PENGEMBANGAN KURIKULUM ANAK USIA DINI ME (1)
PENGEMBANGAN KURIKULUM ANAK USIA DINI MELALUI LITERASI
Iswi Apsari1 , Dadan Suryana2
[email protected] , [email protected]
Program Pascasarjana Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang
ABSTRAK
Pengembangan kurikulum Anak Usia dini melalui literasi, merupakan hal yang sangat
membatu bisa meningkatakan minat baca anak-anak dari usia dini. Sebagaimana diketahui
bahwa disaat kita dewasa banyak minat bacanya sangat kurang. Sehingga hal ini bisa menjadi
penghambat dalam meningkatkan produtifitas kerja. Oleh karena itu, lembaga PAUD dan orang
tua harus memberi motivasi kepada anak untuk berliterasi. Untuk menanggapi hal tersebut
lembaga PAUD harus menyediakan bahan literasi yang cukup, sesuai dengan usia anak (dini).
Rumusan masalah makalah ini; (1) bagaimanakah bahan literasi yang sesuai dengan PAUD ,
(2) bagaimanakah motivasi yang harus diberikan oleh lembaga PAUD dan orang tua kepada
anak usia dini. Tujuannya agar PAUD dapat memberi motivasi kepada anak untuk berliterasi.
Literasi akan melatih anak (1) melatih kemampuan dasar anak untuk membaca, menulis, dan
menghitung, (2) mengembangkan kemampuan berpikir kritis, (3) mempersiapkan anak untuk
memasuki dunia sekolah. Hal ini sangat penting karena dengan berliterasi sejak dini anak akan
termotivasi untuk baca-tulis.
Kata Kunci : Anak Usia Dini, Kurikulum, Literasi
ABSTRACT
Development of early childhood curriculum through literacy, is a very petrified thing can
increase interest in reading children from an early age. As we know that when we mature a
lot of reading interest is very less. So this can be an obstacle in improving the productivity of
work. Therefore, early childhood and parent institutions should motivate children to be
literate. In response, PAUD institutions should provide sufficient literacy materials,
appropriate to the age of the child (early). The formulation of this paper issue; (1) how is the
literacy material appropriate to the early childhood, (2) how the motivation should be given
by early childhood institutions and parents to early childhood. The goal is that early
childhood can motivate children to be literate. Literacy will train children (1) train
children's basic skills for reading, writing, and computing, (2) developing critical thinking
skills, (3) preparing children to enter the school world. This is very important because with
literacy from an early age the child will be motivated to read and write.
Keywords: Early Childhood, Curriculum, Literacy
1
dan
A. PENDAHULUAN
Persoalan
kurikulum
persoalan
guru
kependidikan,
seni.
Ketika
kita
berfikir
bukan
hanya
bagaimana cara mengimplementasikan
dan
tenaga
kurikulum
tetapi
dan
aktivitas
intruksi,
merupakan
camkan dibenak kita terkait dengan
persoalan seluruh lapisan masyarakat.
kemampuan anak usia dini yang kita
Hal ini dapat dibuktikan, setiap terjadi
ajar dan keinginan mereka untuk
perubahan kurikulum, maka komentar-
bermain sambil belajar.
komentar tentang perubahan itu tidak
hanya berasal dari guru saja namun
Anak usia dini menurut (Suryana,
juga berasal dari semua kalangan
2005) adalah Usia kritis dalam arti
lapisan masyarakat. Hal ini merupakan
periode
suatu hal yang sangat wajar karena
perkembangan
kurikulum
suatu
tahap untuk perkembangan berbagai
kompenen yang sangat penting dalam
potensi yang dimiliki oleh anak dan
dunia pendidikan.
menentukan
tahap
selanjutnya.
Namun
itu
merupakan
keemasan
menentukan
berikutnya
sebagai
perkembangan
apabila
tidak
Kurikulum anak usai dini tidak terlepas
maksimal dan tidak optimal dalam
dari
stimulasinya,
perkembangan
anak.
Pada
maka
anak
akan
dasarnya semua tempat adalah lokasi
mendapatkan kesulitan perkembangan
belajar buat anak, karena anak selalu
dalam kehidupan berikutnya.
mengasosiasikan
bahwa
pendidikan
adalah rumah mereka, jadi apapun yang
Anak
dilakukan dengan pendidikan maka
pengetahuan
disitulah
berkesinambungan dan mendapatkan
kurikulum
mereka
yang
membutuhkan
pengalaman
susungguhnya.
lebih
banyak
dan pengalaman yang
yang
baru
untuk
menambah kemampuannya (Suryana,
Perlu kiranya pendidikan merancang
2014). Dengan demikian dibutuhkan
pembelajaran yang dapat meningkatkan
rancangan pembelajaran yang dapat
semua aspek perkembangan anak usia
memberikan
dini. Kurikulum anak usia dini meiputi
pengetahuan dan pengalamannya dapat
aktivitas-aktivitas
berkembang.
yang
mendukung
stimulus
Pembelajaran
sebaik
mungkin
sehingga
yang
anak secara emosi, sosial dan akedemik
didisain
dengan
di pelajaran literasi dan membaca,
memperhatikan tumbuh kembang anak
matematika, sains, studi-studi sosial
usia dini.
2
pendidikan perlu dikembangkan secara
Dalam Permendikbud 137 tahun 2014
dinamis sesuai dengan tuntutan dan
tentang
perubahan yang terjadi di masyarakat.
Standar
Nasional
PAUD,
menguraikan bahwa pendidikan anak
Lebih
lanjut
usia dini merupakan salah satu bentuk
bahwa
semua
penyelenggaraan yang menitik beratkan
dirancang berdasarkan landasan yang
pada
arah
sama, yaitu Pancasila dan UUD 1945,
pertumbuhan dan enam perkembangan
perbedaannya pada penekanan pokok
: agama dan moral, fisik motorik,
dari tujuan pendidikan serta pendekatan
kognitif, Bahasa, social emosional dan
dalam merealisasikannya.
peletakkan
dasar
Suryana
menyatakan
kurikulum
nasional
seni, sesuai dengan keunikan dan
tahap-tahap perkembangannya. Yang
Menurut (Ismail, 2012): Kurikulum
menjadi
merupakan alat untuk mencapai tujuan
tujuan
diselenggarakan
pendidikan, sekaligus sebagai pedoman
pendidikan anak usia dini adalah :
1.
Tujuan utama : untuk membentuk
anak Indonesia yang berkualitas,
yaitu anak yang tumbuh dan
berkembang sesuai dengan tingkat
perkembangnya
sehingga
siap
untuk memesuki pendidikan dasar
dan melalu kehidupan pada masa
dewasa nanti.
2.
Tujuan penyerta : untuk membantu
menyiapkan
kesiapan
anak
belajar
mencapai
(akedemik)
disekolah, sehingg anak usia putus
sekolah dapat dikurangu dan siap
untuk bersaing secara sehat di level
pendidikan berikutnya.
seperangkat
Kurikulum
pendidikan.
mencerminkan
falsafah/pandangan hidup bangsa ke
arah mana dan bagaimana bentuk
kehidupan itu. Hal ini akan ditentukan
oleh kurikulum yang digunakan oleh
bangsa tersebut sampai sekarang. Nilai
sosial,
kebutuhan
masyarakat
dan
cenderung
tuntutan
mengalami
perubahan antara lain akibat dari
kemajuan
ilmu
teknologi.
