Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Efektivitas Model Pembelajaran Student Facilitator and Explaining terhadap Keaktifan dan Hasil Belajar pada Mata Pelajaran IPA Siswa Kelas IV SDN Ledok 05 Salatiga Semester II Tahun 2014/2015

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Desain penelitian

  3.1.1 Jenis Penelitian

  Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian eksperimen yang bertujuan untuk menyelidiki hubungan sebab akibat, dengan cara mengidentifkasi dan mengamati satu atau lebih kelompok eksperimental dan satu atau lebih kondisi eksperimen. Penelitian eksperimen pada prinsipnya didefinisikan sebagai metode sistematis guna membangun hubungan yang mengandung fenomena sebab akibat (causal-effect relationship) (Sukardi, 2011:179). Selanjutnya, metode eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan utuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan (Sugiyono, 2011:72). Dari pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa penelitian eksperimen bertujuan untuk membandingkan hasil yang telah didentifikasi dengan satu atau lebih kelompok yang dikenai dengan perlakuan lain.

  3.1.2 Desain Penelitian

  Menurut Sugiyono (2011:73) terdapat beberapa bentuk desain eksperimen, yaitu: (1) pre-experimental (nondesign), yang meliputi: one-

  shot case studi, one group pretest-posttest, intec-group comparison ; (2) true-experimental , meliputi: posttest only control design, pretest-control group design ; (3) factorial experimental; dan (4) Quasi experimental,

  meliputi: time series design dan nonequivalent control group design. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pre-eksperimen dengan jenis intec-group comparison. Menurut Sugiyono (2011:75) desain jenis intec-group comparison terdapat satu kelompok yang digunakan untuk penelitian, tetapi dibagi menjadi dua, yaitu setengah untuk kelompok eksperimen (yang diberi perlakuan) dan setengah untuk kelompok kontrol

  (yang tidak diberi perlakuan). Sehingga dalam menentukan kedua group/ kelompok harus dibagi secara acak/ heterogen.

  Desain penelitian pre experimental dengan rancangan intec-group

  comparison dapat digambarkan sebagai berikut: O

  X 1 O 2 Gambar 3 Pre-experimental intec-group comparison

  Keterangan: O : hasil pengukuran satu grup yang diberi perlakuan.

1 O 2 : hasil pengukuran satu grup yang tidak diberi perlakuan.

  Pengaruh perlakuan: O1 – O2.

  3.2 Subjek Penelitian

  Penelitian eksperimen ini dilaksanakan di SDN Ledok 05 Salatiga yang beralamat di Jalan Argobudoyo 14 Ledok Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga. Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV di SDN Ledok

  05 Salatiga yang berjumlah 44 siswa, terdiri dari 26 siswa laki-laki dan 18 siswa perempuan. Seluruh siswa kelas IV tersebut nantinya dibagi menjadi 2 sama banyak, yaitu 22 siswa untuk kelompok eksperimen, dan 22 siswa untuk kelompok kontrol.

  3.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

3.3.1 Variabel Penelitian

  Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011:2).

  Penelitian ini terdapat tiga macam variabel, yaitu satu variabel bebas (variabel pengaruh) dan dua variabel terikat.

  1. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi

  2011:4). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran Student Facilitator and Explaining. X : Model pembelajaran Student Facilitator and Explaining

  2. Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2011:4). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah keaktifan dan hasil belajar IPA. Y Keaktifan

  1 :

  Y

  2 : Hasil belajar IPA

3.3.2 Definisi Operasional

  Menurut Sugiyono (2011:31), “definisi operasional adalah penentuan konstrak atau sifat yang akan dipelajari sehingga menjadi variabel yang dapat diukur”. Definisi operasional menjelaskan cara tertentu yang digunakan untuk meneliti dan mengoperasikan konstrak, sehingga memungkinkan bagi peneliti yang lain untuk melakukan replikasi pengukuran dengan cara yang sama atau mengembangkan cara pengukuran konstrak yang lebih baik. Dalam penelitian ini, definisi operasional yaitu model pembelajaran Student Facilitator and Explaining, keaktifan, dan hasil belajar.

