Pengaruh Word of Mouth Communication Terhadap Keputusan Pembelian di Pasar Tradisional Pajak USU Jamin Ginting Medan

(1)

PENGARUH WORD OF MOUTH COMMUNICATION TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN DI PASAR TRADISIONAL PAJAK USU

MEDAN

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/ Bisnis

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

Disusun oleh :

FRANS ERWIN MOECTHAR SIMAMORA 110907064

DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NIAGA/BISNIS FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur bagi Tuhan Yang Maha Esa karena berkat pertolongan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik mungkin. Adapun skripsi ini berjudul “Pengaruh Word of Mouth Communication Terhadap Keputusan Pembelian di Pasar Tradisional Pajak USU Jamin Ginting Medan”. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh strategi pemasarn Word of Mouth terhadap keputusan pembelian di pasar tradisional Pajak USU Jamin Ginting Medan sebagai syarat mendapatkan gelar sarjana (S1) pada program studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Skripsi ini terkhusus saya persembahkan kepada kedua orang tua saya. Sebagai gambaran ucapan terimakasih saya atas doa, motivasi, dukungan, cinta, dan pengertian yang telah diberikan kepada saya karena berkat semuanya itulah saya dapat mengerjakan skripsi dan kuliah ini dengan baik. Dan selama proses pengerjaan sampai penyelesaian skripsi ini saya banyak dibantu, dibimbing dan diarahkan oleh beberapa pihak. Dan kepada semua pihak yang telah berpartisipasi saya mengucapkan terimakasih, yaitu kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Dr. Marlon Sihombing MA, selaku Ketua Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis FISIP USU.

3. Bapak Muhammad Arifin Nasution S.Sos, M.Sp, selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis.

4. Bapak Drs. Humaizi, MA selaku Dosen Pembimbing yang telah membimbing dan mnengarahkan saya dari awal pengerjaan skripsi ini sampai selesai. Terima kasih atas bimbingan, waktu, nasihat, perhatian, dan arahannya kepada saya selama penulisan skripsi ini. 5. Seluruh Dosen dan Staf Pengajar Program Studi Ilmu Administrasi

Niaga/Bisnis FISIP USU. Terima kasih atas pengajaran, ilmu, serta nasihat yang telah diberikan kepada saya selama saya menimba ilmu


(3)

ii

di Departemen Ilmu Administrasi Bisnis/ Niaga Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

6. Pegawai administrasi Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis, kak Siswati dan bang Farid yang selama ini telah banyak membantu segala urusan administrasi sejak awal saya memulai studi sampai selesai.

7. Kepada Bapak Edwin Reonaldo, Bapak Roy Ginting, dan Bapak Subur Sembiring selaku pemilik Pajak USU Jamin Ginting Medan terimakasih banyak atas izin kepada penulis untuk meneliti usaha bisnisnya.

8. Terimakasih lagi buat orangtua tercinta dan terbaik Bapak Minner Simamora dan Ibu saya Herdi Situmeang yang setia mendukung, serta Abang saya yang Jackson Simamora, dan Sutrisno Simamora juga kepada kakak tercinta Veryanti Simamora dan Sartika Simamora yang selama ini memberi dukungan moril dan materil.

9. Terimakasih kepada semua pegawai dan konsumen yang telah bersedia diwawancara.

10. Terimakasih juga kepada seluruh pasukan seperjuangan dari awal kuliah sampai saat ini mahasiswa – mahasiswi Administrasi Niaga/Bisnis B’011.

11. Dan kepada sahabat-sahabat yang selalu menemani dalam suka duka selama kuliah mengisi kekosongan dengan suka duka dan canda tawa dan memberi pelajaran berharga. Diantaranya Eko Sinaga, Dedi Lumban Gaol, Oktorio Saragih, Rey Hutabarat, Juju Zebua, Kerol, Novandi Black (Klosmonaut), Martin Sinaga, Basri, Anton Sihombing, Ucok Hermanto, Aji Harahap, Bang Diki, Bang Frans Kristanto dan Bang Fuji Putra.

12. Terima kasih juga kepada Fani Simanjuntak, dan Tengku Malinda Ifkar yaitu mereka yang pernah mengisi kekosongan hatiku dan selalu mengingatkanku dalam setiap hal, yang selalu sabar memberikan saran.


(4)

iii

13. Terimakasih juga kepada teman sepengurusan di Pemerintahan Mahasiswa FISIP USU periode 2015 Jefri Wanda, Wiro Oktavius Ginting, Simon dan seluruh kepala dinas serta anggota – anggota nya. 14. Dan terimakasih juga buat sahabat seperjuangan saya di Band

Apsintus diantaranya Yogi Pasaribu, S.E, Jimy Ceper Sianturi dan Uncle Yoss. Dan tak lupa juga kepada seluruh crew Bataknese Headbangers.

15. Pihak-pihak lain yang telah membantu dan memberikan dukungan serta doa kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini memiliki banyak kelemahan serta masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang sifatnya membangun dan membantu penyempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Medan, September 2015


(5)

iv

PENGARUH WORD OF MOUTH COMMUNICATION TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN DI PASAR TRADISIONAL PAJAK USU

JAMIN GINTING MEDAN

Nama : Frans Erwin Moecthar Simamora NIM : 110907064

Prodi : Administrasi Niaga/Bisnis Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Pembimbing : Drs. Humaizi, MA

ABSTRAK

Pesatnya perkembangan pasar modern di Negara ini dapat menurunkan reputasi pasar tradisional ditengah masyarakat sehingga pasar tradisional juga harus meningkatkan fasilitas yang memberikan kenyamanan dan harga bersaing untuk menarik kembali masyarakat serta melakukan promosi. Promosi merupakan salah satu bauran pemasaran yang merupakan kegiatan terpenting dan berperan aktif dalam memperkenalkan, memberitahukan dan mengingatkan kembali manfaat suatu produk yang di promosikan tersebut.

Salah satu strategi promosi yang fenomenal adalah Word of Mouth Communication. Jenis strategi promosi Word of Mouth Communication adalah strategi pemasaran yang dilakukan oleh konsumen yang telah melakukan pembelian atau pengguna jasa dan menceritakan pengalamannya tentang suatu produk atau jasa tersebut kepada orang lain sehingga dapat menarik perhatian orang lain yang mendengarkan pembicaraan tersebut untuk membeli atau menggunakan jasa.

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis Pengaruh Word of Mouth Communication Terhadap Keputusan Pembelian Pasar Tradisional Pajak USU Jamin Ginting Medan dengan bentuk penelitian metode penelitian kuantitatif.. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Penelitian ini menggunakan data penelitian selama 3 bulan dan penentuan hipotesis yang merupakan pernyataan yang bersifat sementara mengenai dua variabel. Pengolahan analisis data menggunakan software pengolahan data statistic yaitu SPSS 20 for windows.

Berdasarkan hasil analisis data menggunakan analisis data linear sederhana terdapat koefisien regresi variabel Word of Mouth Communication sebesar 0,869 ; artinya setiap penambahan 1 nilai Word of Mouth Communication (X), maka Keputusan Pembelian (Y) akan mengalami peningkatan sebesar 0,869. Pengaruh

Word of Mouth Communicatioan terhadap Keputusan Pembelian di pasar

tradisional Pajak USU Jamin Ginting Medan berdasarkan hasil uji hipotesis pada responden adalah 0,689. Signifikan korelasi diketahui lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05) yang menunjukkan kedua variabel berkorelasi secara signifikan.


(6)

v

WORD OF MOUTH INFLUENCE ON DECISION TO PURCHASE IN TRADITIONAL MARKETS PAJAK USU GINTING USU MEDAN

Name : Frans Erwin Moecthar Simamora

NIM : 110907064

Major : Bussiness Administration

Faculty : Social and political science

Tutorship : Drs. Humaizi, MA

ABSTRACT

The rapid development of modern market in this country can reduce traditional market reputation in the community so that traditional markets should also improve the comfort and facilities that provide competitive prices to attract back the community and promotion. Promotion is one of the marketing mix is an important activity and play an active role in introducing, inform and remind the benefits of a product which promoted them.

One phenomena promotion strategy is Word of Mouth Communication. Kind of promotional strategy Word of Mouth Communications is a marketing strategy made by consumers who have made a purchase or service users and shared her experiences about a product or service to another person so as to attract the attention of others who listened to talks to buy or use the services.

