PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN EXELEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI SUHU DAN KALOR.
Saeful Nurdin, 2015
PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN EXELEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI SUHU DAN KALOR
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN
EXELEARNING UNTUK MENINGKATKAN
KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KETERAMPILAN
BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI SUHU DAN
KALOR
TESIS
diajukanuntukmemenuhisebagaisyaratuntukmemperolehgelar Magister PendidikanFisika
Oleh : Saeful Nurdin
NIM 1302505
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN FISIKA
SEKOLAH PASCASARJANA
(2)
Saeful Nurdin, 2015
PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN EXELEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI SUHU DAN KALOR
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2015
LEMBAR HAK CIPTA
PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN
EXELEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI
SUHU DAN KALOR
Oleh Saeful Nurdin
Universitas Pendidikan Indonesia 2015
sebuah tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Maister Pendidikan (M.Pd.) pada sekolah pasca sarjana
@Saeful Nurdin 2015 Universitas Pendidikan Indonesia
Oktober 2015
Hak Cipta dilindungi undang-undang,
Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,
(3)
Saeful Nurdin, 2015
PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN EXELEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI SUHU DAN KALOR
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
SAEFUL NURDIN
PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN
EXELEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI
SUHU DAN KALOR
disetujuidandisahkanolehpembimbing :
Pembimbing:
Dr. WAWAN SETIAWAN, M.Kom. NIP.196601011991031005
Mengetahui,
KetuaJurusan Program StudiPendidikanFisika SekolahPascaSajanaUniversitasPendidikan Indonesia
Dr. DADI RUSDIANA, M.Si. NIP.196810151994031021
(4)
Saeful Nurdin, 2015
PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN EXELEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI SUHU DAN KALOR
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
SAEFUL NURDIN
PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN
EXELEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI
SUHU DAN KALOR
disetujuidandisahkanolehpembimbingdanPenguji:
Pembimbing:
Dr. WawanSetiawan, M.Kom. NIP.196601011991031005
Penguji:
Penguji I Penguji II Penguji III
Dr. Didi T. Chandra, M.Si NIP:195910131984031001
Dr. Enjang A. Juanda, M.T.,M.Kom. NIP: 195508261981011001
Dr. Andi Suhandi, M.Si NIP:196908171994031003 Mengetahui,
KetuaJurusan Program StudiPendidikanFisika SekolahPascaSajanaUniversitasPendidikan Indonesia
(5)
Saeful Nurdin, 2015
PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN EXELEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI SUHU DAN KALOR
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
(6)
Saeful Nurdin, 2015
PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN EXELEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI SUHU DAN KALOR
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN EXELEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA
PADA MATERI SUHU DAN KALOR
SaefulNurdin NIM : 1302505
Abstrak
Penelitianinibertujuanuntukmengetahuipeningkatankemampuankognitifdanketera
mpilanberpikirkreatifsiswa yang mendapatkanmodel
pembelajaranberbasismasalah
(PBM)berbantuanexelearningdengantidakberbantuanexelearning.Sampeldalampe nelitianiniberjumlah 48 siswakelas-X IPA di salahsatuMadrasah AliyahNegeri di
Bandung.Metodepenelitian yang
digunakandalampenelitianinimerupakanmetodequasi-experimental. Data
hasilpenelitian yang
didapatmelaluianalisisN-gainkemampuankognitifdanketerampilanberpikirkreatifsiswa yang mendapatkan
PBM berbantuanexelearningterdapatpeningkatan yang
lebihtinggidibandingkandengansiswa yang mendapatkan PBM tanpabantuanexelearning.Hubungankemampuankognitifdenganketerampilanberpi
kirkreatifsiswayang menggunakan PBM
bantuanexelearningditandaidenganindekskorelasi yang signifikansebesarrxy = 0,55,
dansumbanganantaravariabelkemampuankognitifdenganvariabelketerampilanberp ikirkreatifsebesar 30,67%. Untuktanggapansiswaterhadappenggunaanmodel pembelajaranberbasismasalahberbantuanexelearninghampirseluruhsiswamemberi kansikapsetujudengantarafsignifikansikuat.Hasilpenelitianmengungkapkanbahwap
enggunaanmodel pembelajaranberbasismasalah(PBM)
berbantuanexelearningsecarasignifikandapatmeningkatkankemampuankognitifdan keterampilanberpikirkreatifsiswa.
Kata kunci :KemampuanKognitif,
(7)
Saeful Nurdin, 2015
PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN EXELEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI SUHU DAN KALOR
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
EXELEARNING-ASSISTED PROBLEM BASED LEARNING TO
IMPROVE STUDENTS’ COGNITIVE ABILITY AND CREATIVE
THINKING SKILL ON TEMPERATURE AND HEAT CONCEPT SaefulNurdin
Nim. 1302505
Abstract
A study was aimed to perceive the improvement of student’s cognitive ability and
creative thinking skill after obtaining exelearning-assisted problem based learning. Quasi-experimental methode was used to involve 48 first-year students at one of the Madrasah AliyahNegeri in Bandung that was divide into 24students of control group who had problem based learning without exelearning and 24students of experiment group who had problem based learning with the aid of exelearning. Data were analyzed by using normalized gain score and mean difference student test. The findings showed that cognitive ability and creative thinking skill of students in experiment group was higher than those in the control group. Therefore, exelearning-assisted problem based learning was able to improve
students’ cognitive ability and creative thinking skill. The correlation coefficient
between cognitive ability and creative thinking skill of the experiment group students was 0.55 with determination coefficient was 30.67%. Students agreed with the implementation of exelearning assisted problem based learning in the physics classroom.
Keywords: exelearning, problem based learning, cognitive ability, creative thinking skill
(8)
Saeful Nurdin, 2015
PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN EXELEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI SUHU DAN KALOR
(9)
Saeful Nurdin, 2015
PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN EXELEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI SUHU DAN KALOR
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
Halaman
PERNYATAAN ... i
ABSTRAK ... ii
UCAPAN TERIMAKASIH ... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. LatarBelakangPenelitian ... 1
B. IdentifikasiMasalahPenelitian ... 7
C. RumusanMasalahPenelitian ... 7
D. TujuanPenelitian ... 8
E. ManfaatPenelitian ... 8
BAB II PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUANEXELEARNING, KEMAMPUAN KOGNITIF, KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF DAN BAHAN AJAR SUHU KALOR SERTA HIPOTESIS PENELITIAN ... 9
A. PembelajaranBerbasisMasalah ... 9
1. PembelajaranBerbasisMasalah ... 9
2. LangkahPembelajaran ... 10
B. Bahan Ajar Exelearning ... 11
1. BahanAjar ... 11
2. Exelearning ... 11
(10)
Saeful Nurdin, 2015
PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN EXELEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI SUHU DAN KALOR
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
D. KeterampilanBerpikirKreatif ... 20
E. PembelajaranBerbasisMasalahBerbantuanExelearning ... 25
1.Langkah-langkahPembelajaranBerbasisMasalah ... 25
2.BahanAjar ExelearningDalamPembelajaranKalor ... 26
F. SuhudanKalor ... 32
G. AsumsidanHipotesis ... 44
BAB III DESAIN DAN METODOLOI PENELITIAN ... 46
A. DesainPenelitian ... 46
B. PopulasidanSampel ... 47
C. ProsedurPenelitian ... 47
1. StudiPendahuluan ... 47
2. TahapPersiapan ... 47
3. TahapPelaksanaan ... 49
4. TahapAnalisisdanPenyusunanLaporan ... 49
D. DefinisiOperasional ... 51
E. InstrumenPenelitiandanTeknikAnalisisnya ... 52
F. AnalisisPeningkatanKemampuanKognitifdanKeterampilanBer pikirKreatif ... 57
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 64
A. HasilPenelitian ... 64
1. HasilPenelitian ... 64
2. PBM BerbantuanExelearning ... 65
3. PBM BerbantuanExelearningPadaVariabelKemampuanKognitif 68 4. PBM BerbantuanExelearningPadaVariabelKeterampilanBerpikirKre atif ... 70
(11)
Saeful Nurdin, 2015
PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN EXELEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI SUHU DAN KALOR
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
5. HubunganKemampuanKognitifdenganKeterampilanBerpikirKr eatifpadakelas yang MenggunakanModel PBM
BerbantuanExelearning ... 73
6. TanggapanSiswaTerhadap Model PembelajaranBerbasisMasalah, Penggunaan Multimedia Exelearning, danKeterlaksanaanPembelajaran ... 74
B. Pembahasan ... 76
1. PembahasanPBM BerbantuanExelearningpadaVariabelKemampuanKognitif . 76 2. PembahasanPBM BerbantuanExelearningpadaVariabelKeterampilanBerpikirKre atif ... 79
