Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kemampulabaan Dikalangan Sayur Keliling di Pasar Ampel Kabupaten Boyolali T1 162008062 BAB IV
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Penelitian kemampulabaan dikalangan pedagang sayur keliling dipasar
Ampel Kabupaten Boyolali bertujuan untuk mengetehui kemampulabaan pedagang
sayur keliling di pasar Ampel Kabuapaten Boyolali dan mengetahui perbedaan
kemampulabaan antara pedagang sayur yang memiliki pekerjaaan sampingan dengan
yang tidak memiliki pekerjaaan sampingan.
4.1. Hasil Analisis Penadahuluan
Berikut ini akan disajikan analisis pendahuluan dari masing-masing
variabel yaitu:
4.1.1. Kemampulabaan Pedagang sayur keliling
Hasil penelitian terhadap 55 sampel data yang diperoleh untuk
variabel kemampulabaan pedagang sayur keliling menujukan bahwa
kemampulabaan pedagang sayur keliling dalam satu bulan sebagian
besar pada kelas yang mempunyai kemampulabaan ( lihat lampiran 1
Table 4.1.1.). Pada umunya kemampulabaan pedagang sayur keliling
berkisar antara 12,43%-16,43%.
Indeks statistik dari variabel ini adalah rata-rata atau mean
yaitu sebesar 16,08% dengan standar deviasi yaitu 6,09% ini berarti
bahwa 55 orang mempunyai kemampulabaan sebesar 16,08% dari
biaya yang dikeluarkan dengan penyimpanan rata-rata atau mean
yaitu sebesar 16,08% % dengan standar deviasi yaitu 6,09%. Kiraan
estimasi atau pendugaan menujukkan bahwa kemampulabaan
pedagang sayur keliling dipasar Ampel Kabupaten Boyolali terletak
36
antara 14,5 Sampai 17,5 dan berarti seluruh pedagang sayur keliling
pasar Ampel paling rendah 14,5 % dan paling tinggi 17,5 % dari
jumlah biaya yang dikesluarkan.
4.1.2. Kemampulabaan Pedagang sayur keliling berdasarkan ROI
Berdasarkan table distribusi frekuensi, tingkat kemampulabaan
pedagang sayur keliling di pasar ampel kabupaten boyolali,
menunujukan ROI dari 55 sampel adalah sebanyak 23 orang berada di
bawah rata-rata ROI yang berkisar anatara 9,78 – 12,78, sedangkan
sebanyak 22 orang berada di atas rata – rata dari ROI yang berkisar
antara 12,78 – 15,78.
4.1.3. Kemampulabaan Pedagang sayur keliling berdasarkan ROI yang
tidak mempunyai pekerjaan sampingan.
Berdasarkan table distribusi frekuensi, tingkat kemampulabaan
pedagang sayur keliling yang tidak mempunyai pekerjaan sampingan
di pasar Ampel kabupaten Boyolali, menunujukan ROI dari 24 sampel
adalah sebanyak 12 orang berada di bawah rata-rata ROI yang
berkisar anatara 11,19 – 16,9, sedangkan sebanyak 12 orang berada di
atas rata – rata dari ROI yang berkisar antara 16,19 – 21,9. Ini
menujukan rata rata ROI kemampulabaan pedagang sayur keliling
menujukan tidak ada perbedaan anatara yang mempunyai pekerjaan
dan yang tidak mempunyai pekerjaan sampingan.
4.1.4. Kemampulabaan Pedagang sayur keliling berdasarkan ROI yang
mempunyai pekerjaan sampingan.
Berdasarkan table distribusi frekuensi, tingkat kemampulabaan
37
pedagang sayur keliling yang mempunyai pekerjaan sampingan di
pasar Ampel kabupaten Boyolali, menunujukan ROI dari 31 sampel
adalah sebanyak 17 orang berada di bawah rata-rata ROI yang
berkisar anatara 10,43 – 16,43 , sedangkan sebanyak 14 orang berada
di atas rata – rata dari ROI yang berkisar antara 16,43 – 22,43. Ini
menujukan rata rata ROI kemampulabaan pedagang sayur keliling
rendah.
