Integrasi Televisi dalam Pembelajaran docx

“Pengintegrasian Televisi Dalam
Pembelajaran”

Nama : Muhammad Reza
Nursaid
NIM : 1215110558

1

ABSTRAK
Televisi pendidikan indonesia ini di selenggarakan dengan dorongan semangnat untuk
membantu mencerdaskan kehidupan bangsa, serta untuk membantu mewujudkan hak semua
warga negara indonesia untuk memperoleh pengajaran. Televisi pendidikan sebagai salah satu
bentuk peran serta masyarakat, mempunyai misi untuk mewujudkan manusia – manusia
pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri serta bersama – sama bertanggung
jawab atas pembangunan bangsa.
Khususnya pada televisi pendidikan indonesia, sesuai dengan namanya, fungsi
pendidikan merupakan ciri utamanya. Ditinjau dari segi komposisi isi siaran, maka acara
pendidikan mendapat alokasi sebanyak 33,2 % (masing – masing separuh untuk pendidikan
sekolah dan pendidikan luar sekolah), acara hiburan 31,9 %, acara niaga 20 %, acara berita /
informasi 12,5 %, dan acara penunjang 2,4 %.

Sesuai dengan misi televisi pendidikan indonesia, acara non-pendidikan pun di
tentukan untuk senaantiasa mengandung unsur edukatif atau informatif. Berdasarkan
perjanjian antara Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dengan PT. CTPI yang ditanda
tangani pada tanggal 16 Oktober 1990, penyediannya program ajaran siaran televisi
pendidikan luar sekolah menjadi tanggung jawab PT.CTPI. atas dasar itu, makaa
pembahasannya dalam tulisan ini berfokus pada televisi pendidikan untuk pendidikan di luar
sekolah.
Televisi pendidikan indonesia, sebagaimana halnya setiap inovasi, memamng telah
mengundang banyak pertanyaan, keraguan, dan bahkan kecurigaan. Agar diterima, di
dukung, dan di manfaatkan, setiap inovasi perlu melalui tahap – tahap pengenalan, pengujian,
pembandingan, dan kemudian pemantapan.

2

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

3


BAB I : PENDAHULUAN
1.Latar Belakang

4

2.Rumusan Masalah
5
3.Tujuan

5

BAB II : PEMBAHASAN
A. Pengertian Televisi Pendidikan
7
B. Karakteristik Media Televisi
7
C. Keunggulan Media Televisi
D. Kelemahan Media Televisi

7


8
E. Proses Distribusi Siaran Televisi Pedidikan Secara Teknis
8
F. Konten Televisi Pendidikan
G. Pengintegrasian Televisi dalam Pembelajaran

9

10
H. Keberadaan Kanal Televisi Khusus Pendidikan
10
10
BAB III : PENUTUP
1.Kesimpulan
12
2.Saran

12
3


DAFTAR PUSTAKA

13

Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karuniaNya, saya
dapat menyelesaikan tugas makalah “Bahasa Indonesia” yang berjudul
“Pengintegrasian Televisi Dalam Pembelajaran”.
Makalah ini saya buat berlandaskan berbagai sumber refrensi baik buku
maupun e book. Dengan mencari benang merah dari setiap pendapat para ahli
didalamnya.
Semoga dengan makalah ini, dapat kita ambil pelajaran dari setiap poin yang
ada didalamnya dalam konteks ilmu pengetahuan. Saya menyadari bahwa isi dari
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, sudi kiranya Ibu dosen memberikan
saran & kritik supaya saya dapat sebagai pelajaran pada penulisan karya ilmiah
berikutnya.

Jakarta, 9 Desember 2012


Penulis,
Muhammad Reza Nursaid

4

BAB I
PENDAHULUAN
A.

