Analisis Efektivitas Penerimaan Pajak Air Tanah dan Kontribusinya Terhadap PAD Kabupaten Deli Serdang

(1)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2010, Prosedur Suatu Penelitian Praktik. Jakarta: Rineka Cipta Halim, Abdul. 2004, Bunga Rampai Manajemen Keuangan Daerah.Edisi Revisi.

Yogyakarta : UPP AMP YKPN

Harun, H Hamrolie. 2003. Menghitung Potensi Pajak dan Retribusi Daerah. Yogjakarta: BFFE

Kusuma, Ira Hardiana. 2004. Analisis Efektivitas Dan Efisiensi Pemungutan Pajak Hotel Dan Restoran Dalam Rangka Meningkatkan PAD Di Kota Madiun. Skripsi Madiun

Komala, Dwi Tiyasari. 2010. Analisis Kontribusi Pajak Hotel Dan Restoran Terhadap Penerimaan PAD di Kabupaten Tegal. Skripsi Institut Pertanian Bogor

Moleong, Lexy J. 2005. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya

Nazir, Mohammad. 2003. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia

Nurmalia, Prasetiati. 2009. Efektivitas Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan C Dan Kontribusinya Terhadap Pajak Daerah Di Kabupaten Semarang Tahun 2004-2007. Skripsi Universitas Negeri Semarang

_______________,Peraturan Daerah Kabupaten Deli Serdang Nomor 2 Tahun 2011 tentang Pajak Daerah

_______________,Peraturan Pemerintah Deli Serdang Nomor 43 Tahun 2008 Tentang Air Tanah

Rahmanto, Agus. 2007. Efektivitas Pajak Hotel Dan Kontribusinya Terhadap Pajak Daerah Di Kabupaten Semarang Tahun 2000-2004. Skripsi Universitas Negeri Semarang.

Republik Indonesia Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 Tentang Pajak Daerah Dan


(2)

Republik Indonesia Undang-undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah Resmi, Siti. 2005. Perpajakan Teori Dan Kasus. Jakarta : Salemba Empat.

Riduansyah, Mohammad. 2003. Kontribusi Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah Terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah (APBD) Guna Mendukung Pelaksanaan Otonomi Daerah (Studi Kasus Pemerintah Daerah Kota Bogor). Makara, Sosial Humaniora, vol. 7, no. 2, Desember 2003.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan (pendekatan kuantitatif, Kualitatif R&D. Bandung: Alfabeta.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah

(10 agustus.2016, jam 21.40)

(10 agustus 2016, jam 22.00)

(7 september 2016, jam 13.25)


(3)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian deskriptif kuantitatif merupakan teknik penganalisaan data yang menggunakan angka-angka untuk menarik kesimpulan dari kejadian-kejadian yang dapat diukur (Sugiyono, 2012).

3.2 Variabel Penelitian

1. Potensi Pajak Air Tanah

Potensi Pajak Air Tanah adalah hasil perhitungan dari total harga air dikalikan dengan tariff pajak air tanah yaitu 20% (Perda). Total harga air diperoleh dari pengkalian jumlah objek pajak, maksimal pengambilan air, harga dasar air serta jumlah hari dalam 1 tahun.

2. Realisasi Pajak Air Tanah

Realisasi pajak air tanah adalah hasil penerimaan pajak air tanah selama satu tahun yang dinyatakan dalam rupiah.

3. Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah pendapatan yang diperoleh daerah yang dipungut berdasarkan peraturan daerah. PAD terdiri dari pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain-lain pendapatan asli daerah.


(4)

3.3 Tempat dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di Kabupaten Deli Serdang dan waktu penelitian mulai Juli 2016 sampai dengan September 2016.

3.4 Jenis dan Sumber Data 3.4.1 Jenis Data

Jenis data dari penelitan ini menggunakan data sekunder yaitu data yang sudah ada dan selanjutnya diolah untuk penelitian. Adapun data yang akan digunakan adalah: buku laporan target dan realisasi pajak air tanah kabupaten deli serdang, penerimaan pajak air tanah kabupaten deli serdang, pajak daerah dan PAD kabupaten deli serdang.

3.4.2 Sumber Data

Sumber data yang diperoleh dari Instansi Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Deli Serdang.

3.5 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam suatu penelitian merupakan faktor yang cukup penting yang mempengaruhi hasil penelitian. Pemilihan metode yang tepat akan diperoleh data yang tepat, relevan dan akurat, sehingga tujuan penelitian dapat tercapai. Penelitian ini menggunakan metode dokumentasi yaitu pengumpulan data dengan jalan melihat, membaca, mempelajari kemudian mencatat data yang sudah ada hubungannya dengan objek penelitian. Metode ini dilakukan dengan mengambil dokumentasi atau data yang mendukung penelitian seperti total PAD, penerimaan pajak air tanah, penerimaan pajak daerah.


(5)

3.6 Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

3.6.1 Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif digunakan untuk semua permasalahan yang ada di perumusan masalah. Analisis deskriptif merupakan teknik penganalisaan data yang menggunakan angka-angka untuk menarik kesimpulan dari kejadian-kejadian yang dapat diukur. Dalam hal ini adalah dengan melakukan perbandingan terhadap hasil perhitungan penelitian. Penelitian deskriptif menyajikan data tentang realisasi penerimaan pajak air tanah, potensi pajak air tanah, total PAD dari tahun ke tahun.

3.6.2 Analisis Runtun Waktu (Time Series Analysis)

Analisis runtun waktu atau time series analysis digunakan untuk menjawab permasalahan pertama. Analisis runtun waktu atau time series analysis adalah suatu analisis terhadap pengamatan, pencatatan, dan penyusunan peristiwa yang diambil dari waktu ke waktu. Data berkala (time series) adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu untuk menggambarkan perkembangan atau pertumbuhan suatu variabel.

Data yang akan dianalisis dalam metode time series adalah data tentang pertumbuhan pajak air tanah. Untuk menghitungnya menggunakan rumus sebagai berikut:

(Gx) = Xt – X (t - 1) x 100% (Sumber : Halim, 2004)


(6)

Keterangan :

Gx : Pertumbuhan pajak air tanah

Xt : Realisasi penerimaan pajak air tanah tahun tertentu X (t – 1) : Realisasi penerimaan pajak air tanah tahun sebelumnya. 3.6.3 Analisis Potensi

Analisis potensi digunakan untuk permasalahan di kerangka konseptual. Potensi berasal dari bahasa inggris yaitu potency adalah sesuatu yang sebenarnya sudah ada tapi belum dapat tergali. Potensi merupakan daya, kekuatan, kesanggupan atau kemampuan yang pantas diterima dalam keadaan seratus persen. Potensi pajak air tanah bisa diartikan sebagai kekuatan yang sudah dimiliki tapi belum bisa diraih secara maksimal atau seratus persen dari perolehan pajak air tanah. Potensi pajak air tanah dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut

Sumber : Harun, 2003

3.6.4 Analisis Efektivitas

Analisis efektivitas digunakan untuk permasalahan kedua. Analisis efektivitas yaitu hubungan antara output dan tujuan atau dapat juga dikatakan merupakan ukuran seberapa jauh tingkat output tertentu, kebijakan dan prosedur dari organisasi. Efektivitas digunakan untuk mengukur hubungan antara realisasi penerimaan pajak air tanah terhadap target penerimaan pajak air tanah apakah sudah mencapai target yang ditetapkan. Efektivitas berfokus pada outcome (hasil).Suatu organisasi, program, kegiatan dinilai efektif apabila output yang


(7)

dihasilkan bisa memenuhi tujuan yang diharapkan. Besarnya efektivitas pajak dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Efektivitas = ��������� �����

������ ����� × 100%

(Sumber : Halim,2004)

Apabila perhitungan efektivitas pajak air tanah menghasilkan persentase mendekati atau melebihi 100%, maka pajak air tanah semakin efektif.

Tabel 3.1 Kriteria Efektivitas

Persentase Kriteria

> 90% Efektif

85%-90% Cukup Efektif

< 85% Kurang Efektif

Sumber : Arikunto, 2010

3.6.5 Analisis Kontribusi

Analisis kontribusi digunakan untuk permasalahan ke tiga. Analisis kontribusi yaitu suatu alat yang digunakan untuk mengetahui seberapa besar kontribusi yang dapat disumbangkan dari penerimaan pajak air tanah terhadap penerimaan Pendapatan Asli Daerah di kabupaten Deli Serdang, maka dibandingkan antara realisasi penerimaan pajak air tanah terhadap PAD.

(Pn) = QXn/QYn x 100 (Sumber: Halim, 2004)


(8)

Keterangan:

Pn = kontribusi penerimaan pajak air tanah terhadap pajak daerah dan PAD (rupiah)

QY = Jumlah penerimaan PAD (rupiah) QX = Jumlah penerimaan Pajak Air Tanah n = Tahun (periode) tertentu

3.7 Definisi Operasional 1. Efektifitas

Efektifitas adalah suatu keadaan yang menunjukkan sejauh mana rencana dapat dicapai, semakin banyak rencana yang dapat dicapai maka semakin efektif pula kegiatan tersebut.

2. Kontribusi

Kontribusi adalah sejauh mana porsi atau hasil / jumlah dana yang terkumpul dari sektor pajak di suatu daerah dibandingkan dengan jumlah total pendapatan daerah atau juga dapat dibandingkan porsinya dengan APBD.

3. Potensi

Potensi adalah suatu daya yang dimiliki oleh badan usaha, tetapi daya tersebut belum dimanfaatkan secara optimal.

4. Pertumbuhan

Pertumbuhan adalah proses peningkatan pendapatan dari tahun ke tahun secara positif atau negatif.


(9)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskriptif Daerah Penelitian 4.1.1 Kondisi Geografis

Kabupaten Deli Serdang merupakan salah satu kabupaten yang berada di kawasan Pantai Timur Sumatera Utara. Secara geografis kabupaten deli serdang terletak pada 2° 57' – 3° 16' Lintang Utara dan 98° 33' - 99° 27' Bujur Timur dengan ketinggian 0 – 500 m diatas permukaan laut. Kabupaten Deli Serdang menempati area seluas 2.497,72��2yang terdiri dari 22 Kecamatan dan 394 Desa/ Kelurahan Definitif.

Wilayah Kabupaten Deli Serdang di sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Langkat dan Selat Malaka, di sebelah selatan dengan Kabupaten Karo dan Simalungun, di Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Langkat dan Karo dan di sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Serdang Bedagai dan Juga mengelilingi Kota Medan yang merupakan Ibukota Provinsi Sumatera Utara. Kabupaten yang memiliki keanekaragaman sumber daya alamnya yang besar sehingga merupakan daerah yang memiliki peluang investasi cukup menjanjikan.


(10)

Gambar 4.1 Peta Kabupaten Deli Serdang

4.1.2 Kondisi Demografi/ Kependudukan

Penduduk Kabupaten Deli Serdang terdiri dari berbagai suku bangsa antara lain : Melayu, Karo, Simalungun, Toba, Mandailing, Jawa, Minangkabau dan lain – lain yang pada umumnya memeluk agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu dan Budha. Tahun 2012 jumlah penduduk Deli Serdang sebesar 1.845.615 jiwa dengan kepadatan penduduk sebesar 739 jiwa per km2. (Deli Serdang Dalam Angka 2013). Kualitas Sumber Daya Manusia di Kabupaten Deli Serdang dilihat dari pendidikan formal yang dimiliki angkatan kerja adalah 25,96% tamatan SLTA; 24,32% tamatan SLTP; 27,05 % tamatan Sekolah Dasar dan 3,44% tamatan Perguruan Tinggi.


