PENGARUH KEPRIBADIAN DAN MENTAL ACCOUNTING TERHADAP PERILAKU KEUANGAN PESERTA PENSIUN PADA SEKOLAH TINGGI PARIWISATA BANDUNG.
PENGARUH KEPRIBADIAN DAN MENTAL ACCOUNTING
TERHADAP PERILAKU KEUANGAN PESERTA PENSIUN PADA
SEKOLAH TINGGI PARIWISATA BANDUNG
TESIS
diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Magister Manajemen Bisnis Konsentrasi Manajemen Keuangan
oleh
Made Citra Yuniastuti NIM 1201636
PROGRAM STUDI
MAGISTER MANAJEMEN BISNIS SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2014
(2)
================================================================
Pengaruh Kepribadian dan
Mental
Accounting
terhadap Perilaku Keuangan
Peserta Pensiun pada Sekolah Tinggi
Pariwisata Bandung
Oleh
Made Citra Yuniastuti
SE STIEPAR YAPARI-AKTRIPA Bandung, 2011
Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Manajemen (MM.) pada Program Studi Magister Manajemen Bisnis
© Made Citra Yuniastuti 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Agustus 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
(3)
(4)
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena dengan rahmat dan karunia-Nya, penelitian dengan judul ”Pengaruh Big 5 Personality dan Mental Accounting terhadap Perilaku Keuangan Peserta Pensiun pada Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung” ini dapat terselesaikan. Penelitian ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar magister pada program studi Magister Manajemen Bisnis di Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia Bandung.
Proposal penelitian ini terdiri dari tiga bab yaitu : Bab I Pendahuluan, berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian. Bab II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran, dan Hipotesis Penelitian, yang menjelaskan mengenai teori yang digunakan serta acuan penelitian terdahulu. Bab III Subjek dan Metodologi Penelitian, yang menjelaskan metode, desain, dan sampel penelitian seta teknik analisis data. Bab IV Hasil penelitian dan pembahasan yang memaparkan hasil pengolahan atau analisis data untuk menghasilkan temuan berkaitan dengan masalah penelitian, hipotesis, tujuan penelitian dan pembahasan temuan. Bab V Kesimpulan dan Rekomendasi.
(5)
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas ridho dan rahmat Nya penulis dapat menyelesaikan tesis ini dan Shalawat serta salam senantiasa tercurah bagi Nabi Muhammad SAW.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu hingga tesis ini dapat terselesaikan, terutama kepada yang terhormat :
1. Rektor Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung, Prof. Dr. H. Sunaryo Kartadinata, M.Pd., beserta para Pembantu Rektor yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas untuk belajar di Sekolah Pascasarjana UPI Bandung.
2. Direktur Sekolah Pascasarjana UPI Bandung, Prof. Dr. H. Didi Suryadi, M.Ed., Beserta para Asisten Direktur yang telah memberi arahan dan bimbingan.
3. Ketua program studi Magister Manajemen Bisnis, Dr. Ratih Hurriyati, M.Si., yang selalu memberikan motivasi, pandangan dan kemudahan yang membuat penulis sangat terpacu dalam upaya penyelesaian studi.
4. Prof. Dr. H. Disman, M.S., sebagai pembimbing 1 yang dengan penuh kesabaran meluangkan waktunya untuk mengarahkan dan membimbing penulis dalam menyelesaikan penelitian ini.
5. Dr. H. Nugraha, SE., M.Si.Akt., CA selaku pembimbing 2 sekaligus pembimbing akademis yang memberikan kemudahan, pandangan, pengalaman dan pengetahuan sehingga menjadi sebuah inspirasi yang baik bagi penulis.
6. Seluruh Dosen Program Studi Magister Manajemen Bisnis dan segenap staf administrasi Sekolah Pascasarjana UPI yang telah memberikan banyak ilmu dan pengetahuan kepada penulis hingga akhir perkuliahan tanpa mengalami kendala.
7. Ketua Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung, atas kebijaksanaannya memberikan ijin dan kesempatan bagi penulis untuk mengikuti perkuliahan dan menyelesaikannya ditengah kewajiban sebagai pegawai dan tenaga pengajar.
(6)
8. Rekan-rekan di Program Studi Manajemen Patiseri Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung yang selalu memberikan dukungan serta arahan, tempat berbagi pengalaman dan pengetahuan serta bertukar pikiran.
9. Segenap civitas akademika Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung, yang dengan terbuka bersedia membantu penulis dalam mengisi instrumen penelitian, serta memberi saran, dan dengan tangan terbuka menjawab semua pertanyaan yang penulis ajukan.
10.Keluarga kecilku tercinta, Chairul Anwar, suami yang selalu memberikan dukungan, nasihat dan doa yang tulus, serta anak-anakku Raffa dan Zhian yang menjadi obat penghilang letih dan penat selama menjalani perkuliahan.
11.Sahabat-sahabat M2B, atas keakraban, kekeluargaan, semangat serta kasih sayang persahabatan sejak awal hingga akhir perkuliahan
Atas semua bantuan serta dukungan ini, semoga Allah membalas semua kebaikan dengan pahala dan rezeki yang berlimpah. Aamiin.
(7)
Made Citra Yuniastuti, 2014
Pengaruh Kepribadian Dan Mental Accounting Terhadap Perilaku Keuangan Peserta Pensiun Pada Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI
PERNYATAAN ... i
ABSTRAK ... ii
ABSTRACT ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Identifikasi masalah ... 7
C. Rumusan Masalah ... 7
D. Tujuan Penelitian ... 8
E. Manfaat Penelitian ... 8
BAB II KAJIAN TEORITIS ... 10
A. Behavioral Finance ... 10
B. Teori Heuristik ... 11
C. Mental Accounting ... 12
D. Kepribadian ... 14
E. Big 5 Personality ... 14
F. Perilaku Keuangan Peserta Pensiun ... 17
G. Dana Pensiun ... 18
H. Ragam Investasi ... 21
I. Penelitian yang Relevan ... 26
J. Kerangka Pemikiran ... 28
K. Hipotesis Penelitian ... 30
BAB III SUBJEK DAN METODE PENELITIAN ... 31
(8)
Made Citra Yuniastuti, 2014
Pengaruh Kepribadian Dan Mental Accounting Terhadap Perilaku Keuangan Peserta Pensiun Pada Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
B. Jenis Penelitian ... 31
C. Variabel Penelitian ... 31
D. Jenis dan Sumber Data ... 35
E. Populasi dan Sampel ... 35
F. Teknik Pengumpulan Data ... 36
G. Proses Pengembangan Instrumen ... 36
1. Uji Validitas ... 37
2. Uji Realibiitas ... 37
3. Hasil Uji Validitas dan Realibilitas ... 39
4. Uji Asumsi Klasik Multikolinearitas ... 41
5. Uji Asumsi Klasik Heteroskedastisitas ... 42
6. Uji Asumsi Klasik Autokorelasi ... 42
7. Uji Asumsi Klasik Normalitas Residual ... 43
H. Metode Analisis Data ... 43
1. Korelasi Pearson Product Moment... 44
2.Analisis Jalur ... 45
I. Pengujian Hipotesis ... 49
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 51
A. Hasil Penelitian ... 51
1. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 51
2. Gambaran Profil Responden ... 54
3. Gambaran Variabel Penelitian ... 60
4. Hasil Uji Asumsi Klasik ... 85
5. Hasil Uji Korelasi ... 87
6. Analisis Jalur ... 91
B. Pembahasan ... 97
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 112
A. Simpulan ... 112
(9)
Made Citra Yuniastuti, 2014
Pengaruh Kepribadian Dan Mental Accounting Terhadap Perilaku Keuangan Peserta Pensiun Pada Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Daftar Pustaka ... 116
Lampiran DAFTAR TABEL Tabel 3.1. Operasionalisasi Variabel... 32
Tabel 3.2. Bobot Penelitian Kuesioner ... 34
Tabel 3.3. Jumlah Pegawai Negeri Sipil Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung Per Januari 2014 ... 35
Tabel 3.4. Hasil Uji Validitas dan Realibilitas Kuesioner Variabel Penelitian... 39
Tabel 3.5. Kriteria Nilai Korelasi ... 44
Tabel 4.1. Jenis Investasi Jangka Panjang yang Dimiliki Responden ... 59
Tabel 4.2. Kriteria Total Skor Variabel Penelitian... 61
Tabel 4.3. Total Skor Jawaban Responden ... 61
Tabel 4.4. Kriteria Total Skor per Indikator Variabel Penelitian ... 62
Tabel 4.5. Hasil Kriteria Nilai Skor Variabel Kepribadian ... 63
Tabel 4.6. Hasil Kriteria Nilai Skor Variabel Mental Accounting ... 64
Tabel 4.7. Hasil Kriteria Nilai Skor Variabel Perilaku Keuangan Peserta Pensiun 65 Tabel 4.8. Indikator Keputusan Berdasarkan Status Tenaga Pengajar ... 80
Tabel 4.9. Indikator Level Kontribusi Berdasarkan Status Tenaga Pengajar ... 81
Tabel 4.10. Indikator Alokasi Aset Berdasarkan Status Tenaga Pengajar ... 82
Tabel 4.11. Indikator Pemantauan Berdasarkan Status Tenaga Pengajar ... 83
Tabel 4.12. Indikator Pemanfaatan Berdasarkan Status Tenaga Pengajar ... 84
Tabel 4.13. Hasil Uji Statistik Multikolinearitas ... 84
Tabel 4.14. Hasil Uji Diagnosis Multikolinearitas ... 86
Tabel 4.15. Hasil Uji Statistik Autokorelasi ... 87
Tabel 4.16. Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov... 87
Tabel 4.17. Ringkasan Hasil Korelasi Indikator Kepribadian (X1) dengan Variabel Mental Accounting (X2)... 88
Tabel 4.18. Ringkasan Hasil Korelasi Indikator Kepribadian (X1) denganVariabel Perilaku Keuangan Peserta Pensiun (Y) ... 89
(10)
Made Citra Yuniastuti, 2014
Pengaruh Kepribadian Dan Mental Accounting Terhadap Perilaku Keuangan Peserta Pensiun Pada Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 4.19. Ringkasan Hasil Korelasi Indikator Mental Accounting (X2) dengan
Variabel Perilaku Keuangan Peserta Pensiun (Y) ... 90
Tabel 4.20. Hasil Uji Linearitas Variabel X1dan X2 ... 91
Tabel 4.21. Hasil Uji Linearitas Variabel X1 dan Y ... 92
Tabel 4.22. Hasil Uji Linearitas Variabel X2 dan Y ... 92
Tabel 4.23. Hasil Uji Linearitas Variabel X1, X2 dan Y ... 93
Tabel 4.24. Hasil Uji Koefisien Jalur Persamaan (1) ... 94
Tabel 4.25. Hasil Uji Koefisien Jalur Persamaan (2) ... 94
Tabel 4.26. Hasil Uji Koefisien Jalur Variabel Lain Persamaan (1) ... 94
Tabel 4.27. Hasil Uji Koefisien Jalur Variabel Lain Persamaan (2) ... 95
