PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA TENTANG MATERI WUJUD BENDA DAN SIFATNYA.

(1)

Halaman Pengesahan Halaman Pernyataan

ABSTRAK …………...…...………...………... I

KATA PENGANTAR ..…......………..………... Ii

DAFTAR ISI ……….……….. ... Iv

DAFTAR TABEL ………..... Vi

DAFTAR GAMBAR… ...……….………...……….…….. Vii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ..………... 1

B. Rumusan Masalah ……..……….. 5

C. Tujuan Penelitian ……….………..……….. 5

D. Manfaat Penelitian ………..………... 6

E. Definisi Opersional ………..………. 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pendekatan Konstruktivisme ...…………...………... 9

B. Hasil Belajar …...…………... 17

C. Pembelajaran IPA ……...………... 20

D. Wujud Benda dan Sifatnya ... 26

E. Teori Belajar yang Mendukung ... 30

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ………...……… 34

B. Model Penelitian ... 36

C. Lokasi dan Subjek Penelitian ………....……… 38

D. Prosedur Penelitian ………...……….. 39

E. Instrumen Penelitian ………... 42


(2)

B. Deskripsi Hasil Penelitian ... 1. Siklus I ... 48 2. Siklus II ... 60

C. Pembahasan ………...

1. Siklus I ... 72 2. Siklus II ... 75

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ....………...………... 79 B. Saran ...………... 80

DAFTAR PUSTAKA 82


(3)

4.1 Rencana Tindakan Pembelajaran Siklus I ... 48 4.2 Deskripsi Hasil Pengamatan Observer Perencanaan Tindakan

Siklus I ... 49 4.3 Deskripsi Hasil Pengamatan Observer terhadap Aktivitas Guru dan

Siswa pada Pembelajaran Siklus I Pertemuan I ... 53 4.4 Deskripsi Hasil Pengamatan Observer terhadap Aktivitas Guru dan

Siswa pada Pembelajaran Siklus I Pertemuan II ... 55 4.5 Rencana Tindakan Pembelajaran Siklus II ... 61 4.6 Deskripsi Hasil Pengamatan Observer Perencanaan Tindakan

Siklus II ... 62 4.7 Deskripsi Hasil Pengamatan Observer terhadap Aktivitas Guru dan

Siswa pada Pembelajaran Siklus II Pertemuan I ... 66 4.8 Deskripsi Hasil Pengamatan Observer terhadap Aktivitas Guru dan

Siswa pada Pembelajaran Siklus II Pertemuan II ... 68 4.9 Hasil Belajar Siswa Setelah Tindakan Pembelajaran ... 78 4.10 Prosentase Jumlah Siswa Berdasarkan KKM ... 78


(4)

2.1 Contoh Wujud Benda Padat dan Penerapannya ... 26

2.2 Contoh Wujud Benda Cair dan Penerapannya ... 27

2.3 Contoh Wujud Benda Gas dan Penerapannya ... 27

3.1 Langkah Penelitian Tindakan Kelas Model Kemmis & Mc Taggart ... 36

4.1 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa pada Siklus I ... 57

4.2 Rekapitulasi Angket Siswa pada Siklus I ... 58

4.3 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa pada Siklus II ... 70

4.4 Rekapitulasi Angket Siswa pada Siklus II ... 71

4.5 Prosentase Jumlah Siswa Berdasarkan KKM pada Siklus I ... 74

4.6 Prosentase Jumlah Siswa Berdasarkan KKM pada Siklus II ... 77


(5)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Meningkatkan mutu pendidikan adalah tanggung jawab semua pihak yang terlibat dalam pendidikan, terutama bagi guru SD yang merupakan ujung tombak dalam pendidikan dasar. Guru SD adalah orang yang paling berperan dalam menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas yang dapat bersaing di zaman pesatnya perkembangan teknologi. Guru yang berperan sebagai agen pembelajaran harus mampu mengikuti perubahan yang bersifat positif dalam dunia pendidikan. Termasuk perubahan paradigma proses pembelajaran yang sedang mendunia ini. Perubahan paradigma dari paradigma behaviorisme menjadi paradigma konstruktivisme ini memicu guru agar mampu menjadi fasilitator dan pemberi inspirasi belajar bagi siswa.

Filosofi dalam pendidikan ini mengartikan belajar dan pembelajaran

sebagai proses membangun pengetahuan yang bermakna melalui pencarian hubungan antara pengetahuan awal siswa dengan pengetahuan yang sedang dipelajari, siswa berinteraksi multi arah dengan memanipulasi alat dan bahan di lingkungan sekitar sebagai wahana proses belajarnya yang dalam pelaksanaannya difasilitasi oleh guru.

Ditinjau dari isi dan pendekatan kurikulum pendidikan sekolah tingkat pendidikan dasar, pembelajaran di sekolah seharusnya dititikberatkan pada aktivitas siswa. Menurut Suparno (1997:12) „Kurikulum pendidikan sains dan matematika mulai disesuaikan berdasarkan prinsip konstruktivisme‟. Dalam strategi pembelajaran MIPA yang dipublikasikan oleh Depdiknas (2008) Ada enam pertimbangan yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan pembelajaran IPA, yaitu:


(6)

1) Empat pilar pendidikan (belajar untuk mengetahui (learning to know), belajar untuk berbuat (learning to do), belajar untuk hidup dalam kebersamaan (learning to live together), dan belajar untuk menjadi dirinya sendiri (learning to be)); 2) Inkuiri IPA; 3) Konstruktivisme; 4) Sains (IPA), lingkungan, teknologi, dan masyarakat; 5) Penyelesaian Masalah; 6) Pembelajaran IPA yang bermuatan nilai.

Salah satu pertimbangan yang harus diperhatikan dalam pembelajaran IPA adalah konstruktivisme. Dalam pembelajaran IPA konstruktivisme tersebut dikembangkan menjadi sebuah pendekatan yang efektif dalam pembelajaran. Karena pendekatan ini memungkinkan siswa berperan aktif dalam pembelajaran. Hal tersebut dapat dilihat dari prinsip pembelajaran konstruktivisme menurut Driver &Leaach (Karlimah, 2006) [online] berikut:

(1) beranjak dari pengetahuan awal siswa (Prior Knowledge); (2) memberikan pengalaman langsung (experimence) melalui aktivitas hands-on dan mind-hands-on; (3) mengaktifkan interaksi sosial (social Interaktihands-ons) dan konteks natural &cultural yang cocok dengan kehidupan siswa; dan (4) pencapaian kepahaman (sense making); dengan terjadinya perubahan konseptual pada diri siswa.

