Tinjauan Pustaka LANDASAN TEORI

commit to user 5

BAB II LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Keadaan Darurat dan Keracunan a. Keadaan Darurat Keadaan darurat adalah suatu peristiwa yang tidak normal yang menuju kepada resiko mencelakai manusia, merusak peralatan atau lingkungan antara lain kebakaran, peledakan, kebocoran gas beracun, tumpahan material berbahaya, bencana alam, rumor dan lain-lain. Guming, 1995 dalam Sri Pujiasih Menurut Depnaker RI 1996, suatu keadaan darurat besar didalam suatu pekerjaan adalah suatu yang mempunyai potensi untuk menyebabkan cedera berat atau kematian. Walaupun keadaan darurat mungkin disebabkan oleh sejumlah factor yang berbeda misalnya kegagalan perlengkapan instalansi pabrik, kesalahan manusia, gempa bumi, tabrakan kendaraan atau sabotase dalam keadaan normal manifestasinya dalam tiga bentuk dasar yaitu kebakaran, peledakan atau lepasnya gas beracun. Keadaan darurat adalah suatu kondisi yang mengancam keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan Kusuma D.T, 2006, keadaan darurat meliputi : commit to user 6 1 Kebakaran, peledakan dan pencemaran 2 Tumpahan material atau bahan berbahaya beracun B3 Kenyataan menunjukkan bahwa betapapun sempurna dan efektifnya usaha pencegahan yang dilakukan oleh suatu perusahaan, bencana tetap merupakan ancaman paten Depnaker, 2002 Suatu industri perlu menyiapkan diri agar segera dapat mengambil langkah penanggulangan pada awal kejadian atau membatasi jumlah korban dan kerugian material. Untuk itu perlu pengorganisasian yang sebaik-baiknya disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan Sahab, 1997 Rencana tanggap darurat merupakan rencana yang dirancang untuk menangani perlindungan segera pada pekerja dan lingkungan pada saat terjadi keadaan darurat Kuhre, 1996 b. Keracunan Disebut keracunan makanan bila seseorang mengalami gangguan kesehatan setelah mengkonsumsi makanan yang terkontaminasi bakteri atau racun yang dihasilkan oleh bakteri penyakit. Mikroorganisme ini dapat masuk kedalam tubuh kita melalui makanan dengan perantara orang yang mengolah makanan atau berasal dari makanan itu sendiri akibat pengolahan yang kurang baik. Keracunan makanan merupakan penyakit yang diakibatkan pengkonsumsian makanan atau minuman yang memiliki kandungan bakteri atau bahan-bahan kimia yang dapat menyebabkan gangguan commit to user 7 didalam fungsi normal tubuh. Keracunan makanan adalah penyakit yang berlaku akibat memakan makanan yang tercemar. Makanan dikatakan tercemar jika ia mengandung sesuatu benda atau bahan yang tidak seharusnya berada didalamnya c. Penyebab Keracunan Makanan Menurut Center of Disease Control CDC, sebagian besar keracunan makanan akibat kesalahan dalam pengolahan makanan seperti : 1 Membiarkan makanan yang telah siap saji pada suhu yang baik bagi bakteri untuk tumbuh 2 Kesalahan memasak atau menghangatkan kembali makanan 3 Kontaminasi silang 4 Kontaminasi oleh tangan pengolah makanan koki Adapun makanan yang sering dipengaruhi bakteria adalah sebagai berikut : 1 Susu atau makanan bersusu seperti keju dank krim 2 Masakan berlemak seperti nasi lemak, nasi beriyani, mi dan sebagainya 3 Roti dan kuih-mulih 4 Makanan laut seperti kerang 5 Daging-lembu, ayam, ikan 6 Makanan dalam tin yang telah kemik atau yang kembung pada bagian atasnya atau berkarat commit to user 8 Keadaan sekitar anda dan pengendalian makanan yang tidak teliti juga menggalakkan bakteria mencemari makanan. Beberapa contoh keadaan yang sering berlaku : 1 Makanan mentah 2 Daging, ayam dan ikan tidak disimpan di tempat dingin 3 Makanan beku yang dibiarkan `cair pada suasana yang panas untuk terlalu lama 4 Makanan dalam tin terdedah kepada