Evaluasi Kesesuaian Lahan Terhadap Ruang

Evaluasi Kesesuaian Lahan Terhadap Ruang Terbuka
Hijau Di Kecamatan Rungkut Kota Surabaya

Disusun oleh :
Muhammad Aliyudin Irfanto
Nim
15040274094

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN HOKUM
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2015

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Ruang Terbuka Hijau atau RTH merupakan suatu bentuk pemanfaatan lahan pada
suatu kawasan yang diperuntukkan untuk penghijauan tanaman, serta sebagai
penyeimbang ekosistem kota, baik itu sitem hidrologi, klimatologi, keanekaragaman
hayati, maupun sistem ekologi lainnya, yang bertujuan meningkatkan kualitas lingkungan

hidup, estetika kota, kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.
Kota – kota besar di Indonesia akhir-akhir ini mengalami penurunan kuantitas dan
kualitas Ruang Terbuka Hijau (RTH). Hal ini dibuktikan dengan peristiwa yang sering
terjadi didaerah perkotaan. Seperti banjir, rob, krisis air bersih, kemacetan lalu lintas,
pencemaran udara, dan penyakit lingkungan. Maka pembangunan serta tata ruang
didaerah perkotaan haruslah dipertimbangkan dengan matang sebelum menyetujui
pembangunan dan penataan ulang tentang Ruang Terbuka Hijau didaerah perkotaan.
Berbagai

peraturan

perangkat

hukum

yang

mendukung

terwujudnya


pembangunan kota yang berkelanjutan telah dihasilkan, diantaranya Undang-Undang
(UU) No. 26 tahun 2007 pasal 17 tentang penataan ruang menyebutkan :
-

Muatan rencana tata ruang mencakup rencana struktur ruang dan pola ruang.
Rencana struktur ruang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi rencana

-

sistem pusat pemukiman dan rencana sistem jaringan sarana prasarana.
Rencana pola ruang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi peruntukan
ruang untuk kegiatan pelestarian lingkungan, sosial, budaya, ekonomi,

-

pertahanan, dan keamanan.
Peruntukan kawasan lindung dan kawasan budidaya sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) meliputi peruntukan ruang untuk kegiatan pelestarian


-

lingkungan, sosial, budaya, ekonomi, pertahanan, dan keamanan.
Dalam rangka pelestarian lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat (4),
dalam rencana wilayah ditetapkan kawasan hutan paling sedikit 30 persen dari
luas daerah aliran sungai.

-

Penyusun rencana tata ruang harus memperhatikan keterkaitan antarwilayah,

-

antarfungsi kawasan, dan antar legiatan kawasan.
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penyusun rencana tata ruang yang
berkaitan dengan fungsi pertahanan dan keamanan sebagai subsistem rencana
tata ruang wilayah diatur dengan peraturan pemerintah.1

Selain itu perturan pendukung tentang RTH juga dijelaskan pada Undang-Undang
(UU) No. 32 tahun 2009 tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, UU

No. 7 tahun 2007 tentang pengelolaan Sumber Daya Air, UU No. 28 tahun 2009
tentang bangunan dan gedung, UU No. 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan
Bencana yang mensyaratkan adanya ruang evakuasi bencana pada RTH kota, dan UU
No. 26 tahun 2007 tentang penataan ruang yang mensyaratkan kota harus memiliki
RTH minimal 30 persen dari total luas kota secara keseluruhan. Upaya perbaikan, dan
penyempurnaan rencana tata ruang wilayah yang terus dilaksanakan ternyata
menghadapi masalah dalam menuju target RTH 30 persen, seperti yang ada pada UU
No. 26 tahun 2007 tentang penataan ruang (pasal 29 ayat 1). Keterbatasan lahan, dana
yang tersedia, dan mahalnya harga tanah merupakan alasan utama keengganan
pemerintah daerah memasukkan target RTH 30 persen ke dalam rencana tata ruang
wilayah kota.
Ruang Terbuka Hijau (RTH) ideal dalam sebuah kota sangatlah diperlukan
dalam pembangunan kota dalam menuju sistem ekologi yang ideal dari sebuah kota
tersebut. Adapun tujuan dari pembangunan RTH yang ideal adalah sebagai berikut :
-

