EVALUASI PELAKSANAAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH DI KABUPATEN SUKOHARJO

(1)

commit to user

EVALUASI PELAKSANAAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH DI KABUPATEN SUKOHARJO

TUGAS AKHIR

Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan

mencapai derajat Ahli Madya Program Studi Diploma III Perpajakan

Oleh:

Maria Ika Yesita Natalia F3408055

PROGRAM STUDI DIPLOMA III PERPAJAKAN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA


(2)

(3)

(4)

commit to user

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Ø “NARIMO ING PANDUM” Menerima hidup apa adanya (petuah Jawa)

Ø Pengalaman bukanlah apa yang terjadi padamu, tapi apa yang kamu lakukan atas apa yang terjadi padamu (Kahlil Gibran)

Ø Kemurahan hati di masa depan, termasuk dengan memberikan semua yang ada sekarang

Persembahan

Tugas Akhir ini Penulis Persembahka kepada: 1. Yesus Kristus

2. Kedua orang tua, adik dan seluruh keluarga 3. Sahabat dan teman-teman

4. Semua dosen dan pembinbing 5. Almamaterku


(5)

commit to user KATA PENGANTAR

Penulis memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karuniaNya yang diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan proses penyusunan Laporan Tugas Akhir dengan judul “Evaluasi Pelaksanaan Pemungutan Pajak Air Tanah Di Kabupaten Sukoharjo” dengan baik.

Tugas akhir ini disusun untuk memenuhi Syarat-syarat Mencapai Gelar Ahli Madya pada Program Diploma III Program Studi Perpajakan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.

Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan tugas akhir ini tidaklah berjalan lancar apabila tidak mendapatkan bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Sekecil apapun semua saran, bantuan moral dan material serta segala hal yang menunjang penyelesaian laporan tugas akhir ini sangat penulis hargai. Untuk itu pada kesempatan yang berharga ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Yesus Kristus, yang dengan pertolongan rahmatNya memberikan kemudahan bagi penulis untuk menyelesaikan Tugas Akhir ini.

2. Bapak Prof. Dr. Bambang Sutopo, M. Com, Ak., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.

3. Bapak Drs. Santoso Tri Hananto, Msi, Ak., selaku ketua Program Diploma III Universitas Sebelas Maret Surakarta.


(6)

commit to user

4. Bapak Sri Suranta, S.E, M.Si, Ak., BKP selaku Ketua Program Studi Perpajakan Ekonomi Sebelas Maret sekaligus pembimbing Tugas Akhir ini.

5. Bapak Arif Lukman Santoso,S.E, Ak., selaku Pembimbing Magang Kerja yang memberikan pengarahan selama penyusunan laporan magang kerja. 6. Seluruh dosen dan staf karyawan Program Diploma III Universitas Sebelas

Maret Surakarta.

7. Bapak Drs. Darwanto, MM., selaku kepala bagian pendapatan DPPKAD Kabupaten Sukoharjo yang telah berkenan memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan magang kerja dan penelitian.

8. Seluruh pegawai dan staf DPPKAD Kabupaten Sukoharjo yang telah memberikan informasi berharga, sehingga sangat membantu dalam penyusuna Tugas Akhir ini.

9. Bapak, Ibu dan Adik tersayang, Tante Henny dan seluruh keluarga besar yang memberikan dukungan moriil dan materiil.

10.Sahabat, terutama gambul-gambul Nuri, Hima, Iin, Ima, Fani dan juga teman-teman DIII Perpajakan 2008 yang telah banyak membantu dalam penyusunan Tugas Akhir ini.

11.Papah Yoga, laksana “purnama” yang telah memberikan “cahaya inspirasi” bagi Penulis dalam penyusunan Tugas Akhir ini.

12.Semua pihak yang telah membantu namun tidak dapat disebutkan satu persatu.


(7)

commit to user

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan tugas akhir ini masih banyak kekurangan yang perlu diperbaiki. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan.

Surakarta, April 2011


(8)

commit to user DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

ABSTRAK ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I. PENDAHULUAN A. Gambaran Umum Perusahaan ... 1

B. Latar Belakang Masalah ... 14


(9)

commit to user

D. Tujuan Penelitian ... 15

E. Manfaat Penelitian ... 16

II. ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

A.Tinjauan Pustaka ... 17

B. Analisis Data dan Pembahasan ... 29

III. TEMUAN

A. Kelebihan ... 47

B. Kelemahan ... 47

IV. PENUTUP

A.Simpulan ... 49

B. Rekomendasi ... 50

DAFTAR PUSTAKA


(10)

commit to user DAFTAR TABEL

TABEL Halaman

II.1 Harga Dasar Air Tanah ... 34 II.2 Daftar Potensi Pendapatan Pajak Air Tanah pada

Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Kabupaten Sukoharjo Periode Februari- Maret 2011

... 38 II.3 Kontribusi Pajak Air TanahTerhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Kabupaten Sukoharjo Periode Triwulan I (Pertama)


(11)

commit to user DAFTAR GAMBAR

GAMBAR Halaman I.1 Struktur Organisasi DPPKAD Kabupaten Sukoharjo ... 13


(12)

commit to user DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat Pernyataan Tugas Akhir

2. Surat Keterangan Kegiatan Magang Kerja

3. Lembar Penilaian Kegiatan Magang Kerja

4. Tanda Terima Kuliah Magang Kerja

5. Laporan Realisasi Pendapatan Daerah Kabupaten Sukoharjo Bulan Januari Tahun Anggaran 2011

6. Laporan Realisasi Pendapatan Daerah Kabupaten Sukoharjo Bulan Februari Tahun Anggaran 2011

7. Laporan Realisasi Pendapatan Daerah Kabupaten Sukoharjo Bulan Maret Tahun Anggaran 2011


(13)

commit to user ABSTRACT

EVALUASI PELAKSANAAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH DI KABUPATEN SUKOHARJO

Maria Ika Yesita Natalia F3408055

The study, titled " EVALUASI PELAKSANAAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH DI KABUPATEN SUKOHARJO " has the purpose to find out how the implementation of ground water tax collection by DPPKAD Sukoharjo after the transfer of authority to the implementation of ground water tax collection from the provincial tax to local tax districts and whether implementation is in conformity with the legislation in force. This study used the method of observation, which is, direct observation in DPPKAD Sukoharjo, interview methods, which is methods in which the authors do question and answer directly to the employee or officer of groundwater tax collector in the revenue department in DPPKAD Sukoharjo. This study also uses the method of documentation by collecting the necessary data in the study. From the results of research conducted, the implementation of ground water tax collection by DPPKAD Sukoharjo is in conformity with laws and regulations. However, there are still many obstacles to the implementation of ground water tax collection, due to implementation of this ground water is new to DPPKAD Sukoharjo. But the DPPKAD is able to overcome these barriers well. Based on the results of the study also found several weaknesses in the implementation of tax collection of ground water, to the authors provide recommendations such as data collection and re-examination of the use of groundwater meter used by the taxpayer.


(14)

commit to user BAB I PENDAHULUAN

A. Gambaran Umum Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset

Daerah (DPPKAD) Kabupaten Sukoharjo 1. Deskripsi Kabupaten Sukoharjo

a. Sejarah Kabupaten Sukoharjo

Pada awal kemerdekaan (1946), Sukoharjo merupakan salah satu kawedanan (sekarang pembantu Bupati) dari empat kawedanan yang ada di Surakarta, yaitu Kawedanan Kartasura, Surakarta, Bekonang dan Sukoharjo. Perkembangan selanjutnya, Kawedanan Surakarta menjadi Hominte Surakarta atau kotapraja (sekarang kotamadya) yang terpisah dari Kabupaten Surakarta, sedangkan Kabupaten Surakarta menjadi Kabupaten Sukoharjo yang meliputi kawedanan Kartasura, Bekonang dan Sukoharjo. Adapun istilah kawedanan sekarang menjadi wilayah Pembantu Bupati.

Berpijak pada Penetapan Pemerintah No. 16/SD Tanggal 15 Juli 1946, tim yang dibentuk dengan Surat Keputusan Kepala Daerah Tingkat II Sukoharjo No. 433/051/1986 Tanggal 24 Pebruari 1986, yang kemudian dikukuhkan dengan Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Sukoharjo No. 17 Tahun 1986 tentang Hari Lahir Kabupaten Sukoharjo yang disahkan dengan Surat Keputusan Gubernur KDH Tingkat I Jawa Tengah No. 188.3/480/1986 dan diundangkan dalam Lembaran Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Sukoharjo No. 3 Tahun 1987 seri D No. 2


(15)

commit to user

Tanggal 9 Januari 1987, maka pada hari Senin Pon tanggal 15 Juli 1946 ditetapkan sebagai hari lahirnya Kabupaten Sukoharjo.

b. Tata Letak Kabupaten Sukoharjo

Dilihat dari peta Kabupaten Sukoharjo, maka Kabupaten Sukoharjo mempunyai batas daerah seperti berikut :

a. Sebelah Utara : Kotamadya Surakarta b. Sebelah Timur : Kabupaten Karanganyar c. Sebelah Selatan : Kabupaten Wonogiri

d. Sebelah Barat : Kabupaten Boyolali dan Klaten

Letak Kabupaten Sukoharjo secara astronomis adalah sebagai berikut:

a. Bagian ujung sebelah Timur : 1100 51’33,70”BT b. Bagian ujung sebelah Barat : 110 42’06,79”BT c. Bagian ujung sebelah Utara : 70 32’17,00”LS d. Bagian ujung sebelah Selatan : 70 49’32,00”LS

2. Sejarah Berdirinya DPPKAD Kabupaten Sukoharjo

Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah, ditegaskan bahwa perangkat daerah terdiri dari unsur staf yang mempunyai tugas membantu penyusunan kebijakan dan koordinasi yang diwadahi dalam bentuk inspektorat, unsur perencana yang diwadahi dalam bentuk badan, unsur pendukung tugas Bupati dalam penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah yang bersifat spesifik


(16)

commit to user

diwadahi dalam lembaga teknis daerah dalam bentuk badan/ kantor/ rumah sakit, dan unsur pelaksana urusan daerah yang diwadahi dalam dinas daerah. Dengan berlakunya Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota dan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah, maka sejak tahun 2009 terbentuklah Organisasi Dinas Daerah yaitu Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah atau disingkat menjadi DPPKAD.

