PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA J (2)
PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
JUDUL PROGRAM
PROGRAM KECAPI LALI (Kecap Alami Lamtoro Asli) BERSAMA
POLINEMA (Politeknik Negeri Malang) BERAKSI UNTUK GRESIK
BERKREASI
BIDANG KEGIATAN :
PKM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
Diusulkan Oleh :
Fitri Nur Rilah
NIM. 1342520011
2013
Alif Nur Laili Rachmah
NIM. 1431410133
2014
Era Chalis Kurniangesti
NIM. 1441180014
2014
Juwanda Ade Surya Putra NIM. 1431120022
2014
Syarah Fattahul Jannah
2014
NIM. 1441160053
POLITEKNIK NEGERI MALANG
MALANG
2015
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ..................................................................................
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................
DAFTAR ISI ..................................................................................................
RINGKASAN ................................................................................................
BAB 1. PENDAHULUAN ............................................................................
1.1. LATAR BELAKANG ...................................................................
1.2. RUMUSAN MASALAH ..............................................................
1.3. TUJUAN ........................................................................................
1.4. LUARAN YANG DIHARAPKAN ...............................................
1.5. MANFAAT ...................................................................................
BAB 2 GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN .....................
2.1. GAMBARAN UMUM MASYARAKAT DESA JATIREMBE ..
BAB 3. METODE PELAKSANAAN ...........................................................
3.1. METODE PELAKSANAAN PROGRAM “KECAPI LALI” ......
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN .............................................
4.1. ANGGARAN BIAYA ...................................................................
4.2. JADWAL KEGIATAN .................................................................
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................
LAMPIRAN
Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota, dan Dosen Pembimbing
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas
Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Kegiatan
Lampiran 5. Surat Pernyataan Kesediaan dari Mitra Kerja
Lampiran 6. Denah Detail Lokasi Mitra Kerja
i
ii
iii
iv
1
1
1
1
2
2
3
3
5
5
8
8
8
9
iii
RINGKASAN
Desa Jatirembe adalah desa di kabupaten Gresik yang kurang dikenal oleh
masyarakat. Di desa Jatirembe ini terdapat banyak pohon lamtoro dengan biji
yang melimpah yang kurang dimanfaatkan. Mayoritas mata pencaharian warga
setempat adalah buruh pabrik, sehingga mereka kurang peka dengan hal-hal kecil
yang tanpa disadari banyak manfaatnya. Dari keadaan tersebut, kami
merencanakan sharing ilmu untuk membuat suatu inovasi baru dengan tujuan
pemanafaatan biji lamtoro yang melimpah di Desa Jatirembe – Gresik agar
menjadi tanaman bernilai tambah dan untuk melaksanakan program “Kecapi Lali
(Kecap Alami Lamtoro Asli)” di desa tersebut.
Program ini kami namai dengan Program Kecapi Lali (Kecap Alami
Lamtoro Asli). Dengan nama program yang unik, dan bahasa khas sesuai dengan
orang Kabupaten Gresik, dengan ekspektasi mudah diterima dan dikenali
khalayak umum. Dengan pertimbangan bahwa mayoritas warga yang bermata
pencaharian sebagai buruh pabrik, maka program ini relevan diselenggarakan di
desa tersebut. Oleh karena itu, perlu pengembangan dan penyuluhan kepada
masyarakat setempat.
Metode pelaksanaan dari program ini ada 6 tahap, antara lain yaitu
Rancangan Sosialisasi Kepada Masyarakat dengan nama “Program Rembug Deso
Ngunduh Kecapi Lali”, Mekanisme Produksi, Penghimbauan Produksi Mandiri,
Pembagian Kartu PKM (Produksi Kecapi Lali Mandiri), Monitoring dan
Evaluasi dan Apresiasi Produksi Mandiri. Anggota kelompok kami yang
terdiri dari 5 orang yang akan dibagi berdasarkan jumlah anggota program.
Jika ada 20 anggota program, ini berarti masing-masing tutor membawahi 4
anggota program. Anggota program adalah ketua RT atau perwakilan tokoh
masyarakat.
Dalam sosialisasi akan dibagikan kartu PKM (Produksi Kecapi Lali
Mandiri) untuk kegiatan monitoring dan evaluasi. Dalam kegiatan monitoring
dan evaluasi, tutor mencatat penilaian untuk masing-masing anggota program
dan mengisi kartu PKM. Monitoring dan evaluasi dilakukan tiap 2 minggu
sekali. Tutor dibantu oleh pendamping anggota dalam pelaksanan produksi
mandiri secara kontinyu. Pendamping anggota tersebut, bisa berasal dari BPD
(Badan Pengawas Desa) setempat atau bisa juga “pamong desa”. Tujuan
monitoring dan evaluasi memberikan pengetahuan untuk pemasaran produk,
konsultasi produk, konsultasi biaya, konsultasi peralatan, dan lain -lain.
Kata kunci : program, kecap, alami, lamtoro, sosialiasasi, produksi.
iv
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Desa Jatirembe adalah desa di kabupaten Gresik yang kurag dikenal
oleh masyarakat luas karena tidak adanya daya tarik dari desa tersebut,
sehingga sumber penghasilan utama msyarakatnya hanya pada sektor
industri atau buruh pabrik. Padahal, jika terdapat suatu daya tarik dari desa
tersebut, akan ada wisatawan yang akan mengunjungi desa tersebut yang
bisa dijadikan sebagai sumber tambahan penghasilan.
Di desa Jatirembe ini terdapat banyak pohon lamtoro dengan biji yang
melimpah. Akan tetapi melimpahnya biji lamtoro tersebut kurang
dimanfaatkan oleh penduduk setempat. Sehingga, sebagian besar biji
lamtoro tersebut dibiarkan tidak berguna di pohonnya. Padahal, polongpolongan mengandung kadar protein yang cukup tinggi dan mempunyai
potensi cukup besar dalam menyumbang zat gizi.
Dari keadaan tersebut, kami merencanakan sharing ilmu untuk
membuat suatu inovasi baru yang akan membantu masyarakat desa
Jatirembe dengan memanfaatkan potensi yang ada di daerah tersebut. Biji
lamtoro ini, akan dijadikan suatu produk baru yang nantinya akan digunakan
sebagai daya tarik desa tersebut untuk meningkatkan pendapatan penduduk
setempat selain mata pencaharian utama mereka. Selain itu juga sebagai alat
promosi untuk desa Jatirembe yang belum dikenal oleh masyarakat luas.
Perlu diketahui bahwa Kurang Kalori-Protein (KKP) merupakan
salah satu masalah gizi di Indonesia. Masalah ini terutama terjadi di
kalangan masyarakat berpenghasilan rendah. Berbagai usaha telah
dilakukan untuk menanggulangi masalah tersebut, antara lain
memanfaatkan sumber daya hayati melalui penganekaragaman menu
makanan, seperti yang akan dijalankan dengan program “Kecapi Lali”.
1.2. RUMUSAN MASALAH
Dari uraian latar belakang tersebut muncul beberapa permasalahan
antara lain :
1. Bagaimana memanfaatkan biji lamtoro yang melimpah
di Desa
Jatirembe – Gresik agar menjadi tanaman bernilai tambah?
2. Bagaimana memberdayakan masyarakat untuk memproduksi “Kecapi
Lali” di Desa Jatirembe – Gresik?
1.3. TUJUAN
Adapun tujuan dari pelaksanaan program ini adalah :
1. Untuk mengetahui pemanafaatan biji lamtoro yang melimpah di Desa
Jatirembe – Gresik agar menjadi tanaman bernilai tambah.
