Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kemampulabaan Dikalangan Sayur Keliling di Pasar Ampel Kabupaten Boyolali T1 162008062 BAB II

BAB II
LANDASAN TEORI
Bab ini menyajikan tinjauan pustaka tentang kemampulaban, studi tentang
pedagang keliling, kerangka konsep tentang kemampulabaan, manfaat pedagang
sayur keliling di sektor informal, dan sektor informal bagiperkembangan
Indonesia.
2.1. Landasan Teori
Landasan

Teori

terdiri

dari

atas

landasan

teori


tentang

kemampulabaan, landasan teori tenatang hubungan antara biaya hidup dan
kemampulabaan pedagang dan landasan teori tentang hubungan antara variasi
pekerjaan dan kemampulabaan pedagang keliling.
2.1.1. Kemampulabaan
Tujuan

setiap

perusahaan

adalah

profitabilitas,atau

kemampuan laba kemamuran bagi pemiliknya, mempertahankan
kelangsungan hidup. Kemampulabaan ditetukan oleh besarnya laba
yang mengetahui berhasil tidaknya perusahaan salah satunya dapat
dilihat dari laba yang diperoleh. Dapat dikatakan semakin besar laba

yang diperoleh oleh suatu perusahaan, semakin berhasil pula
perusahaan. Dengan adanya laba yang terus menerus dalam setiap
periode produksi, peluang perusahaaan untuk meningkatkan usahanya
semakin besar misalnya menambah modal atau menambah investasi
dan menambah produksi.

9

Laba akan diperoleh jika pendapatan lebih besar dari pada
biaya, sedangkan bila biaya lebih besar dari pada pendapatan maka
disebut rugi., kata lain rugi adalah laba negative
Menurut Ahmad Firdaus ( 2008:60) mengemukakan tiga
pengertian laba yaitu:
1. Laba sebagi kompensasi ( reward ) karena seseorng berani
menanggung resiko. Besar kecilnya laba yang diperoleh
perusahaan.
2. Laba adalah kompensasi karena seseorng berhasil didalam
inovasi. Dikarenakan seseoarng berani berperan dalam inovasi
maka baginya ada kemungkinana memperoleh kmpensasi.
3. Laba


adalah

kompensasi

adanya

perubahan

dibidang

perekonomian. Tanpa perlu perubahan tidak ada laba.
Laba normal dapat pula disebut titik pulang pokok atau Brek
Even

Point,

yaitu

dimana


perusahaan

tidak

menderita

rugi

maupunmemperoleh laba .Dapat dikatakan pula bahwa pendapatan
perusahaansama dengan biaya yang dikeluarkan perusahaan.
Selain itu ada beberapa macam pengertian laba secara teoritis,
diantaranya:
1. Laba

sebagai

ganjaran

(reword)


karena

orang

berani

menangung resiko. Besar kecilnya resiko akan menetukan besar

10

kecilnya laba yang diperoleh perusahaan. Makin besar resiko
makin besar kemungkinan memperoleh laba.
2. Laba sebagai ganjaran karena orang berhasil dalam berinovasi.
Karena orang berani perperan dalam berinovasi, maka baginya
ada kemugkinan memperoleh ganjaran. Bila inovasi ini gagal
akan menderita rugi. Tanpa berinovasi orang tidak akan
memperoleh laba. Dengan kata lain laba mendorong oranguntuk
mengadakan inovasi.
3. Laba sebagai keuntungan. Bagi ekonom, laba merupakan

percampuran elemen-elemen yang berbeda tanpa berubahan laba. Jadi
orang akan terus jika ada imbalan usahanya setelah orang mengeluarkan
sebagai pengorbanan atau biaya biaya dan juga menangung resiko-resiko,
tentu saja yang diinginkan adalah laba sebagi keuntugan atas usahanya.
Dengan adanya keuntungan atas usaha seseorang, orang akan merasa
usahanya tidak sia sia. Laba yang terus akan mendorong seseorng untuk
mengadakan inovasi atau penemuan penemuan baru, missal dngan
menciptakan produk baru dan memperluas usahanya. Samuelson dan
Nordhaus ( 2003 : 321 )
Laba sebelum bunga dan pajak atau EBIT (Earning Before Interest
and taxses ) dapat dirumuskan:
π= TR - TC
Dimana:
π : Laba
TR: Penerimaan total atau revenue
11

TC: Biaya total atau total cost (Pratama dan Manurung : 133).
Selain


laba

juga

dikenal

dengan

kemampulabaan.

