BAB IV Pelaksanaan, Hasil Peneliitian, dan Pembahasan - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Efektifitas Penggunaan Metode Discovery Learning terhadap Pencapaian Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SD Negeri Bringin 01 Kabupaten Semar

BAB IV Pelaksanaan, Hasil Peneliitian, dan Pembahasan

4.1. Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Bringin 01 Kabupaten Semarang.

  Jumlah siswa yang ada di SD Negeri Bringin 01 mulai dari kelas 1 sampai kelas VI adalah sebanyak 300 siswa. Agama yang mereka anut mayoritas adalah islam. Jumlah tenaga pendidik di SD Negeri Bringin 01 sebanyak 18 orang. 18 tenaga pendidik tersebut terdiri dari: 1 Kepala Sekolah, 12 guru kelas, 2 guru agama Islam, 2 guru penjaskes, dan 1 guru TIK serta penjaga perpustakaan.

  Penelitian ini dilakukan di kelas Vb SD Negeri Bringin 01 Kabupaten Semarang sebagai kelas uji coba instrument dan kelas Va SD Negeri Bringin 01 Kabupaten Semarang sebagai kelas yang digunakan untuk eksperimen. Jumlah siswa kelas Vb di SD Negeri Bringin 01 Kabupaten Semarang sebagai kelas uji coba instrumen berjumlah 28 siswa yang terdiri atas 15 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan. Sedangkan jumlah siswa siswa Va SD Negeri Bringin 01 Kabupaten Semarang sebagai kelas yang digunakan untuk eksperimen berjumlah 27 siswa yang terdiri dari 14 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan. Adapaun alasan yang menjadikan pertimbangan peneliti memilih kelas Va SD Negeri Bringin 01 Kabupaten Semarang, berdasarkan observasi pada tanggal 19 januari 2015 pada kelas Va dalam mata pelajaran IPA dengan pokok bahasan pengungkit dan kegunaanya, guru masih terlihat belum menerapkan metode pembelajaran yang sesuai dengan karakter siswa terhadap materi yang akan dipelajari. Oleh karena itu penelitian dilakukan di kelas Va SD Negeri Bringin 01 Kabupaten Semarang sebagai subjek penelitian untuk mengukur pengaruh penerapan metode

  

discovery learning terhadap hasil belajar IPA siswa kelas V SD Negeri Bringin 01

Kabupaten Semarang semester II tahun ajaran 2014/2015.

  Penelitian pertama kali dilakukan dengan memberikan pretest pada kelas Va dengan jumlah 27 siswa setelah instrumen soal dinyatakan valid, reliabel serta tingkat kesukaran soal seimbang. Kemudian peneliti baru mengadakan pretest yang telah dilakukan pada tanggal 13 april 2015. Dalam penelitian ini pretest dilakukan untuk mengukur hasil belajar IPA sebelum diberi perlakuan berdasarkan SK: 7. memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam dan KD 7.2. mendiskripsikan proses pembentukan tanah karena pelapukan. Kemudian dilakukan dengan memberikan

  

posttest setelah diberi perlakuan dengan menggunakan metode discovery learning

  berdasarkan SK: 7. memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam dan KD 7.2. mengidentifikasi jenis-jenis tanah.

  Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 17 dan 18 april 2015 yang berkolaborasi dengan guru kelas Va yaitu bapak Basori S.Pd.SD dengan menggunakan metode discovery learning. Pembelajaran dilaksanakan pada jam pertama dan jam kedua. Pembelajaran menggunakan metode discovery learning diawali dengan memperlihatkan gambar atau benda tentang susunan lapisan tanah dan jenis-jenis tanah sesuai dengan materi yang dipelajari kemudian siswa mengidentifikasi terhadap gambar atau benda yang telah diamati dan membuat hipotesis baru kemudian siswa melakukan percobaan mengenai susunan lapisan tanah dan jenis-jenis tanah berpedoman dengan LKS, setelah data dari percobaan terkumpul siswa diminta untuk membuat kesimpulan yang selanjutnya siswa melaporkan hasil percobaan di depan kelas kepada guru dan teman lainnya. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan berpedoman pada RPP yang disesuaikan dengan teori penggunaan metode discovery learning. Pada pertemuan pertama siswa dijelaskan tentang susunan lapisan tanah dan membedakan letak lapisan tanah melalui percobaan yang telah dilakukan oleh siswa. Dalam pertemuan pertama siswa terlihat sangat antusias melakukan percobaan bersama kelompok masing-masing. Pada pertemuan kedua siswa dijelaskan tentang jenis-jenis tanah dan membedakan kemampuan berbagai jenis tanah dalam menyerap air melalui percobaan yang telah dilakukan oleh siswa. Pada pertemuan kedua siswa sangat antusias melakukan percobaan dalam pembelajaran. Dalam melakukan percobaan siswa laki-laki terlihat lebih aktif dari pada siswa perempuan yang cenderung antusias yang cukup besar dalam mengikuti pembelajaran, disetiap akhir pembelajaran, masing-masing kelompok harus membuat kesimpulan dan kemudian dilaporkan di depan kelas kepada guru dan teman-temannya. Pada akhir pertemuan peneliti membagikan soal posstest. Data pretest dan posttest kemudian dianalisis uji normalitas dan dilakukan uji hipotesis dengan menggunakan uji T- test.

4.2. Hasil Penelitian

  Hasil penelitian ini terdiri dari deskriptif data dan analisis data. Deskriptif data meliputi data hasil observasi implementasi metode discovery learning dalam proses belajar mengajar dan hasil belajar IPA sebelum diberikan perlakuan (pretest) dan setelah diberikan perlakuan (posttest). Sedangkan analisis data meliputi uji persyaratan yaitu uji normalitas selanjutnya uji t-test dengan menggunakan paired samples test.