3. Tugas Pokok dan Fungsi DPPKAD Kabupaten Sukoharjo

Berdasarkan Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten Sukoharjo Nomor 3 tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi Dinas Daerah Kabupaten Sukoharjo, Pasal 11 menyebutkan bahwa Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan di bidang pengelolaan keuangan dan aset-aset daerah.

Berdasarkan Peraturan Bupati Sukuharjo Nomor 44 tahun 2008 tentang Penjabaran Tugas Pokok, Fungsi dan Uraian Tugas Jabatan Struktural pada Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Sukoharjo, Pasal 3 menyebutkan bahwa DPPKAD dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang pendapatan, pengelolaan keuangan dan aset


(17)

commit to user

daerah. Untuk menyelenggarakan tugas pokok tersebut, maka DPPKAD mempunyai fungsi sebagai berikut:

a. Perumusan kebijakan teknis di bidang pendapatan, pengelolaan keuangan dan aset daerah,

b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang pendapatan, pengelolaan keuangan dan aset daerah,

c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang pendapatan, pengelolaan keuangan dan aset daerah,

d. Pengkoordinasian, fasilitasi, dan pembinaan kegiatan di bidang pendapatan, pengelolaan keuangan dan aset daerah,

e. Pelaksanaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang pendapatan, pengelolaan keuangan dan aset daerah,

f. Pengelolaan urusan ketatausahaan.

4. Visi dan Misi DPPKAD Kabupaten Sukoharjo

DPPKAD Kabupaten Sukoharjo mempunyai visi yaitu terwujudnya peningkatan efisiensi dan efektivitas pengelolaan sumber daya pengelolaan keuangan daerah dan peningkatan pendapatan daerah dengan semangat desentralisasi, demokratisasi, transparansi dan akuntabilitas dalam rangka peningkatan kesejahteraan dan pelayanan kepada masyarakat. Selain itu, DPPKAD Kabupaten Sukoharjo mempunyai misi-misi yaitu sebagai berikut:

a. Meningkatkan kualitas sumber daya pengelolaan keuangan Daerah. b. Meningkatkan fungsi perencanaan dan penyusunan anggaran Daerah.


(18)

commit to user

c. Meningkatkan fungsi pemungutan pendapatan Daerah dan efisiensi belanja Daerah.

d. Meningkatkan fungsi pengendalian kas Daerah, perbendaharaan umum Daerah dan verifikasi serta perhitungan anggaran, pertanggungjawaban keuangan Daerah.

5. Struktur Organisasi dan Deskripsi Jabatan DPPKAD Kabupaten

Sukoharjo

Berdasarkan Peraturan Bupati Sukuharjo Nomor 44 tahun 2008 tentang Penjabaran Tugas Pokok, Fungsi dan Uraian Tugas Jabatan Strutural Pada Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Sukoharjo, Pasal 2 menyebutkan bahwa susunan organisasi DPPKAD Sukoharjo terdiri dari:

a. Kepala Dinas

Mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang pendapatan, pengelolaan keuangan dan aset daerah.

b. Sekretariat

Mempunyai tugas melaksanakan fungsi kesekretariatan meliputi keseluruhan aktivitas mengenai umum dan kepegawaian, program, serta keuangan yang diserahkan dan menjadi tanggung jawab pada Sekretariat.

1) Sub Bagian Program

Mempunyai tugas pokok dalam penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian kegiatan


(19)

commit to user

perencanaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan program kegiatan.

2) Sub Bagian Keuangan

Mempunyai tugas pokok dalam penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian kegiatan administrasi keuangan dan pelaporan pertanggungjawaban keuangan.

3) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

Mempunyai tugas pokok dalam penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian kegiatan administrasi umum organisasi dan tata laksana, pengurusan rumah tangga, perlengkapan dokumentasi, perpustakaan dan kearsipan serta pengelolaan administrasi kepegawaian.

c. Bidang Anggaran

Mempunyai tugas melaksanakan fungsi perencanaan, penyusunan anggaran dan meliputi sebagian aktivitas mengenai pelaksanaan anggaran, anggaran penerimaan, penyusunan anggaran belanja dan pelaksanaan anggaran yang diserahkan dan menjadi tanggung jawab pada bidang anggaran.

1) Seksi Perencanaan Anggaran

Mempunyai tugas pokok dalam penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian dan pemberian bimbingan di bidang perencanaan anggaran.


(20)

commit to user 2) Seksi Penyusunan Anggaran

Mempunyai tugas pokok dalam penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian dan pemberian bimbingan di bidang penyusunan anggaran.

3) Seksi Pelaksanaan Anggaran

Mempunyai tugas pokok dalam penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian dan pemberian bimbingan di bidang penyusunan anggaran.

d. Bidang Pendapatan

Mempunyai tugas melaksanakan fungsi pendapatan meliput keseluruhan aktvitas mengenai pendapatan asli daerah, dana perimbangan, dan penagihan pendapatan yang diserahkan dan menjadi tanggung jawab pada Bidang Pendapatan.

1) Seksi Pendapatan Asli Daerah

Mempunyai tugas pokok dalam penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian dan pemberian bimbingan di bidang pendapatan asli daerah.

2) Seksi Dana Perimbangan dan Lain-lain Pendapatan

Mempunyai tugas pokok dalam penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian dan pemberian bimbingan di bidang dana perimbangan dan lain-lain pendapatan.


(21)

commit to user

3) Seksi Intensifikasi dan Ekstensifikasi Pendapatan

Mempunyai tugas pokok dalam penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian dan pemberian bimbingan di bidang intensifikasi dan ekstensifikasi pendapatan.

e. Bidang Perbendaharaan

Mempunyai tugas melaksanakan fungsi perbendaharaan meliputi keseluruhan aktivitas Penerbitan Surat Pencairan Dana (SP2D) untuk pembayaran berdasarkan Surat Perintah Membayar (SPM) dari permintaan pengguna anggaran SKPD atas beban rekening kas umum daerah.

1) Seksi Perbendaharaan I

Mempunyai tugas pokok dalam penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian dan pemberian bimbingan di bidang Perbendaharaan I.

2) Seksi Perbendaharaan II

Mempunyai tugas pokok dalam penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian dan pemberian bimbingan di bidang Perbendaharaan II.

3) Seksi Perbendaharaan III

Mempunyai tugas pokok dalam penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian dan pemberian bimbingan di bidang Perbendaharaan III.


(22)

commit to user f. Bidang Akuntansi

Mempunyai tugas melaksanakan fungsi akuntansi meliputi keseluruhan aktivitas mengenai pembukuan, pelaporan, analisis data keuangan, dan sistem akuntansi serta fasilitasi penyusunan laporan keuangan yang diserahkan dan menjadi tanggung jawab pada Bidang Akuntansi.

1) Seksi Verifikasi

Mempunyai tugas pokok dalam penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian dan pemberian bimbingan di bidang verifikasi.

2) Seksi Akuntansi

Mempunyai tugas pokok dalam penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian dan pemberian bimbingan di bidang akuntansi.

3) Seksi Fasilitasi Penyusunan Laporan Keuangan

Mempunyai tugas pokok dalam penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian dan pemberian bimbingan di bidang fasilitasi penyusunan laporan keuangan.

g. Bidang Kas

Mempunyai tugas melaksanakan fungsi kas meliputi keseluruhan aktivitas mengenai penerimaan, pengeluaran, pengendalian, dan


(23)

commit to user

pelaporan yang diserahkan dan menjadi tanggung jawab pada bidang Kas.

1) Seksi Penerimaan

Mempunyai tugas pokok dalam penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian dan pemberianbimbingan di bidang penerimaan.

2) Seksi Pengeluaran

Mempunyai tugas pokok dalam penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian dan pemberian bimbingan di bidang pengeluaran.

3) Seksi Pengendalian dan Pelaporan

Mempunyai tugas pokok dalam penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian dan pemberianbimbingan di bidang pengendalian dan pelaporan. h. Bidang Aset dan Investasi Daerah

Mempunyai tugas melaksanakan fungsi inventarisasi dan penghapusan, pengelolaan aset daerah, dan investasi daerah yang diserahkan dan menjadi tanggung jawab pada bidang Aset dan Investasi Daerah.

1) Seksi Penatausahaan Aset Daerah

Mempunyai tugas pokok dalam penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian dan pemberian bimbingan di bidang penatausahaan aset daerah.