Kemampulabaan atau rate of return mempunyai sinonim yang banyak
diantara, diantaranya rentabilitas, profitabilitas, dan earning power
laba dan kemampulabaan adalah dua hal yang berbeda.
adalah

kemamapuan

untuk

memeperoleh


jumlah

tersebut.

Kemampulabaan itu ada antara lain disebabkan oleh tersedianya
kemudahan dalam bentuk modal. Dengan demikian dapat dikataan bahwa
kemampulabaan atau rate of retrun adalah kemampuan perusahaan untuk
memperoleh laba dengan modal yang ditanam
Kemampulabaan pedagang sayur keliling di pasar Ampel adalah
kemampuan pedagang sayur keliling di pasar Ampel untuk menghasilkan
laba dalam satu kali penjualan. Rasio profitabilitas yang digunakan
dalam penelitian ini adalah profit margin dan Return On Equity (ROE).
Ketegori tingkat kemampulabaan dapat diketegorikan dengan
rumus sell and jorne ( W. Gulo : 24) sebagai berikut :
Range

: 25,43

K


: (2 x 55)0,3333
:3

I

:9

Dengan terbagi menjadi 3 kategori atau kelas yaitu :
4,43 - 13,43 = Kemampulabaan Rendah
13,43 - 22,43 = Kemampulabaan Sedang
22,43 - 31,43 = Kemampulabaan Tinggi

12

Dengan

demikian

indikator


yang

digunakan

dalam

kemampulabaan pedagang sayur keliling di pasar Ampel tersebut antara
lain:
a) profit margin adalah perbandingan antara laba yang diperoleh
pedagang sayur keliling dengan penjualan dalam satu bulan.
Profit margin berada dalam rentang 10% sampai dengan 100%,
untuk kepentingan analisis maka skor akhir dikategorikan dalam
3 kategori yaitu:
Tinggi apabila profit margin diatas 22,43%, maka diberi skor 3
Sedang apabila profit margin diantara 13,43%-22,43%, maka
diberi skor 2 Rendah apabila profit margin dibawah 13,43%,
maka diberi skor 1
b) Return On Equity (ROE) adalah perbandingan antara laba yang
diperoleh pedagang sayur keliling dalam satuan perbulan dengan

modal yang telah dikeluarkan. ROE akan dikategori menjadi 3
kategori, yaitu:
Tinggi apabila ROE diatas 22,43%, maka diberi skor 3 Sedang
apabila ROE diantara 13,43%-22,43%%, maka diberi skor 2
Rendah apabila ROE dibawah 13,43%, maka diberi skor 1
Penskoran dari kedua indikator akan digunakan sebagai acuan
untuk menerangkan tingkat kemampulabaan pedagang sayur keliling.
Selanjutnya untuk mengetahui tingkat kemampulabaan petani sayur maka
kedua indikator tersebut diberi notasi (Y) dari Y1, Y2. Tingkat
13

kemampulabaan berada dalam rentang 0 – 100%, untuk kepentingan
analisis maka skor akhir dikategorikan dalam kategori yaitu:
Tinggi

: Jika tingkat kemampulabaan > 22,43 %

Sedang

: Jika tingkat kemampulabaan = 22,43 %

Rendah

: Jika tingkat kemampulabaan < 22,43 %

Kemampulabaan adalah perbandinggan antara laba yang
diperoleh dengan modal yang diguanakan untuk memeperoleh laba
tersebut.
Kemampulabaan
sebabitu

menjadi

menujukan

ukuran

yang

keberhasilan

terakir.