  Model pembelajaran Student Facilitator and Explaining (murid sebagai fasilitas dan penjelas) yang didefinisikan sebagai model pembelajaran menggunakan kelompok-kelompok kecil berjumlah anggota tiap kelompok 4-5 siswa untuk dapat memberikan kesempatan kepada siswa/ peserta dalam mempresentasikan ide/ pendapat pada rekan peserta lainnya dengan menekankan pembelajaran yang mengaktifkan siswa melalui penyajian materi yang dilakukan, sehingga siswa dapat menghubungkan materi dengan kegiatan sehari-hari di lingkungan siswa.

  Keaktifan adalah siswa yang terlibat secara fisik, psikis, intelektual, dan emosional secara terus menerus untuk memproses dan mengolah perolehan belajarnya dengan harapan mampu menjalankan kegiatan dengan baik dibandingkan dengan siswa yang hanya rutin mengikuti kegiatan sekolah.

  Hasil belajar adalah bukti usaha yang dicapai siswa berupa pengetahuan, keterampilan, sikap dalam memahami serta menyelesaikan permasalahan dan juga kemampuan yang dimiliki seseorang setelah menerima pengalaman belajaranya, dengan ketentuan harus valid (sahih), objektif, transparan. Hasil belajar ini didapat dari skor perolehan siswa setelah melaksanakan evaluasi pembelajaran melalui tes hasil belajar IPA yang dilaksanakan setelah siswa diberikan treatment berupa pembelajaran dengan model Student Facilitator and Explaining dan pembelajaran konvensional.

3.4 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

3.4.1 Teknik Pengumpulan Data

  Dalam penelitian ini pengumpulan data dengan menggunakan alat pengumpulan data yang sesuai dengan masalah yang diteliti. Dalam penelitian ini teknik yang akan digunakan adalah teknik observasi dan tes. Teknik observasi digunakan untuk mengetahui kemampuan yang dilakukan guru dalam menerapkan pembelajaran di kelas sesuai sintak pembelajaran dan mengamati keaktifan siswa selama mengikuti proses pembelajaran. Pengamatan dilakukan dengan membuat lembar pengamatan/ lembar observasi. Dalam lembar pengamatan ini dicantumkan indikator-indikator yang dapat dijadikan acuan untuk mengamati kemampuan guru dalam mengajar dan keaktifan siswa selama kegiatan belajar-mengajar berlangsung. Selain itu lembar observasi juga digunakan untuk mengamati pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan guru, apakah sesuai dengan langkah-langkah RPP yang telah ditulis atau tidak. Sehingga dapat diketahui bahwa observasi ini bertujuan untuk mengamati tindakan guru dan respon keaktifan siswa pada waktu kegiatan pembelajaran di dalam kelas.

  Teknik pengumpulan data menggunakan teknik tes. Tes digunakan sesudah tindakan dengan menggunakan model Student Facilitator and

  Explaining dan pembelajaran konvensional. Tes ini diberikan pada kedua

  kelompok yang akan digunakan untuk penelitian. Soal yang diberikan terlebih dahulu diuji validitas dan reliabilitasnya. Bentuk soal tes yang diberikan berupa soal pilihan ganda berjumlah 25 soal. Instrumen yang digunakan adalah soal tes yang telah diuji validitas di kelas V SDN Ledok

  05 Salatiga. Tes ini dipergunakan untuk mengukur hasil belajar IPA siswa baik kelompok yang diajar dengan menggunakan model Student Facilitator

  and Explaining maupun kelompok yang diajar dengan pembelajaran konvensional.

3.4.2 Instrumen Pengumpulan Data

  Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan lembar observasi yang berisi kisi-kisi tindakan guru dan indikator keaktifan siswa. Lembar observasi ini tujuannya untuk mengamati tindakan guru dan keaktifan siswa pada saat pembelajaran berlangsung. Selain lembar observasi, instrumen pengumpulan data pada penelitian ini juga menggunakan soal tes evaluasi berbentuk pilihan ganda. Soal tes evaluasi digunakan untuk mendapatkan data hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA.

1. Lembar Observasi

  Lembar obeservasi digunakan untuk mengamati tindakan guru dan keaktifan siswa pada saat pembelajaran berlangsung. Observasi dilakukan dengan pembuatan lembar observasi berdasarkan kisi-kisi tindakan guru dalam melaksanakan sintak pembelajaran dan respon keaktifan siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Berikut adalah kisi-kisi lembar pengamatan tindakan guru pada kelompok eksperimen menggunakan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining yang dapat dilihat pada Tabel 2, kisi-kisi lembar pengamatan tindakan guru pada kelompok kontrol dengan menggunakan pembelajaran konvensional dapat dilihat pada Tabel 3, dan kisi-kisi lembar keaktifan siswa pada Tabel 4.