(11)

4.1.3 Kondisi Perekonomian

Pertumbuhan ekonomi adalah proses perubahan kondisi perekonomian suatu Negara secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama periode waktu tertentu. Pertumbuhan tersebut dapat dilihat dari perubahan jumlah produksi yang dibentuk dari berbagai macam sektor ekonomi,yang merupakan gambaran tingkat perubahan ekonomi di suatu daerah . Bagi suatu daerah hal ini merupakan salah satu indikator penting untuk mengetahui keberhasilan pembangunan yang dicapai dan dapat digunakan sebagai alat menentukan arah kebijakan pembangunan selanjutnya.

Tabel 4.1.

Perkembangan PDRB Kabupaten Deli Serdang Tahun 2010-2014

Tahun Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2010 – 2014

Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2010 – 2014

(Milyar Rp) Pertumbuhan ( Milyar Rp) Pertumbuhan

2010 43.040,01 25,94% 43.040,01 -

2011 48.370,56 12,38% 45.257,73 5,15

2012 52.695,59 8,94% 47.513,87 4,99

2013 60.825,74 15,43% 51.892,42 9,22

2014 69.340,90 14,11% 55.870,48 7,67

Sumber : BPS Kabupaten Deli Serdang 2016


(12)

perekonomian Kabupaten Deli Serdang mengalami peningkatan yang sangat tajam yaitu sebesar 9,22 %, pertumbuhan yang sangat tajam ini dikarenakan efek dari pembangunan Bandara Internasional Kuala Namu yang dibuka pada tahun 2013 sehingga mendorong distibusi PDRB Kabupaten Deli Serdang pada sektor pengangkutan meningkat tajam sebesar 190,02%. Jauh lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya pertumbuhan PDRB Kabupaten Deli Serdang hanya 4,99 %.

Gambar 4.2 Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Deli Serdang dan PDB Nasional Tahun 2011-2014

Dari gambar 4.2 dapat diketahui pertumbuhan ekonomi di suatu wilayah dapat dilihat dari perubahan PDRB atas dasar harga konstan dan atas dasar harga berlaku, dimana pada tahun 2014 kegiatan perekonomian di Kabupaten Deli Serdang mengalami perlambatan tetapi masi di posisi 7,67 %.. Pertumbuhan ini mengalami penurunan dibandingkan pertumbuhan pada tahun 2013 sebesar 9,22%. Tetapi pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Deli Serdang masi lebih tinggi


(13)

dibandingkan pertumbuhan ekonomi di Sumatera Utara yang tumbuh sebesar 5,23% pada 2014.

Perekonomian yang tumbuh tinggi di Kabupaten Deli Serdang ini apabila diperkuat di bidang pertanian dan sumberdaya alam akan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan kemampuan sektor-sektor lapangan usaha yang tumbuh melalui usaha sektor informal maupun formal. Pada hakekatnya, pembangunan ekonomi adalah serangkaian usaha dan kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, memperluas lapangan kerja, memeratakan distribusi pendapatan masyarakat, meningkatkan hubungan ekonomi regioanal dan melalui pergeseran kegiatan ekonomi dari sektor primer ke sektor sekunder dan tersier. Dengan kata lain arah dari pembangunan ekonomi adalah mengusahakan agar pendapatan masyarakat naik, disertai tingkat pemerataan yang sebaik mungkin.

4.1.4 Kondisi Sosial & Infrasruktur

Jika dilihat dari kondisi sosial masyarakat di Kabupaten Deli Serdang pada umumnya penduduk di Kabupaten Deli Serdang mayoritas beragama Islam. Hal ini dapat dilihat dari jumlah tempat ibadah umat Islam lebih banyak bila dibandingkan dengan sarana ibadah agama lainnya walalupun pada dasarnya masyarakat di Kabupaten Deli Serdang terdiri dari beragam suku dan agama. Jumlah sarana ibadah yang ada saat ini di Kabupaten terdapat sebanyak 2.341 Unit, yang terdiri dari 826 Unit Mesjid, 892 Unit Langgar/Musholla, 559 Unit Gereja, 14 Unit Kuil dan 50 Unit Vihara. Jumlah sarana ibadah yang terbanyak terdapat di Kecamatan Percut Sei Tuan yaitu sebanyak 354 Unit. Sedangkan


(14)

jumlah sarana ibadah yang terkecil terdapat di Kecamatan Gunung Meriah yaitu hanya sebanyak 23 Unit.

4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Deskripsi Objek Penelitian a. Realisasi Pajak Air Tanah

Data realisasi penerimaan pajak air tanah di kabupaten deli serdang yang di dapat dari Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Deli Serdang akan disajikan pada tabel 4.1. Berikut data realisasi pajak air tanah.

Tabel 4.2

Realisasi Penerimaan Pajak Air Tanah di Kabupaten Deli Serdang (dalam rupiah)

Sumber : Data Diolah dari Dispenda Deli Serdang

Dari hasil tabel 4.2 bahwa realisasi pajak air tanah setiap tahunnya mengalami kenaikan. Dari tahun 2012 realisasi pajak air tanah sebesar Rp. 3.511.409.901,31 dengan persentase 2,20%, pada tahun 2013 realisasi sebesar Rp. 5.572.174.939,32 dengan persentase 2,60%, pada tahun 2014 realisasi sebesar Rp.

No. Tahun Realisasi pajak air tanah (Rp)

Persentase (%)

1. 2011 1.291.793.963,60 -

2. 2012 3.511.409.901,31 2,21

3. 2013 5.572.174.939,32 2,60

4. 2014 8.340.580.318,63 2,78


(15)

8.340.580.318,63 dengan persentase 2,78% dan pada tahun 2015 realisasi sebesar Rp. 9.137.316.638,00 dengan persentase menurun 0,79% karena perubahan dari 2014 ke 2015 sedikit.

Dari tabel 4.2 diatas dapat disajikan gambar sebagai berikut

Gambar 4.3

Realisasi Pajak Air Tanah Kabupaten Deli Serdang

Dari hasil tabel 4.1 dan gambar 4.3 diketahui bahwa realisasi penerimaan pajak air tanah terus meningkat dari tahun ke tahun, pada tahun 2011 sejumlah Rp. 1.291.793.963, meningkat di tahun 2012 sejumlah Rp. 3.511.409.901, pada tahun 2013 sejumlah Rp. 5.572.174.939, pada tahun 2014 sejumlah Rp. 8.340.580.318, dan pada tahun 2015 sejumlah Rp. 9.137.316.638.

0 1.000.000.000 2.000.000.000 3.000.000.000 4.000.000.000 5.000.000.000 6.000.000.000 7.000.000.000 8.000.000.000 9.000.000.000 10.000.000.000

2011 2012 2013 2014 2015

Realisasi Pajak Air tanah

Realisasi Pajak Air tanah


(16)

b. Potensi Pajak Air Tanah

Potensi pajak air tanah dapat dihitung menggunakan rumus total harga air tanah dikalikan dengan tarif pajak air tanah sebesar 20%. Total harga air didapat dari pengkalian jumlah objek pajak, maksimal pengambilan air, harga dasar air serta jumlah hari dalam 1 tahun. Berikut data penyajian potensi pajak air tanah Kabupaten Deli Serdang.

Tabel 4.3

Potensi Pajak Air Tanah

Sumber : Data Diolah dari Dispenda Deli Serdang

Dilihat dari hasil tabel 4.3 bahwa tahun 2012 total harga air sebesar Rp. 334.600.936 dikalikan dengan tarif pajak yang sebesar 20% sehingga menghasilkan potensi pajak air tanah sebesar Rp. 66.920.187, tahun 2013 total harga air sebesar Rp. 702.013.993 dikalikan 20% menghasilkan potensi pajak air tanah sebesar Rp. 140.402.798, tahun 2014 total harga air sebesar Rp. 650.134.905 dikalikan tarif pajak sebesar 20% menghasilkan potensi sebesar Rp. 130.026.981, dan pada tahun 2015 total harga air sebesar Rp. 706.048.236

Tahun Total Harga Air (Rp)

Tarif Pajak Potensi Pajak (Rp)

2011 - 20% -

2012 334.600.936 20% 66.920.187

2013 702.013.993 20% 140.402.798

2014 650.134.905 20% 130.026.981


(17)

dikalikan dengan tarif pajak sebesar 20% menghasilkan potensi pajak air tanah sebesar Rp. 141.209.647.

Dari tabel 4.3 diatas dapat disajikan dalam bentuk gambar sebagai berikut :

Gambar 4.4

Potensi Pajak Air Tanah Kabupaten Deli Serdang

Berdasarkan gambar 4.4 diatas diketahui bahwa potensi pajak air tanah setiap tahunnya mengalami kenaikan. Pada tahun 2012 potensi pajak air tanah sebesar Rp. 66.920.187, pada tahun 2013 potensi pajak air tanah sebesar Rp. 140.402.798, pada tahun 2014 potensi pajak air tanah sebesar Rp. 130.026.981, dan pada tahun 2015 potensi pajak air tanah sebesar Rp. 141.209.647.

0 20.000.000 40.000.000 60.000.000 80.000.000 100.000.000 120.000.000 140.000.000 160.000.000

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016


(18)

4.2.2 Pertumbuhan Pajak Air Tanah

Untuk mengetahui pertumbuhan pajak air tanah digunakan analisis time series dengan melihat perubahan realisasi pajak air tanah tahun ke-n dengan tahun sebelumnya (n-1). Berikut data penyajian pertumbuhan pajak air tanah.

Tabel 4.4

Pertumbuhan Pajak Air Tanah di Kabupaten Deli Serdang

Sumber : Data Diolah dari Dispenda Deli Serdang

Dari hasil tabel 4.4 bahwa pertumbuhan pajak air tanah dari tahun ke tahun meningkat. Dari tahun 2011 realisasi sebesar 1.291.793.963,60 menghasilkan pertumbuhan sebesar 17,22%, pada tahun 2012 realisasi sebesar Rp. 3.511.409.901,31 menghasilkan pertumbuhan sebesar 46,82%, pada tahun 2013 realisasi sebesar Rp. 5.572.174.939,32 menghasilkan pertumbuhan sebesar 74,30%, pada tahun 2014 realisasi sebesar Rp. 8.340.580.318,63 menghasilkan pertumbuhan sebesar 111,21% dan pada tahun 2015 realisasi sebesar Rp. 9.137.316.638,00 menghasilkan pertumbuhan sebesar 121,83%.

No. Tahun Target pajak air tanah

(Rp)

Realisasi pajak air tanah

(Rp)

Persentase (%) 1. 2011 7.500.000.000 1.291.793.963,60 17,22 2. 2012 7.500.000.000 3.511.409.901,31 46,82 3. 2013 7.500.000.000 5.572.174.939,32 74,30 4. 2014 7.500.000.000 8.340.580.318,63 111,21 5. 2015 7.500.000.000 9.137.316.638,00 121,83


(19)

Dari tabel 4.4 diatas dapat disajikan dalam bentuk gambar sebagai berikut

Gambar 4.5

Pertumbuhan Pajak Air Tanah di Kabupaten Deli Serdang

Dari gambar 4.5 dapat dilihat bahwa pertumbuhan pajak air tanah mengalami peningkatan setiap tahun nya. Dari tahun 2011 pertumbuhan pajak air tanah dengan realisasi pajak air tanah sebesar Rp. 1.291.793.963,60 dengan hasil 17,22%, pada tahun 2012 pertumbuhan pajak air tanah dengan realisasi sebesar Rp. 3.511.409.901,31 dengan hasil 46,82%, pada tahun 2013 pertumbuhan pajak air tanah dengan realisasi sebesar Rp. 5.572.174.939,32 dengan hasil 74,30%, pada tahun 2014 pertumbuhan pajak air tanah dengan realisasi sebesar Rp. 8.340.580.318,63 dengan hasil 111,21%, pada tahun 2015 pertumbuhan pajak air tanah dengan realisasi sebesar Rp. 9.137.316.638,00 dengan hasil 121,83%.