4.2.1. Analisis Deskriptif Setiap Variabel

4.2.1.1. Variabel X (Metode Discovery Learning)

  Metode discovery learning yang merupakan variabel X atau variabel bebas merupakan suatu metode atau cara yang digunakan oleh guru dalam memberikan materi kepada siswa. Dalam penggunaan metode discovery learning ini peneliti menggunakan langkah-langkah pebelajaran diawali dengan kegiatan persiapan, kegiatan pelaksanaan, dan kegiatan penutup. Kegiatan persiapan diawali dengan menyampaikan materi dan tujuan pembelajaran, menyiapkan alat dan bahan untuk melakukan percobaan serta membagi siswa dalam lima (5) kelompok. Kegiatan pelaksanaan mencakup pemberian rangsangan (stimulation) , pernyatan (problem

  

statment ), pengumpulan data (data collection), pengolahan data (data processing),

pembuktian, (verivication) dan menarik kesimpulan/generalisasi (generalization).

  serta melaporkan hasil dari percobaan. Kegiatan penutup mencakup penarikan kesimpulan dari berbagai hasil percobaan masing-masing kelompok dan pemberian evaluasi serta tindak lanjut.

  Berdasarkan pada langkah-langkah pembelajaran menggunakan metode sebagai alat pengumpul data penggunaan metode discovery learning dalam kegiatan pembelajaran. Observasi dilakukan untuk memantau jalannya perlakuan pembelajaran sesuai dengan ketentuan dan teori yang digunakan. Langkah- langkah tersebut kemudian disusun menjadi lembar observasi yang di dalamnya peneliti menyediakan skor 1, 2, 3, dan 4. Skor 1 untuk kriteria tidak melakukan sesuai indikator yang diamati, skor 2 untuk kriteria melakukan dengan kurang baik, skor 3 untuk kriteria baik, dan skor 4 untuk kriteria sangat baik. Peneliti memilihnya karena jawaban dengan dengan memberikan skor merupakan jawaban yang objektif dari apa yang dilihat observer nantinya. Untuk 23 aspek yang akan diobservasi berdasarkan langkah-langkah metode discovery learning observer harus mengisi setiap pertanyaan dengan memberikan skor 1, 2, 3, atau 4 sesuai dengan kenyataan yang dilihatnya.

  Pembelajaran dengan menggunakan metode discovery learning dalam 1 (satu) KD disampaikan dalam 2 kali pertemuan dan setiap pertemuan kegiatan pembelajaran diobservasi. Hasil observasi selama 2 (dua) kali pertemuan pada kelas perlakuan dengan menggunakan metode discovery learning dapat dilihat pada tabel 4.2.1.1.1. dan 4.2.1.1.2.

  

Tabel 4.2.1.1.1.

Hasil Observasi Tindakan Pertemuan 1

SKOR

  No ASPEK YANG DIAMATI

  1

  2

  3

  4 A. KEGIATAN AWAL

  1. Memeriksa kehadiran dan kesiapan siswa - - √ -

  2. Mengkondisikan siswa untuk belajar - - - √

  3. Memberikan apersepsi dan motivasi - - - √

  4. Menyampaikan tujuan pembelajaran - - √ -

C. KEGIATAN INTI 1. Memperlihatkan sebuah gambar lapisan tanah.

  √ - Siswa mengamati gambar lapisan tanah yang 2.

  • diperlihatkan oleh guru Melakukan tanya jawab dengan siswa terkait dengan 3.

  √

  √ materi yang dipelajari Meminta siswa untuk mengidentifikasi persamaan dan 4.

  • perbedaan yang terdapat pada benda yang telah diamati Meminta siswa untuk mengidentifikasi ciri-ciri benda 5.

  √

  √ yang telah diamati

  tanggal 17 april 2015 menunjukkan bahwa langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran sudah memenuhi kriteria penggunaan metode discovery learning dengan baik karena terlihat pada tabel 4.2.1.1.1. bahwa semua prosedur telah dilaksanakan dan sebagian besar prosedur prosedur mendapatkan skor 3 (baik) dan 4 (sangat baik) dari seluruh prosedur penggunaan metode discovery learning. Oleh karena itu pada pertemuan 1 dapat dikatakan guru sudah menerapkan metode

  

learning di kelas Va SD Bringin 01 pada pertemuan 1 yang dilakukan pada

  Dari hasil observasi pembelajaran yang menggunakan metode discovery

  4. Guru menutup pelajaran dengan salam. - - - √

  3. Guru memberikan tindak lanjut - - - √

  2. Melakukan evaluasi sesuai dengan materi yang dipelajari - - - √

  √

  Melakukan tanya jawab dengan siswa untuk membuat rangkuman atau kesimpulan materi yang telah dipelari

  D KEGIATAN AKHIR 1.

  √ 15. Guru memberikan umpan balik dan penguatan terhadap siswa

  √ -

  √ 14. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai materi yang belum jelas

  √ 13. Guru meminta siswa untuk melakukan presentasi terhadap data atau informasi yang diperoleh

  √ - 12. Guru meminta siswa untuk menyimpulkan data atau infomasi yang diperoleh dalam percobaan

  √ 11. Guru meminta siswa melakukan pencermatan terhadap data atau informasi yang diperoleh dalam percobaan yang dilakukan

  √ - 10. Guru meminta setiap kelompok untuk mencatat data atau informasi terhadap hasil percobaan yang dilakukan

  √ - 9. Guru mengarahkan siswa untuk mengamati percobaan berkaitan dengan materi

  √ 8. Guru meminta kelompok untuk melakukan percobaan sesuai dengan materi yang dipelajari

  √ 7. Membagikan alat dan bahan untuk melakukan percobaan sesuai dengan materi yang dipelajari

  6. Membagi siswa mmenjadi beberapa kelompok, setiap kelompok terdiri dari 5 siswa

  

discovery learning dengan baik atau sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran

yang tercantum dalam RPP.

