Pengangguran di Indonesia dalam Persaing

Pengangguran di Indonesia:
Dalam Persaingan dan Kesadaran Usaha
Oleh
Deni Kusuma
Pendahuluan
Jumlah pengangguran di Indonesia pada tahun 2015 bertambah. Badan
Pusat Statistik (BPS) mencatat, tahun ini (Februari 2014-Februari 2015) jumlah
pengangguran di Indonesia meningkat 300 ribu orang, sehingga total mencapai
7,45 juta orang1. Sebelumnya, pada Agustus 2014 pengangguran berdasarkan data
Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah pengangguran terbuka di Indonesia mencapai
7,24 juta orang2.
Pengangguran banyak diisi dari kalangan pemuda. Menteri Ketenagakerjaan
M Hanif Dhakiri mengingatkan, negara-negara anggota ECOSOC PBB agar
memberikan perhatian khusus mengenai strategi penanganan bersama terhadap
pengangguran muda yang semakin banyak3. Di antara 237, 6 juta penduduk di
Indonesia, 26,8% atau 64 juta jiwa di antaranya adalah remaja atau kelompok
berusia 15 - 24 tahun. Indonesia yang notabene menduduki peringkat 4 besar
untuk jumlah penduduk dunia ternyata juga menyandang peringkat tertinggi
pengangguran usia muda di kawasan Asia Pasifik4.
Indonesia sebagai negara bangsa yang mempunyai sumber daya alam
melimpah dan sumber daya manusia yang banyak seharusnya bisa menggali

potensi-potensi yang ada dalam kedua sumber daya tersebut. Kenyataan dari data
yang dicantumkan di atas memperlihatkan bahwa kedua sumber daya, alam dan
manusia, di Indonesia belum bisa dimanfaatkan secara maksimal sehingga
menimbulkan ketimpangan sosial-ekonomi, salah satu contohnya adalah
1

. Lihat http://ekbis.sindonews.com/read /997601/34/jumlah- pengangguran-bertambah-jadi-745-juta-orang-1430816593. Diakses pada 28 Mei 2015.

2

. Lihat http://nasional.kontan.co.id/news/jumlah-pengangguran- terbuka-indonesia-724-juta.
Diakses pada 28 Mei 2015.

3

. Lihat http://www.pikiran-rakyat.com/ekonomi/2015/04/01/322056/pengangguran-usia-mudaterus meningkat. 28 Mei 2015.

4

. Ibid. Diakses pada 28 Mei 2015.


pengangguran. Oleh karena itu perlu kiranya dicari alasan-alasan mengapa
pengangguran itu bisa terjadi dan bagaimana solusi untuk meminimalisir
pengangguran tersebut?
Lapangan Kerja
Lapangan pekerjaan di Indonesia tidak sebanding dengan sumber daya
manusia di dalamnya. Permintaan lapangan pekerjaan dapat dicapai dengan
kemampuan yang sesuai dengan produktifitas lapangan pekerjaan. Sementara Jika
dilihat dari data yang dicantumkan dalam latar belakang, pengangguran di
Indonesia banyak diisi dari kalangan remaja berumur 15 sampai 24 tahun.
Usia itu mencakup dua fase antara lulusan sekolah tingkat menengah dan
perguruan tinggi. Oleh karena itu pengangguran di Indonesia bisa dikategorikan
sebagai pengangguran yang belum mempunyai bekal5 untuk terjun ke dalam dunia
pekerjaan. Sementara orang-orang yang masih mempersiapkan bekal untuk
memasuki dunia pekerjaan dalam usia tersebut tidak dapat dikategorikan sebagai
pengangguran.
Ini artinya, orang-orang yang tidak menempuh proses persiapan kemudian
terjun dalam lapangan pekerjaan bisa menyebabkan timbulnya pengangguran
karena tidak sanggup memenuhi permintaan produktifitas yang disediakan oleh
lapangan pekerjaan. Oleh karena itu dapat dikatakan pengangguran juga

