HUBUNGAN SARANA PENDIDIKAN DENGAN KINERJA MENGAJAR INSTRUKTUR DI SENTRA PENDIDIKAN BRI BANDUNG.

(1)

HUBUNGAN SARANA PENDIDIKAN DENGAN KINERJA MENGAJAR INSTRUKTUR DI SENTRA PENDIDIKAN BRI BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Administrasi Pendidikan

Oleh

IMAS MASRUROH 0900355

JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

LEMBAR PENGESAHAN

IMAS MASRUROH 0900355

HUBUNGAN SARANA PENDIDIKAN DENGAN KINERJA MENGAJAR INSTRUKTUR DI SENTRA PENDIDIKAN BRI BANDUNG

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :

Pembimbing I

Prof. Dr. H. Johar Permana, M.A NIP. 19590814 198503 1 004

Pembimbing II

Dr. Asep Suryana, M.Pd NIP. 19720321 199903 1 002

Mengetahui,

Ketua Jurusan Administrasi Pendidikan

Dr. H. Endang Herawan, M.Pd NIP. 19600810 198603 1 001


(3)

Hubungan Sarana Pendidikan

Dengan Kinerja Mengajar Instruktur

Di Sentra Pendidikan BRI Bandung

Oleh Imas Masruroh

0900355

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Imas Masruroh 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(4)

i ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “Hubungan Sarana Pendidikan Dengan Kinerja Mengajar Instruktur Di Sentra Pendidikan BRI Bandung”. Latar belakang penelitian ini yaitu bahwa pencapaian kinerja pegawai tidak terlepas dari dukungan ketersediaan sarana dan prasarana yang memadai sehingga keberadaanya menjadi penting disetiap tingkatan kelembagaanya. Masalah-masalah yang dibahas dalam penelitian ini mencakup: a) bagaimana kondisi sarana pendidikan di Sentra Pendidikan BRI Bandung, b) Bagaimana Kinerja Mengajar Instruktur Di Sentra Pendidikan BRI Bandung, c) Bagaimana Hubungan Sarana Pendidikan Dengan Kinerja Mengajar Instruktur Di Sentra Pendidikan BRI Bandung.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantutatif yang ditunjang dengan studi kepustakaan. Pengumpulan data dilakukan dengan penyebaran angket tertutup. Sumber data dalam penelitian ini adalah 13 orang instruktur yang ada di Sentra Pendidikan BRI Bandung.

Berdasarkan hasil penelitian melalui uji kecenderungan rata-rata nilai dengan menggunakan Weight Mean Score (WMS), variabel Sarana Pendidikan di SENDIK BRI Bandung diperoleh nilai rata-rata sebesar 3.85, nilai tersebut menunjukkan sarana pendidikan dalam kategori baik. Variabel Kinerja Mengajar Instruktur di SENDIK BRI Bandung diperoleh nilai rata-rata 4.01, nilai tersebut menunjukkan bahwa Kinerja Mengajar Instruktur dalam kategori sangat baik. analisi data dilakukan dengan tekhnik statistika non parametrik, dikarenakan distribusi data kedua variabel tidak normal dan menggunakan total sampling dimana sampelnya merupakan sampel kecil <30 maka menggunakan rumus Spearman Rank. Kemudian dilanjutkan dengan uji signifikansi. Berdasarkan hasil penghitungan, sarana pendidikan mempunyai hubungan yang kuat dengan kinerja mengajar instruktur dengan koefeisn korelasi sebesar 0.67. Kemudian dari hasil uji signifikansi nilai sebesar 0.67 dan nilai Rho tabel untuk n= 13 taraf kesalahan 5% = 0.567 sebesar 0.567 artinya > yang berarti signifikan. Dengan demikian terbukti hipotesis yang dikemukakan oleh peneliti sebelumnya bahwa terdapa hubungan yang signifikan antara Sarana Pendidikan dengan Kinerja Mengajar Instruktur Di Sentra Pendidikan BRI Bandung.

Adapun saran dari penelitian ini yaitu bagi para instruktur dari sisi kinerja mengajar diharapkan dapat selalu meningkatkan kualitas dalam menjalankan tugas, pokok dan fungsinya untuk mendidik, mengajar dan melatih peserta diklat.


(5)

i

ABSTRACT

The study is titled " Relationships With Performance Means Education Teaching Instructor at Education Centers BRI Bandung " . The background of this research is that the achievement of the performance of employees can not be separated from the support of the availability of adequate facilities and infrastructure so that every level of existence becomes important kelembagaanya . The issues discussed in this study include : a) how the condition of educational facilities in the Center for Education BRI Bandung , b ) How to Teach Performance Instructor at Education Centers BRI Bandung , c ) how Means Education Relationships With Performance Teaching Instructor at Education Centers BRI Bandung .

The method used in this research is descriptive method kuantutatif approach is supported by the literature study . The data was collected by distributing questionnaires covered . Sources of data in this study is that there are 13 instructors at BRI Education Center Bandung .

Based on the test results through the average propensity score using Weight Mean Score ( WMS ) , the variable Education Facility in SENDIK BRI Bandung obtained an average value of 3.85 , the values indicate the means of education in both categories . Variable Performance Teaching Instructor at BRI Bandung SENDIK obtained average value 4.01, the value indicates that the instructors teaching performance in the excellent category . Data analysis is done by non-parametric statistical techniques , data distribution because the two variables are not normal and use the total sampling where the sample is a small sample of < 30 then using the Spearman Rank formula . Then proceed with the test of significance . Based on the results of a calculation , educational facilities have strong relationships with instructors teaching performance by koefeisn correlation of 0.67 . Then the significance of test results r_ value ( s ) of 0.67 and Rho value table for n = 13, standard error of 5% of 0567 = 0567 means t_ ( count ) > t_ ( table ) which means significantly . Thus proved the hypothesis suggested by previous researchers that there exist significant relationship between Means Education with Teaching Performance Center Education Instructor at BRI Bandung .

The suggestion of this research is to trainers from the teaching performance is expected to always improve the quality of the running duties , responsibilities and functions to educate , teach and train the participants of the training .


(6)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar belakang Penelitian ... 1

B. Rumusan masalah... 10

C. Tujuan Penelitian ... 11

1. Tujuan Umum ... 11

2. Tujuan Khusus ... 11

D. Manfaat Penelitian ... 12

E. Struktur Organisasi Skripsi ... 13

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 16

A. Kajian Pustaka ... 16

1. Kinerja Mengajar Instruktur ... 16

a. Konsep Kinerja ... 16

b. Konsep Mengajar ... 17

c. Tugas Dan Tanggung Jawab Instruktur ... 19

d. Prinsip-Prinsip Mengajar ... 20

e. Strategi Pembelajaran ... 23

f. Kinerja Mengajar Instruktur ... 28

g. Faktor-Faktor Yang Menpengaruhi Kinerja ... 35

2. Konsep Sarana Pendidikan ... 37

a. Konsep Sarana Pendidikan ... 37

b. Sarana Fisik Dan Non Fisik ... 38

c. Sarana Pendidikan Di Sentra Pendidikan BRI Bandung ... 43

d. Standar Sarana Dan Prasarana Diklat ... 44

B. Kerangka Pemikiran ... 49

C. Hipotesis Penelitian ... 51

BAB III METODE PENELITIAN... 53

A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian ... 53

1. Lokasi Penelitian ... 53

2. Populasi ... 53


(7)

B. Desain Penelitian ... 55

C. Metode Penelitian... 56

1. Metode Deskriptif ... 56

2. Pendekatan Kuantitatif ... 57

3. Studi Kepustakaan ... 58

D. Definisi Operasional... 58

1. Hubungan ... 59

2. Sarana Pendidikan ... 59

3. Kinerja Mengajar Instruktur ... 61

E. Instrumen Penelitian... 61

F. Proses Pengembangan Instrumen ... 63

1. Uji Validitas Instrumen ... 64

2. Uji Reliabilitas Instrumen ... 67

G. Teknik Pengumpulan Data ... 70

H. Analisis Data ... 72

1. Seleksi Data ... 72

2. Penghitungan Kecenderungan Umum Skor Responden dari Masing- Masing Variabel dengan Rumus (WMS) ... 73

3. Mengubah Skor Mentah Menjadi Skor Baku untuk Setiap Variabel 74

4. Menguji Hipotesis Penelitian ... 76

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 80

A. Hasil Penelitian ... 80

1. Seleksi Data ... 80

2. Klasifikasi Data ... 81

B. Hasil Pengolahan Data ... 83

1. Hasil Perhitungan Kecenderungan Umum Skor Responden Berdasarkan Perhitungan Rata-rata ... 84

2. Hasil Pengubahan Skor Mentah Menjadi Skor Baku ... 96

3. Uji Hipotesis Penelitian ... 98

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 100

1. Gambaran Sarana Pendidikan Di Sentra Pendidikan BRI Bandung .. 100

2. Gambaran Kinerja Mengajar Instruktur Di Sentra Pendidikan BRI Bandung ... 104

3. Hubungan Sarana Pendidikan Dengan Kinerja Mengajar Instruktur Di Sentra Pendidikan BRI Bandung ... 111

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 113

A. Kesimpulan ... 113

B. Saran ... 114

DAFTAR PUSTAKA ... 116


(8)

1 BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Mengacu pada Undang-Undang No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, konsep Pendidikan diberi batasan sebagai berikut: “Pendidikan adalah upaya sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran/latihan bagi peranannya di masa mendatang”. Dalam UU tersebut, tersirat adanya suatu makna yang memberikan penegasan bahwa kegiatan pendidikan didalamnya termasuk pengajaran/pelatihan. Dengan demikian latihan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pendidikan. Serta dalam penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan merupakan tanggung jawab bersama bukan hanya perseorangan, dengan artian pendidikan harus didukung oleh seluruh stakeholder pendidikan seperti siswa, guru, orang tua, masyarakat, serta pemerintah sehingga terjalin sebuah sistem yang baik untuk mencapai tujuan pendidikan yang berkualitas. Hal ini senada dengan Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Indonesia No 11/MPR/1988/ Tentang Garis-garis Besar Haluan Negara yang menyatakan bahwa :

Pendidikan adalah proses budaya untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia. Pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan dalam lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Karena itu pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antar keluarga, masyarakat dan pemerintah

Dari definisi tersebut, dapat diketahui bahwa pendidikan memiliki suatu misi dalam menciptakan manusia yang berkualitas dan memiliki watak yang bermartabat dalam rangka untuk mencerdaskan kehidupan bangsa serta memiliki kemampuan dan keterampilan untuk dirinya kelak.

