Analisis dan Perancangan Aspek K3 dengan Melakukan Perbaikan SOP, Fasilitas Fisik, Prinsip 5S, Tata Letak, dan Lingkungan Fisik (Studi Kasus: Pabrik Paralon PVC "X").

(1)

ABSTRAK

Seiring dengan banyaknya pembangunan yang berkembang pesat, terutama

pembangunan proyek perumahan, gedung dan jalan tidak luput dengan saluran air dimana saluran air dalam pembangunan membutuhkan pipa paralon. Pabrik

Paralon PVC “X” merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang fabrikasi

terutama pipa paralon PVC (Polyvinyl Chloride). Berdasarkan hasil penelitian pendahuluan dan wawancara dengan pemilik pabrik diketahui bahwa di pabrik

paralon PVC “X” sudah pernah terjadi beberapa kali kecelakaan seperti pada data

kecelakaan bulan Oktober 2013- September 2015 didapatkan bahwa terdapat 58 orang yang terluka karena pekerja kurang memperhatikan aspek Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) sehingga banyaknya jumlah kecelakaan yang terjadi di pabrik, fasilitas fisik yang ada pun kurang menunjang pekerja dalam melakukan pekerjaannya. Selain itu, banyak barang-barang yang diletakkan dimana saja, kondisi tata letak stasiun kerja masih belum tertata dengan baik, dan kondisi lingkungan fisik yang belum sesuai dengan standarnya.

Dalam mengatasi permasalahan yang terjadi, maka dilakukan usulan perancangan agar kecelakaan dapat diatasi dari aspek K3 yaitu dengan melakukan perancangan SOP, membuat poster, safety signs, membuat perancangan alat bantu, kotak P3K, APAR, dan mewajibkan pekerja untuk selalu menggunakan Personal Protection Equipment (PPE) untuk mengurangi kecelakaan kerja. Selain itu, membuat usulan perancangan fasilitas fisik yang sesuai dengan data antropometri agar kecelakaan dapat diminimasi dengan membuat usulan dari berbagai alternatif. Berdasarkan perhitungan pada concept scoring didapatkan bahwa hasil yang terpilih yaitu handtruck alternatif 1, tangga alternatif 3, dan step stool alternatif 2. Usulan dari prinsip 5S yaitu dengan membuat usulan agar prinsip 5S dapat diterapkan dengan membuat daftar periksa, dan alat bantu. Usulan tata letak pun dilakukan dengan mendekatkan letak antar departemen dan membuat usulan tata letak pabrik dari 2 alternatif. Berdasarkan dari perhitungan concept scoring didapatkan bahwa layout terpilih adalah alternatif 1. Usulan lingkungan fisik dari segi pencahayaan dengan mengganti kekuatan lampu LHE yang ada dengan kekuatan 85 watt dengan menghitung jumlah lampu yang seharusnya dipasang pada masing-masing departemen, dimana usulan jumlah lampu pada bagian sortir 55 buah, departemen penggilingan dan pengeringan 14 buah, departemen penghalusan 31 buah, departemen pencetakan 154 buah, tempat penyimpanan paralon 46 buah. Untuk mengatasi temperatur yang panas maka penulis mengusulkan untuk mengganti tipe turbin ventilator dengan tipe L-75 dimana jumlah turbin ventilator yang diusulkan pada bagian sortir yaitu 21 buah, departemen penggilingan dan pengeringan 4 buah, departemen penghalusan 4 buah, departemen pencetakan paralon 18 buah, dan tempat penyimpanan paralon 13 buah. Selain itu, adanya pemasangan humidifier pada masing-masing departemen, sedangkan untuk mengatasi kebisingan dengan menggunakan ear plug. Dengan adanya perancangan tersebut diharapkan dapat meminimasi kecelakaan yang terjadi dan berpotensi terjadi di pabrik sehingga menciptakan kondisi pabrik yang Efektif, Aman, Sehat, Nyaman, dan Efisien (EASNE).


(2)

DAFTAR ISI

COVER ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

LEMBAR PERNYATAAN ... iii

LEMBAR ORISINALITAS ... iv

LEMBAR PUBLIKASI ... v

ABSTRAK ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xxi

DAFTAR LAMPIRAN ... xxxiii BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1-1 1.2 Identifikasi Masalah ... 1-3 1.3 Batasan dan Asumsi ... 1-3 1.3.1 Batasan ... 1-3 1.3.2 Asumsi ... 1-4 1.4 Perumusan Masalah ... 1-5 1.5 Tujuan Penelitian ... 1-6 1.6 Sistematika Penulisan ... 1-6

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Ergonomi ... 2-1 2.1.1 Ruang Lingkup Garapan Ergonomi ... 2-2 2.2 Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K-3) ... 2-4 2.2.1 Definisi Kesehatan dan Keselamatan Kerja ... 2-4 2.2.2 Tujuan Kesehatan dan Keselamatan Kerja ... 2-4 2.2.3 Fokus Pelaksanaan Kerja ... 2-4


(3)

2.2.4 Undang-undang K3 ... 2-5 2.2.5 Pengertian Kecelakaan Kerja ... 2-7 2.2.6 Jenis-jenis Kecelakaan Kerja ... 2-7 2.2.7 Langkah-langkah Penanggulangan Kerja ... 2-8 2.2.8 Aspek Safety Management (Manajemen Keselamatan) ... 2-9 2.2.9 Alat Pelindung Diri ... 2-10 2.2.10 Alat Pemadam Api Ringan (APAR) ... 2-19 2.2.11 Alat Pertolongan Pertama pada Kecelakaan ... 2-24 2.2.12 Safety Sign ... 2-26 2.2.13 Standar Operasional Prosedur (SOP) ... 2-30 2.2.14 Diagram Sebab-Akibat (Fishbone Diagram) ... 2-32 2.3 Antropometri ... 2-15 2.3.1 Definisi Antropometri ... 2-33 2.3.2 Persentil ... 2-34 2.3.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dimensi Tubuh ... 2-34 2.3.4 Jenis Data Antropometri... 2-36 2.4 Perancangan ... 2-42 2.4.1 Prosedur Perancangan ... 2-42 2.4.2 Karakteristik Perancangan ... 2-43 2.4.3 Karakteristik Perancang ... 2-43 2.4.4 Analisis Perancangan ... 2-44 2.4.5 Tipe Perancangan dalam Antropometri... 2-44 2.5 Pemilihan Konsep ... 2-45 2.5.1 Definisi Concept Selection ... 2-45 2.5.2 Metode dalam Concept Selection ... 2-45 2.5.3 Pugh Concept Selection ... 2-45 2.6 Prinsip 5S ... 2-49 2.7 Peta Kerja ... 2-51 2.7.1 Lambang-lambang dalam Peta Kerja ... 2-51 2.8 Peta Proses Operasi ... 2-53 2.8.1 Kegunaan Peta Proses Operasi ... 2-53


(4)

2.9 Peta Aliran Proses ... 2-53 2.9.1 Macam-macam Peta Aliran Proses ... 2-54 2.9.2 Kegunaan Peta Aliran Proses ... 2-54 2.10 Diagram Aliran ... 2-55 2.10.1 Kegunaan Diagram Aliran ... 2-55 2.11 Aspek-aspek Ergonomi dalam Perancangan Stasiun Kerja ... 2-55

2.11.1 Macam Disiplin dan Keahlian Kerja yang Terkait dengan Perancangan Stasiun Kerja... ... 2-56

2.11.2 Pendekatan Ergonomi dalam Perancangan Stasiun Kerja . 2-57 2.12 Kondisi Lingkungan Fisik Kerja yang Mempengaruhi Aktivitas Kerja Manusia ... 2-60

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Flowchart Penelitian ... 3-1 3.2 Keterangan Flowchart Penelitian ... 3-6

BAB 4 PENGUMPULAN DATA

4.1 Sejarah Perusahaan ... 4-1 4.1.1 Sejarah Perusahaan ... 4-1 4.1.2 Struktur Organisasi ... 4-3 4.1.3 Job Description ... 4-3 4.1.4 Proses Produksi di Dalam Pabrik ... 4-5 4.1.5 Fasilitas Kesehatan dan Keselamatan Kerja... 4-12 4.1.6 Kecelakaan Kerja ... 4-17 4.1.7 Data Standard Operating Procedures (SOP) Aktual ... 4-21 4.1.8 Data Fasilitas Fisik ... 4-27 4.1.9 Layout Perusahaan ... 4-32 4.1.10 Peta Proses Operasi ... 4-35 4.1.11 Peta Aliran Proses ... 4-36 4.1.12 Diagram Aliran ... 4-38 4.1.13 Lingkungan Fisik ... 4-40


(5)

