PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI BERDASARKAN PROFIL PRILAKU AGRESIF SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS (STUDI DESKRIPTIP TERHADAP SISWA KELAS XI SMA PGRI 1 BANDUNG TAHUN AJARAN 2011-2012).

(1)

Hilman Aliy Mandar,2012

Program Bimbingan Pribadi Berdasarkan Profil Perilaku Agresif Siswa Sekolah Menengah Atas (Studi Deskriptip Terhadap siswa Kelas XI SMA PGRI 1 BANDUNG Tahun Ajaran 2011-2012) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

LAMPIRAN-LAMPIRAN

LAMPIRAN A (SURAT PERIZINAN DALAM PENELITIAN)

a. Surat Keputusan (SK) ... 90 b. Surat Izin Penelitian ... 91 c. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ... 92

LAMPIRAN B (INSTRUMEN PENELITIAN)

a. Kisi-Kisi Instrumen Perilaku Agresif Siswa

(Sebelum Validasi) ... 93 b. Instrumen Perilaku Agresif Siswa

(Sebelum Validasi) ... 94 c. Kisi-Kisi Instrumen Perilaku Agresif Siswa

(Setelah Validasi) ... 97 d. Instrumen Perilaku Agresif Siswa

(Setelah Validasi) ... 98

LAMPIRAN C (DATA PENELITIAN DAN PENGOLAHANNYA)

a. Penentuan Kategori Tingkat Perilaku Agresif Siswa ... 101 b. Gambaran Umum Perilaku Agresif Siswa Kelas XI

SMA PGRI I Bandung Tahun Ajaran 2011-2012 ... 102 c. Gambaran Umum Perilaku Agresif Verbal Siswa Kelas XI

SMA PGRI I Bandung Tahun Ajaran 2011-2012 ... 112 d. Gambaran Umum Perilaku Non-Agresif Verbal Siswa Kelas XI

SMA PGRI I Bandung Tahun Ajaran 2011-2012 ... 118 e. Perhitungan Reliabilitas dengan SPSS For Windows Versi 16.0 ... 128 f. Uji Validitas Item ... 129

LAMPIRAN D (PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI DAN SKLBK)

a. Layanan Bimbingan Pribadi untuk Mengurangi

Perilaku Agresif Siswa Kelas XI SMA PGRI I Bandung

Tahun Ajaran 2011-2012 ... 133 b. Satuan Layanan Kegiatan Bimbingan dan Konseling (SKLBK) ... 141


(2)

Hilman Aliy Mandar,2012

Program Bimbingan Pribadi Berdasarkan Profil Perilaku Agresif Siswa Sekolah Menengah Atas (Studi Deskriptip Terhadap siswa Kelas XI SMA PGRI 1 BANDUNG Tahun Ajaran 2011-2012) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Dunia pendidikan Indonesia saat ini kembali tercoreng dengan adanya tindak kekerasan yang dilakukan oleh para siswanya, khususnya siswa Sekolah Menengah Atas (SMA). Hai ini tentunya diakibatkan oleh beragam faktor pemicu. Salah satunya adalah krisis multidimensi yang diderita oleh siswa sebagai sumber terjadinya beragam jenis perilaku yang menyimpang dari norma-norma dan nilai yang berlaku dalam masyarakat kita sekarang.

Berdasarkan hasil pemantauan dan penyelidikan Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA), tindak kekerasan yang terjadi dalam satu dekade terakhir menunjukkan angka di luar batas kewajaran. Artinya, kondisi yang tengah terjadi saat ini sangat mengkhawatrikan dan dapat membahayakan generasi muda yang akan datang (www.news.detik.com, 2011).

Hal ini ditegaskan oleh Ketua Komnas PA yaitu Arist Merdeka Sirait, bahwa pada sepanjang tahun 2011 ini, kasus tawuran cukup banyak mendapat sorotan dan menjadi topik hangat di tengah-tengah masyarakat. Maraknya peristiwa kekerasan antar sesama anak sekolah merupakan fenomena sosial yang berkembang di tengah-tengah masyarakat remaja. Sementara itu, sepanjang tahun 2011, Komisi Nasional Perlindungan Anak mencatat ditemukan 339 kasus tawuran. Kasus tawuran antar pelajar di Jabodetabek meningkat jika dibanding 128 kasus yang terjadi pada tahun 2010. KomNas Perlindungan Anak mencatat,


(3)

2

dari 339 kasus kekerasan antar sesama pelajar SMP dan SMA ditemukan 82 diantaranya meninggal dunia, selebihnya luka berat dan ringan (www.komnaspa.wordpress.com, 2011).

Pemerhati sosial lain yaitu Saad (2003), mengemukakan bahwa pada dekade 1990-an, masalah yang marak diberitakan adalah perilaku agresif remaja yang banyak ditunjukkan dengan beragam cara. Dari mulai perebutan hak dari sebuah gank (gap), perilaku intimidasi, hingga mengarah ke dalam hal yang lebih ekstrim yaitu penganiayaan bahkan pembunuhan (www.lintasberita.com, 2010).

Siswa SMA (Sekolah Menengah Atas) merupakan individu yang sedang berada pada masa remaja. Dalam kehidupannya, remaja menampilkan beragam perilaku untuk mencapai tujuannya. Perilaku agresif tidak jarang turut mereka tampilkan dalam kehidupan kesehariannya, seperti misalnya melanggar tata tertib sekolah, melawan orang tua dan guru, mengganggu teman, menaruh dendam dan bermusuhan dengan teman. Bahkan belakangan ini, perilaku agresif remaja terutama siswa SMA sedang menjadi sorotan, yaitu perkelahian massal (tawuran) antar pelajar yang terjadi di beberapa kota di Indonesia (Media Pikiran Rakyat, 2000 dalam Julianti, 2001).

Ma’ruf (2007) menyatakan bahwa perilaku agresif siswa di sekolah sudah menjadi masalah yang universal, dan akhir-akhir ini cenderung semakin meningkat. Berita tentang terlibatnya para siswa dalam berbagai bentuk kerusuhan, tawuran, perkelahian, dan tindak kekerasan lainnya semakin sering terdengar. Perilaku agresif siswa di sekolah sangat beragam dan kompleks. Persoalan perilaku agresif siswa semakin kompleks manakala perilaku agresif


(4)

3

akhir-akhir ini juga dipertontonkan oleh guru, ada guru yang memukul siswanya, bahkan ada yang sampai membunuh siswanya (www.liputan6-online.com, 2010). Masa remaja merupakan masa yang sangat singkat namun sangat unik. Hal ini dikarenakan bahwa dari mulai titik inilah perkembangan individu menuju kematangan dan kemerdekaan jiwa telah dimulai. Banyak remaja yang berhasil menemukan apa yang dicari dari kehidupan remajanya, tetapi lebih banyak lagi remaja yang mengalami the worst time dikarenakan belum bisa memanfaatkan dan mengoptimalkan potensi yang dimilikinya.

Remaja diartikan sebagai masa perkembangan transisi antara masa anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosial-emosional dengan batasan yang ditandai dengan perubahan besar diantaranya kebutuhan untuk beradaptasi dengan perubahan fisik dan psikologis, pencarian identitas dan membentuk hubungan baru termasuk mengekspresikan perasaan seksual (Santrock, 1996: 26).

Selain perubahan yang terjadi dalam diri remaja, terdapat pula perubahan dalam lingkungan seperti sikap orang tua atau anggota keluarga lain, guru, teman sebaya, maupun masyarakat pada umumnya. Kondisi ini merupakan reaksi terhadap pertumbuhan remaja. Remaja dituntut untuk mampu menampilkan tingkah laku yang dianggap pantas atau sesuai bagi orang-orang seusianya (Agustiani, 2006 : 28).

Hurlock (1990 : 208) mengemukakan bahwa masa remaja merupakan masa yang rentan terhadap masalah. Hal ini disebabkan karena ketidakmampuan seorang remaja dalam pengalamannya memecahkan suatu masalah. Remaja


(5)

4

merasa sudah mandiri sehingga sering menolak bantuan dari pihak lain termasuk orang tua dan gurunya.

Masa remaja merupakan masa yang sangat rentan terhadap beragam pengaruh dalam melaksanakan tugas perkembangannya. Remaja dihadapkan kepada sejumlah persoalan yang harus dijawab dan tugas perkembangan yang harus dipenuhi. Apabila remaja gagal dalam menjawab beragam persoalan dalam perkembangannya dan tidak dapat memenuhi tugas perkembangannya, maka hal tersebut akan memunculkan persoalan yang berkepanjangan (Suherman dkk, 2008: 14).

