Meningkatkan kemampuan berbicara melalui Penggunaan media puzzle.

(1)

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA PUZZLE

( Penelitian Tindakan Kelas Pada Paud AL-Barokah Kecamatan Bungbulang Kabupaten Garut Tahun Ajaran 2013/2014)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini

Universitas Pendidikan Indonesia

Oleh : NURAENI NIM 1009393

PROGRAM PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

JURUSAN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

Oleh Nuraeni

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada program Studi Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas Ilmu Pendidikan

©Nuraeni

Universitas Pendidikan Indonesia Mei 2014

Hak cipta dilindungi undang-undang

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagiannya, Dengan dicetak ulang, difotokopi, atau cara lainnya tanpa izin dari penulis


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

NURAENI NIM 1009393

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA PUZZLE

( Penelitian Tindakan Kelas Pada Paud AL-Barokah Kecamatan Bungbulang Kabupaten Garut Tahun Ajaran 2013/2014)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :

Pembimbing I,

Rudiyanto, S.Pd, M.Si NIP:197406171999031003

Pembimbing II,

Dr. Mubiar Agustin, M.Pd NIP:197708282003121002

Mengetahui

Ketua Program Studi PGPAUD

Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas pendidikan Indonesia

Dr. Ocih Setiasih, M.Pd NIP:196007071986012001


(4)

PENGGUNAAN MEDIA PUZZLE

( Penelitian Tindakan Kelas Pada Paud AL-Barokah Kecamatan Bungbulang Kabupaten Garut Tahun Ajaran 2013/2014)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PENGUJI :

Dosen Penguji 1

Asep Deni Gustiana, M.Pd NIP 19740806 200112 1 002

Dosen Penguji 2

Ali Nugraha, M.Pd NIP 19680524 1998021001 Dosen Penguji 3

Dr. Nur Faizah Romadona NIP 19701129 200312 2 001

Mengetahui

Ketua Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Pendidikan Indonesia

Dr. Ocih Setiasih, M.Pd NIP 19600707 198601 2 001


(5)

Nuraeni, 2014

Meningkatkan kemampuan berbicara melalui Penggunaan media puzzle Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN PERNYATAAN

KATA PENGANTAR ……….. i

UCAPAN TERIMA KASIH ……… ii

ABSTRAK ……… iv

DAFTAR ISI ……… vi

DAFTAR TABEL……… vii

DAFTAR GAMBAR ……… viii

DAFTAR LAMPIRAN ……… ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ……… 1

B. Identifikasi Masalah Penelitian………. 5

C. Rumusan Masalah ……… 6

D. Tujuan Penelitian ………. 6

E. Manfaat Penelitian ……… 6

F. Struktur Organisasi Skripsi……… 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA 1. Konsep Kemampuan Berbicara ……… 9

2. Konsep Kegiatan Bermain Puzzle ……… 12

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subyek Penelitian ……… 17

B. Desain Penelitian ……… 17

C. Metode Penelitian ……… 18

D. Definisi Operasional ……… 22

E. Instrumen Penelitian ……… 22

F. Teknik Pengumpulan Data ……… 24

G. Analisis Data ……… 24

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Umum Lokasi dan Tempat Penelitian ……… 27

B. Deskripsi Hasil Penelitian dan Perbaikan Pembelajaran ……… 34

C. Pembahasan Hasil Penelitian ……….. 45

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan ……… 48

B. Rekomendasi ……… 48 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP


(6)

ABSTRAK

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK MELALUI MEDIA PUZZLE

(Penelitian Tindakan Kelas pada PAUD AL-BAROKAH Desa Mekarjaya, Kecamatan Bungbulang Kabupaten Garut)

Nuraeni 1009393

Latar belakang dalam penelitian ini adalah perkembangan kemampuan berbicara anak di PAUD AL-BAROKAH Kecamatan Bungbulang Kabupaten Garut belum berkembang. Oleh karena itudiperlukan suatu media yang dapat mengembangkankemampuan berbicara pada anakPAUD tersebut. Solusi yang diambil untuk mengatasi permasalahannya dapat diupayakan dengan menggunakan media yang tepat yaitu melalui penerapan media puzzle. Media puzzle merupakan kepingan-kepingan gambar yang tersusun.

Tujuan dari penelitian ini adalah melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan media puzzle untuk meningkatkan kemampuan berbicara pada anak PAUD AL-BAROKAH. Jenis penelitian yang digunakan yaitu Penelitian Tindakan Kelas dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi yang dilakukan secara bersiklus. Subyek penelitian ini yaitu anak PAUD AL-BAROKAH Kecamatan Bungbulang Kabupaten Garut yang berjumlah 15 anak terdiri dari 6 anak laki-laki dan 9 anak perempuan.

Hasil penelitian yang diperoleh tentang kemampuan berbicara anak menunjukan perkembangan yang sangat baik. Hal ini terlihat dari data peningkatan setiap siklus setelah melakukan pembelajaran menggunakan media puzzle. Pada siklus 1 adalah anak Belum Berkembang (BB) 48 %, anak Mulai Berkembang (MB) 40 %, anak Berkembang Sesuai Harapan(BSH) 12 %, dan anak Berkembang Sangat Baik (BSB) 0 %. Pada tindakan siklus II kemampuan anak menunjukan sudah tidak ada yang Belum Berkembang (BB) dan anak Mulai Berkembang (MB) , anak Berkembang Sesuai Harapan 80 %, dan anak Berkembang Sangat Baik (BSB) 20 %.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat direkomendasikan bahwa media puzzle dapat digunakan sebagai media pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan kemampuan berbicara pada anak PAUD.

.


(7)

Nuraeni, 2014

Meningkatkan kemampuan berbicara melalui Penggunaan media puzzle Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

EFFORTS TO IMPROVE THE ABILITY TO SPEAK THROUGH CHILD MEDIA PUZZLE

(Classroom Action Research on early childhood AL-BAROKAH Mekarjaya village, Garut District of Bungbulang)

By : Nuraeni, NIM 1009393 ABSTRACT

Background in this research is development ability talk child in PAUD AL- BAROKAH Subdistrict Bungbulang Regency Garut underdeveloped. Therefore needed something media that can develop ability talk in PAUD child. Solution taken to overcome the problem can laboured by using media that is appropriate namely through puzzle implementation media. Puzzle media is picture chip chip structured.

