Prosiding Inovasi Teknologi Ramah Lingkungan 2013

PROGRAM KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI DI KELURAHAN PAAL V
KOTA JAMBI MENDUKUNG KETAHANAN PANGAN DI PROVINSI JAMBI
Widya Sari Murni dan Rima Purnamayani
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jambi
Jl. Samarinda Paal V Kotabaru Jambi
Telp/fax: 0741-7053525/0741-40413, email: bptp_jambi@yahoo.com

ABSTRAK
Model ketahanan pangan berbasis rumah tangga dikenal dengan “Kawasan Rumah Tangga Lestari”.
Program ini sebagai upaya memaksimalkan lahan pekarangan sebagai sumber gizi dan nutrisi, terutama produkproduk untuk ternak unggas, akuakultur, dan hortikultura. Kegiatan dilaksanakan di RT 21 Kelurahan Paal Lima
Kecamatan Kotabaru Kota Jambi. Tahapan kegiatan yang dilaksanakan adalah koordinasi dengan instansi terkait
untuk pemilihan lokasi, sosialiasi tingkat kota dan tingkat RT, pelaksanaan kegiatan serta pelatihan dan studi
banding. Program ini diikuti oleh 32 rumah tangga dengan strata pekarangan yang bervariasi dan didominasi
oleh strata 1. Setelah program ini dilaksanakan,masing-masing keluarga memperoleh penghematan pengeluaran
sebesar Rp. 100.000 – Rp. 150.000. Manfaat lain yang diperoleh adalah meningkatnya konsumsi sayuran dalam
keluarga.
Kata kunci :KRPL, pangan, konsumsi

PENDAHULUAN
Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia dan merupakan bagian penting dari Hak Asasi
Manusia, sebagaimana dituangkan dalam Declaration of Human Right. Sejalan dengan laju

peningkatan jumlah penduduk dan adanya pemanasan global, isu mengenai ketahanan dan
kemandirian pangan menjadi hal yang sangat penting. Sehubungan dengan peningkatan ketahanan
pangan dan untuk mencapai kemandirian pangan, upaya peningkatan swasembada pangan dan
diversifikasi pangan perlu dilakukan, mengingat kebutuhan pangan yang semakin meningkat, dan
pola konsumsi pangan masyarakat Indonesia yang masih didominasi oleh nasi/beras dan belum
memenuhi gizi seimbang (www.indonesia.go.id)
Perubahan iklim global secara ekstrem telah menurunkan produksi pangan, seperti yang
melanda Amerika Serikat, India dan China. Akibatnya, stok pangan merosot dan memicu naiknya
harga pangan dunia. Masalah ini berdampak pada angka kemiskinan di dunia, terutama di negaranegara berkembang (www.setkab.go.id).
Rumah pangan lestari adalah rumah tempat tinggal bagi keluarga yang memanfaatkan
pekarangannya secara intensif mengelola sumberdaya local secara bijaksana sehingga menjamin
kesinambungan persediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas, nilai dan
keanekaragamannya. Model ketahanan pangan berbasis rumah tangga yang dikenal dengan
“Kawasan Rumah Tangga Lestari”. Program ini sebagai upaya memaksimalkan lahan pekarangan
sebagai sumber gizi dan nutrisi, terutama produk-produk untuk ternak unggas, akuakultur, dan
hortikultura. Menurut Mentan, dengan model ini setiap keluarga diharapkan mampu memenuhi
kebutuhan pangan bergizi (www.setkab.go.id).
Penataan pekarangan,ditujukan untuk memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya melalui
pengelolaan lahan pekarangan secara intensif dengan tata letak sesuai dengan pemilihan komoditas.
Pemanfaatan lahan pekarangan untuk ditanami tanaman kebutuhan keluarga dalam masyarakat

perdesaan/perkotaan, sudah berlangsung dalam waktu yang lama dan masih berkembang hingga
sekarang meski dijumpai berbagai pergeseran. Komitmen pemerintah untuk melibatkan rumah
tangga dalam mewujudkan kemandirian pangan perlu diaktualisasikan dalam menggerakkan lagi
budaya menanam di lahan pekarangan, baik di perkotaan maupun di pedesaan.

