PENGARUH MOTIVASI DAN TINGKAT DISIPLIN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEPAKBOLA : Studi Deskriptif Pada Siswa SMAN 1Lembang.
Adhnan Widieana, 2014
PENGARUH MOTIVASI DAN TINGKAT DISIPLIN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEPAKBOLA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRAK
PENGARUH MOTIVASI DAN TINGKAT DISIPLIN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEPAKBOLA
(Studi Deskriptif Pada Siswa SMAN 1 Lembang) Oleh: Adhnan Widieana
Pendekatan pembelajaran di sekolah menengah atas (SMA) berbeda dengan pendekatan pada tingkat pendidikan dasar. Usia remaja adalah masa bermain dengan kelompok dan pendekatan pembelajaran menggunakan permainan kelompok dan tidak menghilangkan unsur bermain dan berolahraga. Karakteristik remaja yang menyukai permainan olahraga secara berkelompok, motivasi bermain serta karakteristik pribadi siswa mempengaruhi keterlibatan siswa dalam permainan olahraga sepak bola. Beberapa hambatan yang sering dihadapi dalam pembelajaran sepak bola adalah disiplin. Motivasi yang tinggi tidak cukup untuk membuat siswa menjadi disiplin terutama ketepatan waktu dalam latihan. Hasil belajar sepakbola kurang sesuai dengan harapan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui 1) Pengaruh motivasi terhadap hasil belajar dalam pembelajaran sepak bola. 2) Pengaruh disiplin terhadap hasil belajar dalam pembelajaran sepak bola. 3) Pengaruh motivasi dan disiplin secara bersama-sama terhadap hasil belajar dalam pembelajaran sepakbola. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode ex post facto. Populasi penelitian berjumlah 24 siswa. Teknik pengambilan sampel menggunakan total sampel yaitu seluruh populasi dijadikan sebagai sampel penelitian. Hasil penelitian menunjukan bahwa motivasi dan disiplin memiliki pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar sepakbola, nilai F hitung (10.5) > dari F table (3.49). Hipotesa yang menyatakan bahwa motivasi dan disiplin memiliki pengaruh yang signifikan terhadap teknik bermain diterima. F hitung berada di daerah penolakan hipotesa nol. Pengaruh motivasi dan disiplin secara bersama-sama terhadap teknik bermain sepakbola adalah sebesar 50 % dan sisanya sebesar 50 % oleh variabel lain yang tidak terdapat dalam penelitian ini. Motivasi belajar bersifat dinamis sehingga diperlukan penguatan yang dapat meningkatkan motivasi tersebut. disiplin waktu dan aturan bermain sepakbola mempengaruhi hasil belajar yang lebih baik karena lebih efektif dalam menggunakan waktu belajar, selalu mencari yang terbaik dan mengikuti instruksi dan hadir secara aktif dalam latihan.
(2)
Adhnan Widieana, 2014
By: Adhnan Widieana
The approach of learning in high school is different with the approach on basic education level, the age of adolescence is a time to play with a group with the approach of learning using game group without eliminate the element of the play and exercising. Characteristic of youth who liked sports in group play, motivation of play as well as personal characteristic of the student affect the involvement of students in Football sports games. Some barriers that frequently encountered in learning Football is discipline. High motivation is not enough to make the students become disciplines especially the timeliness in training. Study result of Football is lacking in conformity with expectation. The purpose of this research is to find out 1) the influence of motivation against the results of study in learning Football 2) the influence of discipline against the result of study in learning Football 3) the influence of motivation and discipline in along against the result of study in learning Football. Method used in this research is ex post facto method. The amount of research population is 24 students. Technique that used for the sample taking is using the total sample which all of the population made as the sample of research. The result shows that the motivation and discipline has significant influence of Football learning result. F count Value (10.5) > from F table (3.49).Hypotheses that states that motivation and discipline has significant influence on the playing technique is accepted. F count is in the refusal area zero hypotheses. Influence of motivation and discipline in along against the Football playing technique is 50%, and the remaining 50% by the other variables that are not contained in this research. Learning motivation is dynamic therefore strengthening which able to increase motivation is required. Time discipline and Football game rules affected the result of better learning because it is more effective in the use of learning time, always find the best, follow instruction and present actively in training.
