T1__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Perilaku Merokok dengan Harga Diri Remaja pada Siswa LakiLaki Kelas X SMA N 1 Ampel Kabupaten Boyolali T1 BAB IV

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1.1 HASIL PENELITIAN
4.1.2 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

⃝⃝ Sma N 1 Ampel Boyolali

Penelitian ini dilaksanakan di SMA N 1 Ampel Boyolali Jl. Pantaran
Km 1, tepatnya di Dk. Belang Ds. Gladagsari Kecamatan Ampel
Kabupaten Boyolali.

4.1.3

Pelaksanaan Penelitian
Penelitian dilakukan di SMA N 1 Ampel Boyolali. Pelaksanaan

penelitian dimulai pada 17 September – 20 September 2016. Sebelum
melakukan penelitian, dilakukan pengurusan surat di fakultas guna
mendapatkan ijin untuk melakukan penelitian, kemudian bertemu dan
menjelaskan tujuan penelitian kepada Kepala Sekolah SMA N 1 Ampel


Boyolali. Setelah mendapatkan ijin dari Kepala SMA N 1 Ampel,
kemudian

peneliti

langsung

melaksanakan

penelitian

dengan

membagikan lembaran kuesioner kepada siswa laki-laki kelas X dengan
jumlah kuesioner sesuai dengan jumlah siswa laki-laki kelas X yaitu 51
siswa.

4.1.4 Gambaran Responden
Sampel dalam penelitian ini adalah siswa laki-laki kelas X

SMA N 1 Ampel Boyolali. Dari 51 responden yang diteliti berikut
adalah distribusi karakteristik responden :
Diagram 4.1.5 Distribusi Lokasi Responden Berdasarkan Tempat
Tinggal

:
Ampel

Tengaran

Boyolali

6%

35%
59%

Berdasarkan diagram 4.1 jumlah responden ini adalah 51
orang dan semuanya siswa laki-laki kelas X SMA N 1 Ampel
Boyolali, sebanyak 18 orang atau 35% tinggal di Tengaran, 30 orang

atau 59% tinggal di Ampel, 3 orang atau 6% tinggal di Boyolali.

Diagram 4.1.6 Distribusi Responden Berdasarkan Umur :

Umur

16 tahun
45%

15 tahun
55%

Berdasarkan diagram 4.2 jumlah responden yang berusia 15
tahun ada 28 orang atau 55% dan responden berusia 16 tahun ada
23 orang atau 45%.
4.2 Analisa Univariat
4..2.1 Analisa Univariat Perilaku Merokok
Tabel 4.2.2 Distribusi Perilaku Merokok Pada Responden
Kategori perokok


Jumlah

Presentase

Ringan

6

11,76 %

Sedang

6

11,76 %

Kuat

38


74,50 %

Sangat kuat

1

1.96 %

Total

51

100 %

Berdarkan tabel 4.2.2 jumlah responden yang tergolong
perokok ringan ada sebanyak 6 orang atau 11,76%, perokok sedang
6 orang atau 11,76%, perokok kuat 38 orang atau 74,50% dan
perokok sangat kuat 1 orang atau 1,96%. Orang tua responden yang
merokok sebanyak 46 atau 90% orang dan yang tidak merokok 5
orang atau 10%.

Berdasarkan
4.2.3 Analisa Univariat Harga Diri
Tabel 4.2.4 Distribusi harga diri pada responden.
Kategori
Harga Diri
Harga Diri
Rendah
Harga Diri
Tinggi
Total

Jumlah Presentase
5

10%

46
51

90%

100%

Berdasarkan tabel 4.2.4 jumlah responden yang memiliki harga diri
rendah 5 orang atau 10% dan responden dengan harga diri tinggi 46
orang atau 90%.

4.3 Analisis Bivariat
4.3.1 Analisa Bivariat antara Perilaku merokok dengan Harga diri
remaja.
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2Value

Df

sided)

Pearson Chi-Square

2.475


a

3

.480

Likelihood Ratio

3.730

3

.292

Linear-by-Linear Association

.109

1


.741

N of Valid Cases

51

a. 6 cells (75,0%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is ,20.