Seiring perkembangan zaman, pola fikir manusia tentang pendidikan ikut mengalami perkembangan, pendidikan mulai dianggap sebagai sesuatu yang


(9)

sangat penting dalam kehidupan manusia, bahkan pendidikan mulai dianggap sebagai suatu kebutuhan dalam kehidupan manusia. Oleh karena itu perlu ada upaya sistematik dan terancana untuk menciptakan suatu pendidikan yang bermutu.

Pendidikan dapat diselenggarakan dalam jalur pendidikan formal, non formal dan informal, ketiga jalur ini dalam pelaksanaanya memiliki tujuan yang sama yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas sumber daya manusianya, sebagaimana telah di ungkapkan dalam Undang Undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 1 Pasal 1, yaitu :

1. Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang berstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.

2. Pendidikan non formal adalah jalur pendidikan diluar pendidikan formal yang dilaksanakan secara berstruktur dan berjenjang

3. Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan Salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan nonformal adalah lembaga diklat. Lembaga diklat pada dasarnya, secara keorganisasian merupakan lembaga yang mengelola proses pendidikan dan pelatihan. Oleh karena itu, sistem lembaga tersebut perlu menerapkan manajemen pendidikan secara tepat dan bermutu agar hasil dan kegiatannya dapat memberi kontribusi yang signifikan bagi upaya membangun pendidikan dan pelatihan yang lebih bermutu. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2006 Tentang Sistem Pelatihan Kerja Nasional yang menyebutkan bahwa :

Pelatihan kerja adalah keseluruhan kegiatan untuk memberi, memperoleh, meningkatkan, serta mengembangkan kompetensi kerja, produktivitas, disiplin, sikap, dan etos kerja pada tingkat keterampilan dan keahlian tertentu sesuai dengan jenjang dan kualifikasi jabatan atau pekerjaan. Sentra Pendidikan Bank Rakyat Indonesia berfungsi sebagai tempat pendidikan dan pelatian bagi seluruh pegawai BRI Unit, setiap tahunnya pegawai BRI Unit secara terus menerus dididik di Sentra Pendidikan BRI yang terdapat diberbagai wilayah di Indonesia guna meningkatkann kemampuan dan wawasan


(10)

pegawai. Hal ini dimaksudkan agar para pegawai BRI Unit menjadi berkualitas dan potensial.

Sebagai tempat penyelenggaraan diklat, Sentra Pendidikan BRI, mempunyai tugas utama yaitu:

1. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia BRI yang meliputi upaya-upaya untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap para pekerja melalui pengembangan, pembinaan dan pelaksanaan program-program pendidikan dan pelatihan.

2. Membangun hubungan kerjasama yang utuh, terintegrasi dan terencana, baik dengan pihak dalam maupun luar negeri dalam bidang pendidikan.

Dalam mewujudkan tugas utamanya, akan sangat ditentukan oleh unsur kinerja sumber daya manusia yang ada, dimana sumber daya manusia mempunyai peranan yang sangat vital dalam proses pencapaian tujuan. Seperti yang dikemukakan oleh Riva‟i (2004: 35) yang menjelaskan bahwa:

Tanpa didukung pegawai yang bekerja dengan baik dai segi kuantitatif, kualitatif, strategi dan oprasionalnya, maka lembaga itu tidak akan mampu mempertahankan keberadaanya, mengembangkan dan mewujudkan lembaga tersebut ke masa yang akan datang.

Dengan demikian sumber daya manusia ini merupaka faktor yang sangat penting karena paling menentukan dalam setiap organisasi, disamping itu sumber daya manusia sebagai salah satu unsur kekuatan daya saing bangsa, sumber daya manusia bahkan sebagai penentu utama. Oleh sebab itu sumber daya manusia harus memiliki kompetensi dan kinerja yang tinggi demi kemajuan organisasi.

Adapaun bentuk kinerja dalam penyelenggaraan diklat yaitu bermuara pada kinerja mengajar yang dilakukan oleh instruktur yang merupakan pemegang peran utama (the mayor job) dalam pelatihan. Instruktur mempunyai tugas memfasilitasi peserta pelatihan untuk melakukan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan kurikulum yang ditetapkan.

Undang-Undang No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa: “Instruktur merupakan salah satu kualifikasi tenaga pendidik selain guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor dan


(11)

sebutan pendidik lainnya yang sesuai dengan kekhususannya.” Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian pada masyarakat, terutama pada pendidik di tingkat perguruan tinggi.” Sementara itu, Dalam Peraturan Direktur Jendral Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas tentang pedomen pelaksanaan diklat berbasis kompetensi menyebutkan bahwa : “Instruktur adalah seseorang yang diberi tugas, tanggung jawab dan wewenang serta hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melaksanakan kegiatan pelatihan dan pembelajaran kepada peserta pelatihan dibidang atau kejuruan tertentu”. Adapun instruktur di Sentra Pendidikan BRI Bandung merupakan pegawai PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk yang diberi wewenang khusus oleh pimpinan untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawab sebagai tenaga pengajar di Sentra Pendidikan BRI Bandung.

Sebagai tenaga pendidik, Instruktur memiliki tugas dan tanggung jawab yang selayaknya di laksanakan oleh tenaga pendidik lainnya, terutama dalam hal mengajar sebagai salah satu tugas instruktur.

Mengajar pada hakikatnya merupakan suatu proses, yakni proses mengatur, mengorganisasi lingkungan yang ada di sekitar siswa sehingga dapat menumbuhkan dan mendorong siswa melakukan proses belajar. Mengajar adalah proses memberikan bimbingan/bantuan kepada siswa dalam melakukan proses belajar.

Zainal Aqib (2002: 78) mengemukakan bahwa :

Mengajar adalah aktivitas kompleks yang dilakukan oleh guru dalam menyampaikan pengetahuan kepada siswa, sehingga terjadi proses belajar. Aktivitas komplek yang dimaskud antara lain: a. Mengatur kegiatan belajar siswa, b. memanfaatkan lingkungan, baik dikelas maupun diluar kelas, dan c. Memberikan stimulus, bimbingan pengarahan, dan dorongan kepada siswa.

Kinerja Mengajar menurut menurut Gaffar dalam Musfah (2011: 44) mengemukakan bahwa performance based teacher, yaitu:

Memerlukan penguasaan content knowladge, behavior skill and human relation skil. Content knowladge merupakan penguasaan materi pengetahuan yang akan diajarkan pada peserta didik. Behavioral Skills merupakan


(12)

keterampilan perilaku yang berkaitan dengan panguasaan metodologis yang bersifat pedagogis maupun andragogis. Human Relation Skills merupakan keterampilan untuk melakukan hubungan baik dengan unsur manusia dalam proses pendidikan

Untuk memainkan perannya dalam proses belajar mengajar, ada 4 (empat) tugas pengajar menurut Gintings, 2009: 14-15, menyatakan:

1) Merencanakan pembelajaran, yaitu dengan menyusun RPP atau Rencana Penyelenggaraan Pembelajaran yang berisi skenario kegiatan belajar dan pembelajaran untuk setiap topik yang akan disajikan 2) Menyiapkan pembelajaran, yaitu meliputi penyiapan ruangan,

peralatan dan perangkat administrasi yang diperlukan

3) Menyelenggarakan pembelajaran, yang meliputi ketiga tahap yaitu pembukaan, pengembangan dan penutup.

4) Mengevaluasi hasil pembelajaran, untuk mengetahui tingkat pemahaman atau penguasaan peserta tentang topik atau materi yang dibahas. Evaluasi berjalan ini dimanfaatkan sarana umpan balik yang diikuti dengan tindakan yang perlu dilakukan guna melakukan kegiatan remidial baik ketika pembelajaran berlangsung atau sebagai tugas lanjut.

Membicarakan kinerja mengajar instruktur, tidak terlepas dari faktor-faktor pendukung dan pemecah masalah yang menyebabkan terhambatnya pembelajaran secara baik dan benar dalam rangka pencapaian tujuan yang diharapkan instruktur dalam mengajar. Salah satu faktor pendukung yang kedudukannya tidak boleh dianggap remeh yaitu unsur sarana pendidikan. Dimana sarana pendidikan memberikan kontribusi yang langsung dengan kinerja instruktur terutama dalam hal mengajar di dalam kelas.

Mulyasa (Bachri,2011:19) menyatakan bahwa:

Sarana pendidikan adalah perlatan dan perlengkapan yang secara langsung dipergunakan dan menunjang proses pendidikan, khususnya proses belajar mengajar, seperti gedung, ruang kelas, meja kursi, serta alat-alat dan media pengajaran.

Sarana pendidikan merupakan bagian dari Sarana Prasarana dan salah satu komponen penting dalam pendidikan, karena sarana pendidikan diartikan sebagai fasilitas-fasilitas yang digunakan oleh guru dalam rangka melaksanakan proses pembelajaran dikelas. Fasilitas dalam pembelajaran merupakan peralatan berbentuk material yang digunakan dalam proses belajar mengajar sehingga


(13)

mampu mewujudkan dan mendukung terhadap pelaksanaan dan tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.

Bafadal (2008: 8) mengelompokkan sarana dan prasarana pendidikan ditinjau dari jenisnya, yaitu :

Ditinjau dari jenisnya, fasilitas pendidikan dapat dibedakan menjadi fasilitas fisik dan non fisik . Fasilitas fisik adalah segala sesuatu yang berwujud benda mati atau dibendakan yang mempunyai peran untuk memudahkan atau melancarkan sesuatu usaha, seperti kendaraan, mesin tulis, komputer, dll. fasilitas non fisik yakni sesuatu yang bukan benda mati dan kurang dapat disebut benda atau dibendakan, yang mempunyai peranan untuk memudahkan, misalnya kesempatan, kepercayaan, kenyamanan, keamanan dll

Dalam fungsinya, sarana pendidikan merupakan faktor penunjang bagi tenaga pengajar dalam mempermudah penyampaian materi secara langsung. Seperti halnya yang di ungkapkan Bafadal (2008: 2) bahwa : “Sarana pendidikan adalah semua perangkat peralatan, bahan dan perabot yang secara langsung digunakan dalam proses pendidikan di sekolah.

