PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI KENAMPAKAN BULAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA.

(1)

PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI KENAMPAKAN BULAN UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV Semester II Tahun Ajaran 2012/2013 SDN Utama Mandiri I Kecamatan Cimahi Selatan Kota Cimahi)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh Deana Zefania

0902811

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

2013


(2)

LEMBAR PENGESAHAN

PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI KENAMPAKAN BULAN UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV Semester II Tahun Ajaran 2012/2013 SDN Utama Mandiri I Kecamatan Cimahi Selatan Kota Cimahi)

Oleh, Deana Zefania

0902811

Disetujui dan Disahkan oleh: Pembimbing I

Drs. Ruswandi Hermawan, M.Ed. NIP. 195910121981011002

Pembimbing II

Drs. Agus Fany Chandra, M.Pd. NIP. 198108122005011003

Diketahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Pendidikan Indonesia

Drs. H. Dede Somarya, M.Pd. NIP. 195803051984031002


(3)

Pernyataan Keaslian Penulisan Skripsi dan Bebas Plagiarisme

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Penerapan Pendekatan

Konstruktivisme Pada Pembelajaran IPA Materi Kenampakan Bulan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa di Kelas IV SDN Utama Mandiri I Kota Cimahi” ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/ sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini”.

Bandung, 20 Juni 2013 Yang Membuat Pernyataan,


(4)

Halaman Hak Cipta

PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI KENAMPAKAN BULAN UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV Semester II Tahun Ajaran 2012/2013 SDN Utama Mandiri I Kecamatan Cimahi Selatan Kota Cimahi)

Oleh Deana Zefania

Sebuah Skripsi yang Diajukan untuk memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

©DeanaZefania2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(5)

ABSTRAK

PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI KENAMPAKAN BULAN UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA Oleh

Deana Zefania 0902811

Penelitian ini dilatarbelakangi rendahnya nilai ulangan mata pelajaran IPA di kelas IV yaitu sebanyak 65% siswa mendapatkan nilai dibawah nilai KKM yang telah ditentukan yaitu 70. Demikian pula cara guru melaksanakan pembelajaran masih cenderung masih menggunakan metode ceramah, selain itu sumber informasi hanya bergantung pada buku paket IPA. Penelitian ini ditujukan pada penerapan pendekatan konstruktivisme dalam pembelajaran IPA materi kedudukan bulan. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai perencanaan, pelaksanaan dan hasil belajar siswa dengan menggunakan pendekatan Konstruktivisme. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang mengadaptasi model Kemmis & Mc. Taggart dengan tiga siklus, yang pada setiap siklusnya dilakukan satu tindakan. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV semester II SDN Utama Mandiri I Kota Cimahi yang berjumlah 28 orang. Hasil penelitian dengan menerapkan pendekatan konstruktivisme dalam pembelajaran IPA menunjukkan adanya peningkatan proses pembelajaran, terlihat siswa terlibat aktif dalam pembelajaran, nilai siswa dalam pembelajaran IPA mengalami peningkatan. Pada siklus pertama nilai rata-rata siswa mencapai 69,8, hingga siklus ketiga nilai rata-rata siswa meningkat mencapai 80 siswa yang mencapai nilai KKM sebesar 96%. Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa penerapan pendekatan konstruktivisme dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi kedudukan bulan dengan cara pelaksanaan fase-fase dalam pendekatan konstruktivisme harus membuat siswa mampu menggali pengetahuan awalnya yang akan dijadikan dasar untuk siswa membangun pengetahuanya di dalam kelas.


(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... ... iv

DAFTAR TABEL ... ... vi

DAFTAR GAMBAR ... ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... ... 1

B. Rumusan Masalah ... .. 5

C. Hipotesis Tindakan ... ... 5

D. Batasan Masalah ... .. 6

E. Tujuan Penelitian ... .. 6

F. Manfaat Penelitian ... .... 7

G. Definisi Operasional ... .... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... .. 9

A. Hakikat Pembelajaran IPA ... 9

1. Hakikat IPA... .. 9

2. Karakteristik IPA ... .. 10

B. Pendidikan IPA di Sekolah Dasar ... .. 11

C. Kenampakan Bulan ... .. 13

D. Pendekatan Konstruktivisme ... .. 15

1. Pengertian Pendekatan Konstruktivisme ... 15

2. Prinsip Dasar Pembelajaran Konstruktivisme... 17

3. Teori yang Mendukung Konstruktivisme ... 20

4. Tahapan Pembelajaran dalam Pendekatan Konstruktivisme .. ... 21

5. Pendekatan Konstruktivisme dalam Pembelajaran IPA ... 23

E. Hasil Belajar ... 25

1. Pengertian Hasil Belajar ... 25

2. Klasifikasi Hasi Belajar ... 26


(7)

b. Ranah Afektif ... 28

c. Ranah Psikomotoris ... 28

BAB III METODE PENELITIAN ... 29

A. Metode Penelitian ... 29

B. Model Penelitian ... 29

C. Subjek Penelitian ... 31

D. Prosedur Penelitian ... 31

1. Perencanaan ... 32

2. Pelaksanaan Tindakan ... 33

3. Observasi ... 35

4. Refleksi ... 36

E. Instrumen Penelitian ... 36

1. Instrumen Tes ... 36

2. Instrumen non Tes ... 37

F. Pengolahan dan Analisis Data ... 38

1. Pengolahan Data ... 38

2. Teknik Analisis Data ... 38

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 42

A. Deskrispsi Hasil Penelitian ... 42

B. Hasil Penelitian ... 43

1. Siklus ke-1 ... 43

2. Siklus ke-2 ... 52

3. Siklus ke-3 ... 60

C. Pembahasan ... 70

1. Perencanaan Pembelajaran ... 72

2. Pelaksanaan Pembelajaran ... 74

3. Hasil Belajar Siswa ... 80

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 84

A. Simpulan ... 84

B. Saran ... 86

DAFTAR PUSTAKA ... 88 LAMPIRAN


(8)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan sebuah kata yang sangat familiar kita dengarkan di dalam hidup sehari hari, sebab pendidikan merupakan kegiatan penting yang dilakukan oleh hampir semua orang dari berbagai lapisan masyarakat. Menurut Sukarjo dan Komarudin (2009:9) “pendidikan merupakan kumpulan dari semua proses yang memungkinkan seseorang mampu mengembangkan seluruh kemampuan (potensi) yang dimilikinya, sikap-sikap dan bentuk-bentuk perilaku yang bernilai positif di masyarakat tempat individu yang bersangkutan berada.”

Dalam Undang-undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, bab II dikemukakan bahwa:

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat, dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, dan bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik, agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Depdiknas, 2006:13).

Untuk mencapai mutu pendidikan tersebut, maka mutu pendidikan itu sendiri harus dilaksanakan menyeluruh meliputi aspek pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai-nilai. Upaya untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut dapat dilakukan pada jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Disamping itu, upaya yang harus dilakukan dalam mencapai tujuan tersebut diantaranya adalah melakukan perbaikan terhadap sistem pendidikan yang harus dimulai dari tingkat sekolah dasar. Peningkatan sikap dan motivasi siswa terhadap mata pelajaran termasuk mata pelajaran IPA harus ditanamkan sejak siswa di sekolah dasar.

