Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Efektivitas Model Pembelajaran Student Facilitator and Explaining terhadap Keaktifan dan Hasil Belajar pada Mata Pelajaran IPA Siswa Kelas IV SDN Ledok 05 Salatiga Semester II Tahun 2014/2015

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Pelaksanaan Penelitian

  Penelitian ini dilaksanakan di SDN Ledok 05 Salatiga yang beralamat di Jalan Argobudoyo 14 Ledok Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga. Subjek penelitian dalam pembelajaran adalah siswa kelas IV dengan jumlah 44 siswa. 44 siswa tersebut kemudian dibagi menjadi dua kelompok secara heterogen, kelompok 1 berjumlah 22 siswa sebagai kelompok eksperimen dengan diberikan perlakuan model pembelajaran Student Facilitator and

  Explaining , dan kelompok 2 berjumlah 22 siswa sebagai kelompok kontrol

  dengan diberikan perlakuan pembelajaran konvensional. Kegiatan yang dilakukan sebelum penelitian adalah: (1) meminta izin observasi dan penelitian di SDN Ledok 05 Salatiga sebagai SD yang dipilih untuk penelitian, (2) mempersiapkan instrumen penelitian yang digunakan untuk mengajar menggunakan perlakuan yang dirancang, (3) kolaborasi antara peneliti dengan guru kelas IV dalam menerapkan pembelajaran yang akan dilakukan.

  Penelitian mulai dilakukan pada minggu pertama bulan Februari yaitu tanggal 2 Februari 2015 dengan dilakukan uji coba instrumen untuk uji validitas dan reliabilitas. Uji coba dilaksanakan di SDN ledok 05 Salatiga kelas V. Setelah dilakukan uji coba instrumen penelitian, dilakukan analisis data untuk mencari validitas dan reliabilitas soal. Soal yang diujikan berjumlah 25 soal. Berdasarkan hasil uji validitas dan reliabilitas didapatkan 22 soal yang memenuhi kriteria validitas dan reliabilitas. Namun soal yang digunakan sebagai tes evaluasi berjumlah 20 item soal pilihan ganda. Soal yang telah disusun selanjutnya diujikan pada dua kelompok yang menjadi subjek penelitian.

  Uji kesetaraan dilakukan pada siswa kelas IV SDN Ledok 05 Salatiga siswa menjadi 2 kelompok, selanjutnya dilakukan analisis data untuk menguji kesetaraan dari kedua kelompok. Analisis data yang dilakukan adalah dengan uji homogenitas dan uji normalitas sebagai prasayarat untuk menentukan uji hipotesis t-test.

  Persiapan dilakukan sebelum pelaksanaan pembelajaran pada dua kelompok. Pertama, disusun terlebih dahulu RPP sesuai dengan sintak pembelajaran yang akan dipraktikkan saat kegiatan pembelajaran pada masing- masing kelompok (eksperimen dan kontrol). Kedua, penjelasan RPP yang akan digunakan dalam mengajar untuk mengetahui gambaran pelaksanaan pembelajaran kepada guru. Tahap ini dilakukan penjelasan sintak pembelajaran dan materi yang akan diajarkan pada siswa. Langkah ketiga adalah penyusunan intsrumen pembelajaran. Setelah persiapan instrumen selesai, langkah keempat adalah persiapan akhir untuk mengecek kesiapan guru dan peneliti dalam mempelajari sintak pembelajaran yang tertuang pada RPP.

  Penjelasan secara rinci mengenai pelaksanaan kegiatan penelitian di SD Ledok 05 Salatiga dari awal sampai akhir kegiatan pembelajaran dapat dilihat pada jadwal pelaksanaan kegiatan penelitian yang disajikan pada Tabel 13 sebagai berikut:

  Tabel 13 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Penelitian di SDN Ledok 05 Salatiga Semester

  II Tahun 2014/2015 No Hari/ Tanggal Uraian Kegiatan 1.

  28 Januari 2015 Ijin Penelitian (meminta ijin kepada pihak sekolah di SDN Ledok 05 Salatiga untuk melakukan penelitian).

  2.

