PENGARUH MUTU PELAYANAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TERHADAP KEPUASAN PESERTA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DI SENTRA PENDIDIKAN BRI BANDUNG.

(1)

No. Daftar : 256/AP/S/2013

PENGARUH MUTU PELAYANAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TERHADAP KEPUASAN PESERTA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

DI SENTRA PENDIDIKAN BRI BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Administrasi Pendidikan

Oleh

WINA MARTIANA 0907187

JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

Pengaruh Mutu Pelayanan Pendidikan

Dan Pelatihan Terhadap Kepuasan

Peserta Pendidikan Dan Pelatihan

Di Sentra Pendidikan BRI Bandung

Oleh Wina Martiana

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Wina Martiana 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

WINA MARTIANA 0907187

PENGARUH MUTU PELAYANAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TERHADAP KEPUASAN PESERTA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

DI SENTRA PENDIDIKAN BRI BANDUNG Disetujui dan disahkan oleh:

Pembimbing I

Prof. Dr. H. Johar Permana, M. A. NIP. 19590814 198503 004

Pembimbing II

Dr. Nani Hartini. M.Pd. NIP. 19780331 200112 2 001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Administrasi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Pendidikan Indonesia

Dr. H. Endang Herawan, M. Pd. NIP. 19600810 198603 1 001


(4)

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “Pengaruh Mutu Pelayanan Pendidikan dan Pelatihan Terhadap Kepuasan Peserta Pendidikan dan Pelatihan di Sentra Pendidikan BRI

Bandung”. Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini menyangkut mutu pelayanan diklat dan pengaruhnya terhadap kepuasan peserta diklat di Sentra Pendidikan BRI Bandung. Penelitian ini dilakukan di Sentra Pendidikan BRI Bandung dengan objek penelitian peserta diklat dengan jenis program pendidikan Aplikasi Mantri Grade 3.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran mengenai pengaruh mutu pelayanan pendidikan dan pelatihan terhadap kepuasan peserta pendidikan dan pelatihan di Sentra Pendidikan BRI Bandung. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan metode angket tertutup. Populasi dalam penelitian ini adalah peserta pendidikan dan pelatihan yang mengikuti diklat di Sentra Pendidikan BRI pada periode bulan Juli 2013 yaitu 6 angkatan peserta jenis Program Pendidikan Aplikasi Mantri Grade 3 sebanyak 139 orang, dan untuk sampel berjumlah 58 orang peserta diklat.

Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan rumus Weight Means Score (WMS), gambaran umum variabel X (Mutu Pelayanan Diklat) berada pada kategori sangat baik dengan skor rata-rata 3,28. Sementara gambaran umum variabel Y (Kepuasan Peserta Diklat) berada pada kategori sangat baik, dengan skor rata-rata 3,17. Korelasi variabel X dan Y memiliki hubungan yang signifikan. Hal ini dapat dilihat dari hasil koefisien korelasi sebesar 0,631 yang ada pada kategori kuat dan signifikan, dengan koefisien determinasi sebesar 39,8%, serta hasil analisis regresi yaitu Ỷ = 18,807 + 0,631X yang bersifat signifikan dan linier.

Kesimpulan penelitian menyatakan mutu pelayanan pendidikan dan pelatihan berpengaruh signifikan terhadap kepuasan peserta pendidikan dan pelatihan di Sentra Pendidikan BRI Bandung.


(5)

ABSTRACT

This research was titled "Influence Of The Quality Of Training And Education Services To The Satisfaction Of Training And Education Participants In BRI Bandung Training Center". The problems discussed in this study concerns the quality of service and influence on satisfaction of training and education participants in BRI Bandung Training Center. The research was conducted in BRI Bandung Training Center with objects of research is training and education participants namely 6 generation training and education participants programs Aplikasi Mantri Grade 3.

This research aims to obtain the actual description about the influence of the quality of training and education services to the satisfaction of training and education participants in BRI Bandung Training Center. This research uses descriptive quantitative approach. Data was collected by questionnaire covered. The population in this research is the training and education participants who followed training in BRI Bandung Training Center in the period July 2013, that is 6 generation training and education participants programs Aplikasi Mantri Grade 3 as much as 139 people, and for the total sample of 58 training participants.

Based on calculations using the formula Weight Means Score (WMS), an overview of the variables X (Quality of Training Service) is in very good category with an average score of 3.28. While an overview of variable Y (Training Participant Satisfaction) in the category very well, with an average score of 3.17. Correlation of variables X and Y have a significant relationship. It can be seen from the correlation coefficient is 0.631 which is in a strong category and significant, with a coefficient of determination of 39.8%, and the results of the regression analysis is Ỷ = 18,807 + 0,631X that is both significant and linear.

Conclusion this research shows the quality of training and education services significantly influence satisfaction of training and education participant at BRI Bandung Training Center. As for the suggestion of this study that training and education institutions especially BRI Bandung Training Center is expected to further optimize the ministry of training and education that met the needs of training participants and achieve satisfaction.


(6)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PERNYATAAN

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penulisan ... 6

D. Metode Penelitian ... 6

E. Manfaat Penelitian ... 7

F. Struktur Organisasi Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA, HASIL PENELITIAN YANG RELEVAN, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Kajian Pustaka ... 9

1. Konsep Mutu Pelayanan ... 9

2. Konsep Kepuasan Pelanggan Pendidikan ... 14

3. Meningkatkan Kepuasan Pelanggan dengan Mutu Pelayanan ... 16

4. Konsep Pendidikan dan Pelatihan ... 20

B. Hasil Penelitian yang Relevan ... 29

C. Kerangka Pemikiran ... 30


(7)

BAB III METODE PENELITIAN

A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian ... 34

1. Lokasi Penelitian ... 34

2. Populasi Penelitian ... 34

3. Sampel Penelitian ... 35

B. Desain Penelitian ... 37

C. Metode Penelitian ... 40

D. Definisi Operasional ... 42

E. Instrumen Penelitian ... 43

F. Proses Pengembangan Instrumen ... 46

G. Teknik Pengumpulan Data ... 53

H. Analisis Data ... 55

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 66

1. Gambaran Umum Sentra Pendidikan BRI Bandung ... 66

2. Analisis Data ... 74

a. Seleksi Angket ... 75

b. Klasifikasi Data ... 75

c. Perhitungan uji Kecenderungan Umum ... 75

d. Uji Normalitas Distribusi Data ... 86

e. Mengubah Data Mentah Menjadai Data Baku ... 88

f. Pengujian Hipotesis Penelitian ... 90

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 94

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan ... 102

B. Rekomendasi ... 103

DAFTAR PUSTAKA ... 106 LAMPIRAN


(8)

DAFTAR TABEL

3.1 Distribusi Populasi Penelitian ... 35

3.2 Penentuan Besaran Sampel ... 36

3.3 Perhitungan Besaran Sampel Berdasarkan Teknik Proportionate Stratified Random Sampling ... 37

3.4 Tabel Skala Likert ... 45

3.5 Kisi-kisi Instrumen Variabel X ... 45

3.6 Kisi-kisi Instrumen Variabel Y ... 46

3.7 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Variabel X ... 49

3.8 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Variabel Y ... 50

3.9 Hasil Uji Reliabilitas Variabel X ... 51

3.10 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Y ... 52

3.11 Kriteria Konsultasi Hasil Perhitungan WMS ... 57

3.12 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r ... 61

4.1 Daftar Fasilitas Sentra Pendidikan BRI Bandung ... 74

4.2 Konsultasi Hasil Perhitungan WMS ... 76

4.3 Deskripsi Kecenderungan Skor Variabel X (Mutu Pelayanan Diklat) ... 76

4.4 Deskripsi Kecenderungan Skor Variabel Y (Kepuasan Peserta Diklat) . 82 4.5 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Variabel X (Mutu Pelayanan Diklat) 86 4.6 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Variabel Y (Kepuasan Peserta Diklat) 87 4.7 Data Baku Variabel X (Mutu Pelayanan Diklat) ... 88

4.8 Data Baku Variabel Y (Kepuasan Peserta Diklat) ... 89

4.9 Nilai Korelasi Antara Variabel ... 90

4.10 Hasil Perhitungan Koefisien Determinasi ... 90

4.11 Hasil Perhitungan Uji Signifikansi Koefisien Korelasi (Uji t) ... 91


(9)

DAFTAR GAMBAR

2.1 Kerangka Pemikiran Penelitian ... 30

3.1 Desain Penelitian ... 39

4.1 Struktur Organisasi Sentra Pendidikan BRI Bandung ... 68

4.2 Nilai Kecenderungan Umum Setiap Dimensi Variabel X ... 81

4.3 Nilai Kecenderungan Umum Setiap Dimensi Variabel Y ... 85


(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Administrasi Penelitian ... 110

Lampiran II Kisi-Kisi Instrumen dan Instrumen Penelitian ... 111

Lampiran III Uji Validitas dan Reliabilitas ... 112

Lampiran IV Analisis Hasil Perhitungan SPSS ... 113

Lampiran V Daftar Tabel ... 114


(11)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pembangunan yang saat ini dirasakan adalah pembangunan sumber daya manusia dimana bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang diharapkan mampu menunjang pembangunan di bidang-bidang lainnya.

Aset paling penting yang harus dimiliki oleh suatu organisasi atau lembaga dan harus diperhatikan dalam manajemen adalah tenaga kerja atau manusia (sumber daya manusia), karena mereka inilah yang mampu bekerja untuk membuat tujuan, mengadakan inovasi, dan mencapai tujuan organisasi.

Sumber daya manusia menurut Hasibuan (2007: 245) yaitu:

Kemampuan terpadu dari daya pikir dan daya fisik yang dimiliki individu. Perilaku dan sifatnya ditentukan oleh keturunan dan lingkungannya, sedangkan prestasi kerjanya dimotivasi oleh keinginan untuk memenuhi kepuasannya.

Peran Sumber Daya Manusia dalam suatu organisasi atau perusahaan sangatlah strategis, dimana fungsi sumber daya manusia itu menjadi suatu kunci dalam pencapaian keberhasilan suatu perusahaan. Sumber Daya Manusia yang strategis akan memberikan nilai tambah (added value) sebagai tolak ukur keberhasilan usaha. Kemampuan Sumber Daya Manusia itu semakin baik, maka perusahaan itu akan menjadi perusahaan yang berproduktif.

Perusahaan yang maju pada umumnya berevolusi dari perusahaan yang menganggap sumber daya manusia itu sebagai alat pekerja, kini berubah menjadi penghargaan terhadap sumber daya manusia yang berkompetensi. Kecenderungan yang kini berlangsung adalah pekerja yang dituntut memiliki pengetahuan baru (knowledge-intensive, high tech – knowledgeable) yang sesuai dinamika perubahan yang tengah berlangsung. Human capital yang mengacu kepada pengetahuan, pendidikan, latihan, keahlian, ekspertis tenaga


(12)

kerja perusahaan kini menjadi sangat penting, dibandingkan dengan waktu-waktu lampau.