DAFTAR TABEL

Tabel Nama Halaman

2.1 Jenis Bangunan untuk Penempatan APAR [8] 2-23

2.2 Jumlah Petugas P3K Berdasarkan Jumlah Pekerja 2-24 2.3 Jenis Kotak P3K Berdasarkan Jumlah Pekerja 2-24

2.4 Kotak P3K Bentuk 1 2-24

2.5 Kotak P3K Bentuk II 2-25

2.6 Kotak P3K Bentuk III 2-25

2.7 Meaning of Safety Color [8] 2-26

2.8 Geomerical Form and Meaning of Safety Sign [8] 2-26 2.9 Combination of Shape and Colors and Their Meaning 2-27

2.10 Data Antropometri Masyarakat Indonesia 2-39

2.11 Data Antropometri Telapak Tangan Orang Indonesia 2-41

2.12 Data Antropometri Kaki Orang Indonesia 2-42

2.13 Concept Scoring 2-48

2.14 Kondisi Panas pada Temperatur oC dan oF 2-63 2.15 Kondisi Dingin pada Temperatur oC dan oF 2-65

2.16 Batas Ambang Kebisingan [2,180] 2-67

2.17 Baku Mutu Batas Ambang Kebisingan Individu 2-67

2.18 Klasifikasi Kebutuhan Intensitas Cahaya 2-78

3.1 Data Pengukuran Lingkungan Fisik 3-11

4.1 Isi Kotak P3K 4-14

4.2 Jadwal Shift Pekerja Pabrik 4-18

4.3 Data Kecelakaan Kerja (Oktober 2013- September 2015) 4-18


(6)

DAFTAR TABEL (LANJUTAN)

Tabel Nama Halaman

4.5 Persentase Kecelakaan Kerja 4-20

4.6 Spesifikasi Handtruck 4-28

4.7 Spesifikasi Tangga di Departemen Pencetakan Paralon 4-30

4.8 Spesifikasi Step Stool 4-31

4.9 Peta Aliran Proses Bahan Kapur 4-36

4.10 Peta Aliran Proses Bahan Lilin 4-36

4.11 Peta Aliran Proses Pewarna 4-37

4.12 Peta Aliran Proses Oli 4-37

4.13 Peta Aliran Proses Pembuatan Paralon PVC 4-38

4.14 Data Pengukuran Intensitas Cahaya 4-41

4.15 Rangkuman Pengukuran Pencahayaan Selama 4 Hari 4-42

4.16 Data Pengukuran Tingkat Kebisingan 4-43

4.17 Rangkuman Pengukuran Kebisingan Selama 4 Hari 4-43

4.18 Data Pengukuran Suhu dan Kelembaban 4-44

5.1 Klasifikasi Jenis Kecelakaan 5-3

5.2 Data Antropometri Handtruck 5-56

5.3 Data Antropometri Tangga di Departemen Pencetakan 5-63 5.4 Data Antropometri Step Stool dengan Tiga Anak Tangga 5-68 5.5 Data Intensitas Cahaya Berdasarkan Keterangan yang

Menunjukkan Pencahayaan Dibawah Standar 5-82 5.6 Rangkuman Penilaian Data Intensitas Cahaya di 17 Titik 5-83 5.7 Data Kebisingan Berdasarkan Keterangan yang


(7)

DAFTAR TABEL (LANJUTAN)

Tabel Nama Halaman

5.8 Rangkuman Penilaian Tingkat Kebisingan 5-89

6.1 Ringkasan Usulan 6-1

6.2 Peraturan Standard Operation Procedure 6-10

6.3 Daftar Periksa Kondisi di Tempat Kerja 6-15

6.4 Jadwal Pengaturan Kerja Usulan per Shift 6-15

6.5 Daftar Periksa Pencahayaan 6-23

6.6 Daftar Periksa Kotak P3K 6-26

6.7 Spesifikasi Kotak P3K 6-51

6.8 Spesifikasi Kotak P3K Jenis C 6-52

6.9 Perbandingan SOP Aktual dan SOP Usulan Pekerja Pabrik 6-68 6.10 Perbandingan SOP Aktual dan SOP Usulan di Bagian Sortir 6-69 6.11 Perbandingan SOP Aktual dan SOP Usulan di Departemen

Penggilingan 6-71

6.12 Perbandingan SOP Aktual dan SOP Usulan di Departemen

Pengeringan 6-73

6.13 Perbandingan SOP Aktual dan SOP Usulan di Departemen

Penghalusan 6-75

6.14 Perbandingan SOP Aktual dan SOP Usulan di Departemen

Pencetakan 6-77

6.15 Concept Screening Desain Handle 6-80

6.16 Dimensi Usulan Handtruck yang Disarankan 6-82

6.17 Dimensi Antropometri Usulan Handtruck Alternatif 1 6-85 6.18 Ukuran Diameter dan Tebal Standar Pipa Baja Struktur 6-96


(8)

DAFTAR TABEL (LANJUTAN)

Tabel Nama Halaman

6.19 Estimasi Biaya Material Handtruck Alternatif 1 6-105 6.20 Data Antropometri Usulan Handtruck Alternatif 2 6-108

6.21 Dimensi Pipa Rangka 6-109

6.22 Estimasi Biaya Material Handtruck Alternatif 2 6-110

6.23 Concept Scoring Perancangan Handtruck 6-111

6.24 Dimensi Usulan Tangga yang Disarankan 6-113

6.25 Data Antropometri Usulan Tangga Alternatif 1 6-119 6.26 Rangkuman Perbedaan dan Persamaan Tangga 6-123 6.27 Data Antropometri Usulan Tangga Alternatif 3 6-129

6.28 Concept Screening Tangga 6-130

6.29 Concept Scoring Tangga 6-131

6.30 Dimensi Usulan Step Stool yang Disarankan 6-133 6.31 Data Antropometri Usulan Step Stool Alternatif 1 6-139 6.32 Estimasi Biaya Material Step Stool Alternatif 1 6-141 6.33 Data Antropometri Usulan Step Stool Alternatif 2 6-146 6.34 Estimasi Biaya Material Step Stool Alternatif 2 6-148

6.35 Concept Screening Step Stool 6-148

6.36 Concept Scoring Step Stool 6-150

6.37 Usulan Prinsip 5S 6-152

6.38 Daftar Periksa Prinsip Seiri 6-153

6.39 Daftar Periksa Seiso 6-154

6.40 Daftar Periksa Evaluasi 5S 6-158


(9)

DAFTAR TABEL (LANJUTAN)

Tabel Nama Halaman

6.42 Peta Aliran Proses Usulan Alternatif 2 6-165

6.43 Concept Screening Layout Pabrik 6-170

6.44 Rangkuman Alternatif 6-172

6.45 Concept Scoring Perancangan Layout Area Pabrik 6-172

6.46 Pengaruh Lingkungan Fisik Terhadap K3 6-174

6.47 Jumlah Lampu di Pabrik Sekarang 6-175

6.48 Keterangan Bagian Sortir 6-178

6.49 Keterangan Departemen Penggilingan dan Departemen 6-180 Pencetakan

6.50 Keterangan Departemen Penghalusan 6-182

6.51 Keterangan Departemen Pencetakan 6-183

6.52 Ringkasan Jumlah Lampu yang Diusulkan 6-186

6.53 Spesifikasi Turbin Ventilator 6-188

6.54 Usulan Jumlah Turbin Ventilator 6-192

6.55 Jumlah Humidifier yang Direkomendasikan 6-196


(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Nama Gambar Halaman

2.1 Jenis-jenis Kecelakaan [8] 2-8

2.2 Pakaian Kerja [10] 2-10

2.3 Sepatu Kerja [10] 2-11

2.4 Kacamata Kerja [10] 2-11

2.5 Sarung Tangan Kerja [9] 2-12

2.6 Helm Kerja [9] 2-13

2.7 Sabuk Pengaman[9] 2-13

2.8 Penutup Telinga [9] 2-14

2.9 Masker Bedah [16] 2-14

2.10 Masker N95 [16] 2-15

2.11 Masker Saku CPR [16] 2-16

2.12 Particulate Respirator [16] 2-17

2.13 Masker SCBA [16] 2-18

2.14 Kotak P3K [23] 2-18

2.15 Klasifikasi Kebakaran [8] 2-20

2.16 Jenis Media Pemadam Kebakaran [8] 2-21

2.17 Tanda Pemasangan APAR [8] 2-22

2.18 Segitiga Sama Sisi Tanda Pemasangan APAR [8] 2-22

2.19 Tiang Untuk Penempatan APAR [8] 2-22

2.20 Prohibition Signs [8] 2-27

2.21 Warning Signs [8] 2-27

2.22 Mandatory Signs [8] 2-28


(11)

