Potret Lingkungan Hidup di Indonesia

Hukum Pembangunan
Berkelanjutan
Kuliah I Hukum Lingkungan
Mas Achmad Santosa
4 September 2012

Hukum Pembangunan Berkelanjutan

• Potret Lingkungan Hidup di Indonesia
• Sustainable Development
(Pembangunan Berkelanjutan)
• Mengapa Sustainable Development?
• Prinsip-prinsip atau elemen Sustainable
Development
• Keterkaitan Sustainable Development
dan Hukum Lingkungan
• Sumber-sumber Hukum Lingkungan

Tantangan Lingkungan Hidup dan
SDA
PERSPEKTIF GEOGRAFIS

• Letak geograf Indonesia menyebabkan Indonesia menjadi salah satu Negara yang sangat berpotensi sebagai negara yang rawan
bencana: gempa bumi, tsunami, banjir, tanah longsor, badai dan letusan gunung api.
 
• Gempa dan Tsunami merupakan bencana alam yang sangat potensial terjadi di Indonesia karena kepulauan Indonesia merupakan
salah satu wilayah tektonik paling kompleks dengan tiga lempeng, yaitu lempeng Eurasia, Pasifk, dan Filipina dan Indo-Australia yang
paling aktif pergerakannya (SLHI, KLH, 2007).
 
• Indonesia memiliki 129 Gunung Berapi yang aktif dan 271 titik letusan sebagai konsekuensi dari interaksi dan tumbukan antara
lempeng-lempeng tersebut diatas (Topinka, USGS, 2001).
PERSPEKTIF DEMOGRAFIS
• Secara demografs meski wilayah Indonesia sangat luas dan terdiri atas ratusan pulau besar dan ribuan pulau kecil serta secara
administratif terdiri dari 33 provinsi dan 434 kabupaten/kota.
• Sebagian besar penduduk Indonesia bertempat tinggal di Pulau Jawa. Selama periode 1961 hingga 2005, pulau Jawa yang luasnya
kurang dari 7% luas daratan Indonesia dihuni oleh sekitar 60% penduduk, sehingga pulau Jawa merupakan pulau yang terpadat
dengan kepadatan penduduk 1.001 orang /km2. Kondisi demografs ini menimbulkan persoalan daya dukung ekosistem pulau Jawa.
PERSPEKTIF PEMBANGUNAN
• Laju deforestasi dan degradasi hutan dengan angka yang cukup fuktuatif (1,8 juta ha per tahun pada periode 1985 dan 1997, 2,8 juta
ha pada periode 1997 – 2000, dan kemudian turun lagi 1,08 juta ha pada periode 2000 – 2005).
• Pencemaran air, udara dan tanah terutama di kota-kota besar
• Indonesia berpotensi menjadi wilayah transboundary dumping area untuk Limbah B3.


Peluang Lingkungan Hidup dan SDA
• Lahan hutan Indonesia yang luas 48,8% dari luas
daratan Indonesia (United Nations, 2007);
• Laju deforestasi dapat ditekan menjadi 350,000
ha/tahun (Pidato Presiden SBY pada Rio+20;
• Pemilik hutan hujan tropis dengan
keanekaragaman hayati;
• Pengembangan jasa fungsi ekosistem hutan dan
jasa lingkungan hutan memiliki nilai jauh lebih
besar daripada perolehan ekonomis hasil kayu;
• Memiliki hutan tropis yang terluas ketiga setelah
Brazil dan Kongo.

Sustainable Development
(Pembangunan Berkelanjutan)

Sustainable Development (PB)
Istilah pembangunan berkelanjutan pertama kali diperkenalkan oleh
World Commission on Environment and Development (WCED) dalam

Our Common Future, didefnisikan sebagai berikut:
“Development that meets the needs of the present without
compromising the ability of the future generation to meet their own
needs”
atau: “pembangunan yang memenuhi kebutuhan generasi sekarang
tanpa mengurangi kemampuan generasi yang akan datang untuk
memenuhi kebutuhannya”).