Kurikulum
mengantisipasi
pengatahuan
harus
perubahan
dan
dapat
tersebut,
sebab pendidikan adalah cara yang
dianggap
paling
strategis
kemajuan
untuk
ilmu
pengetahuan dan teknologi tersebut.
Menurut (Suryana, 2016), kurikulum
:
pelaksanaan
mengimbangi
B. Kurikulum Anak Usia Dini
adalah
dalam
rencana
UU.SISDIKNAS No.20 Tahun 2003,
n.d.)
tentang
sistem
Pendidikan
3
Nasional pasal 1 ayat 19, Kurikulum
perkembangan
diartikan
distimulasi
seperangkat
rencana
anak
yang
mendapatkan
utuh,
sehingga
danpengaturan mengenai tujuan, isi dan
mengembangkan berbagai potensi yang
bahan
dimiliki oleh anak. Salah satu upaya
pelajaran
serta
cara
yang
digunakansebagai
pedoman
yang
penyelenggaraan
kegiatan
perkembanganpotensi tersebut adalah
pembelajaran
untuk
mencapai
dapat
dengan
dilakukan
program
pendidikan
dalm
yang
tujuanpendidikan tertentu. Lebih lanjut
terstruktur. Salah satu komponen untuk
pada pada ayat 3 disebutkan bahwa
pendidikan yang terstruktur adalah
kurikulumdisusun sesuai dengan jenjang
kurikulum.
pendidikan dan jenis pendidikan dalam
kerangka Negara kesatuan Republik
Indonesia
dengan
peningkatan
memperhatikan
iman
dantaqwa,
C. Literasi Untuk Anak Usia Dini
Menurut
pada
(Hapsari,2017)
anak
Pengajaran
tentunya
harus
peningkatan akhlak mulia, peningkatan
menyenangkan, karena pembelajaran
potensi, kecerdasan dan minatpeserta
yang tidak menggunakan media atau
didik, keragaman potensi daerah dan
metode
lingkungan,
tuntunan
mengoptimalkan fungsi psikis, fisik
nasional,
dan
pembangunandaerah
dan
tuntutan dunia kerja, perkembangan
bermain
sensoris
anak
kurang
yang
dapat
tengah
berkembang pesat.
ilmu pengetahuanteknologi dan seni,
agama, dinamika perkembangan global,
Lebih
lanjut
persatuan nasional dan nilai-nilai
Kemampuan
kebangsaan.
pengetahuan, sikap dan keterampilan
literasi
(Hapsari,2017)
awal
adalah
seorang anak usia dini yang berkaitan
Menurut
PAUD
dengan membaca dan menulis sebelum
merupakan pendidikan yang paling
menguasai kemampuan formal pada
fundamental
usia sekolah.
anak
(Suryana,
dimasa
karena
2016)
perkembangan
selanjutnya
ditentukan oleh berbagai
sangat
stimulasi
Menurut
(Basyiroh,
2017)
literasi
bermakna yang diberikan sejak usia
berhubungan erat dengan kemampuan
dini. Pendidikan anak usia dini harus
menulis dan membaca. Kemampuan
dipersiapkan
menulis dan kemampuan berbahasa
secara
terencana
dan
bersipfat holistic agar dimasa emas
atau
berkomunikasi.
Kemampuan
4
berbahasa
dimulai
sejak
bayi
dilahirkan. Cara bayi berkomunikasi
Kedua, keterampilan membaca dan
dengan menangis kemudian merespon
menulis
orang terdekat dengan cara tersenyum
berkembang di tahun-tahun sejak lahir
dan
hingga
mengoceh.
Dari
ocehan
itu
konvensional
usia
5
tahun
yang
memeiliki
kemudian berkembang menjadi kata
hubungan kuat yang gambalang dan
dan kalimat selanjutnya bercerita atau
konsisten dengan keterampilan literasi
mendengarkan cerita di usia 2-3 tahun.
kovensional berikutnya.
Sejak itu mulailah kemampuan literasi
berkembang. Kemampuan literasi atau
Ketiga, dunia bisnis dan indrustri
kemampuan berbahasa pada anak –
terpukul saat mendapati banyak tenaga
anak secara bertahap berkembang dari
kerja
melakukan
menjadi
memenuhi tuntutan tempat kerja. Para
berkomunikasi.
pengkritik pendidikan menyinggung
Mereka dapat menggunakan bahasa
bahwa banyaknya pendidikan lulusan
dengan berbagai cara seperti bertanya,
SMU yang tidak punya keterampialan
berdialog dan bernyanyi.
literasi yang dibutuhkan bagi pekerjaan
ekspresi
berekspresi
dengan
nasional
tidak
siap
untuk
yang sarat teknologi tinggi dewasa ini.
Menurut
(Morrison,
literasi
Karean itu, guru-guru dan sekolah-
artinya kemampuan untuk membaca,
sekolah, khususnya di TK dan SD,
menulis, berbicara dan mendengar,
merasakan
dengan penekanan terhadap membaca
mengajarkan
dan menulis yang baik, di dalam
membaca sesuai dengan dituntut dari
konteks lingkup budaya dan sosial
standar
anak. Lebih lanjut
melampauinya. Keterampilan ini jelas
mengemukan
menjadi
2016)
(Morrison, 2016)
pendidikan
peroritas
utama
tekanan
semua
kelas
besar
anak
bahkan
untuk
mampu
mampu
literasi
mereka butuhkan antinya bagi kerja
karena
produktif dan menciptakan sebuah
beberapa alasan berikut :
fondasi
Pertama, terlalu banyak anak dan
disekolah dan dikehidupan.
yang
kuat
bagi
sukses
orang dewasa tidak dapat membaca.
Lebih dari 90 ribu juta orang di
Keempat, Pemerintah pusat dan negara
Amerika
memiliki
bagian, khususnya lewat Common Core
keterampilan literasi yang cukup untuk
State Standar, adalah titik awal untuk
menciptakan kehidupan yang produktif.
memastikan bahwa semua anak belajar
Serikat
tidak
5
membaca dengan baik, dan bahwa
literasi.
Sebuah
survei
mereka sudah bisa membaca dan
dilakukan oleh salah satu divisi
menulis dengan benar dalam Bahasa
Kementerian Pendidikan Amerika
inggris dikelas 3. Tidak mengejutkan
Serikat menunjukkan bahwa balita
karenanaya, jika tujuan belajara di Tk
yang terbiasa dibacakan buku oleh
jauh lebih tinggi ketimbang dimasa
orang tua mereka bisa lebih cepat
lalu.
mengenal abjad. Survei lainnya
memperlihatkan
yang
keberhasilan
Menurut (Armia dan Zuriana, 2017),
balita dalam tahapan literasi awal,
Literasi untuk anak usia dini harus
seperti menulis namanya sendiri,
dimotivasi dengan berbagai cara, baik
membaca atau berinteraksi dengan
oleh lembaga dan orang tua. Literasi
buku. Dalam kegiatan membaca
untuk anak usia dini juga harus
itu anak hendaknya juga diajak
disesuiakan
berhitung.
dengan
prinsip-prinsip
2. Mengembangkan
literasi anak usia dini.
kemampuan
berpikir kritis.