Purpose from this research is perform learning by using puzzle media to improve ability talk in PAUD AL- BAROKAH child. Type research used namely Penelitian Tindakan Kelas start from planning, implementation, observation, and reflection conducted by cycle. Subyek this research namely PAUD AL- BAROKAH Subdistrict Bungbulang Regency Garut child that total 15 child consisting of 6 boy and 9 girl.

Result research obtained about ability talk child shows development that is excellent. This thing seen from data increase every cycle having taken steps learning use puzzle media. In cycle 1 is Belum Berkembang (BB) child 48 %, Mulai Berkembang (MBs) child 40 %, Berkembang Sesuai Harapan(BSH) child 12 %, and Berkembang Sangat Baik (BSB) child 0 %. In II action cycle ability child shows already nothing that Belum Berkembang (BB) and Mulai Berkembang (MBs) child, Berkembang Sesuai Harapan child 80 %, and Berkembang Sangat Baik (BSB) child 20 %.

Based on result research can be recommended that puzzle media serve the purpose of instructional media that is effective to improve ability talk in PAUD child. Keyword : Ability Talk, Media puzzle


(8)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Berbicara merupakan salah satu aspek dari keterampilan berbahasa yang sangat diperlukan bagi perkembangan bahasa anak. Perkembangan bahasa merupakan kemampuan khas manusia yang paling kompleks dan mengagumkan. Anak-anak memasuki awal sekolah sudah mampu berbicara untuk mengekspresikan kebutuhannya, bertanya, dan untuk belajar tentang dunia yang akan mereka kembangkan. Namun demikian, mereka belum mampu untuk memahami dan memproduksi kalimat-kalimat kompleks dan belum memahami variasi penggunaan bahasa yang didasarkan pada situasi yang berbeda.

Anak yang memiliki kemampuan berbicara telah menunjukkan kematangan dan kesiapan dalam belajar, karena dengan berbicara anak akan mengungkapkan keinginan, minat, perasaan, dan menyampaikan isi hati secara lisan kepada orang lain.

Sebagaimana yang diungkapkan oleh suhendar (1992 : 16 ) : “Berbicara sebagai

proses komunikasi, proses perubahan wujud ujaran atau bunyi bahasa yang bermakna, yang disampaikan kepada orang lain. Berbicara merupakan suatu peristiwa penyampaian maksud (ide, pikiran, perasaan) seseorang kepada orang lain dengan menggunakan bahasa lisan (ujaran) sehingga maksud tersebut dapat dipahami orang

lain“.

Begitu banyak peranan berbicara pada aspek perkembangan anak, selain berperan pada kemampuan individunya, anak yang memiliki kemampuan berbicara ini pun berpengaruh pada penyesuaian diri dengan lingkungan sebaya, agar dapat diterima sebagai anggota kelompok. Kemampuan berbicara anak juga akan berdampak pada kecerdasan. Biasanya anak yang memiliki kecerdasan yang tinggi akan belajar berbicara dengan mudah, cepat memahami pembicaraan orang lain dan mempunyai kosa kata yang lebih banyak. Namun kemampuan untuk menguasai keterampilan berbicara ini tidak akan tumbuh dengan sendirinya, tetapi harus melalui


(9)

2

Nuraeni, 2014

Meningkatkan kemampuan berbicara melalui Penggunaan media puzzle Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

proses pembelajaran dan stimulus dari lingkungan terdekat anak.Setelah memasuki Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), peran teman sebaya sangat berperan membantu perkembangan bahasa anak. Melalui interaksi dalam kegiatan belajar maupun bermain, anak secara tidak langsung belajar untuk mengembangkan kemampuan berbicaranya.

Perkembangan merupakan suatu perubahan yang berlangsung seumur hidup dengan bertambahnya struktur dan fungsi dan perkembangan tubuh yang lebih kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa serta sosialisasi dan kemandirian. Ciri-ciri pertumbuhan dan perkembangan anak antara lain, menimbulkan perubahan, berkolerasi dengan pertumbuhan, memiliki tahap yang berurutan dan mempunyai pola yang tetap. Perkembangan berbicara merupakan suatu proses yang menggunakan bahasa ekspresif dalam membentuk arti. Perkembangan berbicara pada awal dari anak yaitu menggumam maupun membeo. Menurut pendapat Dyson bahwa perkembangan berbicara terkadang individu dapat menyesuaikan dengan keinginannya sendiri, hal ini tidak sama dengan menulis. Menurut Vygotsky menjelaskan ada 3 tahap perkembagan bicara pada anak yang berhubungan erat dengan perkembangan berfikir anak yaitu : (1) Tahap eksternal, yaitu terjadi ketika anak berbicara secara eksternal dimana sumber berfikir berasal dari luar diri anak yang memberikan pengarahan, informasi dan melakukan suatu tanggung jawab dengan anak. (2) Tahap egosentris, yaitu dimana anak berbicara sesuai dengan jalan fikirannya dan dari pola bicara orang dewasa. (3) Tahap internal, yaitu dimana dalam proses berfikir anak telah memiliki suatu penghayatan kemampuan berbicara sepenuhnya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi anak berbicara awal masa anak-anak terkenal sebagai masa tukang ngobrol, karena sering kali anak dapat berbicara dengan mudah tidak terputus-putus bicaranya. Adapun faktor-faktor yang terpenting didalam anak berbicara yaitu : (1) Intelegensi, yaitu semakin cerdas (pintar) anak, semakin cepat anak menguasai keterampilan berbicara. (2) Jenis disiplin, yaitu anak-anak yang cenderung dibesarkan dengan cara disiplin lebih banyak bicaranya ketimbang pada


(10)

suatu kekeasan. (3) Posisi urutan, yaitu anak sulung cenderung/didorong orang tua untuk banyak berbicara daripada adiknya. (4) Besarnya keluarga. (5) Status sosial ekonomi. (6) Berbahasa dua. (7) Penggolongan peran seks.