C. KEGIATAN INTI

  Siswa mengamati gambar berbagai jenis tanah yang diperlihatkan oleh guru

  

Hasil Observasi Tindakan Pertemuan 2

  No ASPEK YANG DIAMATI SKOR

  1

  2

  3

  4 A. KEGIATAN AWAL

  1. Memeriksa kehadiran dan kesiapan siswa - - - √

  2. Mengkondisikan siswa untuk belajar - - - √

  3. Memberikan apersepsi dan motivasi - - - √

  4. Menyampaikan tujuan pembelajaran - - - √

  1. Memperlihatkan sebuah gambar berbagai jenis tanah. - - - √ 2.

  √ - 3. Melakukan tanya jawab dengan siswa terkait dengan materi yang dipelajari

Dari hasil observasi pembelajaran yang menggunakan metode discovery di kelas Va SD Bringin 01 pada pertemuan 2 yang dilakukan pada

  √ 15. Guru memberikan umpan balik dan penguatan terhadap siswa

  3. Guru memberikan tindak lanjut - - - √

Tabel 4.2.1.1.2.

  2. Melakukan evaluasi sesuai dengan materi yang dipelajari - - - √

  √

  Melakukan tanya jawab dengan siswa untuk membuat rangkuman atau kesimpulan materi yang telah dipelari

  D KEGIATAN AKHIR 1.

  √ -

  √ - 13. Guru meminta siswa untuk melakukan presentasi terhadap data atau informasi yang diperoleh

  √ 14. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai materi yang belum jelas

  √ 4. Meminta siswa untuk mengidentifikasi persamaan dan perbedaan yang terdapat pada benda yang telah diamati

  √ 12. Guru meminta siswa untuk menyimpulkan data atau infomasi yang diperoleh dalam percobaan

  √ 11. Guru meminta siswa melakukan pencermatan terhadap data atau informasi yang diperoleh dalam percobaan yang dilakukan

  √ 10. Guru meminta setiap kelompok untuk mencatat data atau informasi terhadap hasil percobaan yang dilakukan

  √ 9. Guru mengarahkan siswa untuk mengamati percobaan berkaitan dengan materi

  √ - 8. Guru meminta kelompok untuk melakukan percobaan sesuai dengan materi yang dipelajari

  √ 7. Membagikan alat dan bahan untuk melakukan percobaan sesuai dengan materi yang dipelajari

  √ - 5. Meminta siswa untuk mengidentifikasi ciri-ciri benda yang telah diamati

  √ 6. Membagi siswa mmenjadi beberapa kelompok, setiap kelompok terdiri dari 5 siswa

  learning

  tanggal 18 april 2015 menunjukkan bahwa langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran sudah memenuhi kriteria penggunaan metode discovery learning dengan baik karena terlihat pada tabel 4.2.1.1.2. bahwa semua prosedur telah dilaksanakan dan sebagian besar prosedur prosedur mendapatkan skor 3 (baik) dan 4 (sangat baik) dari seluruh prosedur penggunaan metode discovery learning. Oleh karena itu pada pertemuan 2 dapat dikatakan guru sudah menerapkan metode

  

discovery learning dengan baik atau sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran

yang tercantum dalam RPP.

  Hasil observasi yang ada pada tabel 4.2.1.1.1. dan tabel 4.2.1.1.2. secara keseluruhan sudah menunjukkan bahwa dalam mengimplementasikan metode

  

discovery learning dalam pembelajaran IPA, sudah melakukan semua prosedur

  sesuai dengan metode discovery learning dalam proses belajar mengajar dengan baik atau sesuai dengan pelaksanaan pembelajaran yang tercantum dalam RPP, hal tersebut ditunjukkan dari total dua kali pertemuan tidak ada yang mendapatkan skor 1 dan 2. Skor yang diberikan oleh observer berkisar antara skor 3 dan 4.

4.2.1.2. Variabel Y (Hasil Belajar Siswa)

  Dalam penelitian ini pengumpulan data hasil belajar IPA siswa kelas Va SD Negeri Bringin 01 Kabupaten Semarang menggunakan teknik pretest-posttest yaitu sebelum siswa diberi perlakuan (treatment) dengan menggunakan metode

  

discovery learning siswa diberikan Pretest terlebih dahulu untuk mengukur

  kemampuan siswa dalam memahami materi yang dalam pembelajarannya diampu oleh guru menggunakan metode konvensional (seperti yang biasa guru lakukan). Instrument pretest-posttest sebelumnya telah uji coba pada kelas uji coba di kelas Vb SD Negeri Bringin 01 Kabupaten Semarang yaitu pada tanggal 10 april 2015 selanjutnya dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas beserta tingkat kesukaran soal.

  Skor hasil belajar pretest dan posttest yang diperoleh masih berupa data mentah. Apabila diperhatikan data mentah tersebut sangatlah sulit untuk menarik kesimpulan yang ada. Untuk itu data mentah tersebut perlu diolah terlebih dahulu untuk memperoleh gambaran yang baik mengenai data tersebut. Data skor hasil belajar pretest dan posttest yang diperoleh dari kelas Va SD Negeri Bringin 01 disajikan dan dianalisis secara diskriptif. Tujuannya agar data tersebut dapat dipaparkan secara baik dan disimpulkan secara mudah. Deskriptif data meliputi peyusunan data dalam bentuk tampilan yang mudah terbaca secara lengkap. Tabel distribusi frekuensi merupakan cara penyajian paling umum untuk deskripsi data, yang sering ditampilkan pula secara visual dalam bentuk diagram batang maupun histogram. Untuk itu sebelum dilakukan analisis deskriptif, terlebih dahulu dibuat tabel destribusi frekuensi skor hasil belajar pretest dan posttest.

