Faris Widigda Putra H 3308041

(1)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BUDIDAYA TOMAT MAESTRO UNTUK PRODUKSI BENIH DI CV. MULTI GLOBAL AGRINDO (MGA)

TUGAS AKHIR

Sebagai Persyaratan Guna Memperoleh Sebutan Ahli Madya Program D III Fakultas Pertanian

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Program Studi Agribisnis Hortikultura dan Arsitektur Pertamanan

Oleh:

Faris Widigda Putra H 3308041

PROGRAM DIPLOMA III

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2012


(2)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user ii

Yang bertanda tangan dibawah ini telah membaca Laporan Tugas Akhir dengan Judul

BUDIDAYA TOMAT MAESTRO UNTUK PRODUKSI BENIH DI CV. MULTI GLOBAL AGRINDO (MGA)

Yang dipersiapkan dan disusun oleh :

Faris Widigda Putra H 3308041

Telah dipertahankan didepan dosen penguji pada tanggal : 7 Juni 2012 Dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diterima.

Susunan Tim Penguji

Surakarta, 7 Juni 2012 Universitas Sebelas Maret Surakarta

Dekan

Prof. Dr. Ir. Bambang Pujiasmanto, M.S. NIP. 19560225 198601 1 001 Penguji I

Erlyna Wida Riptanti, SP, MP NIP. 19780708 200312 2 002

Penguji II

Ir. Panut Sahari, MP. NIP. 19490521 198003 1 001


(3)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user iii

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia–Nya penulis mampu menyelesaikan laporan Tugas Akhir ini. Dalam penulisan laporan Tugas Akhir ini tentunya tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Rektor Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Dekan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Bapak Ir. Wartoyo, SP, MS. selaku Ketua Program Studi DIII Agribisnis Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Ibu Erlyna Wida Riptanti, SP, MP selaku Dosen Pembimbing sekaligus Penguji, yang telah memberikan banyak bimbingan serta masukan-masukan selama penyusunan Tugas Akhir ini.

5. Bapak Ir. Panut Sahari, MP selaku Penguji yang juga telah memberikan banyak masukan dan saran dalam penyusunan Tugas Akhir ini.

6. Bapak Mulyono Herlambang selaku Pimpinan Multi Global Agrindo (MGA). 7. Orang tua saya, Bapak Wiji Suprapto dan Ibu Kusmaryati serta kedua kakak

saya Dian Widya Kustanti dan Endah Setia Ningrum, terima kasih atas semua kasih sayang dan dorongan semangat yang telah kalian berikan.

8. Teman – teman DIII FP UNS yang tercinta, terutama teman-teman Hortikultura 2008 serta teman-teman kost “Klampis”, baik secara langsung maupun tidak langsung yang membantu dalam menyelesaikan laporan ini.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan laporan ini. Oleh karena itu kritik dan saran yang menuju sempurnanya laporan ini senantiasa kami harapkan. Harapan penulis, semoga laporan ini dapat bemanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi pembaca semua pada umumnya.

Surakarta, 7 Juni 2012


(4)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user iv DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Tujuan ... 3

1. Tujuan Umum ... 3

2. Tujuan Khusus ... 3

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 4

A. Tanaman Tomat... 4

1. Taksonomi ... 4

2. Morfologi ... 4

3. Jenis-jenis Tomat ... 7

B. Syarat Tumbuh ... 8

C. Budidaya Tanaman Tomat ... 9

1. Pengolahan Lahan ... 9

2. Penyemaian ... 11

3. Penanaman ... 12

4. Pemeliharaan ... 12

a. Penyiraman ... 12

b. Penyulaman ... 12

c. Penyiangan ... 13

d. Perompesan ... 13

e. Pemasangan Ajir ... 13


(5)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user v

g. Persilangan ... 14

h. Pengendalian Hama dan Penyakit ... 14

5. Panen dan Pascapanen ... 17

a. Panen ... 17

b. Cara Panen ... 18

c. Penanganan Pascapanen ... 18

D. Proses Pembenihan ... 19

1. Pelepasan Biji ... 19

2. Pengeringan ... 19

3. Perlakuan dengan Fungisida atau Insektisida ... 19

4. Pengujian Benih ... 20

5. Penyimpanan ... 21

6. Pengemasan ... 21

7. Sertifikasi Benih ... 21

III.TATA LAKSANA PELAKSANAAN ... 23

A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan ... 23

B. Metode Pelaksanaan ... 23

1. Penentuan Lokasi Magang ... 23

2. Metode Pengumpulan Data ... 23

C. Sumber Data ... 24

IV.HASIL DAN PEMBAHASAN ... 25

A. Kondisi Umum Perusahaan ... 25

1. Profil Perusahaan ... 25

2. Lokasi Perusahaan ... 26

3. Visi dan Misi ... 26

4. Struktur Organisasi ... 27

5. Prinsip CV. Multi Global Agrindo ... 27

B. Uraian Kegiatan Umum di CV. Multi Global Agrindo ... 28

C. Teknik Budidaya Tanaman Tomat Maestro ... 29

1. Persiapan Lahan ... 29


(6)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user vi

b. Pemberian Pupuk Dasar ... 30

c. Pemasangan Mulsa ... 30

d. Pemasangan Ajir ... 31

2. Persemaian ... 31

3. Penanaman ... 32

4. Pemeliharaan ... 33

a. Pengairan ... 33

b. Penyulaman ... 33

c. Sanitasi ... 34

d. Pemupukan ... 34

e. Perompesan ... 35

f. Casting ... 36

g. Kohe ... 36

h. Pengendalian Hama dan Penyakit ... 37

5. Panen ... 38

6. Perlakuan Pasca Panen ... 39

a. Persiapan Gudang ... 39

b. Perlakuan Buah dan Benih di Gudang ... 40

c. Pengemasan dan Packing ... 42

d. Pemasaran ... 42

D. Analisis Usaha Tani ... 43

V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 47

A. Kesimpulan ... 47

B. Saran ... 47 DAFTAR PUSTAKA


(7)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user vii

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Nilai Gizi Buah Tomat Setiap 100 Gram Tomat ... 7

Tabel 2 Tahapan Berdirinya CV. Multi Global Agrindo ... 25

Tabel 3 Biaya Tetap Produksi Benih Tomat Maestro/1000 m2 ... 43


(8)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Struktur Organisasi CV. Multi Global Agrindo ... 27

Gambar 2 Pemasangan Mulsa ... 31

Gambar 3 Pemasangan Ajir ... 31

Gambar 4 Persemaian ... 32

Gambar 5 Penanaman ... 33

Gambar 6 Pemupukan ... 35

Gambar 7 Perompesan ... 35

Gambar 8 Casting ... 36

Gambar 9 Kohe ... 37

Gambar 10 Pengendalian Hama & Penyakit ... 38


(9)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tanaman tomat merupakan tanaman asli Benua Amerika yang tersebar dari Amerika Tengah hingga Amerika Selatan. Penyebaran tomat di Indonesia dimulai dari Filipina dan negara-negara Asia lainnya pada abad ke-18. Di Indonesia tomat merupakan salah satu komoditas pertanian yang banyak dibudidayakan oleh para petani karena tanaman ini memiliki prospek yang baik dalam pemasarannya. Akhir-akhir ini minat masyarakat akan budidaya tanaman tomat semakin meningkat seiring dengan meningkatnya permintaan pasar domestik dan internasional, ini dibuktikan dengan peningkatan luasan area tanam dan jumlah petani produsen diberbagai daerah. Semakin meningkatnya petani produsen, maka ketersediaan dan jaminan benih bermutu sangat dibutuhkan oleh petani pengguna atau petani produsen.

Buah tomat (Lycopersicum esculentum Mill) merupakan salah satu jenis satu jenis sayuran yang sangat dikenal di masyarakat dan telah lama diusahakan oleh petani sebagai usaha tani bersifat komersial. Konsumsi tomat segar dan olahan terus meningkat seiring dengan kebutuhan dan permintaan. Buah tomat dapat dikonsumsi dalam segar maupun olahan, karena itu tidak mengherankan kalau komoditas tomat terus berkembang menjadi komoditas penting dalam perdagangan internasiaonal. Untuk mengimbangi meningkatnya kebutuhan tomat di masyarakat maka produksinya juga harus ditingkatkan. Tanaman tomat merupakan tanaman sayuran penting di Indonesia dengan area penanamannya setiap tahun mencapai ±50.000 hektar dengan produksi mencapai 657.459 ton (Badan Pusat Statistik, 2003). Dalam era globalisasi saat ini, perdagangan bebas memerlukan benih tomat varietas unggul yang memiliki produktivitasnya tinggi, kualitas buah baik dan seragam, serta tersedia secara kontinu.