4.1.5. Kemampulabaan Pedagang sayur keliling berdasarkan ROE
Berdasarkan table distribusi frekuensi, tingkat kemampulabaan
pedagang sayur keliling di pasar ampel kabupaten boyolali,
menunujukan ROE dari 55 sampel adalah sebanyak 30 orang berada
di bawah rata-rata ROI yang berkisar anatara 11,92 – 15,92 sedangkan
sebanyak 25 orang berada di atas rata – rata dari ROI yang berkisar
antara 15,92 – 19,92.
4.1.6. Kemampulabaan Pedagang sayur keliling berdasarkan ROE
yang tidak mempunyai pekerjaan sampingan.
Berdasarkan table distribusi frekuensi, tingkat kemampulabaan
pedagang sayur keliling yang tidak mempunyai pekerjaan sampingan
di pasar Ampel kabupaten Boyolali, menunujukan ROE dari 24
sampel adalah sebanyak 13 orang berada di bawah rata-rata ROE
yang berkisar anatara 10,56 – 15,56 sedangkan sebanyak 11 orang
berada di atas rata – rata dari ROE yang berkisar antara 15,56 – 20,56.
Ini menujukan rata rata ROE kemampulabaan pedagang sayur keliling
tinggi.
38
4.1.7. Kemampulabaan Pedagang sayur keliling berdasarkan ROE
yang mempunyai pekerjaan sampingan.
Berdasarkan table distribusi frekuensi, tingkat kemampulabaan
pedagang sayur keliling yang mempunyai pekerjaan sampingan di
pasar Ampel kabupaten Boyolali, menunujukan ROI dari 31 sampel
adalah sebanyak 17 orang berada di bawah rata-rata ROI yang
berkisar anatara 9,92 – 9,92 , sedangkan sebanyak 14 orang berada di
atas rata – rata dari ROI yang berkisar antara 15,92 – 21,92. Ini
menujukan rata rata ROI kemampulabaan pedagang sayur keliling
rendah.
4.1.2. Pekerjaan Sampingan
Hasil penelitian dari 55 sampel data yang diperoleh untuk
variabel pekerjaan sampingan menunjukkan bahwa sebagian besar
pedagang sayur keliling di Pasar Ampel Kabupaten Boyolali adalah
mempunyai pekerjaan sampingan selain berdagang sayur keliling
yaitu sebanyak 31 responden atau 56% dan pedagang yang tidak
mempunyai pekerjaan sampingan yaitu sebanyak 24 responden atau
44%. Distribusi frekuensinya dapat dilihat pada ( lampiran 4 Tabel
4.2.1. )
Gambaran tentang tingkat kemampulabaan pedagang sayur
keliling di Pasar Ampel Kabupaten Boyolali dapat dilihat pada
histogram frekuensi (lampiran 4 Tabel 4.2.2.)
Ukuran tendensi pusat yang dipakai adalah Modus (Mo) yang
terletak pada pedagang sayur keliling di Pasar Ampel Kabupaten
39
Boyolali yang tidak mempunyai pekerjaan sampingan yaitu sebesar
24 orang 44%, sedangkan ukuran dispersi yang dipakai adalah indek
variabel kualitatif (IVK) diperoleh 49,1. Ukuran estimasi atau
pendugaan yang digunakan adalah estimasi
proporsi. Hasil
perhitungan estimasi dari variabel ini berada antara 55,5 sampai 57,5
pada tingkat keyakinan 95% ini berarti bahwa seluruh pedagang sayur
keliling di Pasar Ampel Kabupaten Boyolali kemampulabaannya
paling rendah 55,5 dan paling tinggi 57,5 dari jumlah biaya yang
dikeluarkan.
Tabel 4.1
Rangkuman Hasil Analisis Pendahuluan
Variabel
Tendensi Pusat
Dispersi Estimasi
Kemampulabaan
16,08 %
6,09 %
14,5 ≤µ≤ 17,5
49,1 %
55,5 ≤µ≤ 57,5
pedagang sayur
keliling pasar Ampel
kabupaten Boyolali.
Pekerjaan sampingan 61 %
4.2. Hasil Analisis Lanjut
4.2.1. Kemampulabaan pedagang sayur keliling
Kemampulabaan dikalangan pedagang sayur keliling pasar
Ampel tinggi. Artinya kemampulabaan petani sayur tinggi yaitu 12,43
% - 16,43 %.
40
4.2.2. Hubungan antara pekerjaan sampingan dan kemampulabaan
pedagang sayur kelililng.
