Analisis dan Perancangan Fasilitas Fisik, Lingkungan Fisik, dan K3 (Studi Kasus Di PT.X).

(1)

v Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

PT. X yang berada di Bandung ini merupakan pioner dalam industri farmasi Indonesia, oleh karena itu perusahaan ingin meningkatkan kinerja para pekerja pabrik.

Pada bagian proses produksi obat tablet paracetamol 500 mg, terdapat beberapa masalah yaitu banyaknya keluhan dari para operator mesin dan pekerja yang mengalami cedera/ kecelakaan kerja pada saat bekerja karena melakukan pekerjaan mengangkat bahan ke dalam mesin yang cukup tinggi secara terus-menerus. Untuk mengatasi hal tersebut dan membuat pekerja bekerja secara optimal maka perlu dirancang alat bantu kerja dalam proses pengerjaan pekerjaannya. Selain itu, lingkungan fisik kerja yang kurang mendukung dalam bekerja, baik dari segi pencahayaan, suhu dan kelembaban, dan kebisingan. Kurangnya perhatian pekerja/ operator mesin pada keselamatan dan kesehatan kerja ini pun menjadi salah satu masalah pada bagian proses produksi ini.

Tahap pertama yang dilakukan adalah pengumpulan data dengan mengambil data mengenai dimensi fasilitas fisik yang digunakan pada saat produksi, keadaan lingkungan fisik yang meliputi tingkat pencahayaan, suhu dan kelembaban, tingkat kebisingan di ruangan produksi, dan untuk keselamatan dan kesehatan kerja diperlukan data-data kecelakaan kerja yang pernah terjadi dan yang berpotensi terjadi. Kemudian pengolahan data dilakukan dengan cara menghitung kesesuaian data antropometri. Setelah itu, dilakukan analisis terhadap fasilitas fisik awal dengan data antropometri, serta membandingkan lingkungan fisik aktual dengan lingkungan fisik yang ergonomis.

Data aktual menunjukkan pencahayaan cukup baik, untuk suhu dan kelembaban cukup panas di beberapa titik, sedangkan kebisingan di atas nilai ambang batas kebisingan. Untuk fasilitas fisik yang dirancang adalah alat bantu angkat sebanyak 2 rancangan, yang digunakan untuk operator mesin saat mengangkat bahan baku ke dalam mesin yang cukup tinggi. Kemudian hasil rancangan dibandingkan dengan fasilitas fisik aktual, dari 2 alternatif dipilih 1 alternatif dengan menggunakan Concept Scoring. Kemudian dirancang pula meja operator, kursi operator, hand trolley dan tangga yang masing-masing memiliki 3 alternatif dan dipilih 1 alternatif dengan menggunakan Concept Scoring.

Proses produksi obat tablet ini dianalisis pula berdasarkan keselamatan dan kesehatan kerja agar kecelakaan yang pernah terjadi dan kecelakaan yang berpotensi dapat dikurangi resikonya dengan cara menggunakan safety shoes. Sedangkan untuk lingkungan fisik diusulkan menggunakan kipas angin pada sudut ruangan produksi, mengunakan lampu dengan pencahayaan yang sesuai, dan untuk kebisingan pekerja/ operator mesin menggunakan ear plug.

Dari hasil penelitian ini, diusulkan fasilitas fisik adalah alat bantu angkat 1, meja operator, kursi operator, hand trolley dan tangga masing-masing 1, memasang lampu neon panjang sebanyak 1 buah, kipas angin 1 buah di sudut ruangan produksi. Selain itu, menyediakan ear plug dan safety shoes agar pekerja dapat menjaga keselamatan kerja.


(2)

viii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

ABSTRAK...v

KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMA KASIH...vi

DAFTAR ISI...viii

DAFTAR TABEL...xiii

DAFTAR GAMBAR...xvii

DAFTAR LAMPIRAN...xxiii BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah...I - 1 1.2 Identifikasi Masalah...I - 4 1.3 Pembatasan Masalah...I - 4 1.4 Perumusan Masalah...I - 5 1.5 Tujuan Penelitian...I - 6 1.6 Sistematika Penulisan...I - 6 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ergonomi...II - 1 2.1.1 Definisi Ergonomi...II - 2 2.1.2 Tujuan Ergonomi...II - 2 2.1.3 Bidang Penyelidikan Ergonomi...II - 3 2.1.4 Bidang Kajian Ilmu Ergonomi...II - 4 2.2 Teknik Tata Cara Kerja...II - 4 2.2.1 Definisi Teknik Tata Cara Kerja...II - 4 2.2.2 Penelitian Cara Kerja...II - 5

2.3 Antropometri...I - 6 2.3.1 Pengertian Antropometri...II - 6 2.3.2 Pembagian Antropometri...II - 6 2.3.3 Data Antropometri Yang Digunakan...II - 8 2.3.4 Persentil...II - 12


(3)

ix Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

Bab Judul Halaman

2.3.4.1 Definisi Persentil...II - 12 2.3.4.2 Prinsip Pemakaian Persentil...II - 13 2.4 Perancangan...II - 13 2.4.1 Definisi Perancangan...II - 13 2.4.2 Prosedur Perancangan...II - 14 2.4.3 Karakteristik Perancangan...II - 14

2.4.4 Karakteristik Perancang...II - 15 2.4.5 Analisis Perancangan...II - 16 2.4.5.1 Analisis Desain...II - 16 2.4.5.2 Analisis Nilai...II - 16 2.4.6 Tahapan Perancangan...II - 16 2.5 Kondisi Lingkungan Yang Mempengaruhi Kegiatan Manusia....II - 17 2.5.1 Pencahayaan...II - 17 2.5.2 Suhu...II - 18 2.5.3 Kelembaban...II - 19 2.5.4 Kebisingan...II - 20 2.5.5 Sirkulasi Udara...II - 21 2.5.6 Ventilasi Udara...II - 21 2.6 Concept Scoring...II - 22 2.7 Kesehatan dan Keselamatan Kerja...II - 23 2.7.1 Definisi Kesehatan dan Keselamatan Kerja...II - 23 2.7.2 Definisi Keselamatan Kerja...II - 23 2.7.3 Potensi Bahaya...II - 24 2.7.4 Resiko...II - 24 2.7.5 Aspek-aspek K3...II – 25


(4)

x Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

Bab Judul Halaman

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Flowchart Metodologi Penelitian...III - 1 3.2 Keterangan Flowchart Metodologi Penelitian...III - 3 BAB 4 PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

4.1 Data Umum Perusahaan PT. X...IV - 1 4.1.1 Sejarah Singkat...IV - 1

4.1.2 Kegiatan Bisnis...IV - 2 4.1.3 Struktur Organisasi...IV - 3 4.1.4 Jam Kerja...IV - 4 4.2 Data yang Dibutuhkan Untuk Di Analisis...IV - 4 4.2.1 Data Sistem Kerja...IV - 4 4.2.2 Peralatan Kerja Dalam Proses Produksi...IV - 7 4.2.3 Tata Letak...IV - 15 4.2.4 Lingkungan Fisik Kerja...IV - 16 4.2.4.1 Suhu dan Kelembaban...IV - 17 4.2.4.2 Pencahayaan...IV - 19 4.2.4.3 Kebisingan...IV - 22 4.2.5 Kesehatan dan Keselamatan Kerja...IV - 23 BAB 5 ANALISIS DATA

5.1 Analisis Fasilitas Fisik. ...V - 1 5.2 Analisis Lingkungan Fisik...V - 12 5.3 Analisis Dari Segi Kesehatan dan Keselamatan Kerja...V - 77 5.4 Analisis Proses Kerja...V - 81


(5)

xi Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

Bab Judul Halaman

BAB 6 PERANCANGAN DAN USULAN

6.1 Usulan Perancangan Fasilitas Fisik...VI - 1 6.1.1 Ditinjau Berdasarkan Antropometri...VI - 1 6.1.1.1 Meja...VI - 1 6.1.1.1.1 Meja Operator Alternatif 1...VI - 2 6.1.1.1.2 Meja Operator Alternatif 2...VI - 4

6.1.1.1.3 Meja Operator Alternatif 3...VI - 7

6.1.1.2 Kursi...VI - 11

6.1.1.2.1 Kursi Operator Alternatif 1...VI - 12

6.1.1.2.2 Kursi Operator Alternatif 2...VI - 16

6.1.1.2.3 Kursi Operator Alternatif 3...VI - 19

6.1.1.3 Tangga Mesin Granulasi Massa Tablet 1...VI - 24

6.1.1.3.1 Tangga Mesin Granulasi Alt 1...VI - 25

6.1.1.3.2 Tangga Mesin Granulasi Alt 2...VI - 26

6.1.1.3.3 Tangga Mesin Granulasi Alt 3...VI - 28

6.1.1.4 Tangga Mesin Granulasi Massa Tablet 2...VI - 33 6.1.1.4.1 Tangga Mesin Granulasi Alt 1...VI - 33 6.1.1.4.2 Tangga Mesin Granulasi Alt 2...VI - 34 6.1.1.4.3 Tangga Mesin Granulasi Alt 3...VI - 37 6.1.1.5 Hand trolley...VI - 41 6.1.1.5.1 Hand trolley Alternatif 1...VI - 42 6.1.1.5.2 Hand trolley Alternatif 2...VI - 44 6.1.1.5.3 Hand trolley Alternatif 3...VI - 47 6.2 Usulan Dari Segi Lingkungan Fisik...VI - 51

6.2.1 Pencahayaan...VI - 51 6.2.2 Suhu dan Kelembaban...VI - 53


(6)

xii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

Bab Judul Halaman

6.2.3 Kebisingan...VI - 55

6.3 Usulan Dari Segi Kesehatan dan Keselamatan Kerja...VI - 57

6.3.1 Usulan Pencegahan Untuk Operator Tergelincir/ Terjatuh.VI - 57 6.3.2 Usulan Pencegahan Untuk Meminimasi Punggung CederaVI - 59 6.3.3 Usulan Pencegahan Untuk Meminimasi Kaki Terkilir...VI - 61 6.3.4 Usulan Pencegahan Untuk Meminimasi Tangan Terkilir...VI - 64 6.3.5 Usulan Penanggulangan Kecelakaan Kerja...VI - 65 6.4 Usulan Perancangan Alat Bantu Angkat...VI - 68 6.4.1 Ditinjau Berdasarkan Antropometri...VI - 66 6.4.2 Ditinjau Berdasarkan Kesehatan dan Keselamatan Kerja...VI - 66 BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan...VII - 1 7.1.1 Kondisi Fasilitas Fisik di Tempat Produksi...VII - 1

7.1.2 Kondisi Lingkungan Fisik di Tempat Produksi...VII - 1 7.1.3 Kondisi Proses Produksi Dilihat dari Kesehatan dan

Keselamatan Kerja...VII - 1 7.1.4 Proses Pengangkatan Bahan Baku ke dalam Mesin...VII - 4

7.1.5 Kondisi Fasilitas Fisik di Tempat Produksi Yang

Lebih Baik...VII - 2 7.1.6 Kondisi Lingkungan Fisik di Tempat Produksi Yang

Lebih Baik...VII - 5 7.1.7 Proses Produksi Obat Tablet Paracetamol 500 mg

Ditinjau Dari Segi Kesehatan dan Keselamatan Kerja Yang Lebih Baik...VII - 5 7.1.8 Proses Kerja Yang Lebih Baik...VII - 6 7.2 Saran...VII - 6


(7)

xiii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman

2 - 1 Data Antropometri Dimensi Tubuh 2 - 9 2 - 2 Data Antropometri Telapak Tangan 2 - 10 2 - 3 Tabel Pemandu Untuk Kadar Cahaya 2 - 18 2 - 4 Hubungan Suhu dan Kelembaban 2 - 20

2 - 5 Concept Scoring 2 - 23

4 - 1 Produk PT. X 4 - 2 4 - 2 Jumlah Tenaga Kerja dan Mesin 4 - 4 4 - 3 Spesifikasi Mesin Granulator Massa Tablet 1 4 - 8

4 - 4 Spesifikasi Mesin Granulator Massa Tablet 2 4 - 9

4 - 5 Spesifikasi Mesin Pencetak Tablet 4 - 9 4 - 6 Spesifikasi Meja Operator 4 - 10 4 - 7 Spesifikasi Kursi Operator 4 - 11 4 - 8 Tangga Mesin Granulasi Tablet 1 4 - 11 4 - 9 Tangga Mesin Granulasi Tablet 2 4 - 12 4 - 10 Spesifikasi Hand trolley 4 - 12

4 - 11 Spesifikasi Tempat Simpan Obat 4 - 13

4 - 12 Spesifikasi Tempat Simpan Bahan Obat 4 - 14 4 - 13 Spesifikasi Timbangan Obat 4 - 14