Produksi benih berbeda dengan produksi biji, meskipun keduanya memiliki prinsip dasar yang sama. Produksi benih lebih menekankan pada


(10)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

sifat genetik yang dimiliki oleh benih yang dihasilkan, agar benih tetap memiliki sifat genetik yang sama dengan kultivar yang diciptakan oleh pemulia. Sedangkan untuk produksi biji hanya menekankan pada pengembangbiakan atau sebagai bahan makanan olahan.

Permasalahan benih unggul tanaman sayuran, termasuk tomat sampai saat ini belum sepenuhnya dapat terselesaikan. Permasalahan tersebut meliputi penyediaan benih secara tepat jumlah, jenih, mutu, kualitas, harga serta mudah didapat. Ketersediaan benih bermutu untuk pengembangan usaha agribisnis juga masih dipenuhi dari produksi dalam negeri dan pemasukan benih dari luar negeri. Pemasukan benih dari luar negeri dilakukan karena produksi benih dalam negeri belum memenuhi kebutuhan, keterbatasan ketersediaan varietas atau yang benihnya tidak dapat atau belum dapat diproduksi didalam negeri.

CV. Multi Global Agrindo merupakan salah perusahaan dalam negeri yang bergerak di bidang produksi benih dan sekaligus sebagai pelopor Breeding di indonesia yang menghasilkan benih unggul Hybrid F1 bermutu tinggi yang dapat memenuhi kebutuhan pasar. Dalam upaya penyediaan benih yang berkualitas serta bebas penyakit diperlukan kesungguhan, ketelitian dan kedisiplinan yang tinggi khususnya dalam penanganan pra-panen, panen dan pasca panen agar dapat diperoleh benih yang bermutu yang dapat diterima baik pasar dalam negeri maupun luar negeri. Perusahaan ini memproduksi bermacam-macam benih tanaman buah dan sayuran yang bervarietas unggul. Seperti melon, semangka, cabai, terong, pare, timun, kacang panjang dan tomat. CV. Multi Global Agrindo melakukan budidaya tanaman yang kemudian hasil dari budidaya tersebut digunakan produksi benih, untuk produk penjualan.

CV. Multi Global Agrindo (MGA) telah menemukan beberapa jenis tomat yang termasuk ke dalam varietas unggul. Tomat ini diberi nama “Tomat MAESTRO”. Tomat ini mempunyai sifat batang determinit, tinggi tanaman 110-120 cm. Daun hijau muda tebal, rimbun, ruas pendek. Bentuk buah oval, kulit tebal tidak mudah pecah, daging buah merah mengkilap,


(11)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

padat, berat bauh 10 biji 700-800 gr, kemampuan produksi 4- 6 Kg/tan. Dapat di panen pada umur 60-90 hari setelah tanam. Resistan terhadap penyakit layu Bacterium, busuk buah, busuk batang.

Produk benih tomat tersebut diproduksi oleh perusahaan melalui kegiatan budidaya. Kegiatan budidaya ini merupakan kegiatan membudidayakan tanaman tomat untuk kemudian diambil benihnya. benih yang dihasilkan dari budidaya tersebut kemudian diproses untuk dijadikan produk penjualan untuk memenuhi permintaan akan benih tomat yang unggul di masyarakat.

B. Tujuan

1. Tujuan umum:

a. Memperluas pengetahuan dan wawasan mahasiswa untuk berfikir dalam menerapkan ilmu yang dipelajari serta keterkaitannya dengan bidang ilmu yang lain.

b. Memberikan pengetahuan dan pengalaman praktis kepada mahasiswa dalam rangka kesiapan menghadapi dunia kerja yang mengarah pada kegiatan kewirausahaan, dan penciptaan lapangan kerja.

c. Meningkatkan pemahaman mahasiswa mengenai hubungan antara teori dan penerapan praktek lapangan sehingga dapat memberikan bekal bagi mahasiswa untuk dapat mengabdi ke masyarakat.

d. Meningkatkan hubungan kerja sama yang baik antara perguruan tinggi, pemerintah dan perusahaan.

2. Tujuan khusus:

a. Melihat dan memahami langsung cara budidaya tomat maestro di CV. Multi Global Agrindo.

b. Mengetahui cara pembuatan benih maestro di CV. Multi Global Agrindo.

c. Mengetahui segala aspek yang terkait dalam kegiatan magang yang dilaksanakan di CV. Multi Global Agrindo.


(12)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

II. TINJAUAN PUSTAKA

A.Tanaman Tomat

1. Taksonomi

Menurut, Wiryanta (2002) taksonomi tanaman tomat dapat diklasifikasikan dalam taksonomi sebagai berikut :

Kingdom : Planthae (tumbuh-tumbuhan) Divisi : Spermatophyta (tumbuhan berbiji)

Anak divisi : Angiospermae (Tumbuhan berbiji tertutup) Kelas : Dicotyledonae (Biji berkeping dua)

Ordo : Solanales

Family : Solanaceae Genus : Lycopersicum

Species : Lycopersicum esculentum Mill 2. Morfologi

Morfologi tanaman tomat secara umum terdiri atas batang, daun, bunga, buah, dan biji.

a. Daun

Daun tomat umumnya lebar-lebar, bersirip dan berbulu, panjangnya antara 20 – 30 cm atau lebih, lebar sekitar 15 – 20 cm, dan biasanya tumbuh dekat ujung dahan (cabang). Tangkai daun bulat panjang sekitar 7 – 10 cm dan tebalnya antara 0,3 – 0,5 cm.

Daun tomat mudah dikenali karena mempunyai bentuk yang khas, yaitu berbentuk oval, bergerigi dan mempunyai celah yang menyirip. Daunnya merupakan daun majemuk ganjil dengan jumlah daun antara 5 – 7. Daunnya sekitar 15 – 30 cm x 10 – 25 cm. Tangkai daun majemuk mempunyai panjang sekitar 3 – 6 cm. Umumnya diantara pasangan daun yang besar terdapat 1 – 2 daun kecil. Daun majemuk tersusun spiral mengelilingi batangnya (Pracaya, 1998).


(13)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

b. Batang

Batang tanaman tomat sewaktu masih muda batangnya berbentuk bulat dan teksturnya lunak, tetapi setelah tua batangnya berubah menjadi bersudut dan bertekstur keras dan berkayu. Ciri khas batang tomat adalah tumbuhnya bulu-bulu halus di seluruh permukaan. Pada permukaan batangnya ditumbuhi banyak rambut halus terutama di bagian yang berwarna hijau. Diantara rambut-rambut tersebut biasanya terdapat rambut kelenjar. Pada bagian buku-buku terjadi penebalan dan kadang-kadang pada buku bagian bawah terdapat akar-akar pendek. Sistem perakaran tanaman tomat memiliki akar tunggang, dan akar-akar cabang yang menyebar ke semua arah.

Tamanan tomat dapat dibedakan menjadi 3 tipe berdasarkan pertumbuhan batangnya:

1. Determinate yaitu tanaman tomat yang pertumbuhan batangnya diakhiri dengan rangkaian bunga atau buah, periode panen buah relatif pendek, dan habitus tanaman relatif rendah.

2. Indeterminate yaitu tanaman tomat yang pertumbuhan batangnya tidak diakhiri dengan rangkaian bunga atau buah, periode panen buah relatif panjang dan habitus tanaman umumnya tinggi.

3. Intermediate yaitu persilangan antara golongan determinate dan indeterminate dapat menghasilkan varietas antara kedua golongan tersebut.

(Pracaya, 1998).

Batang pokok tanaman dapat tumbuh terus, tetapi ada yang pertumbuhannya terhenti setelah rangkaian bunga tumbuh. Selanjutnya, tumbuh tunas di ketiak daun yang akan menjadi cabang dan pada perkembangan lebih lanjut akan menjadi seperti batang pokok. Setelah beberapa ruas, pertumbuhan terhenti dan dilanjutkan tunas dari ketiak daun lain.Percabangan yang demikian disebut simpodial (Wiryanta,2002).