Khusus untuk anak PAUD, pendidikan
Kemampuan literasi yang tinggi
literasi
karena
akan berbanding lurus dengan
memiliki banyak manfaat. Menurut
kemampuan anak untuk menerima,
(Armia dan Zuriana, 2017) Berikut
mengolah, dan menyikapi setiap
adalah
mengapa
informasi yang diterimanya. Oleh
pendidikan literasi perlu diterapkan
karena itu, pendidikan literasi yang
sejak dini.
diterapkan
penting
dilakukan
beberapa
alasan
1. Melatih kemampuan dasar anak
pada
anak
PAUD
berperan sebagai fondasi untuk
untuk membaca, menulis, dan
anak
menghitung.
kemampuan berpikir kritis dan
Pendidikan literasi untuk anak
logis.
PAUD dapat dilakukan dengan
dipersiapkan
agar
kebiasaan.
dihadapkan
dengan
membacakan
buku
agar
Hal
bisa
memiliki
tersebut
anak
perlu
ketika
berbagai
cerita atau dongeng pada anak
situasi
secara rutin. Meski terkesan seperti
dengan baik. Hal tersebut juga
kegiatan sederhana, membacakan
sebagai sebagai investasi yang
buku pada anak adalah tahap awal
akan berguna saat anak mulai
dapat
menyelesaikannya
mengenalkan mereka pada dunia
6
memasuki dunia masyarakat yang
Kemampuan tersebut akan lebih
sebenarnya di masa mendatang.
baik apabila ditambahkan dengan
3. Mempersiapkan
anak
untuk
memasuki dunia sekolah.
Mengenalkan
logis seperti dalam hal berhitung.
poin-poin
utama
dalam pendidikan literasi pada
anak
prasekolah/PAUD
sangat
akan
membantu
anak
mempersiapkan diri saat memasuki
dunia
sekolah.
Perkembangan
sosial-emosional, kognitif, bahasa,
dan literasi merupakan aspekaspek penting yang harus dimiliki
anak. Aspek-aspek tersebut saling
berhubungan
Tahapan
satu
literasi
sama
lain.
awal
yang
meliputi bahasa lisan dan tulisan
serta pengetahuan mengenai angka
dan
huruf
menjadi
kemampuan memecahkan masalah
kunci
keberhasilan anak PAUD dalam
Melihat begitu banyaknya manfaat
yang bisa didapatkan anak ketika
mereka diberi literasi sejak awal, orang
tua sudah saatnya menerapkan literasi
sedini mungkin. Orang tua dapat
menambahkan buku bacaan kepada
anak,
memotivasi
di rumah. Praktiknya bisa dimulai
ketika anak sedang berada dalam tahap
eksplorasi atau ketika mereka sudah
mulai
berbicara
Pendekatan-Pendekatan
Kurikulum Paud
ketika memasuki sekolah dasar.
Perkembangan literasi yang baik
sangat berkolerasi dengan prestasi
anak pada masa yang akan datang.
dengan dunia literasi memiliki
kemampuan
belajar
dan
berkomunikasi yang lebih baik.
Kebiasaan literasi itu juga akan
mempengaruhi kemampuan anak
Dan
Menurut
Terhadap
Membaca
(Morrison,
2016)
Pada
ada
beberapa hal pendekatan-pendekatan
dalam literasi pada kurikulum PAUD.
1. Seluruh Kata
Berdasarkan hal-hal tersebut, anak
yang telah terbiasa dikenalkan
mulai
dan berhitung.
akan
mereka
dan
mengekspresikan diri melalui bahasa
Literasi
andalan
dan
mengevaluasi kemampuan literasi anak
baca-tulis. Kemampuan tersebut
menjadi
anak
Salah satu metode paling
popular
yang
digunakan
bagi
pengembangan literasi dan membaca
adalah
“pendekatan
kata
yang
terlihat” ( Sigh word approach),
disebut juga pendekatan seluruh kata
atau pendekatan lihat katakana (
pada saat belajar di sekolah dasar.
7
look-say approach) . Didalamnya
wall). Dindidng kata interaktif
anak belajar seluruh kata sekaligus
mengembangkan pembelajaran
dan menegembangkan sebuah kosa
kosakata ketika anak terlibat
kata
secara
“
sekali
Lihat”
yang
interaktif
didalam
memampukan merekan memeulai
aktivitas-aktivitas
baca tulis. Para pembelajar secara
disekitar kata-kata yang tertera
visual-spasial sangat terbantu oleh
di dinding kata. Selain itu, anak-
pendekatan seluruh kata ini.
anak dapat melepaskan kata-
2. Implikasi-implikasi
bagi
kata
dari
terstruktur
dinding
menggunakannya
pengajaran.
Menurut
(Morrison, 2016)
beberapa hal yang dapat di ajarkan
dan
untuk
membeantu mereka mengeja.
d. Menggunakan
kamus-kamus
kepada anak-anak untuk mulai
bergambar dan kamus-kamus
membaca
lain. Anak suka sekali mendangi
lewat
“pendekatan
seluruh kata” :
kata-kata, dan ini mendukung
a. Labeli semua benda didalam
keahlian riset mereka.
kelas (seperti buku, Lemari,
e. Meminta anak memasangkan
lain-lain)
kata dengan gambar dan objek.
sebagai cara mengajar kosa kata
Pendekatan ini digunakan di
lewat melihat.
program Montesorian.
Rak,
bangku
dan
b. Buatlah dinding kata (word
wall).
Dinding
kumpulan
kata
kata
adalah
yang
f. Minta
anak
mebuat
buku
mereka sendiri dan menulis
jurnal.
Mereka
ditampilakan di dindidng atau
menggunakan
tempat
lain
display
untuk menuliskan cerita, puisis
seperti
papan
yang
dan apapun. Setipa anak dapat
dirancang
untuk
khusus
untuk
memejukan
memiliki
seluruh
dapat
box/file
kata
mereka
pembelajaran literasi. Kata-kata
sendiri untuk menyimpan kata-
yang di letakkan di dinding kata
kata bagi kegiatan baca tulis
yang bersal dari cerita yang
mereka. Setiap kali anak-anak
dibacakan, daftar kosa kata
belajar/menggunakan satu kata
khusus dan tulisan anak-anak.
bar,
c. Buatlah
Interaktif
mereka
dapat
Dinding
kata
memindahkan kata itu kedalam
(interactive
word
file tersebut.
8
g. Mengguakan teknologi untuk
Menggunakan pengalaman anak
mendukung pembelajaran baca
sendiri
tulis anak, contohnya apps iPad
intruksionaladalah unsur kunci di
seperti Sight Word bingo, Word
dalam pendekatan berpusat anak
Wall HD, dan The Electric
ini. Banyak guru menerjemahkan
Company.
cerita-cerita
anak
pengalaman
mereka
dan
sebgai
basisi
3. Fonik
Pendekatan popular lain dari
literasi
dan
intruksi
mebaca
adalah
fonik”
instruction)
(phonics
yang
korespodensi
“
menekankan
huruf
bagi
tujuan-tujuan
mengunakannya
tentang
untuk mebuat intruksi menulis dan
membaca mereka.