The purpose of this study was to determine and analyze the Word of Mouth Communication Influence Buying Decision Against Traditional Markets Pajak USU Jamin Ginting Medan form of quantitative research methods research. The data used are primary data and secondary data. This study uses research data for 3 months and the determination of the hypothesis that a tentative statement about the two variables. Processing data analysis using statistical data processing software SPSS 20 for windows.

Based on the results of data analysis using data analysis simple linear regression coefficients are variable Word of Mouth Communication of 0.869; meaning that each additional 1 Word of Mouth Communication value (X), then the Purchase Decision (Y) will increase by 0.869. Word of Mouth Communicatioan influence on the buying decision in traditional markets Pajak USU Jamin Ginting Medan based on the results of hypothesis testing on the respondent is 0.689. Significant correlations are known to be less than 0.05 (0.000 <0.05), which shows both variables significantly correlated. Keywords: word of mouth communication, purchasing decisions.


(7)

vi DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

ABSTRAK ... iv

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Batasan Masalah ... 7

1.3 Rumusan Masalah ... 7

1.4 Tujuan Penelitian ... 8

1.5 Manfaat Penelitian ... 8

BAB II KAJIAN TEORI ... 9

2.1 Komunikasi Pemasaran ... 9

2.2 Word of Mouth ... 14

2.2.1 Manfaat Word of Mouth ... 16

2.2.2 Elemen – Elemen Word of Mouth ... 18

2.2.3 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Word of Mouth ... 21

2.3 Perilaku Konsumen ... 24

2.3.1 Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Pembelian Konsumen ... 25

2.3.2 Tikngkat Keputusan Pembelian Konsumen ... 27

2.3.3 Tahap-tahap Proses Pengambilan Keputusan Pembelian Konsumen ... 29

2.3.4 Peran Dalam Proses Keputusan Pembelian Konsumen ... 31

2.3.5 Indikator Proses Pengambilan Keputusan ... 32

2.4 Kerangka Berpikir ... 33

BAB III METODE PENELITIAN ... 34

3.1 Bentuk Penelitian ... 34

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 34

3.3 Populasi dan Sampel ... 34

3.3.1 Populasi ... 34


(8)

vii

3.4 Hipotesis ... 37

3.5 Defenisi Konsep ... 38

3.6 Defenisi Operasional ... 38

3.7 Teknik Pengumpulan Data ... 44

3.8 Skala Pengukuran Variabel ... 46

3.9 Teknik Analisis Data ... 47

3.9.1 Uji Validitas ... 47

3.9.2 Uji Reliabilitas ... 48

3.9.3 Analisis Regresi Linear Sederhana ... 48

3.9.4 Uji Hipotesis ... 49

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 51

4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ... 51

4.1.1 Sejarah Umum Penelitian ... 51

4.1.2 Profil Perusahaan ... 52

4.1.3 Struktur Organisasi ... 53

4.2 Penyajian Data ... 54

4.2.1 Analisis Data Tunggal ... 54

4.3 Analisis Data ... 77

4.3.1 Uji Instrumen Penelitian ... 77

4.3.2 Analisis Regresi Linear Sederhana ... 82

4.3.3 Uji Hipotesis ... 83

4.4 Pembahasan ... 85

BAB V PENUTUP ... 89

5.1 Kesimpulan ... 89

5.2 Saran ... 90 DAFTAR PUSTAKA


(9)

viii

DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Persepsi Efektivitas Manajemen

Word of Mouth menurut skala perusahaan ... 4

Tabel 3.1 Oprasional Variabel ... 39

Tabel 3.2 Skala Likert ... 46

Tabel 4.1 Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 55

Tabel 4.2 Identitas Responden Berdasarkan Usia ... 56

Tabel 4.3 Identitas Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir (Yang Sedang Berlangsung Saat Ini) ... 57

Tabel 4.4 Identitas Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 57

Tabel 4.5 Identitas Responden Berdasarkan Jumlah Uang Saku per Minggu ... 58

Tabel 4.6 Mendengar Melalui Pembicaraan ... 59

Tabel 4.7 Membicarakan Kepada Orang Lain ... 60

Tabel 4.8 Harga Yang Meyakinkan ... 61

Tabel 4.9 Pengalaman Orang Lain Yang Meyakinkan ... 62

Tabel 4.10 Direkomendasikan Oleh Orang Lain ... 63

Tabel 4.11 Merekomendasikan Kepada Orang Lain ... 64

Tabel 4.12 Dimotivasi Oleh Orang Lain ... 65

Tabel 4.13 Termotivasi Melalui Pembicaraan Orang Lain ... 66

Tabel 4.14 Mengenali Kebutuhan Sebelum Berbelanja ... 67

Tabel 4.15 Ketersediaan Kebutuhan ... 68

Tabel 4.16 Menyimak Informasi ... 69

Tabel 4.17 Mencari Kebenaran Informasi ... 70

Tabel 4.18 Membandingkan Pasar ... 71

Tabel 4.19 Membandingkan Kualitas dan Harga ... 72

Tabel 4.20 Pilihan dan Pertimbangan ... 73

Tabel 4.21 Berkunjung dan Berbelanja ... 74

Tabel 4.22 Membicarakan Setelah Berbelanja... 75

Tabel 4.23 Kembali Berbelanja... 76

Tabel 4.24 Corelation Output Variabel X ... 77

Tabel 4.25 Case Processing Summary Output Variabel X ... 78

Tabel 4.26 Hasil Uji Validitas Angket Word of Mouth Communication ... 78

Tabel 4.27 Corelation Output Variabel Y ... 79

Tabel 4.28 Case Processing Summary Output Variabel Y ... 80

Tabel 4.29 Hasil Uji Validitas Angket Keputusan Pembelian ... 80

Tabel 4.30 Reliability Statistic Output Variabel X (Word of Mouth Communication) ... 81

Tabel 4.31 Reliability Statistic Output Variabel Y (Keputusan Pembelian) ... 82

Tabel 4.32 Koefisien Analisis Regresi Linear Sederhana ... 82

Tabel 4.33 Hasil Uji Signifikan (Uji – t)... 83


(10)

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Tahap – tahap proses pengambilan keputusan ... 31 Gambar 2.2 Kerangka Berpikir ... 33 Gambar 4.1 Struktur Organisasi ... 53


(11)

iv

PENGARUH WORD OF MOUTH COMMUNICATION TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN DI PASAR TRADISIONAL PAJAK USU

JAMIN GINTING MEDAN

Nama : Frans Erwin Moecthar Simamora NIM : 110907064

Prodi : Administrasi Niaga/Bisnis Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Pembimbing : Drs. Humaizi, MA

ABSTRAK

Pesatnya perkembangan pasar modern di Negara ini dapat menurunkan reputasi pasar tradisional ditengah masyarakat sehingga pasar tradisional juga harus meningkatkan fasilitas yang memberikan kenyamanan dan harga bersaing untuk menarik kembali masyarakat serta melakukan promosi. Promosi merupakan salah satu bauran pemasaran yang merupakan kegiatan terpenting dan berperan aktif dalam memperkenalkan, memberitahukan dan mengingatkan kembali manfaat suatu produk yang di promosikan tersebut.

Salah satu strategi promosi yang fenomenal adalah Word of Mouth Communication. Jenis strategi promosi Word of Mouth Communication adalah strategi pemasaran yang dilakukan oleh konsumen yang telah melakukan pembelian atau pengguna jasa dan menceritakan pengalamannya tentang suatu produk atau jasa tersebut kepada orang lain sehingga dapat menarik perhatian orang lain yang mendengarkan pembicaraan tersebut untuk membeli atau menggunakan jasa.

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis Pengaruh Word of Mouth Communication Terhadap Keputusan Pembelian Pasar Tradisional Pajak USU Jamin Ginting Medan dengan bentuk penelitian metode penelitian kuantitatif.. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Penelitian ini menggunakan data penelitian selama 3 bulan dan penentuan hipotesis yang merupakan pernyataan yang bersifat sementara mengenai dua variabel. Pengolahan analisis data menggunakan software pengolahan data statistic yaitu SPSS 20 for windows.