Salah satu teori belajar yang mendukung pendekatan konstruktivisme adalah teori asimilasi Ausubel (Suparno, 1997:60) yang menjelaskan bagaimana belajar bermakna terjadi, yaitu “bila siswa mengasimilasikan apa yang ia pelajari dengan pengetahuan yang ia miliki sebelumnya”. Teori belajar bermakna Ausubel ini sangat dekat dengan inti pokok konstruktivisme. Karena keduanya menekankan pentingnya asimilasi pengalaman baru ke dalam struktur kognitif yang dimiliki siswa.

Penerapan pendekatan konstruktivisme dalam pembelajaran IPA yang berpusat pada siswa dan menekankan pentingnya belajar aktif berarti mengubah persepsi tentang guru yang selalu memberikan informasi dan menjadi sumber pengetahuan bagi siswa. Dengan cara ini diharapkan pemahaman dan pengetahuan siswa menjadi lebih baik.


(7)

Namun pada kenyataannya selama ini pembelajaran IPA di kelas yang penulis teliti masih berorientasi pada: (1) Pembelajaran yang lebih bersifat teacher-centered, guru hanya menyampaikan IPA sebagai produk dan siswa menghafal informasi faktual; (2) Siswa hanya mempelajari IPA pada domain kognitif yang terendah, siswa tidak dibiasakan untuk mengembangkan potensi berpikirnya; (3) Cara berpikir yang dikembangkan dalam kegiatan belajar belum menyentuh domain afektif dan psikomotor; (4) Evaluasi yang dilakukan hanya berorientasi pada produk belajar yang berkaitan dengan domain kognitif dan tidak menilai proses. Akibatnya pembelajaran yang dilakukan siswa menjadi tidak bermakna dan hasil pembelajaranpun tidak memuaskan.

Hal ini dapat dilihat dari hasil ulangan mata pelajaran IPA yang telah dilakukan oleh peneliti terhadap 25 siswa kelas IV SDN Binabudi Kecamatan Cipanas Kabupaten Cianjur, yang mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (70) dan telah dinyatakan tuntas belajar hanya 36% (9 siswa) sementara 64% (16 siswa) mendapat nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (70) dan dinyatakan belum tuntas belajar. Hal ini menunjukkan rendahnya tingkat penguasaan siswa terhadap materi pada pembelajaran IPA di kelas IV SDN Binabudi Kecamatan Cipanas Kabupaten Cianjur.

Rendahnya penguasaan materi IPA dikarenakan adanya masalah dalam pembelajaran IPA. Menurut Wartono (dalam Adun Rusyana, 2011), masalah pembelajaran IPA adalah :

1. Guru kurang berusaha mengajak siswa menemukan konsep/prinsip yang melibatkan pikiran siswa;

2. Siswa kurang dilibatkan untuk berpartisipasi aktif; 3. Proses pembelajaran bersifat informatif;


(8)

Untuk mengatasi permasalahan tersebut maka perlu adanya suatu upaya yang harus dilakukan, untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA. Menurut Irjan (2008) kegiatan pembelajaran IPA di sekolah haruslah “membelajarkan siswa bagaimana belajar IPA”. Tujuan pokoknya adalah meletakkan landasan bagi belajar seumur hidup. Hal ini berkaitan dengan berbagai temuan penelitian yang menyebutkan bahwa “fakta-fakta, prinsip, dan konsep IPA seringkali berumur pendek, karena dominasi peran guru sebagai satu-satunya komunikator. Oleh karena itu, tujuan pokok penyelenggaraan kegiatan pembelajaran IPA di sekolah secara operasional adalah membelajarkan siswa agar mampu memproses dan memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap ilmiah bagi dirinya sendiri.

Dengan menerapkan pendekatan konstruktivisme dalam pembelajaran IPA siswa tidak hanya sekedar menerima informasi dari guru saja, karena dalam proses pembelajarannya pendekatan pembelajaran konstruktivisme mengarahkan siswa belajar dengan mengembangkan minds-on activities (keterampilan intelektual) dan hands-on activities (keterampilan manual). learning by doing (belajar sambil berbuat). Dalam konstruktivisme dan penelitian menurut Suparno (1997:77) “Konstruktivisme dapat sangat membantu penelitian tentang proses belajar dan juga tentang kesulitan yang dialami siswa ketika belajar”.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, akhirnya penulis tertarik untuk melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul “Penerapan Pendekatan Konstruktivisme untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Binabudi pada Mata Pelajaran IPA tentang Materi Wujud Benda dan Sifatnya”.


(9)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, masalah-masalah penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimanakah perencanaan pembelajaran pada mata pelajaran IPA tentang Materi Wujud Benda dan Sifatnya dengan menerapan pendekatan konstruktivisme untuk meningkatkan hasil belajar siswa di kelas IV SDN Binabudi?

2. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran pada mata pelajaran IPA tentang Materi Wujud Benda dan Sifatnya dengan menerapan pendekatan konstruktivisme untuk meningkatkan hasil belajar siswa di kelas IV SDN Binabudi?

3. Bagaimanakah peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA tentang Materi Wujud Benda dan Sifatnya dengan penerapan pendekatan konstruktivisme di kelas IV SDN Binabudi?

C. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah untuk:

1. Mendeskripsikan perencanaan pembelajaran pada mata pelajaran IPA tentang Materi Wujud Benda dan Sifatnya dengan menerapan pendekatan konstruktivisme untuk meningkatkan hasil belajar siswa di kelas IV SDN Binabudi

2. Mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran pada mata pelajaran IPA tentang Materi Wujud Benda dan Sifatnya dengan menerapan pendekatan konstruktivisme untuk meningkatkan hasil belajar siswa di kelas IV SDN Binabudi?