Potensi anak berbicara didukung oleh beberapa hal : (1) Kematangan alat berbicara. Kemampuan berbicara juga tergantung pada kematangan alat-alat berbicara. Misalnya tenggorokan, langit-langit, lebar rongga mulut dan lain-lain dapat mempengaruhi kematangan berbicara. Alat-alat tersebut baru dapat berfungsi dengan baik setelah dapat membentuk atau memproduksi suatu kata dengan baik sebagai permulaan berbicara. (2) Kesiapan berbicara. Kesiapan mental anak sangat bergantung pada pertumbuhan dan kematangan otak. Kesiapan dimaksud biasanya dimulai sejak anak berusia antara 12 -18 bulan, yang disebut teachable moment dari perkembangan bicara. Pada saat inilah anak betul-betul sudah siap untuk belajar, bicara yang sesungguhnya. Apabila tidak ada gangguan anak akan segera dapat berbicara sekalipun belum jelas maksudnya. (3) Adanya model yang baik yang dicontoh oleh anak. Anak dapat membutuhkan suatu model tertentu agar dapat melapalkan kata dengan tepat untuk dapat dikombinasikan dengna kata lain sehingga menjadi suatu kalimat yang berarti. Model tersebut dapat diperoleh dari orang lain, misalnya orang tua atau saudara, dari radio yang sering didengarkan atau dari TV, atau aktor film yang bicaranya jelas dan berarti. Anak akan mengalami kesulitan apabila tidak pernah memperoleh model sebagaimana disebutkan di atas. Dengan sendirinya potensi anak tidak dapat berkembang sebagaimana mestinya. (4) Kesempatan berlatih. Apabila anak kurang mendapatkan latihan keterampilan berbicara akan timbul prustasi dan bahkan sering kali marah yang tidak dimengerti penyebabnya oleh orang tua atau lingkungannya : Pada gilirannya anak kurang

memperoleh motivasi untuk belajar berbicara yang pada umunya disebut “Anak ini

lamban” bicaranya. (5) Motivasi untuk belajar dan berlatih memberikan motivasi dan melatih anak untuk berbicara sangat penting bagi anak karena untuk memenuhi kebutuhannya untuk memanfaatkan potensi anak. Orang tua hendaknya selalu berusaha agar motivasi anak untuk berbicara jangan terganggu atau tidak


(11)

4

Nuraeni, 2014

Meningkatkan kemampuan berbicara melalui Penggunaan media puzzle Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mendapatkan pengarahan. (6) Bimbingan. Bimbingan bagi anak sangat penting untuk mengembangkan potensinya oleh karena itu hendaknya orang tua suka memberikan contoh atau model bagi anak, berbicara dengan pelan yang mudah diikuti oleh anak dan orang tua siap memberikan kritik atau membetulkan apabila dalam berbicara anak berbuat suatu kesalahan. Bimbingan tersebut sebaiknya selalu dilakukan secara terus menerus dan konsisten sehingga anak tidak mengalami kesulitan apabila berbicara dengan orang lain.

Berdasarkan hasil observasi di PAUD Al- Barokah rendahnya kemampuan berbicara anak terlihat dari kemampuan anak yang sulit berkomunikasi dengan bahasa lisan, sulit mengemukakan pendapat dengan sederhana, sulit memberi informasi, sulit menjawab pertanyaan, malu untuk bertanya, sulit untuk menceritakan pengalaman yang sederhana, dan kemampuan kosa kata pun masih terbatas.

Pendidik atau guru seyogyanya memfasilitasi dengan cara menggunakan model kegiatan yang dapat merangsang minat anak untuk berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran. Pendidik atau guru mengidentifikasi dan mengeksplorasi sumber belajar untuk dijadikan media bagi peningkatan keterampilan berbicara anak, dan menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, karena guru yang kreatif akan senantiasa mencari pendekatan baru dalam memecahkan masalah, tidak terpaku pada media atau sumber belajar yang monoton, melainkan memilih media pembelajaran yang menarik, bermakna dan menyenangkan sesuai dengan kebutuhan anak.

Berkaitan dengan media pembelajaran untuk meningkatkan keterampilan berbahasa anak, Isah Suryani (2004 : 99) memaparkan bahwa kemampuan guru dalam mendekatkan mereka pada bahasa yaitu kemampuan guru dalam mencari cara atau media komunikasi yang sesuai dengan karakteristik anak. Biasanya, cara yang dapat diterima anak, yaitu cara-cara yang paling menyenangkan bagi anak, alamiah, dan tidak banyak intervensi rang dewasa. Dengan cara-cara tersebut disamping pembelajaran yang tampak alamiah dan merangsang minat anak, juga keterlibatan anak dalam pembelajaran bahasa semakin tinggi. Demikian pula, menurut Suhartono ( 2005 : 143 ), kegiatan pengembangan berbicara anak pada umumnya dilakukan


(12)

dalam bentuk interaksi belajar mengajar. Kegiatan itu dapat berjalan dengan baik jika didukung oleh adanya media atau sarana prasarana.

Media pembelajaran berfungsi sebagai alat yang menarik perhatian dan untuk menumbuhkan minat anak berperan serta dalam proses pembelajaran dan media pembelajaran juga berfungsi sebagai alat untuk menghindari verbalisme. Salah satu media pembelajaran yang digunakan pada penelitian ini adalah menggunakan media puzzle. Puzzle merupakan media yang sangat akrab dengan dunia bermain anak yang membutuhkan kesabaran dan ketekunan anak dalam merangkainya. Dengan terbiasa bermain puzzle, lambat laun mental anak juga akan terbiasa untuk bersikap tenang, tekun dan sabar dalam menyelesaikan sesuatu. Kepuasan yang didapat saat anak menyelesaikan puzzle pun merupakan salah satu pembangkit motivasi untuk mencoba hal-hal yang baru baginya. Menurut Gallahue ( Cahaya, S.I : 2007 ), bermain adalah suatu aktivitas langsung dan spontan dimana seorang anak menggunakan orang lain atau benda-benda disekitarnya dengan senang, sukarela, dan dengan imajinatif, menggunakan perasaannya, tangannya, atau seluruh anggota tubuhnya. Dengan melalui penggunaan media puzzle secara tidak langsung anak akan belajar mengenai keterampilan berbicara tanpa disadari.Dengan melalui permainan puzzle diharapkan anak akan lebih tertarik denganmencoba menggunakan dan senang memainkannya secara langsung dengan tangannya sambil berfikir.