(14)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

c. Bunga

Rangkaian bunga (bunga majemuk) terdiri dari 4 sampai 14 bunga. Rangkaian bunga terletak di antara buku, pada ruas, atau di ujung batang atau cabang. Bunga tomat merupakan bunga banci (hermaphrodite) dengan garis tengah ±2 cm. Mahkota bunga berjumlah enam, bagian pangkalnya membentuk tabung pendek sepanjang ±1 cm, berwarna kuning. Benang sari berjumlah enam, bertangkai pendek dengan kepala sepanjang ±5 mm, dan berwarna kuning cerah. Benang sari mengelilingi putik bunga. Kelopak bunga berjumlah enamdengan ujung kelopak runcing, dan panjang ±1 cm. Letak bunga menggantung (Anonima, 2004).

Bunga tomat melakukan penyerbukan sendiri atau bersilang. Penyerbukan silang di bantu oleh lebah dan lebih banyak terjadi di daerah tropik daripada di daerah beriklim sedang. Tepung sari yang melekat pada kepala putik pertumbuhannya lambat. Adapun pembuahan terjadi ± 50 jam setelah penyerbukan. Penyerbukan dan pertumbuhan yang berlangsung pada temperatur ±210C (Pracaya, 1998).

d. Buah

Buah tomat umumnya berbentuk bulat atau pipih, oval dengan ukuran panjang 4-7 cm, diameter antara 3-8 cm. Pada waktu masih muda buah berwarna hijau dan berbulu. Selanjutnya, bila sudah masak kulit buah menjadi mengilap dan berwarna, merah atau kuning. Bentuk buah, antara lain bulat, bulat serta datar pada pangkal atau ujungnya, bulat panjang, bulat halus, bulat beralur, dan tidak teratur. Rasa buah tomat yang masih muda adalah getir dan berbau tidak enak, karena mengandung lycopersicin yang berupa lendir dan dikeluarkan oleh 2-9 kantung lendir. Ketika buah semakin matang lycopersicin lambat laun akan menghilang sehingga buah tomat yang sudah matang akan terasa asam-asam manis (Rukmana, 1994).


(15)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

Dalam buah tomat terkandung banyak zat-zat yang berguna bagi tubuh manusia. Zat-zat yang terkandung di dalamnya adalah vitamin C, vitamin A (karoten) dan mineral.

Tabel 1. Nilai Gizi Buah Tomat Setiap 120 Gram Tomat

No Zat Gizi Nilai Gizi

1 Karoten (Vitamin A) 1.500 S.I

2 Vitamin B1 0,6 mg

3 Riboflavin (Vitamin B2) 0,03 mg 4 Asam askorbat ( Vitamin C) 40 mg

5 Protein 1 g

6 Karbohidrat 4,2 g

7 Lemak 0,3 g

8 Kalsium (Ca) 5 mg

9 Fosfor (P) 25 mg

10 Zat Besi (Fe) 0 mg

11 Bagian yang dapat dimakan (bdd) 95 % Sumber: DKBM, Depkes 2004

e. Biji

Biji tomat berukuran kecil, dengan lebar antara 2 mm - 4 mm dan panjang 3 mm – 5 mm. Biji berbentuk seperti ginjal, ringan, berbulu, dan berwarna cokelat muda. Setiap gram berisi antara 200 – 500 biji, tergantung varietasnya. Embrio bengkok terletak di dalam endosperm. Biji berkecambah setelah ditanam 5 – 10 hari, keping terangkat ke atas (tipe epigeal) (Pracaya, 1998).

3. Jenis-jenis tomat

Tomat (Solanum lycopersicum Mill) memiliki berbagai jenis (subspesies). Beberapa jenis yang di kenal antara lain tomat cerry, tomat apel, tomat biasa, tomat kentang dan tomat keriting.

a. Tomat cerry (Solanum lycopersicum L. cerasiforme) bentuk buahnya bulat atau bulat panjang, berwarna merah atau kuning, ruang buah sedikit dan ukuran buahnya kecil-kecil.


(16)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

b. Tomat apel (Solanum lycopersicum L. pyriforme) berbuah dengan bentuk bulat, kuat (kompak), dan sedikit keras seperti buah apel atau pir.

c. Tomat biasa (Solanum lycopersicum L. commune) berbuah bulat pipih, lunak, bentuk tidak teratur, dan sedikit beralur-alur di dekat tangkainya. Tomat jenis inilah yang banyak dijual di pasar.

d. Tomat kentang (Solanum lycopersicum L. grandifolium) berbuah bulat besar dan padat (kompak) seperti apel, hanya ukurannya lebih kecil dari tomat apel, sedangkan daunnya lebar.

e. Tomat keriting (Solanum lycopersicum L. validum) berbuah dengan bentuk agak lonjong dan keras. Daunnya rimbun keriting dan berwarna hijau kelam.

(Sunarjono, 2004)

B.Syarat Tumbuh

Tanaman tomat dapat tumbuh baik pada waktu musim kemarau dengan pengairan yang cukup. Sebaliknya pada musim hujan pertumbuhannya kurang baik karena kelembaban dan suhu yang tinggi akan menimbulkan banyak penyakit. Curah hujan yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman tomat adalah 750 mm-1.250 mm/tahun. Keadaan ini berhubungan erat dengan ketersediaan air tanah bagi tanaman, terutama di daerah yang tidak terdapat irigasi teknis. Curah hujan yang tinggi (banyak hujan) juga dapat menghambat persarian (Rukmana, 1994).

Suhu udara rata-rata harian yang optimal untuk pertumbuhan tanaman tomat adalah suhu siang hari 18ºC - 29ºC dan pada malam hari 10ºC - 20ºC. Suhu yang terlalu tinggi dapat menyebabkan banyak buah rusak karena terkena sengatan matahari. Suhu di bawah 4ºC menyebabkan pertumbuhan akan terhambat, sedangkan pada suhu 0ºC tanaman tomat tidak dapat hidup (mati) (Pracaya, 1998).

Tanaman tomat memerlukan sinar matahari yang cukup. Kekurangan sinar matahari menyebabkan tanaman tomat mudah terserang penyakit, baik parasit maupun non parasit. Intensitas sinar matahari sangat penting dalam pembentukan vitamin C dan karoten dalam buah tomat. Sinar matahari


(17)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

berintensitas tinggi akan menghasilkan vitamin C dan karoten (provitamin A) yang lebih tinggi. Penyerapan unsur hara yang maksimal oleh tanaman tomat akan dicapai apabila pencahayaan selama 12-14 jam/hari, sedangkan intensitas cahaya yang dikehendaki adalah 0,25 mj/m2 per jam. Pertumbuhan tanaman tomat di dataran tinggi lebih baik daripada di dataran rendah, karena tanaman menerima sinar matahari lebih banyak tetapi suhu rendah (Setiawan, 1994).

Kelembaban relatif yang tinggi sekitar 25% akan merangsang pertumbuhan untuk tanaman tomat yang masih muda karena asimilasi CO2 menjadi lebih baik melalui stomata yang membuka lebih banyak. Tetapi, kelembaban relatif yang tinggi juga merangsang mikro organisme pengganggu tanaman (Pracaya, 1998).

Tanaman tomat dapat ditanam di segala jenis tanah, mulai tanah pasir sampai tanah lempung berpasir yang subur, gembur, banyak mengandung bahan organik serta unsur hara dan mudah merembeskan air. Selain itu akar tanaman tomat rentan terhadap kekurangan oksigen, oleh karena itu air tidak boleh tergenang. Tanah dengan derajat keasaman (pH) berkisar 5,5-7,0 sangat cocok untuk budidaya tomat. Dalam pembudidayaan tanaman tomat, sebaiknya dipilih lokasi yang topografi tanahnya datar, sehingga tidak perlu dibuat teras-teras dan tanggul (Wiryanta, 2002).

C.Budidaya Tanaman Tomat

1. Pengolahan Lahan a. Pengolahan Tanah

Pada tahap awal tanah dibersihkan dari rumput-rumput liar (gulma) kemudian dibajak (traktor) ataupun dicangkul sedalam ± 30 cm. Hasil pengolahan tanah pertama kemudian dibiarkan selama ± 14 hari dikeringanginkan. Pengolahan tanah tahap kedua adalah dengan membentuk bedengan-bedengan selebar 110-120 cm, tinggi 50-60 cm dan jarak antar bedengan 50-60 cm. Khusus pada musim hujan di daerah-daerah yang air tanahnya dangkal atau mudah menggenang, perlu di buat parit keliling selebar 60-70 cm dan dalamnya ±100 cm untuk pembuangan air yang berlebihan.


(18)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

Pada tanah-tanah masam sewaktu pengolahan tanah dapat ditambahkan kapur pertanian misalnya calsit, dolomit atau zeolit. Dosis kapur pertanian tergantung jenis dan pH tanah, atau sebagai pedoman dapat digunakan 2-4 ton/hektar, atau ±100 gram/lubang tanam.