3. PembahasanHubunganKemampuanKognitifdenganKeterampil anBerpikirKreatifpadaKelas yang MendapatkanPBM berbantuanExelearning ... 83
4. PembahasanTanggapanSiswaTerhadap Model PembelajaranBerbasisMasalah, Penggunaan Multimedia Exelearning, danKeterlaksanaanPembelajaran ... 85
BAB V SIMPULAN, SARAN DAN REKOMENDASI ... 87
A. Simpulan ... 87
B. Saran ... 88
C. Rekomendasi ... 88
DAFTAR PUSTAKA ... 90
(12)
Saeful Nurdin, 2015
PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN EXELEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI SUHU DAN KALOR
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 SintakPembelajaranBerbasisMasalah ... 10
2.2 SasaranPenilaianHasilBelajar ... 19
2.3 PerilakuSiswa ... 23
2.4 InstrumenPenelitianKeterampilanBerpikirKreatif... 24
2.5 KalorJenisBeberapaBahan ... 36
3.1 DesainPenelitian ... 46
3.2 KategoriReliabilitasTes ... 54
3.3 Interpretasi Tingkat KemudahanButirSoal ... 55
3.4 InterpretasiDayaPembeda ... 55
3.5 Interpretasi Rata-rata Gain Ternormalisasi... 58
3.6 InterpretasiKoefisienKorelasi ... 59
3.7 KategoriTanggapanResponden ... 62
3.8 KategoriKeterlaksanaanPembelajaran ... 63
4.1 AnalisisNormalitas Data ... 64
4.2 RancanganAwalBahan Ajar/Buku Ajar SuhudanKalorBerbantuanExelearning ... 65
4.3 N-gain KelasEksperimendanKontrolpadaKemampuanKognitif ... 69
4.4 N-gain Perbutir Soal pada Kelas Eksperimen dan Kontrol ... 70
4.5 N-Gain KelasEksperimendanKelas Kontrolpada Keterampilan Berpikir Kreatif ... 73
4.6 Aktivitas Siswa dalam Proses Pembelajaran ... 74
4.7 Aktivitas Kegiatan Guru pada Model PBM Berbantuan Exelearningpada Kelas Eksperimen ... 75
(13)
Saeful Nurdin, 2015
PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN EXELEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI SUHU DAN KALOR
(14)
Saeful Nurdin, 2015
PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN EXELEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI SUHU DAN KALOR
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 JendelaExelearning ... 13
2.2 Blok SudiKasus ... 28
2.3 Blok Toko yang BerjasaDibidangSuhudanKalor ... 29
2.4 Blok MateriSuhudanKalor ... 29
2.5 Blok UnduhanMateriSuhudanKalor ... 30
2.6 Blok DiskusiPermasalahanSuhudanKalor ... 31
2.7 QuisPilihanGanda ... 32
2.8 PerubahanWujud Benda ... 38
2.9 GrafikPerubahanWujud Benda ... 38
2.10 AnginDaratdanAnginLaut ... 42
3.1 Diagram Penelitian ... 50
4.1 Storyboard PBM BerbantuanExelearning ... 67
4.2 DiagramPersentaseKeterampilanBerpikirKreatifpadaKelasEksperimen 71
4.3 DiagramPersentaseKeterampilanBerpikirKreatifpadaKelasKontrol .. 72
4.4 ...Tab elLembarJawabanSiswaKelasKontrolpadaIndikatorFleksibelMengemuk akanSebab ... 81
4.5 ...Tab elLembarJawabanSiswaKelasEksperimenpadaIndikatorOrisinalMenge mukakanAkibat-akibat... 81
(15)
Saeful Nurdin, 2015
PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN EXELEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI SUHU DAN KALOR
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1 HasilValidasiAhliSoalSuhudanKalordanHasilValidasi
Media Bahan Ajar Exelearning ... 94 Lampiran 2 HasilAnalisisUjiCobaSoal, DayaPembeda, danTingkat
Kesukaran... 126 Lampiran 3 HasilUjiNormalitasdanHomogenitas Data, Analisis Data
NgainKemampuanKognitifdanKeterampilanBerpikirKrat ifKelasEksperimendanKelasKontrol, Uji Independent Sampel T TesKemampuanKognitif, Uji Mann-Whitney Test KeterampilanBerpikirKreatif,
UjiKorelasiKemampuanKognitifdenganKeterampilanBer pikirKreatif, Uji Alpha SoalBerpikirKreatif,danUji Alpha AngketTanggapanSiswaterhadapModel PBM
BerbantuanExelearning ... 130 Lampiran 4 TahapanPengembangan PBM
BerbantuanExelearningdanSkalaSikapTanggapanSiswa, sertaLembarObservasiSiswadan Guru ... 149 Lampiran5
(16)
1
Saeful Nurdin, 2015
PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN EXELEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI SUHU DAN KALOR
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Seiring dengan perubahan kurikulum dan regulasinya,setiap kurikulummemiliki tujuan yang hendak dicapai salah satudiantaranyayaitu dapat menghasilkan insan Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif, afektif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi. Dalam rangka mewujudkan insan Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif maka dalam Standar Proses dinyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Dengan kata lain dalam proses pembelajaran ditandai dengan adanya transper pengetahuan.
Bila tujuan pembelajarannya adalah menumbuhkan kemampuan mentransfer, fokusnya adalah lima proses kognitif lainnya, yaitu memahami sampai mencipta, setelah mengingat. Dari keenam proses kognitif yang berpijak pada kemampuan mentransfer dan ditekankan di Sekolah/Madrasah maupun Perguruan Tinggi ialah memahami. Siswa dikatakan memahami bila mereka dapat mengkonstruksi makna dari pesan-pesan pembelajaran, baik yang bersifat lisan, tulisan ataupun grafis, yang disampaikan melalui pengajaran, buku teks, atau media komputer (Anderson & Krathwohl, 2001).
Yeo dan Zadnik (2001) memandang perubahan kemampun konseptual dalam belajar fisika salah satu contohnya seperti publikasi interaktif yang baik, keterhubungan antara metode mengajar dan mendorong siswa untuk membuat mereka memahami dengan jelas kemampuan kognitif melalui diskusi, dan berinteraksi sosial yang sering dibantu oleh perangkat komputer.
(17)
2
Saeful Nurdin, 2015
PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN EXELEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI SUHU DAN KALOR
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Membantu siswa dalam membandingkan pemahaman mereka dengan temannya agar gagasan mereka dapat diterima secara ilmiah.
Lau (2011)mengungkapkan bahwa peningkatan untuk menjadi lebih kreatif dapat dikatakan orang tersebut sangat rajin, disiplin, dan fokus,memiliki rutinitas pekerjaan/belajar, memiliki motivasi, etos kerja yang tinggi, semangat terhadap pekerjaan, serta bersabar menjalaninya. Sehingga mereka menemukan sendiri apa yang mereka sukai, jenis lingkungan dan gaya hidup yang membuatnya lebih produktif.
Keterampilan berpikir kreatif sangat penting untuk keberhasilan dalam belajar dan kesuksesan dalam hidup (Fisher, 2006). Menurut Haris (2012) berpikir kreatif merupakan proses berpikir yang berfokus pada eksplorasi ide, menghasilkan kemungkinan dan mencari berbagai jawaban yang benar, bukan hanya satu jawaban yang benar.
Sternberg (2012) mempertimbangkan bahwa dalam ilmu fisika kemampuan berpikir kreatif dikatakan dapat menemukan prinsip-prinsip pokok fisika yang paling mendasar berikut permasalahannya, masing-masing berbeda satu sama lainnya “struktur permukaan” dari permasalahan tetapi bukan dalamnya “struktur yang mendalam”.
Guru sebagai fasilitator harus dapat mewadahi dan melatihkan proses kreatif tersebut, salah satunya guru tersebut harus profesional. Dimana pemahaman media dan teknologi merupakan kemampuan yang harus dimiliki oleh guru untuk menjadiprofesional di era globalisasi,Guru profesional dituntut untuk menumbuhkan minat belajar kepada siswa, maka guruharus lebih kreatif dalam pembelajaran sehingga siswagiat belajar.
Untuk membelajarkan siswa sesuai dengan gaya belajar mereka sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan optimal, maka ada berbagai model pembelajaran yang perlu diterapkan dalam kegiatan pembelajaran (Uno, B H. & Mohamad, N, 2012).Problem Base Learning (Pembelajaran Berbasis Masalah) merupakan suatu modelpembelajaran yang ditandai dengan permasalahan dunia nyata sebagai konteks bagi siswa untuk
(18)
3
Saeful Nurdin, 2015
PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN EXELEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI SUHU DAN KALOR
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
belajar berpikir,keterampilan memecahkan masalah, dan memperoleh pengetahuan sertakemampuan untuk menemukan dan menggunakan sumber belajar yang tepat (Duch, 1995).
Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)harus mempertimbangkan, apa yang siswa butuhkan pada kehidupan dunia nyata dan lingkungan belajar mereka, banyak sikap antusias terhadap pembelajaran berbasis masalah, pendekatan modelpembelajaran datang dari guru,dan siapa yang merasakan revitalisasi kembali oleh energi kreatif yang dilepaskan (White, H, 1995).
Pembelajaran Berbasis Masalah sengaja dikembangkan untuk membantu siswa dalam mengembangkan kemampuan berpikir, memecahkan masalah, dan keterampilan intelektual; mempelajari peran-peran orang dewasa dengan mengalaminya melalui berbagai situasi nyata atau situasi yang disimulasikan; dan menjadi pembelajar yang mandiri dan otonom (Arends, 2012).
Para pengembang PBM (Gordon et al., 2001; Krajcik et al., 2003; Slavin, Madden, Dolan & Wasik, 1994; Torp & Sage, 1998) dalam Arends (2012)mendeskripsikan bahwa pembelajaran berbasis masalah diorganisasikan diseputar pertanyaan dan masalah yang penting secara sosial dan bermakna secara personal bagi siswa. Mereka menghadapi berbagai situasi kehidupan nyata yang tidak dapat diberi jawaban-jawaban sederhana dan berbagai solusi yang bersaing (Competing) untuk menyelesaikannya.