4 - 14 Hasil Pengukuran Suhu dan Kelembaban Aktual 4 - 18

4 - 15 Hasil Pengukuran Pencahayaan Aktual 4 - 22

4 - 16 Hasil Pengukuran Pencahayaan dari Mesin Aktual 4 - 22

4 - 17 Hasil Pengukuran Kebisingan di Bagian Granulasi Massa

Tablet 1 Aktual

4 - 22

4 - 18 Hasil Pengukuran Kebisingan di Bagian Granulasi Massa

Tablet 2 Aktual


(8)

xiv Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL (LANJUTAN)

Tabel Judul Halaman

4 - 19 Hasil Pengukuran Kebisingan di Bagian Pencetakkan Tablet Aktual

4 - 23

4 - 20 Jumlah Kecelakaan perbulan Tahun 2010 4 - 24

5 - 1 Data Antropometri Tubuh Pria Indonesia (satuan mm) 5 - 1

5 - 2 Data Antropometri Telapak Tangan Pria Indonesia (satuan

mm)

5 - 2

5 - 3 Data Antropometri Bagian Kaki Pria Indonesia (satuan mm) 5 - 6

5 - 4 Data Meja Aktual 5 - 2 5 - 5 Data Antropometri Meja Awal 5 - 4 5 - 6 Data Kursi Pekerja Aktual 5 - 4

5 - 7 Data Antropometri Kursi Awal 5 - 6

5 - 8 Data Tangga Mesin Granulasi Massa Tablet 1 Aktual 5 - 6

5 - 9 Data Antropometri Tangga Mesin Granulasi Massa Tablet 1

Awal

5 - 7

5 - 10 Data Tangga Mesin Granulasi Massa Tablet 2 Aktual 5 - 7

5 - 11 Data Antropometri Tangga Mesin Granulasi Massa Tablet 2

Awal

5 - 8

5 - 12 Data Mesin Granulasi Massa Tablet 1 Aktual 5 - 8

5 - 13 Data Antropometri Tangga Mesin Granulasi Massa Tablet 1

Awal

5 - 9

5 - 14 Data Mesin Granulasi Massa Tablet 2 Aktual 5 - 9

5 - 15 Data Antropometri Mesin Granulasi Massa Tablet 2 Awal 5 - 10

5 - 16 Data Hand Trolley Aktual 5 - 10 5 - 17 Data Antropometri Hand trolley awal 5 - 12


(9)

xv Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL (LANJUTAN)

Tabel Judul Halaman

5 - 19 Data Pencahayaan Pada Mesin 5 - 15

5 - 20 Data Suhu (o C) dan Kelembaban (%) 5 - 17

5 - 21 Data Kebisingan 5 - 76

6 - 1 Spesifikasi Meja 6 - 1

6 - 2 Usulan Meja Operator Pencetak Tablet Alternatif 1 6 - 2

6 - 3 Usulan Meja Operator Pencetak Tablet Alternatif 2 6 - 4 6 - 4 Usulan Meja Operator Pencetak Tablet Alternatif 3 6 - 7 6 - 5 Tabel Spesifikasi Meja Operator Pencetak Tablet 6 - 9

6 - 6 Concept Scoring Meja Operator Pencetak Tablet 6 - 10

6 - 7 Spesifikasi Kursi 6 - 11 6 - 8 Usulan Kursi Operator Alternatif 1 6 - 12 6 - 9 Usulan Kursi Operator Alternatif 2 6 - 16 6 - 10 Usulan Kursi Operator Alternatif 3 6 - 19

6 - 11 Tabel Spesifikasi Kursi Operator 6 - 23

6 - 12 Concept Scoring Kursi Operator 6 - 24

6 - 13 Spesifikasi Tangga Mesin Granulasi Massa Tablet 1 6 - 25

6 - 14 Usulan Tangga Mesin Granulasi Massa Tablet 1 Alternatif 1 6 - 25

6 - 15 Usulan Tangga Mesin Granulasi Massa Tablet 1 Alternatif 6 - 27

6 - 16 Usulan Tangga Mesin Granulasi Massa Tablet 1 Alternatif 3 6 - 29

6 - 17 Tabel Spesifikasi Tangga Mesin Granulasi Massa Tablet 1 6 - 31

6 - 18 Concept Scoring Tangga Mesin Granulasi Massa Tablet 1 6 - 32

6 - 19 Spesifikasi Tangga Mesin Granulasi Massa Tablet 2 6 - 33


(10)

xvi Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL (LANJUTAN)

Tabel Judul Halaman

6 - 21 Usulan Tangga Mesin Granulasi Massa Tablet 2 Alternatif 2 6 - 35

6 - 22 Usulan Tangga Mesin Granulasi Massa Tablet 2 Alternatif 3 6 - 37

6 - 23 Tabel Spesifikasi Tangga Mesin Granulasi Massa Tablet 2 6 - 39

6 - 24 Concept Scoring Tangga Mesin Granulasi Massa Tablet 2 6 - 40

6 - 25 Spesifikasi Hand trolley 6 - 41

6 - 26 Usulan Hand Trolley Alternatif 1 6 - 42

6 - 27 Usulan Hand trolley Alternatif 2 6 - 45

6 - 28 Usulan Hand trolley Alternatif 3 6 - 48 6 - 29 Tabel Spesifikasi Hand Trolley Usulan 6 - 50

6 - 30 Concept Scoring Hand Trolley 6 - 51

6 - 31 Perbedaan Ear plug dan Ear muff 6 - 56

6 - 32 Data Alat Bantu Angkat 1 dan Crane untuk Mesin Granulasi 1 6 - 71

6 - 33 Data Alat Bantu Angkat 1 dan Crane untuk Mesin Granulasi 2 6 - 71

6 - 34 Data Antropometri Alat Bantu Angkat 1 dan Crane Pada

Mesin Granulasi 1

6 - 72

6 - 35 Data Antropometri Alat Bantu Angkat 1 dan Crane Pada

Mesin Granulasi 2

6 - 72

6 - 36 Data Alat Bantu Angkat 2 Pada Mesin Granulasi 1 6 - 75

6 - 37 Data Alat Bantu Angkat 2 Pada Mesin Granulasi 2 6 - 75

6 - 38 Data Antropometri Alat Bantu Angkat 2 Pada Mesin

Granulasi 1

6 - 75

6 - 39 Data Antropometri Alat Bantu Angkat 2 Pada Mesin

Granulasi 2

6 - 76


(11)

xvii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR (LANJUTAN)

Gambar Judul Halaman

2 - 1 Antropometri Tubuh Manusia 2 - 10

2 - 2 Antropometri Telapak Tangan 2 - 12

3 - 1 Flowchart Metodologi Penelitian 3 - 1 4 - 1 Struktur Organisasi Keseluruhan 4 - 3 4 - 2 Struktur Organisasi Sub Produksi 4 - 3 4 - 3 Peta Proses Operasi Obat Tablet Paracetamol 4 - 6 4 - 4 Mesin Granulator Massa Tablet 1 4 - 7 4 - 5 Mesin Granulator Massa Tablet 2 4 - 8

4 - 6 Mesin Pencetak Tablet 4 - 9

4 - 7 Posisi Meja dan Operator Bagian Pencetak Tablet 4 - 10

4 - 8 Kursi Operator 4 - 10

4 - 9 Tangga 4 - 11

4 - 10 Hand trolley 4 - 12

4 - 11 Tempat Simpan Obat 4 - 13

4 - 12 Tempat Simpan Bahan Obat 4 - 13

4 - 13 Timbangan Obat 4 - 14

4 - 14 Tata Letak Bagian Produksi (Tablet Paracetamol 500 mg) 4 - 15

4 - 15 55 Titik Pembagian Pengukuran Suhu dan Kelembaban 4 - 17

4 - 16 Pembagian 55 titik tempat pengukuran cahaya 4 - 19

4 - 17 Diagram fishbone untuk jenis kecelakaan pegawai tangan

terkilir

4 - 24

4 - 18 Diagram fishbone untuk jenis kecelakaan pegawai kaki terkilir 4 - 25

4 - 19 Diagram fishbone untuk jenis kecelakaan punggung cedera 4 - 27

4 - 20 Diagram fishbone untuk jenis pegawai terpeleset dan terjatuh 4 - 28


(12)

xviii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR (LANJUTAN)

Gambar Judul Halaman

5 - 1 55 Titik Tempat Pengukuran 5 - 13 5 - 2 Suhu dan Kelembaban titik ke-1 5 - 19 5 - 3 Suhu dan Kelembaban titik ke-2 5 - 20 5 - 4 Suhu dan Kelembaban titik ke-3 5 - 21 5 - 5 Suhu dan Kelembaban titik ke-4 5 - 22 5 - 6 Suhu dan Kelembaban titik ke-5 5 - 23 5 - 7 Suhu dan Kelembaban titik ke-6 5 - 25 5 - 8 Suhu dan Kelembaban titik ke-7 5 - 26 5 - 9 Suhu dan Kelembaban titik ke-8 5 - 27 5 - 10 Suhu dan Kelembaban titik ke-9 5 - 28 5 - 11 Suhu dan Kelembaban titik ke-10 5 - 29 5 - 12 Suhu dan Kelembaban titik ke-11 5 - 30 5 - 13 Suhu dan Kelembaban titik ke-12 5 - 31 5 - 14 Suhu dan Kelembaban titik ke-13 5 - 32 5 - 15 Suhu dan Kelembaban titik ke-14 5 - 33 5 - 16 Suhu dan Kelembaban titik ke-15 5 - 34 5 - 17 Suhu dan Kelembaban titik ke-16 5 - 35 5 - 18 Suhu dan Kelembaban titik ke-17 5 - 36 5 - 19 Suhu dan Kelembaban titik ke-18 5 - 37 5 - 20 Suhu dan Kelembaban titik ke-19 5 - 38 5 - 21 Suhu dan Kelembaban titik ke-20 5 - 39 5 - 22 Suhu dan Kelembaban titik ke-21 5 - 40 5 - 23 Suhu dan Kelembaban titik ke-22 5 - 41 5 - 24 Suhu dan Kelembaban titik ke-23 5 - 42 5 - 25 Suhu dan Kelembaban titik ke-24 5 - 43


(13)

xix Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR (LANJUTAN)

Gambar Judul Halaman

5 - 26 Suhu dan Kelembaban titik ke-25 5 - 44 5 - 27 Suhu dan Kelembaban titik ke-26 5 - 46 5 - 28 Suhu dan Kelembaban titik ke-27 5 - 47 5 - 29 Suhu dan Kelembaban titik ke-28 5 - 48 5 - 30 Suhu dan Kelembaban titik ke-29 5 - 49 5 - 31 Suhu dan Kelembaban titik ke-30 5 - 50 5 - 32 Suhu dan Kelembaban titik ke-31 5 - 51 5 - 33 Suhu dan Kelembaban titik ke-32 5 - 52 5 - 34 Suhu dan Kelembaban titik ke-33 5 - 53 5 - 35 Suhu dan Kelembaban titik ke-34 5 - 54 5 - 36 Suhu dan Kelembaban titik ke-35 5 - 55 5 - 37 Suhu dan Kelembaban titik ke-36 5 - 56 5 - 38 Suhu dan Kelembaban titik ke-37 5 - 57 5 - 39 Suhu dan Kelembaban titik ke-38 5 - 58 5 - 40 Suhu dan Kelembaban titik ke-39 5 - 59 5 - 41 Suhu dan Kelembaban titik ke-40 5 - 60 5 - 42 Suhu dan Kelembaban titik ke-41 5 - 61 5 - 43 Suhu dan Kelembaban titik ke-42 5 - 62 5 - 44 Suhu dan Kelembaban titik ke-43 5 - 63 5 - 45 Suhu dan Kelembaban titik ke-44 5 - 64 5 - 46 Suhu dan Kelembaban titik ke-45 5 - 65 5 - 47 Suhu dan Kelembaban titik ke-46 5 - 66 5 - 48 Suhu dan Kelembaban titik ke-47 5 - 67 5 - 49 Suhu dan Kelembaban titik ke-48 5 - 68 5 - 50 Suhu dan Kelembaban titik ke-49 5 - 69 5 - 51 Suhu dan Kelembaban titik ke-50 5 - 70


(14)

xx Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR (LANJUTAN)

Gambar Judul Halaman

5 - 52 Suhu dan Kelembaban titik ke-51 5 - 71 5 - 53 Suhu dan Kelembaban titik ke-52 5 - 72 5 - 54 Suhu dan Kelembaban titik ke-53 5 - 73 5 - 55 Suhu dan Kelembaban titik ke-54 5 - 74 5 - 56 Suhu dan Kelembaban titik ke-55 5 - 75