Latar Belakang
Pada era globalisasi seperti sekarang, masyarakat sangat sulit
menyaring informasi yang mereka terima disebabkan arus informasi
yang datang sangat banyak dari berbagai arah. Hal ini sesuai
dengan definisi informasi yang cepat tanpa terhambat oleh batas
ruang dan waktu (Dryden & Voss,1999). Teknologi Informasi &
Komunikasi merambah ke semua aspek kehidupan, tidak terkecuali
aspek pendidikan. Prinsip pendidikan jarak jauh yaitu harus ada
siapa yang mengajar, yaitu guru, tutor, widyaiswara, dll (Greville
Rumble, 1989) seperti dikutip oleh (Schlosser dan Simonson, 2006)
sepertinya mulai ditinggalkan oleh masyarakat pada era globalisasi,


5

dikarenakan

masyarakat

dapat

memilih

materi

&

media

pembelajaran yang mereka butuhkan secara mandiri.
Situasi ini membentuk suatu kelompok masyarakat yang
disebut Kampung Global (Global Village) yang dikemukakan oleh

Marshal Me Luhan, bisa juga disebut dunia tanpa batas (borderless
world).
Salahsatu media yang digunakan dalam proses pembelajaran
adalah

televisi.

Kapan

televisi

dapat

disebut

sebagai

media

pembelajaran? Bagaimana proses penyampaian materi pelajaran

melalui media televisi? Semuanya akan tersaji dalam makalah ini
secara mendalam melalui kutipan para ahli disertai beberapa
kesimpulan dari saya.

6

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas adalah :
1. Apakah Televisi Pendidikan itu?
2. Apa
saja
manfaat
dari
televisi
pendidikan
pembelajaran?
3. Bagaimana
penerapan

televisi


pendidikan

dalam
dalam

pembelajaran?

C. Tujuan
Adapun tujuan dari rumusan tersebut adalah :
1. Untuk memahami definisi dari televisi pendidikan
2. Agar bisa memahami manfaat-manfaat positif dari televisi
pendidikan

yang

dapat

digunakan


untuk

meningkatkan

kualitas belajar
3. Agar bisa menerapkan televisi pendidikan dengan tepat
sehingga bisa menghasilkan output yang diharapkan

D. Pembatasan Makalah
Cakupan dari makalah ini yaitu hanya membahas peran
internet dalam pembelajaran yang meliputi pengertian televisi
pendidikan , manfaat televisi pendidikan , dan penerapannya dalam
pembelajaran.

E.

Metode Pembahasan
Metode

Pembahasan


yang

digunakan

dalam

makalah

akademik ini yaitu pemaparan tentang peran televisi pendidikan
dalam pembelajaran. Disini juga menyertakan referensi-referensi
terkini terkait pembahasan mengenai peran televisi pendidikan
ataupun yang berhubungan dengan media pembelajaran.

7

BAB II
Deskripsi Teori
A. Pengertian Televisi Pendidikan

Televisi berasal dari kata tele yang artinya jauh dan vision yang
artinya melihat merupakan suatu media yang dapat menampilkan
motionpictures memanfaatkan gelombang elektromagnetik yang
bersifat analog maupun digital yang dapat digunakan untuk
menyampaikan citra audiovisual jarak jauh.
Televisi merupakan gabungan dari media gambar yang bisa bersifat
politis,

informatif

(information),

hiburan

(entertaiment)

dan

pendidikan (education), atau bahkan gabungan dari keempat unsur
tersebut.

“Sesuaidengan

fungsinya

televisi

dalam

program

pendidikan dapat dibedakan secara konseptual ke dalam fungsi
pengayaan,

pengganti,

(motivator),

kemudian

pengajaran
TV

adalah

langsung,
sumber

dan

yang

penggerak
kaya

untuk

pendidikan "clearly TV now represents many things and is a rich
resource for instruction and training"1
Dengan

melihat

pengertian

televisi

pendidikan

diatas

dapat

disimpulkan bahwa televisi pendidikan adalah media televisi yang
dapat

menjadi

penggerak

bagi

pemirsanya

untuk

menyerap

informasi berbentuk materi pembelajaran. Televisi pendidikan harus
dapat

mencerdaskan

pemirsanya

melalui

disajikan.
B. Karakteristik Media Televisi

1 Yusuf Miarso ,2009,SPK: Menyemai Benih TP ,Kencana Group
Ibid.

8

acara-acara

yang

Medium TV dianggap sebagai kotak ajaib (magic box) yang mampu
memaku penonton untuk menerima berbagai pesan dan informasi
yang ditayangkan, baik yang bersifat lokal maupun global[3].
Televisi bukan merupakan hal asing bagi kebanyakan masyarakat di
zaman sekarang, hampir setiap rumah memiliki minimal 1 unit TV
didalamnya.