2. Untuk pelaksanaan program “Kecapi Lali (Kecap Alami Lamtoro Asli)”
di Desa Jatirembe – Gresik.
2
1.4. LUARAN YANG DIHARAPKAN
Luaran yang diharapkan dari program “Kecapi Lali” ini adalah
sebagai berikut :
1. Menciptakan inovasi kecap alami dengan alternatif biji lamtoro sebagai
pengganti kedelai.
2. Mencipatakan varian-varian kecap baru yang bermanfaat bagi
perekonomian masyarakat.
3. Penulisan artikel sebagai sarana untuk publikasi dari program “Kecapi
Lali”.
1.5. MANFAAT
Manfaat yang diperoleh dari program “Kecapi Lali” ini adalah :
1. Dapat mengurangi limbah biji lamtoro dengan memanfaatkannya sebagi
kecap yang bernilai tambah.
2. Membantu masyarakat Desa Jatirembe Gresik untuk lebih peka dengan
keanekaragaman hayati yang mempunyai banyak manfaat.
3. Dengan dibuatnya produk kecap dari biji lamtoro ini bisa meningkatkan
pendapatan penduduk setempat.
4. Mengembangkan potensi mahasiswa dengan terjun langsung ke
masyarakat untuk menyalurkan potensi yang dimiliki.
5. Meningkatkan pola pikir kritis dan responsif dengan mengetahui
permasalahan di masyarakat sekitar.
6. Dari kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan kreatifitas warga desa
Jatirembe Benjeng Gresik untuk dapat membuat anekaragam kecap
dengan pemanfaatan biji lamtoro yang sebelumnya tidak terpakai.
7. Mengangkat nama desa Jatirembe - Gresik, agar dikenal khalayak umum
dengan khas Kecapi Lali-nya.
3
BAB II
GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN
2.1. GAMBARAN UMUM MASYARAKAT DESA JATIREMBE
Sejak lama lamtoro telah dimanfaatkan sebagai pohon peneduh, sumber
kayu bakar dan bahan pakan ternak. Di daerah pedesaan seperti halnya Desa
Jatirebe – Kecamatan Benjeng di wilayah Gersik banyak terdapat pohon
lamtoro yang belum banyak dimanfaatkan. Namun banyak hal yang bisa
dimanfaatkan dari biji lamtoro ini. Sebagian masyarakat hanya
memanfaatkannya sebagai lalapan. Untuk biji yang tua disangrai sebagai
pengganti kopi, dengan bau harum yang lebih khas dari biji kopi aslinya.
Program “Kecapi Lali” ini akan dilaksanakan di Desa Jatirembe dengan
persetujuan Kepala Desa setempat. Mayoritas warga dengan mata
pencaharian sebagai buruh pabrik, karena di Gresik banyak pabrik-barik
sehingga di kenal sebagai Gresik kota industri. Tidak hanya laki-laki yang
bekerja di pabrik, maka tidak heran banyak perempuan juga yang berkerja
sebagai buruh pabrik. Dikarenakan harga makanan ataupun barang di sana
relatif mahal, sehingga jarang perempuan yang hanya mengandalkan gaji
dari suaminya atau hanya sebagai ibu rumah tangga saja. Di desa jatirembe
selain mayoritas masyarakatnya menjadi buruh pabrik, juga sebagai petani
pula, dengan bercocok tanam padi ketika sudah musimnya.
Karena kurangnya pengetahuan, warga kurang peka dengan adanya halhal kecil yang tanpa disadari dapat menjadi inovasi-inovasi yang khas.
Melimpahnya biji lamtoro di desa ini kurang begitu diperhatikan kelebihan
manfaatnya. Sebenarnya dengan pengalaman kerja pabrik sehari-hari
masyarakat setempat mampu membantu dalam proses-proses pemanfaatan
biji lamtoro. Selain disangrai sebagai pengganti kopi, biji lamtoro juga bisa
menjadi bahan baku kecap. Sehingga akan dihasilkan kecap alami dengan
alternatif biji lamtoro sebagai pengganti kedelai. Berikut gambar pohon
lamtoro dengan biji yang melimpah yang telah diambil dari Desa Jatirembe
- Gresik, baik biji muda maupun biji yang sudah mulai kecoklatan menua
tampak melimpah.
Gambar 1. Lamtoro
Masih Muda
Gambar 2. Lamtoro
Sudah Menua
4
Gambar 3. Biji Lamtoro
Keadaan masyarakat Desa Jatirembe yang hidup dengan penuh
kesederhanaan dan keuletan dalam bekerja merupakan salah satu faktor
yang bisa mempengaruhi proses produksi. Karena, biasanya masyarakat
yang hidup di pedesaan bisa rajin dan telaten dalam melakukan proses
produksi “Kecapi Lali”. Jadi, pohon lamtoro tidak hanya dijadikan sebagai
pohon peneduh, kayu bakar, atau pakan ternak, melainkan dengan inovasi
“Kecapi Lali” yang mampu meningkatkan nilai tambah biji lamtoro
tersebut. Berikut nampak sebagian kecil gambaran desa Jatirembe.
Gambar 4. Kondisi Desa
Jatirembe - Gresik
Dengan demikian, program ini relevan diselenggarakan di desa
tersebut. Oleh karena itu, perlu pengembangan dan penyuluhan dalam rangka
memberdayakan masyarakat untuk memanfaatkan biji lamtoro yang biasanya
terbuang percuma, untuk menjadi bahan olahan yang bernilai tambah. Dengan
usaha ini, diharapkan dapat meningkatkan kreatifitas masyarakat dengan
inovasi-inovasi baru dari biji lamtoro yang sebelumnya kurang berguna.
5
BAB III
METODE PELAKSANAAN
3.1. METODE PELAKSANAAN PROGRAM “KECAPI LALI”
Metode pelaksanaan dari program ini antara lain :
1. Rancangan Sosialisasi Kepada Masyarakat
Sosialisasi atau penyuluhan kepada masyarakat desa Jatirembe - Benjeng
Gresik mengenai manfaat biji lamtoro yang dapat di gunakan sebagai
bahan dasar pembuatan kecap sehingga dapat menambah pengetahuan
masyarakat tentang biji lamtoro dan manfaatnya sekaligus dapat bernilai
ekonomis. Disini kami akan mengadakan pertemuan di suatu area
terbuka (bisa sewa tempat atau balai desa) untuk memaparkan atau
berembug mengenai pemanfaatan lamtoro agar bernilai tambah kepada
warga. Program ini akan kami namai dengan Program Rembug Deso
“Ngunduh Kecapi Lali”. Kami memaparkan dengan detail mekanisme
produksi “Kecapi Lali”, dan menghimbau agar warga desa melaksanakan
produksi di kediaman masing-masing untuk produksi berkelanjutan.
Dalam sosialisasi ini, sasaran kami adalah ketua RT atau perwakilan
tokoh masyarakat.