5 - 57 Fishbone punggung cedera 5 - 78

5 - 58 Fishbone kaki terkilir 5 - 79

5 - 59 Fishbone tangan terkilir 5 - 81

5 - 60 Fishbone pekerja terjatuh/ terpeleset 5 - 82

6 - 1 Meja Aktual 6 - 1

6 - 2 Usulan Meja Operator Pencetak Tablet Alternatif 1 6 - 4

6 - 3 Usulan Meja Operator Pencetak Tablet Alternatif 2 6 - 6

6 - 4 Usulan Meja Operator Pencetak Tablet Alternatif 3 6 - 9

6 - 5 Kursi Operator Aktual 6 - 11

6 - 6 Usulan Kursi Operator Alternatif 1 6 - 16

6 - 7 Usulan Kursi Operator Alternatif 2 6 - 19

6 - 8 Usulan Kursi Operator Alternatif 3 6 - 22

6 - 9 Tangga Aktual 6 - 24

6 - 10 Usulan Tangga Alternatif 1 6 - 26

6 - 11 Usulan Tangga Alternatif 2 6 - 28

6 - 12 Usulan Tangga Alternatif 3 6 - 30

6 - 13 Usulan Tangga Alternatif 1 6 - 33

6 - 14 Usulan Tangga Alternatif 2 6 - 36

6 - 15 Usulan Tangga Alternatif 3 6 - 38


(15)

xxi Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR (LANJUTAN)

Gambar Judul Halaman

6 - 17 Usulan Hand Trolley Alternatif 1 6 - 43

6 - 18 Usulan Hand Trolley Alternatif 2 6 - 45

6 - 19 Usulan Hand Trolley Alternatif 3 6 - 48

6 - 20 Sistem Usulan Pencahayaan Indirect 6 - 51

6 - 21 Gambar Lampu Neon Panjang Usulan 6 - 51

6 - 22 Lokasi Lampu Usulan 6 - 52

6 - 23 Lokasi Kipas Angin Usulan 6 - 54

6 - 24 Contoh Kipas Angin Gantung Usulan 6 - 54

6 - 25 Contoh Ear plug Usulan 6 - 55

6 - 26 Contoh Ear Muff Usulan 6 - 55

6 - 27 Contoh floorsafe Usulan 6 - 57

6 - 28 Contoh Cara Mengangkat Beban Usulan 6 - 59

6 - 29 Contoh Alat Bantu Usulan 6 - 60

6 - 30 Contoh Makanan macro atau micro nutrien 6 - 60

6 - 31 Contoh Peregangan Otot Kaki 6 - 61

6 - 32 Contoh Peregangan Otot Kaki 6 - 61

6 - 33 Contoh Peregangan Otot Kaki 6 - 62

6 - 34 Contoh Sepatu Usulan 6 - 63

6 - 35 Contoh Peregangan Otot 6 - 64

6 - 36 Contoh Alat Bantu Angkat 1 6 - 69

6 - 37 Contoh Hydraulic Crane 6 - 69

6 - 38 Usulan penempatan alat angkat 1 di Ruang Mesin Granulasi 1 6 - 71

6 - 39 Usulan penempatan alat angkat 1 di Ruang Mesin Granulasi 2 6 - 72


(16)

xxii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR (LANJUTAN)

Gambar Judul Halaman

6 - 41 Contoh Alat Bantu Angkat 2 6 - 74

6 - 42 Contoh Alat Bantu Angkat 2 dalam 2D 6 - 75

6 - 43 Usulan Penempatan Alat Bantu Angkat 1 Pada Mesin

Granulasi 1

6 - 76

6 - 44 Usulan Penempatan Alat Bantu Angkat 1 Pada Mesin

Granulasi 2

6 - 77

6 - 46 Usulan Penempatan Alat Bantu Angkat 1 Pada Ruang Mesin 6 - 78

6 - 47 Mekanisme Dari Alat Bantu Angkat 2 6 - 78

7 - 1 Alternatif Meja Terpilih 7 - 2

7 - 2 Alternatif Kursi Terpilih 7 - 3

7 - 3 Alternatif Tangga Terpilih 7 - 3

7 - 4 Alternatif Hand trolley Terpilih 7 - 4


(17)

xxiii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Judul Halaman

1 Tabel Persentil yang digunakan L - 1 2 Ukuran Tangga yang digunakan L - 3

5 Foto-foto Penelitian L - 4


(18)

1 - 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Obat merupakan salah satu kebutuhan yang penting yang tidak dapat dipungkiri bagi manusia, baik untuk menjaga kesehatan maupun untuk mengobati penyakit yang ada. Obat saat ini sangat beraneka ragam jenisnya ada yang tablet dan ada pula yang berupa cairan.

PT. X yang berada di Bandung ini merupakan pioner dalam industri farmasi Indonesia yang telah berkembang menjadi sebuah perusahaan pelayanan kesehatan utama di Indonesia yang kian memainkan peranan penting dalam pengembangan dan pembangunan bangsa dan masyarakat. Perusahaan ini juga bisa dikatakan perusahaan jasa karena berhubungan dengan kegiatan usaha Perseroan, serta upaya dan sarana pemeliharaan dan pelayanan kesehatan pada umumnya, termasuk jasa konsultasi kesehatan dan memproduksi obat.

Dengan adanya berbagai kebutuhan akan obat tersebut, maka PT. X yang berlokasi di kota Bandung ini merupakan suatu perusahaan peracik obat yang memiliki pabrik sendiri dan mengolah bahan-bahan bakunya langsung di pabriknya. PT. X memang sudah terkenal di Indonesia dengan produk-produk obatnya. Tetapi masih terlihat ada beberapa masalah yang terjadi di dalamnya terutama di bagian produksi obat tablet.

Masalah pada bagian pembuatan obat tablet ini dikarenakan dimensi mesin yang digunakan sangat tinggi, sehingga sulit bagi pekerja pabrik untuk menjangkaunya terlebih lagi beban bahan yang akan dimasukan ke dalam mesin tersebut memiliki beban yang cukup berat (40-45 Kg), sehingga menimbulkan banyak keluhan-keluhan pada pekerja pabrik, karena dilakukan secara manual dan apabila pesanan obat sedang meningkat, para pekerja secara terus menerus melakukannya berulang-ulang sebanyak 5-6 kali sehari. Hal ini yang menyebabkan keluhan para


(19)

BAB 1. Pendahuluan 1 - 2

Laporan Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha

pekerja karena tidak adanya alat bantu untuk menaikkan dan memasukkan bahan ke dalam mesin yang tinggi. Keluhan yang sering dialami oleh para pekerja tersebut adalah nyeri punggung.

Lingkungan fisik pada bagian produksi tablet ini pun tidak mendukung pekerja baik dari segi suhu, kelembaban, kebisingan, sirkulasi udara, maupun ventilasi udara. Selain itu pekerja pabrik kurang memperhatikan segi keselamatan kerja, misalnya tidak menggunakan alat bantu penutup hidung dan mulut saat bekerja.

Pada penelitian ini akan dirancang alat bantu pekerja pabrik agar memudahkan pekerjaan dan dapat meningkatkan kinerja pekerja pabrik tersebut. Tujuan dari perancangan ini adalah diharapkan pekerja dapat melakukan tugasnya dengan lebih optimal.

1.2 Identifikasi Masalah

Setelah dilakukan penelitian pendahuluan, maka masalah- masalah yang dapat diidentifikasi adalah :

1. Fasilitas fisik dirasakan kurang nyaman.

2. Lingkungan fisik yang tidak mendukung pekerja pabrik saat melakukan pekerjaannya.

3. Perusahaan ingin meningkatkan lagi mengenai keselamatan dan kesehatan para pekerja dan operator.

4. Untuk mengurangi keluhan-keluhan nyeri pada pekerja dan membuat pekerja bekerja secara optimal maka perlu dirancang alat bantu kerja dalam proses pengerjaan pekerjaannya.

1.3Batasan dan Asumsi 1.3.1 Batasan

Agar ruang lingkup perancangan yang dilakukan lebih terarah dan terfokus serta untuk menghindari permasalahan yang terlalu luas dan kompleks, maka dalam perancangan ini penulis memberikan batasan-batasan masalah. Batasan-batasan tersebut adalah sebagai berikut :


(20)

BAB 1. Pendahuluan 1 - 3

Laporan Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha

1. Tidak mempertimbangkan biaya yang dibutuhkan dalam perancangan alat bantu kerja.

2. Obat tablet yang diamati adalah obat tablet paracetamol 500 mg. 3. Yang diamati hanya pada bagian pabrik tidak meliputi apotek.

4. Data antropometri yang digunakan adalah data antropometri penduduk Indonesia yang berasal dari buku referensi “Ergonomi : Konsep Dasar dan Aplikasinya” karangan Eko Nurmianto.

5. Persentil yang digunakan adalah persentil 5%, 50%, 95%.

6. Lingkungan fisik yang diamati meliputi pencahayaan, kebisingan, temperatur, kelembaban, ventilasi dan sirkulasi.

7. Fasilitas fisik yang dirancang meliputi meja, kursi, tangga, dan hand

trolley.

8. Penelitian dilakukan dalam 3 zona waktu adalah saat pagi hari yaitu pukul 10.00, saat siang hari pukul 13.00 dan saat sore hari pukul 15.00.

1.3.2 Asumsi

Adapun asumsi pada penelitian ini, yaitu :

1. Data antropometri yang digunakan adalah data antropometri penduduk Indonesia yang berasal dari buku referensi “Ergonomi : Konsep Dasar dan Aplikasinya” karangan Eko Nurmianto mewakili data yang dibutuhkan.

2. Scoring yang digunakan adalah yang memiliki nilai terbesar.

3. Waktu pengambilan data dan penelitian data lingkungan fisik adalah saat pagi hari yaitu pukul 10.00, saat siang hari pukul 13.00 dan saat sore hari pukul 15.00.

4. Kelonggaran yang digunakan pada penelitian adalah 10%.

5. Panjang adalah dimensi yang diukur tegak lurus dengan dada dari posisi operator.

6. Lebar adalah dimensi yang diukur sejajar dengan dada dari posisi operator.


(21)

BAB 1. Pendahuluan 1 - 4

Laporan Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha

8. Kelonggaran sebesar 3 cm untuk penggunaan hak sepatu operator/ pekerja.

1.4 Perumusan Masalah

Adapun perumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana kondisi fasilitas fisik di bagian produksi tablet?

2. Bagaimana kondisi lingkungan fisik di lokasi produksi obat tablet ini? 3. Bagaimana proses produksi obat tablet ini dilihat dari Kesehatan dan

Keselamatan Kerja?

4. Bagaimana proses pengangkatan bahan baku ke dalam mesin? 5. Bagaimana kondisi fasilitas fisik yang ada saat ini yang lebih baik?

6. Bagaimana kondisi lingkungan fisik di lokasi produksi obat tablet yang lebih baik?

7. Bagaimana proses produksi obat tablet yang lebih baik bila dilihat dari segi

Kesehatan dan Keselamatan Kerja?

8. Bagaimana proses kerja pekerja saat bekerja agar menghilangkan keluhan?

1.4 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian pada penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Meneliti bagaimana kondisi fasilitas fisik di bagian produksi obat tablet. 2. Meneliti bagaimana kondisi lingkungan fisik di lokasi produksi obat tablet

ini.

3. Meneliti bagaimana proses produksi obat tablet jika dilihat dari Kesehatan dan Keselamatan Kerja.

4. Memahami bagaimana proses pengangkatan bahan baku ke dalam mesin. 5. Memberikan usulan dan membuat rancangan bagaimana kondisi fasilitas

fisik yang lebih baik di bagian produksi obat tablet.

6. Memberikan usulan bagaimana kondisi lingkungan fisik di lokasi produksi obat tablet yang lebih baik.


(22)

BAB 1. Pendahuluan 1 - 5

Laporan Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha

7. Memberikan usulan bagaimana proses produksi obat tablet yang lebih baik Jika dilihat dari segi Kesehatan dan Keselamatan Kerja.

8. Memberikan usulan bagaimana proses kerja pekerja saat bekerja agar menghilangkan keluhan.

1.5 Sistematika Penelitian

Adapun sistematika penelitian pada penelitian ini adalah sebagai berikut : BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Latar Belakang Masalah berisi alasan yang mendorong peneliti dalam meneliti masalah yang akan dibahas.

1.2 Identifikasi Masalah

Identifikasi berisi tentang masalah yang terjadi pada lokasi yang diamati.

1.3 Batasan dan Asumsi

Berisi batasan-batasan dan asumsi yang digunakan selama penelitian. Batasan dan asumsi ini digunakan karena adanya keterbatasan waktu, tenaga dan biaya penelitian.

1.4 Perumusan Masalah

Berisi hal-hal yang akan diteliti. 1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian adalah berisi tentang tujuan dilakukannya penelitian tersebut.

