PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER DENGAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PERSAMAAN KUADRAT DI KELAS X SMK TRITECH INFORMATIKA MEDAN.

(1)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala nikmat dan karunia-Nya yang memberikan kemampuan dan kesempatan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

Skripsi ini berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Advance Organizer dengan Peta Konsep untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Persamaan Kuadrat di Kelas X SMK Tritech Informatika Medan T.A 2013/2014”. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.

Selama proses penyelesaian skripsi ini banyak kendala yang dihadapi, namun semua itu dapat di atasi karena bantuan tulus dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini dengan rendah hati dan tulus penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak Drs. Asrin Lubis, M.Pd selaku dosen pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktu dalam membimbing serta memberikan masukan kepada penulis sejak awal sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si, Bapak Dr. Edy Surya, M.Si, Bapak Drs. Syafari, M.Pd dan Ibu Dra. Katrina, M.Pd, sebagai dosen penguji/nara sumber yang telah memberikan masukan dan saran - saran yang sangat bermanfaat mulai dari rencana penelitian sampai selesainya penyusunan skripsi ini.

Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Mukhtar, M.Pd sebagai dosen pembimbing akademik. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si selaku rektor Universitas Negeri Medan beserta para staf pegawai di rektorat, Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc., Ph.D selaku dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan beserta para staf pegawai di fakultas, Bapak Drs. Syafari, M.Pd selaku Ketua Jurusan Matematika, Bapak Drs. Zul Amry, M.Si selaku Ketua Program Studi Pendidikan Matematika, Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si sebagai Sekretaris Jurusan Matematika beserta seluruh Bapak dan Ibu dosen


(2)

iiv

serta staf pegawai Jurusan Matematika yang telah membantu penulis. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Drs. Sukrianto selaku kepala SMK Tritech Imformatika Medan, Ibu Hartati Siregar S.Pd selaku guru Matematika SMK Tritech Informatika Medan, serta guru-guru yang telah banyak membantu dalam penelitian ini.

Teristimewa penulis ucapkan terima kasih kepada Ayahanda Arsyad Hamid Rangkuti, dan Ibunda Roslina Pulungan tercinta yang telah banyak memberikan dukungan, do’a, semangat, motivasi, perhatian dan pengertian yang telah diberikan kepada penulis dalam menyelesaikan pendidikan di Unimed, terkhusus juga kepada Abang Ali Ahmad Rangkuti, Adik Riadoh Rangkuti, Adik Uswatun Hasanah Rangkuti, Adik Yasir Hamdi Rangkuti dan keluarga besar yang senantiasa membantu serta memberikan dukungan dan semangat.

Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada sahabat dikala suka dan duka “ReALiZi” (Swarenda Septia, Lidya Sari Nst, Nur Azizah Rambe), ukhti- ukhti yang shalehah lingkaran cinta ”Laskar 09”, sahabat berwirausaha ”Markas Depko Ukmi Univ” , teman-teman di pondokan ” Tazkiyah” yang penuh kesan, teman-teman di Ukmi Ar-Rahman yang penuh cinta dan ukhuwah dan sahabat-sahabat selama perkuliahan terkhusus Matematika kelas Ekstensi’09 yang telah banyak membantu, memberikan doa, dukungan, semangat, dan motivasi kepada penulis dan kepada teman-teman seperjuangan, teman-teman PPLT SMP Negeri 1 Sidikalang yang penuh kesan.

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam menyelesaikan skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Kiranya skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan. Semoga Allah SWT senantiasa mencurahkan rahmat-Nya kepada kita semua.

Medan, Januari 2014 Penulis,

Arlina


(3)

iii

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER DENGAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL

BELAJAR SISWA PADA MATERI PERSAMAAN KUADRAT DI KELAS X SMK TRITECH

INFORMATIKA MEDAN T.A. 2013/2014

Arlina (409311006)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar matematika siswa dengan menerapkan Model Pembelajaran Advance Organizer dengan Peta Konsep Di Kelas X SMK Tritech Informatika Medan Tahun Ajaran 2013/2014. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research). Subjek dalam penelitian ini adalah kelas X SMK Tritech Informatika Medan Tahun Ajaran 2013/2014 dengan jumlah siswa 24 siswa dan objek dalam penelitian ini adalah meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran advance organizer dengan peta konsep pada materi persamaan kuadrat di kelas X SMK Tritech Informatika Medan Tahun Ajaran 2013/2014. Instrumen penelitian ini terdiri dari tes dan lembar observasi. Tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa dan lembar observasi digunakan untuk mengetahui proses pembelajaran dan aktivitas belajar siswa.

Sebelum menerapkan tindakan, siswa diberikan tes awal. Dari hasil tes awal yang diperoleh menunjukkan bahwa hasil belajar siswa masih rendah, terdapat 2 dari 24 siswa (8,33%) yang mencapai ketuntasan belajar klasikal dengan rata-rata 47,13. Setelah pemberian tindakan pada siklus I tingkat ketuntasan belajar siswa secara klasikal adalah (62,5%) atau ada 15 dari 24 siswa yang tuntas belajar secara individu dengan nilai rata-rata 66,92. Selanjutnya setelah pelaksanaan tindakan pada siklus II, tingkat ketuntasan belajar siswa secara klasikal adalah (87,5%) atau ada 21 siswa yang tuntas belajar secara individu dengan nilai rata-rata 76,92. Dari hasil analisis data diperoleh bahwa besar peningkatan hasil belajar matematika siswa dari siklus 1 ke siklus II adalah 25 %.