Berdasarkan standar kelulusan satuan pendidikan dan kelompok mata pelajaran, mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam bertujuan untuk mengembangkan logika, kemampuan berpikir dan analisis peserta didik


(9)

(Permendiknas No.22 Tahun 2006). Upaya meningkatkan mutu pendidikan tidak hanya bergantung pada faktor guru saja, tetapi berbagai faktor lainnya juga berpengaruh untuk menghasilkan keluaran atau out put proses pengajaran yang bermutu.

Mata pelajaran IPA merupakan salah satu mata pelajaran wajib di tingkat Sekolah Dasar. IPA merupakan cabang pengetahuan yang berawal dari fenomena alam. Menurut Hendro Darmojo (dalam Samatowa, 2011: 2) „IPA adalah pengetahuan yang rasional dan objektif tentang alam semesta dan segala isinya.‟ IPA membahas tentang gejala-gejala alam yang disusun secara sistematis yang didasarkan pada hasil percobaan dan pengamatan yang dilakukan oleh manusia.

Depdiknas 2006 (Mulyasa, E 2011: 110) menyatakan bahwa pelajaran sains harus mencakup kerja ilmiah dan konsep. Dalam KTSP metode ilmiah tidak dimunculkan sebagai bagian terpisah namun menjadi jiwa dari seluruh topik. IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta, konsep, atau prinsip saja tetapi juga merupakan proses penemuan. Selain itu IPA juga merupakan ilmu yang bersifat empirik dan membahas tentang fakta serta gejala alam. Fakta dan gejala alam tersebut menjadikan pembelajaran IPA tidak hanya verbal tetapi juga faktual. Hal ini menunjukan bahwa, hakikat IPA sebagai proses diperlukan untuk menciptakan pembelajaran IPA yang empirik dan faktual.

Tujuan pembelajaran IPA di SD menurut Kurikulum KTSP (Mulyasa, E 2011: 111) secara terperinci adalah:

(1) memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaann-Nya, (2) mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, (3) mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat, (4) mengembangkan ketrampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan, (5) meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan, dan (6) memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan ketrampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP atau MTs.


(10)

Dalam proses pembelajaran IPA di Sekolah Dasar, siswa bukan hanya berperan sebagai penerima ilmu pengetahuan atau informasi dari guru, tetapi harus terlibat langsung secara aktif dalam proses pembelajaran, karena mata pelajaran IPA merupakan mata pelajaran yang melibatkan keterampilan proses. keterampilan proses dalam pembelajaran IPA yakni meliputi keterampilan proses dasar misalnya mengamati, mengukur, mengklasifikasikan, mengkomunikasikan, mengenal hubungan ruang dan waktu, serta keterampilan proses terintegrasi misalnya merancang dan melakukan eksperimen haruslah terus dilatihkan kepada peserta didik di tingkat sekolah dasar.

Berdasarkan pengalaman mengajar dan hasil observasi yang telah penulis lakukan dapat terlihat bahwa proses pembelajaran IPA yang dilaksanakan di Kelas IV-C di SDN Utama Mandiri I Kota Cimahi cenderung masih menggunakan metode ceramah, dan kurangnya interaksi antara guru dan siswa dalam pembelajaran, selain itu sumber informasi dalam pembelajaran hanya bergantung pada buku paket IPA dan LKS untuk melakukan latihan soal.

Kurangnya motivasi siswa dalam mengikuti pelajaran serta memahami materi, dan proses pemerolehan pengetahuan hanya bergantung kepada informasi yang diberikan guru saat proses pembelajaran membuat pembelajaran berjalan kurang efektif, hal ini juga yang menyebabkan pembelajaran hanya berlangsung satu arah yaitu informasi hanya diberikan guru kepada siswa, dan siswa hanya berperan sebagai penerima informasi. Kurangnya pasrtisipasi siswa menyebabkan siswa merasa jenuh mengikuti proses pembelajaran, dan akhirnya siswa pun mulai kehilangan konsentrasi belajarnya dan menjadi tidak fokus mengikuti pembelajaran dari guru dan mereka lebih banyak bergurau dan mengobrol saat pembelajaran berlangsung, siswa yang duduk di bangku depan saja yang terlihat memperhatikan penjelasan dari guru.

Hal ini mengakibatkan tidak meratanya pemahaman siswa saat pembelajaran berlangsung, dan lebih banyak siswa yang tidak mengikuti pembelajaran dengan baik, hal ini sangat berpengaruh terhadap pencapaian hasil belajar siswa di kelasnya.


(11)

Dampak yang dirasakan dari kurang tepatnya pendekatan pembelajaran yang diterapkan guru saat mengajar adalah Nilai ulangan mata pelajaran IPA di kelas IV SDN Utama Mandiri I Kota Cimahi berkisar antara nilai 30-90, dan sebagian besar yaitu sebanyak 65% siswa mendapatkan nilai dibawah nilai KKM yang telah ditentukan yaitu 70. Dengan melihat tingkat pencapaian KKM yang di dapat siswa dapat terlihat bahwa hasil belajar siswa di kelas IV SDN Utama Mandiri I Kota Cimahi ini masih rendah.

Penerapan pendekatan pembelajaran yang kurang tepat dapat menyebabkan kurangnya kualitas hasil belajar siswa. Pendekatan pembelajaran adalah titik tolak atau sudut pandang terhadap proses pembelajaran yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, didalamnya mewadahi, menginspirasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoritis tertentu. Oleh karena itu dalam pendekatan pembelajaran siswa diharapkan sudah menguasai fakta, ketampilan, konsep dan prinsip yang diperlukan untuk terjadinya transfer belajar Nurhadi dalam (http://www.sekolahdasar.net).

Pendekatan Konstruktivisme merupakan salah satu pendekatan pembelajaran yang mengembangkan proses aktif dalam pembelajaran. “Model belajar konstruktivisme adalah model pembelajaran yang menekankan pada pengetahuan awal siswa sebagai tolak ukur dalam belajar” (Muslim, 2009: 41).

Prinsip yang paling umum dan paling esensial dari konstruktivisme adalah siswa memperoleh banyak pengetahuan di luar sekolah, bukan hanya di bangku sekolah. Prinsip utama dalam pembelajaran konstruktivisme adalah pembelajaran membangun (construct) pemahaman mereka sendiri terhadap dunia sekitar. Pemahaman itu sendirilah yang membentuk pengetahuan mereka sendiri tentang dunia sekitar.Implikasi dari pendekatan konstruktivisme dalam pembelajaran yaitu pengetahuan itu tidak dapat dipindahkan secara utuh dari pikiran guru ke siswa, namun secara aktif dibangun oleh siswa sendiri melalui pengalaman nyata. Sehingga peran guru berubah, dari sumber dan pemberi informasi menjadi fasilitator belajar siswa. Hal ini pun akan menuntut siswa untuk memiliki motivasi belajar yang tinggi dan tidak bergantung kepada guru.


(12)

Setelah mempelajari latar belakang yang telah diuraikan, maka penulis melakukan penelitian dengan judulPenerapan Pendekatan Konstruktivisme Pada Pembelajaran IPA Materi Kenampakan Bulan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa di Kelas IV SDN Utama Mandiri I Kota Cimahi” sehingga nilai hasil belajar siswa dapat meningkat.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan diatas, maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah:

1. Bagaimanakah perencanaan pembelajaran dengan menggunakan Pendekatan Konstruktivisme Pada Pembelajaran IPA Materi Kenampakan Bulan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa di Kelas IV SDN Utama Mandiri I Kota Cimahi?

