PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING PRIBADI-SOSIAL UNTUK MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA : Studi Pra Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Cipatat Bandung Barat Tahun Ajaran 2011-2012.

(1)

Erfi Lorraine, 2013

Program Bimbingan dan Konseling Pribadi-Sosial untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri Siswa (Studi Pra Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Cipatat Bandung Barat Tahun Ajaran 2011-2012)

PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING PRIBADI-SOSIAL UNTUK MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA

(Studi Pra Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Cipatat Bandung Barat Tahun Ajaran 2011-2012)

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling

Oleh: Erfi Lorraine NIM. 1004655

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013


(2)

Erfi Lorraine, 2013

Program Bimbingan dan Konseling Pribadi-Sosial untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri Siswa (Studi Pra Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Cipatat Bandung Barat Tahun Ajaran 2011-2012)

DISETUJUI DAN DISAHKAN PEMBIMBING

Pembimbing I

Prof. Dr. Uman Suherman AS., M. Pd. NIP. 19620623 198610 1 001

Pembimbing II

Dr. Hj. Nani M. Sugandhi, M. Pd. NIP. 19570830 198101 2 001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia

Prof. Dr. H. Syamsu Yusuf LN, M. Pd. NIP.19520620 198002 1 001


(3)

Erfi Lorraine, 2013

Program Bimbingan dan Konseling Pribadi-Sosial untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri Siswa (Studi Pra Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Cipatat Bandung Barat Tahun Ajaran 2011-2012)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis dengan judul: “Program Bimbingan dan Konseling Pribadi-Sosial untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri Siswa” ini beserta isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Januari 2013 Pembuat Pernyataan,


(4)

Erfi Lorraine, 2013

Program Bimbingan dan Konseling Pribadi-Sosial untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri Siswa (Studi Pra Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Cipatat Bandung Barat Tahun Ajaran 2011-2012)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Erfi Lorraine. (2012). Program Bimbingan dan Konseling Pribadi-Sosial untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri Siswa (Studi Pra Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Cipatat Bandung Barat Tahun Ajaran 2011-2012).

Remaja adalah generasi muda penerus bangsa, tetapi remaja dalam masa perkembangannya mengalami permasalahan. Beberapa permasalahan diakibatkan karena kurangnya kepercayaan diri yang dapat menimbulkan masalah serius jika tidak segera ditangani dengan baik. Penanganan dapat dilakukan di sekolah dengan pemberian program bimbingan dan konseling pribadi-sosial. Penelitian bertujuan menguji keefektifan program bimbingan dan konseling pribadi-sosial dalam meningkatkan kepercayaan diri siswa kelas X yang didasarkan pada pengolahan data empirik tentang kepercayaan diri siswa. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode pre experiment dengan desain penelitian one-group pretest-posttest. Instrumen kepercayaan diri disebar kepada 143 partisipan, 76,22% siswa mempunyai kepercayaan diri tinggi. 16 siswa yang memiliki kepercayaan diri rendah diberikan intervensi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa program bimbingan dan konseling pribadi-sosial efektif untuk meningkatkan kepercayaan diri siswa kelas X. Rekomendasi untuk guru Bimbingan dan Konseling adalah mengembangkan program terutama dalam aspek tidak konformis yang merupakan aspek terendah percaya diri sebagai layanan preventif BK. Rekomendasi untuk pihak sekolah adalah melaksanakan pembinaan siswa melalui ektra kurikuler yang lebih optimal lagi dan melaksanakan lomba antar siswa yang lebih beragam. Rekomendasi untuk peneliti selanjutnya adalah mengkaji lebih lanjut mengenai aspek konformis beserta faktor yang mempengaruhinya dan meneliti kepercayaan diri dengan mengkontrol variabel lain yang berkenaan dengan kepercayaan diri.


(5)

Erfi Lorraine, 2013

Program Bimbingan dan Konseling Pribadi-Sosial untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri Siswa (Studi Pra Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Cipatat Bandung Barat Tahun Ajaran 2011-2012)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

Erfi Lorraine. (2012). Social-Personal Guidance and Counseling Program to Improve Student Self-Confidence (Pre Experimental Study on 10th Class Student of

SMA Negeri 1 Cipatat Bandung Barat School Year 2011-2012).

Early adolescence is youth of the nation, but they have some problems in their development. Some of the problems caused by lack of self-confidence which could cause serious problems if not treated properly. Treatment could be given in schools by facilitating them with guidance and counseling program. The research program aim was examining the effectiveness of social personal guidance and counseling in improving self-confidence 10th Class based on students' self-confidence data. The approach of the study was quantitative. The method was pre experiment with one group pretest-posttest design. Instruments of confidence were distributed to the 143 participants, 76.22% of students had high self-confidence. 16 students whose self-confidence were low, were given an intervention. The results of the study was that social-personal guidance and counseling program was effective to promote self-confidence. Recommendations for Guidance and Counseling teachers is developing a program especially for the lowest aspect of self-confidence which is not conformists as a preventive effort. Recommendations for the school is implementing students coaching through extra curricular over again and implementing of more diverse competition among students. Recommendation for the next researchers are studying the conformist and what influence it and controlling the other variable that related to self-confidence.


(6)

Erfi Lorraine, 2013

Program Bimbingan dan Konseling Pribadi-Sosial untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri Siswa (Studi Pra Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Cipatat Bandung Barat Tahun Ajaran 2011-2012)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

PERNYATAAN ... ii

ABSTRAK ... iii

KATA PENGANTAR ... v

UCAPAN TERIMA KASIH ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GRAFIK ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Rumusan Masalah ... 8

C. Tujuan Penelitian ... 8

D. Manfaat Penelitian ... 9

E. Asumsi Penelitian ... 10

F. Hipotesis Penelitian ... 10

G. Sistematika Penulisan ... 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA BIMBINGAN DAN KONSELING PRIBADI-SOSIAL UNTUK MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA ... 12

A.Bimbingan dan Konseling Pribadi-Sosial ... 12

B.Kepercayaan Diri ... 20

C. Karakteristik Remaja ... 38

D. Bimbingan dan Konseling Pribadi-Sosial untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri ... 41

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 45

A.Pendekatan Penelitian ... 45

B.Metode Penelitian ... 45

C. Desain Penelitian ... 45

D. Populasi dan Sampel Penelitian ... 46

E. Definisi Operasional ... 47

F. Instrumen Penelitian ... 50

G. Teknik Analisis Data ... 55

H. Hasil Uji Normalitas dan Homogenitas ... 55


(7)

Erfi Lorraine, 2013

Program Bimbingan dan Konseling Pribadi-Sosial untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri Siswa (Studi Pra Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Cipatat Bandung Barat Tahun Ajaran 2011-2012)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 57

A. Hasil Penelitian ... 57

B. Pembahasan ... 94

C. Keterbatasan Penelitian ... 115

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 116

A. Kesimpulan ... 116

B. Rekomendasi ... 117

DAFTAR PUSTAKA ... 118

LAMPIRAN – LAMPIRAN ... 121


(8)

Erfi Lorraine, 2013

Program Bimbingan dan Konseling Pribadi-Sosial untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri Siswa (Studi Pra Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Cipatat Bandung Barat Tahun Ajaran 2011-2012)

DAFTAR TABEL

Tabel Hal

3.1 Proporsi Jenis Kelamin Kelas X SMAN 1 Cipatat ... 46

3.2 Kisi-kisi Instrumen Kepercayaan Diri ... 51

3.3 Kriteria Pemberian Skor Angket Kepercayaan Diri Siswa ... 52

3.4 Hasil Uji Reliabilitas ... 54

3.5 Uji Homogenitas Varian Data Kepercayaan Diri Siswa Kelompok Eksperimen ... 56

4.1 Profil Kepercayaan Diri Siswa Kelas X SMAN 1 Cipatat ... 57

4.2 Aspek dan Indikator Kepercayaan Diri Siswa Kelas X SMAN 1 Cipatat ... 59

4.3 Aspek dan Indikator Kepercayaan Diri Siswa Kelas X SMAN 1 Cipatat ... 73

4.4 Data Deskriptif Perbandingan Kelas Eksperimen... 89

4.5 Hasil Uji t Perbandingan Data Kelas Eksperimen Antara Pre-Test Dan Post-Test... 90


(9)