(11)
Made Citra Yuniastuti, 2014
Pengaruh Kepribadian Dan Mental Accounting Terhadap Perilaku Keuangan Peserta Pensiun Pada Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Kerangka Pemikiran ... 30
Gambar 3.1. Analisis Jalur ... 46
Gambar 4.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 54
Gambar 4.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 55
Gambar 4.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Status Tenaga Pengajar ... 55
Gambar 4.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Status Sertifikasi Dosen ... 56
Gambar 4.5. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan ... 57
Gambar 4.6. Karakteristik Responden Berdasarkan Pengeluaran ... 57
Gambar 4.7. Karakteristik Responden Berdasarkan Kepemilikan Tabungan Rencana Pensiun ... 58
Gambar 4.8. Karakteristik Responden Berdasarkan Kepemilikan Investasi Jangka Panjang ... 59
Gambar 4.9. Skor Rata-Rata Indikator Kemantapan Emosional ... 67
Gambar 4.10. Skor Rata-Rata Indikator Ekstravert ... 68
Gambar 4.11. Skor Rata-Rata Indikator Keterbukaan pada Pengalaman ... 69
Gambar 4.12. Skor Rata-Rata Indikator Keramahan ... 70
Gambar 4.13. Skor Rata-Rata Indikator Kesadaran ... 71
Gambar 4.14. Skor Rata-Rata Indikator Mempersepsikan ... 72
Gambar 4.15. Skor Rata-Rata Indikator Membedakan ... 73
Gambar 4.16. Skor Rata-Rata Indikator Evaluasi ... 74
Gambar 4.17. Skor Rata-Rata Indikator Keputusan ... 75
Gambar 4.18. Skor Rata-Rata Indikator Level Kontribusi ... 76
Gambar 4.19. Skor Rata-Rata Indikator Alokasi ... 77
(12)
Made Citra Yuniastuti, 2014
Pengaruh Kepribadian Dan Mental Accounting Terhadap Perilaku Keuangan Peserta Pensiun Pada Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar 4.21. Skor Rata-Rata Indikator Pemanfaatan ... 79
Gambar 4.22. Grafik Heteroskedastisitas ... 85
Gambar 4.23. Grafik Normalitas Residual... 88
Gambar 4.24. Model Analisis Jalur dengan Nilai Koefisien Jalur ... 96
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Instrumen Penelitian... 1-1 Lampiran 2 Data Coding Kuesioner Penelitian Variabel Big 5 Personality ... 2-1 Lampiran 3 Data Hasil MSI Kuesioner Penelitian Variabel Big 5 Personality ... 3-1 Lampiran 4 Data Coding Kuesioner Penelitian Variabel Mental Accounting ... 4-1 Lampiran 5 Data Hasil MSI Kuesioner Penelitian Variabel Mental Accounting ... 5-1 Lampiran 6 Data Coding Kuesioner Penelitian Variabel Perilaku Keuangan
Peserta Pensiun ... 6-1 Lampiran 7 Data Hasil MSI Kuesioner Penelitian Variabel Perilaku Keuangan
Peserta Pensiun ... 7-1 Lampiran 8 Kategorisasi Skor Responden ... 8-1 Lampiran 9 Profil Responden ... 9-1 Lampiran 10 Hasil Uji Validitas dan Realibilitas Kuesioner Uji Coba Variabel
Big 5 Personality ... 10-1 Lampiran 11 Hasil Uji Validitas dan Realibilitas Kuesioner Uji Coba Variabel
Mental Accounting ... 11-1 Lampiran 12 Hasil Uji Validitas dan Realibilitas Kuesioner Uji Coba Variabel
Perilaku Keuangan Peserta Pensiun ... 12-1 Lampiran 13 Hasil Analisis Crosstab untuk Variabel Perilaku Peserta Pensiun ... 13-1 Lampiran 14 Hasil Uji Statistik Asumsi Klasik ... 14-1 Lampiran 15 Hasil Uji Statistik Korelasi Indikator ... 15-1 Lampiran 16 Hasil Uji Statistik Analisis Jalur ... 16-1 Lampiran 17 Output SPSS Bootstrapping untuk Analisis Signifikansi Pengaruh
(13)
Made Citra Yuniastuti, 2014
Pengaruh Kepribadian Dan Mental Accounting Terhadap Perilaku Keuangan Peserta Pensiun Pada Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Lampiran 18 Tabel Jumlah Sampel Isaac & Michael ... 18-1 Lampiran 19 Curriculum Vitae ... 19-1
(14)
Made Citra Yuniastuti, 2014
Pengaruh Kepribadian Dan Mental Accounting Terhadap Perilaku Keuangan Peserta Pensiun Pada Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK
Made Citra Yuniastuti, 1201636, 2014. “Pengaruh Kepribadian dan Mental Accounting terhadap Perilaku Keuangan Peserta Pensiun pada Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung”, tesis ini dibawah bimbingan Prof. Dr. H Disman, M.S., dan Dr. H. Nugraha, SE., M.Si.Akt, CA
Rendahnya nilai pensiun yang diterima oleh pegawai negeri sipil merupakan hal yang cukup dilematis. Para pegawai negeri sipil dapat mengantisipasi rendahnya nilai pensiun tersebut dengan menambah tabungan pensiunnya secara mandiri atau mengalokasikan sebagian penghasilannya untuk diinvestasikan. Subjek penelitian yang dipilih adalah para pegawai negeri sipil di Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung (STP Bandung), yaitu merupakan unit pelaksana teknis dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Pegawai negeri sipil STP Bandung terdiri dari dosen dan karyawan, dimana dosen yang telah memenuhi syarat sertifikasi telah menerima penghasilan tambahan berupa tunjangan sertifikasi dosen yang nominalnya satu kali gaji yang diterima setiap bulannya. Tambahan penghasilan ini dapat menjadi alasan bagi para dosen untuk menempatkan sebagian dananya sebagian kelebihan penghasilannya untuk periode pensiun, dimana pendapatan akan lebih kecil daripada pengeluaran. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan observasi menggunakan instrumen penelitian kuesioner. Sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 189 orang. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis jalur. Berdasarkan hasil penelitian, gambaran variabel kepribadian pegawai STPB adalah kuat, dicirikan dengan indikator kesadaran yang mempunyai persentase lebih tinggi daripada keempat indikator lainnya. Sedangkan variabel mental accounting ada pada kritreria sedang dengan indikator mempersepsikan yang memiliki persentase lebih tinggi. Dan perilaku peserta pensiun ada pada kriteria sedang dengan persentase tinggi ada pada indikator keputusan. Hasil penelitian juga menunjukkan terdapat pengaruh positif antara variabel kepribadian dan mental accounting terhadap variabel perilaku keuangan peserta pensiun.
Kata Kunci : Kepribadian, Mental Accounting, Perilaku Keuangan Peserta Pensiun.
(15)
Made Citra Yuniastuti, 2014
Pengaruh Kepribadian Dan Mental Accounting Terhadap Perilaku Keuangan Peserta Pensiun Pada Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT
Made Citra Yuniastuti, 1201636, 2014. “Influence of Personality and Mental Accounting to Pension Participant Financial Behavior in Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung”. This thesis under guidance of Prof. Dr. H Disman, M.Si., dan Dr. H. Nugraha, SE., M.Si.Akt, CA
The lack of value of pensions received by civil servants is quite a dilemma. The civil servants can anticipate lower pension values by increasing the retirement savings independently or allocate part of his income to be invested. The selected research subjects are the civil servants at Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung, which is a technical implementation unit of the Ministry of Tourism and Creative Economy. Civil servants of Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung consist of lecturer and staff, where lecturers who are qualified certification has received additional income in the form of allowances certification nominal one-time lecturers salary received each month. This additional income could be the reason for them to put some funds of some of the excess income for the period of retirement, where income will be less than expenditures. The method used is descriptive observation study using a questionnaire instrument. The sample in this study is as much as 189 people. The data analysis technique used is the path analysis. Based on the research results, an overview of personality of STPB employees is strong with the higher percentage is on conscientiousness indicator. While mental accounting is on average criteria with higher percentage on perception indicator. And pension participant financial behaviour on the criteria is average with higher percentage on deciding indicator. The result is also showed a positive influence between personality variables and mental accounting to pension participant financial behaviour.
(16)
Made Citra Yuniastuti, 2014
Pengaruh Kepribadian Dan Mental Accounting Terhadap Perilaku Keuangan Peserta Pensiun Pada Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung
(17)
Made Citra Yuniastuti, 2014
Pengaruh Kepribadian Dan Mental Accounting Terhadap Perilaku Keuangan Peserta Pensiun Pada Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem pensiun di Indonesia dewasa ini semakin mendapat perhatian khusus, karena pembayaran pensiun di Indonesia dinilai cukup memberatkan beban negara dengan jumlah yang semakin lama semakin meningkat. Namun, di sisi lain, nominal yang diterima para pensiunan sangat kecil dibandingkan dengan penghasilan pada saat pegawai masih aktif bekerja dan tidak menjamin kesejahteraan pensiunan. Masa pensiun merupakan saat final dalam rangkaian pengabdian berpuluh-puluh tahun bagi seorang pegawai negeri sipil (PNS). Jika setelah pensiun, kesejahteraan seorang pensiunan tidak berbeda jauh dengan ketika masih aktif mengabdi, tentunya tidak akan timbul masalah. Namun, kenyataan yang terjadi adalah nominal pensiun hanya mencapai 80% dari gaji pokok, atau tidak mencapai 50% dari total hasil pendapatan ketika masih aktif menjadi pegawai. Perhitungan potongan pensiun yang dibebankan kepada pegawai dihitung dari besaran gaji pokok yang diterima, sedangkan pegawai, selain menerima gaji pokok, juga terbiasa menerima tunjangan yang nominalnya lebih besar dari gajinya, sehingga perhitungan yang kurang tepat ini menimbulkan nominal pensiun yang diterima akan jauh lebih kecil daripada ketika masa aktif bekerja.