Havighurst (Suherman dkk, 2008: 16), mengemukakan tugas-tugas perkembangan remaja antara lain sebagai berikut:

a) Menerima kenyataan fisik serta menggunakannya secara efektif, b) Mencapai hubungan sosial yang lebih matang dengan teman sebaya

laki-laki dan perempuan,

c) Mencapai peran sosial sebagai pria atau wanita,

d) Mencapai kebebasan emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya,

e) Mencapai keterjaminan dan kebebasan ekonomi,

f) Memilih dan mempersiapkan diri untuk suatu pekerjaan,

g) Mempersiapkan diri untuk kehidupan perkawinan dan keluarga,

h) Mengembangkan keterampilan intelektual dan konsep-konsep yang diperlukan dalam kehidupannya sebagai anggota masyarakat dan warga negara,


(6)

5

i) Adanya keinginan dan kemauan untuk mencapai tanggung jawab sosial, dan

j) Memperoleh suatu kesatuan sistem norma yang dapat dijadikan pandangan hidup dan pedoman dalam tindakannya.

Berbicara mengenai perilaku kekerasan yang dilakukan oleh banyak remaja menggiring kita untuk berpikir lebih jeli mengenai bagaimana hal tersebut dapat terjadi. Jawaban dari semua itu dapat kita lihat dari maraknya pemberitaan di media massa dan media cetak serta elektronik seperti perilaku intimidasi, mendominasi (menguasai), merusak, menyakiti, juvenil delinquency (kenakalan remaja), sampai pada tindak kriminalitas. Menurut Berkowitz (2003), perilaku agresif remaja disebabkan oleh beragam faktor penyebab, diantaranya yaitu masa kecil yang kurang menyenangkan, tayangan televisi yang banyak mengandung unsur kekerasan, stress akibat masalah keluarga dan kondisi ekonomi yang sangat kurang (miskin).

Sebelum mengarah kepada penanganan yang bersifat kuratif dan menyeluruh, ada baiknya kita luruskan persepsi masing-masing guna menilai duduk permasalahan dari satu sisi yang sama demi tercapainya tujuan yang lebih baik. Perkembangan remaja yang dalam masanya sangat rentan dengan pengaruh dari lingkungan, membutuhkan bantuan yang sangat berarti agar pencapaiannya menjadi optimal dan sesuai dengan apa yang diharapkan (ideal). Demi mewujudkannya, tentu perlu adanya suatu upaya yang dapat memfasilitasi dan meng-cover segala kebutuhan dalam masa perkembangannya itu.


(7)

6

Pengaruh yang memiliki andil terbesar yaitu lingkungan yang berada di luar diri remaja yaitu keluarga, sekolah, teman sebaya, arus informasi, perkembangan IPTEK, dan sebagainya. Dari beragam potensi lingkungan yang menjadi penyebab timbulnya perilaku agresif remaja, diperlukan adanya perhatian yang sangat serius agar perkembangan remaja lebih dapat dikendalikan (Saad, 2003).

Sehubungan dengan perilaku agresif siswa di sekolah, Ma’ruf (2007) menyatakan bahwa jika perilaku agresif yang terjadi di lingkungan sekolah tidak segera ditangani, di samping dapat menggangu proses pembelajaran, juga akan menyebabkan siswa cenderung untuk beradaptasi pada kebiasaan buruk tersebut. Semakin sering siswa dihadapkan pada perilaku agresif, siswa akan semakin terbiasa dengan situasi buruk tersebut, kemampuan siswa untuk beradaptasi dengan perilaku agresif akan semakin tinggi, dan akan berkembang pada persepsi siswa bahwa perbuatan agresif merupakan perbuatan biasa-biasa saja, apalagi jika keadaan ini diperkuat dengan perilaku sejumlah guru yang cenderung agresif pula ketika menghadapi murid-muridnya. Situasi demikian akan membentuk siswa untuk meniru dan berperilaku agresif pula, sehingga perilaku agresif siswa di sekolah dianggap biasa dan akan semakin meluas ( www.hidayah-ilayya.blogspot.com, 2010).

Dalam konteks mikro di sekolah, tentunya dibutuhkan suatu upaya yang sangat riil yang harus dilakukan agar dapat memfasilitasi perkembangan siswa (remaja)nya, khususnya dalam hal reduksivitas pada hal-hal yang bersifat negatif, warga sekolah tepatnya yaitu bidang bimbingan dan konseling harus melakukan


(8)

7

upaya yang sifatnya preventif dan kuratif guna mereduksi akan sifat-sifat siswanya yang mengarah kepada perilaku agresif.

Bentuk dari bimbingan yang tepat untuk mengurangi perilaku agresif siswa yaitu suatu bimbingan yang bersifat pribadi, yang mana bimbingan ini diperuntukkan bagi setiap siswa di sekolah. Bimbingan pribadi dirasakan sangatlah efektif, karena bimbingan ini bersifat human building, artinya pembentukan manusia sesuai dengan norma, agama dan kepribadian yang baik dan benar. Terlebih bagi usia remaja yang pastinya sangat membutuhkan dasar bagi perkembangan pribadinya.

Bimbingan pribadi diarahkan untuk memantapkan kepribadian dan mengembangkan kemampuan individu dalam menangani masalah-masalah dirinya. Bimbingan ini merupakan layanan yang mengarah kepada pencapaian pribadi yang seimbang dengan memperhatikan keunikan karakteristik pribadi serta ragam permasalahan yang dialami oleh individu (Nurikhsan, 2002: 21).

Berdasarkan uraian di atas, maka judul penelitian yang diambil yaitu “Program Bimbingan Pribadi Berdasarkan Profil Perilaku Agesif Siswa Sekolah Menengah Atas (Studi Deskriptif terhadap Siswa Kelas XI SMA PGRI I Bandung Tahun Ajaran 2011–2012).”

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Berdasarkan fenomena yang dijelaskan dalam latar belakang penelitian, maka yang menjadi rumusan masalah utama dalam penelitian ini adalah, “Bagaimana rumusan program bimbingan pribadi hipotetik berdasarkan profil


(9)

8

perilaku agresif siswa kelas XI SMA PGRI I Bandung Tahun Ajaran 2011-2012?”. Permasalahan tersebut dijabarkan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1) Seperti apa profil perilaku agresif siswa kelas XI SMA PGRI I Bandung Tahun Ajaran 2011-2012?

2) Seperti apa rancangan program bimbingan pribadi hipotetik berdasarkan profil perilaku agresif siswa kelas XI SMA PGRI I Bandung Tahun Ajaran 2011-2012?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan permasalahan yang telah diajukan, secara umum penelitian ini bertujuan untuk merumuskan program bimbingan pribadi berdasarkan profil perilaku agresif siswa kelas XI SMA PGRI I Bandung Tahun Ajaran 2011–2012. Adapun tujuan secara khusus, yaitu:

1) Mendeskripsikan profil perilaku agresif siswa kelas XI SMA PGRI I Bandung Tahun Ajaran 2011-2012.

2) Merancang program bimbingan pribadi hipotetik berdasarkan profil perilaku agresif siswa kelas XI SMA PGRI I Bandung Tahun Ajaran 2011-2012.

D. Metode Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif yaitu pendekatan yang memungkinkan dilakukan


(10)

9

pencatatan dan analisa data hasil penelitian dengan menggunakan perhitungan-perhitungan statistik. Pendekatan secara kuantitatif ini pada prinsipnya adalah untuk menjawab masalah (Sugiyono, 2008: 16) dan digunakan untuk menganalisa data mengenai perilaku agresif berdasarkan perhitungan secara statistik yang diperoleh melalui penyebaran instrumen perilaku agresif.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif yaitu studi yang bermaksud memperoleh jawaban tentang permasalahan yang sedang terjadi dengan cara mengolah, menganalisis, menafsirkan dan menyimpulkan data hasil penelitian (Arikunto, 2002: 136). Dalam penelitian ini metode deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan perilaku agresif siswa SMA PGRI I Bandung Tahun Ajaran 2011-2012 sebagai landasan penyusunan program bimbingan pribadi.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang terlibat yaitu diantaranya sebagai berikut:

1) Bagi guru pembimbing di SMA PGRI I Bandung, rancangan program bimbingan pribadi dapat dijadikan tambahan alternatif bantuan dan informasi yang dibutuhkan untuk mengembangkan bimbingan pribadi siswa sehingga dapat mengoptimalkan peran bimbingan dan konseling dalam membantu siswa mengurangi permasalahan yang terjadi.

2) Bagi Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan, penelitian ini diharapkan menambah wawasan baru dalam intervensi terhadap


(11)

10

permasalahan agresif siswa dengan pendekatan teori-teori tentang agresif dalam melaksanakan treatment-nya, sehingga mampu dimanfaatkan secara maksimal baik itu dari pihak jurusan maupun mahasiswa Psikologi Pendidikan dan Bimbingan secara umum.

3) Bagi peneliti selanjutnya, sebagai rujukan literatur dan pengembangan penelitian selanjutnya dari lingkup penelitian yang sama, sesuai dengan fenomena yang berkembang pada siswa SMA dan fokus penelitian yang lebih luas.

F. Struktur Organisasi Skripsi

Penulisan skripsi ini terdiri atas lima bab yaitu, Bab I berisi tentang Pendahuluan, Bab II berisi deskripsi kajian teoritis variabel yang diteliti, Bab III berisi tentang metode penelitian, Bab IV berisi deskripsi dan pembahasan hasil penelitian, dan Bab V berisi kesimpulan hasil penelitian dan rekomendasi. Secara lebih rinci struktur penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut.