(Wiryanta, 2002). b. Pemberian Pupuk Dasar

Pupuk dasar yang ditebarkan di permukaan bedengan adalah pupuk organik dan pupuk anorganik. Diperlukan hingga 30 ton pupuk kandang untuk tanah-tanah yang tidak begitu subur. Pupuk kandang yang biasa digunakan adalah kotoran sapi, kuda, domba tau kambing dan ayam. Tujuan pemberian pupuk kandang selain memperbaiki struktur tanah juga meningkatkan kesuburan fisik, kimia, dan biologi tanh serta kandungan unsur hara. Pupuk kandang yang digunakan harus sudah matang sebelum ditebarkan diatas bedengan. Pupuk kandang yang sudah matang ditandai dengan bentuknya yang remah, kering dan tidak berbau. Pupuk kandang ditebarkan merata di permukaan bedengan dengan takaran kira-kira empat kilogram untuk setiap satu meter panjang bedengan (Wiryanta, 2002).

Pupuk dasar per-lubang tanam dapat ditambah dengan campuran Urea, TSP dan KCl sebanyak 25 gram/ lubang tanam. Dosis ketiga jenis pupuk buatan itu adalah 175 kg Urea, 350 kg TSP dan 200 kg KCl untuk tiap hektarnya. Ada pula pemberian pupuk dasar seperti pupuk kandang, Urea, TSP dan KCl setelah lahan dibersihkan dengan cara disebar merata pada lahan tersebut. Akan tetapi pupuk yang diberikan dengan cara disebar kebutuhannya sekitar 10 – 20 Ton/ ha atau 10 – 20 kg/m2. Sedangkan kebutuhan pupuk yang diberikan dalam lubang tanam sekitar 0,5 – 1 kg/ lubang tanam (Setiawan, 1994).

c. Pemasangan Mulsa

Dewasa ini penggunaan plastik hitam-perak sebagai mulsa atau penutup tanah telah banyak dipergunakan oleh petani. Mulsa dapat dibuat dari daun-daun tanaman bambu, jerami, kelapa atau berupa plastik hitam


(19)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

perak. Fungsi mulsa ini adalah untuk menahan pertumbuhan hama dan gulma. Warna perak dipermukaan atas mampu memantulkan sinar ultra violet yang bisa mengusir hama, terutama yang banyak bersarang di bagian bawah daun tomat. Warna hitam di permukaan bawah mampu menutup rapat bedengan, sehingga gulma tidak bisa tumbuh karena tidak memperoleh sinar matahari.

Cara pemasangan mulsa yaitu menarik kedua ujung mulsa ke masing-masing ujung bedengan arah memanjang, kemudian dikuatkan dengan pasak bilah bambu berbentuk “U” yang ditancapkan disetiap sisi bedengan berikutnya. Tarik pula lembar mulsa ke bagian sisi kiri kanan (lebar) bedengan hingga rata menutup permukaan bedengan. Kuatkan dengan pasak bilah bambu pada setiap jarak 40-50 cm (Rukmana, 1994). 2. Penyemaian

Untuk mendapatkan bibit tanaman yang sehat, maka diperlukan cara penyemaian yang baik sehingga tanaman tidak akan mengalami stress atau stagnasi, disamping itu dengan penyemaian akan diperoleh keseragaman tanaman dan pertumbuhan tanaman yang kompak sehingga produksi yang diharapkan akan tercapai.

Persemaian untuk tanaman tomat dilakukan dengan sistim boks yaitu benih disemai didalam kotak persemaian atau nampan terlebih dahulu. Sistem boks sampai saat ini masih digunakan karena cara ini paling baik diterapkan dibandingkan dengan menggunakan sistim kecambah. Keunggulan sistem ini kita dapat memilih tanaman yang pertumbuhannya baik, tanaman lebih cepat beradaptasi di lahan dan dapat menghemat polybag (Rukmana, 1994).

Benih disemaikan terlebih dahulu agar menjadi bibit. Buatlah lahan persemaian dalam bedengan kecil dengan memberi anyaman plastik, anyaman daun kelapa, atau anyaman alang-alang kemudian benih tersebut ditaburkan dalam barisan agar tidak tumbuh bertumpukan lalu semaian disiram dengan sprayer halus. Rawat dan pelihara tanaman semaian baik-baik setelah 2 minggu ukuran tanaman sudah cukup untuk dipindah


(20)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

kewadah plastik kecil atau kantong kecil lainnya sebagai bibit. Bila langsung ditanam kelahan maka akan banyak yang mati karena bibit tersebut sulit untuk beradaptasi. Isi kantong plastik tersebut dengan campuran tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 1 : 1 lalu tanam bibit kedalam wadah setelah berumur 25 hari dari semai barulah bibit tahan untuk ditanam dilahan (Nazarudin, 1998).

3. Penanaman

Penanaman dilakukan ketika tanaman berumur sekitar 25 - 30 hari di penyapihan, dan daun berjumlah 3 – 4 buah. Pengambilan bibit tomat dari persemaian dilakukan dengan hati-hati agar tidak merusak perakaran tanaman. Penanaman dilakukan pada pagi hari agar tanaman dapat cepat beradaptasi dengan lingkungan baru. Jarak antarlubang tanam sekitar 80 x 40 cm atau 60 x 40 cm (Setiawan, 1994).

Hal yang perlu diperhatikan dalam penanaman dengan menggunakan sistem mulsa plastik adalah tanaman diusahakan jangan sampai menyentuh plastik mulsa supaya tidak terbakar karena panas, lalu membusuk. Selain itu tanah dilubang tanaman harus dihindari munculnya rongga yang dapat menyebabkan tanaman mati karena akarnya terkena panas (Wiryanta, 2002).

4. Pemeliharaan a. Penyiraman

Penyiraman dilakukan sejak benih ditaburkan ke bedeng pesemaian sampai tanaman siap dipindah ke kebun. Penyiraman dilakukan 2 kali sehari, yaitu pagi dan sore hari. Penyiraman sebaiknya dilakukan dengan menggunakan alat/gembor yang memiliki lubang halus, agar tidak merusak bibit tanaman yang sudah atau baru tumbuh (Pracaya, 1998). b. Penyulaman

Tanaman yang mati sebaiknya segera disulam agar ukurannya sama. Akan tetapi, apabila tanaman mati karena penyakit menular penyulaman tidak perlu dilakukan karena bibit tanaman yang baru dapat tertular dan mati (Pracaya, 1998).


(21)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

c. Penyiangan

Gulma yang tumbuh di areal pertanaman tomat harus di siangi agar tidak mengganggu pertumbuhan tanaman tomat. Pertumbuhan gulma menyebabkan persaingan dengan tanaman tomat dalam mendapatkan unsur hara, air dan cahaya matahari, sehingga pertumbuhan tanaman tomat menjadi terhambat atau kerdil serta dapat menurunkan produktivitas tanaman tomat. Gulma juga dapat menjadi sarang hama dan penyakit yang akan menyerang tanaman tomat. Pemberian mulsa plastik akan mengurangi gulma (Setiawan, 1994).

d. Perompesan/Pemangkasan

Pemangkasan dilakukan untuk mengurangi jumlah tunas dan pucuk batang sehingga perkembangan buahnya maksimal. Selain itu pemangkasan juga berguna untuk mengurangi gangguan hama dan penyakit. Tunas yang tumbuh di ketiak daun harus di rompes atau dipotong agar tidak menjadi cabang. Perompesan dilakukan satu minggu sekali. Perompesan baik dilakukan pagi hari agar luka bekas rompesan cepat kering (Anonimb, 2008).

e. Pemasangan ajir

Pemasangan ajir dimaksudkan untuk mencegah tanaman tomat roboh. Hal-hal yang perlu diperhatikan:

1. Ajir (lanjaran) terbuat dari bambu atau kayu dengan panjang antara 100-175 cm, tergantung dari varietasnya.

2. Pemasangan ajir dilakukan sedini mungkin, ketika tanaman masih kecil akar masih pendek, sehingga akar tidak putus tertusuk ajir. Akar yang luka akan memudahkan tanaman terserang penyakit yang masuk lewat luka. Jarak ajir dengan batang tomat ± 10-20 cm.

3. Cara memasang ajir bermacam-macam, misalnya ajir dibuat tegak lurus atau ujung kedua ajir diikat sehingga membentuk segitiga.