  29 Januari 2015 Penyerahan surat observasi sekaligus meminta ijin melakukan penelitian kepada kepala SDN Ledok 05 Salatiga, bertemu dengan guru kelas

  IV untuk menjelaskan mekanisme penelitian yang akan dilakukan dan materi yang akan diajarkan, serta bertemu dengan guru kelas V untuk menjelaskan mengenai uji validitas reliabilitas soal.

  3.

  2 Februari 2015 Melakukan uji validitas dan reliabilitas soal di kelas V SDN Ledok 05 Salatiga.

  4.

  13 Februari 2015 Perkenalan dengan siswa kelas IV (kelompok eksperimen dan kelompok kontrol) dilanjutkan observasi kelas. 5. 18 Februari 2015 Memberikan RPP pada guru kelas IV dan menjelaskan mekanisme/cara penyampaian materi sesuai RPP yang telah dibuat.

  6.

  27 Februari 2015 Kegiatan pembelajaran untuk kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dilanjutkan dengan tes evaluasi.

4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Observasi

  Pengamatan dilakukan pada kelompok eksperimen melalui lembar observasi mengajar. Lembar observasi disusun berdasarkan kisi-kisi tindakan dalam menerapkan sintak pembelajaran. Lembar observasi pada kelompok dan kegiatan akhir (penutup). Tahap kegiatan awal (pendahuluan) terdiri dari 3 item, kegiatan inti terdiri dari 9 item, dan kegiatan akhir (penutup) terdiri dari 3 item. Sehingga aspek yang diamati dalam pembelajaran kelompok eksperimen ada 15 item. Pengamatan juga dilakukan pada kelompok kontrol dengan pembelajaran konvesional (ceramah, diskusi, tanya jawab). Lembar observasi mengajar pada kelompok kontrol dibagi menjadi tiga tahap yaitu kegiatan awal (pendahuluan), kegiatan inti, dan kegiatan akhir (penutup). Kegiatan awal (pendahuluan) terdiri dari 3 item, kegiatan inti terdiri dari 5 item, dan kegiatan akhir terdiri dari 3 item. Jadi seluruh aspek yang diamati pada pembelajaran kelompok kontrol (konvensional) ada 11 item.

  Observasi penelitian ini dilakukan pada mata pelajaran IPA materi Perubahan Kenampakkan Permukaan Bumi. Pembelajaran pada penelitian ini dilakukan dengan dua tahap dalam satu hari, tahap pertama melakukan pembelajaran pada kelompok eksperimen dengan model pembelajaran

  

Student Facilitator and Explaining yang terdiri dari tiga indikator yaitu: (1)

  mengidentifikasi macam-macam perubahan fisik yang terjadi di daratan (erosi, abrasi, banjir, dan longsor), (2) menceritakan kembali perubahan lingkungan fisik yang terjadi berdasarkan teks berita dari media massa, (3) menyebutkan akibat yang ditimbulkan dari perubahan fisik terhadap daratan (erosi, abrasi, banjir, dan longsor) berdasarkan berita dari media massa.

  Tahap kedua pada kelompok kontrol dengan pembelajaran konvensional (ceramah, diskusi, tanya jawab) yang juga terdiri dari 3 indikator sebagai berikut: (a) mengidentifikasi macam-macam perubahan fisik yang terjadi di daratan (erosi, abrasi, banjir, dan longsor), (b) menjelaskan perubahan lingkungan fisik yang terjadi di permukaan bumi, (c) menyebutkan akibat yang ditimbulkan dari perubahan fisik terhadap daratan (erosi, abrasi, banjir, dan longsor) di permukaan bumi. Setelah pembelajaran selesai/ setelah mendapatkan perlakuan dilanjutkan pengujian tes evaluasi untuk kedua kelompok. melaksanakan sintak pembelajaran dan keaktifan siswa selama mengikuti proses pembelajaran. Pada pembelajaran kelas eksperimen dengan menggunakan model Student Facilitator and Explaining siswa lebih antusias dalam mengikuti pembelajaran. Suasana kelas yang semula gaduh menjadi hening dan siswa memperhatikan. Hal ini disebabkan karena media yang digunakan yaitu video bencana alam dan gambar macam-macam perubahan kenampakan permukaan bumi melalui power point. Keterlaksanaan pembelajaran pada kegiatan awal semua aspek telah dilaksanakan. Pembelajaran diawali dengan menyanyikan lagu ibu pertiwi melalui video, memberikan pertanyaan kepada siswa mengenai keanekaragaman yang dimiliki Indonesia, baik kekayaan alam dan musim di Indonesia. Tahap ini semua siswa bernyanyi dengan riang dan menjawab pertanyaan yang diajukan dengan berebutan dan penuh semangat. Selanjutnya menjelaskan judul materi pembelajaran dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai siswa.