Sebelum

perusahaan,
mengambil

kesimpulan tentang kemampulabaan sebagai ukuran keberhasilan,
perlu memperhatikan beberapa hal, Misalnya faktor-faktor ekstern
dalam perusahaan yaitu kenaikan harga dan permintaan yang
mendadak naik.
Kemampulabaan dapat dinyatakan dalam rumus:
K = Y1 + Y2 X 100%
6
Dimana:
K : kemamapulabaan
Y1
: Profit marjin
Y2
: ROE
6
: Nilai maksimal yang mungkin sebagai
perkalian dari penyekoran kedua indikator tersebut.
Skripsi Susi ( 2012 : 21 )

14

Jika pendapatan dinaikan, sedang modal tetap, maka laba akan
naik. Begitu pula jika pendapatan tetap, tapi kebutuhan akan modal
dikurangi, maka laba akan naik.
Rate of retrun on equity atau kemampulabaan dibedakan menjadi
tiga yaitu:
1. Rate of retrun on equity atau rentabilas modal sendiri
yang dimaksud rate of retrun onequity adalah kemampuan
menghasilkan laba dari modal sendiri yang ditanam didalam
perusahaan. Disini ditekankan adalah jumlah modal sendiri.
2. Rate of retrun on invesmant
Yang dimaksud rate of retrun oninvesman adalah kemampuan
menghasilkan laba dari seluruh modal yang diperlukan didalam
perusahaan.
3. Operating incame onoperating asset yakni antara laba sebelum
harga dan pajak ( laba operating atau EBIT) dengan aktiva
operasi ( akitifa yang secara aktif digunakan didalam operasi
perusahaan). Biaya aktiva operasi sama dengan total aktiva
dikurangi aktiva lain. James and Jhon (2001 : 180)
.’’Dilhat dari asalnya, modal dapat dibedakan menjadi modal
ekstern dan modal intern. Modal ekstern adalah modal berasal dari luar
perusahaaan itu sendiri, misalnya laba yang tidak

15

dibagi cadangan-

cadanganyang disisikan guna perluasan usaha, penyusutan yang belum
digunakan untuk membeli harta baru penganti disusut.”
Sehubungan dengan kegiatan operasi badan usaha modal
dibedakan antara modal tetap ( fixed capital ) yaitu semua benda-benda
modal yang diperguanakan terus menerus dalam jangka lama pada
kegiatan produksi seperti misalnya tanah, gedung, mesin, alat pekakas
dan lain sebagainya.
Sedangkan yang dimaksud dengan modal bekerja ( working
capital) yakni modal untuk membiayai operasai perusahaan seperti
pembelian bahan dasar dan bahan habis pakai, membiayai pengiriman
dan transportasi, biaya penjualan dan reklame, biaya pemeliharaan dan
sebagainya.
Dengan demikian modal dalam arti sempit juga dapat disamakan
dengan biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk membiayai barang.
Misal dalam bidang perdagangan modal dapat diartikan seluruh biaya
yang dikelurkan untuk membeli jumlah barang dagangan dalam satu kali
pembelian. Jika dalam hal ini maka biaya tetap seperti bronjong, motor
tidak diperhitungkan. Modal atau biaya yang dikeluarkan pedagang
dalam satu kali masa pembelian. Biaya total adalah jumlah seluruh biaya
dan biaya variable. Jika biaya tetap tidak dimasukan dalam perhitungan,
maka biaya total sama dengan biaya variable. Biaya itulah sama dengan
modal dalam satu kaliusaa. Selain dipengaruhi oleh laba sedangkan laba
mempunyai hubungan penerimaan dan pengeluaran atau biaya.

16

Pendapatan laba perusahaan harus melakukan proses produksi.
“Produksi dalam arti ekonomi mempunyai pengertian semua kegiatan
yang meningkatkan nilai kegunaan atau faedah ( utility) suatu benda. Ini
dapat berua kegiatan yang meningkatkan kegunaan dengan mengubah
bentuk atau menghasilkan barang baru ( Utility of farm ). Dapat pula
meningkatkan kegunaan suatu benda itu karena adanya kegiatan yang
mengakibatkan dapat berpindah kepemilikan suatu benda dari satu
tangan sesorang, misalnya dengan transaksi jual beli ( Utility of
possession ) Suatu barang yang nilai kegunaanya pada suatu saat( panen )
rendah, akan menjadi tingi nilainya atau disimpan sampai datang waktu
pengunaan ( utility of time), misalnya kegiatan menyimpan barang atu
pergudangan. Dapat juga nilai suatu benda bertambah karena adanya
kegiatan yang membawa atau memindahkan benda itu ketempat lain
yang lebih memperlukan ( Utility of place) misalnya jasa angkut”.
Jadi produksi merupakan kegiatan untuk menciptakan atau
meningkatkan kegunaan barang yang dapat dilakukan atau meningkatkan
kemampuan barang yang dapat dilakukan dengan cara mengubah bentuk
barang ( Utility of farm ), memindakan tempat (utility of place ),
mengatur waktu pemakaian ( utility of time),

dan memindahkan

kepemilikan (possession or ownership utility ). Dibidang perdagangan
produksi dilakukan dengan cara mengubah bentuk misalnya membeli
barang mentah kebarang jadi atau setengah jadi.