Makna jaminan hari tua yang terkait dengan nilai besaran manfaat yang diterima nanti tentu berbeda dengan nilai uang saat ini, karena nilai inflasi dan nilai tukar rupiah terhadap mata uang dunia terus berfluktuasi. Iuran yang dibayarkan pegawai pada saat ini tentu nilainya akan jauh berkurang apabila dibayarkan 20 tahun yang akan datang ketika pegawai memasuki masa pensiun. Nominal yang diterima sangat kurang apabila harus disesuaikan dengan biaya hidup yang tinggi, sementara usia pegawai telah memasuki masa yang kurang produktif.
(18)
2
Made Citra Yuniastuti, 2014
Pengaruh Kepribadian Dan Mental Accounting Terhadap Perilaku Keuangan Peserta Pensiun Pada Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Untuk mengatasi masalah pensiun yang kompleks tersebut, dalam sebuah seminar nasional bertema “ Grand Design Pensiun: Reformasi Sistem Pensiun Pegawai Negeri Sipil di Indonesia (Tantangan dan Solusi)” yang diadakan oleh Lembaga Administrasi Negara (LAN) bertempat di Hotel Borobudur, Jakarta pada tanggal 13 Desember 2012, telah dibahas mengenai rumitnya mengubah sistem pensiun PNS dari sistem pay as you go menjadi sistem fully funded. Sistem pay as you go yang selama ini diterapkan adalah sebuah sistem yang membuat beban sangat besar bagi pemerintah, kesalahan pemilihan sistem dimana pemerintah membayar dana pensiun ketika pegawai memasuki usia pensiun ini justru membuat anggaran yang semakin membengkak setiap tahunnya karena jumlah pegawai yang memasuki usia pensiun terus bertambah. Namun apabila pemerintah menjalankan sistem fully funded atau sistem pendanaan pensiun yang bersumber dari iuran yang dilakukan secara bersama-sama oleh PNS sebagai pekerja dan pemerintah sebagai pemberi kerja, maka dana yang terkumpul itulah yang akan menjadi sumber pendanaan bagi PNS yang memasuki usia pensiun.
Selama ini dengan sistem pay as you go, PNS dikenakan iuran wajib sebesar sepuluh persen dari gaji pokok yang dialokasikan untuk iuran tabungan hari tua sebesar 3,25%, iuran tabungan pensiun sebesar 4,75% dan iuran asuransi kesehatan sebesar 2%. Jumlah dana pensiun yang kelak diterima akan memiliki gap yang cukup besar dengan standar pendapatan yang biasa diterima saat menjadi pegawai, karena sebagaimana diketahui perhitungan tersebut diambil dari gaji pokok saja sementara pada saat masih aktif menjadi pegawai, PNS juga menerima berbagai tunjangan yang jumlahnya jauh lebih besar dari gaji pokok. Hal ini juga berarti sistem pensiun yang dipilih harus diikuti dengan perbaikan pada sistem dan struktur penggajian pegawai.
Rumitnya proses dan berbagai perubahan sistem yang harus dilaksanakan akan menimbulkan berbagai tarik menarik kepentingan dan memungkinkan adanya gejolak yang akan terjadi di kalangan pegawai, karena itu pemerintah harus memikirkan jalan keluar serta masa transisi yang jelas dan mampu menjelaskan kepada semua stakeholder terutama
(19)
3
Made Citra Yuniastuti, 2014
Pengaruh Kepribadian Dan Mental Accounting Terhadap Perilaku Keuangan Peserta Pensiun Pada Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
para pegawai itu sendiri apakah perubahan tersebut dapat menguntungkan kedua belah pihak. Artinya, sistem pensiun yang didesain harus mampu memberikan manfaat dalam rangka menjamin kehidupan di hari tua, dan juga dalam perspektif pemberi kerja, dalam hal ini adalah pemerintah, sistem pensiun tersebut tidak memberatkan beban anggarannya. Proses ini memakan waktu yang tidak sebentar dan masa transisi yang belum dapat ditetapkan.
Dalam persepektif manajamen keuangan, sistem pensiun merupakan salah satu keputusan penempatan dana yang berkaitan dengan alokasi dana investasi. Penerapan sistem fully funded menuntut adanya lembaga pengelola dana pensiun yang lebih kuat, kredibel, transparan dan profesional. Pengumpulan dana pensiun pegawai yang berasal dari iuran pegawai dan pemerintah bisa dikelola secara lebih baik, dipadukan dengan kemungkinan dananya melalui investasi agar dana tersebut bisa tumbuh dan berkembang secara signifikan untuk kesejahteraan para pensiun itu sendiri.
Secara umum, dana pensiun adalah semua program, peraturan atau ketentuan yang menjanjikan manfaat pensiun termasuk upaya-upaya penghimpunan dana utuk menyelenggarakan program pensiun dan dana yang berhasil dikumpulkan akan dikelola dengan memperhatikan keamanan dananya serta dapat memberikan return yang optimal. Dengan adanya kesadaran pemerintah mengenai pentingnya upaya pemeliharaan berkesinambungan pada penghasilan hari tua, tidak hanya untuk golongan PNS namun juga untuk masyarakat umum, maka muncullah lembaga-lembaga swasta yang mengelola dana tersebut, yang disebut Dana Pensiun. Dengan adanya Dana Pensiun ini memungkinkan terbentuknya suatu akumulasi dana yang dibutuhkan untuk memelihara kesinambungan penghasilan.
Perusahaan Dana Pensiun ini dapat memberikan manfaat pensiun pada anggota pada saat yang bersangkutan memasuki masa pensiun, yaitu suatu pembayaran berkala yang dibayarkan kepada peserta pada saat dan dengan cara yang ditetapkan dalam
(20)
4
Made Citra Yuniastuti, 2014
Pengaruh Kepribadian Dan Mental Accounting Terhadap Perilaku Keuangan Peserta Pensiun Pada Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ketentuan yang menjadi dasar penyelenggaraan program pensiun dimana pembayaran manfaat tersebut dikaitkan dengan pencapaian usia tertentu.
Dengan munculnya berbagai perusahaan Dana Pensiun di Indonesia yang menawarkan dalam berbagai bentuk aset keuangan, bisa menjadi alternatif bagi para PNS untuk dapat mulai menyiapkan minimnya penghasilan ketika masa pensiun nanti. Tentu saja dalam merencanakan dana pensiun tersebut seseorang akan berhadapan dengan berbagai kebutuhan masa sekarang yang diperhadapkan dengan kebutuhan yang harus disediakan untuk masa depan, yang keduanya memerlukan sejumlah dana finansial. Sumber dana finansial yang dialokasikan dapat berasal dari berbagai tunjangan di luar gaji pokok yang sekarang sudah banyak diterima oleh para PNS, terutama yang telah mendapatkan remunerasi ataupun para dosen berstatus PNS yang telah mendapatkan sertifikasi. Namun tidak mudah untuk menyisihkan uang bagi kepentingan 20-30 tahun ke depan, tergantung dari kemampuan seorang dalam mengendalikan diri.
Studi-studi tentang reformasi sistem pensiun PNS di Indonesia masih relatif sedikit dilakukan lembaga-lembaga penelitian termasuk di instansi pemerintah sendiri. Minimnya studi tentang reformasi sistem pensiun ini merupakan salah satu indikasi rendahnya minat dan perhatian terhadap upaya-upaya perbaikan sistem pensiun PNS, padahal hasil studi tentang pensiun dapat membantu para perumus kebijakan dalam mengambil langkah-langkah mereformasi sistem pensiun PNS.
Namun di Amerika, hal ini menarik perhatian beberapa peneliti dalam melakukan sejumlah penelitian mengenai perilaku peserta pensiun. Dalam sebuah artikel yang ditulis oleh Julie Richardson Agnew (2010:577), banyak dipaparkan beberapa penelitian yang menyangkut pemilihan alokasi dana pensiun yang dilakukan oleh pegawai, baik pegawai yang terdaftar pensiun secara otomatis dalam suatu perusahaan, maupun pegawai yang mendaftarkan dirinya secara sukarela dalam program perencanaan dana pensiun.
Di Amerika, pilihan bagi masyarakat tidak hanya terbatas pada pensiun, tetapi juga mulai meluas ke berbagai aspek yang disajikan dalam satu paket yang dapat memberikan
(21)
5
Made Citra Yuniastuti, 2014
Pengaruh Kepribadian Dan Mental Accounting Terhadap Perilaku Keuangan Peserta Pensiun Pada Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
manfaat bagi para pegawai seperti perencanaan dana kesehatan dan program manfaat terencana lainnya. Sedangkan di Indonesia, sudah mulai banyak tersedia program Dana Pensiun yang tergabung dalam satu paket yang dijual oleh kebanyakan perusahaan asuransi. Paket-paket tersebut yang biasa disebut dengan unit link biasanya ditawarkan dalam bentuk manfaat asuransi kesehatan disamping dengan menjanjikan imbal hasil dari investasi dana yang dibayarkan. Jenis produk asuransi tersebut dapat menjadi aset keuangan bagi para peserta.
Bodie & Kane (2008:3) menyatakan bahwa salah satu cara untuk mengubah daya beli dari periode berpenghasilan tinggi menjadi periode berpenghasilan rendah adalah dengan “menyimpan” kekayaan dalam bentuk aset keuangan. Aset keuangan memiliki kontribusi terhadap kekayaan individu, dan individu dapat memilih untuk menggunakan kekayaannya untuk hari ini atau melakukan investasi untuk masa depan. Kebalikan dari aset keuangan adalah aset riil, seperti tanah, bangunan dan aset fisik lainnya. Aset riil ini juga digunakan oleh sebagian besar masyarakat Indonesia sebagai instrumen investasi. Kebanyakan masyarakat Indonesia membeli aset riil untuk kemudian jika harganya naik maka akan dijual kembali dan selisih harga beli dengan harga jual dianggap sebagai keuntungan dari investasi tersebut.
Pada klien lingkungan investasi di sektor rumah tangga, keputusan ekonomi dibuat sepanjang waktu, yang melibatkan aktivitas seperti bekerja, mengikuti pelatihan, merencanakan pensiun, serta menabung dan konsumsi. Sebagian besar rumah tangga memiliki ketertarikan pada beragam jenis aset, dan jenis aset yang menarik berbeda tergantung dari situasi ekonomi suatu rumah tangga. Bahkan pertimbangan pajak dan preferensi yang terbatas dapat mengarah pada berbagai permintaan atas aset yang berbeda. Selain itu, pertimbangan risiko juga menimbulkan permintaan untuk alternatif kumpulan investasi yang berbeda. Pada tingkat tertentu, perbedaan toleransi risiko menciptakan permintaan aset dengan beragam kombinasi risiko-tingkat imbal hasil.
