PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH TERHADAP PENGUNGKAPAN WAJIB DALAM LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN DAN KOTA DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2010.

(1)

Leni Kania Syarifah, 2013

PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH TERHADAP PENGUNGKAPAN WAJIB DALAM LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN DAN KOTA DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2010

PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH

TERHADAP PENGUNGKAPAN WAJIB DALAM LAPORAN

KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN DAN

KOTA DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2010

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Ujian Sidang Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh

LENI KANIA SYARIFAH 0807039

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

2012


(2)

Leni Kania Syarifah, 2013

PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH TERHADAP PENGUNGKAPAN WAJIB DALAM LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN DAN KOTA DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2010

LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH TERHADAP PENGUNGKAPAN WAJIB DALAM LAPORAN KEUANGAN

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN DAN KOTA DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2010

Telah disetujui oleh :

Pembimbing I

Drs. H. Nugraha, S.E., M.Si., Ak.

Pembimbing II

Aristanti Widyaningsih, S.Pd., M.Si.

NIP. 19661226 19901 1 002 NIP. 19740911 200112 2 001

Mengetahui, Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi

Drs. H. Ajang Mulyadi, M.M. NIP. 19611102 198603 1 002


(3)

Leni Kania Syarifah, 2013

PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH TERHADAP PENGUNGKAPAN WAJIB DALAM LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN DAN KOTA DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2010

PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH TERHADAP PENGUNGKAPAN WAJIB DALAM LAPORAN KEUANGAN

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN DAN KOTA DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2010

Oleh:

Leni Kania Syarifah

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

© Leni Kania Syarifah 2012 Universitas Pendidikan Indonesia

November 2012

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(4)

iii Leni Kania Syarifah, 2013

PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH TERHADAP PENGUNGKAPAN WAJIB DALAM LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN DAN KOTA DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2010

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Allah Swt. yang senantiasa melimpahkan rahmat, nikmat, anugerah dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Pengaruh Karakteristik Pemerintah Daerah terhadap

Pengungkapan Wajib dalam Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten dan Kota di Provinsi Jawa Barat Tahun 2010”.

Adapun tujuan dari penulisan skripsi ini khususnya untuk memenuhi sebagian syarat dalam menempuh ujian sidang Strata 1 (S1) pada Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Pendidikan Indonesia, sedangkan secara umum untuk mengetahui bagaimana pengaruh karakteristik pemerintah daerah terhadap pengungkapan wajib dalam laporan keuangan pemerintah daerah.

Penulis sangat menyadari akan segala keterbatasan dalam penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan masukan, baik saran dan kritikan yang membangun untuk perbaikan skripsi ini sehingga dapat terwujud penelitian yang berkualitas. Semoga karya ini menjadi amal shaleh dan dapat memberi manfaat bagi penulis khususnya dan bagi semua pihak umumya. Aamin.

Bandung, Desember 2012


(5)

iv Leni Kania Syarifah, 2013

PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH TERHADAP PENGUNGKAPAN WAJIB DALAM LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN DAN KOTA DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2010

UCAPAN TERIMA KASIH

Segala puji penulis panjatkan kepada Allah Swt. yang telah memberikan segala rahmat, nikmat, anugerah dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “Pengaruh Karakteristik Pemerintah Daerah terhadap Pengungkapan Wajib dalam Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten dan Kota di Provinsi Jawa Barat Tahun 2010” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia. Shalawat dan salam semoga tetap tercurah limpah kepada junjunan alam Nabi Besar Muhammad Saw.

Pada kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati dan apresiasi setinggi-tingginya penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus dan ikhlas pada semua pihak yang telah memberikan konstribusinya sehingga skripsi ini bisa terselesaikan. Penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. H. Sunaryo Kartadinata, M.Pd., Rektor Universitas Pendidikan Indonesia.

2. Dr. H. Edi Suryadi, M.Si., Dekan Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia.

3. Drs. H. Ajang Mulyadi, M.M., Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Pendidikan Indonesia


(6)

v Leni Kania Syarifah, 2013

PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH TERHADAP PENGUNGKAPAN WAJIB DALAM LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN DAN KOTA DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2010

4. Dr. H. Nugraha, S.E., M.Si, Akt., Pembimbing I yang telah meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk, arahan, semangat dan bimbingan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini.

5. Aristanti Widyaningsih, S.Pd., M.Si., Pembimbing II yang telah meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk, arahan, semangat dan bimbingan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini.

6. Drs. H. Faqih Samlawi, M.A., Dosen Pembimbing Akademik yang memberi pengarahan, saran dan petunjuk selama masa perkuliahan.

7. Bapak/Ibu Dosen beserta staf Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah memberikan pengetahuan serta bekal ilmu.

8. Seluruh dosen beserta staf dan karyawan Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia yang telah memberikan ilmu, bimbingan, arahan dan pelayanan kepada penulis.

9. Kedua orang tua tercinta, dan kakak dan adik tersayang yang selalu memberikan kasih sayang, semangat, perhatian dan doa yang tak pernah ada putusnya.

10.Segenap keluarga besar Pendidikan Akuntansi Angkatan 2008.

Dan semua pihak yang tidak dapat di sebutkan satu per satu. Semoga Allah senantiasa mencurahkan rahmat dan ridho-Nya kepada semua pihak yang telah membantu. Amin.

Bandung, Desember 2012


(7)

i Leni Kania Syarifah, 2013

PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH TERHADAP PENGUNGKAPAN WAJIB DALAM LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN DAN KOTA DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2010

PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH TERHADAP PENGUNGKAPAN WAJIB DALAM LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN DAN KOTA DI PROVINSI

JAWA BARAT TAHUN 2010 Leni Kania Syarifah

Dosen Pembimbing I : Dr. H. Nugraha, S.E., M.Si., Ak Dosen Pembimbing II : Aristanti Widyaningsih S.Pd., M.Si

ABSTRAK

Masalah dalam penelitian ini adalah rendahnya perolehan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dalam laporan keuangan pemerintah daerah Kabupaten dan Kota di Provinsi Jawa Barat. Hal tersebut dikarenakan rendahnya pengungkapan informasi dalam laporan keuangan. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi, salah satunya adalah karakteristik pemerintah daerah. Tujuan dari penelitian ini, yaitu untuk mengetahui : (1) gambaran karakteristik pemerintah daerah, (2) gambaran pengungkapan wajib dalam laporan keuangan pemerintah daerah, dan (3) pengaruh karakteristik pemerintah daerah berupa rasio kemandirian keuangan daerah, umur pemerintahan daerah, rasio leverage dan intergovernmental revenue terhadap pengungkapan wajib dalam laporan keuangan pemerintah daerah.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif verifikatif. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik sampel jenuh/sensus. Data diperoleh dari Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten dan Kota Provinsi Jawa Barat Tahun 2010. Pengujian statistik dilakukan dengan menggunakan model regresi linear berganda dengan bantuan software IBM SPSS v 20 for Windows.

Hasil dari penelitian ini adalah karakteristik pemerintah daerah berupa rasio kemandirian keuangan daerah, umur pemerintahan daerah, rasio leverage dan intergovernmental revenue berpengaruh positif terhadap pengungkapan wajib dalam laporan keuangan pemerintah daerah. Karakteristik pemerintah daerah berupa rasio kemandirian keuangan daerah berpengaruh positif terhadap pengungkapan wajib, sedangkan karakteristik pemerintah daerah berupa umur pemerintahan, rasio leverage dan intergovernmental revenue masing-masing tidak berpengaruh positif terhadap pengungkapan wajib.

Kata Kunci : Karakteristik Pemerintah Daerah, Pengungkapan Wajib, Rasio Kemandirian Keuangan Daerah, Umur Pemerintahan Daerah, Rasio Leverage, Intergovernmental Revenue


(8)

ii Leni Kania Syarifah, 2013

PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH TERHADAP PENGUNGKAPAN WAJIB DALAM LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN DAN KOTA DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2010

THE INFLUENCE OF LOCAL GOVERNMENT CHARACTERISTICS ON MANDATORY DISCLOSURE IN FINANCIAL STATEMENTS OF LOCAL GOVERNMENT REGENCY AND CITIES IN WEST JAVA PROVINCE IN

2010.

Leni Kania Syarifah

Supervisor I : Dr. H. Nugraha, S.E., M.Si., Ak. Supervisor II : Aristanti Widyaningsih S.Pd., M.Si

ABSTRACT

The problem of this research is phenomenon of low achievement Unqualified Opinion of West Java Municipalities’s Financial Statement. It is caused by low disclosure information of financial statement. There are many factors influence, one of them is local government charahcteristics. A Purpose of this research is to know : (1) description of local government charahcteristics, (2) description of mandatory disclosure, and (3) influence of local government characteristic by financial independence ratio, age of local government, leverage ratio and intergovernmental revenue on mandatory disclosure of local

government’s financial statement.

The method used in this research is descriptive verificative. Techniques sampling is saturation sampling techniques. Data was taken from West Java

Municipalities’s Financial Statement for the end year 2010. Statistical tests performed using multiple linear regression models with software IBM SPSS v 20 for Windows.

The results of this research is local government characteristics based on financial independence ratio, age of local government, leverage ratios and intergovernmental revenue have positive influence to the mandatory disclosures in the financial statements of local government regency and cities in West Java Province in 2010. Local government characteristics by financial independence ratio have positive influence to the mandatory disclosures in the financial statements of local government, meanwhile local government characteristics by age of local government, leverage ratios and intergovernmental revenue have not positive influence to the mandatory disclosures in the financial statements of local government regency and cities in West Java Province in 2010.

Keywords : Local Government Characteristics, Mandatory Disclosure, Financial Independence Ratio, Age of Local Government, Leverage Ratio and Intergovernmental Revenue.


