Analisis Efektivitas Penerimaan Pajak Air Tanah Kabupaten Sukoharjo 2009- 2011. Murniati F3409047
commit to user ii
ANALISIS EFEKTIVITAS PENERIMAAN PAJAK AIR TANAH KABUPATEN SUKOHARJO 2009- 2011.
TUGAS AKHIR
Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Ahli Madya Program Diploma III Perpajakan Fakultas Ekonomi
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Oleh :
Murniati
NIM F3409047
PROGRAM STUDI DIPLOMA III PERPAJAKAN FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
(2)
commit to user iii
(3)
commit to user iv
(4)
commit to user v
Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri
(QS Ar Ra’d: 11)
Orang sukses adalah orang yang mau menghargai proses. (Aku)
Be myself. (aku)
Elemen terpenting kita bukan pada otak. Namun, pada apa yang menuntun otak kita–kepribadian, hati, kebaikan, dan ide-ide progresif.
(Fyodor Dostoyevsky)
Tiga rumus kerja: hindari keruwetan, carilah cara sederhana; dari ranah konflik, carilah keharmonisan; Ingat, di tengah kesulitan selalu terdapat kesempatan.
(Albert Einstein)
Karya ini dipersembahakan kepada:
1. ALLAH SWT
2. Ibu dan kakak tercinta
3. Sahabatku Nurul“esther”
(5)
commit to user vi
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga Laporan Tugas Akhir dengan judul ANALISIS
EFEKTIVITAS PENERIMAAN PAJAK AIR TANAH KABUPATEN SUKOHARJO 2009–2011 ini dapat diseleseikan dengan baik.
Tugas Akhir ini disusun untuk memenuhi syarat – syarat mencapai gelar Ahli Madya pada Program Diploma III Program Studi Perpajakan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.
Dalam penyelesaian laporan ini tentu tidak lepas dari peran serta berbagai pihak yang sangat membantu menyelesaikan laporan Tugas Akhir ini. Pada kesempatan ini perkenankanlah penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada
1. Bapak Prof. Dr. Wisnu Untoro, M.S selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Bapak Drs. Hanung Triatmoko , M.Si., Ak selaku Ketua Program DIII Perpajakan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3. Ibu Christyaningsih Budiwati, SE.,MM.,Ak. selaku dosen Pembimbing
Tugas Akhir yang telah memberikan pengarahan selama penyusunan Tugas Akhir.
(6)
commit to user vii
Sukoharjo.
5. Seluruh pegawai Kantor DPPKAD Kabupaten Sukoharjo.
6. Ibu dan Kakak “Rini Jayanti, Warni, Mas Leo” tercinta yang telah memberi motivasi, dukungan dan menghiburku agar tetap semangat dalam pengerjaan Tugas Akhir ini. Terimakasih kalian telah mengajarkanku banyak pelajaran tentang hidup. I love you.
7. Teman-teman magang di Kantor DPPKAD Kabupaten Sukoharjo (Yulia
“Jupe”, Siska, Yudha “Bagong”, Aan, Ibnu, Anhar) .
8. Bapak wisnu selaku pembimbing di Kantor Pelayanan Pajak Sukoharjo.
Terima kasih telah meluangkan waktu untuk membantu dalam penyelesaian Tugas Akhir ini.
9. Sahabatku Nurul “Esther” terima kasih atas doa dan semangat darimu. 10. “Group Istimewa” (Michelle “Kanjeng Mami”, Maya, Siti “Ciit-cit”,
Nurul “Esther”, siska, Florent “CMDU” ,dan evril “Loli”,) tetep solid persahabatan kita sampai kakek nenek. Amin
11. Risqi Handayani terima kasih atas persahabatannya yang telah mengajarkanku kesabaran.
12. Dewi Ardhyna terimakasih telah bersedia meluangkan waktu untuk mendengar semua curhatku.
13. Teman-teman perpajakan yang “lucu-lucu” dan “kadang bikin emosi” terimakasih telah mewarnai hari-hariku dengan kehebohan kalian.
(7)
commit to user viii
14. Semua pihak yang telah memberikan bantuan dalam bentuk apapun yang
tidak dapat penulis sebutkan satu per satu demi terselesainya laporan ini. Penulis sangat menyadari jika dalam penyusunan tugas ini masih jauh dari kesempurnaan. Sehingga saran dan kritik dari berbagai pihak sangat diharapkan.
Pada akhirnya Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian laporan ini. Semoga laporan ini dapat berguna dan bermanfaat bagi pembelajaran kita semua. Amin.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Surakarta, Juni 2012
(8)
commit to user ix
HALAMAN JUDUL ... i
ABSTRAK ... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ... iii
HALAMAN PENGESAHAN ... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v
KATA PENGANTAR... vi
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL ... xi
DARFAT GAMBAR ... xii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
BAB I. PENDAHULUAN A.Gambaran Umum Kabupaten Sukoharjo ………... 1
B.Latar Belakang Masalah ... 17
C.Perumusan Masalah ... 18
D.Tujuan Penelitian ... 18
E. Manfaat Penelitian ... 19
BAB II. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A.Tinjauan Umum Pajak ... 20
(9)
commit to user x
C.Pembahasan... 32 BAB III.TEMUAN
A. Kelebihan ... 38 B. Kekurangan ... 39 BAB IV.PENUTUP
A. Simpulan ... 40 B. Rekomendasi ... 41 DAFTAR PUSTAKA
(10)
commit to user xi
Halaman
Tabel II.I Realisasi dan Target Penerimaan Pajak Air Tanah tahun anggaran 2009 sampai Tahun2011... 32
(11)
commit to user xii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
(12)
commit to user xiii
Lampiran
1. Surat Peryataan Tugas Akhir.
2. Surat keterangan Magang dari DPPKAD Kabupaten Sukoharjo.
3. Lembar Penilaian Kegiatan Magang Kerja
4. Tanda Terima Kuliah Magang Kerja
5. Target dan Realisasi Penerimaan Pajak Air Tanah Tahun 2009-2011 6. Peraturan Bupati Sukoharjo No. 53 Tahun 2011 Tentang Petunjuk
Pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Sukoharjo Tentang Pajak Air Tanah.
(13)
commit to user ii
ABSTRACT
ANALYZE EFFECTIVENESS PENERIMAAN PAJAK AIR TANAH OF KABUPATEN SUKOHARJO 2009-2010.
Murniati F3409047
The purpose of this study is to investigate and analyze how the effectiveness of penerimaan pajak air tanah 2009-2010 and penerimaan pajak air tanah in DPPKAD Sukoharjo 2011 after the transfer of authority to the implementation of pajak air tanah collection from the provincial tax to local tax district and wether implementation is in conformity with the legislation in force.
The method used in this research is observation, interview persons directly to the employee or officer of pajak air tanah collector in the revenue depertement in DPPKAD Sukoharjo and literature in the form of qualitative data in the form of words, sentences and images as well as in the form of quantitative or qualitative data in the form of numbers.
The results of this study, the acceptance of penerimaan pajak air tanah in Office revenue department DPPKAD Sukoharjo for the years 2009-2010 has decreased . Then in 2011 tax revenue has increased very significantly. This is due to several factors such as changes in government regulation on income tax on penerimaan pajak air tanah that result in increased revenue in 2011. The implementation of pajak air tanah collection by DPPKAD Sukoharjo is in conformity with laws and regulation. However, there are still many obstacles to the implementation of pajak air tanah collection, due to implementation of this ground water is new to DPPKAD Sukoharjo. But the DPPKAD is able to overcome these barriers well.
Based on the result of the study also found several weaknesses in the implementation of pajak air tanah collection, to the authors provide recommendations such as data collection and re-examination of the use of air tanah mater used by the taxpayer.