(24)

commit to user 2) Seksi Pendayagunaan Aset Daerah

Mempunyai tugas pokok dalam penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian dan pemberian bimbingan di bidang pendayagunaan aset daerah. 3) Seksi Investasi Daerah

Mempunyai tugas pokok dalam penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian dan pemberian bimbingan di bidang investasi daerah.

i. Kelompok Jabatan Fungsional

Mempunyai tugas menerapkan prinsip koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi, baik dalam lingkungan unit organisasi masing-masing maupunantar satuan organisasi di lingkungan Pemerintah Daerah dengan instansi lain di luar Pemerintah Daerah.

6. Tata Kerja DPPKAD Kabupaten Sukoharjo

Dalam melaksanakan tugas, setiap pimpinan unit organisasi dan kelompok tenaga fungsional wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi, baik dalam lingkungan unit organisasi masing-masing maupun antar satuan organisasi dan lingkungan Pemerintah Daerah dengan instansi lain di luar Pemerinntah Daerah sesuai dengan tugas masing-masing.

Setiap pimpinan satuan organisasi wajib mengawasi bawahannya masing-masing, dan bila terjadi penyimpangan mengambil langkah-langkah yang diperlukan sesuai dengan perundangan yang berlaku. Setiap pimpinan


(25)

commit to user

organisasi bertanggung jawab memimpin dan mengkoordinasikan bawahan masing-masing dan memberikan bimbingan serta petunjuk bagi pelaksanaan tugas bawahannya. Setiap pimpinan satuan organisasi wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk dan bertanggung jawab kepada atasan masing-masing serta menyiapkan laporan berkala tepat pada waktunya.

Setiap laporan yang diterima oleh pimpinan satuan organisasi dari bawahannya wajib diolah dan dipergunakan sebagai bahan penyusunan laporan lebih lanjut dan petunjuk kepada bawahan. Dalam menyampaikan laporan kepada atasan, tembusan laporan wajib disampaikan kepada satuan organisasi lain yang secara fungsional mempunyai hubungan kerja. Dalam melaksanakan tugas, setiap pimpinan satuan organisasi dibantu oleh satuan organisasi di bawahnya, dan dalam rangka pemberian bimbingan kepada bawahan, masing-masing wajib mengadakan rapat berkala.


(26)

commit to user Gambar I.1


(27)

commit to user

B. Latar Belakang Masalah

Berdasarkan UU No. 28 tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah ada beberapa pajak daerah yang semula penanganannya dilakukan oleh pemerintah provinsi dialihkan ke pemerintah kota/kabupaten. Salah satu pajak daerah yang dialihkan adalah pajak air tanah. Oleh karena itu penulis merasa tertarik untuk mengevaluasi pelaksanaan pemungutan pajak air tanah yang dilakukan oleh DPPKAD Kabupaten Sukoharjo karena pemungutan pajak air tanah merupakan hal baru bagi DPPKAD.

Pelaksanaan pemungutan pajak air tanah di Kabupaten Sukoharjo didasarkan pada peraturan perundang-undangan yang berlaku, yakni Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Peraturan Daerah Kabupaten Sukoharjo Nomor 11 Tahun 2010 tentang Pajak Air Tanah. Peraturan Bupati Sukoharjo Nomor 53 Tahun 2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Sukoharjo Nomor 11 Tahun 2010 Tentang Pajak Air Tanah.

Dalam hal ini penulis akan mencoba mengevaluasi pelaksanaan pemungutan pajak air tanah di Kabupaten Sukoharjo berdasarkan peraturan perundang-undangan tersebut. Disamping itu penulis juga menganalisis seberapa besar kontribusi penerimaan pajak air tanah terhadap pendapatan asli daerah Kabupaten Sukoharjo.

Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis sangat berkeinginan untuk mengangkat judul “EVALUASI PELAKSANAAN


(28)

commit to user

PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH DI KABUPATEN

SUKOHARJO”.

C. Perumusan Masalah

Dari latar belakang tersebut, maka penulis merumuskan masalah-masalah sebagai berikut:

1. Apakah pelaksanaan pemungutan pajak air tanah yang dilakukan DPPKAD Kabupaten Sukoharjo sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku?

2. Seberapa besar kontribusi yang diberikan pajak air tanah terhadap pendapatan asli daerah Kabupaten Sukoharjo?

3. Hambatan-hambatan apa saja yang muncul dalam pelaksanaan pemungutan pajak air tanah?

4. Upaya-upaya apa saja yang sudah dilakukan oleh DPPKAD Kabupaten Sukoharjo untuk mengatasi hambatan tersebut?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui kesesuaian pelaksanaan pemungutan pajak air tanah yang dilakukan DPPKAD Kabupaten Sukoharjo dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2. Untuk mengetahui seberapa besar kontribusi yang diberikan pajak air tanah terhadap pendapatan asli daerah Kabupaten Sukoharjo.


(29)

commit to user

3. Untuk mengetahui hambatan-hambatan apa saja yang muncul dalam pelaksanaan pemungutan pajak air tanah.

4. Untuk mengetahui upaya-upaya apa saja yang sudah dilakukan oleh DPPKAD Kabupaten Sukoharjo untuk mengatasi hambatan yang muncul.

E. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat : 1. Bagi Dinas PPKAD

Memberikan gambaran sekaligus masukan bagi Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Sukoharjo dalam rangka usaha peningkatan penerimaan dari sektor pajak, khususnya pajak air tanah.

2. Bagi penulis

Penelitian ini dapat digunakan sebagai sarana untuk mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh dari perguruan tinggi.

3. Bagi dunia akademik

Dapat menambah pengetahuan dan ilmu tentang dunia perpajakan, terutama tentang pajak air tanah di Indonesia khususnya bagi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Bagi Pembaca

Dapat menambah ilmu pengetahuan dan wawasan pembaca tentang penerapan ilmu perpajakan yang ada pada Pemerintah Daerah Kabupaten Sukoharjo.


(30)

commit to user BAB II

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Tinjauan Pustaka

1. Definisi dan Unsur Pajak a. Mr. Dr. N. J. Feldman

“Pajak adalah prestasi yang dipaksakan sepihak oleh terutang kepada penguasa, (menurut norma-norma yang ditetapkannya secara umum), tanpa adanya kontra-prestasi, dan semata-mata digunakan untuk menutup pengeluaran-pengeluaran umum”.

b. Prof. Dr. M.J.H. Smeets

“Pajak adalah prestasi kepada pemerintah yang terutang melalui norma-norma umum, dan yang dapat dipaksakannya, tanpa adanya kontra-prestasi yang dapat ditunjukkan dalam hal individual; maksudnya adalah untuk membiayai pengeluaran pemerintah”. c. Dr. Soeparman Soemahamidjaja

“Pajak adalah iuran wajib berupa uang atau barang, yang dipungut oleh penguasa berdasarkan norma-norma hukum, guna menutup biaya produksi barang-barang dan jasa-jasa kolektif dalam mencapai kesejahteraan umum”. Ia mencantumkan istilah Iuran Wajib dengan harapan terpenuhinya ciri bahwa pajak dipungut dengan bantuan diri dan kerja sama dengan WP, sehingga perlu pula dihindari penggunaan istilah “paksaan”. Selanjutnya, ia


(31)

commit to user

berpendapat bahwa terlalu berlebihan bila khusus mengenai pajak ditekankan pentingnya unsur paksaan karena dengan mencantumkan unsur paksaan seakan-akan tidak ada kesadaran masyarakat untuk melakukan kegiatannya.

d. Prof. Dr. Rochmat Soemitro, S.H.

“Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa-timbal (kontra-prestasi), yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum”.

Rochmat Soemitro menjelaskan bahwa unsur ‘dapat dipaksakan’ artinya bahwa bila utang pajak tidak dibayar, maka utang pajak tersebut dapat ditagih menggunakan kekerasan seperti dengan mengeluarkan surat paksa dan melakukan penyitaan, bahkan bisa dengan melakukan penyanderaan. Sementara itu, terhadap pembayaran pajak tersebut tidak dapat ditunjukkan jasa timbal-balik tertentu, seperti halnya dengan retribusi.

Dari empat pengertian pajak tersebut, dapat disimpulkan bahwa ada lima unsur yang melekat dalam pengertian pajak, yaitu:

a. pembayaran pajak harus berdasarkan UU, b. sifatnya dapat dipaksakan,

c. tidak ada kontra-prestasi (imbalan) yang langsung dapat dirasakan oleh pembayar pajak,


(32)

commit to user

d. pemungutan pajak dilakukan oleh negara, baik oleh pemerintah pusat maupun daerah (tidak boleh dipungut oleh swasta), dan e. pajak digunakan untuk membiayai berbagai pengeluaran

pemerintah (rutin dan pembangunan) bagi kepentingan masyarakat umum.

2. Pemungutan Pajak

Pemungutan adalah suatu rangkaian kegiatan mulai dari penghimpunan data objek dan subyek pajak, penentuan besarnya pajak yang terutang sampai kegiatan penagihan pajak kepada wajib pajak serta pengawasan penyetorannya.

Pelaksanaan pemungutan pajak digunakan dokumen atau formulir, antara lain :

a. Surat Pemberitahuan Obyek Pajak Daerah (SPOPD) adalah surat yang oleh wajib pajak digunakan untuk melaporkan penghitungan dan/ atau pembayaran pajak, obyek pajak dan/ atau bukan obyek pajak, dan/ atau harta dan kewajiban sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan daerah.

b. Surat Setoran Pajak Daerah (SSPD) adalah bukti pembayaran atau penyetoran pajak yang telah dilakukan dengan menggunakan formulir atau telah dilakukan dengan cara lain ke kas daerah melalui tempat pembayaran yang ditunjuk oleh Bupati.

c. Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD) adalah surat ketetapan pajak yang menentukan besarnya jumlah pokok pajak yang terutang.


