TINJAUAN KRITIS RENCANA TATA RUANG WILAY
TINJAUAN KRITIS
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KOTA BITUNG
TAHUN 2013-2033
Novia Purbasari | 21040114420072
Arief Budiman | 21040114420077
Syamsudin Nggole | 21040114420080
MAGISTER PEMBANGUNAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS TEKNIK - UNIVERSITAS DIPONEGORO
2015
SISTEMATIKA PEMBAHASAN
TINJAUAN KRITIS
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KOTA BITUNG TAHUN 2013-2033
PENDAHULUAN
KAJIAN TEORI DAN KEBIJAKAN
GAMBARAN UMUM RENCANA TATA RUANG
WILAYAH KOTA BITUNG 2013-2033
TINJAUAN KRITIS RENCANA TATA RUANG
WILAYAH KOTA BITUNG 2013-2033
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Kota perlu dikelola secara optimal melalui suatu proses penataan ruang.
pemerintah daerah kota mempunyai wewenang dalam pelaksanaan penataan
ruang wilayah kota yang meliputi perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang
dan pengendalian pemanfaatan ruang. (UUPR 26/2007 Pasal 11 ayat (2))
Perencanaan tata ruang wilayah kota meliputi proses dan prosedur penyusunan
serta penetapan rencana tata ruang wilayah (RTRW) kota.
Muatan materi RTRW kota juga perlu mengacu kepada rencana tata ruang wilayah
diatasnya seperti RTRWN dan RTRW Provinsi dengan kedalaman pengaturan yang
berbeda.
Posisi penting Kota Bitung baik secara internal pembangunan kota dan eksternal
hubungan nasional dan internasional
Hubungan antara perencanaan tata ruang dengan aspek penyusunan
pembangunan wilayah kota.
PENDAHULUAN
TUJUAN DAN SASARAN
Tujuan : Melakukan review terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kota Bitung terhadap proses penyusunan, muatan materi
pengaturan hingga progres operasionalisasi implementasi rencana
tata ruang.
Sasaran :
a. Teridentifikasinya proses dan prosedur penyusunan dan penetapan
rencana tata ruang wilayah kota.
b. Teridentifikasinyaketentuan teknis muatan rencana tata ruang wilayah
kota.
c. Teridentifikasinyaproses penyusunan dan penetapan rencana tata ruang
wilayah kota Bitung.
d. Teridentifikasinyamuatan materirencana tata ruang wilayah kotayang
ada dalam dokumen RTRW Kota Bitung.
e. Teridentifikasinya progres operasionalisasi dalam rangka implementasi
rencana tata ruang wilayah Kota Bitung.
f. Teridentifikasinya permasalahan yang dihadapi dalam proses
penyusunan hingga implementasi RTRW Kota Bitung.
PENDAHULUAN
LINGKUP PEMBAHASAN
Lingkup pembahasan dibatasi pada tinjauan teori dan
tinjauan rencana tata ruang wilayah kota Bitung dengan
melihat proses penyusunan, kesesuaian muatan
rencana, dan proses implementasi rencana tata ruang.
PROSES
PENYUSUNAN
MUATAN
RENCANA
PROSES
IMPLEMENTASI
KAJIAN TEORI DAN KEBIJAKAN
KAJIAN TEORI DAN KEBIJAKAN
RTRW KOTA VS RTRW PROVINSI
• RTRW Kota harus mengacu pada RTRW Provinsi dan juga memperhatikan
perkembangan permasalahan provinsi.
• Muatan RTRW Kota sebagian besar sama dengan muatan RTRW Provinsi.
• Pengendalian pemanfaatan ruang RTRW provinsi memuat indikasi arahan
(peraturan zonasi, perizinan, insentif dan disinsentif serta sanksi), sementara
RTRW Kota memuat ketentuan pengendalian pemanfaatan ruangnya.
• RTRW Kota memuat juga rencana penyediaan dan pemanfataan ruang
terbuka hijau dan nonhijau serta penyediaan dan pemanfaatan
prasarana dan sarana jaringan pejalan kaki, angkutan umum, kegiatan
sektor informal, dan ruang evakuasi bencana, yang dibutuhkan untuk
menjadi dasar penerbitan perizinan lokasi pembangunan dan administrasi
pertanahan.
• RTRW Provinsi menjadi pedoman untuk mewujudkan keterpaduan,
keterkaitan, dan keseimbangan perkembangan antar wilayah
kabupaten/kota, serta keserasian antar sektor.
KAJIAN TEORI DAN KEBIJAKAN
RTRW KOTA VS RTRW KABUPATEN
• Acuan penyusunan dan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
penyusunan, fungsi dokumen, jangka waktu berlaku dan aturan rencana
rinci RTRW kota = RTRW kabupaten.
• Perbedaan RTRW Kota dan RTRW Kabupaten terlihat pada muatan
pengaturannya terutama terkait rencana penyediaan dan pemanfataan
ruang terbuka hijau dan nonhijau serta penyediaan dan pemanfaatan
prasarana dan sarana jaringan pejalan kaki, angkutan umum, kegiatan
sektor informal, dan ruang evakuasi bencana, yang dibutuhkan untuk
menjadi dasar penerbitan perizinan lokasi pembangunan dan administrasi
pertanahan.
