HUBUNGAN KUALITAS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN SELF CONTROLLING GURU DENGAN KEPUASAN KERJA GURU SMA SWASTA MEDAN KOTA.

(1)

i

HUBUNGAN KUALITAS KEPEMIMPINAN KEPALASEKOLAH DAN SELF CONTROLLING GURU DENGAN KEPUASAN

KERJA GURU SMA SWASTA MEDAN KOTA

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Administrasi Pendidikan

Oleh : ZUL AIDA NIM. 8106131022

PROGRAM PASCASARJANA

PROGRAM STUDIADMINISTRASI PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


(2)

(3)

(4)

iv

ABSTRACT

Zul Aida, NIM 8106131022Relationships of Leadership Quality of Headmastec R And Self Controlling of Teacher With Work Satisfaction of Teacher SMA Swasta Medan Kota, Thesis, Medan : Graduate Program, State University of Medan, November 2014.

This study aims to determine and to describe : the relationships of leadership quality of Headmaster with work satisfaction of teacher SMA Swasta Medan Kota, 2) relationship of self controlling of teacher SMA Swasta Medan Kota with work satisfaction, 3) relationships of leadership quality of headmaster, as well as self controlling of teacher SMA Swasta Medan Kota with work satisfaction.

The method in this research is used correlational quantitative study to determine relationship between variabel leadership quality of headmaster variable, self controlling of teacher and varian work satisfaction of teacher. Population in this research was all teacher at SMA Swasta Medan Kota which counts 17 schools with amounts of 600 teachers with amounts of sample 234 teachers. Sample is achieved based on (OhenManion and Morrison table with level of convidence 95%). Data colletion instrument were questionnaire survey. Data analysis techniques used are regression and correlation.

The finding of this study are : 1) There is a positive and significant relationship between variable leadership quality of headmaster with satisfaction work with r = 0,350 ; 2) there is a positive and significant relationship between variable self controlling with work satisfaction with r = 0,368 dan 3) there is positive and significant relationship between variable leadership quality of headmaster together with self controlling toward work satisfaction with r = 0,048.


(5)

v

ABSTRAK

Zul Aida, Nim 8106131022

HubunganKualitasKepemimpinanKepalaSekolah Dan Self Controlling Guru DenganKepuasanKerja Guru SMA Swasta Medan Kota.Tesis, Medan, Program Pascasarjana, UniversitasNegeri Medan, November 2014. Penelitianinibertujuanuntukmengetahuidanmendeskripsikan : 1) Hubungan kualitas kepemimpinan kepala Sekolah dengan kepuasan kerja guru SMA Swasta Medan, 2) Hubunganself controllingguru SMA Swasta Medan dengankepuasankerja, 3) HubungankualitaskepemimpinanKepalaSekolah,self controlling guru SMA Swasta Medan dengankepuasankerja.

Metode

yangdigunakandalampenelitianinimenggunakanmetodepenelitiandeskriptifdenganj enispenelitianadalahpenelitiankorelasionaluntukmelihathubunganantaravariabelku alitaskepemimpinankepalasekolah, self controllingvariable guru danvariabelkepuasankerja guru. Populasidalampenelitianiniadalahseluruh guru SMA SwastaKecamatan Medan Kota yang berjumlah 17sekolah denganjumlah guru 600 orang denganjumlahsampel 234 orang guru. SampeldiambilberdasarkanTabel Cohen Maniondan Morrison dengantingkatkepercayaan 95%. Instrument pengumpulandata adalahangket. Teknikanalisa data yang digunakanadalahregresikorelasi.

Berdasarkanperhitunganmenggunakananalisiskorelasidanregresi, makatemuan

yang diperolehdengankesimpulanbahwa : 1)

terdapathubunganpositifdansignifikanantaravariabelkualitaskepemimpinankepalas

ekolahdengankepuasankerjadengan r = 0,350; 2)

terdapathubunganpositifdansignifikanantaravariabelself

controllingdengankepuasankerjadengan r = 0,368 dan 3)

terdapathubunganpositifdansignifikanantaravariabelkualitaskepemimpinankepalas ekolahdanself controllingsecarabersama-samaterhadapkepuasankerjadenganr = 0,448.


(6)

vi

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT yang

telahmemberikanrahmatdanhidayah-Nyasertabantuandariberbagaipihaksehinggapenulisdapatmenyelesaikantesisiniseb

agaimana yang diharapkan,

penulisantesisinidiajukansebagaisalahsatupersyaratanuntukmemperolehgelar

Magister Pendidikan Program

StudiAdministrasiPendidikandansekaligusmerupakanlaporanhasilpenelitiandenga

njudul : “Hubungan Kualitas Kepemimpinan KepalaSekolahDan Self

Controlling Guru Dengan KepuasanKerja Guru SMA Swasta Medan Kota”.

Penulismenyadarisepenuhnyatanpabantuan,

bimbingandandukungandariberbagaipihakmakasulitkiranyadapatmenyelesaikanTe sisinidenganbaik.

Olehkarenaitupadakesempataninipenulismenyampaikanucapanterimakasihdanpen ghargaan yang setinggi-tinggikepadasemuapihak yang telahmembantupenyelesaianTesisini :

1. BapakRektorUniversitasNegeri Medan.

2. Bapak Prof.Dr.Abdul MuinSibuea, M.Pd,

sebagaiDirekturSekolahPascasarjanaUniversitasNegeri Medan.

3. BapakProf. Dr. Darwin, M.PdsebagaiKetua program StudiAdministrasipendidikan.

4. Bapak Prof. Dr. H. Zainuddin, M. Pdsebagaipembimbing I danBapak Prof. Dr. Sumarno, M.Pdsebagaipembimbing II, dalampenulisan Proposal Tesis, danpenulisanTesis.

5. BapakAsistenDirektur I dan II SekolahPascasarjanaUniversitasNegeri Medan. 6. BapakProf.Dr.H.SyaifulSagalaM.Pd.,BapakProf.Dr. HarunSitompulM.Pd.,

danBapakProf.Dr.SimanNurhadiM.Pd., sebagaipenguji Seminar Proposal danUjianTesis.