1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika Penulisan berisi tentang penjelasan dan isi dari tiap sub bab.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini berisi tentang teori-teori yang berkaitan dengan penelitian dan penyusunan laporan Tugas Akhir.


(23)

BAB 1. Pendahuluan 1 - 6

Laporan Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini berisi tentang langkah-langkah yang harus dilakukan dalam membuat laporan penelitian.

BAB 4 PENGUMPULAN DATA

Pada bab ini berisi tentang pengumpulan data yang akan diolah pada bab selanjutnya.

BAB 5 PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS

Pada bab ini berisi tentang pengolahan data untuk mendukung penelitian. Serta analisis hasil pengolaha data untuk memecahkan masalah. BAB 6 PERANCANGAN DAN USULAN

Pada bab ini berisi tentang beberapa alternatif dari produk yang akan dirancang kemudian diusulkan beserta dengan alasannya.

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini merupakan bab terakhir dari laporan penelitian ini yang berisikan mengenai kesimpulan dan hasil penelitian serta saran yang perlu diperhatikan dan diterapkan oleh pemilik dari objek penelitian.


(24)

7 - 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan

7.1.1 Kondisi Fasilitas Fisik di Tempat Produksi

Kondisi aktual dari fasilitas fisik di tempat produksi obat

paracetamol 5 mg, jika dilihat dari segi antropometri maka terdapat fasilitas

fisik yang sudah memenuhi, yaitu kursi operator, tetapi kursi operator belum nyaman untuk operator/pekerja. Sedangkan fasilitas fisik yang belum memenuhi adalah meja, tangga, dan hand trolley.

7.1.2 Kondisi Lingkungan Fisik di Tempat Produksi

Kondisi lingkungan fisik di tempat produksi obat tablet belum sesuai dari segi ergonomi, baik dari segi pencahayaan, suhu dan kelembaban, kebisingan.

7.1.3 Kondisi Proses Produksi Dilihat dari Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Dari kondisi yang ada yang belum memadai dari segi kesehatan dan keselamatan kerja, seperti pekerja tidak menggunakan alat bantu angkat dan tidak menggunakan alat pelindung diri.

7.1.4 Proses Pengangkatan Bahan Baku ke dalam Mesin

Dari kondisi yang ada saat ini, proses pengangkatan bahan baku masih manual dengan menggunakan alat bantu berupa tangga, untuk membantu operator mencapai mesin yang cukup tinggi.


(25)

BAB 7. Kesimpulan dan Saran 7 - 2

Laporan Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha

7.1.5 Kondisi Fasilitas Fisik di Tempat Produksi Yang Lebih Baik

Dengan terdapatnya beberapa fasilitas yang belum memadai dari segi antropometri, maka dibutuhkan suatu perancangan fasilitas fisik yang dapat menunjang operator/pekerja dalam bekerja.

Berikut adalah fasilitas fisik yang baik bila ditinjau dari segi ergonomi :

1. Meja

Gambar 7.1 Alternatif Meja Terpilih

Meja ini merupakan meja yang kokoh dan memiliki desain yang sesuai dengan data antropometri. Meja ini terbuat dari multipleks dan stainless steel. Dimensi meja ini untuk panjang adalah 64 cm, lebar 150 cm, dan tinggi 62 cm. Dengan menggunakan meja terpilih ini, operator/pekerja dapat nyaman menggunakan meja karena tinggi yang sudah disesuaikan dengan data antropometri.


(26)

BAB 7. Kesimpulan dan Saran 7 - 3

Laporan Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha

2. Kursi

Gambar 7.2 Alternatif Kursi Terpilih

Kursi ini merupakan kursi yang memiliki kekokohan karena terbuat dari aluminium dan memiliki desain yang sesuai dengan data antropometri. Dimensi kursi ini untuk panjang adalah 50 cm, lebar 35 cm, dan tinggi 40 cm. Kursi ini dirancang dengan menggunakan sandaran dengan tinggi sandaran 60 cm dan panjang sandaran 45 cm. Dengan menggunakan kursi terpilih ini, operator/pekerja dapat nyaman menggunakan kursi karena dapat bersandar dengan nyaman.

3. Tangga

Gambar 7.3


(27)

BAB 7. Kesimpulan dan Saran 7 - 4

Laporan Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha

Tangga ini merupakan tangga yang memiliki kekokohan karena terbuat dari besi dan multipleks, dan memiliki desain yang sesuai dengan data antropometri. Dimensi tangga ini untuk panjang anak tangga adalah 30 cm, tinggi anak tangga 17 cm, dan tinggi tangga 373 cm untuk mesin granulasi massa tablet 1 dan 423 cm untuk mesin granulasi massa tablet 2, sedangkan untuk anjang anak tangga atas yaitu 36 cm. Tangga ini dirancang dengan menggunakan sandaran di dua sisinya agar operator/pekerja dapat aman apabila terjatuh.

4. Hand trolley

Gambar 7.4

Alternatif Hand trolley Terpilih

Hand trolley ini kokoh karena terbuat dari aluminium dan besi dan

memiliki desain yang sesuai dengan data antropometri. Dimensi hand trolley ini untuk panjang adalah 90 cm, lebar 50 cm, tinggi handle 100 cm, diamter

handle 4,5 cm, dan tinggi hand trolley 45 cm. Dengan menggunakan hand trolley terpilih ini, operator/pekerja dapat nyaman menggunakannya dengan

nyaman tidak perlu membungkuk saat menyimpan dan mengangkat drum bahan-bahan obat, karena hand trolley ini dapat naik sesuai dengan kebutuhan.


(28)

BAB 7. Kesimpulan dan Saran 7 - 5

Laporan Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha

7.1.6 Kondisi Lingkungan Fisik di Tempat Produksi Yang Lebih Baik

Dengan kondisi lingkungan fisik yang belum memadai maka dibutuhkan beberapa usulan agar lingkungan fisik dapat mendukung operator/pekerja dalam melakukan tugasnya. Berikut ini adalah usulan untuk lingkungan fisik :

a. Pencahayaan : mengganti lampu yang lama dengan yang baru yang memiliki intensitas cahaya yang lebih tinggi, dan menggunakan sistem penerangan

Indirect, sistem ini yang dapat menyebarkan cahaya dengan mengurangi

bayangan dan silau. Dengan sistem ini 90-100% cahaya pertama diarahkan ke atas dan kemudian menyebar dan memantul ke area kerja. Lampu yang digunakan adalah jenis neon panjang agar merata tiap sudut area kerja.

b. Suhu dan kelembaban : menambahkan 1 buah kipas angin pada setiap ruangan, karena ruangan produksi tidak terlalu besar sehingga 1 buah kipas angin cukup untuk membuat udara sekitar menjadi tidak terlalu panas. Kipas angin diletakkan dipojok atas ruangan, agar angin yang dihasilkan tidak terlalu mengenai kepala dan tubuh pekerja secara langsung.

c. Kebisingan : Menggunakan earplug atau earphone untuk operator/pekerja.

7.1.7 Proses Produksi Obat Tablet Paracetamol 5 mg Ditinjau Dari Segi Kesehatan dan Keselamatan Kerja Lebih Baik.

Berikut ini adalah usulan untuk proses produksi obat tablet :

a. Menggunakan floorsafe. Floorsafe merupakan anti slip yang berbentuk cairan yang dapat diaplikasikan di atas permukaan lantai, baik di area terbuka maupun tertutup, serta area lainnya yang sekiranya membahayakan pada saat basah.

b. Menggunakan alat bantu angkat pada saat menaruh drum/ tempat bahan baku obat.

c. Membiasakan posisi tubuh yang benar saat bekerja.

d. Menyesuaikan kemampuan tubuh dengan beban yang diangkat. e. Pekerja atau operator menjaga kebugaran jasmani dan kecukupan gizi. f. Melakukan peregangan otot sebelum melakukan aktifitas.


(29)

BAB 7. Kesimpulan dan Saran 7 - 6

Laporan Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha

g. Gunakan pelindung/ pembalut sendi elastis saat melakukan aktifitas fisik. h. Menggunakan safety shoes.

i. Disediakan lemari es dan termos panas yang berisi es dan air panas untuk mengompres cedera-cedera yanag terjadi.

j. Disediakan kotak P3K yang lengkap.

7.1.8 Proses Kerja Yang Lebih Baik

Dari kondisi yang ada saat ini, proses pengangkatan bahan baku masih manual dengan menggunakan alat bantu berupa tangga, untuk membantu operator mencapai mesin yang cukup tinggi menimbulkan keluhan-keluhan beupa nyeri punggung pada operator/pekerja. Sehingga diusulkan menggunakan alat bantu angkat yang telah terpilih berdasarkan Concept

Scoring.

Gambar 7.5

Alternatif Alat Bantu Angkat Terpilih

7.2 Saran

a. Bagi Perusahaan

Diharapkan agar pihak PT. X dapat mempertimbangkan usulan baik untuk fasilitas fisik, lingkungan fisik, maupun untuk segi kesehatan dan keselamatan kerja.


(30)

BAB 7. Kesimpulan dan Saran 7 - 7

Laporan Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha

b. Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan agar dapat memperbaiki dan mengembangkan alat bantu angkat menjadi lebih baik.


(31)

ANALISIS DAN PERANCANGAN FASILITAS FISIK, LINGKUNGAN FISIK, DAN K3

( STUDI KASUS DI PT. X)

ANALYZING AND DESIGNING PHYSICAL FACILITIES, PHYSICAL ENVIRONMENT, AND SAFETY & HEALTH (CASE STUDY AT “X” COMPANY)

Puti Latifah Andiani, Wawan Yudiantyo Jurusan Teknik Industri – Universitas Kristen Maranatha E-mail: putiilandiani@yahoo.com, wawany@yahoo.com

Abstrak

PT. X ini merupakan pioner dalam industri farmasi Indonesia, oleh karena itu perusahaan ingin meningkatkan sistem kerja yang lebih baik.Pada bagian produksi obat tablet paracetamol 500 mg, terdapat beberapa masalah yaitu keluhan dari pekerja karena mengangkat bahan ke dalam mesin yang cukup tinggi secara terus-menerus. Selain itu, lingkungan fisik kerja yang kurang mendukung dalam bekerja, baik dari segi pencahayaan, suhu dan kelembaban, dan kebisingan dan kurangnya perhatian pekerja pada keselamatan dan kesehatan kerja.

Penelitian ini dimulai dari pengumpulan data mengenai dimensi fasilitas fisik, lingkungan fisik, dan kecelakaan kerja. Kemudian data-data tersebut dianalisis dengan cara menghitung kesesuaian data antropometri, membandingkan lingkungan fisik aktual dengan lingkungan fisik yang ergonomis, dan menganalisis kecelakaan yang terjadi dan berpotensi terjadi.

Berdasarkan hasil analisis, usulan yang diberikan untuk fasilitas fisik adalah merancang alat bantu angkat ke dalam mesin sebanyak 2 rancangan, dan dipilih 1 dengan menggunakan Concept Scoring. Kemudian dirancang pula meja, kursi, hand trolley dan tangga yang masing-masing memiliki 3 alternatif dan dipilih 1. Kemudian untuk keselamatan dan kesehatan kerja, diusulkan menggunakan safety shoes dan ear plug. Sedangkan untuk lingkungan fisik diusulkan menggunakan kipas angin dan lampu yang sesuai.

Kata kunci : Perancangan, Antropometri, Lingkungan Fisik, K3, Concept Scoring. .

Abstract

“X” company is a pioneer in the pharmaceutical industry of Indonesia, therefore the company wants to improve working system in the future. In the production process of paracetamol 500 mg tablets, there are a few complaints from the workers such as lifting raw materials into tall engines and repetitively. In addition, the physical environment does not support the workers, from poor lighting, to temperature and humidity were all uncomfortable, not to mention less attention from workers about safety and health.

This research starts from collecting data about the dimension of the physical facilities, physical environment, and worker accidents. After that, those data are being analyzed through calculating anthropometry data, comparing the actual physical environment with the ergonomic environment, and analyzing accident that happen and potentially will happen.

Based on the results of the analysis , the suggestion given to the physical facilities is to design two alternative lifters and choose the best one according to Concept Scoring. Next, design tables, chairs, hand trolleys and ladders with each of them having 3 alternatives and choose the best one. Afterwards, for the safety and health of the worker, it is suggested that they use safety shoesand earplug. For the physical environment, it is suggested to use fans, and suitable lamps.

Kata kunci : Design, Antropometry, Physical environment, Occupational health and safety, Concept Scoring.


(32)

1. Pendahuluan

Ergonomi adalah suatu ilmu yang sistematis yang menggunakan data-data mengenai sifat, kemampuan, keterbatasan manusia dalam merancang suatu sistem kerja, sehingga manusia dapat bekerja pada sistem tersebut secara optimal dalam arti baik, aman, nyaman, tepat, sederhana, dan memberikan kepuasan. Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa di dalam ergonomi dibutuhkan studi tentang sistem dimana manusia, fasilitas kerja dan lingkungannya saling berinteraksi satu sama lain.

Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis dan usulan perancangan mengenai kondisi fasilitas fisik, lingkungan fisik, dan proses kerja apabila dilihat dari segi kesehatan dan keselamatan kerja pada pekerja di PT. X. Perusahaan ini bergerak di bidang industri farmasi peracik obat yang cukup terkenal di kalangan masyarakat Indonesia. Tetapi masih terlihat ada beberapa masalah yang terjadi di dalam pabrik terutama di bagian produksi obat tablet.

PT. X ini memiliki dua kegiatan utama yaitu produksi formulasi dan produksi bahan baku kimia. Produksi bahan baku obat yang dihasilkan adalah kina sulfat dan kina HCl. Untuk produksi formulasi obat yang dihasilkan adalah tablet non hormon, tablet hormon, sirup, serbuk, suspensi, dan fitofarmaka. Salah satu obat yang diracik oleh PT. X adalah obat tablet paracetamol yang diteliti dalam penelitian ini.

Dalam proses produksi obat tablet paracetamol ini memiliki 4 pekerja dalam 3 ruangan, yaitu 1 pekerja pada ruang mesin Granulasi Massa Tablet 1, 1 pekerja pada ruang mesin Granulasi Massa Tablet 2, dan 2 pekerja pada ruang Pencetakkan Tablet. Proses dalam peracikan obat ini adalah mengikuti prosedur CPOB yang telah ditetapkan yang dapat menjamin produk obat jadi sesuai dengan spesifikasinya. Alur proses kerja peracikan obat ini yang pertama adalah pencetakkan Work

Order, penimbangan, pencampuran bahan baku, pencetakkan, packing dan inspeksi. Fasilitas fisik

yang digunakan oleh bagian produksi antara lain mesin granulasi massa tablet 1 dan 2 yang berfungsi untuk mencampur dan mengeringkan bahan baku obat, mesin pencetak tablet yang berfungsi untuk mencetak tablet, meja operator pencetak tablet yang berfungsi untuk mengecek berat tablet, kursi operator yang berfungsi untuk tempat duduk operator pada saat menunggu mesin mengolah bahan baku, tangga yang berfungsi sebagai alat bantu menaikkan bahan baku ke dalam mesin, dan hand trolley yang berfungsi untuk membawa bahan baku obat tablet.

Lingkungan fisik di pabrik yang diamati adalah pencahayaan, suhu dan kelembaban, kebisingan, sirkulasi dan ventilasi udara, dimana penelitian diamati pada pagi hari pukul 10.00, siang hari pada pukul 13.00, dan sore hari pada pukul 15.00. Untuk pengamatan suhu dan kelembaban dibagi 55 titik pengamatan pada ruang produksi obat tablet paracetamol. Pengamatan pencahayaan sama seperti suhu dan kelembaban dibagi 55 titik ditambah dengan titik dari mesin yang dilihat dan mesin yang dikendalikan. Sedangkan untuk pengamatan kebisingan dilihat dari mesin yang dilihat dan mesin yang dikendalikan. Sirkulasi dan ventilasi udara yang ada di ruang produksi ini memiliki sirkulasi yang tidak merata dikarenakan ruangan yang tertutup dari luar, sehingga udara tidak dapat berputar.

Dari segi kesehatan dan keselamatan kerja, kegiatan proses produksi obat tablet ini memiliki potensi bahaya yang apabila tidak dilakukan upaya pencegahan dapat menimbulkan resiko terjadinya kecelakaan kerja ataupun penyakit akibat hubungan kerja. Proses kegiatan produksi ini,, mulai dari penyimpanan bahan baku awal, kegiatan produksi, sampai penanganan dan menjadi produk jadi dapat mengakibatkan potensi bahaya. Kecelakaan yang sudah pernah terjadi adalah cedera punggung dikarenakan pekerja yang ceroboh, tidak teliti, beban yang dibawa terlalu berat, dan mesin yang terlalu tinggi, tangga yang terlalu rendah dan tidak aman dan nyaman. Kecelakaan yang kedua adalah tangan dan kaki terkilir, hal ini terjadi karena pekerja yang tidak hati-hati, beban yang dibawa terlalu berat, cara mengangkat beban yang salah. Kecelakaan yang ketiga adalah lantai produksi yang licin mengakibatkan pekerja terpeleset dan tergelincir. Hal ini terjadi karena pekerja menjatuhkan cairan (alkohol) dan dibiarkan menggenang. Sedangkan kecelakaan yang berpotensi terjadi adalah tangan terjepit saat mengoperasikan mesin, terjadinya kebakaran karena di


(33)

pabrik sangat banyak bahan yang mudah terbakar, cedera otot karena membawa beban yang berlebih. Upaya yang sudah dilakukan perusahaan adalah menyediakan APAR, menyediakan kotak P3K dan mengadakan pelatihan, instruktur, dan pengawasan kerja.

2. Tinjauan Pustaka

Ergonomi memberikan peranan penting dalam meningkatkan dan menambah efektivitas penggunaan objek fisik dan fasilitas fisik yang digunakan manusia, serta merawat atau menambah nilai tertentu yang layak, misalnya kesehatan, keselamatan, dan kenyamanan.

Dalam penelitian ini dibutuhkan perancangan untuk fasilitas fisik dan alat bantu angkat untuk mengurangi keluhan-keluhan para pekerja. Perancangan adalah suatu aktivitas yang bertujuan untuk menganalisis, menilai, memperbaiki, dan menyusun suatu sistem baik fisik maupun non fisik yang optimum untuk masa yang akan datang dengan memanfaatkan informasi yang ada. Terdapat beberapa metode yang digunakan untuk penelitian ini yang pertama adalah antropometri. Antropometri adalah ilmu yang mempelajari tata cara pengukuran dimensi tubuh manusia, antropometri terdiri dari 2 macam, yaitu antropometri statis dan dinamis. Antropometri statis adalah di mana pengukuran dilakukan pada tubuh manusia yang berada dalam posisi diam, contohnya tinggi lutut, lebar bahu, tinggi badan posisi duduk, dan lain-lain. Sedangkan antropometri dinamis adalah di mana pengukuran dilakukan pada tubuh yang sedang bergerak, contohnya langkah kaki. Dalam suatu perancangan dibutuhkan penentuan persentil untuk merancang fasilitas fisik dan alat bantu kerja, persentil adalah suatu persentase yang ditetapkan dalam suatu perancangan yang digunakan untuk meminimasi jumlah orang yang menggunakan produk dengan tidak nyaman. Misalnya minimasi 5% atau maksimasi 95% artinya kita merelakan 5% orang menggunakan produk dengan tidak nyaman.

Kondisi lingkungan fisik yang mempengaruhi kegiatan manusia yang pertama adalah pencahayaan, pekerjaan dalam peracikan obat ini memerlukan pencahayaan yang cukup, apabila pencahayaan kurang memadai dapat menjadi beban tambahan bagi pekerja, sehingga dapat menurunkan performa kerja dari pekerja pabrik. Sumber dari pencahayaan dibagi menjadi 2 jenis, yaitu sumber pencahayaan alam (sinar matahari) dan sumber pencahayaan buatan (lampu). Yang kedua adalah suhu, Menurut DR. Suma’mur bahwa suhu nikmat kerja bagi orang Indonesia adalah berkisar antara 24oC sampai 26oC. Namun bukan berarti manusia tidak bisa bekerja sama sekali pada suhu diluar itu, karena tubuh manusia dapat mempertahankan keadaan normal terhadap perubahan yang terjadi diluar tubuh jika temperatur tersebut tidak lebih dari 20% untuk kondisi panas dan 35% untuk kondisi dingin. Produksi panas dalam tubuh manusia tergantung pada kegiatan fisik tubuh, makanan, pengaruh berbagai bahan kimia, dan gangguan pada sistem pengaturan panas tubuh. Tubuh manusia dapat menyesuaikan diri karena kemampuannya untuk melakukan proses konveksi, radiasi, konduksi dan penguapan (evaporasi) jika terjadi kekurangan atau kelebihan panas. Yang ketiga adalah suhu dan kelembaban, selain suhu juga yang perlu diperhatikan adalah kelembaban, yaitu banyaknya kadar air yang terkandung dalam udara dan biasanya dinyatakan dalam persentase. Kelembaban ini sangat berhubungan dengan suhu udara, kecepatan gerak udara dan radiasi panas yang sama-sama mempengaruhi keadaan tubuh manusia pada saat menerima atau melepas panas dari tubuhnya. Bilamana suhu udara sangat panas dan kelembaban udara sangat tinggi, hal ini akan menyebabkan pengurangan panas dari tubuh kita secara besar-besaran karena sistem evaporasi dan pengaruh lainnya adalah akan mempercepat denyut jantung karena keperluan akan oksigen menjadi meningkat.Yang keempat adalah kebisingan yang merupakan bunyi yang dihasilkan oleh suatu objek (dari luar maupun dari dalam sistem kerja). Kebisingan adalah bunyi yang tidak dikehendaki. Pengaruh utama kebisingan terhadap kesehatan adalah kerusakan indera-indera pendengaran, yang menyebabkan ketulian progresif terutama untuk kebisingan yang bernada tinggi, terputus-putus atau yang datang secara tiba-tiba. Yan kelima adalah sirkulasi dan ventilasi udara, untuk mengatasi pencemaran udara dalam lingkungan kerja, kita harus mengerti tentang sirkulasi udara yang baik, sehingga udara yang kotor dapat diganti dengan udara yang segar dan bersih, yang biasanya dilakukan dengan melalui ventilasi atau jendela. Ventilasi dan jendela yang cukup tentunya akan


(34)

menjadikan ruangan dipenuhi oleh udara yang segar sehingga proses kelelahan terhadap orang yang berada diruangan tersebut dapat terjadi.

Metode lain yang digunakan dalam penelitian ini adalah Concept Scoring, metode ini adalah suatu tata cara berbentuk tabel yang digunakan untuk memilih alternatif rancangan dari beberapa alternatif rancangan berdasarkan beberapa kriteria untuk memilih satu rancangan yang terbaik.

Untuk Keselamatan dan Kesehatan Kerja sebagai suatu program didasari pendekatan ilmiah dalam upaya mencegah atau memperkecil terjadinya bahaya (hazard) dan risiko (risk) terjadinya penyakit dan kecelakaan, maupun kerugian-kerugian lainya yang mungkin terjadi. Jadi dapat dikatakan bahwa Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah suatu pendekatan ilmiah dan praktis dalam mengatasi potensi bahaya dan resiko kesehatan dan keselamatan yang mungkin terjadi.(Rijanto, 2010). Keselamatan (safety) adalah kemampuan untuk mengidentifikasikan dan menghilangkan/mengontrol resiko yang tidak bisa diterima. Ketidakberterimaan awalnya berasal dari bahaya. Bahaya adalah suatu keadaan yang berpotensi untuk terjadinya kecelakaan dan kerugian. Keselamatan ini mencakup akan semua aspek, bisa melalui Manusia, Metode, Mesin (alat), dan Lingkungan. Untuk keselamatan, manusia dibekali dengan pengetahuan tentang perlengkapan dalam kegiatan kerjanya dengan melalui intruksi kerja aman atau prosedur standar. Metode yang representative dan compatible juga mampu mendatangkan keselamatan. Sedangkan mesin (alat) memerlukan suatu aksesoris khusus dalam menunjang kerjanya agar mampu beroperasi secara aman tanpa mengurangi fungsi aslinya dengan sedikit sentuhan teknologi tidak menutup kemungkinan alat penunjang tersebut dalam keadaan tertentu bisa sangat penting sekali eksistensinya, ini dapat kita maksudkan dengan Alat Pelindung Diri (Personal Protective

Equipment) yang diselaraskan dengan fungsi dan jenis bahaya yang sudah disarankan

penggunaannya yang efektif . Untuk lingkungan tergantung pada pengaturan tata letak dan fungsi dalam manajemen yang efektif dan efisien.

3. Pembahasan Metodologi Penelitian

Pertama-tama yang dilakukan dalam penelitian ini adalah melakukan studi pendahuluan dengan cara penelitian langsung dan melakukan wawancara dengan pihak perusahaan.

Lalu melakukan penelitian pendahuluan meliputi menentukan topik permasalahan yang akan diangkat, mengidentifikasikan masalah yang akan dibahas, menentukan batasan dan asumsi agar lebih fokus dan karena keterbatasan waktu, kemudian merumusankan masalah dan menentukan tujuan penelitian. Kemudian membuat tinjauan pustaka yang berhubungan dengan penelitian ini.

