PENGARUH PELATIHAN STAF PENGADAAN DAN KOMPENSASI TERHADAP EFEKTIFITAS PENGADAAN BARANG/JASA DI LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN (LPMP) DAN PUSAT PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN (P4TK)KEMENTERIAN PENDIDIDIKAN & KEBUDAYAAN.

(1)

PENGARUH PELATIHAN STAF PENGADAAN DAN KOMPENSASI TERHADAP EFEKTIFITAS PENGADAAN BARANG/JASA

DI LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN (LPMP) DAN PUSAT PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN PENDIDIK DAN TENAGA

KEPENDIDIKAN (P4TK)

KEMENTERIAN PENDIDIDIKAN & KEBUDAYAAN

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Administrasi Pendidikan

Oleh

Asep Hermawan, S.Pd

1104487

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN SEKOLAH PASCASARJANA


(2)

2013

PENGARUH PELATIHAN STAF PENGADAAN DAN KOMPENSASI TERHADAP EFEKTIFITAS PENGADAAN BARANG/JASA

DI LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN (LPMP) DAN PUSAT PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN PENDIDIK DAN TENAGA

KEPENDIDIKAN (P4TK)

KEMENTERIAN PENDIDIDIKAN & KEBUDAYAAN

Oleh

Asep Hermawan, S.Pd. UPI Bandung, 2013

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Prodi Administrasi Pendidikan

© Asep Hermawan, S.Pd. 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

September 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Thesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Disetujui dan disahkan oleh :

PEMBIMBING I

Prof. H. Udin Syaefudin Sa’ud Ph.D 19530612 1981031

PEMBIMBING II

Dr. H. Danny Meirawan, M.Pd

196205041988031002

Diketahui Oleh

Ketua Program Studi Administrasi Pendidikan Pasca Sarjana UPI

Prof. H. Udin Syaefudin Sa’ud Ph.D 19530612 1981031


(4)

PENGARUH PELATIHAN STAF PENGADAAN DAN KOMPENSASI TERHADAP EFEKTIFITAS PENGADAAN BARANG/JASA

DI LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN (LPMP) DAN PUSAT PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN (P4TK)

KEMENTERIAN PENDIDIDIKAN & KEBUDAYAAN

Tesis. Bandung: Program Pascasarjana UPI 2013 Asep Hermawan, S.Pd

ABSTRAK

Pendidikan merupakan bidang yang strategis dalam kemajuan suatu bangsa. Dewasa ini, paradigma pendidikan telah bergeser dari yang hanya merupakan pelayanan publik menjadi investasi manusia (human investment). Konsekuensinya, pendidikan mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah melalui besarnya alokasi anggaran yang harus dikelola dengan seksama dalam pengeluarannya. Pengeluaran anggaran publik dilaksanakan berdasarkan mekanisme pengadaan barang/jasa pemerintah agar memenuhi tuntutan manajemen publik terkait efektifitas, efisiensi, transparansi dan akuntabilitas publik. Indikasi kurang efektifnya pengelolaan anggaran pendidikan terungkap dari beberapa temuan penyimpangan khususnya badan pemeriksa akibat dari praktek pengadaan barang/jasa yang tidak sesuai.Upaya untuk meningkatkat efektifitas pengadaan barang/jasa di lingkungan pendidikan diantaranya dapat dilakukan dengan pembenahan SDM melalui praktik pelatihan staf pengadaan dan sistem pemberian kompensasi yang efektif.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari pelatihan staf pengadaan dan kompensasi terhadap efektifitas pengadaan barang/jasa di LPMP dan P4TK Kemdikbud. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode deskriptif korelasional, dengan pendekatan kuantitatif yang ditunjang dengan studi kepustakaan. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik pengumpulan data tidak langsung yang menggunakan angket tertutup sebagai instrumen pengumpul data. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh staf pengadaan di lingkungan LPMP dan P4TK Kemdikbud yang telah lulus sertifikasi pengadaan barang/jasa pemerintah dengan penarikan sampel responden berjumlah 30 orang sebagai sampel representatif menggunakan teknik area sampling dan purposif sampling.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa skor responden variabel X1 (Pelatihan Staf Pengadaan) termasuk dalam kategori tinggi, Variabel X2 (Kompensasi) termasuk dalam kategori cukup, dan untuk variabel Y (Efektifitas Pengadaan Barang/Jasa) termasuk dalam kategori sangat tinggi. Berdasarkan analisis koefisien korelasi, diperoleh hasil bahwa terdapat hubungan yang signifikan dan positif antara variabel X1 dan X2 terhadap variabel Y. Adapun hasil uji analisis regresi menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari Pelatihan Staf Pengadaan dan Kompensasi terhadap Efektifitas Pengadaan Barang/Jasa di LPMP dan P4TK Kemdikbud.

Berdasarkan hasil kesimpulan, rekomendasi yang diberikan dalam penelitian ini meliputi tiga aspek yaitu 1) aspek pelatihan terkait evaluasi proses reaksi positif peserta dan monitoring evaluasi pasca pelatihan yang harus dilakukan secara konsisten oleh penyelenggara pelatihan sebagai feedback perbaikan dalam penyelenggaraan pelatihan, 2) aspek kompensasi yang memerlukan pengkajian lebih spesifik dalam konteks prinsip keadilan dan pengembangan jenjang karir profesi pengadaan sebagai jabatan tugas profesional, dan 3) aspek implementasi pengadaan bagi para pengelola pengadaan agar senantiasa meningkatkan profesionalisme kinerjanya terutama dalam konteks pengelolaan dan pelaporan hasil sisa anggaran sebagai bahan revisi guna penyerapan anggaran yang efektif dan proporsional.

Kata kunci: Pelatihan staf pengadaan, kompensasi dan efektifitas pengadaan


(5)

DAFTAR ISI

Halaman ABSTRAK ...

KATA PENGANTAR ... UCAPAN TERIMA KASIH ... DAFTAR ISI ... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR TABEL ... DAFTAR LAMPIRAN ...

i ii iv vi viii xi x

BAB I PENDAHULUAN...

A. Latar Belakang Penelitian ... B. Identifikasi dan Perumusan Masalah... C. Tujuan Penelitian ... D. Manfaat Penelitian ... E. Struktur Organisasi Tesis... ...

1 1 9 11 12 13

BAB II KAJIAN PUSTAKA...

A. Pengadaan Barang/Jasa Publik ... B. Pelatihan dan Pengembangan ... …... C. Kompensasi ...…... D. Hubungan Pelatihan, Kompensasi dan Efektifitas Pengadaan Publik ... E. Penelitian Terdahulu ... …... F. Kerangka. Penelitian...…... G. Hipotesis Penelitian...…...

14 14 36 45 64 66 68 70 BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...

A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian... B. Desain Penelitian ... C. Metode Penelitian ... D. Definisi Operasional...

71 71 73 74 75


(6)

E. Instrumen Penelitan... F. Uji Coba Penelitian ... G. Teknik Pengumpulan Data ... H. Teknik Analisis Data ...

80 86 87 91

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...

A. Hasil Penelitian ... B. Pembahasan ...

96

96 119

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ...

A. Kesimpulan ... B. Rekomendasi ...

150

150 151 DAFTAR PUSTAKA ...

LAMPIRAN-LAMPIRAN ...

156 162


(7)

DAFTAR GAMBAR

No. Nama Gambar Hal

1.1 Ruang Lingkup Administrasi Pendidikan ... 1 2.1

2.2

Pengukuran Value For Money... Ruang lingkup Supply Chain Management ...

22 23 2.3 2.4 2.5 2.6 2.7 2.8 2.9 2.10 2.11 2.12 4.1 4.2 4.3 4.4

Kerangka Kerja Manajemen Pengadaan ... Model posisi pengadaan... Model persepsi suplier ... Skema Pengadaan Pemerintah ... Proses Pengadaan Pemerintah ... Proses Pelatihan ... Tingkatan Evaluasi Pelatihan ... Tahapan Administrasi Kompensasi ... Kerangka Penelitian ...

Paradigma Penelitian ... Diagram Batang Kriteria Skor X1 ... Diagram Batang Kriteria Skor Indikator Pelaksanaan X1 ... Diagram Batang Kriteria Skor X2 ... Diagram Batang Kriteria Skor Y ...

24 25 26 29 30 42 44 51 68 69 100 100 103 106


(8)

DAFTAR TABEL

No. NamaTabel Hal

1.1

1.2

Kontribusi Relatif Input Instrumental Terhadap Mutu Pendidikan di Sekolah Dasar ... Honorarium Pengelola Pengadaan ...

3 8 2.1 Grade Conversion Table FES ...

61 3.1 Sampel Penelitian ... 72 3.2

3.3

Skala Likert ... Tabel Kisi-kisi Instrumen... ...

76 77 3.4 Table Hasil Uji Validitas X1 ... 81 3.5 Table Hasil Uji Validitas X2... 82 3.6 Table Hasil Uji Validitas Y ... 83 3.7

3.8

Tabel Hasil Uji Raliabilitas X1 ………... Table Hasil Uji Reliabilitas X2... ...

84 85 3.9 Table Hasil Uji Reliabilitas Y... 86 3.10 Tabel Daftar Konsultasi WMS... 88 3.11 Tabel Hasil Uji Normalitas OneSample Kolmogorov-Smirnov

Test...…….. 89 3.12

3.13

Tabel Hasil Uji Normalitas Data... Tabel Hasil Uji Linearitas X1 terhadap Y...

90 90 3.14 Tabel Hasil Uji Linearitas X2 terhadap Y... 91


(9)

3.15 4.1 4.2 4.3

Tolok Ukur Koefiien Korelasi ... Tabel Hasil Rekapitulasi Skor Rata-rata Variabel X1... Tabel Hasil Rekapitulasi Skor Rata-rata Variabel X2... Tabel Hasil Rekapitulasi Skor Rata-rata Variabel Y...

93 97 100 104

4.4 Tabel Uji Korelasi X1 terhadap Y... 107

4.5 Tabel Uji Korelasi X2 terhadap Y... 109

4.6 4.7 Table Uji Korelasi X1 dan X2 terhadap Y... Tabel Uji Regresi X1 terhadap Y... 110 112 4.8 Tabel Uji Regresi X2 terhadap Y... 114

4.9 Tabel Uji Regresi X1 dan X2 terhadap Y... 115

4.10 Tabel Uji Regresi ... 117


(10)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Nama Lampiran Hal

1 2

Lampiran 1 Surat Perijinan ... Lampiran II Instrumen dan Angket Penelitian...

162 166 3 Lampiran IV Data Uji Validitas dan Reliabilitas ... 176 4 Lampiran III Analisis Data WMS ... ... 185 5

6 Lampiran V Analisis Data...………..

Lampiran VI Data Responden ...………...

188 193


(11)

(12)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Pendidikan merupakan bidang yang strategis dalam perkembangan peradaban suatu bangsa. Paradigma pendidikan telah bergeser dari yang hanya merupakan pelayanan publik menjadi investasi manusia (human investment). Produk pendidikan dapat menghasilkan investasi manusia (human investment) yang merupakan aset tak ternilai melebihi investasi lainnya. Melalui pendidikan yang bermutu, akan terlahir sumber daya manusia yang unggul, memiliki kompetensi dan nilai kompetitif yang tinggi dalam era globalisasi dewasa ini.

