TAPPDF.COM PDF DOWNLOAD JURNAL ILMIAH MAHASISWA PSIKOLOGI UNSYIAH 1 PB

Original Article
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Psikologi
Vol. 1, No. 3 : 34November 2016

Hubungan Kelekatan Orangtua Dengan Kemandirian Remaja SMA Di
Banda Aceh
Nurul Fadhillah*, Syarifah Faradina
Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universits Syiah Kuala,
Banda Aceh
iyunnurulfs@gmail.com*
ABSTRAK
Kemandirian penting untuk dimiliki oleh remaja SMA. Untuk mencapai
kemandirian, kelekatan antara orangtua dengan remaja dapat menjadi peranan
penting dalam membantu remaja. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan
kelekatan orangtua dengan kemandirian pada remaja SMA di Banda Aceh.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan teknik multi stage
cluster dan disproportionate stratified random sampling. Sampel yang terlibat
dalam penelitian ini berjumlah 336 siswa/i SMA di Banda Aceh. Alat ukur yang
digunakan dalam penelitian ini adalah skala kemandirian yang disusun serta
dikembangkan sendiri oleh peneliti dan mengadaptasi skala Inventory of Parent
and Peer Attachment (IPPA) oleh Armsden dan Greenberg. Hasil analisis data

menggunakan teknik analisis data Spearman menunjukkan koefisien korelasi (r)
sebesar 0,135 dengan nilai p = 0,014 (p < 0,05). Berdasarkan hasil tersebut, maka
hipotesis yang diajukan diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat
hubungan positif antara kelekatan orangtua dengan kemandirian pada remaja
SMA di Banda Aceh. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi kelekatan
antara remaja dengan orangtua maka akan semakin tinggi pula kemandiriannya.
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa kelekatan antara orangtua dengan
remaja di Aceh berada pada kategori tinggi yaitu 316 subjek (94,04%) dan
kemandirian juga berada pada kategori tinggi yaitu 240 (71,42%).
Kata kunci: Kemandirian, Kelekatan, Remaja

44

The Relationship Between Parent Attachment And Autonomy On High School
Aged Adolescents In Banda Aceh
ABSTRACT
Autonomy is important for adolescents. To achieve the autonomy, attachment
between parents an adolescents could be the key role to help adolescents. The
purpose of this study is to investigates the correlation between parents attachment
with autonomy on adolescents in Banda Aceh. This study was done in the

quantitative approach with multi stage cluster and disproportionate stratified
random sampling technique. The sample are 336 high school students in Banda
Aceh. The scales used in this study are autonomy scale that made by researcher
and adaptation of Inventory of Parent and Peer Attachment (IPPA) scale by
Armsden and Greenberg. The result of data analysis using the Spearman test
showed correlation coefficient of 0,135 with p value = 0,014 (p < 0,05). The
proposed hypothesis was confirmed so it can be concluded that there's a positive
correlation between parents attachment and autonomy on adolescents in Banda
Aceh. It shows that on adolescents in Banda Aceh, the more attached adolescents
with their parents therefore they will be more autonomous. The result of this study
described that the attachment between parents with their adolescents children
include on high category for 316 subject (94,04%) and also autonomy on high
category for 240 subject (71,42%).
Abstract: Attachment, Autonomy, Adolescents

Original Article
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Psikologi
Vol. 1, No. 3 : 7-18
November 2016


PENDAHULUAN
Masa remaja merupakan masa yang riskan dengan permasalahanpermasalahan yang muncul. Salah satu permasalahannya adalah meningkatnya
penyalahgunaan narkotika, minuman keras, ekstasi dan obat-obatan terlarang yang
penyebab utamanya karena gagalnya kemandirian remaja (Bisono, 2013). Di Aceh
sendiri dalam Serambi Indonesia (Bakri, 2015) berdasarkan data BNNP (Badan
Narkotika Nasional Provinsi) Aceh, jumlah pecandu narkoba di Aceh dari waktu
ke waktu terus mengalami peningkatan, bahkan ada sekitar 7.000 orang yang telah
menjadi pemakai narkoba didominasi oleh kalangan pemuda, remaja dan juga
anak-anak.
Masa remaja memang masa yang penuh gejolak, kecemasan, kebingungan,
yang justru merupakan suatu proses terpenting dalam tahap pendewasaan seorang
remaja. Banyak orangtua yang masih menganggap bahwa anaknya masih kecil,
sehingga masih terus harus dituntun (Bisono, 2013). Orangtua terkadang masih
ingin memegang kendali penuh atas kehidupan remaja (Dewi & Valentina, 2013).
Padahal remaja sudah memiliki kemampuan untuk mandiri, walaupun masih
dalam taraf belajar untuk bersikap mandiri, melakukan pilihan dan memutuskan
apa yang terbaik bagi mereka (Bisono, 2013). Dengan memiliki kemandirian,
remaja akan mampu mengambil keputusan dengan cara menemukan akar suatu
permasalahan dan mampu mengidentifikasikan alternatif pemecahan masalah
tanpa bantuan orang lain (Suryadi & Damayanti, 2003). Oleh karena itu, remaja di