(9)

vi

Leni Kania Syarifah, 2013

PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH TERHADAP PENGUNGKAPAN WAJIB DALAM LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN DAN KOTA DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2010

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 9

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 9

1.4 Kegunaan Penelitian ... 10

BAB II LANDASAN TEORI ... 11

2.1 Teori Agensi (Agency Theory) dan Teori Signaling (Signalling Theory) .. 11

2.2 Keuangan Daerah ... 15

2.3 Laporan Keuangan Pemerintah Daerah ... 18

2.3.1 Definisi Laporan Keuangan Pemerintah Daerah ... 18

2.3.2 Tujuan Laporan Keuangan ... 20

2.3.3 Prinsip Laporan Keuangan ... 21

2.3.4 Komponen Laporan Keuangan ... 22

2.3.5 Karakteristik Laporan Keuangan ... 23

2.4 Pengungkapan (Disclosure) ... 25

2.4.1 Definisi Pengungkapan ... 25

2.4.2 Tujuan Pengungkapan ... 26

2.4.3 Tingkatan Pengungkapan ... 27

2.4.4 Metode Pengungkapan ... 28


(10)

vii

Leni Kania Syarifah, 2013

PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH TERHADAP PENGUNGKAPAN WAJIB DALAM LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN DAN KOTA DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2010

2.4.6 Pengungkapan Wajib ... 29

2.5 Karakteristik Pemerintah Daerah ... 30

2.5.1 Rasio Kemandirian Keuangan ... 32

2.5.2 Umur Pemerintahan Daerah ... 35

2.5.3 Rasio Leverage ... 36

2.5.4 Intergovernmental Revenue ... 37

2.6 Hubungan Karakteristik Pemerintah Daerah dan Pengungkapan Wajib dalam Laporan Keuangan Pemerintah Daerah ... 39

2.7 Hubungan Karakteristik Pemerintah Daerah berupa Rasio Kemandirian Keuangan Daerah dan Pengungkapan Wajib dalam Laporan Keuangan Pemerintah Daerah... 41

2.8 Hubungan Karakteristik Pemerintah Daerah berupa Umur Pemerintah Daerah dan Pengungkapan Wajib dalam Laporan Keuangan Pemerintah Daerah ... 43

2.9 Hubungan Karakteristik Pemerintah Daerah berupa Rasio Leverage dan Pengungkapan Wajib dalam Laporan Keuangan Pemerintah Daerah ... 44

2.10Hubungan Karakteristik Pemerintah Daerah berupa Intergovernmental Revenue dan Pengungkapan Wajib dalam Laporan Keuangan Pemerintah Daerah ... 45

2.11 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 46

2.12 Kerangka Pemikiran ... 49

2.13 Hipotesis Penelitian ... 55

BAB III METODE PENELITIAN ... 56

3.1 Desain Penelitian ... 56

3.2 Definisi dan Operasionalisasi Variabel ... 57

3.3 Populasi dan Sampel ... 61

3.3.1 Populasi ... 61

3.3.2 Sampel ... 62


(11)

viii

Leni Kania Syarifah, 2013

PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH TERHADAP PENGUNGKAPAN WAJIB DALAM LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN DAN KOTA DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2010

3.5 Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ... 64

3.5.1 Teknik Analisis Data ... 64

3.5.1.1 Uji Asumsi Klasik ... 65

3.5.2 Pengujian Hipotesis ... 69

3.5.2.1 Hipotesis Statistik... 70

3.5.2.2 Uji F ... 72

3.5.2.3 Uji t... 73

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 74

4.1 Gambaran Obyek Penelitian ... 74

4.1.1 Sejarah Provinsi Jawa Barat ... 74

4.1.2 Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat Tahun 2010 ... 76

4.2 Deskripsi Hasil Penelitian ... 84

4.2.1 Gambaran Umum Variabel Penelitian ... 85

4.2.2 Karakteristik Pemerintah Daerah ... 85

4.2.2.1 Rasio Kemandirian Keuangan Daerah ... 86

4.2.2.2 Umur Pemerintahan Daerah ... 91

4.2.2.3 Rasio Leverage ... 95

4.2.2.4 Intergovernmental Revenue ... 99

4.2.3 Pengungkapan Wajib ... 102

4.3 Proses Pengolahan Data ... 108

4.3.1 Uji Asumsi Klasik ... 108

4.3.1.1 Uji Normalitas ... 108

4.3.1.2 Uji Heterokedastisitas ... 110

4.3.1.3 Uji Autokorelasi ... 111

4.3.1.4 Uji Multikolinearitas ... 112

4.4 Pengujian Hipotesis Penelitian... 113

4.4.1 Uji F ... 115


(12)

ix

Leni Kania Syarifah, 2013

PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH TERHADAP PENGUNGKAPAN WAJIB DALAM LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN DAN KOTA DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2010

4.5 Pembahasan Hasil Penelitian ... 119

4.5.1 Pengaruh Karakteristik Pemerintah Daerah terhadap Pengungkapan Wajib dalam Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten dan Kota di Provinsi Jawa Barat ... 119

4.5.1.1 Pengaruh Rasio Kemandirian Keuangan Daerah terhadap Pengungkapan Wajib dalam Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten dan Kota di Provinsi Jawa Barat ... 121

4.5.1.2 Pengaruh Umur Pemerintahan Daerah terhadap Pengungkapan Wajib dalam Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten dan Kota di Provinsi Jawa Barat ... 124

4.5.1.3 Pengaruh Rasio Leverage terhadap Pengungkapan Wajib dalam Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten dan Kota di Provinsi Jawa Barat ... 127

4.5.1.4 Pengaruh Intergovernmental Revenue terhadap Pengungkapan Wajib dalam Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten dan Kota di Provinsi Jawa Barat ... 129

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 132

5.1 Kesimpulan ... 132

5.2 Saran ... 134

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(13)

x

Leni Kania Syarifah, 2013

PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH TERHADAP PENGUNGKAPAN WAJIB DALAM LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN DAN KOTA DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2010

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Pola hubungan dan Tingkat Kemandirian Keuangan Daerah ... 34

Tabel 2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 47

Tabel 3.1 Operasional Variabel... 59

Tabel 3.2 Elemen Pengungkapan Wajib ... 59

Tabel 3.3 Deskripsi Data Penelitian ... 63

Tabel 3.4 Durbin-Watson ... 68

Tabel 4.1 Luas Wilayah dan Penduduk Jawa Barat ... 75

Tabel 4.2 Deskripsi Data Variabel Penelitian ... 86

Tabel 4.3 Rasio Kemandirian Keuangan Daerah ... 88

Tabel 4.4 Umur Pemerintahan Daerah ... 92

Tabel 4.5 Rasio Leverage ... 96

Tabel 4.6 Intergovernmental Revenue ... 100

Tabel 4.7 Tingkat Pengungkapan Wajib ... 104

Tabel 4.8 Hasil Uji Normalitas Data ... 109

Tabel 4.9 Hasil Uji Autokorelasi Data ... 111

Tabel 4.10 Hasil Uji Multikolinearitas... 112

Tabel 4.11 Hasil Perhitungan Regresi Linier Berganda... 113

Tabel 4.12 Hasil Perhitungan Uji F... 115


(14)

xi

Leni Kania Syarifah, 2013

PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH TERHADAP PENGUNGKAPAN WAJIB DALAM LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN DAN KOTA DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2010

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Grafik Opini LKPD Kabupaten/ Kota di Provinsi Jawa Barat Tahun

2010 ... 4

Gambar 2.1 Kerangka Penelitian ... 53

Gambar 2.2 Hubungan Variabel Penelitian ... 54

Gambar 4.1 Grafik Rasio Kemandirian Keuangan Daerah ... 89

Gambar 4.2 Grafik Umur Pemerintahan Daerah... 93

Gambar 4.3 Grafik Rasio Leverage ... 97

Gambar 4.4 Grafik Intergovernmental Revenue ... 101

Gambar 4.5 Grafik Pengungkapan Wajib ... 105

Gambar 4.6 Grafik Uji Normalitas Data ... 109


(15)

1

Leni Kania Syarifah, 2013

PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH TERHADAP PENGUNGKAPAN WAJIB DALAM LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN DAN KOTA DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2010

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam rangka memajukan pembangunan masyarakat yang makmur dan sejahtera, pemerintah Indonesia berusaha untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (Good Public Governance). Good Public Governance (GPG) merupakan sistem atau aturan perilaku terkait dengan pengelolaan kewenangan oleh para penyelenggara negara dalam menjalankan tugasnya secara bertanggung jawab. Dalam mewujudkan GPG, maka pemerintah melakukan perbaikan di berbagai bidang, diantaranya dalam bidang pengelolaan keuangan. Peningkatan pengelolaan keuangan di Indonesia ditandai dengan munculnya regulasi mengenai keuangan negara, yaitu Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 mengenai Keuangan Negara, Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, dan Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 mengenai Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara. Ketiga regulasi tersebut mencakup pengelolaan keuangan pemerintah secara keseluruhan, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.

Pengelolaan keuangan daerah oleh pemerintah daerah dimulai sejak diberlakukannya aturan mengenai otonomi daerah. Dengan diberlakukannya otonomi daerah yang didorong melalui Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah telah memberikan warna baru dalam sistem pemerintahan di Indonesia. Mardiasmo (2004:125) menyatakan bahwa :


(16)

2

Leni Kania Syarifah, 2013

PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH TERHADAP PENGUNGKAPAN WAJIB DALAM LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN DAN KOTA DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2010

Otonomi yang diberikan kepada daerah kabupaten dan kota dilaksanakan dengan memberikan kewenangan yang luas, nyata dan bertanggung jawab kepada daerah secara proporsional. Artinya, pelimpahan tanggung jawab akan diikuti oleh pengaturan, pembagian dan pemanfaatan sumber daya nasional serta perimbangan keuangan pusat dan daerah.

Berlakunya otonomi daerah memberikan kewenangan bagi daerah untuk mengatur dan mengelola rumah tangganya sendiri, termasuk dalam hal keuangan. Pemerintah daerah memiliki wewenang untuk mengelola keuangannya sendiri dengan tetap patuh pada peraturan perundang-undangan dan standar akuntansi yang telah ditetapkan. Selain itu, adanya pelimpahan wewenang akan diikuti oleh bentuk pertanggungjawaban dari pengelolaan yang dilakukan.

Bentuk pertanggungjawaban pengelolaan keuangan tertera dalam Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. Dalam Undang-undang-Undang-undang tersebut, tertera kewajiban bagi Presiden dan Gubernur/Walikota/Bupati untuk menyampaikan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBN/APBD berupa laporan keuangan. Penyusunan laporan keuangan pemerintah Indonesia harus sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). Dengan mengikuti SAP, maka laporan keuangan dapat diakui konsistensinya dan dapat dikatakan bahwa pemerintah daerah telah memenuhi kewajiban dalam hal akuntabilitas dan tranparansi keuangan publik melalui laporan keuangan.

Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP) Nomor 1 dalam paragraf 24 dinyatakan bahwa :

Laporan keuangan memberikan informasi tentang sumber daya ekonomi dan kewajiban entitas pelaporan pada tanggal pelaporan dan arus sumber daya ekonomi selama periode berjalan. Informasi ini diperlukan pengguna untuk melakukan penilaian terhadap kemampuan entitas pelaporan dalam menyelenggarakan kegiatan pemerintahan di masa mendatang.