Keberhasilan tingkat pencapaian kinerja lembaga tidak terlepas dari dukungan ketersediaan sarana pendidikan yang memadai sehingga keberadaaanya menjadi penting disetiap tingkatan kelembagaan. Dalam pendidikan, sarana pendidikan sangat penting karena dibutuhkan untuk menunjang penyelenggaraan proses belajar mengajar, dalam suatu lembaga dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Sarana pendidikan adalah salah satu sumber daya yang menjadi tolok ukur mutu lembaga dan perlu peningkatan terus menerus seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang cukup canggih

Sebagaimana yang diungkakan oleh Kartono, Kartini (1985: 54) mengemukakan bahwa : „Adanya sarana dan prasarana membantu guru dalam meningkatkan kinerjanya terutama kinerja dalam proses belajar mengajar.‟

Hal ini diperkuat dengan pendapat Mahmudi (2007 : 20) menyatakan bahwa :”Kinerja merupakan suatu konstruk multidemensional yang mencakup banyak faktor yang mempengaruhinya”, yaitu :


(14)

1. Faktor personal/ individual, meliputi pengetahuan, ketrampilan (skill), kemampuan, kepercayaan diri, motivasi, dan komitmen yang dimiliki oleh setiap individu.

2. Faktor kepemimpinan, meliputi : kualitas dalam memberikan dorongan, semangat, arahan dan dukungan yang diberikan manajer dan team leader

3. Faktor tim, meliputi : kualitas dukungan dan semangat yang diberikan oleh oleh rekan dalam satu tim, kepercayaan terhadap sesama anggota tim, kekompakan dan keeratan anggota tim.

4. Faktor sistem, meliputi : sistem kerja, fasilitas kerja atau infrastruktur yang diberikan oleh rekan dalam satu tim, kepercayaan terhadap sesama anggota tim, kekompakan dan keeratan anggota tim.

5. Faktor konstektual (situasional), meliputi : tekanan dan perubahan lingkungan eksternal dan internal”.

Penjelasan diatas menegaskan bahwa unsur sarana dan prasarana sangat penting dan menunjang dengan kinerja mengajar instruktur terutama sarana pendidikan yang secara langsung keberadaanya di butuhkan dalam kegiatan pembelajaran didalam kelas.

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilaksanakan oleh peneliti selama mengikuti kegiatan Internship Manajemen Pendidikan dan Program Latihan Profesi terdapat permasalahan yang menyangkut fasilitas belajar, dimana pemanfaatan Sarana Pendidikan belum optimal, terbukti dengan kurang berfungsinya ruang perpustakaan sebagai mana mestinya, selain itu daya dukung dan kelengkapan sarana masih kurang, terbukti dengan adanya keluhan dari instruktur mengenai sulitnya mendapatkan media pembelajaran (Agus Luthfi, Instruktur SENDIK BRI Bandung). Namun terlepas dari permasalahan diatas, peneliti juga tertarik membahas kinerja mengajar instruktur, karena mengingat jabatan Instruktur di Sentra Pendidikan BRI Bandung merupakan pegawai BRI yang diberi wewenang untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawab sebagai tenaga pengajar yang tidak jarang instruktur baru mengalami kesulitan mengemban amanahnya, karena tidak berpengalaman dalam hal mengajar. Hasil FPK (Forum Peningkatan Kinerja) yang dilakukan secara rutin oleh Sentra Pendidikan BRI Bandung terdapat beberapa permasalahan yang merupakan rangkuman hasil evaluasi diklat, diantaranya :


(15)

1. Keluhan peserta mengenai modul/materi Pendidikan dan Pelatihan sebagian masih ada yang menggunakan modul lama, sehingga tidak relevan dengan pendidikan saat ini

2. Keluhan peserta mengenai kinerja mengajar instruktur baru yang masih belum kompeten dalam melaksanakan tugasnya sebagai tenaga pendidik.

Guna memperkuat penelitian yang penulis lakukan dan sebagai bahan referensi untuk perbandingan, maka dibawah ini penulis akan memaparkan beberapa jurnal yang relevan dengan penelitian yang penulis lakukan antara lain yang dilakukan oleh Muhammad Yuri Gagarin, Saleh Pallu, Baharuddin ST dengan judul (Pengaruh Sarana Dan Prasarana Sekolah Terhadap Kinerja Guru Di Kabupaten Alor Nusa Tenggara Timur) Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan Sarana dan Prasarana sekolah dengan kinerja guru di Kabupaten Alor Nusa tenggara Timur. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Deskriptif kuantitatif Khi kuadrat ( Chi-square test ( X² ) ), Metode ini digunakan bertujuan untuk menggambarkan sifat keadaan sesuatu yang tengah berlangsung pada saat penelitian dilakukan dan mencari sebabsebab dari suatu gejala kondisi. Metode ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara suatu variabel dengan variabel-variabel yang lain dan bertujuan pula melihat hubungan antara dua gejala atau lebih dan dianalisis dengan Crosstab, Metode penelitian ini diharapkan dapat menemukan hubungan antara variabel-variabel yang diteliti yaitu pengaruh sarana dan prasarana sekolah terhadap Kinerja guru di kabupaten Alor. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa dalam penggunaan atau pemanfaatan Sarana dan Prasarana Sekolah yang dilakukan oleh Guru cukup berhubungan dengan Kinerja Guru yang ada pada setiap tingkat pendidikan yaitu SD, SMP, SMAdan SMK yang artinya semakin baik Sarana dan Prasarana Sekolah maka akan menghasilkan Kinerja Guru yang tinggi. Hal ini dapat ditunjukkan 81.2 % atau 13 responden yang menyatakan sering dan selalu 12.5 % atau 4 responden menggunakan sarana disekolah dalam mewujudkan kinerja guru yang optimal sementara hanya 6.2 % atau 1 responden yang menyatakan sarana kadang-kadang digunakan sebagai penunjang kineja guru yang optimal.Muhammad Yuri Gagarin,


(16)

Saleh Pallu, Baharuddin ST, (2001) Pengaruh Sarana Dan Prasarana Sekolah Terhadap Kinerja Guru Di Kabupaten Alor Nusa Tenggara Timur.terdapat di

http://pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/6ac336932b3ec1a415c4767d5cc0684f.pdf di unggah [06-09-2013][10.31]

Hasil penelitian Eko Djatmiko dengan judul : Hubungan Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Sarana Prasarana Dengan Kinerja Guru Smp Negeri Kota Semarang. Penelitian ini menggunakan dua model analisis regresi yaitu regresi sederhana dan regresi ganda. Regresi sederhana digunakan untuk variabel kepemimpinan kepala sekolah sebagai variabel independen dengan kinerja guru sebagai variabel dependen dan variabel sarana prasarana sebagai variabel independen dengan kinerja guru sebagai variabel dependen. Regresi ganda digunakan untuk mengetahui hubungan variabel kepemimpinan kepala sekolah dan sarana prasarana sebagai variabel independen dengan kinerja guru sebagai variabel dependen. Jumlah sampel yang diambil 35 responden (sekolah) dengan teknik proporsional stratified random sampling dan menggunakan kuesioner untuk memperoleh data. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kepemimpinan kepala sekolah berhubungan terhadap kinerja guru SMP Negeri Kota Semarang sebesar 58,4 %. Sarana Prasarana berhubungan terhadap kinerja guru sebesar 36,9%. Sedangkan hasil variabel kepemimpinan kepala sekolah dan sarana prasarana memiliki hubungan dengan kinerja guru sebesar 65,1 %. Eko Djatmiko, (2006) Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Sarana Prasarana Terhadap Kinerja Guru SMP Negeri Kota Semarang. Terdapat di :

http://jurnal.pdii.lipi.go.id/index.php/search.html?act=tampil&id=9278&idc=28 di unggah [06-09-2013][10-33]

Persamaan penelitian yang penulis lakukan dengan penelitian yang sebelumnya adalah masalah utama yang diteliti yaitu mengenai Sarana Pendidikan Sedangkan perbedaan penelitian yang penulis lakukan yakni terutama pada tema, perbedaan lokasi, tahun penelitian, dan alat analisis yang digunakan. Oleh karena itu penulis menetapkan judul penelitian yaitu : “Hubungan Sarana Pendidikan Dengan Kinerja Mengajar Instruktur di Sentra Pendidikan BRI Bandung”


(17)

B. Batasan Masalah dan Rumusan Masalah 1. Batasan Masalah

Bertolak dari identifikasi masalah yang telah diuraikan diatas, dan untuk menjaga agar permasalahan tidak terlalu meluas karena mengingat keterbatasan yang ada pada penulis, maka dalam penelitian ini membatasi ruang lingkup permasalahan

a. Secara Konseptual

Perlu kiranya menulis membatasi masalah dan ruang lingkup agar penelitiannya lebih terarah. Penulis memberikan pembatasan yakni sebagai berikut : masalah penelitian ini berkisar pada Hubungan Sarana Pendidikan Dengan Kinerja Mengajar sebagai variabel terikat

b. Secara Konstekstual

Sedangkan secara konstekstual penulis akan melakukan penelitian dengan instruktur yang ada di Sentra Pendidikan BRI Bandung

2. Rumusan Masalah

Bertitik tolak dari latar belakang masalah yang telah dipaparkan diatas, untuk memperoleh kejelasan dengan masalah yang diteliti, agar tidak menimbulkan perbedaan penafsiran, maka perlu adanya perumusan masalah.

Sugiyono (2011: 55) berpendapat bahwa: “Rumusan masalah merupakan suatu pertanyaan yang akan dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data”.

Dengan demikian rumusan masalah membatasi, menspesifikasi dan memperjelas masalah yang diteliti. Maka ruang lingkup masalah penelitian ini dibatasi pada Hubungan Sarana Pendidikan Dengan Kinerja Mengajar Instruktur Di Sentra Pendidikan BRI Bandung


(18)

Bentuk rumusan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah rumusan masalah deskriptif. Sebagaimana yang dikemukakan Sugiyono (2011: 56) bahwa : “Rumusan masalah deskriptif berkenaan dengan pertanyaan dengan keberadaan variabel mandiri baik hanya pada satu variabel atau lebih.”

Adapun permasalahan pokok yang ditetapkan dalam penelitian ini adalahs ebagai berikut:

a. Bagaimana kondisi Sarana Pendidikan di Sentra Pendidikan BRI Bandung?

b. Bagaimana kinerja mengajar instruktur di Sentra Pendidikan BRI Bandung ?

c. Bagaimana hubungan Sarana Pendidikan dengan kinerja mengajar instruktur di Sentra Pendidikan BRI Bandung?

