PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN HARGA TERHADAP MINAT BELI ULANG PONSEL SAMSUNG DI WILAYAH SURABAYA.

(1)

PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN HARGA TERHADAP

MINAT BELI ULANG PONSEL SAMSUNG

DI WILAYAH SURABAYA

S K R I P S I

Oleh:

0612010050/FE/EM

Puspita Ringga Sarah Jayanti

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

JAWA TIMUR


(2)

PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN HARGA TERHADAP

MINAT BELI ULANG PONSEL SAMSUNG

DI WILAYAH SURABAYA

S K R I P S I

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Untuk Menyusun Skripsi S-1 Jurusan Manajemen

Oleh:

0612010050/FE/EM

Puspita Ringga Sarah Jayanti

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

JAWA TIMUR


(3)

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb

Puji syukur kehadirat ALLAH SWT atas berkat dan rahmatnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan judul PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN HARGA TERHADAP MINAT BELI

SAMSUNG DI WILAYAH SURABAYA“. Penulisan skripsi ini dimaksudkan

untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

Dengan selesainya penulisan Skripsi ini, penulis sangat berterima kasih atas segala bantuan dan fasilitas dari berbagai pihak yang diberikan kepada penulis guna mendukung penyelesaian Skripsi ini. Maka dikesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih sebesar - besarnya kepada yang terhormat :

1. Bapak Prof. DR. Ir. Teguh Soedarto, MP selaku Rektor Universitas Pembangunan Nasional“Veteran” Jawa Timur Surabaya.

2. Bapak DR. Dhani Ichsanuddin Nur, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional"Veteran" Jawa Timur Surabaya.

3. Bapak Drs. Muhajir Anwar, MM, selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jawa Timur Surabaya. 4. Ibu Dra. Ec. Dwi Widajati, MM, selaku dosen pembimbing yang dengan sabar

telah meluangkan waktu dan tenaganya dalam memberikan bimbingan, saran, petunjuk, dan koreksi yang sangat berharga dalam penyusunan skripsi ini.


(4)

ii

5. Segenap tenaga pengajar, karyawan terutama Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Surabaya.

6. Papa (Alm), Mama, serta Oktama Tri Atmaja, dan teman-temanku khususnya Tika. Terimakasih atas dukungan yang tak henti-hentinya dari kalian sehingga penulis bisa menyelesaikan tugas akhir dengan sebaik-baiknya.

Semoga Allah melimpahkan rahmat-Nya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan kepada penulius dalam menyusun skripsi ini. Mengingat keterbatasan akan pengetahuan dan kemampuan yang ada, penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam skripsi ini. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun guna menyempurnakan penulisan skripsi ini. Penulis berharap semoga penelitian ini bermanfaat bagi pihak-pihak yang memerlukan, terutama buat adik-adik ku di Program Studi Manajemen. Amin...

Wassalam,

Surabaya, November 2010


(5)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………...……… i

DAFTAR ISI ………..……… iii

DAFTAR TABEL ………..……… viii

DAFTAR GAMBAR ……… x

DAFTAR LAMPIRAN ……… xi

ABSTRAKSI ……….……… xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ………... 1

1.2 Perumusan Masalah ………. 7

1.3 Tujuan Penelitian ………. 8

1.4 Manfaat Penelitian ……… 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu ……… 10

2.2 Landasan Teori ………. 12

2.2.1. Pengertian Produk …..………... 12


(6)

iv

2.2.3. Harga ………... 14

2.2.3.1.Pengertian Harga ………... 14

2.2.3.2.Indikator-indikator Harga ………... 15

2.2.4. Minat Beli ……….………... 16

2.2.4.1.Pengertian Minat Beli …...………... 16

2.2.4.2.Minat Beli Ulang ...………..……..………... 17

2.3 Pengaruh Antar Variabel ………..… 19

2.3.1. Pengaruh Kualitas Produk dengan Minat Beli Ulang ...………….. 18

2.3.2. Pengaruh Harga dengan Minat Beli Ulang ..……… 19

2.4 Hipotesis ……….………. 23

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ………... 24

3.1.1. Definisi Operasional ………... 24

3.1.2. Pengukuran Variabel ………... 28

3.2 Populasi dan Penentuan Sampel ………. 29

3.2.1. Populasi Penelitian ………... 29

3.2.2. Teknik Penentuan Sampel ………... 29


(7)

3.3.1. Jenis Data ………... 30

3.3.2. Sumber Data ………...… 30

3.3.3. Teknik Pengumpulan Data ………... 30

3.4 Teknik Analisis SEM dan Pengujian Hipotesis ………….………. 31

3.4.1. Teknik Analisis SEM ………..………... 31

3.4.2. Pengujian Hipotesis ……….………... 34

BAB IV PEMBAHASAN ……….... 39

4.1 Deskriptif Hasil Penelitian ……...…………..………. 39

4.1.1. Analisis Karakteristik Responden …..………... 39

4.1.2. Profil Responden ……….………... 39

4.2 Deskripsi Hasil Penelitian ………..….... 40

4.2.1. Deskripsi Variabel Kualitas Produk …..………... 40

4.2.2. Deskripsi Variabel Harga ………... 47

4.3 Deskripsi Minat Beli Ulang …...……… 49

4.4 Deskripsi Hasil Analisis dan Pengujian Hipotesis ……….. 51

4.4.1. Evaluasi atas Outliers ………. 51

4.4.2. Uji Reliability Consistency Internal ...……… 52


(8)

vi

4.4.4. Uji Construct Reliability dan Variance Extrated ..………... 55

4.4.5. Uji Normalitas ………. 56

4.4.6. Structural Equation Modeling (SEM) dan Pengujian Hipotesis ……….………. 57

4.4.6.1. Evaluasi Model One Step Approach to SEM ……….…… 57

4.4.7. Uji Kausalitas ….………. 60

4.4.8. Analisis Unidimensi First Order ………. 61

4.4.9. Uji Hipotesis Unidimensi Second Order ……….... 62

4.4.10. Uji Hipotesis Kausalitas ………..………... 62

4.5. Pembahasan ……… 63

4.5.1 Kualitas Produk Terhadap Minat Beli Ulang Ponsel Samsung di Wilayah Surabaya …………..………. 63

4.5.3 Harga Terhadap Minat Beli Ulang Ponsel Samsung di Wilayah Surabaya ………... 64

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ……… 70

5.1. Kesimpulan ……… 70


(9)

DAFTAR PUSTAKA


(10)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1. : Karakteristik Responden Berdasarkan Usia dan Jenis

Kelamin ………...………... 39 Tabel 4.2. : Hasil Jawaban Responden Untuk Pernyataan Variabel

Performance (X1) ….………. 41 Tabel 4.3. : Hasil Jawaban Responden Untuk Pernyataan Variabel

Identity (X2) ….………. 42 Tabel 4.4. : Hasil Jawaban Responden Untuk Pernyataan Variabel

Durability (X3)………..………. 43 Tabel 4.5. : Hasil Jawaban Responden Untuk Pernyataan Variabel

Serviceability (X4) ………. 44 Tabel 4.6. : Hasil Jawaban Responden Untuk Pernyataan Variabel

Aesthetics (X5) ……….. 46 Tabel 4.7. : Hasil Jawaban Responden Untuk Pernyataan Variabel

Price (X2) ……….. 47 Tabel 4.8. : Hasil Jawaban Responden Untuk Pernyataan Minat

Beli Ulang (Y) ………... 49 Tabel 4.9. : Uji Outliers Multivariate……… 52


(11)

Tabel 4.10. : Uji Reliabilitas ….………..………... 53

Tabel 4.11. : Uji Validitas Standardize Factor Loading dan Construct... 54

Tabel 4.12. : Uji Construct Reliability dan Variance Extracted………. 55

Tabel 4.13. : Uji Normalitas……… 57

Tabel 4.14. : Evaluasi Kriteria Goodness of Fit Indice……….. 59

Tabel 4.15. : Evaluasi Kriteria Goodness of Fit Indice……….. 60

Tabel 4.16. : Hasil Uji Kausalitas……… 61

Tabel 4.17. : Uji Hipotesis Unidimensi First Order……… 61

Tabel 4.18. : Uji Hipotesis Unidimensi Second Order ………... 62


(12)

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1. : Model Pengukuran dan Struktural One Step Approach

Base Model ……….. 58

Gambar 4.2. : Model Pengukuran dan Struktural One Step Approach


(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. : Kuesioner

Lampiran 2. : Tabulasi Jawaban Responden

Lampiran 3. : Data Uji Outlier Lampiran 4. : Data Uji Reliabilitas Lampiran 5. : Data Uji Normalitas


(14)

xii

PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN HARGA TERHADAP

MINAT BELI ULANG PONSEL SAMSUNG DI WILAYAH SURABAYA

Puspita Ringga Sarah Jayanti

Abstraksi

Di era globalisasi ini persaingan bisnis menjadi sangat tajam, baik di pasar nasional (domestik) maupun di pasar internasional atau global, akibatnya timbul persaingan dalam menawarkan produk-produk yang berkualitas dengan harga yang mampu bersaing di pasaran. Membuat produk yang bermutu dan digemari merupakan tantangan bagi perusahaan, begitu pula dengan harga yang bersaing yang juga merupakan tantangan bagi perusahaan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh kualitas produk dan harga terhadap minat beli ulang ponsel Samsung di wilayah Surabaya.

Penelitian ini menggunakan variabel Kualitas Produk (X1), Harga (X2), dan Minat Beli Ulang (Y). Teknik pengukuran variabel dengan menggunakan skala interval, Tanggapan atau pendapat pertanyaan tersebut dinyatakan dengan memberi skor yang berada pada rentang nilai 1 sampai dengan 7 pada masing-masing skala. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh konsumen ponsel di Surabaya. Sampel yang diambil adalah sebesar 110 responden. Data yang digunakan adalah data primer yaitu data yang berdasarkan kuesioner hasil jawaban responden. Sedangkan analysis yang digunakan adalah Structural Equation Modelling.

Berdasarkan hasil dari penelitian yang telah dilakukan telah didapatkan bahwa: a). Faktor Kualitas Produk berpengaruh positif terhadap faktor Minat Beli Ulang, dapat diterima. b). Faktor Harga berpengaruh negatif terhadap faktor Minat Beli Ulang, dapat diterima.


(15)

(16)

PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN HARGA TERHADAP MINAT BELI ULANG PONSEL SAMSUNG

DI WILAYAH SURABAYA

Puspita Ringga Sarah Jayanti Abstraksi

Di era globalisasi ini persaingan bisnis menjadi sangat tajam, baik di pasar nasional (domestik) maupun di pasar internasional atau global, akibatnya timbul persaingan dalam menawarkan produk-produk yang berkualitas dengan harga yang mampu bersaing di pasaran. Membuat produk yang bermutu dan digemari merupakan tantangan bagi perusahaan, begitu pula dengan harga yang bersaing yang juga merupakan tantangan bagi perusahaan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh kualitas produk dan harga terhadap minat beli ulang ponsel Samsung di wilayah Surabaya.

Penelitian ini menggunakan variabel Kualitas Produk (X1), Harga (X2), dan Minat Beli Ulang (Y). Teknik pengukuran variabel dengan menggunakan skala interval, Tanggapan atau pendapat pertanyaan tersebut dinyatakan dengan memberi skor yang berada pada rentang nilai 1 sampai dengan 7 pada masing-masing skala. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh konsumen ponsel di Surabaya. Sampel yang diambil adalah sebesar 110 responden. Data yang digunakan adalah data primer yaitu data yang berdasarkan kuesioner hasil jawaban responden. Sedangkan analysis yang digunakan adalah Structural Equation Modelling.

Berdasarkan hasil dari penelitian yang telah dilakukan telah didapatkan bahwa: a). Faktor Kualitas Produk berpengaruh positif terhadap faktor Minat Beli Ulang, dapat diterima. b). Faktor Harga berpengaruh negatif terhadap faktor Minat Beli Ulang, dapat diterima.