Erfi Lorraine, 2013

Program Bimbingan dan Konseling Pribadi-Sosial untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri Siswa (Studi Pra Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Cipatat Bandung Barat Tahun Ajaran 2011-2012)

DAFTAR GRAFIK

Grafik Hal

4.1 Perbandingan Data Kelas Eksperimen


(10)

Erfi Lorraine, 2013

Program Bimbingan dan Konseling Pribadi-Sosial untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri Siswa (Studi Pra Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Cipatat Bandung Barat Tahun Ajaran 2011-2012)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Hal

1 Surat-surat Penelitian ... 112

2 Instrumen Penelitian... 123

3 Hasil Olah Data ... 125

4 Program ... 128


(11)

1

Erfi Lorraine, 2013

Program Bimbingan dan Konseling Pribadi-Sosial untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri Siswa (Studi Pra Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Cipatat Bandung Barat Tahun Ajaran 2011-2012)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Generasi muda merupakan salah satu elemen utama penerus dan regenerasi bangsa. Masa muda atau remaja adalah proses peralihan masa kanak-kanak menuju masa dewasa, yaitu masa yang paling menentukan perkembangan manusia di bidang emosional, moral, spiritual, dan fisik. Masa ini dipenuhi dengan perkembangan dan perubahan.

Remaja adalah masa yang penuh dengan permasalahan. Menurut Bapak Psikologi Remaja yaitu Stanley Hall masa remaja merupakan masa badai dan tekanan (storm and stress). Menurut Erickson masa remaja adalah masa terjadinya krisis identitas atau pencarian identitas diri. James Marcia menemukan bahwa ada empat status identitas diri pada remaja yaitu identity diffusion/ confussion, moratorium, foreclosure, dan identity achieved (Santrock, 2002: 53). Karakteristik remaja yang sedang berproses untuk mencari identitas diri ini juga sering menimbulkan masalah pada diri remaja

Usia remaja adalah masa saat terjadinya perubahan-perubahan yang cepat, termasuk perubahan fundamental dalam aspek kognitif, emosi, sosial dan pencapaian. Sebagian remaja mampu mengatasi transisi ini dengan baik, namun beberapa remaja bisa jadi mengalami penurunan pada kondisi psikis, fisiologis, dan sosial. Beberapa permasalahan remaja yang muncul biasanya banyak berhubungan dengan karakteristik yang ada pada diri remaja.


(12)

2

Erfi Lorraine, 2013

Program Bimbingan dan Konseling Pribadi-Sosial untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri Siswa (Studi Pra Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Cipatat Bandung Barat Tahun Ajaran 2011-2012)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Beberapa permasalahan psikis dan sosial remaja di antaranya penyimpangan perilaku seperti merokok, penyalahgunaan alkohol, narkotika, dan zat adiktif lainnya, porstitusi, berkunjung ke diskotek, hamil sebelum pernikahan, dan aborsi (Yusuf, 2009: 31-32). Berdasarkan survei Komnas Anak, sebanyak 50 persen remaja perokok merasa lebih percaya diri karena merokok. Santrock (2007:446) menemukan beberapa alasan mengapa remaja mengkonsumsi narkoba yaitu karena ingin tahu, untuk meningkatkan kepercayaan diri, solidaritas, adaptasi dengan lingkungan, maupun untuk kompensasi.

Selain itu permasalahan akibat perubahan fisik juga banyak dirasakan oleh remaja awal ketika mereka mengalami pubertas. Pada remaja yang sudah selesai masa pubertasnya (remaja tengah dan akhir) permasalahan fisik yang terjadi berhubungan dengan ketidakpuasan mereka terhadap keadaan fisik yang biasanya tidak sesuai dengan fisik ideal yang diinginkan. Mereka juga sering membandingkan fisiknya dengan fisik orang lain ataupun idola-idola mereka. Permasalahan fisik ini sering mengakibatkan mereka kurang percaya diri.

Sebuah penelitian menemukan hampir 80% remaja ini mengalami ketidakpuasan dengan kondisi fisiknya (Kostanski & Gullone, 1998 dalam Adib, 2012). Ketidakpuasan akan body image ini merupakan pertanda awal munculnya gangguan makan seperti anoreksia atau bulimia (Polivy & Herman, 1999; Thompson et al dalam Adib, 2012).


(13)

3

Erfi Lorraine, 2013

Program Bimbingan dan Konseling Pribadi-Sosial untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri Siswa (Studi Pra Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Cipatat Bandung Barat Tahun Ajaran 2011-2012)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Rogers dan Patrie (2010: 183) dalam Journal of Counseling and Development menyatakan “bulimic symptoms may be decribed as an attempt to manage the lack of social self-confidence that comes from failed attempts to meet the cultural thin ideal”. Gejala bulimia dapat digambarkan sebagai usaha memanajemen kurangnya kepercayaan diri sosial yang disebabkan gagalnya usaha untuk mencapai budaya kurus yang ideal.

Remaja juga mengalami permasalahan dalam bidang belajar. Siswa dengan kemampuan untuk belajar yang baik tidak dapat menunjukkan prestasinya karena kurangnya percaya diri. Kepercayaan diri siswa yang hilang dapat menyebabkan siswa jenuh belajar dan yang paling berbahaya adalah rasa pesimis atau putus asa (Kompas, 2011). Siswa-siswa cerdas kelas X dan XI SMA dari sejumlah kota di Indonesia yang dikarantina untuk mengikuti pembekalan Asia Pacific Economic Cooperation (APEC) Future Scientist Competition (FSC). Pembekalan dilaksanakan akhir Pebruari 2012, dari pembekalan diketahui umumnya peserta masih lemah dalam hal kemampuan berbicara di depan umum. Mereka unggul dalam hal teori dan mahir berbahasa Inggris, tetapi mereka belum percaya diri (Suara Merdeka 2012). Prestasi siswa yang sebenarnya dapat sesuai dengan potensi belajarnya ini dapat merugikan siswa dalam perkembangan dirinya.

Masalah lain yang dihadapai remaja ialah Ujian Nasional (UN). Saturdi Hamid (Kompas, 2011) menuliskan siswa yang paling rentan akan trauma ujian nasional adalah siswa SLTP dan siswa SLTA. Kedua kelompok usia sekolah ini sudah mulai berpikir dan berprediksi tentang ujian nasional.


(14)

4

Erfi Lorraine, 2013

Program Bimbingan dan Konseling Pribadi-Sosial untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri Siswa (Studi Pra Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Cipatat Bandung Barat Tahun Ajaran 2011-2012)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Mereka adalah individu yang sedang memasuki masa remaja, sehingga sugesti dan kepercayaan diri siswa dalam menempuh ujian nasional sangat diperlukan.

Berdasarkan fakta tersebut, beberapa permasalahan remaja berawal dari kurangnya kepercayaan diri serta perlunya peningkatan kepercayaan diri pada remaja. Kepercayaan diri menurut Lauster (2008:4) merupakan suatu sikap atau keyakinan atas kemampuan diri sendiri sehingga dalam tindakan-tindakannya tidak terlalu cemas, merasa bebas untuk melakukan hal-hal yang sesuai keinginan dan tanggung jawab atas perbuatannya, sopan dalam berinteraksi dengan orang lain, memiliki dorongan prestasi serta dapat mengenal kelebihan dan kekurangan diri sendiri. Lauster menggambarkan bahwa orang yang mempunyai kepercayaan diri memiliki ciri-ciri tidak mementingkan diri sendiri (toleransi), tidak membutuhkan dorongan orang lain, optimis dan gembira.