7. Bapak/Ibu Kepala Bagian Tata Usaha beserta Staf sekolah Passcasarjana Universitas Negeri Medan.


(7)

vii

8. Kepala Sekolah SMA Swasta Kecamatan Medan Kota.

9. Bapak Drs.M. Rifat Saragih, suami tercinta, Dr.Cana Rifiza Saragih, Agung Rifiza Saragih, Amd, ananda tersayang, yang telah memberikan semangat dan dorongan serta dukungan selama penulis mengikuti pendidikan pada Program Pascasarjana dan selama penulisan Tesis ini.

10. ZulfahLailawati, ZuraidaIrnawati, kakaktersayang,

ZulinarNur’ainiadiktercinta, Dra. Atmawarni, SH, M.Hum,

Dra.SuriyatiTanjung, M.Pd.,sahabat- sahabattersayang yang

telahmemberikanmotivasi yang

tinggikepadapenulisuntukterusberjuangmenyelesaikanpenulisantesisini.

Akhirnyapenulismemohonhidayahdari Allah SubhanahuWata’ala,

jugaatassemuabantuandankebaikan-kebaikan yang penulisterimadarisemuapihak, semogaTesisinidapatbermanfaatuntukpengembanganilmupengetahuandanpendidik an, khususnyabagipenulissendiri. Amin.

Medan, November 2014 Penulis


(8)

vii

8. Kepala Sekolah SMA Swasta Kecamatan Medan Kota.

9. Bapak Drs.M. Rifat Saragih, suami tercinta, Dr.Cana Rifiza Saragih, Agung Rifiza Saragih, Amd, ananda tersayang, yang telah memberikan semangat dan dorongan serta dukungan selama penulis mengikuti pendidikan pada Program Pascasarjana dan selama penulisan Tesis ini.

10. ZulfahLailawati, ZuraidaIrnawati, kakaktersayang,

ZulinarNur’ainiadiktercinta, Dra. Atmawarni, SH, M.Hum,

Dra.SuriyatiTanjung, M.Pd.,sahabat- sahabattersayang yang

telahmemberikanmotivasi yang

tinggikepadapenulisuntukterusberjuangmenyelesaikanpenulisantesisini.

Akhirnyapenulismemohonhidayahdari Allah SubhanahuWata’ala,

jugaatassemuabantuandankebaikan-kebaikan yang penulisterimadarisemuapihak, semogaTesisinidapatbermanfaatuntukpengembanganilmupengetahuandanpendidik an, khususnyabagipenulissendiri. Amin.

Medan, November 2014 Penulis


(9)

viii

DAFTAR ISI

ABSTRACT ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I : PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 7

C. Pembatasan Masalah ... 8

D. Rumusan Masalah ... 8

E. Tujuan Penelitian ... 8

F. Manfaat Penelitian ... 9

BAB II : KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERFIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS... 10

A. Kajian Pustaka ... 10

1. Kepuasan Kerja ... 10

2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja 13 3. Beberapa Dampak Kepuasan Kerja ... 16

4. Kualitas Kepemimpinan ... 18

5. Self Controling Guru ... 34

6. Bentuk-Bentuk Self Controling yang baik ... 43

7. Penelitian Yang Relevan ... 46

B. Kerangka Berfikir ... 46

C. Pengujian Hipotesis ... 50

BAB III : METODE PENELITIAN ... 51

A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 51

B. Metode Penelitian ... 51


(10)

ix

D. Variabel dan Defenisi Operasional Variabel Penelitian ... 52

E. Teknik Pengumpul Data ... 54

F. Uji Coba Instrumen Pengumpul Data ... 56

G. Hasil Uji Coba Instrumen ... 57

H. Teknik Analisa Data ... 58

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 62

A. Deskripsi Data ... 62

B. Pengujian Persyaratan Analisis ... 66

C. Pengujian Hipotesis ... 68

D. Pembahasan ... 73

BAB V : SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ... 80

A. Sipmulan ... 80

B. Implikasi ... 81

C. Saran-Saran ... 83

DAFTAR PUSTAKA ... 84 LAMPIRAN


(11)

x

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Cohen Manion dan Morrison ... 52

Tabel 3.2. Kisi – kisi instrument kualitas kepemimpinan ... 54

Tabel 3.3. Kisi – kisi instrument self controlling ... 55

Tabel 3.4. Kisi – kisi InstrumenKepuasan Kerja ... 56

Tabel 3.5. Rangkuman Hasil Uji Validitas Butir Tes ... 57

Tabel 3.6. Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas Angket... 58

Tabel 4.1. Distribusi Data Skor Variabel KualitasKepemimpinan Kepala Sekolah ... 62

Tabel 4.2. Distribusi Data Skor Variabel Self controlling ... 64

Tabel 4.3. Distribusi Data Skor Variabel Kepuasan Kerja ... 65

Tabel 4.4. Rangkuman Uji Normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov ... 67

Tabel 4.5. Rangkuman Uji Linieritas ... 67

Tabel 4.6. Rangkuman Uji Korelasi Sederhana Antara VariabelKualitas Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Kepuasan Kerja ... 68

Tabel.4.7. Rangkuman Uji Regresi Sederhana antara VariabelKualitas Kepemimpinan dan Kepuasan Kerja .... 69

Tabel 4.8. Rangkuman Uji Korelasi Sederhana Antara Variabel Self controlling dan Kepuasan Kerja ... 69

Tabel.4.9. Rangkuman Uji Regresi Sederhana antara Variabel self controlling dan Kepuasan Kerja ... 70

Tabel.4.10. Rangkuman Uji keberartian dan koefisien regresi ... 70

Tabel.4.11. Rangkuman Uji Korelasi Ganda ... 70

Tabel 4.12. Rangkuman Uji Regresi Ganda... 71

Tabel 4.13. Koefisien Persamaan Regresi dan Uji Keberartian ... 71


(12)

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1. Skema Kerangka Berfikir ... 53 Gambar 4.1. Histogram Skor Variabel Kaulitas Kepemimpinan Kepala

Sekolah ... 63 Gambar 4.2. Histogram Skor Variabel Self controlling ... 64 Gambar 4.3. Histogram Skor Variabel Kepuasan Kerja Guru ... 66


(13)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Keberhasilan lembaga pendidikan dapat diraih bila terdapat kerja sama yang baik, antara orang – orang yang bekerja dalam lembaga pendidikan tersebut. Kerja sama yang baik itu dapat terjalin antara pimpinan lembaga pendidikan dengan personil sekolah, antara guru dengan guru, antara sekolah dengan orang tua peserta didik dan antara sekolah dengan masyarakat.