Tinjauan pustaka yang dikumpulkan antara lain definisi, tujuan, bidang kajian dari ergonomi. Selanjutnya adalah mengenai perancangan, baik antropometri, persentil, definisi dari perancangan itu sendiri, tahapan perancangan, dan lain-lain. Lingkungan fisik kerja dikumpulkan beberapa teori dari buku dan kumpulan teori mengenai pencahayaan, kebisingan, suhu dan kelembaban, dan sikulasi dan ventilasi. Dan mencari definisi dan cara penggunaan metode Concept Scoring. Kemudian mencari teori-teori yang berhubungan dengan Kesehatan dan Keselamatan Kerja.

Selanjutnya mengidentifikasikan masalah yang ada di bagian proses produksi, yaitu fasilitas fisik dirasakan kurang nyaman, Lingkungan fisik yang tidak mendukung pekerja pabrik saat melakukan pekerjaannya, Perusahaan ingin meningkatkan lagi mengenai keselamatan dan kesehatan para pekerja dan operator, Untuk mengurangi keluhan-keluhan nyeri pada pekerja dan membuat pekerja bekerja secara optimal maka perlu dirancang alat bantu kerja dalam proses pengerjaan pekerjaannya.


(35)

Batasan dan asumsi yang ditetapkan adalah tidak mempertimbangkan biaya yang dibutuhkan dalam perancangan alat bantu kerja, obat tablet yang diamati adalah obat tablet paracetamol 500 mg, yang diamati hanya pada bagian pabrik tidak meliputi apotek, data antropometri yang digunakan adalah data antropometri penduduk Indonesia yang berasal dari buku referensi “Ergonomi : Konsep Dasar dan Aplikasinya” karangan Eko Nurmianto, persentil yang digunakan adalah persentil 5%, 50%, 95%, lingkungan fisik yang diamati meliputi pencahayaan, kebisingan, temperatur, kelembaban, ventilasi dan sirkulasi, fasilitas fisik yang dirancang meliputi meja, kursi, tangga, dan hand trolley, penelitian dilakukan dalam 3 zona waktu adalah saat pagi hari yaitu pukul 10.00, saat siang hari pukul 13.00 dan saat sore hari pukul 15.00. Untuk asumsi yaitu data antropometri yang digunakan adalah data antropometri penduduk Indonesia yang berasal dari buku referensi “Ergonomi : Konsep Dasar dan Aplikasinya” karangan Eko Nurmianto mewakili data yang dibutuhkan, scoring yang digunakan adalah yang memiliki nilai terbesar, waktu pengambilan data dan penelitian data lingkungan fisik adalah saat pagi hari yaitu pukul 10.00, saat siang hari pukul 13.00 dan saat sore hari pukul 15.00, kelonggaran yang digunakan pada penelitian adalah 10%, panjang adalah dimensi yang diukur tegak lurus dengan dada dari posisi operator, lebar adalah dimensi yang diukur sejajar dengan dada dari posisi operator, tinggi adalah dimensi yang diukur vertikal dan kelonggaran sebesar 3 cm untuk penggunaan hak sepatu operator/ pekerja.

Perumusan masalah yang ditetapkan adalah sebagai berikut bagaimana kondisi fasilitas fisik, lingkungan fisik, proses produksi apabila dilihat dari segi kesehatan dan keselamatan kerja, dan proses pengangkatan bahan baku ke dalam mesin di bagian produksi tablet, dan bagaimana kondisi fasilitas fisik fasilitas fisik, lingkungan fisik, proses produksi apabila dilihat dari segi kesehatan dan keselamatan kerja, dan proses pengangkatan bahan baku ke dalam mesin di bagian produksi tablet yang lebih baik.

Kemudian untuk tujuan penelitian adalah meneliti bagaimana kondisi fasilitas fisik, lingkungan fisik, proses produksi apabila dilihat dari segi kesehatan dan keselamatan kerja, dan proses pengangkatan bahan baku ke dalam mesin di bagian produksi obat tablet dan membuat rancangan bagaimana kondisi fasilitas fisik, lingkungan fisik, proses produksi apabila dilihat dari segi kesehatan dan keselamatan kerja, dan proses pengangkatan bahan baku ke dalam mesin di bagian produksi obat tablet yang lebih baik.

Tahap selanjutnya adalah pengumpulan data mengenai data umum perusahaan yang pertama, yaitu jumlah jam kerja, kegiatan bisnis, struktur organisasi. Yang kedua adalah data mengenai fasilitas fisik, fasilitas fisik yang digunakan adalah mesin granulasi massa tablet 1 dan 2, mesin pencetak tablet, meja operator pencetak tablet, kursi operator, tangga, dan hand trolley. Yang ketiga adalah mengambil data mengenai lingkungan fisik berupa pencahayaan, suhu dan kelembaban, kebisingan, sirkulasi dan ventilasi udara. Yang keempat adalah proses kerja apabila ditinjau dari segi K3.

Pada bagian selanjutnya, yaitu pengolahan data, yang pertama dilakukan adalah pengolahan data mengenai fasilitas fisik apakah sudah sesuai dengan data acuan atau data antropometri, yang kedua adalah pengolahan data mengenai lingkungan fisik, yang ketiga adalah analisis penyakit/kecelakaan kerja yang berpotensi terjadi atau yang sudah terjadi, dan yang terakhir adalah analisis aktivitas pekerja saat bekerja.

Tahap terakhir adalah analisis dan perancangan, untuk analisis yang pertama adalah menganalisis fasilitas fisik dengan menggunakan Concept Scoring, lalu analisis keergonomisan lingkungan fisik dan Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Pada tahap perancangan, yang dilakukan pertama kali adalah merancang fasilitas fisik, lingkungan fisik, K3, dan alat bantu angkat.


(36)

4. Pengolahan dan Analisis Data 4.1 Fasilitas Fisik

4.1.1 Meja Operator Pencetak Tablet • Aktual

Gambar 1 Meja Operator Aktual

Tabel 1

Data Antropometri Meja Awal

Jenis Ukuran (cm Jenis Persentil Ukuran (cm)

Min Tinggi siku duduk +

tinggi lipat lutut 5% 18,1 + 36,1 = 54,2

Maks Tinggi siku duduk +

tinggi lipat lutut 50% 23,1 + 40,3 = 63,4

Nama Produk Dimensi Patokan Data antropometri / Acuan lainnya Dimensi

Antropometri Sesuai/Tidak

Meja

Panjang 60

Min Panjang 2 tempat

simpan obat tablet

Lebar 120

Min Lebar 2 tempat

simpan obat tablet

(20,0*2)+ 20 = 60

60- 64,9 cm Sesuai

Maks Jarak genggaman

tangan ke punggung 5% 64,9

Tinggi 85 54,2 - 63,4 Tidak Sesuai

(48,5*2) + 36,3 = 133,3

133,3-152 Tidak Sesuai

Maks Jarak bentang dari

ujung jari tangan kanan 5% 152

Dapat dilihat bahwa dimensi lebar dan tinggi meja operator tidak sesuai dengan data antropometri/ data acuan lainnya. Sehingga dibutuhkan perancangan meja operator yang lebih baik.

• Usulan

Gambar 2 Meja Operator Usulan


(37)

Tabel 2

Data Antropometri Meja Usulan

Jenis Persentil Ukuran (cm)

Min Tinggi siku duduk + tinggi

lipat lutut 5% 18,1 + 36,1 = 54,2

Maks Tinggi siku duduk + tinggi

lipat lutut 50% 23,1 + 40,3 = 63,4

3 cm 57,2-66,4 65

Jarak bentang dari ujung

jari tangan kanan ke kiri 5% 152 10%

10%

66-71,39 70

Maks

Jarak genggaman tangan ke punggung pada posisi

tangan ke depan

5% 64,9 10%

Allowanc e Dimensi Antropometri Ukuran Jenis Meja tempat simpan obat Panjang Min

Panjang 2 tempat simpan obat tablet sementara +

timbangan Nama Produk

Dimensi

Patokan

Data antropometri / Acuan lainnya

(20,0*2)+ 20 = 60

Lebar

Min

Lebar 2 tempat simpan obat tablet sementara +

timbangan

(48,5*2) + 36,3 = 133,3

Tinggi

10%

146,63-167,2 150

Maks

Dapat dilihat bahwa dimensi lebar dan tinggi meja operator aktual belum sesuai kemudian dirancang suatu meja yang sesuai dimensinya dengan data antropometri.

4.1.2 Kursi Operator • Aktual

Gambar 3 Kursi Operator Aktual

Tabel 3

Data Antropometri Kursi Awal

Jenis Ukuran (cm) Jenis Persentil Ukuran (cm)

Min Jarak dari pantat ke lutut 5% 50,0

Maks Jarak dari pantat ke lutut 50% 54,5

Min Lebar panggul 50% 33,0

Maks Lebar panggul 95% 37,1

Min Tinggi popliteal 5% 36,1

Maks Tinggi lutut 5% 44,8

Tinggi 54,5 36,1 - 44,8 cm Tidak Sesuai

Kursi

Panjang 50 50-54,5 cm Sesuai

Lebar 50 33 - 37,1 cm Tidak Sesuai

Nama Produk Dimensi Patokan Data antropometri Dimensi


(38)

Dapat dilihat bahwa dimensi lebar dan tinggi kursi operator tidak sesuai dengan data antropometri/ data acuan lainnya. Sehingga dibutuhkan perancangan kursi operator yang lebih baik.

• Usulan

Gambar 4 Kursi Operator Usulan

Tabel 4

Data Antropometri Kursi Usulan

Jenis Persentil Ukuran (cm)

Min Jarak dari pantat ke

lutut 5% 50,0

Maks Jarak dari pantat ke

lutut 50% 54,5

Min Lebar panggul 50% 33,0

Maks Lebar panggul 95% 37,1

Min Tinggi popliteal 5% 36,1

Maks Tinggi lutut 5% 44,8

Min Tinggi bahu duduk 50% 57,2

Maks Tinggi bahu duduk 95% 62,1

Min Lebar Bahu 50% 42,4

Maks Lebar Bahu 95% 46,6

Dimensi Antropometri

36,1 - 44,8 42

Tinggi Sandaran

Kursi 57,2 - 62,1 62

Nama Produk Dimensi Patokan Data antropometri / Acuan lainnya Allowance

Kursi

Panjang 50-54,5 54

Lebar 33 - 37,1 35

Tinggi

Lebar Sandaran

Kursi 42,4 - 46,6 45

Ukuran

Jenis

Dapat dilihat bahwa dimensi lebar dan tinggi kursi operator aktual belum sesuai kemudian dirancang suatu kursi yang sesuai dimensinya dengan data antropometri dan dirancang agar nyaman digunakan oleh pekerja.


(39)

4.1.3 Tangga • Aktual

Gambar 5

Tangga Mesin Granulasi Massa Tablet 1 Aktual

Tabel 5

Data Antropometri Tangga Mesin Granulasi Massa Tablet 1 Awal

Jenis Ukuran (cm) Jenis Persentil Ukuran (cm)

Panjang anak tangga 30 WRKSTN-C21 hal.

159 27,94 -30,48 27,94 -30,48 Sesuai

Tinggi anak tangga 17 WRKSTN-C21 hal.

159 16,51 -17,78 16,51 -17,78 Sesuai

Tinggi tangga 350 Tinggi mesin + kelonggaran 3 cm ( hak sepatu) 370+3 373 Tidak Sesuai

Nama Produk Dimensi Patokan Data antropometri dan data acuan lainnya Dimensi

Antropometri Sesuai/Tidak

Tangga

Handbook of Ergonomic

Dapat dilihat bahwa dimensi tinggi tangga tidak sesuai dengan data antropometri/ data acuan lainnya. Sehingga dibutuhkan perancangan tangga yang lebih baik.

• Usulan

Gambar 6 Tangga Usulan


(40)

Tabel 6

Data Antropometri Tangga Usulan

Jenis Persentil Ukuran (cm)

27,94 -30,48 27,94 -30,48 30

16,51 -17,78 16,51 -17,78 17

24,035-26,56 24,035-26,56 25

Min 5% 93,2

Maks 50% 100,3

Panjang anak tangga

Dimensi

Antropometri Ukuran

Jenis

Tangga

373

Nama Produk Dimensi Patokan Data antropometri / Acuan lainnya Allowance

373 373

Panjang alas tangga atas 27,94 -30,48 10% 30,734-33,528 33

Tinggi siku posisi

berdiri 93,2 - 100,3 94

Lebar penyangga atas tangga

Tinggi tangga Tinggi mesin +

kelonggaran 3 cm

Lebar anak tangga Handbook of

Ergonomic Handbook of

Ergonomic

Tinggi anak tangga

Dapat dilihat bahwa dimensi tinggi tangga aktual belum sesuai kemudian dirancang suatu tangga yang sesuai dimensinya dengan data antropometri dan dirancang agar nyaman digunakan oleh pekerja.