  Kegiatan inti dimulai dengan menampilkan gambar dan video berbagai perubahan kenampakkan bumi yang disebabkan oleh alam maupun oleh manusia, kemudian melakukan tanya jawab mengenai gambar dan video yang disajikan. Siswa berebut ingin menjawab pertanyaan yang diajukan, dan guru memberi kesempatan siswa untuk menjawab satu-persatu. Selanjutnya mengaitkan gambar serta video dengan pengalaman yang telah dimiliki siswa bersadarkan kehidupan sehari-hari, siswa secara bergantian menceritakan pengalaman mereka terkait dengan bencana alam. Sebelum melakukan kegiatan diskusi kelompok, siswa dibentuk menjadi beberapa kelompok, kemudian siswa mendengarkan langkah-langkah diskusi yang disampaikan yaitu menyusun puzzle gambar perubahan kenampakkan permukaan bumi dan membaca berita dari media masa mengenai bencana alam di Inonesia. Pada saat diskusi, siswa terlihat secara bergantian memasang-masangkan puzzle dan beradu pendapat tentang isi pokok berita ringkasan beserta pengaruh yang ditimbulkan dari bencana berdasarkan teks berita. Tahap ini siswa memperhatikan presentasi yang dilakukan. Karena siswa menunjukkan gambar puzzle serta menceritakan berita bencana di Indonesia yang berbeda-beda tiap kelompokknya. Sementara siswa dari kelompok lain menanggapi hasil presentasi dengan cara bertanya, menambahkan, dan menanggapi. Pada kegiatan akhir, membuat kesimpulan terkait dengan materi perubahan kenampakkan permukaan bumi, siswa meringkas poin-poin dalam kesimpulan materi.

  Pembelajaran pada keompok eksperimen selesai, dilanjutkan pembelajaran pada kelompok kontrol dengan materi yang sama. Kegiatan awal pembelajaran pada kelompok kontrol telah dilaksanakan dengan baik. Dimulai dari memberikan beberapa pertanyaan terkait dengan musim yang sedang dialami Indonesia, dalam hal ini siswa secara serentak menjawab pertanyaan yang diajukan. Tahap selanjutnya menyampaikan judul materi yaitu Kenampakkan Permukaan Bumi dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai siswa.

  Kegiatan inti, diawali dengan menyajikan gambar mengenai macam- macam bencana alam yang terjadi di indonesia, kemudian menjelasakan masing-masing bencana pada gambar beserta penyebabnya dan mengaitkan peristiwa yang terjadi dengan kehidupan sehari-hari. Beberapa siswa tunjuk jari untuk menyebutkan gambar bencana alam yang disajikan. Selanjutnya memberikan permasalahan dan meminta siswa secara berkelompok untuk memecahkan permasalahan yang disajikan. Sebelum melakukan kegiatan diskusi, siswa mendengarkan penjelasan tentang langkah-langkah yang harus dilakukan dalam berkelompok. Pada tahap diskusi ini, siswa diminta untuk menyebutkan akibat yang ditimbulkan dari perubahan kenampakkan permukaan bumi melalui buku teks, pengalaman/ informasi lain. Beberapa kelompok terlihat semangat dalam mengerjakan tugas, namun ada juga kelompok laki-laki yang justru mengobrol dan bertengkar. Setelah kegiatan

  Kegiatan akhir dilakukan pembahasan kesimpulan secara bersama- sama terkait dengan perubahan kenampakkan permukaan bumi. Tahap ini siswa dan guru melakukan tanya jawab mengenai materi yang telah dipelajari. Siswa serentak menyimpulkan materi perubahan kenampakkan permukaan bumi dengan dipandu guru. Selanjutnya siswa mendengarkan pesan/ ungkapan motivasi dan salam sebagai penutup.