Perubahan-perubahan yang mendasar dalam lingkungan bisnis telah menyebabkan pergeseran dalam urutan pentingnya manajemen sumber daya manusia dan fungsi sumber daya manusia. Departemen sumber daya manusia diberi kesempatan mengambil peran penting dalam perekrutan pekerja di dalam perusahaan, dimana semakin memiliki sumber daya yang berkompetensi, maka perusahaan itu sendiri akan menjadi berkembang. Hal ini terjadi karena fungsi sumber daya manusia sedang berubah menjadi sumber daya yang penting.

Salah satu cara dalam membangun Sumber Daya Manusia perusahaan adalah melalui pendidikan dan pelatihan. Pendidikan dan pelatihan adalah sebagai upaya penggerak organisasi dalam mewujudkan eksistensinya dan agar tercapai suatu tujuan organisasi/perusahaan, sehingga dapat menciptakan kualitas kinerja yang baik berupa keadaan dimana para karyawan dapat bekerja dengan baik sesuai dengan pengetahuan dan keterampilannya. Dengan pendidikan dan pelatihan tersebut diharapkan dapat meningkatkan Sumber Daya Manusia.

PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero). sangat menyadari akan pentingnya pengembangan sumber daya manusia melalui pendidikan dan pelatihan bagi pegawainya, mengingat semakin tingginya tuntutan pelayanan bagi masyarakat/nasabah. Pendidikan dan pelatihan bagi pegawai PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero). dilakukan dengan membentuk Divisi Pendidikan dan Pelatihan (Divisi Diklat) yang berkedudukan di Jakarta dan 6 (enam) Sentra Pendidikan yang berlokasi di berbagai wilayah di Indonesia, diantaranya: Sentra Pendidikan BRI Bandung, Sentra Pendidikan BRI Yogyakarta, Sentra Pendidikan BRI Surabaya, Sentra Pendidikan BRI Makasar, Sentra Pendidikan BRI Padang, dan Sentra Pendidikan BRI Jakarta. Tugas utama Divisi Diklat Kantor Pusat BRI yaitu, (1) meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia BRI yang meliputi upaya-upaya untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap para pekerja melalui


(13)

3

pengembangan, pembinaan dan pelaksanaan program-program pendidikan dan pelatihan. (2) membangun hubungan kerjasama yang utuh, terintegrasi dan terencana, baik dengan pihak dalam maupun luar negeri dalam bidang pendidikan.

Kedua tugas tersebut didasarkan pada perencanaan sumber daya manusia dan perkembangan situasi bisnis perbankan yang diharapkan dapat meningkatkan image perusahaan.

Divisi Diklat Kantor Pusat BRI dikhususkan untuk pendidikan dan pelatihan bagi pegawai/staff Kantor Pusat BRI, bagi pegawai/staff Kantor Wilayah dan Kantor Cabang BRI seluruh Indonesia, dan bagi Pembina Sentra-sentra Pendidikan BRI. Sedangkan khusus untuk 6 (enam) Sentra Pendidikan BRI, diprioritaskan untuk penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan pegawai/staff Kantor BRI Unit di wilayah masing-masing.

Sentra Pendidikan BRI Bandung didirikan pada tahun 1988 berdasarkan SK. Direksi NoKep.S.36-DIR/POR/7/1988 tanggal 7 Juli 1988, tentang pembentukan Sentra Pendidikan pada Urusan Pendidikan dan Pelatihan, yang bertugas untuk menyelenggarakan program-program pendidikan bidang unit/Mikro bagi Pegawai BRI Unit/Mikro.

Masalah-masalah dihadapi saat proses pendidikan dan pelatihan berjalan, salah satunya adalah masalah yang datang dari peserta pendidikan. Peserta pendidikan merupakan pegawai BRI yang berhak mendapat pelayanan berupa pendidikan dan pelatihan.

Berdasarkan penilaian yang dilakukan oleh Divisi Diklat Kantor Pusat BRI dan dilakukan selama 2 tahun sekali, sejauh ini Sentra Pendidikan BRI Bandung masih terbilang memadai dalam penyelengaraan pendidikan dan pelatihan. Namun masih ada temuan yang harus diperbaiki diantaranya: 1. Kebersihan sarana dan prasarana masih harus diperbaiki.

2. Pelayanan Internal masih harus ditingkatkan.

Selain itu, hasil FPK (Forum Peningkatan Kinerja) yang dilakukan secara rutin oleh Sentra Pendidikan BRI Bandung terdapat beberapa permasalahan yang harus diselesaikan diantaranya:


(14)

1. Keluhan mengenai modul/materi pendidikan dan pelatihan sebagian masih ada yang menggunakan modul lama, sehingga tidak relevan dengan situasi dan kondisi saat ini.

2. Kualitas layanan internal masih harus ditingkatkan, salah satunya dari kualitas catering, keramahan dari satpam dan kecepatan pemberian nilai ke Kantor Cabang BRI masing-masing Unit.

Kepuasan peserta pendidikan dan pelatihan merupakan hal yang penting, karena Sendik BRI Bandung ini berdiri untuk memberikan pelayanan pendidikan dan pelatihan bagi Pegawai BRI. Kotler (Effendi M. Guntur 2010: 69) menyatakan bahwa „kepuasan pelanggan adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil yang ia rasakan

dibandingkan dengan harapannya‟. Jika kebutuhan peserta pendidikan tidak terpenuhi dan harapan peserta pendidikan belum tercapai, maka peserta pendidikan dan pelatihan merasakan ketidakpuasan.

Sutopo & Suryanto (2006: 33) mengatakan “salah satu indikator adanya

kepuasan pelanggan adalah tidak adanya keluhan dari pelanggan”. Pada kenyataannya di Sendik BRI Bandung masih terdapat keluhan-keluhan yang datang dari peserta pendidikan, hal ini berarti masih ada tingkat ketidakpuasan pada peserta pendidikan. Keluhan tersebut mengenai konsumsi, akomodasi, dan keluhan mengenai penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan itu sendiri.

Meningkatkan kepuasan pelanggan merupakan hal yang sangat penting bagi lembaga. Tjiptono & Diana (2003: 89) mengatakan “dalam pendekatan TQM, kualitas ditentukan oleh pelanggan.” Untuk lembaga seperti Sendik BRI Bandung, kepuasan peserta pendidikan berpengaruh terhadap citra lembaga, dan merupakan perwujudan dari pengabdian kepada masyarakat dan semua itu ditentukan oleh masyarakat yang menjadi konsumen.

Untuk menciptakan kepuasan pelanggan itu perlu dilakukan beberapa langkah, seperti yang dipaparkan oleh Suryadi (2011: 98) “organisasi perlu untuk mengidentifikasi kebutuhan pelanggan, desain produk, dan menciptakan sistem pelayanan yang dapat mencapai kebutuhan tersebut dan


(15)

5

mengukur hasilnya sebagai dasar pengembangan organisasi”. Dengan langkah-langkah tersebut organisasi akan bisa menciptakan kepuasan peserta pendidikan.

Penelitian mengenai kepuasan pelanggan penting untuk mengetahui sejauh mana tingkat kepuasan siswa terhadap kinerja lembaga yang tentunya akan menjadi pedoman dalam pembuatan skala prioritas kebijakan dalam meningkatkan kualitas jasa yang sesuai dengan apa yang diharapkan oleh pelanggan yaitu peserta pendidikan dan pelatihan.

Dari pemaparan permasalahan mengenai kepuasan peserta pendidikan maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh

Mutu Pelayanan Pendidikan dan Pelatihan Terhadap Kepuasan Peserta

Pendidikan dan Pelatihan di Sentra Pendidikan BRI Bandung”.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah adalah suatu gambaran umum mengenai ruang lingkup objek penelitian, batasan bidang penelitian dan penelaahan variabel penelitian.

Berdasarkan latar belakang yang telah diungkapkan sebelumnya, maka hal tersebut menimbulkan beberapa pertanyaan apakah pelayanan yang diberikan oleh pihak lembaga diklat dapat dikatakann berkualitas sehingga memiliki dampak terhadap kepuasan peserta diklat. Karena kepuasan pelanggan menurut Suryadi (2011: 100) disebabkan oleh 3 hal yaitu “kualitas yang dirasakan, nilai yang dirasakan, dan harapan pelanggan, dari kepuasan itu akan menghasilkan keluhan pelanggan atau kesetiaan pelanggan”. Dengan kata lain jika ada keluhan berarti pelanggan masih merasakan ketidakpuasan.

Untuk membatasi permasalahan yang diteliti sehingga diperoleh kejelasan maksud dan tujuan terhadap objek yang akan diteliti, maka penulis mengungkapkan rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana mutu pelayanan pendidikan dan pelatihan di Sentra Pendidikan BRI Bandung?


(16)

2. Bagaimana kepuasan peserta pendidikan dan pelatihan di Sentra Pendidikan BRI Bandung?

3. Seberapa besar pengaruh mutu pelayanan pendidikan dan pelatihan terhadap kepuasan peserta pendidikan dan pelatihan di Sentra Pendidikan BRI Bandung?

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh mutu pelayanan pendidikan dan pelatihan terhadap kepuasan peserta diklat di Sentra Pendidikan BRI Bandung.

2. Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus yang ingin dicapai oleh penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Mendapatkan gambaran mengenai mutu pelayanan pendidikan dan pelatihan di Sentra Pendidikan BRI Bandung.

b. Mendapatkan gambaran mengenai kepuasan peserta pendidikan dan pelatihan di Sentra Pendidikan BRI Bandung.

c. Mendapatkan gambaran mengenai pengaruh mutu pelayanan pendidikan dan pelatihan terhadap kepuasan peserta pendidikan dan pelatihan di Sentra Pendidikan BRI Bandung.

D. Metode Penelitian

Menurut Furchan (1982: 50) metode penelitian merupakan “strategi umum yang dianut dalam pengumpulan dan analisis data yang diperlukan,

guna menjawab persoalan yang dihadapi”. Dapat diambil kesimpulan dari pendapat Furchan bahwa metode penelitian merupakan strategi untuk memecahkan permasalahan penelitian dengan cara pengumpulan data kemudian data itu dianalisis. Metode penelitian yang digunakan untuk memecahkan masalah adalah metode penelitian kuantitatif deskriptif yang


(17)

7

merupakan penelitian ilmiah yang sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya.