  Tabel 2 Kisi-kisi Tindakan Guru dengan Model Student Facilitator and

  

Explaining untuk Kelompok Eksperimen

No Tahap Fase Aspek yang Ya Tdk

Pembelajaran Pembelajaran Diamati

  1. Kegiatan

  1. Guru memberi

  Awal salam, dan

  meninjau kehadiran siswa.

  2. Guru melakukan apersepsi.

  3. Guru Guru menyampaikan menyampaikan judul dan tujuan kompetensi pembelajaran yang ingin yang akan dicapai dicapai. siswa.

  2. Kegiatan Inti Guru

  1. Guru Eksplorasi mendemonstra menyajikan/ sikan/ mendemonstrasik menyajikan an gambar dan materi. video tentang bencana alam di Indonesia kepada siswa.

  2. Guru dan siswa melakukan Tanya jawab mengenai video dan gambar bencana alam.

  3. Guru dan siswa mengaitkan peristiwa perubahan kenampakan permukaan bumi dengan kehidupan sehari- hari. Elaborasi

  4. Guru membentuk kelompok dan menjelaskan langkah-langkah diskusi.

  5. Guru membimbing siswa dalam melakukan diskusi dan presentasilaporan hasil diskusi.

  6. Guru memberi Memberikan kesempatan kesempatan kepada siswa siswa/ peserta untuk bertanya, untuk menanggapi, menjelaskan menyanggah, dan kepada peserta menambah lainnya baik pendapat dari melalui bagan/ kelompok lain. peta konsep maupun lainnya.

  7. Guru Guru menyampaikan menyimpulkan kesimpulan ide/ pendapat pendapat atau ide dari siswa yang disampaikan siswa selama presentasi. Konfirmasi

  8. Guru memberi kesempatan pada siswa untuk bertanya mengenai hal-hal yang belum dipahami.

  9. Guru menanyakan teknik mengajar dan perasaan siswa selama mengikuti pembelajaran.

3. Penutup Guru

  1. Guru membuat menerangkan kesimpulan semua materi mengenai materi yang disajikan yang telah saat itu. dipelajari tentang perubahan kenampakkan permukaan bumi dan meminta siswa untuk mencatat kesimpulan.

  2. guru memberikan ungkapan motivasi kepada siswa. Penutup

  3. Guru mengakhiri pembelajaran dan mengucapkan salam. Tabel 3 Kisi-kisi Tindakan Guru dengan Pembelajaran Konvensional untuk

  Kelompok Kontrol

  

No Tahap Fase Rumusan Ya Tdk

Pembelajaran Pembelajaran

  1. Kegiatan

  1. Guru

  Awal mengucapkan

  salam, dan meninjau kehadiran siswa.

  2. Guru melakukan apersepsi. Guru

  3. Guru menyampaikan menyampaikan tujuan judul dan tujuan pembelajaran. pembelajaran yang akan dicapai siswa.

  2. Kegiatan Inti Guru

  1. Guru menyajikan Eksplorasi menyajikan gambar macam- materi. macam bencana alam.

  2. Guru menjelaskan gambar bencana alam dan penyebabnya serta mengaitkan dengan kehidupan sehari- hari. Elaborasi Guru

  3. Guru membagi membimbing siswa ke dalam diskusi beberapa kelompok kelompok, kemudian menjelaskan langkah-langkah diskusi.

  4. Guru mengumpulkan hasil diskusi siswa. Konfirmasi Guru dan

  5. Guru memberi siswa kesempatan pada melakukan siswa untuk tanya jawab bertanya mengenai hal-hal yang belum dipahami.

3. Penutup Menerangkan

  1. Guru membuat semua materi kesimpulan dalam mengenai materi kesimpulan yang telah dipelajari tentang perubahan kenampakkan permukaan bumi. 2. guru memberikan ungkapan motivasi kepada siswa. Penutup

  3. Guru mengakhiri pembelajaran dan mengucapkan salam.

  Tabel 4 Kisi-kisi Lembar Observasi Keaktifan Siswa

  

No Aspek yang Diamati Indikator Banyak Siswa

  4

  3

  2

  1

  1. Turut serta dalam Siswa ikut serta dalam melaksanakan tugas proses pembelajaran belajarnya. seperti mendengarkan, memperhatikan, mencatat hal-hal penting, mengutarakan pendapat.