0 20 40 60 80 100 120 140

2011 2012 2013 2014 2015

p

e

rs

e

n

(

%)

Pertumbuhan Pajak Air Tanah

Pertumbuhan Pajak Air Tanah


(20)

4.2.3 Analisis Efektivitas Pajak Air Tanah

Efektivitas adalah tolak ukur untuk menentukan seberapa efektif suatu hasil yang ingin dicapai. Berikut data penyajian efektivitas pajak air tanah.

Tabel 4.5

Efektivitas Pajak Air Tanah

No. Tahun Realisasi Pajak Target Pajak Efektivitas (%) 1. 2011 1.291.793.963,60 7.500.000.000 17,22% 2. 2012 3.511.409.901,31 7.500.000.000 46,82% 3. 2013 5.572.174.939,32 7.500.000.000 74,30% 4. 2014 8.340.580.318,63 7.500.000.000 111,21% 5. 2015 9.137.316.638,00 7.500.000.000 121,83% Sumber : Data Diolah dari Dispenda deli serdang

Dari hasil tabel 4.5 bahwa pada tahun 2011 realisasi pajak air tanah sebesar Rp. 1.291.793.963 dengan target sebesar Rp. 7.500.000.000 menghasilkan efektivitas sebesar 17,22%, pada tahun 2012 realisasi sebesar Rp. 3.511.409.901 dengan target sebesar Rp. 7.500.000.000 menghasilkan efektivitas sebesar 46,82%, pada tahun 2013 realisasi sebesar Rp. 5.572.174.939 dengan target sebesar Rp. 7.500.000.000 menghasilkan efektivitas sebesar 74,30%, pada tahun 2014 realisasi sebesar Rp. 8.340.580.318 dengan target sebesar Rp. 7.500.000.000 menghasilkan efektivitas sebesar 111,21%, dan pada tahun 2015 realisasi sebesar Rp. 9.137.316.638 dengan target sebesar Rp. 7.500.000.000 menghasilkan efektivitas sebesar 121,83%.


(21)

Tabel 4.6 Kriteria Efektivitas

No. Tahun Efektivitas Keterangan

1. 2011 17,22% Kurang Efektif

2. 2012 46,82% Kurang Efektif

3. 2013 74,30% Kurang Efektif

4. 2014 111,21% Efektif

5. 2015 121,83% Efektif

Rata-rata 74,27% Kurang Efektif

Sumber : Data Diolah

Tahun 2011 = 1.291.793.963

7.500 .000 .000 = 17,22 %

Tahun 2012 = 3.511 .409.901

7.500 .000 .000 = 46,82 %

Tahun 2013 = 5.572 .174 .939

7.500 .000 .000 = 74,30 %

Tahun 2014 = 8.340 .580 .318

7.500 .000 .000 = 111,21 %

Tahun 2015 = 9.137 .316 .638

7.500 .000 .000 = 121,83 %

Berdasarkan tabel 4.4 dan tabel 4.5 bahwa dari tahun ke tahun efektivitas pajak air tanah mengalami kenaikan. Pada tahun 2011 efektivitas pajak air tanah sebesar 17,22%, pada tahun 2012 sebesar 46,82%, pada tahun 2013 sebesar 74,30%, pada tahun 2014 sebesar 111,21%, dan pada tahun 2015 sebesar 121,83%. Dengan rata-rata 74,27%.


(22)

Dari tabel 4.5 dan tabel 4.6 dapat disajikan dalam bentuk gambar sebagai berikut:

Gambar 4.6

Efektivitas Pajak Air Tanah di Kabupaten Deli Serdang

Dari gambar 4.6 menunjukkan bahwa realisasi pajak air tanah dari tahun 2011 sampai dengan 2015 mengalami kenaikan. Pada tahun 2011 sampai 2013 realisasi pajak air tanah lebih kecil dari target yang diharapkan, tetapi pada tahun 2014 realisasi pajak air tanah lebih besar dari target yang diharapkan, begitu juga pada tahun 2015 yang mengalami kenaikan dari target.

4.2.4 Analisis Kontribusi Pajak Air Tanah terhadap Pajak Daerah

Kontribusi pajak air tanah terhadap pajak daerah di kabupaten deli serdang dilakukan dengan menggunakan data realisasi pajak air tanah dan realisasi penerimaan pajak daerah. Berikut data hasil penelitian kontribusi pajak air tanah terhadap pajak daerah.

0 1.000.000.000 2.000.000.000 3.000.000.000 4.000.000.000 5.000.000.000 6.000.000.000 7.000.000.000 8.000.000.000 9.000.000.000 10.000.000.000

2011 2012 2013 2014 2015

Realisasi Target


(23)

Tabel 4.7

Kontribusi Pajak Air Tanah Terhadap Penerimaan Pajak Daerah Kabupaten Deli Serdang Tahun 2011-2015

No. Tahun Pajak daerah (Rp)

Pajak air tanah (Rp)

Persentase (%) 1. 2011 155.263.823.288,95 1.291.793.963,60 0,83 2. 2012 208.448.817.986,06 3.511.409.901,31 1,68 3. 2013 253.242.928.705,36 5.572.174.939,32 2,2 4. 2014 302.207.051.218,57 8.340.580.318,63 2,76 5. 2015 463.126.092.000,00 9.137.316.638,00 1,97

Rata-rata 1,88

Sumber : data diolah

Dari hasil tabel 4.7 bahwa pada tahun 2011 pajak air tanah sebesar Rp. 1.291.793.963,60 dengan pajak daerah sebesar Rp. 155.263.823.288,95 menghasilkan kontribusi sebesar 0,83%, pada tahun 2012 pajak air tanah sebesar Rp. 3.511.409.901,31 dengan pajak daerah sebesar Rp. 208.448.817.986,06 menghasilkan kontribusi sebesar 1,68%, pada tahun 2013 pajak air tanah sebesar Rp. 5.572.174.939,32 dengan pajak daerah sebesar Rp. 253.242.928.705,36 menghasilkan kontribusi sebesar 2,2%, pada tahun 2014 pajak air tanah sebesar Rp. 8.340.580.318,63 dengan pajak daerah sebesar Rp. 302.207.051.218,57 menghasilkan kontribusi sebesar 2,76%, dan pada tahun 2015 pajak air tanah sebesar Rp. 9.137.316.638,00 dengan pajak daerah sebesar Rp. 463.126.092.000,00 menghasilkan kontribusi sebesar 1,97%.


(24)

Tabel 4.7 diatas dapat disajikan pada gambar sebagai berikut :

Gambar 4.7

Kontribusi Pajak Air Tanah Terhadap Pajak Daerah Kabupaten Deli Serdang

Dari hasil tabel 4.7 dan gambar 4.7 dapat dilihat bahwa rata-rata realisasi pajak air tanah dari tahun 2011 sampai 2015 sebesar Rp. 4.993.481.628. Dari tahun ke tahun realisasi pajak air tanah mengalami peningkatan. Pada tahun 2011 kontribusi pajak air tanah terhadap penerimaan pajak daerah sebesar 0,83% dengan pajak daerah sebesar Rp. 100.962.069.208, pada tahun 2012 kontribusi naik sebesar 1,68% dengan pajak daerah sebesar Rp. 141.271.504.434, pada tahun 2013 kontribusi sebesar 2,2% dengan pajak daerah sebesar Rp. 167.768.195.098, pada tahun 2014 kontribusi sebesar 2,76% dengan pajak daerah sebesar Rp. 179.753.702.583, dan pada tahun 2015 kontribusi mengalami penurunan sebesar 1,97% dengan pajak daerah sebesar Rp. 354.226.092.000. Dari tahun 2011 sampai

0,00% 0,50% 1,00% 1,50% 2,00% 2,50% 3,00%

2011 2012 2013 2014 2015

Kontribusi


(25)

dengan tahun 2014 mengalami kenaikan, pada tahun 2015 mengalami penurunan karena data yang digunakan untuk pajak daerah adalah data target pencapaian karena belum ada data realisasinya. Rata-rata kontribusi pajak air tanah terhadap pajak daerah sebesar 1,88%.

4.2.5 Analisis Kontribusi Pajak Air Tanah terhadap PAD

Berikut hasil penelitian tentang kontribusi pajak air tanah terhadap PAD di Kabupaten Deli Serdang.

Tabel 4.8

Kontribusi Pajak Air Tanah Terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Deli Serdang Tahun 2011 - 2015

No. Tahun Realisasi pajak air tanah (Rp)

PAD (Ribu Rp)

Hasil 1. 2011 1.291.793.963,60 213.786.144.828,53 0,60% 2. 2012 3.511.409.901,31 291.009.901.163,27 1,20% 3. 2013 5.572.174.939,32 328.350.397.362,35 1,69% 4. 2014 8.340.580.318,63 417.639.684.672,25 1,99% 5. 2015 9.137.316.638,00 630.720.671.500,00 1,45% Sumber : Data Diolah dari Dispenda Deli Serdang

Dari hasil tabel 4.8 bahwa pada tahun 2011 realisasi pajak air tanah sebesar Rp. 1.291.793.963 dengan PAD sebesar Rp. 213.786.144.828 menghasilkan 0,60%, pada tahun 2012 realisasi pajak air tanah sebesar Rp. 3.511.409.901 dengan PAD sebesar Rp. 291.009.901.163 menghasilkan 1,20%, pada tahun 2013 realisasi sebesar Rp. 5.572.174.939 dengan PAD sebesar Rp. 328.350.397.362 menghasilkan 1,69%, pada tahun 2014 realisasi sebesar Rp.


(26)

dan pada tahun 2015 realisasi sebesar Rp 9.137.316.638 dengan PAD sebesar Rp. 630.720.671.500 menghasilkan 1,45%. Kontribusi pajak air tanah terhadap PAD naik turun karena adanya pajak daerah lain selain pajak air tanah yang menyumbang lebih banyak terhadap PAD.

Dari tabel 4.8 diatas dapat disajikan pada gambar sebagai berikut :

Gambar 4.8

Kontribusi pajak air tanah terhadap PAD Kabupaten Deli Serdang

Dari hasil tabel 4.8 dan gambar 4.8 dapat dilihat bahwa pada tahun 2011 kontribusi sebesar 0,60% dengan PAD sebesar Rp. 213.786.144.828, pada tahun 2012 kontribusi sebesar 1,20% dengan PAD sebesar Rp. 291.009.901.163, pada tahun 2013 kontribusi sebesar 1,69% dengan PAD sebesar Rp. 328.350.397.362, pada tahun 2014 kontribusi sebesar 2,48% dengan PAD sebesar Rp.

0 0,5 1 1,5 2 2,5

2011 2012 2013 2014 2015

Kontribusi


(27)

336.059.217.471, dan pada tahun 2015 kontribusi mengalami penurunan sebesar 1,45% dengan PAD sebesar Rp. 630.720.671.500.