(14)
commit to user 1 BAB 1 PENDAHULUAN
A. GAMBARAN UMUM
1. Deskripsi Kabupaten Sukoharjo
a. Sejarah Kabupaten Sukoharjo
Pada awal Kemerdekaan pada tahun 1946, Sukoharjo merupakan salah
satu kawedanan (sekarang Pembantu bupati) dari empat kawedanan yang ada di Surakarta, yaitu Kawedanan Kartasura, Surakarta, Bekonang dan Sukoharjo. Perkembangan selanjutnya, Kawedanan Surakarta menjadi
Hominte Surakarta atau kotapraja (sekarang kotamadya) yang terpisah dari kabupaten Surakarta, sedangkan Kabupaten Surakarta menjadi Kabupaten Sukoharjo yang meliputi kawedanan Kartasura, Bekonang dan Sukoharjo.
Adapun istilah kawedanan sekarang menjadi wilayah Pembantu Bupati. Berdasarkan pada Penetapan Pemerintah No. 16/SD Tanggal 15 Juli 1946, tim yang dibentuk dengan Surat Keputusan Kepala Daerah Tingkat II Sukoharjo No. 433/051/1986 Tanggal 24 Pebruari 1986, yang kemudian
dikukuhkan dengan Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Sukoharjo No. 17 Tahun 1986 tentang Hari Lahir Kabupaten Sukoharjo yang disahkan dengan Surat Keputusan Gubernur KDH Tingkat I Jawa Tengah No.
(15)
commit to user
2
188.3/480/1986 dan diundangkan dalam Lembaran Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Sukoharjo No. 3 Tahun 1987 seri D No. 2 tanggal 9 Januari 1987, maka pada hari Senin Pon tanggal 15 Juli 1946 ditetapkan sebagai hari
Lahirnya Kabupaten Sukoharjo. b. Tata Letak Kabupaten Sukoharjo
Dilihat dari peta kabupaten Kabupaten Sukoharjo, maka Kabupaten Sukoharjo mempunyai batas daerah seperti berikut :
(1) Sebelah Utara : Kotamadya Surakarta
(2) Sebelah Timur : Kabupaten Karanganyar (3) Sebelah Selatan : Kabupaten Wonogiri
(4) Sebelah Barat : Kabupaten Boyolali dan Klaten
Letak Kabupaten Sukoharjo secara astronomis adalah sebagai berikut:
(1) Bagian Ujung Sebelah Timur : 110°51’33,70’’BT
(2) Bagian Ujung Sebelah Barat : 11°42’06,79’’BT
(3) Bagian Ujung Sebelah Utara : 7°32’17,00’’LS
(4) Bagian Ujung sebelah Selatan : 7°49’32,00’’LS
2. Sejarah berdirinya DPPKAD Kabupaten Sukoharjo
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah, ditegaskan bahwa perangkat daerah terdiri dari
(16)
commit to user
unsur staf yang mempunyai tugas membantu penyusunan kebijakan dan koordinasi yang diwadahi dalam bentuk inspektorat, unsur perencana yang diwadahi dalam bentuk badan, unsur pendukung tugas Bupati dalam
penyusunan dan pelaksanan kebijakan daerah yang bersifat spesifik diwadahi dalam lembaga teknis daerah dalam bentuk badan/ kantor/ rumah sakit, dan unsur pelaksana urusan daerah yang diwadahi dalam dinas daerah.
Dengan berlakunya Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintah antara Pemerintah, Pemerintah daerah provinsi dan pemerintah daerah Kabupaten/Kota dan Peraturan Pemerintah
Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah, maka sejak tahun 2009 terbentuklah Organisasi Dinas Daerah yaitu Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah atau disingkat menjadi DPPKAD.
3. Tugas Pokok DPPKAD Kabupaten Sukoharjo.
Berdasarkan Peraturan daerah (Perda) Kabupaten Sukoharjo Nomor 3 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata kerja Dinas Daerah Kabupaten
Sukoharjo yang telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Sukoharjo Nomor 10 Tahun 2011 pasal 3 ayat (1) Dinas Daerah sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 merupakan unsur pelaksana otonomi daerah berdasarkan asas
otonomi dan tugas pembantuan. Pasal 3 ayat (2) Dinas Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipimpin oleh seorang Kepala Dinas, berkedudukan dibawah dan bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
(17)
commit to user
4
4. Fungsi DPPKAD Kabupaten Sukoharjo
Berdasarkan Peraturan Bupati Sukoharjo Nomor 60 Tahun 2011 tentang
Penjabaran Tugas Pokok, Fungsi dan Uraian Tugas Jabatan Struktural pada Dinas Pendapatan, Pengelolaan dan Aset Daerah Kabupaten Sukoharjo, Pasal 3 ayat (1) menyebutkan bahwa DPPKAD dipimpin oleh seorang Kepala Dinas
yang mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintah daerah di bidang pendapatan, pengelolaan keuangan dan aset daerah. Sedangkan dalam pasal 3 ayat (2) menyebutkan bahwa untuk menyelenggarakan tugas pokok
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah mempunyai fungsi sebagai berikut.
a. Perumusan kebijakan teknis di bidang pendapatan, pengelolaan keuangan dan aset daerah.
b. Penyelenggaraan urusan pemerintah dan pelayanan umum di bidang pendapatan, pengelolaan keuangan dan aset daerah.
c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang pendapatan, pengelolaan
keuangan dan aset daerah.
d. Penyusunan kebijakan pemungutan Pajak Daerah. e. Pendataan, penilaian dan penetapan Pajak Daerah.
f. Pengolahan data dan informasi Pajak Daerah. g. Pelayanan Pajak Daerah.
(18)
commit to user
i. Pengawasan dan penyelesaian sengketa pemungutan Pajak Daerah. j. Pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi.
k. Pengkoordinasian, fasilitasi, dan pembinaan kegiatan di bidang
pendapatan, pengelolaan keuangan dan aset daerah.
l. Pelaksanaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang pendapatan, pengelolaan keuangan dan aset daerah, dan Pengelolaan
urusan ketatausahaan.
5. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran DPPKAD Kabupaten Sukoharjo
a. Visi
Dalam menjalankan tugas-tugasnya Dinas pendapatan, pengelolaan keuangan dan aset daerah (DPPKAD) Kabupaten Sukoharjo mempunyai visi yaitu “terwujudnya peningkatan efisiensi dan efektivitas pengelolaan sumber
daya pengelolaan keuangan daerah dan peningkatan pendapatan daerah dengan semangat desentralisasi, demokratisasi, transparasi dan akuntabilitas dalam rangka peningkatan kesejahteraan dan pelayanan kepada masyarakat”.
b. Misi
Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
(DPPKAD)Kabupaten Sukoharjo mempunyai misi-misi sebagai berikut 1) Meningkatkan kualitas sumber daya pengelolaan keuangan Daerah. 2) Meningkatkan fungsi perencanaan dan penyusunan anggaran Daerah.
(19)
commit to user
6
3) Meningkatkan fungsi pemungutan pendapatan daerah dan efisiensi belanja Daerah.
4) Meningkatkan fungsi pengendalian kas Daerah, perbendaharaan umum
Daerah dan verifikasi serta perhitungan anggaran, pertanggungjawaban keuangan Daerah.
c. Tujuan
1) Meningkatkan kualitas pengelolaan keuangan daerah dalam rangka
horizontal accountability.
2) Meningkatkan intensifikasi pendapatan daerah.
3) Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia dalam rangka pengelolaan
Local Area Network (LAN).
d. Sasaran
1) Tersedianya dokumen anggaran dan tertib administrasi dan tersusunnya Standar Analisa Belanja (SAB).
2) Teralisasinya pendapatan daerah sebesar 5% pertahun.
3) Terwujudnya Sumber Daya Manusia yang mampu mengoperasikan LAN pengelolaan keuangan daerah.