(22)
6
Made Citra Yuniastuti, 2014
Pengaruh Kepribadian Dan Mental Accounting Terhadap Perilaku Keuangan Peserta Pensiun Pada Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pada dasarnya, semua aset baik aset keuangan maupun aset riil memiliki risiko. Aset keuangan seperti saham dan obligasi memiliki risiko yang lebih besar dibandingkan dengan aset riil. Namun aset keuangan juga memiliki imbal hasil yang lebih tinggi. Motivasi risiko juga mengarah pada permintaan sarana dimana investor dapat dengan mudah mendiversifikasi portofolionya dalam aset keuangan dan mengimbangi kemungkinan risiko mereka. Lalu bagaimana menentukan apakah individu akan lebih memilih risiko besar atau tidak dalam perilaku investasinya terutama dalam mengelola asetnya untuk kelangsungan daya belinya ketika memasuki masa pensiun, sementara sektor rumah tangga begitu kompleks akan berbagai kepentingan keputusan ekonomi.
Teori ini dikenal dengan nama behavioral finance dimana premis dari keuangan keperilakuan ini adalah bahwa teori keuangan konvensional mengabaikan bagaimana sebenarnya manusia mengambil keputusan dan bahwa setiap orang membuat keputusan yang berbeda (Bodie & Kane, 2008:511). Selanjutnya Bodie & Kane (2008:511) menjelaskan bahwa ketidakrasionalan individu dalam membuat keputusan berasal dari dua premis utama, yaitu kesalahan dalam memproses informasi sehingga membuat kesimpulan yang salah tentang distribusi probabilitas imbal hasil masa depan serta pada distribusi probabilitas tertentu individu sering membuat keputusan yang tidak konsisten atau membuat keputusan yang secara sistematis tidak optimal.
Pada penelitian ini, penulis tertarik untuk meneliti hubungan antara kepribadian dengan perilaku para peserta pensiun, yang berkaitan dengan investasi atau pemilihan alokasi dana pensiun pada suatu kelompok masyarakat Indonesia yang mempunyai profesi tertentu. Kelompok masyarakat yang dipilih adalah kelompok pegawai negeri sipil, yang sesuai dengan pemaparan sebelumnya akan mengalami masa pensiun dimana periode pendapatan akan lebih kecil daripada pengeluaran. Dari kedua penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, yaitu oleh Silooy (2012) dan Haning (2012), mental accounting berpengaruh baik terhadap perilaku hedonis maupun perilaku yang lebih positif dalam mengatur keuangan, serta penelitian yang dilakukan oleh Choi et al bahwa bias perilaku
(23)
7
Made Citra Yuniastuti, 2014
Pengaruh Kepribadian Dan Mental Accounting Terhadap Perilaku Keuangan Peserta Pensiun Pada Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mental accounting terdapat pada peserta pensiun yang tidak memilih alokasi dana sesuai dengan keinginan mereka.
Subjek penelitian yang dipilih adalah para pegawai negeri sipil di Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung (STP Bandung), yaitu merupakan unit pelaksana teknis dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Pegawai negeri sipil STP Bandung terdiri dari dosen dan karyawan, dimana dosen yang telah memenuhi syarat sertifikasi telah menerima penghasilan tambahan berupa tunjangan sertifikasi dosen yang nominalnya satu kali gaji yang diterima setiap bulannya. Tambahan penghasilan ini dapat menjadi alasan bagi para dosen untuk menempatkan sebagian dananya sebagian kelebihan penghasilannya untuk periode pensiun, dimana pendapatan akan lebih kecil daripada pengeluaran. Penulis juga akan membandingkan secara deskriptif mengenai perilaku investasi antara dosen dan pegawai non dosen, karena pegawai non dosen memiliki latar belakang pendidikan yang berbeda dan telah menerima remunerasi sebagai tambahan pengahsilannya. Selain itu, para dosen yang diharapkan memiliki pengetahuan lebih baik dalam bidang keuangan akan lebih menyadari kurangnya dana pensiun yang secara otomatis dibayarkan melalui potongan, serta menambah alokasi dananya secara sukarela melalui instrumen investasi jangka panjang.
Sikap dalam menerima tambahan penghasilan tentu akan berbeda-beda antar individu, oleh sebab itu penulis tertarik untuk mengkaitkannya dengan kepribadian seperti penelitian yang telah dilakukan oleh Mayfield (2008). Apakah perbedaan kepribadian antar individu akan mempengaruhi mental accounting seseorang dan apakah kepribadian dan mental accounting tersebut juga ada pengaruhnya terhadap perilaku investasi peserta pensiun.
Dari pemaparan latar belakang tersebut, penelitian ini penulis beri judul
“Pengaruh Kepribadian dan Mental Accounting terhadap Perilaku Keuangan Peserta Pensiun pada Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung”
(24)
8
Made Citra Yuniastuti, 2014
Pengaruh Kepribadian Dan Mental Accounting Terhadap Perilaku Keuangan Peserta Pensiun Pada Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B. Identifikasi Masalah
Sistem pensiun di Indonesia pada lingkungan pemerintahan yang masih menggunakan sistem pay as you go dinilai sangat memberatkan anggaran pemerintah namun di sisi lain pula tidak menjamin kehidupan yang layak bagi para peserta pensiun setelah mereka memasuki masa pensiun. Masalah ini terus dibahas dan masih akan menemui banyak hambatan untuk mengubah sistem yang dapat menguntungkan kedua belah pihak, baik pemberi kerja maupun pegawai. Studi dan penelitian mengenai reformasi sistem pensiun di Indonesia akan sangat membantu para perumus kebijakan dalam mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mengubah sistem tersebut.
Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Choi et al (2008) dalam Agnew (2010) menunjukkan adanya bias perilaku mental accounting pada pegawai yang tidak memilih alokasi dana pensiun yang sesuai dengan mereka. Sedangkan Mayfield (2008) meneliti mengenai tipe investor berdasarkan teori lima kepribadian dasar seseorang.
Dalam penelitian ini penulis ingin menghubungkan model dalam kedua penelitian tersebut untuk meneliti perilaku peserta pensiun terutama dalam menempatkan dananya untuk tujuan jangka panjang yaitu masa pensiun mereka dimana pendapatan akan lebih kecil daripada pengeluaran.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah diuraikan sebelumnya, dapat dijabarkan persoalan penelitian dalam rumusan sebagai berikut:
1. Bagaimana gambaran kepribadian, mental accounting dan perilaku keuangan peserta pensiun di Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung?
2. Bagaimana pengaruh kepribadian terhadap mental accounting?
3. Bagaimana pengaruh kepribadian terhadap perilaku keuangan peserta pensiun? 4. Bagaimana pengaruh mental accounting terhadap perilaku keuangan peserta
(25)
9
Made Citra Yuniastuti, 2014
Pengaruh Kepribadian Dan Mental Accounting Terhadap Perilaku Keuangan Peserta Pensiun Pada Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5. Bagaimana pengaruh kepribadian dan mental accounting terhadap perilaku keuangan peserta pensiun?
D. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui dan menganalisis gambaran kepribadian, mental accounting dan perilaku keuangan peserta pensiun di Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung
2. Mengetahui dan menganalisis pengaruh antara kepribadian terhadap mental accounting.
3. Mengetahui dan menganalisis pengaruh antara kepribadian terhadap perilaku keuangan peserta pensiun.
4. Mengetahui dan menganalisis pengaruh antara mental accounting terhadap perilaku keuangan peserta pensiun.
5. Mengetahui dan menganalisis pengaruh kepribadian dan mental accounting terhadap perilaku keuangan peserta pensiun.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis dan praktis, yaitu sebagai berikut:
1. Manfaat teoritis
Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi kalangan akademisi dalam mengembangkan ilmu manajemen keuangan terutama pada teori keuangan perilaku. Penelitian ini juga dapat bermanfaat sebagai bahan rujukan bagi penelitian selanjutnya khususnya mengenai perilaku keuangan peserta pensiun, bias perilaku mental accounting atau kaitan antara kepribadian dan bias perilaku lainnya dalam teori behavioral finance.
(26)
10
Made Citra Yuniastuti, 2014
Pengaruh Kepribadian Dan Mental Accounting Terhadap Perilaku Keuangan Peserta Pensiun Pada Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Manfaat praktis
Manfaat praktis dari penelitian ini adalah sebagai gambaran bagi para praktisi mengenai perilaku keuangan peserta pensiun berdasarkan teori keuangan perilaku serta kaitannya dengan kepribadian dan mental accounting. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi rujukan bagi para stakeholder untuk mengambil kebijakan mengenai pensiun, khususnya untuk lingkungan Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung
(27)
Made Citra Yuniastuti, 2014
Pengaruh Kepribadian Dan Mental Accounting Terhadap Perilaku Keuangan Peserta Pensiun Pada Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
SUBJEK DAN METODE PENELITIAN
A. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah informan yang artinya orang pada tempat penelitian yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian (Moleong, 2010:132). Dalam penelitian ini lokasi yang digunakan adalah Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung yang beralamat di Jl. Dr. Setiabudi No. 186, Bandung. Maka subjek penelitian ini adalah seluruh staff yang berstatus sebagai pegawai negeri sipil di lingkungan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif unit pelaksana teknis Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung.
B. Jenis Penelitian
Penelitian ini akan menganalisis mengenai perilaku peserta pensiun yang berdasarkan teori heuristik dan teori kepribadian. Analisis dilakukan untuk mendapatkan kesimpulan bahwa ada pengaruh signifikan antara teori heuristik dan teori kepribadian dengan perilaku peserta pensiun, dengan mengeksplorasi masing-masing variabel. Berdasarkan hal tersebut maka penelitian ini dikategorikan pada jenis penelitian eksplanatif yaitu berusaha untuk melihat hubungan antara beberapa variabel yang dapat menjelaskan hipotesis yang akan diuji.
C. Variabel Penelitian
Variabel yang akan diukur dalam penelitian ini yaitu teori heuristik dalam keuangan keperilakuan serta teori dalam ilmu psikologi yaitu kepribadian dengan ukuran yang dikenal dengan big 5 personality. Konsep keuangan yang akan diteliti adalah mengenai perilaku keuangan peserta pensiun. Untuk menjawab persoalan penelitian yang
(28)
32
Made Citra Yuniastuti, 2014
Pengaruh Kepribadian Dan Mental Accounting Terhadap Perilaku Keuangan Peserta Pensiun Pada Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
telah dirumuskan dalam rumusan identifikasi masalah serta untuk mempermudah analisis data, maka disusun instrumen penelitian ke dalam beberapa pernyataan untuk mengetahui kecenderungan yang terjadi pada penelitian. Pernyataan tersebut disesuaikan dengan uraian teori dengan menggunakan operasionalisasi variabel
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
Variabel Konsep Variabel Indikator Skala Instrumen
Kepribadian Big 5 personality
Penggolongan kepribadian yang mewakili perbedaan individual berdasarkan umur, jenis kelamin dan ras, yang memiliki hubungan
langsung dengan faktor keturunan biologis.