  2. Terlibat dalam Semua siswa turut aktif pemecahan masalah dalam menyelesaikan masalah pada saat guru dan siswa melakukan tanya jawab mengenai materi.

  3. Bertanya kepada siswa Siswa bertanya kepada lain/ kepada guru teman atau guru jika memahami persoalan yang harus dilakukan/ yang dihadapinya. belum memahami maksud permasalahan yang hendak dipecahkan bersama kelompok.

  4. Berusaha mencari Siswa berusaha mencari berbagai informasi informasi/cara yang bisa yang diperoleh untuk digunakan dalam pemecahan masalah. menyelesaikan permasalahan dalam teks berita/soal melalui membaca teks berita, menyusun puzzle, dan membaca informasi dari buku.

  5. Melaksanakan diskusi Siswa bersama kelompok kelompok. bekerjasama untuk menyusun puzzle dan menyelesaikan masalah yang disajikan.

  6. Menilai kemampuan Siswa menilai dirinya dan hasil yang kemampuan dirinya yaitu diperolehnya. dengan mencoba mendiskusikan permasalahan yang disajikan.

  7. Melatih diri dalam Siswa dapat memecahkan memecahkan soal. masalah yang telah didiskusikan bersama kelompok.

  8 Kesempatan Siswa menerapkan apa menggunakan/menerap yang telah diperoleh kan apa yang dalam pembelajaran dan diperolehnya dalam diskusi melalui dengan menyelesaikan tugas / cara bertanya, persoalan yang menanggapi, menyanggah, dihadapinya. menambahkan pendapat pada saat ada teman yang presentasi.

  Jumlah Item : 8 Item Skor/Item : 4 Skor Maksimal : 32 Skor Minimal : 8

  skor tertingi − skor terendah

  Jarak interval :

  jumlah kelas interval

  32

  24

−8

= = 6

  4

  4 Interpretasi mengenai kriteria keaktifan siswa dalam penelitian ini

  mengacu pada skala likert dengan respon skala 4 yaitu sangat aktif, aktif, tidak aktif, dan sangat tidak aktif. Menurut Widoyoko (2012:106) pilihan respon skala empat mempunyai variabilitas respon lebih baik atau lebih lengkap dibandingkan dengan skala tiga, sehingga mampu mengungkap lebih maksimal perbedaan sikap responden. Kriteria keaktifan siswa dapat dilihat berdasarkan jumlah skor keaktifan yang disesuaikan dengan keriteria keaktifan yang telah ditetapkan. Jumlah skor dan kriteria tersebut dapat dilihat melalui Tabel 5 sebagai berikut:

  Tabel 5 Kriteria Keaktifan Siswa

  Jumlah Skor Keaktifan Kriteria Keaktifan

  27 Sangat Aktif

  • – 32

  21 Aktif

  • – 26

  15 Kurang Aktif

  • – 20 8 – 14 Sangat Tidak Aktif

2. Lembar Soal Tes

  Tes yang dilakukan digunakan untuk mengukur hasil belajar IPA siswa. Bentuk soal tes yang digunakan berupa pilihan ganda dengan jumlah 25 soal. Untuk menjamin bahwa instrumen tes yang akan digunakan merupakan instrumen yang baik, maka instrumen tes disusun mengikuti tersebut yaitu: menyusun kisi-kisi soal, uji coba instrumen, uji validitas dan reliabilitas. Berikut adalah kisi-kisi soal tes evaluasi yang dapat dilihat pada Tabel 6.

  Tabel 6 Kisi-kisi Soal Evaluasi Sebelum Validitas

  SK :10. Memahami perubahan lingkungan fisik dan pengaruhnya terhadap daratan. KD : 10.2 Menjelaskan pengaruh perubahan lingkungan fisik terhadap daratan (erosi, abrasi, banjir, dan longsor).

  No Indikator Jenis soal Nomor Item Soal Jumlah Soal

  1 Mengidentifikasi macam-macam perubahan fisik yang terjadi di daratan (erosi, abrasi, banjir, dan longsor).

  Pilihan Ganda

  2, 12, 21, 23.

  4

  2 Menceritakan kembali perubahan lingkungan fisik pada permukaan bumi.

  Pilihan Ganda

  1, 3, 6, 8, 10, 14, 15, 18, 19, 20, 21, 24, 25.