Keyword : Kualitas Produk, Harga, Minat Beli Ulang.


(17)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Di era globalisasi ini persaingan bisnis menjadi sangat tajam, baik di pasar nasional (domestik) maupun di pasar internasional atau global, akibatnya timbul persaingan dalam menawarkan produk-produk yang berkualitas dengan harga yang mampu bersaing di pasaran. Berdasarkan tingkat kehidupan masyarakat yang semakin meningkat, maka kebutuhan masyarakat terhadap barang juga akan semakin meningkat. Hal ini membawa perngaruh terhadap perilaku mereka dalam memilih barang yang akan mereka beli ataupun yang mereka anggap paling sesuai dan benar – benar dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan mereka.

Orang memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka dengan produk. Produk yang berkualitas dengan harga bersaing merupakan kunci utama dalam memenangkan persaingan, yang pada akhirnya akan dapat memberikan nilai kepuasan yang lebih tinggi kepada konsumen. Konsumen kini memiliki tuntutan nilai yang jauh lebih besar dan beragam karena dihadapkan pada berbagai pilihan berupa barang maupun jasa yang dapat mereka beli. Dalam hal ini penjual harus dapat memberikan kualitas produk yang baik. Begitu pula dengan kelengkapan produk yang ditawarkan (variety) juga sangat mempengaruhi minat beli komsumen. Produk sebagai hasil dari kegiatan produksi yang akan mempunyai wujud tertentu, mempunyai sifat – sifat fisik dan kimia tertentu. Disamping itu akan terdapat tenggang waktu (yang betapapun kecilnya ) antara saat diproduksinya produk


(18)

2

tersebut dengan saat dikonsumsinya produk yang bersangkutan oleh konsumen produk tersebut. ( ahyari, 1996 : 8 ). Oleh karena itu setiap produk harus mempunyai keunggulan dibandingkan dengan produk lainnya. Keunggulan ini dengan memberikan nilai yang tinggi terhadap konsumen. Dalam mencapai nilai tersebut dapat dilakukan dengan menanamkan kualitas produk yang kuat kepada konsumen.

Kualitas harus diukur melalui sudut pandang konsumen terhadap kualitas produk itu sendiri, sehingga selera konsumen disini sangat berpengaruh. Jadi dalam mengelolah kualitas suatu produk harus sesuai dengan kegunaan yang diinginkan oleh konsumen. Dalam hal ini yang penting adalah menjaga konsistensi dari output produk pada tingkat kualitas yang diinginkan dan diharapkan konsumen.

(Joseph S. Martinich, 1997 p.564) mengemukakan spesifikasi dari dimensi kualitas produk yang relevan dengan pelanggan dapat d kelompokkan dalam enam dimensi, yaitu: apakah kualitas produk menggambarkan keadaan yang sebenarnya (performance), kemampuan atau keistimewaan yang dimiliki produk dan pelayanan (range and type of features), keandalan produk dalam penggunaan secara normal dan berapa lama produk dapat digunakan hingga perbaikan diperlukan (reliability and durability), kemudahan untuk pengoprasian produk dan kemudahan perbaikan maupun ketersediaan komponen pengganti (maintainability and serviceability), penampilan – corak – rasa – daya tarik – bau – selera dan beberapa faktor lainnya mungkin menjadi aspek penting dalam kualitas (sensory characteristics), kualitas merupakan bagian terbesar dari kesan pelanggan terhadap produk dan pelayanan (ethical profile and image).Dimensi kualitas dijadikan dasar


(19)

bagi pelaku bisnis untuk mengetahui apakah ada kesenjangan (gap) atau perbedaan antara harapan konsumen dengan kenyataan yang mereka terima. Harapan konsumen sama dengan keinginan konsumen yang ditentukan oleh informasi yang mereka terima dari mulut ke mulut, kebutuhan pribadi, pengalaman masa lalu dan komunikasi eksternal melalui iklan dan promosi. Jika kesenjangan antara harapan dan kenyataan cukup besar, hal ini menunjukan bahwa perusahaan tidak mengetahui apa yang diinginkan oleh konsumennya.

Dengan semakin banyaknya produsen yang terlibat dalam pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen, menyebabkan setiap perusahaan harus dapat teliti dalam menetapkan harga. Harga adalah sejumlah uang yang ditukarkan untuk memperoleh suatu produk. Harga yang terlalu mahal atau terlalu murah akan menjadi tanda tanya besar pada diri konsumen. Harga yang terlalu tinggi akan membuat konsumen melakukan perpindahan dalam pembelian produk, mereka akan mencari produk yang sama dengan harga yang lebih murah. Jadi kualitas dan harga adalah variabel pilihan penting bagi konsumen, sehingga harga suatu produk sangat menentukan kualitasnya.

Salah satu produk komunikasi telephone seluler yang kualitas dan harganya bersaing adalah produk Nokia, Sony Ericsson, Samsung dll. Siapa yang tidak kenal Samsung, produk yang dikampanyekan sebagai alat telekomunikasi ini menganut filosofi bisnis yang sederhana: mencurahkan sumberdaya manusia dan teknologi untuk menciptakan produk dan jasa yang luar biasa, sehingga dapat memberikan sumbangsih untuk masyarakat global yang lebih baik.


(20)

4

Akan tetapi pada tahun 2010 minat beli ulang Ponsel Samsung berada di peringkat keempat, hal tersebut didukung dari data survey CS (customer satisfaction) 2010 ”Kepuasan Pelanggan Terus Bergerak Dinamis” dimana Ponsel Samsung berada diperingkat keempat setelah Nokia, Sony Ericsson, dan Nexian.

Dapat dilihat urutan peringkat tersebut pada ICSA indek nasional 1999 - 2010 di bawah ini :

Peringkat 2010

Merek Peringkat 2009

Brand Share

Index

TSS QSS VSS PBS ES

1 Nokia 1 48,8% 4,659 4,434 4,574 4,265 4,456 2 Sony

Ericsson

2 6,8% 4,044 3,801 3,965 3,698 3.852

3 Nexian 9 5,0% 3,731 3,805 3,705 3,734 3,743 4 Samsung 3 3,6% 3,860 3,745 3,773 3,631 3,735 5 Motorola 4 2,4% 3,854 3,764 3,735 3,514 3,693 6 Huawei 6 13,7% 3,759 3,761 3,716 3,563 3,688 7 LG 5 1,5% 3,813 3,564 3,628 3,655 3,645 8 ZTE 8 2,1% 3,465 3,637 3,652 3,499 3,577 Rata-rata Industri 3,994 3,861 3,933 3,710 3,855


(21)

*) sample random dan booster QSS : Quality Satisfaction Score VSS : Value Satisfaction Score PBS : Perceived Best Score ES : Expectation Score TSS : Total Satisfaction

Kualitas produk merupakan pemahaman bahwa produk yang ditawarkan oleh penjual mempunyai nilai jual lebih yang tidak dimiliki oleh produk pesaing. Oleh karena itu suatu perusahaan berusaha memfokuskan pada kualitas produk dan membandingkannya dengan produk yang ditawarkan oleh perusahaan pesaing.

Penurunan pada tahun 2010 mengindikasikan bahwa minat beli ulang ponsel Samsung menurun. Menurut Peter dan Olson ( 2000 : 190 ) minat konsumen adalah keinginan yang timbul dari proses pengaktifan ingatan sebagai sebuah rencana yang tersimpan. Keinginan konsumen untuk membeli ulang suatu produk didasarkan pada kepercayaan dan nilai yang berkaitan dengan tindakan membeli atau menggunakan produk tersebut.

Minat pembelian ulang merupakan perilaku yang muncul sebagai respon terhadap obyek. Minat pembelian ulang yang menunjukan keinginan konsumen atau pelanggan untuk melakukan pembelian ulang (Woodside, 1988 : 12) dalam Wahyono (2006 : 160)


(22)

6

Produk yang memiliki kualitas lebih baik akan memberikan customer value yg lebih baik. Secara sederhana customer value didefinisikan sebagai semua manfaat atau kualitas yang diperoleh oleh konsumen relatif terhadap pengorbanannya. Diformulasikan secara matematis, customer value adalah total manfaat atau kualitas dibagi dengan harga. Selanjutnya, rumus ini bisa berkembang karena adanya dua aspek. Aspek tersebut adalah harga dan kualitas. Kedua aspek tersebut merupakan multy dimensi.

Misalnya saja, sebuah perusahaan akan melakukan perubahan harga terhadap produknya. Beberapa pertimbangan akan muncul sebelum keputusan perubahan harga tersebut diputuskan seperti berapa harga maksimal untuk produk ini? Apakah konsumen masih akan membeli ulang produk ini? Apakah harga yang ditetapkan terlalu mahal bila dibandingkan dengan harga pesaing?

Demikian pula, bagi pelaku bisnis yang berupaya untuk meningkatkan kualitas akan mengalami hal serupa. Mereka akan menghadapi beberapa pertanyaan dalam benaknya seperti apakah konsumen akan memandang kualitas sebagai suatu manfaat atau nilai tambah? Apakah konsumen akan mengatakan bahwa produk tersebut berkualitas? Apakah konsumen juga akan mengatakan bahwa produk saya lebih baik dari pesaing?

Denga cara ini suatu produk dapat menarik minat beli ulang konsumen, menarik konsumen baru, atau bahkan mengalihkan perhatian konsumen pesaing. Menurut penelitian Boyd dan Mason (1999), dimana menekankan pada karakteristik munculnya kategori produk yang akan


(23)

mengakibatkan evaluasi konsumen potensial pada kategori. Jika karakteristik menjadi lebih menarik untuk semua konsumen, maka daya tarik pada kategori produk semakin bertambah pada mereka dan akan meningkatkan kemungkinan bilamana konsumen tersebut mengadopsi pembaharuan dan melakukan pembelian ulang.

Harga merupakan salah satu faktor penentu dalam pemilihan produk yang berkaitan dengan keputusan membeli ulang konsumen. Ketika memilih diantara produk-produk yang ada, konsumen akan mengevaluasi harga secara absolut tetapi dengan membandingkan beberapa standart harga sebagai referensi untuk melakukan pembelian ulang. Pada penelitian Dodds (1991) menyatakan bahwa konsumen akan membeli suatu produk jika harganya dipandang layak oleh mereka. Lebih lanjut, dalam membeli ulang suatu produk konsumen tidak hanya mempertimbangkan kualitasnya saja, tetapi juga memikirkan kelayakan harganya (Sweeney,et.al:1998).

Dari uraian beberapa hal tersebut diatas, maka diadakan penelitian dengan judul : “Pengaruh Kualitas Produk dan Harga Terhadap Minat Beli Ulang Ponsel Samsung di Wilayah Surabaya ”.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka rumusan masalah yang akan di ajukan dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah ada pengaruh kualitas produk terhadap minat beli ulang “Ponsel Samsung” di wilayah Surabaya ?


(24)

8

2. Apakah ada pengaruh harga terhadap minat beli ulang “Ponsel Samsung” di wilayah Surabaya ?

1.3.Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang telah dikemukakan sebelumnya, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui pengaruh kualitas produk terhadap minat beli ulang “Ponsel Samsung” diwilayah Surabaya.

2. Untuk mengetahui pengaruh harga terhadap minat beli ulang “Ponsel Samsung” diwilayah Surabaya.

1.4. Manfaat Penelitian

1. Bagi peneliti

Menambah cara berpikir dalam menetapkan dan menambah pengalaman serta kreatifitas peneliti dalam menghadapi masalah yang lebih kompleks yang dialami perusahaan. Serta sebagai bahan perbandingan antara ilmu yang peneliti peroleh selama di bangku kuliah maupun dari hasil membaca literatur-literatur dengan kenyataan praktis yang ada di perusahaan.