Dari hasil di atas dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar siswa kelas X SMK Tritech Informatika Medan, sehingga model pembelajaran Advance Organizer dengan Peta Konsep dapat dijadikan salah satu alternatif pembelajaran.


(4)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Gambar ix Daftar Tabel x

Daftar Lampiran xi

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah 1

1.2. Identifikasi Masalah 6

1.3. Pembatasan Masalah 7

1.4. Rumusan Masalah 7

1.5. Tujuan Penelitian 8

1.6. Manfaat Penelitian 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kerangka Teoritis 10

2.1.1. Pengertian Belajar 10

2.1.2. Hasil Belajar 11

2.1.3 Model Pembelajaran 13

2.1.4. Defenisi Advance Organizer 14

2.1.5 Fungsi-fungsi dan Tujuan Advance Organizer 15

2.1.6. Jenis dan Tipe Advance Organizer 16

2.1.7. Krakteristik Advance Organizer 17 2.1.8. Unsur-unsur dalam Pembelajaran Advance Organizer 17

2.1.9 Media dalam Pembelajaran 21


(5)

vii

2.2.1. Bentuk Umum Persamaan Kuadrat 27

2.2.2. Akar-akar Persamaan Kuadrat 28

2.2.3. Diskriminan Persamaan Kuadrat 31

2.2.4. Jumlah dan Hasil Kali persamaan kuadrat 32

2.2.5. Menyusun Persamaan Kuadrat 33

2.3. Kerangka Konseptual 41

2.4. Kajian Penelitian yang Relevan 42

2.5 Hipotesis Tindakan 43

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Lokasi Penelitian 44

3.2. Waktu Penelitian 44

3.3. Subjek Penelitian 44

3.4. Objek Penelitian 44

3.5 Jenis Penelitian 44

3.6 Prosedur Penelitian 45

3.7 Alat Pengumpulan Data 48

3.7.1 Tes 48

3.7.2 Wawancara 49

3.7.3 Lembar Observasi 49

3.8 Teknik Analisis Data 50

3.8.1 Tingkat Penguasaan Siswa 50

3.8.2 Ketuntasan Belajar 51

3.8.3 Nilai Rata-rata 52

3.9 Menarik Kesimpulan 53

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian 54

4.1.1 Pelaksanaan Dan Hasil Penelitian Pada Siklus I 54

4.1.1.1 Tahap Permasalahan 1 54


(6)

viii

4.1.1.3 Tahap Pelaksanaan Tindakan I 59

4.1.1.4 Observasi I 62

4.1.1.4.1 Deskripsi Hasil Observasi I 62

4.1.1.5 Analisis Data I 65

4.1.1.6 Refleksi I 71

4.1.2 Siklus II 73

4.1.2.1 Permasalahan II 73

4.1.2.2 Tahap Perencanaan Tindakan II 73

4.1.2.3 Tahap Pelaksanaan Tindakan II 75

4.1.2.4 Observasi II 77

4.1.2.4.1 Deskripsi Hasil Observasi II 77

4.1.2.5 Analisis Data II 80

4.1.2.6 Refleksi II 80

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian 81

4.3 Temuan Penelitian 82

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan 83

5.2 Saran 84


(7)

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1. Bentuk Umum Persamaan Kuadrat 35 Gambar 2.2. Menentukan akar-akar dengan memfaktorkan 36 Gambar 2.3. Menentukan akar-akar dengan melengkapkan kuadrat 37 Gambar 2.4. Menentukan akar-akar dengan Rumus ABC 38

Gambar 2.5. Diskriminan 39

Gambar 2.6. Menyusun Persamaan Kuadrat 40 Gambar 3.1. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas 45


(8)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. RPP Siklus I (Pertemuan I) 87

Lampiran 2. RPP Siklus I (Pertemuan II) 92

Lampiran 3. RPP Siklus II (Pertemuan I) 97

Lampiran 4. RPP Siklus II (Pertemuan II) 101

Lampiran 5. Kisi-Kisi Tes Awal 106

Lampiran 6. Tes Awal 107

Lampiran 7. Pembahasan Tes Awal 108

Lampiran 8. Pedoman Pemberian Skor 110

Lampiran 9. Lembar Validitas Tes Awal 115

Lampiran 10. Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar I 117

Lampiran 11. Tes Hasil Belajar I 118 Lampiran 12 Alternatif dan Teknik Penskoran THB I 119 Lampiran 13. Pedoman Penskoran THB I 122 Lampiran 14. Lembar Validitas Tes Hasil Belajar I 126

Lampiran 15. Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar II 129

Lampiran 16. Tes Hasil Belajar II 130

Lampiran 17. Alternatif dan Teknik Penskoran THB II 131

Lampiran 18. Pedoman Penskoran THB II 134

Lampiran 19. Lembar Validitas Tes Hasil Belajar II 137 Lampiran 20. Analisis Hasil Tes Kemampuan Awal 140 Lampiran 21. Analisis Hasil Tes Hasil Belajar I 141 Lampiran 22. Analisis Hasil Tes Hasil Belajar II 142 Lampiran 23. Lembar Observasi Kegiatan Pembelajaran I 143 Lampiran 24. Lembar Observasi Kegiatan Pembelajaran II 146 Lampiran 25. Lembar Observasi Aktivitas Siswa I 148 Lampiran 26. Lembar Observasi Aktivitas Siswa II 150