(10)

3. Mendeskripsikan peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA tentang Materi Wujud Benda dan Sifatnya dengan penerapan pendekatan konstruktivisme di kelas IV SDN Binabudi?

D. Manfaat Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini diharapkan bermanfaat bagi: siswa, guru, peneliti, dan sekolah.

1. Siswa

Hasil penelitian ini diharapkan dapat :

a. Meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran mata pelajaran IPA tentang Materi Wujud Benda dan Sifatnya.

b. Meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran mata pelajaran IPA tentang Materi Wujud Benda dan Sifatnya.

c. Melatih siswa untuk mengkonstruksi pengetahuannya sendiri dalam pembelajaran mata pelajaran IPA tentang Materi Wujud Benda dan Sifatnya.

2. Guru

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan dalam perencanaan pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA di kelas IV SD tentang Materi Wujud Benda dan Sifatnya melalui pendekatan konstruktivisme.


(11)

3. Peneliti

a. Membantu peneliti dalam meningkatkan mutu dan perbaikan proses pembelajaran yang dilakukan guru secara rutin dan merupakan wahana pelaksanaan inovasi pembelajaran.

b. Untuk mengubah, mengembangkan dan meningkatkan pendekatan, metode, maupun gaya pembelajaran sehingga dapat melahirkan suatu model pembelajaran yang sesuai dengan kondisi dan karakteristik kelas. c. Memberikan dasar untuk meneliti pelaksanaan pembelajaran IPA atau

mata pelajaran lainnya dengan menerapkan pendekatan konstruktivisme d. Memberikan peluang untuk meneliti hasil belajar siswa pada ranah afektif

dan psikomotorik dalam pembelajaran IPA dengan menerapkan pendekatan konstruktivisme

4. Sekolah

Dengan hasil penelitian ini sekolah diharapkan dapat mengembangkan kurikulum dan memotovasi guru dalam mengimplementasikan kurikulum agar kurikulum itu dikembangkan dan disesuaikan dengan situasi dan kondisi, sehingga kurikulum dapat berjalan secara efektif melalui proses pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.

E. Definisi Operasional

Ada beberapa istilah yang perlu dijelaskan secara konkret/operasional dalam mengukur keberhasilan dalam penelitian ini, antara lain:


(12)

1. Pendekatan konstruktivisme yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu sudut pandang dalam pembelajaran yang memberikan peluang bagi siswa untuk mengkonstruksi pengetahuannya melalui kegiatan dan pengalaman belajar siswa melalui prinsip belajar sebagai berikut: (1) pengetahuan awal siswa; (2) memberikan pengalaman langsung; (3) mengaktifkan interaksi sosial; dan (4) pencapaian kepahaman.

2. Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu kemampuan kognitif

yang diperoleh siswa setelah terjadinya proses pembelajaran, yang ditunjukkan dengan nilai skor tes yang diberikan oleh guru setiap selesai pembelajaran. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes tertulis berbentuk uraian.


(13)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitianan ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang memiliki peranan yang sangat penting dan strategis untuk meningkatkan mutu pembelajaran apabila diimplementasikan dengan baik dan benar. Menurut (Suhardjono, dalam Arikunto dkk, 2009: 58) “PTK adalah penelitian tindakan yang dilakukan di kelas dengan tujuan memperbaiki/meningkatkan mutu praktik pembelajaran”.

Kunandar (2010:51) menjelaskan Ada beberapa alasan PTK menjadi salah satu pendekatan dalam meningkatkan atau memperbaiki mutu pembelajaran adalah:

(1) merupakan pendekatan pemecahan masalah yang bukan sekedar trial and error; (2) menggarap maalah-masalah faktual yang dihadapi guru dalam pembelajaran; (3) tidak perlu meninggalkan tugas utamanya, yakni mengajar; (4) guru sebagai peneliti; (5) mengembangkan iklim akademik dan profesionalisme guru; (6) dapat segera dilaksanakan pada saat muncul kebutuhan; (7) dilaksanakan dengan tujuan perbaikan; (8) murah biayanya; (9) disain lentur atau fleksibel; (10) analisis data seketika dan tidak rumit; dan (11) manfaat jelas dan langsung.

Fokus penelitian tindakan kelas pada siswa atau proses pembelajaran di kelas. Tujuan PTK menurut (Suhardjono, dalam Arikunto dkk, 2009: 61) adalah “meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran, mengatasi masalah pembelajaran, meningkatkan profesionalisme, dan menumbuhkan budaya akademik”. Sedangkan menurut Kunanadar (2010:63) salah satu tujuan dari PTK adalah:


(14)

“Untuk memecahkan permasalah nyata yang terjadi di dalam kelas yang dialami langsung dalam interaksi guru dengan siswa yang sedang belajar, meningkatkan profesionalisme guru, dan menumbuhkan budaya akademik di kalangan para guru.”

Mutu pembelajaran dapat dilihat dari meningkatnya hasil belajar siswa, baik yang bersifat akademis yang tertuang dalam nilai ulangan harian (formatif), ulangan tengah semester (sub-sumatif) dan ulangan akhir semester (sumatif) maupun yang bersifat nonakademis, seperti motivasi, perhatian, aktivitas, minat, dan lain sebagainya.

Bentuk penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan profesionalisme guru SD dalam meningkatkan kualitas pembelajaran IPA di SD, serta mampu menjalin kemitraan antara peneliti dengan guru SD dalam memecahkan masalah aktual pembelajaran IPA di lapangan.

Masalah utama dalam penelitian ini adalah bagaimana meningkatan hasil belajar siswa dengan menerapkan pendekatan konstruktivisme. Penelitian tindakan kelas ini merupakan suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan yang tepat dan dilaksanakan secara kolaboratif. Tujuan utama dalam penelitian ini adalah perubahan, perbaikan dan peningkatan pada proses pembelajaran di kelas.

Penelitian tindakan kelas digambarkan sebagai suatu rangkaian langkah-langkah (a spiral of steps). Secara umum pelaksanaan penelitian tindakan kelas dapat digolongkan menjadi empat tahapan yaitu: 1). Tahap perencanaan, 2) tahap tindakan, 3) tahap observasi, 4) tahap refleksi.