5. Bahasa Seutuhnya
Pendekatan
dengan
Bahasa
mempelajari
seutuhnya
kaitan-kaitan ini, anak jadi mampu
approach)
terhadap
literasi
memadukan bunyi menjadi kata.
mendukung
penggunaan
semua
Para
aspek
bunyinya.
Dengan
pendukung
intruksi
fonik
(whole-language
Bahasa
yaitu
membaca,
berpendapat bahwa korespondensi
menulis,
mendengarkan
bunyi-bunyi
berbicara,
sebgai
memampukan
anak
dan
basis
untuk
literasi.
Anak-
untuk membuat koneksi-koneksi
mengembangkan
otomatis antara kata dan bunyi, dan
anak belajar tentang membaca dan
sebagai akibatnya, membunyikan
menulis lewat bercakap-cakap dean
kata-kata dan mebacanya sendiri.
mendengarkan,
mereka
belajar
membaca lewat menulis dan belajar
4. Pengalaman Bahasa
Metode ini pengembangan
menulis lewat membaca. Ciri lain
literasi dan mebaca, pendekatan
pendektan Bahasa seutuhnya adalah
pengalaman
:
Bahasa,
mengikuti
filsafat dan saran yang inheren di
dalam
filsafat
a. Pendekatan seluruh kata
:
pendidikan
merupakan bagian penting dari
progresif. Pendekatan ini berpusat
pendekatan bahasa sepenuhnya.
nak dan yakin pada pendidikan
b. Membaca, menulis, berbicara
literasi mestinya bermaksa bagi
dan mendengarkan diajarkan
anak-anak,
sebagai
tumbuh
dari
pengalaman-pengalaman
yang
menarik
minat
mereka.
yang
sebuah
terintergrasi,
keseluruhan
bukannya
bagian-bagian tersendiri.
9
Menurut (Morrison, 2016)
c. Menulis dimulai sejak awal,
anak-anak
menulis
sejak
d. Pendekatan Bahasa sepenuhnya
berbasis literatur : Anak belajar
mereka
dengan
dan
lain
yang
berikut :
a. Intrusi
membaca
intensional
guru
dibutuhkan
untuk
dan
membaca:
bersama mereka. Selain itu
tulisan anak digunakan sebgai
bagi
keterampilan-keterampilan yang
meminta
membacakan
pendekatan
seimbang memiliki hal-hal sebagai
memasuki program
kata-kata
Ciri-ciri
untuk
fonik,
belajar
pengenalan
kata dan lain-lain.
b. Bengkel
membaca,
strategi
bahan bacaan. Umumnya paling
mengajar
baik, dan banyak pendidik anak
murid-murid kesempatan untuk
usia dini mendukungpendekatan
memilih buku-buku yang ingin
literasi
meneyediakan
dibaca dan mendiskusikannya
keseimbangan di antara banyak
dengan murid-murid lain di
metode untuk mengajarkan anak
kelompok-kelompok kecil.
yang
literasi dan membaca disebuah
lingkungan
kaya
tulisan.
Lingkungan
ini
meliputi
yang
c. Bengkel
memberikan
menulis,
strategi
mengajar yang membuat tulisan
bagi
kurikulum
yang
pelabelan semua benda didalam
terintregasikan
kelas dan sekolah , membuat
memberikan
papan bulutin berisi jurnal-
kesempatan
jurnal, cerita dana pa pn yang
draf, menulis dan mengedit
dibuat anak sendiri, dinding
cerita-cerita
kata, bergam buku dan majalah
komposisinya.
disemua genre, menggunakan
d. Membaca bersama
teknologi
e. Membaca
untuk
pengembangan
mendukung
murid-murid
untuk
membuat
mereka
terpadu,
dan
yaitu
dan
pendekatan yang diarahkan guru
membaca, memanfaatkan pusat-
untuk membantu semua anak
pusat
belajar keterampilan membaca
literasi
menggunakan
literasi
dengan
didalm
kelas,
perpustakaan
kelas, dan memperkaya bahanbahan untuk menulis.
yang esensial.
Penutup
10
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD),
bahan literasi,
masih rendah minat literasi. Oleh karena
syariat Islam.
itu, sangat perlu disediakan bahan literasi
yang memadai dan sesuai dengan usia
anak (menyenangkan). Pendidikan Anak
Usia Dini (PAUD)
dengan
berbagai
harus dimotivasi
cara,
baik
dengan
3) Literasi
yang menerapkan
hendaknya
dapat
untuk
menumbuhkan minat baca-tulis.
4) Literasi anak usia dini hendaknya
menjadi
stimulus
yang
menyenangkan.
berbagai lomba, hadiah dan pujian yang
dapat memotivasi anak untuk berliterasi.
Berdasarkan teori Thorndike, prinsipnya
Daftar Rujukan
literasi
Armia dan Zuriana. (2017). Pentingnya
untuk
PAUD
harus
menyenangkan/belajar sambil bermain.
Literasi Untuk Pendidikan Anak Usia
Dengan latihan literasi akan terbentuk hal-
Dini (PAUD). Langgam Bahasa,
hal berikut; (1) melatih kemampuan dasar
11(2), 161–167.
anak
untuk
menghitung,
kemampuan
membaca,
(2)
menulis,
dan
mengembangkan
berpikir
kritis,
(3)
mempersiapkan anak untuk memasuki
dunia sekolah. Hal ini sangat penting
karena dengan berliterasi anak akan yang
Basyiroh, I. (2017). PROGRAM
PENGEMBANGAN
KEMAMPUAN LITERASI ANAK
USIA DINI. Tunas Siliwangi, 3(2).
Hapsari, W., Ruhaena, L., & Pratisti, W.
sesuai dengan PAUD akan memotivasi
D. (2017). Peningkatan Kemampuan
anak untuk mulai baca-tulis. Dengan
Literasi Awal Anak Prasekolah
tingginya minat literasi anak usia dini ,
Melalui Program Stimulasi. Jurnal
akan terbentuklah genarasi-generasi yang
Psikologi, 44(3), 177.
cerdas dan berkarakter islami.
https://doi.org/10.22146/jpsi.16929
1) Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
perlu
karena
motivasi
untuk
dengan
berliterasi
literasi
Morrison, G. S. (2016). Pendidikan Anak
Usia Dini Saat Ini (13th ed.).
anak dari awal.
dari
Islam Perspektif Ibnu Khaldun, 7(2).
akan
membentuk kecerdasan dan karakter
2) Literasi
Ismail. (2012). Kurikulum Pendidikan
majalah/buku
yang
ditawalkan kepada Anak Usia Dini
harus melalui badan yang menyeleksi
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Suryana, D. (2005). Pendidikan Anak
Usia Dini.
11
Suryana, D. (2014). KURIKULUM
PENDlDIKAN ANAK USIA DIN1
BERBABASIS PERKEMBANGAN
ANAK. PESONA DASAR (Vol. 1
No.3).
Suryana, D. (2016). Stimulasi dan Aspek
Perkembangan AUD (Pertama).
