Bertumbuh dalam menyikapi diskriminasi g

Bertumbuh dalam menyikapi diskriminasi gender dan
difabilitas
Difabel, disabilitas, atau keterbatasan diri (bahasa Inggris: disability) dapat bersifat fisik,
kognitif, mental, sensorik, emosional, perkembangan atau beberapa kombinasi dari ini.
Difabel atau disabilitas adalah istilah yang meliputi gangguan, keterbatasan aktivitas, dan
pembatasan partisipasi.
suatu pembatasan kegiatan adalah kesulitan yang dihadapi oleh individu dalam
melaksanakan tugas atau tindakan, sedangkan pembatasan partisipasi merupakan masalah
yang dialami oleh individu dalam keterlibatan dalam situasi kehidupan
Penyandang cacat adalah setiap orang yang mempunyai kelainan fisik dan/atau mental, yang
dapat mengganggu atau merupakan rintangan dan hambatan baginya untuk melakukan
secara selayaknya. Terdiri dari Penyandang cacat fisik, mental,fisik dan metal.

GENDER
Jenis kelamin adalah berbagai karakteristik yang berkaitan dengan, dan
membedakan antara, maskulinitas dan feminitas
secara biologis (yaitu mengenai laki-laki dan perempuan atau interseks)
struktur sosial (termasuk peran gender dan peran sosial lainnya), atau identitas gender.

DIFABILITAS DAN GENDER DARI SUDUT PANDANG KRISTIANI
Sebagai umat Kristen yang percaya bahwa kita diciptakan segambar dan serupa dengan Allah

(Imago Dei) dan bahwa kita telah sama-sama dimerdekakan di dalam Kristus. kita menganut
nilai-nilai kasih, nilai-nilai kemanusiaan. “Menjadi manusia bagi sesama.”
Kita harus memberikan hak yang sama kepeda mereka yang memiliki keterbatasan,
menjunjung tinggi nilai kesetaraan. Namun, ada kalanya juga kita memberikan keistimewaan
kepada mereka dalam ruang publik untuk membuat mereka lebih nyaman (dalam hal ini
memberikan fasilitas yang lebih nyaman sama dengan memberikan kesetaraan)
Tidak hidup dalam konteks patriakal atau matriakal, maskulin maupun feminis, melainkan
hidup dengan seimbang. Tidak mengutamakan laki-laki saja, tetapi juga sebaliknya tidak
mengutamakan perempuan saja, karena kita semua pada dasarnya adalah sama di mata
Allah.

BERTUMBUH DALAM KRISTUS

Pertumbuhan diri kita sangat dipengaruhi oleh gambaran kita akan diri kita sendiri. Artinya,
apa yang kita pikir tentang apa yang baik dan apa yang benar, ke arah situ juga lah kita akan
bertumbuh
Kepuasaan dalam diri kita dahulu akan menuntun diri kita menjadi pribadi yang percaya diri
dan mampu melangkah dengan kepastian.

Membentuk suatu kepribadian yang utuh

Menurut Budi Raharjo S. ada 5 cara yang dapat dilakukan dalam mengolah perasaan sedih
menuju pribadi yang utuh, yakni:
1. Percaya pada kemampuan sendiri
2. Spontan

3. Hidup pada masa sekarang
4. Ada wawasan yang luas
5. Kreatif

GAMBARAN KITA PADA ALLAH

 Pengalaman dengan Allah
 Pengalaman dengan orang-orang di sekitar kita
 Pengalaman membentuk gambaran kita dengan Allah.

