Asumsi Asumsi dalam penyusunan APBN

Asumsi­Asumsi dalam penyusunan APBN
Handoyono
07101001059
Administrasi

Negara

Pada laporan APBN, termasuk pula pada R-APBN dicantumkan indikatorindikator perekonomian yang dijadikan sebagai asumsi APBN. Indikator-indikator
ekonomi tersebut menandakan hasil dari proses perancangan APBN yang
disesuaikan dengan perkiraan atau harapan kondisi ekonomi pada periode
diberlakukannya APBN. Pemerintah menjalankan fungsi fiskal yang didalamnya
terdapat aktivitas untuk menghimpun pendapatan melalui pemungutan seperti
pajak, cukai, dan jenis pungutan lainnya, serta melakukan aktivitas belanja
pemerintah yang nantinya akan berdampak kepada perekonomian nasional.
Ada 3 macam asumsi dasar dalam pengelolaan APBN, yaitu asumsi
makroekonomi, asumsi moneter, dan asumsi energi. Asumsi makroekonomi terdiri
atas asumsi pertumbuhan ekonomi, asumsi Produk Domestik Bruto (PDB), dan
asumsi inflasi. Asumsi moneter menggunakan tingkat suku bunga pada Sertifikat
Bank Indonesia atau SBI dan kurs mata uang Rupiah terhadap US Dollar. Sedangkan
untuk asumsi energi menggunakan harga minyak dunia dan produksi minyak dalam
barel per hari. Keseluruhan asumsi-asumsi tersebut merupakan perkiraan dan

sekaligus espektasi yang dibuat oleh pemerintah. Asumsi-asumsi tersebut
dipergunakan ketika melakukan perencanaan atas sejumlah aktivitas pemerintah
seperti pemungutan pajak, belanja pegawai/modal, pengeluaran untuk sejumlah
program kesejahteraan, pemberian subsidi, dan aktivitas-aktivitas pemerintah
lainnya.
Asumsi-asumsi ekonomi yang digunakan dalam APBN tidak selalu sesuai
dengan perkiraan. Misalnya, akibat memburuknya kondisi perekonomian di Eropa
ataupun gejolak politik di Timur Tengah menyebabkan terkoreksinya beberapa
asumsi-asumsi seperti pertumbuhan ekonomi, inflasi, ataupun harga minyak dunia.
Pemerintah dapat melakukan koreksi ulang atas asumsi-asumsi APBN dan atau dapat
pula melakukan koreksi atas pos-pos anggaran di dalam APBN. Penyesuaian atas
koreksi asumsi-asumsi tersebut nantinya akan dituliskan ke dalam APBN
Penyesuaian atau APBN-P.
Mengapa indikator ini mencadi asumsi:

1.

Produk Domestik Bruto (PDB) dalam rupiah
Produk domestik bruto (PDB) adalah nilai pasar semua barang dan jasa yang
diproduksi oleh suatu negara pada periode tertentu. PDB merupakan salah satu metode untuk

menghitung pendapatan nasional.
PDB diartikan sebagai nilai keseluruhan semua barang dan jasa yang diproduksi di
dalam wilayah tersebut dalam jangka waktu tertentu (biasanya per tahun). PDB hanya
menghitung total produksi dari suatu negara tanpa memperhitungkan apakah produksi itu

dilakukan dengan memakai faktor produksi dalam negeri atau tidak. Sebaliknya, PNB
memperhatikan asal usul faktor produksi yang digunakan.
PDB Nominal merujuk kepada nilai PDB tanpa memperhatikan pengaruh harga.
Sedangkan PDB riil mengoreksi angka
PDB nominal dengan memasukkan pengaruh dari harga.
PDB dapat dihitung dengan memakai dua pendekatan, yaitu pendekatan pengeluaran
dan pendekatan pendapatan. Rumus umum untuk PDB dengan pendekatan pengeluaran
adalah:
PDB = konsumsi + investasi + pengeluaran pemerintah + (ekspor - impor)
Di
mana konsumsi adalah
pengeluaran
yang
dilakukan
oleh

rumah
tangga, investasi oleh
sektor
usaha,pengeluaran   pemerintah oleh
pemerintah,
dan ekspor dan impor melibatkan sektor luar negeri.
Dengan mengetahui keadaan PDB sekarang, kita bisa memprediksikan dan menargetkan
PDB pada tahun yang akan datang.
Pertumbuhan ekonomi tahunan
Pertumbuhan ekonomi adalah proses perubahan kondisi perekonomian suatu negara
secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu.
Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan kapasitas produksi suatu
perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional. Adanya
pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi.
Maka pertumbuhan ekonomi berefek pada iklim segar dunia investasi.
3.
Inflasi
inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus
(kontinu) berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor,
antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang

memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya
ketidaklancaran distribusi barang. Dengan kata lain, inflasi juga merupakan proses
menurunnya nilaimata uang secara kontinu. Inflasi adalah proses dari suatu peristiwa, bukan
tinggi-rendahnya tingkat harga. Artinya, tingkat harga yang dianggap tinggi belum tentu
menunjukan inflasi. Inflasi adalah indikator untuk melihat tingkat perubahan, dan dianggap
terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung secara terus-menerus dan saling pengaruhmemengaruhi
Stabilnya inflasi membuat harga barang menjadi terkontrol akibatnya daya beli
masyarakat akan meningkat.
4.
Nilai tukar rupiah per USD
Nilai rupiah pada tahun ini di hargai berapa dalam pasar internasional. Agar transaksi
internaisonal kita, yang membutuhkan nilai dolar bisa stabil.
5.
Suku bunga SBI 3 bulan (%)
Sertifikat Bank Indonesia (SBI) adalah surat berharga yang dikeluarkan oleh Bank
Indonesia sebagai pengakuan utang berjangka waktu pendek (1-3 bulan) dengan sistem
diskonto/bunga.
SBI merupakan salah satu mekanisme yang digunakan Bank Indonesia untuk
mengontrol kestabilan nilaiRupiah. Dengan menjual SBI, Bank Indonesia dapat menyerap
kelebihan uang primer yang beredar.

Tingkat suku bunga yang berlaku pada setiap penjualan SBI ditentukan oleh
mekanisme pasar berdasarkan sistem lelang. Sejak awal Juli 2005, BI menggunakan
mekanisme "BI rate" (suku bunga BI), yaitu BI mengumumkan target suku bunga SBI yang
2.

diinginkan BI untuk pelelangan pada masa periode tertentu. BI rate ini kemudian yang
digunakan sebagai acuan para pelaku pasar dalam mengikuti pelelangan.
6.
Harga minyak indonesia (USD/barel)
7.
Produksi minyak Indonesia (barel/hari)
Keduanya di atas mempengaruhi dalam alokasi jumlah dana untuk konsumsi dan
subsidi minyak bagi rakyat maupun negara.
Semoga analisis ini bermanfaat bagi mereka yang membacanya, dan semoga tuhan
selalu me-rahmati Indonesia tercinta ini. Amien.