Beberapa ciri atau karakteristik individu yang kurang percaya diri, di antaranya adalah: berusaha menunjukkan sikap konformis, semata-mata demi mendapatkan pengakuan dan penerimaan kelompok; menyimpan rasa takut/kekhawatiran terhadap penolakan; sulit menerima realita diri (terlebih menerima kekurangan diri) dan memandang rendah kemampuan diri sendiri namun di lain pihak memasang harapan yang tidak realistik terhadap diri sendiri, pesimis, mudah menilai segala sesuatu dari sisi negatif; takut gagal, sehingga menghindari segala resiko dan tidak berani memasang target untuk berhasil; cenderung menolak pujian yang ditujukan secara tulus (karena


(15)

5

Erfi Lorraine, 2013

Program Bimbingan dan Konseling Pribadi-Sosial untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri Siswa (Studi Pra Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Cipatat Bandung Barat Tahun Ajaran 2011-2012)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

undervalue diri sendiri); selalu menempatkan/memposisikan diri sebagai yang terakhir, karena menilai dirinya tidak mampu; mempunyai external locus of control (mudah menyerah pada nasib, sangat tergantung pada keadaan dan pengakuan/penerimaan serta bantuan orang lain) (Fatimah 2010:150).

Remaja yang kurang percaya diri dapat menimbulkan masalah yang serius jika tidak segera ditangani dengan baik. Penanganan remaja yang kurang percaya diri dapat dilakukan oleh dirinya sendiri dan juga orang lain terutama orang dewasa di sekitarnya. Sekolah merupakan salah satu lingkungan pendidikan yang dapat membantu siswa meningkatkan kepercayaan dirinya. Sekolah tidak hanya mendidik siswa dalam aspek kognitif saja, sekolah tidak hanya berperan sebagai transformer ilmu pengetahuan, tetapi sekolah juga berperan dalam mengembangkan potensi diri siswa untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Bab I pasal 1 UU Rl N0 20 tahun 2003).

Penanganan siswa yang kurang percaya diri dapat dilakukan di sekolah dengan pendampingan secara intensif. Pendampingan ini bertujuan untuk membantu mereka dalam menghadapi permasalahan mereka. Pendampingan terhadap siswa-siswi di tingkat SMP ataupun tingkat SMA salah satunya adalah dengan layanan kegiatan Bimbingan dan Konseling.


(16)

6

Erfi Lorraine, 2013

Program Bimbingan dan Konseling Pribadi-Sosial untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri Siswa (Studi Pra Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Cipatat Bandung Barat Tahun Ajaran 2011-2012)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Bimbingan dan Konseling merupakan proses bantuan yang diberikan kepada individu/siswa-siswi agar dapat memahami dirinya, mengarahkan dirinya, dan memecahkan masalah serta dapat merencanakan masa depannya selaras dengan tuntutan masyarakat/zaman dan mampu berkompetisi dan menyikapi secara positif berbagai permasalahan. Bimbingan dan Konseling terdiri dari empat bidang, yaitu :

1. Bimbingan Pribadi (Personal Guidance) 2. Bimbingan Sosial (Social Guidance)

3. Bimbingan Pengajaran / Belajar (Instruction Guidance) 4. Bimbingan Karier (Career Guidance)

Bimbingan pribadi-sosial menurut Achmad Juntika Nurihsan (2006:16) merupakan bimbingan dalam menyelesaikan masalah-masalah sosial pribadi. Bimbingan sosial pribadi diarahkan untuk memantapkan kepribadian dan mengembangkan kemampuan individu dalam menangani masalah dirinya. Syamsu Yusuf (2009:54) juga mengungkapkan bahwa bimbingan pribadi bertujuan membantu siswa agar mampu mengembangkan berbagai kompetensi, salah satunya ialah memiliki pemahaman dan penerimaan diri serta memiliki sikap positif terhadap diri sendiri. Guru BK (Bimbingan Konseling) juga menempati posisi yang strategis dalam upaya pembinaan peserta didik, baik untuk tujuan preventif, kuratif, maupun rehabilitatif. Peranan guru BK di sekolah sangat bermakna untuk dapat membantu siswa yang bermasalah terutama dalam peningkatan kepercayaan diri siswa.


(17)

7

Erfi Lorraine, 2013

Program Bimbingan dan Konseling Pribadi-Sosial untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri Siswa (Studi Pra Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Cipatat Bandung Barat Tahun Ajaran 2011-2012)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Penelitian akan dilakukan di SMA Negeri 1 Cipatat Kabupaten Bandung Barat. Studi awal telah dilakukan meliputi kegiatan yaitu: observasi (pengamatan) dan wawancara dengan guru. Studi awal menunjukkan bahwa terdapat beberapa permasalahan siswa di sekolah ini dari keempat bidang layanan BK. Pada bidang pribadi hanya sedikit siswa yang memiliki kepercayaan diri tinggi, beberapa siswa mengalami masalah dalam penerimaan diri terutama dalam penampilan fisik. Siswa dalam belajar masih kurang percaya diri sehingga beberapa siswa menyontek dan takut terhadap ujian.

Permasalahan siswa dalam bidang sosial adalah siswa konformis yaitu agar dapat diterima oleh kelompoknya, siswa mengikuti kegiatan yang dilakukan temannya, baik maupun buruk. Beberapa konformitas siswa berkenaan dengan kegiatan yang negatif, sehingga angka pelanggaran peraturan sekolah cukup tinggi seperti merokok di sekolah, terlambat, dan absensi. Pada bidang karir, siswa kurang dapat merencanakan masa depan sebab siswa ragu akan kemampuannya sendiri dan mereka juga jarang melanjutkan studi yang lebih lanjut setelah SMA.

Hasil wawancara dengan guru BK serta guru mata pelajaran menghasilkan bahwa salah satu penyebabnya adalah kurangnya kepercayaan diri siswa. Studi awal menunjukkan bahwa siswa di SMA Negeri 1 Cipatat kurang percaya diri sehingga penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan diri di sekolah tersebut.


(18)

8

Erfi Lorraine, 2013

Program Bimbingan dan Konseling Pribadi-Sosial untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri Siswa (Studi Pra Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Cipatat Bandung Barat Tahun Ajaran 2011-2012)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

B. Rumusan Masalah

Remaja adalah generasi muda penerus bangsa, tetapi remaja dalam masa perkembangannya mengalami permasalahan fisik, psikis, sosial, dan belajar. Beberapa permasalahan diakibatkan karena kurangnya kepercayaan diri. Dibutuhkan suatu program bimbingan untuk meningkatkan kepercayaan diri siswa sehingga siswa dapat mengembangkan segala potensi yang dimilikinya secara optimal. Berdasarkan uraian tersebut maka dapat dibuat rumusan masalah yaitu ”Seperti apa program bimbingan dan konseling pribadi-sosial yang efektif untuk meningkatkan kepercayaan diri siswa kelas X SMA Negeri 1 Cipatat tahun ajaran 2011-2012?”.

Rumusan masalah secara khusus dalam penelitian ini adalah: 1. Seperti apa profil kepercayaan diri siswa kelas X SMA Negeri 1

Cipatat tahun ajaran 2011-2012?

2. Seperti apa program bimbingan dan konseling yang sudah dilaksanakan di SMA Negeri 1 Cipatat tahun ajaran 2011-2012? 3. Seperti apa program bimbingan dan konseling pribadi-sosial yang

efektif untuk meningkatkan kepercayaan diri siswa kelas X SMA Negeri 1 Cipatat tahun ajaran 2011-2012?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan umum penelitian adalah menghasilkan program bimbingan pribadi-sosial untuk meningkatkan


(19)

9

Erfi Lorraine, 2013

Program Bimbingan dan Konseling Pribadi-Sosial untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri Siswa (Studi Pra Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Cipatat Bandung Barat Tahun Ajaran 2011-2012)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

kepercayaan diri (self-confidence) siswa di SMA Negeri 1 Cipatat tahun ajaran 2011-2012 . Secara khusus penelitian ini dilakukan untuk:

1. mengetahui tingkat kepercayaan diri siswa kelas X SMA Negeri 1 Cipatat tahun ajaran 2011-2012,

2. mengetahui program bimbingan dan konseling yang diselenggarakan di SMA Negeri 1 Cipatat tahun ajaran 2011-2012, dan

3. menghasilkan program bimbingan dan konseling pribadi-sosial yang dapat meningkatkan kepercayaan diri siswa kelas X SMA Negeri 1 Cipatat 2011-2012.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini bagi pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling pribadi-sosial adalah sebagai berikut :

1. Bagi guru BK di SMA Negeri 1 Cipatat, yaitu dapat memberikan masukan yang konstruktif dalam upaya pemberian bantuan kepada siswa yang pe1aksanaannya tidak hanya mencapai target kurikulum saja tetapi sesuai dengan kebutuhan dan harapan siswa.