(17)

3

Leni Kania Syarifah, 2013

PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH TERHADAP PENGUNGKAPAN WAJIB DALAM LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN DAN KOTA DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2010

Informasi dalam laporan keuangan sangat dibutuhkan untuk menilai kinerja pemerintahan selama periode tertentu. Dengan tersedianya berbagai informasi menandakan bahwa laporan keuangan yang dibuat telah sesuai dengan peraturan yang ada dan pemerintah dapat menunjukkan bagaimana kinerja pemerintahannya.

Penyediaan informasi dalam laporan keuangan dilakukan untuk kepentingan transparansi, yaitu memberikan informasi keuangan yang terbuka dan jujur kepada masyarakat. Dalam Konsep Pedoman Kebijakan Governance (2008:7), dinyatakan bahwa “transparansi mengandung unsur pengungkapan (disclosure) dan penyediaan informasi yang memadai dan mudah diakses oleh pemangku kepentingan”. Pengungkapan dan penyediaan informasi menjadi unsur penting dalam laporan keuangan. Oleh karena itu, pemerintah daerah harus mengungkapkan berbagai informasi dalam laporan keuangan sebagai bentuk akuntabilitas dan transparansi keuangan publik.

Pengungkapan merupakan bagian integral dari pelaporan keuangan dan merupakan bentuk dari penyajian informasi dalam statemen keuangan. Aturan pengungkapan tertera jelas dalam SAP. Pengungkapan tersebut merupakan pengungkapan wajib (mandatory disclosure), yaitu informasi-informasi yang harus dan wajib disajikan dalam laporan keuangan pemerintah daerah.

Pengungkapan wajib merupakan bagian dari SAP yang bertujuan untuk mewujudkan transparansi dan akuntabilitas keuangan publik, namun penerapannya belum dilakukan secara maksimal oleh pemerintah daerah di Indonesia. Hal itu sesuai dengan yang dikemukakan oleh Ketua Badan Pemeriksa


(18)

4

Leni Kania Syarifah, 2013

PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH TERHADAP PENGUNGKAPAN WAJIB DALAM LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN DAN KOTA DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2010

Keuangan (BPK) Republik Indonesia, Hari Purnomo, bahwa Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) yang diperiksa pada Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester (IHPS) I Tahun 2011 mendapat predikat buruk. Dari hasil pemeriksaan LKPD Tahun Anggaran 2010 yang memperoleh opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) hanya 32 pemerintah daerah atau 9% dari 358 LKPD yang diperiksa pada semester 1/2011(www.bpk.go.id). Itu berarti 91 % lainnya dari LKPD yang dibuat oleh pemerintah daerah masih kurang baik. Rendahnya perolehan opini WTP tersebut terjadi pula di Provinsi Jawa Barat. Selama periode 2006-2010, LKPD pemerintah daerah Kabupaten dan Kota di Provinsi Jawa Barat, hanya satu kali memperoleh opini WTP. Berikut adalah grafik perkembangan opini yang diperoleh pemerintah daerah di Provinsi Jawa Barat dari tahun 2006 - 2010.

Sumber : Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester (IHPS) II Tahun 2011 (data diolah) Gambar 1.1 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%

2006 - 25

LKPD

2007 - 25

LKPD

2008 - 26

LKPD

2009 - 26

LKPD

2010 - 26

LKPD 0%

4%

0% 0% 0%

100%

68%

96%

88%

96%

0% 0% 0% 0% 0% 0%

28% 4% 12% 4% WTP WDP TW TMP


(19)

5

Leni Kania Syarifah, 2013

PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH TERHADAP PENGUNGKAPAN WAJIB DALAM LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN DAN KOTA DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2010

Grafik Opini LKPD Pemerintah Daerah Kabupaten dan Kota di Provinsi Jawa Barat Tahun Anggaran 2006 – 2010

Berdasarkan Gambar 1.1 diketahui bahwa dari tahun 2006–2010, perolehan opini LKPD Kabupaten dan Kota di Provinsi Jawa Barat hanya satu kali mendapat opini WTP yang diraih oleh Pemerintah Daerah Kota Banjar pada tahun 2007. LKPD Kabupaten dan Kota di Provinsi Jawa Barat rata-rata mendapat opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP). Pada tahun 2010, perolehan opini WDP sebanyak 96 % atau sebanyak 25 LKPD dari total 26 LKPD yang diperiksa. Hal yang dikecualikan dalam perolehan opini tersebut adalah penyajian dan pengungkapan dalam laporan keuangan yang masih kurang baik. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh Kepala BPK Perwakilan Jawa Barat, Slamet Kurniawan, (www.bandung.bpk.go.id) yang menyatakan bahwa :

Dari hasil pemeriksaan tiga tahun terakhir, BPK masih menemukan temuan yang berulang yang menjadi pengecualian dalam pemberian opini, yaitu 1) Penatausahaan dan pelaporan aset tetap belum memadai; 2) Penyajian Persediaan tidak didukung dengan rincian daftar persediaan dan tidak dilengkapi dengan Berita Acara Stock Opname pada tanggal neraca pada seluruh SKPD; 3) Penyajian dan/atau pengungkapan penyertaan modal pemerintah kepada perusahaan daerah di atas 20% tidak disajikan dengan metode ekuitas sebagaimana dinyatakan dalam Standar Akuntansi.

Berdasarkan pendapat diatas, penyajian dan pengungkapan masih menjadi permasalahan. Oleh karena itu penelitian mengenai pengungkapan dalam LKPD serta faktor yang mempengaruhinya perlu dilakukan.

Penelitian terkait dengan pengungkapan wajib belum banyak dilakukan pada laporan keuangan pemerintahan (sektor publik) bila dibandingkan dengan perusahaan (sektor privat). Penelitian mengenai pengungkapan, diantaranya telah dilakukan oleh Martani dan Liestiani (2008). Dari penelitian ini diketahui bahwa rata-rata tingkat pengungkapan dalam LKPD di Indonesia tahun anggaran 2006


(20)

6

Leni Kania Syarifah, 2013

PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH TERHADAP PENGUNGKAPAN WAJIB DALAM LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN DAN KOTA DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2010

sebesar 32,61 %. Penelitian lain pun dilakukan oleh Lesmana (2010) yang membuktikan bahwa tingkat pengungkapan wajib dalam LKPD di Indonesia tahun anggaran 2007 masih rendah, yaitu hanya sebesar 22 %. Rendahnya pengungkapan wajib dalam LKPD dapat mengindikasikan bahwa pemerintah daerah di Indonesia belum sepenuhnya mampu mewujudkan kualitas laporan keuangan yang baik. Bila hal tersebut terus dibiarkan, ketidakpercayaan masyarakat terhadap pengelolaan keuangan daerah akan muncul, serta peluang untuk terjadinya korupsi keuangan daerah akan semakin besar.

Pengungkapan wajib dalam laporan keuangan pemerintah daerah dapat dipengaruhi oleh faktor yang beragam. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ayuningtyas (2010), pengungkapan wajib dipengaruhi oleh karakteristik pemerintah daerah. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa karakteristik pemerintah daerah dapat menjelaskan kepatuhan pengungkapan wajib dalam laporan keuangan pemerintah daerah, sehingga karakteristik pemerintah daerah merupakan prediktor kepatuhan pengungkapan wajib. Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai karakteristik pemerintah daerah dan pengungkapan wajib dalam sektor publik.

Beberapa penelitian tentang karakteristik pemerintah daerah dan pengungkapan wajib telah dilakukan sebelumnya. Penelitian tersebut diantaranya telah dilakukan oleh Suhardjanto et al. (2010). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh karakteristik pemerintah daerah terhadap pengungkapan wajib dalam LKPD. Suhardjanto et al. (2010) menggunakan variabel dua komponen organisasi, yaitu struktur organisasi (municipality size,


(21)

7

Leni Kania Syarifah, 2013

PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH TERHADAP PENGUNGKAPAN WAJIB DALAM LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN DAN KOTA DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2010

municipality wealth, functional differentiation, municipality age, dan educational background of the head of municipality) dan lingkungan eksternal (municipality debt financing dan intergovernmental revenue) untuk menjelaskan karakteristik pemerintah daerah. Penelitiannya dilakukan dengan objek penelitian laporan keuangan pemerintah daerah kabupaten dan kota di Indonesia.

Penelitian lain pun dilakukan oleh Lesmana (2010), dengan menggunakan karakteristik pemerintah daerah sebagai variabel bebas. Karakteristik pemerintah daerah diproksikan dengan variabel ukuran (size) daerah, kewajiban, pendapatan transfer, umur pemerintahan daerah, jumlah SKPD, dan rasio kemandirian keuangan daerah dalam menjelaskan karakteristik pemerintah daerah. Penelitiannya dilakukan dengan objek penelitian laporan keuangan pemerintah daerah kabupaten dan kota di Indonesia tahun anggaran 2007.

Dari penelitian yang telah dilakukan Suhardjanto et al. (2010) dan Lesmana (2010), karakteristik pemerintah daerah dapat dijelaskan oleh berbagai hal. Pentingnya pengungkapan wajib dalam laporan keuangan dan beragamnya karakteristik pemerintah daerah membuat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang sama mengenai karakteristik pemerintah daerah dengan menggunakan beberapa karakteristik baru. Karakteristik pemerintah daerah yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio kemandirian keuangan daerah, umur pemerintahan daerah, rasio leverage dan intergovernmental revenue.

Penelitian ini mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Lesmana (2010) dengan tiga perbedaan. Perbedaan pertama, penulis menggunakan variabel baru rasio leverage untuk mengukur hutang pemerintah, perbedaan kedua dengan


(22)

8

Leni Kania Syarifah, 2013

PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH TERHADAP PENGUNGKAPAN WAJIB DALAM LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN DAN KOTA DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2010

menggunakan perbandingan intergovernmental revenue untuk mengukur ketergantungan daerah, dan perbedaan yang ketiga adalah pemilihan lokasi penelitian yaitu terbatas pada pemerintah daerah kabupaten dan kota di Provinsi Jawa Barat. Kabupaten dan kota di Provinsi Jawa Barat merupakan daerah yang cukup besar dan berkembang. Jumlah penduduk Provinsi Jawa Barat pada tahun 2010 sebesar 43,02 juta jiwa atau 18% dari keseluruhan penduduk Indonesia (http://bpsjabar.bim.web.id). Dengan banyaknya jumlah penduduk, didukung oleh perkembangan cara berpikir masyarakat, tuntutan akan keterbukaan informasi akan semakin bertambah, sehingga pemerintah daerah wajib memberikan transparansi informasi kepada masyarakat.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui adanya pengaruh karakteristik pemerintah daerah terhadap pengungkapan wajib. Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai praktik pengungkapan wajib pemerintah daerah dalam LKPD kabupaten dan kota di Provinsi Jawa Barat serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Penelitian ini sangat penting karena dapat menambah pengetahuan mengenai akuntansi sektor publik dan administrasi pelaporan keuangan daerah. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Karakteristik Pemerintah

Daerah terhadap Pengungkapan Wajib dalam Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten dan Kota di Provinsi Jawa Barat Tahun 2010”.