2. Mekanisme Produksi
Proses pembutan “Kecapi Lali (Kecap Alami Lamtoro Asli) adalah
sebagai berikut :
a. Perendaman dan Pemilihan Biji
Biji lamtoro yang sudah ditimbang sebanyak 300 gram,
selanjutnya direndam dengan air selama satu malam supaya
lunak. Setelah itu dilakukan pemilihan dengan cara membuang
biji lamtoro yang terapung.
b. Perebusan Tahap 1
Biji lamtoro selanjutnya direbus sampai benar-benar lunak.
c. Penghancuran dan Penambahan Enzim
Setelah biji lamtoro selesai direbus, lalu didinginkan, kemudian
dimasukkan ke dalam blender, lalu ditambah nanas 100 gram dan
dihancurkan sampai halus. Perbandingan biji lamtoro dan nanas
adalah 3:1. Nanas di sini berfungsi sebagai sumber enzim
bromelin.
d. Inkubasi
Biji lamtoro dan nanas yang telah hancur kemudian ditambah
garam 60 gram atau 20% dari massa biji lamtoro, lalu
dimasukkan ke dalam plastik dan dimasukkan ke dalam oven
setelah itu diinkubasikan selama 9 hari dengan suhu 50 0C.
e. Perebusan Tahap 2
Setelah diinkubasi, biji lamtoro dan nanas ditambah air dengan
perbandingan 1:6 atau 300 gram biji lamtoro dan nanas ditambah
1.800 ml air. Lalu dimasak pada suhu 70 oC - 80 oC selama 15
menit.
6
f.
Penyaringan
Setelah perebusan kedua selesai, lalu dilakukan penyaringan.
g. Perebusan dengan Penambahan Bumbu dan Gula
Cairan hasil penyaringan kemudian direbus pada suhu 70°C –
80 oC selama 15 menit lalu dimasukkan bumbu-bumbu yang
sudah dihaluskan (kecuali daun salam dan sereh), gula merah
dimasak selama 1 jam. Jumlah gula merah yang ditambahkan
tergantung selera. Apabila kecap yang dikehendaki berasa manis,
penambahan gula harus lebih banyak dibandingkan dengan kecap
asin.
h. Penyaringan
Setelah dimasak, kecap disaring kembali sehingga diperoleh
kecap sebenarnya yang tidak bercampur dengan ampas bumbubumbu.
i. Pengemasan Kecap
Sebelum pengemasan, disiapkan dulu botol sirup yang sudah
disterilkan dengan cara direbus. Kecap dimasukkan ke dalam
botol dalam keadaan panas. Pengisian kecap ke dalam botol
sirup dilakukan sampai mendekati penuh. Setelah itu, botol yang
diisi kecap direbus dalam keadaan terbuka selama 30 menit.
Apabila perebusan telah selesai, botol segera ditutup rapat-rapat.
3. Penghimbauan Produksi Mandiri
Peserta sosialisasi (selanjutnya disebut anggota program) dihimbau
agar selanjutnya melakukan produksi mandiri secara kontinyu di
kediaman masing-masing. Anggota kelompok kami dibagi seimbang
berdasarkan jumlah anggota program yang hadir untuk bertindak
sebagai tutor yang akan melakukan pemantauan. Ada 20 anggota
program yang hadir, terdapat 5 anggota kelompok (termasuk ketua
kelompok), jadi tiap tutor membawahi 4 anggota program. Warga
juga dihimbau untuk mampu memasarkan produknya. Dalam proses
produksi mandiri, akan ada pengawas dari kantor kelurahan seperti
BPD (Badan Pengawas Desa) atau “pamong desa” yang biasanya
disebut dengan “perabot”.
4. Pembagian Kartu PKM (Produksi Kecapi Lali Mandiri)
Kartu PKM ini dibuat dan ditandai dengan nomor anggota program
(anggota program yang hadir), misalnya ada 20 anggota program
maka nomor anggota mulai 001 sampai dengan 020. Kartu ini
berisikan : nomor anggota, nama anggota program, alamat, dan tabel
monitoring dan evaluasi (terdiri dari : tanggal monev, hari,
konsultasi, penilaian, paraf tutor), tanda tangan anggota program dan
tanda tangan tutor. Fungsi dari kartu ini adalah sebagai dasar dalam
pembuatan catatan oleh tutor untuk memberikan penilaian dalam
tujuan apresiasi untuk metode pelaksanaan selanjutnya.
5. Monitoring dan Evaluasi
Pemantauan dilakukan setiap dua minggu sekali oleh tutor yang
bersangkutan. Monitoring dan evaluasi dilakukan untuk melihat
tingkat kemandirian dan kreasi warga dalam memproduksi “Kecapi
Lali”. Selain itu, pemantauan juga memberikan pengetahuan untuk
7
pemasaran produk, konsultasi produk, konsultasi biaya, konsultasi
peralatan, dan lain-lain. Disini kami telah siap dengan anggota kami
yang terdiri dari berbagai disiplin ilmu.
6. Apresiasi Produksi Mandiri
Setiap tutor wajib membuat catatan terhadap tiap-tiap anggota
program yang menjadi tanggung jawabnya. Catatan tersebut akan
menjadi acuan dalam memberikan penilaian. Dimana penilaian
tersebut berdasarkan kekreatifan produksi, mampu meminimalisir
biaya, sistem produksi dan manajemen, kemandirian, serta kualitas
produksi tentunya. Setiap tutor memilih satu anggota program
dengan penilaian tertinggi, jadi ada 5 anggota program terbaik. Bagi
anggota program yang mencapai penilaian tertingi, akan
mendapatkan apresiasi berupa pemberian bahan produksi, selain itu,
peralatan produksi akan dihibahkan kepada Desa Jatirembe, guna
mendukung produksi yang berkelanjutan.
8
BAB IV
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
4.1. ANGGARAN BIAYA
Ringkasan anggran biaya program kami susun sebagai berikut :
Tabel 4.1 Ringkasan Anggaran Biaya PKM-M
No.
Jenis Pengeluaran
1. Peralatan Penunjang
2. Bahan Habis Pakai
3. Perjalanan
4. Lain-lain
Jumlah
Biaya
Rp
Rp
Rp
Rp
2.500.000
4.000.000
2.500.000
1.000.000
Rp 10.000.000
4.2. JADWAL KEGIATAN
Jadwal kegiatan program selama 3 bulan, kami susun dalam bar chart
sebagai berikut :
No.
Jenis Kegiatan
1.
Perancangan Ide dan Penyusunan
Proposal
Perancangan
Metode
dan
Pengumpulan Data
Penyiapan Alat Produksi dan
Pengurusan Izin
Sosialisasi Program dan Pembagian
Kartu PKM (Produksi Kecapi Lali
Mandiri)
Produksi Awal
Produksi Mandiri (Kontinyu)
Penelitian Mutu dan Daya Tahan
Monitoring dan Evaluasi Mingguan
Pengumpulan Catatan dan Rapat
Koordinasi
Apresiasi Produksi
Penyusunan Laporan
2.
3.
4.
5.
6.
8.
9.
10.
11.
12.
Bulan 1 Bulan 2 Bulan 3
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
9
DAFTAR PUSTAKA
Indrawati, Tanty., d.k.k. 1986. P embuatan Keca p Keong Sawa h . Semarang:
Balai Pustaka
Prabandari, Ending. 1995. Cara Membuat Keca p . Semarang : Balai Pustaka
Budjianto, S., Andarwulan, N., Herawati, D. 2001 .Bab Praktikum Kimia
dan Teknologi Lipida . Departemen Teknologi Pangan dan Gizi, Fakultas
Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor, IPB, Bogor
Fardiaz, D., N. Andarwulan C.H. Wijayadan N.L. Puspitasari 1992. Teknik
Analisis Sifat Kimia dan Fungsional Komponen Pangan. Pusat antar
Universitas Pangan dan Gizi, IPB, Bogor.
