.
Roh Allah Memperbaharui Hidup Orang Percaya
Hati dan roh yang telah diperbarui adalah tempat yang layak didiami oleh Roh Kudus.
Ini berkaitan dengan pemberian hati baru dan roh baru, yaitu pembaruan rohani yang
dilakukan oleh Allah untuk mempersiapkan orang percaya menerima Roh yang akan berdiam
dalam dirinya.
Dalam Perjanjian Baru, orang-orang telah berada di dalam Kristus, mereka disebut
ciptaan baru (II Kor. 5:17). Mereka adalah orang-orang yang telah mengalami transformasi
dari Allah ketika mereka menerima Kristus sebagai Juruselamat. Sedangkan hati baru dan roh
baru adalah padanan kata yang sama dengan “kelahiran kembali,” yaitu tindakan Allah di
dalam Roh-Nya untuk memberikan hati baru – roh baru dalam diri orang percaya melalui
kelahiran kembali. Dalam Perjanjian Baru tidak secara bersama disebutkan tentang hati baru
dan roh baru, tetapi memiliki makna bahwa hati baru dan roh baru adalah pembaruan roh
yang dikerjakan oleh Roh Kudus.
Hal tersebut diketahui melalui percakapan Nikodemus dengan Yesus (Yoh. 3).
Nikodemus adalah seorang Farisi (Yoh. 3:1), pemimpin agama Yahudi (ay. 1), tidak mengerti
hal-hal rohani, secara khusus, kelahiran kembali (ay. 9), penjaga Israel (ay. 10), serta terkenal
dan berpengaruh di kalangan Yahudi. Masalah yang dialaminya adalah ia memahami dan
meyakini Kerajaan Allah, tetapi ia tidak melihat dan tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan
Allah, karena ia belum dilahirkan kembali.
Yesus berkata kepada Nikodemus, “Aku berkata kepadamu, jika seorang tidak
dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah” (Yoh. 3:3). Tampaknya
“dilahirkan kembali” menjadi masalah bagi Nikodemus sehingga Nikodemus berkata kepada
Yesus, “Bagaimana mungkin seorang akan dilahirkan, kalau ia sudah tua? Dapatkah ia
masuk kembali ke dalam rahim ibunya dan dilahirkan lagi?” (Yoh. 3:4).
Nikodemus menilai secara akali dan secara alami berdasarkan yang terjadi dalam
kehidupan manusia. Nikodemus menganggap bahwa “dilahirkan kembali” adalah sesuatu
yang sulit untuk terjadi, tidak mungkin terjadi, dan tidak masuk akal. Nikodemus
menganggap bahwa “dilahirkan kembali” tidak mungkin baginya karena ia sudah tua. Ini
menunjukkan bahwa Nikodemus dengan segala pemahaman teologinya, memiliki kekurangan
terhadap hal-hal rohani. Nikodemus tidak hanya buta terhadap hal-hal rohani, tetapi ia juga
membutuhkan spiritual/roh yang baru untuk pembaruan rohani.
Akhirnya Yesus menjawab, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak
dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah. Apa yang
dilahirkan dari daging, adalah daging, dan apa yang dilahirkan dari Roh, adalah roh.
Janganlah engkau heran, karena Aku berkata kepadamu: Kamu harus dilahirkan kembali.
(Yoh. 3:5-7).
Nikodemus sepertinya masih mengharapkan bahwa Kerajaan Allah adalah seperti
tanda-tanda yang dilakukan oleh Yesus, tetapi Yesus berkata bahwa Kerajaan Allah
menyangkut perubahan sikap hati dan kehidupan rohani seseorang, bukan pada manifestasimanifestasi yang luar biasa yang tampak di luar diri orang percaya.
Kelahiran kembali adalah titik awal dari tindakan Allah untuk mentransformasi
karakter orang percaya, yaitu membarui keadaan hati, batin, jiwa, dan rohani yang berpusat
pada Allah yang menjamin orang percaya akan kehidupan kekal dan memiliki karakter rohani.