Suatu bentuk kerja sama yang baik akan terlihat dari sikap yang diperlihatkan atau ditunjukkan seseorang, sesuai dengan pekejaan yang diberikan kepadanya, apakah sebagai pimpinan lembaga pendidikan, sebagai guru, sebagai pustakawan, sebagai laboran, atau sebagai petugas administrasi sekolah. Penunjukkan sikap yang baik dari para personil sekolah, menandakan adanya suatu perasaan puas dari dalam hatinya terhadap pekerjaan yang diberikan kepadanya.

Kepuasan kerja yang diperlihatkan personil sekolah khususnya guru,dapat diamati dari kesungguhan hatinya menyelesaikan tugas – tugas yang menjadi tanggung jawabnya dengan waktu yang tepat, dengan dedikasi yang tinggi, memiliki semangat kerja yang tinggi, kerajinan kerja yang tinggi, ketekunan kerja yang tinggi, serta kreativitas kerja yang tinggi pula. Seorang pegawai merasa puas dengan apa yang diterimanya, akan menghasilkan kualitas dan produktivitas yang tinggi, dan sebaliknya apabila pegawai tidak merasakan kepuasan dalam tugas – tugasnya , maka dapat menimbulkan hal – hal yang merugikan dirinya bahkan juga bagi organisasi tempatya bekerja. Demikian juga halnya bila dikaitkan


(14)

2

dengan pekerjaan seorang guru. Guru yang merasa puas atas apa yang diterimanya, dapat menghasilkan kualitas kerja, produktivitas kerja tinggi, namun sebaliknya bila tidak merasakan kepuasan dalam melaksanakan tugasnya, dapat menimbulkan kerugian, baik bagi dirinya, bagi peserta didik maupun bagi lembaga pendidikan.

Wawancara yang penulis lakukan di Sekolah Menengah Atas Swasta Medan Kota, pada hari Jum’at tanggal 25 Mei 2012, menunjukkan adanya kinerja yang kurang baik, hal ini dilihat dari sikap diri (ketekunan,dedikasi) yang dapat diamati dari guru yang bertugas pada sekolah tersebut. Adapun moral kerja yang kurang baik adalah masalah kehadiran guru bertugas tepat waktu.

Wawancara juga penulis lakukan terhadap siswa SMA Swasta Medan Kota. tentang guru mereka pada hari selasa, 5 Juni 2012 yang berkenaan dengan kepuasan kerja yang terlihat adanya moral kerja yang kurang baik, terdapat adanya sikap guru yang tidak mengindahkan peraturan sekolah. Adapun sikap guru yang tidak mengindahkan peraturan sekolah, masih adanya guru tidak hadir ke sekolah ketika jam mengajarnya dan masih terdapatnya guru yang juga ter- lambat datang ke sekolah untuk bertugas. Selain itu juga moral kerja juga tidak terbentuk pada dirinya, yang merupakan bentuk tanggungjawabnya sebagai seorang guru.

Bila diperhatikan dari hasil wawancara dan data yang diperoleh penulis dari SMA Swasta Medan Kota dan siswa SMA Swasta Medan Kota menunjukkan, bahwa ketekunan, dedikasi dan moral kerja berhubungan dengan kepuasan kerja dan ini menjadi permasalahan yang harus diteliti. Kepuasan kerja guru menyangkut berbagai hal diantaranya adalah pelayanan pada peserta didik,


(15)

3

tugasnya sebagai guru dan wali kelas dan pelayanan kepada orang tua/wali peserta didik.

Kepuasan kerja guru perlu mendapatkan perhatian yang serius, karena kepuasan kerja dapat memunculkan dedikasi yang tinggi, dan dedikasi yang tinggi pula dapat menghasilkan pekerjaan yang baik, tepat waktu dan memiliki nilai yang sempurna. Kepuasan kerja dapat diukur dengan kedisiplinan, moral kerja dan turnover, dan ketiganya merupakan standart pengukuran. Kedisiplinan perlu ditegakkan, karena merupakan salah satu tolok ukur tingkat kepuasan kerja. Kedisiplinan kerja berhubungan dengan sikap dan perilaku seseorang yang berniat mentaati segala peraturan organisasi atas kesadaran diri, dan berusaha menyesuaikan dengan peraturan – peraturan organisasi.”

Kualitas pimpinan merupakan kunci keberhasilan seseorang dalam memimpin. Kualitas pimpinan berhubungan erat dengan kemajuan dan perkem-bangan organisasi. Kualitas menjadi sangat penting bagi seorang pimpinan karena merupakan penentu kesuksesan dirinya dan organisasi yang dipimpinnya, demikian juga dengan orang–orang yang berada di bawah kepemimpinannya. Kualitas menjadi suatu keharusan yang harus dimiliki dalam membangun dan memimpin organisasi, tanpa kualitas, seorang pimpinan sulit membangun organisasi yang dipimpinnya.

Kepemimpinan dirumuskan sebagai proses mempengaruhi kegiatan seseorang atau sekelompok orang dalam usaha pencapaian tujuan dalam situasi tertentu. Kalimat ini mengisyaratkan bahwa dalam kepemimpinan, ada orang yang menjadi pemimpin dikatakan sebagai pemimpin dan ada orang yang dipimpin dikatakan sebagai pengikut, serta berusaha semaksimal mungkin mempengaruhi


(16)

4

perilaku mereka, dan bila pengaruh yang ditimbulkan berhasil maka para pengikut akan bekerja dengan maksimal.