4) Tersedianya hardware dan software LAN pengelolaan keuangan daerah dan terselenggaranya pemeliharaan hardware dan software LAN
(20)
commit to user
6. Deskripsi jabatan dan struktur organisasi
a. Kepala Dinas
Dinas DPPKAD dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang
mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintah daerah di bidang pendapatan, pengelolaan keuangan dan aset daerah.
b. Sekratariat
Mempunyai tugas melaksanakan fungsi kesekretariatan meliputi keseluruhan aktivitas mengenai umum dan kepegawaian, program serta
keuangan yang diserahkan dan menjadi tanggung jawab pada sekretariat. (a)Sub Bagian Program
Mempunyai tugas pokok dalam penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian kegiatan
perencanaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan program kegiatan.
(b)Sub Bagian Keuangan
Mempunyai tugas pokok dalam penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian kegiatan administrasi keuangan dan pelaporan pertanggungjawaban keuangan.
(c)Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
Mempunyai tugas pokok dalam penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian kegiatan
(21)
commit to user
8
administrasi umum organisasi dan tata laksana, pengurusan rumah tangga, perlengkapan dokumentasi, perpustakaan dan kearsipan serta pengelolaan administrasi kepegawaian.
c. Bidang Anggaran
Mempunyai tugas melaksanakan fungsi perencanaan, penyusunan
anggaran dan meliputi sebagian aktivitas mengenai pelaksanaan anggaran, anggaran penerimaan, penyusunan anggaran belanja dan pelaksanaan anggaran yang diserahkan dan menjadi tanggung jawab pada
bidang anggaran.
(a)Seksi Perencanaan Anggaran
Mempunyai tugas pokok dalam penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian dan pemberian
bimbingan di bidang perencanaan anggaran. (b)Seksi Penyusunan Anggaran
Mempunyai tugas pokok dalam penyiapan bahan perumusan
kebijakan, koordinasi, pembinaan, pnegendalian dan pemberian bimbingan di bidang penyusunan anggaran.
(c)Seksi Pelaksanaan Anggaran
Mempunyai tugas pokok dalam penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, pnegendalian dan pemberian bimbingan di bidang pelaksanaan anggaran.
(22)
commit to user d. Bidang Pendapatan
Mempunyai tugas melaksanakan fungsi perencanaan, penyusunan
anggaran dan meliputi sebagian aktivitas mengenai pelaksanaan anggaran, anggaran penerimaan, penyusunan anggaran belanja dan pelaksanaan anggaran yang diserahkan dan menjadi tanggung jawab pada
bidang pendapatan.
(a)Seksi Pendaftaran dan Pendataan
Mempunyai tugas pokok dalam penyiapan bahan perumusan
kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian dan pemberian bimbingan di bidang pendaftaran dan pendataan.
(b)Seksi Penetapan
Mempunyai tugas pokok dalam penyiapan bahan perumusan
kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian dan pemberian bimbingan di bidang penetapan
(c)Seksi Penerimaan, Penagihan dan Pelaporan
Mempunyai tugas pokok dalam penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian dan pemberian bimbingan di bidang penerimaan, penagihan dan pelaporan.
(23)
commit to user
10
e. Bidang Perbendaharaan
Mempunyai tugas melaksanakan fungsi perbendaharaan meliputi keseluruhan aktivitas penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D)
untuk pembayaran berdasarkan Surat Perintah Membayar (SPM) dari permintaan pengguna anggaran SKPD atas beban rekening kas umum daerah.
(a)Seksi Perbendaharaan I
Mempunyai tugas pokok dalam penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, pnegendalian dan pemberian
bimbingan di bidang Perbendaharaan I. (b)Seksi Perbendaharaan II
Mempunyai tugas pokok dalam penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian dan pemberian
bimbingan di bidang Perbendaharaan II. (c)Seksi Perbendaharaan III
Mempunyai tugas pokok dalam penyiapan bahan perumusan
kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian dan pemberian bimbingan di bidang Perbendaharaan III.
(24)
commit to user f. Bidang Akuntansi dan Pelaporan
Mempunyai tugas melaksanakan fungsi perencanaan, penyusunan anggaran dan meliputi sebagian aktivitas mengenai pelaksanaan
anggaran, anggaran penerimaan, penyusunan anggaran belanja dan pelaksanaan anggaran yang diserahkan dan menjadi tanggung jawab pada Bidang Akuntansi dan Pelaporan.
(a)Seksi Akuntansi
Mempunyai tugas pokok dalam penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian dan pemberian
bimbingan di bidang Akuntansi. (b)Seksi Verifikasi.
Mempunyai tugas pokok dalam penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian dan pemberian
bimbingan di bidang verifikasi.
(c)Seksi Fasilitasi Penyusunan Laporan Keuangan
Mempunyai tugas pokok dalam penyiapan bahan perumusan
kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian dan pemberian bimbingan di bidang fasilitasi penyusunan laporan keuangan.
g. Bidang Kas
Mempunyai tugas melaksanakan fungsi perencanaan, penyusunan anggaran dan meliputi sebagian aktivitas mengenai pelaksanaan
(25)
commit to user
12
anggaran, anggaran penerimaan, penyusunan anggaran belanja dan pelaksanaan anggaran yang diserahkan dan menjadi tanggung jawab pada Bidang Kas.
a) Seksi Penerimaan
Mempunyai tugas pokok dalam penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian dan pemberian
bimbingan di bidang penerimaan. b) Seksi Pengeluaran
Mempunyai tugas pokok dalam penyiapan bahan perumusan
kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian dan pemberian bimbingan di bidang pengeluaran.
c) Seksi Pengendalian dan Pelaporan
Mempunyai tugas pokok dalam penyiapan bahan perumusan
kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian dan pemberian bimbingan di bidang pengendalian dan pelaporan.
h. Bidang Aset dan Investasi Daerah
Mempunyai tugas melaksanakan fungsi perencanaan, penyusunan anggaran dan meliputi sebagian aktivitas mengenai pelaksanaan
anggaran, anggaran penerimaan, penyusunan anggaran belanja dan pelaksanaan anggaran yang diserahkan dan menjadi tanggung jawab pada Bidang Aset dan Investasi Daerah.
(26)
commit to user a) Seksi Penatausahaan Aset Daerah
Mempunyai tugas pokok dalam penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian dan pemberian
bimbingan di bidang penatausahaan asset daerah. b) Seksi Pendayagunaan Aset Daerah
Mempunyai tugas pokok dalam penyiapan bahan perumusan
kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian dan pemberian bimbingan di bidang pendayagunaan aset daerah..
c) Seksi Perubahan Status Hukum
Mempunyai tugas pokok dalam penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian dan pemberian bimbingan di bidang investasi daerah.
i. UPTD
Kepala UPTD adalah Kepala UPTD pada Dinas Daerah selain Kepala Sekolah.
Unit Pelaksana Teknis Dinas yang selanjutnya disebut UPTD adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas yang dibentuk pada Dinas Daerah di Kabupaten Sukoharjo
Sub Bagian Tata Usaha UPTD PPKAD Kecamatan dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian Tata Usaha yang mempunyai tugas pokok melaksanakan pengelolaan urusan administrasi umum, organisasi dan
(27)
commit to user
14
tatalaksana, pengurusan rumah tangga, perlengkapan, dokumentasi dan kearsipan, keuangan serta administrasi kepegawaian UPTD PPKAD Kecamatan.
j. Kelompok Jabatan Fungsional
Mempunyai tugas menerapkan prinsip koordinasi, integrasi, dan
sinkronisasi, baik dalam lingkungan unit organisasi masing-masing maupun antar satuan organisasi di lingkungan dilingkungan pemerintah daerah dengan instansi lain diluar Pemerintah Daerah dengan instansi lain
di luar Pemerintah Daerah.
k. Tata Kerja
Dalam melaksanakan tugas, setiap pimpinan unit organisasi
Mempunyai tugas menerapkan prinsip koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi, baik dalam lingkungan unit organisasi dilingkungan pemerintah daerah dengan instansi lain diluar Pemerintah Daerah.