suhu bilik selepas dibuka 5 Makanan basah dan berair yang didedahkan pada tempat panas 6 Buah-buahan serta sayur-sayuran yang tidak dicuci dengan baik 7 Makanan tercemar semasa dimasak atau dibungkus 8 Makanan tidak disimpan segera d. Tanda-tanda Keracunan Makanan Adapun tanda-tanda umum keracunan makanan adalah sebagai berikut : 1 Kekejangan otot 2 Demam 3 Kerap membuang air besar. Tinja cair dan mungkin disertai darah, nanah dan mukus 4 Otot-otot lemah dan badan terasa seram sejuk 5 Loya dan muntah 6 Memulas dan sakit perut 7 Kadangkala demam dan dehidrasi 8 Cirit birit commit to user 9 9 Hilang selera makan Gejala yang diderita berbeda dari seorang ke orang lain dan tergantung pada : 1 Jenis racun atau jenis bakteria 2 Jumlah racun atau bakteria yang termakan 3 Umur seseorang 4 Ketahanan seseorang Biasanya tanda-tanda dan gejala mulai timbul beberapa jam setelah memakan makanan yang tercemar atau beberapa hari kemudiannya. Waktu timbulnya gejala setelah seseorang mengkonsumsi makanan beracun sangat bervariasi tergantung jenis mikroorganisme yang menginfeksi. Namun rata-rata mereka akan mengeluhkan gangguan kesehatan setelah 30 menit sampai 2 minggu setelah menyantap makanan beracun. Keluhan yang dirasakan antara lain nyeri perut, mules, diare, muntah dan demam. Keluhan ini dirasakan dari tingkat ringan sampai berat. Bayi, anak-anak dan orang tua adalah mereka yang paling rentan terkena keracunan makanan karena fungsi kekebalan tubuh mereka lebih lemah bila dibandingkan dengan kelompok usia lain. Beberapa catatan tentang pertolongan pertama pada keracunan makanan antara lain : commit to user 10 1 Kenali gejala-gejala keracunan seperti kepala pusing, perut mual, badan menjadi dingin dan lemas. Biasanya gejala ini muncul beberapa saat setelah kita makan atau minum sesuatu. 2 Segera minum susu kental atau minum air putih sebanyak- banyaknya. Air kelapa muda telah terbukti memiliki khasiat sebagai penawar dan pengurai zat racun. 3 Jika ingin muntah segera muntahkan keluar, namun jika tidak beristirahatlah saja sampai kondisi membaik 4 Jika ternyata kondisi masih tidak berubah dalam beberapa jam dan menunjukkan gejala-gejala yang lebih parah semisal kejang- kejang, sebaiknya segera ditangani oleh ahli medis. Jangan lupa membawa serta contoh makanan beracun ataupun mengingat makanan yang telah dimakan untuk mempermudah dokter mendiagnosa. e. Pertolongan Pada Keracunan Makanan Pertolongan pertama pada keracunan makanan : 1 Untuk mengurangi kekuatan racun, berikan air putih sebanyak- banyaknya atau diberi susu yang telah dicampur dengan telur mentah 2 Agar perut terbebas dari racun, berikan norit dengan dosis 3-4 tablet selama 3 kali berturut-turut dalam setiap jamnya 3 Air santan kental dan air kelapa hijau yang dicampur 1 sendok makan garam dapat menjadi alternatif jika norit tidak tersedia. commit to user 11 4 Jika penderita dalam kondisi sadar, usahakan agar muntah. Lakukan dengan cara memasukkan jari pada kerongkongan leher dan posisi badan lebih tinggi dari kepala untuk memudahkan kontraksi 5 Apabila penderita dalam keadaan pingsan, bawa segera kerumah sakit atau dokter terdekat untuk mendapatkan perawatan intensif. Untuk keracunan pada anak ada beberapa tindakan, diantaranya adalah sebagai berikut : 1 Jika anak muntah dan mengalami cirit-birit, periksa suhu badan untuk menentukan ada demam 2 Periksa tinja untuk menentukan terdapat darah atau nanah 3 Biarkan anak berbaring dan jangan diberikan sembarang makanan tetapi pastikan dia kerap diberi minum air yang dicampur sedikit garam dan diberi glukosa 4 Coba tentukan makanan yang diberikaan oleh anak yang telah menyebabkan timbulnya tanda-tanda penyakit f. Pencegahan Keracunan Makanan Beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya keracunan makanan adalah sebagai berikut : 1 Biasakan mencuci tangan sebelum melakukan aktifitas yang berhubungan dengan makanan. Baik itu sebelum mengolah makanan ataupun menyantap makanan. Cucilah tangan commit to user 12 menggunakan sabun agar kuman bakteri yang ada pada tangan segera mati 2 Pisahkan antara makanan yang belum diolah dengan makanan yang telah siap saji. Jangan menghidangkan makanan pada tempat yang kotor atau bekas dipakai tempat makanan mentah. 