C. Keunggulan Media Televisi
“Dalam aktivitas pendidikan dan pengajaran ada tiga aspek penting
yang harus dicapai, yaitu aspek kognitif (pengetahuan); aspek
afektif

(perasaan

(gerakan).

dan

penghayatan);

dan

aspek

psikomotor

Medium TV dapat dirancang dan digunakan secara

maksimum untuk mengkomunikasikan pesan dan informasi yang
berada

dalam

lingkup

ketiga

aspek

tersebut.

Televisi

dapat

memaksimalkan penerimaan informasi melalui 2 panca indra yaitu
mata & telinga, sehingga pesan yang disampaikan dapat lebih
mempengaruhi massa dibandingkan media seperti radio dan Koran.
D. Kelemahan Media Televisi
“Broadcasts

are

ephemeral,

can

not

be

reviewed,

are

unninterruptable, and are presented at the same pace for all
students".2 Komunikasi yang dilakukan melalui televisi hanya 1 arah,
dan respon massa sangat lambat kecuali bila dalam program
tersebut tersedia line interaktif. Sehingga pemirsa yang kurang jelas
dalam

menerima

materi

yang

disampaikan

kesulitan

dalam

memberikan respon. “one way communication agak menyulitkan
mahasiswa dalam mempelajari informasi dan ilmu pengetahuan.

2 Seels, Barbara B dan Richey, Rita C. Teknologi Pembelajaran Definis dan
Kawasannya. Jakarta : Universitas Negeri Jakarta. 1994.

9

Proses penyampaian biasanya juga “asal lewat”, pemirsa yang tidak
menyimak dengan seksama tidak dapat mengulang materi yang
disajikan kecuali apabila memang terdapat pengulangan yang
disajikan acara televisi tersebut (replay).
Kelemahan – kelemahan tersebut dapat dikurangi dengan adanya
interaktif, “siaran TV open broadcast dapat dibuat menjadi interaktif
jika dilengkapi dengan fasilitas berupa system audio- video return
circuit”.3

E. Proses Distribusi Siaran Televisi Pedidikan Secara Teknis
Pada awal kahadiran televisi pendidikan, TPI dapat langsung
diterima dirumah-rumah melalui antenna televisi biasa dikarenakan
saat itu telavisi pendidikan menggunakan pemancar televisi analog.
TPI menggunakan pemancar milik TVRI dan disiarkan secara
nasional.
“Cara lain yang dapat dilakukan untuk menyiarkan program TV
pendidikan selain dengan siaran terbuka (open broadcast) Adalah
melalui satelit siaran langsung (direct broadcast satelite) Atau
dikenal dengan sebutan TV-SSL.

Dalam sistem ini, program

dipancarkan melalui satelit dan dapat diterima hanya pada lokasi
tertentu yang memiliki decoder sebagai pesawat penerima. Sejak
tahun

1998,

UT

dan

Pustekkom

telah

mengembangkan

danmemproduksi sejumlah program untuk TV-SSL ini. Cara inilah
yang digunakan TV Edukasi untuk mendistribusikan siarannya, TV
Edukasi menggunakan satelit TELKOM-1 dalam operasionalnya.
Dengan cara ini pemirsa harus memiliki antenna parabola untuk
3 Prawiradilaga, Dewi Salma dan Eveline Siregar. Mozaik Teknologi Pendidikan. Jakarta :
Universitas Negeri Jakarta. Kencana group, 2009