(3)
Adhnan Widieana, 2014
PENGARUH MOTIVASI DAN TINGKAT DISIPLIN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEPAKBOLA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 5
C. Tujuan Penelitian ... 6
D. Manfaat Penelitian ... 6
E. Pembatasan Masalah ... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A.Pendidikan Jasmani ... 8
B.Motivasi Belajar ... 10
C.Disiplin Belajar ... 14
D.Pembelajaran Sepak Bola ... 17
E. Hipotesis penelitian... 24
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A.Metode Penelitian ... 25
B.Desain Penelitian ... 25
C.Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel ... 26
D.Teknik Pengumpulan Data ... 27
E. Definisi Operasional ... 27
F. Pengembangan Instrumen Penelitian ... 29
(4)
Adhnan Widieana, 2014
B.Uji Hipotesis ... 53 C.Diskusi Penemuan ... 57 BAB V KESIMPULAN
A.Kesimpulan ... 63 B.Saran ... 63 DAFTAR PUSTAKA ... 65 LAMPIRAN
(5)
Adhnan Widieana, 2014
PENGARUH MOTIVASI DAN TINGKAT DISIPLIN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEPAKBOLA
(6)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Penggunaan metode penelitian disesuaikan dengan tujuan penelitian. tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh motivasi belajar dan disiplin terhadap hasil belajar sepakbola. Sugiyono (2010, hlm. 3) menjelaskan bahwa:
“Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data
dengan tujuan dan kegunaan tertentu.” Metode yang digunakan dalam penelitian
ini adalah metode deskriptif. Nazir (2003, hlm.54) sebagai berikut : “Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada
masa sekarang.”
Pada penelitian ini peneliti berusaha untuk menggambarkan suatu peristiwa tentang hubungan motivasi dan disiplin siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakulikuler bola sepak bola. Tidak ada manipulasi atau bentuk perlakuan dalam penelitian ini maka penelitian ini disebut penelitian ex post facto . menurut Ary et al (alih bahasa Furchan, 2011, hlm.410) “… penelitian ex post facto dimulai dengan melukiskan keadaan sekarang, yang dianggap sebagai akibat dari faktor-faktor yang terjadi sebelumnya”.
B. Desain Penelitian
Desain dasar penelitian ex post facto adalah modifikasi dari penelitian eksperimen yang digunakan peneliti untuk membandingkan dua variabel bebas menurut Ari et al, alih bahasa Furchan (2011, hlm.436) seperti dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 3.1
Kerangka pemikiran penelitian Motivasi (X1)
Disiplin (X2)
(7)
27
Adhnan Widieana, 2014
PENGARUH MOTIVASI DAN TINGKAT DISIPLIN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEPAKBOLA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Penelitian bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikan ( hasil belajar). Guna mempermudah penelitian maka peneliti merumuskan langkah-langkah penelitian sebagai berikut:
Gambar 3.1
Langkah-langkah Penelitian
Modifikasi dari Sumber lutan.(2007, hlm. 201)
C. Populasi Dan Teknik Pengambilan Sampel
Populasi penelitian ini adalah siswa SMAN I Lembang KBB yang mengikuti kegiatan ekstrakulikuler sepak bola. Lutan et al (2011, hlm.83)
menegaskan bahwa: ”Populasi selalu merupakan sekelompok orang-orang, siswa,
guru-guru, atau individu lain yang mempunyai karakteristik tertentu. Jumlah populasi penelitian adalah 24 siswa. Teknik pengambilan sampel menggunakan total sampel yaitu seluruh populasi dijadikan sebagai sampel penelitian.
indentifikasi dan rumusan Masalah
Penentuan Sampel penelitian
Pengumpulan Data melalui hasil tes belajar sepakbola dan angket Menentukan Instrumen penelitian yaitu
angket dan tes belajar
Prosedur dan Desain Penelitian
Analisis dan Interpretasi data
Penyusunan laporan secara ilmiah dan Kesimpulan Penelitian
(8)
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Kuesioner
Memberikan angket kepada responden yang berisi sejumlah pernyataan mengenai variabel penelitian. Nazir (2003, hlm.203) menyatakan bahwa: ”Alat untuk mengumpulkan data adalah daftar pertanyaan, yang sering disebut secara
umum dengan kuestioner atau daftar yang cukup terperinci dan lengkap”.
Kuesioner menjadi instrumen utama dalam penelitian untuk mengukur variabel motivasi dan disiplin belajar.
Kisis angket disusun berdasarkan deinisi operasional mengenai motivasi dalam belajar sepakbola yang terdiri dari motivasi beraffiliasi, berprestasi dan berkuasa yang dimiliki para siswa.
2. Tes hasil belajar yaitu tes kemampuan teknik dasar sepakbola
Tes hasil belajar siswa mengacu pada kompetensi dasar sesuai dengan
kurikulum pada pembelajaran SMA . Tes hasil belajar mengacu pada Nurhasan (2011) tentang tes hasil belajar pada pembelajaran sepakbola)
E. Definisi Operasional
Guna menghindari terjadinya kesalahan pengertianmengenai motivasi dan Disiplin secara operasional maka peneliti merumuskan definisi operasional sebagai berikut:
1. Motivasi belajar adalah adanya hasrat dan keinginan berhasil, dorongan dan kebutuhan dalam belajar, adanya harapan dan cita-cita masa depan sebagai orang yang mahir bermain bola .