Bab I yaitu PENDAHULUAN yang mendeskripsikan Latar Belakang Penelitian, Identifikasi dan Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Metode Penelitian, Manfaat Penelitian dan Sistematika Penulisan Skripsi.

Bab II yaitu PERILAKU AGRESIF dan BIMBINGAN PRIBADI yang mendeskripsikan konsep masing-masing variabel dalam penelitian ini. Bab II ini menjelaskan tentang kajian secara teoritis atau kajian pustaka mengenai perilaku agresif siswa dan bimbingan pribadi serta memuat hasil penelitian terdahulu yang relevan.


(12)

11

Bab III yaitu METODE PENELITIAN yang mendeskripsikan Lokasi dan Populasi Penelitian, Pendekatan dan Metode Penelitian, Pengembangan Instrumen Pengumpul Data, Prosedur dan Teknik Pengolahan Data, serta Prosedur dan Tahap Penelitian.

Bab IV yaitu DESKRIPSI dan PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN yang mendeskripsikan temuan hasil penelitian yang meliputi profil perilaku agresif siswa dan gambaran umum rumusan program bimbingan pribadi yang disusun berdasarkan profil perilaku agresif siswa yang layak dilaksanakan berdasarkan pertimbangan pakar dan praktisi.

Bab V yaitu KESIMPULAN dan REKOMENDASI yang mendeskripsikan kesimpulan hasil penelitian dan rekomendasi kepada pihak-pihak terkait sebagai masukan untuk perbaikan selanjutnya.


(13)

52

Hilman Aliy Mandar,2012

Program Bimbingan Pribadi Berdasarkan Profil Perilaku Agresif Siswa Sekolah Menengah Atas (Studi Deskriptip Terhadap siswa Kelas XI SMA PGRI 1 BANDUNG Tahun Ajaran 2011-2012)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Populasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA PGRI I Bandung yang beralamat di Jalan Sukagalih No. 80 Bandung.

Populasi dalam penelitian adalah seluruh siswa kelas XI SMA PGRI I Bandung Tahun Ajaran 2011-2012 sebanyak 145 siswa yang terbagi ke dalam empat kelas. Kelas XI IPA berjumlah satu kelas dan kelas XI IPS berjumlah tiga kelas. Berdasarkan jumlah populasi dari seluruh kelas XI yang memungkinkan untuk semuanya dijadikan sampel penelitian, maka dalam penelitian ini untuk populasi dijadikan sampel penelitian.

Tabel 3.1

Populasi yang dijadikan Sampel Penelitian

No Kelas Jumlah Siswa

1 XI IPA 1 41 orang

2 XI IPS 1 36 orang

3 XI IPS 2 33 orang

4 XI IPS 3 35 orang

Total Sampel 145 orang

B. Pendekatan dan Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif yaitu pendekatan yang memungkinkan dilakukan pencatatan dan analisa data hasil


(14)

53

Hilman Aliy Mandar,2012

Program Bimbingan Pribadi Berdasarkan Profil Perilaku Agresif Siswa Sekolah Menengah Atas (Studi Deskriptip Terhadap siswa Kelas XI SMA PGRI 1 BANDUNG Tahun Ajaran 2011-2012)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

penelitian dengan menggunakan perhitungan-perhitungan statistik. Pendekatan secara kuantitatif ini pada prinsipnya adalah untuk menjawab masalah (Sugiyono, 2008: 16) dan digunakan untuk menganalisa data mengenai perilaku agresif berdasarkan perhitungan secara statistik yang diperoleh melalui penyebaran instrumen perilaku agresif.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif yaitu studi yang bermaksud memperoleh jawaban tentang permasalahan yang sedang terjadi dengan cara mengolah, menganalisis, menafsirkan dan menyimpulkan data hasil penelitian. Metode ini berkenaan dengan pertanyaan terhadap keadaan satu atau lebih variabel yang mandiri. Metode deskriptif tidak membuat perbandingan atau hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya (Sugiyono, 2008: 35). Dalam penelitian ini metode deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan perilaku agresif siswa SMA PGRI I Bandung Tahun Ajaran 2011-2012 sebagai landasan penyusunan program bimbingan pribadi hipotetik.

C. Pengembangan Instrumen Pengumpul Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan mengembangkan sebuah instrumen perilaku agresif siswa Sekolah Menengah Atas. Langkah yang disusun untuk pengembangan instrumen ini dimulai dengan perumusan definisi operasional variabel yang akan diungkap, merumuskan kisi-kisi instrumen berdasarkan indikator variabel, menyusun butir (item) pernyataan instrumen yang telah diuji kelayakannya oleh beberapa pakar dan praktisi dari segi


(15)

54

Hilman Aliy Mandar,2012

Program Bimbingan Pribadi Berdasarkan Profil Perilaku Agresif Siswa Sekolah Menengah Atas (Studi Deskriptip Terhadap siswa Kelas XI SMA PGRI 1 BANDUNG Tahun Ajaran 2011-2012)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

redaksional, konstruk dan kontennya. Berikut adalah deskripsi langkah-langkah pengembangan instrumen perilaku agresif siswa Sekolah Menengah Atas.

1. Definisi Operasional a. Perilaku Agresif

Perilaku agresif yang dimaksud dalam penelitian ini adalah respon siswa kelas XI SMA PGRI I Bandung Tahun Ajaran 2011-2012 terhadap sejumlah pernyataan tentang kecenderungan individu untuk melakukan tingkah laku verbal dan atau non-verbal yang bertujuan untuk menyakiti dan atau melukai orang lain yang disebabkan karena frustrasi yang mendalam dan rasa tidak aman yang terjadi pada diri individu.

Adapun indikator dari perilaku agresif verbal dan non-verbal adalah sebagai berikut: 1) perilaku agresif verbal antara lain yaitu, berkata kasar dan tidak sopan, menemooh orang lain, membantah pendapat orang lain, melawan perintah orang lain, dan menghasud orang lain, serta 2) indikator perilaku agresif non-verbal antara lain yaitu, melakukan perkelahian dan penganiayaan, menyerang secara fisik, berlaku kasar terhadap orang lain, tidak disiplin, melakukan pelanggaran peraturan, kecenderungan hedonis, merusak barang-barang dirumah dan barang orang lain, membuat keonaran, berlaku kejam, suka bertengkar dan menaruh rasa dendam kepada orang lain.

b. Bimbingan Pribadi

Program bimbingan pribadi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah satuan layanan bimbingan dari guru pembimbing kepada siswa yang


(16)

55

Hilman Aliy Mandar,2012

Program Bimbingan Pribadi Berdasarkan Profil Perilaku Agresif Siswa Sekolah Menengah Atas (Studi Deskriptip Terhadap siswa Kelas XI SMA PGRI 1 BANDUNG Tahun Ajaran 2011-2012)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

dikembangkan berdasarkan profil perilaku agresif yang ditujukan kepada siswa kelas XI SMA PGRI I Bandung Tahun Ajaran 2011-2012 yang dilaksanakan secara sistematis dengan tujuan untuk mengurangi perilaku agresif siswa.

Program bimbingan pribadi diperoleh dari analisis hasil angket perilaku agresif. Struktur program bimbingan pribadi yang dikembangkan terdiri atas rasional, deskripsi kebutuhan, tujuan, sasaran layanan, pengembangan tema, struktur dan isi layanan, media dan alat pendukung serta evaluasi dalam upaya membantu mengurangi perilaku agresif siswa.

Langkah penyusunan program bimbingan pribadi melalui tahapan-tahapan pelaksanaan sebagai berikut, yaitu: (1) need assesment merupakan proses identifikasi kebutuhan siswa melalui penyebaran angket perilaku agresif, data yang diperoleh adalah profil perilaku agresif siswa, dan (2) penyusunan program, merupakan proses merancang program bimbingan pribadi hipotetik yang dirancang berdasarkan profil perilaku agresif siswa

2. Penyusunan Kisi-kisi

Kisi-kisi instrumen perilaku agresif siswa dikembangkan berdasarkan definisi operasional tentang perilaku agresif siswa yang secara lebih lanjut dijelaskan melalui indikator-indikator dari setiap sub aspek sebagai titik tolak dalam pembuatan item pernyataan. Instrumen perilaku agresif siswa disusun menggunakan skala pengukuran dalam bentuk rating scale, dengan alternatif respon skala 4 berupa pernyataan mulai dari Sering (SR), Kadang-kadang (KD),


(17)

56

Hilman Aliy Mandar,2012

Program Bimbingan Pribadi Berdasarkan Profil Perilaku Agresif Siswa Sekolah Menengah Atas (Studi Deskriptip Terhadap siswa Kelas XI SMA PGRI 1 BANDUNG Tahun Ajaran 2011-2012)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Jarang (JR) dan Tidak Pernah (TP). Empat jawaban tersebut diurutkan dari kemungkinan tertinggi hingga yang terendah.

Penjabaran dari bentuk skala empat dalam instrumen ini dapat dilihat di tabel 3.2 berikut.

