PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PRAKTIK PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN DARI IBU ANAK-ANAK BERUSIA 6-24 BULAN DI KABUPATEN SUMBA TENGAH

PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PRAKTIK PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN DARI IBU ANAK-ANAK

  Enjel M.D. Nalle

  

Latar Belakang

  • Secara global, salah satu penyebab dari 20% kematian pada anak balita adalah stunting (sangat pendek). Stunting memiliki dampak negatif dalam jangka panjang seperti prestasi sekolah yang lebih rendah, produktivitas ekonomi yang rendah, dan berat badan lahir rendah pada bayi generasi

  1 berikutnya.

  • UNICEF Indonesia melaporkan bahwa pada tahun 2013, prevalensi stunting

  2 pada anak di bawah umur 5 tahun adalah 37%.

  • Nusa Tenggara Timur (NTT) mempunyai prevalensi stunting tertinggi dengan

    58% anak di bawah 5 tahun dan 45% anak dibawah dua tahun mengalami

  3 stunting di tahun 2013.

  • Sumba Tengah adalah salah satu Kabupaten di NTT dengan prevalensi

  4 stunting yang tinggi (63.61% di 2013).

  • Salah satu faktor penyebab stunting pada anak adalah pemberian makanan

  1,5,6 tambahan yang tidak optimal .

  Penelitian sebelumnya di Indonesia mengidentifikasi beberapa masalah dalam praktik pemberian makanan tambahan. No Issues References Inayati et al (2012)

  1 Pemberian makanan tambahan yang terlalu dini (< 6

  Nutrisiani (2010)

  bulan)

  Astari et al (2006), University of Indonesia (UI) and

  2 Makanan yang diberikan kurang beragam

  UNICEF (2012), Statistic Indonesia/Macro International

  (anak-anak makan kurang dari 4 kelompok makanan

  (2008), Statistic Indonesia/BKKBN/Kemenkes/ ICF International

  yang berbeda dalam satu hari)

  (2013), SEAMEO TROPMED RCCN and UNICEF (2012) Inayati et al (2012)

  3 Ibu berhenti memberikan ASI

  SEAMEO TROPMED RCCN and UNICEF (2012) Statistic Indonesia/Macro International (2008) Statistic Indonesia/BKKBN/Kemenkes/ ICF International (2013) Utomo et al (2000) Astari et al (2006), Sulastri (2004), Nutrisiani (2010),

  4 Frekuensi makan yang rendah

  Action Against Hunger (2010) , University of Indonesia (UI) and UNICEF (2012), Statistic Indonesia/Macro International (2008), Statistic Indonesia/BKKBN/Kemenkes/ ICF International (2013) , SEAMEO TROPMED RCCN and UNICEF (2012) Fransisca (2005), SEAMEO TROPMED RCCN /

  5 “Active feeding” yang rendah

FAO/UNICEF/WFP (2010), SEAMEO TROPMED

  (cara untuk mendorong anak agar mau makan)

  RCCN/WFP/EU (2005) Statistic Indonesia/Macro International (2008), Statistic

  6 Kurangnya konsumsi Vitamin A

  Indonesia/BKKBN/Kemenkes/ ICF International (2013) Nutrisiani (2010), University of Indonesia (UI) and

  7 Praktik persiapan dan pemberian makanan yang

UNICEF (2012), SEAMEO TROPMED RCCN (2007),

  tidak higienis

  UI/Ministry of Health/GTZ (2009), Februhartanty et al (2005), Action Against Hunger (2010), Rospita (2009) Sumba Tengah

  • Diresmikan pada tahun 2017
  • Mempunyai 5 Kecamatan dan 65 Desa
  • 7 Populasi 82992 2015.
  • Prevalensi stunting di 2013 sebanyak

  2,4 63.61%, (Prevalensi nasional 37%)

  • Angka stunting yang tinggi menunjukkan bahwa ada kesenjangan/gap dalam asupan gizi.

  Dasar pemikiran untuk penelitian ini:

  • Dua penelitian sebelumnya di Kabupaten lain di NTT menyimpulkan bahwa:

  Pemberian makanan tambahan yang tidak memadai dapat dikaitkan dengan stunting pada anak

  8,9 usia 6-24 bulan.

  Anak berusia 6-24 bulan empat kali lipat lebih beresiko untuk mengalami stunting dibanding anak

  8,9 usia 0-5 bulan.

  • Melihat bahwa salah satu faktor penyebab stunting adalah pemberian makanan tambahan yang tidak optimal, maka diperlukan program/intervensi gizi untuk memperbaiki praktik pemberian makanan tambahan untuk anak usia 6-24 bulan.
  • Namun, untuk merumuskan dan merancang program/intervensi yang tepat, diperlukan pemahaman tentang apa sebenarnya yang dikonsumsi oleh anak-anak usia 6-24 bulan dan faktor pribadi apa yang mendasari kebiasaan makan mereka.
  • Di Indonesia, wilayah tempat tinggal mempengaruhi perilaku pemberian makanan, sehubungan dengan jenis makanan yang tersedia, perbedaan kebiasaan, kepercayaan, dan adat istiadat.
  • Oleh karena itu, penelitian yang menilai dan menganalisa pengetahuan, sikap, dan praktik pemberian makanan tambahan diperlukan untuk mendapatkan informasi mengenai kebiasaan makan anak-anak dalam konteks Sumba Tengah.