2. Bagi SMA Negeri 1 Cipatat yaitu dapat menguatkan dan memperkaya konsep tentang kepercayaan diri dalam konteks bimbingan. Dasar kebijakan menguatkan konsep pengembangan program bimbingan dan konseling di sekolah.

3. Bagi Jurusan Bimbingan dan Konseling yaitu dapat menjadi tambahan refensi konseptual bimbingan dan konseling terutama bimbingan


(20)

10

Erfi Lorraine, 2013

Program Bimbingan dan Konseling Pribadi-Sosial untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri Siswa (Studi Pra Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Cipatat Bandung Barat Tahun Ajaran 2011-2012)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

pribadi-sosial, dan konsep pengembangan program bimbingan dan konseling di sekolah.

E. Asumsi Penelitian

1. Kepercayaan diri merupakan suatu sikap atau keyakinan atas kemampuan diri sendiri sehingga dalam tindakan-tindakannya tidak terlalu cemas, merasa bebas untuk melakukan hal-hal yang sesuai keinginan dan tanggung jawab atas perbuatannya, sopan dalam berinteraksi dengan orang lain, memiliki dorongan prestasi serta dapat mengenal kelebihan dan kekurangan diri sendiri (Lauster, 2008:4).

2. Bimbingan pribadi-sosial merupakan bimbingan dalam menyelesaikan masalah-masalah sosial pribadi (Nurihsan, 2006:16).

3. Bimbingan dan konseling adalah layanan bantuan untuk peserta didik, baik secara perorangan maupun kelompok agar mandiri dan berkembang secara optimal, dalam bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan belajar, dan bimbingan karier, melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung, berdasarkan norma-norma yang berlaku (Prayitno, 2003:99).

F. Hipotesis Penelitian

Hipotesis dalam penelitian ini adalah program bimbingan dan konseling pribadi-sosial dapat meningkatkan kepercayaan diri siswa.


(21)

11

Erfi Lorraine, 2013

Program Bimbingan dan Konseling Pribadi-Sosial untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri Siswa (Studi Pra Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Cipatat Bandung Barat Tahun Ajaran 2011-2012)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

G. Sistematika Penulisan

Laporan penelitian ini akan dibuat dalam bentuk tesis dengan sistematika sesuai pedoman penulisan karya ilmiah Universitas Pendidikan Indonesia sebagai berikut.

Bab I Pendahuluan. Bagian ini mencakup latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, asumsi penelitian dan hipotesis penelitian.

Bab II Kajian Pustaka. Bagian ini meliputi kajian teoretik tentang konsep peningkatan tanggung jawab pada siswa sekolah menengah pertama dan sejumlah penelitian terdahulu.

Bab III Metode Penelitian. Bagian ini mencakup desain penelitian, pendekatan penelitian, definisi operasional penelitian, populasi dan sampel penelitian, instrumen penelitian, pengembangan instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis dan interpretasi data penelitian.

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan. Bagian ini mencakup hasil-hasil penelitian diikuti dengan pembahasan.

Bab V Kesimpulan dan Rekomendasi. Bagian ini meliputi dua hal, yaitu kesimpulan dan rekomendasi yang diberikan kepada beberapa pihak.


(22)

45

Erfi Lorraine, 2013

Program Bimbingan dan Konseling Pribadi-Sosial untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri Siswa (Studi Pra Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Cipatat Bandung Barat Tahun Ajaran 2011-2012)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian

Peneltian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif mengutamakan objektivitas disain penelitian yang menghasilkan data berupa angka-angka yang diolah dengan menggunakan perhitungan statistik (Ridwan, 2008). Penelitian ini menggunakan instrumen percaya diri siswa untuk mengetahui profil percaya diri siswa sebelum dan sesudah pemberian layanan program.

B. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pra eksperimen untuk mengetahui pengaruh suatu tindakan terhadap obyek yang diamati dan menguji hubungan sebab akibat.

C. Desain Penelitian

Desain dalam penelitian ini lebih mengarah pada desain penelitian pra eksperimen dengan one-group pretest-posttest design. Desain penelitian one-group pretest-posttest yaitu desain penelitian pra eksperimen yang dilaksanakan pada satu kelompok saja tanpa kelompok pembanding. Desain penelitian one-group pretest-posttest digunakan untuk mengetahui keefektifan program bimbingan dan konseling pribadi-sosial untuk meningkatkan percaya diri siswa.


(23)

46

Erfi Lorraine, 2013

Program Bimbingan dan Konseling Pribadi-Sosial untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri Siswa (Studi Pra Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Cipatat Bandung Barat Tahun Ajaran 2011-2012)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Skema model penelitian pra-eksperimen dengan desain one-group pretest-posttest, adalah sebagai berikut.

O1 adalah pretest, X adalah pemberian perlakuan/treatmen, dan O2 adalah posttest (Sugiyono, 2010).

D. Populasi dan Sampel

Populasi penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 1 Cipatat Bandung Barat tahun ajaran 2011-2012 yang berjumlah 143 orang yang terdiri 4 kelas dengan proporsi jenis kelamin:

Tabel 3.1

Proporsi Jenis Kelamin Kelas X SMAN 1 Cipatat

Kelas Laki-laki Perempuan

X 1 14 orang 21 orang

X 2 17 orang 22 orang

X 3 18 orang 19 orang

X 4 16 orang 22 orang

Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik random sampling atau pengambilan sampel secara acak.


(24)

47

Erfi Lorraine, 2013

Program Bimbingan dan Konseling Pribadi-Sosial untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri Siswa (Studi Pra Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Cipatat Bandung Barat Tahun Ajaran 2011-2012)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

E. Definisi Operasional

Kepercayaan diri adalah satu diantara aspek-aspek kepribadian yang penting dalam kehidupan manusia. Alfred Adler meneliti secara mendalam mengenai rasa rendah diri. Ia mengatakan bahwa kebutuhan yang paling penting adalah kebutuhan akan rasa percaya diri dan rasa superioritas (Lauster, 2008: 13). Emad (2011) menyatakan:

self-confidence has much to do with personality, development, and psychological stability. Self confidence also associated with well being, happiness. Whereas low level of self-confidence increase the probability that one will be at risk of anxiety, tension, and depression.

Kepercayaan diri sangat berhubungan dengan kepribadian, perkembangan dan stabilitas psikologis. Kepercayaan diri juga berhubungan dengan kesejahteraan dan kebahagiaan. Kepercayaan diri yang rendah dapat meningkatkan resiko kecemasan, ketegangan, dan depresi.

Angelis berpendapat (2003:10), kepercayaan diri berawal dari tekad pada diri sendiri, untuk melakukan segalanya yang kita inginkan dan butuhkan dalam hidup. Kepercayaan diri terbina dari keyakinan diri sendiri, sehingga kita mampu menghadapi tantangan hidup apapun dengan berbuat sesuatu.

Menurut Fatimah (2008: 149), beberapa ciri atau karakteristik individu yang mempunyai kepercayaan diri yang proporsional, diantaranya adalah :


(25)

48

Erfi Lorraine, 2013

Program Bimbingan dan Konseling Pribadi-Sosial untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri Siswa (Studi Pra Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Cipatat Bandung Barat Tahun Ajaran 2011-2012)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

2. Tidak terdorong untuk menunjukkan sikap konformis demi diterima oleh orang lain atau kelompok

3. Berani menerima dan menghadapi penolakan orang lain – berani menjadi diri sendiri

4. Memiliki pengendalian diri yang baik (tidak moody dan emosinya stabil)

5. Memiliki internal locus of control (memandang keberhasilan atau kegagalan, tergantung dari usaha diri sendiri dan tidak mudah menyerah pada nasib atau keadaan serta tidak tergantung/mengharapkan bantuan orang lain)

6. Mempunyai cara pandang yang positif terhadap diri sendiri, orang lain dan situasi di luar dirinya

Menurut Lauster (2008:4) orang yang memiliki kepercayaan diri yang positif adalah:

1. Memiliki keyakinan akan kemampuan diri yaitu sikap positif seseorang tentang dirinya bahwa mengerti sungguh sungguh akan apa yang dilakukannya.