• Dalam RTRW kabupaten, hal-hal terkait rencana penyediaan dan
pemanfaatan ruang terbuka hijau, ruang terbuka nonhijau serta
prasarana dan sarana jaringan pejalan kaki, angkutan umum, kegiatan
sektor informal, dan ruang evakuasi bencana diatur dalam RTRW Kawasan
perkotaan yang merupakan bagian wilayah kabupaten
KAJIAN TEORI DAN KEBIJAKAN
PROSES PENYUSUNAN RTRW KOTA
Sumber:
PermenPU, 2009
KAJIAN TEORI DAN KEBIJAKAN
MUATAN RTRW KOTA
RTRW
Kota
Tujuan, Kebijakan dan
Strategi Penataan Ruang
Wilayah Kota
Tujuan
Kebijakan
Strategi
Rencana Struktur Ruang
Wilayah Kota
Pusat Pelayanan Kota
Sub Pusat Pelayanan Kota
Pusat Lingkungan
Rencana Pola Ruang
Wilayah Kota
Kawasan Lindung
Kawasan Budidaya
Kawasan Strategis Ekonomi
Kawasan Strategis Sosial dan Budaya
Penetapan Kawasan
Strategis
Wilayah Kota
Kawasan Strategis SDA dan Teknologi Tinggi
Arahan Pemanfaatan
Ruang
Wilayah Kota
Perwujudan Rencana Struktur Ruang
Ketentuan Pengenddalian
Pemanfaatan Ruang
Kawasan Strategis Daya Dukung LH
Kawasan Strategis –strategis Lainnya
Perwujudan Rencana Pola Ruang
Perwujudan Kawasan Strategis Kota
Ketentuan Peraturan Zonasi
Ketentuan Perizinan
Ketentuan Pemberian Insentif
Ketentuan Pemberian Disinsentif
Ketentuan Sanksi
GAMBARAN UMUM
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KOTA BITUNG 2013-2033
GAMBARAN UMUM RTRW KOTA
Kota Bitung
• Pusat
Kegiatan
Ekonomi
Pemanfaatan
Ruang
• Efektif dan
efisien
Penataan
Ruang
• Penyusunan
RTRW
GAMBARAN UMUM RTRW KOTA
MATERI YANG DIATUR RTRW KOTA BITUNG
Ruang Lingkup
Tujuan, Kebijakan
dan Strategi
Rencana Struktur
Ruang
Rencana Pola
Ruang
Ketentuan Umum
Peraturan Zonasi
Ketentuan
Pengendalian
Pemanfaatan
Ruang Wilayah
Kota
Arahan
Pemanfaatan
Ruang Wilayah
Kota
Penetapan
Kawasan Strategis
Kota
Ketentuan
Perizinan
Ketentuan
pemberian insentif
dan disinsentif
Arahan sanksi
Peran Masyarakat
Ketentuan Penutup
Ketentuan Lain-lain
Ketentuan
Peralihan
Kelembagaan
GAMBARAN UMUM RTRW KOTA
RUANG LINGKUP RTRW KOTA BITUNG
Wilayah
Daratan
(31.350,35
Ha)
8
Kecamatan
Wilayah
Laut
69
Kelurahan
Lingkup
Wilayah
Ruang
Dalam Bumi
Wilayah
Udara
GAMBARAN UMUM RTRW KOTA
TUJUAN RTRW KOTA BITUNG
Produktif
Ruang
Kota
Aman
Nyaman
Berkelanjuta
Regional
Internasional
Kota
Maritim
Basis
Kegiatan
Industri
Kelautan/Perikanan
Perdagangan/Jasa
GAMBARAN UMUM RTRW KOTA
Kebijakan
Penataan Ruang
KEBIJAKAN RTRW KOTA BITUNG
• Peningkatan peran kota berbasis industri,
kelautan/perikanandan perdagangan/jasa
• Perwujudan Sistem Pusat Pelayanan Kota
• Pengembangan sarana dan prasarana kota
• Penetapan dan pengelolaan kawasan lindung
• Penetapan 30% RTH
• Penetapan kawasan strategis wilayah kota
GAMBARAN UMUM RTRW KOTA
PENYUSUNAN KEMBALI RTRW KOTA BITUNG
RTRW 20002010
UU 26/2007
PermenPU
17/2009
RTRW 20112031
RTRW 20132033
TINJAUAN KRITIS
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KOTA BITUNG 2013-2033
TINJAUAN KRITIS RTRW KOTA
PROSES
PENYUSUNAN
MUATAN
RENCANA
•1
•2
PROSES
IMPLEMENTASI
•3
TINJAUAN KRITIS PENYUSUNAN
RTRW KOTA BITUNG
RTRW Kota Bitung
RTRW Kota Bitung
• 2011 - 2031
• 2013 - 2033
Perkiraan Waktu
Yang
Dibutuhkan
Realisasi
Keterangan
Proses
Penyusunan
RTRW Kota
8-18 Bulan
11 Bulan
Konsultan (Feb – Des 2010)
Proses
Penetapan
6 Bulan
30 Bulan
Des 2013
Tahapan
TINJAUAN KRITIS PENYUSUNAN
RTRW KOTA BITUNG
Kendala
Solusi
Keterangan
Alih
Mekanisme
Fungsi/Peruntukan Holding Zone
Kawasan Hutan
Surat Dirjen Penataan Ruang
Nomor : UM.01.11-Ra/5/229,
tanggal 24 Mei 2012 Perihal :
Percepatan Perda
RTRWKabupaten/Kota
RTRW Provinsi
Belum Ditetapkan
Surat Dirjen Penataan Ruang
Nomor UM.01.11/Ra/5/229
tertanggal 28 Februari 2013
Penetapan
RTRW Kota
Mendahului
RTRW Provinsi
TINJAUAN KRITIS MUATAN
RTRW KOTA BITUNG
TINJAUAN KRITIS MUATAN RTRW KOTA BITUNG
a. Tujuan, kebijakan dan strategi
ruang wilayah kota;
b. Rencana struktur ruang wilayah
kota;
c. Rencana pola ruang wilayah kota;
d. Penetapan kawasan strategis
kota;
e. Arahan pemanfaatan ruang
wilayah kota;
f. Ketentuan pengendalian
pemanfaatan ruang wilayah;
g. Peran masyarakat dan
kelembagaan;
h. Ketentuan penyidikan dan
ketentuan pidana;
i. Ketentuan peralihan dan
ketentuan lain-lain
TINJAUAN KRITIS MUATAN
RTRW KOTA BITUNG
Tujuan, kebijakan dan strategi ruang wilayah kota
Penataan ruang Kota Bitung bertujuan untuk mewujudkan ruang kota yang
produktif, aman, nyaman dan berkelanjutan sebagai pusat kegiatan
nasional yang berbasis pada kegiatan bahari.
Tujuan penataan ruang provinsi Sulawesi Utara adalah untuk mewujudkan
Provinsi Sulawesi Utara sebagai pintu gerbang Indonesia ke kawasan Asia
Timur dan Pasifik yang aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan dengan
berbasis pada kelautan, perikanan, pariwisata, dan pertanian yang
berdaya saing serta mengutamakan pembangunan yang berwawasan
lingkungan.
• Tujuan penataan ruang, kebijakan,
dan strategi penataan ruang Kota
Bitung TIDAK BERTENTANGAN
dengan tujuan penataan ruang
wilayah provinsi dan nasional.