Jakarta: Kencana.
UU.SISDIKNAS No.20 Tahun 2003.
12
13
Iswi Apsari1 , Dadan Suryana2
[email protected] , [email protected]
Program Pascasarjana Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang
ABSTRAK
Pengembangan kurikulum Anak Usia dini melalui literasi, merupakan hal yang sangat
membatu bisa meningkatakan minat baca anak-anak dari usia dini. Sebagaimana diketahui
bahwa disaat kita dewasa banyak minat bacanya sangat kurang. Sehingga hal ini bisa menjadi
penghambat dalam meningkatkan produtifitas kerja. Oleh karena itu, lembaga PAUD dan orang
tua harus memberi motivasi kepada anak untuk berliterasi. Untuk menanggapi hal tersebut
lembaga PAUD harus menyediakan bahan literasi yang cukup, sesuai dengan usia anak (dini).
Rumusan masalah makalah ini; (1) bagaimanakah bahan literasi yang sesuai dengan PAUD ,
(2) bagaimanakah motivasi yang harus diberikan oleh lembaga PAUD dan orang tua kepada
anak usia dini. Tujuannya agar PAUD dapat memberi motivasi kepada anak untuk berliterasi.
Literasi akan melatih anak (1) melatih kemampuan dasar anak untuk membaca, menulis, dan
menghitung, (2) mengembangkan kemampuan berpikir kritis, (3) mempersiapkan anak untuk
memasuki dunia sekolah. Hal ini sangat penting karena dengan berliterasi sejak dini anak akan
termotivasi untuk baca-tulis.
Kata Kunci : Anak Usia Dini, Kurikulum, Literasi
ABSTRACT
Development of early childhood curriculum through literacy, is a very petrified thing can
increase interest in reading children from an early age. As we know that when we mature a
lot of reading interest is very less. So this can be an obstacle in improving the productivity of
work. Therefore, early childhood and parent institutions should motivate children to be
literate. In response, PAUD institutions should provide sufficient literacy materials,
appropriate to the age of the child (early). The formulation of this paper issue; (1) how is the
literacy material appropriate to the early childhood, (2) how the motivation should be given
by early childhood institutions and parents to early childhood. The goal is that early
childhood can motivate children to be literate. Literacy will train children (1) train
children's basic skills for reading, writing, and computing, (2) developing critical thinking
skills, (3) preparing children to enter the school world. This is very important because with
literacy from an early age the child will be motivated to read and write.
Keywords: Early Childhood, Curriculum, Literacy
1
dan
A. PENDAHULUAN
Persoalan
kurikulum
persoalan
guru
kependidikan,
seni.
Ketika
kita
berfikir
bukan
hanya
bagaimana cara mengimplementasikan
dan
tenaga
kurikulum
tetapi
dan
aktivitas
intruksi,
merupakan
camkan dibenak kita terkait dengan
persoalan seluruh lapisan masyarakat.
kemampuan anak usia dini yang kita
Hal ini dapat dibuktikan, setiap terjadi
ajar dan keinginan mereka untuk
perubahan kurikulum, maka komentar-
bermain sambil belajar.
komentar tentang perubahan itu tidak
hanya berasal dari guru saja namun
Anak usia dini menurut (Suryana,
juga berasal dari semua kalangan
2005) adalah Usia kritis dalam arti
lapisan masyarakat. Hal ini merupakan
periode
suatu hal yang sangat wajar karena
perkembangan
kurikulum
suatu
tahap untuk perkembangan berbagai
kompenen yang sangat penting dalam
potensi yang dimiliki oleh anak dan
dunia pendidikan.
menentukan
tahap
selanjutnya.
Namun
itu
merupakan
keemasan
menentukan
berikutnya
sebagai
perkembangan
apabila
tidak
Kurikulum anak usai dini tidak terlepas
maksimal dan tidak optimal dalam
dari
stimulasinya,
perkembangan
anak.
Pada
maka
anak
akan
dasarnya semua tempat adalah lokasi
mendapatkan kesulitan perkembangan
belajar buat anak, karena anak selalu
dalam kehidupan berikutnya.
mengasosiasikan
bahwa
pendidikan
adalah rumah mereka, jadi apapun yang
Anak
dilakukan dengan pendidikan maka
pengetahuan
disitulah
berkesinambungan dan mendapatkan
kurikulum
mereka
yang
membutuhkan
pengalaman
susungguhnya.
lebih
banyak
dan pengalaman yang
yang
baru
untuk
menambah kemampuannya (Suryana,
Perlu kiranya pendidikan merancang
2014). Dengan demikian dibutuhkan
pembelajaran yang dapat meningkatkan
rancangan pembelajaran yang dapat
semua aspek perkembangan anak usia
memberikan
dini. Kurikulum anak usia dini meiputi
pengetahuan dan pengalamannya dapat
aktivitas-aktivitas
berkembang.
yang
mendukung
stimulus
Pembelajaran
sebaik
mungkin
sehingga
yang
anak secara emosi, sosial dan akedemik
didisain
dengan
di pelajaran literasi dan membaca,
memperhatikan tumbuh kembang anak
matematika, sains, studi-studi sosial
usia dini.
2
pendidikan perlu dikembangkan secara
Dalam Permendikbud 137 tahun 2014
dinamis sesuai dengan tuntutan dan
tentang
perubahan yang terjadi di masyarakat.
Standar
Nasional
PAUD,
menguraikan bahwa pendidikan anak
Lebih
lanjut
usia dini merupakan salah satu bentuk
bahwa
semua
penyelenggaraan yang menitik beratkan
dirancang berdasarkan landasan yang
pada
arah
sama, yaitu Pancasila dan UUD 1945,
pertumbuhan dan enam perkembangan
perbedaannya pada penekanan pokok
: agama dan moral, fisik motorik,
dari tujuan pendidikan serta pendekatan
kognitif, Bahasa, social emosional dan
dalam merealisasikannya.
peletakkan
dasar
Suryana
menyatakan
kurikulum
nasional
seni, sesuai dengan keunikan dan
tahap-tahap perkembangannya. Yang
Menurut (Ismail, 2012): Kurikulum
menjadi
merupakan alat untuk mencapai tujuan
tujuan
diselenggarakan
pendidikan, sekaligus sebagai pedoman
pendidikan anak usia dini adalah :
1.
Tujuan utama : untuk membentuk
anak Indonesia yang berkualitas,
yaitu anak yang tumbuh dan
berkembang sesuai dengan tingkat
perkembangnya
sehingga
siap
untuk memesuki pendidikan dasar
dan melalu kehidupan pada masa
dewasa nanti.
2.
Tujuan penyerta : untuk membantu
menyiapkan
kesiapan
anak
belajar
mencapai
(akedemik)
disekolah, sehingg anak usia putus
sekolah dapat dikurangu dan siap
untuk bersaing secara sehat di level
pendidikan berikutnya.
seperangkat
Kurikulum
pendidikan.
mencerminkan
falsafah/pandangan hidup bangsa ke
arah mana dan bagaimana bentuk
kehidupan itu. Hal ini akan ditentukan
oleh kurikulum yang digunakan oleh
bangsa tersebut sampai sekarang. Nilai
sosial,
kebutuhan
masyarakat
dan
cenderung
tuntutan
mengalami
perubahan antara lain akibat dari
kemajuan
ilmu
teknologi.