DAFTAR GAMBAR (LANJUTAN)

Gambar Nama Gambar Halaman

2.24 Fire Fighting Signs [8] 2-29

2.25 Contoh Safety Signs [8] 2-29

2.26 Contoh Safety Signs Bahan Beracun dan Kebakaran [8] 2-30

2.27 Diagram Sebab-Akibat 2-33

2.28 Antropometri Tubuh Manusia yang Diukur Dimensinya 2-37

2.29 Antropometri Tangan manusia 2-39

2.30 Antropometri Kaki Manusia 2-41

2.31 Contoh Concept Screening 2-47

2.32 Disiplin dan Keahlian yang Terkait Perancangan 2-56 2.33 Kondisi Temperatur Lingkungan Kerja [2,168] 2-63

2.34 Grafik Hubungan Suhu dan Kelembaban 2-72

3.1 Flowchart Penelitian 3-1

3.2 Flowchart Usulan 3-13

4.1 Tampak Depan pabrik Paralon PVC “X” 4-2

4.2 Struktur Organisasi Pabrik Paralon PVC “X” 4-3

4.3 Bagian Sortir 4-6

4.4 Bahan Hasil Sortiran yang Lolos Sortir 4-6

4.5 Bahan Hasil Sortiran yang Tidak Lolos Sortir 4-7

4.6 Departemen Penggilingan 4-7

4.7 Departemen Pengeringan 4-8


(12)

DAFTAR GAMBAR (LANJUTAN)

Gambar Nama Gambar Halaman

4.9 Bahan Dasar Pembuatan Paralon 4-10

4.10 Departemen Pencetakan 4-10

4.11 Gudang Penyimpanan Paralon 4-11

4.12 Kotak P3K 4-13

4.13 APAR Jenis Dry Chemical Powder Berada di Kantor 4-15 4.14 APAR Jenis Dry Chemical Powder Berada di Dekat

Musholla dan WC 4-16

4.15 APAR Jenis Dry Chemical Powder Berada di Pabrik 4-16 4.16 Sarung Tangan Jenis Metal Mesh Gloves untuk Bagian

Sortir 4-17

4.17 Sarung Tangan Jenis Vinyl and Neoprene Gloves

Untuk Departemen Pencetakan dan Penghalusan Paralon 4-17 4.18 Standard Operating Procedures (SOP) Pekerja Aktual 4-21 4.19 Standard Operating Procedures (SOP) Aktual

di Bagian Sortir 4-22

4.20 Standard Operating Procedures (SOP) Aktual

di Departemen Penggilingan 4-23

4.21 Standard Operating Procedures (SOP) Aktual

di Departemen Pengeringan 4-24

4.22 Standard Operating Procedures (SOP) Aktual

di Departemen Penghalusan 4-25

4.23 Standard Operating Procedures (SOP) Aktual


(13)

DAFTAR GAMBAR (LANJUTAN)

Gambar Nama Gambar Halaman

4.24 Handtruck 4-27

4.25 Tangga di Departemen Pencetakan Paralon 4-28

4.26 Dimensi Tangga 4-29

4.27 Step Stool dengan Tiga Anak Tangga 4-31

4.28 Layout Pabrik Paralon PVC “X” 4-33

4.29 Peta Proses Operasi Pipa Paralon PVC 4-35

4.30 Diagram Alir Pabrik Paralon PVC “X” 4-39

4.31 Letak Titik Lingkungan Fisik Pabrik Paralon PVC “X” 4-40

5.1 Diagram Pareto 5-1

5.2 Klasifikasi Jenis Kecelakaan 5-5

5.3 Klasifikasi Jenis Kecelakaan Besar per Shift 5-5 5.4 Klasifikasi Jenis Kecelakaan Sedang per Shift 5-6 5.5 Klasifikasi Jenis Kecelakaan Kecil per Shift 5-6

5.6 Trafo 5-8

5.7 Diagram Fishbone Kebakaran di Pabrik 5-9

5.8 Diagram Fishbone Sesak Nafas di Area Produksi 5-12 5.9 Diagram Fishbone Iritasi Mata di Departemen Pencetakan

dan Penggilingan 5-16

5.10 Diagram Fishbone Luka pada Tangan di Departemen


(14)

DAFTAR GAMBAR (LANJUTAN)

Gambar Nama Gambar Halaman

5.11 Diagram Fishbone Gatal Kulit 5-23

5.12 Diagram Fishbone Terjatuh 5-26

5.13 Diagram Fishbone Pusing Kepala 5-30

5.14 Diagram Fishbone Tangan Melepuh 5-32

5.15 Diagram Fishbone Tangan Cidera Terkena Putaran Pisau 5-36

5.16 Anak Tangga Departemen Pencetakan 5-40

5.17 Diagram Fishbone Tejatuh dari Tangga 5-41

5.18 Paralon akan Jatuh ketika Selesai di Cetak 5-43

5.19 Diagram Fishbone Kaki Tertimpa Paralon 5-43

5.20 Diagram Fishbone Terjatuh ketika Membawa Hasil

Produksi ke Tempat Penyimpanan 5-46

5.21 Diagram Fishbone Kebakaran di Pabrik 5-49

5.22 Diagram Fishbone dari Step Stool di Departemen Pencetakan

Paralon 5-52

5.23 Handtruck 5-55

5.24 Posisi Pekerja dalam Posisi Berdiri 5-57

5.25 Dimensi Antropometri Lebar Bahu 5-58

5.26 Dimensi Antropometri Diameter Lingkar Genggam 5-55 5.27 Dimensi Antropometri Lebar Telapak Tangan 5-59

5.28 Tangga di Departemen Pencetakan Paralon 5-62

5.29 Keterangan Step Stool dengan Tiga Anak Tangga 5-66


(15)

DAFTAR GAMBAR (LANJUTAN)

Gambar Nama Gambar Halaman

5.31 Bahan Rongsokan Berserakkan Menuju Bagian Produksi 5-67 5.32 Bahan Rongsokan Berserakkan Menuju Bagian Sortir 5-72 5.33 Drum Oli yang Menumpuk di Tempat Penyimpanan Bahan

Dasar Paralon (Belum Menerapkan Prinsip Seiri) 5-72 5.34 Bahan Kapur dan Pewarna di Tempat Penyimpanan Bahan

Dasar Paralon (Belum Menerapkan Prinsip Seiton) 5-73 5.35 Debu dan Kotoran yang Menempel pada Peralatan dan

Mesin (Belum Menerapkan Prinsip Seiso) 5-75 5.36 Bahan Kapur dan Pewarna Bertebaran di Lantai Pabrik

(Belum Menerapkan Prinsip Seiso) 5-76

5.37 Pekerja Merokok di Departemen Penggilingan (Belum

Menerapkan Prinsip Seiso) 5-76

5.38 Paralon yang Direject di Area Pabrik (Belum Menerapkan

Prinsip Seiketsu) 5-77

5.39 Bahan Rongsokan di Area Pabrik (Belum Menerapkan

Prinsip Seiketsu) 5-78

5.40 Grafik Suhu dan Kelembaban Titik 1 5-91

5.41 Grafik Suhu dan Kelembaban Titik 2 5-92

5.42 Grafik Suhu dan Kelembaban Titik 3 5-94

5.43 Grafik Suhu dan Kelembaban Titik 4 5-95

5.44 Grafik Suhu dan Kelembaban Titik 5 5-97

5.45 Grafik Suhu dan Kelembaban Titik 6 5-98


(16)

DAFTAR GAMBAR (LANJUTAN)

Gambar Nama Gambar Halaman

5.47 Grafik Suhu dan Kelembaban Titik 8 5-100

5.48 Grafik Suhu dan Kelembaban Titik 9 5-101

5.49 Grafik Suhu dan Kelembaban Titik 10 5-102

5.50 Grafik Suhu dan Kelembaban Titik 11 5-103

5.51 Grafik Suhu dan Kelembaban Titik 12 5-104

5.52 Grafik Suhu dan Kelembaban Titik 13 5-105

5.53 Grafik Suhu dan Kelembaban Titik 14 5-106

5.54 Grafik Suhu dan Kelembaban Titik 15 5-107

5.55 Grafik Suhu dan Kelembaban Titik 16 5-108

5.56 Grafik Suhu dan Kelembaban Titik 17 5-109

6.1 Sosialisasi dan Pembinaan kepada Petugas dan Pekerja 6-11

6.2 Mandatory Signs 6-11

6.3 Poster 6-12

6.4 Rancangan Desain Bill Board 6-14

6.5 Stabilizer Matsuyama 75 KVA- 3 Phase 6-16

6.6 Sekring Listrik 6-17

6.7 Alarm Kebakaran 6-18

6.8 Filter Udara 6-19

6.9 Masker N95 [16] 6-19

6.10 Full Face Respirator [16] 6-20

6.11 Tabung Oksigen 6-21

6.12 Ruang Kesehatan 6-22


(17)