Berdasarkan hasil diatas analisa Bivariat antara perilaku merokok
dengan harga diri pada remaja memiliki P value = 0,480 (P value >
0,05) menyatakan bahwa perilaku merokok dengan harga diri remaja
tidak terdapat hubungan yang signifikan.

4.4 Pembahasan
Penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu variabel bebas
(perilaku merokok) dan variabel terikatnya (harga diri). Perilaku
merokok ini terjadi pada siswa laki-laki di SMA N 1 Ampel Boyolali,
responden dalam penelitian ini adalah siswa laki-laki kelas X.
Perilaku merokok pada remaja disebabakan oleh tiga faktor, yaitu

kepuasan psikologis, sikap permisif orang tua terhadap perilaku
merokok, dan pengaruh teman sebaya (Komalsari & Helmi,2000).
Perilaku merokok pada siswa di SMA N 1 Ampel dilakukan
siswa pada jam istirahat di warung dan toilet. Siswa yang menjadi
responden tidak semua perokok tetap tapi karena pengaruh teman
sebayanya mereka ikut merokok. Siswa yang telah menjadi perokok
tetap biasanya mereka dapat mempengaruhi teman yang belum
merokok untuk dapat menjadi seorang perokok. Siswa yang sudah
biasa merokok biasanya di rumah sudah biasa mengkonsumsi
rokok, jadi dari pihak keluarga sudah mengetahui tentang perilaku
merokok pada anaknya.
Perilaku orang tua dalam merokok, akan berpengaruh pada
anak. Sebab, anak akan memiliki kecenderungan untuk mengikuti
perilaku yang dicontohkan orang tua (Hedman et, al, 2007). Siswa
laki-laki kelas X di SMA N 1 Ampel 30 orang atau 59% siswa tinggal
di Ampel dan bertempat tinggal di daerah pegunungan mayoritas
hidup sebagai petani tembakau. Lingkungan di petani tembakau
sudah terbiasa dengan mengkonsumsi rokok, jadi mayoritas mereka
adalah perokok tetap.
Dari keterangan responden mengatakan bahwa orang tua

tidak melarang untuk merokok karena orang tua mereka juga
perokok, karena 46 orang tua responden atau 90% merokok.
Mereka beranggapan bahwa dengan merokok mereka dapat dengan

mudah dalam mencari teman, merasa lebih dewasa, dan dapat
diterima dikelompoknya. Lingkungan yang membuat remaja merasa
diterima, dihargai dan dihormati akan menjadikan remaja merasa
lebih bernilai untuk dirinya sendiri dan orang lain (Yusuf, 2000).
Siswa lebih beranggapan bahwa harga diri mereka lebih tinggi
apabila mereka dapat diterima orang lain salah satu penyesuaian
mereka adalah dengan mengikuti kebiasaan teman sebayanya
dengan merokok.
Mereka cenderung hanya mengikuti kebiasaan orang lain
atau temannya tanpa befikir baik dan buruknya. Individu yang
memiliki ciri kurang mandiri, kreatif, mempunyai rasa cemas yang
tinggi, merasa dirinya kurang berguna kepada orang lain, kurang
berorientasi pada kebutuhan, harapan-harapan rendah, kurang
percaya diri, malas menyatakan diri jika mempunyai gagasangagasan baru adalah termasuk dalam kategori harga dir rendah
Coopersmith (dalam Dewi, 2010).
Hasil penelitian dari Hubungan Perilaku Merokok dengan
Harga Diri Remaja. Pada diagram 4.1 distribusi lokasi responden
berdasarkan tempat tinggal Siswa laki-laki yang menjadi responden
berasal dari 3 kecamatan yang berbeda antara lain, sebanyak 18
orang atau 35% tinggal di Tengaran, 30 orang atau 59% tinggal di
Ampel, 3 orang atau 6% tinggal di Boyolali. Diagram 4.2 Distribusi
responden berdasarkan umur jumlah responden yang berusia 15
tahun ada 28 orang atau 55% dan responden berusia 16 tahun ada
23 orang atau 45%.
Dari tabel 4.3 Distribusi Perilaku merokok pada responden
didapatkan hasil ada 6 orang atau 11,76% perokok ringan, perilaku
merokok sedang 6 orang atau 11,76%, perilaku merokok kuat 38
orang atau 74,50% dan perilaku merokok sangat kuat 1 orang atau