Kota Jambi adalah ibukota dari Provinsi Jambi, yang merupakan tipe kota sedang
berkembang. Kota Jambi memiliki luas 205,38 km 2 terdiri dari 8 kecamatan dan 62 kelurahan serta
1.440 RT (BPS, 2009). Jumlah penduduk kota Jambi pada tahun 2010 adalah 529.118 jiwa. Selama
tahun 2008 rata-rata suhu di Kota Jambi berkisar antara 26,1°C sampai 27,0°C. Suhu maksimum
31,9°C yang terjadi pada bulan Mei dan Agustus dan suhu minimum 22,6°C terjadi pada bulan
Agustus. Curah hujan di Kota Jambi selama tahun 2008 beragam antara 26,8 mm sampai 331,2 mm,
dengan jumlah hari hujan antara 13 hari sampai 25 hari per bulannya. Kondisi iklim ini sangat
mempengaruhi pemilihan komoditas untuk pemanfaatan pekarangan di kawasan RPL ini.
Pemilihan komoditas juga ditentukan dengan mempertimbangkan pemenuhan kebutuhan
pangan dan gizi keluarga serta kemungkinan pengembangannya secara komersial berbasis kawasan.
Komoditas untuk pekarangan antara lain: sayuran, tanaman umbi-umbian, tanaman rempah dan
obat, serta buah. Pekarangan yang lebih luas dapat ditambahkan kolam ikan. Selain itu pada
kawasan perkotaan juga dapat dikembangkan tanaman hias.
Tujuan kegiatan ini adalah:
a. Memenuhi kebutuhan pangan dan gizi keluarga dan masyarakat melalui optimalisasi

pemanfaatan lahan pekarangan secara lestari.
b. Meningkatkan kemampuan keluarga dan masyarakat dalam pemanfaatan lahan pekarangan
untuk budidaya tanaman sayuran, umbi, buah, tanaman obat keluarga, pemeliharaan ikan,
pengelolaan pascapanen sayur dan toga serta pengolahan limbah rumah tangga menjadi
kompos.
c. Mengembangkan sumber benih/bibit untuk menjaga keberlanjutan pemanfaatan pekarangan dan
melakukan pelestarian tanaman pangan lokal untuk masa depan.

METODOLOGI
Kegiatan dilaksanakan di RT 21 Kelurahan Paal Lima Kecamatan Kotabaru Kota Jambi pada
bulan Januari sampaiDesember 2012 Penentuan lokasi dikoordinasikan dengan dinas dan instansi
terkait di Kota Jambi, serta disesuaikan dengan pedoman umum program kawasan rumah pangan
lestari (KRPL).
Bahan yang digunakan adalah: benih tanaman sayuran, bibit tanaman buah, bibit tanaman
obat keluarga, bibit tanaman anggrek, pupuk NPK, obat-obatan penyakit tanaman, tanah lapisan
atas, pupuk kandang, kompos, polybag, kayu.
Prosedur pelaksanaan kegiatan sebagai berikut:
a. Persiapan:
(1) pengumpulan informasi awal tentang potensi sumberdaya dan kelompok sasaran di Kota
Jambi,