10

menikmatinya. Parabolapun ada berbagai macam jenis, berbayar
dan unlimited. Parabola Unlimited biasanya bentuknya lebih besar
daripada berbayar, keunggulannya pelanggan hanya perlu sekali
membeli perangkat tanpa perlu membayar iuran setiap bulannya,
contohnya: Matrix Soccer, Tanaka, Max6. Televisi Edukasi dapat juga
diterima melalui televisi berbayar seperti Telkom Vision & Yes TV.
Dengan kecanggihan teknologi internet, kini televisi pendidikan
dapat pula diakses melalui live streaming. Melalui live streaming
pemirsa tidak perlu menggunakan decoder, tuner, atau perangkat
penerima lainnya. Pemirsa hanya perlu menggunakan perangkat PC,
laptop, atau smartphone yang terhubung dengan Internet. Agar
dapat menikmati live streaming dengan lancar, disarankan koneksi
minimal 100 KB/S. Untuk media portable seperti modem USB harus
dalam jangkauan sinyal HSDPA untuk GSM & EVDO rev.B untuk
CDMA. Biasanya jaringan ini hanya tersedia di beberapa kota besar
di Indonesia
F. Konten Televisi Pendidikan
Konten televisi pendidikan dapat beranekaragam, mulai dari animasi
2D/3D, dialog interaktif, sinetron, FTV, Berita dan musik. Pada
beberapa tahun lalu dapat ditemui serial berjudul ACI (Aku Cinta
Indonesia)[9], kemudian hadir music untuk anak “Kring-Kring Olala”
di TPI tahun 1998, animasi 2D “Kampung Edu” di TV Edukasi tahun
2008, serta karya PUSTEKKOM Depdiknas terbaru berbentuk animasi
3D yang berjudul “ Menggapai Bintang” yang ditayangkan MNC TV
(dulu TPI), Global TV, dan TVRI.
Belakangan juga beredar konten pendidikan dalam bentuk kuis yang
lebih menarik daripada sekedar program cerdas cermat, program itu
antara lain “Who Wants To Be A Millionaire” (RCTI-ANTV), “Are You
Smarter Than a 5th Grader?” (Global TV), terakhir disusul “Ranking
11

1 “(Trans TV). Kuis- kuis ini merupakan suatu inovasi dibidang acara
pendidikan yang menyajikan konten pendidikan kepada pemirsanya
tanpa membuat pemirsanya merasa digurui.
Gebrakan juga dibuat oleh SCTV bekerjasama dengan Mizan Pictures
membuat sinetron pendidikan yang diangkat dari novel & film
terlaris berjudul “Laskar Pelangi” karya Andrea Hirata. Sinetron ini
menyajikan pesan moral yang tersirat dalam setiap episodenya,
bagaimana kesederhanaan bukanlah penghambat seseorang untuk
maju.
G. Pengintegrasian Televisi dalam Pembelajaran
Televisi pendidikan layaknya bukan disajikan dikelas saat pelajaran
formal sedang berlangsung, tetapi hanya merupakan pendorong
peserta didik untuk belajar diluar sekolah melalui televisi. Proses
integrasi pendidikan formal dan televisi pendidikan biasanya dalam
bentuk pekerjaan rumah, dimana pengajar memberikan tugas
menonton televisi pendidikan kepada peserta didiknya, kemudian
keesokan harinya peserta didik harus mengumpulkan rangkuman,
essay, atau apapun yang ia dapat setelah menonton tayangan
tersebut. Peran pengajar disini sangat penting untuk memotivasi
peserta didiknya agar mau menonton televisi pendidikan.
H. Keberadaan Kanal Televisi Khusus Pendidikan
Dulu TPI (Televisi Pendidikan Indonesia) yang sekarang berubah
brand menjadi MNC TV, merupakan suatu channel swasta yang
fokus pada acara-acara pendidikan. Biasanya televisi pendidikan
mendapat biaya operasional dari suatu yayasan baik berasal dari
pemerintah maupun swasta. Namun akhirnya sebagai sebuah
stasiun TV swasta, tentu saja biaya operasional yang dibutuhkan
sangat besar, sehingga kemudian TPI mulai mengeruk uang yang
12

berasal dari iklan. “Pengakuan atas sponsor tersebut hanya
ditunjukkan dalam credit title. Memang adakalanya produk yang
tidak berbahaya (unharmful) dijalin secara integral dalam penyajian,
dalam bentuk visual maupun verbal”
Kemudian tahun 2004 TPI benar-benar meninggalkan citranya
sebagai televisi pendidikan menjadi televisi hiburan keluarga,
acaranya lebih banyak berisi konten music dangdut, sinetron misteri
religi, dan berita wisata. Kemudian tahun Juli 2006 Tien- Tutut
Soeharto meberikan akuisisi saham TPI sebesar 75% kepada Media
Nusantara Citra (MNC Group) yang merupakan perusahaan induk
dari RCTI. TPI berganti brand-nya di layar kaca pada 20 Oktober
2010 menjadi MNC TV setelah MNC Group mengakuisisi saham TPI
hingga 100%, walau begitu di saham MNC TV tetap tercantum
sebagai PT. CTPI (Cipta Televisi Pendidikan Indonesia). Acara-acara
pendidikan mulai muncul kembali di MNC TV, jauh lebih banyak
daripada TPI setelah tahun 2004. Acara pendidikan yang tersirat di
MNC