3 Masaklah makanan sampai-sampai benar matang. Jangan mengkonsumsi makanan mentah atau makanan setengah matang 4 Bekukan makanan yang akan disimpan dalam waktu yang lama. Untuk mencegah terjadinya keracunan makanan, kita sebaiknya melakukan : 1 Pengelolaan sistem higiene yang baik 2 Pengelolaan makanan yang baik 3 Hindari terjadi kontaminasi dari manapun 4 Simpan makanan dalam suhu yang tepat kurang dari 5°C untuk makanan yang disimpan didalam kulkas dan lebih dari 60°C untuk makanan yang panas 5 Hindari makan makanan yang asam yang dikemas dalam kemasan yang terbuat dari logam 6 Hindari makan jamur yang liar 7 Hindari mengkonsumsi makanan setengah matang. Cara yang paling baik dan berkesan untuk mencegah kejadian keracunan makanan adalah dengan melindungi makanan dari tercemar dan mengawasi punca-punca pencemaran seperti berikut : commit to user 13 1 Manusia a Menghindari hal buruk seperti merokok, mengorek hidung dan telinga serta menggaruk kepala atau bagian-bagian lain pada badan selagi makan. b Selalu menjaga kebersihan dan kesehatan diri supaya tidak menjadi penular kepada orang lain c Membasuh tangan secara teliti terutama setelah ke peternakan, memegang bahan mentah dan mengangkut sampah. d Menjaga kebersihan sekitar e Memastikan peralatan yang rusak atau retak tidak digunakan lagi f Selalu menutup makanan yang dihidangkan dengan penutup saji g Tidak menyediakan makanan terlalu awal 2 Bahan mentah a Bahan-bahan mentah, terutama daging atau hasilnya harus disimpan pada suhu yang rendah kurang dari 4°C b Bahan mentah harus disimpan terpisah dengan makanan yang sudah dimasak dan siap dimakan c Gunakan peralatan seperti pisau dan papan pemotong yang berbeda untuk menghindari pencemaran d Cuci bahan mentah dengan teliti untuk mengeluarkan kotoran atau benda asing pada permukaannya commit to user 14 e Basuh tangan sampai bersih setelah memegang bahan mentah seperti daging mentah sebelum memakan makanan yang telah tersedia. 3 Serangga dan hewan a Hewan seperti lalat, tikus, lipas, burung dan binatang peliharaan adalah makhluk pembawa kotoran dan bakteria b Kawalan serangga dan hewan ini akan membantu mengurangkan pencemaran makanan secara berkesan. 4 Air Jika air yang digunakan tidak diperoleh secara langsung dari sumber utama, misalnya dari tangki yang terdedah atau menggunakan sambungan pipa getah, pencemaran boleh berlaku melalui kebocoran ini. 2. Penanganan Keadaan Darurat a. Prosedur Keadaan Tanggap Darurat Perusahaan harus memiliki prosedur untuk menghadapi keadaan darurat atau bencana yang diuji secara berkala untuk mengetahui kendalanya pada saat kejadian yang sebenarnya. Pengujian prosedur secara berkala tersebut dilakukan oleh personel yang memiliki kompetensi kerja dan untuk instansi yang memiliki bahaya besar harus dikoordinasikan dengan instansi terkait yang berwenang Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. PER. 05MEN1996 commit to user 15 Perusahaan memiliki dan menerapkan prosedur kesiapsiagaan dan tanggap darurat yang mencakup pencegahan, penanggulangan, investigasi, dan pemulihan keadaan darurat. b. Identifikasi Keadaan Tanggap Darurat Identifikasi