(2) pertemuan dan koordinasi dengan Dinas Pertanian Peternakan Perikanan dan Kehutanan
Kota Jambi, Badan Ketahan Pangan dan Penyuluhan Kota Jambi serta PKK Kota Jambi untuk
mencari kesepakatan dalam penentuan calon kelompok sasaran dan lokasi,
(3) memilih pendamping yang menguasai teknik pemberdayaan masyarakat sesuai dengan
kriteria yang telah ditentukan.
b. Pembentukan Kelompok: Kelompok sasaran adalah rumahtangga atau kelompok rumahtangga
dalam satu Rukun Tetangga. Kelompok sasaran diutamakan adalah ibu-ibu dasawisma yaitu tim
penggerak PKK tingkat kelurahan.Pendekatan yang digunakan adalah partisipatif, dengan
melibatkan kelompok sasaran, tokoh masyarakat, dan perangkat desa. Kelompok dibentuk dari,
oleh, dan untuk kepentingan para anggota kelompok itu sendiri. Anggota kelompok akan terlibat
sepenuhnya dalam kegiatan MKRPL ini.
c. Sosialisasi: Menyampaikan maksud dan tujuan kegiatan dan membuat kesepakatan awal untuk
rencana tindak lanjut yang akan dilakukan. Sosialisasi akan dilaksanakan ditingkat kota dan RT.
d. Penguatan Kelembagaan Kelompok: dilakukan untuk meningkatkan kemampuan kelompok: (1)
mampu mengambil keputusan bersama melalui musyawarah; (2) mampu menaati keputusan
yang telah ditetapkan bersama; (3) mampu memperoleh dan memanfaatkan informasi; (4)
mampu untuk bekerjasama dalam kelompok (sifat kegotong-royongan); dan (5) mampu untuk
bekerjasama dengan aparat maupun dengan kelompok-kelompok masyarakat lainnya.
e. Perencanaan Kegiatan: Melakukan perencanaan/rancang bangun pemanfaatan lahan pekarangan
dengan menanam berbagai tanaman umbi, buah, sayuran dan obat keluarga, ikan serta

pengelolaan limbah rumah tangga.

f.

Pelaksanaan:
(1) Pembuatan Kebun Bibit Desa. Pembuatan kebun bibit ini dilaksanakan secara partisipatif oleh
anggota kelompok dibantu dengan teknisi ahli. Penetapan lokasi kebun bibit ini
dimusyawarahkan dengan masyarakat lokasi kegiatan
(2) Persiapan penanaman, berupa persiapan media tanam (tanah dan pupuk kandang serta rak
vertikultur), penyemaian tanaman yang perlu disemai, pengadaan bibit tanaman.
(3) Penanaman dan pengaturan tata letak berbagai media di dalam pekarangan rumah.
(4) Pemeliharaan.
(5) Seluruh pelaksanaan kegiatan dilakukan oleh kelompok dengan pengawalan teknologi oleh
peneliti dan pendampingan antara lain oleh Penyuluh dan kader PKK.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Koordinasi dan Sosialisasi Kegiatan
Sebelum memulai kegiatan ini, tahap pertama kegiatan yang dilaksanakan adalah mencari
informasi awal mengenai potensi sumberdaya dan kelompok sasaran di kota Jambi. Informasi awal ini
digali secara non formal melalui penelurusan kelompok tani dan dasawisma PKK yang aktif di Kota

Jambi. Informasi ini akan dibawa dalam koordinasi dengan instansi terkait.
Selanjutnya dilaksanakan koordinasi dengan instansi terkait. Koordinasi dilakukan dengan
Dinas Pertanian Kota Jambi, Badan Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Kota Jambi dan PKK Kota
Jambi. Koordinasi ini memperoleh hasil berupa kesepakatan untuk melaksanakan program KRPL ini
secara terpadu dengan program Dinas Pertanian, Peternakan, Perikanan dan Kehutanan, Badan
Ketahanan Pangan dan Penyuluhan serta PKK. Beberapa program yang dapat diintegrasikan adalah
P2WKSS, P2KP, Hatinya PKK dan PHBS. Hasil koordinasi dan survey lapangan menetapkan lokasi
MKRPL di Kelurahan Paal Lima tepatnya di RT 21.
Tahap selanjutnya adalah sosialisasi, yang diselenggarakan sebanyak 2 kali yaitu di tingkat
kota dan di tingkat RT. Sosialisasi bertujuan menginformasikan KRPL kepada instansi terkait (Dinas
Pertanian, Badan Ketahanan Pangan & Penyuluhan, Camat, Lurah, Tim Penggerak PKKdan PPL
seluruh kota Jambi),sedangkan Sosialisasi tingkat RT bertujuan untuk menjelaskan lebih detil
mengenai KRPL secara umum serta teknik pelaksanaan KRPL di lokasi. Bersamaan dengan
diadakannya sosialisasi tingkat RT, dilaksanakan juga pembentukan kelompok. Kelompok yang
dibentuk terdiri dari ibu-ibu rumah kooperator dan beberapa bapak-bapak. Kelompok yang dibentuk
diberi nama Kelompok Tani KRPL Kasuari.
Tahap berikutnya adalah identifikasi dan karakterisasi anggota kelompok serta rancang
bangun model KRPL per rumah. Model KRPL antara lain menggunakan rak tangga terbuat dari kayu,
bambu yang digantung di tepi pagar, paralon berdiri, rak paralon vertikultur dan bedengan untuk
rumah dengan halaman yang luas. Bersamaan dengan kegiatan tersebut, dilakukan pembangunan