(15)

B. Model Penelitian

Dalam penelitian ini, penelitian mengguanakan model penelitian tindakan yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart (Arikunto, 2009: 16) yang menggambarkan adanya empat langkah (dan pengulangannya) dan tersaji dalam bagan berikut ini.

Gambar 3.1

Langkah Penelitian Tindakan Kelas Model Kemmis & Mc Taggart

Perencanaan

SIKLUS I

Refleksi Pelaksanaan

Pengamatan

Pelaksanaan

Pengamatan SIKLUS II Refleksi

Perencanaan


(16)

Keempat tahap dalam penelitian tindakan tersebut adalah unsur untuk membentuk sebuah siklus, yaitu satu putaran kegiatan beruntun yang kembali ke langkah semula. Jadi satu siklus adalah dari tahap penyusunan rancangan sampai dengan refleksi, yang tidak lain adalah evaluasi. Secara utuh keempat langkah di atas terurai sebagai berikut (Arikunto, 2009: 17-21);

1. Rancangan Tindakan (Planning)

Pada tahap ini dijelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Dalam tahap menyusun rancangan ini ditentukan fokus peristiwa atau masalah yang perlu mendapatkan perhatian khusus untuk diamati, kemudian dibuat berbagai instrument yang diperlukan untuk merekam fakta yang terjadi selama tindakan berlangsung.

2. Pelaksanaan Tindakan (Acting)

Tahap ini mengimplementasikan isi rancangan di dalam kancah, yaitu mengenakan tindakan kelas dengan menerapkan taat asas pada apa yang sudah dirumuskan dalam rancangan.

3. Pengamatan (Observing)

Pengamatan sebenarnya berjalan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Dalam tahap ini dicatat atau direkam semua hal yang diperlukan dan terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Hasil catatan atau rekaman tersebut dipakai sebagai bahan dalam analisis dan untuk keperluan refleksi.


(17)

4. Refleksi (Reflecting)

Tahapan ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan, berdasarkan data yang telah terkumpul, kemudian dilakukan evaluasi guna menyempurnakan tindakan berikutnya. Refleksi mencakup analisis, sintesis, dan penilaian hasil pengamatan atas tindakan yang dilakukan. Jika ditemukan masalah maka dilakukan proses pengkajian ulang melalui siklus berikutnya hingga permasalahan dapat teratasi.

Pada siklus berikutnya, perencanaan direvisi dengan modifikasi dalam bentuk kegiatan yang berbeda yang bersifat spesifik, agar terjadi perbaikan. Pada tahap tindakan siklus kedua hal itu dilakukan. Pelaksanaannya dicatat atau direkam untuk melihat pengaruhnya terhadap perilaku siswa.

C. Lokasi dan Subjek Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di kelas IVA SDN Binabudi Cipanas yang beralamat di Jl. Pasir Kampung, Kecamatan Cipanas, Kabupaten Cianjur.

2. Subjek Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas IV SDN Binabudi Kecamatan Cipanas Kabupaten Cianjur, tahun akademik 2012/2013 dengan jumlah siswa 25 orang yang terdiri dari 16 orang perempuan dan 9 orang laki-laki.


(18)

D. Prosedur Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini dirancang untuk dilaksanakan dalam 2 siklus. Siklus I dirancang untuk dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan (@3x35 menit) dengan 1 x pertemuan untuk tes siklus yaitu pada pertemuan ke-3. Siklus II dirancang untuk dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan (@3x35 menit) dengan 1 x pertemuan dialokasikan untuk tes siklus.

Setiap siklus dijalankan dalam 4 tahap, yaitu perencanaan (Planning), pelaksanaan (Acting), pengamatan (Observing), dan refleksi (Reflecting).

Siklus I

1. Tahap Perencanaan

a. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus I dengan menerapkan empat prinsip pendekatan konstruktivisme sebagai berikut: 1).

Pengetahuan awal siswa digali dengan memberikan pertanyaan langsung

tentang Konsep Wujud Benda dan Sifatnya; 2). Pemberian pengalaman

langsung melalui metode percobaan; 3) Mengaktifkan interaksi sosial

melalui metode diskusi kelompok, 4) Pencapaian kepahaman dengan memberikan tes siklus.

b. Menetapkan dan merancang media pembelajaran untuk menerapkan pendekatan konstruktivisme pada mata pelajaran IPA kelas IV tentang materi wujud benda dan sifatnya.

c. Menyiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS) berbentuk kegiatan unjuk kerja siswa yang dilengkapi dengan pembahasan hasil kegiatan yang dimaksudkan untuk merealisasikan prinsip pemberian pengalaman

langsung dan mengaktifkan interaksi sosial melalui metode diskusi


(19)

d. Menyiapkan instrumen tes tertulis berupa lembar soal tes uraian siklus I. e. Menyiapkan instrumen non tes berupa lembar pengamatan siswa dan guru

dalam pembelajaran.

2. Tahap Pelaksanaan

a. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan perencanaan pembelajaran dan media yang telah disiapkan

b. Melakukan tes siklus I untuk mendapatkan data mengenai peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA tentang Wujud Benda dan Sifatnya melalui penerapan pendekatan konstruktivisme

c. Mencatat aktivitas belajar yang terjadi oleh pengamat pada lembar observasi sebagai sumber data yang akan digunakan pada tahap refleksi. d. Diskusi dengan pengamat untuk mengklarifikasi hasil pengamatan pada

lembar observasi. 3. Tahap Pengamatan

Pengamatan dilakukan bersamaan dengan tahap pelaksanaan. Peneliti menyesuaikan kegiatan yang dilakukan sesuai dengan perencanaan. Pengamat mengamati seluruh kegiatan dan mencatatnya dalam lembar pengamatan yang telah disiapkan.

4. Tahap Refleksi

Pada tahap refleksi diadakan pengakajian terhadap berbagai kejadian yang terekam selama proses pelaksanaan tindakan. Penelitian mendeskripsikan hasil pelaksanaan tindakan dan mengevaluasi seluruh kegiatan, kekuatan dan kelemahannya sebagai dasar dalam merancang kegiatan pada siklus II.


