LAPORAN PRAKTIKUM MORFOLOGI TUMBUHAN M

LAPORAN PRAKTIKUM
MORFOLOGI TUMBUHAN
MENGAMATI BEBERAPA SIFAT UMUM BATANG (CAULIS)

Oleh:
Deby Noviyanti (12222020)

Dosen Pembimbing:
Delima Engga Mareta, S.Pd, M.Kes

PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTIUT AGAMA ISLAM NEGERI RADEN FATAH
PALEMBANG
2013

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang

Bila memperhatikan tumbuhan, biasanya yang pertama kali dilihat adalah

batangnya. Dari batang baru dilihat bagaimana keadaan daun. Sebagian besar
tumbuhan memiliki batang yang jelas. Namun demikian, beberapa tumbuhan
tidak memiliki batang yang jelas (Rosanti, 2013).
Batang merupakan bagian tubuh tumbuhan yang amat penting, dan mengingat
tempat serta kedudukan batang bagi tubuh tumbuhan, batang dapat disamakan
dengan sumbu tubuh tumbuhan (Tjitrosoepomo, 1985).
Batang berfungsi untuk membentuk dan menyangga daun. Batang
mempunyai petumbuhan yang tidak terbatas, berbeda dari daun yang mempunyai
pertumbuhan terbatas dan akhirnya ditinggalkan. Di ujung batang terdapat titik
vegetatif yang meristematik dan mempunyai kemampuan untuk terus-menerus
membentuk sel baru (Tjitrosomo, 1983).
Selain sebagai tempat pelekatan daun, bunga dan buah, batang juga berfungsi
sebagai jalan pengangkutan air dan zat-zat mineral yang terlarut di dalamnya.
Pada beberapa tumbuhan, batang digunakan sebagai tempat menyimpan makanan
cadangan (Kusdianti, 2013).
Karena batang memiliki struktur yang cukup kompleks, dalam mengamati
batang suatu tumbuhan, ada beberapa hal penting yang menjadi fokus
pengamatan, misalnya bentuk, cabang-cabang, arah pertumbuhan, dan sebagainya

(Rosanti, 2013).
Berdasarkan hal tersebut, salah satu cara membedakan tumbuhan dapat
dilakukan melalui struktur batangnya. Oleh karena itu tumbuhan dibedakan
menjadi tumbuhan yang berbatang (planta caulis) dan tumbuhan tidak berbatang
(planta acaulis). Terlepas dari pernyataan tersebut, tumbuh-tumbuhan yang
dikategorikan planta acaulis pada dasarnya memiliki batang, namun tidak tampak
jelas terlihat (Rosanti, 2013).
Berdasarkan sedikit uraian diatas, dapat diketahui bahwa batang sangat
penting bagi tumbuhan, maka dari itu praktikum Morfologi Tumbuhan pun dirasa

sangat perlu diadakan agar praktikan dapat mengetahui dan mengenal beberapa
sifat umum batang.
1.2.

Tujuan
Adapun tujuan praktikum ini adalah untuk mengenal dan memahami

beberapa sifat umum batang.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Batang
Batang merupakan organ tumbuhan yang tak kalah penting dengan akar dan
daun. Kedudukan batang bagi tumbuhan dapat disamakan dengan rangka pada
manusia dan hewan. Dengan kata lain, batang merupakan sumbu tubuh tumbuhan
(Rosanti, 2013).
Batang tumbuh pada titik tumbuh, yaitu pada meristem apeks (pucuk). Dari
meristem tersebut dihasilkan pula bakal daun yang mula-mula berbentuk tonjolan,
kemudian berkembang lebih cepat dari ujung batang itu sendiri, sehingga bakal
daun menutupi meristem apeks (Kusdianti, 2013).
Daerah pada batang yang menumbuhkan daun disebut nodus (buku),
sedangkan antara dua nodus disebut internodium (ruas). Pada beberapa tumbuhan,
buku terdiri dari sel-sel yang hanya sedikit tumbuh memanjang, sedangkan
ruasnya terdiri dari sel-sel yang jauh lebih panjang (rumput, bambu, tebu).
Kadang-kadang nodus jelas sekali karena daerah ini membengkak (Tjitrosomo,
1983).
Batang merupakan organ tempat lintasan makanan hasil fotosintesis yang
diproduksi oleh daun, sebagian hasil fotosintesis tersebut dibawa ke seluruh tubuh
dan sebagian lagi di simpan pada batang sebagai cadangan makanan
(Idarianawaty, 2011).

Batang akan terlihat dengan jelas pada saat berbunga. Bila tumbuhan
memasuki tahap pembungaan, dari tengah-tengah roset tempat berkumpulnya
daun akan muncul batang yang tumbuh cepat dengan daun-daun yang tersusun
jarang dan mendukung bunga-bunganya (Rosanti, 2013).
2.2. Beberapa Sifat Umum Batang
Pada umumnya batang mempunyai sifat-sifat berikut: (Tjitrosoepomo, 1985)
a.