2. Bagaimanakah proses pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan Pendekatan Konstruktivisme Pada Pembelajaran IPA Materi Kenampakan Bulan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa di Kelas IV SDN Utama Mandiri I Kota Cimahi?

3. Bagaimanakah hasil belajar siswa setelah pembelajaran dengan menggunakan Pendekatan Konstruktivisme Pada Pembelajaran IPA Materi Kenampakan Bulan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa di Kelas IV SDN Utama Mandiri I Kota Cimahi?

C. Hipotesis Tindakan

Jika dalam pembelajaran materi kenampakan bulan di SD Negeri Utama Mandiri I Kota Cimahi menggunakan pendekatan konstruktivisme, maka hasil belajar siswa akan meningkat.


(13)

D. Batasan Masalah

Agar penelitian lebih terarah dan tidak terlampau meluas, maka penelitian dibatasi sebagai berikut:

1. Penelitian difokuskan pada siswa kelas IV-C SDN Utama Mandiri I Kelurahan Utama Kecamatan Cimahi Selatan Kota Cimahi.

2. Materi pembelajaran dalam penelitian ini adalah topik kedudukan bulan. Ada 5 fase bulan yaitu bulan baru, bulan sabit, bulan separuh, bulan cembung, dan bulan purnama.

3. Penelitian ini berupaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA topik kedudukan bulan. Hasil belajar yang dimaksud yaitu hasil belajar dalam ranah kognitif yaitu antara kemampuan pengetahuan hingga aplikasi.

4. Pendekatan pembelajaran yang digunakan adalah pendekatan konstruktivisme.

E.Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Mendapatkan gambaran mengenai perencanaan pembelajaran dengan menggunakan Pendekatan Konstruktivisme Pada Pembelajaran IPA Materi Kenampakan Bulan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa di Kelas IV SDN Utama Mandiri I Kota Cimahi.

2. Mendapatkan gambaran mengenai proses pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan Pendekatan Konstruktivisme Pada Pembelajaran IPA Materi Kenampakan Bulan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa di Kelas IV SDN Utama Mandiri I Kota Cimahi.

3. Mendapatkan gambaran mengenai hasil belajar siswa setelah pembelajaran dengan menggunakan Pendekatan Konstruktivisme Pada Pembelajaran IPA Materi Kenampakan Bulan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa di Kelas IV SDN Utama Mandiri I Kota Cimahi.


(14)

F. Manfaat Penelitian

Dengan dilaksanakannya penelitian tindakan kelas ini, diharapkan dapat memberikan manfaat baik bagi peneliti, siswa, bahkan bagi sekolah . Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Manfaat bagi peneliti

a. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan penulis.

b. Memberi pengalaman baru serta menjadikan pendekatan konstruktivisme sebagai alternatif bagi guru dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran.

2. Manfaat bagi peserta didik

a. Meningkatkan aktifitas peserta didik dalam proses pembelajaran IPA di Kelas IV SDN Utama Mandiri I Kota Cimahi melalui penerapan pendekatan konstruktivisme.

b. Meningkatkan hasil belajar peserta didik melalui penerapan pendekatan konstruktivisme dalam proses pembelajaran IPA.

3. Manfaat bagi guru

a. Mengembangkan potensi guru dalam pembelajaran IPA dengan menerapkan pendekatan pembelajaran konstruktivisme.

4. Manfaat bagi sekolah

a. Memberikan motivasi bagi guru-guru lain dalam rangka meningkatkan kualitas proses pembelajaran IPA di Kelas IV SDN Utama Mandiri I Kota Cimahi melalui penerapan pendekatan konstruktivisme.

b. Memberikan kontribusi untuk meningkatkan lulusannya melalui penerapan pendekatan konstruktivisme.

G. Definisi Operasional

Sesuai dengan pokok permasalahan yang akan diangkat menjadi objek penelitian, yaitu “Pendekatan Konstruktivisme Pada Pembelajaran IPA Materi Kenampakan Bulan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa di Kelas IV SDN Utama Mandiri I Kota Cimahi”. Dalam permasalahan tersebut muncul kata kunci


(15)

“Pembelajaran IPA, Pendekatan Konstruktivisme, Kenampakan Bulan dan Hasil belajar”.

1. Kenampakan Bulan

“Kenampakan bulan adalah bentuk bulan yang dapat teramati dari bumi” (Kuraesin, 2004:102). Kenampakan bulan terjadi akibat revolusi bulan. Ada lima bentuk atau fase bulan yang dapat teramati dari bumi, yaitu bulan baru, bulan sabit, bulan setengah, bulan cembung, dan bulan purnama.

2. Pendekatan Konstruktivisme

Menurut Muslim (2009:23) “pendekatan konstruktivisme adalah pendekatan pembelajaran yang menekankan pada pengetahun awal siswa sebagai tolak ukur dalam belajar.” Implikasi dalam pendekatan pembelajaran konstruktivisme meliputi lima fase, yakni: Fase orientasi, Fase esilitasi, Fase Restrukturisasi ide, Fase Penerapan Konsep, dan Fase Reviu. Dengan demikian yang dimaksud dengan pendekatan konstruktivisme dalam penelitian ini adalah proses belajar mengajar yang menggunakan Fase orientasi,Fase esilitasi, Fase Restrukturisasi ide, Fase Penerapan Konsep, dan Fase Reviu.

3. Hasil Belajar

“Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya” (Sudjana, 2009 : 22). Hasil belajar yang hendak diukur dalam penelitian ini yaitu dalam ranah kognitif dan ranah afektif. Dalam ranah kognitif terdiri dari beberapa indikator antara lain:

a. Menjelaskan kedudukan dan pergerakan antara bulan,bumi dan matahari (C2).

b. Menjelaskan penyebab kenampakan bulan (C2).

c. Menunjukan peristiwa perubahan kenampakan bulan (C3). d. Menyebutkan fase-fase kenampakan bulan dari hari ke hari (C1). e. Menjelaskan setiap bentuk fase bulan (C2).

f. Menjelaskan pengaruh perubahan kenampakan bulan terhadap kenampakan bumi. (C2)

Penelitian ini menggunakan beberapa instrumen untuk mengukur hasil belajar siswa, yaitu: RPP, LKS, Post Tes, Lembar observasi siswa, dan angket.


(16)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian menurut Furchan dalam Hatimah, I (2007:81) adalah „strategi umum yang dianut dalam pengumpulan dan analisis data yang diperlukan, guna menjawab persoalan yang dihadapi.‟ Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas.

Menurut Nazir (2005:79) “metode penelitian tindakan adalah suatu penelitian yang dikembangkan bersama-sama antara peneliti dan decision maker tentang variabel-variabel yang dapat dimanipulasikan dan segera digunakan untuk menentukan kebijakan dan pembangunan.”

B. Model Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode PTK sebab melalui metode ini maka guru yang lebih mengenal keadaan kelasnya dapat melakukan penelitian secara langsung untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran sejarah. Dengan penelitian ini pula diharapkan guru dapat memperbaiki kinerjanya agar dapat mencapai tujuan pendidikan secara ideal.