4.2.1.2.1. Hasil Analisis Deskriptif Pretest

  Pretest untuk mengukur variabel terikat (hasil belajar) sebelum diberi perlakuan. Jumlah soal pretest sebanyak 30 butir soal pilihan ganda yang diambil dari soal yang valid setelah dianalisis validitas, reliabilitas, dan tingkat kesukaran instrument tes. Skor hasil belajar dari hasil pretest yang diperoleh masih berupa data mentah. Untuk itu perlu diolah terlebih dahulu untuk memperoleh gambaran yang baik mengenai data tersebut.

  Berikut ini akan disajikan tabel distribusi frekuensi skor hasil belajar

  

pretest . Untuk mempermudah membuat tabel destribusi frekuensi skor hasil

  belajar pretest, pertama menentukan berapa banyaknya kelas (K), setelah itu menghitung jangkauannya (Range), dan panjang interval Kelasnya (I) dengan rumus seperti dibawah ini (Sugiyono, 2010:35-37): Banyaknya Kelas (K) = 1 + 3,33 log n

  = 1 + 3,3 log 27 = 5,76 (dibuat menjadi 6 kelas)

  Range (R) = (Skor maksimal

  • – Skor minimal) + 1 = (80
  • – 37) + 1 = 44
Interval = = = 7,63 (dibuat menjadi 8)

  Setelah diketahui banyaknya kelas (K), setelah itu menentukan berapa jumlah jangkauannya (Range), dan panjang Interval Kelasnya (I), kemudian disusun tabel destribusi frekuensinya. Rangkuman distribusi frekuensi skor pretest dapat dilihat pada tabel 4.2.1.2.1.

  

Tabel 4.2.1.2.1.

Rangkuman Distribusi Frekuensi Skor Pretest

No Interval Frekuensi Persentase (%)

  1

  37 3 11%

  • – 44

  2

  45 6 22%

  • – 52

  3

  53 8 30%

  • – 60

  4

  61 4 15%

  • – 68

  5

  69 3 11%

  • – 76

  6

  77 3 11%

  • – 84

   Jumlah 27 100%

  Tabel 4.2.1.2.1. menunjukkan bahwa siswa yang mendapatkan nilai 37 sampai dengan 44 terdiri dari 3 siswa dengan presentase 11%, siswa yang mendapat nilai 45 sampai 52 terdiri dari 6 siswa dengan presentase 22%, siswa yang mendapat nilai 53 sampai 60 terdiri dari 8 siswa dengan presentase 30%, siswa yang mendapat nilai 61 sampai 68 terdiri dari 4 siswa dengan presentase 15%, siswa yang mendapat nilai 69 sampai 76 terdiri dari 3 siswa dengan presentase 11%, dan siswa yang mendapat nilai 77 sampai 84 terdiri dari 3 siswa dengan presentase 11% dari jumlah seluruh siswa kelas Va SD Negeri Bringin 01 Kabupaten Semarang.

  Berdasarkan kriteria ketuntsan minimal (KKM ≥ 70) data hasil perolehan nilai pretest (sebelum diberikan perlakuan) dapat dilihat pada tabel 4.2.1.2.2.

  Tabel 4.2.1.2.2. Ketuntasan Hasil Belajar Pretest Pretest

  Kategori Range Frekuensi Persentase (%)

  Tuntas 70 - 100 6 22,2% Tidak tuntas 0 - 69 21 77,8% Jumlah 27 100%

  Dari tabel 4.2.1.2.2. menunjukkan bahwa ketuntasan hasil belajar pretest dapat dijelaskan bahwa siswa yang memperoleh nilai kurang dari kriteria ketuntasan minimal (KKM ≥ 70) sebanyak 21 siswa atau 77,8% dari 27 siswa. sedangkan yang sudah mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM ≥ 70) sebanyak 6 siswa atau 22,2% dari 27 siswa.

  Distribusi selanjutnya dilakukan analisis deskriptif. Di bawah ini merangkum data empirik sebelum diberikan perlakukan pembelajaran (pretest) menggunakan metode discovery learning pada pelajaran IPA siswa kelas Va SD Negeri Bringin 01 berdasarkan SK: 7. memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam dan KD 7.2. mendiskripsikan proses pembentukan tanah karena pelapukan yang telah diklasifikasikan pada tabel 4.2.1.2.3. Descriptive Statistics di bawah ini dengan ukuran tendensi sentral (Mean), pengukuran penyimpangan (Range, Standar Deviation, dan Variance ).

  

Tabel 4.2.1.2.3.

Descriptive Statistics Pretest

  

Statistics

Pretest N Valid

  27 Missing

Mean 58,3333

Std. Deviation 11,66520

Variance 136,077

Range

  43,00

Minimum 37,00

Maximum 80,00 Tabel 4.2.1.2.3. menunjukkan jumlah (N) sebanyak 27 mempunyai rentangan (range) sebesar 43,00 berfungsi untuk mencari panjang kelas dalam distribusi frekuensi. Selanjutnya, skor maksimal 80 sedangkan skor minimal sebesar 37 dengan rata-rata hitung (mean) 62,8885. Kemudian, standar deviasi (Std. Deviation) sebesar 11,66520 yang berfungsi untuk menunjukkan tingkat (drajat) variasi kelompok atau ukuran standar atau penyimpangan dari reratanya. Terakhir memiliki nilai varians (variance) sebesar 136,077 yang berfungsi untuk mengetahui tingkat penyebaran atau variasi data.