4.1.4 Hand Trolley • Aktual

Gambar 7

Hand Trolley Aktual

Tabel 7

Data Antropometri Hand Trolley Awal

Jenis Ukuran (cm) Jenis Persentil Ukuran (cm)

Panjang 90 Min Dua buah tempat bahan + 10% (allow) 88 88 cm Sesuai

Lebar 60 Min Lebar tempat bahan + 10% (allow) 44 44 cm Sesuai

Min Jarak pantat ke lutut + 3 cm (allow) 50% 57,5

Maks Tinggi siku + 3 cm (allow) 50% 103,3

Min Diameter genggam maksimum 5% 4,5

Maks Diameter genggam maksimum 50% 4,8

Min Diameter roda+ 3 cm (allow) 4 inci ( 10,16) + 3

Maks Tinggi lutut+ 3 cm (allow) 50% 52,6

Hand Trolley

Tinggi Hand trolley 40

Nama Produk Dimensi Patokan Data antropometri Dimensi

Antropometri Sesuai/Tidak

Tinggi Handle 102 57,5 cm - 103,3

cm Sesuai

4,5-4,8 cm Tidak Sesuai

Diameter Handle 7,3

13,16 - 52,6 Sesuai

Dapat dilihat bahwa dimensi diameter handle tidak sesuai dengan data antropometri/ data acuan lainnya. Sehingga dibutuhkan perancangan hand trolley yang lebih baik.


(41)

• Usulan

Gambar 8

Hand Trolley Usulan

Tabel 8

Data Antropometri Hand Trolley Usulan

Jenis Persentil Ukuran (cm)

Min Dua buah tempat bahan + 10% (allow) 88 88 cm 88 cm

Min Lebar tempat bahan + 10% (allow) 44 44 cm 44 cm

Min Jarak pantat ke lutut + 3 cm (allow) 50% 57,5

Maks Tinggi siku + 3 cm (allow) 50% 103,3

Min Diameter genggam maksimum 5% 4,5

Maks Diameter genggam maksimum 50% 4,8

Min Diameter roda+ 3 cm (allow) 4 inci ( 10,16) + 3

Maks Tinggi lutut+ 3 cm (allow) 50% 52,6

Ukuran Jenis

Hand Trolley

57,5 cm -

103,3 cm 100 cm

Panjang Lebar

Tinggi Handle

Tinggi Hand trolley Diameter Handle

Nama Produk Dimensi Patokan Data antropometri / Acuan lainnya Dimensi

Antropometri

4,5-4,8 cm 4,5 cm

13,16 - 52,6 45 cm

Dapat dilihat bahwa dimensi diameter handle aktual belum sesuai kemudian dirancang suatu hand

trolley yang sesuai dimensinya dengan data antropometri dan dirancang agar nyaman digunakan

oleh pekerja.

4.2 Lingkungan Fisik 4.2.1 Pencahayaan

• Aktual

Pada proses produksi obat tablet paracetamol termasuk ke dalam pekerjaan yang membutuhkan ketelitian dan cermat dan pekerjaan ini membuat pekerja bekerja di ruangan dimana tugas-tugas visual hanya dilakukan sesekali. Hal tersebut dikarenakan pada proses pengolahan obat ini dibutuhkan ketelitian saat mengoperasikan mesin misalnya saat memasukkan data ( waktu pengolahan) ke dalam mesin dan menaruh bahan baku ke dalam mesin yang tidak boleh berceceran tetapi dilakukan sesekali. Sehingga pencahayaan yang disarankan untuk pekerjaan ini adalah 100 lux, yang diambil dari Pencahayaan IESNA Handbook. 9 ed. Illuminating Engineering Society of

North America, 2000. h. 10-13. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa penerangan di ruang

produksi masih ada yang di bawah 100 lux, baik itu pada saat pagi, siang, dan sore hari, tetapi sebagian besar pencahayaan di bagian ruang produksi ini sudah memenuhi tingkat pencahayaan yang baik. Dapat diketahui pula dengan tanda-tanda pencahayaan yang baik dengan pekerja dapat


(42)

untuk melihat layar mesin. Pencahayaan yang baik dan sesuai dengan kebutuhan pekerjaan merupakan salah satu faktor penting dalam meningkatkan kenyamanan dalam bekerja.

• Usulan

Mengacu pada fungsi lampu sebagai sumber penerangan sebuah ruangan/area, pada beberapa titik yang masih kurang pencahayaannya dikarenakan faktor jarak antara lampu dengan titik-titik pada ruangan tersebut. Intensitas cahaya sebuah lampu akan semakin berkurang mengikuti jarak yang semakin jauh antara posisi lampu dengan titik-titik tersebut. Untuk mengatasi kondisi jarak antara lampu, dapat dilakukan dengan pergantian lampu lama dengan lampu baru yang memiliki intensitas cahaya yang lebih tinggi. Untuk mengatasi pencahayaan yang kurang baik dapat pula menggunakan sistem penerangan Indirect, sistem ini yang dapat menyebarkan cahaya dengan mengurangi bayangan dan silau. Dengan sistem ini 90-100% cahaya pertama diarahkan ke atas dan kemudian menyebar dan memantul ke area kerja. Lampu yang digunakan adalah jenis neon panjang agar merata tiap sudut area kerja berjumlah 1 buah.

8500

mm

3000

mm

6500 mm

2500 mm

Meja

6000

mm

3000 mm

Keterangan : Lampu Neon Panjang

Gambar 9 Lokasi Lampu Usulan

4.2.2 Suhu dan Kelembaban • Aktual

Pada proses produksi obat tablet paracetamol termasuk ke dalam pekerjaan yang membutuhkan kenyamanan saat bekerja. Pada ruang produksi sebagian besar titik berada diluar bagan dari hubungan suhu dan kelembaban, yang artinya kurang nyaman.

• Usulan

Pada ruangan produksi obat tablet paracetamol ini, operator cenderung merasakan panas setiap harinya. Untuk mengurangi rasa panas tersebut, maka dibutuhkan 1 buah kipas angin pada tiap ruangan produksi, yang diletakkan di atas ruangan produksi. Sehingga pekerja tidak terlalu merasakan kepanasan. Dibutuhkan 1 buah kipas angin dengan menggunakan kipas ukuran 36 Inch, karena ruangan produksi tidak terlalu besar sekali sehingga 1 buah kipas angin cukup untuk membuat udara sekitar menjadi tidak terlalu panas.


(43)

Meja

Keterangan : Kipas Angin Gambar 10 Lokasi Kipas Angin Usulan

4.2.3 Kebisingan • Aktual

Pada proses produksi obat tablet paracetamol termasuk ke dalam pekerjaan yang membutuhkan kenyamanan saat bekerja. Pada ruang produksi memiliki tingkat kebisingan diatas batas ambang untuk 8 jam kerja.

• Usulan

Kebisingan pada ruangan tempat produksi obat paracetamol memang cukup besar. Bunyi yang dihasilkan cukup mengganggu pendengaran yang berada di ruangan tersebut, karena intensitas bunyi yang cukup tinggi. Oleh karena itu, dibutuhkan ear plug untuk operator.

4.3 Kesehatan dan Keselamatan Kerja • Aktual

Analisis dari segi kesehatan dan keselamatan kerja dilakukan agar dapat diketahui apa saja kecelakaan ataupun penyakit yang dapat terjadi akibat dari kelalaian pekerja ataupun dari proses produksi obat tablet ini. Kecelakaan yang telah terjadi adalah cedera punggung, kaki dan tangan terkilir, dan pekerja yang terjatuh.

• Usulan Pencegahan

1. Menggunakan floor safe untuk anti-slip yang digunakan di lantai. 2. Membiasakan posisi tubuh yang benar saat bekerja.

3. Menyesuaikan kemampuan tubuh dengan beban yang diangkat. 4. Pekerja atau operator menjaga kebugaran jasmani dan kecukupan gizi. 5. Melakukan peregangan otot sebelum melakukan aktifitas.

6. Menggunakan sepatu yang cocok saat bekerja di pabrik, yaitu sepatu keselamatan kerja (safety

shoes).

• Usulan Penanggulangan

1. Operator atau pekerja yang tergelincir/ terjatuh a. Operator mengalami memar

- Dikompres menggunakan air dingin atau es pada daerah yang memar untuk mengurangi pendarahan dan pembengkakan.


(44)

- Bila memar terjadi pada kaki atau lengan, angkat bagian tersebut dengan posisi lebih tinggi dari jantung untuk mengurangi aliran darah lokal.

- Setelah 24 jam, gunakan kompres hangat untuk membantu penyembuhan luka. Kompresan hangat akan membuka pembuluh darah sehingga memperlancar sirkulasi pada area tersebut.

b. Operator mengalami luka

- Memberhentikan pendarahan - Bilas luka dengan air mengalir.

- Keringkan luka dengan air perban steril atau kain bersih. - Menggunakan obat merah.

- Tutupi luka dengan pembalut steril.

2. Operator atau pekerja yang cedera punggung - Dinginkan dengan es.

- Hangatkan.

- Menempelkan kain penyeka yang hangat - Menyediakan obat pereda nyeri

- Mengangkat kaki

3. Operator atau pekerja yang mengalami kaki dan tangan terkilir - Mengompres dengan es.

- Balut

- Memberi Obat

4.4 Usulan Perancangan Alat Bantu Angkat 4.4.1 Alternatif 1

Alat Bantu Angkat 1 ini merupakan alat yang berbahan dasar Stainless steel dengan menggunakan prinsip mengangkat drum dengan mencengkram di bawah tepi atas. Alat ini dirancang dengan bantuan alat crane yang dapat bergerak ke atas dan ke bawah. Pada saat crane di turunkan, operator/pekerja memasangkan drum di alat bantu ini, kemudian saat crane di angkat, drum akan di angkat sampai kepada atas mesin. Crane ini membantu alat bantu untuk mengangkat dan menurunkan beban yang dikehendaki. Cara kerja mekanisme pengangkat pada crane ini adalah menggunakan sistem hidrolik.

Cara menggunakan crane :

a. Tempatkan crane pada posisi yang tepat.

b. Siapkan rantai sebagai kelengkapan dari pada crane untuk mengangkat alat bantu. c. Kaitkan rantai pada lengan pangangkat crane.

d. Kunci drum dengan menggunakan sekrup yang ada di samping drum dan kencangkan. e. Tekan batang pengungkit berulang-ulang hingga alat bantu terangkat sampai ke atas mesin. f. Kemudian operator/pekerja naik tangga untuk mengambil drum, dan memasukkan isi drum.


(45)

Gambar 11

Alat Bantu Angkat Alternatif 1

Tabel 9

Data Antropometri Alat Bantu Angkat Alternatif 1 untuk Mesin Granulasi Massa Tablet 1

Ukuran (cm) Jenis Persentil Ukuran (cm) Alat Bantu Angkat

1 497

Tinggi Mesin + kelonggaran 10%

+ tinggi drum

497 497 Sesuai

Nama Produk Dimensi Data Acuan/ Data Antropometri Dimensi

Antropometri Sesuai/Tidak

Gambar 12

Posisi Alat Bantu Angkat Alternatif 1 di Ruang Mesin

4.4.2 Alternatif 2

Alat Bantu Angkat 2 ini terbuat dari steel yang memiliki fungsi untuk menuang dan mengangkat dan memindahkan drum plastik/kaleng. Alat ini mengggunakan tenaga hidrolik, cara kerja praktis dapat meningkatkan kinerja operator/ pekerja. Alat angkat ini memiliki cengkraman yang kuat. Dapat dioperasikan dengan aman dan dapat diputar saat dituangkan ke dalam mesin.


(46)

Cara Penggunaan :

- Drum diletakkan ke dalam dudukan drum kemudian geser slot kunci pengaman pada pintu dudukan tempat drum.

- Saat posisi pintu drum sudah terkunci, kemudian drum dikunci dengan pengait antara rumah drum dan drum agar tidak terjatuh pada saat bahan baku masuk ke dalam mesin. Tekan batang pengungkit hidrolik agar lengan alat bantu angkat ini dapat naik ke atas mencapai mesin.

- Pada ketinggian yang dibutuhkan, posisikan ujung tempat drum dekat dengan lokasi mesin. Hidrolik tidak akan turun meskipun lengan pengungkit dilepaskan oleh operator/ pekerja.

- Putar stir katrol yang berprinsip seperti roda sepeda, yang berfungsi untuk memiringkan dudukan drum. Putaran stir katrol akan menarik dudukan drum yang terikat oleh tali kawat.

- Lalu isi yang ada di dalam drum berupa bahan baku obat akan masuk ke dalam mesin.