17

Dalam pelaksanan kegiatan produksi setiap pedagang sayur
keliling dapat berupa modal, skill, tenaga kerja dan mesin. Pada umunya
factor-factor produksi tidak diperoleh dengan cuma cuma.Faktor-fakator
produksi dapat diperoleh dengan membeli atau menyewa. Faktor
produksi yang digunakan untuk menghasilkan sejumlah hasil selama
jangka waktu tertentu disebut biaya, ongkos atau cost”.
Biaya dapat dibedaakan menjadi
1) Biaya tetap
Biaya tetap adalah jenis biaya yang besar kecilnya tidak
tergantung pada besar kecilnya produksi Pratama dan Mandala,
(2008) misalnya sewa tanah, yang berupa uang, gedung dan lainlain”. Biaya tetap ini selalu ada walaupun perusahaan tidak
berproduksi barang.
2) Biaya variable
Biaya variable adalah biaya yang besaranya tergantung pada
tingkat produksi. Pratama dan Mandala,(2008) contonya biaya
bahan baku dan biaya upah langsung. biaya variable sebagai biaya
yang beruapah secara proposional dengan perubahan aktifitas
produksi. Biaya variable tidak seperti biaya tetap yang selalu ada
walapun perusahaan tidak berpoduksi. Biaya variable ada jika
perusahaan berproduksi. Jika perusahaan tidak berproduksi, maka
biaya variabel tidak ada.

18

3) Biaya total
Biaya total adalah keseluruhan biaya untuk mengasilkan
sejumlah hasil produksi selama juangka waktu tertentu (Pratama
dan Manurung : 133) .
Biaya total dapat dirumuskan:
TC: FC + VC
Dimana:

TC = total cost atau biaya total
FC = total fixed costatau biaya tetap total
VC =total bioaya variable cost atau biaya variable total

Jadi biaya produksi itu dapat berupa biaya tetap dan biaya
variable. Salah satu biaya tersebut dapat mendominasi biaya
produksi.
“Jiika sturktur biaya administrasi oleh TFC, berarti perusahaaan
bersifat capital intensive, maka variabelitas pendapatan akan semakin
tinggi, sebaliknya sturtur biaya didominasi oleh TVC, berarti perusahan
itu bersifat labor intensive, maka variabelitas rendah.
Berharap memperoleh hasil dari produksinya. Setelah berupa
produksi mereka akan menyalurkan atau memasarkan hasil produksinya
kekonsumen. Pemasaran atau penyaluran hasil produksi dapat dilakukan
secara langsung maupun melalui perantara, perantara itu berupa agen,
pedagang besar, pedangang kecil atau pengecer. Setelah hasil produksi
berhasil dipasarkan atau dijual produsen atau perusahaaaan akan
memperoleh hasil hasil penjualan yang dapat disebut hasil penerimaan
penjualan.

19

Penerimaan penjualan mempunyai hubungan dengan harga dan
jumlah barang yang terjual. Penerimaan penjualan dapat dirumuskan:
TR = P X Q
Dimana: TR : total revenvue atau penerimaaan
P : Price atau harga persatuan
Q :quantity atau jumlah yang terjual
Kemampulabaan akan semakin tinggi bila perusahaan menaikan
laba atau menekan kebutuhan modal, dari mana saja bahwa ada
hubungan yang dinamis antara laba dan modal.
Suatu kenaikan laba mungkin merupakan hasil interaksi
bermacam-macam faktor yaitu tingkat penjualan, kombinasi barang
barangyang dijual, tingkat produksi, efektifitas organisasi manajemen,
dan lain-lain. Kenaikan laba semakin harus dibarengi dengan kenaikan
investasi, demikian juga modal yang ditanam.”
Kemampulaban dapat dibandingkan dengan kemampulabaan
usaha lain agar diketahui op-ortunity costnya. Setelah dibandingkan,
akan diketahui investasi mana yang lebih menguntungkan, misalnya jika
keuntungan yang diperoleh pedagang sayur keliling membawa hasil dari
pertanian agar hasil lebih besar dari pada keuntungan sekedar berdagang
sayur keliling.
Setelah disajikan tinjaun pustaka tentang kemampulabaan
selanjutnya tentang hubungan antara biaya hidup dan kemampulabaan