4. Tanaman tomat yang telah mencapai ketinggian 10-15 cm harus segera diikat pada ajir. Pengikatan jangan terlalu erat yang penting tanaman tomat dapat berdiri. Pengikatan dilakukan dengan model angka 8 sehingga tidak terjadi gesekan antara batang tomat dengan ajir yang dapat menimbulkan


(22)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

luka. Setiap bertambah tinggi ± 20 cm, harus dilakukan pengikatan lagi agar batang tomat selalu berdiri tegak.

(Tugiyono, 2007), f. Pemupukan Susulan

Tanaman tomat yang berumur satu bulan dilakukan pemupukan susulan dengan dosis pemupukannya adalah sekitar 20 gr/tanaman. Pupuk yang digunakan adalah pupuk N, P, K dengan perbandingan 2:3:1 pupuk diletakkan dengan alur yang melingkari batang tanaman ±5 cm dari batang tanaman. Alur ini selanjutnya ditutup dengan tanah. Pemberian pupuk buatan ini diulangi sekali lagi setelah 2 - 3 minggu kemudian. Untuk tiap hektar tanaman dibutuhkan 200 kg urea, 300 kg TSP, dan 100 kg KCl (Sunarjono, 2004). g. Persilangan

Penyerbukan silang merupakan penyerbukan antara dua tanaman yang sifatnya berlainan dengan cara mengamankan tanaman itu jangan sampai melakukan penyerbukan sendiri yaitu dengan langsung memotong bunga jantan dari tanaman yang bunga betinanya akan diserbuki dengan bunga jantan tanaman lain. Dengan memotong bunga jantan ini tanaman tidak akan melakukan penyerbukan sendiri. Sesudah itu kita ambil tepung sari dari tanaman kedua, untuk ditempelkan pada kepala putik bunga betina tanaman pertama yang sudah dipotong bunga jantannya itu. Selain memotong bunga jantan dan benang sari kadang-kadang juga perlu mengisolasi tanaman yang akan disilangkan itu maksudnya agar tanaman yang sudah dipotong bunga jantannya itu tidak keburu menerima tepung sari dari tanaman lain dengan perantaraan kumbang, lebah kupu-kupu atau angin (Trubus, 2004).

h. Pengendalian Hama dan Penyakit 1. Hama Tanaman Tomat

Ø Ulat Buah (Heliothis armigera)

Ulat ini menyerang tanaman tomat yang masih muda sehingga saat buah sudah tua tampak berlubang-lubang dan biasanya busuk karena infeksi. Pengendaliannya dengan disemprot insektisida, misalnya Diazinon, dan Cymbush.


(23)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

Ø Ulat Tanah (Agrotis ipsilon)

Ulat ini berwarna cokelat tua sampai kehitaman, mengkilat, dan mempunyai garis cokelat pada kedua sisinya. Ulat ini mematahkan dan memotong tanaman yang masih muda, sehingga tanaman menjadi roboh. Pengendaliannya adalah dengan menaburkan insektisida Furadan 3G di dekat pangkal pohon.

Ø Nematoda (Melodogyma sp)

Cacing ini menyebabkan akar-akar tomat berbintil-bintil, akar tanaman menjadi puru atau bintil yang bentuknya bulat sampai memanjang, sehingga menyebabkan pertumbuhan tanaman terhambat. Pengendaliannya dapat dilakukan dengan rotasi tanaman yang bukan inang nematoda, serta dapat menggunakan obat-obat kimia seperti Furadan (Pracaya, 1998).

2. Penyakit Tanaman Tomat

Ø Busuk Daun

Penyebabnya adalah cendawan Phytophtora infestan. Daun-daun atau buah dari tanaman yang terserang penyakit ini menjadi bernoda hitam dan akhirnya menjadi kering atau busuk. Gejala awal berupa bercak kebasah-basahan di bagian tepi atau tengah daun, kemudian bercak melebar sehingga terbentuk daerah nekrotikyang berwarna coklat. Pada serangan lebih lanjut penyakit ini dapat menyebar ke bagian batang, tangkai dan buah tomat. Penyakit ini menyebabkan bagian yang diserang kering atau busuk. Pengendaliannya dapat disemprot dengan obat yang mengandung tembaga, seperti bubur Bordeaux 1,5% atau COC 0,8% pada tanaman yang sakit untuk mengurangi infeksi pada tanaman.

Ø Layu Bakteri

Disebabkan oleh bakteri Pseudomonas solanacearum. Gejala awal ditandai dengan layunya daun muda atau menguningnya daun-daun tua. Kelayuan daun-daun muda dapat menyebabkan kematian tanaman dalam beberapa hari kemudian. Gejala khas dapat diamati pada batang yang sakit tampak berkas pembuluhnya berwarna coklat. Pada tingkat


(24)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

serangan berat dapat mengakibatkan kehilangan hasil sampai 50%. Pengendaliannya dapat menggunakan bakterisida, seperti Agrept-25 WP dan Agrimicin 15/1,5 WP.

Ø Layu Fusarium

Penyebabnya adalah cendawan Fusarium Oxysporum sp. Gejala awal ditandai pucatnya tulang-tulang daun, terutama daun-daun sebelah atas. Kemudian tangkai daun merunduk dan tanaman akhirnya layu secara keseluruhan, sehingga tanaman menjadi kerdil. Pengendaliannya dengan menggunakan Fungisida Difolatan 4F.

Ø Bercak Coklat Pada Daun

Penyebabnya adalah cendawan Alternaria solani. Gejala awal berupa bercak kecil pada daun-daun bawah, kemudian bercak berkembang. Ciri khas serangan alternaria adalah bercak berwarna coklat dengan lingkaran-lingkaran konsentris (sepusat). Pada tingkat serangan cukup berat dapat kehilangan hasil 20-40%. Pengendaliannya drngan penyemprotan bubur Bordeaux.

Ø Rebah Berkecambah dan Busuk Akar

Penyebabnya adalah cendawan Rhizoctonia solani dan Pythium sp. Gejala serangan batang diatas tanah berair dan memar. Tanaman terkulai dan akhirnya mati. Bila serangan tidak parahdan tanaman sembuh kembali maka batang di sekitar luka akan mengeras. Pertumbuhan tanaman terhambat dan umumnya menyerang bibit di persemaian. Pengendaliannya dengan menjaga sirkulasi udara di persemaian, serta mensterilkan tanah untuk persemaian.

Ø Embun Tepung dan Busuk Buah

Penyebab penyakit embun tepung adalah Peronospora parasitica sedangkan busuk buah antraknose disebabkan oleh cendawan Colletotricum sp. Gejala serangan penyakit embun tepung berupa bercak keuning-kuningan (klorosis) diantara tulang daun. Bercak ini berubah menjadi ungudan tekstur daun seperti kertas. Sementara busuk buah antraknose ditandai dengan bercak bulat yang tenggelam kemudian


(25)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

membesar dan bagian tengahnya berwarna gelap serta membusuk akibat infeksi sekunder. Pengendaliannya dapat mengguanakan fungisida yang mempunyai bahan aktif kaptafol seperti Difolatan 4F, Zincofol 68 WP, Antracol. (Setiawan, 1994).

5. Panen dan Pasca Panen a. Panen

Pemanenan dilakukan setelah tanaman berumur 60-100 hari setelah tanam tergantung pada varietasnya. Varietas tomat yang tergolong indeterminat memiliki umur panen lebih panjang, yaitu berkisar antara 70-100 hari setelah tanam baru bisa dipetik buahnya, sedangkan varietas determinite hanya sekitar 60 hari setelah tanam. Dalam menentukan waktu panen, ada bebrapa hal yang harus diperhatikan antara lain:

Ø Secara visual: dengan melihat warna kulit dan ukuran buah, masih adanya sisa tangkai putik, mengeringnya tepi dau tua dan mengeringnya tubuh tanaman.

Ø Secara fisik: dilihat dari mudah tidaknya buah terlepas dari tangkai dan berat jenisnya.

Ø Secara analisis kimia: kandungan zat padat, zat asam, perbandingan zat padat dengan zat asam, dan kandungan zat pati.

Ø Secara perhitungan: jumlah hari setelah bunga mekar dalam hubungannya dengan tanggal berbunga dan unit panas.

Ø Secara fisiologis: dengan melihat respirasi. (Setiawan, 1994).