(33)

commit to user

d. Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar (SKPDKB) adalah surat ketetapan pajak yang menentukan besarnya jumlah pokok pajak, jumlah kredit pajak, jumlah kekurangan pembayaran pokok pajak, besarnya sanksi administratif dan jumlah pajak yang masih harus dibayar.

e. Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar Tambahan (SKPDKBT) adalah surat ketetapan pajak yang menentukan tambahan atas jumlah pajak yang telah ditetapkan.

f. Surat Ketetapan Pajak Daerah Nihil (SKPDN) adalah surat ketetapan pajak yang menentukan jumlah pokok pajak sama besarnya dengan jumlah kredit pajak atau pajak tidak terutang dan tidak ada kredit pajak.

g. Surat Ketetapan Pajak Daerah Lebih Bayar (SKPDLB) adalah surat ketetapan pajak yang menentukan jumlah kelebihan pembayaran pajak karena jumlah kredit pajak lebih besar daripada pajak yang terutang atau seharusnya tidak terutang.

h. Surat Tagihan Pajak Daerah (STPD) adalah surat untuk melakukan tagihan pajak dan/ atau sanksi administratif berupa bunga dan/ atau denda.

i. Surat Paksa adalah surat perintah membayar utang pajak dan biaya penagihan pajak.

j. Surat Keputusan Pembetulan adalah surat keputusan yang membetulkan kesalahan tertulis, kesalahan hitung dan/ atau


(34)

commit to user

kekeliruan dalam penerapan ketentuan tertentu dalam peraturan perundang-undangan perpajakan daerah yang terdapat dalam Surat Ketetapan Pajak Daerah, Surat Ketetapan Pajak Daerak Kurang Bayar, Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar Tambahan, Surat Ketetapan Pajak Daerah Nihil, Surat Ketetapan Pajak Daerah Lebih Bayar, Surat Tagihan pajak Daerah, Surat Keputusan Pembetulan atau Surat Keputusan Keberatan.

k. Surat Keputusan Keberatan adalah surat keputusan atas keberatan terhadap Surat Ketetapan Pajak Daerah, Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar, Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar Tambahan, Surat Ketetapan Pajak Daerah Nihil, Surat Ketetapan Pajak Daerah Lebih Bayar atau terhadap pemotongan atau pemungutan oleh pihak ketiga yang diajukan Wajib Pajak. Beberapa teori yang mendukung hak negara untuk memungut pajak dari rakyatnya, antara lain :

a. Teori Asuransi

Teori menyatakan bahwa Negara bertugas untuk melindungi orang dari segala kepentingannya, meliputi keselamatan dan keamanan jiwa, dan juga harta bendanya. Meskipun teori ini hanya sekadar untuk memberi dasar hukum kepada pemungut pajak, namun beberapa pakar menentangnya. Mereka berpendapat bahwa pembandingan antara pajak dan perusahaan asuransi tidaklah tepat, karena dalam hal timbul


(35)

commit to user

kerugian, tidak ada penggantian secara langsung dari negara, dan antara pembayaran jumlah pajak dengan jasa yang diberikan oleh negara tidaklah terdapat hubungan langsung.

b. Teori Kepentingan

Teori ini awalnya hanya memperhatikan pembagian beban pajak yang harus dipungut dari seluruh penduduk. Pembagian beban ini harus didasarkan atas kepentingan masing-masing orang dalam tugas-tugas pemerintah, termasuk perlindungan atas jiwa orang-orang itu beserta harta bendanya. Oleh karena itu, sudah sewajarnya jika biaya-biaya yang dikeluarkan oleh negara dibebankan kepada mereka.

c. Teori Gaya Pikul

Teori ini menyatakan bahwa dasar keadilan pemungutan pajak terletak pada jasa-jasa yang diberikan oleh negara kepada warganya, yaitu perlindungan atas jiwa dan harta bendanya. Teori ini menekankan pada asas keadilan, bahwasannya pajak haruslah sama beratnya untuk setiap orang.

d. Teori Kewajiban Pajak Mutlak (Teori Bakti)

Berlawanan dengan teori sebelumnya, yang tidak mengutamakan kepentingan negara di atas kepentingan warganya, maka teori ini mendasarkan pada paham Organische Staatsleer. Paham ini mengajarkan bahwa karena sifat suatu negara maka timbullah hak mutlak untuk memungut pajak. Setiap orang


(36)

commit to user

menyadari bahwa menjadi suatu kewajiban mutlak untuk membuktikan tanda baktinya terhadap negara dalam bentuk pembayaran pajak.

e. Teori Asas Gaya Beli

Teori ini tidak mempersoalkan asal mula negara memungut pajak, melainkan hanya melihat pada efeknya, dan memandang efek yang baik itu sebagai dasar keadilannya. Teori ini mengajarkan bahwa penyelenggaraan kepentingan masyarakat inilah yang dapat dianggap sebagai dasar keadilan pemungutan pajak.

3. Sistem Pemungutan Pajak

Dalam memungut pajak dikenal beberapa sistem pemungutan, yaitu :

a. Official Assessment System

Sistem pemungutan pajak yang memberi kewenangan aparatur perpajakan untuk menentukan sendiri jumlah pajak yang terutang setiap tahunnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku. Dalam sistem ini, inisiatif serta kegiatan menghitung dan memungut pajak sepenuhnya berada di tangan para aparatur perpajakan. Dengan demikian, berhasil atau tidakya pelaksanaan pemungutan pajak banyak tergantung pada aparatur perpajakan (peranan dominan ada pada aparatur perpajakan)


(37)

commit to user b. Self Assessment System

Sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang Wajib Pajak dalam menentukan sendiri jumlah pajak yang terutang setiap tahunnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku. Dalam sistem ini, inisiatif serta kegiatan menghitung dan memungut pajak sepenuhnya berada di tangan Wajib Pajak. Wajib Paajak dianggap mampu menghitung pajak, mampu memahami undang-undang perpajakan yang sedang berlaku, dan mempunyai kejujuran yang tinggi, serta menyadari akan arti pentingnya membayar pajak.

Oleh karena itu, Wajib Pajak diberi kepercayaan untuk : 1) menghitung sendiri pajak yang terutang

2) memperhitungkan sendiri pajak yang terutang 3) membayar sendiri jumlah pajak yang terutang 4) melaporkan sendiri jumlah pajak yang terutang 5) memepertanggungjawabkan pajak yang terutang c. With Holding System

Sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada pihak ketiga yang ditunjuk untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh Wajib Pajak sesuai dengan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku. Penunjukan pihak ketiga ini dilakukan sesuai peraturan perundang-undangan perpajakan, keputusan presiden, dan peraturan lainnya untuk memotong dan


(38)

commit to user

memungut pajak, menyetor, dan mempertanggungjawabkan melalui sarana perpajakan yang tersedia. Berhasil tidaknya pelaksanaan pemungutan pajak banyak tergantung pada pihak ketiga yang ditunjuk.

Dasar hukum yang digunakan dalam pelaksanaan pemungutan pajak air tanah, yaitu sebagai berikut :

1) Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

2) Peraturan Daerah Kabupaten Sukoharjo Nomor 11 Tahun 2010 tentang Pajak Air Tanah.

3) Peraturan Bupati Sukoharjo Nomor 53 Tahun 2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Sukoharjo Nomor 11 Tahun 2010 Tentang Pajak Air Tanah.

4. Pajak Daerah

Berdasarkan Undang-Undang No. 28 tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, yang dimaksud dengan Pajak Daerah adalah kontribusi wajib kepada Daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Macam-macam pajak daerah, yaitu : 1. Pajak provinsi terdiri atas:


(39)

commit to user

b. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor; c. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor; d. Pajak Air Permukaan; dan

e. Pajak Rokok.

2. Pajak kabupaten/kota terdiri atas: a. Pajak Hotel;

b. Pajak Restoran; c. Pajak Hiburan; d. Pajak Reklame;

e. Pajak Penerangan Jalan;

f. Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan; g. Pajak Parkir;

h. Pajak Air Tanah;

i. Pajak Sarang Burung Walet;

j. Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan; dan k. Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan.

5. Pajak Air Tanah

a. Pengertian pajak air tanah

Pajak Air Tanah adalah pajak atas pengambilan dan/atau pemanfaatan air tanah. Air Tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah atau batuan di bawah permukaan tanah.


(40)

commit to user

b. Obyek, Subyek dan Wajib Pajak Air Tanah

Objek Pajak Air Tanah adalah pengambilan dan/atau pemanfaatan air tanah. Dikecualikan dari objek Pajak Air Tanah adalah:

1) pengambilan dan/atau pemanfaatan Air Tanah untuk keperluan dasar rumah tangga, pengairan pertanian dan perikanan rakyat, serta peribadatan; dan

2) pengambilan dan/atau pemanfaatan Air Tanah lainnya yang diatur dengan Peraturan Daerah.