Dalam suatu lembaga pendidikan, kepala Sekolah merupakan pemimpin tertinggi dari personil lainnya, memiliki tanggung jawab penuh terhadap seluruh kegiatan sekolah, mempunyai inisiatif dan kreatif yang tinggi dalam mengarahkan perkembangan dan kemajuan sekolah. Mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk menyelenggarakan kegiatan – kegiatan atau pelatihan – pelatihan pada organisasi yang dipimpinnya. Kepala Sekolah tidak hanya bertanggung jawab atas kelancaran jalannya suatu organisaasi secara teknis akademis, tetapi mencakup segala kegiatan, keadaan lingkungan dengan kondisi dan situasinya serta hubungannya dengan masyarakat sekitarnya merupakan tanggungjawabnya juga. Inisiatif dan kreatifnya adalah ditujukan untuk kemajuan dan perkembangan organisasi yang dipimpinnya, walaupun menemui berbagai kesulitan dan hambatan dalam pelaksanaannya di sekolah. Dalam menghadapi semua hambatan dan kesulitan, dibutuhkan seorang kepala Sekolah yang berkualitas. Untuk dapat menjadi seorang kepala Sekolah yang berkualitas, tentu haruslah memiliki sejumlah kemampuan, keahlian, pengetahuan, ide – ide, fungsi – fungsi, dan kinerja yang tinggi. Kinerja seorang kepala Sekolah yang berkualitas dapat dilihat dari beberapa indikator yaitu sebagai educator, manager, administrator, supervisor, leader, inovator dan motivator.

Self controlling guru adalah merupakan suatu sikap penjagaan diri dalam berperilaku atau bertindak. Tugas pokok guru dikatakan sebagai pendidik dan pengajar, sebagai pendidik berfungsi membina dan mengembangkan afeksi peserta didik, yang berkenaan dengan sikap dan perilaku, dan sebagai pengajar


(17)

5

berfungsi memberikan segala informasi pada peserta didik, yang berkenaan dengan pembinaan dan pengembangan pengetahuan atau mengasah intelektual, dan berarti tugas pokok guru lebih dari satu fungsi.

Senada dengan itu Sudarwan Danim (2002,15) menyatakan bahwa di lembaga pendidikan formal guru menjalankan tugas pokok yang bersifat multi peran, yaitu sebagai pendidik, pengajar dan pelatih.

Keberhasilan peserta didik dalam mengikuti seluruh pelajaran di kelas merupakan suatu kebanggaan bagi setiap guru, apalagi keberhasilan itu diikuti dengan terbentuknya dan terbinanya perilaku yang baik dari diri setiap peserta didik, merupakan suatu kebahagian yang tak ternilai.

Untuk mencapai keberhasilan itu tidaklah mudah, diperlukan kerja keras dari orang – orang yang berada dalam pendidikan itu, dan guru adalah orang yang senantiasa berhubungan dengan para peserta didik setiap harinya di dalam kelas. Guru harus mengetahui dan kenal peserta didik yang ada di dalam kelas, baik secara klasikal maupun perorangan, baik yang pandai maupun yang lemah kecerdasannya. Peserta didik yang memiliki penyakit tertentu ataupun yang tidak memiliki penyakit, ekonomi keluarga yang mapan, maupun ekonomi yang kurang mapan, dan dengan kenalnya guru kepada peserta didik secara perorangan dengan segala kepribadian dan kehidupannya, memudahkan pekerjaan guru dalam memberikan pembelajaran. Namun keberhasilan pembelajaran, bukan hanya mengetahui kehidupan peserta didik secara perorangan atau secara klasikal, masih ada unsur lain yang tidak bisa diabaikan, yakni self controlling guru.

Self controlling guru merupakan satu unsur penting dalam bekerja dan bertugas, yang berkenaan dengan keberhasilannya mendidik peserta didiknya di


(18)

6

dalam kelas. Guru yang sukses adalah guru yang memiliki sikap yang baik, memiliki emosi yang stabil, mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya, jelasnya memiliki kepribadian yang baik. Gordon (1937) dalam Metia (2009,15) mengemukakan bahwa kepribadian sebagai organisasi dinamis sistem psikofisik dalam diri individu yang menentukan karekteristik adalah hal – hal yang dapat menentukan sikap seseorang untuk penyesuaiannya yang unik terhadap lingkungannya, dan lanjutnya lagi bahwa kepribadian dapat menentukan karakteristik perilaku dan fikirannya individu yang khas.

Self controlling guru yang kurang baik dan tidak menyenangkan tentu berakibat pada pekerjaannya, yakni ketidak harmonisannya dalam berinteraksi dengan kepala Sekolah, sesama rekan kerja (guru) maupun dengan peserta didik, ketika memberikan pembelajaran di dalam kelas. Untuk itu diperlukan self controlling bagi guru karena self controlling adalah satu bentuk penjagaan diri yang mampu melindungi diri dari tindakan salah dan tidak terpuji. Self controlling yang baik perlu dimiliki guru, karena mampu menjaga berbagai perilaku dan sikap yang salah, merupakan kendali dalam bersikap. Sikap yang baik perlu terus menerus dipelihara, sehingga dapat terhindar dari berbagai kesalahan.

Jurnal – jurnal menunjukkan adanya hubungan antara kepemimpinan, self controlling dan kepuasan kerja yaitu :

1. Sudarwati Retnoningsih (2007) “Analisis Pengaruh Keadilan Kompensasi, Peran Kepemimpinan dan Kepuasan Kerja Terhadap Komitmen Organisasi Dalam Meningkatkan Kinerja Karyawan”. Hasil menunjukkan peran kepemimpinan berpengaruh terhadap kepuasan kerja.

2. Thomas Stefanus Kaihatu (2005) “ Kepemimpinan Transformasional dan Pengaruhnya Terhadap Kepuasan Kerja Atas Kualitas Kehidupan Kerja, Komitmen Organisasi dan Perilaku Ekstra Peran Studi Pada


(19)

7

Guru-guru SMU Di Kota Semarang”. Hasil menunjukkan ke-pemimpinan transformasional berpengaruh terhadap kepuasan kerja.” 3. Natsir, Syahir (2004) “ Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap

Perilaku Kerja dan Kinerja Karyawan Perbankan Di Sulawesi

Tengah”. Hasil menunjukkan pengaruh gaya kepemimpinan berpengaruh terhadap perilaku kerja.

4. Utomo, K.W. (2002) “Kecendrungan Kepemimpinan Transaksional dan Transformasional dan Hubungannnya dengan Organizational, Citizens hip Behavior,Komitmen Organisasi dan Kepuasan Kerja.” Hasil menunjukkan kepemimpinan transaksional dan transformasional berpengaruh terhadap kepuasan kerja.