Kebun Bibit Kelurahan, berukuran 3 m x 6 m x 2,6 m. Lokasi Kebun Bibit ini adalah kebun toga
dasawisma. Dilaksanakan juga pembersihan dan pembenahan kebun sehingga lebih rapi dan lebih
bermanfaat.

Pelaksanaan Kegiatan MKRPL
Menurut Kementerian Pertanian (2011), penataan pekarangan ditujukan untuk memperoleh
manfaat yang sebesar-besarnya melalui pengelolaan lahan pekarangan secara intensif dengan tata
letak sesuai dengan pemilihan komoditas. Pekarangan perkotaan dibedakan menjadi 4 yaitu:
1. Rumah tipe 21, dengan total luasan tanah sekitar 36 m 2 atau tanpa halaman
2. Rumah tipe 36, luas tanah sekitar 72 atau halaman sempit
3. Rumah tipe 45, luas tanah sekitar 90 atau halaman sedang
4. Rumah tipe 54 atau 60, luas tanah 120 m atau halaman luas.
Pemilihan komoditas ditentukan dengan mempertimbangkan pemenuhan kebutuhan pangan
dan gizi keluarga, diversifikasi pangan berbasis sumberdaya lokal, serta kemungkinan
pengembangannya secara komersial berbasis kawasan. Komoditas yang dapat dikembangkan antara
lain: sayuran, tanaman rempah dan obat, buah yang disesuaikan dengan lokasi setempat serta
berbagai sumber pangan lokal (ubi jalar, ubi kayu, ganyong, talas).
Pelaksanaan penanaman didahului dengan penyemaian yang dilaksanakan bersama-sama
seluruh anggota kelompok sekaligus pelatihan non formal kepada anggota kelompok mengenai caracara menyemai. Tanaman yang disemai adalah cabe keriting, cabe rawit, tomat dan terung, serta


tanaman sayur berdaun (selada, pakcoi dan sawi). Saat yang bersamaan dilakukan persiapan bahan
berupa rak polybag, paralon gantung, bambu gantung dan pengisian tanah di polybag.Pengerjaannya
dilakukan bersama-sama dengan anggota kelompok dan dibantu beberapa tenaga harian.Bibit
tanaman yang sudah cukup umur ini dipindahkan ke media yang terbuat dari daun pisang. Kelebihan
media iniadalah saat memindah bibit ke polybag, bibit tanaman yang ada di media semai tidak perlu
dibongkar, tetapi bias langsung dibenam ke dalam tanah. Selain itu, di lokasi banyak terdapat pohon
pisang sehingga bahan mudah didapat. Setelah media tanam siap dan bibit cukup umur, maka
dilakukan pendistribusian bibit-bibit tanaman ke anggota kelompok.
Sebagai kelompok pelaksana MKRPL unit Kota Jambi, KelompokTani KRPL 21 mendapatkan
bantuan berupa Rumah Pembibitan/Kebun Bibit Kelurahan, dan sarana produksi berupa benih, bibit
tanaman, pupuk, tanah dan obat-obatan, serta mendapatkan pendampingan teknologi budidaya
sayuran serta teknologi penunjang kegiatan MKRPL seperti pengolahan pascapanen sayuran dan
pembuatan pestisida nabati. Kegiatan yang telah dilaksanakan berupa budidaya sayuran. Tanaman
yang sudah ditanam adalah cabe rawit, cabe merah, tomat, terung, kangkung, bayam, sawi,
pakchoy, selada, pare, gambas, daun seledri, daun bawang, dan toga (kunyit, kencur,jahe, jahe
merah, sereh, serehwangi, bangle, lempuyang). Selain itu ditanam buah- buahan di Kebun Bibit
Kelurahan yaitu buah naga dan buah nenas. Tanaman hias berupa anggrek pun turut ditanam untuk
mempercantik pekarangan rumah.
Musim tanam pertama ini, masing- masing anggota mendapatkan 7 bibit sawi, 7 bibit
pakchoy, 6 bibit selada, 4 bibit cabai keriting, 2 bibit cabai rawit, 2 bibit tomat, 2 bibit terung, 1