Kurikulum
mengantisipasi
pengatahuan
harus
perubahan
dan
dapat
tersebut,
sebab pendidikan adalah cara yang
dianggap
paling
strategis
kemajuan
untuk
ilmu
pengetahuan dan teknologi tersebut.
Menurut (Suryana, 2016), kurikulum
:
pelaksanaan
mengimbangi
B. Kurikulum Anak Usia Dini
adalah
dalam
rencana
UU.SISDIKNAS No.20 Tahun 2003,
n.d.)
tentang
sistem
Pendidikan
3
Nasional pasal 1 ayat 19, Kurikulum
perkembangan
diartikan
distimulasi
seperangkat
rencana
anak
yang
mendapatkan
utuh,
sehingga
danpengaturan mengenai tujuan, isi dan
mengembangkan berbagai potensi yang
bahan
dimiliki oleh anak. Salah satu upaya
pelajaran
serta
cara
yang
digunakansebagai
pedoman
yang
penyelenggaraan
kegiatan
perkembanganpotensi tersebut adalah
pembelajaran
untuk
mencapai
dapat
dengan
dilakukan
program
pendidikan
dalm
yang
tujuanpendidikan tertentu. Lebih lanjut
terstruktur. Salah satu komponen untuk
pada pada ayat 3 disebutkan bahwa
pendidikan yang terstruktur adalah
kurikulumdisusun sesuai dengan jenjang
kurikulum.
pendidikan dan jenis pendidikan dalam
kerangka Negara kesatuan Republik
Indonesia
dengan
peningkatan
memperhatikan
iman
dantaqwa,
C. Literasi Untuk Anak Usia Dini
Menurut
pada
(Hapsari,2017)
anak
Pengajaran
tentunya
harus
peningkatan akhlak mulia, peningkatan
menyenangkan, karena pembelajaran
potensi, kecerdasan dan minatpeserta
yang tidak menggunakan media atau
didik, keragaman potensi daerah dan
metode
lingkungan,
tuntunan
mengoptimalkan fungsi psikis, fisik
nasional,
dan
pembangunandaerah
dan
tuntutan dunia kerja, perkembangan
bermain
sensoris
anak
kurang
yang
dapat
tengah
berkembang pesat.
ilmu pengetahuanteknologi dan seni,
agama, dinamika perkembangan global,
Lebih
lanjut
persatuan nasional dan nilai-nilai
Kemampuan
kebangsaan.
pengetahuan, sikap dan keterampilan
literasi
(Hapsari,2017)
awal
adalah
seorang anak usia dini yang berkaitan
Menurut
PAUD
dengan membaca dan menulis sebelum
merupakan pendidikan yang paling
menguasai kemampuan formal pada
fundamental
usia sekolah.
anak
(Suryana,
dimasa
karena
2016)
perkembangan
selanjutnya
ditentukan oleh berbagai
sangat
stimulasi
Menurut
(Basyiroh,
2017)
literasi
bermakna yang diberikan sejak usia
berhubungan erat dengan kemampuan
dini. Pendidikan anak usia dini harus
menulis dan membaca. Kemampuan
dipersiapkan
menulis dan kemampuan berbahasa
secara
terencana
dan
bersipfat holistic agar dimasa emas
atau
berkomunikasi.
Kemampuan
4
berbahasa
dimulai
sejak
bayi
dilahirkan. Cara bayi berkomunikasi
Kedua, keterampilan membaca dan
dengan menangis kemudian merespon
menulis
orang terdekat dengan cara tersenyum
berkembang di tahun-tahun sejak lahir
dan
hingga
mengoceh.
Dari
ocehan
itu
konvensional
usia
5
tahun
yang
memeiliki
kemudian berkembang menjadi kata
hubungan kuat yang gambalang dan
dan kalimat selanjutnya bercerita atau
konsisten dengan keterampilan literasi
mendengarkan cerita di usia 2-3 tahun.
kovensional berikutnya.
Sejak itu mulailah kemampuan literasi
berkembang. Kemampuan literasi atau
Ketiga, dunia bisnis dan indrustri
kemampuan berbahasa pada anak –
terpukul saat mendapati banyak tenaga
anak secara bertahap berkembang dari
kerja
melakukan
menjadi
memenuhi tuntutan tempat kerja. Para
berkomunikasi.
pengkritik pendidikan menyinggung
Mereka dapat menggunakan bahasa
bahwa banyaknya pendidikan lulusan
dengan berbagai cara seperti bertanya,
SMU yang tidak punya keterampialan
berdialog dan bernyanyi.
literasi yang dibutuhkan bagi pekerjaan
ekspresi
berekspresi
dengan
nasional
tidak
siap
untuk
yang sarat teknologi tinggi dewasa ini.
Menurut
(Morrison,
literasi
Karean itu, guru-guru dan sekolah-
artinya kemampuan untuk membaca,
sekolah, khususnya di TK dan SD,
menulis, berbicara dan mendengar,
merasakan
dengan penekanan terhadap membaca
mengajarkan
dan menulis yang baik, di dalam
membaca sesuai dengan dituntut dari
konteks lingkup budaya dan sosial
standar
anak. Lebih lanjut
melampauinya. Keterampilan ini jelas
mengemukan
menjadi
2016)
(Morrison, 2016)
pendidikan
peroritas
utama
tekanan
semua
kelas
besar
anak
bahkan
untuk
mampu
mampu
literasi
mereka butuhkan antinya bagi kerja
karena
produktif dan menciptakan sebuah
beberapa alasan berikut :
fondasi
Pertama, terlalu banyak anak dan
disekolah dan dikehidupan.
yang
kuat
bagi
sukses
orang dewasa tidak dapat membaca.
Lebih dari 90 ribu juta orang di
Keempat, Pemerintah pusat dan negara
Amerika
memiliki
bagian, khususnya lewat Common Core
keterampilan literasi yang cukup untuk
State Standar, adalah titik awal untuk
menciptakan kehidupan yang produktif.
memastikan bahwa semua anak belajar
Serikat
tidak
5
membaca dengan baik, dan bahwa
literasi.
Sebuah
survei
mereka sudah bisa membaca dan
dilakukan oleh salah satu divisi
menulis dengan benar dalam Bahasa
Kementerian Pendidikan Amerika
inggris dikelas 3. Tidak mengejutkan
Serikat menunjukkan bahwa balita
karenanaya, jika tujuan belajara di Tk
yang terbiasa dibacakan buku oleh
jauh lebih tinggi ketimbang dimasa
orang tua mereka bisa lebih cepat
lalu.
mengenal abjad. Survei lainnya
memperlihatkan
yang
keberhasilan
Menurut (Armia dan Zuriana, 2017),
balita dalam tahapan literasi awal,
Literasi untuk anak usia dini harus
seperti menulis namanya sendiri,
dimotivasi dengan berbagai cara, baik
membaca atau berinteraksi dengan
oleh lembaga dan orang tua. Literasi
buku. Dalam kegiatan membaca
untuk anak usia dini juga harus
itu anak hendaknya juga diajak
disesuiakan
berhitung.
dengan
prinsip-prinsip
2. Mengembangkan
literasi anak usia dini.
kemampuan
berpikir kritis.