  Tahap akhir dari penelitian ini adalah memberikan tes untuk kedua kelompok, baik kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen. Tes ini dilaksanakan setelah kedua kelompok beristirahat selama 30 menit. Tes yang dilakukan adalah tes evaluasi dengan jumlah 20 item soal pilihan ganda. Hasil skor perolehan tes ini nantinya akan digunakan untuk melakukan analisis data. Siswa yang tidak mengikuti tes evaluasi berjumlah 2 siswa dari 44 siswa dikarenakan sedang sakit dan tidak masuk sekolah. Sehingga data yang digunakan dalam menganalisis data hanya 42 siswa.

4.2.2 Keaktifan

  Data hasil penelitian yang diperoleh adalah data skor keaktifan dan skor hasil belajar dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Data observasi keaktifan siswa digunakan untuk melihat perbedaan tingkat keaktifan siswa dari model pembelajaran yang digunakan, yaitu model pembelajaran Student Facilitator and Explaining dan konvensional (ceramah, tanya jawab, diskusi). Data hasil keaktifan yang diperoleh selanjutnya dibentuk interval untuk melihat rentang dan untuk menentukan kriteria keaktifan baik kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol.

  Analisis data dilakukan untuk menganalisis data yang diperoleh sesudah penelitian. Data skor keaktifan diperoleh berdasarkan observasi dengan mengacu 8 indikator keaktifan yang telah ditetapkan. Data skor keaktifan tersebut selanjutnya dianalisis dengan menggunakan skala empat dengan acuan skala likert. Kemudian ditetapkan interval untuk

  • – 32: sangat aktif, 21 - 26: aktif, 15 - 20: kurang aktif, 8 - 14: sangat tidak aktif.

  4

  38.1

  28.00

  4

  19.0

  19.0

  57.1

  29.00

  2

  9.5

  9.5

  66.7

  30.00

  19.0

  4.8

  19.0

  85.7

  31.00

  3

  14.3 14.3 100.0 Total 21 100.0 100.0

  Tabel 15 Kriteria Keaktifan Kelompok Eksperimen

  Interval Kriteria Frekuensi %

  27

  Sangat Aktif 15 71,4% 21 – 26 Aktif 6 28,6%

  15

  Kurang Aktif 0%

  8

  Sangat Tidak Aktif 0% Jumlah 21 100%

  4.8

  1

  Sedangkan hasil hasil observasi keaktifan siswa pada kelompok

  24.00

  disesuaikan dengan kriterianya. Jumlah skor antara 27

  Berdasarkan observasi penelitian yang telah dilakukan di kelas IV SDN Ledok 05 Salatiga, maka diperoleh data keaktifan dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, meliputi distribusi frekuensi keaktifan beserta kriteria keaktifan yang dapat dilihat melalui tabel sebagai berikut:

  Tabel 14 Distribusi Frekuensi Keaktifan Kelompok Eksperimen

  Siswa Kelas IV SDN Ledok 05 Salatiga

  

Kelompok Eksperimen

  Frequency Percent Valid

  Percent Cumulative

  Percent Valid 23.00

  2

  9.5

  9.5

  9.5

  2

  27.00

  9.5

  9.5

  19.0

  25.00

  1

  4.8

  4.8

  23.8

  26.00

  2

  9.5

  9.5

  33.3

  • – 32
  • – 20
  • – 14
Perbandingan tingkat keaktifan antara kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen dapat dijelaskan pada Tabel 18 sebagai berikut:

  Kurang Aktif 0% 8 – 14 Sangat Tidak Aktif 0% Jumlah 21 100%

  81.0

  25.00

  2

  9.5

  9.5

  57.1

  26.00

  1

  4.8

  4.8

  61.9

  27.00

  4

  19.0

  19.0

  28.00

  4.8

  2

  9.5

  9.5

  90.5

  29.00

  2

  9.5 9.5 100.0 Total 21 100.0 100.0

  Tabel 17 Kriteria Keaktifan Kelompok Kontrol

  Interval Kriteria Frekuensi %

  27

  Sangat Aktif 9 42,9%

  21

  Aktif 12 57,1%

  15

  47.6

  4.8

  Tabel 16 Distribusi Frekuensi Keaktifan Kelompok Kontrol

  21.00

  Siswa Kelas IV SDN Ledok 05 Salatiga

  Kelompok Kontrol

  Frequency Percent Valid

  Percent Cumulative

  Percent Valid 19.00

  1

  4.8

  4.8

  4.8

  20.00

  1

  4.8

  4.8

  9.5

  2

  1

  9.5

  9.5

  19.0

  22.00

  4

  19.0

  19.0

  38.1

  23.00

  1

  4.8

  4.8

  42.9

  24.00

  • – 32
  • – 26
  • – 20

  Tabel 18 Perbandingan Keaktifan Kelompok Eksperimen dan Kelompok

  Kontrol Siswa Kelas IV SDN Ledok 05 Salatiga Interval Kriteria K Eksperimen K Kontrol