Oleh Karena itu penelitian ini memfokuskan pada judul “MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA PUZZLE PADA PAUD AL- BAROKAH “.

B. Identifikasi Masalah Penelitian

Permasalahan dalam penelitian ini adalah masih belum berkembangnya kemampuan anak dalam berbicara, penggunaan metode yang masih terbatas. Maka dalam penelitian ini akan dikaji tentang bagaimanakah kondisi obyektif kemampuan berbicara pada PAUD AL-Barokah sebelum penggunaan media puzzle. Bagaimanakah implementasi penggunaan media puzzle dalam meningkatkan


(13)

6

Nuraeni, 2014

Meningkatkan kemampuan berbicara melalui Penggunaan media puzzle Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kemampusn berbicara pada PAUD AL– Barokah. Bagaimanakah kemsmpuan berbicara anak PAUD AL- Barokah setelah melalui penggunaan media puzzle.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah, maka dalam penelitian ini dapat dirumuskan masalah yaitu : Bagaimana meningkatkan kemampuan berbicara anak PAUD setelah menggunakan media puzzle di PAUD Al- Barokah.

Secara khusus dapat dipaparkan dalam bentuk pertanyaan di bawah ini:

1. Bagaimana kondisi obyektif kemampuan berbicara padaanak kelas B PAUD Al- Barokah sebelum penggunaan media puzzle ?

2. Bagaimana implementasi penggunaan media puzzle dalam meningkatkan kemampuan berbicara pada PAUD Al- Barokah ?

3. Bagaimana kemampuan berbicara anak pada PAUD Al- Barokah setelah melalui penggunaan media puzzle ?

D. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui bagaimana kemampuan berbicara pada anak kelas B sebelum penggunaan media puzzle.

2. Untuk mengetahui bagaimana implementasi penggunaan media puzzle dalam meningkatkan kemampuan berbicara pada PAUD Al- Barokah.

3. Untuk mengetahui kemampuan berbicara anak usia dini setelah menggunakan media puzzle.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi semua pihak, seperti guru, lembaga pendidikan, orang tua dan bagi peneliti selanjutnya. Untuk lebih spesifik penelitian ini mempunyai manfaat sebagai berikut :


(14)

Guru akan lebih mudah mengajarkan kemampuan berbicara anak, karena memakai media yang menarik, menyenangkan, dan bermakna bagi anak sehingga anak banyak terlibat dalam kegiatan aktivitas berbicara.

b. Bagi Lembaga Pendidikan

Hasil Penelitian diharapkan menjadi sumbangsih kepada seluruh lembaga pendidikan pada umumnya, dan khususnya bagi PAUD Al- Barokah dalam meningkatkan kualitas belajar, terutama kemampuan berbicara anak usia dini. c. Bagi Orang Tua

Penelitian ini diharapkan menjadi alternatif dalam meningkatkan kemampuan berbicara sebagai bahan bacaan dan pengetahuan yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

d. Bagi Peneliti Selanjutnya

Dapat dijadikan sebagai acuan untuk kajian pendidikan selanjutnya dan menjadi inspirasi serta motivasi bagi kemajuan pengembangan pendidikan anak usia dini.

F. Struktur Organisasi Skripsi 1. BAB I yang berisi tentang :

a. Latar Belakang Penelitian b. Identifikasi Masalah Penelitian c. Rumusan Masalah Penelitian d. Tujuan Penelitian

e. Manfaat Penelitian/Signifikasi Penelitian f. Struktur Organisasi Skripsi

2. BAB II KAJIAN PUSTAKA berisi tentang teori hasil penelitian yang telah dilakukan atau diteliti oleh orang lain sebelumnya.

3. BAB III METODE PENELITIAN berisi tentang : a. Lokasi dan Subyek Penelitian

b. Desain Penelitian c. Metode Penelitian


(15)

8

Nuraeni, 2014

Meningkatkan kemampuan berbicara melalui Penggunaan media puzzle Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

d. Definisi Operasional e. Instrumen Penelitian

f. Prosen Pengembangan Penelitian g. Teknik Pengumpulan Data h. Analisa Data

4. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN berisi tentang :

a. Deskripsi Data Awal Penelitian b. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian c. Deskripsi Hasil Penelitian

1) Hasil Penelitian Siklus 1 2) Hasil Penelitian Siklus 2 d. Pembahasan

5. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN berisi tentang :

a. Kesimpulan : berisi pemaknaan terhadap hasil analisis temuan penelitian.

b. Saran : terutama ditujukan bagi pembuat kebijakan, pengguna hasil penelitian, dan bagi peneliti berikutnya.

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP


(16)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subyek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di PAUD AL-Barokah Bungbulang yang berlokasi di Desa Mekarjaya Kecamatan Bungbulang. Adapun yang menjadi subjek dalam penelitian ini yaitu berjumlah 15 orang anak, terdiri dari perempuan 9 orang, laki-laki 6 orang.

B. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode dan desain penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas mempunyai empat langkah penelitian yang harus dilakukan secara sistematis. Ke empat langkah tersebut merupakan desain dari penelitian tindakan kelas. Namun karena penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan maka tindakan tidak dilakukan hanya dengan satu kali tindakan saja, karena apabila penelitian hanya dilakukan satu kali tindakan saja perubahan pada subjek penelitian tidak akan nampak, oleh karena itu, jika sudah sampai pada langkah ke empat, kemudian kembali lagi pada langkah pertama dan seterusnya sampai ada perubahan atau peningkatan keterampilan berbicara anak di PAUD Al-Barokah. Keempat langkah tersebut merupakan satu putaran yang berarti satu siklus.