SD: Prinsip-prinsip
• Keadilan Antar Generasi (Inter-Generational
Equity)
• Keadilan Dalam Satu Generasi Yang Sama (Intra
Generational Equity);
• Prinsip Pencegahan Dini dan Kehtrai-Hatian
(Precautionary & Preventative Principles)
• Internalisasi Ekternalitas – Prinsip Pencemar
Membayar (Internalize Externalities-Polluter Pays
Principle);
• Perlindungan Keanekaragaman Hayati
(Biodiversity Conservation)


MDGs (2000)
Tujuan Pertama : Mengurangi dan menghapuskan kemiskinan ekstrim dan
kelaparan;
Tujuan Kedua

: Mencapai pendidikan dasar yang berlaku universal;

Tujuan Ketiga
perempuan;

: Mempromosikan kesetaraan jender dan pemberdayaan

Tujuan Keempat : Mengurangi kematian bayi;
Tujuan Kelima

: Memperbaiki kesehatan Ibu melahirkan;

Tujuan Keenam : Memerangi HIV/AIDS, malaria dan penyakit lainnya;
Tujuan Ketujuh


: Menjamin keberlanjutan lingkungan hidup;

Tujuan Kedelapan: Mengembangkan Kemitraan global untuk pembangunan.

Kesepakatan Global
terkait Lingkungan Hidup

Kesepakatan Global terkait Lingkungan
Hidup
Dari Stockholm ke Rio
• Stockholm Conference on Human Environment, 1972, yang melahirkan dua instrumen
lunak hukum internasional, yaitu (1) Deklarasi Stockholm yang berisi 24 prinsip-prinsip
lingkungan dan pembangunan; (2) Seratus sembilan langkah atau rencana aksi
• Rio Declaration, UNCED, 1992, yang mengasilkan dokumen-dokumen utama sebagai
berikut:
 Rio Declaration on Environment and Development
 Agenda 21 (Agenda tentang Rencana Aksi untuk melaksanakan Prinsip-prinsip Rio)
 the Convention on Biological Diversity
 the Framework Convention on Climate Change; dan

 the Statement of Principles for a Global Consensus on the Management, Coservation,
and Sustainable Deveopment of All Types of Forests (the Statement of Forest
Principles)
Deklarasi Rio yang berisikan 27 prinsip merupakan pengembangan dari prinsip Stockholm
yang mengadopsi berbagai prinsip dalam melaksanakan pembangunan berkelanjutan.
Sedangkan Agenda 21 memuat kebijakan, program, rencana, dan pedoman rencana aksi
bagi pemerintah di tingkat nasional dalam melaksanakan Deklarasi Rio.

Kesepakatan Global terkait Lingkungan
Hidup (cont’d)
Dari Rio ke Johannesburg
• The World Summit on Sustainable Development (WSSD), 2002
• Hasil penting pada WSSD, Johannesburg adalah Political Declaration yang diadopsi
dalam Plenary Meeting WSSD tertanggal 4 September 2002 dan Johannesburg Plan of
Implementation (JPOI) atau Rencana Aksi Johannesburg yang terdiri dari 170 paragraf
• Secara umum JPOI (2002) menegaskan bahwa pelaksanaan pembangunan
berkelanjutan yang efektif harus mempertimbangkan dan melaksanakan program
secara terintegrasi:
 mengurangi angka kemiskinan;
 mengubah pola konsumsi dan produksi yang tidak berkelanjutan;

 melindungi dan mengelola sumber daya alam sebagai basis pembangunan ekonomi
dan sosial;
 Pelaksanaan tata kelola pemerintahan yang baik efektif (good governance);
 concerted eforts di tingkat global termasuk antara pemain-pemaian utama seperti
negara-negara , wilayah, badan-badan PBB, multinational development banks dan civil
society organizations (CSOs); dan
 kelembagaan di tingkat nasional yang kuat dan partsipatif untuk mengarusuatamakan
pembangunan berkelanjutan .