TV

documenter

antaralain
yang

“Upin-Ipin”,

memenangkan

“Jejak

Rosul”,hingga

penghargaan

sebagai

acara
acara

documenter terbaik “Jendela” dalam KPI award tahun 2007. MNC TV
juga mendistribusikan animasi 3D “ Menggapai Bintang” buatan
PUSTEKKOM DIKNAS tahun 2011.
Tahun 2004, PUSTEKKOM DIKNAS menyelenggarakan TV Edukasi.
Acara-acara yang disajikan TV Edukasi adalah acara pendidikan
yang kaya konten dengan media distribusi frekuensi satelit digital
yang hanya bias ditangkap melalui antenna parabola. TV Edukasi
bekerjasama dengan TVRI dan beberapa TV Regional seperti Space
Toon (Jakarta), Megaswara TV (Bogor), dan TV Nusantara (Cikarang)
untuk mendistribusikan siarannya melalui kanal analog, sehingga
semakin banyak masyarakat yang dapat menyaksikan TV Edukasi
melalui antenna biasa.

13

Acara-acara TV Edukasi tidak jauh berbeda dengan TPI pada
awalnya, TV Edukasi menyajikan acara Pendidikan formal, informal,
dan nonformal. Acara TV Edukasi yang melejit salah satunya adalah
kuis “Ki Hajar” (Kita Harus Belajar), kuis yang dibuat oleh
PUSTEKKOM DIKNAS untuk mencari pelajar SMP dari seluruh
Indonesia yang cerdas dalam bidang pendidikan formal, yang akan
bertanding di Jakarta merebut hadiah beasiswa hingga perguruan
tinggi. Sangat luar biasa bukan kontes ini?

14

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan

A. Kesimpulan
Penggunaan televisi pendidikan di Indonesia saat ini masih sangat terbatas.
Tujuan televisi pendidikan untuk membentuk knowledge societybukanlah tujuan
utama dari lembaga penyelenggara televisi pendidikan saat ini, mereka hanya
mementingkan selera pasar sehingga mengabaikan prinsip-prinsip dasar. Fasilitas
untuk mengakses siaran televisi pendidikan juga masih belum merata serta
kurangnya kualitas SDM untuk mengaksesnya. Namun ada beberapa stasiun televisi
yang menayangkan acara hiburan berformat pendidikan walaupun lembaga tersebut
adalah televisi komersil.
B. Saran
Untuk Penggunaan media televisi pendidikan secara efektif diperlukan
dukungan dari berbagai pihak. Pengajar harus dapat memotivasi peserta didik untuk
menyaksikan siaran televisi pendidikan, pemerintah harus membantu biaya
operasional televisi pendidikan, serta orangtua untuk menemani anaknya menonton
siaran televisi pendidikan. Televisi pendidikan harus dapat terus menjaga
eksistensinya di masyarakat melalui peningkatan kualitas siaran dan mempermudah
masyarakat untuk mengakses siarannya.

15

DAFTAR PUSTAKA
1. Miarso,

Yusufhadi.(2004).

Menyemai

Benih

Teknologi

Pendidikan, Jakarta: Kencana.
2. http://lalangiran.wordpress.com/category/teknologipendidikan/
3. Buku Sharon Smaldino
4. Miarso,

Yusufhadi,

2004.

Menyemai

Benih

Teknologi

Pendidikan, Jakarta: Prenada Media dan Pustekkom Diknas.
5. Wilkonson,

Gene

L,

1984.

Media

Dalam

Pembelajaran

Penelitian Selama 60 Tahun (terjemahan), Jakarta: Pustekkom
Dikbud dan CV Rajawali.
6. Postman, Neil, 1995. Menghibur Diri Sampai Mati, Mewaspadai
Media Televisi (terjemahan), Jakarta: Sinar Harapan.

16