C. Tujuan Penelitian

Sebuah penelitian tentunya memiliki tujuan tinggi yang ingin dicapai. Sejalan dengan perumusan masalah, penelitian ini mempunyai tujuan yang ingin dicapai dikategorikan menjadi dua bagian, yaitu tujuan umum dna tujuan khusus. Berikut secara lebih terperinci, penelitina ini bertujuan :

1. Tujuan Umum

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi yang jelas dan akurat mengenai seberapa besar hubungan Sarana Pendidikan dengan kinerja mengajar instruktur di Sentra Pendidikan BRI Bandung

2. Tujuan Khusus

a. Untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai kondisi Sarana Pendidikan di Sentra Pendidikan BRI Bandung

b. Untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai kinerja mengajar instruktur di Sentra Pendidikan BRI Bandung


(19)

c. Untuk memperoleh gambaran mengenai seberapa besar hubungan Sarana Pendidikan dengan kinerja mengajar instruktur di Sentra Pendidikan BRI Bandung

D. Manfaat Dan Signifikansi Penelitian

Beberapa manfaat yang dapat peneliti kemukakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Manfaat Secara Teoritis

a. Penelitian ini diharapkan menambah pengetahuan mengenai Sarana pendidikan yang tersedia dan kinerja mengajar instruktur di Sentra Pendidikan BRI Bandung

b. Penelitin ini diharapkan menambah wawasan mengenai seberapa besar hubungan sarana pendidikan dengan kinerja mengajar instruktur di Sentra Pendidikan BRI Bandung

2. Manfaat Secara Praktis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan atau input yang berarti bagi instruktur dalam memanfaatkan seluruh sarana pendidikan sebagai penunjang dalam tugasnya sebagai pendidik di Sentra Pendidikan BRI Bandung

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi dorongan kepada instruktur untuk meningkatkan kinerja mengajarnya melalui kebergunaan Sarana Pendidikan yang tersedia

c. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk mengembangkan disiplin ilmu Administrasi Pendidikan, khususnya dalam menambah wawasan mengenai Sarana Pendidikan dengan dan kinerja mengajar instruktur di lembaga diklat bagi seluruh civitas akademik jurusan Administrasi Pendidikan


(20)

E. Struktur Organisasi Skripsi

Dalam struktur organisasi skripsi, berisi tentang penulisan dari setiap bab dan bagian bab dalam penelitian. Adapun struktur organisasi dalam penulisan skripsi ini adalah:

1. Judul

Judul yang diambil dalam penelitian ini adalah : “Hubungan Sarana Pendidikan Dengan Kinerja Mengajar Instruktur di Sentra Pendidikan BRI Bandung”

2. Halaman Pengesahan

Skripsi ini telah disetujui dan disahkan oleh Tim Pembimbing: a) Pembimbing 1: Prof. Dr. H. Johar Permana, M.A b) Pembimbing 2: Dr. Asep Suryana, M.Pd

3. Pernyataan Tentang Keaslian Karya Ilmiah

Penulis telah menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi in merupakan karya tulis ilmiah asli karya penulis dan tidak plagiarisme, ataupun mengutip dengan cara yang tidak dianjurkan dalam tata cara penulisan karya ilmiah, dan merupakan hasil pemikiran penulis dengan di bimbing oleh dosen pembimbing

4. Abstrak

Uraian singkat yang termuat dalam abstrak adalah: judul, hakikat penelitian, tujuan dilakukannya penelitian, metode penelitian yang dipakai, dan tekhnik pengumpulan data, serta hasil temuan rekomendasi

5. Kata Pengantar

Berupa kalimat-kalimat pengantar dalam skripsi 6. Ucapan Terima Kasih

Berisikan ucapan dan kalimat yang mengungkapkan bentuk penghargaan dan apresiasi, serta rasa syukur yang sedalam-dalamnya kepada semua pihak yang telah berusaha membantu dalam penyelesaiana skripsi


(21)

7. Daftar Isi

Memuat penyajian sistematika isi secara rinci, yang berfungsi untuk mempermudah pembaca mencari judul atau sub judul bagian yang ingin dibacanya

8. Daftar Tabel

Menyajikan tabel secara berurutan mulai dari tabel pertama sampai dengan tabel terakhir yang tercantum dalam penelitian

9. Daftar Gambar

Menyajikan gambar secara berurutan mulai dari gambar pertama sampai dengan gambar terakhir yang tercantum dalam penelitian

10.Daftar Lampiran

Menyajikan lampiran secara berurutan mulai dari lampiran pertama sampai dengan lampiran terakhir yang tercantum dalam penelitian 11.BAB I. Pendahuluan

Dalam Bab ini membahas mengenai latar belakang penelitian, batasan dan rumusan masalah, tujuan penelitian, metode penelitian dan manfaat atau signifikasi penelitian, dan struktur organisasi penelitian

12.BAB II. Kajian Pustaka, Kerangka Fikir Penelitian

Meliputi tinjauan teori tentang sarana pendidikan, tinjauan teori mengenai kinerja mengajar Instruktur dan tinjauan teori mengenai hubungan Sarana Pendidikan dengan kinerja mengajar instruktur,serta kerangka fikir penelitian

13.BAB III. Metode Penelitian

Bab ini mengemukakan mengenai metodologi penelitian yang dilakukan oleh penulis yang meliputi: Definisi operasional, metode penelitian, populasi dan sampel, pengumpulan data, pengolahan data, dan analisis data.


(22)

14.BAB IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan

Bab ini mengemukakan mengenai deskripsi dari hasil penelitian yang meliputi gambaran umum objek penelitian, gambaran variabel yang diamati, analisis data, dan pembahasannya.

15. BAB V. Kesimpulan, Implikasi, Dan Rekomendasi

Bab ini mengemukakan kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan dan mengemukakan implikasi, dan rekomendasi yang berhubungan dengan objek penelitian untuk dijadikan referensi bagi pihak yang berkepentingan.

16.Daftar Pustaka

Memuat semua sumber tertulis, seperti buku, artikel, jurnal, dokumen resmi, dan sumber-sumber lain sebagai referensi dalam penyelesaian skripsi

17.Lampiran


(23)

53 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Populasi /Sampel Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat peneliti melaksanakan penelitian yang berjudul hubungan sarana pendidikan dengan kinerja mengajar instruktur yang dilaksanakan di Sentra Pendidikan Bank BRI Sentra Pendidikan BRI Bandung yang terletak di jalan Lembang No 436-438 Lembang, Kabupaten Bandung Barat 40391.

2. Populasi Dan Sampel Penelitian

a. Populasi

Populasi merupakan keseluruhan objek/subyek penelitian yang dijadikan sumber data dalam penelitian. Sugiyono (2011: 117) menyatakan “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan”. Definisi ini menerangkan bahwa populasi bukan sekedar jumlah dari obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi keseluruhan karakteristik dari obyek/subyek tersebut.

Adapun yag menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah Hubungan Sarana Pendidikan Dengan Kinerja Mengajar Instruktur di Sentra Pendidikan Bank Rakyat Indonesia (Sendik BRI) Bandung.

Maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh jumlah instruktur Sentra Pendidikan BRI Bandung yang berjumlah 13 orang karena merupakan bagian tidak terpisahkan dan harus saling mendukung dalam pencapaian tujuan perusahaan.


(24)

b. Sampel

Pengambilan sampel penelitian dalam suatu penelitian harus dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh sampel yang benar-benar dapat berfungsi sebagai contoh dan bersifat representatif, artinya dapat mewakili karakteristik dari populasi penelitian secara keseluruhan, atau dapat menggambarkan keadaan sebenarnya. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Arikunto (2006: 109), bahwa “sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti”

Karena jumlah populasi dalam penelitian ini kurang dari 100, maka sampel dalam penelitian ini merupakan penelitian populasi. Hal ini didasarkan pada pendapat Arikunto (2006: 112), bahwa :

Untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10%-15% atau 20%-25% atau lebih

Berdasarkan pernyataan –pernyataan diatas, dalam penelitian ini penulis mengambil sampel dengan menggunakan Total Sampling. Hal ini dilakukan dengan alasan bahwa populasi kurang dari 100 orang. Dengan demikian jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 13 orang.

Tabel 3.1 Sample Penelitian

No Nama Pegawai Jabatan Pend.Terahir

1 Jamhuri Instruktur S1 Ekonomi Akutansi

2 Maman Hermawan Instruktur S2 Akuntansi

3 M. Nasrul Instruktur S2 Manajemen Strategi 4 Gatu Yunawan Instruktur S1 Ekonomi Manajemen 5 Agus Luthfi Mansyur Instruktur S1 Hukum

6 Denny Syarif Instruktur S1 Tekhnologi Industri 7 Faizal F Sinaga Instruktur S1 Ekonomi Manajemen 8 Pepen Efendi Instruktur S1 Hukum Perdata 9 Freddy Lusdjana Instruktur S1 Ekonomi 20 Alimi Nuribat Instruktur S1 Akuntansi 11 Ahmad Kusnadi Instruktur S1 Akuntansi 12 Aning Windayu Instruktur S1 Akuntansi 13 Indra Susendra Instruktur S1 Akuntansi


(25)

B. Desain Penelitian

Dalam melakukan penelitian salah satu hal yang penting ialah membuat desain penelitian. Desain penelitian bagaikan sebuah peta jalan bagi peneliti yang menuntun serta menentukan arah berlangsungnya proses penelitian secara benar dan tepat sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Tanpa desain yang benar seorang peneliti tidak akan dapat melakukan penelitian dengan baik karena yang bersangkutan tidak mempunyai pedoman arah yang jelas. Pengertian desain penelitian Sukmadinata (2007: 287) merupakan “Rancangan bagaimana penelitian tersebut dilaksanakan”. Desain penelitian lebih mengarah pada langkah-langkah pengumpulan data.

Dari pengertian diatas, dapat dikatakan bahwa desain penelitian merupakan langkah-langkah yang dilakukan oleh peneliti untuk menuntut dalam proses penelitian secara benar dan tepat sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Adapun langkah-langkah yang ditempuh oleh peneliti dalam melakukan penelitian sebagai berikut:

1. Peneliti melakukan study pendahuluan (Maret 2013), untuk merumuskan latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, apa yang akan diteliti menjadi sebuah judul penelitian

2. Peneliti mengumpulkan data-data dilapangan yang menunjang dalam proses penelitian

3. Peneliti mencari teori-teori yang relevan yang dapat digunakan untuk menjelaskan mengenai variabel penelitian

4. Berdasarkan teori-teori yang dikemukakan, maka selanjutnya peneliti membuat kerangkan berfikir, dengan kerangka fikir tersebut selanjutnya peneliti dapat menyusun hipotesis. Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah.