  13

  3 Menyebutkan akibat yang ditimbulkan dari perubahan fisik terhadap daratan (erosi, abrasi, banjir, dan longsor).

  Pilihan Ganda

  4, 5, 7, 9, 11, 13, 16, 17.

  8 Kisi-kisi instrumen tes hasil belajar IPA pada Tabel 6 merupakan instrumen tes yang belum divalidasi. Untuk melakukan uji validasi instrumen berdasarkan kisi-kisi tersebut, terlebih dahulu instrumen diuji cobakan pada kelas atas yang telah menerima materi perubahan kenampakkan permukaan bumi. Uji validitas dan reliabilitas instrumen dalam penelitian ini digunakan untuk menguji setiap item soal yang nantinya akan diujikan pada kelas yang menjadi subjek penelitian. Uji validitas dan reliabilitas instrumen yang telah disusun diujikan pada kelas yang tidak menjadi subjek penelitian yaitu di kelas V SD N Ledok 05 Kota Salatiga.

3.4.3 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

1. Uji Validitas Instrumen

  Menurut Arikunto (2010:211) validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan suatu instrumen. Sebuah instrumen dinyatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Suatu tes dikatakan valid apabila tes tersebut dapat mengukur apa yang hendak diukur, sebuah item (butir soal) dikatan valid apabila mempunyai dukungan yang besar terhadap skor total, skor pada item menyebabkan skor total menjadi tinggi atau rendah.

  Validasi butir soal dalam penelitian ini dilakukan dengan aplikasi program SPSS for windows versi 22.0. Adapun langkah-langkah dalam menghitung validasi butir soal dengan SPSS versi 22.0 yaitu: membuka SPSS 22

  • file new data – data view – memasukkan data pada tabel data

  view

  • variable view - analyze – correlate - bivariate – bivarriate

  correlation

  • – memasukkan semua variabel ke dalam variablesok. Hasil validitas pada butir soal dapat dilihat pada output SPSS.

  Kriteria kevalidan soal adalah jika r hitung > r tabel maka koefisien item soal tersebut valid dan jika r hitung negatif dan r hitung tabel maka koefisien ≤ r item soal tidak valid, r tabel diperoleh pada taraf kepercayaan 95% ( ɑ = 0,05) dengan derajat kebebasan (dk) = n-2 (Sugiyono, 2011:373).

  Interpretasi mengenai besarnya koefisien korelasi yang menunjukkan validitas ditunjukkan oleh Tabel 7 sebagai berikut:

  Tabel 7 Kriteria Validitas Soal

  Koefisien Korelasi Kriteria Validitas 0,800-1,00 Sangat Tinggi

  0,600-0,800 Tinggi 0,400-0,600 Cukup 0,200-0,400 Rendah

  0,00-0,200 Sangat Rendah (Arikunto, 2012:89)

  Instrumen soal tes yang akan diberikan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dilakukan uji coba terlebih dahulu. Instrumen diujikan di kelas V SDN Ledok 05 Salatiga. Dalam uji coba soal tes ini, jumlah data siswa kelas V sebanyak 23 siswa sehingga dapat diperoleh (N=23). Untuk N=23 dan taraf signifikan 5%, nilai r adalah 0,413.

  tabel Sehingga butir soal dapat dikatakan valid jika r hasil perhitungan > 0,413.

  Instrumen soal tes yang dujikan dalam penelitian ini berjumlah 25 soal pilihan ganda. Berdasarkan perhitungan validitas menggunakan bantuan SPSS for windows versi 22.0 dari 25 soal yang diujikan 22 soal dinyatakan valid karena r hitung > 0,413, dan 3 soal dinyatakan tidak valid, karena r hitung < 0,413.

2. Uji Reliabilitas Instrumen

  Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil tes yang tetap. Maka pengertian reliabilitas tes berhubungan dengan masalah hasil tes atau jika hasil tes berubah-ubah, perubahan yang dikatakan tidak berarti (Arikunto, 2012:100).

  Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Analisis reliabilitas tes pada penelitian ini diukur dengan menggunakan aplikasi program SPSS for windows versi 22.0. Langkah-langkah dalam menghitung/ mengetahui reliabilitas butir soal ke dalam items, item yang gugur diabaikan

  • statistics – scale if item

  deleted – continue – ok.

