Konsep konsep Integrasi Sosial (1)

KONSEP INTEGRASI SOSIAL
Materi Kuliah Studi Masyarakat Indonesia
Program Studi Geograf
FKIP UHAMKA

Diambil dari buku Sistem Sosial Indonesia
Karya Prof. Dr. Paulus Wirutomo dkk. Penerbit: Lab

B. Konsep-konsep Integrasi
Pendahuluan


Konsep integrasi sangat penting dan mendasar, sebab
bila integrasi gagal, maka eksistensi masyarakat
Indonesia akan hilang, apalagi masyarakat Indonesia
yang plural ini, rawan terhadap disintegrasi.



Didalam masyarakat yang plural, dibutuhkan suatu kata
“kerukunan”. Dalam sosiologi, kerukunan dapat diartikan

sebagai equilibrium, the absence of conflict, solidarity,
tolerance, conformity, solidity, integration, peace,
harmony, cohesion, sinergy.

DRA. INDAH MEITASARI M.SI

2

Berikut ini adalah defnisi beberapa konsep yang
bernuansa “kerukunan” :
1. Integration : Keutuhan atau persatuan (proses
menjadi satu). Kondisi ini memang menhasilkan
kerukunan, tetapi konsep ini lebih sering
menekankan pada “keutuhannya” dari pada
“kerukunannya”.


Karena itu konsep ini dibedakan antara Integrasi
nasional (bersatunya pulau-pulau nusantara
kedalam satu negara-bangsa Indonesia) dengan

integrasi sosial (adanya interaksi sosial yang
intensif dan kolaboratif antar warga masyarakat
dari berbagai golongan yang berbeda).

DRA. INDAH MEITASARI M.SI

3

2. Equilibrium : keadaan yang

seimbag dan tidak terjadi
kesenjangan yang menimbulkan
gejolak. Tetapi konsep ini juga
bernuansa pasif. Artinya
masyarakat seolah-oleh tidak
dinamis, anggota masyarakat
tidak aktif, bahkan tidak saling
membantu.



Kondisi equlibrium bisa juga
berarti stalemate, yaitu
keadaan ketika semua
kelompok tidak saling
menyerang. Hal itu bukan
karena mereka rukun,
melainkan sama-sama kutat
sehingga sama-sama takut.

DRA. INDAH MEITASARI M.SI

3. Stability : keadaan
yang tenang, mantap
dan
mapan,
hampir
tidak ada konflik yang
mengguncang.



Kondisi ini belum tentu
menandakan adanya
kepuasan semua
pihak, belum tentu ada
kerukunan, bahkan
mungkin ada latent
conflict atau animosity
(rasa tidak senang
antar kelompok).

4

4. The Absence of Conflict :

keadan nyaris tanpa
konflik, tetapi ini biasanya
terjadi karena ada kekuatan
yang dapat menekan
kelompok-kelompok agar
tidak berkonflik.



Keadaan ini bersifat semu
dan tidak realistik karena
konflik merupakan gejala
yang “melekat” pada
semua masyarakat.

DRA. INDAH MEITASARI M.SI

5. Tolerance : sikap menahan
diri, bisa menerima keadaan,
tidak menyerang kelompok lain.


Hal ini bisa menciptakan
kerukunan, meski bersifat
dangkal, karena semua pihak
dapat menahan diri, meski
ada rasa tidak senang antar

budaya (cultural animosity)
atau konflik yang tersembunyi
(hidden conflict). Rasa segan
utnuk bekerjasama bisa saja
asih tetap ada.

5

6. Solidarity : kondisi
yang lebih positif dari
toleransi. Hal ini
menunjukkan sikap mau
menolong dan bersatu,
ada kerukunan tetapi
masih ditandai oleh
kesenjangan
(ketidaksetaraan).


Eksploitasi secara

tersembunyi masih bisa
terjadi.

DRA. INDAH MEITASARI M.SI

7. Conformity :

kepatuhan warga
negara sehingga dapat
menimbulkan suasana
rukun. Tetapi kondisi ini
bernuansa pasif, tidak
ada aktif, tidak ada
kritis, bahkan bisa
berbahaya bila semua
orang mematuhi segala
keputusan penguasa
tanpa syarat.



Konformitas yang

6





8. Peace : Kondisi tidak
berkelahi atau
berperang, bisa
bernuansa rukun tetapi
juga bernuansa pasif.
(tidak saling menyerang,
tetapi juga mungkin
tidak saling menyayangi
atau bekerjasama).
Kedamaian harus diisi
lagi dengan tindakan
yang lebih proaktif.

Orang sering
mengkaitkan kedamaian
dengan keadilan. Bagi

DRA. INDAH MEITASARI M.SI



9.Cohesion : Kondisi
kesatuan yang kuat,
ada kerjasama atau
kekompakan, tetapi
ada nuansa fanatik
kelompok.



Dalam masyarakat
modern yang kompleks
dan heterogen, konsep

ini nampaknya kurang
relistik dan bersifat
eksklusif.

7

10. Compromise :
keadaan saling memberi
konsesi (mengalah)
untuk menghindari
terjadinya konflik.




Pada prinsipnya
pendekatan ini tidak
bersifat progresif
(maju) tetapi lebih
bersifat mundur

selangkah.
Keadaan ini bisa
berbahaya kalau yang

DRA. INDAH MEITASARI M.SI



11. Harmony : hampir
mirip dengan
equilibrium, seimbang;
kondisi yang
memperlihatkan adanya
perbedaan tetapi
memiliki nuansa serasi,
ada kecocokan , dan
saling mengisi.



Ini dapat dikatakan
sebagai kondisi sosial
ideal.
8

12. Solidity : konsep ini
jarang dipakai, padahal
ia sebenarnya
menunujukkan kualitas
kekenyalan (resilience)
atau kerukunan yang
memiliki daya tahan dan
daya tangkal serta tidak
mudah digoyang atau
diprovokasi pihak luar
(resistant).
DRA. INDAH MEITASARI M.SI



13. Sinergy : Bila
kompromi adalah
masing-masing pihak
mengorbankan apa
yang ada demi
mencapai
kesepakatan, maka
sinergi adalah
bersepakat serta
bersatu dalam
perbedaan.



Dalam konsep ini,
semua pihak yang
berlawanan

9

Terima kasih
Materi kuliah ini dapat di unduh
di :
https://wuladari.academia.edu/Indah
Meitasari

DRA. INDAH MEITASARI M.SI

10