E. Manfaat Penelitian 1. Segi Teoritis

Secara teoritis penelitian ini akan memberikan gambaran mengenai pengaruh mutu pelayanan pendidikan dan pelatihan terhadap kepuasan peserta pendidikan dan pelatihan, sebagai sarana memberikan referensi untuk pengembangan Ilmu Administrasi Pendidikan kedepan.

2. Segi Operasional

a. Bagi Peneliti, diharapkan dengan dilakukannya penelitian ini akan menambah wawasan dan pengetahuan dalam pengembangan ilmu Administrasi Pendidikan khususnya dalam pengaruh mutu pelayanan pendidikan dan pelatihan terhadap kepuasan peserta pendidikan dan pelatihan.

b. Bagi lembaga, diharapkan dengan dilakukan penelitian ini dapat menjadi masukan bagi pihak lembaga dalam bidang mutu pelayanan pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan kepuasan peserta pendidikan dan pelatihan.

c. Bagi dunia pendidikan, diharapkan dengan dilakukannya penelitian ini menjadi sumber rujukan tambahan dalam bidang mutu pelayanan pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan kepuasan peserta pendidikan dan pelatihan.

F. Struktur Organisasi Penelitian

Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai skripsi ini, penulis sajikan uraian dari sistematika skripsi yang berisi mengenai isi skripsi. Adapun sistematika pembahasannya adalah sebagai berikut:

1. Bab I menjelasakan pendahuluan yang mencakup latar belakang masalah, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, metode


(18)

penelitian, manfaat penelitian dan struktur organisasi penelitian.

2. Bab II menjelaskan mengenai kajian pustaka yang mencakup konsep mutu pelayanan, konsep kepuasan pelanggan dan meningkatkan kepuasan pelanggan, konsep pendidikan dan pelatihat, kemudian menjelaskan penelitian terdahulu yang relevan, lalu kerangka pikir dan hipotesis.

3. Bab III menjelaskan metode penelitian yang digunakan untuk memecahkan permasalahan penelitian, yang didalamnya terdiri dari pertama lokasi dan subjek populasi/sampel penelitian serta penjelasan cara pemilihan sampel dan justifikasi pemilihan desain penelitian. Kedua, berisi desain penelitian serta justifikasi pemilihan desain penelitian itu. Ketiga, metode penelitian dan justifikasi penggunaan metode penelitian tersebut. Keempat kisi-kisi instrumen yang didalamnya variabel penelitian yang melahirkan indikator, yang akan dijabarkan dalam instrumen penelitian. Kelima, berisi instrumen serta cara melakukan atau menggunakan instrumen tersebut. Keenam, proses pengembangan instrumen, antara lain; pengujian validitas, reliabilitas, daya beda, tingkat kesukaran, dan karakter lainnya. Ketujuh, teknik pengumpulan data dan alasan rasionalnya. Kedelapan, analisis data; melaporkan secara rinci tahap-tahap analisis data, serta teknik yan dipakai.

4. Bab IV menjelaskan hasil penelitian dan pembahasan terdiri dari dua hal utama yaitu pengolahan atau analisis data untuk menghasilkan temuan berkaitan dengan masalah penelitian, pertanyaan penelitian, hipotesis, tujuan penelitian, lalu yang kedua adalah pembahasan atau analisis dari temuan yang didapat dari hasil lapangan.

5. Bab V menjelaskan kesimpulan dan saran, menyajikan penafsiran dan pemaknaan yang dijelaskan dan dipaparkan oleh peneliti terhadap hasil analisis temuan dilapangan.


(19)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian

Sebuah penelitian memerlukan suatu objek untuk diteliti yang nantinya digunakan sebagai sumber data, tentunya objek tersebut disesuaikan dengan masalah mengenai penelitian itu. Objek tersebut tentunya harus ditetapkan pada suatu lokasi penelitian, sehingga lokasi penelitian sangat diperlukan dalam penelitian ini. Untuk itu penulis memaparkan uraian yang berkenaan dengan lokasi, populasi, dan sampel penelitian.

1. Lokasi Penelitian

Lokasi dalam penelitian ini adalah tempat peneliti melakukan penelitian tentang pengaruh mutu pelayanan pendidikan dan pelatihan terhadap kepuasan peserta pendidikan dan pelatihan. Penelitian akan dilakukan di Sentra Pendidikan BRI Bandung yang berada di Jl. Raya Lembang Bandung, Jawa Barat.

2. Populasi Penelitian

Populasi merupakan kumpulan dari beberapa objek/subjek yang ditetapkan oleh peneliti sebagai sumber data penelitian. Hal tersebut sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Sugiyono (2010: 55) yang menyatakan bahwa, “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulannya”.

Penulis dapat menarik kesimpulan bahwa untuk mendapatkan populasi yang sesuai dengan kajian penelitian, maka peneliti harus mengidentifikasi terlebih dahulu jenis data yang diperlukan, yaitu harus relevan dan mengacu pada permasalahan penelitian.


(20)

Permasalahan pokok dalam penelitian ini adalah seberapa besar pengaruh mutu pelayanan pendidikan dan pelatihan terhadap kepuasan peserta pendidikan dan pelatihan. Maka, yang dijadikan populasi oleh peneliti adalah siswa atau peserta pendidikan dan pelatihan yang mengikuti diklat di Sentra Pendidikan BRI pada periode bulan Juli 2013 yaitu 6 angkatan peserta jenis Program Pendidikan Aplikasi Mantri Grade 3 sebanyak 139 orang. Adapun rinciannya sebagai berikut:

Tabel 3.1

Distribusi Populasi Penelitian

No. Kategori Jumlah Peserta

Diklat

1. Mantri Grade 3 Angkatan 17 23

2. Mantri Grade 3 Angkatan 18 24

3. Mantri Grade 3 Angkatan 19 22

4. Mantri Grade 3 Angkatan 20 24

5. Mantri Grade 3 Angkatan 21 22

6. Mantri Grade 3 Angkatan 22 24

Jumlah Populasi 139

Sumber: Bidang Akademik dan Pemasaran Sentra Pendidikan BRI Bandung (2013)

3. Sampel Penelitian

Sementara sampel penelitian merupakan bagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data yang dapat mewakili seluruh potensi yang ada dalam populasi (representatif). Yatin Riyanto (2001: 64) mengemukakan bahwa: “Sampel dapat didefinisikan sebagai sembarang himpunan yang merupakan bagian dari suatu populasi”. Sementara

Sugiyono (2006: 91) mengemukakan: “Sampel adalah sebagian dari

jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Kemudian dalam penarikan sampel pada suatu populasi harus memperhatikan teknik-teknik yang benar dalam penentuan sampel dalam suatu populasi. Dengan demikian sampel yang diambil berdasarkan data yang dapat mewakili populasi secara keseluruhan. Penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik Probability Sampling melalui Proportionate Stratified Random Sampling atau sampling acakan dengan


(21)

36

stratifikasi. Teknik ini digunakan karena anggota dalam populasi bersifat heterogen (tidak sejenis) sehingga dilakukan stratifikasi secara proporsional. Teknik ini dilakukan untuk mempermudah penelitian dengan cara menggolongkan populasi menurut ciri-ciri tertentu atau stratifikasi. Nasution (2009: 92), mengemukakan keuntungan yang diperoleh dari penggunaan teknik ini dalam penelitin, sebagai berikut :

Keuntungan sampling acakan secara proporsi berdasarkan stratifikasi ialah bahwa sampel yang diperoleh lebih representatif daripada sampel yang diperoleh dengan sampling acakan sederhana, dengan jumlah yang sama bagi tiap kategori.

Teknik sampling acakan secara proporsional berdasarkan stratifikasi dengan sendirinya akan meminimalisir kesalahan, karena sampling tersebut pada dasarnya lebih menggambarkan populasi yang sesungguhnya. Hal ini, karena teknik tersebut telah memperhitungkan ciri-ciri tertentu dari populasi yang diteliti. Adapun penetapan besaran sampel dalam penelitian ini ditentukan menurut rumus Taro Yamane (Akdon, 2008: 107), yaitu :

Keterangan:

n = besaran sampel N = besaran populasi d = Presisi

Kemudian disebutkan bahwa presisi merupakan kesalahan baku atau standar error. Biasanya besar presisi pada penelitian bidang-bidang sosial yaitu antara 5% sampai dengan 10%. Sehingga penulis memilih presisi sebesar 10% untuk penelitian ini, dengan demikian diperoleh sampel sebanyak:

Tabel 3.2

Penentuan Besaran Sampel

n =

N 139 139 139

n = = = = = 58,15 = 58 N.d2+1 139.0,12+1 1,39+1 2,39


(22)

Sehingga dapat diperoleh jumlah sampel dari keseluruhan populasi adalah sebanyak 58 siswa atau peserta diklat yang tersebar dalam 6 angkatan. Untuk menentukan besaran sampel dari masing-masing angkatan (kategori) secara proporsional, dilakukan perhitungan dengan melakukan stratifikasi atau penggolongan, memakai rumusan alokasi proporsional dari Sugiyono (dikutip dalam Akdon, 2008: 108), yaitu :

Keterangan :

ni : jumlah sampel menurut stratum n : jumlah sampel seluruhnya Ni : jumlah populasi menurut stratum N : jumlah populasi seluruhnya

Tabel 3.3

Perhitungan Besaran Sampel

Berdasarkan Teknik Proportionate Stratified Random Sampling

No. Kategori Ni

Ni ni = --- n

N

Sampel

1. Mantri Grade 3 Angkatan 17 23 23 / 139 x 58 = 9,59 10

2. Mantri Grade 3 Angkatan 18 24 24 / 139 x 58 = 10,01 10

3. Mantri Grade 3 Angkatan 19 22 22 / 139 x 58 = 9,18 9

4. Mantri Grade 3 Angkatan 20 24 24 / 139 x 58 = 10,01 10

5. Mantri Grade 3 Angkatan 21 22 22 / 139 x 58 = 9,18 9

6. Mantri Grade 3 Angkatan 22 24 24 / 139 x 58 = 10,01 10

Jumlah 139 58

B. Desain Penelitian

“Desain penelitian merupakan rencana tentang cara mengumpulkan dan

menganalisis data agar dapat dilaksanakan secara ekonomis serta serasi

dengan tujuan penelitian itu (Nasution, 2009: 23)”. Menurut Ali (1985: 72), “Rancangan penelitian pada dasarnya merupakan keseluruhan proses pemikiran dan penentuan secara masal hal-hal yang akan dilakukan dan akan

Ni ni = n N


(23)

38

dijadikan pedoman selama pelaksanaan penelitian”. Nasution (2009: 23-24) mengemukakan kegunaan desain penelitian, sebagai berikut :

1. Desain memberikan pegangan yang lebih jelas kepada peneliti dalam melakukan penelitiannya. Dalam penelitian, desain merupakan syarat mutlak agar dapat meramalkan sifat pekerjaan serta kesulitan yang akan dihadapi.

