Komunikasi Asertif dalam keperawatan komprehansif

KOMUNIKASI ASERTIF
Created By :
Yeffri Dwi Fradika
Inka Mawardi Putri
Wafda Niswatun Nadhir
Nur Afifatur Rohmah
Vivi Oktaviana Wulandari
Findasari
Iif Andawiyatu Iffa

PENGERTIAN
Komunikasi asertif adalah suatu
kemampuan untuk mengkomunikasikan
apa yang diinginkan, dirasakan, dan
dipikirkan kepada orang lain namun
dengan tetap menjaga dan menghargai
hak-hak serta perasaan pihak lain.

Prinsip Komunikasi Asertif
1. Pada prinsipnya asertif adalah kecakapan
orang untuk berkata tidak, untuk meminta

bantuan atau minta tolong orang lain
2. Kecakapan untuk mengekspresikan perasaanperasaan positif maupun negative
3. Kecakapan untuk melakukan inisiatif dan
memulai pembicaraan.

Ada 3 kategori perilaku
asertif yaitu :
1. Asertif penolakan yaitu ucapan untuk
memperhalus, seperti misalnya : maaf !
2. Asertif pujian yaitu mengekspresikan perasaan
positif, seperti misalnya menghargai, menyukai,
mencintai, mengagumi, memuji dan bersyukur;
3. Asertif permintaan yaitu asertif yang terjadi
kalau seseorang meminta orang lain melakukan
sesuatu yang memungkinkan kebutuhan atau
tujuan seseorang tercapai tanpa tekanan atau
paksaan.

TEKNIK KOMUNIKASI YANG
BERKAITAN DALAM PERILAKU

POSITIF ASERTIF
1. Menggunakan ekspresi yang nyaman untuk dipandang,
selalu menjaga pandangan mata secara baik
2. Menjaga intonasi dalam memberikan ketegasan tapi
dapat menyenangkan orang lain.
3. Mendengarkan secara baik lawan bicara yang sedang
mengatakan sesuatu
4. Menanyakan pertanyaan apabila membutuhkan
penjelasan
5. Selau berpandang untuk menemukan solusi yang terbaik
dalam menyelesaikan suatu masalah.

KEBUNTUAN DALAM
KOMUNIKASI TERAPEUTIK
1. RESISTENS

Resisten adalah upaya pasien untuk tetap
tidak menyadari aspek penyebab ansietas
yang dialaminya. Resisten merupakan
keengganan alamiah atau penghindaran

yang dipelajari untuk mengungkapkan
atau bahkan mengalami aspek yang
bermasalah pada diri seseorang.

Lanjutan...
2. TRANSFERENS

Transferens adalah respon tidak sadar
yang didalamnya pasien mengalami
perasaan dan sikap terhadap perawat
yang pada dasarnta terkait dengan tokoh
penting dalam kehidupan masa lalu
pasien.

Lanjutan...
3. KONTERTRANSFERENS
Kontertransferens yaitu kebuntuan
teurapeutik yang dibuat oleh perawat,
bukan oleh pasien. Kontertransferens
merupakan respons emosinal spesifik

oleh perawat terhadap pasien yang tidak
sesuai dengan intensitas emosi.

Lanjutan...
4. PELANGGARAN BATAS

Pelanggaran batasan terjadi ketika perawat
melampaui batasan hubungan teurapeutik
dan membina hubungan sosial, ekonomi,
atau personal dengan pasien. Sebagai
ketetapan umum, kapanpun perawat
melakukan atau memikirkan sesuatu yang
khusus, berbeda atau luar biasa terhadap
pasien, biasanya terjadi pelanggaran
batasan.

Thanks For Your Attention

Semoga
Bermanfaat