  Pertanyaan penelitian: Bagaimana pengetahuan, sikap, dan praktik pemberian makanan tambahan diantara ibu dari anak usia 6-24 bulan di Sumba Tengah? Tujuan penelitian:

  • Untuk menilai tingkat pengetahuan, sikap, dan praktik pemberian

    makanan tambahan diantara ibu.
  • Untuk mengidentifikasi kesenjangan/gap pada pengetahuan, sikap, dan praktik pemberian makanan tambahan yang dapat ditangani dengan proyek/intervensi gizi.
  • Untuk mengidentifikasi prioritas dalam pemberian edukasi gizi.

  Desain penelitian:

  • Penelitian cross-sectional: Survei Pengetahuan, Sikap, dan Praktik.
  • Tempat penelitian: Kabupaten Sumba Tengah.
  • Populasi target: ibu dengan anak berumur 6-24 tahun.

  

Sampling

  • Besar sampel

  Perhitungan sampel menggunakan perhitungan untuk penelitian deskriptif dengan parameter lebar interval kepercayaan (confidence interval).

  Rumus: n= Z

  2

  • p(1-p) Se

2 Where n = besar sampel

  Z = nilai dari 95% confidence interval = 1.96 p = perkiraan proporsi anak berusia 6-24 bulan = 50% Se = Standard error = 0.05 Dari perhitungan didapatkan besar sampel 384.16 = 385

  Menyesuaikan untuk perkiraan 10% tingkat non-respon: n = 385 + (385 x 10%) n = 423.5 n = 424

  Total sampel untuk penelitian ini adalah sebesar 424

Jumlah kelahiran di Sumba Tengah tahun 2015 adalah 2165, oleh karena itu sampel sebesar 424 akan mewakili 19,6%

dari total populasi interest.

  Metode sampling: stratified random sampling.

  • Stratified sampling:

  Kecamatan Populasi (2012) Proporsi (%) Sampel

  Mamboro 16002

  23.3

  99 Katikutana 9913

  14.4

  61 U.R. Nggay Barat 17246 25.2 106

  U.R. Nggay 14553

  21.2

  90 Katikuna Selatan 10940

  15.9

  68 Total 68654

  100 424

  • Simple random sampling akan digunakan untuk memilih partisipan di setiap Kecamatan.

  Metode perekrutan:

  • Melalui Puskesmas dan Posyandu.
  • Melalui kader, tokoh masyarakat, dan tokoh agama untuk menjangkau ibu yang tidak mengunjungi Puskesmas atau tidak mengikuti Posyandu.

  Kriteria inklusi:

  • Ibu yang memiliki dan mengasuh anak berusia 6-24 bulan Kriteria eksklusi
  • Ibu yang memiliki anak berumur < 6 bulan atau > dari 24 bulan.

  

Pengumpulan Data

Kuesioner

  No Komponen Variabel

  1. Sosial-demografis Nama ibu, usia, tingkat pendidikan, jumlah anak, tempat tinggal, pekerjaan orang tua, anggota keluarga lainnya yang tinggal serumah, nama anak, jenis kelamin, dan usia anak.

  2. Praktik Melanjutkan menyusui, usia mulai diberikan makanan tambahan, keragaman makanan, frekuensi makan dan minum, dan praktik mencuci tangan.

  3. Pengetahuan Melanjutkan menyusui, usia mulai diberikan makanan tambahan, alasan pemberian makanan tambahan pada umur 6 bulan, konsistensi makanan, keragaman makanan, dan pemberian makan responsif.

  4. Sikap Rasa percaya diri dalam menyiapkan makanan, manfaat dan hambatan dalam memberikan makanan yang beragam, manfaat dan hambatan dalam memberikan makanan dengan frekuensi yang tepat, manfaat dan hambatan dalam melanjutkan menyusui setelah 6 bulan, dan manfaat dan hambatan untuk mencuci tangan.

  5. Pertanyaan tambahan Peran anggota keluarga lainnya dalam mengambil keputusan mengenai praktik pemberian makanan tambahan, perbedaan gender dalam praktik pemberian makan, mitos tentang praktik pemberian makan, dan dari mana ibu memperoleh informasi

  Pengumpulan Data Kuosioner:

  • Pertanyaan tertutup dan pertanyaan terbuka diikuti dengan probes untuk beberapa item.
  • Menggunakan Preliminary analysis box
  • Wawancara tatap muka (Face-to-face interview) oleh pewawancara yang terlatih.
    • Mengantisipasi responden yang tingkat literasinya rendah (tidak bisa baca tulis).
    • Meningkatkan kemungkinan semua pertanyaan dijawab.