Menjaga ketersediaan lahan sebahgai kawasan resapan air
Menciptakan aspek planologisperkotaan melalui keseimbangan antara
lingkungan alam dan lingkungan binaan yang berguna untuk kepentingan
masyarakat


-

Meningkatkan keserasian lingkungan perkotaan sebagai sarana pengaman
lingkungan perkotaan yang aman, indah, dan bersih
Selain itu pembangunan RTH ideal juga mempunyai dua fungsi utama yaitu

fungsi intrinsic dan ekstrisik adapun kedua fungsi tersebut adalah :
a. Fungsi intrisik yaitu fungsi ekologis
- Memberi jaminan pengadaan RTH menjadi bagian dari sirkulasi udara (paruparu kota)
- Pengatur iklim mikro agar udara dan air secara alami dapat berlangsung lancar
- Sebagai peneduh
- Penyerap air hujan
- Produsen oksigen
- Penyedia habitat satwa
- Menyerap polutan media dari udara, air, dan tanah
- Penahan angina
b. Fungsi ekstrisik
 Fungsi sosial dan budaya
- Sebagai wadah dan objek pendidikan, penelitian, dan pelatihan dalam


-

mempelajari alam
Tempat wisata
Menggambarkan ekspresi budaya local
Fungsi ekonomi
Dapat mempromosikan hasil tanaman daerah tersebut, seperti bunga, buah,


-

dan sayur
Bisa digunakan sebagai lahan pertanian, perkebunan, kehutanan dll
Fungsi estetika
Meningkatkan kenyamanan, memperindah lingkungan kota baik dari skala
mikro, seperti : halaman rumah, lingkungan pemukiman, maupun skala makro
seperti: lansekap kota secara keseluruhan.

Dalam suatu wilayah perkotaan, empat fungsi utama ini dapat dikombinasikan sesuai

dengan kebutuhan, kepentingan, dan keberlanjutan pembangunan kota, seprti
perlindungan tata air, keseimbangan ekologi, serta konservasi hayati.
Daerah perkotaan berpeluang menambah luas RTH hingga 30 persen dari luas
wilayah. Jika pemerintah kreatif, lahan-lahan yang selama ini terlantar dapat

dibangun/ dikembangkan menjaditaman dan jalur hijau sebagai daerah resapan air dan
paru-paru kota. RTH dikembangkan sebagai infrastruktur hijau atau infrastruktur
ekologis, ruang-ruang hijau seperti : taman, pemakaman, waduk, dihubungkan jalurjalur hijau sepanjang jalan, bantaran sungai, tepi rel kereta api, dan dibawah saluran
tenaga tinggi, sistem jejaringan hijau ini disebut urban park connector. Setiap kota
dapat menggabungkan RTH public dan privat untuk mencapai target luasan sampai 30
persen dari total luas wilayah, dan perlu diformalkan dalam rencana tata ruang
wilayah.
Kecamatan Rungkut merupakan salah satu kecamatan yang berada di kota
Surabaya Jawa Timur, yang merupakan bagian dari Surabaya Timur dengan
ketinggian permukaan tanah + 6 meter diatas permukaan laut. Secara geografis daerah
ii terletak pada 70 9’ – 70 21’ LS dan 1120 36’ BT. Sebagian besar wilayah ini
merupakan dataran rendah. Luas wilayah kecamatan Rungkut 21,02 km2 yang terbagi
dalam 6 kelurahan. Dengan batas-batas wilayah sebagai berikut : utara berbatasan
dengan kecamatan Mulyorejo, timur berbbatasan dengan selat Madura, sebelah
Selatan Rungkut, Sebelah barat kecamatan Gubeng.


Data Kecamatan Rungkut :

Rungkut merupakakan daerah kawasan industry dan kawasan padat penduduk.
Didaerah ini juga terdapat kawasan industry terbesar yaitu Surabaya Industrial Estate
Surabaya (SIER). Maka optimalisasi RTH didaerah ini sangat diperlukan, seperti
pembangunan jalur hijau, optimalisasi pembangunan taman, waduk, dan sistem
drainase kota, agar menjadikan daerah ini pembangunannya berdasarkan sistem
ekologi yang baik.

Maka dari latar belakang tersebut peneliti ingin melakukan penelitian dengan
judul “ Evaluasi Kesesuaian Lahan Terhadap Ruang Terbuka Hijau di
Kecamatan Rungkut”.