5. Muhammad Fauzan Baihaqi (2010) “ Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kepusan Kerja dan Kinerja dengan Komitmen Organisasi Sebagai Variabel Intervering.” Hasil menunjukkan gaya kepemim-pinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja. 6. Heru Purnomo dan Muhammmad Cholil (2010) “ Pengaruh Gaya

Kepemimpinan Terhadap Kepuasan Kerja Berdasarkan Motivasi Kerja pada Karyawan Administratif di Universitas 11 Maret.” Hasil menunjukkan gaya kepemimpinan trasformasional dan kepemimpinan transaksional bersama-sama berpengaruh terhadap kepuasan kerja. 7. Maulidar, Said Musnadi, Muklis Yunus (2012) “ Pengaruh

Kepemimpinan dan Kepuasan Kerja Terhadap Motivasi Kerja dan Dampaknya Terhadap Produktifitas Kerja Pegawai Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Aceh”. Hasil menunjukkan pengaruh kepemimpinan berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja.

8. Anugrahini Irawati dan Bambang Sudarsono (2010) “ Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kepuasan Kerja, Produktifitas Kerja,dan Kinerja Organisasi.” Hasil menunjukkan gaya kepemimpinan berpengaruh Terhadap Kepuasan Kerja.

B. Identifikasi Masalah

Memperhatikan beberapa hal yang telah dikemukakan dalam latar belakang masalah, maka dapat diidentifikasi beberapa hal yang menjadi masalah yang berhubungan dengan kepuasan kerja, antara lain adalah: Bagaimana tingkat kepuasan kerja guru SMA Swasta Medan Kota? Mengapa terjadi ketidak puasan kerja guru SMA Swasta Medan Kota? Hal-hal apa yang menjadikan ketidak puasan kerja guru SMA Swasta Medan Kota? Apakah kualitas yang dimiliki kepala Sekolah, dapat berpengaruh terhadap kepuasan kerja guru SMA Swasta


(20)

8

Medan Kota? Bagaimanakah self controlling guru SMA Swasta Medan Kota? Apakah self controlling guru Sekolah SMA Swasta Medan Kota, dapat berpengaruh terhadap kepuasan kerja?

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diidentifikasi di atas, dapat dilihat berbagai masalah yang berpengaruh terhadap pencapaian kepuasan kerja di SMA Swasta Medan Kota, pada tulisan ini penulis membatasi pada aspek kualitas kepemimpinan kepala Sekolah dan self controlling guru SMA Swasta Medan Kota dengan kepuasan kerja, kualitas kepemimpinan yang akan diteliti dibatasi pada menurut persepsi guru.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan yang telah diungkapkan pada latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan masalah, maka masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah terdapat hubungan kualitas kepemimpinan kepala Sekolah dengan kepuasan kerja guru SMA Swasta Medan Kota?

2. Apakah terdapat hubungan self controling guru SMA Swasta Medan Kota dengan kepuasan kerja?

3. Apakah terdapat hubungan kualitas kepemimpinan kepala Sekolah dan self controlling guru SMA Swasta Medan Kota dengan kepuasan kerja?

E. Tujuan Penelitian


(21)

9

1. Hubungan kualitas kepemimpinan kepala Sekolah dengan kepuasan kerja guru SMA Swasta Medan Kota.

2. Hubungan self controlling guru SMA Swasta Medan Kota dengan kepuasan kerja.

3. Hubungan kualitas kepemimpinan kepala Sekolah, self controlling guru SMA Swasta Medan Kota dengan kepuasan kerja.

F. Manfaat Penelitian

Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan sumbangan pemikiran serta bahan acuan bagi kepala Sekolah dan para guru, khususnya para guru SMA Swasta Medan Kota, di samping itu hasil penelitian ini dapat memperkaya khasanah ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang Administrasi Pendidikan, tentang kualitas kepemimpinan kepala Sekolah dan self controlling guru SMA Swasta Medan Kota dengan kepuasan kerja. Dengan mengetahui persentase hubungan antara variabel dalam penelitian ini, diharapkan hasil penelitian ini menjadi bahan masukan bagi : (a) Kepala Sekolah untuk memiliki kualitas kepemimpinan yang baik (b) Para guru, untuk memiliki self controlling yang baik guna mengembangkan potensi-potensi peserta didik serta membentuk kepribadiannya.

Bagi peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini dapat dijadikan informasi untuk meneliti variabel yang sejenis dengan penelitian ini.


(22)

80 BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan dari deskripsi data, analisis hipotesis dan pembahasan maka simpulan penelitian adalah:

1. Terdapat hubungan positif dan signifikan antara kualitas kepemimpinan dengan kepuasan kerja guru. Artinya semakin tinggi dan positif kualitas kepemimpinan kepala sekolah maka semakin tinggi dan positif pula kepuasan kerja guru dengan memberikan sumbangan yang efektif sebesar 12,65%. Hal ini diartikan bahwa variasi yang terjadi pada variabel kualitas kepemimpinan kepala sekolah sebesar 12,65% dapat diprediksi dalam meningkatkan kepuasan kerja guru.

2. Terdapat hubungan positif dan signifikan antara self controlling dengan kepuasan kerja guru. Artinya semakin tinggi dan positif self controlling maka semakin tinggi dan positif pula kepuasan kerja guru dengan memberikan sumbangan yang efektif sebesar 7,89% hal ini dapat diartikan bahwa variasi yang terjadi pada variabel self controlling sebesar 7,89% .dapat diperediksi dalam meningkatkan kepuasan kerja guru.

3. Terdapat hubungan positif dan signifikan secara bersaman-sama antara kualitas kepemimpinan kepala sekolah dan self controlling dengan kepuasan kerja guru. Artinya semakin tinggi dan positif kualitas kepemimpinan kepala sekolah dan self controlling kerja maka semakin tinggi dan positif pula kepuasan kerja guru.


