KORELASI KARAKTER GURU BIMBINGAN KONSELING,DORONGAN ORANG TUA TERHADAP PRILAKU SISWA KELAS VIII MTS AL- MUDDAKIR BANJARMASIN Hairinah

ISSN 2460-9722
JURNAL MAHASISWA BK AN-NUR
Volume : 1. Nomor : 1. Tahun 2015

KORELASI KARAKTER GURU BIMBINGAN KONSELING,DORONGAN
ORANG TUA TERHADAP PRILAKU SISWA KELAS VIII MTS ALMUDDAKIR BANJARMASIN
Hairinah
Program Studi Bimbingan Konseling FKIP Universitas Islam Kalimantan
Muhammad Arsyad Al Banjary Banjarmasin
Email: hairinah@yahoo.com
Abstrak
Karakter merupakan kebijakan yang ditanamkan pendidik dengan cara
memasukkan materi dan nilai yang mempunyai relevansi dalam membangun
sistem berpikir dan berprilaku anak. Siswa dalam kehidupannya selalu berusaha
untuk memenuhi kebutuhannya baik di dalam maupun di luar lingkungan sekolah.
Siswa yang mengalami kesulitan dapat ditolong dengan memberikan layanan
bimbingan konseling yang sebaik-baiknya. Melalui program layanan bimbingan
konseling diharapkan akan membantu berbagai masalah yang dihadapi siswa
sehingga dengan kemampuannya sendiri akan dapat mengatasi permasalahan
permasalahan dan dapat membuat keputusan dalam hidupnya dan dapat membantu
memperbaiki prilaku siswa. Adolf Heuken (2002:14) mengemukakan bahwa

"karakter adalah suatu pola kebiasaan perbuatan seseorang baik jasmani, rohani
dan emosinya yang ditatanya dalam caranya yang khas, dibawah beraneka
pengaruh dari luar".
Metode deskriftif kuantitatif dengan teknik korelasional berlandaskan pada filsafat
positivism, teknik purposive random sampling, data didapat melalui angket yang
telah diberi skor, analisis data bersifat kuantitatif. rancangan Penelitian : a.
Menyebar angket, b. hasil dianalisis dan diambil kesimpulan, c. Interprestasikan
hasil analisis, d. analisis persentasi, e. proses analisis data menggunakan pola
pengukuran yaitu eksperimen yang memiliki pengakuan dan unit-unit eksprimen
namun tidak menggunakan penempatan secara acak.
Hasil perhitungan dengan menggunakan korelasi pearson correlation,
menghasilkan angka korelasi antara variabel karakter guru bimbingan konseling
dengan dengan dukungan orangtua terhadap perilaku siswa di Madrasah
Tsanawiyah Almuddakir Banjarmasin adalah sebesar 0,453. Nilai taraf signifikan
pearson correlation ternyata r hitung 0,453 lebih besar dari r tabel untuk taraf
kepercayaan 5% (0,279), yakni : 0,453> 0,279. Artinya bahwa apabila semakin
baik karakter guru bimbingan konseling diberikan maka semakin baik hasil
perilaku siswa.
Kata Kunci : Karakter, Guru Bimbngan dan Konseling, Orang Tua, Prilaku


Dipublikasikan oleh : Prodi Bimbingan dan Konseling FKIP Uniska Muhammad Arsyad Al Banjari Banjarmasin

14

ISSN 2460-9722
JURNAL MAHASISWA BK AN-NUR
Volume : 1. Nomor : 1. Tahun 2015

A.

hanya dapat dilihat dan dinilai jika

PENDAHULUAN
Bimbingan

adalah

“proses

pemberian bantuan yang dilakukan oleh

orang yang ahli kepada seseorang atau
beberapa orang individu, baik anak-anak,
remaja, maupun dewasa, agar orang yang
dibimbing

dapat

mengembangkan

kemampuan dirinya sendiri dan mandiri,
dengan memanfaatkan kekuatan individu
dan

sarana

yang

ada

dan


dapat

dikembangkan, berdasarkan norma-norma
yang berlaku”. (Prayitno 2013:99).
Konseling
pemberian
melalui