Terdapat perbedaan antara kemampulabaan pedagang sayur
keliling yang tidak mempunyai pekerjaan sampingan dengan mereka
yang mempunyai pekerjaan sampingan. ( lampiran 4 Pekerjaan
Sampingan 4.2.1 )
4.3. Pembahasan Hasil Penelitian
Dalam pembahasan ini digunakan data dan informasi hasil temuan yang
dipaparkan pada hasil analisis pendahuluan dan analisis lanjut, kemudian
diinterprestasikan dengan menggunakan landasan teori sebagaimana yang telah
dikemukakan pada Bab 2. Kemampulabaan dalam penelitian ini adalah
kemampuan pedagang sayur keliling di pasar Ampel untuk menghasilkan laba
dalam satu bulan.
Kemampulabaan menjadi tolak ukur keberhasilan dari suatu usaha. Besar
kecilnya kemampulabaan tergantung pada laba, laba itu sendiri tergantung pada
jumlah pendapatan penjualan sayur keliling dan modal. Jika pendapatan naik,
biaya produksi tetap maka laba akan semakin besar. Rasio profitabilitas yang
digunakan dalam penelitian ini adalah profit margin dan Return On Equity
(ROE). Laba yang besar maka akan menaikkan kemampulabaan.
Berdasarkan hal tersebut besar kecilnya kemampulabaan yang diperoleh
tergantung pada laba. Hasil analisis pendahuluan terhadap 55 pedagang sayur
keliling menunjukkan semakin besar laba semakin besar kemampulabaannya.
Hasil analisis lanjut menunjukkan kemampulabaan pedagang sayur berada
antara 12,43 % - 16,43 %. Menurut Sarwoko (2001:130) mengemukakan bahwa
41
profitabilitas adalah ”kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam
hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri”. Estimasi
kemampulabaan petani sayur berkisar antara 14,5 sampai 17,5. ( Lampiran 3
Estimasi 4.1.5. )
4.4. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kemampulabaan pedagang sayur
keliling di di Pasar Ampel Kabupaten Boyolali.
Berdasarkan kerangka dasar penelitian yang terdapat pada bab 2, ada
faktor yang diduga mempunyai hubungan dengan kemampulabaan pedagang
sayur keliling yaitu:
4.4.1. Pekerjaan Sampingan
Pekerjaan Sampingan dalam penelitian ini adalah pekerjaan
yang dilakukan selain pekerjaan pokok. Setiap manusia harus bekerja
untuk memenuhi kebutuhannya. Pekerjaan itu bervariasi seperti
buruh, petani, dan tukang batu. “Pekerjaan adalah suatu kegiatan yang
dilakukan untuk menafkahi diri dan keluarganya dimana pekerjaan
tersebut tidak ada yang mengatur dan dia bebas karena tidak ada etika
yang mengatur”
Berdasarkan
analisis
pendahuluan
menunjukkan
bahwa
sebagian besar pedagang sayur keliling tidak memiliki pekerjaan
sampingan selain berdagang sayur keliling dengan frekuensi 24 dari
55 responden ( lihat lampiran 4 Tabel 4.2.1 ).
42
4.5.
Tingkat Profitabilitas
4.5.1. Tingkat Profitabilitas Berdasarkan Suku Bunga Bank dan UMR
Kabupaten Boyolali.
Tingkat profitabilitas pedagang sayur keliling dibandingkan
dengan bunga dibank sekitar 6% saja maka hasil pedagang sayur
keliing lebih besar yaitu:
Modal perbulan yang digunakan oleh pedagang sayur keliling
sekitar Rp 33.915.000,00. Jika di tabung di bank dengan bunga bank
sekitar 6 % adalah sekitar Rp 2.034.900. Sedangkan keuntugan dari
pedagang selama sebulan dalam berjualan sayur keliling adalah
sekitar Rp 4.635.000.
Tingkat profitabilitas pedagang sayur keliling dipasar Ampel
lebih besar dibandingkan dengan dengan UMR ( upah minimum rata
rata) Kabupaten Boyolali pada tahun 2013 sebesar Rp.895.000.
4.5.2. Tingkat Profitabilitas Berdasarkan ROI dan ROE Pedagang Sayur
Keliling.