Setiap pimpinan satuan organisasi wajib mengawasi bawahanya masing-masing, dan bila terjadi penyimpangan mengmbil langkah-langkah yang diperlukan sesuai dengan perundangan yang berlaku. Setiap
pimpinan organisasi bertanggung jawab memimpin dan
mengkoordinasikan bawahan masing-masing dan memberikan bimbingan serta petunjuk bagi pelaksanaan tugas bawahannya. Setiap pimpinan
(28)
commit to user
satuan organisasi wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk dan bertanggung jawab kepada atasan masing-masing serta menyiapkan laporan berkala tepat pada waktunya.
Setiap laporan yang diterima oleh pimpinan satuan organisasi dari bawahannya wajib diolah dan dipergunakan sebagai bahan penyusunan laporan lebih lanjut dan petunjuk kepada bawahan. Dalam menyampaikan
laporan kepada atasan, tembusan laporan wajib disampaikan kepada satuan organisasi lain yang secara fungsional mempunyai hubungan kerja. Dalam melaksanakan tugas, setiap pimpinan satuan organisasi di
bawahnya, dan dalam rangka pemberian bimbingan kepada bawahan, masing-masing wajib mengadakan rapat berkala.
(29)
commit to user 16 SUBBAG PROGRAM SEKRETARIAT SUBBAG KEUANGAN SUBBAG UMUM DAN KEPEGAWAIAN BIDANG ANGGARAN KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL BIDANG PENDAPA-TAN BIDANG PERBENDAHA-RAAN BIDANG AKUNTANSI DAN PELAPORAN BIDANG KAS BIDANG ASET DAERAH KEPALA SEKSI PERENCANAAN ANGGARAN SEKSI PENDAFTA-RAN DAN PENDATAAN SEKSI PERBENDAHA -RAAN I SEKSI VERIFIKASI SEKSI PENERIMAAN SEKSI PENATAUSAH AAN ASET DAERAH SEKSI PENYUSUNAN ANGGARAN SEKSI PENETAPAN SEKSI PERBENDAHA- RAAN II SEKSI AKUNTANSI SEKSI PENGELUA-RAN SEKSI PENDAYAGU-NAAN ASET DAERAH SEKSI PELAKSANAAN ANGGARAN SEKSI PENERIMAAN, PENAGIHN DAN PELPORAN SEKSI PERBENDAHA-RAAN III SEKSI FASILITASI PENYUSUNAN LAP.KEUNGAN SEKSI PENGENDA-LIAN DAN PELAPORAN SEKSI PERUBAHAN STATUS HUKUM Gambar I.1
Struktur Organisasi DPPKAD Kabupaten Sukoharjo
(30)
commit to user 17
B. LATAR BELAKANG
Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah negara hukum yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Di dalam UUD 1945 telah di
amanatkan bahwa pelaksanaan pembangunan nasional harus bertujuan untuk memajukan kesejahteraan umum serta mewujudkan suatu masyarakat yang adil dan makur. Keberhasilan suatu pembangunan nasional tidak dapat
dilepaskan dari keberhasilan pembangunan daerah. Pembangunan daerah harus diupayakan untuk mengoptimalkan pemanfaatan suber-sumber ekonomi dan potensi lainnya yang terdapat di daerah.
Penerimaan pajak air tanah, erat hubungannya dengan pendapatan daerah karena merupakan salah satu sumber pendapatan daerah setempat yang cukup
penting. Penerimaan dari sektor pajak air tanah menurut ketentuan perundang-undangan menjadi hak pemerintah kabupaten untuk memungutnya .
Berdasarkan Peraturan Bupati Sukoharjo nomor 53 Tahun 2011 tentang Petunjuk pelaksanaan pemungutan Pajak Air Tanah bahwa pajak air tanah merupakan sumber pendapatan daerah yang penting guna membiayai
merupakan salah satu sumber pendapatan daerah yang penting guna membiayai pnyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah untuk memantapkan pelaksanaan otonomi daerah yang luas, nyata, dan
bertanggungjawab. Oleh karena itu penulis tertarik menganalisis efektifitas penerimaan pajak air tanah Kabupaten Sukoharjo. Disamping itu penulis juga
(31)
commit to user
18
mengevaluasi pelaksanaan pemungutan pajak air tanah di kabupaten sukoharjo. Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis sangat berkeinginan untuk mengangkat judul ANALISIS EFEKTIVITAS PAJAK
AIR TANAH KABUPATEN SUKOHARJO 2009-2011.
C. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka penulis merumuskan masalah-masalah sebagai berikut
1. Bagaimana analisis efektivitas penerimaan pajak air tanah yang ada di kabupaten Sukoharjo ?
2. Hambatan-hambatan apa saja yang muncul dalam peningkatan Pajak Air
Tanah?
3. Upaya-upaya apa saja yang sudah dilakukan oleh DPPKAD Kabupaten Sukoharjo dalam mengatasi hambatan tersebut?
D. TUJUAN PENELITIAN
1. Untuk mengetahui efektivitas penerimaan pajak air tanah di Kabupaten Sukoharjo .
2. Untuk mengetahui hambatan-hambatan apa saja yang muncul dalam peningkatan pajak air tanah .
(32)
commit to user
3. Untuk mengetahui upaya-upaya apa saja yang sudah dilakukan oleh DPPKAD Kabupaten Sukoharjo dalam mengatasi hambatan tersebut.
E. MANFAAT PENELITIAN
a. Bagi DPPKAD
Dapat dijadikan bahan pertimbangan dan masukan dalam rangka upaya
meningkatkan penerimaan dari sektor pajak, khususnya pajak air tanah untuk tahun– tahun selanjutnya.
b. Bagi Penulis
Mengimplementasikan ilmu yang diperoleh Penulis selama di perkuliahan dan magang ke dalam dunia nyata melalui karya ilmiah. c. Bagi pihak lain
Sebagai bahan masukan dan pertimbangan dalam upaya memperbaiki
mutu dan kualitas demi kemajuan program Diploma III Perpajakan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret di masa mendatang.
d. Bagi Pembaca
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan, referensi, dasar bagi penelitian selanjutnya dan informasi khususnya bagi mahasiswa jurusan perpajakan yang sedang menyusun Tugas Akhir
(33)
commit to user 20 BAB II
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. TINJAUAN UMUM PAJAK
1. Definisi a. Pajak
Pajak adalah prestasi yang dipaksakan sepihak oleh dan terhutang kepada penguasa (menurut norma-norma yang ditetapkan secara umum) tanpa adanya kontra-prestasi, dan semata-mata digunakan untuk menutup
pengeluaran-pengeluaran umum (Waluyo dan Ilyas, 2004).
Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang–undang
sehingga dapat dipaksakan dengan tiada mendapat balas jasa secara langsung. Pajak dipungut penguasa berdasarkan norma-norma hukum untuk menutup biaya produksi barang-barang dan jasa kolektif untuk mencapai kesejahteraan
umum. Lembaga Pemerintah yang mengelola perpajakan negara di Indonesia adalah Direktorat Jenderal Pajak yang merupakan salah satu direktorat jenderal yang ada di bawah naungan Departemen Keuangan Republik Indonesia.
Pasal 1 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang ketentuan umum dan tata cara perpajakan, menjelaskan pengertian pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang
(34)
commit to user
bersifat memaksa berdasarkan Undang Undang, dengan tidak mendapat timbal balik secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Andriani dalam Rahman (2010) mengemukakan definisi tentang pajak adalah iuran masyarakat kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan umum
(undang-undang) dengan tidak mendapat prestasi kembali yang langsung dapat ditunjuk dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubung tugas negara untuk menyelenggarakan
pemerintahan. Masih dalam buku yang sama, Soemitro mengartikan pajak sebagai adalah iuran rakyat kepada Kas Negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (kontra prestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar
pengeluaran umum. Definisi tersebut kemudian dikoreksinya menjadi pajak adalah peralihan kekayaan dari pihak rakyat kepada Kas Negara untuk membiayai pengeluaran rutin dan surplusnya digunakan untuk public saving
(35)
commit to user
22
a. Unsur Pajak
Dari berbagai definisi yang diberikan terhadap pajak dapat ditarik kesimpulan tentang unsur-unsur yang terdapat pada pengertian pajak
antara lain sebagai berikut.