(20)

1. Tahap Perencanaan

a. Menginventarisir kekuatan dan kelemahan pada siklus I untuk dijadikan bahan perbaikan pada pelaksanaan siklus II.

b. Menetapkan sub materi yang lebih komplek dari materi siklus I.

c. Membuat rencana pembelajaran dengan memperhatikan refleksi pada siklus I.

d. Menyiapkan media dan sumber pembelajaran e. Merancang kegiatan yang lebih variatif dalam LKS f. Menyiapkan instrumen tes siklus II.

g. Menyiapkan lembar pengamatan siswa dan guru dalam pembelajaran. 2. Tahap Pelaksanaan

a. Melaksanakan kegiatan pembelajaran siklus II sesuai dengan RPP yang telah disusun dengan mempertimbangkan perbaikan-perbaiakan pada siklus I serta bobot materi yang lebih kompleks. Diharapkan pada siklus II ini siswa sudah lebih menguasai materi wujud benda dan sifatnya pada mata pelajaran IPA di kelas IV melalui penerapan pendekatan konstruktivisme, sehingga mereka dapat dengan mudah mengkonstruksi pengetahuan sendiri melalui kegiatan yang dirancang oleh guru.

b. Melakukan tes siklus untuk mendapatkan data hasil belajar siswa pada siklus II.

c. Mencatat aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran sebagai sumber data yang akan digunakan pada tahap refleksi.

d. Diskusi dengan pengamat untuk mengklarifikasi data hasil pengamatan pada lembar observasi.


(21)

Kegiatan pengamatan pada sikus II relatif sama dengan siklus I yaitu:

a. Mencatat aktivitas belajar siswa oleh pengamat melalui lembar observasi. b. Peneliti menyesuaikan apakah kegiatan yang dilakukan pada siklus II ini

sudah sesuai dengan yang diharapkan. 4. Tahap Refleksi

Hasil yang diperoleh pada tahap pengamatan dikumpulkan untuk dianalisis dan dievaluasi oleh peneliti, untuk mendapatkan suatu simpulan. Diharapkan setelah akhir siklus II ini, hasil belajar siswa kelas IVA SDN Binabudi Kec. Cipanas, Kab. Cianjur pada mata pelajaran IPA tentang wujud benda dan sifatnya melalui penerapan pendekatan konstruktivisme ini dapat meningkat.

5. Membuat Kesimpulan Hasil Penelitian

Setelah semua proses selesai dilaksanakan, maka dapat ditarik kesimpulan yang mengacu pada hasil penelitian dan pembahasan.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen bentuk tes tertulis, RPP, LKS dan lembar observasi.

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Dalam penelitian ini akan digunakan dua RPP yang mewakili masing-masing tiga indikator yang disesuaikan dengan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD). Indikator-indikator yang tertera pada setiap RPP merupakan hasil Analisis Materi Pelajaran (AMP).


(22)

LKS merupakan salah satu sarana untuk membantu dan mempermudah dalam pembelajaran sehingga akan terbentuk interaksi yang efektif anatara siswa dan guru, sehingga dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam peningkatan hasil belajarnya. LKS dibuat bertujuan untuk menuntun siswa pada berbagai kegiatan yang perlu diberikan serta mempertimbangkan proses berpikir yang akan ditumbuhkan pada diri siswa. LKS dalam penelitian ini yaitu LKS pada mata pelajaran IPA dengan menerapkan pendekatan konstruktivisme tentang Wujud Benda dan Sifatnya terdiri dari dua paket LKS (1 LKS untuk 1 kali pertemuan).

3. Lembar Observasi

Lembar observasi dalam penelitian ini digunakan untuk melihat aktivitas belajar guru dan siswa yang dilakukan oleh pengamat tentang aktivitas pembelajaran IPA dalam menerapkan pendekatan konstruktivisme. Lembar obeservasi yang digunakan berbentuk lembar observasi terbuka yang harus diisi oleh pengamat secara naratif pada kolom deskripsi yang sesuai dengan item pertanyaan/ pernyataan. Teknik observasi yang dilakukan adalah observasi langsung, yakni pengamat mengamati dan mencatat objek yang diteliti (aktivitas guru dan siswa) selama proses pembelajaran.

4. Tes tertulis

Tes dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa pada ranah kognitif tentang Wujud Benda dan Sifatnya pada mata pelajaran IPA melalui pendekatan konstruktivisme. Pelaksanaannya yaitu pada setiap awal dan akhir siklus untuk selanjutnya dibandingkan sehingga


(23)

diketahui peningkatan hasil belajar siswa. Adapun bentuk tes yang digunakan yaitu tes tertulis berbentuk uraian.

F. Teknik Pengumpulan Data

Data dalam penelitian ini dikumpulkan melalui instrumen-instrumen penelitian yaitu instrumen lembar observasi dan instrumen tes bentuk uraian. Observasi dilakukan oleh seorang pengamat melalui lembar observasi untuk mengamati aktivitas belajar siswa dan guru dalam pembelajaran IPA melalui penerapan pendekatan konstruktivisme. Observasi dilakukan oleh satu orang pengamat dimaksudkan untuk mengurangi bias data penelitian yang dikumpulkan melalui instrumen lembar observasi. Sedangkan data hasil belajar siswa pada ranah kognitif dikumpulkan melalui intrumen tes berbentuk uraian yang diberikan pada setiap siklus.

G. Pengolahan dan Analisis Data

Data-data dari penelitian ini setelah dikumpulkan kemudian diolah dan dianalisis. Pengolahan dan analisis data ini dilakukan selama berlangsungnya penelitian sejak awal sampai akhir pelaksanaan tindakan. Jenis data yang didapat dalam penelitian ini yaitu data kualitatif dan data kuantitatif.