keadaan darurat dapat dijelaskan dalam prosedur kesiapsiagaan dan tanggap darurat atau diterapkan dalam bentuk peta bahaya. Untuk setiap kondisi darurat dibuatkan instruksi kerja atau prosedur untuk mencegah dan menanggulangi keadaan darurat Kusuma D.T, 2006 Prosedur tanggap darurat yaitu cara dalam mengantisipasi keadaan darurat. Menurut Kuhre 1996, rencana kesiapsiagaan dan tanggap darurat dibagi menjadi tiga bagian dan setiap bagian tersebut masih memiliki bagian-bagian tersendiri. Ketiga bagian tersebut adalah 1 Persiapan Distribusi Rencana kesiapsiagaan dan tanggap darurat harus dipersiapkan dan disusun oleh pakar lingkungan, kesehatan dan keselamatan kerja setempat yang mengetahui pengetahuan akan kondisi dan peraturan yang berlaku. Tim kesiapsiagaan dan tanggap darurat juga harus terlibat dalam persiapan rencana atau sekurangnya dalam perbaikan selanjutnya dari rencana yang ada sehingga mereka mengetahui keseluruhan rencana dengan baik dan turut merasa sebagai penyumbang saran. Rencana kesiapsiagaan dan tanggap darurat harus diubah jika komponen-komponen yang commit to user 16 penting telah kadaluarsa atau terjadi perubahan peraturan-peraturan untuk setiap perubahan yang dibuat, tanggal dan nomor revisi harus dicatat. Semua rencana yang diterbitkan tanpa nomor akan dianggap salinan yang tidak terkontrol. Sekurang-kurangnya satu salinan harus ada disetiap gedung, biasanya diletakkan di pos penjagaan atau kotak ditembok dekat pintu keluar. Individu-individu dibawah ini harus mempunyai salinan yang dikontrol : 1 Setiap anggota tim kesiapsiagaan dan tanggap darurat 2 Komite keselamatan atau departemen K3 3 Perwakilan lingkungan, kesehatan dan keselamatan 4 Dinas pemadam kebakaran 5 Rumah sakit setempat 6 Koordinator lingkungan, kesehatan dan keselamatan kerja. 2 Aktivitas Utama Dan Komponen Yang Harus Dipersiapkan Sebelum Keadaan Darurat Semua rencana kesiapsiagaan dan tanggap darurat harus bersifat spesifik bila diharapkan dapat berguna pada suatu keadaan darurat. Ada beberapa unsur kunci utama pada sebagian besar rencana tim kesiapsiagaan dan tanggap darurat dan hal-hal tersebut adalah sebagai berikut. commit to user 17 a Pembentukan Tim Kesiapsiagaan Dan Tanggap Darurat Tim harus terdiri dari para pekerja yang memiliki pengetahuan atau dapat terlatih untuk bertindak dalam keadaan darurat seperti kebakaran, ledakan, tumpahan bahan kimia, dan lain sebagainya. Anggota kunci dari tim kesiapsiagaan dan tanggap darurat adalah pemimpin tim. Kuhre, 1996 Anggota tim harus pada tingkat kesehatan dan kebugaran jasmani yang tinggi, disiplin dan mampu bekerja dalam situasi stress yang berat, karena itu untuk tim penanggulangan keadaan darurat perlu dilakukan seleksi untuk mendapat personel yang sesuai dengan kebutuhan. Sahab, 1997 Jumlah yang memadai dari pekerja yang menjadi anggota TKTD harus ada tim untuk semua shift dan anggota tim perlu diubah-ubah dan setiap tim membutuhkan pemimpin Kuhre,1996 Untuk mengatasi keadaan darurat perlu ditunjuk seorang pejabat sebagai coordinator umum untuk memimpin seluruh operasi dan coordinator lapangan sebagai pemegang komando ditempat kejadian Sahab, 1997 b Alat Pelindung Diri Alat Pelindung Diri APD harus ditempatkan di lokasi yang strategis. APD meliputi alat bantu pernafasan, baju tahan bahan kimia, sarung tangan, sepatu bot. Kuhre, 1996 commit to user 18 Alat dan sistem keadaan darurat diperiksa, di uji dan dipelihara secara berkala untuk kesiapan menangani keadaan darurat Peraturan Menteri Tenaga Kerja no PER.05MEN1996 c Alat Pembersih Tumpahan Bahan Kimia Untuk membersihkan tumpahan bahan kimia perlu disediakan alat pembersih khusus. Alat tersebut ditempatkan pada area yang