2. Disiplin adalah tingkat kepatuhan siswa dalam pembelajaran sepakbola . Setiawan (2010, hlm. V 1.1 ) menjelaskan bahwa disiplin adalah ketaatan (kepatuhan) kepada peraturan (tata tertib dsb). Pembagian dimensi disiplin berdasarkan hasil observasi di lapangan bahwa disiplin yang ditekankan oleh pelatih sepakbola terdiri dari 3 yaitu waktu, aktif di lapangan, serta siap melaksanakan tugas latihan
(9)
29
Adhnan Widieana, 2014
PENGARUH MOTIVASI DAN TINGKAT DISIPLIN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEPAKBOLA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.1
Variabel, konsep, dimensi dan indikator
Variabel Sub variable Indikator Instrumen
pernyataan
Motivasi sumber : Teori MCclelland
Prestasi
Afiliasi
Berusaha melakukan sesuatu dengan cara-cara baru dan kreatif untuk berlatih sepakbola.
Mencari feedback tentang kemampuan teknik atau taktik dalam bermain sepakbola
Memilih resiko yang harus dilakukan untuk meningkatkan kemampuan bermain sepakbola
Berusaha melakukan sesuatu dengan cara-cara yang kreatif dalam upaya memenangkan pertandingan atau berlatih
34 dan 21
13 dan 23
15 dan 25
17 dan 27
Lebih memperhatikan segi
hubungan pribadi yang ada dalam kegiatan sepakbola dari pada segi tugas pada saat bermain sepakbola
bermain bola lebih efektif apabila bekerja sama dengan oranglain dalam suasana yang lebih kooperatif.
Mencari persetujuan atau
kesepakatan dari oranglain dalam menentukan keputusan pada saat bermain.
Lebih suka dengan orang lain daripada sendirian.
Selalu berusaha menghindari konflik.
28 dan 40
31 dan 14
35 dan 18
(10)
F. Pengembangan Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk memperoleh data. Arikunto (2006, hlm.168) mengatakan, “Suatu instrumen dikatakan valid apabila
Kekuasan
30 dan 16
Menyukai kegiatan dimana mereka menjadi pimpinan.
Sangat aktif dalam menentukan arah kegiatan dari sebuah pertandingan sepakbola
Sangat peka terhadap struktur pengaruh antar pribadi dalam kegiatan olahraga
32 dan 41
36 dan 38
2 dan 20
Disiplin
Kepatuhan terhadap tata tertib
peraturan (Setiawan 2010: V 1.1 diakses
tanggal 23 Februari)
Waktu
Pelaksanaan tugas
Datang tepat waktu sesuai ketentuan
Pulang sesuai dengan ketentuan habis masa pembelajaran
Sangat rutin mengikuti setiap jadwal pelajaran
6 dan 42 8 dan 39
10 dan 33
Mengikuti instruksi latihan dalam pembelajaran
Melakukan latihan tambahan di waktu senggang
mengikuti tatatertib dalam pembelajaran baik tertulis maupun tidak
12 dan 5
22 dan 4
24 dan 9
Kehadiran hadir sesuai ketentuan
Mengikuti kegiatan sampai selesai
Aktif dalam berlatih di lapangan
29 dan 7 1 dan 19 26 dan 3
(11)
31
Adhnan Widieana, 2014
PENGARUH MOTIVASI DAN TINGKAT DISIPLIN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEPAKBOLA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mampu mengukur apa yang diinginkan, sebuah instrumen dikatakan valid apabila
dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat”. Pengembangan instrument penelitian yaitu angket didasarkan pada ketentuan penyusunan angket.
Jawaban angket menggunakan skala liker dengan gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif. Lebih lanjut Nurhasan (2000, hlm. 269) menyampaikan bahwa tentang skala likert yaitu : “Skala adalah satu set angka-angka yang menyatakan nilai-nilai terhadap subjek, obyek, atau perilaku dengan tujuan mengkuantitasikan pengukuran pengukuran kualitatif.
Tabel 3.2 Skala Likert
NO Alternatif Jawaban Bobot Nilai
Bila Positif Bila Negatif
1. 2. 3. 4. 5.
SS (Sangat Setuju) S (Setuju)
KS ( kurang setuju) TS (Tidak Setuju)
STS (Sangat Tidak Setuju)
5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 Sumber : Metode Penelitian Sugiyono (2007)
1. Uji validitas Instrumen
Sebelum dilakukan pengambilan data melalui kuesioner, instrumen terlebih dahulu dilakukan uji validitas. Uji validitas menggunakan rumus pearson product moment dengan dibantu oleh program excel. Validasi isi ditentukan berdasarkan kesesuaian isi pernyataan tentang disiplin dengan teori yang digunakan. Nilai validitas konstruk instrument angket dicari dengan cara mengkorelasikan skor item dengan total item. Jika koefisien korelasinya sama atau diatas 0,3 maka item tersebut dinyatakan valid, bila korelasinya di bawah 0,3 maka item tersebut dinyatakan tidak valid sehingga harus dibuang.
Langkah-langkah dalam mengolah data untuk menentukan validitas instrument adalah mengkorelasikan skor jawaban per-item dengan skor total dengan rumus :
] ) ( ][ ) ( [ ) )( ( .