1) Pajak dipungut berdasarkan undang-undang. Asas ini sesuai dengan perubahan ketiga Undang-Undang Dasar 1945 pasal 23A
yang menyatakan pajak dan pungutan lain yang bersifat memaksa untuk keperluan negara diatur dalam undang-undang.
2) Tidak mendapatkan jasa timbal balik (kontraprestasi
perseorangan) yang dapat ditunjukkan secara langsung. Misalnya, orang yang taat membayar pajak kendaraan bermotor akan melalui jalan yang sama kualitasnya dengan orang yang tidak membayar pajak kendaraan bermotor.
3) Pemungutan pajak diperuntukkan bagi keperluan pembiayaan umum pemerintah dalam rangka menjalankan fungsi pemerintahan, baik rutin maupun pembangunan.
4) Pemungutan pajak dapat dipaksakan. Pajak dapat dipaksakan apabila wajib pajak tidak memenuhi kewajiban perpajakan dan dapat dikenakan sanksi sesuai peraturan perundang-undangan.
5) Selain fungsi budgetair (anggaran) yaitu fungsi mengisi Kas Negara/ Anggaran Negara yang diperlukan untuk menutup pembiayaan penyelenggaraan pemerintahan, pajak juga berfungsi
(36)
commit to user
sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan negara dalam lapangan ekonomi dan sosial (fungsi mengatur).
b. Fungsi Pajak
Mardiasmo (2009) membagi fungsi pajak yaitu. 1) Fungsi Anggaran/ Budgetair.
Pajak sebagai sumber dana bagi pemerintah untuk membiayai pengeluaran-pengeluarannya.
2) Fungsi Mengatur.
Pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi.
c. Target
Target adalah angka minimal yang harus diraih Dinas Pendapatan Daerah Kota Sukoharjo dalam Pemungutan Pajak Air Tanah.
d. Teori efektivitas 1. Pengertian efektif
Griffin dalam Azhary (2008) mengemukakan bahwa efektif yaitu
membuat keputusan yang tepat dan mengimplementasikannya dengan sukses.
(37)
commit to user
24
Efektif merupakan kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat atau peralatan yang tepat dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Handoko dalam Azhary, 2008).
2. Pengertian keefektivan.
Menurut kamus besar bahasa indonesia keefektivan adalah keadaan berpengaruh, keberhasilan tentang usaha atau tindakan.
3. Menurut Jones dan Pendlebury dalam Rahma (2007)
Efektivitas adalah keberhasilan atau kegagalan dari organisasi dalam mencapai suatu tujuan.
e. Pemungutan Pajak
Pemungutan adalah suatu rangkaian kegiatan mulai dari penghimpunan data obyek dan subyek pajak, penentuan besarnya pajak
yang terutang sampai kegiatan penagihan pajak kepada wajib pajak serta pengawasan penyetorannya.
f. Pajak pusat
Pajak pusat adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat ( dalam hal ini dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pajak ) guna
membiayai rumah tangga pemerintah pusat dan tercantum dalam anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Besarnya pajak pusat di tetapkan melalui undang-undang dan PP/Perpu.
(38)
commit to user g. Pajak daerah
Pajak daerah adalah pajak-pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah ( propinsi dan kabupaten / kota ) yang diatur berdasarkan
peraturan daerah masing-masing dan hasil pemungutannya digunakan untuk pembiayaan rumah tangga daerahnya ( Prakosa, 2003 )
Berdasarkan Undang-undang No.28 tahun 2009 tentang pajak Daerah
dan retribusi Daerah, yang dimaksud dengan Pajak Daerah adalah kontribusi wajib pajak kepada daerah yang terutang oleh pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan
tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Macam macam pajak Daerah 1. Pajak Provinsi terdiri atas.
a. Pajak Kendaraan Bermotor.
b. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor. c. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor.
d. Pajak Air Permukaan. e. Pajak Rokok.
2. Pajak Kabupaten /kota terdiri atas.
a. Pajak Hotel. b. Pajak Restoran. c. Pajak Hiburan.
(39)
commit to user
26
d. Pajak Reklame.
e. Pajak Penerangan Jalan.
f. Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan.
g. Pajak Parkir. h. Pajak Air Tanah.
i. Pajak Sarang Burung Walet.
j. Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan. k. Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan.
h. Kebutuhan Air
Adalah banyaknya jumlah air yang dibutuhkan untuk untuk keperluan Rumah tangga yaitu untuk keperluan rumah tangga, industri, penggelontoran kota dan lain-lain. Prioritas kebutuhan air meliputi
kebutuhan air domestik, industry, pelayanan umum (Moegijantoro dalam Wardoyo, 2006).
i. Pajak Air tanah
a. Pengertian Pajak Air Tanah
Pajak air tanah adalah pajak atas pengambilan dan /atau
pemanfaatan air tanah. Air tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah atau batuan dibawah permukaan tanah.
(40)
commit to user
Obyek pajak air tanah adalah pengambilan dan/atau pemanfaatan air tanah. Dikecualikan dari objek pajak air tanah adalah.
1) Pengambilan dan/atau pemanfaatan air tanah untuk keperluan dasar rumah tangga, pengairan pertanian dan perikanan rakyat, serta peribadatan.
2) Pengambilan dan/ pemanfaatan Air Tanah lainnya yang diatur dengan peraturan daerah.
Subyek pajak Air Tanah adalah orang pribadi atau badan yang
melakukan pengambilan dan/atau pemanfaatan Air Tanah. Wajib pajak Air Tanah adalah orang pribadi atau badan yang melakukan pengambilan dan/atau pemanfaatan air tanah.
c. Dasar Pengenaan dan Tarif Pajak Air Tanah.
Dasar pengenaan Pajak Air Tanah adalah Nilai perolehan Air Tanah. Nilai Perolehan Air Tanah dinyatakan dalam rupiah yang dihitung dengan mempertimbangkan sebagian atau seluruh faktor
– faktor berikut ini. 1) Jenis sumber Air. 2) Lokasi sumber air.
3) Tujuan pengambilan dan/atau pemanfaatan air. 4) Volume air yang di ambil dan/atau pemanfaatan. 5) Kualitas air.
(41)
commit to user
28
6) Tingkat kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh pengambilan dan/atau pemanfaatan air.
Penggunaan faktor-faktor tersebut disesuaikan dengan
kondisi masing-masing daerah. Besarnya nilai perolehan air tanah ditetapkan dengan Peraturan Bupati /Walikota.
d. Wilayah pemungutan dan Tata cara pemungutan
Pajak air tanah yang terutang dipungut diwilayah daerah dan besarnya pajak yang terutang dipungut dihitung dengan cara mengalikan tarif pajak air tanah dengan dasar pengenaan pajak air
tanah.
e. Masa pajak dan surat pajak terutang
Masa pajak adalah jangka waktu yang lamanyasatu bulan takwim, dan pajak terutang dalam masa pajak terjadi pada saat
penggunaan air tanah.
i. Pendapatan Asli Daerah
Pendapatan Asli Daerah, selanjutnya disebut PAD adalah pendapatan yang diperoleh Daerah yang dipungut berdasarkan Peraturan Daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
PAD bersumber dari.
a) Pajak Daerah. b) Retribusi Daerah.
(42)
commit to user
c) Hasil pengelolaan kekayaan Daerah yang dipisahkan . d) Lain-lain PAD yang sah.