DAFTAR GAMBAR (LANJUTAN)

Gambar Nama Gambar Halaman

6.14 Metal Mesh Gloves [20] 6-25

6.15 Polyvinyl Chloride Gloves [17] 6-27

6.16 Heat Resistant Gloves [20] 6-32

6.17 Safety Signs untuk Peringatan agar Tangan tidak Terkena

Material yang Masih Panas 6-32

6.18 Safety Signs untuk Peringatan agar Tangan tidak Terkena

Mesin 6-35

6.19 Pipa Paralon yang Terjatuh di Departemen Pencetakan 6-37

6.20 Tempat Pipa Paralon (2D) 6-38

6.21 Tempat Pipa Paralon (2D) 6-39

6.22 Tempat Pipa Paralon (3D) 6-40

6.23 Pipe Truck 6-41

6.24 Prohibition Signs 6-42

6.25 Smoke Detectors Alarm 6-43

6.26 Tanda Pemasangan APAR [8] 6-45

6.27 Penempatan APAR pada Dinding 6-45

6.28 Tanda Pemasangan APAR pada Pilar 6-46

6.29 Cara Penggunaan APAR [21] 6-47

6.30 Sepatu Boots [25] 6-49

6.31 Sepatu Latex [25] 6-49

6.32 Kacamata Pelindung [18] 6-50

6.33 Kotak P3K [23] 6-52


(18)

DAFTAR GAMBAR (LANJUTAN)

Gambar Nama Gambar Halaman

6.35 Daftar Isi Kotak P3K [23] 6-53

6.36 SOP Usulan Pekerja Pabrik 6-56

6.37 SOP Usulan di Bagian Sortir 6-58

6.38 SOP Usulan di Departemen Penggilingan 6-60

6.39 SOP Usulan di Departemen Pengeringan 6-62

6.40 SOP Usulan di Departemen Penghalusan 6-64

6.41 SOP Usulan di Departemen Pencetakan Paralon 6-66

6.42 Desain Pegangan (Handle) dari Permukaan 6-79

6.43 Usulan Handtruck Alternatif 1 6-83

6.44 Handtruck Alternatif 1 6-84

6.45 Prototipe Alat Bantu Kerja 6-86

6.46 Pipa Baja Karbon 0,2% (roll panas) 6-88

6.47 Plat Jenis Aluminium Bordes 6-89

6.48 Shock Absorber Monoshock 6-90

6.49 Plat Dudukan Roda [29] 6-90

6.50 Roda Depan Handtruck Beserta Pengunci Roda [30] 6-92

6.51 Roda Belakang Handtruck [30] 6-92

6.52 Karet Handgrip Raket Bulu Tangkis 6-93

6.53 Kondisi Pembebanan pada Perancangan Handtruck 6-94 6.54 Model Pembebanan Penampang Pipa Rangka Landasan 6-95

Bawah

6.55 Profil Pipa Baja Karbon 0,2% Roll Panas 6-97


(19)

DAFTAR GAMBAR (LANJUTAN)

Gambar Nama Gambar Halaman

6.57 Gaya Geser Roda 6-100

6.58 Plat Landasan Bawah Hantruck 6-104

6.59 Handtruck 6-106

6.60 Ukuran Handtruck 6-107

6.61 Usulan Tangga Alternatif 1 (2D) 6-114

6.62 Usulan Tangga Alternatif 1 (3D) 6-115

6.63 Anti Slip Tangga Alternatif 1 (3D) 6-115

6.64 Spesifikasi Tangga 6-116

6.65 Usulan Tangga Alternatif 2 (2D) 6-121

6.66 Usulan Tangga Alternatif 2 (3D) 6-122

6.67 Usulan Tangga Alternatif 3 (2D) 6-125

6.68 Usulan Tangga Alternatif 3 (3D) 6-126

6.69 Usulan Step Stool Alternatif 1 (2D) 6-134

6.70 Usulan Step Stool Alternatif 1 (3D) 6-135

6.71 Bahan Steel 6-140

6.72 Steel Bordes 6-140

6.73 Usulan Step Stool Alternatif 2 (2D) 6-142

6.74 Usulan Step Stool Alternatif 2 (3 D) 6-142

6.75 Resistant Rubber 6-147

6.76 Besi Hollow 6-147

6.77 Penataan untuk Penyimpanan Bahan Dasar Paralon 6-154 6.78 Tempat Sampah Asbak yang Ditempatkan di Area Pabrik 6-155


(20)

DAFTAR GAMBAR (LANJUTAN)

Gambar Nama Gambar Halaman

6.79 Sampah Kotak 3 in 1 yang Ditempatkan di Luar Area 6-156 Pabrik

6.80 Rak Paralon 6-157

6.81 Slogan Jagalah Kebersihan 6-157

6.82 Layout Usulan Alternatif 1 6-161

6.83 Layout Usulan Alternatif 2 6-162

6.84 Diagram Alir Usulan Alternatif 1 6-167

6.85 Diagram Alir Usulan Alternatif 2 6-169

6.86 Lampu LHE 65 watt 6-175

6.87 Perhitungan Luas Bagian Sortir 6-177

6.88 Penempatan Titik Lampu Bagian Sortir 6-178

6.89 Perhitungan Luas Departemen Penggilingan dan 6-179 Pengeringan

6.90 Penempatan Tiik Lampu Departemen Penggilingan dan 6-180 Departemen Pencetakan

6.91 Perhitungan Luas Departemen Penghalusan 6-181

6.92 Penempatan Titik Lampu Departemen Penghalusan 6-181 6.93 Perhitungan Luas Departemen Pencetakan Paralon 6-182 6.94 Penempatan Titik Lampu Departemen Pencetakan 6-183 6.95 Perhitungan Luas Tempat Penyimpanan Paralon 6-184 6.96 Penempatan Titik Lampu Tempat Penyimpanan Paralon 6-185


(21)

DAFTAR GAMBAR (LANJUTAN)

Gambar Nama Gambar Halaman

6.98 Earplug 6-187

6.99 Turbin Ventilator 6-187

6.100 Kipas Angin Mobile Humidifier Tampak Depan 6-193 6.101 Kipas Angin Mobile Humidifier Tampak Samping 6-193 6.102 Spesifikasi Kipas Angin Mobile Humidifier 6-194


(22)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Judul Halaman

1 Catatan Bimbingan Tugas Akhir L-1

2 Lembar Komentar L-2


(23)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pada zaman sekarang ini, perkembangan dunia industri semakin meningkat seiring dengan kemajuan zaman dari teknologi. Di Indonesia, perkembangan usaha dalam sektor industri tergolong baik, hal ini dikarenakan Indonesia memiliki sumber daya manusia dan kekayaan alam yang tidak terbatas, namun hal tersebut tidak diimbangi dengan kesadaran dan kepedulian dari para pemilik usaha baik perusahaan besar maupun kecil terhadap kondisi lingkungan kerja yang masih tergolong rendah.

Perusahaan yang menjadi tempat lokasi pengamatan adalah Pabrik Paralon PVC “X”. Pabrik ini berdiri pada tahun 2003, dengan luas tanah sekitar 2 hektar, pabrik tersebut berada di Ciamis, Jawa Barat. Pabrik ini bergerak dalam usaha pipa PVC dimana pipa-pipa dari daur ulang pipa bekas, ukuran pipa yang diproduksi yaitu 1¼ inchi, 1,5 inchi, 2 inchi, 2,5 inchi, 3 inchi, 4 inchi, dan 5 inchi. Pipa yang diproduksi dipasarkan di sekitar Pulau Jawa dan sekitarnya. Jumlah karyawan yang bekerja di pabrik paralon PVC “X” sekitar 200 orang. Di pabrik ini terdapat 4 bagian tempat yaitu kantor, bengkel, produksi, dan sortir.