. 2 2 2
1 2 1 1 1 1
B B n A A n B A B A n y x r(12)
ket: r = Korelasi Product Moment
∑X1 = Jumlah Skor Suatu Item
∑X1tot = Jumlah Total Skor Jawaban
∑X12 = Jumlah Kuadrat Skor Jawaban Suatu Item Jawaban
∑X1tot2 = Jumlah Kuadrat Total Skor Jawaban
2. Uji Reliabilitas
Reliability berkaitan dengan tingkat keajegan jawaban responden . Sugiyono (2003, hlm.110) menyatakan bahwa: “reliabilitas adalah sejauh mana hasil pengukuran dengan menggunakan objek yang sama, akan menghasilkan data yang
sama”. Pengujian reliabilitas kuisioner dilakukan Internal Consistency dengan teknik belah dua (Split half). Butir-butir kuisioner dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok item ganjil dan kelompok item genap, kemudian masing-masing kelompok skor tiap itemnya dijumlahkan sehingga menghasilkan skor total. Koefisien korelasi dihitung sebelum uji reliabilitas dengan rumus:
] ) ( ][ ) ( [ ) )( ( .
. 2 2 2
1 2 1 1 1 1
B B n A A n B A B A n y x rKet : n = Jumlah responden A = Variabel nomor ganjil B = Variabel nomor genap
Uji signifikansi reliabilitas dengan menggunakan rumus Spearman Brown dilakukan setelah nilai koefisien korelasi diketahui yaitu:
r = b r rb 1 2
Ket : r = Nilai Reliabilitas / Reliabilitas internal seluruh instrumen rb = Korelasi Product Moment antara belahan pertama dan kedua
Nilai kredibilitas instrumen r hitung yang diperoleh dibandingkan dengan
rtabel yang sesuai dengan jumlah responden dan taraf nyata. Bila rhitung > rtabel, maka
(13)
33
Adhnan Widieana, 2014
PENGARUH MOTIVASI DAN TINGKAT DISIPLIN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEPAKBOLA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
instrumen tersebut dikatakan tidak reliabel. Jumlah sampel adalah 24 dengan alpa 0.05 maka r tabel adalah 0.388
3. Tes Hasil Belajar
a. Tes Passing dan stopping, bertujuan untuk mengukur keterampilan gerak kaki dalam menyepak dan menahan bola, alat yang digunakan :
Bola 2 buah Stopwatch
Bangku Swedia 4 buah ( papan ukuran 3x 60 cm sebanyak 2 buah) Kapur
Petunjuk pelaksanaan
Testee berdiri dibelakang garis tembak yang berjarak 4 meter dari sasaran/ papan , boleh dengan posisi kaki kanan siap menembak atau sebaliknya. Pada aba-aba ya, testee mulai menyepak bola ke papan sasaran / papan dan
menannya kembali dengan kaki dibelakang garis tembak yang akan menyepak bola berikutnya yang arahnya berlawanan dengan sepakan pertama
Lakukan kegiatan in bergantian antara kaki kiri dan kaki kanan selama 30 detik
Apabila bola keluar daerah sepak maka testee menggunakan bola cadangan yang disiapkan
Gerakan dinyatakan gagal
Bola ditahan dan disepak di depan garis sepak yang akan menyepak bola hanya menahan dan menyepak bola dengan satu kaki saja
Cara menskor :
Jumlah menyepak dan menangkis bola yang sah selama 30 detik, hitungan 1 diperoleh dari satu kegiatan menendang bola. Gambar pelaksanaan penelitian stop-passing adalah sebagai berikut :
(14)
60 cm
4 meter
4 meter 3 meter
Gambar.1.1
Diagram Lapangan tes stoping dan passing
b. Tes dribbling, bertujuan untuk mengukur keterampilan, kelincahan,dan kecepatan kaki dalam memainkan bola alat yang digunakan yaitu:
Bola Stopwatch 6 buah rintangan Tiang bendera
Gambar 1.2
Diagram Lapangan Tes Menggiring Bola Petunjuk pelaksanaan :
5 m
5 m
5 m
FINISH START
(15)
35
Adhnan Widieana, 2014
PENGARUH MOTIVASI DAN TINGKAT DISIPLIN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEPAKBOLA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pada aba-aba “ siap” testee berdiri di belakang garis star dengan bola dalam penguasaan kakinya.
Pada aba-aba “ ya”, testee mulai mengiring bola kea rah kiri melewati rintangan pertama dan berikutnya menuju rintangan berikutnya sesuai dengan arah panah yang telah ditetapkan sampai ia melewati garis finish.