Khusus untuk anak PAUD, pendidikan
Kemampuan literasi yang tinggi
literasi
karena
akan berbanding lurus dengan
memiliki banyak manfaat. Menurut
kemampuan anak untuk menerima,
(Armia dan Zuriana, 2017) Berikut
mengolah, dan menyikapi setiap
adalah
mengapa
informasi yang diterimanya. Oleh
pendidikan literasi perlu diterapkan
karena itu, pendidikan literasi yang
sejak dini.
diterapkan
penting
dilakukan
beberapa
alasan
1. Melatih kemampuan dasar anak
pada
anak
PAUD
berperan sebagai fondasi untuk
untuk membaca, menulis, dan
anak
menghitung.
kemampuan berpikir kritis dan
Pendidikan literasi untuk anak
logis.
PAUD dapat dilakukan dengan
dipersiapkan
agar
kebiasaan.
dihadapkan
dengan
membacakan
buku
agar
Hal
bisa
memiliki
tersebut
anak
perlu
ketika
berbagai
cerita atau dongeng pada anak
situasi
secara rutin. Meski terkesan seperti
dengan baik. Hal tersebut juga
kegiatan sederhana, membacakan
sebagai sebagai investasi yang
buku pada anak adalah tahap awal
akan berguna saat anak mulai
dapat
menyelesaikannya
mengenalkan mereka pada dunia
6
memasuki dunia masyarakat yang
Kemampuan tersebut akan lebih
sebenarnya di masa mendatang.
baik apabila ditambahkan dengan
3. Mempersiapkan
anak
untuk
memasuki dunia sekolah.
Mengenalkan
logis seperti dalam hal berhitung.
poin-poin
utama
dalam pendidikan literasi pada
anak
prasekolah/PAUD
sangat
akan
membantu
anak
mempersiapkan diri saat memasuki
dunia
sekolah.
Perkembangan
sosial-emosional, kognitif, bahasa,
dan literasi merupakan aspekaspek penting yang harus dimiliki
anak. Aspek-aspek tersebut saling
berhubungan
Tahapan
satu
literasi
sama
lain.
awal
yang
meliputi bahasa lisan dan tulisan
serta pengetahuan mengenai angka
dan
huruf
menjadi
kemampuan memecahkan masalah
kunci
keberhasilan anak PAUD dalam
Melihat begitu banyaknya manfaat
yang bisa didapatkan anak ketika
mereka diberi literasi sejak awal, orang
tua sudah saatnya menerapkan literasi
sedini mungkin. Orang tua dapat
menambahkan buku bacaan kepada
anak,
memotivasi
di rumah. Praktiknya bisa dimulai
ketika anak sedang berada dalam tahap
eksplorasi atau ketika mereka sudah
mulai
berbicara
Pendekatan-Pendekatan
Kurikulum Paud
ketika memasuki sekolah dasar.
Perkembangan literasi yang baik
sangat berkolerasi dengan prestasi
anak pada masa yang akan datang.
dengan dunia literasi memiliki
kemampuan
belajar
dan
berkomunikasi yang lebih baik.
Kebiasaan literasi itu juga akan
mempengaruhi kemampuan anak
Dan
Menurut
Terhadap
Membaca
(Morrison,
2016)
Pada
ada
beberapa hal pendekatan-pendekatan
dalam literasi pada kurikulum PAUD.
1. Seluruh Kata
Berdasarkan hal-hal tersebut, anak
yang telah terbiasa dikenalkan
mulai
dan berhitung.
akan
mereka
dan
mengekspresikan diri melalui bahasa
Literasi
andalan
dan
mengevaluasi kemampuan literasi anak
baca-tulis. Kemampuan tersebut
menjadi
anak
Salah satu metode paling
popular
yang
digunakan
bagi
pengembangan literasi dan membaca
adalah
“pendekatan
kata
yang
terlihat” ( Sigh word approach),
disebut juga pendekatan seluruh kata
atau pendekatan lihat katakana (
pada saat belajar di sekolah dasar.
7
look-say approach) . Didalamnya
wall). Dindidng kata interaktif
anak belajar seluruh kata sekaligus
mengembangkan pembelajaran
dan menegembangkan sebuah kosa
kosakata ketika anak terlibat
kata
secara
“
sekali
Lihat”
yang
interaktif
didalam
memampukan merekan memeulai
aktivitas-aktivitas
baca tulis. Para pembelajar secara
disekitar kata-kata yang tertera
visual-spasial sangat terbantu oleh
di dinding kata. Selain itu, anak-
pendekatan seluruh kata ini.
anak dapat melepaskan kata-
2. Implikasi-implikasi
bagi
kata
dari
terstruktur
dinding
menggunakannya
pengajaran.
Menurut
(Morrison, 2016)
beberapa hal yang dapat di ajarkan
dan
untuk
membeantu mereka mengeja.
d. Menggunakan
kamus-kamus
kepada anak-anak untuk mulai
bergambar dan kamus-kamus
membaca
lain. Anak suka sekali mendangi
lewat
“pendekatan
seluruh kata” :
kata-kata, dan ini mendukung
a. Labeli semua benda didalam
keahlian riset mereka.
kelas (seperti buku, Lemari,
e. Meminta anak memasangkan
lain-lain)
kata dengan gambar dan objek.
sebagai cara mengajar kosa kata
Pendekatan ini digunakan di
lewat melihat.
program Montesorian.
Rak,
bangku
dan
b. Buatlah dinding kata (word
wall).
Dinding
kumpulan
kata
kata
adalah
yang
f. Minta
anak
mebuat
buku
mereka sendiri dan menulis
jurnal.
Mereka
ditampilakan di dindidng atau
menggunakan
tempat
lain
display
untuk menuliskan cerita, puisis
seperti
papan
yang
dan apapun. Setipa anak dapat
dirancang
untuk
khusus
untuk
memejukan
memiliki
seluruh
dapat
box/file
kata
mereka
pembelajaran literasi. Kata-kata
sendiri untuk menyimpan kata-
yang di letakkan di dinding kata
kata bagi kegiatan baca tulis
yang bersal dari cerita yang
mereka. Setiap kali anak-anak
dibacakan, daftar kosa kata
belajar/menggunakan satu kata
khusus dan tulisan anak-anak.
bar,
c. Buatlah
Interaktif
mereka
dapat
Dinding
kata
memindahkan kata itu kedalam
(interactive
word
file tersebut.
8
g. Mengguakan teknologi untuk
Menggunakan pengalaman anak
mendukung pembelajaran baca
sendiri
tulis anak, contohnya apps iPad
intruksionaladalah unsur kunci di
seperti Sight Word bingo, Word
dalam pendekatan berpusat anak
Wall HD, dan The Electric
ini. Banyak guru menerjemahkan
Company.
cerita-cerita
anak
pengalaman
mereka
dan
sebgai
basisi
3. Fonik
Pendekatan popular lain dari
literasi
dan
intruksi
mebaca
adalah
fonik”
instruction)
(phonics
yang
korespodensi
“
menekankan
huruf
bagi
tujuan-tujuan
mengunakannya
tentang
untuk mebuat intruksi menulis dan
membaca mereka.