4.2.1.2.4. Hasil Analisis Deskriptif Posttest

  Penelitian ini juga terdapat posttest pada subjek penelitian. Posttest untuk mengukur variabel terikat (hasil belajar IPA) sesudah diberi perlakuan. Posttest dilakukan untuk mengukur pengaruh penerapan metode discovery learning dalam pembelajaran IPA siswa kelas Va SD Negeri Bringin 01 Kabupaten Semarang. Jika ada perbedaan pretest sebelum diberi perlakuan dan posttest setelah diberi perlakuan dengan menggunakan metode discovery learning terhadap hasil belajar

  IPA, maka dapat disimpulkan terdapat perbedaan antara pembelajaran sesudah diberi perlakuan menggunakan metode discovery learning dengan sebelum diberi perlakuan (konvensional). Jumlah soal posttest sebanyak 30 butir soal pilihan ganda diambil dari soal yang valid setelah dianalisis validitas, reliabilitas, dan tingkat kesukaran instrument tes. Skor hasil belajar dari hasil posttest yang diperoleh masih berupa data mentah. Untuk itu perlu diolah terlebih dahulu untuk memperoleh gambaran yang baik mengenai data tersebut.

  Berikut ini akan disajikan tabel distribusi frekuensi skor hasil belajar

  

posttest . Untuk mempermudah membuat tabel destribusi frekuensi skor hasil

  belajar posttest, pertama menentukan berapa banyaknya kelas (K), setelah itu menghitung jangkauannya (Range), dan panjang interval Kelasnya (I) dengan rumus seperti dibawah ini (Sugiyono, 2011:36): Banyaknya Kelas (K) = 1 + 3,33 log n

  = 1 + 3,3 log 27 = 5,76 (dibuat menjadi 6 kelas) Range (R) = (Skor maksimal

  • – Skor minimal) + 1 = (93
  • – 60) + 1 = 34

  Interval = = = 5,89 (dibuat menjadi 6)

  Setelah diketahui banyaknya kelas (K), setelah itu menentukan berapa jumlah jangkauannya (Range), dan panjang Interval Kelasnya (I), kemudian disusun tabel destribusi frekuensinya. Rangkuman distribusi frekuensi skor posttest dapat dilihat pada tabel 4.2.1.2.4.

  

Tabel 4.2.1.2.4.

Rangkuman Distribusi Frekuensi Skor Posttest

No Interval Frekuensi Persentase

  1

  60 3 11%

  • – 65

  2

  66 6 22%

  • – 71

  3

  72 4 15%

  • – 77

  4

  78 6 22%

  • – 83

  5

  84 7 26%

  • – 89

  6

  90 1 4%

  • – 95

   Jumlah 27 100%

  Tabel 4.2.1.2.4. menunjukkan bahwa siswa yang mendapatkan nilai 60 sampai dengan 65 terdiri dari 3 siswa dengan presentase 11%, siswa yang mendapat nilai 66 sampai 71 terdiri dari 6 siswa dengan presentase 22%, siswa yang mendapat nilai 72 sampai 77 terdiri dari 4 siswa dengan presentase 15%, siswa yang mendapat nilai 78 sampai 83 terdiri dari 6 siswa dengan presentase 22%, siswa yang mendapat nilai 84 sampai 89 terdiri dari 7 siswa dengan presentase 26%, dan siswa yang mendapat nilai 90 sampai 95 terdiri dari 1 siswa dengan presentase 4% dari jumlah seluruh siswa kelas Va SD Negeri Bringin 01 Kabupaten Semarang.

  Berdasarkan kriteria ketuntsan minimal (KKM ≥ 70) data hasil perolehan nilai posttest (setelah diberikan perlakuan) dapat dilihat pada tabel

  Tabel 4.2.1.2.5. Ketuntasan Hasil Belajar Posttest Pretest

  Kategori Range Frekuensi Persentase (%)

  Tuntas 70 - 100 22 81,4% Tidak tuntas 0 - 69 5 18,6% Jumlah 27 100%

  Dari tabel 4.2.1.2.5. menunjukkan bahwa ketuntasan hasil belajar posttest dapat dijelaskan bahwa siswa yang memperoleh nilai kurang dari kriteria ketuntasan minimal (KKM ≥ 70) sebanyak 5 siswa atau 18,6% dari 27 siswa. sedangkan yang sudah mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM ≥ 70) sebanyak 22 siswa atau 81,4% dari 27 siswa.

  Distribusi selanjutnya dilakukan analisis deskriptif. Di bawah ini merangkum data empirik setelah diberikan perlakukan pembelajaran (posttest) menggunakan metode discovery learning pada pelajaran IPA siswa kelas Va SD Negeri Bringin 01 berdasarkan SK: 7. memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan enggunaan sumber daya alam dan KD 7.2. mengidentifikasi jenis-jenis tanah, telah diklasifikasikan pada tabel 4.2.1.2.6.

  

Descriptive Statistics di bawah ini dengan ukuran tendensi sentral (Mean),

pengukuran penyimpangan (Range, Standar Deviation, dan Variance).

  

Tabel 4.2.1.2.6.

Descriptive Statistics Posttest

  

Statistics

Posttest N Valid

  27 Missing

Mean 77,2222

Std. Deviation 9,33288

Variance 87,103

Range 33,00

Minimum 60,00

Maximum 93,00 Tabel 4.2.1.2.6. menunjukkan jumlah (N) sebanyak 27 mempunyai rentangan (range) sebesar 33,00 berfungsi untuk mencari panjang kelas dalam distribusi frekuensi. Selanjutnya, skor maksimal 93,00 sedangkan skor minimal sebesar 60,00 dengan rata-rata hitung (mean) 77,22. Kemudian, standar deviasi (Std. Deviation) sebesar 9,33288 yang berfungsi untuk menunjukkan tingkat (drajat) variasi kelompok atau ukuran ukuran standar atau penyimpangan dari reratanya. Terakhir memiliki nilai varians (variance) sebesar 87,103 yang berfungsi untuk mengetahui tingkat penyebaran atau variasi data.