Lampiran 27. Nama Siswa 152


(9)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang sangat penting. Tidak seorang manusiapun yang dapat hidup sempurna tanpa melalui pendidikan. Pendidikan yang dimaksud adalah pendidikan yang berlangsung seumur hidup, dalam keluarga (rumah tangga), sekolah dan masyarakat. Selain itu pendidikan merupakan suatu proses untuk mengaktualisasikan semua potensi yang dibawa anak sejak lahir. Oleh karena itu pendidikan sering juga disebut sebagai persiapan untuk hidup. Menurut Trianto (2011 : 1) bahwa:

“Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.

Matematika merupakan salah satu bidang studi yang menduduki peranan penting dalam pendidikan, hal ini dapat dilihat dari waktu jam pelajaran sekolah lebih banyak dibandingkan pelajaran lain. Matematika merupakan bidang studi yang dipelajari oleh semua siswa dari SD hingga SMA dan bahkan juga di Perguruan Tinggi. Ada banyak alasan tentang perlunya siswa belajar matematika. Menurut Cornelius dalam Abdurrahman (2009 : 253) mengemukakan :

“Lima alasan perlunya belajar matematika karena matematika merupakan (1) sarana berpikir yang jelas dan logis, (2) sarana untuk memecahkan masalah kehidupan sehari-hari, (3) sarana mengenal pola-pola hubungan dan generalisasi pengalaman, (4) sarana untuk mengembangkan kreativitas, dan (5) sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan budaya”.

Rendahnya hasil belajar matematika siswa merupakan tantangan serius bagi dunia pendidikan dan semua pihak yang berkecimbung dalam pendidikan matematika. Khususnya, guru perlu mencari pendekatan pembelajaran membangkitkan motivasi belajar siswa, dan untuk siswa diharapkan lebih giat menggali dan memahami konsep – konsep dalam matematika. Hal ini dimaksud


(10)

2

agar siswa tidak jenuh dalam menerima dan mengikuti proses belajar mengajar matematika.

Salah satu faktor yang mempengaruhi rendahnya hasil belajar matematika adalah siswa menganggap matematika pelajaran yang sangat sulit sebagaimana yang diungkapkan Abdurrahman (2009 : 252) bahwa:

”Dari berbagai bidang studi yang diajarkan di sekolah, matematika merupakan bidang studi yang dianggap paling sulit oleh para siswa, baik yang berkesulitan belajar dan lebih – lebih bagi siswa yang berkesulitan belajar”.

Kesulitan belajar merupakan ketidakmampuan siswa dalam menguasai pengetahuan yang telah ditentukan. Siswa dikatakan mengalami kesulitan belajar jika selalu memperoleh hasil yang rendah dalam belajar. Hal ini sejalan dengan apa yang dikatakan oleh Abdurrahman (2009 : 9) bahwa: ” Para guru umumnya memandang semua siswa yang memperoleh hasil belajar yang rendah disebut sebagai siswa yang berkesulitan belajar”. Selanjutnya Kauffman dalam Abdurrahman (2009 : 6) mengatakan bahwa: ”Kesulitan belajar khusus adalah suatu gangguan dalam satu atau lebih dari proses psikologis dasar yang mencakup pemahaman dan penggunaan bahasa, tulisan dan gangguan itu berupa membaca, menulis, dan berhitung”. Berarti kesulitan belajar adalah gangguan yang bersifat psikologi dasar yang dimiliki anak seperti dalam hal membaca, menulis, dan berhitung.

Faktor lain yang mempengaruhi hasil belajar siswa rendah adalah model pembelajaran. Untuk mencapai prestasi belajar yang lebih baik, sebenarnya telah banyak hal yang disarankan dan diusahakan tetapi pembelajaran cenderung kembali ke cara konvensional. Penerapan metode dan model pembelajaran yang tepat diperlukan demi berhasilnya proses pendidikan dan usaha pembelajaran di sekolah. Seperti yang diungkapakan oleh Slameto (2010 : 65) bahwa:

”Metode mengajar guru yang kurang baik diakibatkan karena guru kurang persiapan dan kurang menguasai bahan pelajaran sehingga guru tersebut menyajikannya tidak jelas atau sikap guru terhadap siswa atau terhadap mata pelajaran itu sendiri tidak baik, sehingga siswa kurang senang terhadap pelajaran atau gurunya, akibatnya siswa malas untuk belajar dan mencatat materi pelajaran yang sedang dipelajari”.