Oleh karenanya, ketika berbicara dalam konteks pendidikan tentunya tidak akan pernah terlepas dari administrasi pendidikan sebagai suatu disiplin ilmu yang secara komprehensif mengkaji segala permasalahan pendidikan didalamnya. Menurut Engkoswara dan Komariah (2010: 49) Administarasi pendidikan pada dasarnya sebagai suatu media untuk mencapai produktifitas pendidikan secara efektif dan efisien dari perilaku manusia berorganisasi dalam bentuk perencanaan, pelaksanaan, pembinaan/pengawasan SDM yang meliputi manusia, sumber belajar dan fasilitas.

Engkoswara dan Komariah, (2010: 49) menggambarkan wilayah kerja administrasi pendidikan secara skematik sebagai berikut :

Sumber :Engkoswara dan Komariah, 2010.

Gambar 1.1

Ruang Lingkup Administrasi Pendidikan

M : Manusia, murid, guru atau atasan & orang tua siswa S : Sumber belajar

GARAPAN FUNGSI

PR PL Png

M S F M S F M S F

PERENCANAAN PELAKSANAAN PEMBINAAN

P

Keterangan : PR : Perencanaan PL : Pelaksanaan


(13)

Kompleksnya ruang lingkup garapan ilmu administrasi pendidikan sesuai dengan penjelasan gambar diatas, merupakan rasional yang logis apabila dalam implementasinya banyak ditemukan permasalahan pendidikan dalam konteks mutu pendidikan yang belum memenuhi tuntutan dan harapan semua pihak. Padahal, indikator keberhasilan suatu bangsa dapat terindikasi dari output pendidikan yang dapat mencerdaskan rakyatnya menjadi manusia yang berkualitas dan beradab.

Berdasarkan fenomena diatas, hampir di setiap negara bidang pendidikan menjadi salah satu prioritas utama bagi negara untuk mengelola dan menerapkannya melalui kebijakan yang sangat strategis. Wujud perhatian serius pemerintah diantaranya dengan penganggaran dana yang sangat besar untuk dialokasikan pada sektor pendidikan. Begitu pula dalam sistem konstitusi di Indonesia, Undang-undang telah mengamanatkan kepada Negara untuk mengalokasikan anggaran setiap tahunnya pada sektor pendidikan sekurang-kurangnya dua puluh persen dari total anggaran pemerintah dalam APBN/APBD. Dari postur anggaran pendidikan dari tahun 2010 s.d. 2012 yang diperoleh dari Bappenas, pemerintah sebenarnya telah dapat mengalokasikan dana untuk sektor pendidikan lebih dari dua puluh persen, walaupun didalamnya masih terdapat alokasi untuk pembayaran gaji bagi tenaga pendidik.

Besarnya anggaran pendidikan yang disepakati dan diatur dalam Undang-undang, diproyeksikan untuk dapat membiayai kegiatan penyelenggaraan pendidikan bermutu dan menjangkau aksesibilitas yang merata pada seluruh pelosok nusantara. Berbicara tentang penyelenggaraan pendidikan yang bermutu, tentunya tidak akan pernah terlepas dari komponen-komponen instrumen pendidikan yang mempengaruhinya. Bank Dunia mempublikasikan bahwa faktor tertinggi yang mempengaruhi mutu pendidikan pada klasifikasi negara berkembang adalah tenaga pendidik yang profesional dan fasilitas pendidikan yang berkualitas. Tabel 1.1. dibawah ini menampilkan data dari Bank Dunia yang menggambarkan mengenai kontribusi relatif dari komponen-komponen berbagai variabel penentu mutu pendidikan di berbagai negara.


(14)

Tabel 1.1

Kontribusi Relatif Input Instrumental Terhadap Mutu Pendidikan di Sekolah Dasar

Penentu Mutu Pendidikan 16 negara 13 negara

Guru (kualifikasi, pengalaman, dll) 34% 36%

Manajemen (kebijakan yang dikembangkan) 22% 23%

Waktu belajar (time on task) 18% 22%

Sarana fisik/fasilitas pengajaran 26% 19%

Sumber: Bank Dunia, 1989 (Dikutip dari Supriadi, 2004)

Peranan sarana dan prasarana sebagai salah satu penentu mutu pendidikan dalam tabel diatas, di negara maju menduduki peringkat keempat sebagai penentu mutu pendidikan setelah guru, manajemen, dan waktu belajar. Sementara di negara berkembang sarana dan prasarana berada di peringkat kedua penentu mutu pendidikan setelah guru. Oleh karenanya, kedua variabel penentu mutu pendidikan diatas sudah termasuk kedalam delapan komponen pendidikan yang harus terpenuhi standarisasinya dalam standar nasional pendidikan (SNP) yang telah tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005.

Konsekuensi dari lahirnya peraturan diatas, Pemerintah selaku penanggungjawab pendidikan dituntut untuk memenuhi standar pendidikan yang telah ditetapkan. Upaya peningkatan profesional pengelola pengadaan diantaranya dilakukan dengan peningkatan kompetensi melalui pendidikan & latihan. Sedangkan pemenuhan standar sarana & prasarana diperoleh melalui kegiatan pengadaan. Implementasi pemenuhan kegiatan pemerintah diatas, dilaksanakan melalui mekanisme pengadaan barang dan jasa pemerintah (Public Procurement).

Menurut Arrowsmith (2004:1) Pengadaan publik (Public Procurement) adalah proses pembelian yang dilakukan oleh pemerintah dan institusi publik untuk mendapatkan barang (goods), bangunan (works), dan jasa (services) dalam mendukung fungsi pelayannya. Kegiatan pengadaan barang dan jasa pemerintah merupakan aktifitas rutin yang dilakukan pemerintah untuk mendukung tugas pokok pekerjaannya dan dalam rangka memenuhi pelayanan terhadap sektor publik. Setiap tahunnya, sekitar 35-40% anggaran dari APBN/APBD disalurkan pada kegiatan pengadaan barang/jasa.


(15)

Kegiatan pengadaan barang/jasa pemerintah pada saat ini diatur oleh Peraturan Presiden yang tertuang dalam Perpres No.54 Tahun 2010. Peraturan ini berlaku terhadap semua kegiatan pengadaan yang anggarannya dibiayai, minimal setengahnya dari anggaran pemerintah baik dalam APBD maupun APBN. Untuk kegiatan pengadaan yang berasal dari hibah/sumbangan (grant) atau pinjaman (loan) dari luar negeri, tetap menggunakan peraturan ini apabila pihak pemberi hibah/pinjaman tidak menyertakan aturan pengadaannya tersendiri. Pengadaan fasilitas & jasa pendidikan yang dibiayai pemerintah merupakan salah satu kegiatan yang termasuk didalamnya.

Namun ironisnya, Implementasi dalam kegiatan barang/jasa pemerintah dari tahun ke tahun masih banyak ditemukan penyimpangan dan penyalahgunaan di lapangan. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyatakan bahwa dari kasus korupsi yang ditanganinya, sekitar 70% adalah kasus korupsi di bidang pengadaan barang/jasa pemerintah. Besarnya anggaran untuk sector pendidikan, yang didalamnya termasuk untuk alokasi pengadaan fasilitas (barang) & kegiatan diklat (jasa) pendidikan, merupakan area basah yang juga tidak luput dari lingkaran korupsi. Hal ini terbukti dengan kasus dugaan penyimpangan pengadaan fasilitas pendidikan di Kemendiknas pada tahun anggaran 2009, yang hingga saat ini masih dalam proses hukum. Selain itu, hasil pemeriksaan BPK tahun 2011 terhadap audit Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan adalah Disclaimer yang seharusnya minimal Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). Salah satu penyebab utama audit tersebut karena banyaknya temuan dalam kegiatan pengadaan barang/jasa pendidikan di unit-unit kerja di lingkungan Kemdikbud.

Menyimak dari penjelasan diatas setelah ditelaah lebih dalam, salah satu penyebab terjadinya penyimpangan khususnya dalam kegiatan pengadaan barang/jasa pendidikan adalah kurangnya kompetensi dari pihak-pihak yang terlibat didalamnya (pengelola pengadaan) mengenai regulasi terkait pengadaan barang dan jasa pemerintah. Hal ini ditandai dengan masih sangat sedikitnya SDM khususnya dilingkungan instansi pendidikan yang memiliki kompetensi keahlian pengadaan barang/jasa pemerintah.


(16)

Hampir semua pakar berpendapat bahwa instrumen kompetensi merupakan prasarat utama seorang pegawai untuk dapat melaksanakan pekerjaanya dengan baik. Melalui instrumen kompetensi, dimensi perilaku dan tingkat kinerja pegawai dapat diprediksi. Hal ini senada dengan pendapat yang dikemukan oleh Spencer and Spencer :

Kompetensi adalah bagian dari karakteristik kepribadian yang mendalam dan melekat pada diri individu yang dapat memprediksi perilaku dan kinerja dalam beragam situasi dan pekerjaan, juga memiliki kriteria pembeda yang digunakan untuk memprediksi mana yang berkinerja tinggi dan mana yang berkinerja rendah (Spencer and Spencer, 1993:9-11)

Keahlian dan ketrampilan (kompetensi) pegawai dapat dilakukan dengan berbagai macam cara, salah satunya melalui kegiatan pelatihan. Pelatihan memberikan karyawan pengetahuan dan keterampilan untuk memenuhi tuntutan kebutuhan pekerjaan khususnya pada saat sekarang untuk diimplementasikan dalam nilai-nilai kinerja dalam tugas pekerjaannya ( Mathis dan Jackson 2009:301).

Pelatihan dirancang sesuai dengan kebutuhan yang telah diidentifikasi menggunakan analisis kesenjangan, yang mengindikasikan jarak antara letak kapabilitas organisasi dan karyawannya. Tujuan dan prioritas pelatihan telah dirumuskan secara terukur dan spesifik, sehingga dapat menutup kesenjangan tersebut dengan terukur. Tujuan spesifik yang ingin dicapai meliputi perubahan perilaku / ketampilan / pengetahuan dapat terukur dengan jelas. Begitu pula program pelatihan yang disajikan telah dikelola dengan baik sehingga peserta dapat memahami program pelatihan dengan mudah dan merasakan hasil manfaat untuk pengembangan kompetensinya.

Kompetensi keahlian pengadaan barang/jasa pemerintah dapat diperoleh melalui kegiatan pelatihan yang dilaksanakan oleh penyelenggara pelatihan yang bekerjasama dengan Lembaga Pemrintah yang secara khusus menangani kebijakan pengadaan barang/jasa pemerintah yaitu Lembaga kebijakan Pengadaan barang/jasa Pemerintah (LKPP). Lembaga ini dibentuk oleh pemerintah pada tahun 2008 untuk menangani secara khusus terkait regulasi dan kebijakan


(17)

pengadaan barang/jasa pemerintah. Dalam melakanakan tupoksinya LKPP bertugas :

1. Menyusun kebijakan, regulasi, norma, standar, prosedur, manual dalam

bidang pengadaan barang/jasa pemerintah termasuk pengadaan badan usaha dalam rangka kerjasama pemerintah dengan Badan Usaha.