Berdasarkan hasil analisis data menggunakan analisis data linear sederhana terdapat koefisien regresi variabel Word of Mouth Communication sebesar 0,869 ; artinya setiap penambahan 1 nilai Word of Mouth Communication (X), maka Keputusan Pembelian (Y) akan mengalami peningkatan sebesar 0,869. Pengaruh

Word of Mouth Communicatioan terhadap Keputusan Pembelian di pasar

tradisional Pajak USU Jamin Ginting Medan berdasarkan hasil uji hipotesis pada responden adalah 0,689. Signifikan korelasi diketahui lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05) yang menunjukkan kedua variabel berkorelasi secara signifikan.


(12)

v

WORD OF MOUTH INFLUENCE ON DECISION TO PURCHASE IN TRADITIONAL MARKETS PAJAK USU GINTING USU MEDAN

Name : Frans Erwin Moecthar Simamora

NIM : 110907064

Major : Bussiness Administration

Faculty : Social and political science

Tutorship : Drs. Humaizi, MA

ABSTRACT

The rapid development of modern market in this country can reduce traditional market reputation in the community so that traditional markets should also improve the comfort and facilities that provide competitive prices to attract back the community and promotion. Promotion is one of the marketing mix is an important activity and play an active role in introducing, inform and remind the benefits of a product which promoted them.

One phenomena promotion strategy is Word of Mouth Communication. Kind of promotional strategy Word of Mouth Communications is a marketing strategy made by consumers who have made a purchase or service users and shared her experiences about a product or service to another person so as to attract the attention of others who listened to talks to buy or use the services.

The purpose of this study was to determine and analyze the Word of Mouth Communication Influence Buying Decision Against Traditional Markets Pajak USU Jamin Ginting Medan form of quantitative research methods research. The data used are primary data and secondary data. This study uses research data for 3 months and the determination of the hypothesis that a tentative statement about the two variables. Processing data analysis using statistical data processing software SPSS 20 for windows.

Based on the results of data analysis using data analysis simple linear regression coefficients are variable Word of Mouth Communication of 0.869; meaning that each additional 1 Word of Mouth Communication value (X), then the Purchase Decision (Y) will increase by 0.869. Word of Mouth Communicatioan influence on the buying decision in traditional markets Pajak USU Jamin Ginting Medan based on the results of hypothesis testing on the respondent is 0.689. Significant correlations are known to be less than 0.05 (0.000 <0.05), which shows both variables significantly correlated. Keywords: word of mouth communication, purchasing decisions.


(13)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Upaya manusia untuk memenuhi kebutuhannya sudah berlangsung sejak

manusia itu ada. Salah satu kegiatan manusia dalam memenuhi kebutuhan tersebut

adalah adanya pasar sebagai sarana pendukungnya. Pasar merupakan kegiatan

ekonomi yang termasuk salah satu perwujudan adaptasi manusia terhadap

lingkungan. Hal ini didasari atau di dorong oleh faktor perkembangan ekonomi

yang pada awalnya hanya bersumber pada masalah untuk memenuhi kebutuhan

hidup atau kebutuhan pokok. Manusia sebagai mahluk sosial dalam

perkembangannya juga menghadapi kebutuhan sosial untuk mencapai kepuasan.

Pasar selama ini sudah menyatu dan memiliki tempat paling penting dalam

kehidupan masyarakat sehari – hari. Para ahli ekonomi mendeskripsikan sebuah

pasar sebagai kumpulan penjual dan pembeli yang melakukan transaksi atas suatu

produk tertentu atau kelompok produk tertentu. Secara umum masyarakat sangat

mengenal pasar tradisional. Pasar tradisional umumnya terdiri dari los atau tenda,

tidak permanen serta kenyamanannya tidak senyaman pasar modern yang banyak

dikenal sebagai mall atau plaza.

Saat ini kita mengetahui pesatnya perkembangan pasar modern di Negara

ini dimana pasar modern yang memiliki fasilitas dan kenyamanan yang lebih baik

daripada pasar tradisional dapat menurunkan reputasi pasar tradisional ditengah

masyarakat sehingga banyak kalangan masyarakat beralih ke pasar modern dan

meninggalkan pasar tradisional tersebut. Di sisi lain pasar tradisional juga


(14)

menarik kembali masyarakat atau calon konsumennya seperti salah satu nya

adalah pasar tradisional Pajak USU yang terletak di jalan Jamin Ginting Padang

Bulan Medan. Disamping perkembangan pasar modern yang pesat, pasar

tradisional tersebut juga dituntun untuk dapat mengembangkan strategi pemasaran

yang tepat demi mengimbangi persaingan antar pasar tradisional maupun pasar

modern.

Kegiatan promosi biasanya merupakan salah satu komponen yang menjadi

prioritas dari kegiatan pemasaran yang sangat penting dilaksanakan oleh

perusahaan dalam memasarkan produk dalam mengimbangi persaingan. Kegiatan

promosi bukan saja berfungsi sebagai alat komunikasi antara pedagang dengan

konsumen, melainkan juga sebagai alat untuk mempengaruhi konsumen dalam

kegiatan pembelian atau penggunaan produk sesuai keinginan dan kebutuhannya.

Keberhasilan pedagang dalam mempengaruhi konsumen sangat didukung melalui

upaya membangun komunikasi tentang produk – produk yang ditawarkan tersebut

di tengah – tengah masyarakat.

Salah satu strategi promosi yang selalu menjadi fenomena yang menarik

untuk dibicarakan adalah Word of Mouth atau yang di kenal dengan strategi

penyampaian informasi dari mulut ke mulut. Menurut Lupiyoadi (2006:238),

word of mouth adalah suatu bentuk promosi yang berupa rekomendasi dari mulut

ke mulut tentang kebaikan dalam suatu produk. Dalam hal ini peranan orang

sangat penting dalam mempromosikan barang atau jasa, dimana komunikasi

dilakukan oleh konsumen yang telah menggunakan barang dan jasa yang

ditawarkan pasar tertentu untuk menceritakan pengalamannya tentang barang atau

jasa tersebut kepada orang lain. Pertama kali mereka memutuskan untuk membeli,


(15)

kualitas dan fungsional dari produk yang ditawarkan. Sebagai hasilnya, pelanggan

akan melakukan penilaian apa mereka tertarik ataupun tidak tertarik. Ketika

konsumen tertarik maka kembali konsumen akan menceritakan pengalaman

tersebut kepada calon konsumen lainnya. Pentingnya penyerahan dan komunikasi

mulut ke mulut (Word Of Mouth) merupakan salah satu ciri khusus dari promosi

bisnis barang dan jasa. Namun metode pemasaran tradisional yaitu promosi Word

of Mouth atau dari mulut ke mulut masih merupakan jenis aktivitas pemasaran

yang paling efektif di Indonesia dan bahkan di dunia internasional.

Komunikasi Word of Mouth banyak dilakukan oleh perusahaan kecil

karena tidak memerlukan biaya serta lebih besar pengaruh dan dampaknya

terhadap pemasaran jasa dibandingkan dengan aktivitas komunikasi lainnya.

Lembaga riset Jupiter Media Crop yang bermarkas di New York mengungkapkan

hasil survei yang dilakukannya bahwa pada umumnya perusahaan kecil lebih

baanyak menggunakan strategi word of mouth dalam strategi pemasarannya

daripada perusahaan besar. Berikut adalah hasil survei “Persepsi Efektivitas

Manajemen Word of Mouth menurut skala perusahaan” yang dilakukan oleh

lembaga riset Jupiter Media Crop.

Persepsi Omset kurang

dari US$ 1 juta

Omset lebih dari US$ 1 juta Setuju bahwa dampak word of

mouth dapat diukur

84% 70%

Percaya bahwa mereka mengerti pembicaraan

60% 52%

Setuju bahwa perusahaan dapat mempengaruhi pembicaraan tentang produk


(16)

Tabel 1. 1 Persepsi Efektivitas Manajemen Word of Mouth menurut skala perusahaan

Sumber : Jupiter Research, New York (http://www.marketing.co.id) Riset yang mewawancarai 72 perusahaan yang beromset kurang dari US$ 1

juta dan 173 perusahaan yang beromset lebih dari US$ 1 juta ini, mencatat 84%

perusahaan kecil setuju bahwa dampak word of mouth dapat diukur. Sedangkan

perusahaan besar dan menengah yang setuju dengan kenyataan tersebut berjumlah

70%. Begitu pula dengan pernyataan setuju bahwa perusahaan dapat

mempengaruhi pembicaraan tentang produk, persentasenya lebih besar

perusahaan kecil (84%) ketimbang perusahaan besar dan menengah (78%).