Instrumen yang digunakan adalah air25 dan pribadi yang dilibatkan di dalamnya adalah
Roh. Air melambangkan pembasuhan, pembersihan, atau penyucian yang dilakukan oleh
Allah melalui penumpahan darah Yesus Kristus. Roh adalah pribadi Allah yang membarui
roh kita agar kita memiliki kepekaan terhadap hal-hal rohani. Ini berarti bahwa memiliki
karakter rohani, bukan karena orang percaya melaksanakan aturan atau hukum-hukum
tertentu, tetapi dikerjakan oleh Roh Allah melalui proses kelahiran kembali.
Hati baru dan roh baru tidak diperoleh karena kelahiran secara lahiriah, tetapi Roh
Allah yang mengerjakannya di dalam orang-orang yang menerima Kristus sebagai
Juruselamat. Itulah sebabnya Yesus berkata, “Apa yang dilahirkan dari daging adalah daging
dan apa yang dilahirkan dari Roh, adalah roh” (ay. 6). Dan orang-orang yang telah
mengalami pembaruan rohani mereka adalah orang-orang yang meyakini bahwa Yesus adalah
Juruselamat dan mereka akan hidup bagi Allah.
Orang percaya memerlukan transformasi rohani untuk menghasilkan karakter rohani.
Pembaruan rohani terjadi bukan karena pengetahuan teologi dan pengetahuan tentang Alkitab
yang dimilikinya, tetapi karena Roh Allah yang mengerjakannya di dalam dirinya ketika ia
menerima Kristus sebagai Juruselamat pribadi.
25
Ada penafsir yang mengatakan bawah air yang dimaksud adalah baptisan sebagai tanda pengakuan dosa dan
pertobatan untuk memperoleh pengampunan. Air yang dimaksud di sini bukan ritual atau tindakan di luar diri
kita.
Setiap orang, siapa pun dia, apa pun profesinya, apa pun tingkat pendidikannya, apa
pun jabatannya, memerlukan Roh Allah mengerjakan karakter rohani untuk memprioritaskan
hal-hal rohani dalam hidupnya. Apabila ia tidak memiliki hati baru dan roh baru serta Roh
kudus tidak berdiam dalam dirinya, maka ia buta terhadap hal-hal rohani. Untuk itu, ia
memerlukan Roh Allah bekerja di dalam dirinya agar ia dimampukan untuk menghasilkan
karakter yang diinginkan oleh Allah.
Orang percaya memiliki hati baru dan roh baru, bukan karena tingkat pendidikan
teologi dan pengetahuan tentang Alkitab yang tinggi, tetapi karena mereka menerima Kristus
sebagai Juruselamat dan Roh Allah memeteraikannya dalam diri mereka, sehingga mereka
memiliki hati (pikiran, kehendak, dan emosi) dan roh (motivasi yang menggerakkan atau
mengendarai pikiran dan perbuatan) yang taat kepada Allah.
Roh Allah adalah Allah Diam di dalam Orang Percaya
Menjadi seorang Kristen berarti menerima dari Allah hati baru dan roh baru dari
Allah. Itu berarti telah mengalami pembaruan rohani yang memampukan orang Kristen untuk
hidup secara penuh bagi kemuliaan Allah.26 Ini adalah transformasi hati dan roh yang
dilakukan oleh Allah sebagai prasyarat untuk menjadi anggota keluarga Allah.27
Kehadiran Roh Kudus dalam diri orang percaya adalah melayani sebagai agen
transformasi yang menyucikan, melindungi, mendukung, dan menjamin orang percaya.28
Pemberian Roh sebagai tindakan pemeteraian yang dilakukan oleh Allah untuk memastikan
bahwa orang-orang percaya adalah milik Allah dan menjadi jaminan untuk mengalami semua
yang disediakan Allah bagi mereka (II Kor. 1:22).