Kesepakatan Global terkait Lingkungan
Hidup (cont’d)
• Rio+20 (Rio de Janeiro, 2012)
 JPOI (2002) menegaskan pentingnya good governance dalam pencapaian SD. Sedangkian Rio+20 menggarisbawahi
perangkat (tools) green economy untuk pencapaian SD.
 Ekonomi Hijau diyakini dapat mengurangi kemiskinan, mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan,
memperkuat pelibatan masyarakat, memperluas lapangan pekerjaan, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
 Prasyarat Ekonomi Hijau dalam konteks pembangunan berkelanjutan dan pengurangan kemiskinan:
Konsisten dengan hukum internasional;
Menghargai kedaulatan nasional dari suatu negara atas sumber daya alam
Kelembagaan di setiap tingkatan pemerintahan berfungsi baik dengan pelibatan dari semua pemangku kepentingan,

termasuk masyarakat
Mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan bersifat inklusif, serta mendorong inovasi dan menyediakan
kesempatan melalui upaya-upaya pemberdayaan masyarakat, dengan menghormati HAM
Mempertimbangkan kepentingan negara berkembang;
Meningkatkan kerjasama internasional termasuk kerjasama di bidang Sumber Daya Keuangan, Peningkatan Kapasitas,
dan alih teknologi pada negara berkembang;
Menghindari kondisionalitas yang tidak relevan dan berdasar dalam bantuan pembangunan dari negara-negara lain
(ODA)
Dihindari berbagai restriksi dalam perdagangan internasional dan memastikan berbagai prasarat lingkungan hidup dalam
konteks persoalan lingkungan hidup global dan lintas batas.
Mengurangi kesenjangan teknologi antara negara maju dan berkembang
Meningkatkan kesejahteraan masyarakat adat, komunitas adat, masyarakat lokal dan etnis minoritas
Meningkatan kesejahteraan perempuan, anak, pemuda, dan anggota masyarakat dengan keterbatasan
Memobilisasi dan menjamin adanya kontribusi yang sepadan antara laki-laki dan perempuan
Mempromosikan aktiftas-aktiftas produktif di negara berkembang yang memberi kontribusi pada pengurangan angka
kemiskinan
Mempromosikan keterlibatan masyarakat dan ketidaksetaraan
Mempromosikan pola konsumsi dan produksi yang berkelanjutan
Melanjutkan ikhtiar untuk mewujudkan pendekatan pembangunan yang bersifat inklusif dan berkeadilan untuk
mengatasi kemiskinan dan ketidakadilan.


Integrasi Prinsip-Prinsip Pembangunan Berkelanjutan
(PBL) ke Dalam Peraturan Perundangan dan Putusan
Pengadilan
• Langkah awal bagi implementasi prinsip-prinsip PBL di
tingkat nasional;
• Deklarasi Rio yang merupakan perangkat hukum lunak (soft
law) tidak dapat secara langsung mengikat secara hukum
terhadap negara-negara yang ikut menandatanganinya,
kecuali apabila telah diadopsi dengan norma yang telah
berlaku
• Memudahkan saat memberikan panduan bagi pengambil
keputusan administratif dan pengadilan saat mengambil
putusan
• Codifed principle membantu mengatasi persoalan yang
dialami pengambil keputusan, persoalan yang bersumber
dari terlampau umum dan luasnya prinsip-prinsip dalam
Deklarasi serta dokumen-dokumen Rio lainnya

Perkembangan Hak-Hak

Konstitutional Dibidang Perlindungan
Lingkungan Hidup
di Tingkat Global

Perkembangan Hak-Hak Konstitutional Dibidang Perlindungan
Lingkungan Hidup di Tingkat Global

• Pasca Stockholm Conference (1972),
beberapa negara telah mengakui
perlindungan lingkungan hidup secara
konstitusional, dengan menuangkannya ke
dalam konstitusi negaranya.
• Spanyol dan Portugal dianggap sebagai
negara-negara pertama yang mengadopsi
pengakuan lingkungan hidup dalam
konstitusinya.