5. Setelah hipotesis diajukan, maka langkah berikutnya adalah menentukan bagaimana agar hipotesis tersebut dapat diuji secara empiric. Untuk itu diperlukan tahapan-tahapan seperti menentukan populasi dan sampel, menyusun instrumen penelitian, tekhnik


(26)

pengumpulan data, pengolahan data, dan menentukan tekhnik analisis data.

Dengan mengacu pada pendapat ahli di atas, maka penulis mencoba memaparkan desain dari penelitian ini, sebagai berikut :

Gambar 3.1 Desain Penelitian

C. Metode Penelitian

Sugiyono (2011:2) menjelaskan “ Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”. Berdasarkan hal tersebut terdapat empat kata kunci yang perlu diperhatikan yaitu, cara ilmiah, data, tujuan, dan kegunaan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif, untuk mendukung serta mempertajam teori yang relevan ditunjang oleh studi kepustakaan.

1. Metode Deskriptif

Penelitian deskriptif (descriptive research) adalah suatu metode penelitian yang ditujukan untuk menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, yang berlangsung pada saat ini atau saat yang lampau. Penelitian ini

Landasan Teori


(27)

tidak mengadakan manipulasi atau pengubahan pada variable-variabel bebas, tetapi menggambarkan suatu kondisi apa adanya. (Sukmadinata,2007:54)

Pendapat lainnya menurut Arikunto (2006: 35) yang menyatakan bahwa: Apabila peneliti bermaksud mengetahui keadaan sesuatu mengenai apa dan bagaimana, berapa banyak, sejauh mana, dan sebagainya, maka penelitiannya bersifat deskriptif, yaitu menjelaskan atau menerangkan peristiwa

Metode penelitian deskriptif pada umunya dilakukan dengan tujuan utama, yaitu menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek atau subjek yang diteliti secara tepat. Dalam perkembangan akhir-akhir ini, metode penelitian deskriptif juga banyak dilakukan oleh para peneliti karena dua alasan. Pertama, dari pengamatan empiris didapat bahwa sebagian besar laporan penelitian dilakukan dalam bentuk deskriptif. Kedua, metode deskriptif sanagat berguna untuk mendapatkan variasai permasalahan yang berkaitan dengan bidang pendidikan mauapun tingkah laku manusia.

2. Pendekatan Kuantitatif

Pendekatan kuantitatif adalah pendekatan yang dilakukan dengann cara pencatatan dan penganalisaan data hasil penelitian secara eksak dengan menggunakan penghitungan statistik. Menurut izaak Latanussa dalam Sudjana (2004: 40) bahwa : “Penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang menggunakan metode bilangan untuk mendeskripsikan observasi suatu objek atau dimana variabel bilangan menjadi bagian dari pengukuran”

Sementara itu, Sugiyono (2011:14) mengemukakan mengenai pengertian metode penelitian kuantitatif yaitu:

Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian analisis dara bersifat kuantitatif/statistic dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

Pendekatan kuantitatif ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variable X (Sarana Pendidikan) terhadap variable Y (Kinerja


(28)

Mengajar Instruktur) dengan mengukur indikator dari masing-masing variabel tersebut sehingga diperoleh deskripsi mengenai variabel-variabel tersebut.

3. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan dimaksudkan untuk memperoleh katajaman berfikir dalam rangka menganalisa permasalahan melalui penelaahan terhadap berbagai sumber tertulis melalui pendapat-pandapat para ahli yang dituangkan dalam buku dan sebagainya, juga untuk menunjang instrumen pengumpulan data dan memperdalam kajian terhadap permasalahan penelitian. Hal ini merujuk pada pendapat Surakhmad (1992: 63) mengemukakan bahwa :

Penyelidikan bibliografis tidak dapat diabaikan sebab disinilah penyelidik berusaha menemukan keterangan mengenai segala sesuatu yang relevan dengan masalahnya, yakni teori yang dipakainya, pendapat para ahli, penyelidikan yang sedang berjalan atau masalah-masalah yang disarankan para ahli

Melalui studi kepustakaan ini, dapat menunjang terhadap pemecahan permasalahan dan dijadikan acuan dalam bentuk teori dan landasan berfikir yang berisi tentang fasilitas belajar dan kinerja mengajar instruktur

Disimpulkan bahwa penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif yang didukung oleh studi kepustakaan sehingga hasilnya bisa sesuai dengan pokok permasalahan dan tujuan penelitian yang diharapkan.

D. Definisi Operasional

Untuk menghindari kesalahpahaman terhadap istilah yang terdapat dalam judul, maka terlebih dahulu peneliti akan mencoba menjelaskan pengertian serta maksud yang terkandung dalam judul tersebut, sehingga diharapkan akan terdapat keseragaman landasan berfikir antara peneliti dengan pembaca.


(29)

Sudjana (2004: 52) mengemukakan bahwa: “Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel dengan cara memberikan arti dan menspesifikasikan kegiatan ataupun memberikan suatu operasional”.

Sesuai dengan judul yang sama. Maka pengertian dari masing-masing bagiannya adalah sebagai berikut:

1. Hubungan

Hubungan menurut Muhammad Ali (1999:39) dirumuskan kedalam dua pengertian yaitu:

a. Hubungan yang komunikatif dua variabel atau lebih yang independen tetapi tidak ada ketergantungan antara variabel yang satu dengan yang lainnya.

b. Hubungan determinatif yaitu hubungan saling mempengaruhi antara variabel yang satu dengan variabel yang lainnya.

Hubungan dalam penelitian ini yaitu hubungan saling mempengaruhi antara variabel X yaitu sarana pendidikan dengan variabel Y yaitu kinerja mengajar instruktur.

2. Sarana Pendidikan

Sarana pendidikan merupakan salah satu aspek yang seyogyanya mendapat perhatian utama oleh setiap administrator pendidikan. Sarana dan prasarana pendidikan pada umumnya mencakup semua peralatan, perlengkapan, dan perabotan dipergunakan dan menunjang dalam proses pendidikan secara langsung, seperti :, ruangan belajar/kelas, alat-alat/media, meja, kursi, alat pelajaran, alat peraga, media pendidikan dan sebagainya.

Mulyasa (Bachri,2011:19) menyatakan bahwa:

Sarana pendidikan adalah perlatan dan perlengkapan yang secara langsung dipergunakan dan menunjang proses pendidikan, khususnya proses belajar mengajar, seperti gedung, ruang kelas, meja kuris, serta alat-alat dan media pengajaran.


(30)

Sarana pendidikan merupakan bagian dari sarana prasarana dan salah satu komponen penting dalam pendidikan, karena sarana pendidikan diartikan sebagai fasilitas-fasilitas yang digunakan oleh guru secara langsung dalam rangka melaksanakan proses pembelajaran dikelas. Fasilitas dalam pembelajaran merupakan peralatan berbentuk material yang digunakan dalam proses belajar mengajar sehingga mampu mewujudkan dan mendukung terhadap pelaksanaan dan tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.

Bafadal (2008: 8) mengelompokkan jenis-jenis sarana dan prasarana pendidikan dapat ditinjau dari jenis dan sifatnya, yaitu :

1) Di tinjau dari fungsinya dengan Proses Belajar Mengajar, sarana pendidikan berfungsi langsung (kehadirannya sangat menentukan) dengan PBM. Sedangkan prasarana berfungsi tidak langsung (kehadirannya tidak sangat menentukan) dengan PBM. 2) Ditinjau dari jenisnya, fasilitas pendidikan dapat dibedakan

menjadi fasilitas fisik dan non fisik . Fasilitas fisik adalah segala sesuatu yang berwujud benda mati atau dibendakan yang mempunyai peran untuk memudahkan atau melancarkan sesuatu usaha, seperti kendaraan, mesin tulis, komputer, dll. fasilitas non fisik yakni sesuatu yang bukan benda mati dan kurang dpat disebut benda atau dibendakan, yang mempunyai peranan untuk memudahkan, misalnya kesempatan, kepercayaan, kenyamanan, keamanan dll

3) Di tinjau dari sifat barangnya, benda-benda pendidikan dapat dibedakan menjadi barang bergerak dan barang tidak bergerak, yang semuanya dapat mendukung pelaksanaan PBM.

Berdasarkan pendapat diatas, peneliti membuat definisi operasional untuk penelitian ini pada variabel sarana pendidikan yaitu yang terdiri dari fasilitas fisik segala sesuatu yang berwujud benda mati atau dibendakan yang mempunyai peran untuk memudahkan atau melancarkan sesuatu dan


(31)

non fisik sesuatu yang bukan benda mati dan kurang dapat disebut benda atau dibendakan, yang mempunyai peranan untuk memudahkan

3. Kinerja Mengajar Instruktur

Hasibuan (2001: 34) mengemukakan bahwa : Kinerja (prestasi kerja) adalah “Suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugasnya yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan”.

Dalam hal ini kinerja yang dimaksud adalah kinerja mengajar instruktur. Pengertian mengajar menurut Sudjana (2004: 3) mengemukakan bahwa: mengajar adalah : “ Membimbing kegiatan siswa belajar, mengatur dan mengorganisasi lingkungan yang ada disekitar siswa, sehingga dapat mendorong dan menumbuhkan siswa melakukan kegiatan belajar”.

Untuk memainkan perannya dalam proses belajar mengajar, ada 4 (empat) tugas pengajar menurut Gintings, 2009: 14-15), menyatakan:

1) Merencanakan pembelajaran, yaitu dengan menyusun RPP atau Rencana Penyelenggaraan Pembelajaran yang berisi skenario kegiatan belajar dan pembelajaran untuk setiap topik yang akan disajikan

2) Menyiapkan pembelajaran, yaitu meliputi penyiapan ruangan, peralatan dan perangkat administrasi yang diperlukan

3) Menyelenggarakan pembelajaran, yang meliputi ketiga tahap yaitu pembukaan, pengembangan dan penutup.

4) Mengevaluasi hasil pembelajaran, untuk mengetahui tingkat pemahaman atau penguasaan peserta tentang topik atau materi yang dibahas. Evaluasi berjalan ini dimanfaatkan sarana umpan balik yang diikuti dengan tindakan yang perlu dilakukan guna melakukan kegiatan remidial baik ketika pembelajaran berlangsung atau sebagai tugas lanjut.

Dari pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa kinerja mengajar instruktur yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu kemampuan merencanakan pembelajaran, menyiapkan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran dan melaksanakan penilaian hasil belajar.