2. Optimis yaitu sikap positif seseorang yang selalu berpandangan baik dalam menghadapi segala hal tentang diri, harapan dan kemampuan.

3. Bertanggung jawab yaitu kesediaan seseorang untuk menanggung segala sesuatu yang telah menjadi konsekuensinya.


(26)

49

Erfi Lorraine, 2013

Program Bimbingan dan Konseling Pribadi-Sosial untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri Siswa (Studi Pra Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Cipatat Bandung Barat Tahun Ajaran 2011-2012)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

4. Rasional dan realistis yaitu analisa terhadap suatu masalah, suatu hal, sesuatu kejadian dengan mengunakan pemikiran yang diterima oleh akal dan sesuai dengan kenyataan.

5. Toleransi, yaitu sikap seseorang yang tidak egois dan tidak tamak.

Menurut Saleh (dalam Atok, 2010) aspek-aspek kepercayaan diri terdiri dari:

1. Tidak tergantung pada orang lain: Jika berusaha atau berbuat sesuatu tidak melihat orang lain dan yakin akan kemampuan yang dimilikinya. Walaupun dia gagal, akan tetapi ia akan berusaha bangkit atau kembali memulainya kembali.

2. Tanpa ragu-ragu atau tidak plin-plan dan mengambil keputusan: Mampu bertindak dan mengambil keputusan dalam hal apapun dengan tegas dan tidak ragu-ragu. Menyakini keputusan yang diutarakan itu benar-benar sesuai dengan kemampuannya.

3. Mempunyai persuasif sehingga memperoleh banyak dukungan: Mampu mengubah sikap, pandangan atau perilaku orang lain, sebagai hasilnya pihak yang dipengaruhi melaksanakan dengan kesadaran sendiri (membujuk secara halus).

4. Mempunyai penampilan yang menyakinkan sehingga disegani: Memilih model pakaian yang cocok dengan dirinya, karena penampilan diri sangat diperhatikan untuk menumbuhkan kepercayaan diri.


(27)

50

Erfi Lorraine, 2013

Program Bimbingan dan Konseling Pribadi-Sosial untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri Siswa (Studi Pra Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Cipatat Bandung Barat Tahun Ajaran 2011-2012)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan uraian di atas kepercayaan diri pada penelitian ini adalah kondisi mental atau psikologis individu yang dapat mengevaluasi dirinya sehingga mempunyai keyakinan kuat untuk dapat melakukan tindakan dalam mencapai berbagai tujuan di dalam hidupnya. Kepercayaan diri tersebut dapat dilihat dalam aspek-aspek berikut:

1. Percaya akan kemampuan diri

2. Tidak terdorong untuk menunjukkan sikap konformis demi diterima oleh orang lain atau kelompok

3. Berani menjadi diri sendiri

4. Memiliki pengendalian diri yang baik

5. Memiliki internal locus of control (memandang keberhasilan atau kegagalan, tergantung dari usaha diri sendiri dan tidak mudah menyerah)

6. Berpikir positif (mempunyai cara pandang yang positif terhadap diri sendiri, orang lain dan situasi di luar dirinya)

F. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner disusun menggunakan pernyataan tertutup yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden dapat memilih alternatif jawaban sesuai dengan dirinya. Peneliti menggunakan model skala

Guttman dengan pilihan jawaban ”Ya” berbobot nilai 1 dan ”Tidak”

dengan skor 0.


(28)

51

Erfi Lorraine, 2013

Program Bimbingan dan Konseling Pribadi-Sosial untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri Siswa (Studi Pra Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Cipatat Bandung Barat Tahun Ajaran 2011-2012)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.2

Kisi-kisi Instrumen Kepercayaan Diri

Variabel Aspek Indikator Item

Keper-cayaan Diri Percaya akan kemampuan diri

Yakin dapat mengerjakan tugas sendiri

2, 3, 4

Merasa mempunyai kemampuan menyelesaikan masalah sendiri

6, 8

Dapat menentukan keputusan sendiri

10, 11, 12

Tidak

konformis demi diterima oleh orang lain

Berani menolak ajakan orang lain

14, 15

Dapat menerima

Penolakan dari orang lain

18, 20

Berani menjadi diri sendiri

Berani menampilkan keaslian diri

21, 22, 23

Berani menyatakan pendapat 25, 26, 27,28 Memiliki

pengendalian diri yang baik

Dapat mengendalikan emosi dengan baik

29, 30, 31, 32 Tidak mementingkan diri

sendiri

33, 34, 35, 36 Memiliki

internal locus of control

Memandang keberhasilan tergantung dari usaha diri sendiri

37, 39, 40

Tidak mudah menyerah 41, 42, 43, 44 Berpikir positif Cara pandang yang positif 45, 46, 47


(29)

52

Erfi Lorraine, 2013

Program Bimbingan dan Konseling Pribadi-Sosial untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri Siswa (Studi Pra Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Cipatat Bandung Barat Tahun Ajaran 2011-2012)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu terhadap diri sendiri

Cara pandang yang positif terhadap orang lain

49, 51, 52

Cara pandang yang positif terhadap situasi di luar dirinya

53, 56

Total 42

2. Pedoman Skoring

Instrumen penelitian ini dibuat dalam bentuk pernyataan positif untuk mengetahui tingkat kepercayaan diri yang dialami siswa. Variabel tingkat kepercayaan diri siswa ini terdiri atas lima aspek dalam yang diturunkan menjadi empat belas indikator. Alternatif jawaban yang telah disediakan dengan kriteria dapat dilihat pada tabel 3.3 berikut.

Tabel 3.3

Kriteria Pemberian Skor Instrumen Kepercayaan Diri Siswa

Alternatif Jawaban Skor

Ya 1

Tidak 0

3. Uji Validitas

Uji validitas instrumen ini dilakukan agar data yang diperoleh adalah data yang baik karena dapat mengukur apa yang hendak diukur (Azwar, 2005:51). Sebelum dilakukan uji ke


(30)

53

Erfi Lorraine, 2013

Program Bimbingan dan Konseling Pribadi-Sosial untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri Siswa (Studi Pra Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Cipatat Bandung Barat Tahun Ajaran 2011-2012)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

lapangan, instrumen diuji secara rasional oleh Dosen Penilai (Judger) yang kompeten untuk memvalidasi instrumen tersebut.

Uji validitas selanjutnya adalah uji validitas secara empiris yaitu uji keterbacaan dan uji coba ke SMA Negeri 1 Cipatat kelas X. Instrumen diuji validitas dengan Product Moment dari Pearson. Uji coba dilakukan kepada 143 siswa kelas X SMA Negeri 1 Cipatat, sehingga diperoleh r tabel = 0,1381 dengan tingkat signifikansi 0,05.

Hasilnya yaitu 42 butir pernyataan yang valid, yaitu item nomor 2, 3, 4, 6, 8, 10, 11, 12, 14, 15, 18, 20, 21, 22, 23, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 39, 40, 41, 42, 43, 44, 45, 46, 47, 49, 50, 51, 52, 53, 56. Butir pernyataan yang tidak valid ada 14, yaitu item nomor 1, 5, 7, 9, 13, 16, 17, 19, 24, 38, 48, 50, 54, dan 55.

4. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas berkenaan dengan tingkat keajegan atau ketetapan hasil pengukuran. Suatu instrumen dikatakan memiliki tingkat reliabilitas yang memadai, bila instrumen tersebut digunakan mengukur aspek yang diukur beberapa kali hasilnya sama atau relatif sama (Sukmadinata, 2007:229). Instrumen yang memiliki tingkat reliabilitas yang memadai ini akan menghasilkan data yang dapat dipercaya.