Tabel 3.2

Penjabaran Jawaban Skala Empat

Jawaban Deskripsi

Sering (SR) menunjukkan bahwa siswa sering melakukan perilaku agresif sesuai dengan pernyataan

Kadang-kadang (KD) menunjukkan bahwa siswa kadang-kadang melakukan perilaku agresif sesuai dengan pernyataan

Jarang (JR) menunjukkan bahwa siswa jarang melakukan perilaku agresif sesuai dengan pernyataan

Tidak Pernah (TP) menunjukkan bahwa siswa tidak pernah melakukan perilaku agresif sesuai dengan pernyataan

Lebih rinci kisi-kisi instrumen yang telah disusun berdasarkan indikator perilaku agresif siswa dapat dilihat pada tabel 3.3 berikut ini.

Tabel 3.3

Kisi – Kisi Instrumen Perilaku Agresif JENIS PERILAKU AGRESIF INDIKATOR PERILAKU ITEM JUMLAH - + Perilaku Agresif Verbal

Berkata-kata kasar dan tidak sopan

1, 2 3 3

Mencemooh orang lain 4, 5 6, 7 4

Membantah pendapat orang lain

8, 9 10, 11 4

Melawan perintah dari yang lebih tua


(18)

57

Hilman Aliy Mandar,2012

Program Bimbingan Pribadi Berdasarkan Profil Perilaku Agresif Siswa Sekolah Menengah Atas (Studi Deskriptip Terhadap siswa Kelas XI SMA PGRI 1 BANDUNG Tahun Ajaran 2011-2012)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Menghasud orang lain 16, 17 18, 19 4

Perilaku Agresif Non-Verbal

Melakukan perkelahian dan penganiayaan

20 21, 22, 23

4 Menyerang secara fisik 24, 25 26, 27,

28

5 Berlaku kasar terhadap

orang lain

29, 30 31, 32 4

Tidak disiplin 33, 34 35, 36, 37 5 Melakukan pelanggaran peraturan 38, 39, 40 41, 42, 43 6

Kecenderungan hedonis 44 45 2

Merusak barang-barang yang ada di rumah

46, 47 48, 49 4

Merusak barang-barang milik orang lain

50, 51 52, 53 4

Membuat keonaran 54, 55 56, 57 4

Berlaku kejam terhadap orang lain

58, 59 60, 61 4

Suka bertengkar 62 63, 64 3

Menaruh rasa dendam kepada orang lain

65, 66 67, 68 4

Jumlah 32 36 68

3. Penyusunan Butir-butir Instrumen

Setelah kisi-kisi instrumen tersusun, langkah selanjutnya adalah menyusun item pernyataan yang merujuk pada indikator-indikator dalam kisi-kisi dan definisi operasional yang digunakan dalam penelitian ini.

Penyusunan item pernyataan dibagi menjadi dua bagian pernyataan, yaitu pernyataan positif dan negatif. Pernyataan positif mengandung arti bahwa setiap pernyataan memiliki tingkat kesesuaian yang tinggi dengan kriteria indikator


(19)

58

Hilman Aliy Mandar,2012

Program Bimbingan Pribadi Berdasarkan Profil Perilaku Agresif Siswa Sekolah Menengah Atas (Studi Deskriptip Terhadap siswa Kelas XI SMA PGRI 1 BANDUNG Tahun Ajaran 2011-2012)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

perilaku agresif, sedangkan pernyataan negatif mengandung pengertian bahwa setiap pernyataan memiliki tingkat kesesuaian yang sangat rendah dengan indikator perilaku agresif.

4. Pengujian Instrumen

a. Uji Kelayakan Instrumen

Uji kelayakan atau yang lebih dikenal dengan penimbangan (judgement) alat pengumpul data dilakukan untuk melihat kesesuaian antara konstruk instrumen dengan landasan teoretis, definisi operasional variabel, dan ketepatan bahasa untuk subjek yang akan memberikan respon

Penimbangan (judgement) dalam penelitian ini dilakukan oleh para pakar bimbingan dan konseling di lingkungan jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan yaitu Dr. Ipah Saripah, M.Pd., Nandang Budiman, S.Pd.,M.Si., dan Eka Sakti Yudha, M.Pd. Penimbangan dilakukan untuk menilai memadai atau tidaknya pernyataan yang digunakan dalam instrumen dengan melihat segi konstruk, isi dan redaksi bahasa. Pernyataan yang berkualifikasi memadai (M) dapat langsung digunakan sebagai item pernyataan dalam instrumen penelitian sementara pernyataan yang berkualifikasi tidak memadai (TM) perlu direvisi dan diperbaiki.

b. Uji Keterbacaan Instrumen

Uji keterbacaan instrumen dilakukan untuk mengukur keterbacaan instrumen agar dapat dipahami oleh subjek penelitian. Uji keterbacaan


(20)

59

Hilman Aliy Mandar,2012

Program Bimbingan Pribadi Berdasarkan Profil Perilaku Agresif Siswa Sekolah Menengah Atas (Studi Deskriptip Terhadap siswa Kelas XI SMA PGRI 1 BANDUNG Tahun Ajaran 2011-2012)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

dilakukan kepada siswa Sekolah Menengah Atas PGRI I Bandung yang tidak dijadikan anggota sampel penelitian sebanyak 5 orang, yaitu 1 orang kelas XI IPA 1, 2 orang kelas XI IPS 2, dan 2 orang kelas XI IPS 3. Setelah dilakukan uji keterbacaan, butir pernyataan dalam instrumen yang kurang jelas diperbaiki sehingga dapat dimengerti oleh siswa.

c. Uji Validitas Instrumen

Uji validitas dilakukan untuk menunjukan tingkat ketepatan setiap item pernyataan dalam mengukur aspek yang diungkap. Suatu instrumen dikatakan valid apabila alat ukur yang digunakan tepat sehingga instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur yang sebenarnya harus diukur (Julianti, 2001: 145).

Pengujian validitas instrumen yang dilakukan dalam penelitian adalah seluruh item yang terdapat dalam angket yang mengungkap perilaku agresif siswa. Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan perangkat program

SPSS for Windows versi 16.0. Validitas item dilakukan dengan menganalisis

daya pembeda menggunakan prosedur pengujian Spearman’s rho. Setiap item dari instrumen dikorelasikan dengan skor total aspeknya.

Dari hasil pengolahan data pada SPSS terhadap 68 item pernyataan dalam instrumen perilaku agresif siswa, didapatkan hasil bahwa 65 item dinyatakan valid dengan menggunakan kriteria signifikansi pada level 0.05 pada taraf kepercayaan 95%. Sedangkan 3 item lainnya dinyatakan tidak


(21)

60

Hilman Aliy Mandar,2012

Program Bimbingan Pribadi Berdasarkan Profil Perilaku Agresif Siswa Sekolah Menengah Atas (Studi Deskriptip Terhadap siswa Kelas XI SMA PGRI 1 BANDUNG Tahun Ajaran 2011-2012)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

valid (hasil perhitungan SPSS terlampir). Untuk hasil uji validitas dapat dilihat pada tabel 3.4 berikut.

Tabel 3.4

Hasil Uji Validitas Item Instrumen Perilaku Agresif Siswa SMA

Keterangan Nomor Item Jumlah

Valid

1, 2, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 40, 41, 42, 43, 44, 45, 46, 47, 48, 49, 50, 51, 52, 53, 55, 56, 58, 59, 60, 61, 62, 63, 64, 65, 66, 67, 68

65

Tidak valid 3, 54, 57 3

Jumlah 68

d. Uji Reliabilitas

Pengujian reliabilitas terhadap instrumen dimaksudkan untuk mengetahui ketetapan atau tingkat kepercayaan suatu instrumen (Arikunto, 2002: 86). Sebuah istrumen yang reliabel dapat digunakan untuk mengukur berkali-kali dan menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2008: 124). Untuk menguji tingkat kepercayaan instrumen yang digunakan dalam penelitian ini, maka dilakukan uji reliabilitas dengan menggunakan SPSS for Windows versi 16.0.

Sebagai tolak ukur untuk menafsirkan derajat reliabilitas instrumen, maka digunakan kriteria sebagai berikut.


(22)

61

Hilman Aliy Mandar,2012

Program Bimbingan Pribadi Berdasarkan Profil Perilaku Agresif Siswa Sekolah Menengah Atas (Studi Deskriptip Terhadap siswa Kelas XI SMA PGRI 1 BANDUNG Tahun Ajaran 2011-2012)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Tabel 3.5

Interpretasi Reliabilitas

Koifisien Korelasi Kriteria Reliabilitas

> 0.20 Hubungan dapat dikatakan tidak ada

0.20 – 0.40 Hubungan rendah

0.40 – 0.70 Hubungan cukup

0.70 – 0.90 Hubungan tinggi

0.90 – 1.00 Hubungan sangat tinggi

(Rakhmat & Solehuddin, 2006: 74)

Tabel 3.6

Tingkat Reliabilitas Instrumen Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.818 65

Tabel 3.6 mengindikasikan hasil dari perhitungan reliabilitas menggunakan program SPSS pada 65 item pernyataan dan diperoleh harga reliabilitas (r hitung) sebesar 0.818. berdasarkan kriteria yang digunakan, maka

tingkat reliabilitas instrumen dalam penelitian ini termasuk tinggi yang artinya instrumen ini dapat digunakan dan mampu menghasilkan skor pada setiap item dengan konsisten.