(32)

E. Instrumen Penelitian

Arikunto (2002: 134) berpendapat bahwa : “Instrumen penelitian/pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya” Jumlah instrumen dalam penelitian ini ada dua inetrumen sesuai dengan jumlah variabel penelitian, yaitu :

1. Instrumen untuk mengukur kondisi sarana pendidikan 2. Instrumen untuk mengukur kinerja mengajar instruktur

Adapun cara atau langkah-langkah yang ditempuh dalam membuat instrumen dalam penelitian ini adalah:

1. Menentukan variabel yang diteliti, yaitu variabel X (Sarana Pendidikan) dan Variabel Y (Kinerja Mengajar Instruktur)

2. Menentukan indikator dan sub indikator dari setiap variabel penelitan 3. Menyusun kisi-kisi interumen dari setiap variabel penelitian

4. Membuat daftar pernyataan dari setiap variebal disertai altenatif jawabannya dan petunjuk cara menjawabnya untuk membantu responden dalam menjawab pernyataan yang telah disediakan

5. Menetapkan kriteria penskoran untuk setiap alternatif jawaban, yaitu dengan menggunakan Skala Likert

Instrumen penelitian digunakan untuk melakukan pengukuran dengan tujuan mengahasilkan data akurat, maka setiap instrumen harus mempunyai skala. Seperti kita ketahui instrumen penelitian merupakan sebuah alat yang digunakan untuk melakukan sebuah pengukuran dengan tujuan agar dapat menghasilkan data yang akurat. Sebagaimana yang diungkapkan Sugiyono (2009: 134) bahwa: “Dengan skala pengukuran ini, maka variabel yang diukur dengan instrumen tertentu dapat dinyatakan dalam bentuk angka, sehingga akan lebih akurat, efesien dan komunikatif.”

Dari beberapa jenisnya, skala yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Skala Likert. Sugiyono (2009: 134) menjelaskan bahwa: “Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.” Adapun kriteria skor untuk setiap alternatif jawaban


(33)

item instrumen menurut Sugiyono (2009: 135) dengan menggakan Skala Likert yaitu sebagai berikut :

Tabel 3.2

Kriteria Skor Alternatif Jawaban

Alternatif Jawaban Skor

Selalu (SL) 5

Sering (SR) 4

Kadang-Kadang (KD) 3

Hampir Tidak Pernah (HTP) 2

Tidak Pernah (TP) 1

Instrumen penelitian yang menggunakan Skala Likert dapat dibuat dalam bentuk checklist () atau pilihan ganda dimana responden dapat memberikan tanda checklist () pada alternatif jawaban yang telah disediakan dalam bentuk angket dalam penelitian. Angket penelitian iti sendiri menurut Arikunto (2006: 102) yaitu : “Angket merupakan daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain dengan maksud agar orang yang diberi tersebut bersedia memberikan respons sesuai dengan permintaan pengguna”

Berdasarkan penjelasan diatas, maka peneliti menyusun kisi-kisi instrumen yang kemudian dibuat dalam sebuah instrumen angket berupa pernyataan (Instrumen Penelitian Terlampir)

F. Proses Pengembangan Instrumen

Uji coba instrumen penelitian (angket) dilakukan untuk mengetahui kekurangan dan kelemahan dari angket yang telah disusun. Tujuan dari uji coba angket ini adalah untuk mengetahui kelayakan (tingkat validitas; dapat mengukur apa yang hendak diukur/ketepatan, dan reabilitas; bila digunakan berkali-kali menghasilkan data yang sama/konsisten) angket yang akan digunakan dalam penelitian tersebut. Seperti yang diungkapkan Sugiyono (2009: 97): “Instrumen yang tidak diuji validitas dan reliabilitasnya bila digunakan untuk penelitian akan menghasilkan data yang sulit dipercaya kebenarannya”.


(34)

Tahap uji ciba angket, peneliti melakukannya terhadap 10 orang instruktur di Balai Pelatihan Manajerial PT KAI yang terletak di Jln Laswi no 23 Bandung

Setelah uji coba angket terkumpul, kemudian dilakukan analisis statistik dengan tujuan untuk mengkaji validitas dan reabilitas sebagai syarat utama keshahihan dan keajegan instrumen atau alat pengumpul data tersebut .

Angket dianggap valid apabila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek penelitian. Sedangkan angket dianggap reliabel apabila terdapat kesamaan dalam waktu yang berbeda.

1. Uji Validitas Instrumen

Uji Validitas digunakan untuk menunjukkan sejauh mana suatu pertanyaan pada suatu angket mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh angket tersebut. Uji validitas ini memastikan bahwa masing-masing pertanyaan akan terklasifikasikan pada variabel-variabel yang telah ditetapkan (construct validity). Apabila suatu pertanyaan mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh angket tersebut maka data tersebut disebut valid.

Lebih lanjut Sugiyono (2011: 173) menyatakan bahwa: “ Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.”

Sejalan dengan pendapat Ridwan dan Sunarto (2011: 348), “Validitas suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan dan kesahihan suatu instrumen”.

Adapun rumus yang dipergunakan dalam pengujian validitas instrumen ini adalah rumus yang ditetapkan oleh Person yang dikenal dengan korelasi Product Moment. Berikut merupakan langkah-langkah uji validitas dalam penelitian ini:


(35)

(Akdon, 2008: 144) Keterangan:

= Koefisien Korelasi

= Jumlah responden = Jumlah skor item

= Jumlah skor total (seluruh item) = Jumlah perkalian X dan Y

Selanjutnya hasil koefisien korelasi tersebut dihitung dengan Uji Signifikansi, dengan rumus berikut:

(Ridwan dan Akdon, 2010: 125) Keterangan:

= Nilai t

= Nilai Koefisien Korelasi = Jumlah sampel

Distribusi (Tabel t) untuk α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk= n – 2) jika diketahui taraf signifikansi 5% dengan n = 20, maka diperoleh sebesar 1,734. Kemudian membuat keputusan dengan membandingkan

dengan dimana kaidah keputusannya sebagai berikut:

Jika , maka artinya valid dan

≤ , maka artinya tidak valid

Uji coba angket dilaksanakan di Balai Pelatihan Manajerial PT KAI yang berjumlah 10 orang. Adapun hasil penghitungan uji validitas setiap item dari kedua variabel penelitian dengan manggunakan bantuan Microsoft Office Excel 2007 adalah sebagai berikut :


(36)

Tabel 3.3

Rekapitulasi Hasil Perhitungan Uji Validitas Variabel X (Sarana Pendidikan)

No item Keputusan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 0,56 0,76 0,70 0,56 0,76 0,76 0,76 0,76 0,70 0,73 0,76 0,74 0,61 0,85 0,62 0,75 0,55 0,64 0,28 0,55 0,53 0,60 0,66 1,924 3,298 2,752 1,924 3,298 3,298 3,298 3,298 2,752 2,995 3,297 3,130 2,160 3,093 2,161 3,212 1,867 2,342 0,836 1,881 1,757 2,129 2,500 1,860 1,860 1,860 1,860 1,860 1,860 1,860 1,860 1,860 1,860 1,860 1,860 1,860 1,860 1,860 1,860 1,860 1,860 1,860 1,860 1,860 1,860 1,860 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Hasil penghitungan dengan menggunakan Microsoft Excel 2007

Berdasarkan hasil diskusi dengan dosen pembimbing dan mengkondisikan dengan kondisi nyata dilapangan maka item yang tidak valid diganti redaksinya karena dikhawatirkan tidak mewakili penelitian .


(37)

Tabel 3.4

Rekapitulasi Hasil Perhitungan Uji Validitas Variabel Y (Kinerja Mengajar Instruktur)

No item Keputusan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 0,78 0,93 0,80 0,68 0,93 0,93 0,93 0,78 0,72 0,66 0,72 0,93 0,80 0,93 0,72 0,93 0,78 0,87 0,77 0,66 3,473 7,434 3,751 2,645 7,434 7,434 7,434 3,473 2.921 2,482 2,921 7,434 3,751 7,434 2,921 7,434 3,472 4,948 3,386 2,482 1,860 1,860 1,860 1,860 1,860 1,860 1,860 1,860 1,860 1,860 1,860 1,860 1,860 1,860 1,860 1,860 1,860 1,860 1,860 1,860 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Hasil penghitungan dengan menggunakan Microsoft Excel 2007

Berdasarkan hasil penghitungan diatas, seluruh item dinyatakan valid itu berarti semua item bisa digunakan.

2. Uji Reabilitas Instrumen

Reabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik (Arikunto, 2006: 178). Instrumen


(38)

yang baik tidak akan bersifat tendensius mengarahkan responden untuk memilih jawaban-jawaban tertentu.

Pengujian reliabilitas untuk kedua variabel tersebut peneliti menggunakan rumus Korelasi Product Moment , dengan rumus sebagai berikut:

Kemudian menghitung reliabilitas seluruh tes dengan rumus Spearman Brown sebagai berikut :

Kemudian mencari dengan signifikansi untuk α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk= n – 2). Setelah itu kaidah keputusan yang diambil berdasarkan langkah diatas dikonsultasikan dengan = 0,66

Berdasarkan hasil penghitungan (terlampir) realibilitas masing-masing variabel sebagai berikut:

a. Reliabilitas Variabel X (Sarana Pendidikan)

Hasil penghitungan (terlampir) dengan menggunakan rumus tersebut diatas untuk setiap item variabel X mengenai sarana pendidikan secara lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel rekapitulasi dibawah ini


(39)

Tabel 3.5

Rekapitulasi Hasil Uji Reliabilitas Variabel X (Sarana Pendidikan)

No item Keputusan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 0,93 0,92 -0,72 -0,50 0,84 0,93 0,93 0,84 0,84 0,84 0,93 0,84 0,93 0,93 0,83 0,93 0,93 0,84 -0,18 0,93 0,93 0,93 0,84 2,56 1,41 0,82 0,71 1,41 1,41 1,41 1,41 0,82 0,84 1,41 0,85 0,75 0,84 0,75 0,85 0,71 0,77 0,44 0,71 0,69 0,75 0,76 0,66 0,66 0,66 0,66 0,66 0,66 0,66 0,66 0,66 0,66 0,66 0,66 0,66 0,66 0,66 0,66 0,66 0,66 0,66 0,66 0,66 0,66 0,66 Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Tidak Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Hasil penghitungan dengan menggunakan Microsoft Excel 2007 Berdasarkan hasil bimbingan dengan dosen pembimbing dan mengkondisikan dengan kondisi nyata dilapangan item yang tidak reliabel diganti.