2. Bagi perusahaan atau usaha bisnis

Dengan adanya penelitian ini diharapkan perusahaan dapat mengetahui pengaruh kualitas produk terhadap kepuasan konsumen. Dan nantinya dapat dijadikan bahan evaluasi atau masukan terhadap masalah yang dihadapi


(25)

serta memberikan pertimbangan guna mengambil langkah kebijaksanaan selanjutnya untuk mencapai tujuan perusahaan.

3. Bagi universitas

Sebagai bahan informasi bagi mahasiswa atau peneliti-peniliti lain yang akan mengadakan penelitian lebih lanjut. Serta sebagai wujud dharma bakti kepada perguruan tinggi UPN “Veteran” Jawa Timur pada umumnya dan fakultas ekonomi pada khususnya.

.


(26)

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

Hasil penelitian terdahulu yang dipakai sebagai bahan masukan serta bahan pengajian adalah :

Fakultas Ekonomi, Universitas Diponegoro, oleh Ndaru Kusuma Dewa (2009) mengenai : “ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK, DAYA TARIK PROMOSI DAN HARGA TERHADAP

MINAT BELI”. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi minat beli prepaid StarOne di area Jakarta Pusat. Permasalahan telah diidentifikasi bahwa pengisian ulang voucer prepaid StarOne masih rendah, terutama di area Jakarta Pusat. Minat beli prepaid StarOne diadakan suatu hipotesis tentang pengaruh kualitas produk, daya tarik promosi, dan harga nya. 200 sampel yang telah diseleksi dari pengguna prepaid StarOne di area Jakarta Pusat. Teknik estimasi regresi digunakan untuk menganalisa data. SPSS juga turut digunakan. Hasil telah menunjukkan bahwa model cukup baik. Dan variable-variable dari kualitas produk, daya tarik promosi dan harga menunjukkan adanya pengaruh yang positif dan signifikan terhadap minat beli voucer StarOne.


(27)

11

Fakultas ekonomi, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”, oleh Eniek Lukitasari (2005) mengenai : “ANALISIS PRODUK, HARGA, PELAYANAN DAN PROMOSI PENGARUHNYA

TERHADAP PEMBELIAN KONSUMEN DI SUPERMARKET RIZKY

SURABAYA”. Penelitian ini mengenai pengaruh antara Produk (X1), Harga (X2), Pelayanan (X3), dan Promosi (X4) dengan keputusan pembelian konsumen (Y). Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Structural Equation Modeling (SEM) merupakan sekumpulan teknik yang memungkinkan pengujian suatu hubungan yang rumit, hubungan antara satu atau lebih variable independen dengan satu atau lebih variable dependen yang diestimasi secara simultan. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa Produk (X1), Harga (X2), Pelayanan (X3), dan Promosi (X4

Fakultas ekonomi, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”, oleh Hendro Handoko (2004) mengenai : “PENGARUH KUALITAS LAYANAN TERHADAP MINAT BELI ULANG DI

HYPERMART ROYAL SURABAYA”. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi minat beli ulang di Hypermart Royal Surabaya. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh dengan menyebar kuesioner kepada konsumen yang berbelanja dan berminat membeli ulang di Hypermart Royal Surabaya. Teknik

) tidak berpengaruh terhadap pembelian konsumen (Y) pada Supermarket Rizky, Surabaya.


(28)

12

analisis yang digunakan adalah SEM (Structural Equation Modeling) untuk melihat hubungan kausalitas antar faktor. Hasil pengujian memperlihatkan bahwa kualitas layanan tidak berpengaruh (tidak signifikan negatif) terhadap minat beli ulang.

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Pengertian Produk

Produk adalah sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk mendapatkan perhatian, untuk dimiliki, digunakan, atau pun dikonsumsi untuk memenuhi suatu kebutuhan atau keinginan.

Menurut Kotler (1999 : 17) menyatakan bahwa konsumen akan menyukai produk yang menawarkan mutu, performasi dan ciri-ciri yang terbaik. Para manajer dalam organisasi yang berorientasikan pada produk yang baik dan terus menerus menyempurnakannya.

Menurut Kotler dan Armstrong (1996 : 274) segala sesuatu yang dapat ke pasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, dipergunakan, atau dikonsumsi dan yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan.


(29)

13

2.2.2 Kualitas Produk

Salah satu kunci sukses pemasaran suatu produk adalah penilaian konsumen terhadap produk. Dewasa ini konsumen semakin kritis dalam menilai layak tidaknya produk untuk digunakan.

Kualitas produk yang didefinisikan menurut Garvin dalam Tjiptono (1997 : 25), adalah sebagai evaluasi menyeluruh pelanggan atas kebaikan kinerja barang dan jasa. Atribut produk meliputi :

• Performance (kinerja), karakteristik utama suatu produk yang tercermin dari kemamampuan produk dalam menjalankan fungsi utama

• Feature (ciri-ciri), karakteristik pelengkap yang membedakan suatu produk dengan produk lain dan bisa memberikan kesan berbeda

• Reliability (keandalan), keandalan suatu produk jika digunakan selama waktu tertentu.

• Conformance (kesesuaian dengan spesifikasi), kesesuain produk dengan spesifikasi yang telah ditentukan

• Durability (daya tahan), tingkat keawetan produk yang digambarkan dengan umur ekonomis produk atau seberapa lama produk memberi manfaat ekonomis


(30)

14

• Servicebility, kemudahan dalam perawatan produk, kemudahan menemukan pusat-pusat reparasi jika produk mengalami kerusakan, dan kemudahan mendapatkan suku cadang yang perlu diganti

• Aesthetic (estetika), nilai keindahan atau daya tarik produk, bagaimana daya tarik produk

• Perceived (kualitas penerimaan), reputasi produk atau citra produk.

2.2.3 Harga

2.2.3.1 Pengertian Harga

• Menurut Angipora (1999: 26), harga merupakan jumlah yang harus dibayarkan konsumen untuk mendapatkan suatu produk guna memenuhi kebutuhan dan keinginan yang belum terpuaskan.

• Sedangkan Stanton (1985: 308), harga adalah nilai yang disebutkan dalam rupiah dan sen atau medium moneter lainnya sebagai alat tukar.

• Harga adalah suatu moneter atau ukuran lainnya (termasuk barang dan jasa lainnya) yang ditukar agar memperoleh barang atau sejumlah uang yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kontribusi dari produk dan pelayanan (Tjiptoono, 1995: 118). Jadi harga adalah nilai yang diberikan seseorang terhadap barang atau jasa.


(31)

15

2.2.3.2 Indikator-Indikator Harga

Pentingnya harga sebagai determinan untuk berlanggan di toko bervariasi menurut jenis produk. Harga adalah veriable penuh resiko untuk dijadikan dasar dalam mengembangkan program pemasaran. (Engel, Blackwell & Miniard, 1995: 259).

Menurt Alma (1993: 237), mekanisme harga sangat penting fungsinya dalam ekonomi kita, adalah sebagai berikut :

• Harga memungkinkan konsumen untuk membanding nilai harga suatu produk memungkinkan pembeli mengira-ngira nilai atau dibandingkan dengan harga barang lain. Biasanya harga barang mahal, ada korelasinya dengan mutu barang tersebut juga baik.

• Untuk stimulasi produksi

Harga dapat memberi sinyal kepada produsen bahwa produsen harus menambah jumlah produksi lagi atau mengurangi jumlah produksinya. Dan bagi konsumen harga berfungsi untuk mendorong pembelian atau menghentikan atau mengurangi pembelian.

• Pembatasan secara ratio

Akhirnya harga membuat pembatasan produksi secara ratio. Bayangkan jika sumber-sumber tersedia tidak terbatas, maka semua


(32)

16

barang dapat dibuat sebanyak-banyaknya, sehingga melimpah dan tidak berharga. Dengan adanya harga menyebabkan produsen dan konsumen berpikir rasional dulu sebelum bertindak. Konsumen yang akan membeli suatu barang di tentukan oleh harga barang, jumlah pendapatannya, dan kegunaan barang yang akan dibeli.

2.2.4 Minat Beli

2.2.4.1 Pengertian Minat Beli

Minat beli merupakan hal yang penting dalam pemahaman terhadap perilaku konsumen karena minat beli adalah salah satu tahap dalam perilaku membeli. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa minat beli merupakan faktor penting untuk proses perilaku pembeli secara keputusan konsumen untuk membeli sesuatu yang dipengaruhi oleh banyak faktor, yaitu daya beli individu, pengaruh dari lingkungannya serta pendapat pribadi.

Metha (1994) mendefinisikan minat beli sebagai kecenderungan konsumen untuk membeli suatu merek atau mengambil tindakan yang berhubungan dengan pembelian yang diukur dengan tingkat kemungkinan konsumen melakukan pembelian.

Minat beli menurut Howard 1994 (Durianto & Liana,2004) adalah sesuatu yang berhubungan dengan rencana konsumen untuk membeli


(33)

17

produk tertentu serta berapa banyak unit produk yang dibutuhkan pada periode tertentu. Dapat dikatakan bahwa minat beli merupakan pernyataan mental dari konsumen yang merefleksikan rencana pembelian sejumlah produk dengan merek tertentu.

Minat beli menurut Kinnear dan Taylor (dalam Thamrin,2003) adalah merupakan bagian dari komponen perilaku konsumen dalam sikap mengkonsumsi, kecenderungan responden untuk bertindak sebelum keputusan membeli benar-benar dilaksanakan.

2.2.4.2 Minat Beli Ulang

Minat pembelian ulang merupakan perilaku yang muncul sebagai respon terhadap obyek. Minat pembelian ulang yang menunjukan keinginan konsumen atau pelanggan untuk melakukan pembelian ulang (Woodside, 1998 : 12). Beberapa makna dari niatan atau minat (intention) dianggap sebagai sebuah perangkap atau perantara motivasional yang mempengaruhi perilaku. Intention juga mengindikasikan seberapa jauh seorang mempunyai kemampuan untuk mencoba. Intention menunjukan pengukuran kehendak seseorang. Intention berhubungan dengan perilaku yang terus menerus.


(34)

18

Assael (1998 : 354) mengemukakan bahwa pemasar akan selalu menguji elemen-elemen dari bauran pemasaran yang mungkin mempengaruhi purchase intention. Penelitian Woodside (1989 : 5) menyatakan bahwa konsumen atau pelanggan menilai sikap dari pemberi jasa sebagai ekspektasi awal mengenai performance perusahaan dan sikap ini mempengaruhi minat pembelian pada sebuah perusahaan. Perubahan sikap menjadi input yang menentukan minat pembelian konsumen atau pelanggan (purchase intentions). Menurut Ferdinand (2002 : 129), minat beli ulang dapat diidentifikasikan melalui empat indikator yaitu :

1. Minat transaksional, merupakan kecenderungan seseorang untuk melakukan pembelian produk.

2. Minat referensial, merupakan kecenderungan seseorang mereferensikan produk kepada orang lain.

3. Minat preferensial, merupakan minat yang menggambarkan perilaku seseorang yang memiliki preferensi utama pada produk yang akan dipilihnya.

4. Minat eksploratif, merupakan minat yang menggambarkan prilaku seseorang yang selalu mencari informasi mengenai produk yang diminatinya dan mencari informasi untuk mendukung sifat-sifat positif dari produk yang akan dibelinya.


(35)

19

Dengan demikian dapatlah disimpulkan bahwa ”indikator” yang diatas sangatlah boleh jadi merupakan indikator sesungguhnya yang dapat menggambarkan atau menunjukan indikasi adanya minat beli ulang yang ingin diketahui.