beresiko tinggi dan disesuaikan dengan jenis bahan kimia yang ada, biasanya meliputi : bantal penyerap, penetral asam, penetral basa, kertas ph, drum dan kantong buangan, label limbah berbahaya, pita isolasi, penutup buangan, peralatan, sapu, sekop, dan garis Kuhre, 1996 d Pelatihan Anggota harus dilatih tentang bagaimana menangani situasi- situasi yang berbeda seperti tumpahan bahan kimia, kebakaran, cedera, gempa bumi dan masalah-masalah yang ekstrim. Subyek-subyek yang diberikan termasuk perlindungan pernafasan, pengetahuan tentang racun, sistem komando kecelakaan, prosedur pembersihan tumpahan bahan kimia, penanganan drum gawat darurat, klasifikasi bahaya, pemakaian lembar data keamanan bahan, identifikasi bahaya dan penilaian bahaya, peralatan perlindungan personil, peralatan pemantauan, pertolongan pertama, penanggulangan kebakaran, petunjuk tindakan gawat darurat dari departemen transportasi, commit to user 19 dekontaminasi, dan beberapatopik umum dan spesifik lainnya. Kuhre, 1996 Sebagai kesiapan untuk menangani keadaan darurat maka petugas penanganan keadaan darurat diberikan pelatihan khusus Peraturan Menteri Tenaga Kerja no PER.05MEN1996. e Pelatihan Praktik Tim kesiapsiagaan dan tanggap darurat harus mendapat latihan praktik untuk mempraktikan ketrampilan yang mereka pelajari selama pelatihan. Latihan ini harus dilakukan dua bulan sekali dengan diskusi pada keberhasilan yang didapat dan masalah yang dijumpai Kuhre, 1996 f Fisik Semua anggota tim kesiapsiagaan dan tanggap darurat harus menjalani tes kebugaran pernafasan dan fisik. Pemeriksaan kesehatan harus dijadikan persyaratan untuk meminimumkan kemungkinan bahwa seorang anggota tim kesiapsiagaan dan tanggap darurat untuk dapat menjalankan tugasnya karena keadaan fisik yang tidak memungkinkan Kuhre, 1996 g Sarana Komunikasi Radio panggil atau sarana komunikasi keadaan darurat lainnya harus diberikan kepada tim kesiapsiagaan dan tanggap darurat. Anggota tim kesiapsiagaan dan tanggap darurat masing-masing commit to user 20 harus memiliki radio panggil, telepon genggam dan radio komunikasi sehingga mereka dapat dikumpulkan ketempat kejadian secepat mungkin Kuhre, 1996 h Ketersediaan Tim Kesiapsiagaan Dan Tanggap Darurat Tim kesiapsiagaan dan tanggap darurat harus selalu siap setidak-tidaknya selama jam kerja operasional dari fasilitas tersebut, untuk kegiatan operasional yang berlangsung terus menerus, berarti tim kesiapsiagaan dan tanggap darurat harus berada ditempat kerja selama 24 jam sehari, 7 hari seminggu Kuhre, 1996 i Penentuan Nomor Telepon Intern Untuk Keadaan Gawat Darurat Nomor telepon intern untuk keadaan gawat darurat harus ditentukan sehingga dapat digunakan dari setiap nomor telepon intern dan nomor telepon harus sudah diingat Kuhre, 1996 j Peta Evakuasi Peta evakuasi yang terbaru harus dipersiapkan dan ditempatkan dibeberapa lokasi pada tiap fasilitas pabrik. Peta-peta ini harus menunjukkan pintu keluar terdekat, pintu keluar cadangan dan titik pertemuan Kuhre, 1996 k Titik Penentuan di Luar Lokasi Beberapa titik pertemuan diluar lokasi yang telah ditentukan sebelumnya harus ditandai dan para pekerja diinstruksi untuk commit to user 21 berkumpul dititik tersebut pada saat keadaan darurat Kuhre, 1996 l Peralatan Gawat Darurat Lainnya Selain peralatan pembersih tumpahan, radio dan peralatan perlindungan personil, ada peralatan perlindungan lainnya juga harus dimiliki. Pencuran pengaman, alat pencuci mata, pemadam kebakaran, P3K, alat transfusi darah, oksigen, peralatan dekontaminasi adalah contoh peralatan yang berguna lainnya Kuhre, 1996 m Praktik Evakuasi Sekurang-kurangnya sekali setahun seluruh pekerja harus mendapatkan latihan praktik