1) ROI adalah perbandingan antara laba yang diperoleh pedagang
sayur keliling dengan penjualan dalam satu bulan. Profit margin
berada dalam rentang 3 % sampai dengan 25%, untuk
kepentingan analisis maka sebaran skor akhir dikategorikan ROI
dari ukuran total seluruh pedagang sayur keliling bejumlah 55
responden
berada pada kisaran 12,57 % – 15,78 % (liahat
lampiran 3 tabel 4.1.3). ROI untuk pedagang sayur keliling yang
43
tidak mempunyai pekerjaan sampingan berjumlah 24 orang dan
ROI untuk pedagang sayur keliling yang tidak mempunyai
pekerjaan sampingan berada dalam rentang 6 % sampai dengan
27 % pada kisaran 16,19 % - 21,19 % ( lihat lampiran 3 tabel
4.1.4 ) ROI untuk pedagang sayur keliling yang yang mempunyai
usaha sampingan berjumlah 31 orang dan ROI berada dalam
rentang 4 % sampai dengan 30 % pada ukuran 10,43 % – 16,43
% ( lihat lampiran 3 tabel 4.1.5 )
2) Return On Equity (ROE) adalah perbandingan antara laba yang
diperoleh pedagang sayur keliling dalam satuan perbulan dengan
modal yang telah dikeluarkan. ROE berada dalam rentang 3 %
sampai dengan 33%, untuk kepentingan analisis maka sebaran
skor akhir dikategorikan ROE dari ukuran total seluruh pedagang
sayur keliling bejumlah 55 responden berada pada kisaran 11,92
% – 15,92 % (liahat lampiran 3 tabel 4.1.6). ROE untuk pedagang
sayur keliling yang tidak mempunyai pekerjaan sampingan
berjumlah 24 orang dan ROE untuk pedagang sayur keliling yang
tidak mempunyai pekerjaan sampingan berada dalam rentang 5 %
sampai dengan 27 % pada kisaran 10,56 % - 15,56% ( lihat
lampiran 3 tabel 4.1.7 ) ROE untuk pedagang sayur keliling yang
yang mempunyai usaha sampingan berjumlah 31 orang dan ROE
berada dalam rentang 3 % sampai dengan 33 % pada ukuran
9,92% – 11,92 % ( lihat lampiran 3 tabel 4.1.8 )
44
HASIL PENELITIAN
Penelitian kemampulabaan dikalangan pedagang sayur keliling dipasar
Ampel Kabupaten Boyolali bertujuan untuk mengetehui kemampulabaan pedagang
sayur keliling di pasar Ampel Kabuapaten Boyolali dan mengetahui perbedaan
kemampulabaan antara pedagang sayur yang memiliki pekerjaaan sampingan dengan
yang tidak memiliki pekerjaaan sampingan.
4.1. Hasil Analisis Penadahuluan
Berikut ini akan disajikan analisis pendahuluan dari masing-masing
variabel yaitu:
4.1.1. Kemampulabaan Pedagang sayur keliling
Hasil penelitian terhadap 55 sampel data yang diperoleh untuk
variabel kemampulabaan pedagang sayur keliling menujukan bahwa
kemampulabaan pedagang sayur keliling dalam satu bulan sebagian
besar pada kelas yang mempunyai kemampulabaan ( lihat lampiran 1
Table 4.1.1.). Pada umunya kemampulabaan pedagang sayur keliling
berkisar antara 12,43%-16,43%.
Indeks statistik dari variabel ini adalah rata-rata atau mean
yaitu sebesar 16,08% dengan standar deviasi yaitu 6,09% ini berarti
bahwa 55 orang mempunyai kemampulabaan sebesar 16,08% dari
biaya yang dikeluarkan dengan penyimpanan rata-rata atau mean
yaitu sebesar 16,08% % dengan standar deviasi yaitu 6,09%. Kiraan
estimasi atau pendugaan menujukkan bahwa kemampulabaan
pedagang sayur keliling dipasar Ampel Kabupaten Boyolali terletak
36
antara 14,5 Sampai 17,5 dan berarti seluruh pedagang sayur keliling
pasar Ampel paling rendah 14,5 % dan paling tinggi 17,5 % dari
jumlah biaya yang dikesluarkan.