Brannen, A.L,. Davidson, P.M., Salminen, S. Dan thorngate III,J.H Food
additivies, 2nded, mMarceldeanggota programer,Iinc., New York
Fardiaz, D., N. Andarwulan C.H. Wijaya dan N.L. Puspitasar
1991. analisa
pangan (Monograf). Laboratorium kimia dan biokimia pangan, PAU
pangan dan gizi, IPB.
15
BIODATA DOSEN PEMBIMBING
A. Identitas Diri Dosen Pembimbing
Nur
Indah
Riwajanti,
M.Comm., Ph.D
P
Akuntansi
0012106902
Jombang, 12 Oktober 1969
nur.indah@polinema.ac.id
081335085777
1. Nama Lengkap
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Jenis Kelamin
Program Studi
NIDN
Tempat,Tanggal Lahir
E-mail
Nomor Telepon/HP
SE,
B. RiwayatPendidikan
S2
S3
Wollongong
University,
Austalia
Durham
University, UK
Jurusan
S1
Universitas
Brawijaya,
Malang
Manajemen
Keuangan
Tahun Masuk-Lulus
1988 – 1995
1998 – 2000
Keuangan
Syariah
2009 – 2013
Nama Institusi
C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)
No
Nama Pertemuan
Judul Artikel
Waktu dan
Ilmiah/ Seminar
Ilmiah
Tempat
th
Oktober 2014, di
1. The 14 Indonesian ScholarsIslamic
International
(ISIC)
ConventionMicrofinance in
Indonesia:
Formulating
Business Planning
for BMT based on
SWOT Analysis.
http://www.isictiimi.co.uk/
Oxford University, UK
D. Penghargaan Dalam 10 Tahun Terakhir (Dari Pemerintah, Asosiasi
Dan Institusi Lainnya)
No.
Jenis Penghargaan
Institusi Pemberi
Tahun
Penghargaan
1. Best Presenter Award (Gold), ASAFAS, Kyoto
2013
Durham-Kyoto International
Workshop on Civil Society
Organizations in the Middle
East and Asia
University, Jepang
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari
ternyata dijumpai ketidak- sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi.
17
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan
1.
Peralatan Penunjang
No.
Material
1.
Peralatan Produksi
a. Panci
b. Kompor
c. Blender
d. Oven
e. Termometer
f. Botol Sirup
g. Saringan Teh
h. Pisau
i. Neraca
j. Baskom Plastik
k. Saringan Santan
2.
No.
1.
2.
3.
4.
5.
Justifikasi
Pemakaian
Buah
Buah
Buah
Buah
Buah
Buah
Buah
Buah
Buah
Buah
Buah
SUB TOTAL
Kuantitas
Harga
satuan
(Rp)
5
3
2
1
1
10
5
15
2
25
5
Rp 35.000
Rp300.000
Rp200.000
Rp475.000
Rp 75.000
RP 5.000
Rp 3.000
Rp 5.000
Rp100.000
Rp 4.000
Rp 7.000
Rp 175.000
Rp 900.000
Rp 400.000
Rp 475.000
Rp 75.000
Rp 50.000
Rp 15.000
Rp 75.000
Rp 200.000
Rp 100.000
Rp 35.000
Rp2.500.000
Harga
Satuan
Jumlah
Jumlah
(Rp)
Bahan Habis Pakai
Material
Bahan Baku :
Nanas
Air
Kluwek
Cengkeh
Bawang Putih
Daun Salam
Daun Sereh
Gula Merah
Ketumbar
Kunyit
Garam
Kertas A4 70 gsm
Kertas Buvalo
Kertas Sticker
Tinta Printer Hitam
Justifikasi
Pemakaian
Kuantitas
Kg
Liter
Kg
Ons
Kg
Ons
Ons
Kg
Ons
Kg
Bungkus
Rim
Pack
Pack
Pack
22
33
22
55
22
55
55
44
11
5.5
11
1
1
1
1
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
12.000
20.000
7.000
8.000
3.000
3.000
20.000
2.000
5.000
5.000
35.000
12.000
13.500
30.000
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
264.000
440.000
385.000
176.000
165.000
165.000
880.000
22.000
27.500
55.000
35.000
12.000
13.500
30.000
18
6.
7.
8.
9.
Tinta Printer Warna
Konsumsi Peserta
Konsumsi Anggota
Banner 4m x 1m
Pack
Porsi
Orang
Unit
SUB TOTAL
1
25
5
1
Rp 30.000
Rp 20.0000
Rp 150.000
Rp 50.000
Rp 30.000
Rp 500.000
Rp 750.000
Rp 50.000
Rp4.000.000
3. Perjalanan
No.
Material
Perjalanan ke Desa
Jatirembe – Gresik
1.
Justsifikasi
Perjalanan
Orang
(5 kali
perjalanan)
SUB TOTAL
Kuantitas
Harga
Satuan
Jumlah
5
Rp500.000
Rp2.500.000
Rp2.500.000
4. Lain-lain
No.
1.
2.
Material
Honor Pengawas
Produksi
Honor Pendamping
Justsifikasi
Pemakaian
Kuantitas
Harga
Satuan
Jumlah
Orang
2
Rp250.000
Rp 500.000
2
Rp250.000
Rp 500.000
Rp1.000.000
Orang
SUB TOTAL
19
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas
No.
Nama/NIM
Program
Studi
D4
Akuntansi
Manajemen
Bidang
Ilmu
IPS
(Akuntansi)
1
Fitri Nur Rilah/
1342520011
2
Era
Chalis
Kurniangesti /
1441180014
D4
Teknik
Informatika
IPA
(Teknik /
Rekayasa)
3
Alif Nur Laili
Rachmah /
1431410133
D3 Teknik
Kimia
IPA
(Teknik /
Rekayasa)
Alokasi Waktu
Uraian Tugas
(jam/minggu)
20 jam/minggu Perancangan Ide
Perancangan
sosialisasi
masyarakat
Perancangan
metode
Analisis
dan
evaluasi
aktivitas
dan
schedule
Pelayanan
konsultasi biaya
20 jam/minggu Menyusun
struktur
organisasi (SO)
Penyebaran
undangan
sosialisasi
Sosialisasi
masyarakat
Analisis
aktivitas
dan
schedule
Pelayanan
konsultasi
perancangan
sistem produksi
atau manajemen
Konsultasi
perhitungan
biaya
sistem
komputerisasi
20 jam/minggu Sosialisasi
masyarakat
Menyiapkan
bahan dan alat
20
4
Syarah
Fattahuljannah/
1441160053
D4 Jaringan
Teleomunik
asi Digital
IPA
(Teknik /
Rekayasa)
20 jam/minggu
5
Juwanda
Ade
Surya
Putra/
1431120022
D3 Teknik
Listrik
IPA
(Teknik /
Rekayasa)
20 jam/minggu
Perancangan
metode
produksi
Penyusunan
laporan
Analisis
dan
evaluasi
aktivitas
dan
schedule
Sosialisasi
masyarakat
Menyiapkan
bahan
Menyiapkan
peralatan
Analisis
dan
evaluasi
aktivitas
dan
schedule
Penyusunan
laporan
Pelayanan
konsultasi
pemasaran
Sosialisasi
masyarakat
Menyiapkan
peralatan
Analisis
dan
evaluasi
aktivitas
dan
schedule
Penyusunan
laporan
Pelayanan
konsultasi
peralatan
23
Lampiran 6. Denah Detail Lokasi Mitra Kerja
LOKASI
JUDUL PROGRAM
PROGRAM KECAPI LALI (Kecap Alami Lamtoro Asli) BERSAMA
POLINEMA (Politeknik Negeri Malang) BERAKSI UNTUK GRESIK
BERKREASI
BIDANG KEGIATAN :
PKM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
Diusulkan Oleh :
Fitri Nur Rilah
NIM. 1342520011
2013
Alif Nur Laili Rachmah
NIM. 1431410133
2014
Era Chalis Kurniangesti
NIM. 1441180014
2014
Juwanda Ade Surya Putra NIM. 1431120022
2014
Syarah Fattahul Jannah
2014
NIM. 1441160053
POLITEKNIK NEGERI MALANG
MALANG
2015
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ..................................................................................