Salah arah dalam menggiring bola, ia harus memperbaikinya tanpa menggunakan anggota badan selain kaki dimana kesalahan dan selama itu pula stopwatch tetap berjalan
Menggiring boa di lakukan dengan kaki kanan dan kiri bergantian atau minimal salah satu kaki pernah menyentuh bola satu kali sentuhan Gerakan dinyatakan gagal bila:
Testee mengiring bola hanya dengan menggunakan satu kaki Testee menggiring bola tidak sesuai dengan arah panah
Testee menggunakan anggota badan selain kaki pada saat menggiring bola
Cara menskor adalah wakti tempuh dari mulai aba-aba “ya” sampai melewati garish finish. waktu dicatat persepuluh detik.
c. Tes memainkan bola dengan kepala (heading )
Mengukur keterampilan dan gerak kepala serta keseimbangan anggota badan dalam memainkan bola. Alat yang digunakan : bola dan stop watch
Petunjuk pelaksanaan :
Pada aba-aba ya , testee berdiri bebas dengan bola berada dibawah penguasaan tangannya.
Pada aba-aba ya testee melempar bola ke atas kepalanya dan kemudian memainkan bola tersebut dengan dahi
lakukan kegiatan ini selama 30 detik, apabila bola jatuh testee mengambil bola itu dan memainkannya kembali ditempat bola itu diambil
Gerakan dinyatakan gagal bila :
(16)
dalam memainkan bola testee berpindah-pindah tempat Cara menskor :
Skor adalah jumlah bola yang dimainkan dengan dahi yang sah selama 30 detik d. Tes menembak/ menendang bola ke sasaran ( shooting )
tujuan : mengukur keterampilan , ketepatan dan kecepatan gerak kaki dalam menyepak bola ke sasaran. alat yang digunakan : bola, stop watch, gawang , nomor-nomor dan tali.
Petunjuk pelaksanaan
Testee berdiri dibelakang bola yang diletakan pada sebuah titik berjarak 16,5 m di depan gawang / sasaran
tidak ada aba-aba dari testee
testee diberi tiga kali kesempatan, apabila waktu akan disertakan sebagai bagian dari hasil tes maka penghitungannya dilakukan pada saat kaki testee menendang bola dan berhenti pada saat bola mengenai sasaran Gerakan gagal apabila bola keluar dari sasaran serta penempatan bola tidak pada jarak 16.5m dari sasaran
Cara menskor adalah jumlah skor yang diperoleh dan bila wakti disertakan maka waktu yang dihitung adalah waktu tempuh bola ke sasaran per pukulan. Bila bola hasil tendangan mengenai tali pemisah skor pada sasaran , maka diambil skor terbesar dari kedua sasaran tersebut. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat gambar 1.2:
7 5 3 1 3 5 7
Gambar 3.1
Diagram Lapangan Tes menembak bola ke sasaran
(17)
37
Adhnan Widieana, 2014
PENGARUH MOTIVASI DAN TINGKAT DISIPLIN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEPAKBOLA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
n
x
x
Langkah-langkah teknik analisis data pada penelitian ini adalah :
1. Mencari nilai rata-rata dari setiap variabel, digunakan rumus sebagai berikut :
Keterangan:
x = Nilai rata-rata yang dicari
= Jumlah dari x = Skor mentah n = Jumlah sampel
2. Setelah menempuh langkah-langkah tadi barulah mencari T-skor dengan rumus:
T-skor = 50 + 10
S x x
untuk waktu, T-skor = 50 + 10
S x X bukan waktu Keterangan:
T- skor = Skor standar yang dicari X = Skor yang diperoleh seseorang
x = Nilai rata-rata
S = Simpangan baku
Rumus-rumus di atas merupakan langkah awal yang dipergunakan untuk pengolahan data hasil tes pada tahap uji hipotesis. Untuk memproleh skor-skor yang standar penulis menggunakan perhitungan T-skor. Fungsi dari T-skor adalah menyetarakan dari beberapa jenis skor yang berbeda satuan ukuran atau bobot skor menjadi skor yang baku atau skor standar.
3. Menguji homogenitas. Rumus yang digunakan yaitu rumus Hartley sebagai
berikut : terkecil Variansi terbesar Varians F . .
Kriteria pengujian adalah: terima hipotesis jika hitung lebih kecil dari F-tabel distribusi dengan derajat kebebasan = (V1,V2) dengan taraf nyata
(18)
n
Z Z
BanyaknyaZ Z
S 1 1, 2... n
4. Menguji normalitas data menggunakan uji kenormalan Lilliefors. Sebelum dilakukan analisis korelasi, maka terlebih dahulu dilakukan penghitungan normalitas dari setiap butir tes yang bertujuan untuk mengetahui apakah data tersebut berdistribusi normal atau sebaliknya. Rumus yang digunakan yaitu dengan uji kenormalan secara non parametrik atau disebut uji Liliefors. Pengujian hipotesis nol dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut : a. Pengamatan X1, X2,…….., Xn dijadikan bilangan baku Z1, Z2, ……., Zn
dengan mempergunakan rumus :
S x x Z1 1
(x dan S merupakan rata-rata dan simpangan baku setiap kelompok butir
tes).