  F % F %

  27 Sangat Aktif 15 71,4% 9 42,9%

  • – 32 21 – 26 Aktif

  6 28,6% 12 57,1%

  15 Kurang Aktif 0% 0%

  • – 20

  8 Sangat Tidak Aktif 0% 0%

  • – 14

  Jumlah 21 100% 21 100% Berdasarkan Tabel 18 dapat diketahui data perbandingan keaktifan siswa pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang dikelompokkan pada kriteria sangat aktif, aktif, kurang aktif, dan sangat tidak aktif dengan jumlah siswa pada kedua kelompok sebanyak 21.

  Keaktifan pada kelompok eksperimen dengan perlakuan menggunakan model Student Facilitator and Explaining didapat hasil yaitu pada kriteria sangat aktif sebanyak 71,4% berjumlah 15 siswa, pada kriteria aktif dengan persentase 28,6% berjumlah 6 siswa. Kelompok eksprimen ini tidak ada siswa yang berada pada kriteria kurang aktif dan sangat tidak aktif, karena persentase kedua kriteria tersebut 0%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kelompok eksperimen tergolong kelompok sangat aktif dibuktikan dengan persentase dan frekuensi terbanyak yaitu 71,4% dari 100% dengan jumlah siswa 15 dari 21.

  Sedangkan keaktifan pada kelompok kontrol dengan perlakuan menggunakan pembelajaran konvensional (ceramah, diskusi, dan tanya jawab) didapat hasil yaitu pada kriteria sangat aktif sebanyak 42,9% berjumlah 9 siswa, pada kriteria aktif sebanyak 57,1% berjumlah 12 siswa. Kelompok kontrol ini juga sama seperti kelompok eksperimen tidak ada siswa yang berada pada kriteria kurang aktif dan sangat tidak aktif, karena persentase kedua kriteria tersebut 0%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kelompok kontrol tergolong kelompok aktif dibuktikan dengan persentase dan frekuensi terbanyak yaitu 57,1% dari 100% dengan jumlah siswa 12 dari 21.

  Simpulan dari penjabaran diatas adalah kelompok eksperimen lebih aktif dibandingkan dengan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen menggunakan model Student Facilitator and Explaining tergolong kelompok sangat saktif, sedangkan kelompok kontrol menggunakan pembelajaran konvensional tergolong kelompok aktif.

4.2.3 Hasil Belajar

  Hasil belajar dilakukan setelah pembelajaran selesai, yaitu melakukan tes evaluasi pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol selanjutnya membuat nilai maksimum, minimum, dan rata-rata/ mean pada kedua kelompok untuk dibandingkan hasilnya dan dilihat adanya pengaruh yang berupa hasil perbandingan perlakuan yang digunakan pada kedua kelompok.

  Hasil belajar pada penelitian dapat dideskripsikan dengan menggunakan bantuan aplikasi program SPSS for windows versi 22.0. Perhitungan ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan rata-rata dari kedua kelompok (kelompok eksperimen dan kelompok kontrol:

1. Kelompok Eksperimen

  Data skor hasil belajar kelompok eksperimen dapat disajikan pada Tabel 19 sebagai berikut

  Tabel 19 Data Hasil Belajar Mata Pelajaran IPA Kelompok Eksperimen

  Siswa Kelas IV SDN Ledok 05 Salatiga Semester II Tahun 2014/2015

  Descriptive Statistics

  N Minimum Maximum Mean Std. Deviation K Eksperimen

  21 70.00 100.00 85.4762 9.06983 Valid N Berdasarkan Tabel 19 dapat dilihat bahwa data (N) sebanyak 21 mempunyai skor maksimum 100,00, skor minimum 70,00, rata-rata sebesar 85,4762, dan standar deviasi 9.06983.