Penelitian tindakan kelas (PTK) adalah cara suatu kelompok atau seseorang dalam mengorganisasi suatu kondisi sehingga mereka dapat mempelajari pengalaman mereka dan membuat pengalaman mereka dapat diakses oleh orang lain. Sedangkan Wiriaatmadja (2007: 13) mendefinisikan “penelitian tindakan kelas adalah bagaimana sekelompok guru dapat mengorganisasi kondisi praktek pembelajaran mereka, dan belajar dari pengalaman mereka sendiri.” Mereka dapat mencobakan suatu gagasan perbaikan dalam praktek pembelajaran mereka, dan melihat pengaruh nyata dari upaya itu.

Model penelitian tindakan yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah model penelitian tindakan spiral dari Kemmis dan Taggart (1988). Adapun Langkah-langkah pada model siklus Kemmis dan Taggart yaitu sebagai berikut :

1. Perencanaan tindakan (plan) 2. Pelaksanaan tindakan (act)


(17)

3. Observasi (observe) 4. Refleksi(reflect)

Gambar 3.1 Model PTK Kemmis dan Taggart (www.eksiklopedia.com)

Secara mendetail Kemmis dan Taggart (Hopkins, 1993) dalam Wiriaatmadja (2007: 124) menjelaskan tahap-tahap penelitian tindakan yang dilakukannya. Permasalahan penelitian difokuskan kepada strategi bertanya kepada siswa dalam pembelajaran sains. Keputusan ini timbul dari pengamatan tahap awal yang menunjukan bahwa siswa belajar sains dengan cara menghafal dan bukan dalam proses inkuiri. Dalam diskusi dipikirkan cara untuk mendorong inkuiri siswa, apakah dengan mengubah kurikulum, atau mengubah cara


(18)

bertanya kepada siswa. Akhirnya diputuskan untuk menyusun strategi bertanya. Maka dirancanglah strategi bertanya untuk mendorong siswa untuk menjawab pertanyaannya sendiri. Semua kegiatan ini dilakukan pada tahap perencanaan (plan).

Pada kotak indakan (act),mulai diajukan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa untuk mendorong mereka mengatakan apa yang mereka ketahui, dan apa yang mereka minati. Pada kotak pengamatan (observe), pertanyaan-pertanyaan dan jawaban-jawaban siswa dicatat atau direkam untuk melihat apa yang sedang terjadi. Pengamat juga membuat catatan dalam buku hariannya.

Dalam kotak refleksi (reflect), ternyata kontrol kelas yang terlalu ketat menyebabkan tanya jawab kurang lancar dilaksanakan sehingga tidak mencapai hasil yang baik, dan perlu diperbaiki. Pada siklus berikutnya, perencanaan direfisi dengn modifikasi dalam bentuk mengurangi pernyataan-pernyataan guru yang bersifat mengontrol siswa, agar strategi bertanya dapat berlangsung dengan baik. Pada tahap tindakan siklus kedua hal itu dilakukan. Pelakasanaannya dicatat dan direkam untuk melihat pengaruhnya terhadap perilaku siswa.pada tahap refleksi.

C. Subjek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Utama Mandiri I yang berlokasi di jalan Mahar Martanegara no.115 Kelurahan Utama Kecamatan Cimahi Selatan Kota Cimahi. Dalam penelitian ini yang dijadikan subjek penelitian secara umumnya adalah siswa kelas IV-C tahun ajaran 2012/2013 dengan jumlah siswa sebanyak 28 orang. Penelitian dilakukan dari bulan Mei sampai bulan Juni 2013.

D. Prosedur Penelitian

Pelaksanaan PTK dilakukan dalam tiga siklus atau lebih. Apabila tiga siklus yang dilaksanakan belum dapat mengatasi masalah maka akan dilakukan tindakan perbaikan pada siklus selanjutnya. Sebelum dilaksanakan tindakan dalam penelitian ini diawali dengan mengidentifikasi dan merumuskan masalah melalui observasi awal kemudian melakukan refleksi untuk melakukan cara dan tindakan


(19)

pemecahan masalah yang akan ditempuh pada siklus pertama. Hasil dari kegiatan pelaksanaan pada siklus pertama akan direfleksikan untuk melakukan perbaikan pelaksanaan tindakan pada siklus kedua, dan begitu pula dengan siklus selanjutnya. Secara keseluruhan dalam setiap siklus terdapat empat tahap yang harus ditempuh, yaitu:

1. Perencanaan

Tahap ini mencakup semua perencanaan tindakan seperti pembuatan rencana pelaksanaan pembelajaran yang dialami, menyiapkan metode, alat dan sumber pembelajaran serta merencanakan langkah-langkah dan tindakan apa yang akan dilakukan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

Dalam tahap ini penulis menetapkan seluruh rencana tindakan yang akan dilakukan untuk memperbaiki praktek pembelajaran mengenai kenampakan bulan, yaitu dengan menerapkan pembelajaran konstruktivisme, adapun langkah-langkah yang dilakukan pada tahap perencanaan yaitu :

a. Meminta izin kepada Kepala Sekolah dan guru kelas IVC SD Negeri Utama Mandiri I.

b. Merumuskan langkah-langkah dan tindakan yang akan dilakukan untuk menguji hipotesis.

c. Merancang pembelajaran IPA mengenai kedudukan bulan dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme. Sebelum tindakan pembelajaran dilaksanakan, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dikonsultasikan terlebih dahulu dengan guru kelas. RPP tersebut disertai dengan LKS, yang berisi langkah-langkah, hasil pengamatan, dan kesimpulan.

d. Merancang alat-alat untuk percobaan dan media pembelajaran tentang kedudukan bulan yang akan digunakan

e. Memilih prosedur evaluasi penelitian.

Peneliti juga telah mempersiapkan catatan pribadi yang nanti saat pembelajaran berlangsung dapat penulis gunakan untuk mencatat hal-hal yang menarik dalam kegiatan pembelajaran, baik hal yang bersifat positif maupun hal yang bersifat negatif yang harus menjadi perbaikan bagi peneliti.Peneliti juga


(20)

mempersiapkan rekan observer yang bertugas untuk membantu peneliti mengamati kegiatan pembelajaran, mencatat kelebihan dan kekrangan peneliti sebaga guru saat mengajar yang hasilnya kemudian akan di refleksikan bersama-sama.

2. Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap ini, pelaksanaan belajar mengajar pada mata pelajaran IPA dilakukan sesuai dengan persiapan yang telah direncanakan. Guru melakukan proses kegiatan pembelajaran sebagaimana biasanya, sehingga tidak terkesan sedang melakukan penelitian. Dalam penelitian ini guru menggunakan metode PTK. Maka dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran ada kolaboratif dan partisipatif antara guru yang melakukan proses pembelajaran dengan observer.

Semua proses pembelajaran tersusun di dalam persiapan mengajar dan lembar kerja siswa dengan alokasi waktu pada setiap pertemuan adalah 2x35 menit. Dimana guru memberikan tes untuk mengetahui penguasaan dan pemahaman konsep materi yang diberikan. Adapun pelaksanaan tindakan ini sesuai dengan jadwal penelitian Rencana Perlaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan pelaksanaan di kegiatan sesuai dengan tahapan pembelajaran konstruktivisme, meliputi 1. Fase orientasi; 2. Fase elisitasi; 3. Fase restrukturisasi ide; 4. Fase aplikasi ide; 5. Fase reviu, yakni sebagai berikut:

a. Siklus 1

1) Melakukan fase orientasi dengan bernyanyi.