4.3 Pembahasan

Dari hasil penelitian sebelumnya di dapat kontribusi penerimaan pajak hotel dan restoran terhadap pendapatan asli daerah (PAD) masih relatif kecil akan tetapi dapat dikatakan cukup baik karena penerimaan pajak hotel dan restoran cenderung mengalami kenaikan. Perbedaan dengan peneliti sebelumnya akan dibahas pada pembahasan ini.

a. Pertumbuhan pajak Air Tanah

Pertumbuhan pajak air tanah dari tahun 2011 sampai 2015 menunjukkan hasil yang sangat bagus. Pada tahun 2011 pertumbuhan pajak air tanah sebesar 17,22%, pada tahun 2012 pertumbuhan pajak air tanah sebesar 46,82 %, pada tahun 2013 mengalami kenaikan sebesar 74,30%, pada tahun 2014 naik sebesar 111,21%, dan pada tahun 2015 mengalami kenaikan yang sangat besar mencapai 121,83%.

b. Efektivitas Pajak Air Tanah

Dilihat dari efektivitas pajak air tanah dari tahun 2011 sampai dengan 2015 mengalami kenaikan yang sangat pesat. Tahun 2011 realisasi pajak air tanah sebesar Rp. 1.291.793.963 terhadap target yang diinginkan sangat rendah sehingga efektivitas yang didapat hanya sebesar 17,22%, tahun 2012 naik sedikit yaitu Rp. 3.511.409.901 sebesar 46,82%, tahun 2013 realisasi nya sebesar Rp. 5.572.174.939 efektivitas yang melewati 50% yaitu 74,30%, tahun 2014 realisasi lebih besar dibandingkan target yang diinginkan sebesar Rp. 8.340.580.318


(28)

dikatakan sangat efektif karena lebih dari 100% yaitu sebesar 111,21%, dan pada tahun 2015 mengalami kenaikan yang sangat besar sebesar Rp. 9.137.316.638 sama seperti tahun 2014 efektif lebih dari 100% yaitu 121.83%. semakin besar efektivitas pajak, semakin efektif pelaksanaan pemungutan pajak.

Pelaksanaan pemungutan pajak oleh pemerintah daerah kabupaten deli serdang yang dalam hal ini dilakukan oleh Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset (DPKAD) kabupaten Deli Serdang, dilakukan sesuai dengan ketetapan undang-undang dan peraturan yang berlaku. Pemerintah Daerah Kabupaten Deli Serdang telah memiliki Peraturan Pemerintah Nomor 91 Tahun 2010 tentang jenis pajak daerah yang dipungut berdasarkan penetapan kepala darerah atau dibayar sendiri oleh wajib pajak. Pendaftaran objek dan subjek pajak daerah dilakukan oleh wajib pajak yang dituangkan dalam SPTPD. Setelah itu seksi penetapan DPKAD menetapkan objek pajak dengan perhitungan pajak yang dilakukan sendiri oleh WP (Wajib Pajak).

Perhitungan self assessment untuk semua pajak daerah kecuali pajak reklame yang penetapan dan perhitungan pajaknya dilakukan oleh seksi penetapan DPKAD secara langsung dengan menerbitkan SKPD (Surat Ketetapan Pajak Daerah). Setelah masa jatuh tempo pajak, tiap bulannya WP wajib membayarkan pajaknya dan melampirkan laporan keuangannya. Apabila WP tidak membayar pajak sesuai dengan aturan yang berlaku, maka seksi penagihan akan bertindak kepada WP sesuai prosedur. Seksi penagihan berfungsi memonitor penyetoran Pajak Daerah dan melaksanakan penagihan dengan mengirim surat pemberitahuan jatuh tempo kepada WP, hal ini dilakukan untuk menghindari tunggakan. Selain


(29)

itu juga melaksanakan penagihan apabila ada piutang pajak daerah dengan prosedur, setelah diterbitkan surat teguran pertama, kedua, dan ketiga dilakukan pemanggilan.

c. Kontribusi Pajak Air Tanah Terhadap Pajak Daerah dan PAD

Kontribusi pajak air tanah terhadap pajak daerah mengalami kenaikan tiap tahun nya sesuai dengan realisasi pajak air tanah yang setiap tahunnya mengalami kenaikan. Tapi pada tahun 2015 kontribusinya menurun menjadi 1,97% karena data pajak daerah yang didapat adalah data target pencapaian bukan realisasi pajak daerah yang di dapat dari dinas pendapatan daerah kabupaten deli serdang.

Kontribusi pajak air tanah terhadap PAD dari tahun ke tahun mengalami kenaikan, tapi pada tahun 2015 kontribusinya menurun menjadi 1,45%. Sama halnya dengan data pajak daerah, PAD juga menggunakan data target pencapaian.


(30)

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut

1. Realisasi penerimaan pajak air tanah di Kabupaten Deli Serdang pada tahun 2011 sampai dengan 2015 mengalami peningkatan setiap tahunnya. Hal ini menandakan adanya pertumbuhan setiap tahun. Rata-rata realisasi pajak air tanah dari tahun 2011 sampai dengan 2015 sebesar Rp. 5.570.655.152,17.

2. Efektivitas pajak air tanah yang memperbandingkan realisasi dengan target pajak, menunjukkan bahwa efektivitas pajak air tanah di Kabupaten Deli Serdang dari tahun 2011 sampai dengan 2015 mengalami kenaikan.

3. Kontribusi pajak air tanah terhadap pajak daerah dari tahun 2011 sampai dengan 2014 mengalami, pada tahun 2015 mengalami penurunan sebesar 2,58%. Ini menandakan adanya kontribusi pajak daerah yang lain selain pajak air tanah yang meningkat lebih progresif setiap tahunnya dan menyumbang kontribusi yang lebih besar dibanding pajak air tanah. Begitu juga yang terjadi dengan kontribusi pajak air tanah terhadap PAD pada tahun 2011 sampai dengan 2014 mengalami kenaikan tapi pada tahun 2015 mengalami penurunan sebesar 1,45%.


(31)

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka dapat diajukan saran-saran yang sekiranya dapat membantu Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Deli Serdang dalam meningkatkan pendapatan pajak daerah yang khusus bersumber dari sektor pajak air tanah :

1. Pemerintah daerah dalam hal Dinas Pendapatan Pengelolaan Kekayaan Aset (DPPKA) Kabupaten Deli Serdang ini harus dipertahankan atau lebih ditingkatkan lagi realisasi penerimaan pajak air tanah nya. Dan memperlengkap atau melakukan validasi data-data tentang wajib pajak. 2. Efektivitas kabupaten deli serdang khususnya pajak air tanah bisa

dikatakan efektif, maka dari itu pemerintah daerah maupun dinas pendapatan daerah kabupaten deli serdang harus mensurvei ulang ke lapangan agar data yang di dapat dari wajib pajak sesuai dengan laporan yang diterima dari pihak wajib pajak.

3. Laporan keuangan yang diberikan wajib pajak kepada DPPKAD saat wajib pajak melakukan pembayaran harus dikoreksi secara seksama untuk mencegah kemungkinana wajib pajak tidak melaporkan pajak sebagaimana mestinya, misal mengurangi pendapatan yang seharusnya dikenai pajak dan dinas pendapatan perlu mengadakan/ melakukan sosialisasi atau penyuluhan terhadap wajib pajak sehingga wajib pajak sadar akan pentingnya membayar pajak. Dan dinas pendapatan daerah kabupaten deli serdang harus memasukkan data realisasi pajak daerah dan


(32)

PAD pada tahun 2015 agar kontribusi pajak daerah maupun PAD kabupaten deli serdang mengalami kenaikan atau mengalami penurunan.


(33)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Ilmu Ekonomi Publik

Secara gamblang ekonomi publik diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang peranan pemerintah/ negara dalam kehidupan ekonomi, namun karena yang ditelaah lebih menjurus kepada keuangan negara maka sejak tahun 1970-an lebih banyak disebut sebagai ilmu keuangan negara. Disebut ilmu keuangan negara karena pada intinya mempelajari atau menelaah tentang pengeluaran dan penerimaan negara. Sebagai suatu ilmu, berarti suatu studi dan penjelasan yang didasarkan pada metode dan sistematika tertentu. Dalam kaitan ini metode yang digunakan adalah metode sintetis dan analisis global dan spesial, general serta metode makro analisi dan mikro analisis.

Teori keuangan negara sebagaimana dinyatakan membahas badan-badan hukum publik, yang telah dianugerahi hak-hak hukum publik dan mampu ikut serta dalam proses ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dari pada badan swasta dan perseorangan. Sebagai bagian dari ilmu ekonomi, ilmu keuangan negara termasuk ilmu sosial yang tidak murni dan secara khusus membahas masalah keuangan dari sektor pemerintah, antara lain penerimaan pemerintah, pengeluartan pemerintah, hutang dan pinjangman pemeritah., kebijaksanaan fiskal dan moneter dan lainnya.

Menurut Poole (1956) dalam Ilyas (1989) ilmu keuangan negara berhubungan erat dengan empat tujuan utama dari pemrintah yaitu menentukan tingkat dan cara pengeluaran pemerintah, penerimaan dari pajak, pinjaman


(34)

pemerintah dan mengelola hutang pemerintah. Tujuan utama ilmu keuangan negara adalah menentukan alokasi resources serta mengetahui pengaruhnya dari penempatan tersebut terhadap keperluan individu maupun keperluan masyarakat serta pemerintah.

Menurut newman (1968) dan ilyas (1989) ada dua hal pokok yang merupakan konsep ilmu keuangan Negara :

Pertama : ruangan lingkup dan tujuan pemerintah. Dalam hal ini diadakan penyesuaian batasan antara sector pemerintah dan sector swasta di dalam kegiatan ekonomi. Utamanya dalam menentukan bagaimana kemampuan dari kegiatan pemerintah yang beranekaragam mungkin akan mempengaruhi tingkat pendapatan dan kesempatan kerja, efisiensi dari alokasi sumberdaya dan juga pertumbuhan serta perkembangan ekonomi di sektor swasta.

Kedua : pembahasan yang berhubungan dengan perumusan ilmu keuangan negara dalam istilah yang non moneter. Misalnya suatu penjelasan mungkin kedengarannya aneh dimana kata keuangan pasti ada kaitannya dengan moneter, sehingga dalam hal ini akan mampu untuk menganalisis mengenai pengumpulan pajak, transfer payment, serta pengeluaran lain guna membiayai bidang yang produktif.

Guna memperkuat gambaran tentang ilmu keuangan negara maka patut disimak beberapa definisi ilmu keuangan negara oleh beberapa pakar di bidang ilmu ini, seperti berikut :


(35)

1. Carl C.Pelm Ilmu ekonomi yang mempelajari tentang penggunaan dana untuk pemerintah guna memenuhi pembayaran kegiatan yang dilakukan pemerintah.

2. RA Musgrave ilmu yang mempelajari tentang masalah yang luas dan kompleks yang berkaitan dengan pemasukan dan pengeluaran pemerintah. 3. Buchanan ilmu yang mempelajari tentang aktiva ekonomi pemerintah

sebagai suatu unit.

4. M. Suparmoko ilmu ekonomi yang mempelajari tentang kegiatan pemerintah dalam bidang ekonomi terutama dalam penerimaan dan pengeluaran negara serta pengaruhnya dalam perekonomian.

5. Guritno Mangkoesoebroto Satu cabang ilmu ekonomi yang menganalisis peranan pemerintah dalam perekonomian dan dampak kebijakan pemerintah dalam bidang fiskal terhadap perekonomian.

Berdasarkan definisi tersebut maka ruang lingkup ilmu keuangan negara dapat dibagi menjadi :

a. Teori pengeluaran negara. Melalui pengeluaran negara pemerintah dapat berusaha mengembangkan jalannya keuangan dalam perekonomian sesuai dengan hukum permintaan dan penawaran yang bertujuan akhir adalah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan rakyat.

b. Teori penerimaan negara. Teori yang membahas beberapa sumber penerimaan negara, membahas dan menganalisis perbandingan keuntungan atau kerugian dari berbagai bentuk pemasukan serta


(36)

membahas prinsip-prinsip yang dilakukan terhadap berbagai pilihan sumber penerimaan negara.

c. Teori administrasi keuangan. Menyangkut tentang semua kegiatan dalam bidang keuangan termasuk permasalahannya yang berkaitan dengan anggaran belanja negara, melakukan pelaksanaan anggaran dan pengawasan terhadap anggaran.

d. Teori stabilisasi dan pertumbuhan. Membahas tentang kebijakan ekonomi dari suatu pemerintahan dan kaitannya dengan kebijakan fiskal yang behubungan langsung dengan penerimaan dan pengeluaran negara.