D. Prosedur dan Teknik Pengolahan Data

Pengolahan data hasil penelitian dilakukan setelah data penelitian terkumpul secara lengkap. Berikut ini tahapan pengolahan data yang dilakukan.


(23)

62

Hilman Aliy Mandar,2012

Program Bimbingan Pribadi Berdasarkan Profil Perilaku Agresif Siswa Sekolah Menengah Atas (Studi Deskriptip Terhadap siswa Kelas XI SMA PGRI 1 BANDUNG Tahun Ajaran 2011-2012)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 1. Penyekoran Data Hasil Penelitian

Teknik skoring pada data hasil penelitian mengacu kepada pedoman penyekoran yang terbagi menjadi dua kriteria, yaitu berdasarkan pernyataan positif dan pernyataan negatif. Jika pernyataan positif, siswa yang menjawab pada kolom Sering (SR) diberi skor 4 (empat), kolom Kadang-kadang (KD) diberi skor 3 (tiga), kolom Jarang (JR) diberi skor 2 (dua), dan kolom Tidak Pernah (TP) diber skor 1 (satu). Jika pernyataan negatif, siswa yang menjawab pada kolom Sering (SR) diberi skor 1 (satu), kolom Kadang-kadang (KD) diberi skor 2 (dua), kolom Jarang (JR) diberi skor 3 (tiga), dan kolom Tidak Pernah (TP) diberi skor 4 (empat). Penyekoran dilakukan secara sederhana dengan mengacu pada pedoman penyekoran yang ditunjukan pada tabel 3.7 sebagai berikut.

Tabel 3.7

Pola Skor Opsi Alternatif Respon

Pernyataan Skor Alternatif Respon

SR KD JR TP

Positif (+) 4 3 2 1

Negatif (-) 1 2 3 4

2. Konversi Skor

Skor hasil penyebaran Instrumen Perilaku Agresif Siswa SMA yang telah disebar, dikonversikan pada tiga kategori perilaku agresif siswa yaitu tinggi, sedang, dan rendah. Adapun langkah-langkah dalam menentukan ketiga kategori tersebut adalah dengan menggunakan rumus skor aktual sebagai berikut.


(24)

63

Hilman Aliy Mandar,2012

Program Bimbingan Pribadi Berdasarkan Profil Perilaku Agresif Siswa Sekolah Menengah Atas (Studi Deskriptip Terhadap siswa Kelas XI SMA PGRI 1 BANDUNG Tahun Ajaran 2011-2012)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Keterangan :

� = rata-rata = � / n

S = simpangan baku =

1

 

N X X

Penggunaan formula/ rumus aktual pada perhitungan batas lulus di dasarkan pada alasan agar data yang di dapat merupakan data atau skor nyata yang dicapai siswa, sehingga tingkatan yang muncul antara satu siswa dengan siswa yang lain didasarkan pada pertimbangan kemampuan rata-rata kelompok (Rakhmat & Solehuddin, 2006).

X : Rata-rata aktual

=

= 17366/145 = 119,765 s : Simpangan baku aktual = 15.54

BL =

BL = 119.765 + 0,25 (15.54) BL = 123.65 = 124

BL =

BL = 119.765 - 0,25 (15.54) BL = 115.88 = 116

Batas Lulus (BL) = � + 0.25 s

xn

s

x

0

.

25

s

x

0

.

25


(25)

64

Hilman Aliy Mandar,2012

Program Bimbingan Pribadi Berdasarkan Profil Perilaku Agresif Siswa Sekolah Menengah Atas (Studi Deskriptip Terhadap siswa Kelas XI SMA PGRI 1 BANDUNG Tahun Ajaran 2011-2012)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Dengan menggunakan rumus batas lulus, maka didapat klasifikasi rentang skor untuk menentukan kedudukan siswa dalam tingkatan perilaku agresifnya dengan skor aktual sebagai berikut :

Tabel 3.8

Kategori Tingkat Perilaku agresif Siswa

No Kriteria Kategori

1 X ≥ 124 Tinggi

2 124 > X > 116 Sedang

3 X ≤ 116 Rendah

Berdasarkan kriteria pada penyekoran di atas, tingkat perilaku agresif siswa dikelompokkan menjadi tiga, yaitu tinggi, sedang dan rendah. Dan penjelasannya sebagai berikut :

Tinggi : Siswa pada level ini memiliki tingkat perilaku agesif tinggi berdasarkan ketercapaiannya pada setiap indikator perilaku agresif, yaitu kecenderungan siswa untuk melakukan perilaku agresif verbal, perilaku agresif non-verbal, ketidakdisiplinan, menentang peraturan dan atau melawan, melakukan pengrusakan dan menimbulkan permusuhan.

Sedang : Siswa pada level ini memiliki tingkat perilaku agresif cukup (sedang) berdasarkan ketercapaiannya pada setiap indikator perilaku agresif, yaitu kecenderungan siswa untuk melakukan perilaku agresif verbal, perilaku agresif non-verbal,


(26)

65

Hilman Aliy Mandar,2012

Program Bimbingan Pribadi Berdasarkan Profil Perilaku Agresif Siswa Sekolah Menengah Atas (Studi Deskriptip Terhadap siswa Kelas XI SMA PGRI 1 BANDUNG Tahun Ajaran 2011-2012)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

ketidakdisiplinan, menentang peraturan dan atau melawan, melakukan pengrusakan dan menimbulkan permusuhan.

Rendah : Siswa pada level ini memiliki tingkat perilaku agresif rendah berdasarkan ketercapaiannya pada setiap indikator perilaku agresif, yaitu kecenderungan siswa untuk melakukan perilaku agresif verbal, perilaku agresif non-verbal, ketidakdisiplinan, menentang peraturan dan atau melawan, melakukan pengrusakan dan menimbulkan permusuhan.

E. Prosedur dan Tahap Penelitian

Penelitian ini meliputi tiga tahapan yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap hasil dan pelaporan.

1. Tahap Persiapan Penelitian

Berikut adalah tahap-tahap persiapan dalam penelitian.

a. Identifikasi masalah yang terjadi di lapangan dan menetapkan fokus permasalahan.

b. Melakukan studi pustaka dengan membaca dan mengkaji literatur yang sesuai dengan fokus masalah yang diteliti.

c. Menyusun proposal penelitian dan mengkonsultasikannya dengan tim dosen mata kuliah Metode Riset.

d. Melaksanakan seminar proposal penelitian pada mata kuliah Metode Riset.


(27)

66

Hilman Aliy Mandar,2012

Program Bimbingan Pribadi Berdasarkan Profil Perilaku Agresif Siswa Sekolah Menengah Atas (Studi Deskriptip Terhadap siswa Kelas XI SMA PGRI 1 BANDUNG Tahun Ajaran 2011-2012)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

e. Merevisi proposal penelitian sesuai dengan saran dan masukan dosen pada saat penyelenggaraan seminar proposal skripsi dan disahkan dengan persetujuan dari dewan skripsi jurusan.

f. Mengajukan permohonan pengangkatan dosen pembimbing skripsi pada Bidang Akademisi Fakultas.

g. Mengajukan permohonan izin penelitian dari jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan yang memberikan rekomendasi untuk melanjutkan ke tingkat fakultas. Surat izin penelitian yang telah disahkan kemudian disampaikan kepada Kepala Sekolah SMA PGRI I Bandung.

2. Tahap Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan penelitian meliputi hal-hal berikut.

a. Pengembangan instrumen penelitian (meliputi penyusunan kisi-kisi, penimbangan instrumen, uji keterbacaan serta merevisi instrumen sesuai hasil pertimbangan para pakar dan hasil keterbacaan siswa).

b. Menentukan besarnya kelompok sampel dalam penelitian.

c. Menghitung validitas dan reliabilitas instrumen yang telah diujicobakan. d. Mengolah dan menganalisis data yang telah terkumpul.

e. Merancang program bimbingan pribadi (dalam penelitian ini diartikan sebagai layanan) dilakukan beberapa tahap kegiatan berikut ini.

1) Needs assesment dengan melakukan penyebaran Instrumen Perilaku


(28)

67

Hilman Aliy Mandar,2012

Program Bimbingan Pribadi Berdasarkan Profil Perilaku Agresif Siswa Sekolah Menengah Atas (Studi Deskriptip Terhadap siswa Kelas XI SMA PGRI 1 BANDUNG Tahun Ajaran 2011-2012)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2) Menyusun rancangan program bimbingan pribadi hipotetik berdasarkan profil perilaku agresif siswa kelas XI SMA PGRI I Bandung.