Lain –lain PAD yang sah meliputi.
a) Hasil penjualan kekayaan Daerah yang tidak dipisahkan. b) Jasa giro.
c) Pendapatan bunga.
d) Keuntungan selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing. e) Komisi, potongan, ataupun bentuk lain sebagai akibat dari
penjualan dan/atau jasa oleh daerah.
2. Analisis Data.
1. Desain Penelitian
Peneliti menggunakan metode studi kasus sebagai desain penelitian yaitu meneliti secara mendalam atas suatu kasus dan melakukan penelitian dengan mencari sumber pustaka di perpustakaan.
2. Objek Penelitian
Penelitian ini mengaji mengenai masalah pertumbuhan pajak pajak air tanah sehubungan dengan Peraturan daerah yang mengalami
(43)
commit to user
30
3. Jenis dan Sumber data
a. Jenis data yang digunakan dalam penyusunan proposal Tugas Akhir ini adalah.
1) Data Kualitatif, yaitu data yang dinyatakan dalam bentuk kata, kalimat, dan gambar. Berupa pengertian tentang pajak air tanah yang dijelasan di Peraturan Daerah.
2) Data Kuantitatif, yaitu data yang dinyatakan dalam bentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan. Berupa realisasi penerimaan pajak air tanah.
b. Sumber data berasal dari.
1) Data Primer yaitu mengumpulkan data dengan membaca berbagai artikel sehubungan dengan teori dan penelitian
terhadap instansi terkait.
2) Data Sekunder yaitu data yang telah diolah yang diperoleh melalui wawancara pihak terkait di DPPKAD Kabupaten
Sukoharjo. 4. Teknik Pengumpulan Data
a. Observasi
Merupakan teknik analisis data dengan cara penulis melakukan praktik lapangan atau magang sehingga didapat gambaran yang jelas
(44)
commit to user
mengenai permasalahan yang terjadi di DPPKAD Kabupaten Sukoharjo terkait penerimaan pajak air tanah.
b. Wawancara
Merupakan teknik analisis data melalui proses percakapan dengan maksud untuk mengkonstruksi mengenai orang, kegiatan dan motivasi yang dilakukan antara kedua belah pihak yaitu penulis yang
mengajukan pertanyaan dengan orang yang diwawancarai. c. Kepustakaan
Merupakan teknik analisis data dengan cara memperoleh,
mengumpulkan dan memperlajari referensi–referensi yang dibutuhkan oleh Penulis baik berupa data yang berbentuk kualitatif yaitu data yang dinyatakan dalam bentuk kalimat dan gambar maupun data yang berbentuk kuantitatif yaitu data yang berisi angka
atau data kualitatif yang diangkakan.
5. Teknik Pembahasan
Teknik pembahasan yang digunakan dalam penyusunan Tugas Akhir ini adalah pembahasan deskriptif yaitu teknik untuk menggambarkan secara jelas, tepat, dan sistematis suatu keadaan.
(45)
commit to user
32
3. Pembahasan
1) Evektivitas penerimaan pajak air tanah kabupaten sukoharjo
Untuk Mengetahui tingkat efektivitas Pajak Air Tanah di Kabupaten Sukoharjo, berikut ini disajikan tabel mengenai target dan realisasi penerimaan Pajak Air Tanah Kabupaten Sukoharjo.
Tabel II.1
Realisasi dan Target Penerimaan Pajak Air Tanah Tahun Anggaran 2009 sampai dengan tahun 2010
Tahun Target Realisasi Selisih Efektivitas Anggaran Lebih/kurang
2009 359.258.000 348.944.837 (10.313.163) 97,13%
2010 354.165.000 328.425.753 (25.739.247) 92,73%
2011 1.200.000.000 1.291.798.600 91.798.600 107,65%
Sumber:DPPKAD Kabupaten Sukoharjo
Untuk mengetahui apakah sesuatu dikatakan efektif harus diperlukan suatu indikator sebagai tolak ukur untuk mengetahui
(46)
commit to user Jumlah Wajib Pajak Kabupaten Sukoharjo.
a. Tahun 2010 dan 2009 Pemungutan ditangani oleh pemerintah provinsi, sehingga data di DPPKAD Kabupaten Sukoharjo tidak
ada.
b. Tahun 2011 memiliki jumlah wajib pajak sebanyak 149.
Persentase efektivitas.
a. Persentase 0 %- 40 % (sangat tidak efektif), b. 40%-60% (tidak efektif),
c. 60%-80% (cukup efektif), d. 80%-100% (efektif).
Dari tabel diatas, perhitungan ratio efektivitas menurut Suhedi (2000) menggunakan rumus.
%
100
s
Efektivita
=
RealisasiTarget PenerimaanPenerimaanPajak Pajak Air Air TanahTanahx
Dari tabel diatas, dapat dikatakan bahwa selama kurun waktu 2 tahun yaitu tahun 2009-2010, tingkat persentase efektivitas Pajak Air
Tanah mengalami penurunan. Pada tahun 2009 Persentase 97,13% Efektif, kemudian pada tahun 2010 menjadi 92,73% efektif, tetapi untuk
(47)
commit to user
34
tahun berikutnya persentase Efektivitas Pajak Air Tanah mengalami peningkatan. Penurunan persentase efektivitas diakibatkan karena semakin rendahnya target yang ditetapkan di tahun 2010. Tetapi
Realisasi Penerimaan Pajak Air Tanah selalu melebihi target yang telah ditetapkan. Pada tahun 2011 penerimaan Pajak Air Tanah sebesar 1.291.798.600 bila dibandingkan targetnya sebesar 1.200.000.000
dengan persentase 107,65% sangat efektif. Tahun 2011 ini realisasi melebihi target yang telah ditetapkan oleh Dinas Pendapatan Daerah Sukoharjo. Ini menunjukan bahwa sistem penagihan Pajak Air tanah
yang dilakukan oleh Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Sukoharjo sudah cukup baik, melalui perbandingan antara target yang telah ditetapkan dengan realisasi penerimaan pajak air tanah.
Adanya peningkatan penerimaan Pajak air tanah disebabkan karena tidak lagi diberlakukan subsidi 70%, terbukti pada tahun 2011
diberlakukan 100% dan berdasarkan hasil wawancara kenaikan tarif dimulai pada tahun 2011 terhitung mulai 1 Januari 2011. Peningkatan Penerimaan Pajak Air Tanah juga disebabkan karena meningkatnya jumlah Wajib Pajak di tahun 2011 dan Wajib Pajak banyak
memanfaatkan di lokasi-lokasi strategis maka dari itu jumlah penerimaan Pajak Air tanah meningkat, itu membuktikan bahwa
(48)
commit to user
penerimaan pajak air tanah di tahun 2011 ini sangat efektif dibanding penerimaan sebelumnya saat dipungut oleh Pemerintah Propinsi.
Seiring dengan majunya perkembangan pembangunan di Kabupaten Sukoharjo banyak terdapat pendirian sarana dan prasarana baru, seperti
tempat rekreasi khususnya di kabupaten Sukoharjo, pengusaha-pengusaha memilih untuk memanfaatkan Air Tanah. Tingginya masyarakat Sukoharjo tertarik untuk mengunjungi tempat-tempat rekreasi yang ditawarkan pengusaha membuat semakin maraknya
fasilitas yang terdapat di tempat rekreasi yang menawarkan sarana yang memanfaatkan air, seperti kolam renang.
Peningkatan kerjasama antara Pemerintah Daerah dengan pihak swasta dengan cara memberikan peluang pengelolaan lokasi titik-titik air tanah pada pihak swasta juga sebagai salah satu faktor pendukung
peningkatan penerimaan pendapatan Pajak Air Tanah. Berdasarkan Laporan Realisasi pendapatan Daerah Kabupaten Sukoharjo dari tahun 2009-2011 penerimaan Pajak Daerah khususnya dari Pajak Air Tanah
memberikan gambaran yang baik bagi DPPKAD Kabupaten Sukoharjo sebagai dasar penetapan target di tahun yang akan datang yang bertujuan untuk mewujudkan perkembangan pembangunan dan
(49)
commit to user
36
2) Hambatan – hambatan yang muncul dalam peningkatan Pajak Air Tanah.