Dewasa ini, terkait dengan peran pemerintah yang besar dalam menjamin tercapainya kesejahteraan masyarakat yang optimum dan kebijakan pemerintah harus ditujukan untuk mengoreksi perilaku masyarakat yang menghindarkan perekonomian mencapai alokasi sumber ekonomi yang efisien, redistribusi pendapatan masyarakat dan stabilitas ekonomi, maka ilmu keuangan negara menjadi demikian kompleks tidak hanya melihat hanya pada sisi anggaran saja tetapi juga pengaruh langsung dan tidak langsung dari kegiatan perekonomian agregat. Oleh karena itu ilmu ekonomi keuangan negara saat ini dipopulerkan kembali sebagai ilmu ekonomi publik ( Public Economic Science)

Hubungan Ekonomi Publik Dengan Ilmu Sosial lainnya Hubungan Dengan Ilmu Ekonomi

Ilmu Ekonomi Publik merupakan bagian dari ilmu ekonomi, dengan demikian prinsip yang berlaku dalam ilmu ekonomi juga berlaku dalam ilmu keuangan


(37)

negara walaupun ada penyimpangan dan kekhususan tertentu. Ilmu ekonomi yang terbagi menjadi mikro dan makro ekonomi memiliki keeratan kuat. Masalah mikro ekonomi seperti permintaan dan penawaran, pasar, teori harga, dan tercapainya kepuasan maksimum, juga berlaku dalam ilmu keuangan negara. Sama halnya dengan masalah makro ekonomi seperti investasi, saving, pengeluaran pemerintah, pendapatan nasional.

2.2 Pendapatan Asli Daerah

2.2.1 Pengertian Pendapatan Asli Daerah

Pengertian pendapatan asli daerah berdasarkan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pusat dan Daerah Pasal 1 angka 18 bahwa Pendapatan asli daerah, selanjutnya disebut PAD adalah pendapatan yang diperoleh daerah yang dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Menurut Warsito (2001) Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah pendapatan yang bersumber dan dipungut sendiri oleh pemerintah daerah. Sumber PAD terdiri dari: pajak daerah, restribusi daerah, laba dari badan usaha milik daerah (BUMD), dan pendapatan asli daerah lainnya yang sah.

Menurut Herlina (2005) Pendapatan asli daerah merupakan pendapatan daerah yang bersumber dari hasil pajak daerah, hasil distribusi, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah dalam menggali pendanaan dalam pelaksanaan otoda sebagai perwujudan asas desentralisasi.


(38)

Sedangkan menurut Halim (2004) pendapatan asli daerah (PAD) adalah semua penerimaan daerah yang berasal dari sumber ekonomi asli daerah.

Adapun yang menjadi dasar hukum pendapatan asli daerah (PAD) menurut Ahmad Yani (2009:51) adalah:

1) Undang-Undang Nomor 18 tahun 1997 tentang pajak daerah dan retribusi daerah

2) Undang Nomor 34 tahun 2000 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 18 tahun 1997 tentang pajak daerah dan retribusi daerah 3) Peraturan pemerintahan nomor 65 tahun 2000 tentang pajak daerah 4) Peraturan pemerintahan nomor 66 tahun 2001 tentang retribusi daerah.

2.2.2 Sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah

Sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) menurut Halim (2004:67) pendapatan asli daerah dipisahkan menjadi empat jenis pendapatan yaitu:

1. Pajak Daerah 2. Retribusi Daerah

3. Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan 4. Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah

1. Pajak Daerah

Pajak daerah adalah kontribusi wajib kepada daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan utuk keperluan daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.


(39)

Pajak daerah menurut UU No. 34 Tahun 2000 tentang Pajak dan Retribusi daerah yang dimaksud dengan pajak daerah adalah Iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang dapat dipaksa berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah daerah dan pembangunan daerah.

Sedangkan menurut Sunarto (2005:15) pajak daerah merupakan pajak yang dikelola oleh pemerintahan daerah, baik provinsi maupun kabupaten /kotayang berguna untuk menunjang penerimaan pendapatan asli daerah dan hasil penerimaan tersebut masuk dalam APBD.

Menurut Sunarto (2005:15) dari segi kewenangan pemungutan pajak atas objek pajak daerah dibagi menjadi dua yakni :

1) Pajak daerah yang dipungut oleh provinsi

2) Pajak daerah yang dipungut oleh kabupaten dan kota

Kewenangan pemungutan pajak daerah merupakan wewenang yang dimiliki dan dilaksanakan oleh dinas pendapatan daerah. Pajak daerah yang baik merupakan pajak yang akan mendukung pemberian kewenangan kepada daerah dalam rangka pembiayaan desentralisasi. Untuk itu pemerintah daerah dalam melakukan pungutan pajak harus tetap menempatkan sesuai dengan fungsinya.

Jenis-jenis pajak daerah kabupaten/kota sesuai dengan UU No 34 Tahun 2000 tentang perubahan atas Undang-Undang No 18 Tahun 1997 tentang pajak daerah dan retribusi daerah jenis pajak kabupaten/kota terdiri dari :


(40)

1) Pajak Hotel adalah pajak atas pelayanan hotel. Hotel adalah bangunan yang khusus disediakan bagi orang orang untuk dapat menginap atau istirahat, memperoleh pelayanan, dan atau fasilitas lain dengan dipungut bayaran termasuk bangunan lainnya yang menyatu, dikelola dan dimiliki pihak yang sama, kecuali untuk pertokoan dan perkantoran.

2) Pajak Restoran adalah pajak atas pelayanan restoran. Restoran adalah tempat menyantap makanan dan atau minuman yang disediakan dengan dipungut bayaran, tidak termasuk jasa boga dan catering.

3) Pajak Hiburan adalah pajak atas penyelenggaraan hiburan. Hiburan adalah semua jenis pertunjukkan, permainan, ketangkasan, dan atau keramaian dengan nama dan bentuk apapun yang ditonton atau dinikmati oleh setiap orang dengan dipungut bayaran, tidak termasuk penggunaan fasilitas untuk berolahraga.

4) Pajak Reklame adalah pajak atas penyelenggaraan reklame. Reklame adalah benda, alat pembuatan, atau media yang menurut bentuk dan corak ragamnya untuk tujuan komersial, dipergunakan untuk memperkenalkan, menganjurkan atau memuji suatu barang, jasa atau orang, ataupun untuk mencari perhatian umum kepada suatu barang, jasa atau orang yang ditempatkan atau dapat dilihat, dibaca dan atau di dengarkan dari suatu tempat umum kecuali yang diperlukan oleh pemerintah.

5) Pajak Penerangan Jalan adalah pajak atas penggunaan tenaga listrik, dengan ketentuan bahwa di wilayah daerah tersebut tersedia penerangan jalan, yang rekeningnya dibayar oleh pemerintah daerah.


(41)

6) Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan C adalah pajak atas kegiatan pengambilan bahan galian golongan c sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

7) Pajak Parkir adalah pajak atas tempat parkir yang berada diluar badan jalan yang disediakan oleh orang pribadi atau badan, baik yang disediakan berkaitan dengan pokok usaha maupun yang disediakan sebagai suatu usaha, termasuk penyediaan tempat penitipan kendaraan bermotor dan garasi kendaraan bermotor yang memungut bayaran.

8) Pajak Air Bawah Tanah adalah pajak atas pengambilan atau pemanfaatan air tanah oleh orang pribadi maupun badan yang semata-mata menggunakan air tanah untuk kegiatan usaha.

9) Pajak Sarang Burung Walet adalah pajak atas kegiatan pengambilan dan/ atau pengusahaan sarang burung walet.

10) Pajak Bumi dan Bangunan adalah pajak atas bumi dan/ atau bangunan yang dimiliki, dikuasai, dan/ atau dimanfaatkan oleh orang pribadi atau badan, kecuali kawasan yang digunakan untuk kegiatan usaha perkebunan, perhutanan, dan pertambangan.

Tarif pajak daerah yang ditetapkan oleh UU No. 34 Tahun 2000 adalah sebagai berikut :


(42)

Tabel 2.1

Tarif maksimal atas pajak provinsi dan pajak kota/ kabupaten

Jenis Tarif

Pajak Provinsi 1. Pajak Kendaraan Bermotor 5 % 2. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor 10 % 3. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor 5 %

4. Pajak Air Permukaan 20 %

Pajak Kabupaten/ Kota

1. Pajak Hotel 10 %

2. Pajak Restoran 10 %

3. Pajak Hiburan 35 %

4. Pajak Reklame 25 %

5. Pajak Penerangan Jalan 10 %

6. Pajak Pengambilan Bahan Galian C 20 %

7. Pajak Parkir 20 %

8. Pajak Air Tanah 20 %

Sumber : UU No. 34 Tahun 2000 2. Retribusi daerah

Retribusi adalah pembayaran kepada negara yang dilakukan kepada mereka yang menggunakan jasa-jasa negara, artinya retribusi daerah sebagai pembayaran atas pemakain jasa atau kerena mendapat pekerjaan usaha atau milik daerah bagi yang berkepentingan atau jasa yang diberikan oleh daerah, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu setiap pungutan yang dilakukan oleh pemerintah daerah senantiasa berdasarkan prestasi dan jasa yang diberikan kepada masyarakat, sehingga keluasaan retribusi daerah terletak


(43)

pada yang dapat dinikmati oleh masyarakat. Jadi retribusi sangat berhubungan erat dengan jasa layanan yang diberikan pemerintah kepada yang membutuhkan.

Pembayaran retribusi oleh masyarakat menurut Davey adalah :

1. Dasar untuk mengenakan retribusi biasanya harus didasarkan pada total cost dari pada pelayanan-pelayanan yang disediakan.

2. Dalam beberapa hal retribusi biasanya harus didasarkan pada kesinambungan harga jasa suatu pelayanan, yaitu atas dasar mencari keuntungan.

Ciri-ciri retribusi yaitu :

1. Retibusi dipungut oleh Negara.

2. Dalam pungutan terdapat pemaksaan secara ekonomis. 3. Adanya kontra prestasi yang secar langsung dapat ditunjuk.

4. Retribusi yang dikenakan kepada setiap orang / badan yang menggunakan / mengenyam jasa-jasa yang disediakan oleh negara.

Menurut UU No. 34 Tahun 200 retribusi adalah Pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan kepada oleh pemerintah daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan. Yang termasuk golongan dan jenis retribusi daerah adalah : a. Yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah :

1. Retribusi Jasa Umum 2. Retribusi Jasa Usaha 3. Retribusi Perizinan


(44)

b. Yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah : retribusi selain yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah

Retribusi ditetapkan dengan Peraturan Daerah. Tarif retribusi ditinjau kembali secara berskala dengan mempertimbangkan prinsip dan sasaran penetapan tarif. Penerimaan hasil retribusi tertentu kabupaten, sebagian diperuntukkan kepada desa. Penetapannya diatur dengan Peraturan Daerah Kabupaten dengan memperhatikan aspek keterlibatan desa dalam penyediaan layanan tersebut.

3. Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan

Dalam usaha menggali sumber pendapatan daerah dapat dilakukan dengan berbagai cara, selama tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Salah satu sumber pendapatan asli daerah yang sangat penting dan perlu mendapat perhatian khusus adalah perusahaan daerah.