20

pedagang sayur kelilingdan hubungan antara variasi pekerjaan dan
kemampulabaan pedagang sayur keliling. Penyajian tinjaun pustaka
tentang hubungan hungan antara biaya hidup dan kemampulabaan
pedagang disajikan sebagi berikut:
Semakin giat seseorang dalam bekerja, semakin banyak hasil atau
pendapatan yang diperoleh. Jika pendapatan yang diperoleh pedagang
semakin besar maka hal lain akan meningkat kemampulabaan.
Setelah kemampulabaan dihubungkan dengan biaya hidup ,
selnjutnya kemampulabaan dihubungkan dengan variasi pekerjaan
pedagang sayur keliling penyajianya sebagi berikut.
2.1.2. Hubungan

Anatara

Variasi

pekerjaan

dan

kemampulabaan

pedagang sayur keliling.
Manusia harus bekerja untuk membiayai kebutuhan hidupnya,
pekerjaan itu dapat berupa berdagang, menjadi guru, tukang dan lainlain.
Jika pendapatan seseorang dari pekerjaan belum mencukupi untuk
memenuhi kebutuhan dirinya dan keluarganya, maka orang tersebutakan
cenderung untuk mencari pekerjaan sampingan. Dari pendapatan
sampingan diharapkan dapat menutup biaya hidup yang lain belum
terpenuhi.
Semakin kecil pendapatan seseorang dari pekerjaan utama,
semakin giat seseoarng dalam mencaripekerjaan diluar pekerjaan itu.

21

Semakin banyak pekerjaan yang dilakukan semakin besar pendapatan
yang diperoleh.
2.2. Konsep Tentang Pedagang sayur keliling
Dalam konsep tentang pedagang sayur keliling menyajikan tentang
pengertian sayur keliling, karekter pedagang sayur keliling menurut usahanya,
proses kerja dari pedagang sayur keliling.
2.2.1. Pengertian tentang sayur keliling
Pedagang Sayur Keliling atau yang sering disebut dengan (Vegetable
merchant circle) adalah salah satu usaha yang merupakan suatu
kegiatan

Perdagangan

eceran

dan

melaksanakan

pemberian

jasa(http://harno-net.blogspot.com/2012/05/pengertian-pedagangsayur-keliling.html).
Pedagang sayur keliling merupakan salah satu pekerjaan yang
penting dalam mengurangi pengangguran. Dimana pekerjaan sayur
kelilng menjadi pekerjaan yang transisi bagi mereka yang tidak
mempunyai pekerjaan formal karena susahnya mencari pekerjaan di
sektor formal.
Pekerjaan pedagang sayur keliling dikota-kota besar semakin
menjamur yang disebabkan merasa tidak terpenuhinya kebuthan
sehari-hari dari pekerjaan formal. Sayur keliling dilirik menjadi salah
satu alternatif dari berbagi kesulitan dalam memenuhi kebutan, tidak
hanya dikota-kota besar dikota kecamatan seperti di Ampel sendiri
keberadaan sayur keliling begitu disenaggi oleh masyarakat yang
22

merupakan kegiatan distribusi barang kemasyarakat. Menjadikan
pekerjaan kelilig hampir menjadi pekerjaan utama bagi mereka yang
menjalaninya karena dari pekerjaan ini cukup menjajikan untuk
menopong kebutuhan sehari-hari dari pada bekerja dipabrik atau
bekerja pada majikan.
Selain pekerjaan ini, pedagang juga masih bisa bekerja
sampingan khususnya ketika dirumah, ini merupakan faktor
pendorong bagi mereka menjalani usaha ini. Misalnya bertani,
berkebun,berternak dan membuka usaha lain yang ada dirumah.
(http://harno-net.blogspot.com/2012/05/pengertian-pedagang-sayurkeliling.html)
2.2.2. Karakteristik pedagang sayur keliling dilihat dari usahanya.
Karakter dari pedagang sayur keliling dilihat dari UMKM,dan
sektor informal.
2.2.2.1. Karakter pedagang sayur keliling dilihat dari UMKM (
Usaha mikro, kecil dan menengah)
Berdasarkan berdasarkan UU Nomor 20 tahun 2008
tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Berikut kutipan dari
isi UU 20/2008 adalah:
a. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang
perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang

23

memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam
Undang-Undang ini.
b. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri
sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan
usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan
cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi
bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha
menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria Usaha
Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini.
c. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang
berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perseorangan
atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan
atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau
menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung
dengan Usaha Kecil atau usaha besar dengan jumlah
kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana
diatur dalam Undang-Undang ini.
Kriteria UMKM
No.

URAIAN

KRITERIA
ASSET

OMZET

1

USAHA MIKRO

Maks. 50 Juta

Maks. 300 Juta

2

USAHA KECIL

> 50 Juta – 500 Juta

> 300 Juta – 2,5 Miliar

3

USAHA
MENENGAH

> 500 Juta – 10 Miliar

> 2,5 Miliar – 50 Miliar

24

Berdasarkan penjelasan dari uu no.20 tahun 2008
maka posisi para pedagang sayur keliling termasuk dalam
uasaha mikro dan usaha kecil yang berdasarkan penjelasan
dan kreteria di atas, dikarenakan aset dari usaha ini paling
besar adalah kisaran 40-50 juta. Kisaran itu terdapat pada
merekayang mengunakan mobil untuk sayur keliling. Bagi
mereka yang mengunakan sepeda motor, grobak atau pun
dengan gendong tidak lebih dari 30 jutaan, sedang
menurut keteria UMKM dengan modal segitu berada pada
usaha mikro.Sedang omset rata –rata perhari saja berada
dikisaran Rp 40 000,00-Rp 200 000,00 maka kalau
dihitung kisaranpaling tinggi omset per bulan adalah Rp
200 000,00 x 30 hari adalah Rp 6.000 000 juta per
bulanya. Kalau omzet dihitung selama setahun maka Rp
6.000.000,00 x 12 maka berada pada kisaran Rp
72.000.000,00 selama setahunya ini menujukan uasa ini
merupakan usaha UMKM pada posisi usaha mikro baik
dari sekala asset maupun omzetnya.
Usaha pedangang sayur keliling merupakan usaha mikro
yang milik perorangan sebagaimana tercantumkan dalam huruf a
didalam pengertianya. Sebagian besar dari pelaku pedagang sayur
keliling mereka bermodal sendiri atau pinjam dari teman, kerabat,
kepada koperasi atau dengan bank yang mau meminjamkanya.

25

2.2.2.2.Kreteria

Pedagang

Sayur

keliling

berdasarkan

sektor

informal
Berdasarkan Undang-undang No. 9 Tahun 1995 tentang
Usaha kecil di jelaskan bahwa Kriteria Usaha Kecil adalah sebagai
berikut atau jumlah penjualan tiap tahunya sebagai berikut:
a. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp.200.000.000,(dua ratus juta rupiah),

tidak termasuk tanah dan

bangunan tempat usaha; atau
b. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp.
1.000.000.000,- (satu milyar rupiah);
c. Milik Warga Negara Indonesia;
d. Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau
cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau berafiliasi
baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha
Menengah atau Usaha Besar;
e. Berbentuk usaha orang perseorangan, badan usaha yang
tidak berbadan hukum, atau badan usaha yang berbadan
hukum, termasuk koperasi.
Ciri-ciri sektor informal adalah tidak memiliki usaha,
modal yang diperlukan relatif kecil, peralatan yang digunakan
sangat sederhana, tidak terkena pungutan pajak, dan administrasi
yang sangat sederhana.

26

Berdasarkan dari UU No.9 tahun 1995 dan ciri dari sektor
informal untuk pedagang keliling maka penulis menyatakan
semuanya masuk didalamnya. Sektor informal yang sering
dipanadang sebagai pekerjaan pelengkap bagi mereka yang
bekerja di sektor fomal di karenakan sebgaian pelakunya adalah
mereka yang berpendidikan rendah dan modal sendiri, dengan
modal yang sedikit. Selain itu mereka pelaku sektor informal dari
kalangan tidak mampu sehingga dipastikan jauh dengan
perusahaan-perusahaan besar.
2.2.3.