Allah adalah Allah yang kudus dan Ia tetap mempertahankan kekudusan-Nya
walaupun umat-Nya telah menajiskan kekudusan-Nya. Allah adalah Allah yang kudus tidak
mungkin hidup bersama umat yang tidak kudus, yang memiliki hati yang keras dan roh
pemberontak. Pemberian hati baru dan roh baru adalah untuk kepentingan Allah dan
kepentingan orang percaya. Pada satu sisi, Allah memperbarui kehidupan orang percaya dan
memberikan Roh-Nya diam dalam dirinya untuk menegakkan kekudusan-Nya. Pada sisi lain,
pembaruan rohani dan pemberian Roh akan memampukan orang percaya memiliki sifat dan
karakter Allah untuk dapat bersekutu dengan Dia dalam kekudusan-Nya. Dan kehadiran Roh
26
Peter C. Craigie, 1983, 258.
Ibid.
28
Derek Thomas, Welwyn Commentary Series: God Strengthens, Ezekiel Simply Explained (England: Evanglical
Press, 2003), 238.
27
Allah yang mendiami orang percaya menyatakan kehadiran Allah secara langsung untuk
menguatkan dan mengingatkan mereka untuk hidup dalam kebenaran.
Menjadi penekanan penting bagi orang percaya masa kini, walaupun Roh Allah yang
mendiami orang percaya menyatakan kehadiran Allah yang suci yang dapat menyucikan hati
dan roh dari segala dosa dan kenajisannya, tetapi Roh Allah tidak hidup di dalam hati dan roh
orang percaya yang dicemarkan oleh dosa. Untuk itu, setelah seseorang mengalami
keselamatan di dalam Kristus, ia harus memiliki prioritas terhadap firman Allah, karena Roh
Allah yang mendiaminya mengerjakan hakikat ilahi dalam dirinya, dan ia pun dimampukan
untuk hidup dalam ketaatan, yaitu memelihara dan melakukan firman Allah.
Orang yang hati dan rohnya belum dibarui oleh Allah adalah orang-orang yang tidak
merasa bersalah ketika ia berbuat salah; tidak merasa berdosa kalau ia berbuat dosa; tetapi
bahkan ia merasa senang dan menikmati hal yang salah dan dosa yang dilakukannya. Orang
yang telah memiliki hati baru dan roh baru serta Roh Kudus diam di dalamnya, seharusnya:
-
Memprioritaskan waktu untuk bersekutu dengan Allah ketika orang lain hanya
mengutamakan segala kesempatan dan waktu hanya untuk pekerjaan atau profesinya demi
kebutuhan pribadinya.
-
Memprioritaskan pengorbanan dalam pelayanan ketika orang lain hanya berupaya
memperbanyak hartanya dan memperkaya dirinya melalui profesinya.
-
Memprioritaskan kebenaran ketika orang lain melakukan hal-hal yang tidak benar melalui
profesinya untuk memenuhi keinginan atau kebutuhan pribadi.
-
Memprioritaskan pembekalan firman Tuhan bagi kebutuhan rohaninya ketika orang lain
hanya sibuk membekali diri kita dengan berbagai informasi dan pemanfaatan media untuk
kepuasan diri.
-
Memprioritaskan kejujuran ketika orang lain melakukan kecurangan.
-
Memprioritaskan integritas dalam bekerja ketika orang lain mencari muka terhadap
pimpinan dan bekerja asal-asalan.
-
Memprioritaskan kesucian ketika orang lain hidup dengan tidak merasa bersalah ketika
melakukan dosa.
-
Memprioritaskan hidup dalam tuntunan Roh Kudus ketika orang lain hanya
memprioritaskan pendemonstrasian karunia-karunia Roh.