2. Kelompok Kontrol

  Data skor hasil belajar kelompok kontrol dapat disajikan pada Tabel 20 sebagai berikut: Tabel 20

  Data Hasil Belajar Mata Pelajaran IPA Kelompok Kontrol Siswa Kelas IV SDN Ledok 05 Salatiga

  Semester II Tahun 2014/2015

  

Descriptive Statistics

  N Minimum Maximum Mean Std. Deviation K Kontrol

  21

  60.00 95.00 79.2857 10.40261 Valid N

  21 (listwise)

  Berdasarkan Tabel 20 dapat dilihat bahwa (N) sebanyak 21 mempunyai skor minimum yang didapatkan adalah 60,00 sedangkan skor maksimum 95,00, rata-rata skor pada kelompok kontrol adalah 79.2857, dan standar deviasi 10.40261.

  Berdasarkan data yang telah diuraikan, maka dapat diketahui perbandingan hasil belajar pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Perbandingan data skor pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dapat disajikan pada Tabel 21 sebagai berikut:

  Tabel 21 Perbandingan Data Hasil Belajar Mata Pelajaran IPA

  Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Siswa Kelas IV SDN Ledok 05 Salatiga

  Semester II Tahun 2014/2015

  Descriptive Statistics

  N Minimum Maximum Mean Std. Deviation K Eksperimen

  21 70.00 100.00 85.4762 9.06983 K Kontrol

  21

  60.00 95.00 79.2857 10.40261 Valid N

  21 (listwise)

  Berdasarkan Tabel 21 dapat dilihat bahwa penelitian yang dilakukan menggunakan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining berhasil. Hal ini dapat dibuktikan dengan perolehan rata-rata/ mean pada kelompok eksperimen lebih unggul dari kelompok kontrol. Kelompok eksperimen memiliki rata-rata 85.4762 dibulatkan menjadi 85,5, sedangkan kelompok kontrol memiliki rata-rata 79.2857 dibulatkan menjadi 79,3.

4.3 Analisis Hasil Penelitian

4.3.1 Analisi Uji t Hasil Belajar Siswa

  Perhitungan uji t hasil belajar siswa dilakukan dengan bantuan aplikasi program SPSS for windows versi 22.0 menggunakan independent sampel t-

  test. Uji t hasil belajar siswa ini bertujuan untuk melihat perbedaan rata-rata

  hasil belajar IPA antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hasil perhitungan uji t dapat dilihat pada Tabel 22 sebagai berikut:

  Tabel 22 Uji T Rata-Rata Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

  

Independent Samples Test

Levene's Test for

  Equality of Variances t-test for Equality of Means 95% Confidence Interval of the

  Difference Sig. (2- Mean Std. Error F Sig. T Df tailed) Difference Difference Lower Upper

  VAR00002 Equal variances .420 .520 2.055 40 .046 6.19048 3.01169 .10362 12.27733 assumed

  Equal variances 2.055 39.271 .047 6.19048 3.01169 .10010 12.28086 not assumed

  Berdasarkan Tabel 22 terlihat hasil F hitung levene test sebesar 0,420 dengan probabilitas 0,520 > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa kedua populasi memiliki variance sama atau dapat dikatakan bahwa kedua kelompok homogen. Tabel 22 terlihat bahwa nilai t adalah 2,055 (t hitung =2,055), dengan df sebesar 40. Karena nilai df sebesar 40 maka diperoleh t tabel =2,021, sehingga pada uji t hasil belajar siswa ini nilai t hitung > t tabel atau (t hitung =2,055 > t tabel =2,021) dengan probabilitas signifikasi 0,046 < 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh hasil belajar untuk model pembelajaran Student Facilitator and Explaining dengan pembelajaran konvensional. Perbedaan rata-ratanya berkisar antara 0,10362

  

(lower) sampai 12,27733 (upper) dari kedua kelompok (Mean Difference)

sebesar 6,19048 yang merupakan selisih kedua rata-rata (85,4762- 79,2857).

  Berdasarkan analisis uji t hasil belajar siswa dapat diambil kesimpulan bahwa model pembelajaran Student Facilitator and Explaining efektif meningkakan keaktifan dan hasil belajar pada mata pelajaran IPA siswa kelas IV SDN Ledok 05 Salatiga semester II tahun 2014/2015 dibandingkan dengan pembelajaran konvensional.