2) Melakukan fase esilitasi dengan mengajukan pertanyaan mengenai materi untuk mengetahui pengetahuan awal peserta didik.

3) Melakukan fase restrukturisasi ide dengan mengeksplorasi pemahaman siswa menggunakan metode demonstrasi menggunakan alat peraga mengenai kedudukan bumi, bulan, dan matahari.

4) Memberikan lembar kerja siswa untuk mengkontruksi pemahaman siswa. 5) Melakukan Diskusi dan Tanya Jawab mengenai hasil kegiatan demonstrasi yang telah dilakukan. Peserta didik menjelaskan hasil temuan pada kegiatan demonstrasi sehingga menemukan sendiri konsep.


(21)

Setelah peserta didik melakukan diskusi, setiap kelompok ditugaskan untuk membacakan dan melaporkan hasil diskusinya di depan kelas. 6) Memberikan tugas aplikatif kepada siswa dengan meminta siswa

mengamati bentuk bulan selama satu minggu pertama.

7) Tahap penutup yaitu reviu dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

- Pemberian waktu untuk bertanya kepada peserta didik - Menyimpulkan materi.

8) Melaksanakan postes sebagai pengukur tercapainya indikator.

b. Siklus 2

1) Melakukan fase orientasi untuk memotivasi minat belajar siswa menunjukan gambar mengenai salah satu bentuk fase bulan.

2) Melakukan fase elisitasi memancing siswa untuk bertanya dan mengemukakan pendapatnya dengan mengajukan pertanyaan berdasarkan gambar.

3) Menyiapkan alat dan bahan untuk melakukan kegiatan eksperimen secara berkelompok.

4) Melakukan fase restrukturisasi ide dengan mengeksplorasi pemahaman siswa melalu kegiatan eksperimen secara berkelompok mengenai materi fase-fase bulan menggunakan alat dan bahan yang telah dipersiapkan sebelumnya.

5) Memberikan lembar kerja siswa untuk mengkontruksi pemahaman siswa. 6) Melakukan Diskusi dan Tanya Jawab mengenai hasil kegiatan eksperimen yang telah dilakukan. Peserta didik menjelaskan hasil temuan pada kegiatan eksperimen sehingga menemukan sendiri konsep. Setelah peserta didik melakukan diskusi, setiap kelompok ditugaskan untuk membacakan dan melaporkan hasil diskusinya di depan kelas.

7) Memberikan tugas aplikatif kepada siswa dengan meminta siswa mengamati bentuk bulan selama satu minggu kedua.


(22)

8) Mereview pemahaman siswa mengenai apa yang telah dipelajari dengan melakukan tanya jawab dan meminta siswa membuat kesimpulannya sendiri.

9) Pemberian postes sebagai pengukur tercapainya indikator. 10)Memberikan tindak lanjut.

c. Siklus 3

1) Melakukan fase orientasi dengan menampilkan video pembelajaran mengenai fase-fase bulan.

2) Melakukan fase elisitasi dengan meminta siswa mengemukakan hasil menyaksikan video di depan kelas.

3) Melakukan fase restrukturisasi ide dengan memberikan lembar kerja siswa kepada setiap kelompok untuk melakukan kegiatan demonstrasi secara berkelompok mengenai perubahan kedudukan bulan .

4) Melakukan diskusi hasil kegiatan demonstrasi. Peserta didik diminta untuk menjelaskan hasil diskusi kelompoknya di depan kelas.

5) Mereview pemahaman siswa mengenai apa yang telah dipelajari dengan melakukan tanya jawab dan meminta siswa membuat kesimpulannya sendiri.

6) Pemberian postes sebagai pengukur tercapainya indikator. 7) Memberikan tindak lanjut.

3. Observasi

Pada tahap ini terdiri dari pengumpulan data serta mencatat setiap aktivitas siswa dan kinerja guru pada saat pelaksanaan tindakan berlangsung. Observer bertugas mengamati kinerja guru dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung dengan mengacu pada lembar observasi.

Selain dilakukan oleh peneliti sebagai guru yang sedang melakukan proses pembelajaran. Pelaksanaan penelitian ini dibantu oleh observer yang tujuannya untuk membantu melaksanakan pengamatan (observasi) proses kegiatan pembelajaran mengajar IPA yang dilakukan oleh guru. Sasaran pengamatan ini adalah proses pembelajaran, aktifitas peserta didik, serta hambatan yang terjadi yang mempengaruhi jalannya proses pembelajaran.


(23)

Selama pembelajaran berlangsung, peneliti dibantu oleh observer untuk melakukan pengamatan sebagai acuan, disediakan lembar observasi dengan aspek-aspek sebagai berikut:

a. Mengkaji dan menelaah kegiatan yang relevan dengan mata pelajaran. b. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

c. Menggunakan metode yang sesuai. d. Menggunakan alat peraga.

e. Memberikan motivasi. f. Melaksanakan pos test.

g. Memberikan penilaian di akhir pembelajaran.

Hasil evaluasi pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada siklus kesatu akan dijadikan bahan acuan dalam siklus berikutnya.

4. Refleksi

Guru beserta observer mendiskusikan hasil dari pemantauan proses kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan berdasar dari instrumen pengamatan. Kelebihan yang terdapat dalam pembelajaran siklus pertama akan dijadikan acuan guru dalam melakukan siklus berikutnya, dan kekurangan yang masih terdapat dalam pembelajaran akan didiskusikan bersama cara penyelesaiannya. Sehingga guru dapat menentukan perbaikan pembelajaran sebagai bahan menyusun tindakan pada siklus kedua.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini, adalah sebagai berikut:

1. Instrumen Tes a. Tes

Tes adalah serangkaian pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Arikunto, 2006:105). Adapun alat yang digunakan dalam tes ini terdiri dari:

1) Soal uraian yang diberikan pada akhir pembelajaran dengan tujuan untuk memperoleh data peningkatan hasil belajar.


(24)

2) Lembar kerja siswa (LKS) yang diberikan pada saat siswa melakukan kegiatan diskusi kelompok.

2. Instrumen non Tes

a. Lembar Observasi Aktivitas Guru dan Siswa

“Dalam menggunakan metode observasi cara yang paling efektif adalah melengkapinya dengan format atau blangko pengamatan sebagai instrumen” (Arikunto, 2006:121). Observasi terkait dengan kegiatan evaluasi proses dan hasil belajar yang dapat dilakukan secara formal yaitu observasi dengan menggunakan instrumen yang sengaja dirancang untuk mengamati kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa

Observasi terkait dengan kegiatan evaluasi proses dan hasil belajar yang dapat dilakukan secara formal yaitu observasi dengan menggunakan instrumen yang sengaja dirancang untuk mengamati kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa. Observasi ini digunakan untuk mengamati kesesuaian antara rencana yang telah disusun dengan pelaksanaan tindakan, aktivitas guru dan aktivitas peserta didik serta respon-respon peserta didik selama pembelajaran diamati dengan menggunakan observasi ini.