polybag daun bawang, 1 bibit seledri dan 0,5 kg bibit jahe merah Terdapat 6 rumah yang merupakan
perkembangan replikasi rumah tangga yang menerapkan konsep RPL di lokasi kegiatan MKRPL Kota
Jambi. Musim tanam sayuran berdaun kedua, selain bibit sawi, selada dan pakcoi juga didistribusikan
bibit kailan. Musim tanam ketiga, kailan tidak diberikan secara bibit, karena anggota sudah
memperbanyak tanaman kailan dengan cara stek.

Pemberdayaan Kelompok Wanita Tani Melalui Pelatihan
Bersamaan dengan masa pemeliharaan dan memasuki masa panen, diselenggarakan
pelatihan dengan materi teori budidaya tanaman sayuran, pengolahan pasca panen sayuran menjadi
keripik serta demonstrasi pembuatan pestisida nabati. Tujuan pelatihan ini adalah menambah
pengetahuan dan keterampilan ibu-ibu yang pada umumnya adalah ibu rumah tangga, diversifikasi
bentuk sayuran, mengatasi panen sayur yang melimpah serta mengatasi hama dan penyakit dengan
pestisida alami yang berasal dari tanaman sekitar.
Selain pelatihan, diadakan juga kunjungan/studi banding anggota kelompok ke Kelompok
Wanita Tani Melati di Desa Pudak Kabupaten Muaro Jambi, yang merupakan lokasi MKRPL pertama
kali di Provinsi Jambi. Dalam kunjungan ini, peserta mendapat pengalaman KWT Melati dalam
melaksanakan MKRPL. Dilakukan pula kunjungan ke budidaya jamur tiram yang dikelola oleh KWT
tersebut, sehingga diharapkan dapat diaplikasikan di lokasi MRKPL Kota Jambi. Jadwal pertemuan
kegiatan MKRPL Kota Jambi disajikan pada Tabel 1.


Tabel 1. Jadwal pertemuan kegiatan MKRPL Kota Jambi.
No
1.

Pertemuan
Sosialisasi
Tingkat Kota

Jadwal
1 Mei 2012

Materi
1. MKRPL
2. P2KP

2.

Sosialisasi
Tingkat RT


1 Mei 2012

1.
2.
3.

3.

Pelatihan
anggota
kelompok

11-12 Juli 20121.
2.

3.

4.

Pelatihan dan
studi banding

9-10 September
1.
2012
2.

5.