  4.4 Hasil Uji Hipotesis

  Setelah diperoleh hasil t-hitung, maka analisisnya sebagai berikut: Ho : Model pembelajaran Student Facilitator and Explaining tidak efektif meningkakan keaktifan dan hasil belajar pada mata pelajaran IPA siswa kelas IV SDN Ledok 05 Salatiga semester II tahun 2014/2015 dibandingkan dengan pembelajaran konvensional. Ha : Model pembelajaran Student Facilitator and Explaining efektif meningkakan keaktifan dan hasil belajar pada mata pelajaran IPA siswa kelas IV SDN Ledok 05 Salatiga semester II tahun 2014/2015 dibandingkan dengan pembelajaran konvensional.

  Hasil belajar siswa diperoleh t-hitung (t hitung =2,055 > t tabel =2,021) dengan probabilitas signifikasi 0,046 < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa Ha diterima dan Ho ditolak. Artinya model pembelajaran Student Facilitator

  and Explaining efektif meningkakan keaktifan dan hasil belajar pada mata

  pelajaran IPA siswa kelas IV SDN Ledok 05 Salatiga semester II tahun 2014/2015 dibandingkan dengan pembelajaran konvensional. Hasil belajar

  IPA dan keaktifan siswa dengan perlakuan menggunakan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining lebih baik dari pada hasil belajar IPA dan Keaktifan siswa pada pembelajaran konvensional.

  4.5 Pembahasan Hasil Penelitian

  Pada bagian ini akan dijabarkan pembahasan hasil penelitian. Hasil penelitian tentang keaktifan dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA kelas IV antara menggunakan model pembelajaran Student Facilitator and

  Explaining dan konvensional. Hasil penelitian tersebut nantinya akan

  digunakan untuk mengetahui adanya pengaruh yang berupa keaktifan dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA melalui model pembelajaran

  Berdasarkan destribusi frekuensi keaktifan siswa, diperoleh hasil bahwa: kelompok eksperimen melalui pembelajaran Student Facilitator and tergolong kelompok sangat aktif, dengan persentase terbanyak

  Explaining

  berada pada kriteria sangat aktif yaitu sebesar 71,4%, dan berjumlah 15 siswa dari 21 siswa, sisanya berada pada kriteria aktif dengan persentase 28,6% berjumlah 6 siswa. Sedangkan kelompok kontrol melalui pembelajaran konvensional tergolong kelompok aktif, dengan persentase terbanyak berada pada kriteria aktif yaitu sebesar 57,1%, dan berjumlah 12 siswa dari 21 siswa, sisanya berada pada kriteria sangat aktif, yaitu hanya 42,9%, dan berjumlah 9 siswa.

  Uji t hasil belajar siswa menunjukkan t hitung 2,055 dengan sig 0,46 < 0,05, artinya mean nilai sesudah melakukan pembelajaran dengan menggunakan model Student Facilitator and Explaining lebih baik dari pada sebelumnya. Hal ini dapat dilihat dari perbedaan rata-rata nilai siswa pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Rata-rata untuk hasil belajar

  IPA menggunakan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining adalah 85,4762 dibulatkan menjadi 85,5, lebih tinggi jika dibandingkan dengan menggunakan pembelajaran konvensional yang memiliki rata-rata 79,2857 dibulatkan menjadi 79,3. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Ha diterima dan Ho ditolak, artinya terdapat pengaruh model pembelajaran

  

Student Facilitator and Explaining terhadap keaktifan dan hasil belajar pada

  mata pelajaran IPA siswa kelas IV SDN Ledok 05 Salatiga semester II tahun 2014/2015.