2. Desain menentukan batas-batas penelitian yang bertalian dengan tujuan penelitian.

3. Desain penelitian selain memberikan gambaran yang jelas tentang apa yang harus dilakukan juga memberi gambaran tentang macam-macam kesulitan yang akan dihadapi yang mungkin juga telah dihadapi oleh peneliti lain.

Dari pemaparan di atas, terlihat bahwa dengan adanya desain atau rancangan penelitian, maka akan memudahkan peneliti dalam melaksanakan penelitian dan mencapai tujuan yang diharapkan dari penelitiannya. Desain penelitian merupakan suatu gambaran atau pola penelitian yang akan dilaksanakan. Dengan adanya desain penelitian, maka tingkat efektivitas dan efisiensi akan optimal, terlebih dalam penggunaan waktu, biaya, tenaga, serta sumber daya lainnya yang dibutuhkan dalam penelitian. Shah (dikutip dalam Nazir, 2003: 84) mengemukakan bahwa:

Desain penelitian dalam arti sempit hanya mengenai pengumpulan dan analisis data, sementara dalam arti luas, desain penelitian mencakup hal-hal sebagai berikut :

 Identifikasi dan pemilihan masalah penelitian

 Pemilihan kerangka konseptual untuk masalah penelitian serta hubungan-hubungan dengan penelitian sebelumnya

 Memformasikan masalah penelitian termasuk membuat spesifikasi dari tujuan, luas jangkau (scope), dan hipotesis untuk diuji

 Membangun penyelidikan atau percobaan

 Memilih serta memberi definisi terhadap pengukuran variabel-variabel

 Memilih prosedur dan teknik sampling yang digunakan

 Menyusun alat serta teknik mengumpulkan data

Membuat coding serta mengadakan editing dan processing data

 Menganalisis data serta pemilihan prosedur statistik untuk mengadakan generalisasi serta inferensi statistik

 Pelaporan hasil penelitian, termasuk proses penelitian, diskusi serta interpretasi data, generalisasi, kekurangan-kekurangan dalam penemuan, serta mengajukan beberapa saran dan kerja peneliti yang akan datang


(24)

Dengan mengacu pada pendapat ahli di atas, maka penulis mencoba memaparkan desain dari penelitian ini, sebagai berikut :

Gambar 3.1 Desain Penelitian

Penulis mencoba menggambarkan desain penelitian dalam konsep sistem, yaitu penelitian ini terdiri dari tiga bagian sistem diantaranya terdiri dari input, proses, dan output. Di bagian input itu menggambarkan latar belakang penelitian ini dilakukan yang terdiri dari fenomena makro dan mikro, yang bagian-bagiannya telah dijelaskan dalam kerangka pikir di Bab II. Pada dasarnya, latar belakang penelitian ini lahir dari hasil studi pendahuluan peneliti terhadap masalah penelitian. Dalam input ini, menyangkut aspek konseptual dan fakta empirikal yang tergambar dalam latar belakang. Bagian terpenting lainnya setelah dilakukan studi pendahuluan adalah perumusan masalah penelitian. Rumusan masalah akan memperjelas alur penelitian terhadap pengujian hipotesis penelitian. Dari rumusan masalah ini, akan muncul asumsi-asumsi dasar peneliti terhadap variabel yang diteliti, sehingga lahirlah hipotesis penelitian berdasarkan anggapan dasar yang diperoleh penulis dari kerangka pikir, baik kerangka

Proses Output

Pengumpulan Data Analisi Data Variabel X & Y

Pengujian Hipotesis Latar Belakang

Masalah Fenomena Makro Yuridis

Filosofis Teoritik/Normatif

Fenomena Mikro Empirik

Input

Studi Pendahuluan

Anggapan dasar : Hipotesis Rumusan Masalah

Metode & Pendekatan

Kesimpulan


(25)

40

konseptual dan praktik. Selanjutnya, lahirnya hipotesis penelitian akan menentukan metode dan pendekatan penelitian yang akan digunakan. Dengan demikian, bagian input lebih mengacu pada perencanaan penelitian. Bagian selanjutnya adalah proses, yaitu berhubungan dengan operasional penelitian, meliputi pengumpulan dan analisis data yang diarahkan pada pengujian hipotesis penelitian. Dalam bagian proses, banyak langkah dilakukan sebelum melakukan pengumpulan data, seperti mendefinisikan variabel penelitian, menyusun alat pengumpulan data, dan lainnya. Bagian proses ini, dapat juga dinamakan lahan interpretasi data. Maka dari hal ini, akan muncul kesimpulan dari penelitian yang tiada lain adalah pengujian hipotesis itu sendiri. Penarikan kesimpulan atas hasil dari analisis data dan pengujian hipotesis merupakan output penelitian. Dengan output ini akan diperoleh informasi apakah hipotesis penelitian yang disusun oleh penulis adalah sama dengan hasil penelitian atau sebaliknya. Bagian ini juga, akan melahirkan berbagai rekomendasi atau feedback yang nantinya dapat digunakan untuk berbagai pihak, baik untuk diteliti kembali atau bahkan digunakan/dimanfaatkan.

C. Metode Penelitian dan Pendektan Penelitian

Metode penelitian merupakan suatu cara ataupun teknik yang dipergunakan sebagai alat bantu untuk mengumpulkan data serta menganalisisnya agar diperoleh suatu kesimpulan guna mencapai tujuan

penelitian. Menurut Surakhmad (1998: 31), “Metode merupakan cara utama

yang dipergunakan untuk mencapai tujuan, misalnya untuk menguji serangkaian hipotesis, dengan menggunakan teknik serta alat-alat tertentu”.

Untuk menemukan jawaban penelitian yang berjudul “Pengaruh Mutu

Pelayanan Pendidikan dan Pelatihan Terhadap Kepuasan Peserta Pendidikan dan Pelatihan di Sentra Pendidikan BRI Bandung”, yang sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian, maka digunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif.


(26)

Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 86) menyatakan bahwa: “Metode Deskriptif adalah metode penelitian yang digunakan dalam mengkaji permasalahan-permasalahan yang terjadi saat ini atau masa sekarang”. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat hubungan antarfenomena yang diselidiki. Penelitian deskriptif mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat, serta tata cara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu, termasuk tentang hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan serta proses-proses yang sedang berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena.

Seperti yang sudah diketahui, permasalahan yang diangkat dan diteliti dalam penelitian ini yaitu berkaitan dengan hubungan dua variabel, maka metode yang tepat digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif dimana penggambaran data-data yang diperoleh benar-benar aktual yang disajikan dalam bentuk angka-angka sebagai hasil penelitian yang dilakukan terhadap populasi ataupun sampel penelitian. Nana Sudjana (1996: 53) mengemukakan pentingnya metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif sebagai berikut:

Metode penelitian deskriptif dengan pendekatan secara kuantitatif digunakan apabila bertujuan untuk mendeskripsikan atau menjelaskan peristiwa atau suatu kejadian yang terjadi pada saat sekarang dalam bentuk angka yang bermakna.

Selain menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan secara kuantitatif, penelitian ini ditunjang pula dengan studi kepustakaan terhadap sumber-sumber yang relevan dengan masalah yang diteliti yang berupa buku-buku, jurnal, blog yang jelas, laporan penelitian dan lain-lain, sehingga teori-teori yang diperoleh dapat dijadikan bahan rujukan dalam mengkaji permasalahan penelitian. Seperti pendapat Winarno Surakhmad (1998: 61) mengemukakan tentang pentingnya studi kepustakaan dalam penelitian, sebagai berikut:


(27)

42

Penyelidikan kepustakaan (bibiliografis) tidak diabaikan sebab disinilah peneliti berusaha menemukan keterangan mengenai segala sesuatu yang relevan dengan masalahnya, yaitu teori yang dipakainya, pendapat para ahli mengenai aspek itu, penelitian yang sedang berjalan atau masalah-masalah yang disarankan oleh para ahli.

D. Definisi Operasional

Moh. Nazir (2003: 152) mengemukakan bahwa “Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel dengan cara memberikan arti atau menspesifikasikan kegiatan ataupun memberikan suatu

operasional”.

Berdasarkan uraian di atas peneliti menyimpulkan bahwa definisi operasional adalah suatu definisi diberikan oleh peneliti dan sekaligus memberikan penjelasan tentang cara mengukur masing-masing variabel penelitian.

1. Mutu Pelayanan Pendidikan dan Pelatihan

Definisi operasional mutu pelayanan pendidikan dan pelatihan adalah tingkat usaha lembaga memberikan pelayanan/jasa berupa pendidikan dan pelatihan kepada peserta pendidikan dengan sebaik-baiknya memenuhi standar yang ada dan memenuhi kebutuhan peserta pendidikan.

Menurut Parasuraman, Zeithaml dan Berry yang dikutip oleh Alma (2005: 31-32) “terdapat lima dimensi pokok kualitas jasa, yaitu tangible (bukti fisik), reliability (keandalan), responsiveness (daya tanggap), assurance (jaminan), dan emphaty (empati)”. Kelima dimensi tersebut yang akan dijadikan sebagai pengukur ketercapaian kepuasan peserta diklat terhadap pelayanan jasa yang diberikan oleh pihak lembaga diklat.

2. Kepuasan Peserta Pendidikan dan Pelatihan

Menurut Sopiatin (2010: 33) “kepuasan merupakan fungsi dari layanan yang diterima dengan harapan, dan kepuasan berbanding lurus dengan harapan dan layanan yang diberikan”. Kepuasan peserta


(28)

pendidikan dan pelatihan sendiri adalah suatu perasaan yang timbul setelah peserta diklat selaku pelanggan utama lembaga diklat mengkonsumsi produk/jasa pendidikan yang telah diberikan oleh pihak lembaga diklat. Peserta diklat akan mengevaluasi antara kesannya terhadap kinerja dan pelayanan yang telah dia terima dengan harapannya terhadap pelayanan sebagai standar kepuasan yang dia rasakan selama mempergunakan produk/jasa tersebut.

Dengan demikian kepuasan peserta diklat merupakan suatu sikap yang diperlihatkan oleh siswa baik itu bersifat positif maupun negatif atas kesesuaian harapan dengan kenyataan yang mereka terima dalam hal pelayanan jasa pendidikan maupun proses belajar mengajar yang diberikan oleh pihak lembaga diklat.

E. Instrumen Penelitian

Sugiyono (2006: 119) mengemukakan bahwa: “Instrumen penelitian

adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial”.