Pasar tradisional adalah salah satu pasar penyediaan kebutuhan umum

masyarakat baik primer dan sekunder. Pasar tradisional adalah tempat pembeli

dan penjual melakukan transaksi secara langsung dan disertai dengan proses tawar

menawar. Pajak USU merupakan salah satu pasar tradisional yang berdiri pada

tanggal 27 November 2010 yang berada di jalan Jamin Ginting dengan rata – rata

konsumennya adalah mahasiswa karena letaknya di kawasan Universitas

Sumatera Utara. Barang yang diperjualbelikan merupakan barang kebutuhan

sehari-hari masyarakat, seperti makanan, kue, buah - buahan, pakaian, barang

elektronik, dan jasa. Pihak pengelolaan Pajak USU belum pernah melakukan

kegiatan promosi dalam bentuk iklan baik di media cetak maupun media

elektronik untuk mengkomunikasikan keberadaannya dan untuk meningkatkan

penjualan. Selama ini Pajak USU hanya menggunakan strategi pemasaran seperti

harga produk yang bersaing, lokasi yang strategis, kualitas produk dan terutama

memberikan pelayanan yang terbaik.

Berkaitan dengan latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk melakukan


(17)

Keputusan Pembelian di Pasar Tradisional Pajak USU Jamin Ginting MEDAN”

Penelitian terdahulu tentang word of mouth communication yang

dilakukan oleh Ebita (2013) mengenai “Analisis word of mouth communication

terhadap tindakan pengguna jasa mati photo kabanjahe”. Hasil penelitian

menjunjukkan Word of mouth communication mempunyai hubungan yang kuat

dan signifikan terhadap tindakan pengguna jasa di Mari Photo Studio, Kabanjahe.

Selain itu, diperoleh juga bahwa semakin positif word of mouth communication

yang tercipta, maka semakin besar peningkatan tindakan pengguna jasa di Mari

Photo Studio, Kabanjahe.

Selanjutnya Hendarto (2014) melakukan penelitian tentang “Strategi Word

of Mouth Communication terhadap peningkatan penggunaan alat musik di studio

musik B-Three”. Hasil peneletian ini menyatakan terdapat Pengaruh yang

signifikan antara strategi word of communication terhadap peningkatan

penggunaan alat musik di studio B-Three padang bulan medan. Berdasarkan data-

data yang diperoleh dari kuisioner dan hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa

terdapat pengaruh positif yang signifikan antara Word of Mouth Communication

terhadap peningkatan penggunaan alat musik di Studio Musik B-Three, Medan.

Diperoleh juga bahwa semakin positif word of mouth communication yang terjadi,

maka semakin besar hubungannya dengan peningkatan penggunaan alat musik di

Studio Musik B-Three, Medan.

Penelitian terdahulu selanjutnya Rico Silitonga (2010) melakukan penelitian

tentang peneletian tentang “Promosi pemasaran dan tindakan membeli (Studi

Korelasional Tentang Pengaruh Promosi Pemasaran “Susu Dancow Instant


(18)

Kelurahan Sempa Kata, Kecamatan Medan Selayang Kota Medan)”. Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui sejauhmana hubungan promosi pemasaran terhadap

tindakan membeli masyarakat Jl. Bunga Cempaka, Kelurahan Sempa Kata,

Kecamatan Medan Selayang Kota Medan. Penelitian ini menggunakan metode

korelasional yang bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan diantara

variabel – variabel dan melihat sejauhman variasi – variasi antara satu variabel

pada suatu faktor yang berkaitan dengan variabel faktor lain, yang berdasarkan

koefisien korelasi, dalam hal ini menemukan ada tidaknya hubungan antara

Promosi Pemasaran “Susu Dancow Instant Enriched” Terhadap Tindakan

Membeli Masyarakat Jl. Bunga Cempaka, Kelurahan Sempa Kata, Kecamatan

Medan Selayang Kota Medan. Berdasarkan hasil yang diperoleh menunjukkan

bahwa terdapat hubungan yang rendah tapi pasti antara pengaruh Promosi

Pemasaran “Susu Dancow Instant Enriched” Terhadap Tindakan Membeli

Masyarakat Jl. Bunga Cempaka, Kelurahan Sempa Kata, Kecamatan Medan

Selayang Kota Medan.

1.2Batasan Masalah

Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Objek penelitian ini adalah konsumen pada pasar tradisional Pajak USU Jamin

Ginting Padang Bulan, Medan.

2. Variabel Word of Mouth dalam penelitian ini adalah Membicarakan,

Menyakinkan, Merekomendasikan, dan Memotivasi.

3. Variabel Keputusan pembelian konsumen adalah Pengenalan Kebutuhan,

Pengenalan Informasi, Evaluasi Alternatif, Keputusan Pembelian dan Perilaku


(19)

1.3Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam

penelitian yang akan peneliti lakukan adalah : “Bagaimana pengaruh word of

mouth communication terhadap keputusan pembelian pasar tradisional Pajak USU

Jamin Ginting Medan?”

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah dan batasan masalah diatas, maka tujuan

penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui dan menganalisis Pengaruh Word of Mouth Communication

Terhadap Keputusan Pembelian Pasar Tradisional Pajak USU Jamin Ginting

Medan”

1.5Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1. Bagi peneliti, penelitian ini menjadi kesempatan untuk menerapkan teori- teori

yang diperoleh selama di bangku kuliah serta dapat memperkaya pengetahuan

ilmiah dalam bidang pemasaran.

2. Secara teoritis, bagi akademis penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan

informasi, referensi, perbandingan untuk peneliti selanjutnya dalam mengkaji

masalah strategi komunikasi pemasaran yakni Word of Mouth Communication.

3. Secara praktis, bagi pemilik usaha penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat


(20)

BAB II

KERANGKA TEORI 2.1 Komunikasi Pemasaran

Dalam setiap kegiatan pemasaran selalu mengandung unsur komunikasi.

Komunikasi akan menciptakan suatu interaksi antara perusahaan dengan

konsumen. Menurut Everett M Rogers dalam Deddy mulana (2005:62),

komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu

penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka. Jadi

dapat disimpulkan bahwa komunikasi mengacu pada tindakan, oleh satu orang

atau lebih, yang mengirim dan menerima pesan yang terjadi dalam suatu konteks

tertentu, mempunyai pengaruh tertentu, dan ada kesempatan untuk melakukan

umpan balik.

Menurut Agus Hermawan (2012:10) terdapat 4 tujuan komunikasi yaitu :

1. Menemukan

Salah satu tujuan utama komunikasi menyangkut penemuan diri (personal

discovery). Bila anda berkomunikasi dengan orang lain, anda belajar mengenai

diri sendiri selain juga tentang orang lain. Kenyataannya, persepsi diri anda

sebagian besar dihasilkan dari apa yang telah anda pelajari tentang diri sendiri

dari orang lain selama proses komunikasi, khususnya dalam perjumpaan-

perjumpaan antarpribadi.

2. Untuk Berhubungan

Salah satu motivasi kita yang paling kuat adalah berhubungan dengan orang

lain (membina dan memelihara hubungan dengan orang lain). Kita ingin


(21)

menyukai orang lain. Kita menghabiskan banyak waktu dan energy komunikasi

kita untuk membina dan memelihara hubungan sosial.

3. Untuk menyakinkan

Sebagian besar media pemasaran bertujuan untuk menyakinkan kita agar

mengubah sikap dan perilaku kita. Media dapat hidup karena adanya dana dari

iklan, yang diarahkan untuk mendorong kita membeli berbagai produk.

4. Untuk Bermain

Kita menggunakan banyak perilaku komunikasi kita untuk bermain dan

menghibur diri. Kita mendengarkan pelawak, pembicaraan, musik dan film

sebagian besar untuk hiburan.

Selanjutnya Kotler (2009:172) menjelaskan bahwa komunikasi pemasaran

(marketing communication) adalah sarana dimana perusahaan berusaha

menginformasikan, membujuk, dan mengingatkan konsumen secara langsung

maupun tidak langsung tentang produk dan merek yang dijual. Defenisi ini

menyatakan bahwa komunikasi pemasaran merupakan pertukaran informasi dua

arah antara pihak- pihak atau lembaga- lembaga yang terlibat dalam pemasaran.

Pihak- pihak yang terlibat akan mendengarkan, beraksi, dan berbicara sehingga

tercipta hubungan pertukaran yang memuaskan.