2.3 Pengaruh Antar Variabel

2.3.1 Pengaruh Kualitas Produk dengan Minat Beli Ulang.

Kualitas dapat dinyatakan sebagai harapan dan persepsi para konsumen yang sama baiknya dengan kinerja yang sesungguhnya. Kualitas produk harus sesuai dengan yang dijanjikan oleh semua kegiatan dalam bauran pemasaran. Bagi calon pemakai kualitas produk ini memang harus dikomunikasikan dengan baik karena dapat membangun minat pelanggan untuk membeli ulang produk yang dimaksud. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Budiyono, Bernard NM (2004) menunjukkan bahwa kualitas produk merupakan antecedent yang berpengaruh terhadap minat beli ulang. Pendapat dari Mittal dan Leonard (1999) menunjukkan bahwa fungsi dari behavioral intention atau minat konsumen merupakan fungsi dari kualitas produk atau jasa, maka konsumen akan semakin berminat terhadap produk tersebut. Jadi dapat disimpulkan bahwa, kualitas suatu produk berpengaruh positif terhadap minat beli ulang produk tersebut seperti yang dinyatakan oleh Sciffman dan


(36)

20

Kanuk (1997) yang mengatakan bahwa evaluasi konsumen terhadap kualitas produk akan dapat membantu mereka untuk mempertimbangkan produk mana yang akan mereka beli kembali.

2.3.2 Pengaruh Harga dengan Minat Beli Ulang

Harga merupakan salah satu faktor penentu dalam pemilihan merek yang berkaitan dengan keputusan pembelian ulang konsumen. Zeithmal (1988) menyatakan bahwa harga merupakan sesuatu yang dikorbankan oleh konsumen untuk mendapatkan suatu produk. Dodds (1991) menyatakan bahwa konsumen akan membeli ulang suatu produk bermerek jika harganya dipandang layak oleh mereka. Pendapat dari Sweeney, et al (1988) juga menyatakan hal yang serupa bahwa dalam membeli ulang suatu produk, konsumen tidak mempertimbangan kualitasnya saja tetapi juga memikirkan kelayakan harganya. Jadi dapat disimpulkan bahwa, harga produk berpengaruh negatif terhadap minat beli ulang produk tersebut seperti yang dinyatakan oleh (Riez, 1980) dalam jurnal ‘Pengaruh Kesan Kualitas Layanan, Harga, dan Kepuasan Mahasiswa PTS Terhadap Minat Mereferensikan Kampusnya’ yang mengatakan bahwa Jika harga – harga diturunkan sedikit dibawah tingkat harga yang tinggi ini, mereka dapat melihat adanya peluang tawar – menawar, namun jika harga – harga murah


(37)

21

mulai muncul, mereka mungkin menjadi khawatir tentang kualitas dan menghentikan pembelian.


(38)

22

Kerangka Konseptual

Kualitas Produk

(X

1

)

Harga

(X

2

)

Minat Beli

Ulang


(39)

23

2.4 Hipotesis

Dari kerangka pikir diatas selanjutnya dapat diajukan hipotesis penelitian yaitu:

1. Diduga kualitas suatu produk berpengaruh positif terhadap minat beli ulang produk ponsel Samsung tersebut.

2. Diduga harga produk berpengaruh negatif terhadap minat beli ulang produk ponsel Samsung tersebut.


(40)

24

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 3.1.1 Definisi Operasional

Secara operasional variable penelitian ini terdiri dari : a. Variabel bebas :

Variabel bebas penelitian ini adalah

1. Kualitas Produk

Kemampuan produk ponsel Samsung menjalankan fungsinya. Dimensi yang membentuk kualitas produk menurut Garvin dalam Tjiptono (1997:25) ialah:

a. Kinerja (X1)

Gambaran keadaan yang sebenarnya atau apakah kualitas yang diberikan dengan cara yang benar. Adapun indikator yang digunakan ialah :

1. Karakteristik Produk (X1.1)

Merupakan karakter yang dimiliki ponsel Samsung dibanding merk lain yaitu cara berkomunikasi yang efektif dalam bekerja. 2. Kemampuan Produk (X1.2)

Merupakan kemampuan yang dimiliki produk samsung dibanding merek lain yaitu pada sistim pengoperasiannya.


(41)

b. Ciri-ciri (X2)

Merupakan keistimewaan yang dimiliki produk, indikator yang digunakan adalah :

1. Karakteristik Pelengkap (X2.1)

Merupakan karakter pelengkap yang dimiliki ponsel Samsung seperti model keypad yang sangat menarik.

2. Kesan Produk (X2.2)

Merupakan kesan yang diberikan ponsel Samsung seperti kombinasi warna yang serasi.

c. Daya Tahan (X3)

Merupakan kehandalan produk dalam penggunaan secara normal dan berapa lama produk digunakan hingga perbaikan diperlukan. Indikator yang digunakan adalah :

1. Keawetan Produk (X3.1)

Merupakan daya tahan mesin ponsel Samsung selama pemakaian

2. Manfaat ekonomis Produk (X3.2)

Merupakan manfaat yang diberikan ponsel Samsung seperti daya tahan baterai yang baik.


(42)

26 d. Serviceability (X4)

Merupakan kemudahan untuk pengoperasian produk dan kemudahan perbaikan maupun ketersediaan komponen pengganti. Indikator yang digunakan adalah :

1. Kemudahan Menemukan Tempat Reparasi (X4.1)

Merupakan kemudahan di dalam menemukan tempat reparasi perbaikan ponsel Samsung.

2. Kemudahan Mendapatkan Suku Cadang (X4.2)

Merupakan kemudahan mencari komponen pengganti saat ponsel Samsung mengalami kerusakan.

e. Estetika (X5)

Merupakan penampilan, nilai keindahan, corak, daya tarik, selera dan beberapa faktor lainnya mungkin menjadi aspek penting dalam kualitas. Indikator yang digunakan adalah :

1. Nilai Keindahan Produk (X5.1)

Merupakan nilai keindahan yang dimiliki ponsel Samsung seperti cashing yang bervariasi.

2. Daya Tarik Produk (X5.2)

Merupakan daya tarik yang dimiliki ponsel Samsung yaitu feature (keistimewaan) yang lengkap dalam berkomunikasi.


(43)

2. Harga

Harga yang dimaksud dalam penelitian ini adalah nilai suatu produk yang ditawarkan sehingga memberi kesan awal kepada konsumen (Alma, 1993:237). Harga produk ponsel Samsung diukur melalui indikator sebagai berikut :

• Kesesuaian dengan mutu (X2.1)

Adalah nilai suatu barang yang disesuaikan dengan mutu produk dan fungsi produk.

• Penawaran harga (X2.2)

Adalah keputusan mengenai harga-harga yang akan diikuti oleh toko untuk suatu jangka waktu tertentu. Jadi disini terkandung maksud mengikuti perkembangan pasar.

• Kebijaksanaan harga (X2.3)

Adalah keputusan memberikan potongan harga (discount) dalam periode tertentu yang dilakukan oleh toko untuk mendorong keinginan konsumen membeli produk atau jasa tersebut.

b. Variabel terikat yaitu minat beli ulang (Y)

Minat beli ulang (repurchase Intentions) dapat didefinisikan sebagai kemungkinan bila pembeli bermaksud untuk membeli ulang produk. Menurut Ferdinand (2002 : 129), minat beli ulang dapat diidentifikasikan melalui empat indikator yaitu :


(44)

28

• Minat transaksional (Y1)

Merupakan kecenderungan seseorang untuk melakukan pembelian ulang produk ponsel Samsung.

• Minat preferensial (Y2)

Orang yang selalu menganjurkan orang lain untuk membeli produk.

• Minat eksploratif (Y3)

Merupakan minat yang menggambarkan prilaku seseorang yang selalu mencari informasi mengenai produk.

3.1.2 Pengukuran Variabel

Skala yang digunakan adalah skala interval, dan teknik pengukurannya menggunakan jenjang selisih semantik ( semantic differential scale ). Analisis ini dilakukan dengan meminta responden untuk menyatakan pendapat tentang serangkaian pernyataan yang berkaitan dengan obyek yang diteliti dalam bentuk nilai yang berada dalam rentang dua sisi.

Dalam penelitian setiap pertanyaan masing-masing diukur dalam 7 skala dan ujung-ujung ditetapkan dengan kata sifat yang secara kontras berlawanan. Ketujuh skala yang dipakai dalam penelitian ini mengikuti pola sebagai berikut :


(45)

1 7 Jelek Baik

 Jawaban dengan nilai 1 berarti sangat tidak membenarkan pernyataan yang diberikan.

 Jawaban dengan nilai 7 berarti sangat membenarkan pernyataan yang diberikan.

3.2 Populasi dan Penentuan Sampel 3.2.1 Populasi Penelitian

Populasi menurut Ferdinand (2006:223) adalah gabungan dari seluruh elemen yang berbentuk peristiwa. Sesuai dengan judul penelitian ini, maka populasi penelitian adalah seluruh konsumen ponsel di Surabaya.

3.2.2 Teknik Penentuan Sampel

Untuk pengambilan sampel digunakan teknik Non Probability Sampling adalah teknik sampling yang tidak memberikan kesempatan (peluang) pada setiap anggota populasi untuk dijadikan anggota sampel, sedangkan jenis sampling yang digunakan adalah sampling aksidental yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan faktor spontanitas, artinya


(46)

30

siapa saja yang secara tidak sengaja bertemu dengan peneliti dan sesuai dengan karakteristik (ciri-cirinya), maka orang tersebut dapat digunakan sebagai sampel (responden).

Sampel dalam penelitian ini adalah responden atau konsumen yang berminat membeli ponsel Samsung serta bertempat tinggal di wilayah Surabaya. Besarnya ukuran sample adalah 5-10 kali jumlah variable.

Dalam hal ini jumlah sample yang digunakan adalah menggunakan ukuran sepuluh dikali sebelas indikator (10 x 11), jadi sample yang digunakan sebanyak 110.

3.3 Jenis, sumber dan teknik Pengumpulan data 3.3.1 Jenis Data

Jenis data penelitian ini adalah data primer, yaitu data yang digali, dikumpulkan langsung dari sumber penelitian.

3.3.2 Sumber data

Sumber data berasal dari data kuisioner, yaitu data yang dikumpulkan dari angket pertanyaan yang disebarkan kepada responden penelitian.

3.3.3 Teknik Pengumpulan Data

Dalam upaya pengumpulan data penulis menggunakan beberapa metode kuisioner. Yaitu teknik pengumpulan data dengan menyusun dan membagi daftar pertanyaan yang sudah di siapkan alternatif jawaban untuk di bagikan kepada responden dengan harapan akan memperolah informasi yang diinginkan.


(47)

3.4 Teknik Analisis SEM dan Pengujian Hipotesis 3.4.1 Teknik Analisis SEM

Structural Equation Modeling (SEM) adalah sekumpulan teknik-teknik statistical yang memungkinkan pengukuran sebuah rangkaian hubungan yang relative “rumit” secara simultan. Hubungan yang rumit tersebut dibangun antara satu atau beberapa variable dependen dengan satu atau beberapa variable independen. Metode ini bukan untuk menghasilkan teori melainkan “mengkonfirmasi” teori.

Pada model SEM terdapat asumsi-asumsi yang harus dapat dipenuhi dalam prosedur pengumpulan dan pengolahan data yang dianalisis adalah sebagai berikut :

1. Ukuran Sampel

Ukuran sample yang harus dipenuhi dalam permodelan ini adalah minimum berjumlah 100 dan selanjutnya menggunakan perbandingan 5 observasi untuk setiap estimate parameter.

2. Reliabilitas

Reliabilitas adalah ukuran mengenai konsistensi internal dari indikator- indikator sebuah konstruk yang menunjukkan derajat.

Sampai dimana masing-masing indikator tersebut mengindikasikan sebuah konstruk atau faktor latent yang umum.


(48)

32

Dengan kata lain bagaimana hal-hal yang spesifik saling membantu dalam menjelaskan sebuah fenomena yang umum composite Reliability diperoleh melalui rumus sebagai berikut :

(

Std .Loading

)

²

Construct – Reliability =

(

Std .Loading

)

²

+

∑ є

j

Dimana :

1. Std. Loading diperoleh langsung dari standardized loading untuk tiap-tiap indikator

2.