5. Bahasa Seutuhnya
Pendekatan
dengan
Bahasa
mempelajari
seutuhnya
kaitan-kaitan ini, anak jadi mampu
approach)
terhadap
literasi
memadukan bunyi menjadi kata.
mendukung
penggunaan
semua
Para
aspek
bunyinya.
Dengan
pendukung
intruksi
fonik
(whole-language
Bahasa
yaitu
membaca,
berpendapat bahwa korespondensi
menulis,
mendengarkan
bunyi-bunyi
berbicara,
sebgai
memampukan
anak
dan
basis
untuk
literasi.
Anak-
untuk membuat koneksi-koneksi
mengembangkan
otomatis antara kata dan bunyi, dan
anak belajar tentang membaca dan
sebagai akibatnya, membunyikan
menulis lewat bercakap-cakap dean
kata-kata dan mebacanya sendiri.
mendengarkan,
mereka
belajar
membaca lewat menulis dan belajar
4. Pengalaman Bahasa
Metode ini pengembangan
menulis lewat membaca. Ciri lain
literasi dan mebaca, pendekatan
pendektan Bahasa seutuhnya adalah
pengalaman
:
Bahasa,
mengikuti
filsafat dan saran yang inheren di
dalam
filsafat
a. Pendekatan seluruh kata
:
pendidikan
merupakan bagian penting dari
progresif. Pendekatan ini berpusat
pendekatan bahasa sepenuhnya.
nak dan yakin pada pendidikan
b. Membaca, menulis, berbicara
literasi mestinya bermaksa bagi
dan mendengarkan diajarkan
anak-anak,
sebagai
tumbuh
dari
pengalaman-pengalaman
yang
menarik
minat
mereka.
yang
sebuah
terintergrasi,
keseluruhan
bukannya
bagian-bagian tersendiri.
9
Menurut (Morrison, 2016)
c. Menulis dimulai sejak awal,
anak-anak
menulis
sejak
d. Pendekatan Bahasa sepenuhnya
berbasis literatur : Anak belajar
mereka
dengan
dan
lain
yang
berikut :
a. Intrusi
membaca
intensional
guru
dibutuhkan
untuk
dan
membaca:
bersama mereka. Selain itu
tulisan anak digunakan sebgai
bagi
keterampilan-keterampilan yang
meminta
membacakan
pendekatan
seimbang memiliki hal-hal sebagai
memasuki program
kata-kata
Ciri-ciri
untuk
fonik,
belajar
pengenalan
kata dan lain-lain.
b. Bengkel
membaca,
strategi
bahan bacaan. Umumnya paling
mengajar
baik, dan banyak pendidik anak
murid-murid kesempatan untuk
usia dini mendukungpendekatan
memilih buku-buku yang ingin
literasi
meneyediakan
dibaca dan mendiskusikannya
keseimbangan di antara banyak
dengan murid-murid lain di
metode untuk mengajarkan anak
kelompok-kelompok kecil.
yang
literasi dan membaca disebuah
lingkungan
kaya
tulisan.
Lingkungan
ini
meliputi
yang
c. Bengkel
memberikan
menulis,
strategi
mengajar yang membuat tulisan
bagi
kurikulum
yang
pelabelan semua benda didalam
terintregasikan
kelas dan sekolah , membuat
memberikan
papan bulutin berisi jurnal-
kesempatan
jurnal, cerita dana pa pn yang
draf, menulis dan mengedit
dibuat anak sendiri, dinding
cerita-cerita
kata, bergam buku dan majalah
komposisinya.
disemua genre, menggunakan
d. Membaca bersama
teknologi
e. Membaca
untuk
pengembangan
mendukung
murid-murid
untuk
membuat
mereka
terpadu,
dan
yaitu
dan
pendekatan yang diarahkan guru
membaca, memanfaatkan pusat-
untuk membantu semua anak
pusat
belajar keterampilan membaca
literasi
menggunakan
literasi
dengan
didalm
kelas,
perpustakaan
kelas, dan memperkaya bahanbahan untuk menulis.
yang esensial.
Penutup
10
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD),
bahan literasi,
masih rendah minat literasi. Oleh karena
syariat Islam.
itu, sangat perlu disediakan bahan literasi
yang memadai dan sesuai dengan usia
anak (menyenangkan). Pendidikan Anak
Usia Dini (PAUD)
dengan
berbagai
harus dimotivasi
cara,
baik
dengan
3) Literasi
yang menerapkan
hendaknya
dapat
untuk
menumbuhkan minat baca-tulis.
4) Literasi anak usia dini hendaknya
menjadi
stimulus
yang
menyenangkan.
berbagai lomba, hadiah dan pujian yang
dapat memotivasi anak untuk berliterasi.
Berdasarkan teori Thorndike, prinsipnya
Daftar Rujukan
literasi
Armia dan Zuriana. (2017). Pentingnya
untuk
PAUD
harus
menyenangkan/belajar sambil bermain.
Literasi Untuk Pendidikan Anak Usia
Dengan latihan literasi akan terbentuk hal-
Dini (PAUD). Langgam Bahasa,
hal berikut; (1) melatih kemampuan dasar
11(2), 161–167.
anak
untuk
menghitung,
kemampuan
membaca,
(2)
menulis,
dan
mengembangkan
berpikir
kritis,
(3)
mempersiapkan anak untuk memasuki
dunia sekolah. Hal ini sangat penting
karena dengan berliterasi anak akan yang
Basyiroh, I. (2017). PROGRAM
PENGEMBANGAN
KEMAMPUAN LITERASI ANAK
USIA DINI. Tunas Siliwangi, 3(2).
Hapsari, W., Ruhaena, L., & Pratisti, W.
sesuai dengan PAUD akan memotivasi
D. (2017). Peningkatan Kemampuan
anak untuk mulai baca-tulis. Dengan
Literasi Awal Anak Prasekolah
tingginya minat literasi anak usia dini ,
Melalui Program Stimulasi. Jurnal
akan terbentuklah genarasi-generasi yang
Psikologi, 44(3), 177.
cerdas dan berkarakter islami.
https://doi.org/10.22146/jpsi.16929
1) Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
perlu
karena
motivasi
untuk
dengan
berliterasi
literasi
Morrison, G. S. (2016). Pendidikan Anak
Usia Dini Saat Ini (13th ed.).
anak dari awal.
dari
Islam Perspektif Ibnu Khaldun, 7(2).
akan
membentuk kecerdasan dan karakter
2) Literasi
Ismail. (2012). Kurikulum Pendidikan
majalah/buku
yang
ditawalkan kepada Anak Usia Dini
harus melalui badan yang menyeleksi
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Suryana, D. (2005). Pendidikan Anak
Usia Dini.
11
Suryana, D. (2014). KURIKULUM
PENDlDIKAN ANAK USIA DIN1
BERBABASIS PERKEMBANGAN
ANAK. PESONA DASAR (Vol. 1
No.3).
Suryana, D. (2016). Stimulasi dan Aspek
Perkembangan AUD (Pertama).
Jakarta: Kencana.
UU.SISDIKNAS No.20 Tahun 2003.
12
13