2. Menyusun strategi, kebijakan, rencana, program pembinaan SDM serta

sistem pengujian kompetensi profesi di bidang pengadaan barang/jasa pemerintah.

3. Memberikan bimbingan teknis, advokasi, pendapat, rekomendasi dan

tindakan koreksi, bantuan, nasehat, pendapat hukum dan kesaksian ahli terkait dengan pengadaan barang/jasa pemerintah.

4. Menyusun kebijakan dan sistem pemantauan, penilaian dan evaluasi

pelaksanaan proses pengadaan barang/jasa pemerintah, melakukan koordinasi, pembinaan, pengawasan dan pengembangan sistem electronic procurement.

Melalui Deputi Bidang Pengembangan SDM Direktorat Bina Pelatihan Kompetensi dan Pembinaan , LKPP melakukan bantuan pendidikan dan latihan untuk memenuhi tuntutan kompetensi pengelola barang/jasa pemerintah. Unit kerja ini mempunyai tugas dan fungsi membuat regulasi dan kebijakan dalam bidang Pelatihan Pengadaan Barang/Jasa di Lembaga Pelatihan Pengadaan barang/Jasa di Indonesia. Adapun kegiatan Direktorat Bina Pelatihan Kompetensi antara lain :

 Menyusun program pelatihan;

 Melaksanakan Pelatihan untuk Pelatih pengadaan barang / jasa dan pelatihan asessor akreditasi LPP (Lembaga Penyelenggara Pelatihan );

 Menyusun pedoman penyelenggaraan pelatihan;

 Menyusun pedoman akreditasi LPP;

 Membina kerjasama dengan LPP;

 Melakukan monitoring dan evaluasi kegiatan pelatihan pengadaan barang / jasa LPP.

Namun ironisnya, hasil yang diraih dalam setiap kegiatan pelatihan barang/jasa, khususnya terhadap pegawai di lingkungan Kemdikbud cukup memprihatinkan. Dari beberapa sampel hasil pengumuman ujian rentang bulan januari-nopember tahun 2012 yang dapat dilihat dalam situs www.lkpp.go.id, rata-rata kelulusan hanya mencapai 30 prosen saja. Padahal secara kurikulum pelatihan, LKPP telah memiliki standar baku yang sudah mengalami pengkajian dan perbaikan baik meliputi substansi materi dan alokasi waktu.


(18)

Intensitas pelatihan barang/jasa pemerintah yang relative tinggi, ternyata tidak berbanding lurus dengan kompetensi dan efektifitas kinerja pengelola pengadaan yang diharapkan. Rata-rata pegawai UPT Kemdikbud yang diproyeksikan menjadi pengelola pengadaan barang/jasa pemerintah telah mendapatkan tugas untuk mengikuti pelatihan barang/jasa pemerintah diatas dua kali, namun pegawai yang memiliki kompetensi yang dibuktikan melalui kelulusan sertifikasi pengadaan barang/jasa pemerintah masih sangat sedikit.

Fenomena diatas, diantaranya disebabkan oleh ketidakefektifan sistem kompensasi terhadap pengelola pegadaan barang/jasa yang kurang memenuhi rasa keadilan jika dibandingkan dengan tanggungjawab kerja yang memiliki tingkat resiko tinggi dalam pertanggungjawaban keuangan negara. Pengelola pengadaan setidaknya harus dapat mempertanggungjawabkan dokumen dan hasil kegiatan setiap item pengadaan minimal lima tahun kedepan setelah pelaksanaan kegiatan berakhir. Oleh karenanya, pegawai yang diproyeksikan sebagai pengelola pengadaan, cenderung menghindari tugas tersebut dengan tidak meluluskan dirinya ketika diberikan tugas mengikuti pelatihan barang/jasa.

Sistem kompensasi yang baik diyakini oleh para pakar akan mendukung tercapainya tujuan-tujuan organisasi dengan efektif, dapat meningkatkan efesiensi administrasi serta memfasilitasi pengertian kedua belah pihak. Sejalan dengan pendapat diatas, Nanang Fattah (2008: 12) mengemukakan bahwa ”sistem dan

besarnya imbalan” bagian esensi prinsip manajemen yang akan meningkatkan

efektifitas, efesiensi, dan produktifitas kerja.

Pengelola pengadaan, khususnya panitia pengadaan dan pemeriksa barang mendapatkan honorarium setiap paket pekerjaan dengan besaran nilai yang ditentukan setiap tahunnya melalui Standar Biaya Umum yang dikeluarkan oleh Surat Keputusan Menteri Keuangan. Besaran honorarium tersebut dinilai masih tidak sesuai dengan besarnya tanggung jawab pengelola pengadaan sehingga menjadi salah satu penyebab inefektifitasnya implementasi pengadaan barang/jasa di berbagai instansi pemerintah khususnya di lingkungan pendidikan. Berikut dilampirkan kutipan honorarium pengelola pengadaan berdasarkan SBU tahun 2012 yang dikeluarkan oleh Menteri Keuangan :


(19)

Tabel 1.2

Honorarium Pengelola Pengadaan

Sumber : Peraturan Menteri Keuangan, SBU Tahun 2013

Dari uraian penjelasan diatas, dapat teridentifikasi bahwa inefektifitas dan efisiensinya kegiatan pengadaan barang jasa pemerintah khususnya di lingkungan instansi pendidikan merupakan dampak dari adanya kesenjangan dari faktor-faktor sebagai variabel yang mempengaruhi kegiatan pengadaan, diantaranya minimnya kompetensi pengelola pengadaan sebagai dampak dari pelatihan barang/jasa dan kompensasi yang dianggap kurang efektif. Memperkuat asumsi diatas, hasil penelitian Jatiningtyas, (2011:i) mengungkapkan bahwa diantaranya faktor kualitas panitia pengadaan dan penghasilan panitia secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Fraud dalam pengadaan pada Instansi Pemerintah. Fenomena ini merupakan landasan rasional bagi semua pihak melalui upaya tindakan perubahan untuk memperbaiki kesenjangan yang telah terjadi. Salah satu upaya diatas adalah dengan melakukan penelitian ini.

Melalui penelitian ini, diharapkan akan terungkap apakah pelatihan staf pengadaan dan kompensasi merupakan faktor-faktor signifikan yang mempengaruhi efektifitas pengadaan barang/jasa pemerintah khususnya di lingkungan pendidikan & upaya solutif sehingga dapat memberikan kontribusi bagi semua pihak yang berkepentingan supaya anggaran pemerintah yang dikeluarkan untuk membiayai kegiatan pengadaan barang dan jasa, dapat berjalan dengan efisien dan memenuhi aspek akuntabilitas serta menghasilkan output dan


(20)

outcome yang bemutu. Berdasar permasalahan diatas, penulis terdorong untuk membuat penelitian dengan judul :

Pengaruh Pelatihan Staf pengadaan dan Kompensasi terhadap Efektifitas Pengadaan Barang/Jasa di Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) dan Pusat Pengembangan & Pemberdayaan Pendidik & Tenaga Kependidikan (P4TK) Kementerian Pendidikan & Kebudayaan”.

B. Identifikasi & Rumusan Masalah A.Identifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, dapat teridentifikasi bahwa kegiatan pelatihan barang/jasa pemerintah yang telah dilakukan masih belum efektif, sehingga berdampak terhadap rendahnya penguasaan kompetensi pengelola kegiatan pengadaan barang/jasa pemerintah. Begitu pula sistem kompensasi bagi pengelola pengadaan dinilai sangat tidak sesuai dengan besarnya tanggungjawab yang diemban. Faktor-faktor tersebut berdampak kepada kurang efektifnya implementasi pengadaan barang/jasa dalam organisasi pemerintah khususnya di instansi pendidikan. Adapun secara rinci permasalahan diatas dapat diidentifikasi sebagai berikut :

a. Kegiatan pelatihan pengadaan barang/jasa pemerintah yang dilakukan oleh institusi penyelenggara diklat dirasakan masih belum efektif.

b. Rendahnya kompetensi para pengelola pengadaan barang/jasa pemerintah sebagai akibat dari pendidikan dan latihan yang kurang efektif.

c. Kurangnya motivasi pegawai terkait penguasaan kompetensi pengadaan barang/jasa ketika pelaksanaan penyelengaraan diklat.

d. Sistem kompensasi pengelola pengadaan barang/jasa pemerintah dinilai masih belum memenuhi rasa keadilan sehingga berdampak terhadap rendahnya motivasi dan kinerja pengelola pengadaan barang/jasa.

e. Kurang efektifnya kinerja implementasi pengadaan barang jasa pemerintah akibat kurangnya kompetensi pegawai dalam pengadaan barang/jasa pemerintah sebagai dampak dari pelatihan yang belum efektif.


(21)

Walker (2003:3-12) mengidentifikasi ada enam faktor model yang memberikan persyaratan untuk reformasi pengadaan publik yang sukses, yang diilustrasikan dalam gambar berikut :

Menganalisis kesenjangan masalah yang telah diuraikan diatas, setidaknya penulis melihat ada dua faktor yang dianggap lebih determinan dan memiliki korelasional yang cukup signifikan dengan identifikasi masalah. Kedua variabel tersebut yaitu dukungan dari tingkat politik tertinggi diantaranya pemberian kompensasi dan pelatihan pengadaan. Melalui pelatihan pengadaan yang baik, menghasilkan sumber daya manusia pengadaan yang profesional sehingga apabila ditunjang dengan regulasi peraturan pengadaan yang tepat akan berkontribusi positif pada efektifitas kegiatan pengadaan barang/jasa pemerintah.

B.Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka dapat dirumuskan beberapa pokok permasalahan sebagai berikut:

a. Bagaimana gambaran pelatihan staf pengadaan barang jasa di LPMP dan P4TK Kemdikbud?

b. Bagaimana gambaran kompensasi yang diberikan terhadap staf pengadaan di LPMP dan P4TK Kemdikbud?


(22)

c. Bagaimana gambaran tingkat efektifitas implementasi pengadaan barang/jasa di LPMP dan P4TK Kemdikbud?

d. Seberapa besar pengaruh pelatihan staf pengadaan barang/jasa terhadap efektifitas pengadaan barang/jasa di LPMP dan P4TK Kemdikbud?

e. Seberapa besar pengaruh kompensasi staf pengadaan terhadap efektifitas pengadaan barang/jasa di LPMP dan P4TK Kemdikbud?

f. Seberapa besar pengaruh pelatihan staf pengadaan barang/jasa dan kompensasi yang diberikan terhadap efektifitas pengadaan barang/jasa di LPMP dan P4TK Kemdikbud?

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum

Adapun tujuan umum penelitian tesis ini adalah dalam rangka pengembangan keilmuan tentang pengadaan publik melalui studi komparasi dengan pengalaman empiris di LPMP dan P4TK Kemdikbud, sehingga diharapkan dapat berkontribusi positif dan sebagai media informasi terhadap pelaksanaan pengadaan barang jasa yang efektif dan kredibel.