Dengan demikian pemberian hati baru, roh baru, dan Roh Allah yang mendiami orang
percaya adalah anugerah dan tanggung jawab. Sebagai anugerah, Allah telah meletakkan
dasar untuk hidup suci dan Roh Allah adalah kuasa dan kekuatan Allah yang telah berdiam
dalam diri orang percaya untuk memampukannya hidup dalam ketaatan. Tidak ada kesucian
dan ketaatan yang dapat dibanggakan oleh setiap orang percaya karena itu pun dikerjakan
oleh Roh Allah di dalam dirinya dan ketaatannya harus ditopang oleh Roh Allah. Sebagai
tanggung jawab, orang percaya harus membangun hidupnya di atas ketaatan yang telah
dikerjakan oleh Allah di dalam dirinya untuk hidup memuliakan Allah. Dalam hidupnya, ia
akan memprioritaskan buah-buah Roh, yaitu kasih (sukacita, damai sejahtera, kesabaran,
kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri (Gal. 5:22-23; bdg. I Kor.
13:4-7) sebagai bagian dari kehidupan rohaninya.
Roh Allah Berdiam di antara Orang Percaya
Pemberian hati baru, roh baru, dan Roh yang dilakukan oleh Allah, bukan hanya untuk
kepentingan manusia, tetapi untuk penegakan kekudusan nama-Nya, yang mana, melalui
orang percaya, Allah bekerja untuk menyatakan sifat dan karakter-Nya kepada semua
manusia. Dan apabila hati dan roh orang percaya telah ditransformasi oleh Allah, maka
mustahil ia akan hidup untuk dirinya sendiri. Mereka yang telah diubahkan oleh Allah,
seharusnya hidup mereka menjadi wadah yang melaluinya kesucian dan kehendak Allah
dinyatakan keseluruh bumi.29 Mereka yang telah menerima hati baru dan roh baru dari Allah
seharusnya menyatakan sifat-sifat Allah kepada dunia (bdg. Kel. 19:6).30
Dengan adanya hati baru, roh baru, dan Roh Allah yang mendiami orang-orang
percaya, maka sebenarnya mereka memiliki tanggung jawab untuk menyatakan kesucian
Allah kepada orang-orang yang berada di sekitar mereka. Jika hati dan roh mereka benarbenar telah ditransformasi Allah, maka mereka tidak hanya mengalami untuk diri kita sendiri,
tetapi juga menyatakannya kepada orang lain. Mereka yang telah dibarui oleh Allah adalah
orang yang hidupnya seharusnya menjadi berkat bagi orang lain.
Dalam kehidupan komunitas orang percaya, Roh yang sama (Roh Allah) berdiam di
dalam setiap orang percaya untuk mempersatukan semua orang percaya (I Kor. 12:12-13) dan
melengkapi semua orang percaya dengan karunia-karunia tertentu (I Kor. 12:7-11), agar
mereka dapat saling melayani dan dilayani satu sama lain (I Kor. 12:14-20), demi keutuhan,
kehidupan, dan kelanjutan persekutuan orang percaya (I Kor. 12:21-26).
Penutup
29
30
Peter C. Craigie, 1983, 258.
Ibid.
Tujuan panggilan Israel adalah untuk menyatakan perbuatan TUHAN kepada bangsabangsa lain, tetapi Israel telah gagal memenuhi panggilan tersebut. Untuk menggenapi
panggilan tersebut , TUHAN sendiri berinisiatif menentukan tindakan yang harus
dilaksanakan untuk menggenapi tujuan tersebut. TUHAN menyatakan kekudusan nama-Nya,
dengan cara, melakukan transformasi yang radikal dalam diri umat Israel. Mereka berada
dalam keadaan najis, tetapi TUHAN mentahirkan mereka. Hati yang lama (keras), tidak
dapat memahami kebenaran, tidak memelihara iman, tetapi diganti dengan hati baru (lembut).
Roh yang lama, yaitu roh yang tidak taat, diganti dengan roh baru, yaitu roh taat. Klimaksnya
adalah memberikan Roh-Nya yang berdiam dalam batin umat Israel.
Dalam kehidupan orang percaya saat ini, Allah mentransformasi kehidupan rohani
orang percaya menjadi ciptaan baru dan Roh Allah diberikan kepada mereka agar mereka
dimampukan untuk hidup dalam ketaatan kepada Allah. Dengan demikian, tidak ada seorang
pun yang dapat menyombongkan diri dengan kehidupan rohaninya, karena kehidupan rohani
harus ditopang oleh Roh Kudus yang memberikan kekuatan kepadanya untuk hidup dalam
ketaatan.