(23)

9

Leni Kania Syarifah, 2013

PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH TERHADAP PENGUNGKAPAN WAJIB DALAM LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN DAN KOTA DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2010

1.2 Rumusan Masalah

Bertitik tolak dari fenomena yang telah dikemukakan pada latar belakang penelitian, maka pokok permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimana gambaran karakteristik pemerintah daerah kabupaten dan kota di Provinsi Jawa Barat.

2. Bagaimana gambaran pengungkapan wajib dalam laporan keuangan pada pemerintah daerah kabupaten dan kota di Provinsi Jawa Barat.

3. Apakah karakteristik pemerintah daerah berupa rasio kemandirian daerah, umur pemerintahan daerah, rasio leverage dan intergovernmental revenue memiliki pengaruh terhadap pengungkapan wajib dalam laporan keuangan pemerintah daerah kabupaten dan kota di Provinsi Jawa Barat.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui gambaran karakteristik pemerintah daerah kabupaten dan kota di Provinsi Jawa Barat.

2. Untuk mengetahui gambaran pengungkapan wajib dalam laporan keuangan pada pemerintah daerah kabupaten dan kota di Provinsi Jawa Barat.

3. Untuk mengetahui apakah karakteristik pemerintah daerah berupa rasio kemandirian keuangan daerah, umur pemerintahan daerah, rasio leverage


(24)

10

Leni Kania Syarifah, 2013

PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH TERHADAP PENGUNGKAPAN WAJIB DALAM LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN DAN KOTA DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2010

dan intergovernmental revenue memiliki pengaruh terhadap pengungkapan wajib dalam laporan keuangan pemerintah daerah kabupaten dan kota di Provinsi Jawa Barat.

1.4 Kegunaan Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik secara teoritis maupun praktis.

1.4.1 Kegunaan Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi serta masukan atau pertimbangan untuk mengembangkan keilmuan akuntansi, khususnya untuk akuntansi sektor publik, guna menyelesaikan masalah dalam pelaporan keuangan daerah. Selain itu, penelitian ini bisa dijadikan referensi untuk penelitian lebih lanjut mengenai hal yang serupa.

1.4.2 Kegunaan Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi gambaran kelengkapan pengungkapan dalam laporan keuangan serta menjadi sumbangan pemikiran bagi intansi terkait dalam upaya memberikan transparansi dan akuntabilitas pelaporan keuangan di masa mendatang, sebagai bentuk dari tanggung jawab pengelolaan keuangan.


(25)

56

Leni Kania Syarifah, 2013

PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH TERHADAP PENGUNGKAPAN WAJIB DALAM LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN DAN KOTA DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2010

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Dalam Pedoman Operasional Penulisan Skripsi (POPS) Prodi Pendidikan Akuntansi (2007:21) dinyatakan bahwa “desain penelitian menjelaskan metode penelitian yang digunakan dan bagaimana prosedur penelitian dilakukan”. Desain penelitian merupakan rancangan berupa penjelasan rinci tentang keseluruhan rencana penelitian dan bagaimana suatu penelitian dilakukan dengan menggunakan metode tertentu.

Dalam penelitian ini digunakan metode deskriptif verifikatif. Menurut Moh. Nazir (2003:54), definisi metode deskriptif adalah sebagai berikut :

Suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa yang memberikan gambaran-gambaran terhadap fenomena-fenoma, menerangkan hubungan, menguji hipotesi-hipotesis, membuat prediksi dan mengadakan interpretasi yang lebih tentang hubungan-hubungan.

Adapun metode penelitian verifikatif yaitu metode penelitian yang bertujuan untuk menguji kebenaran atau teori yang telah ada, tetapi bukan untuk menciptakan teori baru. Seperti yang dikemukakan oleh Iqbal Hasan (2010:11) bahwa “penelitian yang bertujuan verifikatif yaitu menguji kebenaran sesuatu dalam bidang yang telah ada sebelumnya”.

Metode deskriptif dalam penelitian ini bertujuan untuk menguji adanya pengaruh karakteristik pemerintah daerah berupa rasio kemandirian daerah, umur pemerintahan daerah, rasio leverage dan intergovernmental revenue terhadap


(26)

57

Leni Kania Syarifah, 2013

PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH TERHADAP PENGUNGKAPAN WAJIB DALAM LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN DAN KOTA DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2010

pengungkapan wajib dalam laporan keuangan pemerintah daerah. Didalam penelitian ini digunakan analisis data sekunder, yaitu dengan mengolah data yang telah dikumpulkan oleh pihak tertentu atau oleh lembaga pengumpul data yang berupa data kuantitatif, yaitu Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Kabupaten dan Kota di Provinsi Jawa Barat Tahun Anggaran 2010 yang telah diaudit oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Republik Indonesia Perwakilan Provinsi Jawa Barat.

3.2 Definisi dan Operasionaslisasi Variabel

Definisi operasional dimaksudkan untuk memberikan persamaan persepsi sehingga terdapat persamaan pemahaman terhadap istilah yang digunakan dalam penelitian ini. Menurut Sugiyono (2008:39) dinyatakan bahwa “variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau aspek dari orang maupun objek yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk ditarik kesimpulannya”. Dapat disimpulkan bahwa varaiabel merupakan suatu yang menjadi objek perhatian yang ditetapkan oleh peneliti untuk diteliti dan dipelajari karena berperan dalam peristiwa atau gejala yang terjadi dan kemdian ditarik kesimpulannya.

Dalam penelitian ini, variabel yang akan digunakan adalah: 1. Variabel Bebas (Independent Variable/X)

Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi, atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen/terikat (Sugiyono, 2008:59). Adapun variabel independen yang digunakan dalam


(27)

58

Leni Kania Syarifah, 2013

PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH TERHADAP PENGUNGKAPAN WAJIB DALAM LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN DAN KOTA DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2010

penelitian ini yaitu karakteristik pemerintah daerah. Karakteristik pemerintah daerah yaitu merupakan ciri-ciri khusus yang melekat pada pemerintah daerah, menandai pemerintah daerah dan membedakannya dengan pemerintah daerah lain. Karakteristik Pemerintah daerah dibagi menjadi 4 karakteristik, yaitu rasio kemandirian keuangan pemerintah daerah, umur pemerintahan daerah, rasio leverage dan intergovernmental revenue.

2. Variabel terikat (Dependent Variable/Y)

Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2008:59). Adapun variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pengungkapan wajib. Pengungkapan wajib merupakan pengungkapan minimum dalam laporan keuangan berdasarkan standar akuntansi yang berlaku.

Dalam mempermudah penelitian maka variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

Variabel Dimensi Indikator Skala

Variabel X Karakteristik Pemerintah Daerah 1. Kemandirian Keuangan Daerah

- Jumlah Pend. Asli Daerah

- Total Pendapatan Daerah

Rasio

2. Umur Pemerintahan Daerah

Undang-undang Pendirian pemerintahan daerah

Rasio 3. Leverage - Utang Pemerintah

- Total Ekuitas Dana

Rasio 4. Intergovernmental

Revenue

- Dana Perimbangan - Total Pendapatan Daerah

Rasio Variabel Y

Pengungkapan Wajib

Indeks/Tingkat

Pengungkapan Wajib dalam LKPD

- Jumlah pengungkapan dalam LKPD

- Jumlah pengungkapan


(28)

59

Leni Kania Syarifah, 2013

PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH TERHADAP PENGUNGKAPAN WAJIB DALAM LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN DAN KOTA DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2010

dalam SAP

Pengungkapan wajib dalam penelitian ini didasarkan pada Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. Elemen yang wajib diungkapkan pemerintah daerah dalam LKPD adalah elemen-elemen yang tercantum dalam PP Nomor 71 Tahun 2010 yaitu yang tertuang dalam PSAP Nomor 5 sampai dengan PSAP Nomor 9.

Tabel 3.2

Elemen Pengungkapan Wajib

PSAP Nomor 5 tentang Akuntansi Persediaan

1 Kebijakan akuntansi yang digunakan dalam pengukuran persediaan;

2 Penjelasan lebih lanjut persediaan seperti barang atau perlengkapan yang digunakan dalam pelayanan masyarakat, barang atau perlengkapan yang digunakan dalam proses produksi, barang yang disimpan atau dijual atau diserahkan kepada masyarakat, dan barang yang masih dalam proses produksi yang dimaksudkan untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat;

3 Jenis, jumlah, dan nilai persediaan dalam kondisi rusak atau usang.

PSAP Nomor 6 tentang Akuntansi Investasi

4 Kebijakan akuntansi untuk penentuan nilai investasi;

5 Jenis-jenis investasi, investasi permanen dan investasi nonpermanen;

6 Perubahan harga pasar baik investasi jangka pendek maupun investasi jangka panjang;

7 Penurunan nilai investasi yang signifikan dan penyebab penurunan tersebut; 8 Investasi yang dinilai dengan nilai wajar dan alasan penerapannya;

9 Perubahan pos investasi

PSAP Nomor 7 tentang Akuntansi Aset Tetap

10 Dasar penilaian yang digunakan untuk mnentukan nilai tercatat (carrying amount); 11 Rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode (penambahan, pelepasan,

akumulasi penyusutan dan perubahan nilai, dan mutasi aset tetap lainnya.

12 Informasi Penyusutan (nilai penyusutan, metode penyusutan yang digunakan, masa manfaat atau tarif penyusutan yang digunakan, nilai tercatat bruto dan akumulasi penyusutan pada awal dan akhir periode.)