adalah

“proses

yang

dilakukan

bantuan
wawancara


konseling

oleh

seorang ahli (disebut konselor) kepada
individu

yang

mengalami

salah

sesuatu

satu

sedang

masalah


(disebut

konseli) yang bermuara pada teratasinya
masalah yang dihadapi oleh konseli”.
(Prayitno 2013:105).
Pengertian Perilaku menurut Plato
dan Aristoteles mengartikan perilaku
manusia

sebagai

hakikat

jiwa

serta

prosesnya sampai akhir, dapat dipahami
sebagai bagian dari ilmu akhlak, karena

hakikat jiwa dan proses aplikasi jiwa
berbentuk perbuatan yang konkret, seperti
adanya motivasi dan minat berbuat, yang

perbuatannya

benar-benar

telah

diwujudkan.
Pengertian karakter masing-masing
ahli mempunyai pendapat yang berbeda,
namun

pada

dasarnya

unsur


yang

dikemukakan adalah sama. (Vita Mind
2003: 42) mengatakan bahwa "karakter
adalah suatu kecenderungan yang terdiri
dari temperamen, sifat, dan kebutuhan
yang relatif lebih menetap dan tak mudah
diubah-ubah serta menjadi ciri khas sosok
kepribadian seseorang". “Karakter adalah
watak, tabiat, akhlak, atau keperibadian
seseorang

yang terbentuk dari hasil

internalisasi berbagai kebijakan yang
diyakini dan digunakan sebagai landasan
untuk cara pandang, berfikir, bersikap,
dan


bertindak”

(Puskur

Kemdiknas,

2010:3).
Dari

pengertian

tersebut

dapat

diambil kesimpulan karakter merupakan
kebijakan

yang


ditanamkan

pendidik

dengan cara memasukkan materi dan nilai
yang

mempunyai

membangun
berprilaku
diajarkan

relevansi

sistem
anak.

berpikir


Karakter

melalui

ini

dalam
dan
dapat

pengenalan,

pemahaman, serta himbauan yang pada

Dipublikasikan oleh : Prodi Bimbingan dan Konseling FKIP Uniska Muhammad Arsyad Al Banjari Banjarmasin

15

ISSN 2460-9722
JURNAL MAHASISWA BK AN-NUR
Volume : 1. Nomor : 1. Tahun 2015

akhirnya anak mampu mempraktikkan

24) bahwa:Upaya bimbingan konseling

dan memaknainya.

memungkinkan

siswa

mengenal

dan

Siswa dalam kehidupannya selalu

menerima diri sendiri serta mengenal dan

berusaha untuk memenuhi kebutuhannya

menerima lingkungannya secara positif

baik di dalam maupun di luar lingkungan

dan dinamis serta mampu mengambil

sekolah. Apabila kebutuhan siswa itu

keputusan, mengarahkan dan mewujudkan

tidak dapat terpenuhi akan menyebabkan

dirinya sendiri sesuai dengan peranan

suatu permasalahan dalam kehidupannya,

yang diinginkan di masa depan.

yang akan terbawa sampai ke sekolah,

Berdasarkan permasalahan tersebut

sehingga akan mengganggu konsentrasi

maka untuk mengungkap apakah ada

belajar. Bahkan kebutuhan itu tidak

korelasi yang positip antara karakter guru

terpenuhi

bimbingan

bisa

menimbulkan

bentuk-

bentuk tingkah laku yang menyimpang.

konseling

terhadap

siswa

dengan Perilaku khususnya siswa kelas di

Dalam rangka membantu mengatasi

kelas VIII/A Tsanawiyah Al Muddakir

permasalahan tersebut, bimbingan dan

Banjarmasin Tahun,Pelajaran 2003/2004

konseling di sekolah memegang peranan

perlu diadakan penelitian

penting. Siswa yang mengalami kesulitan

B.

dapat

ditolong

layanan

dengan

Heuken

(2002:14)

mengemukakan bahwa "karakter adalah

sebaik-baiknya. Melalui program layanan

suatu pola kebiasaan perbuatan seseorang

bimbingan konseling diharapkan akan

baik jasmani, rohani dan emosinya yang

membantu

yang

ditatanya dalam caranya yang khas,

dengan

dibawah beraneka pengaruh dari luar".