(31)

54

Erfi Lorraine, 2013

Program Bimbingan dan Konseling Pribadi-Sosial untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri Siswa (Studi Pra Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Cipatat Bandung Barat Tahun Ajaran 2011-2012)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Pengujian reliabilitas instrumen ini diolah melalui SPSS dengan model Split-half Guttman untuk pilihan jawaban dikotomi. Hasilnya yaitu:

Tabel 3.4

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Kepercayaan Diri

Cronbach's Alpha Part 1 Value .517

N of Items 21(a)

Part 2

Value .583

N of Items 21(b)

Total N of Items 42

Correlation Between Forms

.584 Spearman-Brown

Coefficient

Equal Length .738

Unequal Length .738

Guttman Split-Half Coefficient

.736

Sebagai tolak ukur koefisien reliailitasnya, digunakan kriteria sebagai berikut (Ridwan, 2008:98):

0,00 - 0, 19 : derajat keterandalannya sangat rendah 0,20 - 0, 39 : derajat keterandalannya rendah

0,40 - 0,59 : derajat keterandalannya sedang 0, 60 - 0,79 : derajat keterandalannya tinggi 0,80 - 1,00 : derajat keterandalannya sangat tinggi Perhitungan reliabilitas dengan rumus Guttman Split-Half Coefficient tersebut memperoleh hasil reliabilitas instrument adalah


(32)

55

Erfi Lorraine, 2013

Program Bimbingan dan Konseling Pribadi-Sosial untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri Siswa (Studi Pra Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Cipatat Bandung Barat Tahun Ajaran 2011-2012)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

0.736. berdasarkan tolak ukur koefisien di atas maka dapat disimpulkan bahwa instrumen ini memiliki reliabilitas tinggi.

G. Teknik Analisis Data

Penelitian ini mengumpulkan dua data yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif dianalisis menggunakan analisis deskriptif naratif, sedangkan data kuantitatif dianalisis menggunakan perhitungan statistik melalui uji perbedaan rata-rata dengan uji-t (t-test).

H. Hasil Uji Normalitas dan Homogenitas 1) Uji Normalitas

Uji normalitas hasil pelaksanaan program bimbingan dan konseling pribadi-sosial untuk meningkatkan kepercayaan diri siswa dilakukan pengolahan data dengan menggunakan Microsoft Excel.

Hasil analisis uji normalitas (terlampir) menunjukkan nilai statistic untuk data pre-test = dan data post-test = . hasil tersebut menunjukkan bahwa data pre-test dan data post-test berdistribusi normal. Berdasarkan hasil uji normalitas data, maka jenis analisis yang digunakan dalam uji beda rata-rata dan skor pretest dan posttest adalah analisis pengujian parametric dengan menggunakan uji t (t test).


(33)

56

Erfi Lorraine, 2013

Program Bimbingan dan Konseling Pribadi-Sosial untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri Siswa (Studi Pra Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Cipatat Bandung Barat Tahun Ajaran 2011-2012)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Besar variansi sampel kesatu sama dengan variansi sampel kedua dapat diketahui dengan rumus berikut (Ridwan, 2008:120).

Dengan criteria pengujian sebagai berikut :

Jika Fhitung ≥ Ftabel, berarti tidak homogen

Jika Fhitung ≤ Ftabel, berarti homogen

Tabel 3.5

Uji Homogenitas Varian Data Kepercayaan Diri Siswa Kelompok Eksperimen

Nilai Varians Sampel

Program bimbingan dan konseling pribadi-sosial untuk meningkatkan

kepercayaan diri siswa Pre-Test Post-Test

S 3,47 3,56

S2 12,03 12,78

N 16 16

Berdasarkan Fhitung dengan Ftabel dengan rumus

dk pembilang = n-1 =16-1 = 15 (varians terbesar)

dk penyebut = n-1 = 16-1 = 15 (varians terkecil)

taraf signifikan (α) = 0,01 maka diketahui F sebesar 3,52


(34)

57

Erfi Lorraine, 2013

Program Bimbingan dan Konseling Pribadi-Sosial untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri Siswa (Studi Pra Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Cipatat Bandung Barat Tahun Ajaran 2011-2012)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Homogen

Data di atas menyatakan bahwa varians data kedua sampel pada kelompok eksperimen homogen dan analisis uji komparatif dapat dilanjutkan.


(35)

116

Erfi Lorraine, 2013

Program Bimbingan dan Konseling Pribadi-Sosial untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri Siswa (Studi Pra Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Cipatat Bandung Barat Tahun Ajaran 2011-2012)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

B A B V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Siswa kelas X SMAN 1 Cipatat tahun ajaran 2011-2012 mempunyai kepercayaan diri tinggi yang berarti siswa percaya akan kemampuan sendiri, berani menjadi diri sendiri, memiliki pengendalian diri yang baik, memiliki internal locus of control, dan berpikir positif. Aspek yang paling rendah ialah aspek tidak konformis, yang menandakan sebagian siswa masih kurang baik dalam menolak ajakan orang lain, terutama ajakan yang negatif. Siswa masih mengikuti ajakan teman yang kurang sesuai dengan keinginannya dan hal ini dapat berakibat buruk jika tidak segera diberi bimbingan dan konseling.

Program bimbingan dan konseling pribadi-sosial di SMA Negeri 1 Cipatat berkaitan dengan kepercayaan diri, namun belum ada program yang secara khusus bertujuan meningkatkan kepercayaan diri siswa. Penelitian ini membuat program khusus yang dapat meningkatkan percaya diri siswa, yaitu program bimbingan dan konseling pribadi-sosial.

Program bimbingan dan konseling pribadi-sosial diberikan kepada siswa yang kurang percaya diri. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perubahan yang signifikan pada tingkat kepercayaan diri siswa sebelum dan sesudah diberikan intervensi. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian sebelumnya yang menyatakan program bimbingan dan konseling pribadi-sosial efektif untuk meningkatkan percaya diri siswa.


(36)

117

Erfi Lorraine, 2013

Program Bimbingan dan Konseling Pribadi-Sosial untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri Siswa (Studi Pra Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Cipatat Bandung Barat Tahun Ajaran 2011-2012)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

B. Rekomendasi

1. Bagi Guru Bimbingan dan Konseling (BK)

Program bimbingan dan konseling pribadi-sosial dalam penelitian ini terbukti efektif dalam meningkatkan kepercayaan diri siswa secara signifikan. Program dapat dikembangkan lagi oleh guru BK terutama dalam aspek tidak konformis yang merupakan aspek terendah percaya diri sebagai layanan preventif BK.

2. Bagi Pihak Sekolah

Penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan dalam penyusunan program sekolah yang terkait dengan kepercayaan diri siswa sehingga sekolah dapat lebih memfasilitasi siswa dalam peningkatan kepercayaan diri. Misalnya dengan pembinaan siswa melalui ektra kurikuler yang lebih optimal lagi dan pelaksanaan lomba antar siswa yang lebih beragam sehingga aspek-aspek percaya diri siswa seperti percaya akan kemampuan diri dapat meningkat.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya yang akan mengkaji mengenai kepercayaan diri direkomendasikan untuk:

a. meneliti lebih lanjut aspek kepercayaan diri yang paling rendah yaitu aspek konformis beserta faktor yang mempengaruhinya dan b. meneliti kepercayaan diri dengan mengkontrol variabel lain yang


(37)

Erfi Lorraine, 2013

Program Bimbingan dan Konseling Pribadi-Sosial untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri Siswa (Studi Pra Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Cipatat Bandung Barat Tahun Ajaran 2011-2012)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Al-Salameh, Emad M. 2011. Irrational Beliefs among Jordanian Collage Student and Relationship with Self-Confident. Asian Social Science, vol 7. (Online) Tersedia: http://www.ccsenet.org/ass (19 Juli 2011)

Angelis, Barbara. 2003. Percaya Diri Sumber Sukses dan Kemandirian. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Anhar, Moh. 2012. Cerdas, tapi Kurang Pede. Suara Merdeka. Semarang.

Anonim. 2010. Sedikit Berbagi Komunikasi Asertif. (Online). Tersedia:

http://ab3770iy.wordpress.com/2010/10/16/sedikit-berbagi-komunikasi-asertif/ (2 Juli 2012).