disebabkan karena rendahnya cita-cita dalam melakukan suatu upaya pencapaian
dan rasa malam dalam mempersiapkan bekal.
Menurut Teori yang dikembangkan oleh Mc. Clellan mengungkapkan
bahwa salah satu faktor yang menjadikan maju-tidaknya suatu bangsa ialah
banyak-sedikitnya penduduk yang terjangkit virus N-Ach. N-Ach atau Need for
Achieving merujuk pada hasrat seseorang untuk melakukan pencapaian. Jadi
semakin banyak anggota masyarakat yang punya semangat N-Ach, akan semakin
maju suatu bangsa6.
Melalui
meminimalisir
5

teori

tersebut

pengangguran

seseorang
harus


dapat

dilakukan

memahami

bahwa

upaya-upaya

yang

bisa

. Bekal tersebut bisa berupa pendidikan maupun training of skill. Biasanya lapangan kerja
meminta keterangan yang bersifat formal. Dalam kasus ini formal adalah pendidikan.

6


untuk

.

https://www.academia.edu/8949772/Kewirausahaan_di_Indonesia. 28 Mei 2015.

membangkitkan semangat menuju etos kerja yang tinggi. Etos kerja sendiri pada
akhirnya tidak harus menempatkan seseorang dalam lapangan pekerjaan yang
struktural. Dengan etos kerja yang tinggi seseorang bisa membuka peluangpeluang usaha di luar perusahaan untuk membangun usaha mandiri. Modal usaha
dalam hal ini menjadi penting sebagai langkah awal untuk membangun usaha
mandiri.
Modal Usaha
Pemilik modal bagaimanapun tidak bisa dilepaskan dalam upaya
pembangunan perekonomian masyarakat. Kondisi pemilik modal di Indonesia itu
sendiri belum bisa memberikan sokongan yang layak untuk masyarakak kelas
menengah ke bawah sehingga menimbulkan pengangguran. Oleh karena itu
keterlibatan pemerintah dalam hal ini menjadi penting. Pemerintah harus
memfasilitasi modal awal tersebut dengan mengembangkan usaha ekonomi mikro.
Dalam usaha pengembangan ekonomi mikro sebenarnya sudah dilakukan
oleh


pemerintah

secara

konsisten.

Seperti

yang

dikatakan

Menteri

Ketenagakerjaan M. Hanif Dhakiri, Kementerian Ketenagakerjaan terus
melakukan upaya penanggulangan pengangguran dan kemiskinan melalui lima
pilar utama program perluasan dan penciptaan lapangan kerja, meliputi perbaikan
layanan dan sistem informasi ketenagakerjaan, peningkatan keterampilan dan
kapasitas pekerja, pengembangan usaha mikro kecil dan menengah serta

kewirausahaan7.
Meskipun demikian, usaha-usaha yang dilakukan pemerintah meminimalisir
pengangguran nampaknya gagal. Hal ini terlihat dari data pengangguran di
Indonesia yang justru meningkat dari 7,24 menjadi 7,45 juta orang8. Hal yang
kemudian menarik diperhatikan adalah apakah disebabkan karena lima pilar
tersebut tidak sampai pada masyarakat atau karena masyarakat yang tidak bisa
mengembangkan fasilitas tersebut?.

7

. http://nasional.kontan.co.id/news/jumlah-pengangguran-terbuka-indonesia-724-juta. 28 Mei
2015.

8

. Lihat http://nasional.kontan.co.id/news/jumlah-pengangguran- terbuka-indonesia-724-juta.
Diakses pada 28 Mei 2015.

Berdasarkan uraian sebelumnya, pengangguran yang timbul di Indonesia
didominasi oleh orang-orang yang tidak memiliki keterampilan bekerja. Oleh