Penerapan pembelajaran pada model PBL berbantuan web untuk mencari alternatif solusi dalam pembelajaran menurut (Wadud, 2012) berdasarkan hasil penelitiannya bahwa pembelajaran model PBL berbantuan web dapat meningkatkan kemampuan memecahkan masalah dan berpikir kreatif siswa dibandingkan dengan PBL tidak berbantuan web. Temuan hasil penelitian lainnya penggunaan model PBL online menggunakan moodle dengan PBL tradisional dengan ceramah oleh (Sulaiman, dkk.,2013) menyimpulkan bahwa PBL online dapat meningkatkan keterampilan berpikir kreatif pada indikator fleksibilty, originality dan elaboration dibandingkan
(19)
4
Saeful Nurdin, 2015
PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN EXELEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI SUHU DAN KALOR
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
dengan PBL tradisional, sedangkan untuk indikator fluency dikatakan hasil berpikir fluency menggunakan PBL tradisional lebih tinggi dari PBL online
Pembelajaran menggunakan e-learning atauwebditinjau dari segi kelebihannya tidak terbatas ruang dan waktu dimana saja dan kapan saja kita dapat mengakses pembelajaran asalkan kita mempunyai perangkat komputer, tablet dan Handphone yang terhubung ke internet, begitu juga interaksi antara siswa dan guru lebih mudah secara realtime. Moodle sebagai media e-learning dari beberapa penelitian memberikan kotibusi positif dan membantu mereka untuk membangun pengetahuan mereka, dan mempromosikan sikap positif siswa untuk mengarahkan diskusi dan kerja sama dengan rekan-rekanya. (Blas,.& Fernandez, 2009).
Kekurangannya terkadang koneksi internet lambat, atau masalah jaring kurang mendukung. Pernyataan tersebut juga didukung oleh Penelitian yang dilakukan (Sihombing, 2010) menyarankan bahwa penggunanan e-modul interaktif membutuhkan kapasitas bandwidth yang besar sehingga pembelajar dan pengajar dapat mengakses materi belajar pada website dengan cepat. Hartono (2010) mengatakan juga kecilnya bandwidth dikampus, warnet, dan web hosting sehingga pengguna mengalami kesulitan mengakses web pada waktu dan tempat yang sama.
Untuk mengatasikonektivitas bandwidth tersebut, sebuah inovasi penyedia layanan gratis yang bergerak di bidang pendidikan menciptakan sebuah program The ELearning XHTML Editor (exelearning) dimana sebuah lingkungan authoring untuk membantu guru dan akademisi dalam mendesain, pengembangan dan penerbitan bahan ajar berbasis web tanpa perlu menjadi mahir dalam HTML atau aplikasi web-publishing yang rumit (Fernandez, dkk., 2012).
Program yang dikembangkan oleh Fernandez tersebut merupakan program yang open source, yang didedikasikan untuk keperluan pengembangan media pembelajaran yang kreatif dan inovatif yang mudah tanpa memahami program xhtml, serta sebuah authoring offline yang tidak
(20)
5
Saeful Nurdin, 2015
PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN EXELEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI SUHU DAN KALOR
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
membutuhkan kapasitas bandwidth untuk konektifitas internet.Perluasan pengaruh penggunaan program authoring,exelearningsebagai alternatif software gratis dan pengembangannya menjadikan hal yang harus dikuasai guru yang kreatif dalam pembelajaran. Pengembangan tersebut tentunya harus sesuai dengan amanat kurikulum dan tujuan yang hendak dicapai.
Penelitian yang menggunakan lingkungan authoring telah dilakukan sebelumnya, salah satunya untuk melatihkan berpikir kreatif menurut (Liu, 1998) menyimpulkan bahwa hypermedia authoring sebuah Alternatif untuk mempasilitasi pengembangan kemampuan kognitif siswa dan motivasi mereka untuk belajar, keterlibatan siswa dalam membuat tugas berpotensi dapat mempasilitasi untuk meningkatkan berpikir kreatif mereka.Dalam penelitiannya juga dikatakan program authoring sebagai media yang baik untuk membangun keterampilan berpikir kreatif bergantung pada bagaimana menggunakan media tersebut dan bagaimana lingkungan pembelajaran dibangun.
Memilih perangkat lunak atau media juga harus yang sesuai dengan tahap perkembangan anak. Haugland dalam (Liu, 1998) menemukan bahwa siswa yang mengunakan software non-perkembangan mengalami kerugian yang signifikan dalam kreativitas dibanding dengan menggunakan software perkembangan.
Pembuatan media authoring pembelajaran alternatif dengan softwareexelearningyang familiar, ada nilai pendidikannya,dan dapat meningkatkan prestasi serta motivasi siswa merupakan sebuah kewajiban yang harus dikuasai guru.Sebagaimana penelitian yang dilakukan oleh (Akdemir, dkk. 2012) memaparkan bahwaiDeviceyang menyediakan format dasar dan fungsi pengeditan terdiri dari serangkaian kegiatan aktivitas membaca, pengetahuan awal, unduhan materi dan penggunaan latihan interaktif pada exelearning dapat meningkatkan prestasi siswa dibandingkan mengunakan metode tradisional, baik secara individu maupun kelompok.
(21)
6
Saeful Nurdin, 2015
PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN EXELEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI SUHU DAN KALOR
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Selain itu exelearningdapat membantu meningkatkan keterampilan guru dalam mendesain pembelajaran sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dan pengajaran kepada siswa.
Penelitian lain yang menggunakan komputer sebagai bantuan atau menggunakan multimedia interaktif dikategorikan signifikan dapat melatihkan kemampuan memahami, keterampilan berpikir kreatif dan berpikir tingkat tinggi. Pernyataan tersebut berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Fitriana (2010) dan Susanti (2014).
Studi sikap siswa pada salah satu Madrasah Aliyah Negeridi Bandung dalam (Nurdin, 2013) mengungkapkan sikap dan motivasi siswa terhadap pembelajaran fisika dengan menggunakan media interaktif memberikan respon positif, selain itu ada beberapa siswa memberikan respon setuju padapembelajaran tradisional dimana pembelajaran fisika hanya mencatat
saja dan menggunakan metode ceramah dalam
pembelajaran.Kesimpulannyapenggunaan media yang kreatif dan inovatif dapat mengurangi respon siswa terhadap pembelajaran fisika yang selama ini dianggap kurang menyenangkan. Kemampuan guru dalam menggunakan media pembelajaran juga masih kurang dilatihkan kepada siswa, sehingga hal tersebut kurang juga untuk melatih kemampuan berpikir kreatif siswa.
Menurut (Yuliono, dkk., 2014) pada sebuah penelitian dalam mengembangkan media pembelajaran fisika dalam bentuk video pada materi kalor, secara kualitatif produk video yang dikembangkan memiliki kualitas baik sebagai media pembelajaran.
Dalam studi pendahuluan Instrumen Penelitian Pendidikan Fisika di salah satu Madrasah Aliyah Negeribahwa kemampuan berpikir kreatif siswa pada topik suhu dan kalormasih rendah untuk indikator flexibility, originality dan elaborasisehingga perlunya strategi pembelajaran yang kreatif dan bahan ajar yang inovatif untuk melatihkan berpikir kreatif tersebut (Utari, & Nurdin, 2015).Dari studi pendahuluan tersebut diperlukan sebuah model pembelajaran
(22)
7
Saeful Nurdin, 2015
PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN EXELEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI SUHU DAN KALOR
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
dan bahan ajar interaktif yang dapat melatihkan keterampilan proses berpikir kreatif siswa untuk indikator berpikir luwes, orisinal dan merinci.
Banyak dijumpai aplikasi dari pemanfaatan kalor dalam kehidupan ini, begitu juga dengan permasalahannya. Permasalahan kalor membutuhkan pemahaman dan analisis yang lebih mendalam untuk lebih mendekatkan diri kepada Sang Pencipta suhu dan kalor tersebut. Seperti sumber panas yang diciptakan Tuhan YME didunia ini yaitu matahari, manfaatnya dapat kita ambil secara gratis, merupakan ciptaan Tuhan yang tidak ada tandingannya dengan sesuatu apapun, dan tetap akan berjalan pada orbitnya sesuai dengan ketetapan-Nya. Contoh lain ketika tubuh kita sakit maka suhu tubuh kita meningkat, peristiwa ketika kita mengukur suhu tubuh kita tidak bisa dilakukan secara kualitatif tetapi harus kuantitatif karena berkenaan dengan jiwa sosial dan kehidupan kita.Pada dasarnya banyak permasalahan yang tidak kita sadari berkenaan dengan konsep kalor dalam kehidupan sehari-hari.
Dari uraian latar belakang dan studi pendahuluan yang dilakukan sebelumnya, maka diperlukan sebuah penelitian Model Pembelajaran Berbasis Masalah BerbantuanExelearning Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif dan Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa pada Materi Suhu dan Kalor.
B. Identifikasi Masalah Penelitian
Penelitianpembelajaran berbasis masalah berbantuanexelearningdapat meningkatkan kemampuan kognitif dan keterampilan berpikir kreatif siswa diidentifikasi dari fieldstudi, studi pendahuluan instrumen penelitian dan pengembangan bahan ajar elektronik selama perkuliahan. Adapun identifikasi permasalahan penelitian ini adalah :
1. Sikap, motivasi dan respon positif siswa terhadap pembelajaran fisika dengan menggunakan media interaktif.
(23)
8
Saeful Nurdin, 2015
PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN EXELEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI SUHU DAN KALOR
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
2. Keterampilan berpikir kreatif dan kemampuan kognitif siswa masih rendah sehingga perlu sebuah model pembelajaran dan bahan ajar yang interaktif.
3. Program software exelearning, sebuah program authoring offline yang dapat mempasilitasi pembelajaran secara e-learning tanpa harus membutuhkan koneksi bandwidthdan mahir HTML.
C. Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah diungkapkan pada latar belakang, rumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah “apakah pembelajaran berbasis masalah berbantuanexelearningdapat meningkatkan kemampuan kognitif dan keterampilan berpikir kreatif siswa dibandingkan dengan pembelajaran berbasis masalah tanpaberbantuan?”. Rumusan masalah tersebut dijabarkan dalam beberapa pertanyaan penelitian berikut ini:
1. Bagaimanakahperbandingan peningkatan kemampuan kognitif antara siswa yang mendapatkan PBM dengan berbantuanexelearning dan tanpa berbantuanexelearning?.