3. Tahap Hasil dan Pelaporan

Pada tahap ini, hasil dari pengolahan data berupa skripsi program bimbingan pribadi berdasarkan profil perilaku agresif siswa sekolah menengah atas yang layak dilaksanakan di SMA PGRI I Bandung Tahun Ajaran 2011-2012, dilaporkan dan kemudian dipertanggungjawabkan dalam sidang skripsi.

Keseluruhan prosedur penelitian di atas, dituangkan dalam alur penelitian dalam bagan 3.1 berikut.

Bagan 3.1 Alur Penelitian

Program Bimbingan Pribadi Berdasarkan Profil Perilaku Agresif Siswa

Pendahuluan Identifikasi Masalah

Studi Lapangan

Studi Pustaka

Perumusan Instrumen Perilaku Agresif 1. Judgment Pakar

2. Uji Keterbacaan 3. Uji Validitas dan

Reliabilitas Instrumen

Terstandar

Profil Perilaku Agresif Siswa Kelas XI SMA PGRI I Bandung

Rumusan Bimbingan Pribadi Hipotetik Berdasarkan Profil Perilaku Agresif Siswa Kelas XI SMA PGRI I Bandung

Hasil dan Pelaporan


(29)

83

Hilman Aliy Mandar,2012

Program Bimbingan Pribadi Berdasarkan Profil Perilaku Agresif Siswa Sekolah Menengah Atas (Studi Deskriptip Terhadap siswa Kelas XI SMA PGRI 1 BANDUNG Tahun Ajaran 2011-2012) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan hasil penelitian pada bab empat, dapat dikemukakan beberapa kesimpulan sebagai berikut.

1. Profil perilaku agresif siswa Kelas XI SMA PGRI I Bandung Tahun Ajaran 2011-2012 memiliki tingkat perilaku agresif pada kategori sedang dan tinggi. Hal ini ditunjukkan dengan presentase pencapaian pada kategori sedang adalah sebesar 39,3%, sedangkan pada kategori tinggi 38,6%. Selisih ketercapaian tingkat kategori perilaku agresif ini hanya 0.7%.

2. Karakteristik perilaku agresif yang diteliti adalah perilaku agresif verbal dan non-verbal yang masing-masing memiliki tingkat kecenderungan yang berbeda. Perilaku agresif verbal siswa kelas XI SMA PGRI I Bandung sangat tinggi dengan persentase pencapaian sebesar 50,3%, sedangkan perilaku agresif non-verbal siswa masih tergolong rendah dengan persentase ketercapaian tinggi sebanyak 43,4%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa kelas XI SMA PGRI I Bandung Tahun Ajaran 2011-2012 cenderung melakukan perilaku agresif verbal dan belum ke arah perilaku agresif non-verbal.

3. Rancangan program bimbingan pribadi hipotetik yang disusun meliputi komponen-komponen sebagai berikut; rasional, deskripsi kebutuhan,


(30)

84

Hilman Aliy Mandar,2012

Program Bimbingan Pribadi Berdasarkan Profil Perilaku Agresif Siswa Sekolah Menengah Atas (Studi Deskriptip Terhadap siswa Kelas XI SMA PGRI 1 BANDUNG Tahun Ajaran 2011-2012) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

tujuan program, susunan layanan, pengembangan tema, media dan alat pendukung, dan tahapan atau langkah implementasi program.

B. Rekomendasi

Sebagai tindak lanjut dari hasil penelitian, berikut ini dikemukakan beberapa rekomendasi yang ditujukan bagi guru bimbingan dan konseling di sekolah, Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan dan peneliti selanjutnya.

1. Bagi Guru Bimbingan dan Konseling/Konselor

a. Sebagai upaya preventif terjadinya perilaku agresif verbal siswa, guru bimbingan dan konseling dapat memberikan layanan dasar terhadap siswa dengan memberikan pemahaman agar siswa dapat menjaga perilaku verbalnya dengan baik.

b. Guru bimbingan dan konseling hendaknya membuat dan melaksanakan program yang bekaitan dengan upaya mengurangi kecenderungan perilaku agresif siswa dengan memperhatikan indikator-indikator perilaku agresif.

c. Sebagai tindakan preventif selanjutnya agar tidak terjadinya perilaku agresif non-verbal, guru bimbingan dan konseling berusaha mengembangkan perilaku non-agresif yaitu dengan menyalurkan minat dan bakat siswa pada kegiatan ekstrakurikuler yang ada di sekolah. Dan tindak lanjutnya guru bimbingan dan konseling memberikan motivasi dan reward kepada siswa yang mengikuti kegiatan tersebut.


(31)

85

Hilman Aliy Mandar,2012

Program Bimbingan Pribadi Berdasarkan Profil Perilaku Agresif Siswa Sekolah Menengah Atas (Studi Deskriptip Terhadap siswa Kelas XI SMA PGRI 1 BANDUNG Tahun Ajaran 2011-2012) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2. Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan

Hasil penelitian ini diharapkan menambah wawasan baru dalam kajian fenomena gejolak perilaku remaja masa kini dalam mata kuliah Perkembangan Individu sehingga mampu dimanfaatkan secara maksimal baik itu dari pihak jurusan maupun mahasiswa Psikologi Pendidikan dan Bimbingan secara umum.

3. Bagi peneliti selanjutnya

Untuk menambah dan memperluas wawasan penelitian, maka diperlukan penelitian yang lebih mendalam terhadap variabel-variabel lain yang berpengaruh terhadap variabel dalam penelitian ini. Berikut ini dikemukakan rekomendasi bagi peneliti selanjutnya.

a. Melakukan penelitian lebih mendalam mengenai kecenderungan perilaku agresif dari faktor-faktor lainnya, seperti media televisi, status sosial-ekonomi dan lingkungan tempat tinggal.

b. Melakukan penelitian yang sama melalui pendekatan kuantitatif dengan metode eksperimen.

c. Melakukan penelitian mengenai perilaku agresif siswa SD/MI yang dewasa ini sudah banyak terjadi di sekolah.

d. Program yang telah dirumuskan oleh peneliti masih bersifat hipotesis,

dan akan menjadi lebih bermanfaat apabila peneliti selanjutnya yang akan mengkaji mengenai program bimbingan untuk mengurangi perilaku agresif siswa SMA dan dapat mengaplikasikannya.


(32)

86

Hilman Aliy Mandar,2012

Program Bimbingan Pribadi Berdasarkan Profil Perilaku Agresif Siswa Sekolah Menengah Atas (Studi Deskriptip Terhadap siswa Kelas XI SMA PGRI 1 BANDUNG Tahun Ajaran 2011-2012) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

(2011). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Agustiani, Hendriati. (2006). Psikologi Perkembangan : Pendekatan Ekologi

Kaitannya dengan Konsep Diridan Penyesuaian Diri pada Remaja.

Bandung: Refika Aditama.

Arikunto, Suharsimi. (2002). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Arya. (2010). Karakteristik Perilaku Agresif. [online]. Tersedia di: www.belajarpsikologi.com [12 Desember 2010].

Berkowitz, Leonard. (2003). Emotional Behavior (Mengenali Perilaku dan

Tindakan Kekerasan di Lingkungan Sekitar Kita dan Cara Penanggulangannya). Jakarta: PPM.

Bowo, Mas. (2008). Tawuran Pelajar”: Ditinjau dengan perspektif perilaku

Agresi. [online]. Tersedia di:

http//www.bowothea.blogspot.com/2008/05/tawuran-pelajar-ditinjau-dengan.html-86k [16 November 2010].

Desniwati, Rizki. (2008). Hubungan Antara Pola Asuh Orang tua dengan

Tingkah Laku Agresi pada Remaja (Studi Deskriptif Analitik Terhadap Siswa Kelas XI SMA BPI I Bandung Tahun Ajaran 2008/2009). Skripsi.

Bandung: tidak diterbitkan.

Hurlock, Elizabeth. (1990). Psikologi Perkembangan (Suatu Pendekatan

Sepanjang Rentang Kehidupan). Jakarta: Erlangga.

Julianti, Ingeu K. (2001). Kecenderungan Perilaku Agresif Ditelaah Dari

Perlakuan Orangtua yang Dirasakan Siswa. Skripsi. Bandung: tidak

diterbitkan.

Kartadinata, dkk. (2007). Rambu-rambu Penyelenggaraan Bimbingan dan

Konseling Dalam Jalur Pendidikan Formal. Jakarta: Direktorat Jenderal

Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional.

Kartono, Kartini. (2005). Terjemah Kamus Lengkap Psikologi J.P. Chaplin. Jakarta: Raja Grafindo Persada.


(33)

87

Hilman Aliy Mandar,2012

Program Bimbingan Pribadi Berdasarkan Profil Perilaku Agresif Siswa Sekolah Menengah Atas (Studi Deskriptip Terhadap siswa Kelas XI SMA PGRI 1 BANDUNG Tahun Ajaran 2011-2012) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Ma’ruf, Hidayat. (2009). Intervensi Perilaku Agresif (Aggressive Behavior) Siswa

Melalui Pembelajaran Keterampilan Sosial Dan Emosional. [online]. Tersedia di: www.hidayah-ilayya.blogspot.com. [16November 2010].