Waktu pemanenan dapat dilakukan pada pagi, siang, sore hari, tergantung tujuan panen. Saat pemetikan buah tomat yang baik adalah pada pagi atau sore hari saat keadaan cuaca cerah. Pemetikan yang dilakukan pada siang hari dari segi teknis kurang menguntungkan karena pada siang hari proses fotosintesis masih berlangsung sehingga mengurangi zat-zat gizi yang terkandung. Disamping itu, keadaan cuaca yang panas di siang hari dapat meningkatkan temperatur dalam buah tomat sehingga dapat mempercepat proses transpirasi (penguapan air)


(26)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

dalam buah. Keadaan ini dapat dapat menyebabkan daya simpan buah tomat menjadi lebih pendek (Setyowati, 1992)

b. Cara Panen

Pemanenan dilakukan secara manual yaitu menggunakan tangan. Buah tomat dipetik satu per satu dengan memutarnya setengah lingkaran dan secara hati-hati. Pemetikan sebaiknya tidak sampai ke daging buahnya, tetapi hanya pada bagian tangkai buahnya saja. Hal ini dimaksudkan agar buah tidak cepat busuk. Selanjutnya, buah tomat yang sudah terpetik dapat langsung dimasukkan ke dalam keranjang untuk dikumpulkan di tempat penampungan. (Setyowati, 1992).

c. Penanganan Pasca Panen

Hasil-hasil pertanian yang telah dipanen sesungguhnya masih menjalani proses kehidupan, respirasi, atau pernafasan. Jika proses ini tidak diperlambat, maka tanaman atau bagian tanaman yang dipanen akan cepat rusak. Penyebabnya adalah karena hasil panen yang sudah terpisah dari induk tanaman atau media tumbuhnya sehingga mekanisme perlindungan dan penyerapan unsur hara sebagai sumber energi telah terputus sama sekali. Untuk melindungi hasil panen dari cepatnya kerusakan diperlukan perlakuan/penanganan pascapanen. Penanganan pascapanen meliputi, sortasi, pengelasan (grading), pengemasan, penyimpanan, pengangkutan, serta pengolahan (Setyowati, 1992).

Perlakuan pertama pada buah tomat yang baru dipanen sortasi dan grading. Sortasi dan grading mempunyai tujuan untuk memilah-milah buah tomat dalam mutu dan ukuran tertentu. Sortasi dilakukan dengan tujuan memisahkan hasil panen yang baik dan yang jelek. Pengertian baik disini adalah yang tidak mengalami kerusakan fisik dan terlihat menarik. Sedangkan hasil yang jelek adalah hasil yang mengalami kebusukan atau kerusakan fisik penguapan atau serangan hama dan penyakit. Grading merupakan pengelompokan atau pengelasan produk dalam hal mutu, selain itu grading juga bertujuan untuk mengelompokan hasil panen berdasarkan ukuran. Penentuan mutu buah didasarkan pada


(27)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

kesehatan, kesegaran, kebersihan, ukuran, bobot, warna, bentuk, kemasakan, kebebesan dari bahan-bahan asing dan penyakit, serta kerusakan oleh serangga dan luka-luka mekanik. (Setiawan, 1994)

D.Proses Pembenihan

1. Pelepasan Biji

Untuk menyiapkan benih diperlukan buah tomat yang benar-benar masak dan sehat. Buah tomat dibiarkan menua dipohonnya setelah itu dipetik dan dibiarkan selama dua atau tiga hari sampai buah merekah, berair dan dagingnya yang menempel mudah dipisahkan. Lalu dipisahkan biji dari bagian yang lain, cuci biji tomat tersebut dengan air yang mengalir. (Setiawan, 1994).

2. Pengeringan

Pengeringan biji adalah suatu cara untuk mengurangi kandungan air di dalam biji, dengan tujuan agar benih dapat disimpan lama. Kandungan air pada benih sangat menentukan lamanya penyimpanan. Sebagai contoh benih kedelai dengan kandungan air 15 % (atas dasar berat bawah) tidak aman untuk disimpan. Pada 14 % hanya bisa disimpan temperatur rendah, tetapi pada 13 % dapat disimpan selama setahun. Pada kandungan air 12% yang menjadi mutu pasaran bertahan selama 3 tahun, sedangkan pada 10% benih kedelai akan dapat bertahan selama 4 tahun. Pada umumnya penyimpanan sampai lima tahun membutuhkan penurunan kandungan air sebanyak 2% dari kandungan air untuk penyimpanan setahun. (Soedarsono, 1974).

3. Perlakuan dengan Fungisida atau Insektisida

Perlakuan benih dengan bahan-bahan kimia sebelum disimpan maupun ditanam biasanya dilakukan untuk menghindarkan benih dari serangan hama dan penyakit kadang penyakit yang menyerang benih yang disimpan umumnya disebabkan oleh cendawan yang mengkontaminasi benih dari lapangan. Fungisida yang biasa digunakan antara lain: KOC, Dithane M-45, Thiram, Cerean, Araan, Cuprocide dan Captan. Untuk benih cerrealia dapat digunakan fungisida organo-mercury misal: Agrosan


(28)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

dan Ceresan. Benih legume dan rumput makanan ternak dapat diperlakukan dengan Ethyl mercury phosphate, Methyil mercury nitrate atau Arasan kering (dry method) bila berbentuk tepung atau secara basah (wet method). (Sutopo, 2004).

4. Pengujian Benih

a. Pengujian Kemurnian

Pengujian kemurnian benih merupakan kegiatan–kegiatan untuk menelaah tentang kepositifan fisik komponen–komponen benih termasuk pula presentase berat dari benih murni (pure seed), benih tanaman lain, benih varietas lain, biji–bijian herba (weed seed) dan kotoran dari masa benih.

b. Pengujian Kadar Air

Cara pengujian kadar air secara garis besar dapat digolongkan atas metode dasar dan metode praktek. Metode dasar antara lain termasuk metode tungku (oven method), metode destilasi toluene dan metode Karl Fisher.

c. Pengujian Daya Tumbuh

Dalam pengujian di laboraturium, daya kecambah benih diartikan sebagai mekar dan berkembangnya bagian–bagian penting dari embrio suatu benih yang menunjukkan kemampuannya untuk tumbuh secara normal pada lingkungan yang sesuai. Dengan demikian pengujian daya tumbuh atau daya kecambah benih ialah pengujian akan sejumlah benih, berapa presentase dari jumlah benih tersebut yang dapat atau yang mampu berkecambah pada jangka waktu yang telah ditentukan. d. Pengujian Tetrazolium

Tetrazolium test merupakan suatu cara pengujian terhadap viabilitas benih secara cepat dan bersifat langsung, dalam jangka waktu hanya sekitar beberapa jam saja. Oleh karena itu tes ini sering disebut sebagai Quick Test, yang di maksud dengan tetrazolium adalah sejenis zat kimia yang dapat membedakan kemampuan benih tersebut yang masih memiliki kemampuan hidup. (Sutopo, 2004)


(29)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

5. Penyimpanan

Penyimpanan calon benih bertujuan untuk menghambat terjadinya kemunduran calon bemih tersebut. Ruang penyimpanan harus kedap air, tidak ada aliran panas dari luar, suhu ruangan dingin, kelembaban udara kurang dari 60%, serta tempat penyimpanan bebas dari hama penyakit. (Sutopo, 2004).

6. Pengemasan

Kemasan terbuat dari bahan-bahan yang memiliki kekuatan tekanan. Tahan terhadap kerusakan serta tidak mudah robek. Bahan yang digunakan adalah bahanyang kedap udara, misalnya tempat atau wadah berupa kantung yang dilapisi alumunium foil, polyethylenekotak atau peti yang dilapisi dengan lembaran kertas timah, kaleng-kaleng, yang tertutup rapat. Pengemasan dibarengi bahan kimia juga merupakan tindakan untuk mencegah serangan virus dan organisme lain yang merugikan. Pengemasan juga dikombinasikan dengan penyegelan atau penutupan yang rapat agar produk tidak terkontaminasi dengan oksigen yang dapat menyebabkan terjadinya pembusukan pada bahan. (Sutopo, 2004).