2. Bagaimanakah perbandingan peningkatan keterampilan berpikir kreatif antara siswa yang mendapatkan PBM dengan berbantuanexelearning dan tanpa berbantuanexelearning?.
3. Bagaimanakah hubungan kemampuan kognitif dengan kemampuan berpikir kreatif siswa yang mendapatkan PBM berbantuan exelearning? 4. Bagaimanakah tanggapan siswa terhadap penerapan PBM
berbantuanexelearning dalam kegiatan pembelajaran?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan kemampuan kognitif dan keterampilan berpikir kreatif siswa dengan menggunakan PBM
(24)
9
Saeful Nurdin, 2015
PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN EXELEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI SUHU DAN KALOR
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
berbantuanexelearning dibanding dengan PBM tanpa berbantuan. Secara khusus tujuan tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Mengetahui perbandingan peningkatan kemampuan kognitif antara siswa yang mendapatkan PBM dengan berbantuan exelearning dan tanpa berbantuanexelearning.
2. Mengetahui perbandingan peningkatan keterampilan berpikir kreatif antara siswa yang mendapatkan PBM dengan berbantuan exelearning dan tanpa berbantuanexelearning.
3. Mengetahui hubungan kemampuan kognitif dengan kemampuan berpikir kreatif siswa yang mendapatkan PBM berbantuan exelearning.
4. Mendapatkan gambaran tanggapan siswa terhadap penerapan PBM berbantuanexelearning dalam kegiatan pembelajaran.
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadibukti empiris tentang potensi penggunaan PBM berbantuan exelearning dapat meningkatkan kemampuan kognitif dan keterampilan berpikir kreatif siswa, serta dapat memperkaya hasil penelitian sejenis yang nantinya dapat dimanfaatkan oleh pihak yang berkepentingan seperti : untuk penelitian selanjutnya, sebagai media pembelajaran di Sekolah/Madrasah,di LPTK, Tenaga Pendidik di Lembaga Kependidikan, dan Lembaga Kediklatan.
(25)
46
Saeful Nurdin, 2015
PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN EXELEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI SUHU DAN KALOR
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
BAB III
DESAIN DAN METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimen.Penelitian eksperimen inibertujuan membandingkan kelas yang menggunakan model pembelajaran berbasis masalah berbantuan bahan ajar exelearningdengan kelas yang menggunakan model pembelajaran berbasis masalah tanpa bantuan.Variabel bebas penelitian ini adalah model pembelajaran berbasis masalah berbantuan bahan ajar exelearning, sedangkan variabel terikat adalah kemampuan kognitif dan keterampilan berpikir kreatif.
Metode penelitian yang digunakan adalah quasi experimentdengan desain “The Static Group pretest-Posttest Design".Atau biasa disebut juga nonequivalent Pretest-Postest Control Group Design.Desain ini menggunakan dua kelas (kelas eksperimen dan kontrol) subjek tidak diambil secara acak atau pasangan, tetapi hanya diberi tes awal dan tes akhir disamping perlakuan (Fraenkel & Wallen, 2012).Desain penelitian ini digambarkan dalam Tabel 3.1.
Tabel 3.1 Desain Penelitian
Nonequivalent Pretest-Posttest Control Group Design Kelas Pre-Test Perlakuan Post-Test Eksperimen O1, O2 X1 O1, O2
Kontrol O1, O2 X2 O1, O2
Keterangan:
O1 : Tes kemampuan kognitif fisika
O2 : Tes keterampilan berpikir kreatif
X1 : Perlakuan pada kelas eksperimen berupa pembelajaran berbasis
(26)
47
Saeful Nurdin, 2015
PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN EXELEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI SUHU DAN KALOR
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
X2 : Perlakuan pada kelas kontrol berupa pembelajaran berbasis masalah
tanpa bantuan
B. Populasi dan sampel
Penelitian quasi eksperimen ini dilaksanakan di salah satu Madrasah Aliyah Negeri di Bandung pada semester genap tahun ajaran 2014/2015. Sampel penelitan ini adalah siswa kelas X IPA sebanyak dua kelas. Satu kelas sebagai kelas eksperimen dan satu kelas lainnya sebagai kelas kontrol yang belum mendapatkan materi konsep suhu dan kalor.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalahconvenience sampling. Convenience samplingbagian dari metode nonrandom samplingyang merupakan teknik pemilihan sampel sekelompok individu yang memberikan (kemudahan)/kenyamanan bagi ketersediaan penelitian (Fraenkel & Wallen, 2012).Pemilihan metode ini dengan mempertimbangkan argumentasi peneliti, misalnya alasan keterbatasan waktu, tenaga dan dana. Argumentasi peneliti memilih sampel kelas eksperimen karena pada sebagian siswanya memiliki PC leptop/net book, handphone/tablet dan menguasai multimedia.
C. Prosedur Penelitian
Tahap-tahap yang ditempuh dalam melakukan penelitian ini meliputi studi pendahuluan, persiapan, pelaksanaan dan diakhiri dengan analisis hasil dan penyusunan pelaporan.
1. Studi pendahuluan
Studi pendahuluan dilakukan untuk memperoleh gambaran tentang kegiatan pembelajaran fisika di Sekolah/Madrasah sehingga dapat diperoleh permasalahan-permasalahan yang aktual, secara bersamaan, pada tahap ini juga dilakukan studi penelitian sebelumnya, dan uji coba soal keterampilan berpikir kreatif.
(27)
48
Saeful Nurdin, 2015
PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN EXELEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI SUHU DAN KALOR
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
2. Tahap persiapan
Kegiatan pokok yang dilakukan pada tahap ini adalah menyusun pembelajaran dan mempersiapkan instrumen penelitian.Penyusunan kegiatan pembelajaran dimulai dengan menganalisis materi. Kegiatan berikutnya adalah mengidentifikasi indikator-indikator kemampuan kognitif dan keterampilan berpikir kreatif sesuai dengan materi yang akan diajarkan. Pada tahap ini juga dilakukan studi kesuaian antara hasil analisis materi dengan analisis indikator keterampilan berpikir kreatif, dilanjutkan dengan membuat instrumen, ujicoba dan analisis.
Setelah dilakukan kesesuaian antara hasil analisis materi dengan analisis indikator keterampilan berpikir kreatif dirancang sebuah bahan ajar yang menggunakan program exelearning.
Langkah pembuatan exelarning diawali dengan :
a. Mengunduh file exeleraning pada situs domain
http://exelearning.net/downloads/
b. Menginstal program exe, Buat file baru dengan nama bahan ajar suhu dan kalor, kemudian insert teks bebas, aktivitas, kuis, studi kasus pada materi suhu dan kalor yang akan dilatihkan.
c. Insert gambar pada teks bebas sebagai sampul dan home page bahan ajar, tambah teks bebas untuk kata pengantar dan daftar isi. Menambahkan blok motivasi dengan memasukan tokoh yang berjasa dibidang suhu dan kalor.
d. Tambah studi kasus, insert gambar dan teks permasalahan yang kontekstual, umpan balik sudah tersedia jika mereka membutuhkan opsi jawab yang lainnya.
e. Insert materi pada teks bebas.Tambahkan tugas untuk melatihkan berpikir kreaatif dan kemampuan kognitif dalam bentuk essay pada aktivitas studi kasus.
(28)
49
Saeful Nurdin, 2015
PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN EXELEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI SUHU DAN KALOR
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
f. Insert kuis pada aktivitas quis, berupa pilihan anda beserta pemecahan masalahnya.
g. Penutup insert teks bebas sebagai penutup dan glosarium, serta daftar pustaka.
h. Exsport file bahan ajar suhu dan kalor agar dapat dilihat dalam bentuk web offline dengan langkah klik file -> ekspor ->web site ->self- contained folder-> simpan dengan nama bahan ajar suhu dan kalor -> simpan.
i. Pasang program xampp kemudian simpan file bahan ajar suhu dan kalor di folder htdocs.
j. Membuka file exe dengan mengklik index.html pada folder yang telah disimpan, atau membuka dalam bentuk web dengan alamat IP.
3. Tahap Pelaksanaan
Memperkenalkan cara membuka bahan ajar suhu dan kalor dengan menggunakan exelearning, pertama mengadakan preetest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk mengetahui pemahaman awal kemampuan kognitif dan keterampilan berpikir kreatif siswa. Kedua penggunaan model Pembelajaran Berbasis Masalah Berbantuan exelearning pada kelompok eksperimen dan pembelajaran PBM konvensional pada kelas kontrol, melakukan observasi keterlaksanaan pembelajaran materi suhu dan kalor. Ketiga mengadakan posttest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk mengetahui peningkatan kemampuan kognitif dan keterampilan bepikir kreatif siswa setelah mendapatkan perlakuan.
4. Tahap Analisis dan Penyusunan Laporan
Menghitung gain yang di normalisasi (N-gain) kemampuan kognitif dan keterampilan berpikir kreatif untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol, melakukan uji normalitas data gain yang dinormalisasi,
(29)
50
Saeful Nurdin, 2015
PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN EXELEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI SUHU DAN KALOR
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
melakukan uji homogenitas varians, melakukan uji Hipotesis, serta melakukan analisis data angket dan observasi.