Adapun aktivitas yang diamati dalam lembar observasi ini yaitu: pertama kegiatan awal, pada kegiatan ini terdapat tahap orientasi dari pendekatan konstruktivisme; kedua kegiatan inti, pada kegiatan ini yang diobservasi adalah kegiatan tahap elisitasi, tahap restrukturisasi ide, dan tahap aplikasi dan pengembangan konsep; ketiga kegiatan akhir, pada kegiatan ini terdapat tahap reviu untuk memberi kesempatan kepada peserta didik meninjau kembali atas pendapat atau ide yang diajukan atau apa yang telah dipelajari peserta didik perlu merevisi gagasannya dengan menambah suatu keterangan ataupun mungkin dengan mengubahnya menjadi lengkap. Adapun format lembar observasi aktivitas guru dan siswa terlampir.

b. Lembar Penilaian Afektif

Tujuan penilaian afektif antara lain untuk mendapatkan umpan balik (feedback) baik bagi guru maupun bagi siswa sebagai dasar untuk memperbaiki proses belajar mengajar dan mengadakan program perbaikan bagi anak didiknya


(25)

(Arikunto, 2009:18). Penilaian afektif yang digunakan antara lain yaitu kemampuan Aktif mengikuti diskusi dan tanggung jawab kelompok, Kerjasama dalam melakukan diskusi, Cara kerja dalam melaksanakan diskusi dan percobaan

c. Dokumentasi

Hasil dari dokumentasi selama proses pembelajaran berlangsung berupa foto-foto atau gambar, sehingga proses pembelajaran terlihat jelas. Adapun hasil-hasil dokumentasi terlampir.

F. Pengolahan dan Analisis Data 1. Pengolahan Data

a. Tes

Lembar tes digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa secara kognitif dan mengetahui tingkat keberhasilan belajar siswa terhadap pelajaran yang telah dipelajari. Tes ini dilaksanakan pada setiap siklusnya dan merupakan data pokok dari hasil penelitian.

b. Lembar Observasi Guru dan Siswa

Observasi dilakukan untuk mengamati data kelas tempat berlangsungnya pembelajaran yang dilakukan observer untuk mengetahui aktivitas guru maupun siswa yang dimulai dari kegiatan pembelajaran sampai dengan akhir pembelajaran. Sedangkan perilaku siswa akan terobservasi dalam kegiatan pembelajaran IPA di kelas IV. Kegiatan observasi ini akan dilakukan dalam setiap siklus pembelajaran.

c. Lembar penilaian afektif

Penilaian afektif digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa dalam aspek sikap. Penilaian dilaksanakan dengan menggunakan lembar penilaian afektif yang berisi pernyataan mengenai aspek yang akan dinilai beserta poin penilaiannya, antara lain dari 0 sampai 3.

2. Teknik Analisis Data

Adapun teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:


(26)

a. Pengolahan Hasil Tes

Soal tes diberikan setelah dilaksanakannya pembelajaran dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme pada setiap siklusnya. Bentuk soal yang diberikan kepada siswa adalah soal uraian dengan terlebih dahulu menentukan jawaban standar dan skor pada setiap soal. Batas ketercapaian hasil belajar siswa didasarkan pada KKM yang terdapat di sekolah, yaitu 70. Siswa yang memperoleh nilai diatas 70 dinyatakan lulus. Kriteria kelas dinyatakan tuntas belajar jika 90% hasil belajar siswa melebihi batas KKM. Data yang diperoleh dari hasil tes kemudian diolah dan dihitung melalui penyekoran dan menilai setiap siswa berdasarkan nilai rata-rata kelas.

Untuk menghitung nilai rata-rata kelas adalah:

Keterangan:

= jumlah seluruh nilai siswa N = Banyak siswa

(Sumber: Sudjana, 2009:109)

Setelah mengetahui nilai rata-rata kelas, di akhir dihitung selisih nilai rata-rata kelas pada siklus pertama, kedua dan ketiga untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa. Kemudian mencari ketuntasan belajar siswa dengan rumus sebagai berikut:

Untuk menghitung ketuntasan belajar:

Keterangan:

TB = Ketuntasan Belajar Siswa (%)

= Jumlah siswa yang mendapatkan nilai diatas KKM. n = Jumlah siswa


(27)

Tabel 3.1 Kategori Ketuntasan Belajar Siswa

Presentasi Kategori

0-30% Sangat Rendah

31-54% Rendah

55-74% Normal

75-89% Tinggi

90-100% Sangat Tinggi

(Sumber: Arikunto, 2009)

b. Pengolahan Data Hasil Observasi

Dalam lembar observasi yang digunakan, peneliti menggunakan kriteria (Ya) atau (Tidak). Adapun langkah-langkah yang peneliti lakukan untuk mengolah data terebut yaitu dengan :

1) Menghitung jumlah jawaban “ya” dan “tidak” yang observer isi pada format observasi.

2) Jawaban yang telah terkumpul kemudian dihitung dengan perhitungan sebagai berikut:

Kegiatan guru dan siswa =

x 100%

c. Pengolahan Data Ranah Afektif

Pengolahan ranah afektif dihitung presentasinya dengan menggunakan rumus:

Presentase Aspek =

x 100%


(28)

Tabel 3.2 Kriteria Hasil Belajar Afektif

Presentasi Kategori

80-100% Sangat Baik

60-79% Baik

40-59% Cukup

10-39% Rendah

0-19% Sangat Rendah


(29)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang telah dilakukan mengenai penerapan pendekatan konstruktivisme dalam pembelajaran IPA materi kedudukan bulan di SDN Utama Mandiri I Kota Cimahi diperoleh simpulan sebagai berikut:

1. Perencanaan pembelajaran yang dilakukan dalam penelitian semakin baik pada setiap siklusnya. Hal ini dikarenakan penyusunan perencanaan pembelajaran selalu mengacu kepada hasil refleksi dari tindakan yang telah dilakukan sebelumnya. Pelaksanaan kegiatan perencanaan pembelajaran pada pembelajaran IPA dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme ini dilakukan dengan guru terlebih dahulu menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran yang sesuai dengan fase-fase dalam pendekatan konstruktivisme. Guru juga menyiapkan materi ajar yang sesuai dengan standar kompetensi yang ditetapkan dalam KTSP. Setelah itu, guru mempersiapkan media, serta alat peraga baik untuk kegiatan percobaan maupun demonstrasi guna menciptakan proses pembelajaran yang lebih bervariasi. Guru juga membentuk siswa kedalam kelompok untuk melakukan diskusi, kelompok ditentukan secara heterogen dengan memasukan siswa yang memiliki kemampuan belajar lebih secara rata di dalam setiap kelompok. Hal yang terpenting, guru juga mempersiapkan banyak pertanyaan secara lisan untuk memancing siswa menggali pengetahuan awalnya, serta untuk memotivasi siswa mengkuti pembelajaran.