dapat

Daniel (2002: 17) mengatakan bahwa

permasalahan

"karakter adalah suatu dasar perasaan

berbagai
siswa

kemampuannya
mengatasi

konseling

Adolf

yang

dihadapi

bimbingan

memberikan

TEORI

masalah

sehingga
sendiri

permasalahan

akan

dan dapat membuat keputusan dalam
hidupnya

dan

dapat

membantu

yang mendasari perbuatan seseorang".
Tesaurus,

2008:229

Orang

memperbaiki prilaku siswa. Hal ini sesuai

berkarakter berarti orang yang memiliki

dengan pendapat Elida Prayitno (1997:

watak, budi pekerti, atau akhlak. Dengan

Dipublikasikan oleh : Prodi Bimbingan dan Konseling FKIP Uniska Muhammad Arsyad Al Banjari Banjarmasin

16

ISSN 2460-9722
JURNAL MAHASISWA BK AN-NUR
Volume : 1. Nomor : 1. Tahun 2015

makna seperti ini, karakter identik dengan

membangun

kepribadian atau akhlak. Kepribadian

berprilaku

merupakan ciri atau karakteristik atau

diajarkan

sifat khas dari diri seseorang yang

pemahaman, serta himbauan yang pada

bersumber dari bentukan-bentukan yang

akhirnya anak mampu mempraktikkan

diterima

dan memaknainya.

dari

lingkungan,

misalnya

keluarga pada masa kecil dan bawaan

C.

sejak lahir.

anak.

berpikir

Karakter

ini

melalui

dan
dapat

pengenalan,

METODELOGI PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam

Menurut Thomas Lickona, karakter
mulia

sistem

meliputi

pengetahuan

penelitian ini adalah metode deskriftif

tentang

kuantitatif dengan teknik korelasional.

kebaikan, lalu menimbulkan komitmen

Teknik korelasional, yaitu penelitian yang

terhadap kebaikan, dan akhirnya benar-

sifatnya

benar melakukan kebaikan, dengan kata

terdapat antara dua variable atau lebih.

lain, karakter mengacu pada serangkaian

Sedangkan metode kuantitatif menurut

pengetahuan, sikap dan motivasi, serta

Sugiyono (2011: 18) adalah Metode

perilaku dan keterampialn.

penelitian
“Karakter

Koesoema,2007:80
adalah

watak,

tabiat,

sebagai

kuantitatif
metode

hubungan

dapat

yang

diartikan

penelitian

yang

atau

berlandaskan pada filsafat positivism,

yang terbentuk

digunakan untuk meneliti pada populasi

dari hasil internalisasi berbagai kebijakan

atau sampel tertentu, teknik pengambilan

yang diyakini dan digunakan sebagai

sampel pada umumnya dilakukan secara

landasan untuk cara pandang, berfikir,

randum, pengumpulan data menggunakan

bersikap,

instrumen penelitian, analisis data bersifat

keperibadian seseorang

dan

akhlak,

melukiskan

bertindak”

(Puskur

Kemdiknas, 2010:3).
Dari

kuantitatif atau statistik dengan tujuan

pengertian

tersebut

dapat

diambil kesimpulan karakter merupakan
kebijakan

yang

ditanamkan

pendidik

untuk

menguji

hipotesis

yang telah

ditetepkan.
Dari pengertian diatas dapat ditarik

dengan cara memasukkan materi dan nilai

kesimpulan

yang

kuantitatif yaitu suatu bentuk penelitian

mempunyai

relevansi

dalam

bahwa

metode

Dipublikasikan oleh : Prodi Bimbingan dan Konseling FKIP Uniska Muhammad Arsyad Al Banjari Banjarmasin

deskriptif

17

ISSN 2460-9722
JURNAL MAHASISWA BK AN-NUR
Volume : 1. Nomor : 1. Tahun 2015

yang berdasarkan data yang dikumpulkan
selama

penelitian

secara

e. Proses analisis data menggunakan

sistematis

pola pengukuran yaitu eksperimen

menganai fakta-fakta dan sifat-sifat dari

yang memiliki pengakuan dan

obyek yang diteliti terlibat, kemudian

unit-unit eksprimen namun tidak

diinterperitasikan dasarkan teori-teori dan

menggunakan penempatan secara

literatur-literatur yang sling berhubungan.

acak.