є

j adalah measurenment error dari tiap-tiap indikator. Variance Extracted adalah ukuran yang menunjukkan varians dari indikator- indikator yang diekstraksi oleh konstruk latent yang dikembangkan. Nilai variance extracted ini direkomendasikan pada tingkat paling sedikit 0,50. Variance Extracted diperoleh melalui rumus ini (Ferdinand, 2002) :

Std .Loading

²

Variance - Extracted =

Std .Loading

²

+

∑ є

j

Dimana :

1. Std. Loading diperoleh langsung dari standardized loading untuk tiap-tiap indikator


(49)

3. Uji Validitas

Validitas menyangkut akurasi yang dapat dicapai oleh sebuah indikator dalam menilai akuratnya pengukuran terhadap yang seharusnya diukur. Misalnya alat ukur untuk mengukur bagaimana dan mengapa pelanggan membeli sebuah produk mungkin reliable tetapi dapat saja terjadi, misalnya mengasumsikan alat ukur itu dapat digunakan untuk mengukur loyalitas merek. Kenyataan alat ukur ini indikatornya reliable tetapi merupakan alat ukur loyalitas merek yang invalid.

4. Normalitas dan Linearitas

Sebaran dan harus dianalisis apakah asumsi normalitas dipenuhi sehingga data dapat lebih lanjut untuk permodelan SEM ini. Normalitas dapat diuji dengan metode – metode statistic, uji ini perlu dilakukan baik untuk Univariate maupun normalitas Multivariate. Uji linearitas dapat dilakukan dengan mengamati scatterplots dengan memilih pasangan data dan melihat pola penyebarannya untuk menduga ada tidaknya linearitas.

5. Outliers

Outliers adalah observasi yang muncul dengan nilai-nilai ekstrim baik secara univariate. Pada dasarnya outlier dapat muncul dalam empat kemungkinan, adalah sebagai berikut :


(50)

34 a. Kesalahan prosedur

b. Keadaan yang benar – benar khusus

c. Adanya suatu alasan tetapi peneliti tidak tahu apa penyebabnya

d. Outlier dapat muncul dalam range nilai yang ada, yang disebut dengan multivariate outliers.

6. Multicolinearity dan singularity

Multicolinearity dapat dideteksi dari determinan matriks kovarians. Nilai determinan matriks kovarians yang sangat kecil mengindikasikan adanya problem multicolineritas dengan mentransformasi data dalam bentuk composite variables.

3.4.2 Pengujian Hipotesis

Dalam analisis SEM tidak ada alat uji statistik tunggal untuk mengukur atau menguji hipotesis mengenai model. Beberapa indeks kesesuaian dan cut off value untuk digunakan dalam menguji apakah sebuah model dapat diterima atau ditolak adalah sebagai berikut :

1. X – CHI SQUARE STATISTIC

Merupakan alat paling fundamental untuk mengukur overall fit adalah likelihood ratio chi – square statistic. Chi – square ini bersifat sangat sensitive terhadap besarnya sample yang digunakan. Model yang diuji akan dipandang baik atau memuaskan bila nilai chi – squarenya


(51)

rendah. Semakin kecil nilai χ² semakin baik model itu (χ² = 0 berarti

tidak ada perbedaan). Karena tujuan analisis adalah mengembangkan dan menguji sebuah model yang sesuai dengan data atau yang fit

terhadap data, maka yang dibutuhkan justru sebuah nilai χ² yang tidak

signifikan. Penggunaan chi – square hanya sesuai bila ukuran sample antara 100 dan 200, apabila ukuran sample ada diluar rentang itu maka uji signifikan akan menjadi kurang reliable. Oleh karena itu pengujian ini perlu dilengkapi dengan alat uji lainya.

2. RMSEA – The Root Mean Square of Approximation

RMSREA adalah sebuah indeks yang dapat digunakan untuk mengkompensasi chi – square statistic dalam sample yang besar. Nilai RMSEA menunjukkan goodness – of – fit yang diharapkan bila model diestemasi dalam populasi. Nilai RMSEA yang lebih kecil atau sama dengan 0,008 merupakan indeks yang dapat diterimanya model yang menunjukkan sebuah close fit dari model itu berdasarkan degrees of freedom.

3. GFI – Goodness of Fit Indices

GFI adalah analog dari R² dalam regresi berganda. Indeks kesesuain ini akan menghitung proporsi tertimbang dari varians dalam matriks konvarians sample yang dijelaskan oleh matriks konvarians popuilasi yang diestimasikan. GFI adalah sebuah ukuran non - statistical


(52)

36

yang mempunyai rentang nilai antara 0 (poor fit) sampai dengan 1.0 (perfect fit). Nilai yang tinggi dalam indeks ini menunjukkan sebuah “better fit”.

4. AGFI – Adjusted Goodness of Fit Indices

AGFI / GFI / dƒ tingkat penerimaan yang direkomendasikan adalah AGFI mempunyai nilai yang sama dengan atau lebih besar dari 0,90 – 0,95 menunjukkan tingkat cukup – adequate fit (Hulland et al., 1996).

5. CMID / DF

The minimum sample discrepancy function (CMIN) dibagi dengan degree of freendomnya akan menghasilkan indeks CMIN / DF. Pada umumnya diartikan sebagai salah satu indicator untuk mengukur tingkat fit-nya sebuah model. Dalam hal ini CMIN / DF tidak lain adalah statistic chi – square, X² dibagi DF-nya.

6. TLI – Tucker Lewis Indices

TLI adalah alternative Increment Fit Indices yang membandingkan sebuah model yang diuji terhadap sebuah baseline model. Nilai yang direkomendasikan sebagai acuan untuk diterimanya sebuah model adalah penerimaan 0,95 dan nilai yang sangat mendekati 1 menunjukkan a very good fit.


(53)

7. CFI – Comporative Fit Indices

Bersama nilai ini pada rentang nilai sebesar 0 – 1, dimana semakin mendekati 1, mengindikasikan tingkat fit yang paling tinggi (a very good fit). Nilai yang direkomendasikan adalah CFI > 0,9. Keunggulan dari indeks ini besarnya tidak dipengaruhi oleh ukuran sample, oleh karena itu sangat baik untuk mengukur tingkat penerimaan sebuah model. Indeks CFI adalah identik dengan Relative Noncentrality Index (RNI).

Dengan demikian indeks - indeks yang dapat digunakan untuk menguji kelayakan sebuah model adalah seperti yang diringkas dalam tabel berikut ini :


(54)

38

Tabel : 3.1 Goodness Of Fit Indices

Goodness Of Fit Indices

GOODNESS OF FIT

INDEX KETERANGAN

CUT – OFF VALUE X² – Chi – Square Menguji apakah covariance

populasi yang diestimasikan sama dengan covariance sample (apakah model sesuai dengan data)

Diharapkan kecil, 1 s.d 5 atau paling baik diantara 1 dan 2

Probability Uji signifikan terhadap perbedaan matriks dan data matriks covariance yang diestimasi

Minimum 0,1 atau 0,2 atau > 0,05 RMSEA Mengkompensasi kelemahan Chi –

Square pada sample besar

< 0,08 GFI Menghitung proporsi tertimbang

varians dalam matriks sample yang dijelaskan oleh matriks sample covariance populasi yang diestimasi (analog dengan R² dalam regresi berganda)

> 0,90

AGFI GFI yang disesuaikan terhadap DF > 0,90 CMIN / DF Kesesuaian antara data dan model < 2,00 TLI Pembandingan antara model yang

diuji terhadap baseline model

> 0,95

CFI Uji kelayakan model yang tidak sensitive terhadap besarnya sample dan kerumitan model


(55)

BAB IV PEMBAHASAN

4.1 Deskriptif Hasil Penelitian

4.1.1 Analisis Karakteristik Responden

Data mengenai keadaan responden dapat diketahui melalui jawaban responden dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kedalam kuisioner yang telah diberikan. Responden dalam penelitian ini adalah konsumen yang berminat membeli ponsel Samsung di wilayah Surabaya yang berjumlah 110 orang responden. Serta bersedia mengisi kuisioner yang diberikan oleh peneliti.

4.1.2 Profil Responden

Profil Responden digunakan untuk mengidentifikasi sebaran responden berdasarkan gambar demografik, di sisi usia dan jenis kelamin.

Tabel 4.1 : Karakteristik Responden Berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin.

Profil Kriteria N %

Usia 15–20 tahun 20–30 tahun > 30 tahun

54 42 14

49.1 % 38.2 % 12.7 %


(56)

40 Jenis Kelamin Laki – laki

Perempuan

43 67

39.1 % 60.9 %

Jumlah 110 100 %

Sumber : Hasil Penyebaran Kuesioner

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa Responden dalam penelitian ini yang berusia 15 – 20 tahun yaitu sebanyak 54 orang atau sebesar 49,1 %, sedangkan responden yang berusia 20 – 30 tahun sebanyak 42 orang atau sebesar 38.2 %, sisanya untuk responden usia lebih dari 30 tahun sebanyak 14 orang atau sebesar 12.7 %.

Menurut profil jenis kelamin diperoleh data sebagai berikut :

Jumlah responden laki – laki mencapai 39.1 % yaitu sebanyak 43 orang dari 110 orang sampel yang diambil. Sisanya merupakan responden perempuan, yaitu 60.9 % atau sebanyak 67 orang.

4.2 Deskripsi Hasil Penelitian

4.2.1 Deskripsi Variabel Kualitas Produk

Berdasar hasil penyebaran kuesioner yang dilakukan kepada para responden yang berjumlah 110 orang di wilayah Surabaya diperoleh jawaban sebagai berikut :

Tabel 4.2 : Hasil Jawaban Responden Untuk Pertanyaan Variabel


(57)

No Pertanyaan

Skor Jawaban

1 2 3 4 5 6 7

1 Menggunakan ponsel

Samsung membantu efektifitas pekerjaan anda akan lebih ...

0 0% 0 0% 0 0% 14 12.7% 50 45.5% 40 36.4% 6 5.5%

2 Sistim operasional ponsel Samsung didalam

penggunaannya akan lebih ...

0 0% 0 0% 0 0% 21 19.1% 49 44.5% 35 31.8% 5 4.5%

Sumber : Hasil Penyebaran Kuesioner

Indikator pertama dari Performance (kinerja) yaitu karakteristik produk, mendapat respon terbanyak pada skor 5 dengan jumlah responden sebanyak 50 orang atau 45,5 %. Kemudian terbanyak kedua terdapat pada skor 6 dengan jumlah responden 40 orang atau 36,4 %. Artinya responden yang menjawab menggunakan ponsel Samsung membantu efektifitas pekerjaan anda akan lebih mudah yaitu sebanyak 40 orang atau 36,4 %. Dan terbanyak ketiga terdapat pada skor 4 dengan jumlah responden sebanyak 14 orang atau 12,7 %. Artinya responden yang menjawab netral sebanyak 14 orang atau 12,7 %.

Indikator kedua dari Performance (kinerja) yaitu kemampuan produk, mendapat respon terbanyak pada skor 5 dengan jumlah responden


(58)

42

sebanyak 49 orang atau 44,5 %. Kemudian terbanyak kedua terdapat pada skor 6 dengan jumlah responden 35 orang atau 31,8 %. Artinya responden yang menjawab sistem operasionalnya lebih mudah dibanding merk lain yaitu sebanyak 35 orang atau 31,8 %. Dan terbanyak ketiga terdapat pada skor 4 dengan jumlah responden sebanyak 21 orang atau 19,1 %. Artinya responden yang menjawab netral sebanyak 21 orang atau 19,1 %.