(40)

b. Reliablitas Variabel Y (Kinerja Mengajar Instruktur)

Hasil penghitungan (terlampir) dengan menggunakan rumus tersebut diatas untuk setiap item variabel Y tentang kinerja mengajar instruktur secara lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3.6

Rekapitulasi Hasil Uji Reliabilitas Variabel Y (Kinerja Mengajar Instruktur)

No item Keputusan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 0,78 0,93 0,80 0,68 0,93 0,93 0,93 0,78 0,72 0,66 0,72 0,93 0,80 0,93 0,72 0,93 0,78 0,87 0,77 0,66 0,87 0,96 0,88 0,87 0,96 0,96 0,96 0,96 0,83 0,79 0,83 0,96 0,88 0,96 0,83 0,96 0,87 0,93 0,87 0,79 0,66 0,66 0,66 0,66 0,66 0,66 0,66 0,66 0,66 0,66 0,66 0,66 0,66 0,66 0,66 0,66 0,66 0,66 0,66 0,66 Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Hasil penghitungan dengan menggunakan Microsoft Excel 2007


(41)

G. Tekhnik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dimaksudkan untuk mengumpulkan berbagai informasi atau ketangan yang berhubungan dengan permasalahan penelitian. Sebab dalam penelitian, disamping perlu menggunakan metode yang tepat, juga perlu memilih tekhnik dan alat pengumpul data yang relevan untuk menjawab pokok permasalahan penelitian dan mencapai tujuan penelitian, sebagaimana yang dikeukakan Sugiyono (2009:7) bahwa :” tekhnik-tekhnik pengumpulan data adalah cara-cara yang ditempuh dan alat-alat yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan datanya” Upaya untuk memperoleg data data yang sesuai dengan sifat dan jenis data yang diperlukan dalam penelitian ini, penulis menggunakan tekhnik pengumpulan data sebagai berikut :

1. Kuisioner (Angket)

Menurut Sugiyono (2009: 199) “Kuisioner merupakan tekhnik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden”. Tujuan penyebaran angket menurut Akdon (2008: 131) ialah: “Mencari informasi yang lengkap mengenai suatu masalah dan responden tanpa merasa khawatir bila responden memberikan jawaban yang tidak sesuai dengan pernyataan dalam pengisian daftar pernyataan”.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan Skala Likert untuk mengukur nilai variabel yang diteliti. Sugiyono (2009:134) “Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial”.

Untuk mempermudah penyusunan angket sebagai alat pengumpul data, maka peneliti menempuh langkah-langkah sebagai berikut:

a. Variabel yang akan diukur yaitu variabel X (Sarana Pendidikan) dan variabel Y (Kinerja Mengajar Instruktur) dijabarkan menjadi indikator variabel, berdasarkan teori yang telah diuraikan

b. Kemudian indikator tersebut disajikan sebagai titik tolak ukur untuk menysun item-item instrumen yang dapat berupa pertanyaan atau pernyataan


(42)

c. Membuat daftar pertanyaan atau pernyataan dari setiap variabel dengan disertai alternatif jawabannya dan petunjuk cara enjawabnya agar tidak terjadi kekeliruan dalam menjawab

d. Menetapkan kriteria untuk setiap alternatif jawaban, yaitu menggunakan Skala Likert dengan menggunakan lima opinion alternatif jawaban (Tabel 3.2)

2. Observasi Langsung (Pengamatan)

Observasi berbeda dengan teknik wawancara dan kuesioner, teknik ini mempunyai ciri yang spesifik. Observasi tidak terbatas pada orang, tetapi juga objek-objek yang lain. Sutrisno Hadi (Sugiyono, 2011:145) mengemukakan bahwa: “Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari pelbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan”.

H. Analisis Data

Analisis data merupakan langkah yang tidak boleh dilupakan dalam kegiatan penelitian. Melalui proses analisis data ini, peneliti mencoba menginformasikan hasil temuannya kepada orang lain agar hasil penelitiannya dapat dipahami. Ini sesuai dengan pendapat Sugiyono (2011: 335) yang menyatakan bahwa:

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting, dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.

Adapun langkah-langkah analisis data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:


(43)

1. Seleksi Data

Proses seleksi data ini dilakukan setelah data terkumpul dari responden. Seleksi data dilakukan dengan memilih/menyortir data dengan sedemikian rupa agar data yang didapatkan adalah data yang layak dipakai dan dapat diolah lebih lanjut. Hal ini dilakukan agar data yang terkumpul dapat menjawab permasalahan penelitian.

2. Pengolahan Data

a. Perhitungan Kecenderungan Umum Skor Responden dari Masing-masing Variabel dengan Rumus Weighted Means Scored (WMS)

Perhitungan dengan teknik ini dimaksudkan untuk menentukan kedudukan setiap item sesuai dengan kriteria atau tolak ukur yang telah ditentukan. Adapun rumus dari WMS adalah sebagai berikut :

Keterangan :

̅ = Rata-rata skor responden

= Jumlah skor gabungan (frekuensi jawaban dikali bobot untuk setiap alternative kategori)

n = Jumlah responden

Adapun langkah-langkah dalam pengolahan data dengan menggunakan rumus WMS ini adalah :

1) Memberi bobot nilai untuk setiap alternatif jawaban yang dipilih.

2) Menghitung frekuensi dari setiap alternatif jawaban yang dipilih.


(44)

3) Menjumlahkan jawaban responden untuk setiap item dan langsung dikalikan dengan bobot alternatif jawaban itu sendiri.

4) Menghitung nilai rata-rata untuk setiap item pada masing-masing kolom.

5) Menentukan kriteria pengelompokkan WMS untuk skor rata-rata setiap kemungkinan jawaban.

Tabel 3.7

Daftar Konsultasi Hasil Perhitungan WMS

Rentang

Nilai Kriteria

Penafsiran

Variabel X Variabel Y

4,01 – 5,00 3,01 – 4,00 2,01 – 3,00 1,01 – 2,00 0,01 – 1,00

Sangat Baik Baik Cukup Rendah Sangat Rendah

Selalu (SL) Sering (SR) Kadang-kadang (KD) Hampir Tidak Pernah (HTP)

Tidak Pernah (TP)

Selalu (SL) Sering (SR) Kadang-kadang (KD) Hampir Tidak Pernah (HTP)

Tidak Pernah (TP)

b. Mengubah Skor Mentah Menjadi Skor Baku untuk Setiap Variabel

Langkah-langkah skor untuk mengubah skor mentah menjadi skor baku menurut Akdon (2008: 178) adalah sebagai berikut:

1) Mencari skor terbesar dan terkecil

2) Menentukan rentang skor R, yaitu dengan menggunakan rumus (Akdon, 2008: 177)

c) Mencari banyak kelas (BK), dengan rumus : R = data terbesar - data terkecil


(45)

d) Mencari nilai panjang kelas (i), yaitu rentang (R) dibagi banyak kelas interval (Bk)

Keterangan : i = Panjang Kelas R= Rentangan = Banyak Kelas

e) Membuat tabel distribusi frekuensi dengan (BK) dan (i) yang sudah diketahui

f) Mencari rata-rata (mean), dengan rumus :

g) Mencari simpangan baku (standard deviasi), dengan rumus :

h) Mengubah skor mentah menjadi skor baku dengan rumus :

Bk = 1 + 3,3 log n

i =

̅

=


(46)

Keterangan :

= Skor Baku Yang Di cari

= Data Skor Dari Masing-Masing Responden = Rata-rata

= Simpangan Baku 3. Uji Hipotesis Penelitian

Uji hipotesis ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan positif dan signifikan antara sarana pendidikam dengan kinerja mengajar instruktur.

Hipotesis penelitian yang diajukan adalah hipotesis asosiatif (hubungan). Sugiyono (2001: 97) mengemukakan bahwa : “Menguji hipotesis asosiatif berarti menguji hubungan antara dua variabel atau lebih yang ada pada sampel untuk diberlakukan pada seluruh populasi”

Berikut ini adalah rumusan hipotesis dalam penelitian ini :

Ho : Tidak terdapat hubungan antara sarana pendididkan dengan kinerja mengajar instruktur

Ha : Terdapat hubungan antara sarana pendidikan dengan kinerja mengajar instruktur

Hipotesis statistiknya (Sugiyono, 2004: 86) adalah : Ho : = 0 (Tidak ada kesesuaian)

Ha : ≠ 0 (ada hubungan atau kesesuaian)

Dibaca : hipotesis nol, yang menunjukkan tidak terdapat hubungan positif dan signifikan antara sarana pendidikan dengan kinerja mengajar instruktur. Hipotesis alternative menunjukkan terdapat hubungan positif dan signifikan, (mungkin lebih besar dari


(47)

nol, atau lebih kecil dari nol) antara sarana pendidikan dengan kinerja mengajar instruktur.

Adapun langkah-langkah dalam menguji hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Statistik Non Parametrik

Dalam pengolahan data pada penelitian ini, peneliti menggunakan penghitungan statistik non parametrik karena melihat jumah responden yang sedikit yaitu sebanyak 13 orang.

Selanjutnya pedoman penggunaan statistik non parametrik dikemukakan oleh Singgih Santosa (2006: 45) adalah gambar sebagai berikut:

Nominal/ordinal

Interval/rasio

Tidak normal

Normal

Kecil (<30)

Besar (>30) bisa pakai uji t jika distribusi populasi pasti normal

Mulai

Tipe data

Distribusi data

Jumlah data

Statistik parametrik


(48)

Gambar 3.2

Pedoman Penggunaan Statistik Non Parametrik

Tabel 3.8

Pedoman Untuk Memilih Tekhnik Statistik Non Parametik Untuk Menguji Hipotesis Asosiatif (Hubungan)

Macam/Tingkatan Data

Tekhnik Korelasi Yang Di Gunakan

Nominal 1. Koefisien Kontingenci Ordinal 1. Spearman Rank

2. Kendal Tau

(Sugiyono, 2001: 99)

Berdasarkan tabel diatas, penghitungan koefesien korelasi yang dimaksudkan untuk mengetahui arah dari koefesien dan kekuatan hubungan antara variabel independent (X) dan dependen (Y), peneliti menggunakan rumus Koefesien Korelasi Rank Spearman:

b. Analisis Korelasi Spearman Rank

Koefesien Korelasi Rank Spearman: berfungsi untuk mengukur derajat hubungan antara dua variabel, yaitu variabel X dan variabel Y jika sekurang-kurangnya tercapai pengukuran data ordinal pada statistik non parametrik

Langkah-langkah dalam mengukur rumus Koefesien Korelasi Rank Spearman: , adalah sebagai berikut :

1) Berilang rangking, observasi-observasi pada masing-masing variabel X dan variabel Y hingga N (N adalah jumlah data obeservasi)

2) Tentukan perbedaan harga untuk setiap subjek dengan cara mengurangkan rangking Y pada rangking X.