Mu’tadin, Zainun. (2002). Faktor Penyebab Perilaku Agresi. [online]. Tersedia

di: www.e-psikologi.com/remaja/100602.htm - 65k. [16 November 2010]. Myers, David. (1996). Social Psychology (Fifth Edition). The McGraw-Hill

Companies, Inc.

Nadhirin, Arif. (2009). Perilaku Agresif Remaja. [online]. Tersedia di: www.e-psikologi.com/epsi/individual_detail.asp?id=380. [24 Januari 2011].

Nurikhsan, Juntika. (2002). Pengantar Bimbingan dan Konseling. Bandung: UPI Press.

______________. (2005). Strategi Layanan Bimbingan dan Konseling. Bandung: Refika Aditama.

______________. (2005). Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Rachmat, Cece dan Solehudin, M. (2006). Pengukuran dan Penilaian Hasil

Belajar. Bandung: CV. Andira.

Saad. (2003). Perilaku Agresif Remaja. [online]. Tersedia di: www.lintasberita.com [12 Desember 2010].

Saefi, Mahmud. 2010. Pengertian Perilaku Agresif. [online]. Tersedia di: www.belajarpsikologi.com [12 Desember 2010].

Santrock, John. (2003). Perkembangan Remaja. Jakarta: Erlangga.

Sobur, Alex. (1994). Pembinaan Anak Dalam Keluarga. Jakarta: Gunung Mulia. Suherman, dkk. (2008). Konsep dan Aplikasi Bimbingan dan Konseling.

Bandung: Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Universitas Pendidikan Indonesia.

Sulistyorini, Putri. (2011). Perilaku Agresif Remaja. [online]. Tersedia di: http://putrilistyorini.wordpress.com/author/putrilistyorini/page/2/ [24 Januari 2012].


(34)

88

Hilman Aliy Mandar,2012

Program Bimbingan Pribadi Berdasarkan Profil Perilaku Agresif Siswa Sekolah Menengah Atas (Studi Deskriptip Terhadap siswa Kelas XI SMA PGRI 1 BANDUNG Tahun Ajaran 2011-2012) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.

Sukardi. (2004). Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Prakteknya. Jakarta: Bumi Aksara.

Sukardi, Dewa. (2008). Proses Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.

Sukmadinata, Nana S. (2007). Bimbingan dan Konseling Dalam Praktek. Bandung: Maestro.

__________________. (2007). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Sukmadji, Bambang. (2010). Anarkisme di balik Bangku Sekolah. [online]. Tersedia di: http://www.ummatonline.net/anarkisme-dibalik-bangku-sekolah [26 Agustus 2012].

Surya, Mohamad. (2009). Dimensi Minat dalam Bimbingan Karir dan Minat

dalam Pemilihan Karir (Konsepsi, Implikasi, dan Implementasinya bagi Bimbingan dan Konseling di Sekolah). Bandung: Publikasi Prodi

Bimbingan dan Konseling, Sekolah Pascasarjana UPI.

Wahab, Rochmat. (2003). Jurnal Bimbingan dan Konseling : Bimbingan Sosial –

Pribadi Berbasis Model Perkembangan. Bandung: ABKIN.

Warmansaja. (2008). Faktor Penyebab Agresi. [online]. Tersedia di: abihafiz.wordpress.com/2008/05/11/faktor-penyebab-perilaku-agresi/ - 59k. [16 November 2010].

Wijaya, Ricci. (2009). Perilaku Agresif: Bawaan Gen atau Dipelajari dari

Lingkungan? [online]. Tersedia di:

www.ruangpsikologi.com/perilaku-agresi. [24 Januari 2011].

Winkel, W.S. (1997). Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta: Grasindo.

Yusuf, Syamsu. (2006). Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Bandung: Pustaka Bani Quraisy.

Zainuddin. (1994). Kecenderungan Perilaku Agresif Konsep Diri dan Timbangan

Sosial Siswa Ditelaah Dari Latar Belakang Sosialnya. Tesis. Bandung:


(1)

Hilman Aliy Mandar,2012

Program Bimbingan Pribadi Berdasarkan Profil Perilaku Agresif Siswa Sekolah Menengah Atas (Studi Deskriptip Terhadap siswa Kelas XI SMA PGRI 1 BANDUNG Tahun Ajaran 2011-2012) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan hasil penelitian pada bab empat, dapat dikemukakan beberapa kesimpulan sebagai berikut.

1. Profil perilaku agresif siswa Kelas XI SMA PGRI I Bandung Tahun Ajaran 2011-2012 memiliki tingkat perilaku agresif pada kategori sedang dan tinggi. Hal ini ditunjukkan dengan presentase pencapaian pada kategori sedang adalah sebesar 39,3%, sedangkan pada kategori tinggi 38,6%. Selisih ketercapaian tingkat kategori perilaku agresif ini hanya 0.7%.

2. Karakteristik perilaku agresif yang diteliti adalah perilaku agresif verbal dan non-verbal yang masing-masing memiliki tingkat kecenderungan yang berbeda. Perilaku agresif verbal siswa kelas XI SMA PGRI I Bandung sangat tinggi dengan persentase pencapaian sebesar 50,3%, sedangkan perilaku agresif non-verbal siswa masih tergolong rendah dengan persentase ketercapaian tinggi sebanyak 43,4%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa kelas XI SMA PGRI I Bandung Tahun Ajaran 2011-2012 cenderung melakukan perilaku agresif verbal dan belum ke arah perilaku agresif non-verbal.

3. Rancangan program bimbingan pribadi hipotetik yang disusun meliputi komponen-komponen sebagai berikut; rasional, deskripsi kebutuhan,


(2)

Hilman Aliy Mandar,2012

Program Bimbingan Pribadi Berdasarkan Profil Perilaku Agresif Siswa Sekolah Menengah Atas (Studi Deskriptip Terhadap siswa Kelas XI SMA PGRI 1 BANDUNG Tahun Ajaran 2011-2012) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

tujuan program, susunan layanan, pengembangan tema, media dan alat pendukung, dan tahapan atau langkah implementasi program.

B. Rekomendasi

Sebagai tindak lanjut dari hasil penelitian, berikut ini dikemukakan beberapa rekomendasi yang ditujukan bagi guru bimbingan dan konseling di sekolah, Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan dan peneliti selanjutnya.

1. Bagi Guru Bimbingan dan Konseling/Konselor

a. Sebagai upaya preventif terjadinya perilaku agresif verbal siswa, guru bimbingan dan konseling dapat memberikan layanan dasar terhadap siswa dengan memberikan pemahaman agar siswa dapat menjaga perilaku verbalnya dengan baik.

b. Guru bimbingan dan konseling hendaknya membuat dan melaksanakan program yang bekaitan dengan upaya mengurangi kecenderungan perilaku agresif siswa dengan memperhatikan indikator-indikator perilaku agresif.

c. Sebagai tindakan preventif selanjutnya agar tidak terjadinya perilaku agresif non-verbal, guru bimbingan dan konseling berusaha mengembangkan perilaku non-agresif yaitu dengan menyalurkan minat dan bakat siswa pada kegiatan ekstrakurikuler yang ada di sekolah. Dan tindak lanjutnya guru bimbingan dan konseling memberikan motivasi dan reward kepada siswa yang mengikuti kegiatan tersebut.


(3)

Hilman Aliy Mandar,2012

Program Bimbingan Pribadi Berdasarkan Profil Perilaku Agresif Siswa Sekolah Menengah Atas (Studi Deskriptip Terhadap siswa Kelas XI SMA PGRI 1 BANDUNG Tahun Ajaran 2011-2012) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2. Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan

Hasil penelitian ini diharapkan menambah wawasan baru dalam kajian fenomena gejolak perilaku remaja masa kini dalam mata kuliah Perkembangan Individu sehingga mampu dimanfaatkan secara maksimal baik itu dari pihak jurusan maupun mahasiswa Psikologi Pendidikan dan Bimbingan secara umum.

3. Bagi peneliti selanjutnya

Untuk menambah dan memperluas wawasan penelitian, maka diperlukan penelitian yang lebih mendalam terhadap variabel-variabel lain yang berpengaruh terhadap variabel dalam penelitian ini. Berikut ini dikemukakan rekomendasi bagi peneliti selanjutnya.

a. Melakukan penelitian lebih mendalam mengenai kecenderungan perilaku agresif dari faktor-faktor lainnya, seperti media televisi, status sosial-ekonomi dan lingkungan tempat tinggal.

b. Melakukan penelitian yang sama melalui pendekatan kuantitatif dengan metode eksperimen.

c. Melakukan penelitian mengenai perilaku agresif siswa SD/MI yang dewasa ini sudah banyak terjadi di sekolah.

d. Program yang telah dirumuskan oleh peneliti masih bersifat hipotesis, dan akan menjadi lebih bermanfaat apabila peneliti selanjutnya yang akan mengkaji mengenai program bimbingan untuk mengurangi perilaku agresif siswa SMA dan dapat mengaplikasikannya.