13 Eksistensi dan batasan hak milik atas aset tetap;

14 Kebijakan akuntansi untuk kapitalisasi yang berkaitn dengan aset tetap; 15 Jumlah pengeluaran pada pos aset tetap dalam konstruksi;

16 Jumlah komitmen untuk akuisisi aset tetap.

Jika aset tetap dicatat pada jumlah yang dinilai kembali, hal-hal berikut harus diungkapkan:

17 Dasar peraturan untuk menilai kembali aset tetap; 18 Tanggal efektif penilaian kembali;

19 Jika ada, nama penilai independen;

20 Hakikat setiap petunjuk yang digunakan untuk menentukan biaya pengganti; 21 Nilai tercatat setiap jenis aset tetap;


(29)

60

Leni Kania Syarifah, 2013

PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH TERHADAP PENGUNGKAPAN WAJIB DALAM LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN DAN KOTA DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2010

22 Rincian kontrak kontruksi dalam pengerjaan dalam tingkat penyelesaian dan jangka waktu penyelesaiannya;

23 Nilai kontrak kontruksi dan sumber pembiayaannya; 24 Jumlah biaya yang telah dikeluarkan;

25 Uang muka kerja yang diberikan; 26 Retensi

PSAP Nomor 9 tentang Akuntansi Kewajiban 27 Daftar skedul utang

28 Jumlah saldo kewajiban jangka pendek dan jangka panjang yang diklasifikasikan berdasarkan pemberi pinjaman;

29 Jumlah saldo kewajiban berupa utang pemerintah berdasarkan jenis sekuritas utang pemerintah dan jatuh temponya;

30 Bunga pinjaman yang terutang pada periode berjalan dan tingkat bunga yang berlaku;

31 Konsekuensi dilakukannya penyelesaian kewajiban sebelum jatuh tempo;

32 Perjanjian restruktuisasi utang (pengurangan pinjaman, modifikasi persyaratan utang, pengurangan tingkat bunga pinjaman, pengunduran jatuh tempo pinjaman, pengurangan nilai jatuh tempo pinjaman, pengurangan jumlah bunga terutang sampai dengan periode pelaporan).

33 Jumlah tunggakan pinjaman yang disajikan dalam bentuk daftar umur utang berdasarkan kreditur

34 Biaya pinjaman (perlakuan biaya pinjaman, jumlah biaya pinjaman yang dikapitalisasi pada periode yang bersangkutan, tingkat kapitalisasi yang digunakan) Sumber : PP No 71 Tahun 2010

Dalam penelitian ini pengungkaan wajib diproksikan dengan menggunakan skor pengungkapan wajib pada laporan keuangan pemerintah daerah. Skor pengungkapan wajib dapat dinyatakan dalam bentuk indeks/tingkat yang pengukurannya mengadopsi pengukuran pengungkapan wajib yang dilakukan oleh Lesmana (2010:22), yaitu :

a. Memberi skor untuk setiap item pengungkapan secara dikotomi, dimana jika suatu item diungkapkan diberi nilai satu dan jika tidak diungkapkan akan diberi nilai nol.

b. Skor yang diperoleh setiap pemerintah daerah dijumlahkan untuk mendapatkan skor total.

c. Menghitung tingkat pengungkapan wajib dengan cara membagi total skor yang diperoleh dengan total skor yang diharapkan dapat diperoleh oleh pemerintah daerah.


(30)

61

Leni Kania Syarifah, 2013

PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH TERHADAP PENGUNGKAPAN WAJIB DALAM LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN DAN KOTA DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2010

3.3 Populasi, Sampel dan Sumber Data Penelitian 3.3.1 Populasi

Sugiyono (2008:80) mendefinisikan populasi sebagai “wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya”, sedangkan Arikunto (2010:173) menyatakan “populasi adalah

keseluruhan subjek penelitian”. Dengan asumsi bahwa tidak ada perbedaan antara

pemerintah daerah kabupaten dan kota, maka populasi dalam penelitian ini adalah 26 Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten dan Kota di Provinsi Jawa Barat yang telah diaudit oleh BPK RI.

3.3.2 Sampel

Sugiyono (2008:80) mendefinisikan sampel sebagai “bagian dari jumlah

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Sedangkan Arikunto

(2010:174) menyatakan bahwa, “sampel adalah sebagian wakil populasi yang diteliti”. Lebih lanjut Riduwan (2008:9) mengatakan bahwa “dalam melaksanakan penelitian walaupun tersedia populasi adakalanya peneliti mengambil sebagian dari populasi yang dianggap mewakili populasi”.

Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan Non Probability Sampling dengan teknik sampling jenuh/sensus. Sugiyono (2008:84) menyatakan

bahwa “Non Probability Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak

memberi peluang/kesempatan yang sama bagi setiap unsur datau anggota populasi untuk dpilih menjadi sampel”. Sedangkan teknik sampling jenuh/sensus menurut Sugiyono (2008:85) adalah “teknik penentuan sampel bila semua anggota


(31)

62

Leni Kania Syarifah, 2013

PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH TERHADAP PENGUNGKAPAN WAJIB DALAM LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN DAN KOTA DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2010

populasi dijadikan sebagai sampel.” Hal ini dikarenakan jumlah populasi yang

realtif kecil dan kurang dari 30. Berdasarkan hal tersebut, maka seluruh populasi yaitu 26 Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten dan Kota di Provinsi Jawa Barat Tahun 2010 digunakan sebagai sampel.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Sugiyono (2008:137) menyatakan “terdapat dua hal yang mempengaruhi kualitas data hasil penelitian yaitu kualitas instrumen dan kualitas pengumpulan

data”. Pengumpulan data menurut Hasan (2002:83) adalah “pencatatan

peristiwa-peristiwa atau hal-hal atau keterangan-keterangan sebagian atau seluruh elemen poplasi yang akan menunjang atau mendukung penelitian”.

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan metode dokumentasi dan data yang dikumpulkan adalah data sekunder. Menurut Arikunto (2010:274), bahwa “metode dokumentasi adalah mencari data-data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah,

prasasti, notulen rapat, lengger, agenda dan sebagainya”. Sedangkan data

sekunder menurut Hasan (2002:82), adalah “data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang yang melakukan penelitian dari sumber-sumber yang telah ada”. Data tersebut diperoleh dari kantor Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK-RI) Perwakilan Provinsi Jawa Barat. Selain itu data lain pun mengenai profil daerah diambil dengan mengunduh dari website pemerintah daerah masing-masing. Deskripsi data dalam penelitian ini tergambar pada Tabel 3.3 mengenai Deskripsi Data Penelitian.


(32)

63

Leni Kania Syarifah, 2013

PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH TERHADAP PENGUNGKAPAN WAJIB DALAM LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN DAN KOTA DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2010

Tabel 3.3

Deskripsi Data Penelitian

No Data Jenis

data Sumber data

1. Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten dan Kota di Provinsi Jawa Barat Tahun Anggaran 2010.

Sekunder Badan Pemeriksa Keuangan Perwakilan Provinsi Jawa Barat

2. Profil Pemerintah Daerah Sekunder Website Pemerintah daerah Kabupaten dan Kota di Provinsi Jawa Barat

Data yang telah dikumpulkan dalam penelitian digunakan untuk menguji hipotesis atau menjawab pertanyaan yang telah dirumuskan sebelumnya, karena data yang diperoleh akan dianalisis dan dijadikan landasan dalam pengambilan keputusan penelitian.

3.5 Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis 3.5.1. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data merupakan salah satu kegiatan penelitian berupa proses penyusunan dan pengelolaan data guna menafsir data yang telah diperoleh dari laporan. Data-data yang sudah terkumpul selama penelitian selanjutnya akan diolah terlebih dahulu guna menyajikan informasi yang lebih mudah untuk diinterpretasikan dan dianalisis lebih lanjut. Tujuan analisis data adalah menyederhanakan atau mengubah ke dalam bentuk yang lebih sederhana agar lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan.

Teknik analisis data yang digunakan adalah statistik deskriptif. Statistik deskriptif digunakan untuk menjawab rumusan yaitu membuktikan adanya pengaruh antara karakteristik pemerintah daerah terhadap kepatuhan


(33)

64

Leni Kania Syarifah, 2013

PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH TERHADAP PENGUNGKAPAN WAJIB DALAM LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN DAN KOTA DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2010

pengungkapan wajib dalam laporan keuangan pemerintah daerah. Definisi statistik deskriptif menurut Sugiyono (2008:147) yaitu :

Statistik deksriptif adalah statistik yang digunakan unutk menganalisa data dengan cara mengdeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.

Dalam penelitian ini seluruh analisis data dilakukan dengan bantuan software SPSS v 20 for Windows. Peneliti melakukan langkah-langkah kegiatan teknis analisis data sebagai berikut:

1. Mengitung Rasio Kemandirian Keuangan Daerah dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

2. Menghitung jumlah umur pemerintah daerah berdasarkan undang-undang pembentukan daerah

3. Menghitung rasio leverage dari masing-masing pemerintah daerah dengan menggunakan rumus sebagai berikut

4. Menghitung Intergovernmental Revenue dengan menggunakan rumus sebagai berikut.

5. Menghitung jumlah perolehan item pengungkapan wajib dengan memberikan skoring


(34)

65

Leni Kania Syarifah, 2013

PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH TERHADAP PENGUNGKAPAN WAJIB DALAM LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN DAN KOTA DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2010

6. Menghitung pengungkapan wajib dengan rumus sebagai berikut.

3.5.1.1 Uji Asumsi Klasik

Setelah nilai dari variabel X dan Y tersebut diketahui, maka selanjutnya dilakukan pengolahan data dengan menggunakan teknik analisis data variabel penelitian. Hasan (2010:280) menyatakan bahwa “dalam penggunaan analisis regresi terdapat beberapa asumsi yang dapat menghasilkan estimator yang tidak bias yang terbaik dari model regresi yang diperoleh dari metode kuadrat terkecil”. Dengan terpenuhinya asumsi tersebut maka hasil yang diperoleh adapat dikatakan mendekati atau sama dengan kenyataan dan juga lebih akurat. Asumsi tersebut dikenal dengan asumsi klasik. Pengujian asumsi klasik diperlukan untuk mengetahui apakah hasil estimasi regresi yang dilakukan benar-benar terbebas dari adanya gejala heterokedastisitas, gejala multikolinearitas, dan gejala autokorelasi. Pengujian asumsi klasik dilakukan sebagai berikut.

a. Uji Normalitas

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan statistik parametrik karena data yang akan diuji berbentuk rasio. Karena akan menggunakan statistik parametrik maka setiap data pada variabel harus terlebih dahulu diuji normalitasnya. Menurut Ghozali (2011:160) disebutkan bahwa “uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel penganggu dau


(35)

66

Leni Kania Syarifah, 2013

PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH TERHADAP PENGUNGKAPAN WAJIB DALAM LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN DAN KOTA DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2010

residual memiliki distribusi normal”. Uji normalitas dilakukan dengan bantuan

software SPSS v 20 for Windows.

Untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal, dalam penelitian ini digunakan uji One Sample Kolmogorov-Smirnov dan uji grafik. Dalam uji One Sample Kolmogorov-Smirnov, dasar keputusannya adalah berdasarkan probabilitas (asymptotic significance), yaitu jika ρ value > 0,05 maka dapat disimpulkan data tersebut berdistribusi normal, sedangkan jika ρ value < 0,05 maka data tersebut tidak berdistribusi normal. Dalam uji grafik, Ghozali

(2011:163) menyatakan bahwa “data dikatakan normal bila ada titik-titik yang

menyebar disekitar garis diagonal dan penyebarannya mengikuti arah garis diagonalnya”. Jadi, dapat disimpulkan bahwa data residual berdistribusi normal

jika nilai ρ value > 0,05 dan grafik menunjukkan bahwa data menyebar disekitar

garis diagonal.

b. Uji Heterokedastisitas

Ghozali (2011:139) menyatakan bahwa "uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dalam satu pengamatan terhadap pengamatan lainnya”. Model regresi yang baik adalah model yang homodekastisitas atau varians dari satu pengamatan ke pengamatan lain tetap. Uji heterokedastisitas dalam penelitian ini menggunakan Grafik Plot antara nilai prediksi variabel dependen yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada tidaknya heterokedastisitas dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu dalam grafik scatterplot antara ZPRED dan SRESID dimana sumbu Y adalah Y yang terprediksi dan sumbu X adalah residual yang


(36)

67

Leni Kania Syarifah, 2013

PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH TERHADAP PENGUNGKAPAN WAJIB DALAM LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN DAN KOTA DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2010

telah di-studentized. Uji heteroskedastisitas dilakukan dengan bantuan software SPSS v 20 for Windows. Dasar analisis uji heterokedastisitas sebagai berikut: a) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang

teratur (bergelombang, melebar kemudin menyempit) maka mengindikasikan telah terjadi heterokedastisitas

b) Jika tidak ada pola yang jelas. Seperti titik-titik menyebar diatas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas.

c. Uji Autokorelasi

Autokorelasi berarti terdapatnya korelasi antar anggota sampel atau data pengamatan yang diurutkan berdasarkan waktu, sehingga munculnya suatu datum dipengaruhi oleh datum sebelumnya (Hasan, 2010:285). Ghozali (2011:111)

menyatakan bahwa “uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model

regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (periode sebelumnya)”. Untuk menentukan ada tidaknya autokorelasi dalam regresi dilakukan dengan menggunakan uji Durbin-Watson, yang dilakukan dengan cara membandingkan langsung nilai DW (d hitung) dengan nilai d tabel yang terdapat dalam Tabel 3.4. Uji autokorelasi dilakukan dengan bantuan software SPSS v 20 for Windows.

Tabel 3.4 Tabel Durbin-Watson

Klasifikasi nilai d Uji Durbin Watson

Nilai Keterangan

0 < d < dl Autokorelasi Positif dl ≤ d ≤ du Tidak dapat disimpulkan 4-dl < d < 4 Autokorelasi Negatif 4-du ≤ d ≤ -dl Tidak dapat disimpulkan du < d < 4-du Tidak ada autokorelasi

(Ghozali, 2011:111)


(37)

68

Leni Kania Syarifah, 2013

PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH TERHADAP PENGUNGKAPAN WAJIB DALAM LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN DAN KOTA DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2010

Hasan (2010:292), menjelaskan bahwa “multikolinearitas berarti antara variabel bebas yang satu dengan variabel bebas lainnya dalam regresi saling berkorelasi linear”. Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel dependen. Ghozali (2011:105) menyatakan salah satu cara untuk menyatakan uji multikolinearitas dilakukan dengan melihat nilai Variance Inflation Factor (VIF) dari hasil analisis data. Jika VIF > 10, maka variabel tersebut mempunyai persoalan multikolinearitas dengan variabel bebas lainnya. Sedangkan jika VIF < 10, maka variabel bebas tersebut tidak mempunyai persoalan multikolinearitas. Uji autukorelasi dilakukan dengan bantuan software SPSS v 20 for Windows.

3.5.2 Pengujian Hipotesis

Menurut Hasan (2010:54), “pengujian hipotesis adalah suatu prosedur

yang akan menghasilkan suat keputusan, yaitu keputusan menerima atau menolah

hipotesis ini”. Dalam penelitian ini digunakan analisis regresi linier berganda.

Analisis regresi digunakan untuk meramalkan atau memperkirakan nilai dari satu variabel dalam hubungannya dengan variabel lain yang diketahui melalui persamaan garis regresinya (Hasan, 2010:220). Analisis regresi digunakan untuk mengukur besarnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel tergantung dan memprediksi variabel tergantung dengan menggunakan variabel bebas. Karena variabel bebas dalam penelitian ini lebih dari satu, maka analisis regresi yang dipakai adalah regresi linier berganda. Regresi linier berganda adalah regresi dimana variabel terikatnya (Y) dihubungkan atau dijelaskan dengan lebih dari satu variabel bebas, mungkin dua, tiga dan seterusnya (X1, X2, X3,...Xn) tetapi masih


(38)

69

Leni Kania Syarifah, 2013

PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH TERHADAP PENGUNGKAPAN WAJIB DALAM LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN DAN KOTA DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2010

menunjukkan diagram hubungan linear (Hasan, 2010:254). Penghitungan analisis regresi linier berganda ini menurut Sudjana (2003:76) dengan menggunakan persamaan sebagai berikut :

(Sudjana, 2003:76)

Keterangan :

= Variabel dependen , , , = Variabel independen

= Konstanta

= Koefisien regresi

3.5.2.1 Hipotesis Statistik

Hipotesis statistik yang akan diuji dalam penelitian ini adalah : Hipotesis 1 :

H0 : β1 ≤ 0 Karakteristik Pemerintah daerah berupa Rasio kemandirian keuangan, umur pemerintahan daerah, rasio leverage dan

Intergovernmental Revenue tidak memiliki pengaruh positif

terhadap pengungkapan wajib dalam laporan keuangan pemerintah daerah

Ha : β1 > 0 Karakteristik Pemerintah daerah berupa Rasio kemandirian keuangan, umur pemerintahan daerah, rasio leverage

Intergovernmental Revenue memiliki pengaruh positif

terhadap pengungkapan wajib dalam laporan keuangan pemerintah daerah

Hipotesis 2 :


(39)

70

Leni Kania Syarifah, 2013

PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH TERHADAP PENGUNGKAPAN WAJIB DALAM LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN DAN KOTA DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2010

H0 : β1 ≤ 0 Karakteristik Pemerintah daerah berupa rasio kemandirian keuangan daerah tidak memiliki pengaruh positif terhadap pengungkapan wajib dalam laporan keuangan pemerintah daerah

Ha : β1 > 0 Karakteristik Pemerintah daerah berupa rasio kemandirian keuangan daerah memiliki pengaruh positif terhadap pengungkapan wajib dalam laporan keuangan pemerintah daerah

Hipotesis 3 :

H0 : β1 ≤ 0 Karakteristik Pemerintah daerah berupa umur pemerintahan daerah tidak memiliki pengaruh positif terhadap pengungkapan wajib dalam laporan keuangan pemerintah daerah

Ha : β1 > 0 Karakteristik Pemerintah daerah berupa umur pemerintahan daerah memiliki pengaruh positif terhadap pengungkapan wajib dalam laporan keuangan pemerintah daerah

Hipotesis 4 :

H0 : β1 ≤ 0 Karakteristik Pemerintah daerah berupa leverage tidak memiliki pengaruh positif terhadap pengungkapan wajib dalam laporan keuangan pemerintah daerah

Ha : β1 > 0 Karakteristik Pemerintah daerah berupa leverage memiliki pengaruh positif terhadap pengungkapan wajib dalam laporan keuangan pemerintah daerah


(40)

71

Leni Kania Syarifah, 2013

PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH TERHADAP PENGUNGKAPAN WAJIB DALAM LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN DAN KOTA DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2010

H0 : β1 ≤ 0 Karakteristik Pemerintah daerah berupa Intergovernmental

Revenue tidak memiliki pengaruh positif terhadap

pengungkapan wajib dalam laporan keuangan pemerintah daerah

Ha : β1 > 0 Karakteristik Pemerintah daerah berupa Intergovernmental Revenue memiliki pengaruh positif terhadap pengungkapan

wajib dalam laporan keuangan pemerintah daerah

3.5.2.2 Uji F

Uji F digunakan untuk menguji keberartian regresi. Sebagaimana yang dikemukakan Sudjana (2003 : 90) bahwa:

Menguji keberartian regresi linear ganda ini dimaksudkan untuk meyakinkan diri apakah regresi (berbentuk linear) yang didapat berdasarkan penelitian ada artinya bila dipakai untuk membuat kesimpulan mengenai hubungan sejumlah peubah yang sedang dipelajari.

Untuk itu dilakukan penghitungan Uji F digunakan rumus sebagai berikut :

Sudjana (2003: 91) Keterangan :

JK (Reg) = Ʃ y + Ʃ y +…….+ Ʃ y JK (S) = Ʃ Y2 – JK (Reg)

Untuk menguji keberartian regresi kita harus membandingkan antara Fhitung dengan Ftabel dengan derajat kebebasan (dk), yang besarnya k untuk JK (Reg) dan (n-k-1) untuk JK(s). Kriteria keberartiannya adalah sebagai berikut :

Jika Fhitung > Ftabel, maka dinyatakan regresi berarti Jika Fhitung≤ Ftabel , maka dinyatakan regresi tidak berarti


(41)

72

Leni Kania Syarifah, 2013

PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH TERHADAP PENGUNGKAPAN WAJIB DALAM LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN DAN KOTA DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2010

Dalam penelitian ini Uji F dilakukan dengan menggunakan software SPSS v 20 for windows. Kriteria keputusannya adalah sebagai berikut :

Jika Fhitung > Ftabel maka tolak H0 dan terima Ha, Jika Fhitung≤ Ftabel maka terima H0 dan tolak Ha.

3.5.2.3 Uji t

Uji t digunakan untuk menguji keberartian koefisien regresi. Uji t dapat dilakukan dengan rumus sebagai berikut :

(Sudjana, 2003:31) Keterangan :

b = koefisien regresi

Sb = kesalahan baku koefisien regresi berganda b

Setelah diperoleh t statistik atau thitung, kemudian bandingkan dengan distribusi Student t dengan taraf signifikansi 5 % dan dk = (n-k-1). Setelah dilakukan pembandingan, kemudian buat keputusan, dengan menggunakan kaidah keputusan keberartiannya sebagai berikut.