(11)

3

Selanjutnya Asyhar (2011: 80) menyatakan bahwa:

“Media yang tidak tepat sasaran tidak akan memberikan hasil yang memuaskan, bahkan mungkin sebaliknya. Jadi, pemilihan media pembelajaran itu dimaksudkan agar guru dapat menentukan media yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi peserta didik”

Dalam upaya peningkatan mutu pendidikan banyak hal yang harus diperhatikan, proses belajar mengajar (PBM) merupakan salah satu unsur yang paling penting yang harus diperhatikan karena dengan pelaksanaan proses belajar mengajar yang baik tersebut tujuan pendidikan akan tercapai. Proses belajar mengajar akan menunjukkan hasil yang baik apabila unsur yang terkait didalamnya saling mendukung. Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar di dalam kelas. Guru harus memperhatikan tingkat kemampuan siswa yang berbeda, karena tidak jarang dalam suatu kelas terdapat perbedaan kemampuan dalam menangkap ilmu yang diberikan guru. Dengan demikian seorang guru dituntut untuk menemukan alternatif yang harus diambil dalam proses belajar mengajar guna tercapainya tujuan pembelajaran itu sendiri agar sejalan dengan kemampuan yang dimiliki siswa. Sesuai dengan pendapat Asyhar (2011 : 162)

“Tujuan pembelajaran berguna untuk : (1) Mengkomunikasikan yang akan dituju dari proses pembelajaran, terutama kepada peserta belajar; (2) Membantu mengidentifikasi isi pelajaran dan bagaimana isi pelajaran tersebut diurutkan;(3) Membantu memutuskan media apa yang cocok untuk menyampaiakan isi pelajaran;(4) Membantu merumuskan cara menilai ketercapaian tujuan pembelajaran”.

Berhubungan dengan hal tersebut, salah satu materi dalam matematika yang sulit bagi siswa adalah materi persamaan kuadrat, seperti yang diungkapkan oleh Hartati selaku guru bidang studi matematika di kelas X di SMK Tritech Informatika (dalam wawancara 13 Maret 2013) yang mengatakan bahwa :

“Siswa mengalami kesulitan dalam mempelajari persamaan kuadrat. Sebagian besar siswa belum dapat memahami lebih dalam cara menyelesaikan persamaan kuadrat. Apabila soal yang diberikan agak berbeda sedikit dari contoh soal yang diberikan maka siswa tersebut akan kewalahan dan tidak tahu lagi cara mengerjakannya. Dan minat belajar sebagian siswa di kelas X pada pelajaran Matematika masih kurang bahkan ada juga beberapa siswa yang takut belajar Matematika. Hal ini dapat dilihat dari rendahnya hasil belajar yang diperoleh siswa


(12)

4

kelas X karena masih banyak siswa yang memperoleh nilai di bawah rata – rata kelas”.

Pernyataan tersebut dapat dilihat dari hasil belajar siswa kelas X SMK Tritech Informatika Medan pada ulangan harian I dan ulangan harian II yang dipaparkan sebagai berikut:

Tabel 1.1 Daftar Ulangan Harian Matematika

No Kode Siswa Nilai Siswa

Ulangan Harian I Ulangan Harian II

1. 75 70

2. 65 60

3. 50 65

4. 70 80

5. 80 85

6. 65 70

7. 70 65

8. 85 90

9. 50 70

10. 80 75

11. 50 70

12. 60 60

13. 80 75

14. 55 60

15. 85 85

16. 70 70

17. 70 75

18. 85 85

19. 80 80

20. 65 60

21. 70 60

22. 50 60

23. 80 80

24. 85 80

Rata - rata 66,67 69,17

Berdasarkan paparan hasil belajar di atas, dapat dilihat bahwa rata – rata hasil belajar siswa kelas X SMK Tritech Informatika masih rendah berdasarkan nilai ulangan harian I dengan nilai rata – rata kelas 66,67 dan nilai ulangan harian II dengan nilai rata – rata kelas 69,17 sedangkan nilai standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 70. Hal menunjukkan bahwa hasil belajar matematika


(13)

5

siswa kelas X SMK Tritech Informatika masih kurang memuaskan. Sejalan dengan hasil tes kemampuan awal yang diberikan peneliti kepada siswa kelas X SMK Tritech Informatika Medan untuk mengetahui kesulitan belajar siswa. Salah satu soal yang diberikan pada tes tersebut adalah :

Tentukan akar – akar persamaan kuadrat 2x2 + 3x – 14 = 0 dengan memfaktorkan.

Berdasarkan hasil tes yang diberikan terhadap 24 orang siswa kelas X SMK Tritech Informatika Medan, 8 orang siswa atau 33,33% dari jumlah siswa memperoleh skor sangat rendah, 7 orang atau 29,17% dari jumlah siswa memperoleh skor rendah, 5 orang atau 20,83% dari jumlah siswa mendapatkan skor sedang, dan 4 orang atau 16,67% dari jumlah siswa memperoleh skor tinggi. Untuk itu, perlu diusahakan perbaikan pembelajaran siswa dengan cara menyajikan materi matematika dengan model pembelajaran Advance Organizer sehingga dapat membuat siswa aktif dan bermakna dalam belajar matematika. Seperti yang diungkapkan oleh Dahar (1989 : 118) bahwa :“Advance Organizer atau pengatur awal adalah materi pendahuluan yang menyajikan jembatan penghubung antara apa yang diketahui oleh siswa dengan apa yang dibutuhkan siswa sebelum memulai pelajaran”.