2. Tujuan khusus

Penelitian ini secara spesifik diarahkan untuk mengumpulkan informasi ilmiah terkait dengan pelatihan staf pengadaan barang/jasa dan Perpres 54/2010 tentang pengadaan barang jasa pemerintah terhadap implementasi pengadaan barang/jasa yang efektif di lingkungan LPMP dan P4TK Kemdikbud. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk :

a. Mendapatkan gambaran kondisi pelatihan staf pengadaan barang jasa di LPMP dan P4TK Kemdikbud.

b. Mendapatkan gambaran kondisi kompensasi yang diberikan terhadap staf pengadaan di LPMP dan P4TK Kemdikbud.

c. Mendapatkan gambaran tingkat efektifitas implementasi pengadaan barang/jasa di LPMP dan P4TK Kemdikbud.

d. Menganalisis tentang seberapa besar pengaruh pelatihan staf pengadaan barang/jasa terhadap efektifitas pengadaan barang/jasa di LPMP dan P4TK Kemdikbud.


(23)

e. Menganalisis tentang seberapa besar pengaruh kompensasi yang diberikan terhadap staf pengadaan terhadap efektifitas pengadaan barang/jasa di LPMP dan P4TK Kemdikbud.

f. Menganalisis tentang seberapa besar pengaruh pelatihan staf pengadaan barang/jasa dan kompensasi yang diberikan kepada staf pengadaan terhadap efektifitas pengadaan barang/jasa di LPMP dan P4TK Kemdikbud.

D. MANFAAT PENELITIAN

Penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi positif baik dari aspek teoritis maupun praktis terhadap pengembangan keilmuan khususnya dalam ruang lingkup pengadaan barang/jasa pemerintah (public procurement) di lingkungan instansi pendidikan. Lebih jelasnya, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

Secara teoritis, penelitian ini diharapkan memiliki nilai manfaat terhadap pendalaman kajian keilmuan dalam bidang pengadaan barang/jasa pemerintah (public procurement) khususnya di lingkungan instansi pendidikan, terkait faktor-faktor sebagai variabel signifikan yang mempengaruhi ruang lingkup implementasi pengadaan barang/jasa pemerintah yang efektif.

Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan nilai manfaat sbb : 1. Memberikan kontribusi sumbangan pemikiran bagi pihak-pihak yang berminat

untuk mendalami lebih mendalam tentang pengadaan barang/jasa pemerintah (public procurement).

2. Sebagai bahan masukan bagi para pengelola anggaran pemerintah dalam pelaksanaan kegiatan pengadaan barang/jasa pemerintah (public procurement) yang efektif.

3. Sebagai bahan masukan bagi instansi penyelenggara kegiatan diklat pengadaan barang/jasa pemerintah dalam metode penyelenggaraan diklat yang efektif dan efisien.

4. Sebagai bahan masukan bagi para pemangku kebijakan dari mulai tingkat daerah hingga pusat terkait manajemen pengelolaan kegiatan barang/jasa


(24)

pemerintah meliputi rekrutmen pengelola, pemenuhan kompetensi hingga manajemen kinerja pelaksanaan pengadaan barang/jasa pemerintah (public procurement).

E. Struktur Organisasi Tesis

Untuk mempermudah dalam menjelaskan arah penulisan penelitian ini, perlu kiranya dikemukakan sistematika penulisan secara keseluruhan. Adapun sistematika penulisan ini adalah :

Bab I. Pendahuluan, pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang penelitian, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, metode penelitian, manfaat/signifikansi penelitian, dan struktur organisasi tesis.

Bab II. Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran, dan Hipotesis Penelitian, pada bab ini akan dibahas mengenai kajian teoritis dan hasil penelitian terdahulu tentang efektifitas pengadaan barang jasa pemerintah serta kajian pelatihan dan kompensasi. Pada bab ini juga disajikan kerangka pemikiran yang digunakan sebagai alur fikir penelitian yang juga mendasari hipotesis penelitian

Bab III. Metode Penelitian, pada bab ini berisi penjabaran tentang metode penelitian yang meliputi komponen sebagai berikut : penentuan dan cara pemilihan lokasi dan subjek populasi/sampel penelitian serta justifikasinya, desain penelitian yang digunakan dan justifikasinya, metode penelitian dan justifikasinya, definisi operasional sebagai variabel yang melahirkan instrumen penelitian, instrumen penelitian yang digunakan dan justifikasinya serta proses pengembangannya, teknik pengumpulan data yang digunakan dan alasan rasionalnya, dan menyajikan tahap-tahap serta teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian.

Bab IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan, pada bab ini penulis akan menyajikan hasil pengolahan dan analisis data untuk memperoleh temuan dari masalah penelitian, pertanyaan penelitian, hipotesis dan tujuan penelitian. Dalam bab ini juga disajikan pembahasan atau analisis temuan yang dikaitkan dan merupakan refleksi dari pengembangan kajian pustaka teori dan penelitian sebelumnya.

Bab V. Kesimpulan dan Saran, pada bab ini penulis akan menyajikan penafsiran dan pemaknaan hasil temuan penelitian berupa kesimpulan yang merupakan jawaban pertanyaan penelitian atau rumusan masalah dan saran/rekomendasi pada para pihak


(25)

yang terkait, pengguna hasil penelitian dan para peneliti yang berminat untuk melakukan penelitian selanjutnya.


(26)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian dan Subjek Penelitian

Lokasi atau tempat dalam penelitian ini adalah LPMP dan P4TK Kemdikbud. Lembaga pendidikan pemerintah diatas merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pusat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang tersebar pada seluruh provinsi di Indonesia. Pemilihan tersebut didasarkan pada argumen bahwa kegiatan pengadaan barang/jasa dalam sektor pendidikan di Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pusat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan cukup menyerap anggaran yang relatif besar. Selain itu, lembaga unit pendidikan diatas memiliki tugas pokok dan fungsi yang sangat strategis dalam upaya mendukung program peningkatan pendidik dan tenaga kependidikan serta mutu pendidikan secara nasional.

Menurut Sugiyono (2009:80) “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya”. Adapun yang menjadi populasi dari penelitian ini adalah semua

pegawai/staf yang telah mengikuti pelatihan barang jasa di lingkungan lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) dan Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik & Tenaga Kependidikan (P4TK) Kemdikbud.

Menurut Arikunto yang dikutip oleh Akdon dan Hadi (2005:98) mengemukakan bahwa : „Sampel adalah bagian dari populasi (sebagian atau wakil populasi yang diteliti). Sampel penelitian adalah sebagian dari populasi yang

diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi.‟ Karena

populasi dalam penelitian ini dalam jumlah yang cukup besar, dengan keterbatasan dana , kemampuan dan waktu penelitian maka pengambilan sampel dipilih dengan pertimbangan sampel yang refresentatif mewakili semua populasi.

Teknik pengambilan sampel atau teknik sampling adalah suatu cara pengambilan sampel yang refresentatif dari populasi. Sampel pada penelitian ini diambil dengan menggunakan area sampling dan purposive sampling. Area


(27)

cara mengambil wakil dari setiap wilayah geografis yang ada”( Akdon , 2008 : 102 ) sedangkan sampling purposive adalah dikenal dengan sampling pertimbangan adalah teknik sampling yang digunakan jika peneliti mempunyai pertimbangan-pertimbangan tertentu di dalam pengambilan sampelnya atau penentuan sampel untuk tujuan tertentu.

Sampling area digunakan untuk menentukan wilayah UPT Kemdikbud yang mewakili geografi kepulauan, sedangkan sampel purposive digunakan untuk mengambil sampel terpilih, yakni satu orang panitia/pejabat pengadaan di lingkungan LPMP dan P4TK Kemdikbud yang mempunyai tupoksi di bidang pengadaan barang/jasa. Adapun kriteria sampel terpilih yang ditentukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1) Berstatus PNS yang telah mengikuti pelatihan pengadaan barang/jasa dalam kurun waktu 3 tahun terakhir (Pelatihan Perpres No.54 Tahun 2010 tentang pengadaan barang/jasa pemerintah).

2) Telah dinyatakan sebagai ahli pengadaan barang/jasa melalui ujian sertifikasi yang dilakukan oleh LKPP.

3) Berstatus aktif menjadi panitia/pejabat pengadaan barang/jasa pemerintah di lingkungan instansi tempat bekerja.

Tabel berikut akan menguraikan populasi dan sampel institusi pendidikan yang dipilih dalam penelitian ini :

Tabel 3.1. Sampel Penelitian

No Jenis UPT Jumlah Populasi Jumlah Sampel (70%) Jumlah Rspnden

Keterangan Sampel UPT terpilih

1 LPMP 31 22 1 Orang

Representasi dari seluruh kepulauan yang ada di Indonesia.

LPMP NAD, Sumut, Sumbar, Sumsel, Riau, Jambi, Lampung, Bengkulu, Babel, Banten, DKI, Jabar, Jateng, Jatim, Kalteng,

Kaltim, Bali, NTB, Papua,

Sulteng, Sulsel, Maluku

2 P4TK 12 8 1 Orang

Representasi rumpun keahlian dalam tupoksi yang diampu

P4TK BMTI, PKN & IPS, Seni & Budaya, TK & PLB, Pertanian, Penjas & BK, Bisnis & Pariwisata


(28)

Lembaga.

Jumlah 44 30 UPT 30 Orang B. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Metode deskriptif merupakan metode yang ditujukan untuk memecahkan masalah yang terjadi pada masa sekarang. Pendapat tersebut dikemukakan oleh Arikunto (2002:86) yakni: “Metode deskriptif adalah metode penelitian yang digunakan dalam mengkaji permasalahan-permasalahan yang terjadi saat ini atau masa sekarang.”. Dengan metode ini, data-data dikumpulkan dari sumber data primer dan sekunder dimana data primer diperoleh dengan menyebarkan kuesioner kepada sampel responden untuk memperoleh fakta yang relevan dan up to date yang dilakukan di lapangan.

Secara rasional, karena data yang akan diambil dalam penelitian ini tersebar di seluruh wilayah indonesia, maka penulis akan menggunakan bantuan teknologi e-mail. Teknisnya, penulis sebelumnya akan mengkonsolidasi dan mengumpulkan jaringan informasi terkait responden yang akan dimintai pendapatnya. Syukurnya, karena penulis juga merupakan bagian dari pengelola pengadaan yang ada di salah satu instansi pendidikan tersebut sehingga diprediksi akan lebih mempermudah dalam upaya konsolidasi didalamnya. Instrumen yang diberikan akan dikirim dan dimintai hasil pendapatnya melalui e-mail pribadi. Khusus bagi responden LPMP dan P4TK yang lokasinya berada di wilayah bandung, akan dilakukan kunjungan secara langsung.

Selain itu, metode lain yang digunakan adalah metode survey penjelasan (explanatory survey method). Menurut Kerlinger yang dikutip oleh Sugiyono (2004:7) menjelaskan bahwa metode survey merupakan metode penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari dalah data sampel dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif distribusi dan hubungan-hubungan antar variabel sosiologis dan psikologis.