Metode ini bertujuan memberikan
gambaran yang cukup jelas atas masalah

2. Populasi dan Sampel
a. Populasi Penelitian

yang diteliti. Dalam penelitian ini peneliti

Populasi adalah merupakan

memperoleh data dengan menggunakan

hal yang sangat penting dalam

angket yang telah diberi skor, dimana data

penelitian

tersebut nantinya akan dihitung secara

manyangkut hal apa saja yang

statistik.

menjadi subyek dalam penelitian.
Menurut

1. Rancangan Penelitian
a. Peneliti

mengadakan

penelitian

daengan menyebar angket

dan diambil kesimpulan

analisis

sehingga

“Populasi
obyek

hasil
dapat

yang

merupakan
yang

atau

wilayah

terdiri

subyek

atas
yang

terhadap perilaku siswa.

ditetapkan

oleh

peneliti

untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya”.

guru BK, Dorongan orang tua

Populasi dalam penelitian
ini adalah seluruh siswa

kelas

agar

VIII dengan jumlah 50 orang

mudah dianalisis dan disimpulkan

siswa di Madrasah Tsanawiyah Al

maka

Muddakir Banjarmasin.

analisis

yangdikumpulkan

(2014:117)

mempunyai karakteristik tertentu

mengetahui bagaimana karakter

d. Data

populasi

Sugiyono

generalisasi

b. Setelah data terkumpul dianalisis

c. Mengenterprestasikan

karena

peneliti

menggunakan

yang

menghasilkan

b. Sampel Penelitian

analisis persentasi.

Teknik
sampel

pengambilan

digunakan

Dipublikasikan oleh : Prodi Bimbingan dan Konseling FKIP Uniska Muhammad Arsyad Al Banjari Banjarmasin

dalam

18

ISSN 2460-9722
JURNAL MAHASISWA BK AN-NUR
Volume : 1. Nomor : 1. Tahun 2015

penelitian

ini

adalah

A. Per Kelas =
46

teknik

purvosive random sampling yaitu

x 92 =
100

B.

teknik penentuan sampel dengan

50
x 92 = 46

pertimbangan tertentu dan teknik

100

ini pengambilan sampelnya secara
acak,

dimana

individu

atau

Jadi jumlah sampel 46 + 46 =

bersama-sama diberi kesempatan
yang sama untuk dipilih menjadi
anggota

sampel.

Menurut

Sugiyono

(2011:81)

”Sampel

adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut”.
Karena

menggunakan

teknik purposive random sampling
maka

banyak

digunakan
perkelas.

sampel

adalah

46

Sampel

yang
orang

92
Alasan peneliti memilih siswa
kelas VIII Madrasyah Tsanawiyah
Almuddakir Banjarmasin karena kelas
VII adalah siwa yang baru masuk,
sedangkan

kelas

IX

sedang

menghadapi

ujian

akhir

sekolah

(UAN).
3. Alat Pengumpulan Data
a. Observasi
Teknik ini dilakukan dengan

didapat

menggunakan tabel Krecjie, yang

pengamatan

langsung

terhadap

menyatakan apabila populasi 100

situasi

lapangan,

meliputi

maka sampel 92, maka masing-

pengamatan tentang pelaksanaan

masing sampel untuk kalas harus

pendidikan

proposional

bagaimana

sesuai

dengan

di

karakter
karakter

populasi. Karena jumlah siswa

terhadap perilaku siswa.

dalam satu kelas adalah 50 orang

b. Angket Berskala

guru

serta
BK

Dalam penelitian bidang

maka,

pendidikan, teknik yang lazim
digunakan adalah menggunakan
50

instrumen

atau

angket

Dipublikasikan oleh : Prodi Bimbingan dan Konseling FKIP Uniska Muhammad Arsyad Al Banjari Banjarmasin

yang

19

ISSN 2460-9722
JURNAL MAHASISWA BK AN-NUR
Volume : 1. Nomor : 1. Tahun 2015

sempurna,/Kuesioner

/Angket.