(24)

Data kuantitatif berasal dari tes siklus untuk hasil belajar IPA siswa. Setelah data kuantitatif diperoleh, selanjutnya dilakukan langkah-langkah analisis sebagai berikut.

a. Pengolahan data hasil belajar

Tes tertulis dilakukan setiap siklus, untuk mengetahui rata-rata hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA melalui penerapan pendekatan konstruktivisme. Tes tertulis tiap siklus dilaksanakan untuk mengetahui hasil belajar siswa. Rumus yang digunakan untuk menghitung rata-rata hasil belajar siswa adalah:

� = � � Keterangan : � : Nilai rata-rata kelas

: Total nilai yang diperoleh siswa

� : Jumlah siswa

b. Menghitung Prosentase Ketuntasan Belajar

Ketuntasan belajar siswa ditentukan berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan. Prosentase ketuntasan belajar siswa secara klasikal dapat ditentukan dengan rumus :

�= ≥

70

� × 100%

Keterangan : ≥70 : Jumlah siswa yang mendapat nilai lebih besar dari atau sama dengan 70

n : Banyak siswa

100% : Bilangan tetap TB : Ketuntasan belajar


(25)

Data kualitatif didapatkan dari lembar pengamatan aktivitas siswa dan guru dalam pembelajaran di kelas, berupa lembar pengamatan terbuka. Sehingga pengamat harus mengisi kolom deskripsi jawaban berbentuk narasi pada kolom yang sesuai dengan item pertanyaan/ pernyataan pada lembar observasi. Dalam penelitian ini dilibatkan tiga pengamat, dengan tujuan untuk mengurangi bias data hasil pengamatan. Pengolahan data kualitatif ini dilakukan dengan cara menerjemahkan dan mendiskusikan dengan pengamat jika terdapat jawaban pengamat yang perlu diklarifikasi dari setiap item pertanyaan. Kemudian peneliti mengelompokkan jawaban pengamat yang positif dan negatif dari setiap item pertanyaan/ pernyataan. Jika banyaknya observer yang menjawab positif lebih banyak dari yang menjawab negatif, maka aktivitas guru atau siswa dalam pembelajaran sudah sesuai dengan harapan penelitian. Jika terjadi sebaliknya, maka aktivitas guru atau siswa dalam pembelajaran tidak sesuai dengan harapan penelitian.

Dari hasil analisis data kualitatif secara keseluruhan, dapat disimpulkan apakah semua prinsip dalam pendekatan konstruktivisme telah dilaksanakan dengan baik dalam pembelajaran IPA tentang Wujud Benda dan Sifatnya terhadap siswa Kelas IV SDN Binabudi Kabupaten Cianjur.


(26)

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan dalam penelitian mengenai pendekatan konstruktivisme untuk meningkatkan hasil belajar siswa Kelas IV SDN Binabudi Kecamatan Cipanas Kabupaten Cianjur dalam pembelajaran IPA tentang Materi Wujud Benda dan Sifatnya dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Perencanaan pembelajaran dengan menerapkan pendekatan konstruktivisme ini meliputi penyusunan RPP dengan melaksanakan keempat prinsip pendekatan konstruktivisme yang meliputi prinsip pengetahuan awal, pemberian pengalaman langsung, mengaktifkan interaksi sosial dan pencapaian kepahaman. Dalam perencanaan juga disusun Lembar Kerja Siswa (LKS), lembar observasi terbuka guru dan siswa, serta angket siswa. Pada siklus I, perencanaan masih jauh dari sempurna dan belum mampu meningkatkan hasil belajar siswa. sedangkan perencanaan tindakan siklus II dapat mengefektifkan waktu dan dapat memberikan konstribusi dalam meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan pendekatan konstruktivisme mencakup empat prinsip yaitu: 1.) prinsip pengetahuan awal dilakukan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan langsung yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi tentang penerapan Konsep Wujud Benda dan Sifatnya ; 2) prinsip pengalaman langsung dilakukan dengan


(27)

sama kepada masing-masing kelompok, dan seluruh anggota kelompok melakukan kegiatan aktif melakukan percobaan; 3) prinsip mengaktifkan

interaksi sosial dilakukan dengan memfasilitasi siswa melalui diskusi

kelompok untuk mendiskusikan hasil pengamatan pada saat melakukan percobaan tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi berkaitan dengan Konsep Wujud Benda dan Sifatnya ; 4) prinsip pencapaian kepahaman guru bersama siswa menyimpulkan Konsep Wujud Benda dan Sifatnya.

3. Terdapat peningkatan hasil belajar siswa Kelas IV SDN Binabudi Kecamatan Cipanas Kabupaten Cianjur dari siklus I dan siklus II sebesar 16,8. Hasil belajar siswa pada siklus I sebesar 60,4 dan pada siklus II sebesar 77,2. Jadi dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa kelas IV SDN Binabudi pada mata pelajaran IPA tentang Materi Wujud Benda dan Sifatnya dapat ditingkatkan melalui pembelajaran dengan menerapkan pendekatan konstruktivisme.

B. Saran

Sebagai implikasi dari hasil penelitian, berikut ini dikemukakan saran yang diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran IPA di SD, khususnya dalam menerapkan dan mengembangkan pendekatan konstruktivisme.

1. Guru-guru SDN Binabudi khususnya dan guru-guru sekolah dasar pada umumnya diharapkan dalam menerapkan pendekatan konstruktivisme dapat


(28)

konstruktivisme yaitu: pengetahuan awal, pemberian pengalaman langsung, mengaktifkan interaksi sosial dan pencapaian kepahaman.

2. Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas ini ternyata hasil belajar siswa dapat meningkat dengan menerapkan pendekatan konstruktivisme, siswa lebih senang dan tertarik pada pembelajaran sehingga pemahaman dan hasil belajar siswa bagus. Hal ini sejalan dengan pernyataan Iskandar, 1996:29 (dalam Lestiawati 2008) ”Hal ini disebabkan anak-anak yang berada dalam tahap berikir intuitif dan tahap berfikir konkrit harus bekerja dengan benda-benda konkrit dulu sebelum mereka dapat menangkap dan memahami hal-hal yang bersifaat abstrak.”. Untuk itu diharapkan kepada guru-guru untuk selalu menggunakan benda konkret atau media yang dekat dengan siswa pada saat kegiatan pembelajaran supaya membuat siswa semangat dalam belajar.

3. Disarankan kepada peneliti berikutnya agar melanjutkan dan mengembangkan pendekatan konstruktivisme melalui berbagai variasi metode tidak hanya melalui metode percobaan dan demonstrasi.


(29)

DAFTAR PUSTAKA

Adun Rusyana, Nuryani Y, Rustaman, Sri Rejeki & Adianto. (2011). Pengembangan Program Perkuliahan Zoologi Invertebrata Berbasis Keterampilan Berpikir Kritis-Kreatif. Pedagogik Praktis Yang Berkualitas (pp. 203-204). Bandung: Rizqi Press.