Prosedur penelitian yang dilakukan tergambar mengikuti alur seperti pada Gambar berikut:
(30)
51
Saeful Nurdin, 2015
PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN EXELEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI SUHU DAN KALOR
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Diagram Penelitian
Gambar 3.1 Diagram Penelitian aStudi Pendahuluan
Masalah
Penyusunan pembelajaran, instrument penelitian, pembuatan konsep bahan
ajarexelearning
aValidasi dan Uji coba
aPelaksanaan Penelitian
aPretest
aPelaksanaan Pembelajaran
aPosttest
aPenyusunan Laporan aPengumpulan, pengolahan dan
analisis data
aPBM tanpa bantuan bahan ajar exelearning aPBM
berbantuan bahan ajar exelearning
Revisi Analisis Kurikulum
Hasil observasi dan
(31)
52
Saeful Nurdin, 2015
PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN EXELEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI SUHU DAN KALOR
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
D. Definisi Operasional
Untuk memberikan arahan yang jelas dan langkah yang operasional dalam pelaksanaan penelitian ini, maka terdapat beberapa istilah diantaranya sebagai berikut:
1. Model Pembelajaran Berbasis Masalah berbantuan exelearning didefinisikan sebagai pendekatan pembelajaran yang menyajikan masalah kontekstual sehingga merangsang siswa untuk mengembangkan keterampilan penyelidikan, keterampilan memecahkan masalah, keterampilan intelektual, keterampilan sosial dan keterampilan untuk belajar secara mandiri, maupun kelompok dengan menggunakan bantuan exelearning, dimulai dari 1) Blok pertama di awali dengan tujuan pembelajaran dan peta konsep, tahapan aktivitas, dan motivasi siswa serta mengorientasikan pada masalah; 2) Blok kedua yaitu tahap mengorganisasikan siswa, dimana pada tahap ini disampaikan penyajian materi; 3) Blok ketiga yaitu tahap tugas, dimana tahapan ini siswa menjelaskan masalahkemudian mengkomunikasikannya; 4) Tahap menganalisis dan mengevaluasi kinerja siswa, pada tahap ini disajikan blok quis latihan soal, dan; 5) Tahap akhir, yaitu blok penutup, pada tahap ini disajikan, kesimpulan dan glosarium.
2. Bahan Ajar berbantuan exelearningdidefinisikan sebagai seperangkat materi / subtansi pembelajaran (teaching material) yang disusun secara sistematis, menampilkan sosok utuh dari kompetensi atau kemampuan yang harus dikuasai siswa dalam kegiatan pembelajaran yang dipadukan dengan program The Elearning XHTML (Extensible Hyper Text Markup Language) Editor berbasis web tanpa konektivitas bandwidth .
3. Kemampuan kognitif pada penelitian ini didefinisikan sebagai mengingatadalah mengambil pengetahuan yang dibutuhkan dari memori jangka panjang, pengetahuan yang butuhkan ini boleh berarti pengetahuan faktual, konseptual, prosedural maupun metakognitif, atau kombinasi dari
(32)
53
Saeful Nurdin, 2015
PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN EXELEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI SUHU DAN KALOR
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
beberapa pengetahuan ini. Proses kognitif memahami yang merupakan mengkonstruksi makna dari materi pembelajaran, termasuk apa yang diucapkan, ditulis dan digambarkan oleh guru. Proses kognitif mengaflikasikan melibatkan penggunaan prosedur-prosedur tertentu untuk mengerjakan soal latihan atau pemecahan masalah. Mengaplikasikan berkaitan erat dengan pengetahuan prosedural, soal latihan adalah tugas yang prosedur penyelesaiannya telah diketahui siswa, dan Menganalisis melibatkan proses memecah-mecah materi jadi bagian-bagian kecil dan menentukan bagaimana hubungan antar bagian dan antar setiap bagian dan struktur keseluruhannya.Untuk penelitian ini asesmen yang digunakan yaitu tes pilihan ganda
4. Kemampuan Berpikir kreatif didefinisikan sebagai keterampilan berpikir kreatif yang melengkapi siswa untuk melampaui informasi yang diberikan, untuk menangani secara sistematis, fleksibel dengan masalah dan situasi, bersikap kritis terhadap informasi dan argumen serta berkomunikasi secara efektif. Indikator keterampilan berpikir kreatif dalam penelitian ini, antara lain: l) Keterampilan berpikir lancar(fluency)yaitu:siswa memberikan sebanyak-banyaknya jawaban/pertanyaan yang mereka bisa; 2) Keterampilan berpikir luwes (fleksibility)yaitu: siswa mampu menuliskan alasan penyebab dari suatu peristiwa, membedakan cara atau pendekatan, dan arah pemikiran yang berbeda-beda yang muncul dalam gambaran yang diberikan; 3) Keterampilan berpikir orisinal (originality)yaitu: siswa memberikan jawaban otentik/unik yang lain dari orang lain atau tidak lazim yang dihasilkan dari suatu peristiwa; 4) Keterampilan memperinci (elaboration) yaitu: siswa diminta untuk menulis semua perubahan atau
penambahan yang dapat ditambahkan untuk
(33)
54
Saeful Nurdin, 2015
PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN EXELEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI SUHU DAN KALOR
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
gagasan, dan memperinci secara detail.Asesmen yang digunakan yaitu tes kemampuan berpikir kreatif dalam bentuk essay.
E. Instrumen Penelitian dan Teknik Analisisnya
Salah satu hal yang mempengaruhi kualitas data hasil penelitian adalah kualitas pengumpulan data. Kualitas pengumpulan data ini berkaitan dengan ketepatan cara-cara atau teknik yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data. Menurut Sugiyono (2010), pengumpulan data dapat dilakukan dengan teknik interview (wawancara), skala sikap, observasi (pengamatan), dan gabungan ketiganya. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain observasi, skala sikap, dan tes.
1. Instrumen Tes Kemampuan Kognitif
Tes kemampuan kognitif digunakan sebagai instrumen untuk menjaring data kemampuan kognitif siswa terhadap materi Suhu dan Kalor. Tes kemampuan kognitif ini berupa tes pilihan ganda yang memuat lima jawaban dengan satu jawaban benar dan empat pengecoh (distraktor). Soal-soal tes disusun berdasarkan indikator pembelajaran yang terah ditentukan sebelumnya.Untuk mendapatkan soal yang baik, dibuatlah kisi-kisi soal terlebih dahulu. Kisi-kisi-kisi soal ini dikonsultasikan pada pembimbing untuk selanjutnya diberikan pertimbangan judgement oleh seorang ahli (expert) guna menjamin validitas instrument, selanjutnya diadakan uji coba instrumen. Tujuannya yaitu untuk melihat reliabilitas instrument sehingga ketika instrument itu diberikan pada subjek penelitian, instrument tersebut telah reliabel, selain itu ditentukan pula tingkat kemudahan dan daya pembeda tiap butir soal.Adapun langkah-langkah pengujian sebagai berikut:
(34)
55
Saeful Nurdin, 2015
PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN EXELEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI SUHU DAN KALOR
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Reliabilitas adalah tingkat kestabilan skor yang diperoleh ketika dilakukan ujian ulang dengan menggunakan tes yang sama pada situasi yang berbeda atau dari satu pengukuran ke pengukuran lainnya. Suatu tes dapat dikatakan memiliki taraf reliabilitas yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap dan dihitung dengan koefisien reliabilitas. Reliabilitas diukur dari koefisien korelasi antara percobaan pertama dengan yang berikutnya menggunakan rumus korelasi product moment Pearson sebagai berikut:
2 2 2 2
( )( )
( ) ( )
xy
N XY X Y r
N X X N Y Y
(12)
Keterangan: xy
r = koefisien korelasi antara dua variabel yaitu X dan Y, dua variabel yang dikorelasikan
X = skor item Y = skor total N = jumlah siswa
Interpretasi derajat reliabilitas suatu tes menurut Arikunto (2009) adalah sebagai berikut:
Tabel 3.2 Kategori Reliabilitas Tes
Batasan Kategori
0,80< rxy≤ 1,00 sangat tinggi (sangat baik)
0,60< rxy≤ 0,80 tinggi (baik)
0,40< rxy≤ 0,60 cukup(sedang)
0,20< rxy≤ 0,40 rendah (kurang)
rxy≤ 0,20 sangat rendah (sangat kurang)
Arikunto (2009) b. Analisis Tingkat Kemudahan Butir Soal
(35)
56
Saeful Nurdin, 2015
PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN EXELEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI SUHU DAN KALOR
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Tingkat kemudahan suatu butir soal adalah bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya suatu soal. Tingkat kemudahan dihitung dengan menggunakan persamaan:
JS B
P (13)
Keterangan :
P = tingkat atau taraf kemudahan
B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar JS = jumlah seluruh siswa peserta tes
Adapun tolak ukur untuk menginterpretasikan derajat/ tingkat kemudahan butir soal yang diperoleh, digunakan tabel sebagai berikut:
Tabel 3.3 Interpretasi Tingkat Kemudahan Butir Soal Nilai P Tingkat Kemudahan 0,00 ≤ P ≤ 0,30 Sukar
0,30 ≤ P ≤ 0,70 Sedang 0,71 ≤ P ≤ 1,00 Mudah
(Arikunto, 2009) c. Analisis Daya Pembeda
Daya pembeda adalah kemampuan suatu butir soal untuk membedakan siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Rumus yang digunakan untuk menentukan daya pembeda soal uraian sama dengan soal pilihan ganda yaitu:
(14) Keterangan:
DP =indeks daya pembeda satu butir soal tertentu
BA =banyaknya kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar
BB =banyaknya kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar
JA =banyaknya peserta kelompok atas JB =banyaknya peserta kelompok bawah
A B
A B
B B
DP
J J
(36)
57
Saeful Nurdin, 2015
PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN EXELEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI SUHU DAN KALOR
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Setelah indeks daya pembeda diketahui, maka harga tersebut diinterpretasikan pada kriteria daya pembeda dalam tabel berikut:
Tabel 3.4 Interpretasi Daya Pembeda Indeks Daya
Pembeda Kriteria Daya Pembeda Negatif Sangat buruk, harus dibuang 0,00 ≤ D ≤ 0,20 Buruk (poor), sebaiknya dibuang 0,20 < D ≤ 0,40 Sedang (satisfactory) 0,40 < D ≤ 0,70 Baik (good) 0,70 < D ≤ 1,00 Baik sekali (excellent)
(Arikunto, 2009)
Untuk memudahkan analisis tingkat kemudahan dan daya beda dalam penelitian ini menggunakan bantuan analisis ANATES V4. Hasil analisis uji coba soal dengan menggunakan program AnatesV4, dari dua puluh empat soal yang sudah tervalidasi ahli terlampir dalam lampiran 1 pada soal kemampuan kognitif materi suhu dan kalor, terdapat empat soal yang memiliki daya pembeda yang rendah, dengan kategori lebih baik tidak digunakan terlampir dalam lampiran 2 Maka hasil uji coba tersebut dapat dijadikan dan digunakan sebagai soal untuk pretest dan posttest. 2. Instrumen Tes Keterampilan Berpikir Kreatif
Instrumen yang digunakan untuk mengukur keterampilan berpikir kreatif adalah soal uraian.Sama seperti pada soal pilihan ganda, soal uraian pun harus divalidasi dulu.Soal yang dipergunakan di uji coba terlebih dahulu, yang kemudian dipergunakan dalam penelitian ini sesuai dengan indikator keterampilan berpikir kreatif.Penskoran berdasarkan jumlah presentase dan frekuensi jawaban siswa, rentang persentasenya antara 0-10% dengan kriteria sebagai berikut:
a. Untuk indikator fluency dan flexibility rank angka penilaian 1 sampai 4 dengan kategori jawaban siswa terbanyak jika persentase lebih 10 % maka dapat dikatakan dapat berpikir secara fluency dan flexibility.