TINJAUAN KRITIS MUATAN
RTRW KOTA BITUNG
Rencana struktur ruang wilayah kota (1)
a) Perbedaan pengaturan muatan antara
Jalan Arteri Primer di Provinsi Sulawesi Utara
dengan Kota Bitung.
b) Jaringan pelayanan lalu lintas dan angkutan
jalan (LLAJ) belum diatur dalam RTRW Kota
Bitung.
c) Stasiun KA Bitung yang telah diatur dalam
RTRW Provinsi belum diakomodasi dalam
RTRW Kota.
d) Lintas Penyeberangan belum semua
disebutkan dalam RTRW kota bitung.
e) Belum dicantumkan Rencana
pengembangan dan peningkatan
pelabuhan penyeberangan Bitung dalam
RTRW Kota Bitung.
f) Rencana pengembangan alur pelayaran
yang ada dalam RTRW Provinsi tidak
disebutkan dalam RTRW Kota Bitung.
TINJAUAN KRITIS MUATAN
RTRW KOTA BITUNG
Rencana struktur ruang wilayah kota (2)
g) Perbedaan nomenklatur pada sistem
jaringan energi: Pembangkit Listrik Tenaga
Samudra (Tenaga Pasang surut, Gelombang
laut, Panas Laut) di Pulau Lembeh Kota
Bitung pada RTRW Provinsi, disebutkan
sebagai sistem Pembangkit Listrik Tenaga
Arus Laut pada RTRW Kota.
h) jaringan transmisi tenaga listrik terutama
pada Rencana Gardu Induk (GI) Kema di
Bitung terdapat perbedaan kapasitas dan
panjang Rencana SUTT GI Paniki/Kalawat di
Minahasa – GI. Kema di Bitung.
i) Jaringan Mikro Digital yang diatur dalam
RTRW provinsi belum diatur dalam RTRW
Kota.
j) Pada Sistem Jaringan Sumber Daya Air, CAT
& Saluran Air Baku (SAB) yang diatur dalam
RTRW provinsi belum diatur dalam RTRW Kota
Bitung.
TINJAUAN KRITIS MUATAN
RTRW KOTA BITUNG
Rencana pola ruang wilayah kota
a. Kawasan perubahan peruntukan yang berdampak penting dan
cakupan yang luas serta bernilai strategis (DPCLS) yang ditetapkan di
Kota Bitung dengan luasan kurang lebih 52.46 Ha oleh Provinsi Sulawesi
Utara belum diakomodasi dalam RTRW Kota Bitung.
b. Belum diatur secara khusus kawasan peruntukan peternakan pada RTRW
Kota Bitung khususnya kawasan peruntukan peternakan babi yang telah
diatur dalam RTRW Provinsi Sulawesi Utara.
c. Penetapkan kawasan peruntukan pertanian tidak menyebutkan LP2B
seperti yang ditetapkan pada RTRW Provinsi Sulawesi Utara.
d. Kawasan pengolahan ikan berupa pelabuhan perikanan meliputi
Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Bitung yang ditetapkan pada
RTRW Prov. Sulawesi Utara belum diakomodasi dalam RTRW Kota Bitung.
e. Belum diatur mengenai pengembangan Kawasan Konservasi Kawasan
Konservasi Laut Daerah Bitung yang telah diatur dan ditetapkan pada
RTRW Provinsi Sulawesi Utara.
f. Tidak ditetapkan pada RTRW Kota Bitung kawasan peruntukan industri
besar serta kawasan industri terpadu Bitung di Bitung sesuai dengan
RTRW Provinsi Sulawesi Utara.
TINJAUAN KRITIS MUATAN
RTRW KOTA BITUNG
Penetapan kawasan strategis kota
Penetapan kawasan strategis bidang ekonomi telah sejalan dengan tujuan,
kebijakan dan strategi penataan ruang kota bitung yang ingin menjadikan
kota bitung sebagai kota yang bahari yang produktif melalui kegiatan
industri perikanan. Penetapan kawasan strategis bidang daya dukung
lingkungan pun memastikan keberlangsungan ketersediaan sumber daya
yang menjadi komoditas utama kegiatan perikanan tangkap dan budi
daya sebagai leading sector industri ini.
Untuk operasionalisasi RTRW Kota Bitung akan disusun rencana rinci tata
ruang berupa rencana tata ruang kawasan strategis kota yang ditetapkan
dengan Peraturan Daerah.
TINJAUAN KRITIS MUATAN
RTRW KOTA BITUNG
Arahan pemanfaatan ruang wilayah kota
meliputi :
a. indikasi program utama perwujudan struktur ruang wilayah kota;
b. indikasi program utama perwujudan pola ruang wilayah kota; dan
c. indikasi program utama perwujudan kawasan strategis.
Pelaksanaan pembangunan sesuai dengan program pemanfaatan ruang
wilayah kota dilakukan selama kurun waktu 20 tahun yang dimulai tahun
2013 sampai dengan tahun 2033, yang dibagi menjadi 4 tahapan, terdiri
atas:
• tahap I meliputi tahun 2013 – 2018;
• tahap II meliputi tahun 2018 – 2023;
• tahap III meliputi tahun 2023 – 2028; dan
• tahap IV meliputi tahun 2028 – 2033.
Sebaiknya disesuaikan dengan tahapan pelaksanaan program RTRWN atau
RTRW Provinsi atau setidaknya disesuaikan dengan RPJMD Kota Bitung
waktu berjalan (2011-2016), agar memudahkan pemprograman kegiatan
dalam rangka implementasi RTRW kota dengan visi, misi dan program
Kepala daerah.
TINJAUAN KRITIS MUATAN
RTRW KOTA BITUNG
Ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kota
Berisi:
a. Ketentuan umum peraturan zonasi
b. Ketentuan perizinan
c. Ketentuan pemberian insentif dan disinsentif
d. Arahan sanksi.
Peran Masyarakat dan Kelembagaan
Peran masyarakat dan Kelembagaan dalam penataan ruang di kota
bitung sudah diatur dalam perda ini. Begitu juga bentuk peran masyarakat
dan bentuk kelembagaan penyelenggaraan penataan ruang di kota
bitung telah diatur dalam perda ini sesuai dengan peraturan perundangan.
Dalam rangka mengkoordinasikan penyelenggaraan penataan ruang dan
kerjasama antar sektor/antar daerah bidang penataan ruang dibentuk
BKPRD Kota yang ketentuan lebih lanjut mengenai Tugas, susunan,
organisasi dan tata kerjanya ditetapkan dengan Keputusan Walikota.