(17)

18

Nuraeni, 2014

Meningkatkan kemampuan berbicara melalui Penggunaan media puzzle Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Adapun desain penelitian tindakan kelas yang dilakukan, diadaptasi dari model Kemmis dan Mc Taggart (Arikunto, 2010: 137) yang menyebutkan empat langkah (dan pengulangannya), yang disajikan dalam bagan berikut ini;

SIKLUS PENELITIAN TINDAKAN

Gambar 3.1

Siklus Kemmis dan Mc Taggart (Arikunto, 2010:137)

C. Metode Penelitian

Perencanaan

Pelaksanaan

Perencanaan

Pelaksanaan Refleksi Siklus II

Pengamatan

dst Refleksi

Pengamatan Siklus I


(18)

Penelitian ini dilakukan atas dasar permasalahan yang timbul dilapangan yaitu terlambatnya berbicara pada anak di PAUD Al-Barokah. Pelaksanaan penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berbicara anak melalui media puzzle di PAUD Al-Barokah yang dilakukan oleh guru yang merupakan suatu bentuk upaya dalam meningkatkan kemampuan berbicara pada anak melalui media puzzle, sehingga diharapkan dapat meningkatkan berbicara anak menjadi lebih baik.

Metode penelitian yang digunakan yaitu penelitian tindakan kelas (PTK) Menurut pengertiannya, penelitian tindakan adalah penelitian tentang hal-hal yang terjadi di masyarakat atau kelompok sasaran dan hasilnya lansung dapat dikenakan pada masyarakat yang bersangkutan (Arikunto, 2010:129). Sedangkan menurut Harjodipuro Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah suatu pendekatan yang memperbaiki pendidikan melalui perubahan, dengan mendorong para guru untuk memikirkan praktek mengajarnya sendiri agar kritis terhadap praktek tersebut dan agar mau mengubahnya. Karakteristik penelitian tindakan kelas yaitu bahwa masalah yang diangkat sehari yang dihadapi oleh guru dikelas (Muslihuddin, 2009:7).

Adapun karakteristik penelitian tindakan kelas (PTK) menurut Muslihuddin (2009:13-14) yaitu: 1) didasarkan pada masalah yang dihadapi guru dalam instruksional; 2) adanya kolaborasi dalam pelaksanaanya, 3) peneliti sekaligus sebagai praktisi yang melakukan refleksi; 4) bertujuan memperbaiki atau meningkatkan kualitas praktek instruksional; 5) dilaksanakan dalam rangkaian langkah dengan beberapa siklus.

Penelitian tindakan kelas ini akan dilaksanakan dalam dua siklus, dan prosedur penelitian tindakan kelas untuk memperoleh data tentang proses dan hasil yang dicapai pada penelitian ini. Adapun prosedur PTK menurut Muslihuddin (2009: 50) yaitu penelitian tindakan kelas secara berurutan dimulai dengan perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Kemudian dilanjutkan dengan tahap kedua yang diawali dengan revisi rencana, tindakan, observasi, refleksi. Tahapan terus berulang sampai intervensi yang dilakukan dianggap berhasil atau menunjukan terjadinya


(19)

20

Nuraeni, 2014

Meningkatkan kemampuan berbicara melalui Penggunaan media puzzle Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

perubahan prilaku.Tahapan prosedur penelitian tindakan kelas dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Identifikasi Masalah

Pada tahap ini, peneliti terlebih dahulu mengidentifikasi permasalahan mengenai peningkatan berbicara yang timbul pada anak di PAUD Al-Barokah. Teknik yang digunakan yaitu observasi langsung di PAUD Al-Barokah. Adapun yang menjadi target observasi yaitu mengenai penggunaan media puzzle untuk meningkatkan kemampuan berbicara anak usia dini yang dilakukan ditempat penelitian. Berdasarkan hasil observasi tersebut maka ditemukan permasalahan pada anak mengenai kemampuan berbicara.

2. Perumusan Rencana Tindakan

Pada tahap ini peneliti merancang kegiatan yang akan dilakukan dalam rangka meningkatkan kemampuan berbicara anak di PAUD Al-Barokah agar menjadi lebih baik dan meningkat dari sebelumnya. Adapun hal-hal yang perlu direncanakan dalam menyusun rancangan antara lain:

a. Menetapkan permasalahan secara fokus pada penggunaan Puzzle untuk meningkatkan kemampuan berbicara pada anak, kemudian memutuskan media puzzlesebagai alat yang dapat menstimulasi dan meningkatkan penguasaan keterampilan berbicara pada anak.

b. Menetapkan indikator-indikator sebagai program pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan berbicara.

c. Membuat rancangan tindakan dengan menentukan perlakuan yang akan diberikan dalam proses pembelajaran media puzzle.

3. Pengembangan Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini dibuat berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan sebelumnya kemudian peneliti berdiskusi dengan guru sebagai bentuk kolaborasi untuk membahas permasalahan yang dihadapi guru dalam pembelajaran meningkatkan kemampuan berbicara.


(20)

Pelaksanaan tindakan merupakan implementasi dari isi rancangan yang telah disusun pada saat sebelumnya. Proses pelaksanaan tindakan pembelajaran penggunaan puzzle untuk meningkatkan kemampuan berbicara anak usia dini di PAUD Al-Barokah dilaksanakan setelah peneliti mengetahui fokus permasalahan. Peneliti dan guru melaksanakan pembelajaran dengan memberikan tindakan melalui media puzzle.Pelaksanan tindakan ini berguna meningkatkan kemmapuan berbicara pada anak usia dini di PAUD Al-Barokah melalui penggunaan media puzzleyang dilakukan dalam siklus hingga hasil yang diharapkan dapat tercapai.