Menurut Terenca A Shimp (Kotler 2001:75) menjelaskan tentang tujuan

komunikasi pemasaran sebagai berikut:

1. Membangkitkan keinginan akan suatu produk

Agar konsumen memiliki keinginan untuk membeli suatu produk, pemasar

terlebih dahulu harus menciptakan suatu kategori produk yang baru.


(22)

Pemasar harus bisa membuat produk dan mereka lah yang diingat oleh

konsumen dan membedakannya dengan produk pesaing.

3. Mendorong sikap positif terhadap produk yang mempengaruhi niat (intention)

Pemasar harus bisa membuat calon konsumen. Pemasar memiliki sikap yang

positif terhadap produk serta mendorong niat untuk membeli.

4. Memfasilitasi pembelian

Pemasar harus berusaha menciptakan rangkaian kegiatan pemasaran yang

menarik dan efektif, menciptakan display yang menarik di toko atau

supermarket, serta menciptakan kegiatan distribusi yang baik.

Proses komunikasi pemasaran harus dimulai dengan memeriksa semua

potensi yang membuat pelanggan target berinteraksi dengan produk atau

perusahaan. Agar proses komunikasi berjalan, komunikasi melibatkan Sembilan

elemen yang diperlihatkan. Dua dari elemen ini adalah pemain utama dalam

komunikasi – pengirim dan penerima. Dua lainnya merupakan alat komunikasi

utama – pesan dan media. Empat elemen yang lain adalah fungsi utama

komunikasi – penyajian, pengertian, respon, dan umpan balik. Elemen terakhir

adalah gangguan terhadap sistem ini.

Prisgunanto (2006:27) mengemukakan bauran komunikasi pemasaran terdiri

dari :

1. Sales force (personal selling)

Personal Selling adalah komunikasi langsung (tatap muka) antara penjual dan

calon pelanggan dan membentuk pemahaman pelanggan terhadap produk

sehingga mereka kemudian akan mencoba dan membelinya (Tjiptono 1995:


(23)

2. Periklanan

Periklanan merupakan segala bentuk pesan tentang satu produk yang

disampaikan lewat media, ditujukan kepada sebagian atau seluruh masyarakat

(Kasali 1995: 11)

3. Promosi Penjualan

Promosi penjualan merupakan serangkaian teknik yang digunakan untuk

mencapai sasaran – sasaran penjualan dan pemasaran dengan penggunaan

biaya efektif, dengan memberikan nilai tambah pada produk atau jasa baik

kepada para perantara maupun pemakai langsung, tidak dibatasi dalam jangka

waktu tertentu (Insitute of Sales Promotion dalam Cummins 1991: 111)

4. Penjualan langsung (data base marketing)

Penjualan langsung merupakan sistem pemasaran yang bersifat interaktif, yang

memandaatkan satu atau beberapa media iklan atau menimbulkan respon yang

terukut atau transaksi di sembarang lokasi (Tjiptono, 1995: 204)

5. Public relations

Public relations merupakan upaya komunikasi menyeluruh dari suatu

organisasi untuk mempengaruhi persepsi, opini, keyakinan dan sikap berbagai

kelompok terhadap organisasi tersebut (Tjiptono 1995 : 211)

6. Sponsorship

Sponsorship merupakan pemberian dukungan keuangan atau bentuk – bentuk

dukungan lainnya kepada pihak penerima agar keuangan si penerima tetap


(24)

7. Eksibisi

Eksibisi merupakan satu – satunya media periklanan yang menyentuh semua

panca indra. Media ini sifatnya akrab dan mudah diterima oleh semua orang.

Pameran memiliki banyak jenis atau bentuk (Jefkins 1996: 217)

8. Corporate Identity

Corporate Identity merupakan suatu cara atau suatu hal yang memungkinkan

suatu perusahaan dikenal dan dibedakan dari perusahaan – perusahaan lainnya

(Jefkins 1996 : 296)

9. Packaging (Pengemasan)

Packaging berguna untuk menggambarkan perhatian pada sebuah merek,

memisahakan merek dari kumpulan produk yang kompetitif pada poin

pembelian, menyesuaikan harga atau nilai bagi kinsmen, mengartikan berbagai

fitur dan keuntungan merek dan yang terakhir adalah memotivasi pilihan merek

konsumen (Shimp 2000: 37)

10. Point of sale, merchandising

Point of sale, merchandising merupakan display yang mendukung penjualan

dengan tujuan memberi informasi, mengingatkan, membujuk konsumen untuk

membeli secara langsung dan menjajakan produk (Tjiptono 1995: 234)

11. Word of mouth (komunikasi dari mulut ke mulut)

Word of mouth merupakan usaha pemasaran yang memicu konsumen untuk

membicarakan, mempromosikan, merekomendasikan, dan menjual produk atau

merek kita kepada pelanggan lain (Word od Mouth Marketing Association)

12. Internet dan media baru

Internet dirujuk sebagai ruang maya atau informasi super cepat,


(25)

2. 2 Word of Mouth (WOM)

Word of mouth adalah komunikasi pemasaran dari orang ke orang antara

sumber pesan dan penerima pesan dimana penerima pesan menerima pesan

dengan cara tidak komersial mengenai suatu produk, pelayanan atau merek.

Word of mouth sendiri menjadi referensi yang membentuk harapan

pelanggan. Menurut Lupiyoadi (2006:238), word of mouth adalah suatu bentuk

promosi yang berupa rekomendasi dari mulut ke mulut tentang kebaikan dalam

suatu produk. Buster Dover (London: Jun 2008), mengakatakan kita sebagai

pemasar harus berfokus pada bagaimana caranya untuk melibatkan lebih banyak

konsumen agar menghasilkan pengertian yang lebih besar. Yakni dengan cara

menceritakan atau merekomendasikan suatu produk (barang atau jasa)

kepada kerabat, teman, atau keluarga. Word of mouth sendiri sangat berperan

penting bagi para pemasar untuk memasarkan produk yang mereka jual dengan

tingkat kepercayaan terbilang tinggi. Karena umumnya masyarakat lebih percaya

omongan dari orang yang mereka kenal daripada melihat iklan lewat media

massa.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa word of mouth

merupakan komunikasi yang dilakukan oleh konsumen yang telah melakukan

pembelian dan menceritakan pengalamannya tentang produk atau jasa tersebut

kepada orang lain sehingga secara tidak langsung konsumen tersebut telah

melakukan promosi yang dapat menarik minat konsumen lain yang mendengarkan

pembicaraan tersebut.

Secara umum, Word of mouth telah ditemukan sangat persuasif dan

dengan demikian sangat efektif dalam mempengaruhi konsumsi. Hal ini


(26)

dianggap tidak memiliki kepentingan pribadi dalam merekomendasikan merek

tertentu atau produk tertentu. Oleh karena itu dianggap lebih kredibel di pasar.

Word of Marketing Association (WOMMA) mengemukakan bahwa didalam

word of mouth terdapat dua kategori, yaitu:

1. Organic word of mouth

Terjadi ketika seorang konsumen merasa sangat puas dengan kinerja dari

produk ataupun layanan sehingga berkeinginan untuk berbagi pengalaman dan

informasi kepada teman-temannya.

2. Word of mouth

Terjadi ketika pemasar merencanakan dan merancang suatu kampanye

pemasaran yang ditujukan untuk mempercepat word of mouth baik pada

komunitas yang telah ada maupun yang baru.

2.2.1 Manfaat Word Of Mouth

Menurut Kotler (2003:261) ada dua manfaat utama dalam melakukan word

of mouth (WOM), yaitu:

1. Sumber dari mulut ke mulut meyakinkan

Cerita dari mulut ke mulut adalah satu-satunya metode promosi yang

berasal dari konsumen, oleh konsumen, dan untuk konsumen. Pelanggan yang

merasa puas tidak hanya akan membeli kembali, tetapi mereka juga adalah

reklame yang berjalan dan berbicara untuk bisnis yang dijalankan.