  • Diterjemahkan ke bahasa lokal
  • Tes awal (pre-testing) dan revisi kuosioner

  

Analisa data dan hasil

Kuosioner Analisa data

  • Data cleaning (pembersihan data)
  • Data sosio-demografi:

  Pemeriksaan awal (Preliminary check) sebelum memasukkan data ke Stata untuk mengurangi kesalahan dan data yang tidak konsisten.

  • Setiap variabel Pengetahuan, Sikap, dan Praktik.
  • Entry data

  Mengurangi error dengan: Dilakukan oleh satu orang petugas dibantu oleh satu asisten.

  Data di-entry setiap hari. Verifikasi setiap hari untuk memastikan data di- entry dengan tepat.

  Hasil: Data kuantitatif deskriptif dalam jumlah dan persentase:

  Klasifikasi untuk pendidikan: rendah, sedang, dan tinggi.

  Klasifikasi: Rendah : <60% Sedang : 61-79% Tinggi : >80%

  • Analisa data: Stata 13

  

Etika Penelitian:

  • Persetujuan etik Dari Universitas Nusa Cendana di Kupang
  • Ijin dari pemerintah lokal
  • Consent form (Persetujuan dari subyek penelitian) Diterjemahkan ke bahasa Indonesia atau bahasa lokal.

  Bagi responden yang tidak bisa membaca, pewawancara yang akan membacakan consent form tersebut. Pastikan bahwa peserta dapat memilih untuk berpartisipasi atau tidak dalam penelitian ini.

  • Kerahasiaan Memberikan nomor ID untuk setiap responden.

  Strength and Limitation (kelebihan dan kekurangan)

  Strength:

  • Representatif Population-based dan dapat digeneralisasikan ke seluruh populasi dalam batasan statistik yang telah dipilih.
  • Rapid assessment (penilaian cepat) mengenai praktik pemberian makanan tambahan di populasi.
  • Penelitian pertama yang mengukur Pengetahuan, Sikap, dan Praktik pemberian makanan tambahan di Sumba tengah.
  • Less time-consuming (Tidak memakan waktu lama).

  Limitation:

  • Penelitian descriptif. Oleh karena itu tidak memberikan pemahaman yang mendalam.
  • Bias Bias responden dan bias pewawancara.

  

Rencana diseminasi, Signifikansi, dan

Rekomendasi

Rencana diseminasi:

  • Laporan penelitian akan ditulis dalam bahasa Indonesia dan Inggris.
  • Hasil penelitian akan disampaikan kepada Pemerintah lokal, LSM, Puskesmas, tokoh masyarakat dan tokoh agama.
  • Hasil penelitian akan dipresentasikan kepada publik melalui seminar.
  • Publikasi di jurnal.

  Signifikansi dan Rekomendasi:

  • Memberikan gambaran situasi mengenai tren praktik pemberian makanan tambahan secara umum di Sumba Tengah.
  • Hasil penelitian dapat digunakan untuk membantu pembuat kebijakan dalam

    merancang program dan intervensi gizi.
  • Hasil penelitian dapat digunakan sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya.

  • Penelitian kualitatif perlu dilaksanakan untuk mendapatkan pemahaman yang

    lebih mendalam mengenai praktik pemberian makanan tambahan di Sumba

    Tengah.

  

References

  • 1. Black RE, Allen LH, Bhutta ZA, Caulfield LE, de Onis M, Ezzati M, et al. Series: Maternal and child undernutrition: global and regional exposures and health consequences. The Lancet. 2008;371:243-60
  • 2. Chaparro C, Oot L, Sethuraman K. Indonesia Nutrition Profile. 2014.
  • 3. Indonesia National Institute of Health Research and Development. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). Republic of Indonesia, Ministry of Health; 2013
  • 4. Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur, Dewan Ketahanan Pangan Provinsi NTT, United Nations-World Food Programme. Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan Nusa Tenggara Timur tahun 2015 (Food Security and Vulnerability Atlas East Nusa Tenggara 2015). Kupang: 2015.
  • 5. Shrimpton R, Victora CG, de Onis M, et al. Worldwide timing of growth faltering: implications for nutritional interventions.

  Pediatrics 2001; 107: E75.

  • 6 Bhutta ZA, Ahmed T, Black RE, Cousens S, Dewey K, Giugliani E, et al. Series: What works? Interventions for maternal and

    child undernutrition and survival. The Lancet. 2008;371:417-40.
  • 7. Population and Civil Registration Agency. Data penduduk (Population Data) 2016 [cited 2017]. Available from:
  • 8.. Torlesse H, Cronin AA, Sebayang SK, Nandy R. Determinants of stunting in Indonesian children BMC Public Health.

  2016;16(1):669.

  • 9.World Food Programming. Evaluation Final Report. An Evaluation of the 2012
    • – 2015 Maternal &Child Nutrition (MCN) Program. Timor Tengah Selatan (TTS) District. Nusa Tenggara Timur (NTT) Province. Indonesia. Jakarta: WFP Country Office, 2016.
    Appendix