7. Sertifikasi Benih

Secara teknis produksi benih bersetifikat melibatkan dua komponen perbenihan, yaitu produsen benih dan pengawas benih Balai Pengawas dan Sertifikasi Benih (BPSB). Produsen benih adalah pihak yang melaksanakan kegiatan produksi benih sampai benih siap disalurkan. Produsen benih dapat memanfaatkan jasa Unit Pengolahan Benih atau yang setara untuk mengolah calon benihnya hingga siap salur. Walaupun demikian, penanggung jawab pengolahan benih tetap pada produsen benih. Sehingga dalam kegiatan produksi benih bersetifikat memang melibatkan dua fihak utama, yaitu produsen dan pengawas Sertifikasi merupakan proses pemberian sertifikat benih tanaman setelah melalui pemeriksaan, pengujian dan pengawasan serta memenuhi semua persyaratan untuk diedarkan. Tujuan dari sertifikat benih adalah untuk menjamin kemurnian dan kebenaran varietas dan untuk menjamin ketersediaan benih bermutu


(30)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

secara berkesinambungan. Pelaksanaan sertifikasi dilakukan oleh instansi pemerintah atau perorangan/badan hukum yang telah memperoleh izin sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku. Tahapan kegiatan sertifikasi meliputi :

a. Pemeriksaan Lapangan

Pemeriksaan lapangan bertujuan untuk mengetahui kebenaran sumber benih dan benih sumber, ada atau tidak terjadinya persilangan liar dan tercampurnya pertanaman dengan tanaman lain. Pemeriksaan untuk perbanyakan benih dengan biji dilakukan terhadap morfologi tanaman dan untuk perbanyakan secara vegetatif dilakukan terhadap kebenaran dan kesehatan materi induknya pada tahap-tahap pertumbuhan tertentu.

b. Pengujian Laboratorium

Dilakukan untuk mengetahui mutu benih yang meliputi mutu genetis, mutu fisiologis, mutu fisik dan kesehatan benih sepanjang mutu genetis tersebut dapat diuji di laboratorium. Sebelun diadakan pengujian laboratorium calon benih diproses terlebih dahulu (dikeringkan, pembersihan kotoran, dikemas/disusun rapi) dikelompokkan ke dalam lot benih dan selanjutnya mengajukan permohonan untuk pengambilan contoh benih.

c. Pemasangan Label

Dilakukan setelah calon benih telah lulus sertifikasi dan pemohon mengajukan permintaan untuk pemasangan label setelah benih dikemas atau benih siap salur. Pengajuan permohonan sertifikasi dilakukan 10 hari sebelum tanam. Surat permohonan sertifikasi benih sayuran dilampirkan dengan label benih yang akan ditanam, sket atau peta lapangan dan biaya pendaftaran serta pemeriksaan lapangan. Pada setiap pelaksanaan kegiatan, pemohon terlebih dahulu menyeleksi pertanaman calon benih dan selanjutnya mengajukan permintaan untuk pemeriksaan lapangan disertai dengan bukti hasil pemeriksaan sebelumnya. (Anoninc, 2008).


(31)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

III. TATA LAKSANA PELAKSANAAN

A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Kegiatan magang ini dilaksanakan selama1 bulan yaitu pada tanggal 25 Januari – 25 Februari 2012, bertempat di CV. Multi Global Agrindo yang terletak di Jl. Solo-Tawangmangu Km. 30, Karangpandan, Karanganyar, Jawa Tengah.

B. Metode Pelaksanaan

1. Penentuan Lokasi Kerja Magang

Pemilihan lokasi kegiatan praktek kerja magang disesuaikan dengan bidang kajian yakni budidaya tomat untuk produksi benih. Sehingga penulis dapat memperoleh pengetahuan, informasi dan pengalaman berdasarkan pengamatan untuk membuat laporan Tugas Akhir dari pelaksanaan praktek kerja magang yang dilaksanakan.

2. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam pelaksanaan Praktek Kerja Magang ini antara lain :

a. Pelaksanaan Kegiatan Magang

Serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa praktik lapangan selama pelaksanaan praktik lapangan. Sehingga mahasiswa dapat mengetahui secara langsung kegiatan yang dilaksanakan dalam instansi/lembaga tempat magang tersebut.

b. Observasi

Pengumpulan data dilakukan dengan cara mengamati secara langsung peristiwa atau hal-hal yang berhubungan dengan pelaksanaan magang. Kegiatan yang dilaksanakan berupa pengamatan dan praktik pada sitem budidaya yang meliputi pembuatan bibit sampai pemanenannya.


(32)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

c. Wawancara

Suatu proses mendapatkan informasi dengan cara tanya jawab dengan responden. Responden dalam hal ini adalah pimpinan, pembimbing di tempat magang, staf atau karyawan, maupun masyarakat di sekitar lembaga atau instansi tempat magang, sehingga diperoleh informasi yang diperlukan dengan mudah dan jelas.

d. Studi Pustaka

Pengumpulan data dengan cara memanfaatkan data yang tersedia yang berhubungan dengan kegiatan praktik lapangan. Data tersebut buku, arsip, jurnal, dan lain sebagainya yang bersifat informatif dan relevan.

C. Sumber Data

Sumber data yang diperoleh berdasarkan sifat yang dikumpulkan ada dua jenis yaitu :

1. Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari responden. Dalam pelaksanaan kegiatan praktik lapangan ini data primer didapat dari wawancara dengan manajer perusahaan, staf, karyawan, dan masyarakat sekitar perusahaan dengan menggunakan alat bantu berupa kuiseoner. 2. Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung dari

sumber. Dalam kegiatan praktik lapangan ini menjadi sumber data sekunder yaitu diambil dari buku, arsip dan jurnal yang berhubungan dengan kegiatan Magang


(33)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

a. CV. MGA merupakan perusahaan yang bergerak di bidang produksi benih Hibrida (F1) yaitu hasil persilangan antara dua tanaman yang jenisnya berbeda dan mempunyai sifat unggul khususnya tanaman hortikultura.

b. Teknis budidaya benih tomat di CV. MGA meliputi kegiatan persiapan lahan, persemaian, penanaman (transplanting), pemeliharaan, panen dan pasca panen.

c. Tanman tomat yang di budidayakan di CV. MGA adalah jenis tomat Maestro, yang memiliki kemampuan produksi 4-6 kg/tanaman, dan dapat di panen pada umur 60 – 90 HST serta resisiten pada penyakit layu bacterium dan busuk buah.

d. Produksi tanaman tomat untuk benih dilakukan proses casting yaitu pembungkusan bunga betina dan kohe yaitu proses menyerbukkan bunga jantan pada bunga betina agar produksi maksimal.

B. Saran

1. Sebaiknya daging buah tomat hasil produksi dapat dimanfaatkan seoptimal mungkin menjadi produk olahan seperti saus tomat atau sari buah tomat sehingga mempunyai nilai jual.

2. Agar dalam kegiatan pengembangan benih tomat di CV MGA ini diperoleh hasil yang maksimal maka keterampilan dari sumber daya manusia atau pekerja di lapang perlu diperhatikan dan ditingkatkan, sehingga semua rangkaian kegiatan dari pengembangan benih tomat ini dapat maksimal.


(1)

commit to user

dan Ceresan. Benih legume dan rumput makanan ternak dapat

diperlakukan dengan Ethyl mercury phosphate, Methyil mercury nitrate atau Arasan kering (dry method) bila berbentuk tepung atau secara basah

(wet method). (Sutopo, 2004).

4. Pengujian Benih

a. Pengujian Kemurnian

Pengujian kemurnian benih merupakan kegiatan–kegiatan untuk menelaah tentang kepositifan fisik komponen–komponen benih termasuk pula presentase berat dari benih murni (pure seed), benih tanaman lain, benih varietas lain, biji–bijian herba (weed seed) dan kotoran dari masa benih.

b. Pengujian Kadar Air

Cara pengujian kadar air secara garis besar dapat digolongkan atas metode dasar dan metode praktek. Metode dasar antara lain termasuk metode tungku (oven method), metode destilasi toluene dan metode Karl Fisher.

c. Pengujian Daya Tumbuh

Dalam pengujian di laboraturium, daya kecambah benih diartikan

sebagai mekar dan berkembangnya bagian–bagian penting dari embrio

suatu benih yang menunjukkan kemampuannya untuk tumbuh secara normal pada lingkungan yang sesuai. Dengan demikian pengujian daya tumbuh atau daya kecambah benih ialah pengujian akan sejumlah benih, berapa presentase dari jumlah benih tersebut yang dapat atau yang mampu berkecambah pada jangka waktu yang telah ditentukan. d. Pengujian Tetrazolium

Tetrazolium test merupakan suatu cara pengujian terhadap viabilitas benih secara cepat dan bersifat langsung, dalam jangka waktu hanya sekitar beberapa jam saja. Oleh karena itu tes ini sering disebut sebagai Quick Test, yang di maksud dengan tetrazolium adalah sejenis zat kimia yang dapat membedakan kemampuan benih tersebut yang masih memiliki kemampuan hidup. (Sutopo, 2004)


(2)

commit to user 5. Penyimpanan

Penyimpanan calon benih bertujuan untuk menghambat terjadinya kemunduran calon bemih tersebut. Ruang penyimpanan harus kedap air, tidak ada aliran panas dari luar, suhu ruangan dingin, kelembaban udara kurang dari 60%, serta tempat penyimpanan bebas dari hama penyakit. (Sutopo, 2004).