TINJAUAN KRITIS MUATAN
RTRW KOTA BITUNG
Ketentuan Penyidikan dan Ketentuan Pidana
Dengan telah diatur adanya PPNS yang dapat melakukan pemeriksaan
terhadap adanya laporan atau keterangan pelanggaran pidana dalam
bidang penataan ruang ini sangat baik , namun perlu diperkuat dengan
kelembagaan khusus yang bertugas menerima laporan, memproses, dan
memperkarakan pelanggaran yang terjadi dalam bidang penataan ruang.
Dengan adanya unsur pemanfaatan ruang, setiap orang wajib mentaati
rencana tata ruang, apabila tidak ditaati dapat diberlakukan tindak pidana
sesuai dengan yang diatur dalam UU tentang Penataan Ruang. Hal ini
berlaku juga untuk korporasi.
Ketentuan pidana dalam perda ini tidak diatur kembali secara khusus
namun mengacu kepada peraturan perundangan yang terkait penataan
ruang.
TINJAUAN KRITIS MUATAN
RTRW KOTA BITUNG
Ketentuan peralihan dan ketentuan lain-lain
• RTRW kota Bitung berlaku dalam jangka waktu 20 (dua puluh) tahun sejak
tanggal ditetapkan dan ditinjau kembali setiap 5 (lima) tahun.
• Peninjauan kembali RTRW kota dapat dilakukan lebih dari 1 (satu) kali
dalam 5 (lima) jika dalam kondisi lingkungan strategis tertentu yang
berkaitan dengan bencan alam skala besar, perubahan batas teritorial
negara, dan/atau perubahan batas wilayah yang ditetapkan dengan
Undang-Undang. Peninjauan kembali dan revisi RTRW kota dilakukan
bukan untuk pemutihan terhadap penyimpangan pemanfaatan ruang.
• RTRW Kota Bitung digunakan sebagai pedoman pembangunan dan
menjadi acuan bagi penyusunan Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Daerah (RPJPD) dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD) Kota Bitung.
TINJAUAN KRITIS IMPLEMENTASI
RTRW KOTA BITUNG
Monitoring
Dilakukan saat penyusunan RKA
Kesesuaian RKA SKPD dengan
Indikasi Program RTRW
Evaluasi
Evaluasi Rutin dalam Forum BKPRD
Langkah strategis pencapaian
target
Realisasi
Monitoring oleh Bappeda
kesesuaian RKA dengan RPJMD
Evaluasi masih insidentil
TINJAUAN KRITIS IMPLEMENTASI
RTRW KOTA BITUNG
Tahun
Tahapan
Realisasi
Keterangan
2013
Penetapan RTRW
Kota Bitung 20132033
Desember 2013
2014
Sosialisasi :
-SKPD
-Masyarakat
-SKPD
-8 Kecamatan (100%)
-8 Kelurahan (12%)
-Indikasi Program
-Tatap Muka
-Peta Analog
-Peta Digital
2015
-Implementasi
- KAPET
-Minapolitan
-KEK
-IHP
-Jalan Tol
-Jaringan Jalan
-Terminal
-Pelabuhan
-Listrik
-Pembebasan lahan
-Kawasan Wisata
-TPA Sampah
PENUTUP
KESIMPULAN
Proses Penyusunan
permasalahan yang muncul adalah belum tersusunnya raperda mengenai
RTRW Provinsi sebagai hierarkhi di atasnya yang seharusnya dijadikan
sebagai acuan (sesuai dengan UU No.26 Tahun 2007).
Muatan Pengaturan
Muatan rencana tata ruang
telah sesuai dengan
ketentuan teknis muatan RTRW
kota (Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum No. 17 Tahun
2009 tentang Pedoman
Penyusunan Rencana Tata
Ruang Wilayah Kota. )
Perumusan konsepsi dan
substansi RTRW Kota Bitung
belum seluruhnya sesuai
dengan arahan yang ada
dalam RTRW Provinsi Sulawesi
Utara
Implementasi RTR
implementasi indikasi program utama dalam RTRW
Kota Bitung belum dapat dilaksanakan baik oleh
Dinas Tata Ruang maupun oleh Badan Koordinasi
Penataan Ruang Daerah (BKPRD) Kota Bitung.
Pemerintah Kota Bitung (BAPPEDA) telah
melakukan monitoring terhadap kesesuaian
antara RKA SKPD dengan RPJMD dan Rencana
Strategis masing-masing SKPD.
Kesesuaian RKA dan RPJMD sedikit banyak telah
menyelaraskan RKA SKPD dengan indikasi
program utama dalam RTRW Kota Bitung karena
ada keterkaitan yang erat antara RPJMD dan
RTRW Kota Bitung.
PENUTUP
REKOMENDASI (1)
RTRW
NASIONAL
RTRW PROVINSI
RTRW KOTA
• Penataan ruang wilayah kota perlu dilakukan secara berjenjang dan
komplementer dengan penataan ruang wilayah nasional dan penataan
ruang wilayah provinsi.
• Lamanya proses penyusunan dokumen RTRW sebaiknya sesuai dengan
arahan yang terdapat pada PP No 15 Tahun 2010
• Apabila proses penyusunan RTRW Kabupaten/Kota mendahului proses
penyusunan RTRW Provinsi, maka perlu ada sinkronisasi dan kesepakatan
bersama terkait substansi yang diatur.
• Dalam penyusunan RTRW Kota Bitung sebaiknya mengacu pada muatan
yang diatur dalam RTRWN dan RTRWP
PENUTUP
REKOMENDASI (2)
• Perlu dilakukan review detail dan evaluasi
tahap awal terhadap muatan
pengaturan dalam RTRW Kota Bitung dan
RTRWP sehingga perbedaan nomenklatur
dan substansi terkait lokasi dan program
dapat menjadi masukan dalam rangka
peninjauan kembali kedua RTRW tersebut.
• Perlu adanya sosialisasi terkait muatan
substansi RTRW Kota Bitung kepada SKPD
agar tercipta sinkronisasi program
pembangunan yang didukung anggaran
yang memadai.
• Indikasi program yang ada di RTRW Kota
harus menjadi acuan pada setiap
program SKPD agar tujuan penataan
ruang kota Bitung dapat tercapai.
• Perlu adanya forum evaluasi
implementasi program yang dimuat
dalam indikasi program RTRW.