Dari hasil observasi dan wawancara yang dilakukan penulis,
hambatan-hambatan yang muncul dalam peningkatan Pajak Air Tanah adalah sebagai berikut.
a. Kurangnya tenaga kerja untuk melaksanakan penagihan atau
pemungutan pajak air tanah sehingga mempengaruhi penerimaan pajak air tanah.
b. Kesadaran masyarakat untuk membayar sendiri pajak yang terutang
masih rendah karena pemungutan pajak air tanah dikenakan 100%(seratus persen) penuh sesuai dengan tarif yang berlaku akibat dari tidak diberlakukanya lagi pemberian subsidi sebesar 70%(tujuh puluh persen).
c. Faktor ketidakjujuran Wajib Pajak dalam penggunaan air sehingga pajak rendah mengakibatkan pendapatan DPPKAD Kabupaten Sukoharjo berkurang.
d. Rendahnya kesadaran masyarakat untuk mendaftarkan diri sebagai wajib pajak.
3) Upaya – upaya yang sudah dilakukan oleh DPPKAD Kabupaten
Sukoharjo untuk mengatasi hambatan tersebut.
a. Membagi wilayah daerah pemungut dan penagihan beberapa wajib pajak oleh satu orang pegawai pemungut secara adil dan merata
(50)
commit to user
sehingga mendukung kelancaran upaya peningkatan pajak air tanah ditahun-tahun selanjutnya.
b. Pihak DPPKAD Sukoharjo memberi pengertian kepada masyarakat
bahwa peralihan kewenangan pelaksanaan pemungutan pajak air tanah dari Pemerintah Propinsi ke Pemerintah Kabupaten telah dilaksanakan oleh pihak Dina Pendapatan, pengelolaan Keuangan
dan Aset Daerah (DPPKAD) Kabupaten Sukoharjo sesuai dengan Peraturan undangan yang berlaku. Sesuai dengan Undang-Undang No.28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah dan
peraturan Daerah Kabupaten Sukoharjo Nomor 11 tahun 2010 tentang Pajak Air Tanah, pemungutan pajak tanah dikenakan 100%(seratus persen)penuh sesuai dengan tarif yang berlaku, tidak lagi diberlakukan subsidi sebesar 70 %(tujuh puluh persen)
c. Memberi sanksi tegas kepada wajib pajak yang tidak memenuhi kewajibannya dalam membayar pajak dan dilakukan pemeriksaan ulang atas meteran penggunaan atau pemanfaatan pajak air tanah.
d. Petugas Pemungut melakukan pendataan dan pendaftaran maupun pemeriksaan terhadap objek, subjek dan wajib Pajak Air Tanah.
(51)
commit to user 38 BAB III TEMUAN
A. Kelebihan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dalam penerimaan dan pemungutan pajak air tanah di Dinas Pendapatan, pengelolaan Keuangan dan
Aset Daerah (DPPKAD) Kabupaten Sukoharjo penulis menemukan kelebihan dalam pelaksanaan pemungutan pajak air tanah, yaitu sebagai berikut:
1. Pemungutan pajak air tanah di Kabupaten Sukoharjo merupakan hal yang baru
di tahun 2011. Akan tetapi tingkat efektivitasnya lebih baik dibandingkan tahun-tahun sebelumnya yaitu 2009-2010 saat dipungut oleh Pemerintah Propinsi.
2. Dengan tenaga penagih yang terbatas mampu melaksanakan pemungutan
pajak air tanah dengan baik.
3. Besarnya persentase efektivitas paling tinggi pajak air tanah adalah tahun 2011 sebesar 107.650%
B. Kelemahan
Disamping kelebihan, dalam penerimaan pajak air tanah di Dinas
(52)
commit to user
Sukoharjo penulis menemukan kelemahan dalam penerimaan pajak air tanah, yakni:
1) Kurang adanya pemeriksaan ulang atas besarnya volume penggunaan air tanah dan keberatan tagihan pajak terhutang oleh wajib pajak.
2) Kurangnya penjelasan dari pihak DPPKAD Kabupaten Sukoharjo sehingga masih adanya wajib pajak yang kurang memahami akan kewajiban perpajakannya atau tidak mangakui adanya tunggakan pajak.
3) Kurangnya tenaga kerja dalam bagian pendapatan DPPKAD Sukoharjo dan
(53)
commit to user 40 BAB IV PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan analisis dan pembahasan serta keterangan dari DPPKAD Kabupaten Sukoharjo dapat diambil kesimpulan sebagai berikut.
1) Berdasarkan indikator dan tolak ukur yang digunakan untuk mengetahui
efektif atau tidak efektifnya penerimaan pajak air tanah Kabupaten Sukoharjo, maka dapat diketahui bahwa tahun 2009 dengan persentase 97,13% efektif, tahun 2010 dengan persentase 92,73% yaitu efektif, sedangkan di tahun 2011
dengan persentase 107,65% merupakan persentase paling tinggi dan melebihi tolak ukur dan indikator yang digunakan yaitu sangat efektif.
2) Efektivitas penerimaan Pajak Air Tanah paling bagus terjadi di tahun 2011
yaitu dengan persentase 107,65% saat pemungutannya dilaksanakan oleh pihak Dinas Pendapatan, Pengelolaan, Keuangan, dan Aset Daerah(DPPKAD) Kabupaten Sukoharjo. Serta dengan diberlakukannya Undang-Undang No. 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah dan Peraturan Daerah
Nomor 11 tahun 2010 tentang Pajak Air Tanah, pemungutan pajak air tanah dikenakan 100%(seratus persen) penuh sesuai dengan tarif yang berlaku, tidak lagi diberlakukan subsidi sebesar 70 %(tujuh puluh persen).
(54)
commit to user
3) Dengan hambatan-hambatan yang ada DPPKAD Kabupaten Sukoharjo telah melakukan upaya yang baik untuk meningkatkan penerimaan pajak air tanah.
B. Rekomendasi
1) DPPKAD Kabupaten Sukoharjo bersama UPTD melakukan pendataan dan pendaftaran maupun pemeriksaan terhadap objek, subjek dan wajib pajak air
tanah.
2) Meningkatkan kegiatan penyuluhan maupun sosialisasi perpajakan terhadap masyarakat agar masyarakat mengerti dan paham akan pentingnya pajak, serta
pemberian sanksi yang tegas terhadap wajib pajak yang tidak memenuhi kewajibanya sebagai wajib pajak.
3) Koordinasi antar pegawai perlu ditingkatkan, agar tidak terjadi kesalahan
(55)
commit to user
42
DAFTAR PUSTAKA
Azhary, Maulana Hilman, 2008. Standarisasi Sistem Penerimaan dan
Pengeluaran Barang dalam Gudang Untuk Peningkatan Efektivitas dan Efesiensi Gudang pada PT Saprotan Benih Sragen. Ta D3 Manajemen Industri FE UNS (tidak dipublikasikan).
Mardiasmo. Edisi Revisi. 2009. Perpajakan. Yogyakarta: Andi.
. Edisi Revisi ED. 2010. Memahami Pajak Penghasilan dalam Sehari.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Peraturan Bupati Sukoharjo Nomor 53 Tahun 2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pemungutan Pajak Air Tanah.
Prakosa, Kesit Bambang, Malian dan Sobirin. 2005. Retribusi Daerah dan Pajak
Pendapatan. Yogya: UII.
Rahma, Aldila Laila, 2007. Analisis Efektifitas Penagihan Dengan Surat Paksa
dalam Meningkatkan Penerimaan Pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Karanganyar. TA D3 Perpajakan FE UNS (tidak dipublikasikan).