Subjek Pajak Air Tanah adalah orang pribadi atau Badan yang melakukan pengambilan dan/atau pemanfaatan Air Tanah. Wajib Pajak Air Tanah adalah orang pribadi atau Badan yang melakukan pengambilan dan/atau pemanfaatan Air Tanah.

c. Dasar Pengenaan dan Tarif Pajak Air Tanah

Dasar pengenaan Pajak Air Tanah adalah Nilai Perolehan Air Tanah. Nilai Perolehan Air Tanah dinyatakan dalam rupiah yang dihitung dengan mempertimbangkan sebagian atau seluruh faktor-faktor berikut :

1) jenis sumber air; 2) lokasi sumber air;

3) tujuan pengambilan dan/atau pemanfaatan air; 4) volume air yang diambil dan/atau dimanfaatkan; 5) kualitas air; dan


(41)

commit to user

6) tingkat kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh pengambilan dan/atau pemanfaatan air.

Penggunaan faktor-faktor tersebut disesuaikan dengan kondisi masing-masing Daerah. Besarnya Nilai Perolehan Air Tanah ditetapkan dengan Peraturan Bupati/Walikota.

d. Wilayah Pemungutan dan Tata Cara Pemungutan

Pajak air tanah yang terhutang dipungut di wilayah daerah dan besarnya pajak yang terhutang dihitung dengan cara mengalikan tarif pajak air tanah dengan dasar pengenaan pajak air tanah.

e. Masa Pajak dan Saat Pajak Terutang

Masa pajak adalah jangka waktu yang lamanya satu bulan takwim, dan pajak terutang dalam masa pajak terjadi pada saat pengguaan air tanah.

6. Pendapatan Asli Daerah

Pendapatan Asli Daerah, selanjutnya disebut PAD adalah pendapatan yang diperoleh Daerah yang dipungut berdasarkan Peraturan Daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

PAD bersumber dari: a. Pajak Daerah, b. Retribusi Daerah,

c. hasil pengelolaan kekayaan Daerah yang dipisahkan dan d. lain-lain PAD yang sah.


(42)

commit to user Lain-lain PAD yang sah meliputi :

a. hasil penjualan kekayaan Daerah yang tidak dipisahkan, b. jasa giro,

c. pendapatan bunga,

d. keuntungan selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing, dan e. komisi, potongan, ataupun bentuk lain sebagai akibat dari penjualan

dan/atau pengadaan barang dan/atau jasa oleh daerah.

B. Analisis Data dan Pembahasan

1. Metode Penelitian

Dalam menyusun laporan Tugas Akhir ini, penulis mengumpulkan data dan bahan melalui metode:

a. Obyek

Penulis mengambil obyek pajak air tanah sebagai bahan analisis. Pajak air tanah merupakan pungutan daerah atas pengambilan dan pemanfaatan air tanah.

b. Lokasi

Lokasi penelitian adalah di Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Sukoharjo, dan penulis menganalisis proses pemungutan dan perbedaan penerimaan pajak sebelum dan sesudah adanya pajak air tanah di Kabupaten Sukoharjo untuk triwulan tahun 2011.


(43)

commit to user c. Teknik pengumpulan data

Untuk mengetahui implementasi atau penerapan pelaksanaan pemungutan pajak air tanah, penulis menggunakan teknik pengumpulan data:

(i) Wawancara

Wawancara (interview) adalah komunikasi dua arah untuk mendapatkan data dari responden. Penulis akan melakukan wawancara secara langsung dengan pegawai yang menangani pelaksanaan pemungutan pajak air tanah.

(ii) Observasi

Observasi merupakan teknik atau pendekatan untuk mendapatkan data primer dengan cara mengamati langsung obyek datanya. Penulis melakukan pengamatan langsung proses pemungutan pajak air tanah di DPPKAD Kabupaten Sukoharjo melalui bidang pendapatan.

(iii)Dokumentasi

Dokumentasi merupakan cara pengumpulan data dengan mengumpulkan dan menggunakan data-data atau dokumen-dokumen berupa arsip-arsip, surat-surat maupun perundang-undangan. Penulis mengumpulkan data-data berupa surat-surat yang digunakan dalam pelaksanaan pemungutan pajak air tanah, arsip-arsip dan perundang-undangan perpajakan tentang air tanah di DPPKAD Kabupaten Sukoharjo.


(44)

commit to user d. Jenis dan sumber data

(i)Data primer

Yakni data yang diperoleh penulis secara langsung melalui sumber utama. Dalam hal ini DPPKAD Kabupaten Sukoharjo, yakni dengan pengamatan langsung dan penulis bertanya langsung pada pegawai mengenai pajak air tanah.

(ii) Data sekunder

Yakni data yang diperoleh dari pihak lain yang relevan dengan penelitian.

e. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik analisis data : (i) Analisis Kualitatif

Pendekatan kualitatif ialah pendekatan yang di dalam usulan penelitian, proses, hipotesis, turun ke lapangan, analisis data dan kesimpulan data sampai dengan penulisannya mempergunakan aspek-aspek kecenderungan, non perhitungan numerik, situasional deskriptif, interview mendalam, analisis isi, bola salju dan story (Williams, 1988 dalam Faisal 1990:18).

Analisis kualitatif digunakan penulis untuk menjawab persoalan penelitian mengenai kesesuain pelaksanaan pemungutan pajak air tanah dengan Undang-Undang No. 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.


(45)

commit to user (ii) Analisis Kuantitatif

Pendekatan kuantitatif ialah pendekatan yang di dalam usulan penelitian, proses, hipotesis, turun ke lapangan, analisis data dan kesimpulan data sampai dengan penulisannya mempergunakan aspek pengukuran, perhitungan, rumus dan kepastian data numeric (Williams 1988 dalam Faisal 1990:18).

Analisis kuantitatif digunakan penulis untuk menjawab persoalan penelitian mengenai seberapa besar kontribusi yang diberikan pajak air tanah terhadap pendapatan asli daerah (PAD) Kabupaten Sukoharjo.

Rumus yang digunakan yaitu:

Menghitung Kontribusi Pajak Air Tanah Terhadap Pendapatan Asli Daerah:

Realisasi Pajak Air Tanah

X 100% Pendapatan Asli Daerah

2. Pembahasan

1. Pelaksanaan Pemungutan Pajak Air Tanah sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang Berlaku

Pemungutan Pajak Air Tanah dilaksanakan sesuai dengan Undang- Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah serta Peraturan Daerah Kabupaten Sukoharjo Nomor 11 Tahun 2010 tentang Pajak Air Bawah Tanah (ABT) yang sebelumnya


(46)

commit to user

dilaksanakan oleh Pemerintah Propinsi Jawa Tengah, terhitung mulai tanggal 1 Januari 2011 pemungutan Pajak Air Bawah Tanah menjadi kewenangan Pemerintah Kabupaten Sukoharjo dengan nama Pajak Air Tanah (AT) adalah sebagai berikut:

a. Pendaftaran dan Pendataan

Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) bersama DPU mengadakan pendataan penggunaan air tanah setelah pengambilan air tanah dengan menggunakan Surat Pemberitahuan Objek Pajak Daerah (SPOPD). SPOPD tersebut harus diisi dengan jelas, benar dan lengkap serta ditandatangani oleh wajib pajak atau kuasanya. SPOPD disampaikan oleh Wajib Pajak atau Kuasanya kepada DPU paling lambat 10 (sepuluh) hari setelah pengambilan air tanah. SPOPD yang telah diteliti oleh DPU disampaikan kepada DPPKAD paling lambat 15 (lima belas) hari setelah pengambilan air tanah.

Berdasarkan SPOPD yang diterima dari DPU, DPPKAD menerbitkan SKPD. Dimana SKPD tersebut disampaikan paling lambat 20 (dua puluh) hari setelah pengambilan air tanah.

b. Penghitungan Pajak Air Tanah

Dasar pengenaan pajak air tanah adalah nilai perolehan air tanah. Nilai Perolehan Air Tanah dinyatakan dalam rupiah yang dihitung dengan mempertimbangkan sebagian atau seluruhnya faktor-faktor sebagai berikut:


(47)

commit to user i. jenis sumber air;

ii. lokasi sumber air;

iii. tujuan pengambilan dan/atau pemanfaaatan air; iv. volume air yang diambil dan/atau dimanfaatkan;

v. kualitas air; dan

vi. tingkat kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh pengambilan dan/atau pemanfaatan air.

Cara menghitung nilai perolehan air tanah adalah dengan mengalikan volume air tanah yang diambil dengan harga dasar air. Tarif pajak air tanah ditetapkan 20 % (dua puluh persen). Besarnya pokok pajak air tanah yang terutang dihitung dengan cara mengalikan tarif pajak air tanah dengan dasar pengenaan pajak (nilai perolehan air tanah).

Tabel II.1

Harga Dasar Air Tanah

NO PERUNTUKAN AIR

VOLUME PENGAMBILAN AIR TANAH (M3)

0-100 ( Rp)

101-500 (Rp) 501-1000 (Rp) 1001-2500 (Rp) 2501-5000 (Rp) > 5000 (Rp) 1 Sosial/Non niaga 1200 1220 1240 1260 1280 1300 2 Niaga Kecil 1360 1380 1400 1420 1440 1460 3 Industri Kecil dan

Menengah 1540 1560 1580 1600 1620 1640 4 Niaga Besar 1720 1740 1760 1780 1800 1820 5 Industri Besar 1880 1900 1920 1940 1960 1980

6 PDAM 125 125 125 125 125 125


(48)

commit to user

c. Wilayah Pemungutan, Masa Pajak dan Penetapan Pajak

Pajak Air Tanah yang terutang dipungut di wilayah daerah tempat air diambil. Masa pajak adalah jangka waktu yang lamanya 1 (satu) bulan takwin. Pajak yang terutang dalam masa pajak terjadi pada saat pengambilan air tanah.