Instrumen penelitian digunakan untuk memperoleh data yang diperlukan, yang secara spesifik berhubungan dengan variabel penelitian. Alat ukur atau instrumen yang digunakan harus berdasarkan pada karakteristik sumber data dari variabel yang diteliti, sehingga mempermudah peneliti dalam memperoleh data dan informasi yang dibutuhkan. Akdon (2008: 130), mengemukakan bahwa: “Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur

nilai variabel yang akan diteliti”.

Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket.

“Angket atau kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan

untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui” (Arikunto, 2006: 151). Kemudian, Nana Syaodih (2009: 210) mengemukakan bahwa: “Angket atau kuesioner adalah suatu teknik atau cara pengumpulan data secara tidak langsung (peneliti tidak langsung bertanya jawab dengan responden)”. Angket tidak selalu berbentuk pertanyaan, melainkan dapat pula berupa pernyataan. Jenis


(29)

44

angket yang digunakan adalah angket bersruktur atau tertutup. Akdon (2008:

132), mendefinisikan “Angket berstruktur (angket tertutup) adalah angket

yang disajikan sedemikian rupa sehingga responden diminta untuk memilih satu jawaban yang sesuai dengan karakter dirinya dengan cara memberikan tanda silang (x) atau tanda checklist (√)”. Sementara, Burhan Bungin (2009: 123), mengemukakan bahwa :

Angket langsung tertutup adalah angket yang dirancang sedemikian rupa untuk merekam data tentang keadaan yang dialami oleh responden sendiri, kemudian semua alternatif jawaban yang harus dijawab oleh responden tertera dalam angket tersebut.

Angket digunakan untuk meminta keterangan atau informasi kepada responden yang berhubungan dengan variabel yang diteliti. Dengan demikian, variabel serta sumber data penelitian harus jelas, sehingga instrumen yang dirumuskan sesuai dengan karakteristik sumber data.

1. Variabel Penelitian dan Sumber Data Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel X (Mutu Pelayanan Diklat) dan variabel Y (Kepuasan Peserta Diklat). Adapun yang menjadi sumber data dalam penelitian ini adalah siswa atau peserta pendidikan dan pelatihan yang mengikuti diklat di Sentra Pendidikan BRI pada periode bulan Juli 2013 yaitu 6 angkatan peserta jenis Program Pendidikan Aplikasi Mantri Grade 3. Peserta diklat dipilih sebagai responden yang akan memberikan gambaran terkait variabel-variabel yang diteliti.

2. Teknik Pengukuran Variabel Penelitian

Untuk mengukur masing-masing variabel, disusun dua format instrumen penelitian yang sesuai dengan variabel yang diteliti, yaitu format instrumen variabel X dan variabel Y. Teknik pengukuran kedua variabel dilakukan dengan mengunakan Skala Likert. “Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial” (Sugiyono, 2010: 134).


(30)

Dalam pengukuran dengan menggunakan Skala Likert, masing-masing variabel penelitian dijabarkan menjadi indikator yang akan dijadikan titik tolak dalam merumuskan item-item pertanyaan atau pernyataan. Skala Likert yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah empat gradasi atau skala yang masing-masing memiliki skor untuk kepentingan analisis kuantitatif. Adapun analisis jawaban yang digunakan dalam Skala Likert,

tertera dalam tabel sebagai berikut :

Tabel 3.4 Tabel Skala Likert

Analisis Jawaban Skor Analisis Jawaban Skor

Sangat Setuju (SS) 4 Sangat Memuaskan (SM) 4

Setuju (ST) 3 Memuaskan (MM) 3

Ragu-ragu (RG) 2 Kurang Memuaskan(KM) 2

Tidak Setuju (TS) 1 Tidak Memuaskan (TM) 1

3. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian

Kisi-kisi instrumen penelitian sangat dibutuhkan untuk mempermudah penyusunan instrumen penelitian, karena akan terlihat dimensi dan indikator dari masing-masing variabel yang selanjutnya dijabarkan dalam bentuk pertanyaan atau pernyataan sebagai instrumen penelitian. Dalam penelitian ini, terdapat dua format kisi-kisi instrumen, yaitu kisi-kisi instrumen variabel X dan kisi-kisi instrumen variabel Y, yang terdapat dalam tabel di bawah ini :

Tabel 3.5

Kisi-kisi Instrumen Variabel X

Variabel Dimensi Indikator Item

Mutu Pelayanan

Diklat (Variabel X)

Tangibles

Penampilan staf lembaga 1 & 2

Kelengkapan sarana 3 – 8

Fisik bangunan 9 – 12

Reliability Konsistensi kinerja 13 – 17

Sifat dapat dipercaya 18 & 19 Responsiveness

Memberikan bantuan dan

tanggapan kepada peserta diklat 20 – 22 Kepekaan terhadap peserta diklat 23 & 24


(31)

46

Variabel Dimensi Indikator Item

Mutu Pelayanan

Diklat (Variabel X)

Assurance

Memiliki kompetensi 25 & 26

Bersikap adil dalam pelayanan 27 Terjamin keamanan dan

keselamatan 28

Emphaty

Bersikap sopan dan ramah 29

Memberikan perhatian kepada

peserta diklat 30

Menjalin hubungan yang baik 31 & 32

Tabel 3.6

Kisi-kisi Instrumen Variabel Y

Variabel Dimensi Indikator Item

Kepuasan Peserta Diklat

(Variabel Y)

Pra Pelaksanaan Diklat

Pemanggilan peserta diklat 1

Pendaftaran peserta diklat 2 & 3 Waktu

Pelaksanaan Diklat

Kesesuaian jadwal diklat 4

Lama pelaksanaan diklat 5

Penyajian Saat Diklat

Bahan pelajaran 6

Materi diklat 7

Metode pembelajaran 8 & 9

Media pembelajaran 10 & 11

Kedisiplinan peserta diklat 12 & 13

Konsumsi 14

Akomodasi 15 – 17

Kesehatan 18

Pasca Pelaksanaan

Diklat

Manfaat diklat 19 & 20

F. Proses Pengembangan Instrumen

Angket sebagai intrumen dalam penelitian ini, tidak langsung digunakan untuk mengumpulkan data. Akan tetapi dilakukan uji coba terlebih dahulu untuk mengetahui tingkat akurasinya terhadap responden yang memiliki


(32)

karakteristik sama dengan objek penelitian yang digunakan. Kegiatan ini dilakukan untuk menghindari kegagalan total dalam pengumpulan data, karena instrumen yang telah siap untuk digunakan namun belum diujicobakan seringkali memiliki beberapa kelemahan, baik dari segi bahasa, dimensi dan indikator dari masing-masing variabel, maupun pengukurannya. Selain itu, yang terpenting dalam uji coba angket ini adalah untuk memberi gambaran tingkat validitas dan realibilitas dari instrumen tersebut.

1. Pengujian Validitas

“Validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada objek penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti”

(Sugiyono, 2010: 363). Dari pengertian tersebut menunjukkan adanya kesamaan antara data yang dikumpulkan dengan kondisi atau data objek yang sesungguhnya sehingga dapat dikatakan valid (sahih). Sementara, Suharsimi Arikunto (2006: 168), mengemukakan bahwa :

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Sebuah instrumen dapat dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauhmana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel yang dimaksud.

Uji validitas yang dilakukan adalah uji validitas internal yang menyangkut uji validitas konstruksi dan uji validitas isi. Uji validitas konstruk dilakukan dengan berkonsultasi kepada ahli, dalam hal ini dosen pembimbing. Uji validitas isi dilakukan dengan membandingkan isi instrumen dengan dasar teori atau konsep yang relevan serta melakukan konsultasi dengan para ahli (dalam hal ini dosen pembimbing). Dalam prakteknya, uji validitas konstruksi dan validitas isi dilakukan dengan menggunakan kisi-kisi intrumen yang didalamnya terdapat variabel yang diteliti beserta dimensi yang dituangkan dalam item-item pernyataan sebagai jabaran dari indikator.


(33)

48

Kisi-kisi instrumen yang dibuat harus disusun berdasarkan teori yang relevan dengan rancangan penelitian yang telah ditetapkan. Uji validitas dilakukan dengan analisis item yaitu dengan mengkorelasikan antara skor item instrumen dengan skor total. Perhitungannya, dilakukan dengan bantuan aplikasi SPSS (Statistical Product and Service Solutions) versi 20.0 for Windows. Interpretasi terhadap korelasi dikemukakan oleh Sugiyono (2010: 178), bahwa :

Bila korelasi tiap faktor tersebut positif dan besarnya 0,3 ke atas, maka faktor tersebut merupakan construct yang kuat. Jadi berdasarkan analisis faktor tersebut dapat disimpulkan bahwa intrumen tersebut memiliki validitas konstruksi yang kuat.

Selain itu, Sugiyono (2006: 143) memperjelas pendapatnya, bahwa :

“Bila harga korelasi di bawah 0,30 maka dapat disimpulkan bahwa butir

instrumen tersebut tidak valid, sehingga harus diperbaiki atau dibuang”. Masrun (dalam Sugiyono, 2010: 188), mengemukakan bahwa :

Item yang mempunyai korelasi positif dengan kriterium (skor total) serta korelasi yang tinggi, menunjukkan bahwa item tersebut mempunyai validitas yang tinggi pula. Biasanya syarat minimum untuk dianggap memenuhi syarat adalah kalau r = 0,3.