evakuasi. Bila seluruh fasilitas akan terganggu bila dilakukan latihan bersama, maka tiap bagian dapat dilakukan latihan terpisah Kuhre, 1996 3 Aktivitas Tim Kesiapsiagaan dan Tanggap Darurat a Pemberitahuan Tim kesiapsiagaan dan tanggap darurat diberitahu akan adanya keadaan gawat darurat oleh pusat komando pengaman atau sumber lain dn tim kesiapsiagaan dan tanggap darurat berkumpul didekat lokasi gawat darurat pada tempat yang aman Kuhre, 1996 commit to user 22 b Evakuasi Tim kesiapsiagaan dan tanggap darurat akan membunyikan tanda bahaya dan mengevakuasi pekerja dari area bahaya bila ada ancaman terhadap keselamatan jiwa manusia Kuhre, 1996 c Perhitungan Pekerja Pada Titik Pertemuan Menghitung pekerja pada titik pertemuan adalah tanggung jawab pengawas untuk menghitung seluruh pekerjanya pada titik pertemuan termasuk yang sakit dan cuti Kuhre, 1996 d Penilaian Keadaan Darurat Setelah wawancara singkat dengan pekerja yang terlibat, tim kesiapsiagaan dan tanggap darurat akan menggunakan alat pelindung diri dan memeriksa area untuk memastikan semua pekerja sudah keluar dan membuat penilaian akan keadaan gawat darurat tersebut Kuhre, 1996 e Memindahkan Pekerja Yang Cedera Bila ditemukan adanya pekerja yang cedera, mereka harus dipindahkan dari lokasi keadaan gawat darurat hanya oleh tim kesiapsiagaan dan tanggap darurat yang memakai alat pelindung diri lengkap Kuhre, 1996 f Penghentian Sarana dan Kegiatan Tertentu Selama keadaan gawat darurat mungkin perlu untuk menghentikan saluran gas, listrik, air, atau sarana lain Kuhre, 1996 commit to user 23 g Mendirikan Penghalang Penghalang menandakan suatu zone isolasi yang melarang siapapun kecuali tim kesiapsiagaan dan tanggap darurat untuk masuk Kuhre, 1996 h Penghentian Sumber Tumpahan Sumber tumpahan harus dihentikan bila hal itu dapat dilakukan dengan aman. Hal ini biasanya dilakukan dengan menutup lubang dan menegakkan sebuah drum Kuhre, 1996 i Menyebarkan Informasi Pada Para Pekerja Pengawas harus menyebarkan informasi yang sebenarnya pada para pekerja untuk meredakan ketegangan mereka. Tergantung pada seriusnya keadaan gawat darurat, beberapa atau seluruh pekerja harus diperbolehkan pulang Kuhre, 1996 j Membersihkan Tumpahan Bila dapat dilakukan dengan aman, tumpahan harus dibersihkan. Tim kesiapsiagaan dan tanggap darurat harus mengenal bahan yang tumpah dan mempunyai alat pelindung diri, peralatan pembersihan, dan pelatihan lengkap sebelum mencoba untuk melakukannya Kuhre, 1996 k Pekerja Memasuki Gedung Kembali Pemimpin tim kesiapsiagaan dan tanggap darurat akan menentukan bagian gedung atau area yang cukup untuk dimasuki Kuhre, 1996 commit to user 24 l Pertemuan Tertutup Tim kesiapsiagaan dan tanggap darurat, perwakilan manajemen, perwakilan lingkungan, kesehatan dan keselamatan kerja dan badan-badan yang terlibat harus mengadakan pertemuan setelah keadaan gawat darurat yang terjaadi diatas untuk mendiskusikan masalah, menilai tindakan terhadap keadaan gawat darurat, dan melakukan perbaikan untuk meminimumkan kejadian di masa mendatang Kuhre, 1996 Perusahaan harus membuat prosedur rencana pemulihan keadaan darurat untuk secara cepat mengembalikan pada kondisi yang normal dan membantu pemulihan tenaga kerja yang mengalami trauma Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.PER.05MEN1996 m Dokumentasi Seluruh kejadian yang terjadi dan tindakan penanggulangannya yang telah dilakukan harus didokumentasikan sebagai arsip yang dijadikan acuan tindakan yang harus dilakukan terhaadap kejadian serupa. Dokumentasi berguna sebagai bahan koreksi bagi prosedur penanganan yang telah dibuat untuk dilakukan revisi oleh pengawas. commit to user 25

B. Kerangka Pemikiran