Tabel 4.3 : Hasil Jawaban Responden Untuk Pertanyaan Variabel

Identity (X2)

No Pertanyaan

Skor Jawaban

1 2 3 4 5 6 7

1 Ponsel merek

Samsung memiliki model keypad yang ……. 0 0% 0 0% 0 0% 19 17.3% 53 48.2% 33 30.0% 5 4.5% 2 Ponsel Samsung

memiliki kombinasi warna yang ... 0 0% 0 0% 0 0% 8 7.3% 41 37.3% 57 51.8% 4 3.6%

Sumber : Hasil Penyebaran Kuesioner

Indikator pertama dari Feature (ciri-ciri produk) yaitu karakteristik pelengkap, mendapat respon terbanyak pada skor 5 dengan jumlah responden sebanyak 53 orang atau 48,2 %. Kemudian terbanyak kedua terdapat pada skor 6 dengan jumlah responden 33 orang atau 30,0 %. Artinya responden yang menjawab model keypad yang bagus yaitu sebanyak 33 orang atau 30,0 %. Dan terbanyak ketiga terdapat pada skor 4


(59)

dengan jumlah responden sebanyak 19 orang atau 17,3 %. Artinya responden yang menjawab netral sebanyak 19 orang atau 17,3 %.

Indikator kedua dari Feature (ciri-ciri produk) yaitu kesan produk, mendapat respon terbanyak pada skor 6 dengan jumlah responden sebanyak 57 orang atau 51,8 %. Kemudian terbanyak kedua terdapat pada skor 5 dengan jumlah responden 41 orang atau 37,3 %. Artinya responden yang menjawab kombinasi warna agak bagus yaitu sebanyak 41 orang atau 37,7 %. Dan terbanyak ketiga terdapat pada skor 4 dengan jumlah responden sebanyak 8 orang atau 7,3 %. Artinya responden yang menjawab netral sebanyak 8 orang atau 7,3 %.

Tabel 4.4 : Hasil Jawaban Responden Untuk Pertanyaan Variabel

Durability (X3)

No Pertanyaan

Skor Jawaban

1 2 3 4 5 6 7

1 Ponsel Samsung memilik daya tahan mesin yang ... 0 0% 0 0% 0 0% 16 14.5% 28 25.5% 31 28.2% 35 31.8%

2 Daya tahan baterai ponsel Samsung ……. 0 0% 0 0% 0 0% 12 10.9% 25 22.7% 35 31.8% 38 34.5% Sumber : Hasil Penyebaran Kuesioner

Indikator pertama dari Durability (daya tahan) yaitu keawetan produk, mendapat respon terbanyak pada skor 7 dengan jumlah responden


(60)

44

sebanyak 35 orang atau 31,8 %. Kemudian terbanyak kedua terdapat pada skor 6 dengan jumlah responden 31 orang atau 28,2 %. Artinya responden yang menjawab daya tahan mesin yang awet selama pemakaian yaitu sebanyak 31 orang atau 28,2 %. Dan terbanyak ketiga terdapat pada skor 5 dengan jumlah responden sebanyak 28 orang atau 25,5 %. Artinya responden yang menjawab daya tahan mesin agak awet sebanyak 28 orang atau 25,5 %.

Indikator kedua dari Durability (daya tahan) yaitu keawetan produk, mendapat respon terbanyak pada skor 7 dengan jumlah responden sebanyak 38 orang atau 34,5 %. Kemudian terbanyak kedua terdapat pada skor 6 dengan jumlah responden 35 orang atau 31,8 %. Artinya responden yang menjawab daya tahan baterai yang kuat yaitu sebanyak 35 orang atau 31,8 %. Dan terbanyak ketiga terdapat pada skor 5 dengan jumlah responden sebanyak 25 orang atau 22,7 %. Artinya responden yang menjawab daya tahan baterai agak kuat sebanyak 25 orang atau 22,7 %.

Tabel 4.5 : Hasil Jawaban Responden Untuk Pertanyaan Variabel

Serviceability (X4)

No Pertanyaan

Skor Jawaban

1 2 3 4 5 6 7

1 Tempat perbaikan ponsel Samsung dipasaran ... 0 0% 0 0% 0 0% 12 10.9% 61 55.5% 32 29.1% 5 4.5%


(61)

2 Untuk mendapatkan komponen pengganti ponsel Samsung di pasaran ... 0 0% 0 0% 11 10.0% 31 28.2% 45 40.9% 17 15.5% 6 5.5%

Sumber : Hasil Penyebaran Kuesioner

Indikator pertama dari Serviceability yaitu kemudahan menemukan tempat reparasi, mendapat respon terbanyak pada skor 5 dengan jumlah responden sebanyak 61 orang atau 55,5 %. Kemudian terbanyak kedua terdapat pada skor 6 dengan jumlah responden 32 orang atau 29,1 %. Artinya responden yang menjawab tempat perbaikan ponsel Samsung di pasaran banyak yaitu sebanyak 32 orang atau 29,1 %. Dan terbanyak ketiga terdapat pada skor 4 dengan jumlah responden sebanyak 12 orang atau 10,9 %. Artinya responden yang menjawab netral sebanyak 12 orang atau 10,9 %.

Indikator kedua dari Serviceability yaitu kemudahan mendapatkan komponen pengganti, mendapat respon terbanyak pada skor 5 dengan jumlah responden sebanyak 45 orang atau 40,9 %. Kemudian terbanyak kedua terdapat pada skor 4 dengan jumlah responden 31 orang atau 28,2 %. Artinya responden yang menjawab netral yaitu sebanyak 31 orang atau 28,2 %. Dan terbanyak ketiga terdapat pada skor 6 dengan jumlah responden sebanyak 17 orang atau 15,5 %. Artinya responden yang menjawab komponen pengganti mudah di dapatkan di pasaran sebanyak 17 orang atau 15,5 %.


(62)

46

Tabel 4.6 : Hasil Jawaban Responden Untuk Pertanyaan Variabel

Aesthetics (X5)

No Pertanyaan

Skor Jawaban

1 2 3 4 5 6 7

1 Variasi casing ponsel merek Samsung ……. 0 0% 0 0% 0 0% 9 8.2 % 42 38.2% 47 42.7% 12 10.9% 2 Ponsel Samsung

memiliki features (keistimewaan) yang ……. 0 0% 0 0% 0 0% 4 3.6% 43 39.1% 56 50.9% 7 6.4%

Sumber : Hasil Penyebaran Kuesioner

Indikator pertama dari Aesthetics yaitu nilai keindahan produk, mendapat respon terbanyak pada skor 6 dengan jumlah responden sebanyak 47 orang atau 42,7 %. Kemudian terbanyak kedua terdapat pada skor 5 dengan jumlah responden 42 orang atau 38,2 %. Artinya responden yang menjawab casing yang banyak variasinya yaitu sebanyak 42 orang atau 38,2 %. Dan terbanyak ketiga terdapat pada skor 7 dengan jumlah responden sebanyak 12 orang atau 10,9 %. Artinya responden yang menjawab sangat banyak variasinya sebanyak 12 orang atau 10,9 %.

Indikator kedua dari Aesthetics yaitu nilai keindahan produk, mendapat respon terbanyak pada skor 6 dengan jumlah responden sebanyak 56 orang atau 50,9 %. Kemudian terbanyak kedua terdapat pada skor 5 dengan jumlah responden 43 orang atau 39,1 %. Artinya responden yang menjawab keistimewaan yang dimiliki agak lengkap dalam


(63)

berkomunikasi yaitu sebanyak 43 orang atau 50,9 %. Dan terbanyak ketiga terdapat pada skor 7 dengan jumlah responden sebanyak 7 orang atau 6,4 %. Artinya responden yang menjawab sangat lengkap dalam berkomunikasi sebanyak 7 orang atau 6,4 %.

4.2.2 Deskripsi Variabel Harga

Berdasar hasil penyebaran kuesioner yang dilakukan kepada para responden yang berjumlah 110 orang di wilayah Surabaya diperoleh jawaban sebagai berikut :

Tabel 4.7 : Hasil Jawaban Responden Untuk Pertanyaan Variabel

Price (X2)

No Pertanyaan

Skor Jawaban

1 2 3 4 5 6 7

1 Harga yang ditawarkan produk ponsel Samsung dibandingkan dengan mutunya dirasakan ... 0 0% 0 0% 16 14.5% 27 24.5% 40 36.4% 22 20.0% 5 4.5%

2 Perkembangan harga pasar yang diikuti produk ponsel Samsung dirasakan ... 0 0% 0 0% 12 10.9% 37 33.6% 33 30.0% 17 15.5% 11 10.0%


(64)

48 3 Menurut anda,

pemberian potongan harga atau discount dalam periode tertentu produk ponsel Samsung dirasakan ... 0 0% 0 0% 10 9.1% 44 40.0% 38 34.5% 14 12.7% 4 3.6%

Sumber : Hasil Penyebaran Kuesioner

Indikator pertama dari price yaitu nilai kesesuaian harga dengan mutu, mendapat respon terbanyak pada skor 5 dengan jumlah responden sebanyak 40 orang atau 36,4 %. Kemudian terbanyak kedua terdapat pada skor 4 dengan jumlah responden 27 orang atau 24,5 %. Artinya responden yang menjawab harga yang ditawarkan produk ponsel Samsung dibanding dengan mutunya adalah netral yaitu sebanyak 27 orang atau 24,5 %. Dan terbanyak ketiga terdapat pada skor 6 dengan jumlah responden sebanyak 22 orang atau 20,0 %. Artinya responden yang menjawab harga sesuai dengan mutu adalah lebih murah sebanyak 22 orang atau 20,0 %.

Indikator kedua dari price yaitu penawaran harga, mendapat respon terbanyak pada skor 4 dengan jumlah responden sebanyak 37 orang atau 33,6 %. Kemudian terbanyak kedua terdapat pada skor 5 dengan jumlah responden 33 orang atau 30,0 %. Artinya responden yang menjawab perkembangan harga pasar yang diikuti produk ponsel Samsung lebih murah yaitu sebanyak 33 orang atau 30,0 %. Dan terbanyak ketiga terdapat pada skor 6 dengan jumlah responden sebanyak 17 orang atau 15,5 %. Artinya responden yang menjawab perkembangan harga pasar


(65)

yang diikuti produk ponsel Samsung lebih murah yaitu sebanyak 17 orang atau 15,5 %.

Indikator ketiga dari price yaitu kebijaksanaan harga, mendapat respon terbanyak pada skor 4 dengan jumlah responden sebanyak 44 orang atau 40,0 %. Kemudian terbanyak kedua terdapat pada skor 5 dengan jumlah responden 38 orang atau 34,5 %. Artinya responden yang menjawab potongan harga atau discount dalam periode tertentu agak sering yaitu sebanyak 38 orang atau 34,5 %. Dan terbanyak ketiga terdapat pada skor 6 dengan jumlah responden sebanyak 14 orang atau 12,7 %. Artinya responden yang menjawab potongan harga atau discount dalam periode tertentu adalah sering yaitu sebanyak 14 orang atau 12,7 %.

4.3 Deskripsi Minat Beli Ulang

Berdasar hasil penyebaran kuesioner yang dilakukan kepada para responden yang berjumlah 110 orang di wilayah Surabaya diperoleh jawaban sebagai berikut :

Tabel 4.8 : Hasil Jawaban Responden Untuk Pertanyaan Variabel

Minat BeliUlang (Y)

No Pertanyaan Skor Jawaban

1 2 3 4 5 6 7

1 Apakah anda cenderung melakukan pembelian ulang ponsel Samsung ? 0 0% 0 0% 0 0% 32 29.1% 56 50.9% 20 18.2% 2 1.8%


(66)

50 2 Apakah anda

selalu

menganjurkan orang lain untuk membeli merek ponsel Samsung ? 0 0% 0 0% 2 1.8% 30 27.3% 53 48.2% 21 19.1% 4 3.6%

3 Apakah anda selalu mencari informasi ponsel Samsung ? 0 0% 0 0% 2 1.8% 34 30.9% 45 40.9% 21 19.1% 8 7.3%

Sumber : Hasil Penyebaran Kuesioner

Indikator pertama dari minat transaksional yaitu minat transaksional, mendapat respon terbanyak pada skor 5 dengan jumlah responden sebanyak 56 orang atau 50,9 %. Kemudian terbanyak kedua terdapat pada skor 4 dengan jumlah responden 32 orang atau 29,1 %. Artinya responden yang menjawab kecenderungan melakukan pembelian ulang adalah netral yaitu sebanyak 32 orang atau 29,1 %. Dan terbanyak ketiga terdapat pada skor 6 dengan jumlah responden sebanyak 20 orang atau 18,2 %. Artinya responden yang menjawab kecenderungan melakukan pembeian ulang adalah sering sebanyak 20 orang atau 18,2 %.