DISKUSI?
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KOTA BITUNG
TAHUN 2013-2033
Novia Purbasari | 21040114420072
Arief Budiman | 21040114420077
Syamsudin Nggole | 21040114420080
MAGISTER PEMBANGUNAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS TEKNIK - UNIVERSITAS DIPONEGORO
2015
SISTEMATIKA PEMBAHASAN
TINJAUAN KRITIS
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KOTA BITUNG TAHUN 2013-2033
PENDAHULUAN
KAJIAN TEORI DAN KEBIJAKAN
GAMBARAN UMUM RENCANA TATA RUANG
WILAYAH KOTA BITUNG 2013-2033
TINJAUAN KRITIS RENCANA TATA RUANG
WILAYAH KOTA BITUNG 2013-2033
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Kota perlu dikelola secara optimal melalui suatu proses penataan ruang.
pemerintah daerah kota mempunyai wewenang dalam pelaksanaan penataan
ruang wilayah kota yang meliputi perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang
dan pengendalian pemanfaatan ruang. (UUPR 26/2007 Pasal 11 ayat (2))
Perencanaan tata ruang wilayah kota meliputi proses dan prosedur penyusunan
serta penetapan rencana tata ruang wilayah (RTRW) kota.
Muatan materi RTRW kota juga perlu mengacu kepada rencana tata ruang wilayah
diatasnya seperti RTRWN dan RTRW Provinsi dengan kedalaman pengaturan yang
berbeda.
Posisi penting Kota Bitung baik secara internal pembangunan kota dan eksternal
hubungan nasional dan internasional
Hubungan antara perencanaan tata ruang dengan aspek penyusunan
pembangunan wilayah kota.
PENDAHULUAN
TUJUAN DAN SASARAN
Tujuan : Melakukan review terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kota Bitung terhadap proses penyusunan, muatan materi
pengaturan hingga progres operasionalisasi implementasi rencana
tata ruang.
Sasaran :
a. Teridentifikasinya proses dan prosedur penyusunan dan penetapan
rencana tata ruang wilayah kota.
b. Teridentifikasinyaketentuan teknis muatan rencana tata ruang wilayah
kota.
c. Teridentifikasinyaproses penyusunan dan penetapan rencana tata ruang
wilayah kota Bitung.
d. Teridentifikasinyamuatan materirencana tata ruang wilayah kotayang
ada dalam dokumen RTRW Kota Bitung.
e. Teridentifikasinya progres operasionalisasi dalam rangka implementasi
rencana tata ruang wilayah Kota Bitung.
f. Teridentifikasinya permasalahan yang dihadapi dalam proses
penyusunan hingga implementasi RTRW Kota Bitung.
PENDAHULUAN
LINGKUP PEMBAHASAN
Lingkup pembahasan dibatasi pada tinjauan teori dan
tinjauan rencana tata ruang wilayah kota Bitung dengan
melihat proses penyusunan, kesesuaian muatan
rencana, dan proses implementasi rencana tata ruang.
PROSES
PENYUSUNAN
MUATAN
RENCANA
PROSES
IMPLEMENTASI
KAJIAN TEORI DAN KEBIJAKAN
KAJIAN TEORI DAN KEBIJAKAN
RTRW KOTA VS RTRW PROVINSI
• RTRW Kota harus mengacu pada RTRW Provinsi dan juga memperhatikan
perkembangan permasalahan provinsi.
• Muatan RTRW Kota sebagian besar sama dengan muatan RTRW Provinsi.
• Pengendalian pemanfaatan ruang RTRW provinsi memuat indikasi arahan
(peraturan zonasi, perizinan, insentif dan disinsentif serta sanksi), sementara
RTRW Kota memuat ketentuan pengendalian pemanfaatan ruangnya.
• RTRW Kota memuat juga rencana penyediaan dan pemanfataan ruang
terbuka hijau dan nonhijau serta penyediaan dan pemanfaatan
prasarana dan sarana jaringan pejalan kaki, angkutan umum, kegiatan
sektor informal, dan ruang evakuasi bencana, yang dibutuhkan untuk
menjadi dasar penerbitan perizinan lokasi pembangunan dan administrasi
pertanahan.
• RTRW Provinsi menjadi pedoman untuk mewujudkan keterpaduan,
keterkaitan, dan keseimbangan perkembangan antar wilayah
kabupaten/kota, serta keserasian antar sektor.
KAJIAN TEORI DAN KEBIJAKAN
RTRW KOTA VS RTRW KABUPATEN
• Acuan penyusunan dan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
penyusunan, fungsi dokumen, jangka waktu berlaku dan aturan rencana
rinci RTRW kota = RTRW kabupaten.
• Perbedaan RTRW Kota dan RTRW Kabupaten terlihat pada muatan
pengaturannya terutama terkait rencana penyediaan dan pemanfataan
ruang terbuka hijau dan nonhijau serta penyediaan dan pemanfaatan
prasarana dan sarana jaringan pejalan kaki, angkutan umum, kegiatan
sektor informal, dan ruang evakuasi bencana, yang dibutuhkan untuk
menjadi dasar penerbitan perizinan lokasi pembangunan dan administrasi
pertanahan.