4.3. Uji Prasyarat

  Sebelum dilakukan analisis Uji T-test, dilakukan uji prasyarat atau sering disebut dengan uji asumsi terlebih dahulu. Dalam penelitian ini teknik analsis yang digunakan menggunakan analisis parametrik dan analisis nonparametrik. Menurut sugiyono (2010:75)

  “analisis parametrik digunakan apabila data berdistribusi normal, apabila data tidak berdistribusi normal maka digunakan analisis non parametrik

  ”. Jika dalam penelitian ini digunakan analisis parametrik maka seharunya dilakukan uji prasyarat, yaitu uji normalitas dan uji homogenitas. Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak, sedangkan uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah varian skor yang diukur pada dua sampel memiliki varian yang sama atau tidak.

  Dalam penelitian ini desain yang digunakan adalah The One Grup Pretest-

  

Postest Desain. Dalam desain ini sampel yang digunakan hanya 1 kelas yaitu

  kelas Va SD Negeri Bringin 01 Kabupaten Semarang yang sebelum perlakuan diberikan terlebih dahulu sampel diberi pretest (tes awal) dan di akhir pembelajaran sampel diberi posttest (test akhir) setelah diberi perlakuan menggunakan metode discovery learning. Maka uji prasyarat yang digunakan hanya Uji Normalitas karena sampel yang digunakan hanya 1 kelas yaitu kelas Va SD Negeri Bringin 01 Kabupaten Semarang.

  Uji normalitas digunakan kerena, untuk mengetahui apakah varian memiliki distribusi normal atau tidak dengan tingkat signifikansi harus di atas 0,05. Uji dari nilai pretest (sebelum diberi perlakuan) dan posstest (setelah diberi perlakuan) dengan menggunakan metode discovery learning. Uji normalitas dilakukan sebelum melakukan uji T-tes. Uji normalitas berdasarkan perhitungan dengan menggunakan SPSS 22.0, hasil uji normalitas nilai pretest-posttest pada kelas yang dilakukan eksperimen sebelum dan sesudah menggunakan metode discovery learning dapat dilihat pada tabel 4.3.1.

Tabel 4.3.1. Output Uji Normalitas Nilai Pretest dan Posttest

  

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Pretest Posttest N a,b

  27

  27 Normal Parameters Mean 58,3333 77,2222 Std. Deviation 11,66520 9,33288

  Most Extreme Differences Absolute ,096 ,149 Positive ,096 ,114 Negative

  • ,068 -,149

    Test Statistic ,096 ,149

    c,d c

    Asymp. Sig. (2-tailed) ,200 ,129

    a. Test distribution is Normal.

Tabel 4.3.1. menunjukkan bahwa instrumen pretest dan posttest mempunyai data pada One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test dengan tingkat signifikansi

  (Asymp. Sig. (2-tailed)) 0,200 untuk pretest dan Asymp. Sig. (2-tailed) 0,129 untuk posttest. Jika dirumuskan 0,200 > 0,05 (pretest) dan 0,129 > 0,05 (posttest). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kedua data pretest dan posttest dinyatakan berdistribusi normal dengan tingkat signifikasikan > 0,05. Untuk melihat sebaran data uji normalitas di atas, berikut ini disajikan Gambar 4.3.4 yaitu grafik normalitas hasil belajar pretest dan Gambar 4.3.5 yaitu Grafik normalitas hasil belajar posttest.

Gambar 4.3.4. Grafik Uji Normalitas Skor Hasil Belajar PretestGambar 4.3.5. Grafik Uji Normalitas Skor Hasil Belajar Posttest

4.4. Hasil Uji Hipotesis

  Dalam penelitian ini sampel yang digunakan adalah kelas Va SD Negeri Bringin 01 Kabupaten Semarang dengan dua perlakuan yang berbeda, artinya sebelum diberikan posttest (diberi perlakuan) siswa terlebih dahulu diberikan

  

pretest (tanpa perlakuan). Dengan demikian sampel dalam penelitian ini dapat

  dinyatakan sampel berpasangan. Untuk melakukan dan mendapatkan hasil dari

  

Statistik Paired Sample T-test . Uji ini digunakan untuk mengetahui ada atau

  tidaknya perbedaan rata-rata antara dua kelompok sampel yang berpasangan (berhubungan). Maka Uji T-tes (Paired Sample T-test) dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui perbadaan hasil belajar siswa sebelum dan sesudah pembelajaran menggunakan metode discovery learning pada pelajaran IPA. Dalam penelitian ini uji perbedaan dua rata-rata dilakukan pada nilai pretest dan nilai posttest dari subjek penelitian. Karena hipotesis dalam penelitian ini hanya ada satu yaitu ada atau tidaknya perbedaan penggunaan metode discovery

  

learning dengan pembelajaran konvensional terhadap hasil belajar IPA, maka

  hasil dari uji hipotesis tersebut hanya untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan dari 2 variabel. Dari hipotesis yang sudah dirumuskan pada bab III yaitu: H : Tidak ada perbedaan yang signifikan antara penggunaan metode discovery

  learning dengan pembelajaran konvensional terhadap hasil belajar IPA siswa kelas V SD Negeri Bringin 01 Kabupaten Semarang, dengan nilai sig > 0,05.

  H : Terdapat perbedaan yang signifikan antara penggunaan metode discovery

  α learning dengan pembelajaran konvensional terhadap hasil belajar IPA siswa kelas V SD Negeri Bringin 01 Kabupaten Semarang, dengan nilai sig < 0,05.