(1)

113

Imas Masruroh, 2013

Hubungan Sarana Pendidikan Dengan Kinerja Mengajar Instruktur Di Sentra Pendidikan BRI Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bagian akhir skripsi ini, penulis akan mengemukakan beberapa kesimpulan dan saran yang didasarkan pada temuan hasil penelitian dan uraian pada bab-bab sebelumnya mengenai masalah yang diteliti. Yaitu :” Hubungan Sarana Pendidikan Dengan Kinerja Mengajar Instruktur Di Sentra Pendidikan BRI Bandung”.

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka penulis dapat menarik kesimpulan penelitian sebagai berikut:

1. Sarana Pendidikan di Sentra Pendidikan BRI Bandung dapat dikatakan dalam kondisi baik dan layak untuk digunakan. Nilai tersebut didukung indikator penelitian yaitu : kondisi sumber belajar, kondisi ruang belajar dan kondisi perabot belajar.

2. Kinerja mengajar instruktur di Sentra Pendidikan BRI Bandung dalam kriteria sangat baik. kondisi ini terlihat dari tahap merencanakan pembelajaran yang meliputi : a. Penyusunan silabus/bahan ajar, b. menyusun GBPP/RBPMD dan SAP/RP. Tahap menyiapkan pembelajaran yang meliputi: a. Pengelolaan kelas, b. menyiapkan administrasi diklat. Tahap melaksanakan pembelajaran yang meliputi: a. Kegiatan membuka pelajaran, b. kegiatan inti/penyampaian materi, c. Kegiatan menutup pelajaran. Tahap penilaian hasil belajar yang meliputi: a. Penilaian untuk mengukur tingkat kompetensi, b. penilaian Sebagai bahan


(2)

penyusunan laporan kemajuan hasil belajar, c. digunakan untuk memperbaiki proses pembelajaran

3. Terdapat hubungan yang signifikan antara sarana pendidikan dengan kinerja mengajar instruktur di Sentra Pendidikan BRI Bandung yang tergolong kuat sebesar 0.67.

B. Saran

Pada kesempatan ini, peneliti akan mengemukakan beberapa saran sehubungan dengan penelitian yang telah dilakukan.adapun saran yang dapat diberikan antara lain:

1. Bagi Pihak Lembaga

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa kondisi sarana pendidikan di Sentra Pendidikan BRI khususnya dalam pemanfaatan sumber belajar masih tergolong lemah dibandingkan dengan indikator yang lain, untuk itu bagi pihak lembaga senantiasa lebih memanfaatkan sumber belajar yang ada, khususnya dalam pemanfaatan ruang perpustakaan sebagai salah satu sumber belajar yang ada di Sentra Pendidikan BRI Bandung

2. Bagi Instruktur Diklat

Hasil penelitian mengenai kualitas kinerja mengajar instruktur secara umum sudah menunjukkan kondisi yang sangat baik. Namun, secara khusus perlu adanya peningkatan atau pengembangan yang lebih baik lagi dalam beberapa hal yaitu:

a. Diharapkan instruktur selalu dapat meningkatkan kualitas dalam menjalankan tugas, pokok dan fungsinya untuk mendidik, melatih dan mengajar peserta diklat.

b. Diharapkan instruktur peka terhadap perkembangan teknologi dan informasi sehingga dapat memperbaharui ilmu dan pengetahuannya yang akan diberikan kepada peserta diklat sesuai dengan perkembangan zaman dan kebutuhan peserta diklat.


(3)

115

Imas Masruroh, 2013

Hubungan Sarana Pendidikan Dengan Kinerja Mengajar Instruktur Di Sentra Pendidikan BRI Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Instruktur di Sentra Pendidikan BRI Bandung dapat meningkatkan hasil penilaian yang telah dianalisis untuk menentukan tindak lanjut, berupa perbaikan proses belajar mengajar berikutnya dan mengoptimalkan pemanfaatan fasilitas khususnya yang menunjang terhadap peningkatan kinerja mengajarnya.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hal-hal yang perlu diperhatikan bagi peneliti lebih lanjut adalah: a. Penelitian ini membahas mengenai Hubungan Sarana

Pendidikan Dengan Kinerja Mengajar Instruktur di Sentra Pendidikan BRI Bandung. Untuk itu, peneliti menghimbau kepada peneliti peneliti lain yang tertarik untuk meneliti lebih dalam menganai sarana pendidikan.

b. Dalam penelitian ini, diketahui bahwa Kinerja Mengajar Instruktur dipengaruhi oleh Sarana Pendidikan dan sisanya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti seperti kepemimpinan, kompetensi, motivasi, kompensasi, dan lain-lain.

c. Dalam penelitian ini masih banyak terdapat kekurangan, oleh karena itu bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat belajar dari kekurangan yang terdapat dalam penelitian ini, agar penelitian yang dilakukan dapat lebih baik.


(4)

116

DAFTAR PUSTAKA

Akdon. (2008). Aplikasi Statistika dan Metode Penelitian untuk Administrasi

Pendidikan & Manajemen. Dewa Ruchi: Bandung

Ali, Mohammad . (1999). Penelitian Pendidikan Prosedur dan Strategi . Bandung : Angkasa

Arikunto. S (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, PT. Rineka Cipta, Jakarta

--- (2008). Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara

Aqib. Z (2002). Profesionalisme Guru Dalam Pembelajaran. Surabaya: Insan Cendekia

Atmodiwirio, S (2002). Manajemen Pelatihan. Jakarta : Ardadizya Jaya

Bachri, A.S (2011). Pengaruh Manajemen Sarana dan Prasarana terhadap

Efektivitas Proses Belajar Mengajar di SMK Negeri 1 Majalengka.

Skripsi Sarjana pada FIP UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Bafadal, Ibrahim (2008). Manajemen Perlengkapan Sekolah Teori Dan

Aplikasinya. PT Bumi Aksara : Jakarta

Bakti Djamarah, Syaiful (1985). Prestasi Belajar Dan Kompetensi Guru. Surabaya: Usaha Nasional

Daryanto,(2006) M. Administrasi Pendidikan, Jakarta: PT. Rineka Cipta

Darmadi, H (2009). Kemampuan Dasar Mengajar (Landasan dan Konsep

Implementasi). Bandung : Alfabeta

Dimyati, Mujiono. (1999). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : PT. Rineka Cipta Eko Djatmiko, (2006) Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Sarana

Prasarana Terhadap Kinerja Guru SMP Negeri Kota Semarang.

Terdapat di :

http://jurnal.pdii.lipi.go.id/index.php/search.html?act=tampil&id=9278

&idc=28 di unggah [06-09-2013][10-33]

Faturrahman. (2012). Pengelolaan Kelas. Tersedia di

http://pengelolaan.kelas./files/Muhammad.Fathurrohman.htm. diunggah


(5)

117

Imas Masruroh, 2013

Hubungan Sarana Pendidikan Dengan Kinerja Mengajar Instruktur Di Sentra Pendidikan BRI Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gintings, Abdorrakhmad (2009) Esensi Praktis Belajar dan Pembelajaran (Edisi

Best Seller). Bandung: Humaniora

Hamalik, Oemar, (1994). Kurikulum Dan Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara ...(2003). Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara

Hasibuan, Malayu, (2001) Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara

Kartono, Kartini. (1985), Menyiapkan dan memadukan Karir, Jakarta: CV

Rajawali

Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Republik Indonesia No 11/MPR/1988 Tentang GBPP (Garis-Garis Besar Pokok Pembelajaran)

Mangkunegara. (2001). Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, Bandung:

Remaja Rosdakarya

Mamusung, Y. (1991). Penataan-Lahan-Bangunan-Perabot-Perlengkapan Sekolah.CV Mitratama :Bandung

Musfah & Gaffar (2011). Peningkatan Kompetensi Guru. Jakarta: Kencana Muhammad Yuri Gagarin, Saleh Pallu, Baharuddin ST, (2001) Pengaruh Sarana

Dan Prasarana Sekolah Terhadap Kinerja Guru Di Kabupaten Alor

Nusa Tenggara Timur.terdapat di

http://pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/6ac336932b3ec1a415c4767d5cc0684

f.pdf di unggah [06-09-2013][10.31]

Nasution. S, (2010). Metode Research (Penelitian Ilmiah). Bumi Aksara. Jakarta Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 31 Tahun 2006 Tentang Sistem

Pelatihan Kerja Nasional

Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan (Standar Sarana dan Prasarana)

Ridwan, Akdon. (2009). Rumus dan Data Dalam Analisis Statistika Untuk

Penelitian. Bandung : Alfabeta.

... (2010). Rumus Dan Data Dalam Analisis Statistika Untuk

Penelitian Administrasi Pendidikan, Bisnis, Pemerintahan, Sosial, Kebijakan, Ekonomi, Hukum, Manajemen, Kesehatan). Bandung:


(6)

Ridwan dan Sunarto.(2011).Pengantar Statistik untuk Penelitian Sosial Ekonomi,

Komunikasi dan Bisnis.Bandung:Alfabeta.

Rivai, Veithzal (2004). Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Siegel, Sidney. (1992). Statistik Non Parametrik Untuk Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama

Sudjana, Nana, (2004). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru

Sugiyono, (2001). Statistik Non Parametrik Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta Sugiyono, (2009).Statistika untuk Penelitian.Bandung:Alfabeta.

---, (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. CV. Alfabeta : Bandung

Suharsaputra, Uhar (2010). Administrasi Pendidikan. Bandung: Refika Aditama Suhardan., Dadang (2010). Supervisi Bantuan Profesional. Bandung : Mutiara

Ilmu

Surakhmad, W (1992). Penelitian Ilmu Alamiah Dasar (Metode dan Tekhnik). Bandung: Tarsito

Sagala, Syaiful (2010) Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta

Singgih, Santoso, (2001). SPSS Versi 10: Mengolah Data Statistik Secara Profesional.

Jakarta: PT. Elex MediaKomputindo.

Syaodih ,Sukmadinata, (2007). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Udin, Syaefudin, Saud (2005). Perencanaan Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Uzer,Usman,M. ( 2007). Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja

RosdaKarya

Universitas Pendidikan Indonesia, (2009). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung : UPI