  Nilai r yang diperoleh dikonsultasikan dengan harga r product moment pada tabel dengan taraf signifikan 5% . Jika r > r maka item tes yang

  hitung tabel

  diujicobakan tersebut adalah reliabel. Penelitian ini r adalah 0,413,

  tabel dikarenakan jumlah N=23.

  Cronbach’s Alpha dalam penelitian ini sebesar

  0, 956 (terlampir) dan dapat dikatakan bahwa reliabilitas untuk soal sangat tinggi. Adapun interpretasi derajat reliabilitas instrumen ditunjukkan oleh Tabel 8 sebagai berikut:

  Tabel 8 Kriteria Reliabilitas Soal

  Koefisien Korelasi Kriteria Reliabilitas 0,800-1,00 Sangat Tinggi

  0,600-0,800 Tinggi 0,400-0,600 Cukup 0,200-0,400 Rendah

  0,00-0,200 Sangat Rendah (Arikunto, 2012:89

3.4.4 Analisis Tingkat Kesukaran Soal

  Suatu tes hasil belajar yang baik memiliki butir soal dengan tingkat kesukaran yang seimbang, artinya berdistribusi secara normal. Menurut Arikunto (2012:222) soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk usaha memecahkannya. Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena diluar jangkauannya.

  Besarnya indeks kesukaran soal (difficulty index) pada soal evaluasi berkisar antara 0,00 sampai dengan 1,0. Artinya soal dengan indeks kesukaran 0,0 menujukkan bahwa soal itu terlalu sukar, sebaliknya jika semakin mudah soal evaluasi yang diberikan, maka semakin besar pula indeksnya. Menurut Arikunto (2012:223) rumus untuk mencari tingkat kesukaran soal/ indeks kesukaran adalah sebagai berikut:

  = Keterangan: P = indeks kesukaran B = banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar JS = jumlah seluruh siswa peserta tes.

  Indeks kesukaran soal dapat diklasifikasikan berdasarkan Tabel 9 sebagai berikut: Tabel 9

  Indeks Kesukaran Soal

  P-P Klasifikasi

  0,00 Soal Sukar

  • – 0,30 0,31 Soal Sedang – 0,70

  0,71 Soal Mudah

  • – 1,00

  (Arikunto, 2012:225) Berdasarkan instrumen soal yang telah dibuat, soal-soal tersebut dapat diklasifikasikan berdasarkan indeks kesukaran soal. Klasifikasi tingkat kesukaran soal dapat dilihat padada Tabel 10 sebagai berikut:

  Tabel 10 Klasifikasi Tingkat Kesukaran Soal

  

No P-P Klasifikasi Nomor Item Soal

  1. 0,00 Soal Sukar

  • 2. 0,31 Soal Sedang 1, 2, 5, 6, 8, 9, 11,
    • – 0,30
    • – 0,70

  12, 13, 15, 16, 19, 23. 3. 0,71 Soal Mudah 3, 4, 7, 10, 14, 17,

  • – 1,00

  18, 20, 21, 22, 24, 25. Pada Tabel 10 terlihat bahwa indeks kesukaran soal dengan jumlah dengan klasifikasi sedang berjumlah 13 butir, sedangkan soal dengan klasifikasi mudah berjumlah 12 butir. Kemudian untuk klasifikasi soal sukar tidak ada, artinya dari 25 item soal tersebut tidak terdapat soal yang sangat sulit sehingga dapat dikerjakan oleh siswa.

3.4.5 Uji Homogenitas

  Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah variansi data yang akan dianalisis homogen atau tidak. Pada pra penelitian data yang diambil adalah data dari nilai tes mata pelajaran IPA siswa kelas IV semester 1. Data nilai tes IPA siswa semester 1 ini selanjutnya di buat uji kesetaraan/ uji homogenitas menggunakan bantuan aplikasi program SPSS

  

for windows versi 22.0 yaitu dengan tabel F test (Levenes Test) pada uji

  komparasi independent t test. Langkah-langkah dalam menghitung yaitu: memasukkan nilai tes IPA siswa kelas IV SDN Ledok 05 semester 1 pada

  • data view kolom variabel 2, sedangkan kelompok pada kolom variabel 1 variable view - analyze
  • – compare means – independent sample t test –

  memasukkan variabel 2 pada test variables

  • – variabel 1 pada grouping variables – define groups isi 1 dan 2 – continue - ok.