(37)
58
Saeful Nurdin, 2015
PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN EXELEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI SUHU DAN KALOR
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Untuk persentase diambil rentang nilai 3 sampai 4 pada jawaban yang benar.
b. Untuk indikatororiginality penilaiannya berlawanan dengan fluency dan flexibility karena indikator ini sangat sulit, yaitu mencerminkan keaslian gagasan siswa dengan penilaian, jika jawaban berkisar dibawah 5% maka nilai 4, jika 6-7% nilai 3, jika 8-9% nilai 2, jika 10% nilai 1, diatas 10% nilai nol. Untuk persentase diambil rentang nilai 3 sampai 4 jawaban yang benar, maka jika ada 10% memiliki jawaban yang otentik berbeda dengan yang lain dapat dikatakan dapat berpikir originalitydalam (Hu dan Adey, 2002).
c. Pada indikatorelaborative penilaiannya sama dengan indikator fluency dan flexibility.
3. Skala Sikap
Skala Sikap ini menggunakan skala Likert, Dalam penelitian ini, penulis hanya ingin mengetahui deskripsi sikap atau tanggapan siswaterhadap strategi pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis masalah berbantuan bahan ajar exelearning pada materi suhu dan kalor. 4. Observasi
Format observasi dibuat untuk melihat keterlaksanaan model pembelajarandi kelas sesuai dengan sintaksnya. Format observasi berisi daftar check list“ya” dan “tidak”. Format observasi ini akan diisi oleh observer yang mengamati pembelajaran di kelas.
F. Analisis Peningkatan Kemampuan Kognitif dan Keterampilan Berpikir Kreatif
1. Analisis Peningkatan Kemampuan Kognitif
Salah satu variabel yang diukur dalam penelitian ini adalah kemampuan kognitif siswa pada materi suhu dan Kalor. Data yang diperoleh berupa hasil preetest dan posttest baik dari kelas eksperimen
(38)
59
Saeful Nurdin, 2015
PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN EXELEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI SUHU DAN KALOR
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
dan kelas kontrol. Data dari hasil preetest dan posttest dianalisis dengan langkah-langkah:
a. Pemberian Skor
Skor untuk soal pilihan ganda ditentukan berdasarkan metode Rights Only, yaitu jawaban benar di beri skor satu dan jawaban salah atau butir soal yang tidakdijawab diberi skor nol. Skor setiap siswa ditentukan dengan menghitung jumlah jawaban yang benar. pemberian skor dihitung dengan menggunakan rumus
= / x100 (15)
Keterangan: S = skor siswa
R = jawaban siswa yang benar T = jumlah banyaknya soal b. Normalisasi Gain
Untuk mengetahui peningkatan kemampuan kognitif dihitung berdasarkan skor gain yang ternormalisasi. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari kesalahan dalam menginterpretasikan perolehan gain masing-masing siswa. Untuk memperoleh skor gain yang ternormalisasi digunakan rumus yang dikembangkanoleh Hake (1998) seperti persamaan 16 di bawah ini.
< >=< >−< >
< >−< > (16) Keterangan :
<g>=rata-rata gain ternormalisasi <Ti>= skor ideal
<Sf>= skor posttest <Si>= skor pretest
Besar gain yang ternormalisasi (Ngain) ini kemudian dirata-ratakan dan diinterpretasikan untuk menyatakan kriteria efektivitas pembelajaran. Kriteria efektivitas pembelajaran ini dapat dilihat pada Tabel 3.5.
(39)
60
Saeful Nurdin, 2015
PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN EXELEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI SUHU DAN KALOR
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Nilai Rata-Rata Gain
Ternormalisasi <g> Kriteria (<g>)≤0,7 Tinggi 0,3≤ (<g>)< 0,7 Sedang
(<g>)< 0,3 Rendah
(Hake, 1998) c. Analisis Uji Normalitas dan Homogenitas Data
Uji normalitas dan uji homogentitas data dimaksudkan sebagai prasyarat dalam penggunaan statistik parameterik atau non parametrik.Bila data terdistribusi normal dan homogen, maka peneliti bisa menggunakan uji parametrik.Namun jika setelah pengujian diperoleh data penelitian yang tidak normal, tidak homogen atau tidak keduanya, maka peneliti harus menggunakan uji non paramatrik.
1) Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah data yang didapatkan terdistribusi secara normal atau tidak.Rumus yang digunakan untuk uji normalitas adalah chi-kuadrat (Sugiyono, 2010).
kk
i h
h f
f f0 2
(17)
Dimana:
fo = frekuansi yang diobservasi
fh = frekuensi yang harapkan
Data terdistribusi normal jikaχhitung2 <χtabel2 pada taraf signifikansi 5% dengan derajat kebebasan, db = k – 1, dengan k menyatakan jumlah kelas interval.
2) Uji homogenitas
Uji homogenitas dilakukan sebagai syarat untuk menentukan uji hipotesis yang akan digunakan. Homogenitas varians diuji menggunakan rumus uji statistik Fsebagai berikut:
(40)
61
Saeful Nurdin, 2015
PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN EXELEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI SUHU DAN KALOR
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
(18)
(Sugiyono,2010)
Kriteria pengujian sebagai berikut : Jika Fhit > Ftabel, data tidak homogen.
Jika Fhit ≤ Ftabel, data homogen.
d. Analisis Uji Hipotesis
1) Uji Hipotesis Assosiatif (hubungan)
Hipotesis Asosiatif di uji dengan teknik korelasi, pada penelitian ini teknik korelasi yang digunakan yaitu korelasi pearson Product Moment. Karena data yang akan dikorelasikan berbentuk interval, dan dari sumber data yang sama.
Persamaan korelasi product moment:
} ) ( { } ) ( { ) )( ( 2 2 2 2 i i i i i i i i xy y y n x x n y x y x n r
(19)
Tabel 3.6 Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat Kuat
(Sugiyono, 2010) Untuk menguji signifikasi hubungan, menggunakan rumus uji signifikansi (uji t) dengan persamaan:
2 1 2 r n r t
(20)
Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dua variabel tertentu dapat menggunakan koefisien determinasi dengan persamaan:
(41)
62
Saeful Nurdin, 2015
PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN EXELEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI SUHU DAN KALOR
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
2) Uji Hipotesis Komparatif
Untuk membandingkanrata-rata N-gain antara kelas kontrol dan kelas eksperimen, serta hipotesis penelitiannya berupa hipotesis Ha dan memihak pada salah satu kelas, maka uji hipotesisnya menggunakan uji satu pihak dengan taraf signifikansi α:0,05. Jika data berdistribusi normal dan homogen maka digunakan uji statistik parametrik melalui uji independent sampel t tes dengan persamaan:
� = 2 1 2 1 2 2 2 2 1 1 2 1 1 1 2 ) 1 ( ) 1 ( n n n n S n S n X X (22) (Sugiyono, 2010) Keterangan:
� 1 =rata-rata kelas ekperimen � 2 = rata-rata kelas kontrol
12 =varian kelas eksperimen 2
2
=varian kelas kontrol
�1 = jumlah sampel kelas eksperimen �2=jumlah sampel kelas kontrol
Hasil perhitungan tersebut (t � ) selanjutnya dikonsultasikan dengan ttabel dengan ketentuan jika t � t lmaka hipotesis (� ) ditolak, artinya tidak terdapat perbedaan yang signifikan kemampuan kognitif dan keterampilan berpikir kreatif siswa padaPBM berbatuan bahan ajar exelearning dan PBM tanpa berbantuan.Jikat � ≥ t �maka hipotesis (� ) diterima, artinya terdapat perbedaan yang signifikankemampuan kognitif dan keterampilan berpikir kreatif siswa padaPBM berbatuan exelearning dan PBM tanpa berbantuan. Untuk uji independent t test beda rata-rata kemampuan kognitif dapat juga menggunakan bantuan SPSS 18.