Likert digunakan untuk mengukur

Kuesioner atau angket berskala

sikap,

adalah

seseorang atau sekelompok orang

yang

seperangkat
disusun

pertanyaan

secara

logis,

tentang

pendapat

dan

fenomena

persepsi

atau

gejala

sistematis tentang konsep yang

sosial yang terjadi, hal ini secara

menerangkan

spesifik

tentang

variabel-

telah

ditetapkan

oleh

variabel yang diteliti. Penyebaran

peneliti, yang selanjutnya disebut

kuesioner/ angket kepada subyek

variabel penelitian. Sebagai tolok

penelitian

ukur untuk menyusun item-item

bertujuan

untuk

memperoleh data atau informasi

pertanyaan atau pernyataan

mengenai masalah penelitian yang

yang berhubungan dengan variabel

menggambarkan variabel-variabel

penelitian.

yang diteliti.

pernyataan akan dijawab oleh

Guna untuk memperoleh
data yang di
menjawab
diajukan

oleh

peneliti,

atau

responden berbentuk skala Likert

butuhkan demi

permasalahan

Pertanyaan

yang mempunyai gradasi dari

yang

sangat positif dan sangat negatif

maka

yang diungkapkan melalui kata-

dilakukan pengumpulan data di

kata sebagai berikut:

lapangan dengan menggunakan
teknik

Angket.

Angket

yakni

daftar pernyataan yang tertulis
untuk memperoleh data tentang
dorongan orang tua di kelas VIII
Madrasah

Tsanawiyah

Al

Muddakir Banjarmasin.
Adapun

SS =
S =
TS =
STS =

Sangat Setuju dinilai 4
Setuju dinilai 3
Tidak Setuju dinilai 2
Sangat Tidak Setuju dinilai 1
Dengan

demikian

dapat

disimpulkan bahwa hubungan antara
jenis

karakter guru bimbingan konseling,

pengukuran yang digunakan dalam

dorongan orang tua terhadap perilaku

penelitian

dengan

siswa merupakan faktor eksternal dari

menggunakan Skala Likert. Skala

yang mempengaruhi perilaku. Tujuan

ini

Skala/

Keterangan:

adalah

Dipublikasikan oleh : Prodi Bimbingan dan Konseling FKIP Uniska Muhammad Arsyad Al Banjari Banjarmasin

20

ISSN 2460-9722
JURNAL MAHASISWA BK AN-NUR
Volume : 1. Nomor : 1. Tahun 2015

bimbingan konseling tersebut secara

berperan penting atau yang sangat

umum adalah untuk meningkatkan

utama dalam perilaku diri siswa.

potensi diri siswa. Apabila bimbingan

Penelitian

ini

bermaksud

konseling ini menurut persepsi siswa

mengetahui korelasi karakter guru

bermanfaat, maka bimbingan konseling

Bimbingan X,sebagai X1, dorongan

yang

orang

diberikan

memberikan

diharapkan

kontribusi

dapat

terhadap

tua.dan

Karakter

bimbingan,dorongan

peningkatan potensi diri siswa.

terhadap

perilaku

guru

orang
siswa

tua
sebagai

X2,sedangkan perilaku siswa sebagai
Karaktar Guru
BK X

variable Y
D.

Dorongan
Orang Tua
X1

HASIL
Dengan memperhatikan besarnya

Perilaku
siswa
Y

rxy

yaitu

0.453

,

kemudian

dikonsultasikan dengan tabel pedoman

Karakter guru
BK
Dokongan
orang tua
X2

interpretasi nilai r, karena nilai rxy adalah
0,453yang berada pada kisaran antara
0,40-0,70 ini berarti korelasi positif antara
variabel X , X1 dan variabel Y itu
termasuk korelasi yang sedang atau

Kerangka konseptual penelitian
Dari

gambaran

kerangka

cukup.

konseptual diatas peneliti akan meneliti

Sebelum memberikan interpretasi

tentang korelasi antara karakter guru

yang dikonsultasikan dengan tabel nilai r,

bimbingan konseling, dorongan orang

maka terlebih dahulu harus dirumuskan

tua

hipotesis alternative (Ha) dan hipotesis

terhadap perilaku siswa. Adapun

variabel penelitian ini adalah karakter

nolnya (Ha).

guru bimbingan konseling. Dorongan

Ha : Ada korelasi positif yang

orang tua dan perilaku siswa. Hasil

signifikan antara variabel X (karakter

penelitian

guru

menunjukkan

bahwa

bimbingan

konseling),

drongan

karakter guru bimbingan konseling

Dipublikasikan oleh : Prodi Bimbingan dan Konseling FKIP Uniska Muhammad Arsyad Al Banjari Banjarmasin

21

ISSN 2460-9722
JURNAL MAHASISWA BK AN-NUR
Volume : 1. Nomor : 1. Tahun 2015

orangtua variabel X1 dengan variabel Y

didasarkan pada besarnya nilai r hitung

(perilaku siswa).

yang lebih besar dari r tabel 0,453> 0,279.