  Kriteria pengujian uji homogenitas untuk menentukan kedua kelompok berasal dari kelompok yang homogen atau tidak adalah jika signifikansi hasil perhitungan > 0,05 maka data kedua kelompok berasal dari kelompok yang homogen sebaliknya jika signifikansi hasil perhitungan < 0,05 maka data kedua kelompok berasal dari kelompok yang tidak homogen. Berikut ini disajikan hasil uji homogenitas pra-penelitian kelompok eksperimen dan kelompok kontrol pada Tabel 11 sebagai berikut:

  Tabel 11 Hasil Uji Homogenitas Pra Penelitian Kelompok Eksperimen dan Kelompok

  Kontrol SDN Ledok 05 Salatiga

  Group Statistics

  VAR00001 N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

  VAR00002 K. eksperimen 22 74.5000 6.71707 1.43208 K. kontrol 22 77.4545 4.82777 1.02928

  

Independent Samples Test

Levene's Test for

  Equality of Variances t-test for Equality of Means 95% Confidence Interval of the

  Difference Sig. (2- Mean Std. Error F Sig. t Df tailed) Difference Difference Lower Upper

  VAR00002 Equal variances 2.915 .095 -1.675 42 .101 -2.95455 1.76360 -6.51364 .60455 assumed

  Equal variances not -1.675 38.126 .102 -2.95455 1.76360 -6.52438 .61529 assumed

  Berdasarkan tabel F test (Levenes Test) pada Tabel 11 dapat dilihat bahwa antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol berasal dari kelompok yang homogen. Hal ini dapat dibuktikan berdasarkan kriteria pengujian untuk nilai F sebesar 2,915 dengan nilai signifikansinya 0,095. Karena sig > 0,05 maka dapat diambil kesimpulan bahwa kedua kelompok berasal dari kelompok yang homogen.

3.4.6 Uji Normalitas

  Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui normal atau tidaknya distribusi data yang akan dianalisis. Pada penelitian ini, uji normalitas menggunakan aplikasi program SPSS for windows versi 22.0 yaitu menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Adapun langkah-langkah dalam menghitung adalah: memasukkan nilai tes IPA siswa kelas IV SDN Ledok

  05 Salatiga pada data view (kelompok eksperimen variabel 1 dan kelompok

  sample K-S memasukkan semua variabel ke kotak test variable list – ok.

  Kriteria dari uji normalitas adalah jika signifikansi hasil perhitungan > 0,05 berarti data berdistribusi normal sebaliknya jika signifikansi hasil perhitungan < 0,05 berarti data berdistribusi tidak normal. Hasil uji normalitas pra penelitian ditunjukkan pada Tabel 12 sebagai berikut:

  Tabel 12 Hasil Uji Normalitas Pra Penelitian SDN Ledok 05 Salatiga (Kelompok

  Eksperimen dan Kelompok Kontrol)

  One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test K. Eksperimen K. Kontrol N a,b

  22

  22 Normal Parameters Mean 74.5000 77.4545 Std. Deviation 6.71707 4.82777 Most Extreme Differences Absolute .166 .182 Positive .166 .182

  Negative -.132 -.169 Test Statistic .166 .182 c c Asymp. Sig. (2-tailed) .118 .055 a. Test distribution is Normal.

  b. Calculated from data.

  c. Lilliefors Significance Correction.

  Berdasarkan Tabel 12 diperoleh hasil bahwa data normalitas kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang didapat berdistribusi normal. Hal ini dibuktikan dengan hasil signifikansi > 0,05 yaitu kelompok eksperimen sebesar 0,118 dan kelompok kontrol sebesar 0,055. Jadi dari

  output tabel hasil uji normalitas dapat diambil kesimpulan bahwa data tersebut dinyatakan berdistribusi normal.

3.5 Teknik Analisis Data

  Menguji signifikansi perbedaan mean antar kelompok eksperimen dan kelompok kontrol analisis data yang digunakan adalah dengan menggunakan uji t-test. Uji t-test digunakan untuk menguji signifikansi perbedaan mean antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

  Data yang terkumpul dari hasil tes evaluasi pada kelompok perbedaan rata-rata. Untuk menguji perbedaan rata-rata digunakan uji t (t-

  

test) yang dilakukan dengan bantuan SPSS for windows versi 22.0. Uji t (t-

test)

  digunakan untuk menguji perbedaan hasil belajar IPA antara siswa yang pembelajaran menggunakan model pembelajaran Student Facilitator

  

and Explaining (kelompok eksperimen) dengan siswa yang mengikuti

  pembelajaran konvensional pada kelompok kontrol. Setelah mengetahui perbedaan rata-rata siswa, selanjutnya mebuktikan hipotesis.