Proses kerja dari pedagang keliling
Pedagang keliling memulai usaha dari sebelum tidur, mereka
pada mempersiapkan brojong atau tempat lain yang digunakan untuk
menaruh barang-barang dagangan yang akan dibawa besok. Sebelum
berangkat biasanya mengecek sepeda bagi mereka yang membawa
sepeda dan bronjong tidak lupa uang yang digunakan untuk belanja.
Bagi mereka yang membawa mobil atau yang lainnya tidak jauh
berbeda ketika mau berangkat.
Pedagang memulai usaha pada saat masih pagi buta mereka
berangkat sesuai dengan alat dan modal tranrsportasi yang mereka
miliki.Pedagang menuju kepasar, sesampainya dipasar membeli
barang dagangan yang mereka beli untuk dijual kembali pada
pelangan setianya. Selanjutnya mereka menaruh apa yang mereka beli
pada tempat yang biasa digunakan. Penataanyapun rapi sesuai

27

ketahanan barang dan ketepatn barang dalam menaruhnya. Kira-kira
dirasa sudah cukup mereka langsung berangkat untuk menjajakan
barang yang mereka bawa untuk dijual pada konsumen.
Pedagang keliling biasanya menjual ke rute yang biasa mereka
lewati tiap hari kepada para pembeli setianya, mereka mejual kepada
konsumen yang terbiasa membeli dengan mereka dikarenakan lebih
mudah dan sudah kenal baik dengan mereka yang membeli. Setelah
mereka menjajakan dagangan kesemua konsumen setiap hari mereka
langsung pulang menuju rumah untuk menghitung apakah untung apa
rugi dari penjulannya. Ini merupakan kegiatan yang biasa mereka
lakukan tiap harinya dari para pedagang sayur pagi di Ampel
Boyolali.
2.3. Kemampulabaan Pedagang Keliling
Kemampulaban pedagang keliling merupakan suatu alat untuk dapat
mengetahui seberapa besar laba yang diperoleh dari pedagang itu sendiri.
Sebelum memulai usaha pasti seorang pedagang mempunyai modal guna untuk
menjalankan usahanya, dalam melakukan usahanya tidak terlepas dari kata laba
ketika menjalankan usahanya, tetapi tidak lepas pula dari kata rugi
Laba akan dinanti pedagang keliling pada saat terahir setelah pedagang
menjalankan aktifitasnya sebagai pedagang keliling tersebut selesai. Keadaan
dirumah biasanya pedagang mengittung apakah pada perdagangan saat itu
melebihi dari modal awal ketika memulai usaha tersebut. Sebaliknya pedagang
dalam pikiranya pasti tidak akan merasa mau merugi menujukan pedapatan lebih

28

sedikit dari modal awal. Diatas telah kita ketahui bagaimana cara mengitung
kemampulabaan yang diperoleh. Laba yang terus menerus naik pasti akan
menjadikan pedagang mengalami kemampulabaan yang positif sedang laba yang
terus menerus menurun pasti akan mengalami kemampulabaan yang negatif.
Bagi pedagang sayur keliling mereka akan menempuh bagai mana supaya laba
yang dihasilkan naik mungkin dari banyaknya barang, keragaman dari barang
yang dijajakan, dari person pedagang sendiri, dan hal-hal lain yang dapat
mempengaruhi pengurangan atau penambahan dari laba yang diperoleh sehingga
menjadikan kemampulabaan yang aktif.
Kemampulabaan pedagang keliling menjadi tolak ukur pedagang apakah
mampu bertahan lebih lama atau tidak. Laba yang sedikit bahkan rugi akan
menjadikan seorang pedagang sayur keliling akan berhenti dalam menjalankan
usahanya, namun sebaliknya jika pendapatan setabil atau meningkat akan
menjadikan bertahannya seseorang dalam menekuni berjualan atau beralih yang
lebih baik dari pedangang sayur keliling.
2.4. Penelitian Terdahulu
Dengan melihat hasil penelitian yang dilakukan oleh Susi ( 2012) dalam
kemampulabaan petani sayur Dusun Jubelan Desa Jebulan Kecamatan
Sumowono Kabupaten Semarang mengatakan bahwa laba petani sayur Dusun
Jubelan Desa Jubelan Kecamatan Sumowono dalam tiap panen sebagian besar
dalam katagori rendah karena laba yang diperoleh setiap panenya kuarang dari
66%, dari tingkat laba atau profit margin, sedangkan kemampulabaan petani
sayur Dusun Jubelan Desa Jubelan dalam tiap kali panen berada dalam katagori