  Untuk pengambilan keputusan apakah H ditolak atau diterima maka menggunakan taraf signifikansi yaitu jika signifikansi > 0,05 maka H diterima, jika signifikansi < 0,05 maka H ditolak. Hasil analisis data Uji T-test atau uji beda rata-rata (Paired Samples Statistics) menggunakan SPSS For Windows dapat dilihat pada tabel 4.4.1.

  Version 22.0

Tabel 4.4.1.

  

Hasil Perbedaan Nilai Pretest dan Posttest

Paired Samples Statistics

  Mean N Std. Deviation Std. Error Mean Pair 1 Pretest 58,3333 27 11,66520 2,24497 Posttest 77,2222 27 9,33288 1,79611 Berdasarkan tabel 4.4.1. jumlah subjek (N) sebanyak 27 siswa. Nilai rata- rata hitung (mean) untuk pretest adalah 58,33, sedangkan (mean) untuk posttest adalah 77,22 dengan simpangan baku (Std Deviation) pada pretest sebesar 11,66520, sedangkan posttest sebesar 9,33288. Jadi rata-rata hasil belajar siswa setelah diberi perlakuan menggunakan metode discovery learning lebih tinggi daripada sebelum diberikan perlakuan. Untuk selanjunya dilakukan Uji T-test (Paired Samples T-test) untuk mengetahui signifikansi perbadaan rata-rata nilai

  

pretest dan posttest. Hasil uji T-test (Paired Samples T-test) dari nilai pretest dan

posttets hasil belajar IPA dapat dilihat pada tabel 4.4.2.

Tabel 4.4.2. Uji T-test Skor pretest dan posttest Hasil Belajar IPA Paired Samples Test

  Paired Differences 95% Confidence Interval of the Std.

  Difference Std. Error Sig. (2- Mean Deviation Mean Lower Upper T df tailed) Pair 1 Pretest -

  3,37791 ,65008 20,22514 17,55263 29,056 26 ,000 Posttest 18,88889

Tabel 4.4.2. menunjukkan hasil t-hitung yang telah dilakukan diperoleh dengan

  hitung

  menggunakan Paired Samples Test. Berdasarkan hasil analisis SPSS 22.0 t = 29,056 d

  tabel menggunakan tabel t

  engan taraf signifikansi: α= 0,05, maka nilai t- dihitung dengan bantuan Microsoft Excel dengan rumus: =TINV(0,05;N-1) atau

  tabel hitung

  =TINV(0,05;26) sehingga diperoleh nilai t = 2,055. Ternyata hasil dari t > t tabel atau 29,056 > 2,055. Pada kolom Sig (2-tailed) diperoleh nilai 0,000. Jika pada rumusan hipotesis yaitu H : Tidak ada perbedaan yang signifikan antara penggunaan metode discovery learning dengan pembelajaran konvensional terhadap hasil belajar IPA siswa kelas V SD Negeri Bringin 01 Kabupaten penggunaan metode discovery learning dengan pembelajaran konvensional terhadap hasil belajar IPA siswa kelas V SD Negeri Bringin 01 Kabupaten Semarang dengan nilai sig < 0,05. Maka dari hasil output disimpulkan bahwa H

  α

  diterima karena sig < 0,05 yaitu 0,000 < 0,05. Berarti dapat diambil keputusan bahwa hasil belajar IPA siswa (pretest) sebelum diberi perlakuan berbeda dengan hasil belajar siswa (posttest) setelah diberi perlakuan menggunakan metode

  

discovery learning . Nilai rata-rata pembelajaran sesudah menggunakan metode

discovery learning lebih tinggi dari nilai rata-rata pembelajaran sebelum

  menggunakan metode discovery learning.

  Hal ini diperkuat dengan informasi yang memaparkan nilai rata-rata pembelajaran sebelum menggunakan metode discovery learning dan nilai rata-rata pembelajaran sesudah menggunakan metode discovery learning. Rata-rata pembelajaran sebelum menggunakan metode discovery learning yaitu sebesar 58,33 dan rata-rata pembelajaran sesudah menggunakan metode discovery

  

learning yaitu sebesar 77,22. Berarti rata-rata nilai siswa sesudah menggunakan

  metode discovery learning dengan siswa sebelum menggunakan metode discovery

  

learning berbeda. Nilai posttest siswa yang menggunakan metode discovery

learning lebih tinggi daripada nilai pretest belajar siswa sebelum menggunakan

  metode discovery learning. Dalam hal ini diartikan terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa sesudah menggunakan metode discovery learning dengan siswa sebelum menggunakan metode discovery learning. Jadi dapat disimpulkan Terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan antara penggunaan metode

  

discovery learning dengan pembelajaran konvensional pada mata pelajaran IPA

siswa kelas Va SD Negeri Bringin 01 Kabupaten Semarang.