(Costa & McCrae, 2007)
1. Kemantapan emosional a. Kecemasan b. Kemarahan c. Kesadaran diri d. Kerapuhan
e. Kurangnya kontrol diri
Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Kuesioner pertanyaan butir A1-A5 2. Ekstravert
a. Minat berteman b. Tegas
c. Tingkat aktivitas d. Mencari sensasi e. Kebahagiaan Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Kuesioner pertanyaan butir A5-A10
3. Keterbukaan pada pengalaman a. Kemampuan imajinasi b. Minat terhadap seni c. Emosionalitas d. Minat berpetualang e. Intelektualitas Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Kuesioner pertanyaan butir A11-A15 4. Keramahan a. Kepercayaan b. Moralitas
c. Berperilaku menolong d. Kemampuan bekerjasama e. Kerendahan hati
Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Kuesioner pertanyaan butir A16-A20 5. Kesadaran
a. Kecukupan diri b. Keteraturan
c. Rasa tanggung jawab d. Disiplin diri
e. Kehati-hatian Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Kuesioner pertanyaan butir A21-A25
(29)
33
Made Citra Yuniastuti, 2014
Pengaruh Kepribadian Dan Mental Accounting Terhadap Perilaku Keuangan Peserta Pensiun Pada Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Mental
Accounting
Mental Accounting
Proses kognitif seseorang yang digunakan untuk mengatur,
mengevaluasi dan memonitor
aktivitas keuangan.
(Thaler dalam Kivets, 1999:1-2)
1. Mempersepsikan
a. Uang yang diperoleh dari gaji rutin lebih bernilai b. Uang yang bukan dihasilkan
dari pekerjaan rutin digunakan untuk hal yang tidak penting Ordinal Ordinal Kuesioner pertanyaan butir B1-B4 2. Membedakan
a. Membedakan penghasilan dan pengeluaran ke dalam kepentingan yang berbeda b. Penghasilan tetap digunakan
untuk pengeluaran tetap c. Penghasilan tambahan
digunakan untuk hiburan
Ordinal Ordinal Ordinal Kuesioner pertanyaan butir B5-B8 3. Mengevaluasi
a. Mengevaluasi pengeluaran dalam periode tertentu agar seimbang dengan
penghasilan
b. Cenderung menghabiskan penghasilan pada akhir periode yang ditentukan
Ordinal Ordinal Kuesioner pertanyaan butir B9-B10 Perilaku Keuangan Peserta Pensiun Perilaku Keuangan Peserta Pensiun Keputusan
keuangan dalam hal investasi jangka panjang untuk memenuhi kebutuhan masa pensiun
(Agnew 2010:589)
1. Keputusan
a. Tidak merasa cukup dengan program pensiun yang sudah ada
b. Rutin menyisihkan sebagian pendapatan untuk tabungan pensiun secara mandiri
Ordinal
Ordinal
Kuesioner pertanyaan butir C1-C3
2. Level Kontribusi
a. Tidak merasa cukup dengan besaran pensiun yang sudah ada
b. Menambah tabungan pensiun secara mandiri dengan nominal yang lebih besar Ordinal Ordinal Kuesioner pertanyaan butir C4-C6
3. Alokasi Aset
a. Mempunyai instrumen investasi jangka panjang berbentuk tabungan pensiun b. Mempunyai instrumen
investasi jangka panjang
Ordinal
Ordinal
Kuesioner pertanyaan butir C7-C8
(30)
34
Made Citra Yuniastuti, 2014
Pengaruh Kepribadian Dan Mental Accounting Terhadap Perilaku Keuangan Peserta Pensiun Pada Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dalam bentuk lain
4. Pemantauan Aset
a. Selalu memantau imbal hasil dari tabungan pensiun b. Selalu memantau imbal hasil
dari instrumen jangka panjang lain yang dimiliki c. Akan mengubah instrumen
investasi apabila imbal hasil tidak sesuai Ordinal Ordinal Ordinal Kuesioner pertanyaan butir C9-C12
5. Pemanfaatan Hasil
a. Telah merencanakan dengan baik mengenai waktu pemanfaatan jumlah akumulasi dana b. Telah memahami dan
merencanakan dengan baik jumlah akumulasi dana yang akan diperoleh Ordinal Ordinal Kuesioner pertanyaan butir C13-C14
Sumber: Costa & McCrae, 2007, Thaler dalam Kivets, 1999:1-2, Agnew 2010:589, diolah.
Dalam operasionalisasi variabel ini semua variabel menggunakan skala ordinal dengan tujuan untuk memberikan informasi berupa nilai pada jawaban. Variabel-variabel tersebut diukur oleh instrumen pengukur yang memenuhi pernyataan-pernyataan tipe skala likert yang berfungsi sebagai pengukur sikap, persepsi dan memberi jawaban dengan cara memberi alternatif jawaban yang kemudian dari alternatif tersebut diproses dan diolah untuk digunakan sebagai alat pengukuran variabel yang akan diteliti.
Setiap pertanyaan dalam kuesioner dibagi ke dalam lima alternatif jawaban yang disusun secara bertingkat. Dalam penelitian ini, kuesioner dibuat secara terstruktur yang ditujukan kepada responden dengan ketentuan sebagai berikut
Tabel 3.2
Bobot Penelitian Kuesioner Jawaban Responden Bobot Nilai
Positif
Bobot Nilai Negatif
(31)
35
Made Citra Yuniastuti, 2014
Pengaruh Kepribadian Dan Mental Accounting Terhadap Perilaku Keuangan Peserta Pensiun Pada Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Selalu/Sangat Setuju 5 1
Sering/Setuju 4 2
Kadang-Kadang/Ragu-Ragu 3 3
Jarang/Tidak Setuju 2 4
Tidak Pernah/Sangat Tidak Setuju 1 5
Sumber: Husain Usman dan Purnomo Setiady Akbar (2004:69)
Setelah pembobotan pertanyaan dihitung, pada masing-masing variabel, data yang ada dikategorikan dengan menggunakan pedoman pentabulasian data dari Redi Panuju (2000:46):
“untuk menentukan kategori fungsi, tinggi, sedang dan rendah terlebih dahulu
harus menentukan indeks minimum dan maksimum, dan intervalnya serta jarak interval sebagai berikut:
a. Nilai indeks minimum adalah skor minimum dikali jumlah pertanyaan dikali jumlah responden.
b. Nilai indeks maksimum adalah skor tertinggi dikali jumlah pertanyaan dikali jumlah responden
c. Interval adalah selisih antara nilai indeks maksimum dengan nilai indeks minimum d. Jarak interval adalah interval dibagi dengan jumlah jenjang yang diinginkan.” D. Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh secara langsung dari objek penelitian melalui pengisian kuesioner dan data sekunder yaitu data yang diperoleh dari studi literatur dan data tertulis dari Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung. Sedangkan teknik pengumpulan data yang digunakan adalah penelitian lapangan, dimana pengumpulan data memakai metode survei dengan teknik kuesioner. Selain itu penulis juga melakukan studi kepustakaan yang berhubungan dengan objek penelitian. Studi kepustakaan ini untuk menambah referensi serta memperkaya penulis terhadap teori-teori yang dibutuhkan sebagai rujukan.
(32)
36
Made Citra Yuniastuti, 2014
Pengaruh Kepribadian Dan Mental Accounting Terhadap Perilaku Keuangan Peserta Pensiun Pada Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Populasi dalam penelitian ini adalah pegawai negeri sipil (PNS) di lingkungan unit pelaksana tugas Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung yang berada dalam naungan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang berjumlah 264 orang.
Tabel 3.3
Daftar Jumlah Pegawai Negeri Sipil Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung Per Januari 2014
Golongan Jumlah
I 9 orang
II 62 orang
III 141 orang
IV 52 orang
Jumlah 264 orang Sumber: SubBagian Kepegawaian STPB
Menurut tabel jumlah sampel dari Isaac dan Michael, penentuan jumlah sampel berdasarkan tingkat kesalahan 1% dengan populasi sebesar 260 adalah sebanyak 187 orang. Maka sampel yang digunakan dalam penelitian ini penulis mengambil sampel sebanyak 187 PNS dengan golongan II atau lebih.
F. Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dengan dua cara, yaitu penelitian lapangan dan studi kepustakaan. Pengumpulan data primer dan sekunder dilakukan dengan cara:
1. Penelitian Lapangan
a. Metode pengamatan (observasi), yaitu dengan melakukan pengamatan langsung pada Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung.
b. Kuesioner, teknik kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup, yaitu suatu cara pengumpulan data dengan memberikan atau menyebarkan daftar
(33)
37
Made Citra Yuniastuti, 2014
Pengaruh Kepribadian Dan Mental Accounting Terhadap Perilaku Keuangan Peserta Pensiun Pada Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pertanyaan kepada respondendan yang menjadi responden adalah pegawai negeri sipil Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung.
2. Penelitian Kepustakaan
Penelitian ini dilakukan dengan teknik studi kepustakaan atau studi literatur dengan cara mempelajari, meneliti, mengkaji serta menelaah literatur berupa buku-buku, artikel, jurnal, dan penelitian-penelitian sebelumnya yang memiliki hubungan dengan masalah yang diteliti.
G. Proses Pengembangan Instrumen
Sebelum kuesioner digunakan untuk pengumpulan data yang sebenarnya, terlebih dahulu dilakukan uji coba kepada responden yang memiliki karakteristik yang sama atau mirip dengan karakteristik populasi penelitian.
Uji coba dilakukan untuk mengetahui tingkat kesahihan (validitas) dan kekonsistenan (realibilitas) alat ukur penelitian, sehingga diperoleh item-item pertanyaan-pertanyaan yang layak digunakan sebagai alat ukur untuk pengumpulan data penelitian.
Dalam uji coba ini lokasi yang digunakan adalah Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 (SMKN 1) Kota Serang. Maka yang berpartisipasi dalam uji coba instrumen penelitian ini adalah guru dan staff yang berstatus sebagai pegawai negeri sipil di lingkungan SMKN 1 Kota Serang, yang beralamat di Jalan KH. Abdul Fatah Hasan Nomor 88, Serang 42117.