(23)

81 B. Implikasi

Upaya dalam meningkatkan kepuasan kerja guru melalui kualitas kepemimpinan kepala sekolah adalah dengan meningkatkan hubungan antar kepala sekolah dengan guru yang pada akhirnya akan menemukan satu tujuan yang sama. Hal ini dapat dilihat dari besar sumbangan efektif dalam penelitian ini yang berarti bahwa pengaruh kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh terhadap kepuasan kerja guru.Implikasinya adalah perlu peningkatan kualitas kepemimpinan yang positif untuk menunjang kinerja guru seperti pembagian tugas yang jelas dan terorganisir, komunikasi yang baik antara kepala sekolah dan guru, mengevaluasi kinerja guru, menumbuhkan kepercayaan guru terhadap kepala sekolah, sikap menghargai dan mendukung kerja guru, memperhatikan kesejahteraan guru, mau mendengarkan ide dari para guru, bersahabat dan dekat, memperlakukan sama semua guru dan sikap positif lainnya. Dengan upaya peningkatan kualitas kepemimpinan kepala sekolah diharapkan terjadi peningkatan kepuasan kerja guru baik dalam proses pembelajaran maupun dalam aspek lainnya.

Upaya dalam meningkatkan kepuasan kerja guru melalui peningkatan self controlling dapat dilakukan dengan cara memberi motivasi dan dukungan dalam menyelesaikan masalah kepada kerja-kerja guru. Selain itu faktor-faktor yang mampu meningkatkan kepuasan kerja guru juga patut diperhatikan seperti meningkatkan gaji, menciptakan lingkungan kerja yang kondusif, keamanan dan kenyamanan saat bekerja, adanya penghargaan hasil kerja, diberi tanggung jawab, dan adanya kondisi kompetitif. Selanjutnya perlu adanya upaya memelihara dan menyeimbangkan faktor pemuas dan ketidakpuasan seimbang sehingga kegiatan


(24)

82

proses pembelajaran dapat terkondisi dan akhirnya tuntutan akan kinerja mengajar guru dapat tercapai.

Untuk meningkatkan kepuasan kerja guru melalui peningkatan kualitas kepemimpinan kepala sekolah dan self controlling adalah dengan menciptakan sosok aparatur pendidikan yang profesional dan mempunyai kinerja yang tinggi serta diperlukan pembinaan karier guru yang jelas dan berkelanjutan. Di dalam kegiatan proses belajar mengajar di kelas guru harus didukung dengan terpenuhinya kebutuhan internal eksternal. Agar kondisi internal guru dapat terjaga dengan baik dibutuhkan peran kepala sekolah yang mampu memimpin guru kearah tujuan organisasi dengan mensinergikan potensi guru, staf sekolah dan lingkungan sekolah. Kemampuan kepala sekolah untuk menggerakkan guru agar mampu bekerja secara optimal tidak terlepas dari terpenuhinya kebutuhan guru secara psikologis dan fisik.

Uraian di atas dapat menggambarkan upaya untuk menciptakan guru yang memiliki kepuasan kerja tinggi diperlukan persyaratan yaitu menciptakan kepuasaan kerja yang berorientasi kepada tindakan pelayanan dan pengabdian serta didukung kemampuan menerapkan pola kepemimpinannya yang berorientasi keseimbangan antara kepentingan organisasi dan kepentingan karyawan (guru). Jika kepala sekolah menerapkan kepemimpinan yang demokratis dan partisipatif, maka ia akan dapat menciptakan suasana hubungan antara atasan dengan bawahan yang akrab, sehingga terjalin pengertian dan kerjasama yang baik dalam melakukan pekerjaannya masing-masing. Hal ini akan memberi kepuasan kerja bagi guru karena terjalin hubungan yang harmonis untuk mewujudkan kualitas


(25)

83

pendidikan secara umum dan kualitas sekolah secara khusus, sehingga memberi dampak positif pada peningkatan kepuasan kerjanya.

C. Saran-Saran

1. Kepuasan kerja guru secara umum adalah cenderung masih dalam kategori cukup sehingga disarankan perlu adanya upaya peningkatan kualitas kepemimpinan kepala sekolah misalnya melalui evaluasi kinerja kepala sekolah sekaligus memantau perilaku kepemimpinan kepala sekolah atau dengan mengadakan pelatihan sikap kepemimpinan yang diikuti kepala-kepala sekolah.

2. Untuk meningkatkan self controlling guru maka disarankan perlu adanya upaya dari kepala sekolah untuk membangun hubungan positif antara kepala sekolah dan guru, guru dan guru, serta guru dan siswa dan mengurangi faktor penyebab self controlling guru menurun sehingga kepuasan kerja guru dapat ditentukan.

3. Kepada peneliti lain bahwa penelitian ini perlu ditindaklanjuti khususnya yang berkaitan dengan variabel-variabel berbeda yang turut memberikan sumbangan terhadap kepuasan kerja guru, seperti tingkat pendidikan guru, supervisi pengajaran, program penataran, iklim yang kondusif, sarana dan prasarana, serta kondisi fisik dan mental guru.


(26)

84

DAFTAR PUSTAKA

Atkinson, Hilgard, 1983, Pengantar Psikologi, Erlangga, Jakarta.

Arikunto, S., 2002, Dasar – Dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta Azwar, S., 2004, Sikap Manusia, Teori dan Pengukurannya, Pustaka Pelajar,

Yogyakarta

Berhanuddin, 1994, Analisis Administrasi Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta.

Colquit, Lepine, Wessen, 2009, Organizationan Behaviour, US, ME Grons, Hills.

Danim, Sudarwan, 2002, Inovasi Pendidikan, Pustaka Setia, Bandung Daryanto, 1994, Administrasi Pendidikan, Rineka Cipta Solo.

Gimson, A.C. 1963, Oxford Advanced Learner’s Dictionary Of Current English, University College, London

Handoko,T.Sani, 2000,Manajemen Personalia Dan Sumber Daya Manusia,BPFE, Yogyakarta

Hasibuan, Malayu, 2003, Manajemen Sumber Daya Manusia, Bumi Aksara, Jakarta

Istiana, S, 2005, Psikologi Sosial, Kalangan Sendiri, Medan

Mar’at, 1981, Sikap Manusia, Perubahan serta Pengukuran, Ghalia Indonesia, Jakarta

Metia, Cut, 2009, Psykologi Kepribadian, Cipta Pustaka, Medan.

Mulyasa, E. 2004, Menjadi Kepala Sekolah Profesional dalam Konteks Mensukseskan MBS dan KBK, PT. Rosdakarya, Bandung.