Rahman, Abdul. 2010. Panduan Pelaksanaan Administrasi Perpajakan. Bandung:
Nuansa.
Suhedi, Ramdan D. 2000. Upaya Intensifikasi dan Ekstensifikasi PAD.
Manajemen Keuangan Daerah. Yogyakarta: AMP YKPN.
Undang –Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.
Waluyo dan ilyas. B. Wirawan.2004. perpajakan Indonesia. Jakarta: Salemba
Empat.
Wardoyo, Tri. 2006. Analisis Potensi Sumber-Sumber Air Untuk Mencukupi
Kebutuhan Air di Kabupaten Sragen pada Tahun 2025. Ta D3 teknik sipil Fakultas Teknik UNS (tidak dipublikasikan).
(1)
commit to user
sehingga mendukung kelancaran upaya peningkatan pajak air tanah
ditahun-tahun selanjutnya.
b.
Pihak DPPKAD Sukoharjo memberi pengertian kepada masyarakat
bahwa peralihan kewenangan pelaksanaan pemungutan pajak air
tanah dari Pemerintah Propinsi ke Pemerintah Kabupaten telah
dilaksanakan oleh pihak Dina Pendapatan, pengelolaan Keuangan
dan Aset Daerah (DPPKAD) Kabupaten Sukoharjo sesuai dengan
Peraturan undangan yang berlaku. Sesuai dengan Undang-Undang
No.28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah dan
peraturan Daerah Kabupaten Sukoharjo Nomor 11 tahun 2010
tentang Pajak Air Tanah, pemungutan pajak tanah dikenakan
100%(seratus persen)penuh sesuai dengan tarif yang berlaku, tidak
lagi diberlakukan subsidi sebesar 70 %(tujuh puluh persen)
c.
Memberi sanksi tegas kepada wajib pajak yang tidak memenuhi
kewajibannya dalam membayar pajak dan dilakukan pemeriksaan
ulang atas meteran penggunaan atau pemanfaatan pajak air tanah.
d.
Petugas Pemungut melakukan pendataan dan pendaftaran maupun
(2)
commit to user
BAB III
TEMUAN
A.
Kelebihan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dalam penerimaan dan
pemungutan pajak air tanah di Dinas Pendapatan, pengelolaan Keuangan dan
Aset Daerah (DPPKAD) Kabupaten Sukoharjo penulis menemukan kelebihan
dalam pelaksanaan pemungutan pajak air tanah, yaitu sebagai berikut:
1.
Pemungutan pajak air tanah di Kabupaten Sukoharjo merupakan hal yang baru
di tahun 2011. Akan tetapi tingkat efektivitasnya lebih baik dibandingkan
tahun-tahun sebelumnya yaitu 2009-2010 saat dipungut oleh Pemerintah
Propinsi.
2.
Dengan tenaga penagih yang terbatas mampu melaksanakan pemungutan
pajak air tanah dengan baik.
3.
Besarnya persentase efektivitas paling tinggi pajak air tanah adalah tahun
2011 sebesar 107.650%
B.
Kelemahan
Disamping kelebihan, dalam penerimaan pajak air tanah di Dinas
Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Kabupaten
(3)
commit to user
Sukoharjo penulis menemukan kelemahan dalam penerimaan pajak air tanah,
yakni:
1)
Kurang adanya pemeriksaan ulang atas besarnya volume penggunaan air
tanah dan keberatan tagihan pajak terhutang oleh wajib pajak.
2)
Kurangnya penjelasan dari pihak DPPKAD Kabupaten Sukoharjo sehingga
masih adanya wajib pajak yang kurang memahami akan kewajiban
perpajakannya atau tidak mangakui adanya tunggakan pajak.
3)
Kurangnya tenaga kerja dalam bagian pendapatan DPPKAD Sukoharjo dan
kurangnya koordinasi antar pegawai.
(4)
commit to user
BAB IV
PENUTUP
A.
Simpulan
Berdasarkan analisis dan pembahasan serta keterangan dari DPPKAD
Kabupaten Sukoharjo dapat diambil kesimpulan sebagai berikut.
1)
Berdasarkan indikator dan tolak ukur yang digunakan untuk mengetahui
efektif atau tidak efektifnya penerimaan pajak air tanah Kabupaten Sukoharjo,
maka dapat diketahui bahwa tahun 2009 dengan persentase 97,13% efektif,
tahun 2010 dengan persentase 92,73% yaitu efektif, sedangkan di tahun 2011
dengan persentase 107,65% merupakan persentase paling tinggi dan melebihi
tolak ukur dan indikator yang digunakan yaitu sangat efektif.
2)
Efektivitas penerimaan Pajak Air Tanah paling bagus terjadi di tahun 2011
yaitu dengan persentase 107,65% saat pemungutannya dilaksanakan oleh
pihak Dinas Pendapatan, Pengelolaan, Keuangan, dan Aset Daerah(DPPKAD)
Kabupaten Sukoharjo. Serta dengan diberlakukannya Undang-Undang No. 28
Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah dan Peraturan Daerah
Nomor 11 tahun 2010 tentang Pajak Air Tanah, pemungutan pajak air tanah
dikenakan 100%(seratus persen) penuh sesuai dengan tarif yang berlaku, tidak
lagi diberlakukan subsidi sebesar 70 %(tujuh puluh persen).
(5)
commit to user
3)
Dengan hambatan-hambatan yang ada DPPKAD Kabupaten Sukoharjo telah
melakukan upaya yang baik untuk meningkatkan penerimaan pajak air tanah.
B.
Rekomendasi
1)
DPPKAD Kabupaten Sukoharjo bersama UPTD melakukan pendataan dan
pendaftaran maupun pemeriksaan terhadap objek, subjek dan wajib pajak air
tanah.
2)
Meningkatkan kegiatan penyuluhan maupun sosialisasi perpajakan terhadap
masyarakat agar masyarakat mengerti dan paham akan pentingnya pajak, serta
pemberian sanksi yang tegas terhadap wajib pajak yang tidak memenuhi
kewajibanya sebagai wajib pajak.
3)
Koordinasi antar pegawai perlu ditingkatkan, agar tidak terjadi kesalahan
pengarsipan dan pengimputan data.
(6)
DAFTAR PUSTAKA
Azhary, Maulana Hilman,
2008. Standarisasi Sistem Penerimaan dan
Pengeluaran Barang dalam Gudang Untuk Peningkatan Efektivitas dan
Efesiensi Gudang pada PT Saprotan Benih Sragen. Ta D3 Manajemen
Industri FE UNS (tidak dipublikasikan).
Mardiasmo
. Edisi Revisi. 2009. Perpajakan. Yogyakarta: Andi.
. Edisi Revisi ED. 2010. Memahami Pajak Penghasilan dalam Sehari.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Peraturan Bupati Sukoharjo Nomor 53 Tahun 2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Pemungutan Pajak Air Tanah.
Prakosa, Kesit Bambang, Malian dan Sobirin
. 2005. Retribusi Daerah dan Pajak
Pendapatan. Yogya: UII.
Rahma, Aldila Laila
, 2007. Analisis Efektifitas Penagihan Dengan Surat Paksa
dalam Meningkatkan Penerimaan Pajak di Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Karanganyar. TA D3 Perpajakan FE UNS (tidak dipublikasikan).
Rahman, Abdul
. 2010. Panduan Pelaksanaan Administrasi Perpajakan. Bandung:
Nuansa.
Suhedi, Ramdan D.
2000
.Upaya Intensifikasi dan Ekstensifikasi PAD.
Manajemen Keuangan Daerah. Yogyakarta: AMP YKPN.
Undang –Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.
Waluyo dan ilyas. B. Wirawan.2004. perpajakan Indonesia. Jakarta: Salemba
Empat.
Wardoyo, Tri.