Penetapan pajak air tanah ,yakni setiap wajib pajak air tanah wajib mengisi SPOPD dengan benar, jelas, lengkap dan ditandatangani oleh wajib pajak air tanah untuk disampaikan kepada Bupati. Berdasarkan SPOPD tersebut Bupati atau pejabat lain yang ditunjuk menerbitkan SKPD atau dokumen lain yang dipersamakan. Setiap wajib pajak air tanah wajib membayar pajak yang terutang berdasarkan SKPD.

d. Pembayaran, Penagihan dan Sanksi Administrasi

Wajib pajak membayar pajak terutang berdasarkan SKPD dan pembayaran menggunakan SKPD atau SSPD. Terhadap pembayaran pajak air tanah diberikan tanda bukti pembayaran rangkap 5 (lima) yakni:

i. Lembar 1: untuk Wajib Pajak

ii. Lembar 2: untuk DPPKAD bidang Tata Usaha dan Akuntansi iii. Lembar 3: untuk bank yang ditunjuk atau bendahara penerima iv. Lembar 4: untuk DPPKAD bidang Kas


(49)

commit to user

SKPD, STPD, Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan, dan Putusan Banding, yang menyebabkan jumlah pajak yang harus dibayar bertambah merupakan dasar penagihan pajak dan harus dilunasi dalam jangka waktu paling lama 1 (satu) bulan sejak tanggal diterbitkan.

Jatuh tempo pembayaran paling lambat 30 (tiga puluh) hari setelah saat terutangnya pajak. Untuk pembayaran pajak air tanah dilakukan di bank yang ditunjuk atau ke bendahara penerima DPPKAD. SKPD yang tidak atau kurang dibayar setelah jatuh tempo pembayaran dikenakan sanksi administratif berupa bunga sebesar 2% (dua persen) sebulan dan ditagih melalui Surat Tagihan Pajak Daerah.

e. Pemeriksaan

Pemeriksaan pajak air tanah wajib dilakukan dalam hal wajib pajak mengajukan permohonan pengembalian kelebihan pembayaran pajak air tanah selain permohonan karena keputusan keberatan. Putusan banding, putusan peninjauan kembali, keputusan pengurangan, atau keputusan lain yang mengakibatkan kelebihan pembayaran pajak air tanah. Pemeriksaan pajak air tanah dapat dilakukan dalam hal wajib pajak mengajukan keberatan pajak air tanah atau terdapat indikasi kewajiban pajak air tanah yang tidak dipenuhi.


(50)

commit to user

Pemeriksaan pajak air tanah ini kepada wajib pajak disampaikan Surat Pemberitahuan Pemeriksaan Pajak Air Tanah. Pemeriksaan ini dapat dilakukan dengan pemeriksaan kantor dan dapat dilanjutkan dengan pemeriksaan lapangan dalam hal diperlukan data, keteranagan dan bukti yang tidak terdapat di DPPKAD. Untuk pemeriksaan lapangan dilaksanakan berdasarkan Surat Tugas Pemeriksaan Lapangan yang ditandatangani oleh kepala DPPKAD.

2. Pelaksanaan pemungutan pajak air tanah di Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Kabupaten Sukoharjo

a. Pendaftaran dan Pendataan

Pada awal peralihan pelaksanaan pemungutan pajak air tanah dari pemerintah propinsi ke pemerintah kota/kabupaten, Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Kabupaten Sukoharjo memperoleh data wajib pajak dari pemerintah propinsi melalui DPU. Dari data tersebut, DPPKAD menerbitkan SKPD kepada wajib pajak air tanah disertai dengan surat resmi pemberitahuan bahwa pemungutan pajak air tanah dikenakan 100% (seratus persen) penuh sesuai dengan tarif yang berlaku dan tidak lagi diberlakukan pemberian subsidi sebesar 70% (tujuh puluh persen). Hal ini sesuai dengan Undang-Undang No. 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan


(51)

commit to user

Retribusi Daerah, Peraturan Daerah Kabupaten Sukoharjo Nomor 11 Tahun 2010 tentang Pajak Air Tanah. Selain itu wajib pajak juga diberi lampiran III Peraturan Bupati Sukoharjo Nomor 53 Tahun 2010 tentang harga dasar air tanah.

Apabila ada wajib pajak baru, Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) bersama DPU mengadakan pendataan penggunaan air tanah setelah pengambilan air tanah dengan menggunakan Surat Pemberitahuan Objek Pajak Daerah (SPOPD yang diisi dengan jelas, benar dan lengkap serta ditandatangani oleh wajib pajak atau kuasanya dan disampaikan oleh Wajib Pajak atau Kuasanya kepada DPU paling lambat 10 (sepuluh) hari setelah pengambilan air tanah.

SPOPD yang telah diteliti oleh DPU disampaikan kepada DPPKAD paling lambat 15 (lima belas) hari setelah pengambilan air tanah. Berdasarkan SPOPD yang diterima dari DPU, DPPKAD menerbitkan SKPD. Diimana SKPD tersebut disampaikan paling lambat 20 (dua puluh) hari setelah pengambilan air tanah.


(52)

commit to user Tabel II.2

Daftar Potensi Pendataan Pajak Air Tanah pada Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah

(DPPKAD) Kabupaten Sukoharjo Periode Februari- Maret 2011

No Nama Jumlah Potensi

1 Air Tanah Sosial/ Non Niaga 5

2 Air Tanah Niaga Kecil 50

3 Air Tanah Industri Kecil dan Menengah 48

4 Air Tanah Niaga Besar 1

5 Air Tanah Industri Besar 51

6 Air Tanah PDAM 1 Total Potensi 156

Sumber : DPPKAD Kabupaten Sukoharjo (data diolah) b. Penghitungan Pajak Air Tanah

Sistem pemungutan pajak air tanah yang dilaksanakan oleh Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Kabupaten Sukoharjo ialah Official Assessment System. Dalam hal ini Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Kabupaten Sukoharjo menghitung jumlah pajak yang terutang berdasarkan pandataan yang dilakukan bersama DPU.

DPPKAD Kabupaten Sukoharjo memberitahukan kepada wajib pajak cara perhitungan jumlah pajak air tanah yang terutang. Dengan demikian wajib pajak dapat mengoreksi apabila ada kesalahan perhitungan dan dapat segera memberitahukan kepada pemungut.


(53)

commit to user

mengalikan volume air tanah yang diambil dengan harga dasar air tanah. Harga dasar air tanah telah ditetapkan berdasarkan Peraturan Bupati Sukoharjo Nomor 53 Tahun 2010, terdapat pada lampiran ketiga. Tarif pajak air tanah ditetapkan 20% (dua puluh persen). Besarnya pokok pajak air tanah yang terutang dihitung dengan cara mengalikan tarif pajak air tanah dengan dasar pengenaan pajak (nilai perolehan air tanah).

c. Wilayah Pemungutan, Masa Pajak dan Penetapan Pajak

Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Kabupaten Sukoharjo memungut pajak air tanah yang terutang di wilayah daerah tempat air diambil yang berada Kabupaten Sukoharjo. Masa pajak adalah jangka waktu yang lamanya 1 (satu) bulan takwin. Pajak yang terutang dalam masa pajak terjadi pada saat pengambilan air tanah.

Penetapan pajak air tanah ,yakni setiap wajib pajak air tanah wajib mengisi SPOPD dengan benar, jelas, lengkap dan ditandatangani oleh wajib pajak air tanah untuk disampaikan kepada DPU. Berdasarkan SPOPD tersebut DPPKAD Kabupaten Sukoharjo menerbitkan SKPD atau dokumen lain yang dipersamakan. Setiap wajib pajak air tanah wajib membayar pajak yang terutang berdasarkan SKPD yang diterbitkan oleh DPPKAD Kabupaten Sukoharjo tersebut.


(54)

commit to user

d. Pembayaran, Penagihan dan Sanksi Administrasi

Pembayaran pajak air tanah di Kabupaten Sukoharjo dapat dilakukan melalui Bank Jateng Cabang Sukoharjo atau melalui Bendahara Penerimaan DPPKAD Kabupaten Sukoharjo. Jatuh tempo pembayaran paling lambat 30 (tiga puluh) hari setelah saat terutangnya pajak SKPD yang tidak atau kurang dibayar setelah jatuh tempo pembayaran dikenakan sanksi administratif berupa bunga sebesar 2% (dua persen) sebulan dan ditagih melalui Surat Tagihan Pajak Daerah.

Wajib pajak membayar pajak terutang berdasarkan SKPD dan pembayaran menggunakan SKPD atau SSPD. Terhadap pembayaran pajak air tanah diberikan tanda bukti pembayaran rangkap 5 (lima) yakni:

i.Lembar 1: untuk Wajib Pajak

ii.Lembar 2: untuk DPPKAD bidang Tata Usaha dan Akuntansi iii.Lembar 3: bank yang ditunjuk atau bendahara penerima iv.Lembar 4: untuk DPPKAD bidang Kas

v.Lembar 5: untuk DPPKAD bidang Pendapatan

SKPD, STPD, Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan, dan Putusan Banding, yang menyebabkan jumlah pajak yang harus dibayar bertambah merupakan dasar penagihan pajak dan harus dilunasi dalam jangka waktu paling lama 1 (satu) bulan sejak tanggal diterbitkan.