Sedangkan patokan yang digunakan peneliti dalam penelitian ini, berdasarkan taraf signifikansi yang digunakan yaitu 95% (taraf kesalahan 5%) dengan N (jumlah responden) sebanyak 15, sehingga batas minimal yang terdapat dalam rtabel adalah 0,514. Dengan demikian, ketentuan yang diperoleh, sebagai berikut:

 Jika rhitung > rtabel, maka butir/item valid

 Jika rhitung < rtabel, maka butir/item tidak tidak valid

Uji validitas dilakukan sekaligus dengan uji reliabilitas instrumen. Uji validitas dilakukan oleh 15 responden yaitu 15 orang peserta diklat di Sentra Pendidikan BRI dengan jumlah item untuk variabel X sebanyak 32 buah dan variabel Y sebanyak 20 buah. Adapun hasil uji validitas untuk variabel X dan Y, sebagai berikut:


(34)

a. Uji Validitas Variabel X (Mutu Pelayanan Diklat)

Tabel 3.7

Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Variabel X No. Item rhitung rtabel Interpretasi

1 0,305 0,514 Tidak Valid

2 0,488 0,514 Tidak Valid

3 0,601 0,514 Valid

4 0,601 0,514 Valid

5 0,979 0,514 Valid

6 0,873 0,514 Valid

7 0,826 0,514 Valid

8 0,738 0,514 Valid

9 0,859 0,514 Valid

10 0,692 0,514 Valid

11 0,741 0,514 Valid

12 0,859 0,514 Valid

13 0,708 0,514 Valid

14 0,859 0,514 Valid

15 0,979 0,514 Valid

16 0,979 0,514 Valid

17 0,826 0,514 Valid

18 0,764 0,514 Valid

19 0,979 0,514 Valid

20 0,881 0,514 Valid

21 0,677 0,514 Valid

22 0,979 0,514 Valid

23 0,826 0,514 Valid

24 0,979 0,514 Valid

25 0,881 0,514 Valid

26 0,764 0,514 Valid

27 0,881 0,514 Valid

28 0,749 0,514 Valid

29 0,979 0,514 Valid

30 0,826 0,514 Valid

31 0,979 0,514 Valid


(35)

50

Dari tabel di atas, terlihat bahwa ada dua item pernyataan yang tidak valid yaitu item nomor 1 dan 2. Maka, berdasarkan saran dari pembimbing, kedua item tersebut tetap digunakan dengan catatan adanya perubahan redaksi. Karena apabila item tersebut dihapus dikhawatirkan tidak akan mewakili indikator yang diukur.

b. Uji Validitas Variabel Y (Kepuasan Peserta Diklat)

Tabel 3.8

Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Variabel Y No. Item rhitung rtabel Interpretasi

1 0,776 0,514 Valid

2 0,901 0,514 Valid

3 0,688 0,514 Valid

4 0,754 0,514 Valid

5 0,716 0,514 Valid

6 0,838 0,514 Valid

7 0,796 0,514 Valid

8 0,931 0,514 Valid

9 0,618 0,514 Valid

10 0,612 0,514 Valid

11 0,776 0,514 Valid

12 0,732 0,514 Valid

13 0,901 0,514 Valid

14 0,796 0,514 Valid

15 0,931 0,514 Valid

16 0,931 0,514 Valid

17 0,931 0,514 Valid

18 0,931 0,514 Valid

19 0,756 0,514 Valid

20 0,838 0,514 Valid

Dari tabel di atas, diketahui bahwa kuesioner variabel Y dinyatakan valid, karena setiap item pernyataan memiliki rhitung lebih besar dari rtabel, sehingga pernyataan tersebut dapat dijadikan sebagai alat ukur untuk variabel yang diteliti.


(36)

2. Pengujian Reabilitas

Uji reliabilitas bertujuan untuk mengetahui tingkat konsistensi dan kestabilan instrumen penelitian sebagai alat pengumpulan data. Instrumen yang reliabel menunjukkan bahwa alat tersebut secara konsisten memberikan hasil dari data atau temuan yang sama, sehingga instrumen tersebut dapat dipercaya. Pengujian reliabilitas instrumen dianalisis dengan internal concitency yaitu dilakukan sekali saja, kemudian data yang diperoleh dianalisis dengan teknik tertentu. Pengujian reliabilitas instrumen dilakukan dengan teknik Spearman Brown/Split Half (Sugiyono, 2010: 185), sebagai berikut :

Keterangan :

ri = Reliabilitas internal seluruh instrumen

rb = Korelasi product moment antara belahan pertama dan kedua Adapun hasil perhitungan reliabilitas kedua variabel dengan rumus Split Half dilakukan dengan menggunakan bantuan aplikasi SPSS versi 20.0 for Windows, dengan hasil sebagai berikut:

a. Reliabilitas Variabel X

Tabel 3.9

Hasil Uji Reliabilitas Variabel X Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Part 1

Value ,959

N of Items 16a

Part 2

Value ,980

N of Items 16b

Total N of Items 32

Correlation Between Forms ,941

Spearman-Brown Coefficient Equal Length ,970

Unequal Length ,970

Guttman Split-Half Coefficient ,966

2.rb ri = 1 + rb


(37)

52

a. The items are: VAR00001, VAR00002, VAR00003, VAR00004, VAR00005, VAR00006, VAR00007, VAR00008, VAR00009, VAR00010, VAR00011, VAR00012, VAR00013, VAR00014, VAR00015, VAR00016.

b. The items are: VAR00017, VAR00018, VAR00019, VAR00020, VAR00021, VAR00022, VAR00023, VAR00024, VAR00025, VAR00026, VAR00027, VAR00028, VAR00029, VAR00030, VAR00031, VAR00032.

Dari hasil perhitungan di atas, diketahui bahwa hasil uji reliabilitas variabel X (Mutu Pelayanan Diklat), dengan rumus Split-Half adalah 0,966. Hal ini menunjukkan bahwa instrumen Variabel X reliabel karena perhitungan yang dihasilkan berada di luar batas minimal rhitung dengan taraf signifikansi 95% (taraf kesalahan 5%) yaitu 0,514.

b. Reliabilitas Variabel Y

Tabel 3.10

Hasil Uji Reliabilitas Variabel Y Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Part 1

Value ,934

N of Items 10a

Part 2

Value ,965

N of Items 10b

Total N of Items 20

Correlation Between Forms ,957

Spearman-Brown Coefficient Equal Length ,978

Unequal Length ,978

Guttman Split-Half Coefficient ,977

a. The items are: VAR00001, VAR00002, VAR00003, VAR00004, VAR00005, VAR00006, VAR00007, VAR00008, VAR00009, VAR00010.

b. The items are: VAR00011, VAR00012, VAR00013, VAR00014, VAR00015, VAR00016, VAR00017, VAR00018, VAR00019, VAR00020.


(38)

Dari hasil perhitungan di atas, diketahui bahwa hasil uji reliabilitas variabel Y (Kepuasan Peserta Diklat), dengan rumus Split-Half adalah 0,977. Hal ini menunjukkan bahwa instrumen Variabel Y reliabel karena perhitungan yang dihasilkan berada di luar batas minimal rhitung dengan taraf signifikansi 95% (taraf kesalahan 5%) yaitu 0,514.

G. Teknik Pengumpulan Data

“Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standar untuk

memperoleh data yang diperlukan” (Nazir, 2003: 174). Kualitas

pengumpulan data tergantung pada teknik atau cara yang digunakan dalam mengumpulkan data. Ketepatan teknik atau cara yang digunakan akan menunjukkan kualitas data yang dihasilkan. Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti dalam menghasilkan data dan informasi yang berkaitan dengan objek yang diteliti. Teknik pengumpulan data menjadi bagian dari tindak lanjut instrumen penelitian, dalam arti teknik pengumpulan data akan bergantung pada instrumen sebagai alat pengumpulan data. Pengumpulan data memiliki peran penting, karena seperti yang diketahui bahwa pada dasarnya penelitian merupakan kegiatan dalam mengumpulkan data sebagai bahan informasi dan fakta yang akan dianalisis.

Sugiyono (2010, 193), mengemukakan bahwa : ”...instrumen yang telah diuji

validitas dan reliabilitasnya, belum tentu dapat menghasilkan data yang valid dan reliabel, apabila instrumen tersebut tidak digunakan secara tepat dalam

pengumpulan datanya”. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan

dalam penelitian ini adalah metode angket/kuesioner dan studi dokumentasi. Berikut ini dipaparkan kedua teknik tersebut, yaitu:

1. Metode Angket (Kuesioner)

“Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2006: 162)”. Pemilihan metode angket sebagai alat pengumpulan data dikarenakan angket


(39)

54

memiliki kelebihan dan dirasa efektif serta efisien dalam mengumpulkan data yang respondennya cukup banyak dan tersebar dalam wilayah yang cukup luas. Adapun jenis angket yang digunakan adalah angket tertutup sebagaimana telah dibahas dalam Bab III Poin E. Akdon (2008: 131), mengemukakan tujuan penyebaran angket, yaitu :

Tujuan penyebaran angket ialah mencari informasi yang lengkap mengenai suatu masalah dan reponden tanpa merasa khawatir bila responden memberikan jawaban yang tdak sesuai dengan kenyataan dalam pengisian daftar pertanyaan. Disamping itu, responden mengetahui informasi yang diminta.

Burhan (2009: 125), mengemukakan kelebihan penggunaan angket sebagai alat pengumpulan data, yaitu :

a. Metode angket membutuhkan biaya yang relatif murah

b. Pengumpulan data lebih mudah,terutama pada responden yang terpencar-pencar

c. Pada penelitian sampel di atas 1000, penggunaan metode ini sangat tepat

d. Walaupun penggunaan metode ini pada sampel yang relatif besar,tetapi pelaksanaannya dapat berlangsung serempak

e. Metode ini membutuhkan waktu relatif sedikit

f. Kalau metode ini dilakukan dengan menggunakan jasa pos, maka relatif tidak membutuhkan atau tidak terikat pada pengumpul data

g. Kalaupun metode ini menggunakan petugas lapangan pengumpul data, hanya terbatas pada fungsi menyebarkan dan menguhimpin angket yang telah diisi atau dijawab oleh responden

2. Metode Dokumentasi

“Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya (Arikunto, 2006:

231)”. Hadari (1993: 133) mengemukakan bahwa “dalam penelitian kuantitatif, teknik dokumentasi berfungsi untuk menghimpun secara kolektif bahan-bahan yang digunakan di dalam kerangka/landasan teori, penyusunan kerangka konsep, dan perumusan hipotesa secara tajam”. Studi dokumentasi dibutuhkan untuk menunjang kelengkapan data-data


(40)

serta membantu dalam mempertajam kesimpulan yang akan diambil, dengan memperoleh data langsung dari tempat penelitian, buku-buku yang relevan, peraturan-peraturan atau kebijakan, laporan kegiatan, serta sumber data lainnya yang relevan dengan penelitian.

H. Analisis Data

Data yang terkumpul tidak akan memberikan banyak makna jika data tersebut disajikan dalam bentuk data mentah, tidak dianalisis. “Analisis data merupakan bagian yang amat penting dalam metode ilmiah, karena dengan dilakukan analisis, data tersebut dapat diberi arti dan makna yang berguna dalam memecahkan masalah penelitian (Nazir, 2003: 346)”. Dengan melakukan analisis data, dapat diperoleh kesimpulan atas generalisasi masalah yang diteliti, baik berupa implikasi-implikasi maupun rekomendasi untuk kebijakan selanjutnya. Adapun tahapan analisis data, sebagai berikut :

1. Seleksi Angket

Seleksi angket dilakukan setelah data terkumpul. Proses seleksi angket merupakan kegiatan awal atau persiapan dalam analisis data, yaitu peneliti memeriksa kelengkapan angket yang telah terkumpul setelah disebarkan. Kegiatan ini penting dilakukan untuk meyakinkan bahwa data-data yang telah terkumpul siap untuk diolah lebih lanjut. Adapun langkah-langkah dalam tahap seleksi angket, sebagai berikut :

 Memeriksa apakah data semua angket dari responden telah terkumpul

 Memeriksa apakah semua pertanyaan/pernyataan dijawab sesuai petunjuk yang diberikan

 Memeriksa apakah data yang telah terkumpul tersebut layak untuk diolah. Data dinyatakan layak diolah, manakala data tersebut telah memenuhi kelengkapan seperti yang dijelaskan pada poin-poin di atas.