Ari Widodo; Sri Wuryastuti; Margaretha. (2010). Pendidikan IPA di Sekolah Dasar. Bandung: UPI Press.

Arikunto, S. (2006). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Budiningsih, A. (2008). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Dahar, R. W. (1996). Teori-teori Belajar. Bandung: Erlangga.

Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Strategi Pembelajaran MIPA. Jakarta: Depdiknas

Dimyati, Mudjiono. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Djojosoediro, W. (n.d.). Pengembangan dan Pembelajaran IPA [online]

Tersedia:http://search.sweetim.com/search.asp?src=2&crg=3.1010000.100 11&q=ipa+unit+1[09 Juni 2012]

Djumhana, N. (2011). Prinsip Pembelajaran IPA yag Menyenangkan: Workshop Pedagogik Praktis yang Berkualitas. Bandung: Rizqi Press.

Guritningsih, Hanurani, L., Efendi, S., & Pramono, B. (2009). Ilmu Pengetahuan Alam Paket A Tingkatan II Derajat Dasar. Jakarta.

Haryanto. (2004). Sains untuk Sekolah Dasar Kelas IV. Jakarta: Erlangga.

Imade Alit Marina; Wandy Praginda. (2009). Hakikat IPA dan Pendidikan IPA Untuk Guru SD & SMP. Jakarta: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik.

Karlimah. (2006). Repository UPI [online], Tersedia:

http://repository.upi.edu/operator/upload/s_pgsd_0804973_chapter2.pdf) [09 Juni 2012]

Kusmoro.(2008). Tinjauan Filsafat “Model PAKEM dengan Pendekatan Konstruktivisme dan Cooperative Learning dalam Pembelajaran Sains dengan Lingkungan Belajar Siswa. [online]. Tersedia:

http://inovasisukses.blogspot.com/2008/07/tinjauan-filsafat-tentang-pengaruh.html [5 September 2012]


(30)

Lestiawati, L (2010). Penggunaan Alat Peraga Tiga Dimensi Pada Pembelajaran Gaya Dan Pesawat Sederhana Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V Di SD Gunung Batu. Skripsi pada FIP UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Muslich, M. (2009). KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual. Jakarta: Bumi Akasara.

Sagala, S. (2012). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: ALFABETA. Sudjana, N. (2011). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Suparno, P. (1997). Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta: Kanisius.

Tn. (n.d.). Berkenalan dengan Pendidikan IPA di SD. [online] Tersedia:

http://docs.docstoc.com/ORIG/67490/679A024A-306A-4936-B816B5CDF921101D.PDF


(1)

46

Data kualitatif didapatkan dari lembar pengamatan aktivitas siswa dan guru dalam pembelajaran di kelas, berupa lembar pengamatan terbuka. Sehingga pengamat harus mengisi kolom deskripsi jawaban berbentuk narasi pada kolom yang sesuai dengan item pertanyaan/ pernyataan pada lembar observasi. Dalam penelitian ini dilibatkan tiga pengamat, dengan tujuan untuk mengurangi bias data hasil pengamatan. Pengolahan data kualitatif ini dilakukan dengan cara menerjemahkan dan mendiskusikan dengan pengamat jika terdapat jawaban pengamat yang perlu diklarifikasi dari setiap item pertanyaan. Kemudian peneliti mengelompokkan jawaban pengamat yang positif dan negatif dari setiap item pertanyaan/ pernyataan. Jika banyaknya observer yang menjawab positif lebih banyak dari yang menjawab negatif, maka aktivitas guru atau siswa dalam pembelajaran sudah sesuai dengan harapan penelitian. Jika terjadi sebaliknya, maka aktivitas guru atau siswa dalam pembelajaran tidak sesuai dengan harapan penelitian.

Dari hasil analisis data kualitatif secara keseluruhan, dapat disimpulkan apakah semua prinsip dalam pendekatan konstruktivisme telah dilaksanakan dengan baik dalam pembelajaran IPA tentang Wujud Benda dan Sifatnya terhadap siswa Kelas IV SDN Binabudi Kabupaten Cianjur.


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan dalam penelitian mengenai pendekatan konstruktivisme untuk meningkatkan hasil belajar siswa Kelas IV SDN Binabudi Kecamatan Cipanas Kabupaten Cianjur dalam pembelajaran IPA tentang Materi Wujud Benda dan Sifatnya dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Perencanaan pembelajaran dengan menerapkan pendekatan konstruktivisme ini meliputi penyusunan RPP dengan melaksanakan keempat prinsip pendekatan konstruktivisme yang meliputi prinsip pengetahuan awal, pemberian pengalaman langsung, mengaktifkan interaksi sosial dan pencapaian kepahaman. Dalam perencanaan juga disusun Lembar Kerja Siswa (LKS), lembar observasi terbuka guru dan siswa, serta angket siswa. Pada siklus I, perencanaan masih jauh dari sempurna dan belum mampu meningkatkan hasil belajar siswa. sedangkan perencanaan tindakan siklus II dapat mengefektifkan waktu dan dapat memberikan konstribusi dalam meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan pendekatan konstruktivisme mencakup empat prinsip yaitu: 1.) prinsip pengetahuan awal dilakukan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan langsung yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi tentang penerapan Konsep Wujud Benda dan Sifatnya ; 2) prinsip pengalaman langsung dilakukan dengan


(3)

menerapkan metode percobaan dengan cara menyediakan alat dan bahan yang sama kepada masing-masing kelompok, dan seluruh anggota kelompok melakukan kegiatan aktif melakukan percobaan; 3) prinsip mengaktifkan

interaksi sosial dilakukan dengan memfasilitasi siswa melalui diskusi

kelompok untuk mendiskusikan hasil pengamatan pada saat melakukan percobaan tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi berkaitan dengan Konsep Wujud Benda dan Sifatnya ; 4) prinsip pencapaian kepahaman guru bersama siswa menyimpulkan Konsep Wujud Benda dan Sifatnya.