Ha : Ada korelasi positif yang

Dilihat dari hasil analisis penelitian

signifikan antara variabel X (karakter

yang menunjukkan hubungan yang sedang

guru bimbingan konseling), variabel X1

atau cukup

dengan variabel Y (perilaku siswa).

guru

Hasil

perhitungan

menggunakan

dengan

korelasi

pearson

dari pelaksanaan karakter

bimbingan

konseling kelompok

dengan perilaku siswa di Madrasah
Tsanawiyah

Almuddakir

Banjarmasin

correlation, menghasilkan angka korelasi

yang hubungannya positif searah, maka

antara variabel karakter guru bimbingan

dapat ditarik kesimpulan bahwa apabila

konseling

dukungan

semakin baik karakter guru bimbingan

orangtua terhadap perilaku siswa di

konseling diberikan maka semakin baik

Madrasah

hasil perilaku siswa.

dengan

dengan

Tsanawiyah

Almuddakir

adalah

sebesar0,453

Hal ini sesuai dengan tujuan dari

Berdasarkan nilai taraf signifikan pearson

karakter guru bimbingan konseling yang

correlation ternyata r hitung 0,453 lebih

sudah di jelaskan pada bab II, mengenai

besar dari r tabel untuk taraf kepercayaan

pemberian

5% (0,279), hal ini menunjukkan bahwa

untuk

terdapat korelasi yang signifikan (sedang

mengekspresikan

atau

bakat, minat dan potensi yang ada dalam

Banjarmasin

cukup)

antara

karakter

guru

bimbngan konseling dengan dukungan
ordngtua alam di Madrasah Tsanawiyah
Almuddakir Banjarmasin
Tingkat hubungan atau korelasi
yang dinilai sedang atau cukup antara
pelaksanaan guru bimbingan konseling
dengan

perlaku

Tsanawiyah

siswa

Almuddakir

di

kesempatan

memperbaiki
diri

kepada

siswa

perilaku

dan

sesuai

dengan

dirinya.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah Munir. Pendidikan Karakter.
Yogyakarta: Pedagogia. 2010.
Arikunto,S. Prosedur Penelitian, Suatu
Pendekatan Praktek. Jakarta:PT
Rineka Cipta. 2000.

Madrasah

Banjarmasin

Baharudin, 2008. Teori Belajardan
Pembelajaran. Yogyakarta: ArRuzz Media

Dipublikasikan oleh : Prodi Bimbingan dan Konseling FKIP Uniska Muhammad Arsyad Al Banjari Banjarmasin

22

ISSN 2460-9722
JURNAL MAHASISWA BK AN-NUR
Volume : 1. Nomor : 1. Tahun 2015

Elida Prayitno. Motivasi dalam Belajar.
Jakarta: Depdikbud dirjen Dikti
PPLPTK. 1997.

Jakarta: Grasindo

Hamdani Hamid. Pendidikan Karakter Islam.
Pustaka Setia . Bandung. 2013.

Margono, S. 2010. Metodologi Penelitian.
Jakarta: Rineka Cipta.
Rahayu, Aprianti. 2013. Kepercayaan
Diri. Jakarta Barat: PT INDEKS

Muhammad Ali. Guru Dalam Proses Belajar
Mengajar. Sinar Baru Algessendo.
Bandung. 2008.

Tohri, Muhammad. 2007. Belajardan
Pembelajaran.
STKIP
Hamzanwadi

Hamdani.
2011.
Strategi
Belajar
Mengajar. Bandung: CV Pustaka
Setia
Suharsimi
Arikunto.
Manajemen
Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
1989.
Vita Mind. Misteri Perilaku. Jakarta :
Gramedia Pustaka Umum. 2003.
(Puskur Kemdiknas, 2010:3). Gulo, W.
2002. Strategi Belajar Mengajar.

Hamdani.
2011.
Strategi
Belajar
Mengajar. Bandung: CV Pustaka
Setia
Tim

FKIP UNISKA (2010). Buku
Pedoman
Penulisan
Skripsi
Program Studi Bimbingan dan
Konseling. Banjarmasin: FKIP
UNISKA

Dipublikasikan oleh : Prodi Bimbingan dan Konseling FKIP Uniska Muhammad Arsyad Al Banjari Banjarmasin

23