Umumnya berbentuk panjang bulat seperti silinder atau dapat pula
mempunyai bentuk lain, akan tetapi selalu bersifat aktinomorf, artinya

dapat dengan sejumlah bidang dibagi menjadi dua bagian yang
setangkup.
b.

Terdiri atas ruas-ruas yang masing-masing dibatasi oleh buku-buku, dan
pada buku-buku inilah terdapat daun.

c.


Tumbuhnya biasanya ke atas, menuju cahaya atau matahari (bersifat
fototrop atau heliotrop).

d.

Selalu bertambah panjang di ujungnya, oleh sebab itu sering dikatakan
bahwa batang mempunyai pertumbuhan yang tidak terbatas.

e.

Mengadakan percabangan, dan selama hidupnya tumbuhan tidak
digugurkan, kecuali kadang-kadang cabang atau ranting yang kecil.

f.

Umumnya tidak berwarna hijau, kecuali tumbuhan yang umurnya
pendek, misalnya rumput dan waktu batang masih muda.

Sebagai bagian tubuh tumbuhan, batang mempunyai tugas untuk:
(Tjitrosoepomo, 1985)

a. Mendukung bagian-bagian tumbuhan yang ada di atas tanah, yaitu: daun,
bunga, dan buah.
b. Dengan percabangannya memperluas bidang asimilasi
c. Jalan pengangkutan air dan zat-zat makanan dari bawah ke atas dan jalan
pengangkutan hasil-hasil asimilasi dari atas ke bawah.
d. Menjadi tempat penimbunan zat-zat makanan cadangan.
2.3. Jenis Batang
Batang tumbuhan herba umumnya mempunyai ciri-ciri: lunak, berwarna
hijau, jaringan kayunya sedikit atau tidak sama sekali, ukuran batang kecil dan
berumur pendek (Idarianawaty, 2011).
Batang tumbuhan berkayu umumnya mempunyai ciri-ciri: berbatang keras,
tebal, berwarna coklat, dan berumur panjang (Idarianawaty, 2011).
Batang tumbuhan dapat dibedakan seperti berikut: (Tjitrosoepomo, 2011)
1. Batang basah (herbaceus), yaitu batang yang lunak dan berair, misalnya
pada bayam (Amaranthus spinosus L.).

2. Batang berkayu (lignosus), yaitu batang yang biasa keras dan kuat, karena
sebagian besar terdiri atas kayu, yang terdapat pada pohon-pohon
(arbores) dan semak-semak (frutices) pada umumnya.
3. Batang rumput (calmus), yaitu batang yang tidak keras. Mempunyai ruasruas yang nyata dan sering kali berongga, misalnya pada padi (Oryza

sativa L.).
4. Batang mendong (calamus), seperti batang rumput, tetapi mempunyai
ruas-ruas yang lebih panjang, misalnya pada mendong (Fimbristylis
globulosa Kunth.).
2.4. Arah Tumbuh Batang
Untuk arah tumbuh batang, walaupun seperti telah dikemukakan, batang
umumnya tumbuh ke arah cahaya, meninggalkan tanah dan air, tetapi mengenai
arahnya dapat memperlihatkan variasi, dan bertalian dengan sifat ini dibedakan
batang yang tumbuhnya: (Tjitrosoepomo, 1985)
a. Tegak lurus (erectus), yaitu jika arahnya lurus ke atas, misalnya papaya
(Carica papaya L.).
b. Menggantung (dependens, pendulus), ini tentu saja hanya mungkin untuk
tumbuhan-tumbuhan yang tumbuhnya di lereng-lereng atau tepi jurang,
misalnya Zebrina pendula Schnitzl.
c. Berbaring (humifusus), jika batang terletak pada permukaan tanah, hanya
ujungnya saja yang sedikit membengkok ke atas, misalnya pada semangka
(Citrullus vulgaris).
d. Menjalar atau merayap (repens), batang berbaring, tetapi dari bukubukunya keluar akar-akar, misalnya batang ubi jalar (Ipomoea batatas).
e. Serong ke atas atau condong (ascendens), pangkal batang seperti hendak
berbaring, tetapi bagian lainnya lalu membelok ke atas, misalnya pada

kacang tanah (Arachis hypogaea)..
f. Mengangguk (nutans), batang tumbuh tegak lurus ke arah atas, tetapi
ujungnya lalu membengkok kembali ke bawah, misalnya pada bunga
matahari (Helianthus annuus).