(55)

commit to user e. Pemeriksaan

Pemeriksaan pajak air tanah wajib dilakukan dalam hal wajib pajak mengajukan permohonan pengembalian kelebihan pembayaran pajak air tanah selain permohonan karena keputusan keberatan. Putusan banding, putusan peninjauan kembali, keputusan pengurangan, atau keputusan lain yang mengakibatkan kelebihan pembayaran pajak air tanah. Pemeriksaan pajak air tanah dapat dilakukan dalam hal wajib pajak mengajukan keberatan pajak air tanah atau terdapat indikasi kewajiban pajak air tanah yang tidak dipenuhi.

Pemeriksaan pajak air tanah ini kepada wajib pajak disampaikan Surat Pemberitahuan Pemeriksaan Pajak Air Tanah. Pemeriksaan ini dapat dilakukan dengan pemeriksaan kantor dan dapat dilanjutkan dengan pemeriksaan lapangan dalam hal diperlukan data, keterangan dan bukti yang tidak terdapat di DPPKAD. Untuk pemeriksaan lapangan dilaksanakan berdasarkan Surat Tugas Pemeriksaan Lapangan yang ditandatangani oleh kepala DPPKAD.

3. Evaluasi Pelaksanaan Pemungutan Pajak Air Tanah di Kabupaten Sukoharjo

a. Pendaftaran dan Pendataan

Pendaftaran dan pendataan penggunaan air tanah Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD)


(56)

commit to user

Kabupaten Sukoharjo sudah sesuai dengan Undang- Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah serta Peraturan Daerah Kabupaten Sukoharjo. Yakni Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Kabupaten Sukoharjo bersama DPU mengadakan pendataan penggunaan air tanah setelah pengambilan air tanah dengan menggunakan Surat Pemberitahuan Objek Pajak Daerah (SPOPD). b. Penghitungan Pajak Air Tanah

Penghitungan pajak air tanah yang dilakukan oleh Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Kabupaten Sukoharjo sudah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku menggunakan tarif 20% (dua puluh persen) dari dasar pengenaaan pajak (nilai perolehan air tanah).

c. Wilayah Pemungutan, Masa Pajak dan Penetapan Pajak

Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Kabupaten Sukoharjo telah melakukan pemungutan di wilayah daerah pengambilan air tanah di Kabupaten Sukoharjo dan melaksanakan pemungutan pada masa pajak air tanah, yakni 1 (satu) bulan takwin. Hal itu sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Penetapan pajak juga dilaksanakan oleh DPPKAD sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.


(57)

commit to user

d. Pembayaran, Penagihan dan Sanksi Administrasi

Tata cara pembayaran dan penagihan pajak air tanah sudah dilakukan oleh DPPKAD Kabupaten Sukoharjo dengan baik dan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sanksi administrasi akan dikenakan kepada wajib pajak apabila pembayaran pajak terutang melebihi jatuh tempo sebesar 2% (dua persen). Pemberian sanksi administrasi oleh DPPKAD Kabupaten Sukoharjo sudah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

e. Pemeriksaan

Pemeriksaan pajak air tanah dalam hal wajib pajak mengajukan permohonan pengembalian kelebihan pembayaran pajak air tanah Dan mengajukan keberatan pajak air tanah atau terdapat indikasi kewajiban pajak air tanah yang tidak dipenuhi sudah dilakukan oleh DPPKAD Kabupaten Sukoharjo dengan baik dan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

4. Kontribusi yang diberikan pajak air tanah terhadap pendapatan asli daerah kabupaten Sukoharjo.

Rumus yang digunakan yaitu:

Menghitung Kontribusi Pajak Air Tanah Terhadap Pendapatan Asli Daerah:

Realisasi Pajak Air Tanah

X 100 % Pendapatan Asli Daerah


(58)

commit to user

Menurut data yang diperoleh penulis untuk bulan Januari dalam pendapatan asli daerah tidak ada penerimaan pajak air tanah. Pihak DPPKAD Kabupaten Sukoharjo menyatakan bahwa penerimaan pajak air tanah bulan Januari berada pada penerimaan pajak air tanah bulan Februari. Hal itu disebabkan karena pemungutan pajak air tanah menjadi kewenangan Pemerintah Kabupaten Sukoharjo terhitung mulai tanggal 1 Januari 2011.

Bulan Januari dilaksanakan proses peralihan pajak air tanah yang semula menjadi wewenang Pemerintah Propinsi Jawa Tengah, dan pada bulan Februari baru dilaksanakan pelaksanaan pemungutan dan penagihan oleh DPPKAD Kabupaten Sukoharjo disertai pemberitahuan bahwa sesuai dengan Undang-Undang No. 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah dan Peraturan Daerah Kabupaten Sukoharjo Nomor 11 Tahun 2010 tentang Pajak Air Tanah, pemungutan pajak air tanah dikenakan 100% (seratus persen) penuh sesuai dengan tarif yang berlaku, tidak lagi diberlakukan subsidi sebesar 70 % (tujuh puluh persen).


(59)

commit to user Tabel II.3

Kontribusi Pajak Air Tanah

Terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Sukoharjo Periode Triwulan I (Pertama)

Januari-Maret 2011 Bulan Realisasi Pajak Air Tanah (Rp) Pendapatan Asli Daerah (Rp) Kontribusi Nominal

(Rp) %

Januari 0 5.781.316.109,00 0 0 Februari 9.388.800,00 6.756.422.209,00 9.388.800,00 0,14 Maret 217.669.200,00 7.794.235.705,00 217.669.200,00 2,79 Jumlah 227.058.000,00 20.331.974.023,00 227.058.000,00 2,93 Sumber : DPPKAD Kabupaten Sukoharjo (data diolah)

Untuk tahun 2011 anggaran untuk pajak air tanah sebesar Rp 500.000.000,00. Dalam PAD bulan Januari belum tercantum penerimaan pajak air tanah karena tagihan pajak untuk bulan Januari masuk di dalam penerimaan pajak air tanah bulan Februari. Pada tabel dapat dilihat kontribusi pajak air tanah pada bulan Februari relatif kecil yakni 0,14%. Hal itu dinilai wajar karena merupakan awal mula penerimaan pajak air tanah di Kabupaten Sukoharjo.

Pada bulan Maret terjadi kenaikan yakni kontribusi pajak air tanah terhadap pendapatan asli daerah Kabupaten Sukoharjo sebesar 2,79%. Hal ini dikarenakan jumlah penerimaan pajak air tanah mengalami kenaikan dari Rp 9.388.800,00 menjadi Rp 217.669.200,00. Sehingga jumlah prosentase kontribusi pajak air tanah terhadap pendapatan asli daerah Kabupaten Sukoharjo untuk periode triwulan pertama sebesar 2,93%. Prosentase kontribusi pajak air tanah terhadap pendapatan asli daerah bulan Februari


(60)

commit to user Realisasi Pajak Air Tanah

X 100% Pendapatan Asli Daerah

= Rp 9.388.800,00 x 100 % = 0,14% Rp 6.756.422.209,00

Prosentase kontribusi pajak air tanah terhadap pendapatan asli daerah bulan Maret

Realisasi Pajak Air Tanah

X 100% Pendapatan Asli Daerah

= Rp 217.669.200,00 x 100 % = 2,79% Rp 7.794.235.705,00

5. Hambatan-hambatan yang muncul dalam pelaksanaan pemungutan pajak air tanah.

Dari hasil observasi dan wawancara yang dilakukan penulis, hambatan-hambatan yang muncul dalam pelaksanaan pemungutan pajak air tanah adalah sebagai berikut:

1. Keberatan wajib pajak air tanah terhadap besarnya pajak air tanah yang terutang karena pemungutan pajak air tanah dikenakan 100 % (seratus persen) penuh sesuai dengan tarif yang berlaku akibat dari tidak diberlakukan lagi pemberian subsidi sebesar 70% (tujuh puluh persen).

2. Kurangnya tenaga kerja untuk melaksanakan penagihan atau pemungutan pajak air tanah. Di dalam bagian pendapatan yang bertanggung jawab melaksanakan pemungutan pajak air tanah


(61)

commit to user

terdapat 16 (enam belas) pegawai, dimana 4 (empat) pegawai yang ditugaskan untuk melaksanakan pemungutan di lapangan. Tenaga pemungut yang kurang membuat penagihan dan pemungutan pajak air tanah kurang efektif dan efisien. Tapi dapat dimungkinkan semua pegawai untuk melakukan pemungutan pajak air tanah.

6. Upaya-upaya yang sudah dilakukan oleh DPPKAD Kabupaten Sukoharjo untuk mengatasi hambatan tersebut.

1. Pihak DPPKAD Sukoharjo memberi pengertian kepada wajib pajak bahwa sesuai dengan Undang-Undang No. 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah dan Peraturan Daerah Kabupaten Sukoharjo Nomor 11 Tahun 2010 tentang Pajak Air Tanah, pemungutan pajak air tanah dikenakan 100% (seratus persen) penuh sesuai dengan tarif yang berlaku, tidak lagi diberlakukan subsidi sebesar 70% (tujuh puluh persen).

2. DPPKAD Kabupaten Sukoharjo membagi wilayah daerah pemungutan dan penagihan beberapa wajib pajak oleh satu orang pegawai pemungut secara adil dan merata


(62)

commit to user BAB III TEMUAN

A. Kelebihan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dalam pelaksanaan pemungutan pajak air tanah di Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Kabupaten Sukoharjo penulis menemukan kelebihan dalam pelaksanaan pemungutan pajak air tanah, yaitu sebagai berikut:

1. Pelaksanaan pemungutan pajak air tanah bagi DPPKAD Kabupaten Sukoharo merupakan hal yang baru di awal tahun 2011 ini. Akan tetapi penulis melihat pihak DPPKAD khususnya Bidang Pendapatan mampu melaksanakan pemungutan pajak air tanah sesuai dengan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku.