(42)
63
Saeful Nurdin, 2015
PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN EXELEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI SUHU DAN KALOR
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Untuk uji beda rata-rata keterampilan berpikir kreatif menggunakan Uji Mann-Whitney denganbantuan SPSS 18 karena salah satu sampel terdistribusi tidak normal, dimana jika Signifikansi (Asym Sig) > 0,05 maka (H0) diterima tidak ada perbedaan rata-rata nilai kemampuan berpikir kreatif antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.
2. Analisis Peningkatan Keterampilan Berpikir Kreatif
Untuk melihat peningkatan keterampilan berpikir kreatif tidak berbeda dengan peningkatan kemampuan kognitif yakni pemberian skor pretest dan posttestdari kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan mengacu pada rubrik penilaian yang sudah ditentukan. Setelah nilai preetest dan posttest terkumpul, selanjutnya dicari rata-rata gain yang ternormalisasi kemudian dilakukan uji beda dua rata-rata N-gain antara kelas eksperimen dan keras kontrol.
Pada analisis reliabilitas soal untuk bentuk essay menggunakan persamaanCronbach Alpha (Alpha) dalam Ruseffendi (2005) dipergunakan untuk soal yang jawabannya bervariasi, tes prestasi belajar yang berbentuk uraian atau angket dan skala bertingkat diuji dengan menggunakan persamaan Alpha sebagai berikut:
22 1 1 J i p DB DB b b
r (23)
(Ruseffendi, 2005) Keterangan :
rp = reliabilitas instrumen b = banyaknya soal
DBj2 =variansi skor seluruh soal menurut skor siswa perorangan
DBi2 =variansi skor soal tertentu (soal ke-i)
2i
DB =jumlah varian skor seluruh soal menurut skor soal tertentu 1. Analisis Tanggapan Siswa dan Keterlaksanaan Pembelajaran
(43)
64
Saeful Nurdin, 2015
PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN EXELEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI SUHU DAN KALOR
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
a) Tanggapan Siswa
Untuk menganalisis tanggapan siswa, langkah-langkah analisisnya adalahsebagai berikut:
1) Menentukan banyak kategori (K), yaitu 4 kategori yang terdiri dari sangatsetuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS) dan sangat tidak setuju (STS). Dengan kategori jika pernyataan yang bersifat positif, kategori sangat setuju (SS) diberi skor 4, setuju (S) diberi skor 3, tidak setuju (TS) diberi skor 2, dan sangat tidak setuju (STS) diberi skor 1. Sedangan untuk pernyataan negatif, kategori sangat setuju (SS) diberi skor 1, setuju (S) diberi skor 2, tidak setuju (TS) diberi skor 3, dan sangat tidak setuju (STS) diberi skor 4.
2) Data yang diperoleh dari skala sikap diolah dengan cara menghitung jumlah seluruh responden yang memilih butir pertanyaan yang tersedia, kemudian dipersentasekan dengan menggunakan persamaan persentase tanggapan responden sebagai berikut:
(%)R =
F p
x 100% (24)
Keterangan:
(%)R:persentase tanggapan responden
P : jumlah responden yang memilih butir pernyataan yang tersedia F:jumlah seluruh responden
Untuk interpretasikan persentase tanggapan responden, digunakan kategori sebagai berikut :
Table 3.7 Kategori Tanggapan Responden Interpretasi Persentase
Tanggapan Responden (R) Kategori
R = 0% Tak seorang pun
0% < R < 25% Sebagian kecil
25 % ≤ R < 50% Hampir setengah
R = 50% Setengahnya
50% < R < 75% Sebagian besar
(44)
65
Saeful Nurdin, 2015
PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN EXELEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI SUHU DAN KALOR
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
R = 100 Seluruhnya
(Riduwan, 2012) b) Keterlaksanaan Pembelajaran
Hasil observasi aktivitas Guru dan siswa diolah dengan menggunakan persamaan persentase keterlaksanaan pembelajaran sebagai berikut:
(%) KP =
JP J
x 100% (25)
Keterangan:
(%) KP : persentase keterlaksanaan pembelajaran J : jumlah aktivitas pembelajaran yang terlaksana JP : jumlah total seluruh aktivitas pembelajaran
Untuk interpretasikan persentase keterlaksanaan pembelajaran, digunakan kategori sebagai berikut :
Table 3.8 Kategori Keterlaksanaan Pembelajaran Interpretasi Persentase
Keterlaksanaan Pembelajaran (KP) Kategori
KP = 0% Tak satu pun aktivitas terlaksana 0% < KP < 25% Sebagian kecil aktivitas
terlaksana
25 % ≤ KP < 50% Hampir setengah aktivitas terlaksana
KP = 50% Setengahnya aktivitas terlaksana 50% < KP < 75% Sebagian besar aktivitas
terlaksana
75% ≤ KP < 100% Hampir seluruhnya aktivitas terlaksana
KP = 100 Seluruhnya aktivitas terlaksana (Riduwan, 2012)
(45)
87
Saeful Nurdin, 2015
PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN EXELEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI SUHU DAN KALOR
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
BAB V
SIMPULAN, SARAN DAN REKOMENDASI
A. Simpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang penggunaan bahan ajar/buku ajar elektronik suhu dan kalor berbantuan Exelearning untuk meningkatkan kemampuan kognitif dan keterampilan berpikir kreatif siswa dapat disimpulkan bahwa:
1. Peningkatan kemampuan kognitif siswa yang memperoleh PBM berbantuan exelearning secara signifikan lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang memperoleh PBM tanpa bantuan exelearning.
2. Peningkatan keterampilan berpikir kreatif siswa yang memperoleh PBM berbantuan exelearning secara signifikan lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang memperoleh PBM tanpa bantuan exelearning.
3. Terdapat hubungan yang positif antara kemampuan kognitif dengan keterampilan berpikir kreatif siswa dengan taraf signifikansi sedang pada kelas yang mendapatkan PBM berbantuan exelearning. Variabel kemampuan kognitif dengan variabel keterampilan berpikir kreatif pada siswa yang mendapat PBM berbantuan exelearning sebesar 30,67 persen, sedangkan sisanya dari pengaruh variabel lain diluar variabel yang diteliti dalam penelitian ini.
4. Penerapan model PBM dengan bantuan exelearning pada skala sikap siswa dapat dikatakan bahwa untuk penggunaan PBM siswa memberikan sikap dan tanggapan dengan kategori hampir seluruhnya siswa memberikan sikap setuju dengan PBM dalam pembelajaran dikelas. Untuk bahan ajar/buku ajar elektonik materi suhu dan kalor berbantuan exelearningsiswa memberikan sikap dan tanggapan dengankategori sebagian besar siswa memberikan sikap setuju.Pada tanggapan memilih
(46)
88
Saeful Nurdin, 2015
PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN EXELEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI SUHU DAN KALOR
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
dan menerapkan strategi belajar siswa memberikan sikap dan tanggapan dengankategorisebagian besar siswa memberikan sikap setuju.
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang penggunaan bahan ajar/buku ajar elektronik suhu dan kalor berbantuan Exelearning menyarankan hal-hal sebagai berikut:
1. Dalam penelitian ini masih ada kelemahan-kelemahanseperti peningkatan kemampuan kognitif dan keterampilan berpikir kreatif siswa sedang, oleh karena itu pengembangan lebih lanjut bahan ajar/buku ajar elektronik yang lengkap sehingga siswa dapat beradaptasi dengan bahan ajar/buku ajar elektronik berbantuan exelearning agar lebih menguasai materi dengan lebih baik.
2. Strategi diskusi atau sumbang saran agar lebih merangsang dengan memberikan contoh permasalahan kehidupan nyata dapat diperbanyak dan adanya umpan balik pada setiap blok permasalahan agar siswa terangsang berpikir divergen (memberikan banyak gagasan) pada keterampilan berpikir kreatif maupun pada kemampuan kognitif.
C. Rekomendasi
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang penggunaan bahan ajar/buku ajar elektronik suhu dan kalor berbantuan Exelearning merekomendasikan hal-hal sebagai berikut:
1. Pengembangan buku ajar elektronik berbantuan exelearning untuk Sekolah/Madrasah dipandang perlu untuk ditindak lanjuti sebagai media pembelajaran yang inovatif dalam membekali kemampuan kognitif dan keterampilan berpikir kreatif.
(47)
89
Saeful Nurdin, 2015
PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN EXELEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI SUHU DAN KALOR
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
2. Buku ajar elektronik berbantuan exelearning dapat diadaptasi oleh Guru khususnya Guru fisika di Sekolah/Madrasah dalam upaya membantu meningkatkan keterampilan Guru dalam meningkatkan proses pembelajaran yang kreatif dan inovatif serta menunjang tuntutan kurikulum 2013.
3. Lembaga Kediklatan dan LPTK dapat memfasilitasi pelatihan pembuatan bahan ajar exelearning interaktif tersebut dengan berkoordinasi antara lembaga tersebut dengan Sekolah/Madrasah.
(1)
Saeful Nurdin, 2015
PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN EXELEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI SUHU DAN KALOR
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
2. Buku ajar elektronik berbantuan exelearning dapat diadaptasi oleh Guru khususnya Guru fisika di Sekolah/Madrasah dalam upaya membantu meningkatkan keterampilan Guru dalam meningkatkan proses pembelajaran yang kreatif dan inovatif serta menunjang tuntutan kurikulum 2013.
3. Lembaga Kediklatan dan LPTK dapat memfasilitasi pelatihan pembuatan bahan ajar exelearning interaktif tersebut dengan berkoordinasi antara lembaga tersebut dengan Sekolah/Madrasah.
(2)
Saeful Nurdin, 2015
PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN EXELEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI SUHU DAN KALOR
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, L.W. &Krathwohl, D.R. (2001).Ataxonomy for learning, teaching and
assessin: A revision of bloom’s taxonomy of educational objective. A
bridged edition.Addison Wesley Longman, Inc. Dalam A. Prihantoro (Penerjemah) Kerangkalandasanuntuk, Pembelajaran, Pengajaran, danAsesmen. Yogyakarta: PustakaPelajar.