(41)

56

2. Klasifikasi Data

Tahap selanjutnya setelah proses seleksi angket adalah klasifikasi data. Data diklasifikasikan berdasarkan varabel penelitian, yaitu variabel X dan variabel Y. Kemudian dilakukan pemberian skor pada setiap alternatif jawaban sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Pengklasifikasiaan ini dilakukan untuk mengetahui kecenderungan skor-skor responden terhadap dua variabel yang diteliti. Kriteria yang digunakan dalam pemberian skor ini yaitu menggunakan Skala Likert. Jumlah skor yang diperoleh dari responden merupakan skor mentah dari setiap variabel yang berfungsi sebagai sumber pengolahan data selanjutnya.

3. Pengolahan Data

a. Uji Kecenderungan Umum Skor Responden Masing-masing Variabel dengan rumus Weighted Means Score (WMS)

Teknik WMS digunakan untuk menghitung kecenderuangan rata-rata variabel penelitian dan untuk menentukan gambaran atau kecenderungan umum responden pada variabel penelitian. Perhitungan ini dimaksudkan untuk menentukan kedudukan setiap item sesuai dengan kriteria atau tolok ukur yang telah ditentukan. Adapun rumus WMS (Muhamad, 2010: 61), sebagai berikut :

Keterangan :

X = rata-rata skor responden

X = jumlah skor dari jawaban responden N = jumlah responden

Dalam perhitungannya, peneliti menggunakan bantuan aplikasi SPSS versi 20.0 for Windows untuk mengetahui gambaran deskriptif hasil pengolahan data masing-masing variabel serta menggunakan bantuan aplikasi Ms. Excel. Adapun langkah-langkah yang ditetapkan dalam pengolahan data dengan menggunakan rumus WMS, sebagai berikut :

N

X


(42)

1) Memberikan bobot nilai pada setiap alternatif jawaban dengan menggunakan Skala Likert yang nilainya 1 sampai 4.

2) Menghitung frekuensi dari setiap alternatif jawaban yang dipilih 3) Menjumlahkan jawaban dari setiap responden untuk setiap item

dan langsung dikaitkan dengan bobot alternatif jawaban itu sendiri.

4) Menghitung nilai rata-rata untuk setiap item pada masing-masing kolom

5) Menentukan kriteria untuk setiap item dengan menggunakan kriteria konsultasi hasil perhitungan WMS, sebagai berikut :

Tabel 3.11

Kriteria Konsultasi Hasil Perhitungan WMS

6) Mencocokan hasil perhitungan setiap variabel dengan kriteria masing-masing untuk menentukan dimana letak kedudukan setiap variabel atau dengan kata lain mengetahuai arah kecenderungan masing-masing variabel

b. Mengubah Skor Mentah Menjadi Skor Baku Untuk Setiap Variabel

Untuk mengubah skor mentah menjadi skor baku setiap variabel, digunakan rumus berikut:

(Akdon, 2008: 86) Keterangan :

Ti = Skor baku Xi = Skor mentah s = Standar deviasi x = Rata-rata (mean)

Nilai Keterangan

3,00 – 4,00 Sangat Baik

2,00 – 3,00 Baik

1,00 – 2,00 Cukup


(43)

58

Mengubah skor mentah menjadi skor baku pada dasarnya adalah mengubah data ordinal menjadi data interval yang digunakan dalam analisis data angka baku/skor baku. Langkah-langkah yang ditempuh dalam mengubah skor mentah menjadi skor baku, sebagaimana dikemukakan Akdon (2008: 86-87), sebagai berikut : 1) Menentukan skor mentah (skor terbesar dan terkecil)

2) Menentukan rentangan (R), yaitu skor terbesar – skor terkecil 3) Menentukan banyaknya kelas (BK), dengan menggunakan

Rumus Sturgess yaitu: BK = 1 + 3,3 log n 4) Menentukan panjang kelas (i), dengan rumus:

5) Membuat tabel distribusi frekuensi

6) Menentukan rata-rata atau mean ( x ), dengan rumus:

7) Menentukan standar deviasi ( s ), dengan rumus:

8) Mengubah skor mentah menjadi skor baku, bersarkan rumus yang telah dikemukakan di atas.

c. Uji Normalitas Distribusi Data

Uji normalitas distribusi data dimaksudkan untuk mengetahui normal tidaknya penyebaran data. Hasil pengujiannya akan berpengaruh terhadap teknik statistik yang digunakan untuk pengolahan data selanjutnya. Winarno Surakhmad (1998: 95), menjelaskan, bahwa :

R i = BK

fXi x = n

n.∑ fXi2–(∑ fXi)2 s =


(44)

Tidak semua populasi (maupun sampel) menyebar secara normal. Dalam hal ini, digunakan teknik yang (diduga) menyebar normal. Teknik statistik yang dipakai sering disebut teknik parametrik, sedangkan untuk penyebaran yang tidak normal dipakai teknik non parametrik, sebuah teknik yang tidak terkait oleh bentuk penyebaran.

Adapun dalam perhitungannya, pengujian normalitas data dilakukan dengan menggunakan bantuan SPSS versi 20.0 for Windows dengan rumus One Sample Kolmogorov Smirnov Test. Adapun langkah-langkah dalam menghitung skor kecenderungan masing-masing variabel (uji normalitas menggunakan SPSS versi 20.0), sebagai berikut:

1) Buka program SPSS

2) Masukkan data mentah variabel X dan Y pada Data Variabel 3) Klik Variable View. Pada Variable View, kolom name pada

baris pertama diisi dengan variabel X dan baris kedua dengan variabel Y, kolom decimal = 0, kolom label diisi dengan nama masing-masing variabel, selebihnya biarkan seperti itu.

4) Klik Analyze, sorot pada Nonparametric Test, kemudian klik 1-Sample K-S

5) Sorot variabel X pada kotak Test Variable List dengan mengklik tanda

6) Klik options, kemudian pilih deskriptive pada Statistic dan Exclude cases test by test, continue

7) Klik normal pada Test Distribution, lalu OK (Lakukan kembali untuk menghitung uji normalitas variabel Y)

Adapun dasar keputusan uji normalitas yang digunakan peneliti adalah dengan melihat Asymptotic Significance 2-tailed pada tabel hasil uji normalitas dengan bantuan program SPSS versi 20.0 for Windows. “Asymptotic Significance 2-tailed merupakan pengujian nilai atau p-value untuk memastikan bahwa distribusi teramati tidak akan menyimpang secara signifikan dari distribusi yang diharapkan


(45)

60

di kedua ujung two-tailed distribution (Yu, Zhen, Zhao & Zheng, 2008: 138)”. Adapun hipotesis dan dasar keputusan menurut rumus Kolmogorov Smirnov, sebagai berikut:

 Ho : Tidak terdapat perbedaan antara distribusi data dengan distribusi normal

 Ha : Terdapat perbedaan antara distribusi data dengan distribusi normal.

Dasar pengambilan keputusan dengan ketentuan sebagai berikut :

Nilai Asymp Sig 2-tailed > 0,05, maka Ho diterima, berarti tidak terdapat perbedaan antara distribusi data dengan distribusi normal

Nilai Asymp Sig 2-tailed < 0,05, maka Ha diterima berarti terdapat perbedaan antara distribusi data dengan distribusi normal.

4. Pengujian Hipotesis Penelitian a. Analisis Korelasi

Analisis korelasi digunakan untuk mengetahui derajat hubungan antara variabel independen dan variabel dependen. Teknik statistik yang digunakan akan bergantung pada hasil uji normalitas distribusi data. Adapun teknik statistik yang digunakan adalah teknik statistik parametrik yang pengujian hipotesisnya menggunakan rumus korelasi Person Product Moment (Riduwan dan Sunarto, 2011: 80).

Dalam praktek pengolahannya, peneliti menggunakan bantuan SPSS versi 20.0 for Windows. Variabel-variabel yang akan dikorelasikan adalah variabel X (independen) dan variabel Y (dependen), maka rxy merupakan hasil koefisien korelasi dari kedua

n(∑XY)-(∑X).(∑Y) rxy =


(46)

variabel tersebut. Selanjutnya, r xy hitung dibandingkan dengan r xy tabel dengan taraf kesalahan 5 %. Bila harga r xy hitung > r xy tabel dan bernilai positif, maka terdapat hubungan yang positif sebesar angka hasil perhitungnan tersebut. Langkah selanjutnya adalah menafsirkan koefisien korelasi untuk memberikan interpretasi dengan menggunakan tolok ukur berdasarkan rxy hitung yang dikemukakan oleh Riduwan dan Sunarto (2011: 81), sebagai berikut:

Tabel 3.12

Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,80 – 1,000 Sangat Kuat

0,60 – 0,799 Kuat

0,40 – 0,599 Cukup Kuat

0,20 – 0,399 Rendah

0,00 – 0,199 Sangat rendah

Adapun langkah untuk mencari koefisien korelasi dengan menggunakan program SPSS (Sururi dan Nugraha, 2007: 33-34), sebagai berikut:

1) Buka program SPSS, destinasikan variable view dan definisikan dengan mengisi kolom-kolom berikut:

Kolom Name pada baris pertama isi dengan X dan baris kedua isi dengan Y

Kolom Type isi dengan Numeric

Kolom Widht diisi dengan 8

Kolom Decimal = 0

Kolom Label untuk baris pertama diisi ketikan nama variabel X dan baris kedua dengan ketikkan nama variabel Y

Kolom Value dan Missing diisi dengan None

Kolom Coloumns diisi dengan 8

Kolom Align pilih Center


(47)

62

2) Aktifkan data view kemudian masukkan data baku variabel X dan Y

3) Klim menu Analyze, kemudian pilih Correlate dan pilih Bivariate

4) Sorot variabel X dan Y, lalu pindahkan ke kotak variabel dengan cara mengklik tanda

5) Tandai pilihan pada kotak Pearson

6) Klok Option dan tandai pada kotak pilihan Mean and Standart Deviation. Klik continue

7) Klik Ok

b. Analisis Koefisien Determinasi

Derajat determiniasi digunakan untuk persentasi kontribusi variabel X terhadap variabel Y. Riduwan dan Sunarto (2011: 81),

mengemukakan bahwa : “… untuk menyatakan besar kecilnya

sumbangan variabel X terhadap variabel Y dapat ditentukan dengan rumus koefisien diterminasi…”. Adapun rumus yang digunakan sebagai berikut:

Keterangan :

KD = Koefisien determinasi yang dicari r2 = Koefisien korelasi

Adapun untuk mencari nilai koefisien determinasi dengan menggunakan program SPSS (Riduwan dan Sunarto, 2011: 294-299), sebagai berikut:

1) Buka program SPSS

2) Aktifkan data view, masukkan data baku variabel X dan Y 3) Klik Analyze, pilih Regresion, klik Linear

4) Pindahkan variabel X ke kotak independen dan variabel Y ke kotak dependen


(1)

Wina Martiana, 2013

Pengaruh Mutu Pelayanan Pendidikan Dan Pelatihan Terhadap Kepuasan Peserta Pendidikan Dan Pelatihan Di Sentra Pendidikan BRI Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Seperti penampilan staf lembaga ditingkatkan lagi, kelengkapan sarana prasarana ditambah lagi terutama sarana perpustakaan dan laboratorium.