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................
DAFTAR ISI ..................................................................................................
RINGKASAN ................................................................................................
BAB 1. PENDAHULUAN ............................................................................
1.1. LATAR BELAKANG ...................................................................
1.2. RUMUSAN MASALAH ..............................................................
1.3. TUJUAN ........................................................................................
1.4. LUARAN YANG DIHARAPKAN ...............................................
1.5. MANFAAT ...................................................................................
BAB 2 GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN .....................
2.1. GAMBARAN UMUM MASYARAKAT DESA JATIREMBE ..
BAB 3. METODE PELAKSANAAN ...........................................................
3.1. METODE PELAKSANAAN PROGRAM “KECAPI LALI” ......
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN .............................................
4.1. ANGGARAN BIAYA ...................................................................
4.2. JADWAL KEGIATAN .................................................................
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................
LAMPIRAN
Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota, dan Dosen Pembimbing
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas
Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Kegiatan
Lampiran 5. Surat Pernyataan Kesediaan dari Mitra Kerja
Lampiran 6. Denah Detail Lokasi Mitra Kerja
i
ii
iii
iv
1
1
1
1
2
2
3
3
5
5
8
8
8
9
iii
RINGKASAN
Desa Jatirembe adalah desa di kabupaten Gresik yang kurang dikenal oleh
masyarakat. Di desa Jatirembe ini terdapat banyak pohon lamtoro dengan biji
yang melimpah yang kurang dimanfaatkan. Mayoritas mata pencaharian warga
setempat adalah buruh pabrik, sehingga mereka kurang peka dengan hal-hal kecil
yang tanpa disadari banyak manfaatnya. Dari keadaan tersebut, kami
merencanakan sharing ilmu untuk membuat suatu inovasi baru dengan tujuan
pemanafaatan biji lamtoro yang melimpah di Desa Jatirembe – Gresik agar
menjadi tanaman bernilai tambah dan untuk melaksanakan program “Kecapi Lali
(Kecap Alami Lamtoro Asli)” di desa tersebut.
Program ini kami namai dengan Program Kecapi Lali (Kecap Alami
Lamtoro Asli). Dengan nama program yang unik, dan bahasa khas sesuai dengan
orang Kabupaten Gresik, dengan ekspektasi mudah diterima dan dikenali
khalayak umum. Dengan pertimbangan bahwa mayoritas warga yang bermata
pencaharian sebagai buruh pabrik, maka program ini relevan diselenggarakan di
desa tersebut. Oleh karena itu, perlu pengembangan dan penyuluhan kepada
masyarakat setempat.
Metode pelaksanaan dari program ini ada 6 tahap, antara lain yaitu
Rancangan Sosialisasi Kepada Masyarakat dengan nama “Program Rembug Deso
Ngunduh Kecapi Lali”, Mekanisme Produksi, Penghimbauan Produksi Mandiri,
Pembagian Kartu PKM (Produksi Kecapi Lali Mandiri), Monitoring dan
Evaluasi dan Apresiasi Produksi Mandiri. Anggota kelompok kami yang
terdiri dari 5 orang yang akan dibagi berdasarkan jumlah anggota program.
Jika ada 20 anggota program, ini berarti masing-masing tutor membawahi 4
anggota program. Anggota program adalah ketua RT atau perwakilan tokoh
masyarakat.
Dalam sosialisasi akan dibagikan kartu PKM (Produksi Kecapi Lali
Mandiri) untuk kegiatan monitoring dan evaluasi. Dalam kegiatan monitoring
dan evaluasi, tutor mencatat penilaian untuk masing-masing anggota program
dan mengisi kartu PKM. Monitoring dan evaluasi dilakukan tiap 2 minggu
sekali. Tutor dibantu oleh pendamping anggota dalam pelaksanan produksi
mandiri secara kontinyu. Pendamping anggota tersebut, bisa berasal dari BPD
(Badan Pengawas Desa) setempat atau bisa juga “pamong desa”. Tujuan
monitoring dan evaluasi memberikan pengetahuan untuk pemasaran produk,
konsultasi produk, konsultasi biaya, konsultasi peralatan, dan lain -lain.
Kata kunci : program, kecap, alami, lamtoro, sosialiasasi, produksi.
iv
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Desa Jatirembe adalah desa di kabupaten Gresik yang kurag dikenal
oleh masyarakat luas karena tidak adanya daya tarik dari desa tersebut,
sehingga sumber penghasilan utama msyarakatnya hanya pada sektor
industri atau buruh pabrik. Padahal, jika terdapat suatu daya tarik dari desa
tersebut, akan ada wisatawan yang akan mengunjungi desa tersebut yang
bisa dijadikan sebagai sumber tambahan penghasilan.
Di desa Jatirembe ini terdapat banyak pohon lamtoro dengan biji yang
melimpah. Akan tetapi melimpahnya biji lamtoro tersebut kurang
dimanfaatkan oleh penduduk setempat. Sehingga, sebagian besar biji
lamtoro tersebut dibiarkan tidak berguna di pohonnya. Padahal, polongpolongan mengandung kadar protein yang cukup tinggi dan mempunyai
potensi cukup besar dalam menyumbang zat gizi.
Dari keadaan tersebut, kami merencanakan sharing ilmu untuk
membuat suatu inovasi baru yang akan membantu masyarakat desa
Jatirembe dengan memanfaatkan potensi yang ada di daerah tersebut. Biji
lamtoro ini, akan dijadikan suatu produk baru yang nantinya akan digunakan
sebagai daya tarik desa tersebut untuk meningkatkan pendapatan penduduk
setempat selain mata pencaharian utama mereka. Selain itu juga sebagai alat
promosi untuk desa Jatirembe yang belum dikenal oleh masyarakat luas.
Perlu diketahui bahwa Kurang Kalori-Protein (KKP) merupakan
salah satu masalah gizi di Indonesia. Masalah ini terutama terjadi di
kalangan masyarakat berpenghasilan rendah. Berbagai usaha telah
dilakukan untuk menanggulangi masalah tersebut, antara lain
memanfaatkan sumber daya hayati melalui penganekaragaman menu
makanan, seperti yang akan dijalankan dengan program “Kecapi Lali”.
1.2. RUMUSAN MASALAH
Dari uraian latar belakang tersebut muncul beberapa permasalahan
antara lain :
1. Bagaimana memanfaatkan biji lamtoro yang melimpah
di Desa
Jatirembe – Gresik agar menjadi tanaman bernilai tambah?
2. Bagaimana memberdayakan masyarakat untuk memproduksi “Kecapi
Lali” di Desa Jatirembe – Gresik?
1.3. TUJUAN
Adapun tujuan dari pelaksanaan program ini adalah :
1. Untuk mengetahui pemanafaatan biji lamtoro yang melimpah di Desa
Jatirembe – Gresik agar menjadi tanaman bernilai tambah.