Dari hasil penelitian pendahuluan dan wawancara dengan pemilik pabrik diketahui bahwa di pabrik paralon PVC “X” sudah pernah terjadi beberapa kali kecelakaan kerja seperti pada data kecelakaan bulan Oktober 2013- September 2015 didapatkan bahwa terdapat 58 orang yang terluka karena kecelakaan kebakaran, sesak nafas, iritasi mata, tergores, gatal kulit, terjatuh, pusing kepala, dan tangan melepuh. Setelah diteliti dan melakukan wawancara lebih lanjut dengan pihak pemilik pabrik, kecelakaan tersebut terjadi dikarenakan pekerja pabrik kurang memperhatikan segi Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3), misalnya tidak menggunakan alat pelindung tubuh (PPE), dan penempatan APAR yang ada di pabrik pun tidak sesuai dengan


(24)

Bab 1- Pendahuluan 1-2

prinsip 3D yaitu mudah dilihat, dijangkau, dan dilepaskan. Posisi APAR tidak ditempatkan di tempat yang paling berpotensi adanya api dan tidak adanya tanda pemasangan APAR. Selain itu, banyak pekerja yang lalai dalam melakukan pekerjaannya sehingga menimbulkan kecelakaan kerja karena perusahaan belum menerapkan dan menjalankan SOP (Standard Operating Procedures) dalam pembuatan paralon secara baik, benar, dan tertulis. Anak tangga yang digunakan dari tempat penyimpanan bahan baku ke departemen pencetakan paralon pun kurang memadai sehingga dapat menyebabkan kecelakaan kerja. Selain itu, step stool yang digunakan sebagai alat bantu untuk memudahkan pekerja memasukkan bahan-bahan paralon ke mesin pencetakan paralon pun kurang menunjang pekerja dikarenakan ukuran panjang dan lebar pijakan kaki tidak ergonomis dan apabila pekerja tidak berhati-hati banyak pekerja yang terjatuh.

Kemudian, fasilitas fisik seperti material handling yang digunakan kurang menunjang pekerja dalam melakukan pekerjaannya, banyak material handling yang rusak sehingga operator harus mengangkut bahan paralon dengan menggunakan tangan dan di panggul ke punggung. Selain itu, tidak adanya material handling yang digunakan untuk mengangkut paralon jadi ke tempat penyimpanan sehingga pekerja harus memanggul sendiri dengan menggunakan tangan.

Banyak barang-barang yang diletakkan dimana saja, seperti tidak adanya tempat yang tetap untuk penyimpanan scrap dan penyimpanan paralon jadi belum pada tempatnya. Di sepanjang jalan menuju tempat produksi paralon

banyak paralon bekas “rongsokan” yang disimpan berserakkan dimana-mana

sehingga kurang tertata dengan baik dan perusahaan pun tidak memperhatikan kebersihan dari lingkungan pabrik, banyak kapur, oli, dan lilin bertebaran di lantai produksi sehingga membuat permukaan lantai produksi menjadi tidak rata dan banyak pekerja yang terpeleset.

Kondisi tata letak stasiun kerja di pabrik paralon PVC “X” masih belum teratur dan tertata dengan baik sehingga menyebabkan aliran kerja operator tidak efektif, banyak transportasi yang dilakukan oleh operator dan masih


(25)

Bab 1- Pendahuluan 1-3

banyak terdapat gerakan bolak-balik yang dilakukan oleh operator sehingga ketidakefektifan aliran pekerja dalam melakukan pekerjaannya, ketidakefektifan aliran kerja tersebut dikarenakan tata letak stasiun kerja tidak begitu baik, sehingga mempengaruhi aliran kerja dari pekerja.

Lingkungan fisik pun tidak mendukung pekerja baik dari segi suhu, kelembaban, pencahayaan, dan kebisingan. Banyak debu, bahan-bahan dasar paralon seperti kapur, lilin, dan oli bertebaran di lantai produksi sehingga apabila terhirup akan mengganggu kesehatan. Banyak keluhan dari operator seperti gangguan pernafasan, gatal kulit, kulit memerah sehingga kinerja pekerja menurun, banyak pekerja yang absen dan memundurkan diri dari perusahaan. Oleh karena itu, dibutuhkan beberapa perbaikan pada perusahaan agar dapat menciptakan tempat kerja yang efektif, aman, sehat, nyaman, dan efisien.

1.2.Identifikasi Masalah

Dari hasil pengamatan yang dilakukan di pabrik paralon PVC yang berada di Ciamis, Jawa Barat. Penulis melihat ada beberapa masalah yang terjadi, diantaranya:

1. Belum adanya perhatian pada aspek Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3).

2. Belum adanya penerapan Standard Operating Procedures (SOP) dalam pembuatan paralon secara baik, benar, dan tertulis.

3. Fasilitas fisik yang ada di pabrik belum dapat menunjang pekerja dalam melakukan pekerjaannya.

4. Perusahaan belum menerapkan prinsip 5S pada bagian sortir dan produksi. 5. Tata letak untuk stasiun kerja di pabrik tidak teratur.

6. Lingkungan fisik tidak mendukung pekerja baik dari segi suhu, kelembaban, kebisingan, dan pencahayaan sehingga mengakibatkan terganggunya aktivitas pekerja.


(26)

Bab 1- Pendahuluan 1-4

1.3.Batasan dan Asumsi 1.3.1.Batasan

Agar permasalahan yang ada dapat diselesaikan dengan baik dan pembahasan menjadi lebih terarah, maka ruang lingkup penelitian dapat dibatasi sebagai berikut:

1. Pengamatan dilakukan di bagian sortir dan produksi.

2. Fasilitas fisik yang dirancang adalah handtruck, tangga,dan step stool. 3. Data antropometri yang digunakan diperoleh dari buku

“Ergonomi:Konsep Dasar dan Aplikasinya” Karangan Eko Nurmianto. 4. Persentil yang digunakan adalah persentil 5%, 50%, dan 95%.

5. Dasar perubahan layout dilihat dari kedekatan dan aliran pekerja.

6. Tidak melakukan pengukuran waktu operasi, karena tidak ada masalah mengenai waktu.

7. Lingkungan fisik yang diamati meliputi pencahayaan, suhu, kelembaban, dan kebisingan. Penelitian mengenai lingkungan fisik ini dilakukan dalam 5 zona waktu dan dilaksanakan selama 4 hari yaitu saat pagi hari pkl 08.00 WIB, siang hari pkl 13.00 WIB, sore hari pkl 18.00 WIB, malam hari pkl 23.00, dan subuh pkl 05.00.

8. Data kecelakaan kerja yang digunakan merupakan data kecelakaan dalam kurun waktu 2 tahun terhitung dari Oktober 2013 - September 2015.

1.3.2.Asumsi

Adapun asumsi-asumsi yang digunakan penulis dalam pembuatan laporan pada penelitian ini yaitu :

1. Data antropometri yang digunakan adalah data antropometri penduduk

Indonesia yang berasal dari buku referensi: “ Ergonomi: Konsep Dasar

dan Aplikasinya” karangan Eko Nurmianto mewakili data yang

dibutuhkan.

2. Tingkat kepercayaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebesar 95%, tingkat ketelitian sebesar 5%.


(27)

Bab 1- Pendahuluan 1-5

3. Panjang adalah suatu dimensi yang diukur sejajar dengan operator, dilihat pada tampak depan.

4. Lebar adalah suatu dimensi yang diukur tegak lurus dengan operator, dilihat pada tampak depan.

5. Tinggi adalah dimensi yang diukur secara vertikal dengan operator dilihat dari sisi depan.

6. Kelonggaran 20 cm untuk lebar step stool dan tangga. 7. Kelonggaran 30 cm untuk panjang step stool.

8. Kelonggaran untuk pembulatan desimal.

1.4.Perumusan Masalah

Adapun beberapa perumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana aspek Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) yang sudah di terapkan di pabrik paralon PVC “X” saat ini?

2. Bagaimana penerapan SOP di pabrik paralon PVC “X” saat ini ?

3. Bagaimana kondisi fasilitas fisik di pabrik paralon PVC “X” saat ini bila ditinjau dari segi ergonomi?

4. Bagaimana proses peletakan barang-barang di pabrik paralon PVC “X” ? apakah sudah memenuhi prinsip 5S ?

5. Bagaimana tata letak stasiun kerja di pabrik paralon PVC “X” saat ini bila ditinjau dari segi ergonomi ?

6. Bagaimana kondisi lingkungan fisik di pabrik paralon PVC “X” saat ini bila ditinjau dari segi ergonomi ?

7. Bagaimana usulan yang lebih baik dalam aspek Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) yang ada di pabrik paralon PVC “X” ?

8. Bagaimana penerapan SOP yang lebih baik guna mengurangi kecelakaan kerja di pabrik paralon PVC “X” ?

9. Bagaimana usulan yang lebih baik untuk memperbaiki fasilitas fisik yang ada di pabrik paralon PVC “X” ditinjau dari segi ergonomi ?


(28)

Bab 1- Pendahuluan 1-6

10.Bagaimana usulan yang lebih baik untuk proses peletakan barang-barang di pabrik paralon PVC “X” agar memenuhi prinsip 5S?

11.Bagaimana usulan tata letak kerja yang lebih baik untuk memperbaiki aliran proses di pabrik paralon PVC “X” bila ditinjau dari segi ergonomi ? 12.Bagaimana usulan lingkungan fisik yang lebih baik bila tidak sesuai

apabila ditinjau dari segi ergonomi?