g. Memanjat (scandens), yaitu jika batang tumbuh ke atas dengan
menggunakan penunjang. Penunjang dapat berupa benda mati ataupun
tumbuhan lain, dan pada waktu naik ke atas batang menggunakan alat-alat
khusus untuk berpegangan pada penunjangnya ini, misalnya dengan akar
pelekat, akar pembelit, cabang pembelit, dan lain sebagainya.
h. Membelit (volubilis), jika batang naik ke atas dengan menggunakan
penunjang seperti batang yang memanjat, akan tetapi tidak dipergunakan
alat-alat yang khusus, melainkan batangnya sendiri naik dengan melilit
penunjangnya.
2.5. Model Percabangan
Cara percabangan ada bermacam-macam, biasanya dibedakan tiga macam
cara percabangan, yaitu secara monopodial, simpodial, dan menggarpu. Cara
menentukan percabangan pada batang adalah dengan melihat posisi batang pokok
terhadap cabang-cabangnya (Rosanti, 2013).
1. Percabangan secara monopodial, jika batang pokok selalu tampak jelas. Ini

disebabkan karena batang pokok lebih besar dan lebih panjang (lebih cepat
pertumbuhannya)

daripada

cabang-cabangnya,

misalnya

cemara

(Casuarina equisetifolia) dan pinus (Pinus merkusii).
2. Percabangan simpodial, batang pokok sukar ditentukan. Hal ini disebabkan
oleh batang pokok menghentikan pertumbuhannya, sehingga pertumbuhan
cabang lebih dominan. Dengan kata lain pertumbuhan batang pokok kalah
cepat dibandingkan dengan pertumbuhan cabang, sehingga batang pokok
hanya terlihat di bagian bawah saja, karena pada bagian atas tumbuhan
sudah merupakan cabang-cabang. Percabangan simpodial dapat ditemukan
pada sawo manila (Achras zapota).
3. Percabangan menggarpu atau dikotom, memiliki cara percabangan dimana

setiap kali bercabang akan terbagi menjadi dua cabang yang sama
besarnya.

2.6. Bentuk dan Permukaan Batang
Bentuk batang sendiri biasanya dilihat dari penampang melintangnya.
Berdasarkan hal ini, bentuk batang tumbuhan dibedakan yaitu bulat, bersegi dan
pipih. Batang bulat (teres), jika penampang melintangnya menunjukkan bangun
lingkaran. Pada batang bersegi (angularis), penampang melintang batang
menunjukkan bangun segitiga (triangularis) dan segi empat (quadrangularis).
Untuk batang pipih, penampang melintang batang yang terlihat biasanya
berbentuk elips atau setengah lingkaran (Rosanti, 2013).
Dilihat dari permukaannya batang tumbuh-tumbuhan juga memperlihatkan
sifat yang bermacam-macam yaitu: licin (laevis), berusuk (costatus), beralur
(sulcatus),

bersayap

(alatus),

berambut


(pilosus),

berduri

(spinosus),

memperlihatkan bekas-bekas daun, memperlihatkan bekas-bekas daun penumpu,
memperlihatkan lentisel, dan dengan keadaan-keadaan lain, misalnya lepasnya
kerak (bagian kulit yang mati) (Rosanti, 2013).

BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1. Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal 26 November 2013,
pada pukul 15.00 WIB hingga selesai. Praktikum ini bertempat di laboratorium
Biologi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Raden Fatah Palembang.
3.2. Alat dan Bahan
3.2.1. Alat
Alat yang digunakan yaitu lup, mikroskop binokuler, pensil warna,
mistar, dan kertas A4.
3.2.2 Bahan
Bahan yang digunakan yaitu batang jati muda, batang jati tua, batang
tebu muda, dan batang tebu tua.
3.3 Cara Kerja
1.

Ambillah batang jati yang masih muda dengan beberapa daun yang masih
melekat amati sifat-sifatnya, kemudian buat gambarnya.

2.

Beri keterangan pada gambar yang anda buat dengan menunjukkan apeks
pucuk, buku, ruas, daun, dan tunas aksilar.

3.

Buatlah potongan melintang pada batang jati tadi, kira-kira 10-20 cm di
bawah apeks pucuk.

4.

Gambarlah bagan melintang dari potongan tadi dan tunjukkan sifat-sifat
aktinomorf batang pada bagan melintang yang anda buat.

5.

Buatlah penampangan membujur (memanjang) daerah apeks pucuk, amati
kemudian gambarlah bagannya dan beri keterangannya dengan menunjukkan
bakal daun, tunas aksilar dan meristem apeks. Gunakan lup, mikroskop
binokuler untuk mempermudah pengamatan anda.

6.

Lakukan hal yang sama (1-5) utuk batang tebu.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
No
1.

Gambar Hasil Pengamatan
Batang Tebu Tua

Keterangan
1. Tunas aksilar
2. Ruas (internodus)
3. Buku (nodus)

2.

Batang Tebu Muda

1. Tunas primodial
2. Ruas (internodus)
3. Buku (nodus)

3.