Advance Organizer dapat dianggap semacam pertolongan mental dan disajikan sebelum materi baru yang membantu siswa memanggil kembali pengetahuan yang telah dipelajari dan memindahkan pengetahuan tersebut ke topik yang baru. Seperti yang di kemukakan oleh Ausubel dalam Apriono (2009) bahwa: “Advance Organizer membantu pembelajar membangun susunan kognitif, mengaitkan pengetahuan baru dengan pengetahuan yang telah ada, dan menciptakan suatu dasar untuk pembelajaran bermakna”.

Dalam penelitian ini, seperti yang diungkapkan oleh Dahar (1989 : 123) Advance Organizer dilakukan dengan menggunakan peta konsep yaitu dilakukan oleh guru dengan cara memvisualisasikan bagaimana konsep-konsep saling berkaitan dan menggunakan kerangka (outline) dari materi pelajaran yang telah


(14)

6

dirancang oleh guru. Dengan ini diharapkan dalam struktur kognitif siswa akan tercapai suatu tofik materi pelajaran yang berguna untuk memulai suatu pelajaran baru sehingga bermakna dapat berlangsung dalam diri siswa. Menurut Ausubel seperti yang dipaparkan oleh Joyce dalam Hamid (2009: 75) menyatakan bahwa :

“Perhatian utama Advance Organizer adalah untuk membantu guru menyampaikan sejumlah besar informasi secara bermakna dan efisien. Disamping itu, Advance Organizer dirancang untuk memperkuat struktur kognitif pebelajar agar dapat meningkatkan kemampuan pebelajar mengorganisasikan bahan pelajaran baru dengan baik, jelas dan stabil” Hal ini dimaksudkan agar siswa dapat melihat keterkaitan antara materi pelajaran yang telah dipelajari dengan informasi atau ide baru. Namun sering terjadi siswa tidak mampu melakukannya. Dalam kegiatan seperti inilah sangat diperlukan adanya alat penghubung yang dapat menjembatani informasi atau ide baru dengan materi pelajaran yang telah diterima oleh siswa. Alat penghubung yang dimaksud oleh Ausubel dalam teori belajar bermaknanya adalah “Advance Organizer” .

Berdasarkan uraian di atas, menarik perhatian penulis untuk mengadakan penelitian dengan judul :”Penerapan Model Pembelajaran Advance Organizer dengan Peta Konsep untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Persamaan Kuadrat di kelas X SMK Tritech Informatika Medan Tahun Ajaran 2013/2014”.

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan, maka dapat diidentifikasi beberapa masalah yaitu :

1. Rendahnya hasil belajar matematika siswa di kelas X SMK Tritech Informatika.


(15)

7

3. Siswa di kelas X SMK Tritech Informatika kurang berminat belajar matematika berdasarkan hasil wawancara dengan guru.

4. Siswa di kelas X SMK Tritech Informatika kesulitan dalam mempelajari materi pokok persamaan kuadrat.

5. Guru yang masih kurang tepat memilih dan menggunakan model pembelajaran yang sesuai dalam mengajarkan materi pokok persamaan kuadrat di kelas SMK Tritech Informatika.

1.3Pembatasan Masalah

Berdasarkan uraian identifikasi masalah di atas, maka penulis membatasi permasalahan dalam penelitian ini yaitu pembelajaran pada materi pokok Persamaan kuadrat di kelas X SMK Tritech Informatika Medan dengan penerapan model pembelajaran Advance Organizer dengan Peta Konsep sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

1.4Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas, maka yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana strategi penerapan model pembelajaran Advance Organizer dengan Peta Konsep untuk dapat meningkatan hasil belajar siswa pada materi pokok persamaan kuadrat di kelas X SMK Tritech Informatika Tahun Ajaran 2013/2014 ?

2. Bagaimana aktivitas siswa dalam belajar ketika diterapkan model pembelajaran Advance Organizer dengan peta konsep pada materi pokok persamaan kuadrat di kelas X SMK Tritech Informatika Tahun Ajaran 2013/2014 ?

3. Bagaimana peningkatan hasil belajar matematika setelah model pembelajaran Advance Organizer dengan peta konsep di kelas X SMK Tritech Informatika Tahun Ajaran 2013/2014 ?


(16)

8

1.5Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui strategi penerapan model pembelajaran Advance Organizer dengan Peta Konsep untuk meningkatkan hasil belajar siswa, pada materi pokok persamaan kuadrat di kelas X SMK Tritech Informatika Tahun Ajaran 2013/2014.

2. Untuk mengetahui aktivitas siswa dalam belajar pada saat diterapkannya model pembelajaran Advance Organizer dengan peta konsep pada materi pokok persamaan kuadrat di kelas X SMK Tritech Informatika Tahun Ajaran 2013/2014.

3. Untuk mengetahui apakah dengan diterapkannya model pembelajaran Advance Organizer dengan peta konsep dapat meningkatkan hasil belajar matematika di kelas X SMK Tritech Informatika Tahun Ajaran 2013/2014.

1.6Manfaat Penelitian

Adapun beberapa manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1. Bagi siswa melalui penerapan model pembelajaran Advance Organizer dengan Peta Konsep diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas X SMK Tritech Informatika Medan pada pembelajaran matematika khususnya pada materi pokok persamaan kuadrat.