Arikunto, S. (2009).Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan.Jakarta : PT RinekaCipta. Arikunto, S. (2006).ProsedurPenelitianSuatuPendekatanPraktik.Jakarta : PT
RinekaCipta.
Arends, R.I. (2012). Learning To Teach (BelajaruntukMengajar). Dalam H. P. Soetjipto,& S. M. Soetjipto (penerjemah) BelajaruntukMengajar.Yogyakarya: PustakaPelajar.
Fitriana, I.S. (2010). Penggunaan Multimedia Interaktif (MMI) Dalam Proses
PembelajranMateriTeoriKinetik Gas
UntukMeningkatkanPemahamanKonsep Dan
KeterampilanBerpikirKreatifSiswa.Tesis, SekolahPascasarjana, UniversitasPendidikan Indonesia.
Fraenkel, J.R. &Wallen, N.E. (2012).How to Design and Evaluate Reasearch in Education Eighth Edition. New York: McGGraw-Hill Companies.
Handayani, S. (2009).Fisika1 :Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: PusatPerbukuan, DepartemenPendidikanNasional.
Hartono, (2010).Penembangan Program Praktikum IPA Berbantuan Web padaPendidikanTinggiJarakJauh S1 Guru SekolahDasar.Disertasi, SekolahPascasarjana, UniversitasPendidikan Indonesia.
Kanginan, M. (2009).Fisikauntuk SMA Kelas X. Jakarta: PT. GeloraAksaraPertamaErlangga.
Lau, J.Y.F. (2011). An Intoduction to Critical Thinking and Creativity : Think More Think Better. New Jersey :Jhon Wiley and Sons, Inc
McGuinness, C. (1999). From Thinking Skills To Thinking Classrooms. Research Brief, 115.
Munir.(2008). KurikulumBerbasisTeknologiInformasidanKomunikasi. Bandung: Alpabeta.
(3)
Saeful Nurdin, 2015
PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN EXELEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI SUHU DAN KALOR
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Munandar, U. (2012). PengembanganKreativitasAnakBerbakat. Jakarta: PT. RinekaCipta.
Nurachmandani, S. (2009).Fisika1 :Untuk SMA/MA Kelas X / SetyaNurachmandani ; Editor, Budi Wahyono ; Ilustrator, Haryana Humardani. Jakarta: PusatPerbukuan, DepartemenPendidikanNasional. Permendikbudnomor 59.(2014). TentangKurikulum 2013 SekolahMenenahAtas /
Madrasah Aliyah. Jakarta: Kemendikbud.
Permendikbudnomor 104.(2014).
TentangPenilaianHasilBelajarOlehPendidikPadaPendidikanDasar Dan PendidikanMenengah. Jakarta: Kemendikbud.
Priyatno, D. (2012). BelajarPraktisAnalisisParametrikdan Non Parametrikdengan SPSS. Yogyakarta: Gava Media.
Riduwan.(2012). BelajarMudahPenelitianuntuk Guru-KaryawandanPenelitiPemula. Bandung: Alfabeta.
Ruseffendi, E.T. (2005) Dasar-DasarPenelitianPendidikan&Bidang Non EksaktaLainnya. Bandung: Transito Bandung.
Setiawati, E. (2014) MengembangkanKemampuanBerpikirLogis, Kreatif, Dan Habits Of Mind MatematisMelaluiPembelajaranBerbasisMasalah (EksprimenTerhadapSiswa Madrasah Aliyah). Disertasi, SekolahPascasarjana, UniversitasPendidikan Indonesia.
Sihombing, R.U. (2010).
E-ModulInteraktifBerbasisMasalahuntukMeningkatkanPenguasaanKonsepSist emSyaraf, KemampuanGenerikSainsdanBerpikirKritisMahasiswa.Tesis, SekolahPascasarjana, UniversitasPendidikan Indonesia.
Sugiyono, (2010).MetodePenelitianPendidikan. Bandung: CV Alfabeta.
Sumarno, J. (2009). Fisika1 :Untuk SMA/MA Kelas X / J. Sumarno ; Editor, Budi Wahyono ; Ilustrator, Haryana Humardani. Jakarta: PusatPerbukuan, DepartemenPendidikanNasional.
Susanti, E. (2014)
PendidikanMatematikaRealistikBerbantuanKomputerUntukMeningkatkanH igher-Order Thinking Skills Dan Mathematical Habit Of MindSiswa SMP.Disertasi, SekolahPascasarjana, UniversitasPendidikan Indonesia.
(4)
Saeful Nurdin, 2015
PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN EXELEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI SUHU DAN KALOR
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Tipler, P.A. (1998). Fisika/Paul A. Tipler :alihbahasa, Lea Prasetio, Rahmad W. Adi; editor, JokoSutrisno. Jakarta: PT GeloraAksaraPertamaErlangga. UniversitasPendidikan Indonesia.(2013). PedomanPenulisanKaryaIlmiah.
Bandung: UPI Press.
Uno, B.H., &Mohamad, N. (2012).Belajardenganpendekatan PAILKEM (pembelajaranaktif, inovatif, lingkungan, kreatif, efektif, menarik). Jakarta: BumiAksara.
Wadud, A. (2012). PembelajaranDengan Model PBL Berbantuan Web UntukMeningkatkanKemampuanMemecahkanMasalah Dan BerpikirKreatifSiswaTentangLingkungan.Tesis, SekolahPascasarjana, UniversitasPendidikan Indonesia.
Jurnal
Alrubaie, F., Daniel, E.&Gnananmalar S. (2014).Developing a Creative Thinking Test for Iraqi Physics Students, International Journal of Mathematics and Physical Sciences Research. Vol. 2, Issue 1, pp: (80-84).
Akdemir, U., Kunt, K.,&Tekin, I. (2012).The Effects of Interactive Exercises on Students‟ Achievement: Using the Open Source Authoring Application.Procedia - Social and Behavioral Sciences 55 (2012) 1009 – 1013
Blas, T.M.& Fernandez, A.S. (2009).The Role Of New Technologies In The Learning Process: Moodle As A Teaching Tool In Physics.Journal Computers & education 52.35-44.
Chu, H.E.,Treagust, D.F., Yeo, S &Zadnik, M. (2012). Evaluation of Students‟ Understanding of Thermal Concepts in Everyday Contexts.International Journal of Science Education, Vol. 34, No. 10, pp. 1509-1534.
Diana, D.F. (2008). Problem Based Learning, BMJ.2008 May 3;336(7651):971.
Fisher, R. (2006). Expanding Minds: Developing Creative Thinking in Young Learners. CATS: The IATEFL Young Learners SIG Journal, 5-9.
Guilford, J. P. (1950). Creativity. American Psychologist, 5, 444–454.
Hu &Adey . (2002). A Scientific Creativity Test For Secondary School Students, International Journal of Science Education, Vol. 24, No. 4, 389–403.
(5)
Saeful Nurdin, 2015
PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN EXELEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI SUHU DAN KALOR
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Liu, M. (1998). The Effect of Hypermedia Authoring on Elementary School Student‟s Creative Thinking, J. Educational Computing Research, Vol. 19 (1) 27-51.
Neo, M. & Neo, K.T.K. (2001). Innovative teaching : Using multimedia in a problem-base learning environment, Educational Technology & Society 4 (4) 2-18.
Nurdin, S.
(2013).StudiTentangSikapSiswaTerhadapMotivasiBelajarFisikaBerbasis Web E-Learning.Jurnal Tatar PasundanBalaiDiklatKeagamaan Bandung, vol 20, 352-360.
Sternberg, R.J. (2012). The Assessment of Creativity: An Investment-Based Approach. Creativity Research Journal, 24(1), 3–12
Sulaiman, F.,Coll, R.K.& Hassan, S. (2013). Comparison using PBL and Online Learning for Undergraduate Physics‟ Students for Creative Thinking. Recent Technological Advances in Education Journal, 109-114.
Yeo, S &Zadnik, M. (2001). Introductory Thermal Concept Evaluation: Assessing Students‟ Understanding. The Physics Teacher Vol. 39, 496-504.
Yuliono, S N., Sarwanto,.&Wahyuningsih, D. (2014).Video PembelajaranBerbasisMasalahpadaMateriKalorUntukSiswaKelas
VII.JurnalPendidikanFisika (2014) Vol. 2 No. 1.21-25. Internet
Duch, J.B. (1995). What is Problem-Based Learning?.Tersedia : http://www.udel.edu/pbl/cte/jan95-what.html [diakses 12 Januari 2015]. Fernandez, A.M. dkk.(2012). exelearning 2.0.1 portabel (windows)-zip.Tersedia
di http://exelearning.net/downloads/ [diakses 28 Nopember 2014]
Hake, R.R (1998).Interactive-Engagement Methods in Introductory Mechanics Courses.Departement of Physics, Indiana University, Bloomingtoon.Tersedia: http://www.physics.indiana.edu/hake [diakses 12 Januari 2015].
Harris, R. (2012). Introduction to Creative Thinking.tersedia di : http://www.virtualsalt.com/crebook1.htm. [diakses 14 Maret 2015].
Utari, S &Nurdin, S. (2015).
(6)
Saeful Nurdin, 2015
PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN EXELEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI SUHU DAN KALOR
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
:http://bdkbandung.kemenag.go.id/jurnal/301-an... [diakses 17 Pebruari 2015].
White, H. (1995). “„Creating problems‟ for PBL.”Tersedia di: http://www.udel.edu/pbl/cte/jan95-chem.html. [diakses19Pebruari 2015].