Portugal
Pasal 66: Lingkungan Hidup dan Kualitas Hidup
Ayat 1. Setiap orang berhak atas lingkungan hidup yang sehat dan lingkungan hidup

manusia (human environment) yang seimbang secara ekologis (ecologicaly balanced)
dan berkewajiban untuk menjaganya (the duty to defend it).
Ayat 2. Kewajiban negara yang diperankan oleh badan-badan yang ditugaskan untuk
itu dengan dukungan prakarsa rakyat adalah:
a.Mencegah dan mengendalikan pencemaran beserta dampaknya;
b.Memerintahkan dan mempromosikan perencanaan regional yang bertujuan
menempatkan lokasiaktiftas yang tepat (proper location of activities), pembangunan
ekonomi dan sosial secaraseimbang, dan menghasilkan bioligically balanced
landscapes;
c.Menciptakan dan mengembangkan cagar alam, taman nasional, wilayah rekreasi,
mengklasifkasikanserta melindungi tataguna tanah (landscapes) dan situs sehingga
menjaminpelestarian sumber daya alam aset budaya dan sejarah serta kepentingan
artistik;
d.Mempromosikan penggunaan secara rasional sumber alam dan menjaga kapasitas
dan kemampuannya untuk memperbaharui (renewal) dan stabilitas ekologis
(ecological stability).

Argentina
Pasal 41
Ayat 1: Setiap penduduk menikmati hak untuk sehat, lingkungan hidup yang
seimbang serta layak untuk pembangunan manusia, oleh karenanya kegiatan
produktif memiliki kemampuan memenuhi kebutuhan sekarang tanpa
mengorbankan kebutuhan generasi yang akan datang, dan mempunyai kewajiban
untuk menjaga lingkungan hidup.
 
Pemerintah wajib memberikan perlindungan atas hak ini, untuk pemanfaatan secara
rasional sumber daya alam, untuk pelestarian warisan budaya dan alam serta
keanekaragaman hayati, dan informasi serta pendidikan lingkungan hidup.
 
Kewajiban bangsa untuk membentuk hukum yang mengatur tentang anggaran
minimun untuk perlindungan lingkungan hidup dan pemerintahan propinsi memiliki
perundang-undangan yang serupa untuk melengkapi per-undang-undangan tingkat
nasional tanpa harus merubah yurisdiksi atau kewenangan pemerintah lokal.
Larangan masuknya limbah berbahaya dan bahan-bahan yang mengandung radio
aktif kewilayah teritorial nasional.

Spanyol
Pasal 45:
Setiap orang memiliki hak untuk menikmati lingkungan yang
layak untuk pengembangan manusia, sekaligus memiliki
kewajiban untuk menjaganya.
Pemerintah wajib mengawasi penggunaan secara rasional
sumber daya alam untuk melindungi dan meningkatkan
kualitas hidup serta melestarikan dan memperbaiki lingkungan
hidup, dengan mendayagunakan solidaritas bersama.
Siapapun yang melanggar ketentuan di atas dapat dikenakan
hukuman pidana maupun administrasi sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Afrika Selatan
Pasal 24:
Setiap orang memiliki hak untuk lingkungan hidup yang tidak
berbahaya bagi kesehatan dan kesejahteraan.
Memiliki lingkungan hidup yang terlindungi untuk kemanfaatan
generasi saat ini dan yang akan datang melalui perundangundangan dan upaya lainnya guna mencegah pencemaran dan
degradasi lingkungan; mempromosikan konservasi.
Menjamin pembangunan berkelanjutan yang berwawasan
lingkungan dan penggunaan sumber daya alam, pada saat
yang sama mempromosikan pembangunan ekonomi dan sosial
yang dapat dibenarkan (justifable).

Switzerland
Dalam konstitusi Switzerland bab IV mengatur secara khusus tentang lingkungan hidup dan
zonasi. Bab IV ini memiliki 8 pasal, yaitu:
• Pasal 74 tentang perlindunga lingkungan;
• Pasal 75 tentang zonasi;
• Pasal 76 tentang air;
• Pasal 77 tentang hutan;
• Pasal 78 tentang cagar alam dan cagar budaya;
• Pasal 79 tentang perikanan dan perburuan;
• Pasal 80 tentang perlindungan binatang.
 
Pasal 73 dengan judul pembangunan berkelanjutan mengatur:
“Pemerintah federal dan negara bagian wajib memperjuangkan, membentuk serta
mengembangkan keseimbangan antara alam – khususnya terkait dengan kapasitasnya untuk
memperbarui sendiri – dengan penggunaannya oleh manusia.”
•  
• Sedangkan Pasal 77 tentang kehutanan konstitusi mengakui:
• Pemerintah menjamin bahwa hutan mampu memenuhi fungsi-fungsi perlindungan ekonomi dan
sosial.
• Pemerintah menetapkan prinsip-prinsip perlindungan hutan.
• Pemerintah mendukung upaya-upaya untuk melestarikan hutan.