2. Bagi guru sebagai bahan masukan bagi guru di SMK Informatika Tritech untuk dapat memahami dan menerapkan model pembelajaran Advance Organizer dengan Peta Konsep dalam proses pembelajaran matematika. 3. Bagi sekolah Hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan yang baik

bagi sekolah dalam perbaikan pengajaran matematika di SMK Tritech Informatika Medan.


(17)

9

4. Bagi peneliti dapat menambah pengetahuan dan pengalaman, karena sesuai dengan profesi yang akan ditekuni yaitu sebagai pendidik sehingga nantinya dapat diterapkan dalam pembelajaran di kelas.

5. Bagi peneliti lain dapat menjadi bahan masukan bagi peneliti yang berminat untuk melakukan penelitian yang sejenis selanjutnya.


(18)

54

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang disajikan pada Bab IV dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Strategi penerapan model pembelajarn Advance Organizer dengan Peta Konsep adalah:

a. Membuat Peta Konsep materi persamaan kuadrat yang jelas dan menarik.

b. Memaksimalkan diskusi kelompok dengan memberikan pengawasan yang lebih pada kelompok yang belum maksimal dalam proses diskusi. c. Melakukan pendekatan langsung kepada siswa yang bermasalah baik di

dalam maupun di luar kelas.

d. Memberikan penghargaan bagi siswa yang maju mempresentasikan hasil diskusinya, bagi siswa yang bertanya maupun bagi siswa yang memberi tanggapan terhadap presentasi kelompok penyaji. Hal ini bertujuan agar berpartisipasi dan keaktifan siswa dalam pembelajaran meningkat.

2. Aktivitas belajar siswa ketika diterapkan model pembelajaran Advance Organizer dengan Peta Konsep adalah:

a. Perhatian siswa ketika guru memberi penjelasan dengan Peta Konsep mengalami perubahan ke arah yang lebih baik. Tidak ada lagi siswa yang berbicara di belakang karena guru tidak lagi fokus pada papan tulis.

b. Keaktifan siswa dalam bertanya mengalami perubahan ke arah yang lebih baik. Sudah banyak siswa yang berani bertanya karena guru memberikan nilai tambah bagi semua siswa yang berani bertanya.


(19)

55

c. Keaktifan siswa dalam mengerjakan soal mengalami perubahan ke arah yang lebih baik. Banyak siswa yang mengerjakan soal dengan baik karena mereka telah aktif berdiskusi dengan teman sekelompoknya. d. Diskusi dalam kelompok mengalami perubahan ke arah lebih baik.

Siswa berdiskusi aktif dengan pasangan karena pasangan yang nilainya baik membantu temannya dalam mengerjakan soal.

e. Perhatian siswa ketika kelompok penyaji mempresentasikan hasil diskusinya mengalami perubahan ke arah yang lebih baik. Siswa memperhatikan dengan baik karena kelompok penyaji atau guru akan menunjuk kelompok yang selanjutnya akan maju.

3. Penerapan model pembelajaran Advance Organizer dengan Peta Konsep dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari:

a. Nilai rata-rata Tes awal 47,13 pada Tes Hasil Belajar I 66,92 dan pada Tes Hasil Belajar II 76,92.

b. Persentase Ketuntasan Klasikal Tes awal 8,33 % pada Tes Hasil Belajar I 62,5% dan pada Tes Hasil Belajar II 87,5%.

5.2Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti memberikan beberapa saran sebagai berikut:

1. Kepada guru matematika dapat menggunakan model pembelajaran Advance Organizer dengan Peta Konsep sebagai salah satu alternatif yang diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa.

2. Kepada siswa, diharapkan agar lebih aktif atau serius selama pembelajaran, bertanya kepada guru jika ada yang tidak dimengerti dan mempelajari kembali materi yang telah diberikan di rumah.

3. Kepada peneliti yang berminat melakukan penelitian dengan model yang sama dengan penelitian ini, disarankan untuk mengembangkan penelitian ini dengan lebih baik dan dapat memodifikasi strategi ini dengan materi atau penggunaan media pembelajaran yang lainnya.


(20)

54

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono. (2009). Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta

Apriono, Djoko. (2009). Advance Organizer: Concept, Model Component, and Implementation in Ppkn's Learning.1.

Arends, Richard. (2008). Learn to Teach. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Arikunto, Suharsimi. (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara Arikunto, Suhrsimi. (2010). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta

Arikunto, Suharsimi. (2012). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Arjuna, Abadi. (2011). Jenis dan Tipe Advance Organizer. http://www.shvoong.com ( Diakses 12 januari 2013)

Asyhar, Rayandra. (2011). Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada Press

Ausubel. (2012). Teori belajar Ausubel. http://www. David.ausuble.com. (Diakses 23 Desember 2012)

Dahar, Ratna Willis. (1989). Teori-teori belajar. Erlangga. Gelora Aksara Pratama

Djamarah, Syaiful Bahri. (2010). Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta

Hamid, Abdul. (2009). Teori Belajar dan Pembelajaran. Medan: Pasca Sarjana Unimed.