2. Untuk pelaksanaan program “Kecapi Lali (Kecap Alami Lamtoro Asli)”
di Desa Jatirembe – Gresik.
2
1.4. LUARAN YANG DIHARAPKAN
Luaran yang diharapkan dari program “Kecapi Lali” ini adalah
sebagai berikut :
1. Menciptakan inovasi kecap alami dengan alternatif biji lamtoro sebagai
pengganti kedelai.
2. Mencipatakan varian-varian kecap baru yang bermanfaat bagi
perekonomian masyarakat.
3. Penulisan artikel sebagai sarana untuk publikasi dari program “Kecapi
Lali”.
1.5. MANFAAT
Manfaat yang diperoleh dari program “Kecapi Lali” ini adalah :
1. Dapat mengurangi limbah biji lamtoro dengan memanfaatkannya sebagi
kecap yang bernilai tambah.
2. Membantu masyarakat Desa Jatirembe Gresik untuk lebih peka dengan
keanekaragaman hayati yang mempunyai banyak manfaat.
3. Dengan dibuatnya produk kecap dari biji lamtoro ini bisa meningkatkan
pendapatan penduduk setempat.
4. Mengembangkan potensi mahasiswa dengan terjun langsung ke
masyarakat untuk menyalurkan potensi yang dimiliki.
5. Meningkatkan pola pikir kritis dan responsif dengan mengetahui
permasalahan di masyarakat sekitar.
6. Dari kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan kreatifitas warga desa
Jatirembe Benjeng Gresik untuk dapat membuat anekaragam kecap
dengan pemanfaatan biji lamtoro yang sebelumnya tidak terpakai.
7. Mengangkat nama desa Jatirembe - Gresik, agar dikenal khalayak umum
dengan khas Kecapi Lali-nya.
3
BAB II
GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN
2.1. GAMBARAN UMUM MASYARAKAT DESA JATIREMBE
Sejak lama lamtoro telah dimanfaatkan sebagai pohon peneduh, sumber
kayu bakar dan bahan pakan ternak. Di daerah pedesaan seperti halnya Desa
Jatirebe – Kecamatan Benjeng di wilayah Gersik banyak terdapat pohon
lamtoro yang belum banyak dimanfaatkan. Namun banyak hal yang bisa
dimanfaatkan dari biji lamtoro ini. Sebagian masyarakat hanya
memanfaatkannya sebagai lalapan. Untuk biji yang tua disangrai sebagai
pengganti kopi, dengan bau harum yang lebih khas dari biji kopi aslinya.
Program “Kecapi Lali” ini akan dilaksanakan di Desa Jatirembe dengan
persetujuan Kepala Desa setempat. Mayoritas warga dengan mata
pencaharian sebagai buruh pabrik, karena di Gresik banyak pabrik-barik
sehingga di kenal sebagai Gresik kota industri. Tidak hanya laki-laki yang
bekerja di pabrik, maka tidak heran banyak perempuan juga yang berkerja
sebagai buruh pabrik. Dikarenakan harga makanan ataupun barang di sana
relatif mahal, sehingga jarang perempuan yang hanya mengandalkan gaji
dari suaminya atau hanya sebagai ibu rumah tangga saja. Di desa jatirembe
selain mayoritas masyarakatnya menjadi buruh pabrik, juga sebagai petani
pula, dengan bercocok tanam padi ketika sudah musimnya.
Karena kurangnya pengetahuan, warga kurang peka dengan adanya halhal kecil yang tanpa disadari dapat menjadi inovasi-inovasi yang khas.
Melimpahnya biji lamtoro di desa ini kurang begitu diperhatikan kelebihan
manfaatnya. Sebenarnya dengan pengalaman kerja pabrik sehari-hari
masyarakat setempat mampu membantu dalam proses-proses pemanfaatan
biji lamtoro. Selain disangrai sebagai pengganti kopi, biji lamtoro juga bisa
menjadi bahan baku kecap. Sehingga akan dihasilkan kecap alami dengan
alternatif biji lamtoro sebagai pengganti kedelai. Berikut gambar pohon
lamtoro dengan biji yang melimpah yang telah diambil dari Desa Jatirembe
- Gresik, baik biji muda maupun biji yang sudah mulai kecoklatan menua
tampak melimpah.
Gambar 1. Lamtoro
Masih Muda
Gambar 2. Lamtoro
Sudah Menua
4
Gambar 3. Biji Lamtoro
Keadaan masyarakat Desa Jatirembe yang hidup dengan penuh
kesederhanaan dan keuletan dalam bekerja merupakan salah satu faktor
yang bisa mempengaruhi proses produksi. Karena, biasanya masyarakat
yang hidup di pedesaan bisa rajin dan telaten dalam melakukan proses
produksi “Kecapi Lali”. Jadi, pohon lamtoro tidak hanya dijadikan sebagai
pohon peneduh, kayu bakar, atau pakan ternak, melainkan dengan inovasi
“Kecapi Lali” yang mampu meningkatkan nilai tambah biji lamtoro
tersebut. Berikut nampak sebagian kecil gambaran desa Jatirembe.
Gambar 4. Kondisi Desa
Jatirembe - Gresik
Dengan demikian, program ini relevan diselenggarakan di desa
tersebut. Oleh karena itu, perlu pengembangan dan penyuluhan dalam rangka
memberdayakan masyarakat untuk memanfaatkan biji lamtoro yang biasanya
terbuang percuma, untuk menjadi bahan olahan yang bernilai tambah. Dengan
usaha ini, diharapkan dapat meningkatkan kreatifitas masyarakat dengan
inovasi-inovasi baru dari biji lamtoro yang sebelumnya kurang berguna.
5
BAB III
METODE PELAKSANAAN
3.1. METODE PELAKSANAAN PROGRAM “KECAPI LALI”
Metode pelaksanaan dari program ini antara lain :
1. Rancangan Sosialisasi Kepada Masyarakat
Sosialisasi atau penyuluhan kepada masyarakat desa Jatirembe - Benjeng
Gresik mengenai manfaat biji lamtoro yang dapat di gunakan sebagai
bahan dasar pembuatan kecap sehingga dapat menambah pengetahuan
masyarakat tentang biji lamtoro dan manfaatnya sekaligus dapat bernilai
ekonomis. Disini kami akan mengadakan pertemuan di suatu area
terbuka (bisa sewa tempat atau balai desa) untuk memaparkan atau
berembug mengenai pemanfaatan lamtoro agar bernilai tambah kepada
warga. Program ini akan kami namai dengan Program Rembug Deso
“Ngunduh Kecapi Lali”. Kami memaparkan dengan detail mekanisme
produksi “Kecapi Lali”, dan menghimbau agar warga desa melaksanakan
produksi di kediaman masing-masing untuk produksi berkelanjutan.
Dalam sosialisasi ini, sasaran kami adalah ketua RT atau perwakilan
tokoh masyarakat.