Masing masing siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi, kemudian diikuti dengan adanya perencanaan ulang atau revisi terhadap pelaksanaan siklus sebelumnya untuk melanjutkan ke siklus berikutnya. Setiap siklus dikatakan berhasil apabila ada perkembangan berbicara terhadap anak PAUD Al-Barokah.. Adapun penjelasan lebih lanjut mengenai rencana pelaksanaan tindakan pada setiap siklus antara lain:

a. Perencanaan

Pada tahap perencanaan peneliti bersama guru merancang kegiatan yang akan dilakukan dengan membuat skenario pembelajaran, materi pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan berbicara pada anak usia dini di PAUD Al-Barokah, dan melaksanakan stimulasi pembelajaran dengan menggunakan media puzzle.

b. Pelaksanaan

Pada tahap ini penelitian dilakukan sesuai dengan rencana yang sudah dirancang sebelumnya. Guru memberikan pembelajaran dengan menggunakan media puzzle yang sudah dirancang sesuai dengan materi yang akan disampaikan pada saat pembelajaran berlangsung. Penggunaan media puzzledigunakan untuk meningkatkan kemampuan berbicara pada anak usia dini di PAUD Al-Barokah.

c. Pengamatan

Pada tahap ini ketika tindakan penelitian berlangsung, peneliti hendaknya juga melakukan pengamatan terhadap apa yang terjadi secara cermat. Menyiapkan instrumen penelitian untuk guru dan anak merupakan salah satu teknik persiapan


(21)

22

Nuraeni, 2014

Meningkatkan kemampuan berbicara melalui Penggunaan media puzzle Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

untuk berlangsungnya proses pengamatan. Peneliti mengamati segala proses dalam aktivitas pembelajaran penggunaan media puzzle untuk meningkatkan kemampuan berbicara pada anak usia dinidi PAUD Al-Barokah. Pengamatan tersebut menggunakan instrumen yang sudah disiapkan dan dilakukan secara continue mulai dari siklus I sampai siklus yang diharapkan dapatnya tercapai tujuan.

d. Refleksi

Refleksi merupakan suatu rujukan yang digunakan untuk mengkaji apa yang telah dilakukan, apa yang belum dilakukan atau apa yang sudah tuntas dan apa yang belum tuntas dari apa yang sudah direncanakan. Refleksi dilakukan pada setiap siklus dimulai dari siklus I sampai pada siklus yang menunjukan bahwa tujuan yang diharapkan telah tercapai. Adanya refleksi membantu peneliti untuk memaksimalkan tindakan dalam rangka meningkatkan kemampuan berbicara menggunakan media puzzle.

D. Definisi Operasional

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu penggunaan media puzzle untuk meningkatkan kemampuan berbicara. Adapun penjelasannya sebagai berikut:

a. Penggunaan media puzzle

Penggunaan media puzzle yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu media yang menyebutkan nama benda dalam gambar berupa hewan, tumbuhan, buah-buahan dan benda.

b. Meningkatkan kemampuan berbicara

Berbicara bukanlah sekedar pengucapan kata atau bunyi tetapi merupakan suatu alat untuk mengekspresikan, menyatakan, menyampaikan atau mengkomunikasikan pikiran, ide maupun perasaan. Meningkatkan kemampuan berbicara yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu dengan cara mengulang kalimat, menyebutkan nama benda dalam gambar dan menyusun kalimat sederhana.


(22)

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya (Arikunto, 2007:101). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pedoman observasi dengan memberikan ceklis dan dokumentasi. Adapun prosedur pengembangan instrumen yang dilakukan dalam penelitian ini antara lain sebagai berikut (Margono, 2002: 157):

1. Menganalisis Variabel Penelitian

Langkah pertama, variabel dikaji terlebih dahulu oleh peneliti menjadi sub variabel/dimensi, indikator sehingga apa yang diteliti dapat diukur dan terlihat hasilnya. Pembuatan indikator, dalam hal ini indikator penggunaan media puzzle untuk meningkatkan kemampuan berbicara pada anak usia dini.

2. Menetapkan Jenis Instrumen

Langkah kedua, peneliti menetapkan jenis instrumen penelitian yang akan digunakan untuk mengukur variabel, sub variabel atau indikator yang telah ditentukan sebelumnya berdasarkan teori. Dalam penelitian ini akan menggunakan jenis instrumen berupa pedoman observasi dalam bentuk checklist dan pedoman dokumentasi berupa catatan lapangan dan foto untuk dokumentasi pelaksanaan penggunaan media puzzleuntuk meningkatkan kemampuan berbicara pada anak usia dini

3. Menyusun Kisi-kisi Instrumen

Langkah ketiga, menetapkan jenis instrument. kemudian peneliti menyusun kisi-kisi instrumen yang berisi terkait variabel, sub variabel, indikator, teknik pengumpulan data dan sumber data. Adapun kisi-kisi instrumen dalam penelitian ini sebagai berikut:


(23)

24

Nuraeni, 2014

Meningkatkan kemampuan berbicara melalui Penggunaan media puzzle Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Langkah keempat peneliti membuat instrument penelitian dengan berdasarkan pada kisi-kisi yang telah disusun pada langkah sebelumnya. Jenis instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman observasi dalam bentuk checklist.

a. Judgement Instrumen

Langkah kelima peneliti mendiskusikan dan mengkonsultasikan instrumen yang telah dibuat kepada dua dosen yang ahli di bidang pendidikan anak usia dini.

Judgment instrumen ini dilakukan u ntuk memperbaiki instrument apabila terdapat

kesalahan dalam pembuatannya, misalnya dengan membuang instrumen yang tidak perlu, mengganti indikator, perbaikan isi atau redaksi dan lain sebagainya.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara yang diperlukan dalam mendokumentasikan data. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :

a. Observasi

Observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung (Sukmadinata, 2010:220).

Observasi ini dilakukan oleh peneliti sebelum, pada saat dan sesudah diterapkannya penggunaan media puzzle untuk meningkatkan kemampuan berbicara pada anak usia dini.

b. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi diperlukan untuk memberikan gambaran yang detail mengenai pokok penelitian berupa proses dan hasil yang dicapai dari penggunaan media puzzleuntuk meningkatakan kemampuan berbicara pada anak usia dini di PAUD Al-Barokah dengan menggunakan data-data fisik yang berbentuk audio, visual, berupa foto, rekaman suara, dan lain-lain.


(24)

G. Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu mengunakan teknik analisis interaktif yang dikembangkan oleh Miles dan Huberman (1984). Kunandar (Yuliasari, 2009:73) mengemukakan bahwa analisis interaktif terdiri dri tiga komponen kegiatan yang saling terkait satu sama lainnya. Tiga komponen tersebut yaitu:

1. Reduksi Data

Reduksi data merupakan proses dimana peneliti menyeleksi data dan merangkumnya sesuai dengan fokus masalah. Pada tahap ini peneliti memilih hal-hal pokok dan membuang data yang dianggap tidak perlu. Keseluruhan rangkuman data yang berupa hasil observasi mengenai penggunaan media puzzleuntuk meningkatkan kemampuan berbicara pada anak usia dini di PAUD Al-Barokah.