Jacobsen, David A, Paul Eggen & Donald Kauchak. (2009). Methods for Teaching. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Joice, Bruce, Marsha Weil & E Mily Calhoun. (2011). Models of Teaching. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Kanginan, Marthen. (2010). Matematika untuk Kelas X Semester 1 Sekolah Menengah Atas. Bandung: Grafindo Media Pratama

Pitriyani, Jayteni. (2010). Increasing Learned Result And Learning Process Student Brazes Viii. Smpn 10 Banjarmasin Onconcept Blood Circulatory System Via Strategy School Year Concept Map 2008 / 2009. 3, 36-37 Puwanto, M. N. (2009). Prinsip - Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran.


(21)

55

Rahayu, Sri, Terning. (2010). Learnings Model Development Advance Organizer to Increase Activity and Student Studying Result. 4, 497-498

Ricard A. Lesh, JR. (2010). An Interpretation of Advance Organizer. 7, 69-74 Slameto, (2010). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:

Rineka Cipta

Suciati. (2001). Teori Belajar dan Motivasi. Jakarta : Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Direktorat Pembinaan Akademi Mahasiswa

Sudjana, Nana. (2011). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: P.T. Remaja Rosdakarya

Sukino. (2012). Matematika untuk Sekolah Menengah Atas Kelas X. Jakarta: Erlangga

Suprijono. Agus. (2009). Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi Paikem. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Trianto. (2011). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana.

Usman, Umalik. (2010). Menjadi Guru Pofesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.


(1)

1.5Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui strategi penerapan model pembelajaran Advance Organizer

dengan Peta Konsep untuk meningkatkan hasil belajar siswa, pada materi pokok persamaan kuadrat di kelas X SMK Tritech Informatika Tahun Ajaran 2013/2014.

2. Untuk mengetahui aktivitas siswa dalam belajar pada saat diterapkannya model pembelajaran Advance Organizer dengan peta konsep pada materi pokok persamaan kuadrat di kelas X SMK Tritech Informatika Tahun Ajaran 2013/2014.

3. Untuk mengetahui apakah dengan diterapkannya model pembelajaran Advance

Organizer dengan peta konsep dapat meningkatkan hasil belajar matematika di kelas X SMK Tritech Informatika Tahun Ajaran 2013/2014.

1.6Manfaat Penelitian

Adapun beberapa manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1. Bagi siswa melalui penerapan model pembelajaran Advance Organizer

dengan Peta Konsepdiharapkan dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas X SMK Tritech Informatika Medan pada pembelajaran matematika khususnya pada materi pokok persamaan kuadrat.

2. Bagi guru sebagai bahan masukan bagi guru di SMK Informatika Tritech

untuk dapat memahami dan menerapkan model pembelajaran Advance

Organizer dengan Peta Konsepdalam proses pembelajaran matematika. 3. Bagi sekolah Hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan yang baik

bagi sekolah dalam perbaikan pengajaran matematika di SMK Tritech Informatika Medan.


(2)

4. Bagi peneliti dapat menambah pengetahuan dan pengalaman, karena sesuai dengan profesi yang akan ditekuni yaitu sebagai pendidik sehingga nantinya dapat diterapkan dalam pembelajaran di kelas.

5. Bagi peneliti lain dapat menjadi bahan masukan bagi peneliti yang berminat untuk melakukan penelitian yang sejenis selanjutnya.


(3)

54

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang disajikan pada Bab IV dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Strategi penerapan model pembelajarn Advance Organizer dengan Peta Konsep adalah:

a. Membuat Peta Konsep materi persamaan kuadrat yang jelas dan menarik.

b. Memaksimalkan diskusi kelompok dengan memberikan pengawasan

yang lebih pada kelompok yang belum maksimal dalam proses diskusi.

c. Melakukan pendekatan langsung kepada siswa yang bermasalah baik di

dalam maupun di luar kelas.

d. Memberikan penghargaan bagi siswa yang maju mempresentasikan

hasil diskusinya, bagi siswa yang bertanya maupun bagi siswa yang memberi tanggapan terhadap presentasi kelompok penyaji. Hal ini bertujuan agar berpartisipasi dan keaktifan siswa dalam pembelajaran meningkat.

2. Aktivitas belajar siswa ketika diterapkan model pembelajaran Advance Organizer dengan Peta Konsep adalah:

a. Perhatian siswa ketika guru memberi penjelasan dengan Peta Konsep mengalami perubahan ke arah yang lebih baik. Tidak ada lagi siswa yang berbicara di belakang karena guru tidak lagi fokus pada papan tulis.

b. Keaktifan siswa dalam bertanya mengalami perubahan ke arah yang lebih baik. Sudah banyak siswa yang berani bertanya karena guru memberikan nilai tambah bagi semua siswa yang berani bertanya.


(4)

c. Keaktifan siswa dalam mengerjakan soal mengalami perubahan ke arah yang lebih baik. Banyak siswa yang mengerjakan soal dengan baik karena mereka telah aktif berdiskusi dengan teman sekelompoknya. d. Diskusi dalam kelompok mengalami perubahan ke arah lebih baik.

Siswa berdiskusi aktif dengan pasangan karena pasangan yang nilainya baik membantu temannya dalam mengerjakan soal.

e. Perhatian siswa ketika kelompok penyaji mempresentasikan hasil diskusinya mengalami perubahan ke arah yang lebih baik. Siswa memperhatikan dengan baik karena kelompok penyaji atau guru akan menunjuk kelompok yang selanjutnya akan maju.