4.5. Pembahasan Hasil Penelitin

  Sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kelas Va SD Negeri Bringin 01 Kabupaten Semarang berjumlah 27 siswa yang terdiri dari 14 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan. Pada waktu peneliti melakukan observasi langsung di kelas, dalam pembelajaran terlihat masih banyak siswa yang masih banyak siswa yang ramai sendiri atau bermain dengan teman sebangkunya ketika guru sedang menyampaikan materi yang dipelajari. Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa kelas Va SD Negeri Bringin 01 Kabupaten Semarang, banyak siswa yang beranggapan bahwa pembelajaran IPA sulit dipahami. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa metode yang digunakan guru dalam pembelajaran kurang sesuai dengan karakter siswa ataupun materi yang dipelajari. Akan tetapi antusis mereka menjadi meningkat ketika guru menerapkan metode

  

discovery learning dalam pembelajaran IPA. Metode discovery learning

  merupakan suatu metode pembelajaran yang berperan melibatkan atau mengaktifkan siswa dalam kegiatan belajar mengajar dimana dalam proses belajar mengajar guru memperkenankan siswa-siswanya menemukan sendiri konsep- konsep atau prinsip-prinsip melalui serangkaian data atau informasi yang diperoleh melalui pengamatan terhadap percobaan yang dilakukan. Dalam langkah-langkah pembelajaran menggunakan metode discovery learning terdapat 6 aspek yaitu pemberian rangsangan (stimulation), pernyataan (problem stetment), pengumpulan data (data collection), pengolahan data (data processing), pembuktian (verivication), generalisasi (generalization). Keenam aspek tersebut dijadikan kisi-kisi instrumen observasi penerapan metode discovery learning dalam pembelajaran IPA. Dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas terlebih dahulu guru mempersiapkan alat dan bahan untuk melakukan percobaan serta terlebih dahulu guru menjelaskan tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran dan menjelaskan langkah-langkah metode discovery learning kepada siswa sesuai dengan LKS yang telah dipersiapkan, sehingga siswa tidak mengalami kebingungan atau kesulitan dalam melaksanakan pembelajaran mengguakan metode discovery learning.

  Desain eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah The One

  

Grup Pretest-Postest Desain. Sesuai dengan desain yang digunakan sampel

  terlebih dahulu diberikan pretest sebelum diberikan posttest. Pretest dalam penelitian ini merupakan hasil belajar IPA siswa sebelum diberikan perlakuan atau dalam pembelajaran menggunakan metode yang biasa dipakai oleh guru perlakuan atau dalam pembelajarannya menerapkan metode discovery learning. Untuk hasil belajar pretest terdapat delapan indikator yang dijadikan kisi-kisi instrumen tes berupa soal pilihan ganda yaitu 1) menjelaskan pelapukan batuan; 2) menggolongkan jenis-jenis batuan; 3) mendiskripsikan proses pembentukan batuan; 3) menjelaskan pelapukan fisika; 4) menjelaskan pelapukan biologi; 5) menjelaskan pelapukan kimia; 6) manfaat batuan dalam kehidupan sehari-hari dan untuk hasil belajar posttest terdapat empat indikator yang dijadikan kisi-kisi instrumen tes berupa soal pilihan ganda yaitu 1) menjelaskan susunan lapisan tanah; 2) membedakan letak lapisan tanah; 3) menyebutkan jenis-jenis tanah; 4) mejelaskan kemampuan berbagai jenis tanah dalam menyerap air.

  Berdasarkan perbandingan hasil analisis penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh Tatag Prayogo (2012), Bambang Supriyanto (2014), Fransiskus Redi (2011) terdapat persamaan dan perbedaan dengan penelitian ini. Persamaanya terletak pada penggunaan model pembelajaran discovery (variabel bebas), dimana perbedaan dalam penelitian ini pembelajaran discovery berfungsi sebagai “metode ataupun strategi pembelajaran” sedangkan penelitian sebelumnya berfungsi sebagai “model pembelajaran”. Adapun perbedaan pada mata pelajaran yang terletak pada variabel terikat yaitu hasil belajar IPA. Hasil belajar yang dibahas oleh ketiga peneliti sebelumnya yaitu adalah hasil belajar matematika. Berdasarkan persamaan dan perbedaan yang telah dilakukan dengan penelitian sebelumnya terdapat persamaan yang telah diyakini dapat meningkatkan hasil belajar melalui strategi ataupun metode pembelajaran penemuan (discovery

  

learning) pada mata pelajaran IPA, dimana dalam pembelajaran metode ini dapat

  menimbulkan antusias belajar siswa yang tinggi, sehingga siswa mampu terlibat secara aktif dan antusias dalam mengikuti proses pembelajaran dan hasil belajar siswa mengalami peningkatan.

  Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu metode discovery learning dan hasil belajar IPA. Maka sesuai dengan pengujian hipotesis didapat pembahasan yaitu Terdapat perbedaan yang signifikan antara penggunaan metode

Dokumen yang terkait

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS CTL REFLEKSI SISWA KELAS 5 SD NEGERI SEPAKUNG 03 BANYUBIRU SEMARANG SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 20142015

0 1 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Pembelajaran Berbasis CTL Refleksi Siswa Kelas 5 SD Negeri Sepakung 03 Banyubiru Semarang Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015

0 0 96

BAB II KAJIAN PUSTAKA - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) pada Siswa Kelas IV Semester 2 SDN Blotongan 01 Salatiga Tahu

0 0 14

BAB III METODE PENELITIAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) pada Siswa Kelas IV Semester 2 SDN Blotongan 01 Salatiga

0 0 15

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) pada Siswa Kelas IV Semester 2 SDN Blotongan

0 0 20

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) pada Siswa Kelas IV Semester 2 SDN Blotongan 01 Salatiga Tahun 2014/2015

0 0 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) pada Siswa Kelas IV Semester 2 SDN Blotongan 01 Salatiga Tahun 2014/2015

0 0 61

BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Efektifitas Penggunaan Metode Discovery Learning terhadap Pencapaian Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SD Negeri Bringin 01 Kabupaten Semarang Semester II Tahun Pelajaran 2014

0 0 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Efektifitas Penggunaan Metode Discovery Learning terhadap Pencapaian Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SD Negeri Bringin 01 Kabupaten Semarang Semester II Tahun Pelajaran

0 0 33

3.2. Desain eksperimen - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Efektifitas Penggunaan Metode Discovery Learning terhadap Pencapaian Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SD Negeri Bringin 01 Kabupaten Semarang Semester II Tahun Pelajaran

0 0 19