Gambar 13

Alat Bantu Angkat Alternatif 2

Tabel 10

Data Antropometri Alat Bantu Angkat Alternatif 2 untuk Mesin Granulasi Massa Tablet 1

Jenis Ukuran (cm) Jenis Persentil Ukuran (cm)

Alat Bantu Angkat 2 Tinggi 407

Tinggi Mesin + kelonggaran

10%

407 407 Sesuai

Nama Produk Dimensi Data antropometri Dimensi


(47)

Gambar 14

Posisi Alat Bantu Angkat Alternatif 2 di Ruang Mesin

5. Kesimpulan dan Saran

Masalah yang ada di PT. X terjadi baik pada fasilitas fisik, lingkungan fisik, dan K3. Penyebab utama timbulnya keluhan-keluhan pekerja adalah ketidaknyamanan pekerja saat bekerja baik dari fasilitas yang digunakan, lingkungan fisik yang kurang nyaman, dan ditambah dengan masalah K3 yang kurang diperhatikan, sehingga dibutuhkan perancangan dan usulan untuk memperbaikinya. Perancangan dan Usulan yang disarankan untuk fasilitas fisik adalah perancangan meja, kursi, dan

hand trolley yang lebih baik sesuai dengan data antropometri. Kemudian untuk lingkungan fisik,

pencahayaan pergantian lampu yang lebih baik, untuk suhu dan kelembaban penambahan kipas angin sebanyak 2 buah, untuk kebisingan menggunakan ear plug. Pada K3, diusulkan menggunakan floor safe, penggunaan alat bantu angkat, menggunakan safety shoes, menyediakan kotak P3K yang lengkap, membiasakan posisi tubuh yang benar, pekerja/operator menjaga kebugaran jasmani, melakukan peregangan otot sebelum memulai bekerja.

6. Daftar Pustaka Website:

1. Online Posting, http://homy-feel.blogspot.com/2011/03/pencahayaan-lighting-dan-bayangan.html

2. Online Posting, http://healthsafetyprotection.com/apd-ppe/

3. Online Posting, http://trinandaku.indonetwork.co.id/641850/floor-safe.htm

Buku :

1. Manajoer, Arif; Suprohaita, W. I. Wardhani, W. Setiowulan, Editor, 2000, Kapita Selekta

Kedokteran. Edisi ketiga. Media Aesculapius. Universitas Indonesia. Jakarta. Indonesia.

2. Nurmianto, Eko, 1998, Ergonomi : Konsep Dasar dan Aplikasinya, edisi pertama, Penerbit Guna Widya.


(48)

3. Sutalaksana, Anggawisastra, Tjakraatmadja, 2006, Teknik Perancangan Sistem Kerja, Institut Teknologi Bandung, Bandung, Indonesia.

4. Ulrich, Karl T., Steven D Eppinger, 2000, Product Design and Development, 2nd Edition, McGraw Hill Companies Inc. USA.

5. Weimer, Jon, 1993, Handbook of Ergonomic and Human Factors Table, PTR Prentice Hall, Englewood Cliffs, New Jersey 07632.

6. Yudiantyo, Wawan, Diktat Kuliah Analisis Perancangan Kerja dan Ergonomi II, Jurusan Teknik Industri, Universitas Kristen Maranatha, Bandung, Indonesia.

7. Yudiantyo, Wawan, Diktat Kuliah Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Jurusan Teknik Industri, Universitas Kristen Maranatha, Bandung, Indonesia.

8. Tim Asisten Laboratorium Analisis Perancangan Kerja dan Ergonomi, Kumpulan Teori

Praktikum Analisis Perancangan Kerja dan Ergonomi II, Jurusan Teknik Industri,

Universitas Kristen Maranatha, Bandung, Indonesia.


(1)

- Setelah 24 jam, gunakan kompres hangat untuk membantu penyembuhan luka. Kompresan hangat akan membuka pembuluh darah sehingga memperlancar sirkulasi pada area tersebut.

b. Operator mengalami luka

- Memberhentikan pendarahan - Bilas luka dengan air mengalir.

- Keringkan luka dengan air perban steril atau kain bersih. - Menggunakan obat merah.

- Tutupi luka dengan pembalut steril.

2. Operator atau pekerja yang cedera punggung - Dinginkan dengan es.

- Hangatkan.

- Menempelkan kain penyeka yang hangat - Menyediakan obat pereda nyeri

- Mengangkat kaki

3. Operator atau pekerja yang mengalami kaki dan tangan terkilir - Mengompres dengan es.

- Balut

- Memberi Obat

4.4 Usulan Perancangan Alat Bantu Angkat 4.4.1 Alternatif 1

Alat Bantu Angkat 1 ini merupakan alat yang berbahan dasar Stainless steel dengan menggunakan prinsip mengangkat drum dengan mencengkram di bawah tepi atas. Alat ini dirancang dengan bantuan alat crane yang dapat bergerak ke atas dan ke bawah. Pada saat crane di turunkan, operator/pekerja memasangkan drum di alat bantu ini, kemudian saat crane di angkat, drum akan di angkat sampai kepada atas mesin. Crane ini membantu alat bantu untuk mengangkat dan menurunkan beban yang dikehendaki. Cara kerja mekanisme pengangkat pada crane ini adalah menggunakan sistem hidrolik.

Cara menggunakan crane :

a. Tempatkan crane pada posisi yang tepat.

b. Siapkan rantai sebagai kelengkapan dari pada crane untuk mengangkat alat bantu. c. Kaitkan rantai pada lengan pangangkat crane.

d. Kunci drum dengan menggunakan sekrup yang ada di samping drum dan kencangkan. e. Tekan batang pengungkit berulang-ulang hingga alat bantu terangkat sampai ke atas mesin. f. Kemudian operator/pekerja naik tangga untuk mengambil drum, dan memasukkan isi drum.


(2)

Gambar 11

Alat Bantu Angkat Alternatif 1

Tabel 9

Data Antropometri Alat Bantu Angkat Alternatif 1 untuk Mesin Granulasi Massa Tablet 1

Ukuran (cm) Jenis Persentil Ukuran (cm) Alat Bantu Angkat

1 497

Tinggi Mesin + kelonggaran 10%

+ tinggi drum

497 497 Sesuai

Nama Produk Dimensi Data Acuan/ Data Antropometri Dimensi

Antropometri Sesuai/Tidak

Gambar 12

Posisi Alat Bantu Angkat Alternatif 1 di Ruang Mesin

4.4.2 Alternatif 2

Alat Bantu Angkat 2 ini terbuat dari steel yang memiliki fungsi untuk menuang dan mengangkat dan memindahkan drum plastik/kaleng. Alat ini mengggunakan tenaga hidrolik, cara kerja praktis dapat meningkatkan kinerja operator/ pekerja. Alat angkat ini memiliki cengkraman yang kuat. Dapat dioperasikan dengan aman dan dapat diputar saat dituangkan ke dalam mesin.


(3)

pintu dudukan tempat drum.

- Saat posisi pintu drum sudah terkunci, kemudian drum dikunci dengan pengait antara rumah drum dan drum agar tidak terjatuh pada saat bahan baku masuk ke dalam mesin. Tekan batang pengungkit hidrolik agar lengan alat bantu angkat ini dapat naik ke atas mencapai mesin.

- Pada ketinggian yang dibutuhkan, posisikan ujung tempat drum dekat dengan lokasi mesin. Hidrolik tidak akan turun meskipun lengan pengungkit dilepaskan oleh operator/ pekerja.

- Putar stir katrol yang berprinsip seperti roda sepeda, yang berfungsi untuk memiringkan dudukan drum. Putaran stir katrol akan menarik dudukan drum yang terikat oleh tali kawat.

- Lalu isi yang ada di dalam drum berupa bahan baku obat akan masuk ke dalam mesin.

Gambar 13

Alat Bantu Angkat Alternatif 2

Tabel 10

Data Antropometri Alat Bantu Angkat Alternatif 2 untuk Mesin Granulasi Massa Tablet 1

Jenis Ukuran (cm) Jenis Persentil Ukuran (cm)

Alat Bantu Angkat 2 Tinggi 407

Tinggi Mesin + kelonggaran

10%

407 407 Sesuai

Nama Produk Dimensi Data antropometri Dimensi


(4)

Gambar 14

Posisi Alat Bantu Angkat Alternatif 2 di Ruang Mesin

5. Kesimpulan dan Saran

Masalah yang ada di PT. X terjadi baik pada fasilitas fisik, lingkungan fisik, dan K3. Penyebab utama timbulnya keluhan-keluhan pekerja adalah ketidaknyamanan pekerja saat bekerja baik dari fasilitas yang digunakan, lingkungan fisik yang kurang nyaman, dan ditambah dengan masalah K3 yang kurang diperhatikan, sehingga dibutuhkan perancangan dan usulan untuk memperbaikinya. Perancangan dan Usulan yang disarankan untuk fasilitas fisik adalah perancangan meja, kursi, dan hand trolley yang lebih baik sesuai dengan data antropometri. Kemudian untuk lingkungan fisik, pencahayaan pergantian lampu yang lebih baik, untuk suhu dan kelembaban penambahan kipas angin sebanyak 2 buah, untuk kebisingan menggunakan ear plug. Pada K3, diusulkan menggunakan floor safe, penggunaan alat bantu angkat, menggunakan safety shoes, menyediakan kotak P3K yang lengkap, membiasakan posisi tubuh yang benar, pekerja/operator menjaga kebugaran jasmani, melakukan peregangan otot sebelum memulai bekerja.

6. Daftar Pustaka Website:

1. Online Posting, http://homy-feel.blogspot.com/2011/03/pencahayaan-lighting-dan-bayangan.html

2. Online Posting, http://healthsafetyprotection.com/apd-ppe/

3. Online Posting, http://trinandaku.indonetwork.co.id/641850/floor-safe.htm

Buku :

1. Manajoer, Arif; Suprohaita, W. I. Wardhani, W. Setiowulan, Editor, 2000, Kapita Selekta Kedokteran. Edisi ketiga. Media Aesculapius. Universitas Indonesia. Jakarta. Indonesia. 2. Nurmianto, Eko, 1998, Ergonomi : Konsep Dasar dan Aplikasinya, edisi pertama, Penerbit


(5)

4. Ulrich, Karl T., Steven D Eppinger, 2000, Product Design and Development, 2nd Edition, McGraw Hill Companies Inc. USA.

5. Weimer, Jon, 1993, Handbook of Ergonomic and Human Factors Table, PTR Prentice Hall, Englewood Cliffs, New Jersey 07632.

6. Yudiantyo, Wawan, Diktat Kuliah Analisis Perancangan Kerja dan Ergonomi II, Jurusan Teknik Industri, Universitas Kristen Maranatha, Bandung, Indonesia.

7. Yudiantyo, Wawan, Diktat Kuliah Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Jurusan Teknik Industri, Universitas Kristen Maranatha, Bandung, Indonesia.

8. Tim Asisten Laboratorium Analisis Perancangan Kerja dan Ergonomi, Kumpulan Teori Praktikum Analisis Perancangan Kerja dan Ergonomi II, Jurusan Teknik Industri, Universitas Kristen Maranatha, Bandung, Indonesia.


(6)

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

1. Manajoer, Arif; Suprohaita, W. I. Wardhani, W. Setiowulan, Editor, 2000,

Kapita Selekta Kedokteran. Edisi ketiga. Media Aesculapius. Universitas

Indonesia. Jakarta. Indonesia.

2. Nurmianto, Eko, 1998, Ergonomi : Konsep Dasar dan Aplikasinya, edisi

pertama, Penerbit Guna Widya.

3. Sutalaksana, Anggawisastra, Tjakraatmadja, 2006, Teknik Perancangan

Sistem Kerja, Institut Teknologi Bandung, Bandung, Indonesia.

4. Ulrich, Karl T., Steven D Eppinger, 2000, Product Design and Development,

2

nd

Edition, McGraw Hill Companies Inc. USA.

5. Weimer, Jon, 1993, Handbook of Ergonomic and Human Factors Table, PTR

Prentice Hall, Englewood Cliffs, New Jersey 07632.

6. Yudiantyo, Wawan, Diktat Kuliah Analisis Perancangan Kerja dan Ergonomi

II, Jurusan Teknik Industri, Universitas Kristen Maranatha, Bandung,

Indonesia.

7. Yudiantyo, Wawan, Diktat Kuliah Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Jurusan

Teknik Industri, Universitas Kristen Maranatha, Bandung, Indonesia.

8. Tim Asisten Laboratorium Analisis Perancangan Kerja dan Ergonomi,

Kumpulan Teori Praktikum Analisis Perancangan Kerja dan Ergonomi II,

Jurusan Teknik Industri, Universitas Kristen Maranatha, Bandung, Indonesia.

9. Online Posting,

http://homy-feel.blogspot.com/2011/03/pencahayaan-lighting-dan-bayangan.html

10. Online Posting,

http://healthsafetyprotection.com/apd-ppe/