tuntut untuk dapat menyelesaikan tantangan atau masalahnya sendiri dengan
mandiri (Jannah, 2013).
Perkembangan kemandirian dipengaruhi oleh berbagai stimulasi yang
datang dari lingkungan, selain potensi yang telah dimiliki remaja sejak lahir
sebagai keturunan dari orangtuanya. Faktor-faktor yang dapat memengaruhi
perkembangan kemandirian diantaranya adalah faktor gen atau keturunan, pola
asuh orangtua, sistem kehidupan di masyarakat dan sistem pendidikan di sekolah
(Ali & Asrori, 2015). Selain itu menurut Allen dkk (2003) faktor lain yang dapat
memengaruhi kemandirian yaitu kelekatan (attachment).
Kelekatan memiliki peranan penting untuk membantu remaja dalam
memenuhi tugas-tugas perkembangannya khususnya untuk mencapai kemandirian
(Muslimah & Wahdah, 2013). Kelekatan dibentuk melalui dukungan emosional
dan rasa kedekatan, dari orangtua terhadap remaja (Rice & Dolgin, 2001 dalam
Dewi & Valentina, 2013). Kelekatan atau hubungan yang baik antara orangtua
dan remaja akan mendukung remaja untuk menjadi mandiri, sehingga
perkembangan kemandirian remaja tidak menghasilkan penolakan atas pengaruh
orangtua, justru remaja akan mencari masukan dari orangtua untuk mengambil
keputusan (Ws & Ws, 2013). Jadi, ketika remaja belajar untuk menjalin hubungan
dengan orang diluar keluarganya, dukungan yang diterima dari orangtua atau
keluarga akan membuat remaja mampu lebih percaya diri dan terbuka terhadap

orang lain (Rice & Dolgin, 2001 dalam Dewi & Valentina, 2013). Peran orangtua
dan respon dari lingkungan ini sangat diperlukan oleh remaja sebagai “penguat”
bagi setiap perilakunya (Rini, 2012). Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk
44

Original Article
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Psikologi
Vol. 1, No. 3 : 7-18
November 2016

melihat hubungan kelekatan orangtua dengan kemandirian pada remaja SMA di
Banda Aceh.
TINJAUAN TEORI
a. Kemandirian
Kemandirian merupakan suatu kemampuan individu untuk
bertingkah laku seorang diri. Kemandirian seseorang ditunjukkan dengan
tingkah laku sesuai keinginan sendiri, mengambil keputusan sendiri, dan
mampu mempertanggungjawabkan tingkah lakunya sendiri (Steinberg,
2002).
b. Kelekatan

Armsden dan Greenberg (1987) mendefinisikan kelekatan sebagai
ikatan afeksi antara dua individu yang memiliki intensitas yang kuat.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan jenis
penelitian korelasional. Responden yang diambil dalam penelitian ini berjumlah
336 orang dengan karakteristik sebagai berikut: (a) siswa yang berusia 15-18
tahun, (b) tercatat sebagai siswa SMA di Banda Aceh, (c) tinggal bersama
orangtua (Ayah dan Ibu), (d) bersedia menjadi responden penelitian.
Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan penggabungan dua
teknik pengambilan sampel yaitu teknik multi stage cluster dan disproportionate
stratified random sampling. Sampel penelitian dibagi ke dalam wilayah-wilayah
cakupan penelitian, yaitu berdasarkan kecamatan dan sekolah SMA dengan
menggunakan teknik multi stage cluster. Tahapan berikutnya menggunakan
teknik disproportionate stratified random sampling. Selanjutnya, teknik
pengambilan sampel yang digunakan adalah disproportionate stratified random
sampling untuk menentukan jumlah sampel, bila populasi berstrata tetapi kurang
proporsional (Sugiyono, 2014). Adapun alat ukur yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu Skala Kemandirian yang disusun sendiri oleh peneliti
berdasarkan dimensi kemandirian yang diajukan oleh Steinberg (2002) dan

adaptasi Skala Kelekatan dari Inventory Parent Peer Atachment (IPPA) oleh
Armsden dan Greenberg (1987)
Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini dengan
menggunakan metode non parametrik yaitu Spearman. Analisis tersebut
digunakan karena salah satu dari variabel penelitian tidak berdistribusi secara
normal yaitu variabel kelekatan.

45

Original Article
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Psikologi
Vol. 1, No. 3 : 7-18
November 2016

HASIL PENELITIAN
Hasil analisis pada penelitian ini menunjukkan nilai signifikansi adalah p =
0,014 lebih kecil dari 0,05 (p