• Dalam RTRW kabupaten, hal-hal terkait rencana penyediaan dan
pemanfaatan ruang terbuka hijau, ruang terbuka nonhijau serta
prasarana dan sarana jaringan pejalan kaki, angkutan umum, kegiatan
sektor informal, dan ruang evakuasi bencana diatur dalam RTRW Kawasan
perkotaan yang merupakan bagian wilayah kabupaten
KAJIAN TEORI DAN KEBIJAKAN
PROSES PENYUSUNAN RTRW KOTA
Sumber:
PermenPU, 2009
KAJIAN TEORI DAN KEBIJAKAN
MUATAN RTRW KOTA
RTRW
Kota
Tujuan, Kebijakan dan
Strategi Penataan Ruang
Wilayah Kota
Tujuan
Kebijakan
Strategi
Rencana Struktur Ruang
Wilayah Kota
Pusat Pelayanan Kota
Sub Pusat Pelayanan Kota
Pusat Lingkungan
Rencana Pola Ruang
Wilayah Kota
Kawasan Lindung
Kawasan Budidaya
Kawasan Strategis Ekonomi
Kawasan Strategis Sosial dan Budaya
Penetapan Kawasan
Strategis
Wilayah Kota
Kawasan Strategis SDA dan Teknologi Tinggi
Arahan Pemanfaatan
Ruang
Wilayah Kota
Perwujudan Rencana Struktur Ruang
Ketentuan Pengenddalian
Pemanfaatan Ruang
Kawasan Strategis Daya Dukung LH
Kawasan Strategis –strategis Lainnya
Perwujudan Rencana Pola Ruang
Perwujudan Kawasan Strategis Kota
Ketentuan Peraturan Zonasi
Ketentuan Perizinan
Ketentuan Pemberian Insentif
Ketentuan Pemberian Disinsentif
Ketentuan Sanksi
GAMBARAN UMUM
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KOTA BITUNG 2013-2033
GAMBARAN UMUM RTRW KOTA
Kota Bitung
• Pusat
Kegiatan
Ekonomi
Pemanfaatan
Ruang
• Efektif dan
efisien
Penataan
Ruang
• Penyusunan
RTRW
GAMBARAN UMUM RTRW KOTA
MATERI YANG DIATUR RTRW KOTA BITUNG
Ruang Lingkup
Tujuan, Kebijakan
dan Strategi
Rencana Struktur
Ruang
Rencana Pola
Ruang
Ketentuan Umum
Peraturan Zonasi
Ketentuan
Pengendalian
Pemanfaatan
Ruang Wilayah
Kota
Arahan
Pemanfaatan
Ruang Wilayah
Kota
Penetapan
Kawasan Strategis
Kota
Ketentuan
Perizinan
Ketentuan
pemberian insentif
dan disinsentif
Arahan sanksi
Peran Masyarakat
Ketentuan Penutup
Ketentuan Lain-lain
Ketentuan
Peralihan
Kelembagaan
GAMBARAN UMUM RTRW KOTA
RUANG LINGKUP RTRW KOTA BITUNG
Wilayah
Daratan
(31.350,35
Ha)
8
Kecamatan
Wilayah
Laut
69
Kelurahan
Lingkup
Wilayah
Ruang
Dalam Bumi
Wilayah
Udara
GAMBARAN UMUM RTRW KOTA
TUJUAN RTRW KOTA BITUNG
Produktif
Ruang
Kota
Aman
Nyaman
Berkelanjuta
Regional
Internasional
Kota
Maritim
Basis
Kegiatan
Industri
Kelautan/Perikanan
Perdagangan/Jasa
GAMBARAN UMUM RTRW KOTA
Kebijakan
Penataan Ruang
KEBIJAKAN RTRW KOTA BITUNG
• Peningkatan peran kota berbasis industri,
kelautan/perikanandan perdagangan/jasa
• Perwujudan Sistem Pusat Pelayanan Kota
• Pengembangan sarana dan prasarana kota
• Penetapan dan pengelolaan kawasan lindung
• Penetapan 30% RTH
• Penetapan kawasan strategis wilayah kota
GAMBARAN UMUM RTRW KOTA
PENYUSUNAN KEMBALI RTRW KOTA BITUNG
RTRW 20002010
UU 26/2007
PermenPU
17/2009
RTRW 20112031
RTRW 20132033
TINJAUAN KRITIS
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KOTA BITUNG 2013-2033
TINJAUAN KRITIS RTRW KOTA
PROSES
PENYUSUNAN
MUATAN
RENCANA
•1
•2
PROSES
IMPLEMENTASI
•3
TINJAUAN KRITIS PENYUSUNAN
RTRW KOTA BITUNG
RTRW Kota Bitung
RTRW Kota Bitung
• 2011 - 2031
• 2013 - 2033
Perkiraan Waktu
Yang
Dibutuhkan
Realisasi
Keterangan
Proses
Penyusunan
RTRW Kota
8-18 Bulan
11 Bulan
Konsultan (Feb – Des 2010)
Proses
Penetapan
6 Bulan
30 Bulan
Des 2013
Tahapan
TINJAUAN KRITIS PENYUSUNAN
RTRW KOTA BITUNG
Kendala
Solusi
Keterangan
Alih
Mekanisme
Fungsi/Peruntukan Holding Zone
Kawasan Hutan
Surat Dirjen Penataan Ruang
Nomor : UM.01.11-Ra/5/229,
tanggal 24 Mei 2012 Perihal :
Percepatan Perda
RTRWKabupaten/Kota
RTRW Provinsi
Belum Ditetapkan
Surat Dirjen Penataan Ruang
Nomor UM.01.11/Ra/5/229
tertanggal 28 Februari 2013
Penetapan
RTRW Kota
Mendahului
RTRW Provinsi
TINJAUAN KRITIS MUATAN
RTRW KOTA BITUNG
TINJAUAN KRITIS MUATAN RTRW KOTA BITUNG
a. Tujuan, kebijakan dan strategi
ruang wilayah kota;
b. Rencana struktur ruang wilayah
kota;
c. Rencana pola ruang wilayah kota;
d. Penetapan kawasan strategis
kota;
e. Arahan pemanfaatan ruang
wilayah kota;
f. Ketentuan pengendalian
pemanfaatan ruang wilayah;
g. Peran masyarakat dan
kelembagaan;
h. Ketentuan penyidikan dan
ketentuan pidana;
i. Ketentuan peralihan dan
ketentuan lain-lain
TINJAUAN KRITIS MUATAN
RTRW KOTA BITUNG
Tujuan, kebijakan dan strategi ruang wilayah kota
Penataan ruang Kota Bitung bertujuan untuk mewujudkan ruang kota yang
produktif, aman, nyaman dan berkelanjutan sebagai pusat kegiatan
nasional yang berbasis pada kegiatan bahari.
Tujuan penataan ruang provinsi Sulawesi Utara adalah untuk mewujudkan
Provinsi Sulawesi Utara sebagai pintu gerbang Indonesia ke kawasan Asia
Timur dan Pasifik yang aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan dengan
berbasis pada kelautan, perikanan, pariwisata, dan pertanian yang
berdaya saing serta mengutamakan pembangunan yang berwawasan
lingkungan.
• Tujuan penataan ruang, kebijakan,
dan strategi penataan ruang Kota
Bitung TIDAK BERTENTANGAN
dengan tujuan penataan ruang
wilayah provinsi dan nasional.