(4)

Hilman Aliy Mandar,2012

Program Bimbingan Pribadi Berdasarkan Profil Perilaku Agresif Siswa Sekolah Menengah Atas (Studi Deskriptip Terhadap siswa Kelas XI SMA PGRI 1 BANDUNG Tahun Ajaran 2011-2012) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

(2011). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Agustiani, Hendriati. (2006). Psikologi Perkembangan : Pendekatan Ekologi Kaitannya dengan Konsep Diridan Penyesuaian Diri pada Remaja. Bandung: Refika Aditama.

Arikunto, Suharsimi. (2002). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Arya. (2010). Karakteristik Perilaku Agresif. [online]. Tersedia di: www.belajarpsikologi.com [12 Desember 2010].

Berkowitz, Leonard. (2003). Emotional Behavior (Mengenali Perilaku dan Tindakan Kekerasan di Lingkungan Sekitar Kita dan Cara Penanggulangannya). Jakarta: PPM.

Bowo, Mas. (2008). Tawuran Pelajar”: Ditinjau dengan perspektif perilaku

Agresi. [online]. Tersedia di:

http//www.bowothea.blogspot.com/2008/05/tawuran-pelajar-ditinjau-dengan.html-86k [16 November 2010].

Desniwati, Rizki. (2008). Hubungan Antara Pola Asuh Orang tua dengan Tingkah Laku Agresi pada Remaja (Studi Deskriptif Analitik Terhadap Siswa Kelas XI SMA BPI I Bandung Tahun Ajaran 2008/2009). Skripsi. Bandung: tidak diterbitkan.

Hurlock, Elizabeth. (1990). Psikologi Perkembangan (Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan). Jakarta: Erlangga.

Julianti, Ingeu K. (2001). Kecenderungan Perilaku Agresif Ditelaah Dari Perlakuan Orangtua yang Dirasakan Siswa. Skripsi. Bandung: tidak diterbitkan.

Kartadinata, dkk. (2007). Rambu-rambu Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling Dalam Jalur Pendidikan Formal. Jakarta: Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional.

Kartono, Kartini. (2005). Terjemah Kamus Lengkap Psikologi J.P. Chaplin. Jakarta: Raja Grafindo Persada.


(5)

Hilman Aliy Mandar,2012

Program Bimbingan Pribadi Berdasarkan Profil Perilaku Agresif Siswa Sekolah Menengah Atas (Studi Deskriptip Terhadap siswa Kelas XI SMA PGRI 1 BANDUNG Tahun Ajaran 2011-2012) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Ma’ruf, Hidayat. (2009). Intervensi Perilaku Agresif (Aggressive Behavior) Siswa

Melalui Pembelajaran Keterampilan Sosial Dan Emosional. [online]. Tersedia di: www.hidayah-ilayya.blogspot.com. [16November 2010].

Mu’tadin, Zainun. (2002). Faktor Penyebab Perilaku Agresi. [online]. Tersedia

di: www.e-psikologi.com/remaja/100602.htm - 65k. [16 November 2010]. Myers, David. (1996). Social Psychology (Fifth Edition). The McGraw-Hill

Companies, Inc.

Nadhirin, Arif. (2009). Perilaku Agresif Remaja. [online]. Tersedia di: www.e-psikologi.com/epsi/individual_detail.asp?id=380. [24 Januari 2011].

Nurikhsan, Juntika. (2002). Pengantar Bimbingan dan Konseling. Bandung: UPI Press.

______________. (2005). Strategi Layanan Bimbingan dan Konseling. Bandung: Refika Aditama.

______________. (2005). Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Rachmat, Cece dan Solehudin, M. (2006). Pengukuran dan Penilaian Hasil Belajar. Bandung: CV. Andira.

Saad. (2003). Perilaku Agresif Remaja. [online]. Tersedia di: www.lintasberita.com [12 Desember 2010].

Saefi, Mahmud. 2010. Pengertian Perilaku Agresif. [online]. Tersedia di: www.belajarpsikologi.com [12 Desember 2010].

Santrock, John. (2003). Perkembangan Remaja. Jakarta: Erlangga.

Sobur, Alex. (1994). Pembinaan Anak Dalam Keluarga. Jakarta: Gunung Mulia. Suherman, dkk. (2008). Konsep dan Aplikasi Bimbingan dan Konseling.

Bandung: Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Universitas Pendidikan Indonesia.

Sulistyorini, Putri. (2011). Perilaku Agresif Remaja. [online]. Tersedia di: http://putrilistyorini.wordpress.com/author/putrilistyorini/page/2/ [24 Januari 2012].


(6)

Hilman Aliy Mandar,2012

Program Bimbingan Pribadi Berdasarkan Profil Perilaku Agresif Siswa Sekolah Menengah Atas (Studi Deskriptip Terhadap siswa Kelas XI SMA PGRI 1 BANDUNG Tahun Ajaran 2011-2012) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.

Sukardi. (2004). Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Prakteknya. Jakarta: Bumi Aksara.

Sukardi, Dewa. (2008). Proses Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.

Sukmadinata, Nana S. (2007). Bimbingan dan Konseling Dalam Praktek. Bandung: Maestro.

__________________. (2007). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Sukmadji, Bambang. (2010). Anarkisme di balik Bangku Sekolah. [online]. Tersedia di: http://www.ummatonline.net/anarkisme-dibalik-bangku-sekolah [26 Agustus 2012].

Surya, Mohamad. (2009). Dimensi Minat dalam Bimbingan Karir dan Minat dalam Pemilihan Karir (Konsepsi, Implikasi, dan Implementasinya bagi Bimbingan dan Konseling di Sekolah). Bandung: Publikasi Prodi Bimbingan dan Konseling, Sekolah Pascasarjana UPI.

Wahab, Rochmat. (2003). Jurnal Bimbingan dan Konseling : Bimbingan Sosial – Pribadi Berbasis Model Perkembangan. Bandung: ABKIN.

Warmansaja. (2008). Faktor Penyebab Agresi. [online]. Tersedia di: abihafiz.wordpress.com/2008/05/11/faktor-penyebab-perilaku-agresi/ - 59k. [16 November 2010].

Wijaya, Ricci. (2009). Perilaku Agresif: Bawaan Gen atau Dipelajari dari Lingkungan? [online]. Tersedia di: www.ruangpsikologi.com/perilaku-agresi. [24 Januari 2011].

Winkel, W.S. (1997). Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta: Grasindo.

Yusuf, Syamsu. (2006). Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Bandung: Pustaka Bani Quraisy.

Zainuddin. (1994). Kecenderungan Perilaku Agresif Konsep Diri dan Timbangan Sosial Siswa Ditelaah Dari Latar Belakang Sosialnya. Tesis. Bandung: tidak diterbitkan.


Dokumen yang terkait

PROFIL PERILAKU AGRESIF SISWA: Studi Kasus terhadap Siswa Kelas XI di SMA Negeri 3 Cimahi Tahun Ajaran 2012/2013.

0 5 24

BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL UNTUK MENGEMBANGKAN EMPATI BUDAYA SISWA SMA : Studi Pra Eksperimen Terhadap Siswa Kelas XI SMA BPI 1 Bandung tahun Ajaran 2012-2013.

0 5 63

PROFIL KECERDASAN EMOSIONAL SISWA BERDASARKAN POLA ASUH ORANG TUA : Studi Deskriptif terhadap Siswa Kelas XI SMA Negeri 14 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013.

0 0 44

PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING PRIBADI-SOSIAL UNTUK MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA : Studi Pra Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Cipatat Bandung Barat Tahun Ajaran 2011-2012.

0 0 39

PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL UNTUK MENINGKATKAN PENERIMAAN DIRI FISIK SISWA : Studi Deskriptif terhadap Siswa Kelas X SMA Pasundan 2 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013.

0 2 30

PROGRAM BIMBINGAN KARIR BERDASARKAN PROFIL PEMBUATAN KEPUTUSAN KARIR : Penelitian Deskriptif terhadap Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Cimahi Tahun Ajaran 2011/2012.

0 0 36

PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL UNTUK MEREDUKSI PERILAKU AGRESIF SISWA : Studi Deskriptif terhadap Siswa Kelas XI di Salah Satu SMA Swasta di Kota Bandung Tahun Ajaran 2012-2013.

0 6 37

PROFIL SURVIVAL AND SAFETY SKILLS REMAJA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP BIMBINGAN DAN Konseling : Studi Deskriptif pada Siswa Kelas XI SMA PGRI 1 Bandung Tahun Ajaran 2013-2014.

0 0 36

PROFIL PERILAKU MENCONTEK SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS : Studi Untuk Membuat Rancangan Layanan Bimbingan dan Konseling Terhadap Siswa Kelas XI SMA PGRI 1 Kota Bandung Tahun Ajaran 2010/2011.

0 0 36

PROFIL KEMATANGAN KARIR SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS SERTA IMPLIKASINYA BAGI BIMBINGAN KARIR : Studi Deskriptif terhadap Siswa Kelas X SMA PGRI I Bandung Tahun Ajaran 2011-2012.

10 50 39