Indikator kedua dari minat preferensial yaitu keinginan segera membeli, mendapat respon terbanyak pada skor 5 dengan jumlah responden sebanyak 53 orang atau 48,2 %. Kemudian terbanyak kedua terdapat pada skor 4 dengan jumlah responden 30 orang atau 27,3 %. Artinya responden yang menjawab netral yaitu sebanyak 30 orang atau


(67)

27,3 %. Dan terbanyak ketiga terdapat pada skor 6 dengan jumlah responden sebanyak 21 orang atau 19,1 %. Artinya responden yang menjawab anjuran orang lain untuk membeli ulang adalah lebih sering yaitu sebanyak 21 orang atau 19,1 %.

Indikator ketiga dari minat eksploratif yaitu mendapat respon terbanyak pada skor 5 dengan jumlah responden sebanyak 45 orang atau 40,9 %. Kemudian terbanyak kedua terdapat pada skor 4 dengan jumlah responden 34 orang atau 30,9 %. Artinya responden yang menjawab netral yaitu sebanyak 34 orang atau 30,9 %. Dan terbanyak ketiga terdapat pada skor 6 dengan jumlah responden sebanyak 21 orang atau 19,1 %. Artinya responden yang menjawab seringnya mencari informasi yaitu sebanyak 21 orang atau 19,1 %.

4.4 Deskripsi Hasil Analisis dan Pengujian Hipotesis 4.4.1 Evaluasi atas Outlier

“Outlier adalah observasi atau data yang memiliki karakteristik unik yang terlihat sangat berbeda jauh dari obervasi-observasi lainnya dan muncul dalam bentuk nilai ekstrim untuk sebuah variabel tunggal atau variabel kombinasi [Hair, 1998]”.

Uji outliers multivariate dilakukan dengan menggunakan kriteria jarak Mahalanobis pada tingkat p < 0,001. Jarak Mahalanobis itu dievaluasi dengan menggunakan χ² pada derajat bebas sebesar jumlah indikator yang digunakan dalam penelitian. Bila kasus yang mempunyai


(68)

52

jarak Mahalanobis lebih besar dari nilai chi-square pada tingkat signifikan 0,001 maka terjadi outlier multivariate.

Tabel 4.9 : Uji Outliers Multivariate

Residuals St at ist ics ( a)

Minim um Max im um Mean

St d.

Dev iat ion N Pr edict ed Value 7,758 103,977 55,500 22,887 110 St d. Predict ed Value - 2,086 2,118 0,000 1,000 110 St andar d Err or of

Pr edict ed Value 4,876 14,189 9,229 2,072 110

Adj ust ed Predict ed Value 3,728 107,786 55,741 23,424 110

Residual - 64,725 57,690 0,000 22,219 110

St d. Residual - 2,691 2,398 0,000 0,924 110 St ud. Residual - 2,942 2,572 - 0,004 1,004 110 Delet ed Residual - 77,400 69,780 - 0,241 26,347 110 St ud. Delet ed Residual - 3,073 2,655 - 0,002 1,017 110 Mahalanobis Dist ance

[ MD] 3,488 3 6 ,9 3 3 15,855 7,473 110

Cook 's Dist ance 0,000 0,106 0,011 0,018 110 Cent er ed Lev er age Value 0,032 0,339 0,145 0,069 110 ( a) Dependent Var iable : NO.

RESP

Ter dapat Out lier Apabila Mahalanobis Dist ance : > 3 9 ,2 5 2 = CHI I NV( 0,001.16) Hasil ev aluasi : Tida k t erdapat out lier m ult iva riat [ antar variabel] , karena MD Maksim um

36,933 < 39,252

Sumber : Hasil Pengolahan Data

4.4.2 Uji Reliability Consistency Internal

Uji Reliability Consistency Internal digunakan untuk mengestimasi reliabilitas setiap skala ( variabel atau konstruk ). Dimana pengujiannya menggunakan Koefisien Cronbach’s Alpha . “Apabila nilai koefisien Cronbach’s Alpha yang diperoleh seluruhnya memenuhi rule of tumbs yang diisyaratkan yaitu ≥ 0,7 maka bisa dikatakan pengujian reliabilitas konsistensi internal untuk setiap konstruk menunjukkan hasil yang baik [Hair et.al.1998]”.

“Sementara itu item to total correlation untuk memperbaiki ukuran-ukuran dan mengeliminasi item-item yang kehadirannya akan


(69)

memperkecil koefisien Cronbach’s Alpha yang dihasilkan apabila terdapat indicator yang mempunyai nilai item to total correlation < 0,5 maka indikator tersebut dieliminasi dan tidak disertakan dalam penghitungan Cronbach’s Alpha [Purwanto, 2003]”.

Hasil pengujian reliability consistency internal dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 4.10 : Uji Reabilitas

Uj i Reliabilit as

Penguj ian Reliabilit y Consist ency I nt er nal Konst r ak I ndik at or I t em t o Tot al

Cor r elat ion

Koefisien Cr onbach's Alpha

Pr efor m ance X11 0,749 0,273

X12 0,773

Char act er ist ics X21 0,709 - 0,333

X22 0,596

Sev iceabilit y X31 0,909 0,777

X32 0,900

Endur ance X41 0,616 0,125

X42 0,829

Est et ica X51 0,832 0,403

X52 0,749

Pr ice

Y1 0,864

0,808

Y2 0,853

Y3 0,840

Pur chase I nt ent ion

Z1 0,698

0,596

Z2 0,755

Z3 0,778

Y5

: t er elim inasi

Sumber : Hasil Pengolahan Data

Proses eliminasi diperlakukan pada item to total correlation pada indicator yang nilainya < 0,5 [Purwanto, 2003]. Tidak terjadi eliminasi karena nilai item to total correlation indicator seluruhnya > 0,5. Indikator yang tereliminasi tidak disertakan dalam perhitungan cronbach’s alpha. Perhitungan cronbach’s dilakukan setelah proses eliminasi.


(70)

54

Hasil pengujian reabilitas konsistensi internal untuk setiap construct di atas menunjukkan cukup baik dimana koefisien cronbach’s alpha yang diperoleh belum seluruhnya memenuhi rules of thumb yang disyaratkan yaitu ≥ 0,7 [Hair et.al.,1998].

4.4.3 Uji Validitas

Validitas menyangkut tingkat akurasi yang dicapai oleh sebuah indikator dalam menilai sesuatu atau akuratnya pengukuran atas apa yang seharusnya diukur, karena indikator multidimensi, maka uji validitas dari setiap latent variable / construct akan diuji dengan melihat loading factor dari hubungan antara setiap observed variable dan latent variable. Hasil analisis tampak pada tabel dibawah ini :

Tabel 4.11 : Uji Validitas Standardize Factor Loading dan Construct

St andar dize Fak t or Loading dan Const r uct dengan Confir m at or y Fact or Analy sis Konst r ak I ndik at or Fak t or Loading

1 2 3 4

Pr efor m ance X11 0,973 X12 0,216

Char act er ist ics X21 0,996

X22 - 0,144

Sev iceabilit y X31 0,779

X32 0,798

Endur ance X41 0,536

X42 0,242

Est et ica X51 0,254

X52 0,994

Pr ice

Y1 0,791

Y2 0,688

Y3 0,783

Pur chase I nt ent ion

Z1 0,452

Z2 0,469

Z3 0,739


(71)

Berdasarkan hasil confirmatory factor analysis terlihat bahwa factor loadings masing-masing butir pertanyaan yang membentuk setiap construct belum seluruhnya 0,5, sehingga butir-butir instrumentasi setiap konstruk tersebut dapat dikatakan validitasnya cukup baik.

4.4.4 Uji Construct Reability dan Variance Extrated

Selain melakukan pengujian konistensi internal Cronbach’s Alpha, perlu juga dilakukan pengujian Construct Reliability dan Variance Extracted. Kedua pengujian tersebut masih termasuk uji konsistensi internal yang akan memberikan peneliti kepercayaan diri yang lebih besar bahwa indikator-indikator individual mengukur suatu pengukuran yang sama. Adapun hasil dari pengujian construct reliability dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 4.12 : Uji Construct Reability dan Variance Extrated

Const r uct Reliabilit y & Var iance Ex t r at ed Konst r ak I ndik at or

St andar dize Fact or Loading

SFL Kuadr at

Er r or

[εj] Reliabilit y Const r uct

Var iance Ex t r at ed Pr efor m ance X11 0,973 0,947 0,053 0,584 0,497

X12 0,216 0,047 0,953

Char act er ist ics X21 0,996 0,992 0,008 0,424 0,506 X22 - 0,144 0,021 0,979

Sev iceabilit y X31 0,779 0,607 0,393 0,767 0,622

X32 0,798 0,637 0,363

Endur ance X41 0,536 0,287 0,713 0,268 0,173

X42 0,242 0,059 0,941

Est et ica X51 0,254 0,065 0,935 0,622 0,526

X52 0,994 0,988 0,012

Pr ice

Y1 0,791 0,626 0,374

0,799 0,571

Y2 0,688 0,473 0,527

Y3 0,783 0,613 0,387

Pur chase I nt ent ion

Z1 0,452 0,204 0,796

0,576 0,323

Z2 0,469 0,220 0,780

Z3 0,739 0,546 0,454

Ba t a s D a pa t D it e r im a ≥ 0,7 ≥ 0,5


(72)

56

Selain melakukan pengujian konistensi internal Cronbach’s Alpha, perlu juga dilakukan pengujian construct reliability dan variance extracted. Kedua pengujian tersebut masih termasuk uji konsistensi internal yang akan memberikan peneliti kepercayaan diri yang lebih besar bahwa indikator-indikator individual mengukur suatu pengukuran yang sama.

Hasil pengujian reliabilitas instrument dengan construct reliability dan variance extracted menunjukan cukup reliable, yang ditunjukan dengan nilai construct reliability belum seluruhnya ≥ 0,70. Meskipun demikian angka tersebut bukanlah sebuah ukuran “mati” artinya bila penelitian yang dilakukan bersifat explatory, maka nilai dibawah 0,70 pun masih dapat diterima sepanjang disertai alasan-alasan empirik yang terlihat dalam proses eksplorasi, dan variance extracted direkomendasikan pada tingkat 0,50.

4.4.5 Uji Normalitas

Uji normalitas sebaran dilakukan dengan kurtosis value dari data yang digunakan yang biasanya disajikan dalam statistik deskriptif. Nilai statistik untuk menguji normalitas itu disebut Z-value lebih besar dari nilai kritis maka dapat diduga bahwa distribusi data adalah tidak normal. Nilai kritis dapat ditentukan berdasarkan tingkat signifikansi 0,01 (1%) yaitu sebesar ± 2,58. Hasil analisis tampak pada tabel berikut :


(73)

Tabel 4.13 : Uji Normalitas

Assessm ent of nor m alit y

Var iable m in m ax k ur t osis c.r .