Menurut Wayang mengenai perusahaan daerah sebagai berikut : 1. Perusahaan Daerah adalah kesatuan produksi yang bersifat :

a. Memberi jasa

b. Menyelenggarakan pemanfaatan umum c. Memupuk pendapatan

2. Tujuan perusahaan daerah untuk turut serta melaksanakan pembangunan daerah khususnya dan pembangunan kebutuhan rakyat dengan menggutamakan industrialisasi dan ketentraman serta ketenangan kerja menuju masyarakat yang adil dan makmur.


(45)

3. Perusahaan daerah bergerak dalam lapangan yang sesuai dengan urusan rumah tangganya menurut perundang-undangan yang mengatur pokok-pokok pemerintahan daerah.

4. Cabang-cabang produksi yang penting bagi daerah dan mengusai hajat hidup orang banyak di daerah, yang modal untuk seluruhnya merupakan kekayaan daerah yang dipisahkan.

3. Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah Lain-lain PAD yang sah adalah meliputi :

1. Hasil penjualan kekayaan daerah yang tidak dipisahkan, 2. Jasa giro

3. Pendapatan Bunga

4. Keuntungan selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing

2.3 Pengertian Pajak

Pajak adalah kontribusi wajib kepada kas negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapat imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat (Undang-Undang Nomor 16 tahun 2009). Pajak adalah pungutan kepada masyarakat oleh negara (pemerintah) berdasarkan undang-undang yang bersifat dapat dipaksakan dan terutang oleh yang wajib membayarnya dengan tidak mendapat prestasi kembali (kontra prestasi/ balas jasa) secara langsung, yang hasilnya digunakan untuk membiayai pengeluaran negara dalam penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan.


(46)

2.4 Pajak Air Tanah

2.4.1 Pengertian Pajak Air Tanah

Menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 pajak air tanah adalah pajak atas pengambilan dan/ atau pemanfaatan air tanah oleh orang pribadi maupun badan yang semata-mata menggunakan air tanah untuk kegiatan usaha, untuk keperluan dasar rumah tangga, pengairan pertanian dan perikanan rakyat. Pajak air tanah adalah pajak atas pengambilan dan/ atau pemanfaatan air tanah lainnya yang diatur dengan perda. Air tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah atau batuan dibawah permukaan tanah. Tarif pajak air tanah sebesar 20%

Nilai perolehan air tanah dinyatakan dalam rupiah yang dihitung dengan pertimbangan faktor-faktor berikut :

a. Lokasi sumber air

b. Tujuan pengambilan dan/ atau pemanfaatan air c. Volume air diambil dan/ atau dimanfaatkan

d. Tingkat kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh pengambilan dan/ atau pemanfaatan air.

2.4.2 Objek dan Subjek Pajak Air Tanah

Objek pajak air tanah adalah pengambilan dan/ atau pemanfaatan air tanah dan subjeknya adalah orang pribadi/ badan yang melakukan pengambilan/ pemanfaatan air tanah untuk kepentingan usahanya.


(47)

2.4.3 Tata Cara Pemungutan Pajak Air Tanah

Setiap wajib pajak wajib membayar pajak yang terutang berdasarkan surat ketetapan pajak atau dibayar sendiri oleh wajib pajak berdasarkan peraturan perundang-undangan perpajakan. Wajib pajak yang memenuhi kewajiban perpajakan berdasarkan penetapan kepala daerah dibayar dengan menggunakan Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD) atau dokumen lain yang dipersamakan berupa karcis dan nota perhitungan.

Tahap-tahap pemungutan pajak air tanah :

a. Pelaporan Pajak dan Surat Pemberitahuan Dajak Daerah (SPTPD)

Wajib pajak melaporkan kepada bupati atau pejabat yang ditunjuk tentang pajak air tanah. Untuk itu wajib pajak mengisi Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD) yang harus disampaikan selambat-lambatnya lima belas hari setelah berakhirnya masa pajak dan dilengkapi dokumen.

b. Cara Pemungutan Pajak Air Tanah

Pemungutan pajak air tanah tidak dapat diborongkan, artinya seluruh proses kegiatan pemungutan pengambilan pajak air tanah tidak dapat diserahkan kepada pihak ketiga.

c. Ketetapan pajak

Dalam jangka waktu 5 tahun sesudah saat terutangnya pajak, walikota / bupati dapat menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar (SKPDKB) dan Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar Tambahan (SKPDKBT), Surat Ketetapan Pajak Daerah Nihil (SKPDN). Surat


(48)

ketetapan pajak diterbitkan berdasarkan pemeriksaan atas SPTPD yang disampaikan oleh wajib pajak.

2.5 Definisi Efektivitas

Efektivitas adalah ukuran berhasil atau tidaknya suatu lembaga atau organisasi dalam mencapai tujuannya (Mardiasmo 2004:132). Efektivitas merupakan pengukuran atau penilaian antara dua hasil atau lebih untuk melihat seberapa efektif pencapaian hasil terakhir. Efektivitas pajak air tanah adalah ukuran seberapa baik perolehan persentase pada tahun sekarang terhadap perolehan persentase tahun lampau.

2.6 Definisi Kontribusi

Menurut KBBI pengertian kontribusi adalah sumbangan, sedangkan menurut umum definisi kontribusi adalah sesuatu yang diberikan kepada suatu hal atau kelompok yang menjadi tujuan tercapainya tujuan hal atau kelompok tersebut. Rumus untuk menghitung kontribusi adalah sebagai berikut dengan (Pn) adalah kontribusi, (QX) adalah jumlah penerimaan pajak air tanah, (QY) adalah jumlah penerimaan pajak daerah, dan (n) adalah tahun atau periode tertentu.

2.7 Definisi Realisasi

Menurut M. Dahlan Y.B (2003:978) bahwa realisasi adalah pelaksanaan sesuatu sehingga menjadi nyata.Sedangkan menurut Ali Hasan (2008:239) realisasi adalah tindakan yang nyata atau adanya pergerakan/ perubahan dari rencana yang sudah dibuat atau dikerjakan. Realisasi adalah tindakan mewujudkan atau pencapaian suatu rencana, cita-cita atau keinginan.


(49)

2.8 Penelitian Terdahulu

Sebagai pelajaran dan acuan perbandingan untuk landasan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti, maka peneliti menggunakan beberapa penelitian terdahulu yang memiliki kemiripan dengan judul yang diambil peneliti. Penelitian tersebut diantaranya :

Riduansyah, 2003, metode yang digunakan analisis deskriptif, variabelnya pajak daerah, retribusi daerah, dan PAD,dengan judul penelitian "Kontribusi Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah Terhadap PAD Dan APBD (studi kasus pemerintah daerah kota bogor)” dengan analisis efektivitas dan kontribusi didapatkan realisasi pajak daerah yang diterima pemerintah kota bogor di tahun anggaran 1993/1994-2000 memuaskan, dengan rata-rata realisasi pajak daerah sebesar 101,58 % pertahun dan rata-rata pertumbuhannya 22,89%. Pajak daerah memberikan kontribusi terhadap APBD sebesar 7,81%.

Rahmanto, 2007, metode yang digunakan analisis deskriptif persentase, variabelnya efektivitas , kontribusi, dan pajak daerah, dengan judul penelitian “Efektivitas Pajak Hotel Dan Kontribusinya Terhadap Pajak Daerah Di Kabupaten Semarang Tahun 2000-2004” Dari hasil penelitian tersebut bahwa efektivitas pengelolaan pajak hotel di kabupaten semarang tahun 2000-2004 menunjukkan cukup efektif, dengan rata-rata efektivitas 61,94% pertahun. Di tahun 2000 terus meningkat hingga tahun 2004 mencapai angka 92,26%. Sisanya dipengaruhi oleh jenis pajak daerah lainnya.

Kusuma, 2004, metode yang digunakan analisis deskriptif, variabelnya pajak hotel dan restoran, pajak daerah dan PAD, dengan judul "Analisis


(50)

Efektivitas dan Efisiensi Pemungutan Pajak Hotel dan Restoran Dalam Rangka Meningkatkan PAD di Kota Madiun" Dari hasil penelitian tersebut bahwa tingkat efektivitas pajak hotel dan restoran di kota madiun selama periode penelitian menunjukkan sudah efektif dengan nilai rasio 1,14 per tahun, sedangkan biaya pemungutan pajak hotel dan restoran dengan nilai rasio 0,24 per tahun. Kontribusi pajak hotel dan restoran terhadap pajak daerah sebesar 0,13 per tahun dan kontribusi pajak hotel dan restoran terhadapa PAD sebesar 0,12 per tahun.

Komala, 2010, metode yang digunakan analisis deskriptif dan regresi berganda, variablenya kontribusi dan PAD, dengan judul “Analisis Kontribusi Pajak Hotel dan Restoran Terhadap Penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kabupaten Tegal”) bahwa rata-rata besar kontribusi realisasi pajak hotel dan restoran terhadap penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah 0,570% per tahun dan tingkat efektivitas pajak hotel dan restoran di kabupaten tegal tidak menunjukkan progres dalam artian berjalan fluktuatif dari tahun ke tahun.

Nurmalia, 2009, metode yang digunakan analisis deskriptif persentase, variabelnya efektivitas, kontribusi, dan pajak daerah, dengan judul “Efektivitas Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan C Dan Kontribusinya Terhadap Pajak Daerah Di Kabupaten Semarang Tahun 2004-2007” hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemungutan pajak pengambilan bahan galian golongan c pada tahun 2004-2007 sudah terealisasi dengan baik sesuai dengan terget yang telah direncanakan oleh pemerintah daerah kabupaten semarang. Dilihat dari rasio efektifitas pada tahun 2004 sebesar 100,58%, tahun 2005 sebesar 101,02%, tahun 2006 sebesar 100,31% dan tahun 2007 sebesar 101,05% menunjukkan bahwa


(51)

semuanya berada diatas 90% yang berarti termasuk kategori efektif. Tetapi dilihat dari kontribusinya terhadap pajak daerah menunjukkan bahwa pada tahun 2004 sebesar 0,45%, tahun 2005 sebesar 0,60%, tahun 2006 sebesar 0,61% dan tahun 2007 sebesar 0,64%.

2.9 Kerangka Konseptual

Adapun kerangka konseptual penulis sebagai landasan berpikir dalam membuat skripsi ini ialah sebagai berikut:

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Pertumbuhan pajak air tanah

Realisasi Pajak Air Tanah

Pajak Air Tanah Efektivitas

pajak air

tanah Potensi

Pajak Air Tanah

Pajak Daerah Kab. Deli

Serdang Kontribusi

pajak air tanah

PAD Kab. Deli Serdang


(52)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Dimana dengan adanya otonomi daerah, Pemerintah daerah didorong untuk dapat berkreasi mencari sumber penerimaan daerah yang dapat mendukung pembiayaan pengeluaran daerah.

Kesanggupan pemerintah daerah dalam menggali pengoptimalan penerimaan daerah diharapkan mampu berjalan maksimal karena itu adalah kunci dari kelancaran pelaksanaan kebijakan otonomi. Dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, Pemerintah Daerah dalam menjalankan kebijakan otonomi mempunyai sumber penerimaan daerah yang berasal dari Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Perimbangan dan lain-lain. Adapun sumber yang berasal dari Pendapatan Asli Daerah adalah Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah dan lain-lain yang telah disahkan oleh undang-undang, oleh karena itu salah satu upaya pemerintah dalam menunjang pembangunan daerah adalah dengan membuat peraturan perundang-undangan Nomor 28 Tahun 2009 tentang pajak daerah.