3. Terdapat peningkatan hasil belajar siswa Kelas IV SDN Binabudi Kecamatan Cipanas Kabupaten Cianjur dari siklus I dan siklus II sebesar 16,8. Hasil belajar siswa pada siklus I sebesar 60,4 dan pada siklus II sebesar 77,2. Jadi dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa kelas IV SDN Binabudi pada mata pelajaran IPA tentang Materi Wujud Benda dan Sifatnya dapat ditingkatkan melalui pembelajaran dengan menerapkan pendekatan konstruktivisme.

B. Saran

Sebagai implikasi dari hasil penelitian, berikut ini dikemukakan saran yang diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran IPA di SD, khususnya dalam menerapkan dan mengembangkan pendekatan konstruktivisme.

1. Guru-guru SDN Binabudi khususnya dan guru-guru sekolah dasar pada umumnya diharapkan dalam menerapkan pendekatan konstruktivisme dapat


(4)

melaksanakannya sesuai dengan prinsip-prinsip pada pendekatan konstruktivisme yaitu: pengetahuan awal, pemberian pengalaman langsung, mengaktifkan interaksi sosial dan pencapaian kepahaman.

2. Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas ini ternyata hasil belajar siswa dapat meningkat dengan menerapkan pendekatan konstruktivisme, siswa lebih senang dan tertarik pada pembelajaran sehingga pemahaman dan hasil belajar siswa bagus. Hal ini sejalan dengan pernyataan Iskandar, 1996:29 (dalam Lestiawati 2008) ”Hal ini disebabkan anak-anak yang berada dalam tahap berikir intuitif dan tahap berfikir konkrit harus bekerja dengan benda-benda konkrit dulu sebelum mereka dapat menangkap dan memahami hal-hal yang bersifaat abstrak.”. Untuk itu diharapkan kepada guru-guru untuk selalu menggunakan benda konkret atau media yang dekat dengan siswa pada saat kegiatan pembelajaran supaya membuat siswa semangat dalam belajar.

3. Disarankan kepada peneliti berikutnya agar melanjutkan dan mengembangkan pendekatan konstruktivisme melalui berbagai variasi metode tidak hanya melalui metode percobaan dan demonstrasi.


(5)

1

DAFTAR PUSTAKA

Adun Rusyana, Nuryani Y, Rustaman, Sri Rejeki & Adianto. (2011). Pengembangan Program Perkuliahan Zoologi Invertebrata Berbasis Keterampilan Berpikir Kritis-Kreatif. Pedagogik Praktis Yang Berkualitas (pp. 203-204). Bandung: Rizqi Press.

Ari Widodo; Sri Wuryastuti; Margaretha. (2010). Pendidikan IPA di Sekolah Dasar. Bandung: UPI Press.

Arikunto, S. (2006). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Budiningsih, A. (2008). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Dahar, R. W. (1996). Teori-teori Belajar. Bandung: Erlangga.

Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Strategi Pembelajaran MIPA. Jakarta: Depdiknas

Dimyati, Mudjiono. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Djojosoediro, W. (n.d.). Pengembangan dan Pembelajaran IPA [online]

Tersedia:http://search.sweetim.com/search.asp?src=2&crg=3.1010000.100 11&q=ipa+unit+1[09 Juni 2012]

Djumhana, N. (2011). Prinsip Pembelajaran IPA yag Menyenangkan: Workshop Pedagogik Praktis yang Berkualitas. Bandung: Rizqi Press.

Guritningsih, Hanurani, L., Efendi, S., & Pramono, B. (2009). Ilmu Pengetahuan Alam Paket A Tingkatan II Derajat Dasar. Jakarta.

Haryanto. (2004). Sains untuk Sekolah Dasar Kelas IV. Jakarta: Erlangga.

Imade Alit Marina; Wandy Praginda. (2009). Hakikat IPA dan Pendidikan IPA Untuk Guru SD & SMP. Jakarta: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik.

Karlimah. (2006). Repository UPI [online], Tersedia: http://repository.upi.edu/operator/upload/s_pgsd_0804973_chapter2.pdf) [09 Juni 2012]

Kusmoro.(2008). Tinjauan Filsafat “Model PAKEM dengan Pendekatan Konstruktivisme dan Cooperative Learning dalam Pembelajaran Sains

dengan Lingkungan Belajar Siswa. [online]. Tersedia:

http://inovasisukses.blogspot.com/2008/07/tinjauan-filsafat-tentang-pengaruh.html [5 September 2012]


(6)

2

Lestiawati, L (2010). Penggunaan Alat Peraga Tiga Dimensi Pada Pembelajaran Gaya Dan Pesawat Sederhana Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V Di SD Gunung Batu. Skripsi pada FIP UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Muslich, M. (2009). KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual. Jakarta: Bumi Akasara.

Sagala, S. (2012). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: ALFABETA. Sudjana, N. (2011). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Suparno, P. (1997). Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta: Kanisius.

Tn. (n.d.). Berkenalan dengan Pendidikan IPA di SD. [online] Tersedia:


Dokumen yang terkait

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA TENTANG PERUBAHAN WUJUD BENDA MELALUI PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL.

0 4 24

PENERAPAN PENDEKATAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA TENTANG MATERI GAYA.

0 11 70

PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA TENTANG MATERI WUJUD BENDA DAN SIFATNYA : Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV Sekolah Dasar Negeri Peundeuy Kecamatan Sukabumi Kabupaten Sukabumi Tahun Pe

0 1 32

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA TENTANG MATERI PESAWAT SEDERHANA.

0 2 30

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA TENTANG MATERI SIFAT-SIFAT AIR.

0 2 31

PENERAPAN PENDEKATAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP SIFAT BENDA PADA MATA PELAJARAN IPA.

0 1 50

PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA TENTANG MATERI WUJUD BENDA DAN SIFATNYA : Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV Sekolah Dasar Negeri Binabudi Kecamatan Cipanas Kabupaten Cianjur Tahun Pel

0 1 37

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA TENTANG SIFAT DAN PERUBAHAN WUJUD BENDA MELALUI PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL.

0 0 26

PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA MATERI PERUBAHAN SIFAT BENDA DI KELAS V SDN BINABUDI CIPANAS.

0 0 29

PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI KENAMPAKAN BULAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA.

0 0 35