b. Untuk setiap bilangan baku ini, menggunakan daftar distribusi normal baku, kemudian dihitung pula F ( Zi ) = P ( Z < Zi )
c. Selanjutnya dihitung proporsi Zi , Z2 ,………, Zn yang lebih kecil atau
sama dengan Z1. Jika proporsi ini dinyatakan oleh S (Z1), maka:
d. Hitung selisih F (Z1) – S (Z1) kemudian tentukan harga
mutlaknya.
e. Hitung harga paling besar diantara harga-harga mutlak selisih tersebut. Sebutlah harga terbesar ini (Lo).
f. Untuk menerima atau menolak hipotesis nol, maka dibandingkan Lo ini
dengan nilai kritis L yang diambil dari daftar nilai kritis L untuk uji Liliefors, dengan taraf nyata = 0.05. Kriterianya adalah: tolak hipotesis nol, jika Lo yang diperoleh dari data pengamatan melebihi L dari daftar
nilai kritis uji Liliefors. jika lebih kecil maka menerima Ho yang menyatakan bahwa data berdistribusi normal
5. Uji koefisien korelasi tunggal dengan skor berpasangan atau pearson product moment karena data berbentuk interval atau ratio dengan menggunakan rumus:
(19)
39
Adhnan Widieana, 2014
PENGARUH MOTIVASI DAN TINGKAT DISIPLIN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEPAKBOLA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2 2
2 2Y Y n X X n X X XY n xy r
Keterangan:rxy = Korelasi yang dicari
n = Jumlah Sampel X = Jumlah X Y = Jumlah Y XY = Jumlah X kali Y X2 = Jumlah X2 Y2 = Jumlah Y2
Kemudian melakukan penghitungan uji signifikansi koefisien korelasi tunggal, menggunakan pendekatan uji-t dengan rumus:
√
√
Keterangan:
t = t hitung yang dicari r = koefisien yang dicari i = jumlah sampel
Pengujian statistik uji-t dimaksudkan untuk mengetahui tingkat koefisien atau hubungan dari masing-masing variabel. Dengan kriteria pengujian hipotesis diterima jika –t(1-1/2α) < t < t(1-1/2α). Pada taraf nyata α = 0.05 dengan dk = n- 2 dalam hal lain jika hitung lebih besar dari t tabel maka Ho ditolak.
Berdasarkan perhitungan koefisien korelasi maka didapat koefisien determinasi yaitu untuk melihat besarnya presentase () pengaruh motivasi (X1), atau disiplin (X2) terhadap Y dengan rumus : (KD) = R² x 100%,
6. Uji regresi berganda
Selanjutnya untuk mengetahui tingkat regresi digunakan korelasi variabel X1 X2 dan dan variabel Y (korelasi berganda /R), dapat dihitung dengan
(20)
Ryx1x2 = 2 1 2 2 1 2 1 2 2 1 2 1 2 x x r x rx ryx ryx yx r yx r
Keterangan :
Ryx1x2 = Korelasi antara variabel X1 dengan X2 secara
bersama- sama dengan variabel
ryx1 = Korelasi product moment antara X1 dengan Y
ryx2 = Korelasi product moment antara X2 dengan Y
rx1x2 = Korelasi product moment antara X1 dengan X2
Berdasarkan perhitungan koefisien korelasi maka didapat koefisien determinasi yaitu untuk melihat besarnya presentase () pengaruh motivasi (X1), dan disiplin (X2) terhadap Y dengan rumus : (KD) = R² x 100%,
7. Uji determinen regresi berganda dengan menggunakan UJI F
Menguji signifikansi koefisiensi regresi berganda dengan menggunakan pendekatan statistik uji-F dengan rumus:
Keterangan:
F = F hitung yang dicari
R = Koefisien korelasi yang dicari K = Jumlah variable bebas
n = Jumlah sampel
8. Menginterpretasikan hasil uji regresi berdasarkan Pedoman untuk memberikan interpretasi koefisisen regresi sebagai berikut
Tabel 3.2
Pedoman interpretasi koefisisen regresi
Interval Koefisien (rs) Tingkat Hubungan
0,00 – 0,19 0,20 – 0,39 0,40 – 0,59 0,60 – 0,79
Sangat rendah Rendah Sedang kuat
(21)
41
Adhnan Widieana, 2014
PENGARUH MOTIVASI DAN TINGKAT DISIPLIN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEPAKBOLA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
0,80 – 1,00 Sangat kuat
(22)
Adhnan Widieana, 2014
PENGARUH MOTIVASI DAN TINGKAT DISIPLIN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM DAFTAR PUSTAKA
AbdulJabar, B (2010) Landasan Ilmiah pendidikan Intelektual dalam Pendidikan Jasmani. Bandung Rizqi
Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta
Ary. D. et al (2011) Pengantar Penelitian dalam pendidikan. alih bahasa Furchan. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.