Prancis
• Charter lingkungan hidup ini merupakan realisasi dari komitmen Presiden Chirac untuk
menegaskan komitmennya melindungi hak-hak fundamental warga Prancis di bidang lingkungan
hidup dan menjadi pemimpin dunia di lingkungan hidup. Adapun pasal-pasal Charter Lingkungan
Hidup tersebut sebagai berikut:
• Pasal 1: “Setiap orang berhak untuk hidup dalam lingkungan yang seimbang dan menghormati
kesehatan”
• Pasal 2: “Setiap orang wajib untuk berpartisipasi dalam pemeliharaan dan perbaikan lingkungan”
• Pasal 3: “Setiap orang wajib sesuai dengan kondisi yang diatur oleh undang-undang, mencegah
kerusakan yang dapat mereka lakukan pada lingkungan hidup” 
• Pasal 4: “Setiap orang wajib berkontribusi dalam perbaikan dampak lingkungan yang mereka
lakukan sesuai dengan kondisi yang diatur dalam UU”
• Pasal 5: “Apabila kerusakan lingkungan hidup muncul walaupun secara keilmuan belum dapat
dipastikan, namun mengancam secara serius lingkungan hidup dan tidak dapat dikembalikan
pada keadaan semula (irreversible) maka diterapkan prinsip pencegahan dini (precautionary
principle), risk assessment dan pengadopsian upaya-upaya yang tepat guna untuk mencegah
kerusakan yang berlanjut”.
 

Prancis (cont’d)
• Pasal 6: “Kebijakan publik harus mempromosikan bpembangunan
berkelanjutan yang melindungi lingkungan”
 
• Pasal 7: “Setiap orang berhak, mengakses informasi terkait lingkungan
hidup yang disediakan oleh pejabat publik dan berpartisipasi dalam
pengambilan keputusan publik yang dapat berdampak terhadap
lingkungan hidup”
• Pasal 8: “Pendidikan dan pelatihan lingkungan harus berkontrubisi untuk
menguji hak dan kewajiban dalam charter ini”
• Pasal 9: “Penelitian dan inovasi harus berkontribusi pada pencegahan
kerusakan dan perlindungan lingkungan hidup”
• Pasal 10: “Charter ini akan menjadi dasar inspirasi dalam aktiftas
Internasional Prancis”.

Ekuador
Hak alam (rights for nature) dari Konstitusi Equador terdiri dari lima pasal yaitu :
1)Alam atau pacha mama, dimana kehidupan berasal, berlangsung/bertahan dan berada memiliki hak untuk tetap
berlangsung (bertahan), memelihara dan melakukan regenerasi siklus vitalnya, struktur, fungsi dan berhak untuk
melakukan proses evolusinya. Setiap orang maupun warga negara dapat menuntut (rights for nature) kepada badan publik
yang berwenang untuk menegakkan hak alam.
Negara wajib memberikan insentif (dorongan) kepada badan hukum dan orang (natural person) serta kelompok
masyarakat untuk melindungi sumber alam dan meningkatkan kepedulian terhadap seluruh elemen yang membentuk
ekosistem.
2)Alam memiliki hak untuk dipulihkan secara penuh. Kewajiban pemulihan ini harus dipisahkan dari kewajiban badan hukum
atau orang atau negara untuk memberikan ganti kerugian kepada rakyat maupun kelompok masyarakat yang
kehidupannya bergantung kepada sistem alam (ekosistem) yang terkena dampak.
Dalam kasus dampak lingkungan yang serius dan tidak dapat lagi dipulihkan termasuk eksploitasi sumber daya alam yang
tidak terbarukan (non renewable), Negara mengembangkan mekanisme pemulihan yang seefsien mungkin dan
mengadopsi upaya-upaya yang tepat untuk mengeleminasi dan mitigasi terhadap dampak lingkungan yang negatif.
Negara menerapkan upaya-upaya pencegahan dini (precaution) dan pembatasan setiap aktivitas yang mengarah kepada
pemusnahan spesies, kerusakan ekosistem atau perubahan secara permanen siklus alam. Pengenalan organisme baik
yang bersifat organik dan inorganik yang dapat mengubah secara signifkan aset genetika secara nasional dilarang.