Merujuk penjelasan diatas, Permasalahan efektifitas pengadaan barang/jasa dapat digeneralisir sebagai permasalahan kontekstual yang saling terkait dan berhubungan dengan variabel lainnya yakni sesuai dengan tujuan penelitian ini


(29)

yang akan menjelaskan hubungan antar variabel penelitian, yaitu pelatihan staf pengadaan, kompensasi dan efektifitas pengadaan barang/jasa pemerintah.

C. Definisi Operasional

1. Efektifitas pengadaan barang/jasa

Sondang P. Siagian (2001 : 24) mendefinisikan bahwa, “Efektivitas adalah pemanfaatan sumber daya, sarana dan prasarana dalam jumlah tertentu yang secara sadar ditetapkan sebelumnya untuk menghasilkan

sejumlah barang atas jasa kegiatan yang dijalankannya”. Efektivitas menunjukan

keberhasilan dari segi tercapai tidaknya sasaran yang telah ditetapkan. Jika hasil kegiatan semakin mendekati sasaran, berarti makin tinggi efektivitasnya. Schemerhon John R. Jr. (1986:35) Menjelaskan,”Efektifitas adalah pencapaian target output yang diukur dengan cara membandingkan output anggaran atau seharusnya (OA) dengan output realisasi atau sesungguhnya (OS), jika (OA) > (OS) disebut efektif.

Sedangkan pengadaan publik (Public Procurement), menurut Edquist et al. (2000) pada prinsipnya, adalah proses akuisisi yang dilakukan oleh pemerintah dan institusi publik untuk mendapatkan barang (goods), bangunan (works), dan jasa (services) secara transparan, efektif, dan efisien sesuai dengan kebutuhan dan keinginan penggunanya.

Efektifitas pengadaan barang/jasa pemerintah merupakan segala bentuk transksaksi pembelian yang dilakukan oleh pemerintah dan institusi publik untuk mendapatkan barang, bangunan maupun jasa (layanan) melalui mekanisme pengadaan barang/jasa berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam rangka memenuhi kebutuhan lembaga/organisasi dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Efektifitas pengadaan barang/jasa dimaksud diukur dengan instrumen pengukuran kinerja value for money. Indikator pengukuran kinerja pada konsep ini akan terpusat pada tiga pertanyaan mengenai ekonomi, efisiensi dan efektifitas program. Ekonomi dan efisiensi berkaitan erat dengan cost of input, dimana ekonomi berkaitan dengan penghematan keuangan dan


(30)

kehati-hatian/kecermatan (prudency), dan efisiensi lebih mengarah pada perbandingan antara input yang digunakan terhadap output yang dihasilkan. Sedangkan efektifitas merupakan hubungan antara output dengan tujuan yang harus dicapai (hasil guna) yang menggambarkan jangkauan akibat dan dampak (outcome).

2. Pelatihan Staf Pengadaan Barang/jasa Pemerintah

Dari beberapa definisi konseptual para ahli, dapat ditarik kesimpulan bahwa pada intinya pelatihan merupakan usaha yang terencana dari organisasi untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan pegawai dalam mencapai tujuan organisasi.

Pelatihan pengadaan barang/jasa yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan aktifitas formal yang dilakukan oleh Lembaga Penyelenggara Pelatihan (LPP) dibawah naungan Lembaga Kebijakan Pengadaan Pemerintah (LKPP) kepada staf pengadaan di Lembaga Pendidikan yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keahlian dalam bidang pengadaan barang/jasa pemerintah.

3. Kompensasi

Dari beberapa definisi konseptual para ahli, dapat ditarik kesimpulan bahwa Kompensasi pada esensinya adalah semua bentuk imbalan yang diterima oleh pegawai yang merupakan kontribusi sebagai balas jasa (kontra prestasi) atas hasil kerja mereka terhadap organisasi.

Kompensasi dalam penelitian ini adalah segala bentuk penghargaan baik berupa finansial maupun non finansial yang diterima oleh staf/panitia pengadaan atas hasil kinerjanya dalam pelaksanaan kegiatan pengadaan barang/jasa di lingkungan instansi pemerintah.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat bantu yang digunakan untuk mempermudah peneliti dalam memperoleh data terkait masalah yang diteliti. Menurut Akdon & Hadi (2005), Instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar


(31)

kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya. Alat ukur yang digunakan yaitu berupa angket dengan menggunakan Skala Likert.

Data yang dihasilkan dari angket yang disebar, dihitung dengan menggunakan teknik pengukuran interval skala likert dengan kisaran berlanjut mulai dari 1 hingga 5 dengan alternatif jawaban sebagai berikut :

5 = Sangat Tinggi 4 = Tinggi

3 = Cukup 2 = Rendah

1 = Sangat Rendah.

Skala likert merupakan instrumen yang melaporkan seseorang merespon pada serangkaian pertanyaan dengan menindikasikan besarnya persetujuan yang diberikan. Setiap pilihan diberikan pada nilai numerik, dan jumlah skor diperkirakan untuk mengindikasikan sikap atau keyakinan dalam pertanyaan (Frankael & Wallen, 2006). Setiap jawaban dihubungkan dalam bentuk pertanyaan atau dukungan sikap yang dungkapkan dalam deskripsi (Akdon, 2010:118) sebagai berikut :

Tabel 3.2 Skala Likert

Bentuk Pertanyaan Positif Bentuk Pertanyaan Negatif

Alternatif Jawaban

Skor Pernyataan

Alternatif Jawaban

Skor Pernyataan

Selalu 5 Selalu 1

Sering 4 Sering 2

Kadang-kadang 3 Kadang-kadang 3

Jarang 2 Jarang 4

Tidak pernah 1 Tidak pernah 5

Sumber : Akdon, 2010

Kisi-kisi untuk penelitian ini merupakan aspek-aspek turunan/sub variabel dari variabel penelitian yang dipilih atau biasa disebut sebagai dimensi. Selanjutnya dimensi tersebut diturunkan kembali kedalam indikator-indikator sederhana untuk


(32)

lebih memudahkan dalam bentuk kuesioner/pertanyaan. Variabel dan indikator-indikator dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Tabel 3.3

Kisi-kisi Instrumen Penelitian

No Variabel

Penelitian Indikator Sub Indikator No.item

1 Pelatihan Staf Pengadaan (X1)

Materi pelatihan - Analisis kebutuhan

- Kesesuaian isi materi - Struktur kurikulum - Kemutakhiran materi

1 2-3 4 5 Metode Pelatihan

- Ketepatan metode - KBM Pelatihan - Kemudahan difahami

6 7 8 Fasilitas

Pelatihan

- Ketersediaan sarana &

prasarana (kuantitas & kualitas)

- Kenyamanan & kemudahan

penggunaan

9-11

12-13

Pengajar / Instruktur

- Kompetensi akademik - Kecakapan mengajar - Pengetahuan empiris

14 15 16 Peserta - Seleksi/rekrutmen peserta

- Motivasi peserta

17-18 19 Evaluasi - Proses pelatihan

- Evaluasi akhir pelatihan - Dampak pelatihan

20 21 22 2 Kompensasi (X2) Kompensasi

financial langsung

- Keadilan kompensasi

langsung yang diterima -Keseimbangan kompensasi

dengan beban kerja

1-4


(33)

No Variabel

Penelitian Indikator Sub Indikator No.item

-Sistem remunerasi pegawai

pemerintah yang efektif 7-9 Kompensasi

financial tidak langsung

- Proteksi terhadap profesi pengadaan barang/jasa - Kompensasi di luar jam

kerja

- Fasilitas kerja yang diperoleh 10-11 12 13-14 Kompensasi non financial (pelengkap)

- Penghargaan karier profesi pengadaan barang/jasa - Pengakuan dari lingkungan

kerja

- Kompensasi yang diterima mendorong motivasi bekerja

- Keamanan dan kenyamanan dalam melakukan pekerjaan - Perlindungan organisasi

terhadap konsekuensi tugas pekerjaan 15-18 19 20 21 22-23

3 Efektifitas Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (Y)

Ekonomis - Analisis kebutuhan pengadaan

- Sistem penganggaran - Perencanaan pengadaan - Penyusunan dokumen

pengadaan (SBD)

- Pembuatan RAB/HPS

pengadaan barang/jasa 1-2 3 4 5 6-7


(34)

No Variabel

Penelitian Indikator Sub Indikator No.item

- Penyusunan metode

evaluasi yang tepat

8

Efisien - Pelaksanaan/proses

pengadaan yang sesuai SBD

- Konsistensi terhadap pakta

integritas

- Evaluasi yang cermat &

berorientasi hemat anggaran

- Pemilihan penyedia

barang/jasa yang kredibel

- Klarifikasi & negosiasi

harga

- Pelaporan & pengusulan

sisa anggaran (bahan revisi)

9

10-11

12

13

14

15-16 Efektif - Sistem kontrol mutu

Pemeriksaan hasil pekerjaan

- Ketepatan waktu

penyelesaian pekerjaan

- Kesesuaian barang/jasa

dengan kebutuhan lembaga

- Manfaat barang/jasa untuk

mendukung tupoksi lembaga

- Mekanisme penyimpanan &

distribusi barang

- Sistem pelaporan yang

sesuai dan akuntabel

17-18

19-20

21

22

23


(35)

No Variabel

Penelitian Indikator Sub Indikator No.item

E. Uji Coba Penelitian

Dalam penelitian ini, variabel yang digunakan tidak diukur secara langsung, tetapi dibentuk melalui dimensi-dimensi (indikator-indikator) yang diamati (Ghozali, 2005). Sebelum pengolahan data dilakukan, terlebih dahulu perlu dilakukan pengujian kualitas data penelitian, yaitu dengan melakukan pengujian validitas dan reliabilitas.

1. Validitas

Validitas dan reliabilitas digunakan dalam suatu penelitian untuk mengukur kualitas instrument. Uji validitas digunakan untuk mengukur sahih atau tidaknya suatu kuesioner. Arikunto (Akdon dan Hadi, 2005:143) menjelasakan bahwa :

“Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat keandalan atau kesahihan

suatu alat ukur.:

Pengujian validitas instrumen dapat diketahui melalui perhitungan dengan menggunakan rumus Pearson Product Moment terhadap nilai-nilai antara variabel X dan variabel Y. Seperti yang diungkapkan Sugiyono, (2008:95):

Keterangan:

n = Jumlah responden

XY = Jumlah perkalian X dan Y X = Jumlah skor tiap butir Y = Jumlah skor total

X2 = Jumlah skor X dikuadratkan Y2 = Jumlah skor Y dikuadratkan

Selanjutnya dihitung dengan uji t atau uji signifikansi. Uji ini adalah untuk menentukan apakah variabel X tersebut signifikan terhadap variable Y. Uji


(36)

signifikasi ini dengan menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Arikunto (1996:380), yaitu :

Keterangan :

r = Koefisien Korelasi n = Jumlah responden t = Uji signifikansi

Distribusi (tabel t) untuk α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk = n – 2),

dengan keputusan, jika thitung>ttabel berarti valid, sebaliknya jika thitung<ttabelberarti

tidak valid. Uji coba instrumen dilakukan kepada 30 orang responden dengan karakteristik yang sama pada unit kerja berbeda namun masih dalam lingkungan Kementerian Pendidikan & Kebudayaan, menghasilkan sebagai berikut :

Tabel 3.4

Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Pelatihan Staf Pengadaan (X1)

No.