karena itu modal yang diberikan kepada masyarakat tidak dimanfaatkan untuk
pengembangan perekonomian melainkan untuk kebutuhan jangka pendek. Oleh
karena itu pula pengangguran dapat disebabkan karena rendahnya kreatifitas
dalam bekerja. Selain itu, kondisi kelas ekonomi mikro mendapatkan aleniasi dari
para pemilik modal. Ini yang mengakibatkan kondisi kelas menengah ke bawah
terisolasi oleh pergerakan dan produk-produk pemilik modal itu.
Persaingan Ekonomi dan Solidaritas Sosial
Pengangguran di Indonesia juga bisa disebabkan karena kalah bersaing
dengan pemilik-pemilik modal besar. Menurut Max Weber ilmu pengetahuan dan
rasionalitas sebagai logika utama dalam kapitalisme, sehingga menuntut
setiap orang berada dalam proses survival of the fittest9.
Kehadiran ilmu pengetahuan dan rasionalitas menjadikan masyarakat kelas
menengah ke bawah tergeser dalam produkstifitas. Pasar-pasarnya dikuasai
sehingga keuntungan yang dihasilkan tidak bisa dikembangkan dalam jangka
panjang. Hal itu mengakibatkan terjadi kebangkrutan yang pada akhirnya
kehilangan pekerjaan. Maka dapat dikatakan pula pengangguran itu terjadi karena
kondisi sosial-ekonomi masyarakat yang tidak terstruktur. Hal itu juga
mengakibatkan terpecahnya solidaritas sosial. Solidaritas sosial itu sendiri penting
untuk menciptakan relasi dan efesiensi dalam suatu pekerjaan sehingga
masyarakat kelas bawah bisa bersaing dengan pemilik-pemilik modal.

Menurut Emile Durkheim dalam teori solidaritas organik, yang menyatakan
suatu masyarakat mengalami tingkat pembagian kerja yang tinggi di mana ikatanikatan emosional dan sebagainya itu menjadi tidak relevan disebabkan oleh
perbedaan-perbedaan yang dimungkinkan terjadi terutama berdasarkan pada
kemampuan-kemampuan individu serta bagaimana masing-masing anggota

9

. Hamzah Fansuri. Globalisasi, Postmodernisme dan Tantangan Kekinian Sosiologi Indonesia.
Jurnal Sosiologi Islam, Vol. 2, No.1, April 2012 ISSN: 2089-0192, hlm 26. Lihat juga,
Sartono Kartodirdjo, dkk. Sejarah Sosial Konseptualisasi, Model dan Tantangannya. 2013.
Penerbit Ombak: Yogyakarta, hlm 6.

masyarakat terikat oleh adanya ketergantungan fungsional10. Meskipun pada
akhirnya harus berbenturan dengan teori Max Weber11 bahwa solidaritas sosial
dapat membentuk kebersamaan suatu masyarakat dalam meciptakan wirausaha
yang bisa membuka jaringan untuk mengembangkan usaha-usaha mikro.
Dalam kasus pengangguran ini, masyarakat Indonesia belum bisa membuka
jaringan antar pengusaha mikro yang disebabkan karena rendahnya kreatifitas
dalam bekerja dan solidaritas sosial juga kondisi yang terisolasi oleh pemilik
modal.

Kreatifitas Dalam Bekerja
Rendahnya kreatifitas

masyarakat

dalam

bekerja

mengakibatkan

pengangguran di Indonesia meningkat. Selain karena pasar yang sudah dikuasi
oleh pemilik modal, juga karena rendahnya prinsip etos kerja sehingga semakin
menyudutkan kreatifitas masyarakat kelas bawah. Rendahnya kreatifitas ini sama
artinya dengan suatu masyarakat yang tidak mempunyai inovasi untuk
mengembangkan usaha baru. Oleh karena itu tingkat survivel of the fittestnya pun
rendah. Sementara persaingan usaha dalam dunia global seperti sekarang ini
sangat kompleks. Teori Max Weber yang telah disinggung sebelumnya masih
relavan dalam dunia global sehingga keterbelakangan skill, ilmu pengetahuan, dan
kreatifitas produksi masih dapat dijadikan alasan keberadaan pengangguran12.

Pengangguran itu sendiri adalah wujud masyarakat yang teralienasi oleh
sistem kapitalisme. Salah satu upaya untuk menjaring pengangguran agar bisa
melepaskan diri dari kapitalisme itu adalah menggali kreatifitas dan inovasi
dengan berwirausaha. Menurut Schumpeter, pembangunan ekonomi terutama
dapat diciptakan oleh inisiatif dari golongan pengusaha yang inovatif dan
golongan entrepreneur, yaitu golongan masyarakat yang mengorganisir dan
menggabungkan faktor-faktor produksi lainnya untuk memproduksi barangbarang yang dibutuhkan masyarakat13.
10

. Ibid.