Muslim dan Sri Banun, 2008, Supervisi Pendidikan Meningkatkan Kualitas Profesionalisme Guru, Beta, Bandung.

Pidarta, Made, 2007, Landasan Kependidikan, Rineka Cipta, Jakarta

Purba, Suparman, 2010, Kinerja Pimpinan Jurusan di Perguruan Tinggi, Laks, Bang PRESSindo, Yogyakarta.

Purwanto, Ngaling, 1987, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, PT. Rosdakarya, Bandung.


(27)

85

Rivai, Mulyadi, 2011, Kepemimpinan Dan Perilaku Organisasi, Rajawali Press, Jakarta

Robbins, Stephen, P., 1996, Essensial Of Organizatonal Behavior, New Jersy, Prentice - Hall

Sagala, Syaiful., 2010, Supervisi Pembelajaran, Alfabeta, Bandung.

Sagala, Syaiful, 2009, Administrasi Pendidikan Kontenporer, Alfabeta, Bandung. ___________, 2006, Manajemen Strategic Dalam Peningkatan Mutu

Pendidikan, Alfabeta, Bandung.

Siagian, Sondang, P, 2002, Fungsi-Fungsi Manajerial, Bumi Aksara, Jakarta. Silalahi, Ulber, 2009, Metode Penelitian Sosial, Refika Aditama, Bandung. Sinar Grafika, 2003, Undang-Undang Sikdiknas, Sinar Grafika, Jakarta. Sutisna, Oteng, 1963, Administrasi Pendidikan, Penerbit Angkasa Bandung. Sudjana, 1983, Teknik Analisis Regresi dan Korelasi, Bandung : Tarsito. Supandi, 1996. Administrasi dan Supervisi Pendidkan.Jakarta ; Departemen

Agama Universitas Terbuka.

Suprihatin, MD. 1989. Adminsitrasi Pendidkan, Fungsi dan Tanggunjawab Kepala Sekolah sebagai Administrator dan Supervisor Sekolah.Semarang : IKIP Semarang Press.

Thoha, Miftah, 1983, Kepemimpinan Dalam Manajemen, Rajawali, Press, Jakarta. Yukl, Gery, 2001, Kepemimpinan Dalam Organisasi, Bumi Aksara, Jakarta.


(1)

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan dari deskripsi data, analisis hipotesis dan pembahasan maka simpulan penelitian adalah:

1. Terdapat hubungan positif dan signifikan antara kualitas kepemimpinan dengan kepuasan kerja guru. Artinya semakin tinggi dan positif kualitas kepemimpinan kepala sekolah maka semakin tinggi dan positif pula kepuasan kerja guru dengan memberikan sumbangan yang efektif sebesar 12,65%. Hal ini diartikan bahwa variasi yang terjadi pada variabel kualitas kepemimpinan kepala sekolah sebesar 12,65% dapat diprediksi dalam meningkatkan kepuasan kerja guru.

2. Terdapat hubungan positif dan signifikan antara self controlling dengan kepuasan kerja guru. Artinya semakin tinggi dan positif self controlling maka semakin tinggi dan positif pula kepuasan kerja guru dengan memberikan sumbangan yang efektif sebesar 7,89% hal ini dapat diartikan bahwa variasi yang terjadi pada variabel self controlling sebesar 7,89% .dapat diperediksi dalam meningkatkan kepuasan kerja guru.

3. Terdapat hubungan positif dan signifikan secara bersaman-sama antara kualitas kepemimpinan kepala sekolah dan self controlling dengan kepuasan kerja guru. Artinya semakin tinggi dan positif kualitas kepemimpinan kepala sekolah dan self controlling kerja maka semakin tinggi dan positif pula kepuasan kerja guru.


(2)

B. Implikasi

Upaya dalam meningkatkan kepuasan kerja guru melalui kualitas kepemimpinan kepala sekolah adalah dengan meningkatkan hubungan antar kepala sekolah dengan guru yang pada akhirnya akan menemukan satu tujuan yang sama. Hal ini dapat dilihat dari besar sumbangan efektif dalam penelitian ini yang berarti bahwa pengaruh kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh terhadap kepuasan kerja guru.Implikasinya adalah perlu peningkatan kualitas kepemimpinan yang positif untuk menunjang kinerja guru seperti pembagian tugas yang jelas dan terorganisir, komunikasi yang baik antara kepala sekolah dan guru, mengevaluasi kinerja guru, menumbuhkan kepercayaan guru terhadap kepala sekolah, sikap menghargai dan mendukung kerja guru, memperhatikan kesejahteraan guru, mau mendengarkan ide dari para guru, bersahabat dan dekat, memperlakukan sama semua guru dan sikap positif lainnya. Dengan upaya peningkatan kualitas kepemimpinan kepala sekolah diharapkan terjadi peningkatan kepuasan kerja guru baik dalam proses pembelajaran maupun dalam aspek lainnya.

Upaya dalam meningkatkan kepuasan kerja guru melalui peningkatan self controlling dapat dilakukan dengan cara memberi motivasi dan dukungan dalam menyelesaikan masalah kepada kerja-kerja guru. Selain itu faktor-faktor yang mampu meningkatkan kepuasan kerja guru juga patut diperhatikan seperti meningkatkan gaji, menciptakan lingkungan kerja yang kondusif, keamanan dan kenyamanan saat bekerja, adanya penghargaan hasil kerja, diberi tanggung jawab, dan adanya kondisi kompetitif. Selanjutnya perlu adanya upaya memelihara dan menyeimbangkan faktor pemuas dan ketidakpuasan seimbang sehingga kegiatan


(3)

proses pembelajaran dapat terkondisi dan akhirnya tuntutan akan kinerja mengajar guru dapat tercapai.

Untuk meningkatkan kepuasan kerja guru melalui peningkatan kualitas kepemimpinan kepala sekolah dan self controlling adalah dengan menciptakan sosok aparatur pendidikan yang profesional dan mempunyai kinerja yang tinggi serta diperlukan pembinaan karier guru yang jelas dan berkelanjutan. Di dalam kegiatan proses belajar mengajar di kelas guru harus didukung dengan terpenuhinya kebutuhan internal eksternal. Agar kondisi internal guru dapat terjaga dengan baik dibutuhkan peran kepala sekolah yang mampu memimpin guru kearah tujuan organisasi dengan mensinergikan potensi guru, staf sekolah dan lingkungan sekolah. Kemampuan kepala sekolah untuk menggerakkan guru agar mampu bekerja secara optimal tidak terlepas dari terpenuhinya kebutuhan guru secara psikologis dan fisik.