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 adalah penyempurnaan dari Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang pajak daerah dan retribusi daerah


(53)

dan kemudian dirubah denganUndang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, kewenangan daerah kabupaten/ kota terhadap pemungutan objek pajak daerah. Jenis pajak dan retribusi daerah yang dinilai akan mampu mengurangi ketergantungan pemerintah daerah kepada bantuan pemerintah pusat dan menambah Pendapatan Asli Daerah yang nantinya dapat digunakan untuk membiayai seluruh kegiatan pemerintah dan pembangunan. Sumber Pendapatan Asli Daerah yang paling berpotensi adalah Pajak Daerah, terdapat penambahan jenis pajak dan retribusi daerah dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 yaitu 1 jenis pajak provinsi dan 3 jenis pajak kabupaten/ kota sebagai catatan pajak air tanah adalah salah satu pajak yang dulunya milik provinsi dan dengan diberlakukannya undang-undang ini dipecah menjadi 2 yakni pajak air permukaan yang tetap dipegang oleh provinsi dan pajak air tanah (air bawah tanah) yang sah dipegang oleh kabupaten/ kota.

Kabupaten Deli Serdang adalah salah satu kabupaten yang perkembangannya terbilang pesat di Sumatera Utara, itu terbukti dengan berdirinya tempat-tempat usaha seperti hotel, kolam renang, mal, tempat hiburan, bandara pesawat,dll. Tentunya hal tersebut sangat berpengaruh terhadap pendapatan daerah khususnya dalam sudut pandang perpajakan daerah. Pajak air tanah adalah salah satu elemen baru pajak daerah di Kabupaten Deli Serdangberdasarkan Perwali Nomor 43 Tahun 2008 yang tentunya diharapkan mampu berkompeten dalam menyumbang penerimaan daerah. Berdasarkan data


(54)

dari Dinas Pendapatan Deli Serdang diperoleh data perkembangan wajib pajak air tanah, sebagaimana yang dipaparkan pada Tabel 1.1

Tabel 1.1

Perkembangan Jumlah Wajib PAT

No. Tahun Jumlah Wajib Pajak Persentase

1. 2013 284 -

2. 2014 299 15%

3. 2015 321 22%

Jumlah 904

Sumber : Dispenda Deli Serdang

Dilihat dari tabel diatas, secara total jumlah wajib pajak air tanah terus meningkat setiap tahunnya. Jumlah penerimaan Pajak air tanah di kabupaten deli serdang dari tahun ke tahun relatif besar, hal ini dapat dilihat pada tabel 1.2.


(55)

Tabel 1.2

Realisasi Penerimaan Pajak Daerah Kab. Deli Serdang

Sumber: Data Diolah 2016, Dispenda Deli Serdang

No Jenis Pajak Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015

1. Pajak Hotel 308.173.310

- 380.064.450 (0,72%) 395.758.867 (0,16%) 876.175.749 (4,80%) 2.000.000.000 (11,23%)

2. Pajak Restoran 3.427.607.666 - 3.703.663.994 (0,27%) 4.976.066.679 (1,27%) 9.183.665.244 (4,20%) 13.200.000.000 (4,01%)

3. Pajak Hiburan 392.500.900

- 477.869.049 (0,85%) 579.162.998 (1,02%) 592.111.677 (0,13%) 726.000.000 (1,33%)

4. Pajak Reklame 1.575.156.868

- 1.509.345.329 (-0,65%) 1.141.277.497 (-3,68%) 1.439.406.168 (2,98%) 6.050.000.000 (4,01%)

5. Pajak PPJ PLN 92.786.226.572 - 58.074.381.816 (-3,47%) 68.631.343.485 (1,05%) 66.900.439.391 (-0,17%) 82.330.092.000 (1,54%)

6. Pajak Galian Gol. C 1.125.100.000 - 1.718.223.943 (0,59%) 479.978.500 (-1,23%) 715.653.000 (2,33%) 10.000.000.000 (9,28%)

7. Pajak Sarang Burung Walet 55.510.000 - 37.800.000 (-0,17%) 23.300.000 (-0,14%) 17.800.000 (-0,55%) 20.000.000 (2,2%)

8. Pajak Parkir 0 121,233,986

- 1,389,582,675 (1,26%) 2.428.683.715 (1,04%) 4.400.000.000 (1,97%)

9. Pajak Air Tanah 1.291.793.963 - 3.511.409.901 (2,21%) 5.572.174.939 (2,06%) 8.340.580.318 (2,78%) 9.137.316.638 (0,79%)

10. PBB Perkotaan dan Pedesaan 0 71.737.511.963 - 84.579.549.457 (1,28%) 90.507.738.301 (0,59%) 228.000.000.000 (13,74%)


(56)

Hasil Tabel 1.2 dapat dilihat bahwa penerimaan pajak daerah Kabupaten Deli Serdang dari tahun ke tahun semakin besar. Penerimaan pajak daerah terbesar pertama adalah pajak PPJ PLN, penerimaan pajak daerah kedua adalah pajak restoran, penerimaan pajak daerah ketiga adalah reklame dan penerimaan pajak daerah keempat adalah pajak air tanah. Peningkatan penerimaan pajak air tanah dari tahun ke tahun yang dihitung dari realisasi jumlah penerimaan belum dapat dijadikan ukuran keberhasilan pemungutan pajak yang telah dilakukan oleh pemerintah kabupaten deli serdang. Salah satu ukuran keberhasilan pemungutan pajak air tanah adalah dengan cara menghitung efektivitas pemungutan pajak air tanah.

Tabel 1.3

Pertumbuhan Pajak Daerah Terhadap Pendapatan Asli Daerah

No. Tahun Pajak daerah PAD Pertumbuhan

(%) 1. 2011 155.263.823.288,95 213.786.144.828,53 72,62% 2. 2012 208.448.817.986,06 291.009.901.163,27 71,62% 3. 2013 253.242.928.705,36 328.350.397.362,35 77,12% 4. 2014 302.207.051.218,57 417.639.684.672,25 72,36% 5. 2015 463.126.092.000,00 630.720.671.500,00 73,43% Sumber : Data diolah 2016, Dispenda Deli Serdang

Berdasarkan pemaparan latar belakang diatas, peneliti akan melakukan penelitian mengenai efektivitas dan kontribusi pajak air tanah di Kabupaten Deli Serdang, sehingga dalam penelitian ini judul yang diambil adalah “ANALISIS

EFEKTIVITAS PENERIMAAN PAJAK AIR TANAH DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PAD KABUPATEN DELI SERDANG”


(57)

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan judul, maka perumusan masalah yang dapat diambil sebagai dasar dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pertumbuhan penerimaan pajak air tanah dilihat dari realisasi pajak air tanah di kabupaten deli serdang ?

2. Bagaimana efektivitas penerimaan pajak air tanah di Kabupaten Deli Serdang? 3. Berapa kontribusi pajak air tanah terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten

Deli Serdang ?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui pertumbuhan pajak air tanah dilihat dari realisasi pajak air tanah di kab. Deli serdang

2. Untuk mengetahui efektivitas penerimaan pajak air tanah di Kabupaten Deli Serdang.

3. Untuk mengetahui kontribusi pajak air tanah terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Deli Serdang.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini bermanfaat sebagai berikut:

1. Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, yakni sebagai alat dan bahan pertimbangan dalam menetapkan dan menjalankan kebijakan khususnya yang berkaitan dengan pajak air tanah.

2. Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi bagi penulis lainnya untuk menganalisa masalah-masalah yang berkenaan dengan Pajak Air Tanah.


(58)

3. Sebagai penambah wawasan ilmiah penulis dalam disiplin ilmu yan penulis tekuni.

4. Syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi strata satu pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.


(59)

ABSTRAK

Pajak air tanah adalah salah satu pajak yang baru dilimpahkan dari pusat ke kabupaten/ kota. Oleh karena itu, penggalian potensi serta informasi mengenai pajak air tanah di kabupaten deli serdang menjadi salah satu faktor dalam meningkatkan penerimaaan pajak daerah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pertumbuhan pajak air tanah, efektivitas pajak air tanah, dan kontribusi pajak air tanah terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kabupaten Deli Serdang. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah potensi pajak air tanah, realisasi pajak air tanah dan realisasi pendapatan asli daerah. Data dianalisis menggunakan analisis runtun waktu (time series), analisis potensi, analisis efektivitas, dan analisis kontribusi. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan pajak air tanah mengalami peningkatan setiap tahunnya. Rata-rata efektivitas penerimaan pajak air tanah menghasilkan hasil yang kurang efektif yakni sebesar 74,27%. Kontribusi pajak air tanah terhadap pendapatan asli daerah mengalami naik turun.


(60)

ABSTRACT

Groundwater tax is one of the new tax transferred from the center to the district / city. Therefore, the potential exploration and information about groundwater in the district tax deli serdang be a factor in increasing the acceptance of local taxes. The purpose of this study was to determine the growth of ground water tax, water tax effectiveness of soil and ground water tax contribution to revenue (PAD) in Deli Serdang. This research uses descriptive method. The data used in this study is the potential for ground water tax, water tax realization and realization of land revenue. Data were analyzed using time series analysis (time series), analysis of potential, analysis of the effectiveness and contribution analysis. Based on these results it can be concluded that the tax growth groundwater levels have increased. The average effective tax revenues groundwater produce less effective results which amounted to 74.27%. Tax contribution of groundwater to local revenues experienced ups and downs.


(61)

SKRIPSI

ANALISIS EFEKTIVITAS PENERIMAAN PAJAK AIR TANAH DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PAD KABUPATEN DELI SERDANG

OLEH

ULFA NOVIRA 120501209

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2016


(62)

ABSTRAK

Pajak air tanah adalah salah satu pajak yang baru dilimpahkan dari pusat ke kabupaten/ kota. Oleh karena itu, penggalian potensi serta informasi mengenai pajak air tanah di kabupaten deli serdang menjadi salah satu faktor dalam meningkatkan penerimaaan pajak daerah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pertumbuhan pajak air tanah, efektivitas pajak air tanah, dan kontribusi pajak air tanah terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kabupaten Deli Serdang. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah potensi pajak air tanah, realisasi pajak air tanah dan realisasi pendapatan asli daerah. Data dianalisis menggunakan analisis runtun waktu (time series), analisis potensi, analisis efektivitas, dan analisis kontribusi. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan pajak air tanah mengalami peningkatan setiap tahunnya. Rata-rata efektivitas penerimaan pajak air tanah menghasilkan hasil yang kurang efektif yakni sebesar 74,27%. Kontribusi pajak air tanah terhadap pendapatan asli daerah mengalami naik turun.


(63)

ABSTRACT

Groundwater tax is one of the new tax transferred from the center to the district / city. Therefore, the potential exploration and information about groundwater in the district tax deli serdang be a factor in increasing the acceptance of local taxes. The purpose of this study was to determine the growth of ground water tax, water tax effectiveness of soil and ground water tax contribution to revenue (PAD) in Deli Serdang. This research uses descriptive method. The data used in this study is the potential for ground water tax, water tax realization and realization of land revenue. Data were analyzed using time series analysis (time series), analysis of potential, analysis of the effectiveness and contribution analysis. Based on these results it can be concluded that the tax growth groundwater levels have increased. The average effective tax revenues groundwater produce less effective results which amounted to 74.27%. Tax contribution of groundwater to local revenues experienced ups and downs.


(64)

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, atas rahmatNya yang dilimpahkan memberikan kekuatan, kesabaran kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat beserta salam senantiasa tercurahkan kepada Junjungan Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membawa umat manusia ke jalan yang lurus, serta yang akan memberikan syafaat pada Akhirat kelak.