Ekuador (cont’d)
3) Setiap orang, masyarakat, komunitas dan warga negara memiliki
hak untuk mendapatkan mafaat dari lingkungan dan kekayaan
alam untuk kesejahteraan dan kemaslahatan mereka.
Negara menerapkan upaya-upaya pencegahan dini (precaution)
dan pembatasan setiap aktivitas yang mengarah kepada
pemusnahan spesies, kerusakan ekosistem atau perubahan
secara permanen siklus alam.
Pengenalan organisme baik yang bersifat organik dan inorganik
yang dapat mengubah secara signifkan aset genetika secara
nasional dilarang.
Setiap orang, masyarakat, komunitas dan warga negara memiliki
hak untuk mendapatkan mafaat dari lingkungan dan kekayaan
alam untuk kesejahteraan dan kemaslahatan mereka.

Pembelajaran Dari “Penghijauan”
Konstitusi
1. Pada umumnya pendekatan konstusi di berbagai negara kecuali Ecuador menganut
pendekatan antroposentrime (people based)
2. Pada umumnya konstitusi-konstitusi tersebut mengakui subjective rights sebagaimana
dijelaskan oleh Heinhard Steiger dkk yang berfungsi mempertahankan hak-hak subyektif
dimaksud, dan menuntut kinerja negara dalam melindungi ekosistem.
3. Tidak semua konstitusi mengkombinasikan hak subyektif tersebut dengan kewajiban
negara untuk melindungi daya dukung ekosistem. Namun secara umum subjective rights
dikombinasikan dengan keberadaan pasal tentang kewajiban negara.
4. Beberapa konstitusi memberikan arahan tentang paradigma dan kosep pembangunan
(sustainable development) seperti Prancis, Ecuador Afrika Selatan,…
5. Tentu saja efektiftas environmental charter atau pasal-pasal lingkungan ini tidak dapat
dilepaskan dari peran penting dari pasal-pasal lainnya yang terkait dengan hak-hak sipil
politik dan sosial, ekonomi dan budaya (intereleatedness)
6. Konstitusi Ecuador tidak hanya memperkenalkan orientasi baru yaitu ecosentrime dalam
konstitusi tetapi juga secara komprehensif memberikan arahan tentang paradigma
pembangunan, menjamin hak-hak subyektif, serta mengakui kewajiban negara untuk
melakukan langkah-langkah secara dini (precaution) dan tepat.
7. Disamping itu legal standing yang diakui dalam konstitusi Ecuador sangat bersifat luas
dan liberal. Tentu saja, menarik untuk dilakukan pemantauan dan pengkajian tentang
efektiftas dari pengakuan the right for nature di masa-masa yang akan datang

Peranan Hukum dalam
Pembangunan Berkelanjutan

Peranan Hukum dan Pembangunan
Berkelanjutan
• Mengadopsi prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan ke
dalam hukum (legislating)
• Memberikan dasar hukum bagi pendirian kelembagaan untu
mendukung PB
• Memberikan jaminan hukum terhadap hak-hak atas
lingkungan hidup yang sehat dan baik (antroposentrisme) dan
hak-hak atas alam / lingkungan hidup (rights for the nature)
• Memberikan basis hukum bagi pengembangan berbagai
perangkat manajemen lingkungan (misalnya KLHS, Tata
Ruang, AMDAL, Perizinan)
• Sebagai sarana yang memudahkan masyarakat untuk
menuntut negara/pemerintahan untuk berkinerja secara
optimal dalam melindungi daya dukung ekosistem tertentu

Sumber-sumber Hukum Lingkungan
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Konstitusi
General Environmental Law (GEL)
Provincial Eenvironmental Law (PEL)
Sectoral Environmental Law (SEL)
Local Environmental Law (LEL)
Hukum Materiil dan Formil yang bersifat
umum
7. Konvensi/Protokol yang telah diratifkasi
8. Soft (international) Laws
9. Hukum adat

TERIMA KASIH