Arjanto, Paul. 2011. Mendesain Dan Mengimplementasikan Program BK Karier Komprehensif Untuk Siswa K – 12 Sesuai Kerangka Model Nasional

ASCA. (Online) Tersedia:

http://paul-arjanto.blogspot.com/2011/06/mendesain-dan-mengimplementasikan.html (2 Juli 2012)

Asmania, W. 2003. Perbedaan Rasa Percaya Diri antara Mahasiswa yang Aktif dalam Organisasi Kemahiswaan di UMM. (Online) Tersedia:

http://digilib.itb.ac.id (19 Juli 2011)

Asrori, Adib. 2009. Psikologi Remaja, Karakteristik dan Permasalahannya. (Online) Tersedia: http://asrori_adib.blogspot.com (7 Juli 2011)

Atok, Hilmi. 2010. Aspek-aspek Percaya Diri. (Online) Tersedia:

http://miklotof.wordpress.com/2010/06/26/aspek-aspek-percaya-diri/ (19

Juli 2011)

Azwar, Saifuddin. 2005. Metode Penelitian. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Counseling Center at University of Illinois Urbana-Champaign. 2007. Self Confidence. (Online). Tersedia: http://www.counselingcenter.illinois.edu/

?page_id=191 (9 April 2012)

Dariyo, Agoes. 2004. Psikologi Perkembangan Remaja. Bogor: Ghalia

David. 2012. 10 Kisah Sukses yang Berawal dari Kegagalan. (Online). Tersedia:

http://www.sarapan.info/10-kisah-sukses-yang-berawal-dari-kegagalan/ (2


(38)

Erfi Lorraine, 2013

Program Bimbingan dan Konseling Pribadi-Sosial untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri Siswa (Studi Pra Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Cipatat Bandung Barat Tahun Ajaran 2011-2012)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Desmita. 2009. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Echon. 2010. Emotional Quotient – Intelegence Quotient. (Online). Tersedia:

http://portal.porsea.com/2010/11/30/eq-iq/ (2 Juli 2012).

Fatimah, Enung. 2010. Psikologi Perkembangan (Psikologi Perkembangan Peserta Didik). Bandung: CV Pustaka Setia.

Hakim, T. 2002. Mengatasi Rasa Tidak Percaya Diri. Jakarta: Purwa Suana. Hamid, Saturdi. 2011. Ujian Nasional: Siswa Butuh Sugesti untuk Percaya Diri.

Kompas. Jakarta

Hurlock, E.B. 1991. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan (Terjemahan oleh Istiwidayanti&Soedjarwo). Jakarta: Penerbit Erlangga.

Johanes, Papu. 2002. Pengungkapan Diri. (Online). Tersedia:

http://www.e-psikologi.com /sosial/120702.htm (2 Juli 2012).

Lauster, Peter. 2008. Tes Kepribadian. Jakarta: PT. Bumi Aksara

Locke, D. Kenneth. 2005. Connecting The Horizontal Dimension of Social Comparison with Self-Worth and Self Confidence. Personality and Social Psychology Bulletin. (Online). Tersedia: http://psp.sagepub.com. (25 Maret 2012)

Masbow. 2009. Percaya Diri dalam Psikologi. (Online). Tersedia:

http://www.masbow.com/2009/08/percaya-diri-dalam-psikologi.html (2

Juli 2012).

Nurihsan, Achmad Juntika. 2006. Bimbingan dan Konseling dalam Berbagai Latar Kehidupan. Bandung: PT. Refika Aditama.

Prayitno dan Erman Amti. 2003. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Ridwan. 2008. Dasar-dasar Statistika. Bandung: Alfabeta

Rini, Jacinta F. 2002. Memupuk Rasa Percaya Diri. (Online). Tersedia:

http://www.e-psikologi.com (9 April 2012).

Rogers, Rebecca dan Trent Petrie. 2001. Psychological Correlates of Anorexic and Bulimic Symptomatology. Journal of Counseling and Development, Spring 2001, volume 79.


(39)

Erfi Lorraine, 2013

Program Bimbingan dan Konseling Pribadi-Sosial untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri Siswa (Studi Pra Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Cipatat Bandung Barat Tahun Ajaran 2011-2012)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Santrock, J. W. 2007. Adolescence. New York: McGraw-Hill Companies, Inc. Santrock, J. W. 2003. Adolescence (Perkembangan Remaja). Terjemahan. Jakarta:

Penerbit Erlangga.

Santrock, J. W. 2002. Life-Span Development (Perkembangan Masa Hidup) Jilid 2. Terjemahan. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Soetjiningsih. 2010. Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya. Jakarta: CV. Sagung Seto.

Sukardi, Dewa Ketut. 2008. Proses Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sukmadinata, N. S. 2007. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:Remaja Rosdakarya.

Sutisna. 2010. Peningkatan Kepercayaan Diri Siswa Melalui Strategi Layanan Bimbingan dan Kelompok. Tesis. Publikasi SPS BK UPI: Bandung: tidak diterbitkan.

Tohirin. 2008. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Utami, Sri Weni. Korelasi Kepercayaan Diri dan Kematangan Emosi dengan Kompetensi Sosial Remaja di Pondok Pesantren. Skripsi. Publikasi Universitas Wisnuwardhana: Lamongan.

UU RI No.20 Tahun 2003. Sistem Pendidikan Nasional. Bandung: Citra Umbara. Willis, Sofyan S. 2010. Konseling Individu dan Praktek. Bandung: CV. Alfabeta. Yusuf, Syamsu L.N. 2009. Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah.


(1)

57

Homogen

Data di atas menyatakan bahwa varians data kedua sampel pada kelompok eksperimen homogen dan analisis uji komparatif dapat dilanjutkan.


(2)

116

B A B V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Siswa kelas X SMAN 1 Cipatat tahun ajaran 2011-2012 mempunyai kepercayaan diri tinggi yang berarti siswa percaya akan kemampuan sendiri, berani menjadi diri sendiri, memiliki pengendalian diri yang baik, memiliki internal locus of control, dan berpikir positif. Aspek yang paling rendah ialah aspek tidak konformis, yang menandakan sebagian siswa masih kurang baik dalam menolak ajakan orang lain, terutama ajakan yang negatif. Siswa masih mengikuti ajakan teman yang kurang sesuai dengan keinginannya dan hal ini dapat berakibat buruk jika tidak segera diberi bimbingan dan konseling.

Program bimbingan dan konseling pribadi-sosial di SMA Negeri 1 Cipatat berkaitan dengan kepercayaan diri, namun belum ada program yang secara khusus bertujuan meningkatkan kepercayaan diri siswa. Penelitian ini membuat program khusus yang dapat meningkatkan percaya diri siswa, yaitu program bimbingan dan konseling pribadi-sosial.

Program bimbingan dan konseling pribadi-sosial diberikan kepada siswa yang kurang percaya diri. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perubahan yang signifikan pada tingkat kepercayaan diri siswa sebelum dan sesudah diberikan intervensi. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian sebelumnya yang menyatakan program bimbingan dan konseling pribadi-sosial efektif untuk meningkatkan percaya diri siswa.


(3)

117

B. Rekomendasi

1. Bagi Guru Bimbingan dan Konseling (BK)

Program bimbingan dan konseling pribadi-sosial dalam penelitian ini terbukti efektif dalam meningkatkan kepercayaan diri siswa secara signifikan. Program dapat dikembangkan lagi oleh guru BK terutama dalam aspek tidak konformis yang merupakan aspek terendah percaya diri sebagai layanan preventif BK.