4.1.2. Kemampulabaan Pedagang sayur keliling berdasarkan ROI
Berdasarkan table distribusi frekuensi, tingkat kemampulabaan
pedagang sayur keliling di pasar ampel kabupaten boyolali,
menunujukan ROI dari 55 sampel adalah sebanyak 23 orang berada di
bawah rata-rata ROI yang berkisar anatara 9,78 – 12,78, sedangkan
sebanyak 22 orang berada di atas rata – rata dari ROI yang berkisar
antara 12,78 – 15,78.
4.1.3. Kemampulabaan Pedagang sayur keliling berdasarkan ROI yang
tidak mempunyai pekerjaan sampingan.
Berdasarkan table distribusi frekuensi, tingkat kemampulabaan
pedagang sayur keliling yang tidak mempunyai pekerjaan sampingan
di pasar Ampel kabupaten Boyolali, menunujukan ROI dari 24 sampel
adalah sebanyak 12 orang berada di bawah rata-rata ROI yang
berkisar anatara 11,19 – 16,9, sedangkan sebanyak 12 orang berada di
atas rata – rata dari ROI yang berkisar antara 16,19 – 21,9. Ini
menujukan rata rata ROI kemampulabaan pedagang sayur keliling
menujukan tidak ada perbedaan anatara yang mempunyai pekerjaan
dan yang tidak mempunyai pekerjaan sampingan.
4.1.4. Kemampulabaan Pedagang sayur keliling berdasarkan ROI yang
mempunyai pekerjaan sampingan.
Berdasarkan table distribusi frekuensi, tingkat kemampulabaan
37
pedagang sayur keliling yang mempunyai pekerjaan sampingan di
pasar Ampel kabupaten Boyolali, menunujukan ROI dari 31 sampel
adalah sebanyak 17 orang berada di bawah rata-rata ROI yang
berkisar anatara 10,43 – 16,43 , sedangkan sebanyak 14 orang berada
di atas rata – rata dari ROI yang berkisar antara 16,43 – 22,43. Ini
menujukan rata rata ROI kemampulabaan pedagang sayur keliling
rendah.
4.1.5. Kemampulabaan Pedagang sayur keliling berdasarkan ROE
Berdasarkan table distribusi frekuensi, tingkat kemampulabaan
pedagang sayur keliling di pasar ampel kabupaten boyolali,
menunujukan ROE dari 55 sampel adalah sebanyak 30 orang berada
di bawah rata-rata ROI yang berkisar anatara 11,92 – 15,92 sedangkan
sebanyak 25 orang berada di atas rata – rata dari ROI yang berkisar
antara 15,92 – 19,92.
4.1.6. Kemampulabaan Pedagang sayur keliling berdasarkan ROE
yang tidak mempunyai pekerjaan sampingan.
Berdasarkan table distribusi frekuensi, tingkat kemampulabaan
pedagang sayur keliling yang tidak mempunyai pekerjaan sampingan
di pasar Ampel kabupaten Boyolali, menunujukan ROE dari 24
sampel adalah sebanyak 13 orang berada di bawah rata-rata ROE
yang berkisar anatara 10,56 – 15,56 sedangkan sebanyak 11 orang
berada di atas rata – rata dari ROE yang berkisar antara 15,56 – 20,56.
Ini menujukan rata rata ROE kemampulabaan pedagang sayur keliling
tinggi.
38
4.1.7. Kemampulabaan Pedagang sayur keliling berdasarkan ROE
yang mempunyai pekerjaan sampingan.
Berdasarkan table distribusi frekuensi, tingkat kemampulabaan
pedagang sayur keliling yang mempunyai pekerjaan sampingan di
pasar Ampel kabupaten Boyolali, menunujukan ROI dari 31 sampel
adalah sebanyak 17 orang berada di bawah rata-rata ROI yang
berkisar anatara 9,92 – 9,92 , sedangkan sebanyak 14 orang berada di
atas rata – rata dari ROI yang berkisar antara 15,92 – 21,92. Ini
menujukan rata rata ROI kemampulabaan pedagang sayur keliling
rendah.
4.1.2. Pekerjaan Sampingan
Hasil penelitian dari 55 sampel data yang diperoleh untuk
variabel pekerjaan sampingan menunjukkan bahwa sebagian besar
pedagang sayur keliling di Pasar Ampel Kabupaten Boyolali adalah
mempunyai pekerjaan sampingan selain berdagang sayur keliling
yaitu sebanyak 31 responden atau 56% dan pedagang yang tidak
mempunyai pekerjaan sampingan yaitu sebanyak 24 responden atau
44%. Distribusi frekuensinya dapat dilihat pada ( lampiran 4 Tabel
4.2.1. )
Gambaran tentang tingkat kemampulabaan pedagang sayur
keliling di Pasar Ampel Kabupaten Boyolali dapat dilihat pada
histogram frekuensi (lampiran 4 Tabel 4.2.2.)