Untuk itu, pengajaran tentang Roh Kudus penting untuk dipahami oleh orang-orang
Kristen agar tidak memiliki pemahaman yang salah, sehingga dalam prakteknya, pada satu
sisi, tidak memberikan penekanan secara berlebihan bagian tertentu, seperti pendemonstrasian
karunia tertentu secara berlebihan, dan pada sisi lain, orang percaya peka terhadap kehadiranNya sebagai Allah yang hidup di dalam kehidupan mereka.
Umumnya penyataan tentang kuasa Roh Kudus hanya menekankan dalam pelayananpelayanan Kristen, tetapi kurang menekankan keberadaan-Nya sebagai Allah yang berdiam
dalam diri setiap orang percaya. Roh Kudus tidak hanya menyatakan kuasa-Nya dalam
pelayanan-pelayanan yang ada, tetapi juga mengerjakan karakter yang memuliakan Allah
berdasarkan hati yang telah diubahkan oleh Allah.
Kehadiran Roh Kudus bukan hanya melengkapi orang percaya dengan karuniakarunia pelayanan, tetapi juga mewujudkan pekerjaan Allah dalam setiap orang percaya, yaitu
untuk memberikan hati baru – roh baru dan Roh Kudus, agar setiap orang percaya memiliki
hati yang taat, peka dan memiliki keinginan terhadap hal-hal rohani, ingin selalu dekat dengan
Allah, dan selalu memiliki keinginan untuk menyenangkan Allah.
Dengan demikian, sudah sepantasnya, orang percaya menghargai kehadiran Roh
Kudus dalam dirinya sebagai Allah yang memampukannya untuk mengalami pertumbuhan
rohani dan memberdayakan kuasa Roh yang bekerja di dalam setiap orang percaya untuk
melaksanakan pelayanan-pelayanan dalam tubuh Kristus berdasarkan karunia-karunia yang
dimilikinya.
Kepustakaan
Alkitab
Alkitab
2008 Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia.
Alkitab Ibrani-Indonesia
1999 Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia.
Biblia Hebraica Stutgartensia
1990 Stuttgart: Deutsche Bibelgesellschaft.
Bibliografi
Craigie, Peter C.
1983 Ezekiel. Philadelphia, Pennsylvania: The Westminster Press.
Dyrness, William
2001 Tema-Tema dalam Teologi Perjanjian Lama. Malang: Gandum Mas.
Kelly, Page H.
2013 Pengantar Tata Bahasa Ibrani Biblika. Surabaya: Momentum, 2013.
Owen, John Joseph
2002 Analytical Key to the Old Testament: Volume 4 Isaiah-Malachi. Grand
Rapids, Michigan: Baker Book House.
Siahaan, S. M.
2012 Ruakh dalam Perjanjian Lama. Jakarta: BPK Gunung Mulia.
Smith, James E.
2004 An Exegetical Commentary on Ezekiel. Florida: College Press.
Strong, James
N.d. Strong’s Exhaustive Concordance of the Bible. Iowa Falls, Iowa: World Bible
Publishers.
Thomas, Derek
2003 Welwyn Commentary Series: God Strengthens, Ezekiel Simply Explained.
England: Evanglical Press.
Utley, Bob Utley
1996 Ezekiel. Texas: East Texas Baptist University.
Wevers, John W.
1982 The New Century Bible Commentary: Ezekiel. Grand Rapids, Michigan: Wm.
B. Eerdmans Publishing Company, 1982.
Website
Constable, Thomas L.
2013 Notes on Ezekiel. Tersedia di soniclight.com/constable/pdf/ezekiel/pdf,
diakses pada tanggal 8 Januari 2014.
Software
Bible Works 7.0.0.129. Bible Works for Windows.
E-Sword Version 10.0.5. Copy Right 2002-2012
Sabda Version 3.00. (SABDA OLB) Versi Indonesia, September 21, 2002