Subjek ini dipilih karena menyerupai subjek di Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung, yang terdiri dari Pegawai Negeri Sipil yang berprofesi sebagai pengajar dan non pengajar.
(34)
38
Made Citra Yuniastuti, 2014
Pengaruh Kepribadian Dan Mental Accounting Terhadap Perilaku Keuangan Peserta Pensiun Pada Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Uji validitas dilakukan dengan uji coba instrumen yaitu kuesioner. Kuesioner diujicobakan kepada sampel dari populasi penelitian. Untuk menguji validitas instrumen tersebut digunakan analisis item/butir, yaitu mengkorelasikan skor tiap butir dengan skor total yang merupakan jumlah tiap skor butir (Sugiyono, 2008:124). Untuk mengukur validitas alat ukur digunakan rumus Pearson Product Moment, yaitu:
√
Keterangan:
r hitung = Koefisien korelasi = Jumlah skor item
= Jumlah skor total seluruh item = Jumlah responden
Suatu alat ukur disebut valid apabila dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. Dari nilai koefisien korelasi skor butir pertanyaan dengan skor total = 0,30 maka pernyataan tersebut dinyatakan valid dan apabila < 0,30 berarti data tersebut dapat dikatakan tidak valid.
2. Uji Realibilitas
Uji Realibilitas dilakukan untuk mendapatkan tingkat ketepatan alat pengumpul data yang digunakan. Metode mencari realibilitas internal yaitu menganalisis realibilitas alat ukur dari satu kali pengukuran (Riduwan, 2010:120). Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
a) Menghitung varians skor tiap-tiap item dengan rumus sebagai berikut:
(35)
39
Made Citra Yuniastuti, 2014
Pengaruh Kepribadian Dan Mental Accounting Terhadap Perilaku Keuangan Peserta Pensiun Pada Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Keterangan:
= varians skor tiap-tiap item = Jumlah kuadrat item
= Jumlah item dikuadratkan = Jumlah responden
b) Menjumlahkan varians semua item dengan rumus sebagai berikut:
∑Si = S1 + S2 + S3……..Sn
Keterangan:
∑Si = Jumlah varians semua item
S1 + S2 + S3……..Sn = Varians item ke 1,2,3 … n
c) Menghitung varians total dengan rumus sebagai berikut:
Keterangan:
= Varians total
= Jumlah kuadrat X total
= Jumlah item X total dikuadratkan = Jumlah responden
d) Memasukkan nilai Alpha dengan rumus sebagai berikut:
( ) ( ) Keterangan:
(36)
40
Made Citra Yuniastuti, 2014
Pengaruh Kepribadian Dan Mental Accounting Terhadap Perilaku Keuangan Peserta Pensiun Pada Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu = Jumlah varians skor tiap-tiap item
= Varians total
k = Jumlah item
Suatu instrumen penelitian diindikasikan memiliki tingkat realibilitas memadai apabila koefisien Cronbach Alpha lebih besar atau sama dengan 0,70 (Zulganef, 2006:297). Dalam uji realibilitas dengan melihat nilai Alpha tersebut maka dapat diketahui tingkat konsistensi antar indikator yang digunakan. Apabila suatu instrumen memenuhi syarat realibilitas maka instrumen tersebut dapat dipercaya untuk mengukur variabel yang diteliti.
3. Hasil Uji Validitas dan Realibilitas
Untuk melakukan uji coba instrumen penelitian, kuesioner disebarkan sebanyak 50 buah kepada responden yang karakteristiknya sama atau mirip dengan populasi Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung. Dari 50 buah kuesioner tersebut, sebanyak 9 responden tidak mengembalikan kuesioner sehingga data yang diolah hanya berasal dari 41 orang responden. Berdasarkan data yang terkumpul, diperoleh hasil uji validitas dan realibilitas kuesioner masing-masing variabel sebagai berikut:
Tabel 3.4
Hasil Uji Validitas dan Realibilitas Kuesioner Variabel Penelitian
Variabel Nomor Item Indeks
Validitas
Keterangan Koefisien Cronbach Alpha
Kepribadian Item A1 0,390 Valid 0,864
Item A2 0,389 Valid
Item A3 0,571 Valid
Item A4 0,482 Valid
Item A5 0,413 Valid
(37)
41
Made Citra Yuniastuti, 2014
Pengaruh Kepribadian Dan Mental Accounting Terhadap Perilaku Keuangan Peserta Pensiun Pada Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Item A7 0,306 Valid
Item A8 0,455 Valid
Item A9 0,024 Tidak Valid
Item A10 0,578 Valid
Item A11 0,574 Valid
Item A12 0,539 Valid
Item A13 0,376 Valid
Item A14 0,130 Tidak Valid
Item A15 0,536 Valid
Item A16 0,330 Valid
Item A17 0,561 Valid
Item A18 0,591 Valid
Item A19 0,446 Valid
Item A20 0,507 Valid
Item A21 0,542 Valid
Item A22 0,526 Valid
Item A23 0,571 Valid
Item A24 0,563 Valid
Item A25 0,505 Valid
Mental Accounting
Item B1 0,480 Valid 0,835
Item B2 0,546 Valid
Item B3 0,365 Valid
Item B4 0,409 Valid
Item B5 0,427 Valid
Item B6 0,364 Valid
Item B7 0,488 Valid
Item B8 0,471 Valid
Item B9 0,426 Valid
Item B10 0,438 Valid
Perilaku Keuangan Peserta Pensiun
Item C1 0,363 Valid 0,735
Item C2 0,540 Valid
Item C3 0,520 Valid
Item C4 0,386 Valid
Item C5 0,375 Valid
Item C6 0,497 Valid
Item C7 0,539 Valid
Item C8 0,536 Valid
Item C9 0,650 Valid
(38)
42
Made Citra Yuniastuti, 2014
Pengaruh Kepribadian Dan Mental Accounting Terhadap Perilaku Keuangan Peserta Pensiun Pada Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Item C11 0,347 Valid
Item C12 0,303 Valid
Item C13 0,607 Valid
Item C14 0,611 Valid
Sumber: Data Primer yang telah diolah, Juni 2014
Indeks validitas pada variabel kepribadian berkisar antara 0,024 hingga 0,624, artinya ada beberapa item pertanyaan yang tidak memenuhi kriteria nilai validitas >0,30 yaitu pada item pertanyaan A9 dan A14. Sehingga kedua pertanyaan ini didrop dari kuesioner dan dihitung kembali koefisien realibilitasnya. Hasil perhitungan koefisien Cronbach Alpha adalah sebesar 0,864. Pada indeks validitas variabel mental accounting berkisar antara 0,354 hingga 0,546, artinya semua item valid dengan koefisien realibilitas Cronbach Alpha sebesar 0,835. Pada indeks validitas variabel perilaku keuangan peserta pensiun berkisar antara 0,303 hingga 0,650, artinya semua item valid dengan koefisien realibilitas Cronbach Alpha 0,735.
Setelah uji validitas dan realibilitas didapatkan hasilnya dan mengeluarkan item pertanyaan yang tidak valid dari daftar pertanyaan, maka kuesioner disebarkan pada sampel yang sesungguhnya di Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung. Waktu penyebaran kuesioner ini adalah selama sebulan yaitu dari tanggal 19 Mei 2014 hinggan 20 Juni 2014. Setelah didapat hasil kuesioner kemudian ditabulasi dan dilakukan uji asumsi klasik, yaitu multikolinearitas, heteroskedastisitas, autokorelasi, dan normalitas, untuk melihat apakah data tersebut dapat digunakan untuk dilakukan uji statistik parametris.
4. Uji Asumsi Klasik Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi yang tinggi atau sempurna antar variabel independen. Jika antar
variabel independen X’s terjadi multikolinearitas sempurna, maka koefisien regresi variabel X tidak dapat ditentukan dan nilai standar error tinggi yang berarti nilai koefisien
(39)
43
Made Citra Yuniastuti, 2014
Pengaruh Kepribadian Dan Mental Accounting Terhadap Perilaku Keuangan Peserta Pensiun Pada Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
regresi tidak dapat diestimasi dengan tepat. Pengaruh dari multikolinearitas adalah sulit untuk mendapatkan koefisien dengan standar error yang kecil.
Menurut Ghozali (2011: 26) adanya multikolinearitas atau korelasi yang tinggi antar variabel independen dapat dideteksi dengan beberapa cara sebagai berikut:
a. Nilai R2 tinggi, tetapi hanya sedikit nilai t ratio yang signifikan. Jika nilai R2 tinggi di atas 0,80, maka uji F pada sebagian besar kasus akan menolak hipotesis yang menyatakan bahwa koefisien slope parsial secara simultan sama dengan nol, tetapi uji t individual menunjukkan sangat sedikit koefisien slope parsial yang secara statistik berbeda dengan nol
b. Adanya pair-wise correlation yang tinggi antar variabel independen. Jika pair-wise atau zero order correlation antar dua variabel independen tinggi, maka multikolinearitas merupakan masalah serius. Hal ini dapat dideteksi dengan melihat matrik korelasi antar variabel independen
Selain dari cara tersebut diatas, Ghozali (2011:28) juga menjelaskan bahwa multikolinearitas dapat dilihat dari nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah Tolerance < 0,10 atau sama dengan VIF > 10. Dalam penelitian ini penulis menggunakan bantuan program SPSS untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas. Selain itu, nilai Condition Index yang berkisar antara 10 dan 30 menunjukkan adanya multikolinearitas moderat sampai kuat dan CI diatas 30 terdapat multikolinearitas sangat kuat.
5. Uji Asumsi Klasik Heteroskedastisitas
Masalah heteroskedastisitas umum terjadi pada data silang (crossection) daripada pada data runtut waktu (time series). Ada dua cara untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas, yaitu metode grafik dan metode uji statistik. Dalam penelitian ini digunakan metode grafik yang dilakukan dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel dependen yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilihat dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik
(40)
44
Made Citra Yuniastuti, 2014
Pengaruh Kepribadian Dan Mental Accounting Terhadap Perilaku Keuangan Peserta Pensiun Pada Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
scatterplot antara SRESID dan ZPRED. Dasar analisis dari metode ini adalah (Ghozali, 2011:37):
a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.
b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y secara acak, maka tidak terjadi heteroskedastisitas atau model homoskedastisitas
6. Uji Asumsi Klasik Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antar kesalahan pengganggu (residual) pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Masalah ini timbul karena residual tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi (Ghozali, 2011:79).
Cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi adalah dengan uji Durbin-Watson. Uji Durbin – Watson hanya digunakan untuk autokorelasi tingkat satu dan mensyaratkan adanya konstanta dalam model regresi dan tidak ada variabel lag di antara variabel bebas. (Ghozali, 2011:79)
Untuk menguji Autokorelasi dalam penelitian ini digunakan bantuan menggunakan program SPSS. Apabila nilai Durbin – Watson lebih besar dari batas atas nilai tabel maka dapat disimpulkan tidak terdapat autokorelasi positif pada model regresi.
7. Uji Asumsi Klasik Normalitas Residual
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual mempunyai distribusi normal, seperti diketahui bahwa uji t dan uji F mengasumsikan nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Apabila
(41)
45
Made Citra Yuniastuti, 2014
Pengaruh Kepribadian Dan Mental Accounting Terhadap Perilaku Keuangan Peserta Pensiun Pada Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sekelompok data sudah valid namun distribusinya tidak membentuk distribusi normal, maka statistik parametris tidak dapat digunakan (Sugiyono, 2010:79)
Menurut Ghozali (2011:107) ada dua cara mendeteksi apakah residual memiliki distribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik. Pada analisis grafik, terdapat dua metode yaitu dengan melihat histogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal, dan dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting data akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data adalah normal maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya. Dalam penelitian ini penulis menggunakan uji grafik berupa normal probability plot dan uji statistik berupa uji Kolmogorov-Smirnov (KS) dengan menggunakan bantuan pragram SPSS. Untuk uji KS dilakukan dengan hipotesis:
Ho: Residual terdistribusi normal Ha: Residual tidak terdistribusi normal
H. Metode Analisis Data
Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data ordinal sehingga untuk melakukan uji statistik terlebih dahulu data yang ada dirubah menjadi interval dengan mengunakan Method of Succesive Interval (MSI). MSI digunakan untuk mengubah data yang berskala ordinal menjadi interval menurut Suliyanto (2005:25) langkah yang dilakukan adalah:
1. Perhatikan setiap jawaban responden dari angket yang disebarkan.
2. Pada setiap butir ditentukan beberapa orang yang mendapat skor 1,2,3,4,5 dan yang disebut sebagai frekuensi.
3. Setiap frekuensi dibagi dengan banyaknya responden dan hasilnya disebut proporsi. 4. Setiap nilai proporsi kumulatif dengan jalan menjumlahkan nilai proporsi secara
berurutan perkolom skor.
5. Gunakan tabel distribusi normal, dihitung nilai-nilai untuk setiap kumulatif yang diperoleh.
(42)
46
Made Citra Yuniastuti, 2014
Pengaruh Kepribadian Dan Mental Accounting Terhadap Perilaku Keuangan Peserta Pensiun Pada Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
6. Tentukan nilai tinggi densitas untuk setiap nilai zyang diperoleh (dengan menggunakan tabel tinggi densitas).
7. Tentukan nilai skala dengan menggunakan rumus :
8. Mengubah Scale Value terkecil menjadi satu (1) dan mentransformasikan masing-masing skala menurut perubahan skala terkecil sehingga diperoleh Transformasi Scale Value
9. Menentukan nilai transformasi dengan rumus : Y=SV[1+(SVmin)]
Pada tesis ini, MSI dilakukan dengan menggunakan bantuan program Microsoft Excell.
1. Uji Korelasi
Teknik analisis korelasi Pearson Product Moment termasuk teknik statistik parametrik yang bertujuan untuk mengetahui derajat hubungan antara variabel bebas (independent) dengan variabel terikat (dependent). Rumus yang digunakan untuk korelasi Pearson Product Moment adalah sebagai berikut (Sugiyono 2000:92):
Keterangan:
r = Koefisien korelasi Pearson X = variabel bebas
Y = variabel terikat
(43)
47
Made Citra Yuniastuti, 2014
Pengaruh Kepribadian Dan Mental Accounting Terhadap Perilaku Keuangan Peserta Pensiun Pada Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Korelasi ini dilambangkan dengan (r) dengan ketentuan r tidak lebih dari harga (-1
≤ r ≤ +1). Apabila nilai r = -1 artinya korelasinya negatif sempurna; r = 0 artinya tidak ada korelasi; dan r = 1 berarti korelasinya sangat kuat.
Tanda positif (+) dan negatif (-) pada koefisien korelasi memiliki artiyang khas. Bila r positif maka korelasi antara dua variabel bersifat searah dengan kata lain, kenaikan atau penurunan nilai variabel bebas terjadi bersama-sama dengan kenaikan atau penurunan nilai variabel terikat. Sebaliknya bila r negatif maka kenaikan nilai variabel bebas menjadi bersamaan dengan penurunan variabel terikat atau sebaliknya.
Tabel 3.5 Kriteria Nilai Korelasi
-1 ≤ r ≤ +1 Tingkat Keeratan
0,80 – 1,00 Korelasi sangat kuat atau sempurna
0,60 – 0,79 Korelasi kuat
0,40 – 0,59 Korelasi sedang 0,20 – 0,39 Korelasi rendah
0,00 – 0,19 Tidak ada korelasi atau korelasi lemah
Sumber: Sugiyono (2002:183)
Analisis korelasi ini dilakukan untuk memperkaya pembahasan pada hubungan antara indikator dengan variabel, sehingga dapat diketahui indikator manakah yang lebih menjelaskan satu variabel.
2. Analisis Jalur
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis jalur untuk mengetahui hubungan sebab akibat. Hal ini bertujuan untuk menerangkan akibat langsung dan akibat tidak langsung seperangkat variabel, sebagai variabel penyebab terhadap variabel lainnya yang merupakan variabel akibat. Analisis jalur menurut Ghozali
(44)
48
Made Citra Yuniastuti, 2014
Pengaruh Kepribadian Dan Mental Accounting Terhadap Perilaku Keuangan Peserta Pensiun Pada Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(2011:221) adalah penggunaan analisis regresi untuk menaksir hubungan kausalitas antar variabel yang telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan teori.
Untuk menghitung pengaruh langsung dan tidak langsung dari variabel bebas terhadap suatu variabel terikat, tercermin dari koefisien jalur. Sedangkan untuk menentukan koefisien jalur diperlukan persyaratan sebagai berikut: (1) hubungan antara tiap dua variabel harus merupakan hubungan yang linear, aditif dan kausal; (2) sistem menganut prinsip rekursif; (3) semua variabel residu tidak saling berkorelasi dan juga tidak berkorelasi dengan variabel penyebab; dan (4) data masing-masing variabel adalah kontinum.
Metode analisis data ini digunakan karena peneliti ingin memastikan apakah ada pengaruh antara kepribadiandan mental accounting terhadap perilaku keuangan peserta pensiun. Model yang diajukan dalam analisis jalur adalah sebagai berikut:
Gambar 3.1 Analisis Jalur
Gambar 3.1 melukiskan adanya hubungan antara variabel eksogen yaitu X1 dan X2
dengan variabel endogen Y. Setiap variabel baik eksogen maupun endogen digambarkan ρx2x1
X1 kepribadian
X2
Mental Accounting
Y Perilaku Keuangan
Peserta Pensiun ε1
ε2 ρyx1
(45)
49
Made Citra Yuniastuti, 2014
Pengaruh Kepribadian Dan Mental Accounting Terhadap Perilaku Keuangan Peserta Pensiun Pada Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dalam bentuk persegi atau kotak sedangkan error atau variabel lain diluar Y digambarkan dalam bentuk lingkaran. Anak panah menunjukkan hubungan antar variabel. Model bergerak dari kiri ke kanan dengan implikasi prioritas hubungan kausal variabel yang dekat
ke sebelah kiri. Setiap nilai ρ menggambarkan jalur dan koefisien jalur.
a. Koefisien Jalur
Berdasarkan gambar model jalur, diajukan hubungan bahwa kepribadian mempunyai hubungan langsung dengan perilaku keuangan peserta pensiun (ρyx1). Namun
demikian kepribadian juga mempunyai hubungan tidak langsung ke perilaku keuangan peserta pensiun, yaitu dari kepribadian ke mental accounting (ρx2x1) lalu kemudian ke
perilaku keuangan peserta pensiun (ρyx2). Total pengaruh dari kepribadian ke perilaku
keuangan peserta pensiun (pengaruh antara kepribadian dan perilaku keuangan peserta pensiun) sama dengan pengaruh langsung kepribadian ke perilaku keuangan peserta pensiun (koefisien path atau regresi ρyx1) ditambah pengaruh tidak langsung yaitu
koefisien path dari kepribadianke mental accounting yaitu ρx2x1 dikalikan dengan
koefisien path dari mental accounting ke perilaku keuangan peserta pensiun yaitu ρyx2.
b. Persamaan Struktural
Koefisien jalur dihitung dengan membuat dua persamaan struktural yaitu persamaan regresi yang menunjukkan hubungan yang dihipotesiskan. Dalam penelitian ini persamaan tersebut adalah:
(1) X2 = ρx2x1+ ε1 (2) Y = ρ1X1 + ρyx2 + ε2
Standardize koefisien untuk X1 pada persamaan (1) akan memberikan nilai ρx2x1.
Sedangkan koefisien untuk X1 dan X2 pada persamaan (2) akan memberikan nilai ρyx1 dan
(46)
50
Made Citra Yuniastuti, 2014
Pengaruh Kepribadian Dan Mental Accounting Terhadap Perilaku Keuangan Peserta Pensiun Pada Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
c. Menghitung Koefisien Jalur yang Didasarkan pada Koefisien Regresi
Setelah menggambar diagram jalur lengkap dan merumuskan persamaan struktural sesuai dengan hipotesis yang diajukan, maka dilakukan penghitungan koefisien regresi untuk struktur tersebut. Pada dasarnya koefisien jalur adalah koefisien regresi yang distandarkan yaitu koefisien regresi yang dihitung dari basis data yang telah diset dalam angka baku atau Z-score (data yang diset dengan nilai rata-rata=0 dan standar deviasi=1). Koefisien jalur yang distandarkan (standardize path coefficient) ini digunakan untuk menjelaskan besarnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel lain yang diberlakukan sebagai variabel terikat. Koefisien jalur ditunjukkan oleh output yang dinamakan coefficient atau yang dikenal dengan nilai Beta. Jika ada diagram jalur sederhana mengandung satu unsur hubungan antara variabel eksogen dan endogen, maka koefisien jalurnya adalah sama dengan koefisien korelasi r sederhana.
d. Menghitung Koefisien Jalur Secara Simultan (Keseluruhan) Uji secara keseluruhan hipotesis statistik dirumuskan sebagai berikut:
Ha: ρyx1= ρyx2= ……. = ρyxk ≠ 0
Ho: ρyx1= ρyx2= ……. = ρyxk = 0
Kaidah pengujian signifikansi secara manual dilakukan dengan menggunakan tabel F, sedangkan pada penelitian ini peneliti melakukan pengujian dengan menggunakan program SPSS, maka:
- Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas Sig
atau [0,05≤Sig], maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan.
- Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas Sig
atau [0,05≥Sig], maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan. e. Menghitung Signifikansi Pengaruh Mediasi
Untuk memperjaya pembahasan pada analisis jalur, dapat dilakukan uji signifikansi pengaruh mediasi. Hasil pengujian ini akan memperlihatkan pengaruh kepribadian
(47)
51
Made Citra Yuniastuti, 2014
Pengaruh Kepribadian Dan Mental Accounting Terhadap Perilaku Keuangan Peserta Pensiun Pada Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
terhadap perilaku peserta pensiun secara langsung, maupun secara tidak langsung melalui variabel mental accounting.
Hipotesis penelitian yang akan diuji dirumuskan menjadi hipotesis statistik berikut:
Ha: ρyx1 > 0
Ho: ρyx1 = 0
Secara individual uji statistik yang digunakan adalah uji t yang dihitung dengan rumus:
Keterangan: statistik se ρk (standar error) diperoleh dari hasil komputasi dengan menggunakan program SPSS sobel bootstrapping.
Selanjutnya untuk mengetahui signifikansi analisis jalur, bandingkan dengan nilai probabilitas Sig dengan dasar pengambilan keputusan sebagai berikut:
- Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas Sig
atau [0,05≤Sig], maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan.
- Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas Sig
atau [0,05≥Sig], maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan.
I. Pengujian Hipotesis
Rancangan uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan tingkat kepercayaan 95%, dimana tingkat kesalahan adalah 5%. Dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:
- Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau
(1)
b. Untuk mewujudkan sebuah sistem pensiun yang baik di sebuah perusahaan, tentu penelitian lain harus dilakukan juga pada pihak pemberi kerja, yaitu STPB, agar dapat dilihat sejauh mana pengetahuan, kesiapan administrasi serta kesanggupan pihak STPB apabila akan mengadakan program rencana pensiun mandiri tersebut.
3. Bagi penelitian selanjutnya dapat meneliti mengenai kepribadian dilihat dari aspek indikator lainnya, atau lebih mendalami satu atau lebih indikator yang ada pada tesis ini. Indikator yang diduga memiliki pengaruh lebih besar adalah conscientiousness, sehingga akan dapat diketahui lebih dalam mengenai keterkaitan atau pengaruh antara conscientiousness dengan mental accounting ataupun keterkaitannya dengan bias perilaku heuristik lainnya seperti overconfidence, representativeness, availability, familiarity, dan conservatism.
4. Pada variabel perilaku keuangan peserta pensiun, penelitian lebih dalam diperlukan untuk melihat perbedaan dari segi demografi (usia, status pekerjaan, jenis kelamin, ras/suku), seperti yang telah dilakukan dalam penelitian-penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Agnew et al (2010), sehingga dapat dilihat perbedaan demografi kaitannya dengan perilaku keuangan peserta pensiun di Indonesia.
5. Penelitian ini juga dapat dijadikan referensi untuk penelitian berikutnya dengan melihat hasil dari analisis jalur, yaitu bahwa variabel mental accounting dapat menjadi variabel mediasi antara kepribadian dan perilaku keuangan peserta pensiun. Dengan menguji variabel mental accounting sebagai variabel mediasi, maka akan diperoleh hasil penelitian yang lebih dalam mengenai pengaruh antara kepribadian dan perilaku keuangan peserta pensiun.
(2)
116
Made Citra Yuniastuti, 2014
Pengaruh Kepribadian Dan Mental Accounting Terhadap Perilaku Keuangan Peserta Pensiun Pada Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
membandingkan perilaku keuangan peserta pensiun di STPB dengan sekolah tinggi atau akademi pariwisata lain yang masih berada dalam naungan Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, yaitu Sekolah Tinggi Pariwisata Bali, Akademi Pariwisata Medan, dan Akademi Pariwisata Makasar.
(3)
Agnew, Julie R. 2010. Pension Participant Behavior dalam Behavioral Finance: Investors, Corporations, and Markets diedit oleh H. Kent Baker dan John R. Nofsinger. New Jersey: John Wiley & Sons Inc.
Baker, H Kent dan John R. Nofsinger. 2010. Behavioral Finance: Investors, Corporations, and Markets. New Jersey: John Wiley & Sons Inc.
Feist, J. dan Feist, G.J. 1998. Theories of Personality 4th Edition. New York: McGraw Hill Company.
Ferdinand, A. 2002. Structural Equation Modelling Dalam Penelitian Manajemen Edisi 2 Seri Pustaka Kunci 03. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro
Ghozali, Imam. 2011. Ekonometrika Teori Konsep dan Aplikasi dengan SPSS 17. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro
Husaini Usman, Purnomo Setiadi Akbar. 2004. Metodologi Sosial. Jakarta. Bumi Aksara. Larsen, R.J., dan David M. Buss. 2002. Personality Psycchology: Domain of Knowledge
About Human Nature. New York: McGraw Hill.
Manurung, Adler H. 2008. Financial Planner, Panduan Praktis Mengelola Keuangan Keluarga. Jakarta: Penerbit Buku Kompas.
Moleong, Lexy J. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosdakarya.
Nofsinger, John R. 2001. Investment Madness: How Psychology Affects Your Investing and What to Do About It. New Jersey: Prentice Hall.
Panuju, Redi. 2000. Komunikasi Bisnis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Pervin, L.A dan O.P. John. Personality: Theory and Research 8th edition. New Jersey: John Wiley & Sons, Inc.
(4)
117
Made Citra Yuniastuti, 2014
Pengaruh Kepribadian Dan Mental Accounting Terhadap Perilaku Keuangan Peserta Pensiun Pada Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pieloor, Freddy. 2009. Jangan Beli Unit Link, Bila Anda Tidak Paham Benar!. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Pompian, Michael M. 2006. Behavioral Finance and Wealth Management. New Jersey: John Wiley & Sons Inc.
Riduwan. 2010. Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta. Robins, S.P. 2001. Perilaku Organisasi: Konsep, Kontroversi, Aplikasi. Jakarta:
Prehallindo.
Robins, Stephen P. dan Timothy A. Judge. 2012. Perilaku Organisasi edisi 12 diterjemahkan oleh Diana Angelica. Jakarta: Salemba Empat.
Schwartz, Hugh. 2010. Heuristics or Rules of Thumb dalam Behavioral Finance: Investors, Corporations, and Markets diedit oleh H Kent Baker dan John R. Nofsinger. New Jersey: John Wiley & Sons Inc.
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. 2010. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta
Suliyanto. 2005. Analisis Data dalam Aplikasi Pemasaran. Bogor: Ghalia.
Usman, Rahmadi. 2003. Aspek-Aspek Hukum Perbankan di Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Widjajanto, Joannes. 2009. PHK dan Pensiun Dini, Siapa Takut?. Jakarta: Penebar Swadaya.
Zulganef. 2006. Konsep Persamaan Struktural dan Aplikasinya Menggunakan AMOS 5. Bandung: Pustaka.
Penelitian
Bertrand, Marianne, Sendhil Mullainathan, dan Eldar Shafir. 2006. Behavioral Economics and Marketing in Aid of Decision Making Among the Poor. Journal of Public Policy and Marketing Vol 21 No 2, halaman 8-23.
(5)
Biljanovska, Nina dan Spyros Palligninis. 2013. Control Thyself: Self-control Failure and Household Wealth. Working Paper, Goethe University Frankfurt.
Choi, James J., David Laibson, dan Briggite C. Madrian. 2008. Mental Accounting and Portofolio Choice: Evidence from a flypaper effect. Working Paper, Harvard University.
Costa Jr., dan R.R. McCrae. 1997. Personality Trait Structure as a Human Universality. American Psycologist vol 52 no 5. Halaman 509-516.
Haning, Victoria Henutesa. 2012. Perilaku Self-Controli dalam Mengelola Keuangan Pribadi: Berdasarkan Theory of Planned Behaviour dan Conscientiousness. Tesis pada Program Pascasarjana Universitas Kristen Satya Wacana. Salatiga.
Henderson, P. & Peterson, R. 1992. Mental Accounting and Categorization. Journal of Organizational Behavioral and Human Decision Processes. Volume 51. Issue 1. Halaman 92-117.
Iramani, Rr. 2011. Model Perilaku Pemodal terhadap Risiko dan Jenis Investasi pada Sektor Perbankan (Studi Perilaku Keuangan Berbasis Psikologi). Jurnal Aplikasi Manajemen vol 9 no 1. Halaman 76-84.
Kivetz, Ran. 1999. Advances in Research on Mental Accounting and Reason-Based Choice. Marketing Letters, Volume 10 No.3. Halaman 249-266.
Madrian, Briggitte C., dan Dennis F. Shea. 2001. The Power of Suggestion: Inertia in 401(k) Participation and Savings Behaviour. Quarterly Journal of Economics Volume 116 No 4. Halaman 1149-87.
Mayfield, C., Perdue, G dan K. Wooten. 2008. Investment Management and Personality Type. Financial Services Review vol 17, Halaman 219-236.
O’Donoghue, Ted, dan Matthew Rabin. 2001. Choice and Procrastination. Quarterly
Journal of Economics Volume 116 No 1, 121-60.
Shefrin, Hersh. 2000. Beyond Greed and Fear: Understanding Behavioral Finance and Psychology of Investing. Working Paper, Harvard Business School Press.
(6)
119
Made Citra Yuniastuti, 2014
Pengaruh Kepribadian Dan Mental Accounting Terhadap Perilaku Keuangan Peserta Pensiun Pada Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Supramono dan Nancy Putlia. 2010. Persepsi dan Faktor Psikologis dalam Pengambilan Keputusan Hutang. Jurnal Keuangan dan Perbankan vol 14, Halaman 24-35. Szykman, Lisa, Don Rahtz, Michael Plater, dan Greg Goodwin. 2005. Living on the Edge:
Financial Services for the Lower Socio-Economics Strata. Working Paper, College of William and Mary.
Thaler, Richard,H. 1999. Mental Accounting Matters. Journal of Behavioral Decision Making Volume 12, Halaman 183-206.
Tversky, Amos. 1995. Behavioral Finance and Decision Theory in Investment Management. AIMR Conference Proceedings.
Dokumen