Sosialisasi
Hasil

24 November
2012

Peserta
Narasumber
Kepala BPP, PPL seluruh Kota 1. Kepala BPTP Jambi
Jambi, perwakilan masyarakat 2. Kepala BKPP Kota
RT 21 (lokasi MKRPL), Tim
Jambi
Penggerak PKK Kota Jambi
Sosialisasi MKRPL Anggota kelompok
1. Penanggung Jawab
Pembentukan
MKRPL Kota Jambi
Kelompok
2. Kepala BPP Kec.
Kotabaru Kota
Pembuatan
Jambi
rencana kerja
Budidaya
Anggota kelompokMKRPL dan 1. Syafri Edi, ,SP
tanaman sayuran P2KP
(BPTP Jambi)
Pengolahan pasca
2. Rima Purnamayani,
panen sayuran
SP, M.Si (BPTP
menjadi keripik
Jambi)
Demonstrasi
3. Kiki Suheiti, STP
pembuatan
(BPTP Jambi)
pestisida nabati
4. Mugiyati (Ketua
KWT Melati Desa
Pudak
Budidaya jamur
Anggota kelompok MKRPL
Mugiyati (Ketua KWT
tiram
Melati Desa Pudak
Studi banding
lokasi MKRPL
Desa Pudak Kab.
Muaro Jambi
Paparan hasil
Perwakilan Tim Penggerak
Penanggung Jawab
MKRPL 2013
PKK se-Kecamatan Kotabaru, MKRPL Kota Jambi
PPL se-Kecamatan Kotabaru

Kendala dan Dukungan Pemerintah
Selama pelaksanaan MKRPL, terdapat permasalahan eksternal yaitu musim kemarau yang
panjang sehingga ketersediaan air sangat minim yang menyebabkan kurangnya frekuensi penyiraman
tanaman. Kemarau yang panjang ini juga menyebabkan timbulnya penyakit pada tanaman.
Pengendalian dengan pestisida nabati kurang mampu memecahkan permasalahan ini. Sedangkan
permasalahan internal adalah adanya anggota kelompok yang kurang terlibat dalam pemeliharaan
Kebun Bibit Desa, misalnya tidak ikut bergotong royong dan melaksanakan tugas penyiraman bibit
tanaman.
Peluang untuk lestarinya kegiatan ini tergantung pada faktor Kebun Bibit Desa (KBD),
Kelompok Wanita Tani (KWT) dan akses pemasaran. KWT harus eksis kelembagaannya sehingga KBD
dapat berkelanjutan dan berkesinambungan. Kebun bibit desa yang berkesinambungan dapat
menyediakan bibit dan benih secara kontinue untuk memasok kebutuhan para anggota kelompok
maupun di luar kelompok. Selain itu, untuk hasil yang berlimpah, membutuhkan pasar dan akses
yang mudah menuju ke pasar. Peluang lestari di lokasi ini cukup memungkinkan akan tetapi belum
sampai pada pemasaran. Hal ini karena produksi/hasil dari KRPL masih untuk mencukupi kebutuhan
rumah tangga sendiri.
Rumah kooperator yang berjumlah 32 ini, pada akhir kegiatan, sekitar 15% rumah tidak aktif
dalam memelihara di rumahnya, sedangkan sisanya terbagi menjadi yang aktif (35%) dan sangat
aktif (50%). Tidak aktif maksudnya tidak aktif bergotong royong di KBD, tidak proaktif mengambil
bibit dan saprodi lainnya, hanya menerima saprodi bantuan saja dan budidaya tanaman sayurannya
tidak berkelanjutan. Sangat aktif maksudnya aktif bergotong royong di KBD, aktif jika ada pertemuan,
menambah saprodi secara swadaya (misalnya pupuk, pestisida maupun benih tanaman lain),
berinovasi dengan pemanfaatan pekarangannya.
MKRPL Kota Jambi yang berlokasi di RT-21 Kelurahan Paal Lima berdampingan dengan
Program Peningkatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP) dari Badan Ketahanan Pangan
dan Penyuluhan Kota Jambi. Ini merupakan salah satu bentuk dukungan dari Pemerintah Daerah

Kota Jambi. Selain itu, Dinas Pertanian, Peternakan, Perikanan dan Kehutanan Kota Jambi juga
banyak memberikan dukungan dalam bentuk bahan, yang disajikan pada Tabel 2.
Tabel 2. Dukungan Pemerintah Daerah Kota Jambi pada MKRPL Kota Jambi.
Dinas/Instansi Terkait
Dinas Pertanian, Peternakan, Perikanan
dan Kehutanan Kota Jambi

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10,
11.
12.