Batang Jati Tua

1. Tunas aksilar
2. Ruas (internodus)
3. Buku (nodus)

4.

Batang Jati Muda

1. Tunas primodial
2. Ruas (internodus)
3. Buku (nodus)

4.2. Pembahasan
4.2.1. Batang Tebu (Saccarum officinarum) Tua
Berdasarkan hasil pengamatan, batang tebu tua memiliki bentuk batang
bulat dengan permukaan batang yang licin dan sedikit diselimuti zat kitin,
arah tumbuh batang tegak lurus, batangnya berjenis batang mendong, dan
memilki pola percabangan monopodial, serta berwarna ungu.
4.2.2. Batang Tebu (Saccarum officinarum) Muda
Batang tebu muda memiliki ciri-ciri morfologi berbentuk bulat,
permukaan batang masih diselimuti pelepah yang memiliki bulu-bulu kasar
dipermukaannya, arah tumbuh batang tegak lurus, dan warna batang hijau
keputih-putihan.
4.2.3. Batang Jati (Tectona grandis) Tua
Batang tanaman jati tua memiliki ciri-ciri morfologi sebagai berikut,
yaitu: bentuk batang silindris, permukaan batang kasar dengan bintik-bintik
lentisel, warna kulit batang coklat keputihan, tidak terdapat bulu-bulu halus
lagi, kulit batang lebih kering, ruas batang jati tua lebih panjang daripada ruas
batang jati muda, arah tumbuh batang tegak lurus (erectus) dan jenis batang
adalah batang berkayu, memiliki kambium, bentuk percabangan simpodial.
4.2.4. Batang Jati (Tectona grandis) Muda
Batang jati muda memiliki ciri-ciri morfologi sebagai berikut: bentuk
batang bersegi empat, permukaan batang memiliki bulu-bulu halus, warna
kulit batang hijau, kulit batang basah, batang terdiri dari ruas-ruas dan bukubuku, terdapat bekas tempat melekatnya tangkai daun pada bagian buku, arah
tumbuh tegak lurus (erectus) dan bentuk percabangan simpodial dengan
bentuk pertunasan aksilar.
Jadi, perbedaan yang terdapat antara batang jati dan batang tebu adalah:
batang jati termasuk batang berkambium sehingga kokoh dan umur hidupnya
cukup lama, sedangkan batang tebu termasuk batang yang tidak berkambium

sehingga tidak terlalu kokoh dan umur hidupnya relatif singkat yakni hanya 3
bulan.
Batang tebu memiliki pola percabangan monopodial sedangkan batang jati
memiliki pola percabangan simpodial. Cara menentukan pola percabangan pada
batang adalah dengan melihat posisi batang pokok terhadap cabang-cabangnya
(Rosanti, 2013).

BAB V
PENUTUP
5.1.

Kesimpulan
Batang merupakan bagian tubuh tumbuhan yang amat penting bagi tumbuhan

yang berada di atas permukaan tanah. Batang tumbuh dari batang lembaga yang
tumbuh dari dalam biji. Selanjutnya pertumbuhan berasal dari titik tumbuh berupa
meristem apikal yang terdapat dalam batang.
Untuk batang tebu, dari ciri-cirinya yang telah diamati dapat diketahui bahwa
tebu merupakan jenis batang yang jelas dan mendong, sedangkan untuk batang
jati diketahui bahwa jati memiliki jenis batang berkayu. Untuk perbedaan antara
batang tebu tua dan muda pun hanya ditemukan pada warnanya, sedangkan pada
batang jati muda dan tua perbedaannya terletak pada bentuk serta warna.
5.2.

Saran
Untuk bahan praktikum yang digunakan haruslah sesuai dengan apa yang di

prosedurkan, jika yang diminta batang yang masih muda seharusnya memang
yang sangat muda, bukan yang sudah mulai tua.

DAFTAR PUSTAKA
Rosanti, Dewi. 2013. Morfologi Tumbuhan. Jakarta: Erlangga.
Tjitrosoepomo, G. 1985. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: Gajah Mada
University Press.
Tjitrosomo, Siti Sutarmi. 1983. Botani Umum I. Bandung: Penerbit Angkasa.
Idarianawaty. 2011. Struktur dan Fungsi Tubuh Tumbuhan. Website:
http://idarianawaty
.files.wordpress.com/2011/07/struktur-fungsi-organtumbuhan-pdf.pdf. Diakses pada hari Kamis, tanggal 2 Januari 2014 pada
pukul 10.26 WIB.
Kusdianti, R. 2013. Handout Mortum. Website: http://file.upi.edu/Direktori/
FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/196402261989032R._KUSDIANTI/Handout_mortum_1.pdf. Diakses pada hari Kamis,
tanggal 2 Januari 2014 pada pukul 10.30 WIB.