Jika thitung > ttabel, maka dinyatakan regresi berarti Jika thitung < ttabel, maka dinyatakan regresi tidak berarti

Dalam penelitian ini Uji t dilakukan dengan menggunakan software SPSS v 20 for windows. Kriteria keputusan hipotesis adalah sebagai berikut :

Jika thitung > ttabel maka tolak H0 dan terima Ha, Jika thitung≤ ttabel maka terima H0 dan tolak Ha.


(42)

Leni Kania Syarifah, 2013

PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH TERHADAP PENGUNGKAPAN WAJIB DALAM LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN DAN KOTA DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2010

DAFTAR PUSTAKA BUKU

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek. Edisi Revisi 2010. Jakarta: PT. RINEKA CIPTA.

Bastian, I. dan Soepriyanto, G. (2003). Sistem Akuntansi Sektor Publik. Buku 1. Jakarta : Salemba Empat.

Bastian, I. (2006). Sistem Akuntansi Sektor Publik. Edisi 2. Jakarta: Salemba Empat.

Chariri, A. dan Ghozali, I. (2003). Teori Akuntansi. Semarang: BP UNDIP. Ghozali, I. (2011). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS 19.

Cetakan IV Penerbit UNDIP

Halim, A. (2004). Bunga Rampai Manajemen Keuangan Daerah. Yogyakarta: Salemba Empat.

____________. (2008). Manajemen Keuangan Daerah Edisi Revisi. Yogyakarta: Salemba Empat.

____________. (2008). Akuntansi Keuangan Daerah. Jakarta: Salemba Empat. Harahap, S.S. (2008). Analisis Kritis atas laporan Keuangan. Jakarta : PT

RajaGrafindo Persada

Hasan, I. (2002). Pokok-pokok Materi Metodeologi Penelitian dan Aplikasinya. Jakarta : Ghalia Indonesia

___________. (2008). Pokok-pokok Materi Statistik 2 (Statistik Inferensif). Jakarta: Bumi Aksara.

___________. (2010). Analisis Data Penelitian dengan Statistik. Jakarta : Bumi Aksara.

Hendrikson, D, Eldon and Michael F. Van Breda. (2002). Teori Akuntansi. Edisi V. Buku 2. Batam : Interaksara

Husnan, S. dan Pudjiastuti, E. (2006). Dasar-dasar Manaemen Keuangan. Yogyakarta : UPP SIM YKPN Kustiawan, Memen. (2009). Optimalisasi Pendapatan Asli Daerah, Peran dan Orientasi Pemerintah Daerah. Bandung. Rizqi Press.


(43)

Leni Kania Syarifah, 2013

PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH TERHADAP PENGUNGKAPAN WAJIB DALAM LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN DAN KOTA DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2010

Mardiasmo. (2004). Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: Andi.

_________. (2004). Otonomi dan Manajemen Keuangan Daerah. Yogyakarta: Andi.

Nazir, Moh. (2005). Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.

Poerwadarminta. (2006). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Edisi Ketiga. Jakarta : Balai Pustaka

Program Studi Pendidikan Akuntansi. (2007). Pedoman Operasional Penulisan Skripsi (POPS). Bandung: Program Studi Pendidikan Akuntansi UPI. Riduwan. (2010). Belajar Mudah Penelitian untuk Guru, Karyawan dan

Mahasiswa. Bandung : Alfabeta

Sudjana. (2003). Teknik Regresi dan Korelasi. Bandung : Tarsito

Sugiyono. (2008). Metodologi Penelitian Administrasi. Bandung: Alphabeta. ________. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung :

Alfabeta

Sutedi, A. (2011). Good Corporate Governance. Jakarta : Sinar Grafika.

Suwardjono. (2005). Teori Akuntansi Perekayasaaan Pelaporan Keuangan. Yogyakarta. Yogyakarta. BPFE

Tangkilisan, H. N. S. (2005). Manajemen Publik. Jakarta : Gramedi Widia Sarana Indonesia

JURNAL

Halim, A., dan Abdullah, S. (2006). Hubungan dan Masalah Keagenan di Pemerintah Daeah (Sebuah Peluang Penelitian Anggaran dan Akuntansi). Jurnal Akuntansi Pemerintahan Vol. 2 No. 1 pp 53-64.

Martani, D., dan Liestiani, A. (2010). Disclosure Of Local Government Financial Statement In Indonesia. Accounting Department, University of Indonesia. Proceeding in 2010 Annual Meeting and Conference Asian Academic Accounting Association (AAAA) November 28 – December 1, 2010 The Shangri-la Hotel, Bangkok, Thailand.

Jensen, Michael C. & Meckling, William H. (1976). Theory of the Firm: Managerial Behavior, Agency Costs and Ownership Structure. Journal of Financial Economics, October, 1976, V. 3, No. 4, pp. 305-360.


(44)

Leni Kania Syarifah, 2013

PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH TERHADAP PENGUNGKAPAN WAJIB DALAM LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN DAN KOTA DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2010

Naim, A. dan Rakhman, A. (2000). Analisis Hubungan antara Kelengkapan Pengungkapan Laporan Keuangan dan Struktur Modal dan Tipe Kempemilikan Perusahaan. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia. Vol. 15: 70 – 82.

Suhardjanto, D., Rusmin, Mandasari, P., dan Brown, A. (2010). Mandatory Disclosure Compliance and Local Government Charactheristics: Evidence From Indonesian Municipalities. Journal Public Policy January 2010

Zul Hilmi, Amiruddin dan Martani, D. (2012). Analisis faktor-faktor yang memperngaruhi tingkat pengungkapan laporan keuangan Pemerintah Provinsi . Simposium Nasional Akuntansi XV.

TESIS

Lesmana, S. I. (2010). Pengaruh Karakteristik Pemerintah Daerah Terhadap Tingkat Pengungkapan Wajib Di Indonesia. Tesis. Surakarta : Universitas Sebelas Maret

Perwitasari, C. (2010). The Influence of Financial Performance to the Level of

Accountability Disclosure of Indonesia’s Local Government. Tesis

Universitas Sevbelas Maret Surakarta.

Mandasari, P. (2009). Practices of Mandatory Disclosure Compliance in Indonesian Local Government. Tesis. Surakarta : Universitas Sebelas Maret

SKRIPSI

Sumardjo, H. (2010). Pengaruh Karakteristik Pemerintah Daerah terhadap Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah. Studi Empiris pada Pemerintah daerah Kabupaten/Kota di Indonesia. Skripsi. Jurusan Akuntansi. Univesitas Sebelas Maret Surakarta

Ayuningtyas, R. R. (2010). Pengaruh Karakteristik Pemerintah Daerah terhadap Kepatuhan Pengungkapan Wajib dalam Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Studi Empiris pada Pemerintah daerah Kabupaten/Kota di Indonesia. Skripsi. Jurusan Akuntansi. Univesitas Sebelas Maret Surakarta Trimuharmi, R. (2010). Pengaruh karakteristik Perusahaan terhdap Kepatuhan

Pengungkapan Wajib dalam Laporan Keuangan Perusahaan di Bursa Efek Indonesia (BEI). Skripsi. Jurusan Akuntansi. Univesitas Sebelas Maret Surakarta.


(45)

Leni Kania Syarifah, 2013

PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH TERHADAP PENGUNGKAPAN WAJIB DALAM LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN DAN KOTA DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2010

Nasharuddin, R. (2010). Pengaruh Pendapatan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah terhadap Kemandirian Keuangan Daerah Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat Tahun 2008. Skripsi. Jurusan Akuntansi. Universitas Pendidikan Indonesia.

PERATURAN DAN PERUNDANG-UNDANGAN

Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia. (1999). Undang-undang No. 22 tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah. Jakarta : DPR RI

__________________. (2000). Undang-undang Nomor 34 tahun 2000 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 18 Tahun 1987 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Jakarta : DPR RI

_________________. (2003). Undang-undang No 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. Jakarta : DPR RI

_________________. (2004). Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Jakarta : DPR RI

_________________. (2004). Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. Jakarta : DPR RI

_________________. (2004). Undang-undang No 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara. Jakarta : DPR RI

_________________. (2004). Undang-Undang No 15 tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung jawab Keuangan Negara. Jakarta : DPR RI

_________________. (2004). UU RI No 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. Jakarta : DPR RI

Presiden Republik Indonesia. (2005). Peraturan Pemerintah No 58 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah. Jakarta : DPR RI

___________________. (2005). Peraturan Pemerintah No 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan. Jakarta : Sekretaris Negara RI

___________________. (2008). Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN). Jakarta : Sekretaris Negara RI


(1)

72

Dalam penelitian ini Uji F dilakukan dengan menggunakan software SPSS v

20 for windows. Kriteria keputusannya adalah sebagai berikut :

Jika Fhitung > Ftabel maka tolak H0 dan terima Ha, Jika Fhitung≤ Ftabel maka terima H0 dan tolak Ha.

3.5.2.3 Uji t

Uji t digunakan untuk menguji keberartian koefisien regresi. Uji t dapat dilakukan dengan rumus sebagai berikut :

(Sudjana, 2003:31) Keterangan :

b = koefisien regresi

Sb = kesalahan baku koefisien regresi berganda b

Setelah diperoleh t statistik atau thitung, kemudian bandingkan dengan distribusi Student t dengan taraf signifikansi 5 % dan dk = (n-k-1). Setelah dilakukan pembandingan, kemudian buat keputusan, dengan menggunakan kaidah keputusan keberartiannya sebagai berikut.

Jika thitung > ttabel, maka dinyatakan regresi berarti Jika thitung < ttabel, maka dinyatakan regresi tidak berarti

Dalam penelitian ini Uji t dilakukan dengan menggunakan software SPSS v

20 for windows. Kriteria keputusan hipotesis adalah sebagai berikut :

Jika thitung > ttabel maka tolak H0 dan terima Ha, Jika thitung≤ ttabel maka terima H0 dan tolak Ha.


(2)

DAFTAR PUSTAKA BUKU

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek. Edisi Revisi

2010. Jakarta: PT. RINEKA CIPTA.

Bastian, I. dan Soepriyanto, G. (2003). Sistem Akuntansi Sektor Publik. Buku 1. Jakarta : Salemba Empat.

Bastian, I. (2006). Sistem Akuntansi Sektor Publik. Edisi 2. Jakarta: Salemba Empat.

Chariri, A. dan Ghozali, I. (2003). Teori Akuntansi. Semarang: BP UNDIP. Ghozali, I. (2011). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS 19.