1,96%. Data pada tabel Tabel 4.4 Distribusi harga diri pada
responden. kategori harga diri pada responden yang memiliki tingkat
harga diri rendah ada 5 orang atau 10% sedangkan yang memiliki
tingkat harga diri normal ada 46 orang atau 90%.
Hasil penelitian ini mendapatkan hasil nilai P=0.480 (P value
>0,05) yang menunjukan bahwa antara perilaku merokok dan harga
diri tidak ada hubungan yang signifikan, dikarenakan masih banyak
faktor yang berpengaruh terhadap perilaku merokok. Menurut
Depkes RI, 2005 Orang tua sangat berperan dengan pola asuh
keluarga yang kurang baik akan menimbulkan perilaku yang
menyimpang seperti merokok, minum minuman keras dan lain-lain
(Depkes RI, 2005).
Menurut (Gil, 2005 dalam Gusti, 2013) bahwa faktor
lingkungan keluarga meliputi struktur keluarga, riwayat, pola
hubungan orang tua-anak, pola asuh, dan perilaku merokok orang
tua. Struktur keluarga memainkan peran yang cukup signifikan
dalam hal ini, misalnya dalam sebuah penelitian terungkap bahwa
perceraian orang tua meningkatkan resiko perilaku merokok yang
disebabkan oleh faktor keluarga yang kurang bahagia tersebut (Gil,
2005 dalam Gusti, 2013).
Menurut Lewin (Kmalasari & Helmi, 2000) perilaku merokok
merupakan fungsi dari lingkungan dan individu. Artinya, perilaku
merokok selain disebabkan faktor dari dalam diri juga disebabkan
faktor lingkungan. Penelitian yang dilakukan oleh Norhayati Mohd.
Noer et, al pada tahun 2005 di Malaysia. Mengatakan bahwa tidak
ada hubungan antara merokok dan harga diri remaja di Malaysia,
alasannya lebih dipengaruhi karena kondisi keluarga dan lingkungan
(Noor, et., al. (2008).
Pengaruh dari teman sebaya juga dapat mempengaruhi
remaja untuk merokok. Studi Mirnet (Tuakli dkk, 1990) menemukan

bahwa perilaku merokok diawali oleh rasa ingin tahu dan pengaruh
teman sebaya. Laventhal (dalam Smet, 1994) mengatakan bahwa
merokok tahap awal dilakukan dengan teman-teman (46%), seorang
anggota keluarga bukan orang tua (23%) dan orang tua (14%).
Di pihak Mu’tadin (2002) mengemukakan bahwa semakin
banyak remaja merokok maka semakin besar kemungkinan temantemannya adalah perokok juga dan demikian sebaliknya. Ada dua
kemungkinan yang terjadi dari fakta tersebut terpengaruh oleh
teman-temannya atau sebaliknya. Diantara remaja perokok terdapat
87% mempunyai sekurang-kurangnya satu atau lebih sahabat yang
perokok begitu pula dengan remaja non perokok.
Menurut Leventhal & Cleary (dalam Oskamp, 1984) merokok
ditunjukan untuk mengikuti kebiasaan kelompok (umumnya pada
remaja dan anak-anak), identifikasi dengan perokok lain, dan untuk
image diri seseorang. Merokok pada anak-anak juga dapat
disebabkan adanya paksaan dari teman-temannya. Kesimpulan dari
hasil penelitian ini menunjukan bahwa perilaku merokok tidak ada
hubungan yang signifikan dengan harga diri remaja. Perilaku
merokok di SMA N 1 Ampel Boyolali dipengaruhi dari lingkungan
keluarga dan teman sebaya.

Dokumen yang terkait

Studi Kualitas Air Sungai Konto Kabupaten Malang Berdasarkan Keanekaragaman Makroinvertebrata Sebagai Sumber Belajar Biologi

23 176 28

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

SENSUALITAS DALAM FILM HOROR DI INDONESIA(Analisis Isi pada Film Tali Pocong Perawan karya Arie Azis)

33 290 2

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24