Item t hitung

t tabel

α = 0,05 Keputusan

1 3,125 >1,701 Valid

2 2,119 >1,701 Valid

3 1,502 <1,701 Tidak Valid (revisi)

4 2,064 >1,701 Valid

5 0,079 <1,701 Tidak Valid (drop)

6 2,256 >1,701 Valid

7 3,285 >1,701 Valid

8 4,089 >1,701 Valid

9 3,619 >1,701 Valid

10 4,464 >1,701 Valid

11 2,588 >1,701 Valid

12 1,117 <1,701 Tidak Valid (drop)

13 1,899 >1,701 Valid

14 3,094 >1,701 Valid

15 4,659 >1,701 Valid

16 1,659 <1,701 Tidak Valid (drop)

17 4,142 >1,701 Valid

18 4,994 >1,701 Valid

19 3,078 >1,701 Valid


(37)

21 0,688 <1,701 Tidak Valid (drop)

22 3,124 >1,701 Valid

23 2,119 >1,701 Valid

24 4,647 >1,701 Valid

25 2,355 >1,701 Valid

26 3,099 >1,701 Valid

Tabel 3.5

Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Kompensasi (X2)

No.

Item t hitung

t tabel

α = 0,05 Keputusan

1 8,577 >1,701 Valid

2 3,532 >1,701 Valid

3 0,551 <1,701 Tidak Valid ( drop)

4 8,763 >1,701 Valid

5 3,701 >1,701 Valid

6 8,526 >1,701 Valid

7 6,524 >1,701 Valid

8 8,974 >1,701 Valid

9 0,068 <1,701 Tidak Valid ( drop)

10 7,586 >1,701 Valid

11 3,243 >1,701 Valid

12 4,461 >1,701 Valid

13 2,636 >1,701 Valid

14 0,085 <1,701 Tidak Valid ( drop)

15 4,213 >1,701 Valid

16 7,503 >1,701 Valid

17 1,991 >1,701 Valid

18 4,781 >1,701 Valid

19 -0,124 <1,701 Tidak Valid (revisi)

20 4,360 >1,701 Valid

21 5,429 >1,701 Valid

22 4,379 >1,701 Valid


(38)

Tabel 3.6

Hasil Uji Validitas Instrumen

Variabel Efektifitas Pengadaan Barang/Jasa (Y) No.

Item t hitung

t tabel

α = 0,05 Keputusan

1 3,552 >1,701 Valid

2 1,993 <1,701 Tidak Valid (drop)

3 2,081 >1,701 Valid

4 4,225 >1,701 Valid

5 6,618 >1,701 Valid

6 3,552 >1,701 Valid

7 6,140 >1,701 Valid

8 4,523 >1,701 Valid

9 4,027 >1,701 Valid

10 3,205 >1,701 Valid

11 1.213 <1,701 Tidak Valid (drop)

12 1,078 <1,701 Tidak Valid (revisi)

13 2,578 >1,701 Valid

14 4,225 >1,701 Valid

15 2,801 >1,701 Valid

16 2,425 >1,701 Valid

17 7,812 >1,701 Valid

18 4,886 >1,701 Valid

19 3,993 >1,701 Valid

20 1,342 <1,701 Tidak Valid (drop)

21 3,052 >1,701 Valid

22 2,630 >1,701 Valid

23 2,127 >1,701 Valid

24 3,199 >1,701 Valid

25 2,449 >1,701 Valid

2. Reliabilitas

Reliabilitas adalah alat ukur untuk mengukur kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliable atau handal jika jawaban seseorang terhadap item pernyataan adalah konsisten atau


(39)

stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2005). Pengukuran reliabilitas dapat dilakukan dengan dua cara yaitu :

 Repeated Measure (pengukuran ulang) yaitu responden diberikan pertanyaan yang sama pada dua waktu yang berbeda, kamudian dilihat konsistensi jawaban yang diberikan oleh responden

 One Shot (sekali pengukuran) yaitu dengan mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan dengan menggunakan uji statistik Cronbach Alpha (α).

Metode yang diambil dalam penelitian ini adalah uji reliabilitas One Shot melalui uji Cronbach Alpha (α) dengan memanfaatkan menu yang telah tersedia dalam software SPSS 17.0. Adapun kaidah pengambilan keputusan adalah : jika r

hitung> r tabel maka instrumen reliabel, dan jika rhitung < rtabel maka instrumen tidak

reliabel. Adapun hasil pengujian adalah sebagai berikut :

Tabel 3.7

Hasil Uji Reabilitas Instrumen Variabel Pelatihan Staf Pengadaan (X1)

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha Part 1 Value .632

N of Items 13a

Part 2 Value .684

N of Items 13b

Total N of Items 26

Correlation Between Forms .701

Spearman-Brown Coefficient

Equal Length .824

Unequal Length .824

Guttman Split-Half Coefficient .823

a. The items are: p1, p2, p3, p4, p5, p6, p7, p8, p9, p10, p11, p12, p13. b. The items are: p14, p15, p16, p17, p18, p19, p20, p21, p22, p23, p24, p25, p26.

Pengujian reliabilitas pada variabel pelatihan staf pengadaan (X1)

menggunakan nilai korelasi gutman split-half coefficient yaitu sebesar 0,823. Korelasi berada pada kategori sangat kuat. Bila dibandingkan dengan rtabel 0,374


(40)

maka rhitung lebih besar daripada rtabel. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

item pertanyaan pada variabel pelatihan staf pengadaan (X1) reliabel.

Tabel 3.8

Hasil Uji Reabilitas Instrumen Reliabilitas Variabel X2 (Kompensasi )

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha Part 1 Value .843

N of Items 12a

Part 2 Value .640

N of Items 11b

Total N of Items 23

Correlation Between Forms .764

Spearman-Brown Coefficient

Equal Length .866

Unequal Length .867

Guttman Split-Half Coefficient .815

a. The items are: p1, p2, p3, p4, p5, p6, p7, p8, p9, p10, p11, p12. b. The items are: p12, p13, p14, p15, p16, p17, p18, p19, p20, p21, p22, p23.

Pengujian reliabilitas pada variabel kompensasi (X2) juga dengan melihat

nilai korelasi gutman split-half coefficient yaitu sebesar 0,815. Korelasi berada pada kategori sangat kuat. Bila dibandingkan dengan rtabel 0,374 maka rhitung lebih

besar daripada rtabel. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa item pertanyaan


(41)

Tabel 3.9

Hasil Uji Reabilitas Instrumen Efektifitas Pengadaan Barang/Jasa (Y)

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha Part 1 Value .773

N of Items 13a

Part 2 Value .720

N of Items 12b

Total N of Items 25

Correlation Between Forms .865

Spearman-Brown Coefficient

Equal Length .928

Unequal Length .928

Guttman Split-Half Coefficient .924

a. The items are: p1, p2, p3, p4, p5, p6, p7, p8, p9, p10, p11, p12, p13. b. The items are: p13, p14, p15, p16, p17, p18, p19, p20, p21, p22, p23, p24, p25.

Pengujian reliabilitas pada variabel efektifitas pengadaan barang/jasa (Y) ini dengan melihat nilai korelasi gutman split-half coefficient yaitu sebesar 0,924. Korelasi berada pada kategori sangat kuat. Bila dibandingkan dengan rtabel 0,374

maka rhitung lebih besar daripada rtabel. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

item pertanyaan pada variabel efektifitas pengadaan barang/jasa (Y) reliabel.

F. Teknik Pengumpulan & Pengolahan Data 1. Teknik Pengumpulan Data


(42)

Teknik pengumpulan data merupakan suatu cara yang dilakukan untuk memperoleh data yang diperlukan untuk kepentingan penelitian. Dalam penelitian ini, metode pengumpulan data yang gunakan adalah angket.

2. Penyusunan dan Klasifikasi Data

Pada tahapan ini, peneliti mengumpulkan semua data yang telah diperoleh dari lapangan. Data jawaban angket disusun dan di seleksi dalam bentuk rekapitulasi. Data seleksi diklasifikasikan berdasarkan variabel penelitian yaitu variabel X1, X2 dan variabel Y sesuai dengan sampel penelitian. Hal ini berguna

untuk kemudahan dalam tahapan selanjutnya yaitu pengujian hipotesis dan analisis data.

3. Pengolahan Data

Menurut Akdon dan Hadi (2005:180) bahwa “ Pengolahan data dilakukan

untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan”. Hipotesis penelitian yang akan

diuji mengenai jawaban sementara terkait permasalahan dalam penelitian ini yaitu terdapat pengaruh positif dan signifikan antara pelatihan pengadaan barang/jasa pemerintah dengan kompetensi dan efektifitas pengadaan barang/jasa pemerintah di lingkungan LPMP dan P4TK Kemdikbud.

G. Teknik Analisis Data

Riduwan (2010:129) mengemukakan “Teknik analisis data berkenaan dengan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah dan pengujian hipotesis yang

diajukan”. Data penelitian yang diperoleh akan dianalisis dengan menggunakan

alat analisis statistik dengan software SPSS (Statistical Package for Social Science) 16.0 dan Microsoft Office Excel 2007 yang meliputi :

1. Statistik Deskriptif

Statistika Deskriptif digunakan untuk pengumpulan dan penyajian data dengan cara mereduksi, menguraikan/memberikan keterangan suatu data, fenomena/keadaan kedalam suatu besaran agar data tersaji lebih bermakna dan mudah difahami. Statistika deskriptif meliputi perhitungan skor rata-rata, median, modus, simpangan baku dan distribusi frekuensi.


(43)

Data variabel dalam penelitian ini akan ditampilkan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi yang menunjukkan angka kisaran (range interval), rata-rata dan standar deviasi.

Analisis deskriptif dimaksudkan untuk melihat kecenderungan distribusi frekuensi variabel dan menentukan tingkat ketercapaian responden pada masing-masing variabel. Gambaran umum setiap variabel digambarkan oleh skor rata-rata yang diperoleh dengan menggunakan teknik Weighted Means Scored (WMS), dengan rumus :

Keterangan:

= skor rata-rata yang dicari

X = jumlah skor gabungan (hasil kali frekuensi dengan bobot nilai untuk setiap alternatif jawaban)

N = jumlah responden

Hasil kali perhitungan dikonsultasikan dengan tabel 5 kriteria dan penafsiran seperti dibawah ini:

Tabel 3.10

Daftar Konsultasi WMS

Rentang Nilai Pilihan Jawaban Kriteria

4,01 – 5,00 Selalu Sangat tinggi

3,01 – 4,00 Sering Tinggi

2,01 – 3,00 Kadang-kadang Cukup

1,01 – 2,00 Jarang Rendah

0,01 – 1,00 Tidak pernah Sangat rendah

Sumber : Riduwan, 2010

2. Statistika inferensial

Statistika inferensial digunakan untuk menganalisis, menaksir, meramalkan, hingga menarik kesimpulan dari suatu data, fenomena, persoalan yang lebih luas/populasi yang diambil dengan metode sampling secara acak. Statistika inferensial meliputi pengujian normalitas distribusi & menguji hipotesis.