1.5.Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Memahami dan menganalisa aspek Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) yang ada di pabrik paralon PVC “X” saat ini.

2. Memahami dan menganalisa penerapan SOP yang ada di pabrik paralon PVC “X” saat ini.

3. Memahami dan menganalisa kondisi fasilitas fisik di pabrik paralon PVC “X” saat ini ditinjau dari segi ergonomi.

4. Memahami dan menganalisa proses peletakan barang-barang di pabrik paralon PVC “X” agar memenuhi prinsip 5S.

5. Memahami dan menganalisa tata letak stasiun kerja di pabrik paralon PVC “X” saat ini ditinjau dari segi ergonomi.

6. Memahami dan menganalisa kondisi lingkungan fisik di perusahaan saat ini ditinjau dari segi ergonomi.

7. Mengusulkan agar perusahaan dapat meningkatkan aspek Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3).

8. Mengusulkan penerapan SOP yang lebih baik guna mengurangi kecelakaan kerja.

9. Mengusulkan fasilitas fisik yang lebih baik ditinjau dari segi ergonomi. 10. Mengusulkan proses peletakan barang-barang di pabrik paralon PVC “X”

agar memenuhi prinsip 5S.

11. Mengusulkan tata letak stasiun kerja yang lebih baik untuk memperbaiki aliran proses di perusahaan ditinjau dari segi ergonomi.


(29)

Bab 1- Pendahuluan 1-7

dari segi ergonomi.

1.6.Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan yang dilakukan oleh penulis dalam melakukan penelitian adalah sebagai berikut:

BAB 1 PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang yang mendasari penelitian ini, identifikasi masalah, pembatasan dan asumsi, perumusan masalah, tujuan penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB 2 LANDASAN TEORI

Bab ini berisi teori-teori yang relevan dengan topik penelitian yang dilakukan. Teori-teori tersebut akan digunakan sebagai landasan dalam memecahkan masalah yang dihadapi perusahaan.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini berisi tahap-tahap yang dilakukan penulis mulai dari awal hingga akhir penelitian. Tahapan disusun dalam bentuk flowchart dan dilengkapi dengan keterangan.

BAB 4 PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Bab ini berisi data-data yang berhasil dikumpulkan penulis yang berkaitan dengan topik penelitian. Selanjutnya, data-data tersebut diolah untuk menghasilkan informasi yang berguna.

BAB 5 ANALISIS DAN USULAN

Bab ini berisi analisis dari hasil pengolahan data yang dilakukan. Sehingga mendapatkan hasil atau jawaban dari masalah yang dihadapi pada saat penelitian


(30)

Bab 1- Pendahuluan 1-8

Bab ini berisi kesimpulan dan saran yang dapat ditarik dari penelitian yang dilakukan dengan mengacu pada hasil analisis dan perumusan masalah, sehingga dapat menghasilkan saran yang dapat diberikan pada perusahaan, agar dapat meningkatkan kualitas kerja di perusahaan tersebut.


(31)

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di pabrik paralon PVC

“X”, berikut adalah kesimpulan yang di dapatkan :

1. Pabrik paralon PVC “X’ kurang memperhatikan aspek K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) di dalam perusahaan. Hal ini terlihat dari banyaknya pekerja yang tidak menggunakan alat pelindung tubuh (PPE), dan penempatan APAR yang ada di pabrik pun tidak sesuai dengan prinsip 3D sehingga banyaknya kecelakaan yang terjadi di

pabrik paralon PVC “X”.

2. SOP yang ada di pabrik paralon PVC “X” saat ini belum diterapkan secara baik, benar, dan tertulis. Hal ini terlihat dari tidak adanya penggunaan PPE sebelum pekerja memulai pekerjaannya, inspeksi tempat kerja, dan pengecekan bahan dalam pembuatan pipa paralon PVC.

3. Semua fasilitas fisik yang ada di pabrik tidak sesuai fungsi dan ukurannya bila dilihat dari data antropometri, sehingga menyebabkan banyaknya kecelakaan kerja. Oleh karena itu, perlu dilakukan perancangan ulang terhadap fasilitas fisik.

4. Proses peletakkan barang-barang di pabrik paralon PVC “X” belum memenuhi prinsip 5S. Hal ini dikarenakan masih banyaknya barang-barang yang diletakkan dimana saja seperti tidak adanya tempat penyimpanan scrap dan bahan baku paralon.

5. Kondisi tata letak stasiun kerja di pabrik paralon PVC “X” masih belum teratur dan tertata dengan baik. Selain itu, jarak antar departemen cukup jauh sehingga menyebabkan aliran kerja operator tidak efektif.


(32)

Bab 7 Kesimpulan dan Saran 7-2

6. Kondisi lingkungan fisik di pabrik paralon PVC “X” buruk. Hal ini dilihat dari perbandingan antara lingkungan fisik aktual yang diukur selama 4 hari pada 5 zona waktu yang berbeda dengan standar

lingkungan fisik yang diambil dari buku “Handbook Of Ergonomic” karangan Jon Weimer dan “Teknik Perancangan Sistem Kerja” karangan Iftikar Z. Sutalaksana. Hasil perbandingan tersebut menunjukkan bahwa lingkungan fisik di pabrik paralon PVC “X” untuk suhu, kelembaban, pencahayaan, dan kebisingan berada dibawah lingkungan fisik ideal. Oleh karena itu, perlu dilakukan perbaikan untuk mengatasi masalah lingkungan fisik tesebut.

7. Penerapan aspek K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) yang baik untuk mengatasi masalah kecelakaan yang terjadi dapat dilakukan dengan selalu mengontrol setiap kegiatan yang dilakukan pekerja, penyediaan Personal Protection Equipment (PPE) yang sesuai dengan jenis pekerjaan yang dilakukan, penyediaan kotak P3K secara lengkap dan melakukan pengecekan secara berkala terhadap isi kotak P3K, penyediaan tabung APAR yang sesuai dengan prinsip 3D, dan memasang safety sign agar operator lebih waspada dalam bekerja. 8. Pekerja belum menjalankan dan menerapkan SOP dalam pembuatan

paralon secara baik, benar, dan tertulis sehingga perlu dilakukan perbaikan SOP usulan agar sebelum pekerja memulai pekerjaannya maka terdapat prosedur untuk menggunakan PPE, inspeksi ruang kerja, sosialisasi dengan pihak supervisor pabrik, dan pengecekan bahan apakah sudah sesuai dengan spesifikasi guna memgurangi kecelakaan kerja.

9. Semua fasilitas fisik di pabrik paralon PVC “X” tidak sesuai dengan data antropometri, sehingga dilakukan perancangan ulang terhadap fasilitas fisik yang perancangannya sesuai dengan data antropometri orang Indonesia.

10.Agar prinsip 5S dapat dilakukan maka yang harus dillakukan yaitu dengan membuat daftar periksa (control) akan kondisi lingkungan


(33)

Bab 7 Kesimpulan dan Saran 7-3

kerja di pabrik dan penyediaan alat bantu seperti rak paralon yang digunakan untuk menyimpan paralon yang direject dan penyediaan tempat sampah agar tidak banyak sampah yang berserakan di area pabrik.

11.Usulan perbaikan yang dilakukan pada tata letak yaitu dengan merubah letak antar departemen satu dengan yang lain dan menggabungkan 2 departemen menjadi 1 sehingga jarak transportasi yang dilakukan tidak terlalu jauh dan membuat aliran yang jelas untuk alur pekerja.

12.Lingkungan fisik yang buruk dapat diatasi dengan menambahkan beberapa alat lingkungan fisik yang sudah dijual di pasaran. Untuk suhu ruangan yang panas, dapat diatasi dengan memasang humidifier yang berguna dapat mengatasi suhu udara yang panas dan meningkatkan kelembaban. Untuk pencahayaan yang buruk, dapat diatasi dengan mengganti lampu yang memiliki intensitas cahaya sesuai kebutuhan. Untuk kebisingan, dapat diatasi dengan memasang earplug saat bekerja.

7.2Saran

Setelah melakukan pengamatan di pabrik paralon PVC “X”, penulis menemukan beberapa aktivitas yang masih dapat dilakukan perubahan untuk perbaikan. Untuk mengatasi perbaikan tersebut, maka penulis memberikan saran bagi perusahaan sebagai berikut :

1 Perusahaan harus selalu memperhatikan keselamatan dan kesehatan para pekerja nya dengan selalu memperhatikan alat pelindung diri dan melakukan pengecekan secara berkala akan alat pelindung diri tersebut. 2 Melakukan control terhadap kinerja para pekerja sehingga para pekerja

dapat tetap terawasi. Pengawasan ini bertujuan agar para pekerja dapat terpantau sehingga mereka bekerja sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya masing – masing. Para pekerja sejauh ini masih ada beberapa yang mengerjakan pekerjaannya secara asal apabila tidak terpantau oleh


(34)

Bab 7 Kesimpulan dan Saran 7-4

atasannya. Hal ini harus ditingkatkan agar proses produksi dapat tetap berjalan dengan lancar.