  Hasil belajar siswa kelas IV pada kelompok eksperimen menggunakan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining dengan perolehan hasil lebih tinggi dari pada kelompok kontrol, diakibatkan karena siswa pada kelompok eksperimen lebih aktif dalam mengikuti proses pembelajaran dengan menjawab dan menanggapi pertanyaan yang diajukan mengenai materi. Siswa semangat dalam belajar dan mengikuti tiap sesi pembelajaran. dibuktikan dengan tidak adanya aktivitas siswa selain memperhatikan materi pada power point. Terjadinya interaksi baik antar siswa, antar kelompok, siswa dengan guru dan sebaliknya, menjadikan pembelajaran pada kelompok eksperimen lebih hidup. Pembelajaran kelompok kontrol dengan rata-rata lebih rendah dari kelompok eksperimen disebabkan karena pada saat proses pembelajaran berlangsung tidak semua siswa aktif mengikuti pembelajaran, baik ketika proses interaksi antar siswa, antar kelompok, siswa dengan guru dan sebaliknya. Pada proses diskusi berlangsung terlihat beberapa siswa di dalam kelompok hanya melihat, asik bermain sendiri. Akibatnya materi pembelajaran yang disampaikan tidak dapat dipahami siswa secara optimal.

  Dalam proses belajar mengajar, guru sebagai seorang pendidik sangat diharapkan dapat menciptakan suatu pembelajaran yang dapat menumbuhkan gairah/ semangat belajar. Selain itu dalam proses belajar mengajar, guru harus memiliki strategi agar siswa dapat belajar menyenangkan, efektif, dan efisien, dengan menguasai teknik-teknik penyajian atau model pembelajaran, sehingga tujuan pembelajaran sesuai harapan. Model pembelajaran Student Facilitator and Explaining dalam pembelajaran melalui kegiatan siswa menjelaskan materi kepada siswa lain, menyimpulkan ide/ pendapat dari siswa lain (menyanggah, memberi pendapat, debat, dsb), tidak hanya dapat mengembangkan pengetahuan siswa dari aspek kognitif saja, tetapi juga dapat mengembangkan potensi siswa dalam aspek afektif, dan psikomotorik.

  Sehingga model pembelajaran Student Facilitator and Explaining cocok digunakan pada mata pelajaran IPA di SD yang prinsipnya harus dirancang dan dilaksanakan sebagai cara mencari tahu dan cara mengerjakan atau melakukan hal yang dapat membantu siswa memahami fenomena alam secara mendalam. Selain itu proses belajar mengajar IPA yang lebih ditekankan pada pendekatan keterampilan proses, menjadikan siswa dapat menemukan fakta-fakta, membangun konsep-konsep, teori-teori dan sikap

Dokumen yang terkait

3.2. Desain eksperimen - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Efektifitas Penggunaan Metode Discovery Learning terhadap Pencapaian Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SD Negeri Bringin 01 Kabupaten Semarang Semester II Tahun Pelajaran

0 0 19

BAB IV Pelaksanaan, Hasil Peneliitian, dan Pembahasan - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Efektifitas Penggunaan Metode Discovery Learning terhadap Pencapaian Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SD Negeri Bringin 01 Kabupaten Semar

0 0 25

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Efektifitas Penggunaan Metode Discovery Learning terhadap Pencapaian Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SD Negeri Bringin 01 Kabupaten Semarang Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015

0 0 13

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Efektifitas Penggunaan Metode Discovery Learning terhadap Pencapaian Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SD Negeri Bringin 01 Kabupaten Semarang Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015

0 0 126

BAB II KAJIAN PUSTAKA - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Pembelajaran Make A Match untuk Meningkatkan Proses Pembelajaran dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 5 SD Negeri Sumogawe 02 Kecamatan Getasan Kabupaten Se

0 0 22

BAB III METODE PENELITIAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Pembelajaran Make A Match untuk Meningkatkan Proses Pembelajaran dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 5 SD Negeri Sumogawe 02 Kecamatan Getasan Kabupate

0 0 38

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Pembelajaran Make A Match untuk Meningkatkan Proses Pembelajaran dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 5 SD Negeri

0 0 67

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN PROSES PEMBELAJARAN DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS 5 SD NEGERI SUMOGAWE 02 KECAMATAN GETASAN KABUPATEN SEMARANG SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 20142015

0 0 19

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Efektivitas Model Pembelajaran Student Facilitator and Explaining terhadap Keaktifan dan Hasil Belajar pada Mata Pelaj

0 1 18

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Efektivitas Model Pembelajaran Student Facilitator and Explaining terhadap Keaktifan dan Hasil Belajar pada Mata Pelajaran IPA Siswa Kelas IV SDN Ledok 05 Salatiga Semester II Tahun 2014/2015

0 0 22