29

rendah karena lebih kecil dari 66,6%, atinya tingkat kemampulabaan petani
sayur adalah rendah dikerenakan kuarang dari 66,6%, petani sayur Dusun
Jubelan

Desa

Jubelan

yang

memiliki

pekerjaan

sampingan

dengan

kemampulabaan petani sayur dusun jubelan Desa Jubelan Kecamatan
Sumowono terdapat perbedaan antara petani sayur yang memiliki pekerjaaaan
dengan mereka yang memiliki pekerjaan mempunyai hubungan positif. Artinya
semakin tinggi biaya hidup, semaikin tinggi pula kemampulabaan petani sayur.
Terdapat perbedaan nyata antara petani yang mempunyai pekerjaan diluar
bertani sayur dengan yang tidak mempunyai pekerjaan lain diluar bertani sayur,
yang memiliki pekerjaaan lain mempunyai kemampulabaan lebih tinggi dari
pada petani yang tidak memiliki pekerjaan selain bertani. Artinya ada perbedaan
antara kemampulabaan petani sayur yang mempunyai pekerjaan selain bertani
dengan kemampulabaan petani yang tidak mempunyai pekerjaan.
2.5. Kerangka konsep kemampulabaan
Penelitian ini merupakan sebuah konsep yang berfungsi untuk
mejelaskan hubungan berbagai variabel yang diteliti. Kerangka konsep
penelitian ini dapat digambarkan sebagi berikut:
Gambar 2.1. Kerangka Konsep Pendapatan dan Biaya terhadap Laba dan
Kemampulabaan pedagang Sayur Keliling
Kemampulabaan
( Y)

Variasi Pekerjaan
(X)

Ket :
Y : Kemampulabaan
X : Variasi Pekerjaan
30

Keterangan:
Hubungan asosiatif, adalah suatu rumusan masalah penelitian yang yang
bersifat menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih. Sugiyono ( 2010 : 36 )
Dalam penelitian ini menggambarkan hubungan asosiatif antara variabel ( Y )
Kemapulabaan dengan Variabel ( X ) Variasi Pekerjaan.
Kemampulabaan diduga mempunyai hubungan timbal balik dengan varisai
pekerjaan pedanang sayur kelilng. Hubungan itu dapat berupa positif maupun
negatif.

31

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kemampulabaan Dikalangan Sayur Keliling di Pasar Ampel Kabupaten Boyolali

0 0 11

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kemampulabaan Dikalangan Sayur Keliling di Pasar Ampel Kabupaten Boyolali T1 162008062 BAB I

0 0 8

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kemampulabaan Dikalangan Sayur Keliling di Pasar Ampel Kabupaten Boyolali T1 162008062 BAB IV

0 0 9

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kemampulabaan Dikalangan Sayur Keliling di Pasar Ampel Kabupaten Boyolali T1 162008062 BAB V

0 0 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kemampulabaan Dikalangan Sayur Keliling di Pasar Ampel Kabupaten Boyolali

0 0 7

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Konformitas Negatif dengan Vandalisme Siswa SMA Negeri 1 Ampel Kabupaten Boyolali T1 132010055 BAB II

0 0 12

T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perilaku Minum Minuman Beralkohol Dikalangan Mahasiswa Halmahera Utara di Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga T1 BAB II

0 0 15

T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Perilaku Merokok dengan Harga Diri Remaja pada Siswa LakiLaki Kelas X SMA N 1 Ampel Kabupaten Boyolali T1 BAB II

0 0 18

T1__BAB V Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perancangan Video Promosi Pariwisata Kabupaten Boyolali T1 BAB V

0 0 2

T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perancangan Video Promosi Pariwisata Kabupaten Boyolali T1 BAB II

0 0 17