Uraian di atas dapat menggambarkan upaya untuk menciptakan guru yang memiliki kepuasan kerja tinggi diperlukan persyaratan yaitu menciptakan kepuasaan kerja yang berorientasi kepada tindakan pelayanan dan pengabdian serta didukung kemampuan menerapkan pola kepemimpinannya yang berorientasi keseimbangan antara kepentingan organisasi dan kepentingan karyawan (guru). Jika kepala sekolah menerapkan kepemimpinan yang demokratis dan partisipatif, maka ia akan dapat menciptakan suasana hubungan antara atasan dengan bawahan yang akrab, sehingga terjalin pengertian dan kerjasama yang baik dalam melakukan pekerjaannya masing-masing. Hal ini akan memberi kepuasan kerja bagi guru karena terjalin hubungan yang harmonis untuk mewujudkan kualitas


(4)

pendidikan secara umum dan kualitas sekolah secara khusus, sehingga memberi dampak positif pada peningkatan kepuasan kerjanya.

C. Saran-Saran

1. Kepuasan kerja guru secara umum adalah cenderung masih dalam kategori cukup sehingga disarankan perlu adanya upaya peningkatan kualitas kepemimpinan kepala sekolah misalnya melalui evaluasi kinerja kepala sekolah sekaligus memantau perilaku kepemimpinan kepala sekolah atau dengan mengadakan pelatihan sikap kepemimpinan yang diikuti kepala-kepala sekolah.

2. Untuk meningkatkan self controlling guru maka disarankan perlu adanya upaya dari kepala sekolah untuk membangun hubungan positif antara kepala sekolah dan guru, guru dan guru, serta guru dan siswa dan mengurangi faktor penyebab self controlling guru menurun sehingga kepuasan kerja guru dapat ditentukan.

3. Kepada peneliti lain bahwa penelitian ini perlu ditindaklanjuti khususnya yang berkaitan dengan variabel-variabel berbeda yang turut memberikan sumbangan terhadap kepuasan kerja guru, seperti tingkat pendidikan guru, supervisi pengajaran, program penataran, iklim yang kondusif, sarana dan prasarana, serta kondisi fisik dan mental guru.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Atkinson, Hilgard, 1983, Pengantar Psikologi, Erlangga, Jakarta.

Arikunto, S., 2002, Dasar – Dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta Azwar, S., 2004, Sikap Manusia, Teori dan Pengukurannya, Pustaka Pelajar,

Yogyakarta

Berhanuddin, 1994, Analisis Administrasi Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta.

Colquit, Lepine, Wessen, 2009, Organizationan Behaviour, US, ME Grons, Hills.

Danim, Sudarwan, 2002, Inovasi Pendidikan, Pustaka Setia, Bandung Daryanto, 1994, Administrasi Pendidikan, Rineka Cipta Solo.

Gimson, A.C. 1963, Oxford Advanced Learner’s Dictionary Of Current English, University College, London

Handoko,T.Sani, 2000,Manajemen Personalia Dan Sumber Daya Manusia,BPFE, Yogyakarta

Hasibuan, Malayu, 2003, Manajemen Sumber Daya Manusia, Bumi Aksara, Jakarta

Istiana, S, 2005, Psikologi Sosial, Kalangan Sendiri, Medan

Mar’at, 1981, Sikap Manusia, Perubahan serta Pengukuran, Ghalia Indonesia, Jakarta

Metia, Cut, 2009, Psykologi Kepribadian, Cipta Pustaka, Medan.

Mulyasa, E. 2004, Menjadi Kepala Sekolah Profesional dalam Konteks Mensukseskan MBS dan KBK, PT. Rosdakarya, Bandung.

Muslim dan Sri Banun, 2008, Supervisi Pendidikan Meningkatkan Kualitas Profesionalisme Guru, Beta, Bandung.

Pidarta, Made, 2007, Landasan Kependidikan, Rineka Cipta, Jakarta

Purba, Suparman, 2010, Kinerja Pimpinan Jurusan di Perguruan Tinggi, Laks, Bang PRESSindo, Yogyakarta.

Purwanto, Ngaling, 1987, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, PT. Rosdakarya, Bandung.


(6)

Rivai, Mulyadi, 2011, Kepemimpinan Dan Perilaku Organisasi, Rajawali Press, Jakarta

Robbins, Stephen, P., 1996, Essensial Of Organizatonal Behavior, New Jersy, Prentice - Hall

Sagala, Syaiful., 2010, Supervisi Pembelajaran, Alfabeta, Bandung.

Sagala, Syaiful, 2009, Administrasi Pendidikan Kontenporer, Alfabeta, Bandung. ___________, 2006, Manajemen Strategic Dalam Peningkatan Mutu

Pendidikan, Alfabeta, Bandung.

Siagian, Sondang, P, 2002, Fungsi-Fungsi Manajerial, Bumi Aksara, Jakarta. Silalahi, Ulber, 2009, Metode Penelitian Sosial, Refika Aditama, Bandung. Sinar Grafika, 2003, Undang-Undang Sikdiknas, Sinar Grafika, Jakarta. Sutisna, Oteng, 1963, Administrasi Pendidikan, Penerbit Angkasa Bandung. Sudjana, 1983, Teknik Analisis Regresi dan Korelasi, Bandung : Tarsito. Supandi, 1996. Administrasi dan Supervisi Pendidkan.Jakarta ; Departemen

Agama Universitas Terbuka.

Suprihatin, MD. 1989. Adminsitrasi Pendidkan, Fungsi dan Tanggunjawab Kepala Sekolah sebagai Administrator dan Supervisor Sekolah.Semarang : IKIP Semarang Press.

Thoha, Miftah, 1983, Kepemimpinan Dalam Manajemen, Rajawali, Press, Jakarta. Yukl, Gery, 2001, Kepemimpinan Dalam Organisasi, Bumi Aksara, Jakarta.