X11 4 7 - 0,415 - 0,889

X12 4 7 - 0,587 - 1,257

X21 4 7 - 0,416 - 0,892

X22 4 7 - 0,184 - 0,393

X31 4 7 - 1,150 - 2,463

X32 4 7 - 0,920 - 1,969

X41 4 7 0,011 0,023

X42 3 7 - 0,263 - 0,563

X51 4 7 - 0,444 - 0,950

X52 4 7 - 0,177 - 0,380

Y1 3 7 - 0,654 - 1,401

Y2 3 7 - 0,618 - 1,324

Y3 3 7 - 0,071 - 0,151

Z1 4 7 - 0,288 - 0,616

Z2 3 7 - 0,065 - 0,138

Z3 3 7 - 0,363 - 0,777

M u lt iv a ria t e 29,549 6 ,4 5 6

Ba t a s N orm a l ± 2 ,5 8

Sumber : Hasil Pengolahan Data

Hasil uji menunjukan bahwa nilai c.r. Multivariate di luar ±

2,58 itu berarti asumsi normalitas tidak terpenuhi. Fenomena ini tidak menjadi masalah serius seperti dikatakan oleh “Bentler dan Chou [1987], bahwa jika teknik estimasi dalam model SEM menggunakan maximum likelihood estimation (MLE) walau distribusi datanya tidak normal masih dapat menghasilkan good estimate, sehingga data layak untuk digunakan dalam estimasi selanjutnya”.

4.4.6 Structural Equation Modeling (SEM) dan Pengujian Hipotesis 4.4.6.1Evaluasi Model One-Step Approach to SEM

Dalam model SEM, model pengukuran dan model struktural parameter-parameternya diestimasi secara bersama-sama. Cara ini agak mengalami kesulitan dalam memenuhi tuntutan fit model. Kemungkinan


(74)

58

terbesar oleh terjadinya interkasi antara measurement model dan structural model yang diestimasi secara bersama-sama (one step approach to SEM).

One step approach to SEM digunakan apabila model diyakini bahwa dilandasi teori yang kuat serta validitas dan reliabilitas data sangat baik [Hair et.al.1998]”.

Hasil estimasi dan fit model one step approach to SEM dengan menggunakan program aplikasi AMOS 4.01 terlihat pada gambar dan tabel Goodness of Fit dibawah ini :

Gambar 4.1

Sumber : Hasil Pengolahan Data

MODEL PENGUKURAN & STRUKTURAL Product Quality, Price, & Purchase Intention Model Specification : One Step Approach - Base Model

Characteritics Serviceability Endurance 1 Product Quality d_cr 1 d_er d_sr 1 X21 er_10 1 1

X22 1 er_11

X41

er_3 1 1

1 X31

er_1 1 1

Performance 0,005 d_pr X11 er_12 X12 er_13 1 1 1 1 X32 er_2 1 X42 0,005 er_4 1 Estetica 0,005 d_es X51 er_5 1 1 1 X52 er_6 1 Price Y1 er_7 Y2 er_8 Y3 er_9 1 1 1 1 Purchase Intention d_ae Z1 er_14 Z2 er_15 Z3 er_16 1 1 1 1 1


(75)

Tabel 4.14

Ev aluasi Kr it er ia Goodness of Fit I ndices Kr it er ia Hasil Nilai Kr it is Ev aluasi

Model Cm in/ DF 2,207 ≤ 2,00 k ur ang baik Pr obabilit y 0,000 ≥ 0,05 k ur ang baik RMSEA 0,105 ≤ 0,08 k ur ang baik GFI 0,811 ≥ 0,90 k ur ang baik AGFI 0,741 ≥ 0,90 k ur ang baik TLI 0,613 ≥ 0,95 k ur ang baik CFI 0,681 ≥ 0,94 k ur ang baik

Sumber : Hasil Pengolahan Data

Dari hasil evaluasi model one step base model ternyata dari semua criteria goodness of Fit yang digunakan, belum seluruhnya menunjukan hasil evaluasi model yang baik, berarti model belum sesuai dengan data. Artinya, model konseptual yang dikembangkan dan dilandasi oleh teori belum sepenuhnya didukung oleh fakta. Dengan demikian model masih perlu dimodifikasi sebagaimana terdapat dibawah ini :

Gambar 4.2

Sumber : Hasil Pengolahan Data

MODEL PENGUKURAN & STRUKTURAL Product Quality, Price, & Purchase Intention Model Specification : One Step Approach - Modification Model

Characteritics Serviceability Endurance 1 Product Quality d_cr 1 0,005 d_er d_sr 1 X21 0,005 er_10 1 1

X22 1 er_11

X41

er_3 1 1

1 X31

er_1 1 1

Performance d_pr X11 er_12 X12 er_13 1 1 1 1 X32 er_2 1 X42 er_4 1 Estetica d_es X51 er_5 1 1 1 X52 0,005 er_6 1 Price Y1 er_7 Y2 er_8 Y3 er_9 1 1 1 1 Purchase Intention d_ae Z1 er_14 Z2 er_15 Z3 er_16 1 1 1 1 1


(1)

64

berminat terhadap produk tersebut. Penelitian ini juga sesuai dengan penelitian Budiyono, Bernard NM (2004) menunjukkan bahwa kualitas produk merupakan antecedent yang berpengaruh terhadap minat beli ulang. Penelitian ini sesuai juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Sciffman dan Kanuk (1997) yang mengatakan bahwa evaluasi konsumen terhadap kualitas produk akan dapat membantu mereka untuk mempertimbangkan produk mana yang akan mereka beli kembali.

4.5.4 Harga Terhadap Minat Beli Ulang Produk Ponsel Samsung di Wilayah Surabaya

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan untuk menganalisis harga terhadap minat beli ulang diperoleh hasil bahwa harga berpengaruh negatif terhadap Minat Beli ulang. Yang artinya bahwa setiap terjadi penurunan pada harga akan mengakibatkan kenaikan pada minat beli ulang. Harga adalah salah satu faktor penentu untuk dapat bersaing dan mempengaruhi konsumen, dalam hal ini adalah konsumen yang berminat membeli ulang ponsel Samsung di wilayah Surabaya.

Hal ini berarti ada hal-hal yang perlu dipertimbangkan konsumen di dalam penyesuaian harga sehingga mempengaruhi minat beli ulang konsumen. (Kotler, 1997 : 369), yaitu harga diskon dan pengurangan harga, harga spikologik, dan harga berdasarkan nilai disesuaikan dengan produk yang ditawarkan atau sebaliknya dan harga yang ditinjau dari fasilitas pelayanan yang diberikan. Oleh karena itu


(2)

65

perusahaan perlu memikirkan tentang harga secara tepat karena harga yang tidak tepat akan berakibat tidak menarik para konsumen dan dapat menimbulkan ketidakpuasan para konsumen untuk membeli ulang barang tersebut.

BAB V


(3)

66 5.1 Kesimpulan

1. Berdasarkan hasil pengujian untuk menguji pengaruh kualitas produk tehadap minat beli ulang ponsel Samsung di wilayah Surabaya, maka dapat disimpulkan bahwa Kualitas Produk berpengaruh positif terhadap minat beli ulang ponsel Samsung di wilayah Surabaya.

2. Berdasarkan hasil pengujian untuk menguji pengaruh harga tehadap minat beli ulang ponsel Samsung di wilayah Surabaya, maka dapat disimpulkan bahwa Harga berpengaruh negatif terhadap minat beli ulang ponsel Samsung di wilayah Surabaya.

5.2 Saran

1. Berdasarkan kesimpulan diatas, maka ada beberapa saran yang diberikan untuk dijadikan bahan pertimbangan yaitu Produk ponsel Samsung harus lebih meningkatkan kualitas produk yaitu cara komunikasi yang efektif, model keypad, daya tahan mesin dan baterai, kemudahan tempat reparasi untuk perbaikan, nilai keindahan yang menarik, harga atau uang yang dikeluarkan, serta kemudahan informasi melalui berbagai media, sebab perusahaan harusnya mencermati produk-produk pesaing yang lebih maju yang nantinya konsumen mempunyai keinginan untuk melakukan pembelian ulang di masa yang akan datang.


(4)

67

2. Sebagai pertimbangan untuk penelitian berikutnya disarankan agar menggunakan variable lain atau tambahan yang belum ditampilkan dalam penelitian ini.


(5)

Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Boyd, Thomas C and Mason, Charlotte H, 1999, “The Link Between Attractiveness of “Extranrand” Attributes and Adoption of Innovations”, Journal of Academy of Marketing Research, Vol 27, No 3. Budiono, Benard, 2004, “Studi Mengenai Pengembangan Strategi Produk (Studi Kasus Minat Beli Produk Baru Telkom Flexy di Surabaya)”, Jurnal Sains Pemasaran Indonesia, Vol III, No 2.

Engel dan Roger D. Blackwell, Paul W, Miniard, 1995, Perilaku Konsumen, Jilid 1, Edisi ke Enam, Penerbit Binarupa Aksara, Jakarta.

Ferdinand, Augusty, 2006, Metode Penelitian Manajemen, Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Howard, John A, 1994, Buyer Behavior In Marketing Strategy, Penerbit Prentice-Hall, Canada.

Kotler dan Gary Armstrong, 1996, Dasar-Dasar Pemasaran, Jilid 1, Penerbit Prenhallindo, Jakarta.

Kotler, Philip, 1999, Manajemen Pemasaran, Edisi Revisi, Penerbit Andi, yogyakarta.

Kotler, Philip, 2000, Manajemen Pemasaran 1, Penerbit Prenhallindo, Jakarta. Riez, 1980, Jurnal “Pengaruh Kesan Kualitas Layanan, Harga, dan Kepuasan

Mahasiswa PTS Terhadap Minat Mereferensikan Kampusnya”, Fakultas Ekonomi, Universitas Widya Mandala, Surabaya.

Schiffman dan Kanuk, 1997, Consumer Behavior Fifth Edition, Penerbit Prentice-Hall, New Jersey.

Stanton, William, 1985, Prinsip Pemasaran, Erlangga, Jakarta.

Swa, 2010. Mantra Sang Pemimpin Pasar, Swa 07/XXVI/1-14 April 2010.

Swa, 2010. Kepuasan Pelanggan Terus Bergerak Dinamis, Swa 21/XXVI/4-13 Oktober 2010.


(6)

Swasta, Basu, 1983, Manajemen Pemasaran Modern, 55-56, Liberty, Yogyakarta. Tjiptono, Fandi, 1997, Service Quality & Satisfaction, Penerbit Andi, Yogyakarta.


Dokumen yang terkait

PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN HARGA TERHADAP MINAT BELI PRODUK

0 7 83

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK, LAYANAN, DAN HARGA TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN PONSEL SAMSUNG Analisis Pengaruh Kualitas Produk, Layanan, dan Harga Terhadap Kepuasan Pelanggan Ponsel Samsung di Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 4 12

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK, LAYANAN, DAN HARGA TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN PONSEL SAMSUNG Analisis Pengaruh Kualitas Produk, Layanan, dan Harga Terhadap Kepuasan Pelanggan Ponsel Samsung di Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 3 14

ANALISIS PENGARUH MERK SAMSUNG TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN DI DELTA Analisis Pengaruh Harga Dan Kualitas Produk Smartphone Samsung Terhadap Minat Beli Konsumen Di Delta Cell Matahari Singosaren Surakarta.

0 4 13

ANALISIS PENGARUH HARGA DAN KUALITAS PRODUK SMARTPHONE SAMSUNG TERHADAP MINAT BELI Analisis Pengaruh Harga Dan Kualitas Produk Smartphone Samsung Terhadap Minat Beli Konsumen Di Delta Cell Matahari Singosaren Surakarta.

0 2 14

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN HARGA TERHADAP MINAT BELI ULANG KONSUMEN PONSEL NOKIA DI PT.GLOBAL TELESHOP SURABAYA.

0 1 94

PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN HARGA TERHADAP MINAT BELI ULANG PONSEL SAMSUNG DI WILAYAH SURABAYA SKRIPSI

0 0 25

PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK, DAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP MINAT BELI SMARTPHONE SAMSUNG PADA DUNIA PONSEL CELLULAR PANGKALPINANG

0 1 19

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN HARGA TERHADAP MINAT BELI ULANG KONSUMEN PONSEL NOKIA DI PT.GLOBAL TELESHOP SURABAYA

0 0 24

ANALISIS PENGARUH HARGA DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP MINAT BELI PRODUK LAPTOP

0 0 128