(44)

Ada tiga syarat yang harus dipenuhi sebelum melakukan analisis regresi, baik regresi linier sederhana maupun regresi ganda. Persyaratan tersebut adalah syarat normalitas dan syarat kelinieran regresi Y atas X.

a. Uji Normalitas Distribusi Data

Uji normalitas data dimaksudkan untuk mengetahui dan menentukan analisis dan menentukan apakah pengolahan data menggunakan parametrik atau non parametrik. Uji normalitas digunakan untuk melihat apakah distribusi data dari tiap variabel yang diteliti terkategori distribusi normal atau tidak. Apabila penyebaran data berdistribusi normal, maka analisis dilanjutkan dengan statistik parametris dan apabila penyebaran datanya tidak normal, maka analisis dilanjutkan dengan statistik non parametris. Uji normalitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik Kolmogorov-Smirnov test. Teknik ini digunakan untuk menguji hipotesis komparatif sampel independen bila datanya berbentuk ordinal yang telah tersusun pada tabel distribusi frekuensi kumulatif (Sugiyono, 2007;150).

Suatu data dikatakan normal jika nilai p > 0.05 (Sugiyono, 2007:79). Data dianalisis dengan bantuan komputer program SPSS versi 16.0. Dasar pengambilan keputusan berdasarkan probabilitas. Hasil uji normalitas data penelitian dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 3.11 Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Pelatihan Kompensasi Efektivitas

N 30 30 30

Normal Parametersa

Mean 82.10 58.60 97.07

Std. Deviation 9.817 12.456 8.136

Positive .123 .080 .141

Negative -.087 -.114 -.095

Kolmogorov-Smirnov Z .630 .625 .771


(45)

a. Test distribution is Normal. b. .Calculated from data.

Terlihat dari tabel pada baris Asymp.Sig. (2-tailed) untuk dua sisi diperoleh nilai signifikansi variabel Pelatihan staf pengadaan (X1) sebesar 0,754. Untuk variabel Kompensasi (X2) sebesar 0,829. Dan untuk variabel

Efektifitas pengadaan barang jasa (Y) sebesar 0,592. Dapat diketahui bahwa maka nilai signifikansi dari masing-masing variabel > 0,05 yang berarti bahwa data dari masing-masing variabel berdistribusi normal. Oleh karena itu, maka teknik analisis data yang digunakan adalah statistik parametrik.

Tabel 3.12

Hasil Uji Normalitas Data

No Variabel Sig Kriteria Keterangan

1 Pelatihan Staf Pengadaan 0,754 0,754 > 0,05 Normal

2 Kompensasi 0,829 0,829 > 0,05 Normal

3 Efektifitas Pengadaan Barang Jasa 0,592 0,592 > 0,05 Normal

b. Uji Linieritas Data

Uji linearitas dilakukan dengan mencari persamaan garis regresi variabel independen X1 dan X2 terhadap variabel dependen Y. Uji linieritas dapat dilihat

dari signifikasi dari deviation of linierity untuk X1 terhadap Y serta X2 terhadap

Y. Uji linieritas antara variabel independen X1 dan X2 terhadap variabel dependen

Y memanfaatkan bantuan program SPSS versi 16.0. Suatu data dikatakan linier jika nilai signifikasinya (p) < 0.05 (Field, 2000:46). Hasil uji linieritas data penelitian dapat dilihat berikut ini:

1) Uji Linieritas Pelatihan staf pengadaan (X1) terhadap Efektifitas Pengadaan Barang Jasa (Y)

Tabel 3.13

Hasil Uji Linieritas X1 terhadap Y


(46)

Sum of Squares df

Mean

Square F Sig.

Efektivitas * Pelatihan

Between Groups

(Combined) 1272.367 22 57.835 .625 .008 Linearity 33.680 1 33.680 .364 .027 Deviation from

Linearity 1238.686 21 58.985 .638 .800 Within Groups 647.500 7 92.500

Total 1919.867 29

Terlihat dari tabel di atas pada baris Linearity kolom Sig. diperoleh nilai signifikansi 0,027 yang berarti nilai tersebut < 0,05. Maka, terdapat linieritas variabel Pelatihan staf pengadaan (X1) terhadap Efektifitas Pengadaan Barang Jasa (Y).

2) Uji Linieritas Kompensasi(X2) terhadap Efektifitas Pengadaan Barang

Jasa(Y)

Tabel 3.14.

Hasil Uji Linieritas X2 terhadap Y

ANOVA Table

Sum of Squares df

Mean

Square F Sig.

Efektivitas * Kompensasi

Between Groups

(Combined) 1276.200 21 60.771 .755 .007 Linearity 27.821 1 27.821 .346 .042 Deviation from

Linearity 1248.379 20 62.419 .776 .696 Within Groups 643.667 8 80.458


(47)

Terlihat dari tabel di atas pada baris Linearity kolom Sig. diperoleh nilai signifikansi 0,042 yang berarti nilai tersebut < 0,05. Maka, terdapat linieritas variabel Kompensasi (X1) terhadap Efektifitas Pengadaan Barang Jasa(Y).

H. Pengujian Hipotesis Penelitian

Teknikyang digunakan dalam melakukan pengujian hipotesis yaitu :

1. Hipotesis 1 dan 2 diuji dengan menggunakan teknik korelasi dan regresi sederhana.

2. Hipotesis 3 diuji dengan menggunakan teknik korelasi dan regresi ganda.

a. Analisis Korelasi

1) Analisis Korelasi Sederhana

Analisis korelasi dimaksudkan untuk mengetahui derajat hubungan antara variabel X dan variable Y. Ukuran yang digunakan untuk mengetahui derajat hubungan dalam penelitian ini adalah koefisien korelasi (r) dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Keterangan:

n = Jumlah responden

XY = Jumlah perkalian X dan Y X = Jumlah skor tiap butir Y = Jumlah skor total

X2 = Jumlah skor X dikuadratkan Y2 = Jumlah skor Y dikuadratkan

Dari rumus di atas dapat dijelaskan bahwa rxy merupakan koefisien korelasi

dari variabel X dan variabel Y dapat dilihat dengan membandingkan rhitungdengan

rtabel pada tingkat kepercayaan 95%.Bila rhitung>rtabel dan bernilai positif, maka

terdapat pengaruh yang positif. 2) Analisis Korelasi Ganda

Korelasi ganda merupakan angka yang menunjukkan arah dan kuatnya hubungan antara dua variabel independen secara bersama-sama atau lebih dengan


(48)

satu variabel dependen. Berikut ini merupakan rumus korelasi ganda (Sugiyono, 2011: 233):

RX1X2y =

Keterangan :

Rx1x2y : Korelasi antara X1 dan X2 bersama-sama dengan Y

ryx1 : Korelasi Product Moment Y dengan X1

ryx2 : Korelasi Product Moment Y dengan X2

rx1x2 : Korelasi Product Meoment X1 dengan X2

Untuk lebih memudahkan dalam menafsirkan harga koefisien korelasi, menurut Sugiyono (2011:231) sebagai berikut:

Tabel 3.15

Tolok Ukur Koefisien Korelasi

Nilai Koefisien Kriteria

0,80 – 1,000 Sangat kuat

0,60 – 0,799 Kuat

0,40 – 0,599 Sedang

0,20 – 0,399 Rendah

0,00 – 0,199 Sangat rendah

Sumber : Sugiyono, 2011 3) Uji Signifikansi

Uji signifikasi ini adalah untuk menentukan apakah variabel X tersebut signifikan terhadap variabel Y. Rumus uji signifikansi adalah :

Jika Signifikansi > 0,05 maka Ho diterima

Jika Signifikansi < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima 4) Uji Koefisien Determinasi

2 1 2 2 1 2 1 2 2 1 2

1

2

x x x x yx yx yx yx

r

r

r

r

r

r


(49)

Mencari derajat hubungan berdasarkan Koefisien Determinasi (KD) dengan maksud sejauh mana pengaruh yang diberikan oleh variabel X terhadap variabel Y, dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Keterangan:

KD = Koefisien Determinasi yang dicari r2 = Koefisien Korelasi

b. Analisis Regresi

1) Analisi Regresi Sederhana

Analisis regresi sederhana dimaksudkan untuk mengetahui hubungan fungsional ataupun kausal satu variabel independen dengan satu variabel dependen. Berikut ini merupakan rumus persamaan umum analisis regresi linier sederhana (Sugiyono, 2011:261) :

Keterangan:

= Nilai taksir Y (variabel terikat) dari regresi a = Konstanta, apabila harga X = 0

b = Koefisien regresi, yaitu besarnya perubahan yang terjadi pada Y jika satu unit perubahan yang terjadi pada X

X = Harga variabel X - Uji t

Untuk mengetahui apakah variabel independen berpengaruh secara signifikan atau tidak terhadap variabel dependen, karena itu maka dilakukan analisis regresi linier sederhana dengan melakukan uji t. Pengujian dilakukan menggunakan tingkat signifikansi 0,05 dan 2 sisi. Uji t pada regresi ini menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Akdon (2008:144), yaitu :

Keterangan :

t = nilai thitung

r = Koefisien korelasi hasil rhitung


(50)

Menguji taraf signifikansi yaitu dengan membandingkan harga thitung dengan

ttabel dengan tingkat kepercayaan tertentu dan dengan dk = n – 2. Koefisien

dikatakan signifikan atau memiliki arti apabila harga thitung >ttabel.

- Uji Signifikansi

Uji signifikansi ini adalah untuk menentukan apakah variabel X tersebut signifikan terhadap variabel Y. Rumus uji signifikansi adalah (Sugiyono, 2011):

Jika Signifikansi > 0,05 maka Ho diterima

Jika Signifikansi < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima 2) Analisis Regresi Ganda

Analisis regresi ganda adalah alat peramalan pengaruh dua variabel bebas atau lebih terhadap variabel terikat untuk membuktikan ada atau tidaknya hubungan fungsi kausal antara dua variabel bebas atau lebih dengan variabel terikat. Analisis regresi berganda menggunakan rumus:

Untuk mengetahui pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat yang dikontrol oleh variabel bebas lainnya, atau secara bersama-sama digunakan rumus analisis regresi ganda sebagai berikut :

Keterangan :

= Nilai taksir Y (variabel terikat) dari persamaan regresi

a = Nilai konstanta

b1 = Nilai koefisien regresi X1

b2 = Nilai koefisien regresi X2

X1 = variabel bebas

X2 = Nilai koefisien regresi X2

E = Prediktor (pengganggu) - Uji t

Uji t atau uji koefesien regresi secara parsial digunakan untuk mengetahui apakah secara parsial variabel independen berpengaruh secara signifikan atau tidak terhadap variabel dependen, karena itu maka dilakukan analisis regresi linier ganda dengan melakukan uji t. Pengujian dilakukan menggunakan tingkat signifikansi 0,05 dan 2 sisi. Uji t pada regresi ini menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Akdon (2008:144), yaitu :


(1)

Daftar Pustaka :

Akdon. (2008). Aplikasi Statistika Dan Metode Penelitian Untuk Administrasi &

Manajemen. Bandung : Dewa Ruchi

Akdon dan Hadi, S. (2005). Aplikasi Statistika Dan Metode Penelitian Untuk

Administrasi & Manajemen. Bandung : Dewa Ruchi

Alma, B (2009). Pengantar Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Arikunto, Suharsini. (2002). Prosedur Penelitian. Suatu pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsini. (2007). Manajemen Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.