  Menurut Riduwan dan Akdon (2010:222) untuk membuktikan hipotesis dapat menggunakan dua cara. Cara 1 ada hubungannya dengan t hitung dan t tabel menggunakan tabel t dengan taraf signifikansi:  = 0,05, selanjutnya mencari nilai t

  tabel

  menggunakan tabel t untuk uji dua pihak dengan rumus: df = N-1. Kaidah keputusan sebagai berikut:

  1. Jika t hitung ≥ t tabel , maka Ha diterima Ho ditolak. Berarti model pembelajaran Student Facilitator and Explaining efektif meningkakan keaktifan dan hasil belajar pada mata pelajaran IPA siswa kelas IV SDN Ledok 05 Salatiga semester II tahun 2014/2015 dibandingkan dengan pembelajaran konvensional.

  2. Jika t hitung  t tabel , maka Ho diterima dan Ha ditolak. Berarti model pembelajaran Student Facilitator and Explaining tidak efektif meningkakan keaktifan dan hasil belajar pada mata pelajaran IPA siswa kelas IV SDN Ledok 05 Salatiga semester II tahun 2014/2015 dibandingkan dengan pembelajaran konvensional. Cara 2 ini lebih praktis dapat dilakukan dengan melihat signifikansinya atau problabilitas Sig.(2-tailed) dengan  = 0,05. Kaidah keputusan sebagai berikut.

  1. Jika  = 0, 05  Sig.(2-tailed), maka Ho diterima dan Ha ditolak.

  Berarti model pembelajaran Student Facilitator and Explaining tidak efektif meningkakan keaktifan dan hasil belajar pada mata pelajaran

  IPA siswa kelas IV SDN Ledok 05 Salatiga semester II tahun 2014/2015 dibandingkan dengan pembelajaran konvensional..

  2. Jika  = 0,05 ≥ Sig.(2-tailed), maka Ha diterima Ho ditolak. Berarti model pembelajaran Student Facilitator and Explaining efektif meningkakan keaktifan dan hasil belajar pada mata pelajaran IPA siswa kelas IV SDN Ledok 05 Salatiga semester II tahun 2014/2015 dibandingkan dengan pembelajaran konvensional.

Dokumen yang terkait

BAB II KAJIAN PUSTAKA - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Efektifitas Penggunaan Metode Discovery Learning terhadap Pencapaian Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SD Negeri Bringin 01 Kabupaten Semarang Semester II Tahun Pelajaran

0 0 33

3.2. Desain eksperimen - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Efektifitas Penggunaan Metode Discovery Learning terhadap Pencapaian Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SD Negeri Bringin 01 Kabupaten Semarang Semester II Tahun Pelajaran

0 0 19

BAB IV Pelaksanaan, Hasil Peneliitian, dan Pembahasan - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Efektifitas Penggunaan Metode Discovery Learning terhadap Pencapaian Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SD Negeri Bringin 01 Kabupaten Semar

0 0 25

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Efektifitas Penggunaan Metode Discovery Learning terhadap Pencapaian Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SD Negeri Bringin 01 Kabupaten Semarang Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015

0 0 13

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Efektifitas Penggunaan Metode Discovery Learning terhadap Pencapaian Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SD Negeri Bringin 01 Kabupaten Semarang Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015

0 0 126

BAB II KAJIAN PUSTAKA - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Pembelajaran Make A Match untuk Meningkatkan Proses Pembelajaran dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 5 SD Negeri Sumogawe 02 Kecamatan Getasan Kabupaten Se

0 0 22

BAB III METODE PENELITIAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Pembelajaran Make A Match untuk Meningkatkan Proses Pembelajaran dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 5 SD Negeri Sumogawe 02 Kecamatan Getasan Kabupate

0 0 38

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Pembelajaran Make A Match untuk Meningkatkan Proses Pembelajaran dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 5 SD Negeri

0 0 67

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN PROSES PEMBELAJARAN DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS 5 SD NEGERI SUMOGAWE 02 KECAMATAN GETASAN KABUPATEN SEMARANG SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 20142015

0 0 19

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Efektivitas Model Pembelajaran Student Facilitator and Explaining terhadap Keaktifan dan Hasil Belajar pada Mata Pelaj

0 1 18