Ukuran tendensi pusat yang dipakai adalah Modus (Mo) yang
terletak pada pedagang sayur keliling di Pasar Ampel Kabupaten
39
Boyolali yang tidak mempunyai pekerjaan sampingan yaitu sebesar
24 orang 44%, sedangkan ukuran dispersi yang dipakai adalah indek
variabel kualitatif (IVK) diperoleh 49,1. Ukuran estimasi atau
pendugaan yang digunakan adalah estimasi
proporsi. Hasil
perhitungan estimasi dari variabel ini berada antara 55,5 sampai 57,5
pada tingkat keyakinan 95% ini berarti bahwa seluruh pedagang sayur
keliling di Pasar Ampel Kabupaten Boyolali kemampulabaannya
paling rendah 55,5 dan paling tinggi 57,5 dari jumlah biaya yang
dikeluarkan.
Tabel 4.1
Rangkuman Hasil Analisis Pendahuluan
Variabel
Tendensi Pusat
Dispersi Estimasi
Kemampulabaan
16,08 %
6,09 %
14,5 ≤µ≤ 17,5
49,1 %
55,5 ≤µ≤ 57,5
pedagang sayur
keliling pasar Ampel
kabupaten Boyolali.
Pekerjaan sampingan 61 %
4.2. Hasil Analisis Lanjut
4.2.1. Kemampulabaan pedagang sayur keliling
Kemampulabaan dikalangan pedagang sayur keliling pasar
Ampel tinggi. Artinya kemampulabaan petani sayur tinggi yaitu 12,43
% - 16,43 %.
40
4.2.2. Hubungan antara pekerjaan sampingan dan kemampulabaan
pedagang sayur kelililng.
Terdapat perbedaan antara kemampulabaan pedagang sayur
keliling yang tidak mempunyai pekerjaan sampingan dengan mereka
yang mempunyai pekerjaan sampingan. ( lampiran 4 Pekerjaan
Sampingan 4.2.1 )
4.3. Pembahasan Hasil Penelitian
Dalam pembahasan ini digunakan data dan informasi hasil temuan yang
dipaparkan pada hasil analisis pendahuluan dan analisis lanjut, kemudian
diinterprestasikan dengan menggunakan landasan teori sebagaimana yang telah
dikemukakan pada Bab 2. Kemampulabaan dalam penelitian ini adalah
kemampuan pedagang sayur keliling di pasar Ampel untuk menghasilkan laba
dalam satu bulan.
Kemampulabaan menjadi tolak ukur keberhasilan dari suatu usaha. Besar
kecilnya kemampulabaan tergantung pada laba, laba itu sendiri tergantung pada
jumlah pendapatan penjualan sayur keliling dan modal. Jika pendapatan naik,
biaya produksi tetap maka laba akan semakin besar. Rasio profitabilitas yang
digunakan dalam penelitian ini adalah profit margin dan Return On Equity
(ROE). Laba yang besar maka akan menaikkan kemampulabaan.
Berdasarkan hal tersebut besar kecilnya kemampulabaan yang diperoleh
tergantung pada laba. Hasil analisis pendahuluan terhadap 55 pedagang sayur
keliling menunjukkan semakin besar laba semakin besar kemampulabaannya.
Hasil analisis lanjut menunjukkan kemampulabaan pedagang sayur berada
antara 12,43 % - 16,43 %. Menurut Sarwoko (2001:130) mengemukakan bahwa
41
profitabilitas adalah ”kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam
hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri”. Estimasi
kemampulabaan petani sayur berkisar antara 14,5 sampai 17,5. ( Lampiran 3
Estimasi 4.1.5. )
4.4. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kemampulabaan pedagang sayur
keliling di di Pasar Ampel Kabupaten Boyolali.