2. Mekanisme Produksi
Proses pembutan “Kecapi Lali (Kecap Alami Lamtoro Asli) adalah
sebagai berikut :
a. Perendaman dan Pemilihan Biji
Biji lamtoro yang sudah ditimbang sebanyak 300 gram,
selanjutnya direndam dengan air selama satu malam supaya
lunak. Setelah itu dilakukan pemilihan dengan cara membuang
biji lamtoro yang terapung.
b. Perebusan Tahap 1
Biji lamtoro selanjutnya direbus sampai benar-benar lunak.
c. Penghancuran dan Penambahan Enzim
Setelah biji lamtoro selesai direbus, lalu didinginkan, kemudian
dimasukkan ke dalam blender, lalu ditambah nanas 100 gram dan
dihancurkan sampai halus. Perbandingan biji lamtoro dan nanas
adalah 3:1. Nanas di sini berfungsi sebagai sumber enzim
bromelin.
d. Inkubasi
Biji lamtoro dan nanas yang telah hancur kemudian ditambah
garam 60 gram atau 20% dari massa biji lamtoro, lalu
dimasukkan ke dalam plastik dan dimasukkan ke dalam oven
setelah itu diinkubasikan selama 9 hari dengan suhu 50 0C.
e. Perebusan Tahap 2
Setelah diinkubasi, biji lamtoro dan nanas ditambah air dengan
perbandingan 1:6 atau 300 gram biji lamtoro dan nanas ditambah
1.800 ml air. Lalu dimasak pada suhu 70 oC - 80 oC selama 15
menit.
6
f.
Penyaringan
Setelah perebusan kedua selesai, lalu dilakukan penyaringan.
g. Perebusan dengan Penambahan Bumbu dan Gula
Cairan hasil penyaringan kemudian direbus pada suhu 70°C –
80 oC selama 15 menit lalu dimasukkan bumbu-bumbu yang
sudah dihaluskan (kecuali daun salam dan sereh), gula merah
dimasak selama 1 jam. Jumlah gula merah yang ditambahkan
tergantung selera. Apabila kecap yang dikehendaki berasa manis,
penambahan gula harus lebih banyak dibandingkan dengan kecap
asin.
h. Penyaringan
Setelah dimasak, kecap disaring kembali sehingga diperoleh
kecap sebenarnya yang tidak bercampur dengan ampas bumbubumbu.
i. Pengemasan Kecap
Sebelum pengemasan, disiapkan dulu botol sirup yang sudah
disterilkan dengan cara direbus. Kecap dimasukkan ke dalam
botol dalam keadaan panas. Pengisian kecap ke dalam botol
sirup dilakukan sampai mendekati penuh. Setelah itu, botol yang
diisi kecap direbus dalam keadaan terbuka selama 30 menit.
Apabila perebusan telah selesai, botol segera ditutup rapat-rapat.
3. Penghimbauan Produksi Mandiri
Peserta sosialisasi (selanjutnya disebut anggota program) dihimbau
agar selanjutnya melakukan produksi mandiri secara kontinyu di
kediaman masing-masing. Anggota kelompok kami dibagi seimbang
berdasarkan jumlah anggota program yang hadir untuk bertindak
sebagai tutor yang akan melakukan pemantauan. Ada 20 anggota
program yang hadir, terdapat 5 anggota kelompok (termasuk ketua
kelompok), jadi tiap tutor membawahi 4 anggota program. Warga
juga dihimbau untuk mampu memasarkan produknya. Dalam proses
produksi mandiri, akan ada pengawas dari kantor kelurahan seperti
BPD (Badan Pengawas Desa) atau “pamong desa” yang biasanya
disebut dengan “perabot”.
4. Pembagian Kartu PKM (Produksi Kecapi Lali Mandiri)
Kartu PKM ini dibuat dan ditandai dengan nomor anggota program
(anggota program yang hadir), misalnya ada 20 anggota program
maka nomor anggota mulai 001 sampai dengan 020. Kartu ini
berisikan : nomor anggota, nama anggota program, alamat, dan tabel
monitoring dan evaluasi (terdiri dari : tanggal monev, hari,
konsultasi, penilaian, paraf tutor), tanda tangan anggota program dan
tanda tangan tutor. Fungsi dari kartu ini adalah sebagai dasar dalam
pembuatan catatan oleh tutor untuk memberikan penilaian dalam
tujuan apresiasi untuk metode pelaksanaan selanjutnya.
5. Monitoring dan Evaluasi
Pemantauan dilakukan setiap dua minggu sekali oleh tutor yang
bersangkutan. Monitoring dan evaluasi dilakukan untuk melihat
tingkat kemandirian dan kreasi warga dalam memproduksi “Kecapi
Lali”. Selain itu, pemantauan juga memberikan pengetahuan untuk
7
pemasaran produk, konsultasi produk, konsultasi biaya, konsultasi
peralatan, dan lain-lain. Disini kami telah siap dengan anggota kami
yang terdiri dari berbagai disiplin ilmu.
6. Apresiasi Produksi Mandiri
Setiap tutor wajib membuat catatan terhadap tiap-tiap anggota
program yang menjadi tanggung jawabnya. Catatan tersebut akan
menjadi acuan dalam memberikan penilaian. Dimana penilaian
tersebut berdasarkan kekreatifan produksi, mampu meminimalisir
biaya, sistem produksi dan manajemen, kemandirian, serta kualitas
produksi tentunya. Setiap tutor memilih satu anggota program
dengan penilaian tertinggi, jadi ada 5 anggota program terbaik. Bagi
anggota program yang mencapai penilaian tertingi, akan
mendapatkan apresiasi berupa pemberian bahan produksi, selain itu,
peralatan produksi akan dihibahkan kepada Desa Jatirembe, guna
mendukung produksi yang berkelanjutan.
8
BAB IV
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
4.1. ANGGARAN BIAYA
Ringkasan anggran biaya program kami susun sebagai berikut :
Tabel 4.1 Ringkasan Anggaran Biaya PKM-M
No.
Jenis Pengeluaran
1. Peralatan Penunjang
2. Bahan Habis Pakai
3. Perjalanan
4. Lain-lain
Jumlah
Biaya
Rp
Rp
Rp
Rp
2.500.000
4.000.000
2.500.000
1.000.000
Rp 10.000.000
4.2. JADWAL KEGIATAN
Jadwal kegiatan program selama 3 bulan, kami susun dalam bar chart
sebagai berikut :
No.
Jenis Kegiatan
1.
Perancangan Ide dan Penyusunan
Proposal
Perancangan
Metode
dan
Pengumpulan Data
Penyiapan Alat Produksi dan
Pengurusan Izin
Sosialisasi Program dan Pembagian
Kartu PKM (Produksi Kecapi Lali
Mandiri)
Produksi Awal
Produksi Mandiri (Kontinyu)
Penelitian Mutu dan Daya Tahan
Monitoring dan Evaluasi Mingguan
Pengumpulan Catatan dan Rapat
Koordinasi
Apresiasi Produksi
Penyusunan Laporan
2.
3.
4.
5.
6.
8.
9.
10.
11.
12.
Bulan 1 Bulan 2 Bulan 3
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
9
DAFTAR PUSTAKA
Indrawati, Tanty., d.k.k. 1986. P embuatan Keca p Keong Sawa h . Semarang:
Balai Pustaka
Prabandari, Ending. 1995. Cara Membuat Keca p . Semarang : Balai Pustaka
Budjianto, S., Andarwulan, N., Herawati, D. 2001 .Bab Praktikum Kimia
dan Teknologi Lipida . Departemen Teknologi Pangan dan Gizi, Fakultas
Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor, IPB, Bogor
Fardiaz, D., N. Andarwulan C.H. Wijayadan N.L. Puspitasari 1992. Teknik
Analisis Sifat Kimia dan Fungsional Komponen Pangan. Pusat antar
Universitas Pangan dan Gizi, IPB, Bogor.