3. Penerapan model pembelajaran Advance Organizer dengan Peta Konsep dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari:

a. Nilai rata-rata Tes awal 47,13 pada Tes Hasil Belajar I 66,92 dan pada Tes Hasil Belajar II 76,92.

b. Persentase Ketuntasan Klasikal Tes awal 8,33 % pada Tes Hasil Belajar I 62,5% dan pada Tes Hasil Belajar II 87,5%.

5.2Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti memberikan beberapa saran sebagai berikut:

1. Kepada guru matematika dapat menggunakan model pembelajaran

Advance Organizer dengan Peta Konsep sebagai salah satu alternatif yang diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa.

2. Kepada siswa, diharapkan agar lebih aktif atau serius selama

pembelajaran, bertanya kepada guru jika ada yang tidak dimengerti dan mempelajari kembali materi yang telah diberikan di rumah.

3. Kepada peneliti yang berminat melakukan penelitian dengan model yang

sama dengan penelitian ini, disarankan untuk mengembangkan penelitian ini dengan lebih baik dan dapat memodifikasi strategi ini dengan materi atau penggunaan media pembelajaran yang lainnya.


(5)

54

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono. (2009). Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta

Apriono, Djoko. (2009). Advance Organizer: Concept, Model Component, and Implementation in Ppkn's Learning.1.

Arends, Richard. (2008). Learn to Teach. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Arikunto, Suharsimi. (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara Arikunto, Suhrsimi. (2010). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta

Arikunto, Suharsimi. (2012). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Arjuna, Abadi. (2011). Jenis dan Tipe Advance Organizer.

http://www.shvoong.com ( Diakses 12 januari 2013)

Asyhar, Rayandra. (2011). Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran.

Jakarta: Gaung Persada Press

Ausubel. (2012). Teori belajar Ausubel. http://www. David.ausuble.com. (Diakses 23 Desember 2012)

Dahar, Ratna Willis. (1989). Teori-teori belajar. Erlangga. Gelora Aksara Pratama

Djamarah, Syaiful Bahri. (2010). Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta

Hamid, Abdul. (2009). Teori Belajar dan Pembelajaran. Medan: Pasca Sarjana Unimed.

Jacobsen, David A, Paul Eggen & Donald Kauchak. (2009). Methods for Teaching. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Joice, Bruce, Marsha Weil & E Mily Calhoun. (2011). Models of Teaching. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Kanginan, Marthen. (2010). Matematika untuk Kelas X Semester 1 Sekolah Menengah Atas. Bandung: Grafindo Media Pratama

Pitriyani, Jayteni. (2010). Increasing Learned Result And Learning Process Student Brazes Viii. Smpn 10 Banjarmasin Onconcept Blood Circulatory System Via Strategy School Year Concept Map 2008 / 2009. 3, 36-37 Puwanto, M. N. (2009). Prinsip - Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran.


(6)

Rahayu, Sri, Terning. (2010). Learnings Model Development Advance Organizer to Increase Activity and Student Studying Result. 4, 497-498

Ricard A. Lesh, JR. (2010). An Interpretation of Advance Organizer. 7, 69-74 Slameto, (2010). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:

Rineka Cipta

Suciati. (2001). Teori Belajar dan Motivasi. Jakarta : Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Direktorat Pembinaan Akademi Mahasiswa

Sudjana, Nana. (2011). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: P.T. Remaja Rosdakarya

Sukino. (2012). Matematika untuk Sekolah Menengah Atas Kelas X. Jakarta: Erlangga

Suprijono. Agus. (2009). Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi Paikem. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Trianto. (2011). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana.

Usman, Umalik. (2010). Menjadi Guru Pofesional. Bandung: Remaja


Dokumen yang terkait

Penerapan Model Pembelajaran Advance Organizer Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ips Kelas Vii-H

0 16 239

Pengaruh model pembelajaran advance organizer dengan peta konsep terhadap hasil belajar siswa: kuasi eksperimen pada kelas XI IPA SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan

4 28 246

EFEK MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER MENGGUNAKAN PETA KONSEP DAN AKTIVITAS BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA.

0 2 25

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER BERBANTU PETA KONSEP TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK TERMODINAMIKA DI KELAS XI SMAN 20 MEDAN T.P 2013/2014.

0 3 11

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER BERBANTU PETA KONSEP TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK TERMODINAMIKA DI KELAS XI SMAN 20 MEDAN T.P 2013/2014.

0 5 22

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER DENGAN PETA KONSEP SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS SISWA PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X SMA NEGERI 11 MEDAN.

2 7 25

EFEK MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER BERBASIS PETA KONSEP DAN AKTIVITAS BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA.

1 8 30

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER DENGAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI Penerapan Model Pembelajaran Advance Organizer Dengan Peta Konsep Untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Matematika (PTK di

0 0 17

PEMBELAJARAN MODEL ADVANCE ORGANIZER DENGAN PETAKONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PEMBELAJARAN MODEL ADVANCE ORGANIZER DENGAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI KELAS VII SMP NEGERI 3 SUKOHARJO.

0 1 8

PEMBELAJARAN MODEL ADVANCE ORGANIZER DENGAN PETAKONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PEMBELAJARAN MODEL ADVANCE ORGANIZER DENGAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI KELAS VII SMP NEGERI 3 SUKOHARJO.

0 2 145