Armstrong, Michael.(2000). Strategic human resource management: a guide to

action. Kogan Page Publishers

Armstrong, Michael, (2006). A Handbook of Human Resource Management

Practice (10th edition), London & Philadelphia, Kogan Page Ltd.

Armstrong, M. & Stephens, T. (2006). Employee Reward Management Practice, London and Philadelphia, Kogan Page Ltd.

Arrowsmith S. (2004). Public Procurement: An Appraisal of the UNCITRAL Model

Law as a Global Standard. International Law & COMPQuarterly. 17, 1-14.

Arrowsmith, S. and M. Trybus (Eds.) (2004), Public Procurement: The Continuing

Revolution (3–12). Dordrecht, The Netherlands, Kluwer Law International Boulter Nick, Dalziel Murray, Hill Jackie. (2003). People and Competencies : The

Route Competitive Advantage, Terbitan Pertama Edisi Bahasa Indonesia,

Jakarta : PT Gramedia.

Canning, R. (2007). Reconceptualising core skills. Journal of Education and Work,

20 (1), 17–26

Chappell, C. (2006)."Kualitas & Berbasis Kompetensi Pendidikan dan Pelatihan."

Dalam Persamaan Literacy,. Red Hill, Australia: Queensland Dewan

keaksaraan orang dewasa. 12, (2), 71-79.

Christopher & Gross. (2006). “WTO Government Procurement Rules and the Local Dynamicsof Procurement Policies:A Malaysian Case Study, dalam The European Journal of International Law. 17, (1), 151–185.


(2)

Christopher & Schooner, (2007). “Incrementalism: Eroding the Impediments to a

Global PublicProcurement Market”,dalam Journal of International Law,

529-529 .

Desimone, W. (2002). Human resource Development. USA, South Western.

Dessler, Gary, (2008). Human Resource Management (11th edition), New Delhi, Prentice Hall, of India Private Ltd.

Dessler, Gary. (2007). Sumber Daya Manusia, Penerjemah Eli Tanya Jakarta: PT. Indeks. Judul asli Human Resource Managemen .(2003) pretince-Hall, inc, Upper Saddle River. New Jersey.

Edquist, Hommen, & Tsipouri (2000): Public Technology Procurement and

Innovation, Boston: Kluwer Academic Publishers.

Fatah, Nanang (2008). Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung : PT.Remaja Rosdakarya.

Fraunhofer Institute, (2005). “Review of Isues at Stake Study for the European

Commission (No ENTR/03/24)”,

Griffin, Ricky w. (2004). Manajemen. Penerjemah Gina Gania. Jakarta: Erlangga. Judul asli Managemen 7th Edition. (2002). Texas A & M University.

Harris, R. et al. (2005). Pendidikan Berbasis Kompetensi dan Pelatihan: Antara

Rock dan Whirlpool a. South Melbourne: Macmillan Education Australia.

Handoko, Hani T., (2003). Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: BPFE.

Hasibuan, Malayu S.P. (2007). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.

Jatiningtyas, Nurani, (2011). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Fraud

Pengadaan Barang/Jasa Pada Lingkungan Instansi Pemerintah di Wilayah

Semarang. Skripsi padaFakultas Ekonomi Universitas Diponegoro, Semarang.

Karlinger, Frend N. (2000). Asas-asas Penelitian Humaniora. Yogyakarta, FE: UGM. K. Cornelia, (2008). Enhancing Effectiveness Of Public Procurement Systems :

The Case Of Uganda. Makalah dalam presentasi PPDA the East African

Procurement Forum held at Munyonyo Commonwealth Resort, Kampala. Maki, Johanna, (2012). Mengukur Efektivitas Pengadaan Publik. Skripsi pada


(3)

Mathis L. Robert Jackson H. John., (2009). Manajemen Sumber Daya Manusia. Penerjemah Diana Angelica. Jakarta : Salemba Empat. Judul asli Human

Resource Management. Singapore : Cengage Learning Asia Pte Ltd

Media, Ricky W. Griffin, Gregory Moorhead, (2009). Organizational Behavior: Managing People and Organizations (Sout western: Cengage

Learning) , 503.

Muhamad,Hayie & Tim, (2007). Strategi Nasional Pencegahan & Pemberantasan

Korupsi Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, Jakarta : IPW.

Munjuri, Gacheri R. (2011). Pengaruh Praktek Manajemen Sumber Daya

Manusia dalam Karyawan Meningkatkan Kinerja di Lembaga Katolik Higher Learning di Kenya. International Journal of Business Administration. 2 (4). 1-5.

Bahagia Nur, (2011).“ Senarai Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah : Sistem

Pengadaan Publik dan Cakupannya”. Jurnal Pengadaan LKPP. 1, (1),

8-25.

Nur Bahagia, (2006). “Sistem Inventori”, Bandung: Penerbit ITB.

Pachnou, Despina, (2003). Efektivitas Sebagai Obat Penawar Untuk Menegakkan

Aturan Pengadaan Publik EC : Studi Kasus Sektor Pekerjaan Umum di Inggris dan Yunani. Thesis for the degree of Doctor of Philosophy

University of Nottingham: Inggris

Patriastomo G. Ikak, 2010. Forum Pengadaan : Sertifikasi Ahli Pengadaan, Jakarta: Bappenas

Peraturan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara & Reformasi Birokarasi Nomor 34 Tahun 2011 tentang Pedoman Evaluasi jabatan

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pedoman

Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar

Pendidikan Nasional.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2003 tentang Gaji

Pegawai Negeri Sipil.

Pidarta, Made. (2005). Perencanaan Pendidikan Partisipatori dengan pendekatan


(4)

Poels Frans,(2003). Strategi Evaluasi Kerja dan Remunerasi. Terjemahan Buana Ilmu Populer, Jakarta : PT. Gramedia. Judul asli Job Evaluation and

Remuneration Strategies : How to Set and Run an Effective System

Prabu Mangkunegara, A.A. Anwar. (2010). Evaluasi Kinerja SDM. Bandung: PT. Rafika Aditama.

Prabu Mangkunegara, A.A. Anwar. (2011). Manajemen Sumber Daya Manusia

Perusahaan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Riduwan. (2010). Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta. Riduwan., (2010). Pengantar Statistika Untuk Penilaian. Bandung: Alfabeta.

Rivai, Veithzal (2005), Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Rivai, Veithzal, (2006). Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Robbins, Stephen P. (2009). Teori Organisasi Struktur, Desain dan Aplikasi. Jakarta: Arcan.

Rowley, Crish. (2012). Manajemen Sumber daya Manusia. Penerjemah Elviyola Pawan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Judul asli Human Resources

Managemen. The Key Concepts.

Sedarmayanti. (2010). Manajemen Sumber Daya Manusia (Reformasi Birokrasi

dan Manajemen Pegawai Negeri Sipil). Bandung: Refika Aditama.

Sa’ud, Saefudin U. & Makmun S. Abin. (2009). Perencanan Pendidikan. Bandung : Remaja Rosdakarya

Siagian, Sondang P. (2001). Kiat Meningkatkan Produktifitas Kerja. Jakarta: Bumi Aksara.

Siahaya,Willem (2013). Manajemen Pengadaan. Bandung : Alfabeta.

Sudarsono, Heri. (2008). Analisis Pengaruh Kompensasi terhadap Motivasi dan

Kinerja (Studi Kasus Dosen Ekonomi pada Perguruan Tinggi Swasta).

Jurnal Penelitian Kependidikan. 18, (1), 144-153.

Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Kuantitatif kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,


(5)

Sugiyono, (2011). Metode Penelitian Kualitatif dan kuantitatif, Jogyakarta : Alfabeta.

Sulistiyani T. Ambar. & Rosidah, (2009). Manajemen Sumber Daya Manusia :

Konsep, Teori dan Pengembangan dalam Konteks Organisasi Publik,

Yogyakarta : Graha Ilmu

Supriadi, (2004). Analisis Sarana Prasarana Pendidikan. Jakarta : Balitbang Depdiknas

Susetyo, Budi. (2010). Statistika untuk Analisis Data Penelitian. Bandung: Refika Aditama.

Sutedi, Adrian, (2012). Aspek Hukum Pengadaan Barang & Jasa dan Berbagai

Permasalahannya (Edisi Kedua), Jakarta : Sinar Grafika.

Siahaya, Willem. (2013). Manajemen Pengadaan, Bandung : Alfabeta.

Spencer, Lyle M. and Signe M. Spencer. (2008). Competence Work: Models for

Superior Performance. NewYork: John Wiley and Sons

Tciptono Fandy & Diana Anastasia, (2001). Total Quality Management, Yogyakarta : Andi.

Tim LKPP, (2011). Modul Pelatihan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Jakarta : LKPP.

Tim Reformasi Birokrasi, (2004). Rencana Tindak Reformasi Birokrasi, Jakarta : Direktorat Aparatur Negara-Bappenas.

Thai V. Khi, (2004). “Challenges In Public Procurement”, dalam Challenges In Public Procurement: An International Perspective. 3, PrAca demics Press. Thai V. Khi, (2009). International Handbook of Public Procurement : Concepts

and Practices, Florida Atlantic University USA: CRC Press.

Thoha Miftah, (2003). Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Ulum, Ihyaul, (2009). Audit Sektor Publik. Sebuah Pengantar. Jakarta : Bumi Aksara.

Umar Husein, (2002). Metode Riset Perilaku Organisasi, Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem


(6)

Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian

United Nation, (1994). “UNCITRAL Model Law on Procurement of Goods, Construction and Services”.

UPI. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung: UPI.

Usman, Husaini. (2010). MANAJEMEN (Teori, Praktek, dan Riset Pendidikan). Jakarta: Bumi Aksara.

U.S. Office of Personnel Management, (2009). Introduction to the Position

Classification Standards TS-134 July 1995, TS-107 August 1991 Revised:

August 2009.

Walker, C. (2003), “Setting up a Public Procurement System: the Six Step Method.” In S. Arrowsmith and M. Trybus (Eds.), Public Procurement: the Continuing Revolution. Dordretch, The Netherlands: Kluwer Law

International.. 3-12.

Wibowo. (2007). Manajemen Kinerja. Jakarta: Balai Aksara.

World Trade Organization, (2006). “Committee on Government Procurement,

Revision of theAgreement on Government Procurement, GPA/W/297”. Yuniarsih, Tjutju dan Suwatno. (2009). Manajemen Sumber Daya Manusia.

Bandung: Alfabeta.