TINJAUAN KRITIS MUATAN
RTRW KOTA BITUNG
Rencana struktur ruang wilayah kota (1)
a) Perbedaan pengaturan muatan antara
Jalan Arteri Primer di Provinsi Sulawesi Utara
dengan Kota Bitung.
b) Jaringan pelayanan lalu lintas dan angkutan
jalan (LLAJ) belum diatur dalam RTRW Kota
Bitung.
c) Stasiun KA Bitung yang telah diatur dalam
RTRW Provinsi belum diakomodasi dalam
RTRW Kota.
d) Lintas Penyeberangan belum semua
disebutkan dalam RTRW kota bitung.
e) Belum dicantumkan Rencana
pengembangan dan peningkatan
pelabuhan penyeberangan Bitung dalam
RTRW Kota Bitung.
f) Rencana pengembangan alur pelayaran
yang ada dalam RTRW Provinsi tidak
disebutkan dalam RTRW Kota Bitung.
TINJAUAN KRITIS MUATAN
RTRW KOTA BITUNG
Rencana struktur ruang wilayah kota (2)
g) Perbedaan nomenklatur pada sistem
jaringan energi: Pembangkit Listrik Tenaga
Samudra (Tenaga Pasang surut, Gelombang
laut, Panas Laut) di Pulau Lembeh Kota
Bitung pada RTRW Provinsi, disebutkan
sebagai sistem Pembangkit Listrik Tenaga
Arus Laut pada RTRW Kota.
h) jaringan transmisi tenaga listrik terutama
pada Rencana Gardu Induk (GI) Kema di
Bitung terdapat perbedaan kapasitas dan
panjang Rencana SUTT GI Paniki/Kalawat di
Minahasa – GI. Kema di Bitung.
i) Jaringan Mikro Digital yang diatur dalam
RTRW provinsi belum diatur dalam RTRW
Kota.
j) Pada Sistem Jaringan Sumber Daya Air, CAT
& Saluran Air Baku (SAB) yang diatur dalam
RTRW provinsi belum diatur dalam RTRW Kota
Bitung.
TINJAUAN KRITIS MUATAN
RTRW KOTA BITUNG
Rencana pola ruang wilayah kota
a. Kawasan perubahan peruntukan yang berdampak penting dan
cakupan yang luas serta bernilai strategis (DPCLS) yang ditetapkan di
Kota Bitung dengan luasan kurang lebih 52.46 Ha oleh Provinsi Sulawesi
Utara belum diakomodasi dalam RTRW Kota Bitung.
b. Belum diatur secara khusus kawasan peruntukan peternakan pada RTRW
Kota Bitung khususnya kawasan peruntukan peternakan babi yang telah
diatur dalam RTRW Provinsi Sulawesi Utara.
c. Penetapkan kawasan peruntukan pertanian tidak menyebutkan LP2B
seperti yang ditetapkan pada RTRW Provinsi Sulawesi Utara.
d. Kawasan pengolahan ikan berupa pelabuhan perikanan meliputi
Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Bitung yang ditetapkan pada
RTRW Prov. Sulawesi Utara belum diakomodasi dalam RTRW Kota Bitung.
e. Belum diatur mengenai pengembangan Kawasan Konservasi Kawasan
Konservasi Laut Daerah Bitung yang telah diatur dan ditetapkan pada
RTRW Provinsi Sulawesi Utara.
f. Tidak ditetapkan pada RTRW Kota Bitung kawasan peruntukan industri
besar serta kawasan industri terpadu Bitung di Bitung sesuai dengan
RTRW Provinsi Sulawesi Utara.
TINJAUAN KRITIS MUATAN
RTRW KOTA BITUNG
Penetapan kawasan strategis kota
Penetapan kawasan strategis bidang ekonomi telah sejalan dengan tujuan,
kebijakan dan strategi penataan ruang kota bitung yang ingin menjadikan
kota bitung sebagai kota yang bahari yang produktif melalui kegiatan
industri perikanan. Penetapan kawasan strategis bidang daya dukung
lingkungan pun memastikan keberlangsungan ketersediaan sumber daya
yang menjadi komoditas utama kegiatan perikanan tangkap dan budi
daya sebagai leading sector industri ini.
Untuk operasionalisasi RTRW Kota Bitung akan disusun rencana rinci tata
ruang berupa rencana tata ruang kawasan strategis kota yang ditetapkan
dengan Peraturan Daerah.
TINJAUAN KRITIS MUATAN
RTRW KOTA BITUNG
Arahan pemanfaatan ruang wilayah kota
meliputi :
a. indikasi program utama perwujudan struktur ruang wilayah kota;
b. indikasi program utama perwujudan pola ruang wilayah kota; dan
c. indikasi program utama perwujudan kawasan strategis.
Pelaksanaan pembangunan sesuai dengan program pemanfaatan ruang
wilayah kota dilakukan selama kurun waktu 20 tahun yang dimulai tahun
2013 sampai dengan tahun 2033, yang dibagi menjadi 4 tahapan, terdiri
atas:
• tahap I meliputi tahun 2013 – 2018;
• tahap II meliputi tahun 2018 – 2023;
• tahap III meliputi tahun 2023 – 2028; dan
• tahap IV meliputi tahun 2028 – 2033.
Sebaiknya disesuaikan dengan tahapan pelaksanaan program RTRWN atau
RTRW Provinsi atau setidaknya disesuaikan dengan RPJMD Kota Bitung
waktu berjalan (2011-2016), agar memudahkan pemprograman kegiatan
dalam rangka implementasi RTRW kota dengan visi, misi dan program
Kepala daerah.
TINJAUAN KRITIS MUATAN
RTRW KOTA BITUNG
Ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kota
Berisi:
a. Ketentuan umum peraturan zonasi
b. Ketentuan perizinan
c. Ketentuan pemberian insentif dan disinsentif
d. Arahan sanksi.
Peran Masyarakat dan Kelembagaan
Peran masyarakat dan Kelembagaan dalam penataan ruang di kota
bitung sudah diatur dalam perda ini. Begitu juga bentuk peran masyarakat
dan bentuk kelembagaan penyelenggaraan penataan ruang di kota
bitung telah diatur dalam perda ini sesuai dengan peraturan perundangan.
Dalam rangka mengkoordinasikan penyelenggaraan penataan ruang dan
kerjasama antar sektor/antar daerah bidang penataan ruang dibentuk
BKPRD Kota yang ketentuan lebih lanjut mengenai Tugas, susunan,
organisasi dan tata kerjanya ditetapkan dengan Keputusan Walikota.