MENGHADAPI TANTANGAN

Kita hidup di dunia ini akan selalu ada masalah yang harus diselesaikan. Paul G Stoltz
mengumpamakan kehidupan ini dijalani sebagai gunung yang harus didaki. Ia
mengatakan bahwa manusia dilahirkan dengan satu dorongan inti yang manusiawi

untuk terus mendaki, mendaki dalam pengertian terus berupaya untuk mencapai
tujuan hidup. Ada tiga tipe karakter orang yang nampak ketika menghadapi
tantangan :
1. TIPE QUITER adalah orang orang yang cepat menyerah.
tipe orang tidak tangguh dalam menghadapi tantangan. Masalah kecil saja sudah
dapat membuatnya menyerah, atau mengatakan tidak sanggup. Orang dengan
tipe ini akan selalu mengatakan ‘tidak’ ketika ditunjuk atau diminta melakukan
sesuatu. Mereka selalu memandang dirinya lemah dan tidak mampu.
2. TIPE CAMPER adalah orang yang cepat merasa puas
orang yang mau berjuang, namun tidak sepenuh hati. Baru berupaya sedikit, namun
sudah mengatakan cukup. Mereka cepat puas dengan sedikit upaya yang telah
mereka lakukan tanpa peduli apakah upaya tersebut mencapai tujuan atau tidak. Tak
peduli apakah sesungguhnya sudah tiba di tujuan atau belum; apakah sudah
mengusahakan dengan optimal atau belum.
3. TIPE CLIMBER adalah orang yang tidak mudah menyerah
optimis. Orang tipe ini bukan hanya mengerahkan tenaga untuk berjuang, tetapi
juga memikirkan berbagai alternative kemungkinan agar tujuannya dapat
tercapai. Jadi bukan hanya berupaya secara fisik, tetapi juga mengikutsertakan

seluruh kompetensi dirinya untuk mencapai sukses. Para climber adalah pemikir

yang selalu memikirkan kemungkinan ataupun berbagai alternatif dan tidak
membiarkan umur, jenis kelamin, ras, cacat fisik atau mental, atau hambatan
lainnya yang menghalangi pendakian/ perjuangan mereka.
CARA BERPIKIR UNTUK MENGHADAPI TANTANGAN :
1. BERPIKIR POSITIF
Artinya selalu melihat kesempatan, betapapun kecilnya, sebagai sarana untuk
mengembangkan diri ke depan, menuju harapan di masa depan
2. BERPIKIR KRITIS
Adalah kemampuan orang untuk melihat sesuatu lebih dari apa yang nampak. Tidak mudah
menerima sesuatu sebagai hal yang sudah siap pakai, namun memiliki keinginan untuk
meneliti, menganalisa, merespon dengan lebih jauh agar mendapat gambaran yang jelas
tentang sesuatu tersebut.
3. BERPIKIR KREATIF
Adalah kemampuan orang untuk memikirkan yang tidak dipikirkan orang lain.Melihat hal-hal
yang tidak dilihat orang secara umum

CARA TUHAN MENGHADAPI TANTANGAN
( Luke 4 : 1 -13 )
Dengan keadaan lapar, Tuhan Yesus tentu tergoda untuk segera mengisi perutNya. Dengan kuasa yang
dimilikiNya, Ia pasti sanggup mengubah batu menjadi roti. Tantangan yang disodorkan ibis merupakan hal

yang sangat wajar : ada satu masalah yang dapat diselesaikan dengan kemampuan, kehebatan atau
kekuasaan yang kita miliki. Namun, Yesus tidak terjebak dengan cara pikir iblis. Kalau Yesus mengubah
batu menjadi roti, berarti Ia menggunakan kuasaNya, kemampuanNya untuk memenuhi kebutuhanNya,
tetapi sekaligus keinginan iblis. Yesus menolak tegas; Ia mengatakan bahwa manusia bukan dari roti saja,
tetapi yang jauh lebih penting adalah dari firman Allah. Artinya, dengan berpegang teguh pada firman
Allah, kita dapat mengalahkan bujuk rayu iblis yang mengajak kita untuk memuaskan keinginan diri sendiri
dengan memanfaatkan kekuasaan dan kemampuan yang kita miliki. Hal ini juga merupakan tantangan
yang sering muncul dalam hidup sehari-hari.