Sementara itu dari aspek kepuasan peserta diklat secara umum dalam kategori sangat baik, namun hasil analilis jawaban per item terdapat hal-hal yang belum optimal yaitu mengenai dimensi penyajian saat diklat memiliki skor kecenderungan terendah. Peneliti mencoba memberikan rekomendasi yaitu lebih meningkatkan dan melengkapi segala keperluan peserta diklat khususnya dalam hal bahan pelajaran (modul) yang harus terus diperbaharui, kualitas konsumsi serta kelengkapan kesehatan atau obat-obatan.

2. Bagi Peserta Diklat

Peserta diklat hendaknya lebih aktif dan kritis dalam menilai pelayanan yang dilakukan pihak lembaga, serta peserta diklat harus berupaya mengemukakan cara pandang atau persepsi terhadap realitas yang terjadi sebagai upaya menuju perbaikan lembaga diklat.

3. Penelitian Selanjutnya

Peneliti menyadari bahwa dalam melakukan penelitian ini masih terdapat banyak kekurangan, misalnya objek penelitian hanya pada satu jenis pendidikan dan hanya satu tepat saja, karena Sentra Pendidikan BRI cakupan pelayanannya tidak hanya di Bandung tetapi mencakup Jakarta, Yogyakarta, Surabaya, Makasar dan Padang. Utuk itu peneliti selanjutnya hendaknya dapat meneliti, mengkaji dan memperdalam kembali mengenai pelayanan dalam pendidikan dan pelatihan (diklat) serta kepuasan peserta pendidikan dan pelatihan (diklat), mengingat kedua aspek tersebut memiliki kajian yang sangat luas apabila dikaji secara komprehensif. Dengan syarat melakukan penelitian yang sama tetapi ditempat yang berbeda karena belum tentu besarnya pengaruh akan sama jika diteliti di tempat lain. Serta penelitian dapat dilakukan


(2)

105

Wina Martiana, 2013

Pengaruh Mutu Pelayanan Pendidikan Dan Pelatihan Terhadap Kepuasan Peserta Pendidikan Dan Pelatihan Di Sentra Pendidikan BRI Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dengan meneliti faktor-faktor lain yang dapat berpengaruh terhadap kedua variabel tersebut.

Data penelitian ini diperoleh berdasarkan pendapat responden dengan menjawab pertanyaan pada kuesioner yang disebarkan. Oleh karena itu data dalam penelitian ini sangat riskan terhadap subyektivitas pendapat responden, sehingga kemungkinan terjadinya bias masih ada. Peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian dengan menggunakan pendekatan kualitatif, karena pendekatan ini tidak terfokus dan terpatok oleh data-data yang berupa angka, melainkan dapat menggali informasi lebih banyak melalui kegiatan observasi ataupun wawancara,

Selain itu, dianjurkan juga agar peneliti selanjutnya menggunakan data heterogen, dalam hal ini bermaksud agar persepsi kepuasannya lebih jelas karena dilihat dari kedua belah pihak yaitu pihak lembaga diklat sebagai objek yang melayani dan siswa atau peserta diklat sebagai subyeknya.


(3)

106

Wina Martiana, 2013

Pengaruh Mutu Pelayanan Pendidikan Dan Pelatihan Terhadap Kepuasan Peserta Pendidikan Dan Pelatihan Di Sentra Pendidikan BRI Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Ali, Muhammad. (1985). Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi. Bandung: Angkasa.

Alma, Buchari. (2005). Pemasaran Stratejik Jasa Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Akdon, (2008). Aplikasi Statistik dan Metode Penelitian untuk Administrasi &

Manajemen. Bandung: Dewa Ruchi.

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Balai Besar Pelatihan Pertanian Batangkulu. (2013). Analisa Kepuasan Peserta Terhadap Pelayanan Penyelenggaraan Pelatihan. [Online]. Tersedia: http://bbpp-batangkulu.cpm/bbpp/index.php/all-category/kajiwidya/197-kw10/ (Diakses 23 Mei 2013).

Endah, Dwi. (2008). Manajemen Mutu Layanan Guru di UPTD BPTP Memiliki Pengaruh Signifikan Terhadap Kepuasan Peserta Diklat Siswa SMK. Skripsi FIP UPI Bandung: Tidak Diterbitkan.

Furchan. (1982). Penelitian Dalam Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional.

Hadiwijaya, Hendra. (2011). “Persepsi Siswa Terhadap Pelayanan Jasa Pendidikan Pada Lembaga Pendidikan El Rahma Palembang”. Jurnal Ekonomi dan Informasi Akuntansi (JENIUS). Vol 1 No. 3, 221-237.

[Online]. Tersedia: http://news.palcomtech.com/wp-content/uploads/2012/01/HENDRAHADIWIJAYA-JE01032011.pdf (Diakses 12 Februari 2013).

Handayani, Tri dan Karel D.I Sir. (2012). Pendekatan Mutu dan Kepuasan Pelanggan Dalam Pelayanan Diklat Pertanian Bagi Aparatur Maupun

Non Aparatur. [Online]. Tersedia:


(4)

http://widyatan.com/index.php/arsip/artikel/manajemen/236-pendekatan-107

Wina Martiana, 2013

Pengaruh Mutu Pelayanan Pendidikan Dan Pelatihan Terhadap Kepuasan Peserta Pendidikan Dan Pelatihan Di Sentra Pendidikan BRI Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mutu-dan-kepuasan-pelanggan-dalam-pelayanan-diklat-pertanian-bagi-aparatur-maupun-non-aparatur/ (Diakses 12 Februari 2013).

Hamalik, Oemar. (2001). Sistem dan Prosedur Pengembangan Kurikulum Lembaga Pendidikan dan Pelatihan. Bandung: Trigenda Karya.

________.(2003). Manajemen Pendidikan dan Pelatihan. Bandung: YP Pemindo. Hasibuan, Malayu. (2007). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Bumi

Aksara.

Juniawati, Nia. (2012). Pengaruh Mutu Pelayanan Diklat Terhadap Kepuasan Peserta Diklat di Balai Pelatihan Tenaga Koperasi Dan UMKM Provinsi Jawa Barat. Skripsi FIP UPI Bandung: Tidak Diterbitkan.

M. Guntur, Effendi. (2010). Transformasi Manajemen Pemasaran. Jakarta: Sagung Seto.

Manulang, M. (1992). Manajemen Personalia. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Manullang, Ida. (2008). Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pelanggan Jasa Penerbangan PT. Garuda Indonesia Airlines di Bandara Polonia Medan. Tesis Universitas Sumatera Utara. [Online]. Tersedia: http://repository.usu.ac.id/ (Diakses 12 Februari 2013).

Mukhyi, Abdul dan Hadir Hudiyanto. (1992). Pengantar Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Gunadharma.

Nasution, S. (2009). Metode Research (Penelitian Ilmiah). Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Nawawi, Hadari. (1993). Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Nazir, Moh. (2003). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Notoatmodjo, S. (2003). Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rineka Cipta.


(5)

Wina Martiana, 2013

Pengaruh Mutu Pelayanan Pendidikan Dan Pelatihan Terhadap Kepuasan Peserta Pendidikan Dan Pelatihan Di Sentra Pendidikan BRI Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Ratminto dan Atik Septi Winarsih, (2005). Manajemen Pelayanan. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Riduwan dan Sunarto, (2011). Pengantar Statistika (Untuk Penelitian Pendidikan, Sosial, Ekonomi, Komunikasi, dan Bisnis). Bandung: Alfabeta.

Ruhika, Anggia. (2012). Kualitas Pelayanan Pendidikan dan Dampaknya

Terhadap Nilai Serta Kepuasan Siswa di SMA AlMa’soem Jatinangor

Sumedang. Skripsi FIP UPI Bandung: Tidak Diterbitkan.

Sallis, Edward. (2010). Manajemen Mutu Terpadu Pendidikan. Yogyakarta: IRCiSod.

Salwah. (2008). Hubungan Mutu Layanan Pembelajaran dengan Kepuasan Peserta Didik di Primagama Jl. Belitung No.3 Bandung. Skripsi FIP UPI Bandung: Tidak Diterbitkan.

Sastradipoera, Komarudin. (2002). Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Kappa Sigma.

Sopiatin, Popi. (2010). Manajemen Belajar Berbasis Kepuasan Siswa. Bogor: Ghalia Indonesia.

Sugiyono. (2006). Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta.

________. (2010). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta

Sudjana, Nana. (1996). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

Sukardi. (2008). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara. Sumadinata, Nana Syaodih. (2009). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT

Remaja Rosda Karya.

Supriyadi, Haryo. (2002). Analisis Kualitas Pelayanan dan Tingkat Kepuasan Peserta Diklat PT. Telkom (Studi Kasus Pada Diklat PT. Telkom Untuk Area Jawa Tengah dan DIY). Tesis Undip Semarang. [Online]. Tersedia: http://repository.undip.ac.id/ (Diakses 12 Februari 2013).


(6)

109

Wina Martiana, 2013

Pengaruh Mutu Pelayanan Pendidikan Dan Pelatihan Terhadap Kepuasan Peserta Pendidikan Dan Pelatihan Di Sentra Pendidikan BRI Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Surakhmad, Winarno. (1998). Pengantar Penelitian Ilmiah. Bandung: Tarsito. Sururi dan Nugraha, (2007). Belajar SPSS For Windows Untuk Mengelola Data

Penelitian. Bandung: Dewa Ruchi.

Suryadi. (2011). The Management and Control of Quality. Universitas Pendidikan Indonesia: Bunga Rampai.

Sutopo dan Suryanto Adi. (2006). Pelayanan Prima. Lembaga Administrasi Negara.

Tjiptono, Fandy. (1996). Manajemen Jasa. Yogyakarta : Andi.

Tjiptono, Fandy dan Anastasia Diana. (2001). Total Quality Management. Yogyakarta: Andi.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2011). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.