TINJAUAN KRITIS MUATAN
RTRW KOTA BITUNG
Ketentuan Penyidikan dan Ketentuan Pidana
Dengan telah diatur adanya PPNS yang dapat melakukan pemeriksaan
terhadap adanya laporan atau keterangan pelanggaran pidana dalam
bidang penataan ruang ini sangat baik , namun perlu diperkuat dengan
kelembagaan khusus yang bertugas menerima laporan, memproses, dan
memperkarakan pelanggaran yang terjadi dalam bidang penataan ruang.
Dengan adanya unsur pemanfaatan ruang, setiap orang wajib mentaati
rencana tata ruang, apabila tidak ditaati dapat diberlakukan tindak pidana
sesuai dengan yang diatur dalam UU tentang Penataan Ruang. Hal ini
berlaku juga untuk korporasi.
Ketentuan pidana dalam perda ini tidak diatur kembali secara khusus
namun mengacu kepada peraturan perundangan yang terkait penataan
ruang.
TINJAUAN KRITIS MUATAN
RTRW KOTA BITUNG
Ketentuan peralihan dan ketentuan lain-lain
• RTRW kota Bitung berlaku dalam jangka waktu 20 (dua puluh) tahun sejak
tanggal ditetapkan dan ditinjau kembali setiap 5 (lima) tahun.
• Peninjauan kembali RTRW kota dapat dilakukan lebih dari 1 (satu) kali
dalam 5 (lima) jika dalam kondisi lingkungan strategis tertentu yang
berkaitan dengan bencan alam skala besar, perubahan batas teritorial
negara, dan/atau perubahan batas wilayah yang ditetapkan dengan
Undang-Undang. Peninjauan kembali dan revisi RTRW kota dilakukan
bukan untuk pemutihan terhadap penyimpangan pemanfaatan ruang.
• RTRW Kota Bitung digunakan sebagai pedoman pembangunan dan
menjadi acuan bagi penyusunan Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Daerah (RPJPD) dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD) Kota Bitung.
TINJAUAN KRITIS IMPLEMENTASI
RTRW KOTA BITUNG
Monitoring
Dilakukan saat penyusunan RKA
Kesesuaian RKA SKPD dengan
Indikasi Program RTRW
Evaluasi
Evaluasi Rutin dalam Forum BKPRD
Langkah strategis pencapaian
target
Realisasi
Monitoring oleh Bappeda
kesesuaian RKA dengan RPJMD
Evaluasi masih insidentil
TINJAUAN KRITIS IMPLEMENTASI
RTRW KOTA BITUNG
Tahun
Tahapan
Realisasi
Keterangan
2013
Penetapan RTRW
Kota Bitung 20132033
Desember 2013
2014
Sosialisasi :
-SKPD
-Masyarakat
-SKPD
-8 Kecamatan (100%)
-8 Kelurahan (12%)
-Indikasi Program
-Tatap Muka
-Peta Analog
-Peta Digital
2015
-Implementasi
- KAPET
-Minapolitan
-KEK
-IHP
-Jalan Tol
-Jaringan Jalan
-Terminal
-Pelabuhan
-Listrik
-Pembebasan lahan
-Kawasan Wisata
-TPA Sampah
PENUTUP
KESIMPULAN
Proses Penyusunan
permasalahan yang muncul adalah belum tersusunnya raperda mengenai
RTRW Provinsi sebagai hierarkhi di atasnya yang seharusnya dijadikan
sebagai acuan (sesuai dengan UU No.26 Tahun 2007).
Muatan Pengaturan
Muatan rencana tata ruang
telah sesuai dengan
ketentuan teknis muatan RTRW
kota (Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum No. 17 Tahun
2009 tentang Pedoman
Penyusunan Rencana Tata
Ruang Wilayah Kota. )
Perumusan konsepsi dan
substansi RTRW Kota Bitung
belum seluruhnya sesuai
dengan arahan yang ada
dalam RTRW Provinsi Sulawesi
Utara
Implementasi RTR
implementasi indikasi program utama dalam RTRW
Kota Bitung belum dapat dilaksanakan baik oleh
Dinas Tata Ruang maupun oleh Badan Koordinasi
Penataan Ruang Daerah (BKPRD) Kota Bitung.
Pemerintah Kota Bitung (BAPPEDA) telah
melakukan monitoring terhadap kesesuaian
antara RKA SKPD dengan RPJMD dan Rencana
Strategis masing-masing SKPD.
Kesesuaian RKA dan RPJMD sedikit banyak telah
menyelaraskan RKA SKPD dengan indikasi
program utama dalam RTRW Kota Bitung karena
ada keterkaitan yang erat antara RPJMD dan
RTRW Kota Bitung.
PENUTUP
REKOMENDASI (1)
RTRW
NASIONAL
RTRW PROVINSI
RTRW KOTA
• Penataan ruang wilayah kota perlu dilakukan secara berjenjang dan
komplementer dengan penataan ruang wilayah nasional dan penataan
ruang wilayah provinsi.
• Lamanya proses penyusunan dokumen RTRW sebaiknya sesuai dengan
arahan yang terdapat pada PP No 15 Tahun 2010
• Apabila proses penyusunan RTRW Kabupaten/Kota mendahului proses
penyusunan RTRW Provinsi, maka perlu ada sinkronisasi dan kesepakatan
bersama terkait substansi yang diatur.
• Dalam penyusunan RTRW Kota Bitung sebaiknya mengacu pada muatan
yang diatur dalam RTRWN dan RTRWP
PENUTUP
REKOMENDASI (2)
• Perlu dilakukan review detail dan evaluasi
tahap awal terhadap muatan
pengaturan dalam RTRW Kota Bitung dan
RTRWP sehingga perbedaan nomenklatur
dan substansi terkait lokasi dan program
dapat menjadi masukan dalam rangka
peninjauan kembali kedua RTRW tersebut.
• Perlu adanya sosialisasi terkait muatan
substansi RTRW Kota Bitung kepada SKPD
agar tercipta sinkronisasi program
pembangunan yang didukung anggaran
yang memadai.
• Indikasi program yang ada di RTRW Kota
harus menjadi acuan pada setiap
program SKPD agar tujuan penataan
ruang kota Bitung dapat tercapai.
• Perlu adanya forum evaluasi
implementasi program yang dimuat
dalam indikasi program RTRW.
DISKUSI?