6. Pengemasan

Kemasan terbuat dari bahan-bahan yang memiliki kekuatan tekanan. Tahan terhadap kerusakan serta tidak mudah robek. Bahan yang digunakan adalah bahanyang kedap udara, misalnya tempat atau wadah berupa kantung yang dilapisi alumunium foil, polyethylenekotak atau peti yang dilapisi dengan lembaran kertas timah, kaleng-kaleng, yang tertutup rapat. Pengemasan dibarengi bahan kimia juga merupakan tindakan untuk mencegah serangan virus dan organisme lain yang merugikan. Pengemasan juga dikombinasikan dengan penyegelan atau penutupan yang rapat agar produk tidak terkontaminasi dengan oksigen yang dapat menyebabkan terjadinya pembusukan pada bahan. (Sutopo, 2004).

7. Sertifikasi Benih

Secara teknis produksi benih bersetifikat melibatkan dua komponen perbenihan, yaitu produsen benih dan pengawas benih Balai Pengawas dan Sertifikasi Benih (BPSB). Produsen benih adalah pihak yang melaksanakan kegiatan produksi benih sampai benih siap disalurkan. Produsen benih dapat memanfaatkan jasa Unit Pengolahan Benih atau yang setara untuk mengolah calon benihnya hingga siap salur. Walaupun demikian, penanggung jawab pengolahan benih tetap pada produsen benih. Sehingga dalam kegiatan produksi benih bersetifikat memang melibatkan dua fihak utama, yaitu produsen dan pengawas Sertifikasi merupakan proses pemberian sertifikat benih tanaman setelah melalui pemeriksaan, pengujian dan pengawasan serta memenuhi semua persyaratan untuk diedarkan. Tujuan dari sertifikat benih adalah untuk menjamin kemurnian dan kebenaran varietas dan untuk menjamin ketersediaan benih bermutu


(3)

commit to user

secara berkesinambungan. Pelaksanaan sertifikasi dilakukan oleh instansi pemerintah atau perorangan/badan hukum yang telah memperoleh izin sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku. Tahapan kegiatan sertifikasi meliputi :

a. Pemeriksaan Lapangan

Pemeriksaan lapangan bertujuan untuk mengetahui kebenaran sumber benih dan benih sumber, ada atau tidak terjadinya persilangan liar dan tercampurnya pertanaman dengan tanaman lain. Pemeriksaan untuk perbanyakan benih dengan biji dilakukan terhadap morfologi tanaman dan untuk perbanyakan secara vegetatif dilakukan terhadap kebenaran dan kesehatan materi induknya pada tahap-tahap pertumbuhan tertentu.

b. Pengujian Laboratorium

Dilakukan untuk mengetahui mutu benih yang meliputi mutu genetis, mutu fisiologis, mutu fisik dan kesehatan benih sepanjang mutu genetis tersebut dapat diuji di laboratorium. Sebelun diadakan pengujian laboratorium calon benih diproses terlebih dahulu

(dikeringkan, pembersihan kotoran, dikemas/disusun rapi)

dikelompokkan ke dalam lot benih dan selanjutnya mengajukan permohonan untuk pengambilan contoh benih.

c. Pemasangan Label

Dilakukan setelah calon benih telah lulus sertifikasi dan pemohon mengajukan permintaan untuk pemasangan label setelah benih dikemas atau benih siap salur. Pengajuan permohonan sertifikasi dilakukan 10 hari sebelum tanam. Surat permohonan sertifikasi benih sayuran dilampirkan dengan label benih yang akan ditanam, sket atau peta lapangan dan biaya pendaftaran serta pemeriksaan lapangan. Pada setiap pelaksanaan kegiatan, pemohon terlebih dahulu menyeleksi pertanaman calon benih dan selanjutnya mengajukan permintaan untuk pemeriksaan lapangan disertai dengan bukti hasil pemeriksaan sebelumnya. (Anoninc, 2008).


(4)

commit to user

23

III. TATA LAKSANA PELAKSANAAN

A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Kegiatan magang ini dilaksanakan selama1 bulan yaitu pada tanggal 25 Januari – 25 Februari 2012, bertempat di CV. Multi Global Agrindo yang terletak di Jl. Solo-Tawangmangu Km. 30, Karangpandan, Karanganyar, Jawa Tengah.

B. Metode Pelaksanaan

1. Penentuan Lokasi Kerja Magang

Pemilihan lokasi kegiatan praktek kerja magang disesuaikan dengan bidang kajian yakni budidaya tomat untuk produksi benih. Sehingga penulis dapat memperoleh pengetahuan, informasi dan pengalaman berdasarkan pengamatan untuk membuat laporan Tugas Akhir dari pelaksanaan praktek kerja magang yang dilaksanakan.

2. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam pelaksanaan Praktek Kerja Magang ini antara lain :

a. Pelaksanaan Kegiatan Magang

Serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa praktik lapangan selama pelaksanaan praktik lapangan. Sehingga mahasiswa dapat mengetahui secara langsung kegiatan yang dilaksanakan dalam instansi/lembaga tempat magang tersebut.

b. Observasi

Pengumpulan data dilakukan dengan cara mengamati secara langsung peristiwa atau hal-hal yang berhubungan dengan pelaksanaan magang. Kegiatan yang dilaksanakan berupa pengamatan dan praktik pada sitem budidaya yang meliputi pembuatan bibit sampai pemanenannya.


(5)

commit to user

c. Wawancara

Suatu proses mendapatkan informasi dengan cara tanya jawab dengan responden. Responden dalam hal ini adalah pimpinan, pembimbing di tempat magang, staf atau karyawan, maupun masyarakat di sekitar lembaga atau instansi tempat magang, sehingga diperoleh informasi yang diperlukan dengan mudah dan jelas.

d. Studi Pustaka

Pengumpulan data dengan cara memanfaatkan data yang tersedia yang berhubungan dengan kegiatan praktik lapangan. Data tersebut buku, arsip, jurnal, dan lain sebagainya yang bersifat informatif dan relevan.

C. Sumber Data

Sumber data yang diperoleh berdasarkan sifat yang dikumpulkan ada dua jenis yaitu :

1. Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari responden. Dalam pelaksanaan kegiatan praktik lapangan ini data primer didapat dari wawancara dengan manajer perusahaan, staf, karyawan, dan masyarakat sekitar perusahaan dengan menggunakan alat bantu berupa kuiseoner. 2. Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung dari

sumber. Dalam kegiatan praktik lapangan ini menjadi sumber data sekunder yaitu diambil dari buku, arsip dan jurnal yang berhubungan dengan kegiatan Magang


(6)

commit to user

47

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

a. CV. MGA merupakan perusahaan yang bergerak di bidang produksi benih Hibrida (F1) yaitu hasil persilangan antara dua tanaman yang jenisnya berbeda dan mempunyai sifat unggul khususnya tanaman hortikultura.

b. Teknis budidaya benih tomat di CV. MGA meliputi kegiatan persiapan lahan, persemaian, penanaman (transplanting), pemeliharaan, panen dan pasca panen.

c. Tanman tomat yang di budidayakan di CV. MGA adalah jenis tomat Maestro, yang memiliki kemampuan produksi 4-6 kg/tanaman, dan dapat di panen pada umur 60 – 90 HST serta resisiten pada penyakit layu bacterium dan busuk buah.

d. Produksi tanaman tomat untuk benih dilakukan proses casting yaitu pembungkusan bunga betina dan kohe yaitu proses menyerbukkan bunga jantan pada bunga betina agar produksi maksimal.

B. Saran

1. Sebaiknya daging buah tomat hasil produksi dapat dimanfaatkan

seoptimal mungkin menjadi produk olahan seperti saus tomat atau sari buah tomat sehingga mempunyai nilai jual.

2. Agar dalam kegiatan pengembangan benih tomat di CV MGA ini

diperoleh hasil yang maksimal maka keterampilan dari sumber daya manusia atau pekerja di lapang perlu diperhatikan dan ditingkatkan, sehingga semua rangkaian kegiatan dari pengembangan benih tomat ini dapat maksimal.