Cetakan IV Penerbit UNDIP

Halim, A. (2004). Bunga Rampai Manajemen Keuangan Daerah. Yogyakarta: Salemba Empat.

____________. (2008). Manajemen Keuangan Daerah Edisi Revisi. Yogyakarta: Salemba Empat.

____________. (2008). Akuntansi Keuangan Daerah. Jakarta: Salemba Empat. Harahap, S.S. (2008). Analisis Kritis atas laporan Keuangan. Jakarta : PT

RajaGrafindo Persada

Hasan, I. (2002). Pokok-pokok Materi Metodeologi Penelitian dan Aplikasinya. Jakarta : Ghalia Indonesia

___________. (2008). Pokok-pokok Materi Statistik 2 (Statistik Inferensif). Jakarta: Bumi Aksara.

___________. (2010). Analisis Data Penelitian dengan Statistik. Jakarta : Bumi Aksara.

Hendrikson, D, Eldon and Michael F. Van Breda. (2002). Teori Akuntansi. Edisi V. Buku 2. Batam : Interaksara

Husnan, S. dan Pudjiastuti, E. (2006). Dasar-dasar Manaemen Keuangan. Yogyakarta : UPP SIM YKPN Kustiawan, Memen. (2009). Optimalisasi

Pendapatan Asli Daerah, Peran dan Orientasi Pemerintah Daerah.


(3)

Mardiasmo. (2004). Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: Andi.

_________. (2004). Otonomi dan Manajemen Keuangan Daerah. Yogyakarta: Andi.

Nazir, Moh. (2005). Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.

Poerwadarminta. (2006). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Edisi Ketiga. Jakarta : Balai Pustaka

Program Studi Pendidikan Akuntansi. (2007). Pedoman Operasional Penulisan

Skripsi (POPS). Bandung: Program Studi Pendidikan Akuntansi UPI.

Riduwan. (2010). Belajar Mudah Penelitian untuk Guru, Karyawan dan

Mahasiswa. Bandung : Alfabeta

Sudjana. (2003). Teknik Regresi dan Korelasi. Bandung : Tarsito

Sugiyono. (2008). Metodologi Penelitian Administrasi. Bandung: Alphabeta. ________. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung :

Alfabeta

Sutedi, A. (2011). Good Corporate Governance. Jakarta : Sinar Grafika.

Suwardjono. (2005). Teori Akuntansi Perekayasaaan Pelaporan Keuangan.

Yogyakarta. Yogyakarta. BPFE

Tangkilisan, H. N. S. (2005). Manajemen Publik. Jakarta : Gramedi Widia Sarana Indonesia

JURNAL

Halim, A., dan Abdullah, S. (2006). Hubungan dan Masalah Keagenan di

Pemerintah Daeah (Sebuah Peluang Penelitian Anggaran dan Akuntansi).

Jurnal Akuntansi Pemerintahan Vol. 2 No. 1 pp 53-64.

Martani, D., dan Liestiani, A. (2010). Disclosure Of Local Government Financial

Statement In Indonesia. Accounting Department, University of Indonesia.

Proceeding in 2010 Annual Meeting and Conference Asian Academic Accounting Association (AAAA) November 28 – December 1, 2010 The Shangri-la Hotel, Bangkok, Thailand.

Jensen, Michael C. & Meckling, William H. (1976). Theory of the Firm:

Managerial Behavior, Agency Costs and Ownership Structure. Journal of


(4)

Naim, A. dan Rakhman, A. (2000). Analisis Hubungan antara Kelengkapan

Pengungkapan Laporan Keuangan dan Struktur Modal dan Tipe Kempemilikan Perusahaan. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia. Vol. 15:

70 – 82.

Suhardjanto, D., Rusmin, Mandasari, P., dan Brown, A. (2010). Mandatory

Disclosure Compliance and Local Government Charactheristics: Evidence From Indonesian Municipalities. Journal Public Policy January 2010

Zul Hilmi, Amiruddin dan Martani, D. (2012). Analisis faktor-faktor yang

memperngaruhi tingkat pengungkapan laporan keuangan Pemerintah Provinsi . Simposium Nasional Akuntansi XV.

TESIS

Lesmana, S. I. (2010). Pengaruh Karakteristik Pemerintah Daerah Terhadap

Tingkat Pengungkapan Wajib Di Indonesia. Tesis. Surakarta : Universitas

Sebelas Maret

Perwitasari, C. (2010). The Influence of Financial Performance to the Level of

Accountability Disclosure of Indonesia’s Local Government. Tesis Universitas Sevbelas Maret Surakarta.

Mandasari, P. (2009). Practices of Mandatory Disclosure Compliance in

Indonesian Local Government. Tesis. Surakarta : Universitas Sebelas Maret

SKRIPSI

Sumardjo, H. (2010). Pengaruh Karakteristik Pemerintah Daerah terhadap

Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah. Studi Empiris pada Pemerintah daerah Kabupaten/Kota di Indonesia. Skripsi. Jurusan Akuntansi.

Univesitas Sebelas Maret Surakarta

Ayuningtyas, R. R. (2010). Pengaruh Karakteristik Pemerintah Daerah terhadap

Kepatuhan Pengungkapan Wajib dalam Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Studi Empiris pada Pemerintah daerah Kabupaten/Kota di Indonesia. Skripsi. Jurusan Akuntansi. Univesitas Sebelas Maret Surakarta

Trimuharmi, R. (2010). Pengaruh karakteristik Perusahaan terhdap Kepatuhan

Pengungkapan Wajib dalam Laporan Keuangan Perusahaan di Bursa Efek Indonesia (BEI). Skripsi. Jurusan Akuntansi. Univesitas Sebelas Maret


(5)

Nasharuddin, R. (2010). Pengaruh Pendapatan Pajak Daerah dan Retribusi

Daerah terhadap Kemandirian Keuangan Daerah Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat Tahun 2008. Skripsi. Jurusan Akuntansi. Universitas

Pendidikan Indonesia.

PERATURAN DAN PERUNDANG-UNDANGAN

Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia. (1999). Undang-undang No. 22

tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah. Jakarta : DPR RI

__________________. (2000). Undang-undang Nomor 34 tahun 2000 tentang

Perubahan atas Undang-undang Nomor 18 Tahun 1987 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Jakarta : DPR RI

_________________. (2003). Undang-undang No 17 Tahun 2003 tentang

Keuangan Negara. Jakarta : DPR RI

_________________. (2004). Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah. Jakarta : DPR RI

_________________. (2004). Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang

Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.

Jakarta : DPR RI

_________________. (2004). Undang-undang No 1 Tahun 2004 tentang

Perbendaharaan Negara. Jakarta : DPR RI

_________________. (2004). Undang-Undang No 15 tahun 2004 tentang

Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung jawab Keuangan Negara. Jakarta

: DPR RI

_________________. (2004). UU RI No 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

Keuangan antara Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. Jakarta : DPR RI

Presiden Republik Indonesia. (2005). Peraturan Pemerintah No 58 tahun 2005

tentang Pengelolaan Keuangan Daerah. Jakarta : DPR RI

___________________. (2005). Peraturan Pemerintah No 55 Tahun 2005

tentang Dana Perimbangan. Jakarta : Sekretaris Negara RI

___________________. (2008). Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008

tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN). Jakarta :


(6)

__________________. (2010). Peraturan Pemerintah No 71 Tahun 2010 tentang

Standar Akuntansi Pemerintahan. Jakarta : Sekretaris Negara RI

Komite Nasional Kebijakan Governance. (2010). Konsep Pedoman Good Public

Governance. Jakarta : KNKG

DOKUMEN

Badan Pemeriksa Keuangan. (2010). Laporan Hasil Pemeriksaan BPK RI atas

Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat Tahun 2010. Bandung : BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat

SUMBER DARI INTERNET

Badan Pemeriksa Keuangan. (2011). 91 % Laporan keuangan Pemda buruk. www.bpk.go.id. [Online]. Tersedia: http://www.bpk.go.id/web/?p=10013. [2 Maret 2012].

Badan Pemeriksa Keuangan. (2011). BPK RI Memberikan Opini WDP terhadap

LKPD Enam Pemerintah Kabupaten/Kota di Jabar. www.bpk.go.id.

[Online]. Tersedia: http://bandung.bpk.go.id/web/?p=1784. [12 Maret 2012].

Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat.(2012). Kependudukan. [Online]. Tersedia: http://bpsjabar.bim.web.id. [30 April 2012]

Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Sekilas Jawa Barat. www.jabarprov.go.id. [Online]. Tersedia : http://www.jabarprov.go.id/index.php/subMenu/1093. [30 April 2012]

Ariwibowo, Fajar. (2008). Laporan Keuangan Daerah Perlu Akuntabilitas. [Online]. Tersedia : http://ar1bowo.multiply.com/journal/item/12/Laporan-Keuangan-Daerah-Perlu-Akuntabilitas. [1 Oktober 2012].


Dokumen yang terkait

PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH DAN TEMUAN AUDIT BPK RI TERHADAP TINGKAT PENGUNGKAPAN WAJIB LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH (Studi pada Pemerintah Provinsi di Indonesia Periode 2012-2014)

2 11 204

PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH TERHADAP KEPATUHAN PENGUNGKAPAN WAJIB DALAM LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH

1 6 93

PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH TERHADAP KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH Pengaruh Karakteristik Pemerintah Daerah Terhadap Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah (Studi Empiris Pada Kabupaten/Kota Se-Jawa Tengah).

0 4 16

PENGARUH KARAKTERISTIK KEPALA DAERAH DAN KARAKTERISTIK KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH TERHADAP TINGKAT KELENGKAPAN PENGUNGKAPAN WAJIB DALAM LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH

0 1 82

Pengaruh Karakteristik DPRD terhadap Tingkat Kepatuhan Pengungkapan Wajib Laporan Keuangan Pemerintah Daerah di Indonesia.

0 0 16

PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH TERHADAP KEPATUHAN PENGUNGKAPAN ASET TETAP DALAM LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH DI PULAU SULAWESI.

0 1 17

PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH TERHADAP KEPATUHAN PENGUNGKAPAN WAJIB ASET TETAP DALAM LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH DI PULAU JAWA TAHUN ANGGARAN 2014.

0 0 11

PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH TERHADAP TINGKAT PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH.

0 0 14

Pengaruh karakteristik pemerintah daerah terhadap tingkat pengungkapan laporan keuangan pemerintah daerah AWAL

0 0 18

PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH TERHADAP KEPATUHAN PENGUNGKAPAN WAJIB DALAM LKPD PADA KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2010-2012 - Perbanas Institutional Repository

0 2 18