2. Sumber dari mulut ke mulut memiliki biaya yang rendah

Dengan tetap menjaga hubungan dengan pelanggan yang puas dan menjadikan

mereka sebagai penyedia akan membebani bisnis yang dijalankan dengan


(27)

Pengaruh Word of mouth kepada calon konsumen adalah dapat

mempengaruhi mereka untuk berkeinginan atau minat terhadap produk yang

ditawarkan tersebut dengan mencari informasi tambahan yang lebih jelas akan

keberadaaan suatu produk. Pada awalnya seseorang yang membutuhkan suatu

produk atau jasa telah memililki kesadaran untuk mengkonsumsi suatu produk

tersebut sehingga ia akan mencari informasi tentang keberadaan, fungsi akan

suatu produk tersebut untuk memenuhi kebutuhan akan produk atau jasa tersebut

tetapi dengan adanya fenomena atau pengalaman dari orang lain.

Namun di balik manfaatnya, Word of Mouth memiliki kelebihan dan

kekurangannya (sutisna, 2001:156). Adapun kelebihan word of mouth adalah

sebagai berikut:

a. Word of mouth adalah bentuk komunikasi yang sangat efisien. Kegiatan ini

dapat berlangsung setiap saat tanpa ada batasnya sehingga memungkinkan

konsumen mengurangi waktu penelusuran dan evaluasi merek.

b. Word of mouth merupakan sarana promosi yang sangat murah bagi pemasar,

hal ini berarti word of mouth memungkinkan pemasar untuk tidak

mengeluarkan dana besar untuk melakukan promosi tetapi cukup

memanfaatkan konsumen yang dimiliki.

Kekurangan word of mouth adalah sebagai berikut:

a. Jika word of mouth yang disebarluaskan adalah negatif maka konsumen

cenderung akan mengatakan ke lebih banyak orang tentang pengalaman

negatifnya daripada ketika mendapatkan pengalaman yang positif.

b. Dalam proses word of mouth berita yang disampaikan kemungkinan mendapat

gangguan sehingga berkembang ke arah yang salah bahkan jauh dari yang


(28)

Jika konsumen telah menerima pesan yang negatif maka akan sulit bagi

perusahaan untuk mengubah persepsi mereka. Hal ini dikarenakan konsumen

lebih percaya kepada orang-orang terdekatnya daripada informasi dari pihak

perusahaan.

2.2.2 Elemen – elemen Word of Mouth

Sernovitz (2009:31) menyebutkan bahwa ada 5 elemen- elemen yang

dibutuhkan untuk word of mouth agar dapat menyebar yaitu:

1. Talkers, yaitu yang pertama dalam elemen ini adalah kita harus tahu siapa

pembicara, dalam hal ini pembicara adalah konsumen kita yang telah

mengkonsumsi produk atau jasa yang telah kita berikan, terkadang orang lain

cenderung dalam memilih atau memutuskan suatu produk tergantung kepada

konsumen yang telah berpengalaman menggunakan produk atau jasa tersebut

atau biasa disebut dengan referral pihak yang merekomendasikan suatu produk

atau jasa.

2. Topics, yaitu adanya suatu word of mouth karena tercipta suatu pesan atau

perihal yang membuat mereka berbicara mengenai produk atau jasa, seperti

halnya pelayanan yang diberikan, keunggulan tersendiri dari produk, dan

tentang perusahaan, serta lokasi yang strategis.

3. Tools, yaitu setelah kita mengetahui pesan atau perihal yang membuat mereka

berbicara mengenai produk atau jasa tersebut dibutuhkan suatu alat untuk

membantu agar pesan tersebut dapat berjalan, seperti website game yang

diciptakan untuk orang- orang bermain, contoh produk gratis, postcards,

brosur, spanduk, melalui iklan di radio apa saja alat yang bisa membuat orang


(29)

4. Taking part atau partisipasi perusahaan yaitu, suatu partisipasi perusahaan

seperti halnya dalam menanggapi respon pertanyaan- pertanyaan mengenai

produk atau jasa tersebut dari para calon konsumen dengan menjelaskan secara

lebih jelas dan terperinci mengenai produk atau jasa tersebut, melakukan

follow up ke calon konsumen sehingga mereka melakukan suatu proses

pengambilan keputusan.

5. Tracking atau pengawasan akan hasil word of mouth marketing perusahaan

setelah suatu alat tersebut berguna dalam proses word of mouth dan perusahaan

pun cepat tanggap dalam merespon calon konsumen, perlu pula pengawasan

akan word of mouth yang telah ada tersebut yaitu dengan melihat hasil seperti

dalam kotak saran sehingga terdapat informasi banyaknya word of mouth

positif atau word of mouth negatif dari para konsumen.

Dalam melakukan word of mouth terdapat lima elemen dasar menurut

Brown (2009 : 9) yaitu

1. Identified the influences (identifikasi pemberi pengaruh).

Mengidentifikasi seberapa besar pengaruh positif atau negative yang di berikan

oleh opinion leader kepada konsumen terhadap produk yang sedang

dibicarakan.

2. Create simple ideas that are easy to communicate (menciptakan gagasan yang

mudah dan sederhana untuk berkomunikasi.

Menciptakan gagasan mudah dan sederhana untuk berkomunikasi maka proses

terjadinya komunikasi word of mouth akan mengurangi timbulnya kendala –

kendala yang tidak diinginkan dalam penyampaian informasi.

3. Give people the tools they need to spread the word (memberikan alat yang


(30)

Dengan didorong alat pembantu dalam penyebaran informasi seperti

menggunakan brosur dan fakta yang ada, maka akan memudahkan opinion

leader dalam penyampaian informasi.

4. Host a convertation (membawa percakapan).

Sebagai opinion leader harus memperhatikan metode penyampaian komunikasi

dengan membawa percakapan yang menarik untuk disampaikan yang dapat

mendorong keingintahuan penerima pesan terhadap topik yang sedang

dibicarakan.

5. Evaluate and measure (mengevaluasi dan mengukur).

Setelah membicarakan informasi yang disampaikan maka seorang opinion

leader harus mengevaluasi dan mengukur sejauh mana penerima pesan

menerima informasi yang diberikan dan seberapa besar ketertarikannya

terhadap produk yang ditawarkan.

2.2.3 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Word of Mouth

Menurut Sutisna (2002:185), ada beberapa faktor yang dapat dijadikan dasar

motivasi bagi konsumen untuk membicarakan sebuah produk yaitu sebagai

berikut:

1. Seseorang mungkin begitu terlibat dengan suatu produk tertentu atau aktivitas

tertentu dan bermaksud membicarakan mengenai hal tersebut dengan orang

lain sehingga terjadi proses word of mouth.

2. Seseorang mungkin banyak mengetahui mengenai produk dan menggunakan

percakapan sebagai cara untuk menginformasikan kepada orang lain. Dalam

hal ini word of mouth dapat menjadi alat untuk menanamkan kesan kepada


(31)

3. Seseorang mungkin mengawali suatu diskusi dengan membicarakan sesuatu

yang keluar dari perhatian utama diskusi. Dalam hal ini mungkin saja karena

ada dorongan bahwa orang lain tidak boleh salah dalam memilih barang.

4. WordofMouth merupakan suatu cara untuk mengurangi ketidakpastian, karena

dengan bertanya kepada teman atau keluarga, informasinya lebih dapat

dipercaya, sehingga akan mengurangi penelusuran dan evaluasi merek.

Word of Mouth communication sangat berkaitan erat dengan pengalaman

penggunaan suatu merek produk. Komunikasi dari mulut ke mulut akan sangat

menguntungkan jika dalam prosesnya adalah mengenai citra yang baik dan

kualitas yang baik.

Menurut Budi Wiyono (2009:1), di dalam word of mouth terdapat beberapa

hal yang merupakan indikator, yaitu sebagai berikut:

a. Membicarakan

Seseorang mungkin begitu terlibat dengan suatu produk tertentu atau aktivitas

tertentu dan bermaksud membicarakan mengenai hal itu dengan orang lain,

sehingga terjadi proses komunikasi word of mouth.

b. Mempromosikan

Seseorang mungkin menceritakan produk yang pernah di gunakannya dan

tanpa sadar ia mempromosikan produk tersebut kepada orang lain.

c. Merekomendasikan

Seseorang akan merekomendasikan suatu produk yang pernah konsumsinya


(32)

d. Menjual

Menjual tidak berarti harus merubah konsumen menjadi marketing salesman

tetapi konsumen kita berhasil mengubah konsumen lain yang tidak percaya,

persepsi positif dan akhirnya mencoba.