Brannen, A.L,. Davidson, P.M., Salminen, S. Dan thorngate III,J.H Food
additivies, 2nded, mMarceldeanggota programer,Iinc., New York
Fardiaz, D., N. Andarwulan C.H. Wijaya dan N.L. Puspitasar
1991. analisa
pangan (Monograf). Laboratorium kimia dan biokimia pangan, PAU
pangan dan gizi, IPB.
15
BIODATA DOSEN PEMBIMBING
A. Identitas Diri Dosen Pembimbing
Nur
Indah
Riwajanti,
M.Comm., Ph.D
P
Akuntansi
0012106902
Jombang, 12 Oktober 1969
nur.indah@polinema.ac.id
081335085777
1. Nama Lengkap
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Jenis Kelamin
Program Studi
NIDN
Tempat,Tanggal Lahir
Nomor Telepon/HP
SE,
B. RiwayatPendidikan
S2
S3
Wollongong
University,
Austalia
Durham
University, UK
Jurusan
S1
Universitas
Brawijaya,
Malang
Manajemen
Keuangan
Tahun Masuk-Lulus
1988 – 1995
1998 – 2000
Keuangan
Syariah
2009 – 2013
Nama Institusi
C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)
No
Nama Pertemuan
Judul Artikel
Waktu dan
Ilmiah/ Seminar
Ilmiah
Tempat
th
Oktober 2014, di
1. The 14 Indonesian ScholarsIslamic
International
(ISIC)
ConventionMicrofinance in
Indonesia:
Formulating
Business Planning
for BMT based on
SWOT Analysis.
http://www.isictiimi.co.uk/
Oxford University, UK
D. Penghargaan Dalam 10 Tahun Terakhir (Dari Pemerintah, Asosiasi
Dan Institusi Lainnya)
No.
Jenis Penghargaan
Institusi Pemberi
Tahun
Penghargaan
1. Best Presenter Award (Gold), ASAFAS, Kyoto
2013
Durham-Kyoto International
Workshop on Civil Society
Organizations in the Middle
East and Asia
University, Jepang
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari
ternyata dijumpai ketidak- sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi.
17
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan
1.
Peralatan Penunjang
No.
Material
1.
Peralatan Produksi
a. Panci
b. Kompor
c. Blender
d. Oven
e. Termometer
f. Botol Sirup
g. Saringan Teh
h. Pisau
i. Neraca
j. Baskom Plastik
k. Saringan Santan
2.
No.
1.
2.
3.
4.
5.
Justifikasi
Pemakaian
Buah
Buah
Buah
Buah
Buah
Buah
Buah
Buah
Buah
Buah
Buah
SUB TOTAL
Kuantitas
Harga
satuan
(Rp)
5
3
2
1
1
10
5
15
2
25
5
Rp 35.000
Rp300.000
Rp200.000
Rp475.000
Rp 75.000
RP 5.000
Rp 3.000
Rp 5.000
Rp100.000
Rp 4.000
Rp 7.000
Rp 175.000
Rp 900.000
Rp 400.000
Rp 475.000
Rp 75.000
Rp 50.000
Rp 15.000
Rp 75.000
Rp 200.000
Rp 100.000
Rp 35.000
Rp2.500.000
Harga
Satuan
Jumlah
Jumlah
(Rp)
Bahan Habis Pakai
Material
Bahan Baku :
Nanas
Air
Kluwek
Cengkeh
Bawang Putih
Daun Salam
Daun Sereh
Gula Merah
Ketumbar
Kunyit
Garam
Kertas A4 70 gsm
Kertas Buvalo
Kertas Sticker
Tinta Printer Hitam
Justifikasi
Pemakaian
Kuantitas
Kg
Liter
Kg
Ons
Kg
Ons
Ons
Kg
Ons
Kg
Bungkus
Rim
Pack
Pack
Pack
22
33
22
55
22
55
55
44
11
5.5
11
1
1
1
1
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
12.000
20.000
7.000
8.000
3.000
3.000
20.000
2.000
5.000
5.000
35.000
12.000
13.500
30.000
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
264.000
440.000
385.000
176.000
165.000
165.000
880.000
22.000
27.500
55.000
35.000
12.000
13.500
30.000
18
6.
7.
8.
9.
Tinta Printer Warna
Konsumsi Peserta
Konsumsi Anggota
Banner 4m x 1m
Pack
Porsi
Orang
Unit
SUB TOTAL
1
25
5
1
Rp 30.000
Rp 20.0000
Rp 150.000
Rp 50.000
Rp 30.000
Rp 500.000
Rp 750.000
Rp 50.000
Rp4.000.000
3. Perjalanan
No.
Material
Perjalanan ke Desa
Jatirembe – Gresik
1.
Justsifikasi
Perjalanan
Orang
(5 kali
perjalanan)
SUB TOTAL
Kuantitas
Harga
Satuan
Jumlah
5
Rp500.000
Rp2.500.000
Rp2.500.000
4. Lain-lain
No.
1.
2.
Material
Honor Pengawas
Produksi
Honor Pendamping
Justsifikasi
Pemakaian
Kuantitas
Harga
Satuan
Jumlah
Orang
2
Rp250.000
Rp 500.000
2
Rp250.000
Rp 500.000
Rp1.000.000
Orang
SUB TOTAL
19
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas
No.
Nama/NIM
Program
Studi
D4
Akuntansi
Manajemen
Bidang
Ilmu
IPS
(Akuntansi)
1
Fitri Nur Rilah/
1342520011
2
Era
Chalis
Kurniangesti /
1441180014
D4
Teknik
Informatika
IPA
(Teknik /
Rekayasa)
3
Alif Nur Laili
Rachmah /
1431410133
D3 Teknik
Kimia
IPA
(Teknik /
Rekayasa)
Alokasi Waktu
Uraian Tugas
(jam/minggu)
20 jam/minggu Perancangan Ide
Perancangan
sosialisasi
masyarakat
Perancangan
metode
Analisis
dan
evaluasi
aktivitas
dan
schedule
Pelayanan
konsultasi biaya
20 jam/minggu Menyusun
struktur
organisasi (SO)
Penyebaran
undangan
sosialisasi
Sosialisasi
masyarakat
Analisis
aktivitas
dan
schedule
Pelayanan
konsultasi
perancangan
sistem produksi
atau manajemen
Konsultasi
perhitungan
biaya
sistem
komputerisasi
20 jam/minggu Sosialisasi
masyarakat
Menyiapkan
bahan dan alat
20
4
Syarah
Fattahuljannah/
1441160053
D4 Jaringan
Teleomunik
asi Digital
IPA
(Teknik /
Rekayasa)
20 jam/minggu
5
Juwanda
Ade
Surya
Putra/
1431120022
D3 Teknik
Listrik
IPA
(Teknik /
Rekayasa)
20 jam/minggu
Perancangan
metode
produksi
Penyusunan
laporan
Analisis
dan
evaluasi
aktivitas
dan
schedule
Sosialisasi
masyarakat
Menyiapkan
bahan
Menyiapkan
peralatan
Analisis
dan
evaluasi
aktivitas
dan
schedule
Penyusunan
laporan
Pelayanan
konsultasi
pemasaran
Sosialisasi
masyarakat
Menyiapkan
peralatan
Analisis
dan
evaluasi
aktivitas
dan
schedule
Penyusunan
laporan
Pelayanan
konsultasi
peralatan
23
Lampiran 6. Denah Detail Lokasi Mitra Kerja
LOKASI