2. Mendeskipsikan Data/Display Data

Setelah reduksi data dilakukan, kemudian peneliti mendisplaykan data atau mendeskripsikan data baik dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya yang berbentuk teks bersifat naratif. Dengan mendisplaykan data maka akan memudahkan dalam memahami apa yang terjadi, kemudian merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut.

3. Penarikan Kesimpulan

Tahap selanjutnya yaitu penarikan kesimpulan tentang peningkatan atau perubahan yang terjadi, hal tersebut dilakukan secara bertahap mulai dari kesimpulan sementara yang ditarik pada akhir siklus satu kesimpulan yang sudah di revisi pada akhir siklus dua dan seterusnya dan kesimpulan terakhir pada siklus terakhir.


(25)

26

Nuraeni, 2014

Meningkatkan kemampuan berbicara melalui Penggunaan media puzzle Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA

PUZZLE PADA PAUD AL-BAROKAH

Nama : Usia : Kelompok : Hari / Tanggal :

Berilah tanda checklist (v) pada kolom tersebut sesuai dengan kemampuan yang ditunjukan oleh anak !

Variabel Indikator Pernyataan Tehnik Berbicara 1. Menyebutkan kalimat

yang lebih kompleks

1. Menyebutkan kelompok gambar puzzle yang mempunyai huruf awalan yang sama

2. Anak mampu membedakan kelompok gambar puzzle yang huruf akhirannya sama

Observasi

2. Menjawab pertanyaan yang lebih kompleks

1. Anak dapat menyebutkan nama-nama gambar puzzle

2. Anak dapat menyebutkan ciri-ciri gambar puzzle yang disusunnya

3. Anak mampu menceritakan tentang


(26)

binatang yang ada pada puzzle

4. Anak mampu menjawab pertanyaan (Berapa jumlah keping puzzle?)

Tabel 3.1 Instrumen Penelitian


(27)

50

Nuraeni, 2014

Meningkatkan kemampuan berbicara melalui Penggunaan media puzzle Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Kemampuaan anak dalam berbicara setelah menggunakan media puzzle di PAUD Al-Barokah khususnya kelompok B Tahun Ajaran 2013/2014 sebelum penelitian tindakan kelas ini dilakukan masih belum berkembang. Hal ini ditunjukkan oleh hasil observasi awal dimana kemampuan anak dalam berbicara masih belum berkembang sebanyak 48,3 %, sedangkan yang berkembang sesuai harapan hanya 2,5 % dan tidak ada anak yang berkembang sangat baik dalam kemampuan memahami manfaat dari media puzzle.

2. Penerapan pembelajaran berbicara menggunakan media puzzle dilaksanakan dalam dua siklus. Pada tindakan siklus pertama kemampuan memahami konsep dan manfaat berbicara menunjukan Belum Berkembang (BB) sebanyak 48 %, anak Mulai Berkembang (MB) sebanyak 40 %, anak Berkembang Sesuai Harapan (BSH) sebanyak 12 %, dan anak Berkembang Sangat Baik (BSH) 0%. Pada tindakan siklus kedua kemampuan anak menunjukkan sudah tidak ada anak yang Belum berkembang dan anak Mulai Berkembang (MB), anak Berkembang Sesuai Harapan (BSH) sebanyak 80 % dan Berkembang Sangat Baik (BSB) sebanyak 20 %.

3. Kemampuan berbicara anak setelah menggunakan media puzzle dengan peningkatan. Hasil siklus II menunjukkan bahwa sebagaian besar anak sudah mengalami kemajuan dalam perkembangannya yaitu sudah mencapai tingkat Berkem bang sesuai harapan.

B. REKOMENDASI

Berdasarkan hasil tindakan kelas yang telah dilakukan, penulis memberikan rekomendasi pada pihak-pihak terkait sebagai berikut :


(28)

1. Guru

a. Guru hendaknya menggunakan berbagai media yang menarik bagi anak dalam melakukan pembelajaran.

b. Guru hendaknya menggunakan media pembelajaran yang berbasis permainan sehingga anak akan tertarik mengikuti pembelajaran tersebut.

2. Sekolah

a. Sekolah hendaknya memberikan kesempatan pada guru untuk menggunakan berbagai media dalam pembelajaran yang dilaksanakan.

b. Sekolah menyediakan fasilitas yang dapat mendukung proses pembelajaran. 3. Penelitian selanjutnya

Hendaknya melakukan penelitian lebih lanjut terhadap hasil penelitian yang telah dilakukan ini terutam pada aspek-aspek yang belum diungkap seperti aspek bahasa, kognitif dan motorik dari perkembangan anak.

Empat tahap kegiatan yang dilakukan selama proses pembelajaran yang berlangsung selama 150 menit.

a) Kegiatan awal ( 30 menit )

Berbaris, masuk kelas lalu berdoa, berbagi cerita b) Kegiatan Inti ( 60 menit )

Melakukan berbagai kegiatan sesuai dengan RKH yang telah disusun c) Istirahat ( 30 menit )

Makan, Berdoa sebelum dan sesudah makan, bermain APE Luar d) Kegiatan Akhir ( 30 menit )

Evaluasi kegiatan satu hari dengan tanya jawab


(29)

Nuraeni, 2014

Meningkatkan kemampuan berbicara melalui Penggunaan media puzzle Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, Azhar. (2013). Media Pembelajaran. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada. Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.Jakarta: PT.

Rineka Cipta.

Decaprio, Richard. (2013). Aplikasi Teori Pembelajaran Motorik Di Sekolah. Yogyakarta : Diva Press.

Mulyasa, H.E. (2012) . Manajemen PAUD. Bandung: PT Remaja Pasda Karya. Permen 58. (2009). Panduan Layanan Standar Pendidikan Anak Usia Dini. Balik

Papan: Bina Dharma Putra.

Susilana, Rudi dkk. (2007). Media Pembelajaran. Bandung: Wacana Prima.

Tarigan, H.G. (1979).Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.Bandung: Angkasa.