Bentuk/Jenis Bahan
Cabai keriting
Cabai rawit
Tomat
Terong
Gambas
Kunyit
Betadin
Jahe
Jambu mayang
Kolam terpal
Bibit ikan lele
Pakan ikan

Jumlah
40 batang
20 batang
10 batang
2 batang
2 batang
25 batang
7 batang
3 batang
12 pot
2 unit
2000 ekor
2 karung

Hasil survey yang dilaksanakan di akhir tahun kegiatan, respon anggota kelompok sangat
baik terhadap kegiatan MKRPL ini, Menurut mereka, kegiatan ini sangat bermanfaat, diantaranya
adalah dapat menikmati hasil panen tanaman sendiri tanpa membeli, dapat menambah keindahan
pekarangan, dapat menambah sumber menu keluarga, dapat mengurangi pengeluaran keluarga serta
dapat menambah pengetahuan (misalnya budidaya tanaman yang benar, mengatasi hama dan
penyakit, pengolahan sayuran dengan keripik).
Hasil yang diperoleh dari kegiatan ini adalah warga dapat memenuhi kebutuhan pangan
keluarganya melalui pemanfaatan pekarangan. Hal ini dapat dilihat dari hasil panen tanaman sayuran
kegiatan KRPL pada Tabel 3. Data tersebut menghasilkan data penghematan pengeluaran untuk
komoditas-komoditas yang tertera pada Tabel 3, adalah Rp. 73.360,-. Sedangkan dari hasil
wawancara dengan ibu rumah tangga kooperator, tiap bulannya mereka dapat mengurangi
pengeluaran sebesar Rp.100.000 – Rp.150.000 bervariasi tiap KK. Perbedaan ini karena tanaman
bayam, kangkung serta tanaman toga tidak dapat dihitung jumlah panenannya.
Tabel 3. Hasil panen tanaman sayuran per rumah per musim tanam.
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Tanaman
Tomat
Cabai rawit
Cabai keriting
Terung
Sawi
Pakchoy
Selada
Kailan
TOTAL

Hasil (kg)
0,94
0,52
0,10
1,56
1,23
1,09
0,87
0,83

Harga satuan
Rp. 12.000,Rp. 22.000,Rp. 35.000,Rp. 9.000,Rp. 6.000,Rp. 10.000,Rp. 10.000,Rp. 10.000,-

Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.

Biaya
11.280,11.440,3.500,14.040.,7.380,8.720,8.700,8.300,73.360,

Hasil survey tersebut juga menghasilkan informasi bahwa hambatan yang dirasakan para
anggota selama melaksanakan kegiatan KRPL adalah kurangnya sarana produksi dan kekurangan air
akibat panjangnya musim kemarau. Hal ini karena keterbatasan biaya untuk menerapkan konsep
KRPL di 32 rumah. Beberapa anggota kelompok menambah sendiri sarana produksi seperti pupuk
organik, polybag, atau media tanam lainnya seperti kaleng cat, kaleng biskuit dan kantong isi ulang
minyak sayur. Hal ini sangat baik karena dapat memanfaatkan limbah rumah tangga serta
mengurangi biaya pembelian sarana produksi (polybag).

KESIMPULAN
1. Kegiatan RPL dapat memenuhi sebagian kebutuhan pangan rumah tangga.
2. Kegiatan RPL dapat meningkatkan kemampuan keluarga dalam pemanfaatan lahan pekarangan
melalui budidaya tanaman sayuran.
3. Kegiatan KRPL dapat mengembangkan sumber benih/bibit untuk menjaga. keberlanjutan
pemanfaatan pekarangan melalui Kebun Bibit Kelurahan/Desa.
4. Kegiatan KRPL mampu menciptakan lingkungan hijau yang bersih dan sehat secara mandiri.

DAFTAR PUSTAKA
Kementerian Pertanian, 2011. Pedoman Umum Model Kawasan Rumah Pangan Lestari. 52 hal.
BPS. 2009. Jambi dalam Angka.
www.indonesia.go.id diakses tanggal 26 Desember 2012.
www.setkab.go.iddiakses tanggal 26 Desember 2012.
bkppp.bantulkab.go.id. diakses tanggal 26 Desember 2012.