3 Memberikan reward terhadap pekerja yang memberikan dampak positif bagi perusahaan, tanpa terkecuali operator mesin yang mengerjakan pekerjaannya dengan baik. Hal ini dapat dilihat berdasarkan pipa paralon yang dihasilkan oleh operator tersebut. Misalkan dilihat apakah operator tersebut dapat memenuhi target yang diberikan oleh kepala regu atau tidak. Sehingga para pekerja tersebut akan lebih termotivasi dalam bekerja. Selain itu, hal ini juga lebih objektif karena penilaiannya berdasarkan kemampuan yang pekerja miliki.

4 Memberikan deskripsi pekerjaan yang sesuai agar pekerja focus terhadap pekerjaan dan tanggung jawabnya masing – masing. Hal ini bertujuan agar para pekerja tidak melakukan pekerjaan yang berada di luar tanggung jawabnya. Para pekerja sejauh ini melakukan pekerjaan yang tidak sesuai, sehingga membuat terjadinya kondisi kerja yang kurang optimal.

5 Melakukan penyuluhan kepada pekerja dengan cara membuat jadwal sebelumnya seperti waktu pagi hari sebelum bekerja dapat dibunyikan

suara speaker “Selamat bekerja, gunakan alat pelindung diri, hati-hati dalam bekerja karena keluarga menunggu dirumah atau kata-kata lain yang dapat mengingatkan setiap pekerja untuk berhati-hati dalam bekerja.

6 Memberikan insentif keuangan untuk meningkatkan usaha pencegahan kecelakaan, umpamanya dalam bentuk pemberian reduksi terhadap premi yang dibayar oleh pihak pengusaha, apabila ternyata tingkat kecelakaan dalam pabriknya menurun.

7 Adanya tim medis dan dokter pribadi perusahaan agar bila terjadi kecelakaan dapat langsung ditangani dengan baik.

8 Membuat rambu-rambu kecelakaan kerja, memasang pagar pengaman pada void yang memungkinkan adanya resiko jatuh, memasang tabung pemadam kebakaran pada area rawan kebakaran.


(35)

Bab 7 Kesimpulan dan Saran 7-5

9 Menjaga kebersihan pabrik dapat membuat lingkungan kerja nyaman sehingga emosi negatif yang mungkin timbul saat bekerja dapat dikurangi karena hal tersebut dapat menyebabkan kecelakaan akibat pikiran sedang tidak fokus terhadap pekerjaan.

10 Segera menyediakan atau membuat fasilitas fisik yang diusulkan oleh peneliti untuk meningkatkan produktivitas dan kenyamanan operator dalam bekerja.

11 Memperbaiki kondisi suhu, kelembaban, pencahayaan, dan kebisingan di ruang kerja.


(36)

DAFTAR PUSTAKA

1. Iftikar Z. 2006. Teknik Perancangan Sistem Kerja. Bandung: Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi Bandung.

2. Kuswana, Wowo Sunaryo. 2014. Ergonomi dan K3. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

3. Nurmianto, Eko, 2003. Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasi (Edisi : Pertama), Guna Widya, Surabaya.

4. Nurmianto, Eko, 2004. Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasi (Edisi : Kedua), Guna Widya, Surabaya.

5. Ulrich, Karl. T, & Steven Eppinger, “Product Design and Development”, International Edition, McGraw-Hill, 2008.

6. Weimer, Jon. 1993. “Handbook of Ergonomic and Human Factors Tables”, PTR Prentice Hall, Englewood Cliffs, New Jersey.

7. Wignjosoebroto, Sritomo, 2003. “Ergonomi Studi Gerak dan Waktu”, Guna Widya, Surabaya.

8. Yudiantyo, Wawan, Diktat Kulliah Kesehatan dan Keselamatan Kerja, Jurusan Teknik Industri, Universitas Kristen Maranatha, Bandung, Indonesia.

9. Yudiantyo, Wawan, Diktat Kulliah Analisis Perancangan Kerja dan Ergonomi II Jurusan Teknik Industri, Universitas Kristen Maranatha, Bandung, Indonesia.

10.Online posting: http://nadzibillah.blogspot.co.id/2014/01/alat-pelindung-diri-dalam-k3.html

11.http://cardiacku.blogspot.co.id/2012/01/mengenal-penyakit-asma.html 12.

http://distributor-kursi-roda.blogspot.co.id/2011/06/tabung-oksigen-regulator.html

13.http://www.piktarikolot.com/2012/06/pik-tarikolot-tong-sampah.html 14.http://www.piktarikolot.com/2012/11/pik-tarikolot-pentilator-gedung.html


(37)

15. http://indonesian.alibaba.com/product-gs/frp-good-handmade-trash-can-with-ashtray-and-lock-dustbin-60307715192.html

16.https://www.selasar.com/kreatif/5-jenis-masker-yang-perlu-kamu-ketahui 17.http://bisakimia.com/2014/07/04/jual-sarung-tangan-kimia-pvc/

18. http://fjb.kaskus.co.id/thread/51ee0c3805346a6475000000/kacamata- safety-untuk-pengendara-motor-melindungi-mata-dari-debu-angin-asap-dsb

19. http://efendy-smkotomotif01.blogspot.co.id/2013/09/macam-macam-alat-k3-pelindung-diri.html

20. http://learnmine.blogspot.co.id/2013/05/sarung-tangan-untuk-keselamatan.html

21.http://qhsepromotions.com/page/12/ 22.http://healthsafetyprotection.com/apd-ppe/

23. http://distributor-kursi-roda.blogspot.co.id/2013/05/lemari-p3k-jenis-kotak-c-isi-kotak-p3k.html

24.http://sigma-emergency.blogspot.co.id/

25. http://www.umpgas.com/news/16/Perlengkapan-K3-Sepatu-Safety-Safety-Shoes

26.http://abi-blog.com/pengertian-macam-jenis-dan-karakter-stainless-steel/ 27.http://plat-aluminium.com/

28.http://www.ebay.com/bhp/rear-mono-shock

29. https://centrifugalpumpsimulator1.wordpress.com/beranda/centrifugal-pump-table/dudukan-roda/

30.http://tokorodajaya.com/28-roda-trolley

31. http://otomotifnet.com/Motor/Teknik/Aneka-Model-Handgrip-Dari-Karet-Sampai-Cnc

32. http://www.hdesignideas.com/2011/07/menentukan-ukurantangga-dan-anak-tangga.html


(1)

6. Kondisi lingkungan fisik di pabrik paralon PVC “X” buruk. Hal ini dilihat dari perbandingan antara lingkungan fisik aktual yang diukur selama 4 hari pada 5 zona waktu yang berbeda dengan standar

lingkungan fisik yang diambil dari buku “Handbook Of Ergonomic” karangan Jon Weimer dan “Teknik Perancangan Sistem Kerja” karangan Iftikar Z. Sutalaksana. Hasil perbandingan tersebut menunjukkan bahwa lingkungan fisik di pabrik paralon PVC “X” untuk suhu, kelembaban, pencahayaan, dan kebisingan berada dibawah lingkungan fisik ideal. Oleh karena itu, perlu dilakukan perbaikan untuk mengatasi masalah lingkungan fisik tesebut.

7. Penerapan aspek K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) yang baik untuk mengatasi masalah kecelakaan yang terjadi dapat dilakukan dengan selalu mengontrol setiap kegiatan yang dilakukan pekerja, penyediaan Personal Protection Equipment (PPE) yang sesuai dengan jenis pekerjaan yang dilakukan, penyediaan kotak P3K secara lengkap dan melakukan pengecekan secara berkala terhadap isi kotak P3K, penyediaan tabung APAR yang sesuai dengan prinsip 3D, dan memasang safety sign agar operator lebih waspada dalam bekerja. 8. Pekerja belum menjalankan dan menerapkan SOP dalam pembuatan

paralon secara baik, benar, dan tertulis sehingga perlu dilakukan perbaikan SOP usulan agar sebelum pekerja memulai pekerjaannya maka terdapat prosedur untuk menggunakan PPE, inspeksi ruang kerja, sosialisasi dengan pihak supervisor pabrik, dan pengecekan bahan apakah sudah sesuai dengan spesifikasi guna memgurangi kecelakaan kerja.

9. Semua fasilitas fisik di pabrik paralon PVC “X” tidak sesuai dengan data antropometri, sehingga dilakukan perancangan ulang terhadap fasilitas fisik yang perancangannya sesuai dengan data antropometri orang Indonesia.