(1)

G. Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu mengunakan teknik analisis interaktif yang dikembangkan oleh Miles dan Huberman (1984). Kunandar (Yuliasari, 2009:73) mengemukakan bahwa analisis interaktif terdiri dri tiga komponen kegiatan yang saling terkait satu sama lainnya. Tiga komponen tersebut yaitu:

1. Reduksi Data

Reduksi data merupakan proses dimana peneliti menyeleksi data dan merangkumnya sesuai dengan fokus masalah. Pada tahap ini peneliti memilih hal-hal pokok dan membuang data yang dianggap tidak perlu. Keseluruhan rangkuman data yang berupa hasil observasi mengenai penggunaan media puzzleuntuk meningkatkan kemampuan berbicara pada anak usia dini di PAUD Al-Barokah.

2. Mendeskipsikan Data/Display Data

Setelah reduksi data dilakukan, kemudian peneliti mendisplaykan data atau mendeskripsikan data baik dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya yang berbentuk teks bersifat naratif. Dengan mendisplaykan data maka akan memudahkan dalam memahami apa yang terjadi, kemudian merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut.

3. Penarikan Kesimpulan

Tahap selanjutnya yaitu penarikan kesimpulan tentang peningkatan atau perubahan yang terjadi, hal tersebut dilakukan secara bertahap mulai dari kesimpulan sementara yang ditarik pada akhir siklus satu kesimpulan yang sudah di revisi pada akhir siklus dua dan seterusnya dan kesimpulan terakhir pada siklus terakhir.


(2)

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA PUZZLE PADA PAUD AL-BAROKAH

Nama :

Usia :

Kelompok :

Hari / Tanggal :

Berilah tanda checklist (v) pada kolom tersebut sesuai dengan kemampuan yang ditunjukan oleh anak !

Variabel Indikator Pernyataan Tehnik

Berbicara 1. Menyebutkan kalimat

yang lebih kompleks

1. Menyebutkan kelompok

gambar puzzle yang

mempunyai huruf awalan yang sama

2. Anak mampu

membedakan kelompok

gambar puzzle yang huruf akhirannya sama

Observasi

2. Menjawab pertanyaan yang lebih kompleks

1. Anak dapat

menyebutkan nama-nama gambar puzzle

2. Anak dapat

menyebutkan ciri-ciri

gambar puzzle yang

disusunnya

3. Anak mampu


(3)

binatang yang ada pada puzzle

4. Anak mampu menjawab pertanyaan (Berapa jumlah keping puzzle?)

Tabel 3.1 Instrumen Penelitian


(4)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Kemampuaan anak dalam berbicara setelah menggunakan media puzzle di PAUD Al-Barokah khususnya kelompok B Tahun Ajaran 2013/2014 sebelum penelitian tindakan kelas ini dilakukan masih belum berkembang. Hal ini ditunjukkan oleh hasil observasi awal dimana kemampuan anak dalam berbicara masih belum berkembang sebanyak 48,3 %, sedangkan yang berkembang sesuai harapan hanya 2,5 % dan tidak ada anak yang berkembang sangat baik dalam kemampuan memahami manfaat dari media puzzle.

2. Penerapan pembelajaran berbicara menggunakan media puzzle dilaksanakan

dalam dua siklus. Pada tindakan siklus pertama kemampuan memahami konsep dan manfaat berbicara menunjukan Belum Berkembang (BB) sebanyak 48 %, anak Mulai Berkembang (MB) sebanyak 40 %, anak Berkembang Sesuai Harapan (BSH) sebanyak 12 %, dan anak Berkembang Sangat Baik (BSH) 0%. Pada tindakan siklus kedua kemampuan anak menunjukkan sudah tidak ada anak yang Belum berkembang dan anak Mulai Berkembang (MB), anak Berkembang Sesuai Harapan (BSH) sebanyak 80 % dan Berkembang Sangat Baik (BSB) sebanyak 20 %.

3. Kemampuan berbicara anak setelah menggunakan media puzzle dengan

peningkatan. Hasil siklus II menunjukkan bahwa sebagaian besar anak sudah mengalami kemajuan dalam perkembangannya yaitu sudah mencapai tingkat Berkem bang sesuai harapan.

B. REKOMENDASI


(5)

1. Guru

a. Guru hendaknya menggunakan berbagai media yang menarik bagi anak dalam

melakukan pembelajaran.

b. Guru hendaknya menggunakan media pembelajaran yang berbasis permainan

sehingga anak akan tertarik mengikuti pembelajaran tersebut.

2. Sekolah

a. Sekolah hendaknya memberikan kesempatan pada guru untuk menggunakan

berbagai media dalam pembelajaran yang dilaksanakan.

b. Sekolah menyediakan fasilitas yang dapat mendukung proses pembelajaran.

3. Penelitian selanjutnya

Hendaknya melakukan penelitian lebih lanjut terhadap hasil penelitian yang telah dilakukan ini terutam pada aspek-aspek yang belum diungkap seperti aspek bahasa, kognitif dan motorik dari perkembangan anak.

Empat tahap kegiatan yang dilakukan selama proses pembelajaran yang berlangsung selama 150 menit.

a) Kegiatan awal ( 30 menit )

Berbaris, masuk kelas lalu berdoa, berbagi cerita

b) Kegiatan Inti ( 60 menit )

Melakukan berbagai kegiatan sesuai dengan RKH yang telah disusun

c) Istirahat ( 30 menit )

Makan, Berdoa sebelum dan sesudah makan, bermain APE Luar

d) Kegiatan Akhir ( 30 menit )

Evaluasi kegiatan satu hari dengan tanya jawab


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, Azhar. (2013). Media Pembelajaran. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada. Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.Jakarta: PT.

Rineka Cipta.

Decaprio, Richard. (2013). Aplikasi Teori Pembelajaran Motorik Di Sekolah. Yogyakarta : Diva Press.

Mulyasa, H.E. (2012) . Manajemen PAUD. Bandung: PT Remaja Pasda Karya. Permen 58. (2009). Panduan Layanan Standar Pendidikan Anak Usia Dini. Balik

Papan: Bina Dharma Putra.

Susilana, Rudi dkk. (2007). Media Pembelajaran. Bandung: Wacana Prima.

Tarigan, H.G. (1979).Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.Bandung: Angkasa.