Menurut Rosen (2004:16) ada tiga alasan yang membuat word of mouth

begitu penting:

1. Kebisingan (noise)

Para calon konsumen hampir tidak dapat mendengar banyaknya kebisingan

yang di lihatnya di berbagai media setiap hari. Mereka bingung sehingga untuk

melindungi diri, mereka menyaring sebagian pesan yang berjejalan dari

berbagai massa. Sebenarnya mereka cenderung lebih mendengarkan apa yang

dikatakan orang atau kelompok yang menjadi rujukan seperti teman-teman atau

keluarga.

2. Keraguan (skepticism)

Para calon konsumen umumnya bersikap skeptis ataupun meragukan

kebenaran informasi yang diterimanya. Hal ini disebabkan oleh banyaknya

kekecewaan yang dialami oleh konsumen saat harapannya ternyata tidak sesuai

dengan kenyataan di saat mengkonsumsi produk. Dalam kondisi ini konsumen

akan berpaling ke teman ataupun orang yang bisa dipercaya untuk

mendapatkan produk yang mampu memuaskan kebutuhannya.

3. Keterhubungan (connectivity)

Kenyataan bahwa para konsumen selalu berinteraksi dan berkomunikasi satu

dengan yang lain, mereka saling berkomentar mengenai produk yang dibeli


(33)

terjadi dialog tentang produk seperti pengalaman mereka menggunakan

produk.

2.3Perilaku Konsumen

Semakin majunya perekonomian dan teknologi, berkembang pula strategi

yang harus dijalankan perusahaan, khususnya bidang pemasaran. Untuk itu

perusahaan perlu memahami atau mempelajari perilaku konsumen dalam

hubungannya dengan pembelian yang dilakukakn oleh konsumen tersebut. Dalam

menentukan jenis produk atau jas, konsumen selalu mempertimbangkan tentang

produk atau jasa apa yang dibutuhkan, hal ini dikenal dengan perilaku konsumen.

Menurut Shiffman dan Kanuk (2004:6) Suatu perilaku terpusat cara individu

mengambil keputusan untuk memanfaatkan sumber daya mereka yang tersedia

(waktum uang, usaha) guna untuk membeli barang-barang yang berhubungan

dengan konsumsi.

Anwar (2002:4) menyimpulkan bahwa perilaku konsumen adalah tindakan

– tindakan yang dilakukan oleh individu, kelompok atau organisasi yang

berhebungunan dengan proses pengambilan keputusan dalam mendapatkan,

menggunakan barang – barang atau jasa ekonomis yang dapat dipengaruhi

lingkungan.

Jadi dapat disimpulkan, perilaku konsumen adalah segala tindakan yang

berhubungan dengan proses mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan

produk atau jasa oleh individu atau kelompok, termasuk proses keputusan

sebelum atau sesudah tindakan tersebut.

2.3.1 Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Pembelian Konsumen

Menurut Kotler (2007:203-218) Terdapat beberapa faktor yang


(34)

1. Faktor – factor kebudayaan

a. Budaya

Budaya adalah faktor penentu keinginan dan perilaku seseorang yang paling

mendasar. Jika makhluk yang lebih rendah perilakunya sebagian besar diatur

oleh naluri, maka perilaku manusia sebagian besar adalah dipelajari.

b. Sub Budaya

Sub Budaya mempunyai kelompok-kelompok sub budaya yang lebih kecil

yang merupakan identifikasi dan sosialisasi yang khas untuk perilaku

anggotanya. Ada empat macam sub budaya yaitu kelompok kebangsaan,

kelompok keagamaan, kelompok ras dan wilayah geografis.

c. Kelas Sosial

Kelas sosial adalah kelompok dalam masyarakat, dimana setiap kelompok

cenderung memiliki nilai, minat dan tingkah laku yang sama.

2. Faktor – faktor sosial

a. Kelompok referensi

Kelompok refensi adalah kelompok-kelompok yang memberikan pengaruh

langsung atau tidak langsung terhadap sikap dan perilaku seseorang.

b. Keluarga

Anggota keluarga dapat memberikan pengaruh yang kuat terhadap perilaku

pembeli.

c. Peranan dan status

Kedudukan seseorang dalam setiap kelompok dapat dijelaskan dalam

pengertian peranan dan status. Setiap peranan membawa satu status yang

mencerminkan penghargaan umum oleh masyarakatnya.


(35)

a. Usia dan tahap daur hidup

Pembelian seseorang terhadap barang dan jasa akan berubah0ubah selama

hidupnya. Demikian halnya dengan selera seseorang berhubungan dengan

usianya.

b. Pekerjaan

Dengan adanya kelompok-kelompok pekerjaan, perusahaan dapat

memproduksi produk sesuai dengan kebutuhan kelompok pekerjaan terntentu.

c. Keadaan ekonomi

Keadaan ekonomi seseorang dapat dilihat dari tingkat pendapatan yang dapat

berpengaruh terhadap pilihan produk.

d. Gaya hidup

Gaya hidup seseorang adalah pola hidup seseorang yang turut menentukan

perilaku pembelian.

e. Kepribadian dan konsep diri

Kepribadian adalah ciri-ciri psikologis yang membedakan setiap orang

sedangkan konsep diri lebih kearah citra diri.

4. Faktor – faktor psikologis

a. Motivasi

Motivasi adalah suatu kebutuhan yang cukup kuat mendesak untuk mengarah

seseorang agar dapat mencari pemuasan terhadap kebutuhan itu.

b. Persepsi

Seseorang yang termotivasi siao untuk melakukan suatu perbuatan. Bagaimana

seseorang yang termotivasi berbuat sesuatu adalah dipengaruhi oleh


(36)

c. Belajar

Belajar menggambarkan perubahan dalam perilaku seseorang individu yang

bersumber dari pengalaman. Kebanyakan perilaku manusia diperoleh dengan

mempelajarinya.

d. Kepercayaan dan sikap

Melalui perbuatan dan belajar, orang memperoleh kepercayaan dan sikap

selanjutnya mempengaruhi tingkah laku.

2.3.2 Tingkat Keputusan Pembelian Konsumen

Dalam membeli suatu barang atau jasa, seorang konsumen akan melalui

suatu proses keputusan pembelian. Ujang Surmawan (2002:292) membedakan

tingkat pengambilan keputusan konsumen yang spesifik yaitu:

1. Pemecahan Masalah yang Diperluas

Pada tingkat ini konsumen membutuhkan berbagai informasi untuk

menetapkan serangkaian kriteria guna menilai merek-merek tertentu dan

banyak informasi yang sesuai mengenai setiap merek yang dipertimbangkan.

Pemecahan masalah yang diperluas sama halnya dengan proses keputusan

panjang untuk barang – barang seperti rumah, lahan, mobil, kulkas, mesin cuci,

dll. Ini adalah tipe pengambilan keputusan yang melalui tahap Stimulus,

kebutuhan, mencari info, Evaluasi dan Transaksi.

2. Pemecahan Masalah yang Terbatas

Pada tingkat ini konsumen telah menetapkan kriteria dasar untuk menilai

kategori produk dan berbagai merek dalam kategori tersebut. Namun,

konsumen belum memilki preferensi tentang merek tertentu. Mereka

membutuhkan informasi tambahan untuk melihat perbedaan diantara berbagai


(37)

meloncati tahapan. Proses terbatas ini biasanya untuk barang seperti pakaian,

hadiah, mobil kedua, atau jasa seperti wisata ke luar kota atau luar negeri.

3. Pemecahan Masalah Rutin

Pada tingkat ini konsumen sudah mempunyai beberapa pengalaman mengenai

kategori produk dan serangkaian kriteria yang ditetapkan dengan baik untuk

menilai berbagai merek yang sedang mereka pertimbangkan. Keputusan

pembelian yang terjadi secara kebiasaan sehingga proses pembelian sangat

singkat saja. Begitu dirasakan ada kebutuhan, langsung dilakukan pembelian,

misalnya membeli baterai.

2.3.3 Tahap-tahap Proses Pengambilan Keputusan Pembelian Konsumen Ada beberapa tahap yang harus diperhatikan dalam membuat suatu proses

pengambilan keputusan. Tahapan tersebut diawali dengan pengenalan kebutuhan,

pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian dan hasil pembelian

konsumen terhadap produk yang telah di beli.