11

. Kemajuan perekonomian yang didasarkan pada ilmu pengetahuan dan rasionalitas.

12

. Ibid.

13

. Rihardjo Adisasmita. 2013. Teori-teori Pembangunan Ekonomi : Pertumbuhan Ekonomi dan
Pertumbuhan

Wilayah.

Makassar:

Graha

Ilmu,

hlm.

60.

Lihat

https://www.academia.edu/8949772/Kewirausahaan_di_Indonesia. 28 Mei 2015.

juga

Menurut Rachbini (2002), masalah kewirausahaan merupakan persoalan
paling penting di dalam perekonomian suatu bangsa yang sedang membangun.
Kemajuan atan kemunduran ekonomi suatu bangsa sangat ditentukan oleh
keberadaan dan peranan kelompok wirausahawan ini. Jika suatu bangsa tidak
memiliki modal manusia seperti ini, jangan harap ada kemajuan pada bangsa
tersebut. Sebaliknya, kemajuan yang terjadi pada suatu bangsa dapat dilihat dari
keberadaan dan peranan kelompok wirausahawannya14.
Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa problematika kasus
pengangguran di Indonesia sangat kompleks. Indonesia sebagai negara yang
demokrasi membuka banyak pintu kepada pemodal-pemodal asing untuk
membuka usaha di Indonesia. Hal itu sah-sah saha kerena globalisasi menuntut
persaingan di kalangan para pengusaha, baik atas menengah maupun bawah.
Pengangguran di Indonesia muncul karena tidak bisa bersaing dengan para
pemilik modal baik, negeri, swasta dan asing. Selain itu juga disebabkan karena
tidak bisa memanfaatkan fasilitas yang disediakan oleh negara.
Permasalahan pengangguran ini bagaimanapun adalah tanggung jawab
negara dan masyarakat. Oleh karena itu pemerintah perlu meningkatkan kembali
kinerja negara dalam mengembangkan perekonomian di masyarakat kelas bawah.
Kinerja tersebut harus bisa menjangkau masyarakat kelas bawah secara merata,
terporsikan dan dilakukan dengan cara pengembangan skill agar masyarakat bisa
mengembangkan modal untuk jangka panjang. Perlu juga dalam masyarakat itu
sendiri menanamkan solidaritas sosial untuk membuat sebuah jaringan wirausaha
agar bisa menjaring pasar dalam suatu usaha.
Daftar Pustaka
Hamzah Fansuri. Globalisasi, Postmodernisme dan Tantangan Kekinian
Sosiologi Indonesia. Jurnal Sosiologi Islam, Vol. 2, No.1, April 2012
ISSN: 2089-0192.
Sartono Kartodirdjo, dkk. Sejarah Sosial Konseptualisasi, Model dan
Tantangannya. 2013. Penerbit Ombak: Yogyakarta.
Rihardjo Adisasmita. 2013. Teori-teori Pembangunan Ekonomi : Pertumbuhan
Ekonomi dan Pertumbuhan Wilayah. Graha Ilmu: Makassar
https://www.academia.edu/8949772/Kewirausahaan_di_Indonesia. 28 Mei 2015.
14

.

https://www.academia.edu/8949772/Kewirausahaan_di_Indonesia. 28 Mei 2015

Lihat

http://ekbis.sindonews.com/read /997601/34/jumlah- pengangguranbertambah-jadi-7- 45 juta-orang-1430816593. Diakses pada 28 Mei
2015.
Lihat http://nasional.kontan.co.id/news/jumlah-pengangguran- terbuka-indonesia724-juta. Diakses pada 28 Mei 2015.
Lihat http://www.pikiran-rakyat.com/ekonomi/2015/04/01/322056/pengangguranusia-muda-terus meningkat. 28 Mei 2015.