2. Ada lima fase pembelajaran dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme ini, yaitu Fase orientasi, Fase esilitasi, Fase Restrukturisasi ide, Fase Penerapan Konsep, dan Fase Reviu. Cara pelaksanaan setiap fase berbeda-beda dalam setiap siklusnya. Proses pelaksanaan pembelajaran baik aktivitas guru maupun aktivitas siswa


(30)

semakin baik dalam tiap siklusnya. Cara penerapan setiap fase harus melibatkan siswa aktif di dalam kegiatan pembelajarannya, baik aktif dalam mengemukakan dan menggali ide-ide atau pengetahuan awalnya, maupun aktif dalam mencari atau membangun pengetahuannya sendiri di dalam kelas. Dalam hal menggali pengetahuan awal siswa yaitu dalam fase orientasi dan fase elisitasi, guru mempersiapkan pertanyaan secara lisan yang lebih banyak dan mendalam bagi peserta didik selama proses pembelajaran, terutama pada tahapan elisitasi untuk merangsang pengetahuan peserta didik dan meningkatkannya. Untuk fase restrukturisasi ide, yaitu dalam membangun pengetahuan baru siswa cara yang efektif adalah menggunakan kegiatan demonstrasi dan pengamatan, agar siswa memiliki pengalamannya sendiri dalam membangun pengetahuannya, dan untuk fase penerapan konsep guru mempersiapkan kegiatan dan tugas kepada siswa untuk mengembangkan pengetahuannya, bisa dengan meminta siswa mencari informasi lebih banyak dari materi yang telah dipelajari baik melalui internet, koran, dan lain sebagainya atau dengan memberikan tugas di dalam soal dengan soal yang bervariasi namun tetap berdasarkan konsep yang telah dipelajari siswa. Hal lain yang lebih penting dalam pelaksanaan pembelajaran adalah pemberian penguatan dan motivasi kepada peserta didik dalam belajar, tidak hanya di awal proses pembelajaran tetapi selama pembelajaran berlangsung terutama bagi peserta didik yang memerlukan perhatian yang lebih intensif.

3. Hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPA materi kedudukan bulan pada siklus pertama berdasarkan nilai rata-rata siswa sudah masuk dalam kategori baik, dengan ketuntasan belajar siswa termasuk dalam kategori normal, namun di siklus pertama ini hasil belajar dirasa belum optimal dikarenakan masih cukup banyak siswa yang memperoleh nilai dibawah KKM. Setelah melakukan perbaikan di siklus kedua, nilai rata-rata siswa mengalami peningkatan yang cukup meningkat, hal ini sejalan juga dengan peningkatan ketuntasan belajarnya. Ketuntasan belajar di siklus kedua ini


(31)

mengalami peningkatan yang cukup baik, hampir separuh siswa yang pada siklus pertama nilainya masih dibawah KKM, pada siklus kedua ini nilai hasil belajarnya sudah berada diatas nilai KKM. Kemudian dilakukan tindakan kembali di siklus ketiga, dan nilai rata-rata hasil belajar siswa mengalami peningkatan kembali dengan cukup signifikan nilai rata-rata siswa masuk dalam kategori baik dan hampir seluruh siswa mencapai ketuntasan belajarnya. Dengan demikian, pendekatan konstruktivisme dapat dijadikan salah satu alternatif pendekatan pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran IPA materi kedudukan bulan. Pendekatan konstruktivisme dapat membantu siswa untuk belajar membangun pengetahuannya sendiri berdasarkan pengetahuan awal yang dimiliki siswa.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, ada beberapa saran yang ingin penulis sampaikan, antara lain sebagai berikut:

1. Pendekatan pembelajaran konstruktivisme dapat digunakan sebagai alternatif dalam meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada materi kedudukan bulan. Pelaksanaan fase-fase dalam pendekatan konstruktivisme harus membuat siswa mampu menggali pengetahuan awalnya yang akan dijadikan dasar untuk siswa membangun pengetahuaanya di dalam kelas. Dengan guru mempersiapkan pertanyaan secara lisan yang lebih banyak dan mendalam bagi peserta didik selama proses pembelajaran, untuk merangsang pengetahuan peserta didik dan meningkatkannya. Pemberian motivasi di awal pembelajaran sangat berpengaru kepada keaktifan siswa saat pembelajaran berlangsung.

2. Bagi guru kelas agar lebih memberikan perhatian kepada peserta didik, terutama kepada peserta didik yang mengalami kesulitan belajar, memberikan motivasi dan membimbing agar peserta didik lebih semangat dan rajin belajar.


(32)

3. Bagi peneliti lain agar mampu berinovasi dalam pemilihan dan penggunaan cara atau tindakan dalam pelaksanaan setiap fase pembelajaran konstruktivisme. Hal ini bertujuan untuk menumbuhkan minat dan motivasi siswa dan mengatasi setiap kesulitan yang ditemui siswa dalam kegiatan pembelajaran.


(33)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, S. (2009). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi. Bandung: Bumi Aksara.

Dahar, R. W. (1990). Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga.

Departemen Pendidikan Nasional. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Depdiknas.

Dimyati dan Mudjiono. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Eliyah, Y. (2010). Penerapan Model Pembelajaran Konstruktivistik untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPA Konsep Daur Air. Skripsi FIP UPI:Tidak Diterbitkan.

Hatimah, I. Dkk.(2007). Penelitian Pendidikan. Bandung: UPI PRESS.

Jufri, W. (2009). Belajar dan Pembelajaran SAINS. Bandung: Pustaka Rineka Cipta.

Kuraesin, E. (2004). BelajarSains 4. Bandung: Sarana Panca Karya Nusa. hal: 120

Mulyasa, E. (2011). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya

Muslim, Dkk. (2009). Bahan Belajar Mandiri Pendidikan IPA di SD. Bandung: UPI PRESS.


(34)

Nina, H. (2012). Penggunaan Media Audio Visual untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPA Materi Perubahan Kenampakan Benda Langit. Skripsi FIP UPI: Tidak Diterbitkan.

Samatowa, U. (2010). Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: Indeks.

Sudjana, N. (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sukarjdo, M dan Komarudin, Ukim. (2009). Landasan Pendidikan Konsep dan Aplikasinya.jakarta: Raja Grafindo Persada.

Suparno, P. (2011). Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta: kanisius.

Suprijono, A. (2009). Cooperative Learning teori dan aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Susilana, R. (2006). Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: Jurusan Kutekpen FIP UPI. hal: 143

Syarifudin, T. Kurniasih. (2008). Pengantar Filsafat Pendidikan. Bandung: Percikan ilmu.

Nurhadi. (2012). Pengertian Pendekatan Konstruktivisme. [online]. Tersedia: http://www.sekolahdasar.net/2012/Nurhadi/04/pengertian-pendekatan kontruktivisme.html#ixzz2BbMRvpxp [20 Mei 2013]

Wiriaatmadja, Rochiati. 2008. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja Rosdakarya.


(35)

(1)

Deana Zefania , 2013

Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Pada Pembelajaran IPA Materi Kenampakan Bulan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (Penelitian Tindakan Kelas Di Kelas IV Semester II Tahun Ajaran 2012/2013 Sdn Utama Mandiri I Kecamatan Cimahi Selatan Kota Cimahi)

semakin baik dalam tiap siklusnya. Cara penerapan setiap fase harus melibatkan siswa aktif di dalam kegiatan pembelajarannya, baik aktif dalam mengemukakan dan menggali ide-ide atau pengetahuan awalnya, maupun aktif dalam mencari atau membangun pengetahuannya sendiri di dalam kelas. Dalam hal menggali pengetahuan awal siswa yaitu dalam fase orientasi dan fase elisitasi, guru mempersiapkan pertanyaan secara lisan yang lebih banyak dan mendalam bagi peserta didik selama proses pembelajaran, terutama pada tahapan elisitasi untuk merangsang pengetahuan peserta didik dan meningkatkannya. Untuk fase restrukturisasi ide, yaitu dalam membangun pengetahuan baru siswa cara yang efektif adalah menggunakan kegiatan demonstrasi dan pengamatan, agar siswa memiliki pengalamannya sendiri dalam membangun pengetahuannya, dan untuk fase penerapan konsep guru mempersiapkan kegiatan dan tugas kepada siswa untuk mengembangkan pengetahuannya, bisa dengan meminta siswa mencari informasi lebih banyak dari materi yang telah dipelajari baik melalui internet, koran, dan lain sebagainya atau dengan memberikan tugas di dalam soal dengan soal yang bervariasi namun tetap berdasarkan konsep yang telah dipelajari siswa. Hal lain yang lebih penting dalam pelaksanaan pembelajaran adalah pemberian penguatan dan motivasi kepada peserta didik dalam belajar, tidak hanya di awal proses pembelajaran tetapi selama pembelajaran berlangsung terutama bagi peserta didik yang memerlukan perhatian yang lebih intensif.

3. Hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPA materi kedudukan bulan pada siklus pertama berdasarkan nilai rata-rata siswa sudah masuk dalam kategori baik, dengan ketuntasan belajar siswa termasuk dalam kategori normal, namun di siklus pertama ini hasil belajar dirasa belum optimal dikarenakan masih cukup banyak siswa yang memperoleh nilai dibawah KKM. Setelah melakukan perbaikan di siklus kedua, nilai rata-rata siswa mengalami peningkatan yang cukup meningkat, hal ini sejalan juga dengan peningkatan ketuntasan belajarnya. Ketuntasan belajar di siklus kedua ini


(2)

Deana Zefania , 2013

Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Pada Pembelajaran IPA Materi Kenampakan Bulan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (Penelitian Tindakan Kelas Di Kelas IV Semester II Tahun Ajaran 2012/2013 Sdn Utama Mandiri I Kecamatan Cimahi Selatan Kota Cimahi)

mengalami peningkatan yang cukup baik, hampir separuh siswa yang pada siklus pertama nilainya masih dibawah KKM, pada siklus kedua ini nilai hasil belajarnya sudah berada diatas nilai KKM. Kemudian dilakukan tindakan kembali di siklus ketiga, dan nilai rata-rata hasil belajar siswa mengalami peningkatan kembali dengan cukup signifikan nilai rata-rata siswa masuk dalam kategori baik dan hampir seluruh siswa mencapai ketuntasan belajarnya. Dengan demikian, pendekatan konstruktivisme dapat dijadikan salah satu alternatif pendekatan pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran IPA materi kedudukan bulan. Pendekatan konstruktivisme dapat membantu siswa untuk belajar membangun pengetahuannya sendiri berdasarkan pengetahuan awal yang dimiliki siswa.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, ada beberapa saran yang ingin penulis sampaikan, antara lain sebagai berikut:

1. Pendekatan pembelajaran konstruktivisme dapat digunakan sebagai alternatif dalam meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada materi kedudukan bulan. Pelaksanaan fase-fase dalam pendekatan konstruktivisme harus membuat siswa mampu menggali pengetahuan awalnya yang akan dijadikan dasar untuk siswa membangun pengetahuaanya di dalam kelas. Dengan guru mempersiapkan pertanyaan secara lisan yang lebih banyak dan mendalam bagi peserta didik selama proses pembelajaran, untuk merangsang pengetahuan peserta didik dan meningkatkannya. Pemberian motivasi di awal pembelajaran sangat berpengaru kepada keaktifan siswa saat pembelajaran berlangsung.

2. Bagi guru kelas agar lebih memberikan perhatian kepada peserta didik, terutama kepada peserta didik yang mengalami kesulitan belajar, memberikan motivasi dan membimbing agar peserta didik lebih semangat dan rajin belajar.


(3)

Deana Zefania , 2013

Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Pada Pembelajaran IPA Materi Kenampakan Bulan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (Penelitian Tindakan Kelas Di Kelas IV Semester II Tahun Ajaran 2012/2013 Sdn Utama Mandiri I Kecamatan Cimahi Selatan Kota Cimahi)

3. Bagi peneliti lain agar mampu berinovasi dalam pemilihan dan penggunaan cara atau tindakan dalam pelaksanaan setiap fase pembelajaran konstruktivisme. Hal ini bertujuan untuk menumbuhkan minat dan motivasi siswa dan mengatasi setiap kesulitan yang ditemui siswa dalam kegiatan pembelajaran.


(4)

Deana Zefania , 2013

Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Pada Pembelajaran IPA Materi Kenampakan Bulan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (Penelitian Tindakan Kelas Di Kelas IV Semester II Tahun Ajaran 2012/2013 Sdn Utama Mandiri I Kecamatan Cimahi Selatan Kota Cimahi)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, S. (2009). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi. Bandung: Bumi Aksara.

Dahar, R. W. (1990). Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga.

Departemen Pendidikan Nasional. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Depdiknas.

Dimyati dan Mudjiono. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Eliyah, Y. (2010). Penerapan Model Pembelajaran Konstruktivistik untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPA Konsep Daur Air. Skripsi FIP UPI:Tidak Diterbitkan.

Hatimah, I. Dkk.(2007). Penelitian Pendidikan. Bandung: UPI PRESS.

Jufri, W. (2009). Belajar dan Pembelajaran SAINS. Bandung: Pustaka Rineka Cipta.

Kuraesin, E. (2004). BelajarSains 4. Bandung: Sarana Panca Karya Nusa. hal: 120

Mulyasa, E. (2011). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya

Muslim, Dkk. (2009). Bahan Belajar Mandiri Pendidikan IPA di SD. Bandung: UPI PRESS.


(5)

Deana Zefania , 2013

Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Pada Pembelajaran IPA Materi Kenampakan Bulan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (Penelitian Tindakan Kelas Di Kelas IV Semester II Tahun Ajaran 2012/2013 Sdn Utama Mandiri I Kecamatan Cimahi Selatan Kota Cimahi)

Nina, H. (2012). Penggunaan Media Audio Visual untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPA Materi Perubahan Kenampakan Benda Langit. Skripsi FIP UPI: Tidak Diterbitkan.

Samatowa, U. (2010). Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: Indeks.

Sudjana, N. (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sukarjdo, M dan Komarudin, Ukim. (2009). Landasan Pendidikan Konsep dan Aplikasinya.jakarta: Raja Grafindo Persada.

Suparno, P. (2011). Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta: kanisius.

Suprijono, A. (2009). Cooperative Learning teori dan aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Susilana, R. (2006). Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: Jurusan Kutekpen FIP UPI. hal: 143

Syarifudin, T. Kurniasih. (2008). Pengantar Filsafat Pendidikan. Bandung: Percikan ilmu.

Nurhadi. (2012). Pengertian Pendekatan Konstruktivisme. [online]. Tersedia: http://www.sekolahdasar.net/2012/Nurhadi/04/pengertian-pendekatan kontruktivisme.html#ixzz2BbMRvpxp [20 Mei 2013]

Wiriaatmadja, Rochiati. 2008. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja Rosdakarya.


(6)

Deana Zefania , 2013

Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Pada Pembelajaran IPA Materi Kenampakan Bulan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (Penelitian Tindakan Kelas Di Kelas IV Semester II Tahun Ajaran 2012/2013 Sdn Utama Mandiri I Kecamatan Cimahi Selatan Kota Cimahi)