2. Bagi Pihak Sekolah

Penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan dalam penyusunan program sekolah yang terkait dengan kepercayaan diri siswa sehingga sekolah dapat lebih memfasilitasi siswa dalam peningkatan kepercayaan diri. Misalnya dengan pembinaan siswa melalui ektra kurikuler yang lebih optimal lagi dan pelaksanaan lomba antar siswa yang lebih beragam sehingga aspek-aspek percaya diri siswa seperti percaya akan kemampuan diri dapat meningkat.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya yang akan mengkaji mengenai kepercayaan diri direkomendasikan untuk:

a. meneliti lebih lanjut aspek kepercayaan diri yang paling rendah yaitu aspek konformis beserta faktor yang mempengaruhinya dan b. meneliti kepercayaan diri dengan mengkontrol variabel lain yang


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Al-Salameh, Emad M. 2011. Irrational Beliefs among Jordanian Collage Student and Relationship with Self-Confident. Asian Social Science, vol 7. (Online) Tersedia: http://www.ccsenet.org/ass (19 Juli 2011)

Angelis, Barbara. 2003. Percaya Diri Sumber Sukses dan Kemandirian. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Anhar, Moh. 2012. Cerdas, tapi Kurang Pede. Suara Merdeka. Semarang.

Anonim. 2010. Sedikit Berbagi Komunikasi Asertif. (Online). Tersedia: http://ab3770iy.wordpress.com/2010/10/16/sedikit-berbagi-komunikasi-asertif/ (2 Juli 2012).

Arjanto, Paul. 2011. Mendesain Dan Mengimplementasikan Program BK Karier Komprehensif Untuk Siswa K – 12 Sesuai Kerangka Model Nasional

ASCA. (Online) Tersedia:

http://paul-arjanto.blogspot.com/2011/06/mendesain-dan-mengimplementasikan.html (2 Juli 2012)

Asmania, W. 2003. Perbedaan Rasa Percaya Diri antara Mahasiswa yang Aktif

dalam Organisasi Kemahiswaan di UMM. (Online) Tersedia:

http://digilib.itb.ac.id (19 Juli 2011)

Asrori, Adib. 2009. Psikologi Remaja, Karakteristik dan Permasalahannya. (Online) Tersedia: http://asrori_adib.blogspot.com (7 Juli 2011)

Atok, Hilmi. 2010. Aspek-aspek Percaya Diri. (Online) Tersedia: http://miklotof.wordpress.com/2010/06/26/aspek-aspek-percaya-diri/ (19 Juli 2011)

Azwar, Saifuddin. 2005. Metode Penelitian. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Counseling Center at University of Illinois Urbana-Champaign. 2007. Self Confidence. (Online). Tersedia: http://www.counselingcenter.illinois.edu/ ?page_id=191 (9 April 2012)

Dariyo, Agoes. 2004. Psikologi Perkembangan Remaja. Bogor: Ghalia

David. 2012. 10 Kisah Sukses yang Berawal dari Kegagalan. (Online). Tersedia: http://www.sarapan.info/10-kisah-sukses-yang-berawal-dari-kegagalan/ (2 Juli 2012).


(5)

Desmita. 2009. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Echon. 2010. Emotional Quotient – Intelegence Quotient. (Online). Tersedia: http://portal.porsea.com/2010/11/30/eq-iq/ (2 Juli 2012).

Fatimah, Enung. 2010. Psikologi Perkembangan (Psikologi Perkembangan Peserta Didik). Bandung: CV Pustaka Setia.

Hakim, T. 2002. Mengatasi Rasa Tidak Percaya Diri. Jakarta: Purwa Suana. Hamid, Saturdi. 2011. Ujian Nasional: Siswa Butuh Sugesti untuk Percaya Diri.

Kompas. Jakarta

Hurlock, E.B. 1991. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan (Terjemahan oleh Istiwidayanti&Soedjarwo). Jakarta: Penerbit Erlangga.

Johanes, Papu. 2002. Pengungkapan Diri. (Online). Tersedia: http://www.e-psikologi.com /sosial/120702.htm (2 Juli 2012).

Lauster, Peter. 2008. Tes Kepribadian. Jakarta: PT. Bumi Aksara

Locke, D. Kenneth. 2005. Connecting The Horizontal Dimension of Social Comparison with Self-Worth and Self Confidence. Personality and Social Psychology Bulletin. (Online). Tersedia: http://psp.sagepub.com. (25 Maret 2012)

Masbow. 2009. Percaya Diri dalam Psikologi. (Online). Tersedia:

http://www.masbow.com/2009/08/percaya-diri-dalam-psikologi.html (2

Juli 2012).

Nurihsan, Achmad Juntika. 2006. Bimbingan dan Konseling dalam Berbagai Latar Kehidupan. Bandung: PT. Refika Aditama.

Prayitno dan Erman Amti. 2003. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Ridwan. 2008. Dasar-dasar Statistika. Bandung: Alfabeta

Rini, Jacinta F. 2002. Memupuk Rasa Percaya Diri. (Online). Tersedia: http://www.e-psikologi.com (9 April 2012).

Rogers, Rebecca dan Trent Petrie. 2001. Psychological Correlates of Anorexic and Bulimic Symptomatology. Journal of Counseling and Development,


(6)

Santrock, J. W. 2007. Adolescence. New York: McGraw-Hill Companies, Inc. Santrock, J. W. 2003. Adolescence (Perkembangan Remaja). Terjemahan. Jakarta:

Penerbit Erlangga.

Santrock, J. W. 2002. Life-Span Development (Perkembangan Masa Hidup) Jilid 2. Terjemahan. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Soetjiningsih. 2010. Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya. Jakarta: CV. Sagung Seto.

Sukardi, Dewa Ketut. 2008. Proses Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sukmadinata, N. S. 2007. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:Remaja Rosdakarya.

Sutisna. 2010. Peningkatan Kepercayaan Diri Siswa Melalui Strategi Layanan Bimbingan dan Kelompok. Tesis. Publikasi SPS BK UPI: Bandung: tidak diterbitkan.

Tohirin. 2008. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Utami, Sri Weni. Korelasi Kepercayaan Diri dan Kematangan Emosi dengan Kompetensi Sosial Remaja di Pondok Pesantren. Skripsi. Publikasi Universitas Wisnuwardhana: Lamongan.

UU RI No.20 Tahun 2003. Sistem Pendidikan Nasional. Bandung: Citra Umbara. Willis, Sofyan S. 2010. Konseling Individu dan Praktek. Bandung: CV. Alfabeta. Yusuf, Syamsu L.N. 2009. Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah.


Dokumen yang terkait

PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL UNTUK PENINGKATAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA.

5 12 102

BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL UNTUK MENGEMBANGKAN EMPATI BUDAYA SISWA SMA : Studi Pra Eksperimen Terhadap Siswa Kelas XI SMA BPI 1 Bandung tahun Ajaran 2012-2013.

0 5 63

PROGRAM BIMBINGAN TEMAN SEBAYA UNTUK MENINGKATKAN PENYESUAIAN DIRI SISWA : Penelitian Deskriptif terhadap Siswa Kelas X SMA Negeri 11 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013.

0 0 36

LAYANAN DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING UNTUK MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN BELAJAR:Penelitian Pra-Eksperimen terhadap Siswa Kelas X SMA Yayasan Atikan Sunda (YAS) Bandung Tahun Ajaran 2011/2012.

1 3 38

PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL UNTUK MENINGKATKAN PENERIMAAN DIRI FISIK SISWA : Studi Deskriptif terhadap Siswa Kelas X SMA Pasundan 2 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013.

0 2 30

PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING PRIBADI-SOSIAL UNTUK MENGEMBANGKAN KONSEP DIRI AKADEMIK: Studi Deskriptif terhadap Siswa Kelas XI Jurusan IPS SMA Negeri 18 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013.

0 2 49

LAYANAN DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING UNTUK MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN BELAJAR: Penelitian Pra-Eksperimen terhadap Siswa Kelas X SMA Yayasan Atikan Sunda (YAS) Bandung Tahun Ajaran 2011/2012.

6 14 32

PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI-SOSIAL BERBASIS EXPERIENTIAL LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KARAKTER HUMANIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA:Studi Pra Eksperimen pada Siswa Kelas IX SMP Salman Al Farisi, Bandung, Tahun Ajaran 2011-2012.

0 0 48

PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING PRIBADI SOSIAL UNTUK MEMBANTU KETERAMPILAN SOSIAL SISWA TERISOLIR : Studi Pra Eksperimen terhadap Siswa Kelas XI SMKN 20 Jakarta Selatan Tahun Ajaran 2011/2012.

0 0 22

PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING UNTUK MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA

0 1 15