Aunurahman (2010). Belajar dan Pembelajaran Yogyakarta: Pustaka Pelajar Bahri, S (2011).Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta
Baharudin dan Wahyuni (2010). Teori Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alpabeta
Harsuki. (2003). Perkembangan Olahraga Terkini Kajian Para Ahli. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada
Husdarta( 2011). Manajemen pendidikan Jasmani.Bandung : Alpabeta
Hermawan et al ( 2008). Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta. UT
Ibrahim dan Komardin . (2007).Psikologi kepelatihan. bandung: F POK Imran (1996). Belajar dan Pembelajaran. Malang.Pustaka Jaya
Kusmaedi & Husdarta (2004) Pertumbuhan dan perkembangan Sepanjang Rentang Kehidupan. Bandung UPI.F POK
Lutan, et al (2007). Metode Penelitian Pendidikan Dalam Pelatihan Olahraga. Bandung: FPOK UPI.
Milke, D (2007). Dasar-dasar Sepak Bola. Bandung: Pakar Raya Nazir, M. (1988). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Nurhasan, Hasanudin (2007). Tes dan Pengukuran keolahragaan. Bandung: F POK UPI
Riduwan (2009). Pengantar Statistika Sosial. Bandung : Alfabeta Setyobroto, Sudibyo (1989). Psikologi Olahraga. Jakarta.Anem
(23)
66
Adhnan Widieana, 2014
PENGARUH MOTIVASI DAN TINGKAT DISIPLIN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEPAKBOLA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Subroto et al (2010).Didaktik Metode Pembelajaran Olahraga Permainan Bandung: universitas pendidikan indonesia
Sudjana, Nana (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : Rosda karya
Sugiyono (2010). Statistik dan Penelitian. Bandung : Alfabeta Sukintaka (1992) Teori Bermain. Jakarta DepdikBud
Sumardiyanto et al (2010) . Sejarah dan Filsafat Olahraga. Bandung F POK Sumantri dan Syaodih.N. (2008). Perkembangan Peserta didik. Jakarta.UT
Timo et al (2010) Kurikulum dan pedoman dasar Sepakbola Indonesia.Jakarta.PSSI
Uno.H. (2007) Teori motivasi dan aplikasinya dalampendidikan. Jakarta: BumiAksara
(1)
n
Z Z
BanyaknyaZ Z
S 1 1, 2... n
4. Menguji normalitas data menggunakan uji kenormalan Lilliefors. Sebelum dilakukan analisis korelasi, maka terlebih dahulu dilakukan penghitungan normalitas dari setiap butir tes yang bertujuan untuk mengetahui apakah data tersebut berdistribusi normal atau sebaliknya. Rumus yang digunakan yaitu dengan uji kenormalan secara non parametrik atau disebut uji Liliefors. Pengujian hipotesis nol dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut : a. Pengamatan X1, X2,…….., Xn dijadikan bilangan baku Z1, Z2, ……., Zn
dengan mempergunakan rumus :
S x x
Z1 1
(x dan S merupakan rata-rata dan simpangan baku setiap kelompok butir tes).
b. Untuk setiap bilangan baku ini, menggunakan daftar distribusi normal baku, kemudian dihitung pula F ( Zi ) = P ( Z < Zi )
c. Selanjutnya dihitung proporsi Zi , Z2 ,………, Zn yang lebih kecil atau
sama dengan Z1. Jika proporsi ini dinyatakan oleh S (Z1), maka:
d. Hitung selisih F (Z1) – S (Z1) kemudian tentukan harga
mutlaknya.
e. Hitung harga paling besar diantara harga-harga mutlak selisih tersebut. Sebutlah harga terbesar ini (Lo).
f. Untuk menerima atau menolak hipotesis nol, maka dibandingkan Lo ini
dengan nilai kritis L yang diambil dari daftar nilai kritis L untuk uji Liliefors, dengan taraf nyata = 0.05. Kriterianya adalah: tolak hipotesis nol, jika Lo yang diperoleh dari data pengamatan melebihi L dari daftar
nilai kritis uji Liliefors. jika lebih kecil maka menerima Ho yang menyatakan bahwa data berdistribusi normal
5. Uji koefisien korelasi tunggal dengan skor berpasangan atau pearson product moment karena data berbentuk interval atau ratio dengan menggunakan rumus:
(2)
Adhnan Widieana, 2014
PENGARUH MOTIVASI DAN TINGKAT DISIPLIN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEPAKBOLA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2 2
2 2Y Y n X X n X X XY n xy r
Keterangan:rxy = Korelasi yang dicari
n = Jumlah Sampel X = Jumlah X Y = Jumlah Y XY = Jumlah X kali Y X2 = Jumlah X2 Y2 = Jumlah Y2
Kemudian melakukan penghitungan uji signifikansi koefisien korelasi tunggal, menggunakan pendekatan uji-t dengan rumus:
√
√
Keterangan:
t = t hitung yang dicari r = koefisien yang dicari i = jumlah sampel
Pengujian statistik uji-t dimaksudkan untuk mengetahui tingkat koefisien atau hubungan dari masing-masing variabel. Dengan kriteria pengujian hipotesis diterima jika –t(1-1/2α) < t < t(1-1/2α). Pada taraf nyata α = 0.05 dengan dk = n- 2 dalam hal lain jika hitung lebih besar dari t tabel maka Ho ditolak.