Skripsi ini berjudul “Analisis Efektivitas Penerimaan Pajak Air Tanah Dan Kontribusinya Terhadap PAD Kabupaten Deli Serdang”. Penulis telah banyak menerima bimbingan, saran, motivasi, dan doa dari berbagai pihak selama penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan, yaitu kepada :

1. Orang Tua tercinta, ayahanda Drs. H. Idris M.Pd, Ibunda Hj. Harlina S.Pd. Dan kedua abang saya dan kedua kakak ipar saya, Muhammad Syahriza S.E., M.M. & Ermelia Devrita S.H., M.Kn, dan Muhammad Azhari S.H. & Meutia Sri Rezeki S.AP, yang selama pengerjaan penelitian ini selalu memberikan doa, nasihat serta bimbingannya. 2. Bapak Prof. Dr Ramli, SE, MS, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Wahyu Ario Pratomo, S.E, M.Ec, selaku Ketua Departemen Ekonomi Pembangunan Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Drs. Syahrir Hakim Nasution, M.Si, selaku Sekertaris Departemen Ekonomi Pembangunan Universitas Sumatera Utara. 5. Bapak H. Irsyad Lubis, S.E, M.Soc, Sc, Ph.D, selaku Ketua Program


(65)

telah memberikan nasihat dan ilmu Agama yang bermanfaat bagi kehidupan penulis.

6. Bapak Paidi Hidayat, S.E, M.Si, selaku Sekertaris Prodi Ekonomi Pembangunan Universitas Sumatera Utara.

7. Bapak Prof. Dr. Lic. Rer. Reg. Sirojuzilam, S.E. sebagai Dosen pembimbing penulis yang telah banyak memberikan dorongan, masukan dan saran yang berguna dalam penyempurnaan skripsi ini. 8. Ibu Dra. Raina Linda Sari M.Si., selaku Dosen Penguji I dan Bapak

Wahyu Sugeng Imam Sueparno, S.E, M.Si, selaku Dosen Penguji II yang telah memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis sehingga terselesaikannya skripsi ini.

9. Seluruh Dosen Departemen Ekonomi Pembangunan yang telah memberikan berbagai ilmunya kepada penulis, beserta staff administrasi Departemen Ekonomi Pembangunan.

10.Seluruh sahabat seperjuangan mahasiswa Ekonomi Pembangunan Angkatan 2012 yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu, yang telah memberikan semangat dan dorongan demi terselesaikannya skripsi penulis.

Akhir kata penulis mengharapkan kiranya skripsi ini dapat bermanfaat dan membantu semua pihak yang membutuhkannya.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Medan, September 2016 Penulis

120501209


(66)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR SINGKATAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Ilmu ekonomi Publik ... 8

2.2 Pendapatan Asli Daerah ... 12

2.2.1 Pengertian Pendapatan Asli Daerah ... 12

2.2.2 Sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah ... 13

2.3 Pengertian Pajak ... 20

2.4 Pajak Air Tanah ... 21

2.4.1 Pengertian Pajak Air Tanah ... 21

2.4.2 Objek&Subjek Pajak Air Tanah ... 21

2.4.3 Tatacara Pemungutan Pajak Air Tanah ... 22

2.5 Definisi Efektivitas ... 23

2.6 Definisi Kontribusi ... 23

2.7 Definisi Realisasi ... 23

2.8 Penelitian Terdahulu ... 24

2.9 Kerangka Konseptual ... 26

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 27

3.2 Variabel Penelitian ... 27

3.3 Tempat dan Waktu Penelitian... 28

3.4 Jenis dan Sumber Data ... 28

3.4.1 Jenis Data ... 28

3.4.2 Sumber Data ... 28

3.5 Metode Pengumpulan Data ... 28

3.6 Metode Analisis Data ... 29

3.6.1 Analisis Deskriptif Kuantitatif ... 29

3.6.2 Analisis Runtun Waktu ... 29

3.6.3 Analisis Potensi ... 30


(67)

3.6.5 Analisis Kontribusi ... 31

3.7 Definisi Operasional ... 32

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskriptif Daerah Penelitian ... 33

4.1.1 Kondisi Geografis ... 33

4.1.2 Kondisi Demografi/ Kependudukan ... 34

4.1.3 Kondisi Perekonomian ... 35

4.1.4 Kondisi Sosial & Infrasruktur ... 37

4.2 Hasil Penelitian ... 38

4.2.1 Deskripsi Objek Penelitian ... 38

4.2.2 Pertumbuhan Pajak Air Tanah ... 42

4.2.3 Analisis Efektivitas Pajak Air Tanah ... 44

4.2.4 Analisis Kontribusi PAT terhadap pajak daerah ... 46

4.2.5 Analisis kontribusiPAT terhadap PAD ... 49

4.3 Pembahasan ... 51

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ... 54

5.2 Saran ... 55


(68)

DAFTAR TABEL

No.Tabel Judul Halaman

1.1 Perkembangan Jumlah Wajib Pajak Air Tanah ... 3

1.2 Realisasi Penerimaan Pajak Daerah ... 4

1.3 Pertumbuhan Pajak Daerah Terhadap PAD ... 5

2.1 Tarif maksimal pajak provinsi/ kota ... 17

3.1 Kriteria Efektivitas ... 33

4.1 Perkembangan PDRB Kab. Deli Serdang ... 35

4.2 Realisasi Penerimaan Pajak Air Tanah ... 38

4.3 Potensi Pajak Air Tanah ... 40

4.4 Pertumbuhan Pajak Air Tanah ... 42

4.5 Efektivitas Pajak Air Tanah ... 44

4.6 Hasil Kriteria Efektivitas... 45

4.7 Kontribusi Pajak Air Tanah terhadap Pajak Daerah ... 47


(69)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.1 Kerangka Konseptual ... 27

4.1 Peta Kab. Deli Serdang ... 34

4.2 Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Deli Serdang ... 36

4.3 Realisasi Pajak Air Tanah ... 39

4.4 Potensi Pajak Air Tanah ... 41

4.5 Pertumbuhan Pajak Air Tanah ... 43

4.6 Efektivitas Pajak Air Tanah ... 46

4.7 Kontribusi Pajak Air Tanah Terhadap Pajak Daerah ... 48


(70)

DAFTAR SINGKATAN

SINGKATAN Nama

Pemakaian pertama kali

pada halaman

PAT Pajak Air Tanah 3

PAD Pendapatan Asli Daerah 8 SPTPD Surat Pemberitahuan Pajak Daerah 19

Lambang

< Kurang dari 28

> Lebih dari 28


(1)

telah memberikan nasihat dan ilmu Agama yang bermanfaat bagi kehidupan penulis.

6. Bapak Paidi Hidayat, S.E, M.Si, selaku Sekertaris Prodi Ekonomi Pembangunan Universitas Sumatera Utara.

7. Bapak Prof. Dr. Lic. Rer. Reg. Sirojuzilam, S.E. sebagai Dosen pembimbing penulis yang telah banyak memberikan dorongan, masukan dan saran yang berguna dalam penyempurnaan skripsi ini. 8. Ibu Dra. Raina Linda Sari M.Si., selaku Dosen Penguji I dan Bapak

Wahyu Sugeng Imam Sueparno, S.E, M.Si, selaku Dosen Penguji II yang telah memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis sehingga terselesaikannya skripsi ini.

9. Seluruh Dosen Departemen Ekonomi Pembangunan yang telah memberikan berbagai ilmunya kepada penulis, beserta staff administrasi Departemen Ekonomi Pembangunan.

10.Seluruh sahabat seperjuangan mahasiswa Ekonomi Pembangunan Angkatan 2012 yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu, yang telah memberikan semangat dan dorongan demi terselesaikannya skripsi penulis.

Akhir kata penulis mengharapkan kiranya skripsi ini dapat bermanfaat dan membantu semua pihak yang membutuhkannya.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Medan, September 2016 Penulis

120501209


(2)

v DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR SINGKATAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Ilmu ekonomi Publik ... 8

2.2 Pendapatan Asli Daerah ... 12

2.2.1 Pengertian Pendapatan Asli Daerah ... 12

2.2.2 Sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah ... 13

2.3 Pengertian Pajak ... 20

2.4 Pajak Air Tanah ... 21

2.4.1 Pengertian Pajak Air Tanah ... 21

2.4.2 Objek&Subjek Pajak Air Tanah ... 21

2.4.3 Tatacara Pemungutan Pajak Air Tanah ... 22

2.5 Definisi Efektivitas ... 23

2.6 Definisi Kontribusi ... 23

2.7 Definisi Realisasi ... 23

2.8 Penelitian Terdahulu ... 24

2.9 Kerangka Konseptual ... 26

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 27

3.2 Variabel Penelitian ... 27

3.3 Tempat dan Waktu Penelitian... 28

3.4 Jenis dan Sumber Data ... 28

3.4.1 Jenis Data ... 28

3.4.2 Sumber Data ... 28

3.5 Metode Pengumpulan Data ... 28

3.6 Metode Analisis Data ... 29

3.6.1 Analisis Deskriptif Kuantitatif ... 29

3.6.2 Analisis Runtun Waktu ... 29

3.6.3 Analisis Potensi ... 30

3.6.4 Analisis Efektivitas ... 30


(3)

3.6.5 Analisis Kontribusi ... 31

3.7 Definisi Operasional ... 32

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskriptif Daerah Penelitian ... 33

4.1.1 Kondisi Geografis ... 33

4.1.2 Kondisi Demografi/ Kependudukan ... 34

4.1.3 Kondisi Perekonomian ... 35

4.1.4 Kondisi Sosial & Infrasruktur ... 37

4.2 Hasil Penelitian ... 38

4.2.1 Deskripsi Objek Penelitian ... 38

4.2.2 Pertumbuhan Pajak Air Tanah ... 42

4.2.3 Analisis Efektivitas Pajak Air Tanah ... 44

4.2.4 Analisis Kontribusi PAT terhadap pajak daerah ... 46

4.2.5 Analisis kontribusiPAT terhadap PAD ... 49

4.3 Pembahasan ... 51

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ... 54

5.2 Saran ... 55


(4)

vii DAFTAR TABEL

No.Tabel Judul Halaman

1.1 Perkembangan Jumlah Wajib Pajak Air Tanah ... 3

1.2 Realisasi Penerimaan Pajak Daerah ... 4

1.3 Pertumbuhan Pajak Daerah Terhadap PAD ... 5

2.1 Tarif maksimal pajak provinsi/ kota ... 17

3.1 Kriteria Efektivitas ... 33

4.1 Perkembangan PDRB Kab. Deli Serdang ... 35

4.2 Realisasi Penerimaan Pajak Air Tanah ... 38

4.3 Potensi Pajak Air Tanah ... 40

4.4 Pertumbuhan Pajak Air Tanah ... 42

4.5 Efektivitas Pajak Air Tanah ... 44

4.6 Hasil Kriteria Efektivitas... 45

4.7 Kontribusi Pajak Air Tanah terhadap Pajak Daerah ... 47

4.8 Kontribusi Pajak Air Tanah terhadap PAD ... 49


(5)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.1 Kerangka Konseptual ... 27

4.1 Peta Kab. Deli Serdang ... 34

4.2 Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Deli Serdang ... 36

4.3 Realisasi Pajak Air Tanah ... 39

4.4 Potensi Pajak Air Tanah ... 41

4.5 Pertumbuhan Pajak Air Tanah ... 43

4.6 Efektivitas Pajak Air Tanah ... 46

4.7 Kontribusi Pajak Air Tanah Terhadap Pajak Daerah ... 48


(6)

ix DAFTAR SINGKATAN

SINGKATAN Nama

Pemakaian pertama kali

pada halaman

PAT Pajak Air Tanah 3

PAD Pendapatan Asli Daerah 8

SPTPD Surat Pemberitahuan Pajak Daerah 19 Lambang

< Kurang dari 28

> Lebih dari 28