10.Agar prinsip 5S dapat dilakukan maka yang harus dillakukan yaitu dengan membuat daftar periksa (control) akan kondisi lingkungan


(2)

Bab 7 Kesimpulan dan Saran 7-3

Laporan Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha kerja di pabrik dan penyediaan alat bantu seperti rak paralon yang digunakan untuk menyimpan paralon yang direject dan penyediaan tempat sampah agar tidak banyak sampah yang berserakan di area pabrik.

11.Usulan perbaikan yang dilakukan pada tata letak yaitu dengan merubah letak antar departemen satu dengan yang lain dan menggabungkan 2 departemen menjadi 1 sehingga jarak transportasi yang dilakukan tidak terlalu jauh dan membuat aliran yang jelas untuk alur pekerja.

12.Lingkungan fisik yang buruk dapat diatasi dengan menambahkan beberapa alat lingkungan fisik yang sudah dijual di pasaran. Untuk suhu ruangan yang panas, dapat diatasi dengan memasang humidifier yang berguna dapat mengatasi suhu udara yang panas dan meningkatkan kelembaban. Untuk pencahayaan yang buruk, dapat diatasi dengan mengganti lampu yang memiliki intensitas cahaya sesuai kebutuhan. Untuk kebisingan, dapat diatasi dengan memasang earplug saat bekerja.

7.2Saran

Setelah melakukan pengamatan di pabrik paralon PVC “X”, penulis menemukan beberapa aktivitas yang masih dapat dilakukan perubahan untuk perbaikan. Untuk mengatasi perbaikan tersebut, maka penulis memberikan saran bagi perusahaan sebagai berikut :

1 Perusahaan harus selalu memperhatikan keselamatan dan kesehatan para pekerja nya dengan selalu memperhatikan alat pelindung diri dan melakukan pengecekan secara berkala akan alat pelindung diri tersebut. 2 Melakukan control terhadap kinerja para pekerja sehingga para pekerja

dapat tetap terawasi. Pengawasan ini bertujuan agar para pekerja dapat terpantau sehingga mereka bekerja sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya masing – masing. Para pekerja sejauh ini masih ada beberapa yang mengerjakan pekerjaannya secara asal apabila tidak terpantau oleh


(3)

atasannya. Hal ini harus ditingkatkan agar proses produksi dapat tetap berjalan dengan lancar.

3 Memberikan reward terhadap pekerja yang memberikan dampak positif bagi perusahaan, tanpa terkecuali operator mesin yang mengerjakan pekerjaannya dengan baik. Hal ini dapat dilihat berdasarkan pipa paralon yang dihasilkan oleh operator tersebut. Misalkan dilihat apakah operator tersebut dapat memenuhi target yang diberikan oleh kepala regu atau tidak. Sehingga para pekerja tersebut akan lebih termotivasi dalam bekerja. Selain itu, hal ini juga lebih objektif karena penilaiannya berdasarkan kemampuan yang pekerja miliki.

4 Memberikan deskripsi pekerjaan yang sesuai agar pekerja focus terhadap pekerjaan dan tanggung jawabnya masing – masing. Hal ini bertujuan agar para pekerja tidak melakukan pekerjaan yang berada di luar tanggung jawabnya. Para pekerja sejauh ini melakukan pekerjaan yang tidak sesuai, sehingga membuat terjadinya kondisi kerja yang kurang optimal.

5 Melakukan penyuluhan kepada pekerja dengan cara membuat jadwal sebelumnya seperti waktu pagi hari sebelum bekerja dapat dibunyikan

suara speaker “Selamat bekerja, gunakan alat pelindung diri, hati-hati dalam bekerja karena keluarga menunggu dirumah atau kata-kata lain yang dapat mengingatkan setiap pekerja untuk berhati-hati dalam bekerja.

6 Memberikan insentif keuangan untuk meningkatkan usaha pencegahan kecelakaan, umpamanya dalam bentuk pemberian reduksi terhadap premi yang dibayar oleh pihak pengusaha, apabila ternyata tingkat kecelakaan dalam pabriknya menurun.

7 Adanya tim medis dan dokter pribadi perusahaan agar bila terjadi kecelakaan dapat langsung ditangani dengan baik.

8 Membuat rambu-rambu kecelakaan kerja, memasang pagar pengaman pada void yang memungkinkan adanya resiko jatuh, memasang tabung pemadam kebakaran pada area rawan kebakaran.


(4)

Bab 7 Kesimpulan dan Saran 7-5

Laporan Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha 9 Menjaga kebersihan pabrik dapat membuat lingkungan kerja nyaman

sehingga emosi negatif yang mungkin timbul saat bekerja dapat dikurangi karena hal tersebut dapat menyebabkan kecelakaan akibat pikiran sedang tidak fokus terhadap pekerjaan.

10 Segera menyediakan atau membuat fasilitas fisik yang diusulkan oleh peneliti untuk meningkatkan produktivitas dan kenyamanan operator dalam bekerja.

11 Memperbaiki kondisi suhu, kelembaban, pencahayaan, dan kebisingan di ruang kerja.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

1. Iftikar Z. 2006. Teknik Perancangan Sistem Kerja. Bandung: Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi Bandung.

2. Kuswana, Wowo Sunaryo. 2014. Ergonomi dan K3. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

3. Nurmianto, Eko, 2003. Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasi (Edisi : Pertama), Guna Widya, Surabaya.

4. Nurmianto, Eko, 2004. Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasi (Edisi : Kedua), Guna Widya, Surabaya.

5. Ulrich, Karl. T, & Steven Eppinger, “Product Design and Development”, International Edition, McGraw-Hill, 2008.

6. Weimer, Jon. 1993. “Handbook of Ergonomic and Human Factors Tables”, PTR Prentice Hall, Englewood Cliffs, New Jersey.

7. Wignjosoebroto, Sritomo, 2003. “Ergonomi Studi Gerak dan Waktu”, Guna Widya, Surabaya.

8. Yudiantyo, Wawan, Diktat Kulliah Kesehatan dan Keselamatan Kerja, Jurusan Teknik Industri, Universitas Kristen Maranatha, Bandung, Indonesia.

9. Yudiantyo, Wawan, Diktat Kulliah Analisis Perancangan Kerja dan Ergonomi II Jurusan Teknik Industri, Universitas Kristen Maranatha, Bandung, Indonesia.

10.Online posting: http://nadzibillah.blogspot.co.id/2014/01/alat-pelindung-diri-dalam-k3.html

11.http://cardiacku.blogspot.co.id/2012/01/mengenal-penyakit-asma.html 12.

http://distributor-kursi-roda.blogspot.co.id/2011/06/tabung-oksigen-regulator.html

13.http://www.piktarikolot.com/2012/06/pik-tarikolot-tong-sampah.html 14.http://www.piktarikolot.com/2012/11/pik-tarikolot-pentilator-gedung.html


(6)

Universitas Kristen Maranatha 15.

http://indonesian.alibaba.com/product-gs/frp-good-handmade-trash-can-with-ashtray-and-lock-dustbin-60307715192.html

16.https://www.selasar.com/kreatif/5-jenis-masker-yang-perlu-kamu-ketahui 17.http://bisakimia.com/2014/07/04/jual-sarung-tangan-kimia-pvc/

18. http://fjb.kaskus.co.id/thread/51ee0c3805346a6475000000/kacamata- safety-untuk-pengendara-motor-melindungi-mata-dari-debu-angin-asap-dsb

19.

http://efendy-smkotomotif01.blogspot.co.id/2013/09/macam-macam-alat-k3-pelindung-diri.html

20. http://learnmine.blogspot.co.id/2013/05/sarung-tangan-untuk-keselamatan.html

21.http://qhsepromotions.com/page/12/ 22.http://healthsafetyprotection.com/apd-ppe/

23. http://distributor-kursi-roda.blogspot.co.id/2013/05/lemari-p3k-jenis-kotak-c-isi-kotak-p3k.html

24.http://sigma-emergency.blogspot.co.id/

25.

http://www.umpgas.com/news/16/Perlengkapan-K3-Sepatu-Safety-Safety-Shoes

26.http://abi-blog.com/pengertian-macam-jenis-dan-karakter-stainless-steel/ 27.http://plat-aluminium.com/

28.http://www.ebay.com/bhp/rear-mono-shock

29. https://centrifugalpumpsimulator1.wordpress.com/beranda/centrifugal-pump-table/dudukan-roda/

30.http://tokorodajaya.com/28-roda-trolley

31.

http://otomotifnet.com/Motor/Teknik/Aneka-Model-Handgrip-Dari-Karet-Sampai-Cnc

32.