Berdasarkan perhitungan koefisien korelasi maka didapat koefisien determinasi yaitu untuk melihat besarnya presentase () pengaruh motivasi (X1), atau disiplin (X2) terhadap Y dengan rumus : (KD) = R² x 100%,
6. Uji regresi berganda
Selanjutnya untuk mengetahui tingkat regresi digunakan korelasi variabel X1 X2 dan dan variabel Y (korelasi berganda /R), dapat dihitung dengan
(3)
Ryx1x2 = 2 1 2 2 1 2 1 2 2 1 2 1 2 x x r x rx ryx ryx yx r yx r
Keterangan :
Ryx1x2 = Korelasi antara variabel X1 dengan X2 secara
bersama- sama dengan variabel
ryx1 = Korelasi product moment antara X1 dengan Y
ryx2 = Korelasi product moment antara X2 dengan Y
rx1x2 = Korelasi product moment antara X1 dengan X2
Berdasarkan perhitungan koefisien korelasi maka didapat koefisien determinasi yaitu untuk melihat besarnya presentase () pengaruh motivasi (X1), dan disiplin (X2) terhadap Y dengan rumus : (KD) = R² x 100%,
7. Uji determinen regresi berganda dengan menggunakan UJI F
Menguji signifikansi koefisiensi regresi berganda dengan menggunakan pendekatan statistik uji-F dengan rumus:
Keterangan:
F = F hitung yang dicari
R = Koefisien korelasi yang dicari K = Jumlah variable bebas
n = Jumlah sampel
8. Menginterpretasikan hasil uji regresi berdasarkan Pedoman untuk memberikan interpretasi koefisisen regresi sebagai berikut
Tabel 3.2
Pedoman interpretasi koefisisen regresi
Interval Koefisien (rs) Tingkat Hubungan
0,00 – 0,19 0,20 – 0,39
Sangat rendah Rendah
(4)
Adhnan Widieana, 2014
PENGARUH MOTIVASI DAN TINGKAT DISIPLIN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEPAKBOLA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
0,80 – 1,00 Sangat kuat
(5)
DAFTAR PUSTAKA
AbdulJabar, B (2010) Landasan Ilmiah pendidikan Intelektual dalam Pendidikan Jasmani. Bandung Rizqi
Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta
Ary. D. et al (2011) Pengantar Penelitian dalam pendidikan. alih bahasa Furchan. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.
Aunurahman (2010). Belajar dan Pembelajaran Yogyakarta: Pustaka Pelajar Bahri, S (2011).Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta
Baharudin dan Wahyuni (2010). Teori Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alpabeta
Harsuki. (2003). Perkembangan Olahraga Terkini Kajian Para Ahli. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada
Husdarta( 2011). Manajemen pendidikan Jasmani.Bandung : Alpabeta
Hermawan et al ( 2008). Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta. UT
Ibrahim dan Komardin . (2007).Psikologi kepelatihan. bandung: F POK Imran (1996). Belajar dan Pembelajaran. Malang.Pustaka Jaya
Kusmaedi & Husdarta (2004) Pertumbuhan dan perkembangan Sepanjang Rentang Kehidupan. Bandung UPI.F POK
Lutan, et al (2007). Metode Penelitian Pendidikan Dalam Pelatihan Olahraga. Bandung: FPOK UPI.
Milke, D (2007). Dasar-dasar Sepak Bola. Bandung: Pakar Raya Nazir, M. (1988). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Nurhasan, Hasanudin (2007). Tes dan Pengukuran keolahragaan. Bandung: F POK UPI
Riduwan (2009). Pengantar Statistika Sosial. Bandung : Alfabeta Setyobroto, Sudibyo (1989). Psikologi Olahraga. Jakarta.Anem
(6)
Adhnan Widieana, 2014
PENGARUH MOTIVASI DAN TINGKAT DISIPLIN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEPAKBOLA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Subroto et al (2010).Didaktik Metode Pembelajaran Olahraga Permainan Bandung: universitas pendidikan indonesia
Sudjana, Nana (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : Rosda karya
Sugiyono (2010). Statistik dan Penelitian. Bandung : Alfabeta Sukintaka (1992) Teori Bermain. Jakarta DepdikBud
Sumardiyanto et al (2010) . Sejarah dan Filsafat Olahraga. Bandung F POK Sumantri dan Syaodih.N. (2008). Perkembangan Peserta didik. Jakarta.UT
Timo et al (2010) Kurikulum dan pedoman dasar Sepakbola Indonesia.Jakarta.PSSI
Uno.H. (2007) Teori motivasi dan aplikasinya dalampendidikan. Jakarta: BumiAksara