2. Dengan tenaga penagih yang terbatas mampu melaksanakan pemungutan pajak air tanah dengan baik.

3. Realisasi penerimaan pajak air tanah pada triwulan pertama tahun 2011 mengalami kenaikan.

4. Besarnya prosentase kenaikan pajak air tanah bulan Februari ke Maret sebesar 2,65%.

B. Kelemahan

Disamping kelebihan, dalam pelaksanaan pemungutan pajak air tanah di Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Kabupaten Sukoharjo penulis menemukan kelemahan dalam pelaksanaan pemungutan pajak air tanah, yakni :


(63)

commit to user

1. Kurangnya tenaga kerja dalam bagian pendapatan DPPKAD Sukoharjo dan kurangnya koordinasi antar pegawai.

2. Kurang adanya pemeriksaan ulang atas besarnya volume penggunaan air tanah dan keberatan tagihan pajak terutang oleh wajib pajak.

3. Kontribusi pajak air tanah terhadap pendapatan asli daerah Kabupaten Sukoharjo masih relatif kecil.


(64)

commit to user BAB IV PENUTUP

A. Simpulan

Setelah melakukan penelitian dan menganalisis data mengenai pelaksanaan pemungutan pajak air tanah, maka penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Peralihan kewenangan pelaksanaan pemungutan pajak air tanah dari Pemerintah Propinsi Jawa Tengah ke Pemerintahan Kabupaten telah dilaksanakan oleh pihak Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Kabupaten Sukoharjo sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.sesuai dengan Undang-Undang No. 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah dan Peraturan Daerah Kabupaten Sukoharjo Nomor 11 Tahun 2010 tentang Pajak Air Tanah, pemungutan pajak air tanah dikenakan 100% (seratus persen) penuh sesuai dengan tarif yang berlaku, tidak lagi diberlakukan subsidi sebesar 70% (tujuh puluh persen) terhitung mulai 1 Januari 2011.

2. Realisasi penerimaan pajak air dari bulan Maret ke bulan Februari mengalami kenaikan, dari Rp 9.388.800,00 menjadi Rp 217.669.200,00. 3. Kontribusi pajak air tanah terhadap pendapatan asli daerah pada triwulan

pertama yakni bulan Januari sampoai Maret 2011 yaitu pada bulan Januari belum tercantum penerimaan pajak air tanah pada pendapatan asli daerah, pada bulan Februari sebesar 0,14% dan bulan Maret sebesar 2,79%.


(65)

commit to user B. Rekomendasi

1. Koordinasi antar pegawai perlu ditingkatkan, agar tidak terjadi kesalahan pengarsipan dan penginputan data.

2. DPPKAD Kabupaten Sukoharjo bersama DPU melakukan pendataan dan pendaftaran maupun pemeriksaan terhadap objek, subjek dan wajib pajak air tanah. Dilakukan pemeriksaan ulang penggunaan meteran penggunaan atau pemanfaatan pajak air tanah.

3. Penetapan target yang jelas kepada pemungut untuk lebih memotivasi pemungut dalam melaksanakan pemungutan.


(1)

commit to user

Realisasi Pajak Air Tanah

X 100%

Pendapatan Asli Daerah

= Rp 9.388.800,00 x 100 % = 0,14%

Rp 6.756.422.209,00

Prosentase kontribusi pajak air tanah terhadap pendapatan asli daerah bulan Maret

Realisasi Pajak Air Tanah

X 100%

Pendapatan Asli Daerah

= Rp 217.669.200,00 x 100 % = 2,79% Rp 7.794.235.705,00

5. Hambatan-hambatan yang muncul dalam pelaksanaan pemungutan

pajak air tanah.

Dari hasil observasi dan wawancara yang dilakukan penulis, hambatan-hambatan yang muncul dalam pelaksanaan pemungutan pajak air tanah adalah sebagai berikut:

1. Keberatan wajib pajak air tanah terhadap besarnya pajak air tanah

yang terutang karena pemungutan pajak air tanah dikenakan 100 % (seratus persen) penuh sesuai dengan tarif yang berlaku akibat dari tidak diberlakukan lagi pemberian subsidi sebesar 70% (tujuh puluh persen).

2. Kurangnya tenaga kerja untuk melaksanakan penagihan atau

pemungutan pajak air tanah. Di dalam bagian pendapatan yang bertanggung jawab melaksanakan pemungutan pajak air tanah


(2)

commit to user

terdapat 16 (enam belas) pegawai, dimana 4 (empat) pegawai yang ditugaskan untuk melaksanakan pemungutan di lapangan. Tenaga pemungut yang kurang membuat penagihan dan pemungutan pajak air tanah kurang efektif dan efisien. Tapi dapat dimungkinkan semua pegawai untuk melakukan pemungutan pajak air tanah.

6. Upaya-upaya yang sudah dilakukan oleh DPPKAD Kabupaten

Sukoharjo untuk mengatasi hambatan tersebut.

1. Pihak DPPKAD Sukoharjo memberi pengertian kepada wajib pajak

bahwa sesuai dengan Undang-Undang No. 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah dan Peraturan Daerah Kabupaten Sukoharjo Nomor 11 Tahun 2010 tentang Pajak Air Tanah, pemungutan pajak air tanah dikenakan 100% (seratus persen) penuh sesuai dengan tarif yang berlaku, tidak lagi diberlakukan subsidi sebesar 70% (tujuh puluh persen).

2. DPPKAD Kabupaten Sukoharjo membagi wilayah daerah

pemungutan dan penagihan beberapa wajib pajak oleh satu orang pegawai pemungut secara adil dan merata


(3)

commit to user

BAB III TEMUAN

A. Kelebihan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dalam pelaksanaan pemungutan pajak air tanah di Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Kabupaten Sukoharjo penulis menemukan kelebihan dalam pelaksanaan pemungutan pajak air tanah, yaitu sebagai berikut:

1. Pelaksanaan pemungutan pajak air tanah bagi DPPKAD Kabupaten

Sukoharo merupakan hal yang baru di awal tahun 2011 ini. Akan tetapi penulis melihat pihak DPPKAD khususnya Bidang Pendapatan mampu melaksanakan pemungutan pajak air tanah sesuai dengan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku.

2. Dengan tenaga penagih yang terbatas mampu melaksanakan pemungutan

pajak air tanah dengan baik.

3. Realisasi penerimaan pajak air tanah pada triwulan pertama tahun 2011

mengalami kenaikan.

4. Besarnya prosentase kenaikan pajak air tanah bulan Februari ke Maret

sebesar 2,65%.

B. Kelemahan

Disamping kelebihan, dalam pelaksanaan pemungutan pajak air tanah di Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Kabupaten Sukoharjo penulis menemukan kelemahan dalam pelaksanaan pemungutan pajak air tanah, yakni :


(4)

commit to user

1. Kurangnya tenaga kerja dalam bagian pendapatan DPPKAD Sukoharjo

dan kurangnya koordinasi antar pegawai.

2. Kurang adanya pemeriksaan ulang atas besarnya volume penggunaan air

tanah dan keberatan tagihan pajak terutang oleh wajib pajak.

3. Kontribusi pajak air tanah terhadap pendapatan asli daerah Kabupaten


(5)

commit to user

BAB IV PENUTUP

A. Simpulan

Setelah melakukan penelitian dan menganalisis data mengenai pelaksanaan pemungutan pajak air tanah, maka penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Peralihan kewenangan pelaksanaan pemungutan pajak air tanah dari

Pemerintah Propinsi Jawa Tengah ke Pemerintahan Kabupaten telah dilaksanakan oleh pihak Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Kabupaten Sukoharjo sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.sesuai dengan Undang-Undang No. 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah dan Peraturan Daerah Kabupaten Sukoharjo Nomor 11 Tahun 2010 tentang Pajak Air Tanah, pemungutan pajak air tanah dikenakan 100% (seratus persen) penuh sesuai dengan tarif yang berlaku, tidak lagi diberlakukan subsidi sebesar 70% (tujuh puluh persen) terhitung mulai 1 Januari 2011.

2. Realisasi penerimaan pajak air dari bulan Maret ke bulan Februari

mengalami kenaikan, dari Rp 9.388.800,00 menjadi Rp 217.669.200,00.

3. Kontribusi pajak air tanah terhadap pendapatan asli daerah pada triwulan

pertama yakni bulan Januari sampoai Maret 2011 yaitu pada bulan Januari belum tercantum penerimaan pajak air tanah pada pendapatan asli daerah, pada bulan Februari sebesar 0,14% dan bulan Maret sebesar 2,79%.


(6)

commit to user

B. Rekomendasi

1. Koordinasi antar pegawai perlu ditingkatkan, agar tidak terjadi

kesalahan pengarsipan dan penginputan data.

2. DPPKAD Kabupaten Sukoharjo bersama DPU melakukan pendataan

dan pendaftaran maupun pemeriksaan terhadap objek, subjek dan wajib pajak air tanah. Dilakukan pemeriksaan ulang penggunaan meteran penggunaan atau pemanfaatan pajak air tanah.

3. Penetapan target yang jelas kepada pemungut untuk lebih memotivasi