Berdasarkan kerangka dasar penelitian yang terdapat pada bab 2, ada
faktor yang diduga mempunyai hubungan dengan kemampulabaan pedagang
sayur keliling yaitu:
4.4.1. Pekerjaan Sampingan
Pekerjaan Sampingan dalam penelitian ini adalah pekerjaan
yang dilakukan selain pekerjaan pokok. Setiap manusia harus bekerja
untuk memenuhi kebutuhannya. Pekerjaan itu bervariasi seperti
buruh, petani, dan tukang batu. “Pekerjaan adalah suatu kegiatan yang
dilakukan untuk menafkahi diri dan keluarganya dimana pekerjaan
tersebut tidak ada yang mengatur dan dia bebas karena tidak ada etika
yang mengatur”
Berdasarkan
analisis
pendahuluan
menunjukkan
bahwa
sebagian besar pedagang sayur keliling tidak memiliki pekerjaan
sampingan selain berdagang sayur keliling dengan frekuensi 24 dari
55 responden ( lihat lampiran 4 Tabel 4.2.1 ).
42
4.5.
Tingkat Profitabilitas
4.5.1. Tingkat Profitabilitas Berdasarkan Suku Bunga Bank dan UMR
Kabupaten Boyolali.
Tingkat profitabilitas pedagang sayur keliling dibandingkan
dengan bunga dibank sekitar 6% saja maka hasil pedagang sayur
keliing lebih besar yaitu:
Modal perbulan yang digunakan oleh pedagang sayur keliling
sekitar Rp 33.915.000,00. Jika di tabung di bank dengan bunga bank
sekitar 6 % adalah sekitar Rp 2.034.900. Sedangkan keuntugan dari
pedagang selama sebulan dalam berjualan sayur keliling adalah
sekitar Rp 4.635.000.
Tingkat profitabilitas pedagang sayur keliling dipasar Ampel
lebih besar dibandingkan dengan dengan UMR ( upah minimum rata
rata) Kabupaten Boyolali pada tahun 2013 sebesar Rp.895.000.
4.5.2. Tingkat Profitabilitas Berdasarkan ROI dan ROE Pedagang Sayur
Keliling.
1) ROI adalah perbandingan antara laba yang diperoleh pedagang
sayur keliling dengan penjualan dalam satu bulan. Profit margin
berada dalam rentang 3 % sampai dengan 25%, untuk
kepentingan analisis maka sebaran skor akhir dikategorikan ROI
dari ukuran total seluruh pedagang sayur keliling bejumlah 55
responden
berada pada kisaran 12,57 % – 15,78 % (liahat
lampiran 3 tabel 4.1.3). ROI untuk pedagang sayur keliling yang
43
tidak mempunyai pekerjaan sampingan berjumlah 24 orang dan
ROI untuk pedagang sayur keliling yang tidak mempunyai
pekerjaan sampingan berada dalam rentang 6 % sampai dengan
27 % pada kisaran 16,19 % - 21,19 % ( lihat lampiran 3 tabel
4.1.4 ) ROI untuk pedagang sayur keliling yang yang mempunyai
usaha sampingan berjumlah 31 orang dan ROI berada dalam
rentang 4 % sampai dengan 30 % pada ukuran 10,43 % – 16,43
% ( lihat lampiran 3 tabel 4.1.5 )
2) Return On Equity (ROE) adalah perbandingan antara laba yang
diperoleh pedagang sayur keliling dalam satuan perbulan dengan
modal yang telah dikeluarkan. ROE berada dalam rentang 3 %
sampai dengan 33%, untuk kepentingan analisis maka sebaran
skor akhir dikategorikan ROE dari ukuran total seluruh pedagang
sayur keliling bejumlah 55 responden berada pada kisaran 11,92
% – 15,92 % (liahat lampiran 3 tabel 4.1.6). ROE untuk pedagang
sayur keliling yang tidak mempunyai pekerjaan sampingan
berjumlah 24 orang dan ROE untuk pedagang sayur keliling yang
tidak mempunyai pekerjaan sampingan berada dalam rentang 5 %
sampai dengan 27 % pada kisaran 10,56 % - 15,56% ( lihat
lampiran 3 tabel 4.1.7 ) ROE untuk pedagang sayur keliling yang
yang mempunyai usaha sampingan berjumlah 31 orang dan ROE
berada dalam rentang 3 % sampai dengan 33 % pada ukuran
9,92% – 11,92 % ( lihat lampiran 3 tabel 4.1.8 )
44