Menurut Kotler (2007:200) dalam melakukan proses keputusan pembelian

dibagi menjadi 5 tahap yaitu pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi

alternatif, keputusan pembelian dan perilaku pasca pembelian. Menurut Shiffman

dan Kanuk (2004:485) “Proses pengambilan keputusan adalah seleksi terhadap

dua pilihan atau lebih. Dengan perkataan lain, pilihan alternatif harus tersedia bagi

seseorang ketika mengambil keputusan”

Menurut Kotler (2007:200). Tahap-tahap proses keputusan pembelian

menurut Philip Kotler tahap-tahap dalam keputusan pembelian adalah sebagai

berikut :


(38)

Proses pembelian diawali dengan adanya masalah atau kebutuhan kebutuhan

yang belum terpuaskan dan dapat dirasakan oleh konsumen. Konsumen

mempersiapkan perbedaan antara yang diinginkan dengan situasi saat ini guna

membangkitkan dan mengaktifkan proses keputusan. Kebutuhan itu mungkin

sudah dikenal dan dirasakan konsumen jauh-jauh dari sebelumnya.

2. Pencarian Informasi

Setelah konsumen menyadari adanya kebutuhan suatu barang atau jasa,

selanjutnya konsumen mencari informasi, baik yang disimpan dalam ingatan

maupun informasi yang didapat dari lingkungan luar. Sumber informasi

konsumen digolongkan ke dalam empat kelompok, yaitu:

a. Sumber Pribadi : Keluarga, teman, tetangga, kenalan.

b. Sumber komersial : iklan, wiraniaga, penyalur, kemasan.

c. Sumber Publik : Media massa, organisai penentu peringkat konsumen.

d. Sumber Pengalaman : Penanganan, pengkajian, pemakai produk.

3. Evaluasi Alternatif

Setelah informasi diperoleh konsumen mengevaluasi berbagai alternatif pilihan

dalam memenuhi kebutuhan tersebut, seperti kamera : Ketajaman gambar, hasil

warna, harga, ukuran kamera.

4. Keputusan Pembelian

Apabila tidak ada faktor lain yang mengganggu setelah konsumen menentukan

pilihan yang telah ditetapkan, pembelian yang aktual adalah hasil akhir dari


(39)

5. Pasca Perilaku Pembelian

Secara umum, apabila individu merasakan ketertarikan yang sangat atau

kepuasan dalam memenuhi kebutuhan, biasanya akan terus mengingat hal

tersebut. Perilaku pasca pembelian meliputi kepuasan pasca pembelian,

tindakan pasca pembelian, dan pemakaian produk pembelian.

Gambar 2.1 Tahap – tahap proses pengambilan keputusan

Sumber: Kotler (207: 202)

2.3.4 Pemeran Dalam Proses Keputusan Pembelian Konsumen

Menurut Kotler (2007:207) Terdapat 5 pihak-pihak yang dapat memberi pengaruh dalam proses pengambilan keputusan, sebagai berikut :

1. Pemrakarsa (initiator)

Orang yang pertama kali menyarankan membeli suatu produk atau jasa tertentu

2. Pemberi Pengaruh (Influencer)

Orang yang pandangan atau nasihatnya memberi bobot dalam pengambilan

keputusan akhir.

3. Pengambil Keputusan (decider) Pengenalan

Kebutuhan

Pengenalan

Informasi

Perilaku

Pasca Pembelian

Keputusan

Pembelian

Evaluasi


(40)

Orang yang sangat menentukan sebagaimana atau keseluruhan keputusan pembelian, apakah membeli, apa yang di beli,kapan hendak di beli, dengan bagaimana cara membeli dan dimana akan membeli.

4. Pembeli (buyer)

Orang yang melakukan pembelian nyata.

5. Pemakai (user)

Orang yang mengkonsumsi atau menggunakan produk atau jasa.

Proses pembelian dimulai jauh sebelum pembelian yang sebenarnya dan

akan terus berlangsung saat setelah pembelian. Namun dalam pembelian yang

sudah menjadi rutinitas konsumen sering sekali melewatkan atau membalik

beberapa tahapan proses pengambilan keputusan dalam pembelian.

2.3.5 Indikator Proses Pengambilan Keputusan

Kotler (2007:222) menjelaskan terdapat 5 indikator dari proses keputusan

pembelian, yaitu

1. Tujuan dalam membeli sebuah produk

2. Pemrosesan informasi untuk sampai ke pemilihan merek 3. Kemantapan pada sebuah produk

4. Memberikan rekomendasi kepada orang lain


(41)

2.4Kerangka Berpikir

Variabel – variabel yang telah dikelompokkan dalam kajian teori akan

dibentuk menjadi salah satu kerangka berbipikir sebagai berikut:

Gambar 2.2 Kerangka Berpikir

Sumber: Peneliti

Dari skema di atas diperoleh bahwa fokus utama yaitu word of mouth

communication (variabel bebas) dan keputusan pembelian (variabel terikat).

Tanda panah lurus menghubungkan antara word of mouth communication dengan

keputusan pembelian memiliki arti word of mouth communication memiliki

hubungan langsung terhadap terciptanya keputusan pembelian. Variabel Bebas (X)

Word of Mouth communication

Variabel Terikat (Y) Keputusan Pembelian


(42)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Bentuk Penelitian

Bentuk penelitian yang dilakukan dalam penulisan skripsi ini adalah metode

penelitian kuantitatif. Menurut Sugiyono (2010:8) metode penelitian kuantitatif

dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlAndaskan pada filsafat

positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu,

pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat

kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

Data dalam penelitian ini didapat dari kuisioner yang disebarkan ke seluruh

responden yang kemudian diolah dengan menggunakan SPSS. Hasil data yang

ada digunakan untuk menjawab rumusan masalah dan menguji hipotesis yang

diajukan.

3. 2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Pajak USU, yang beralamat di jalan Jamin

Ginting Padang Bulan, Medan. Waktu penelitian dimulai dari bulan Mei sampai

dengan Juli 2014.

3. 3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi

Menurut Juliandi Azuar dan Irfan (2013) populasi merupakan totalitas dari

seluruh unsur yang ada dalam sebuah wilayah penelitian. Sedangkan menurut

Bungin dalam Siregar (2012:30) “populasi penelitian merupakan keseluruhan


(43)

tumbuhan, udara, gejala, nilai, peristiwa, sikap hidup dan sebagainya. Sehingga

objek – objek ini dapat menjadi sumber data penelitian.”

Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen Pasar Tradisional Pajak

USU Medan. Untuk membatasi populasi maka jumlah populasi dalam penelitian

ini di hitung berdasarkan jumlah konsumen yang berkunjung selama 3 bulan

terakhir dengan rata – rata per hari berjumlah 1.500 orang sehingga jumlah

populasi yaitu sebanyak 135.000 orang.

3.3.2 Sampel

Sampel adalah prosedur pengambilan data dimana hanya sebagian

populasi saja yang diambil dan dipergunakan untuk menentukan sifat serta ciri

yang dikehendaki dari suatu populasi (Siregar, 2012:30). Menurut Juliandi dan

Irfan (2013:50) “Sampel adalah wakil – wakil dari populasi”.

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian

menggunakan multi stage sampling yang dapat dibedakan sebagai berikut:

a. Purpose Sampling

Dikenal juga dengan dengan sampling pertimbangan. Purposing sampling ialah

teknik sampling yang digunakan peneliti jika peneliti mempunyai

pertimbangan- pertimbangan tertentu di dalam pengambilan sampelnya atau

penentuan sampel untuk tujuan tertentu. Oleh karena itu, sampling ini cocok

untuk studi kasus yang mana aspek dari kasus tunggal yang representatif

diamati dan dianalisis.

Berdasarkan defenisi di atas, peneliti memberikan beberapa kriteria yang

dapat menjadikan seseorang menjadi sampel, adalah sebagai berikut:


(44)

2. Konsumen yang berbelanja di Pasar Tradisional Pajak USU Jamin Ginting

Medan yang disebabkan oleh word of mouth communication

b. Accidental Sampling

Adalah teknik penentuan sampel berdasarkan faktor spontanitas, artinya siapa

saja yang secara tidak sengaja bertemu dengan peneliti dan sesuai dengan

karakteristik (ciri - cirinya), maka orang tersebut dapat digunakan sebagai

sampel (responden). Setelah responden yang ditentukan terpenuhi, maka

pengambilan sampel secara spontan dihentikan.

Berdasarkan teori yang ada, maka acuan dari pemilihan sampel dari

penelitian ini ditentukan dengan menggunakan rumus Taro Yamane yaitu:

n = N N(d)2+1

Keterangan :

n : besaran sampel

N : besaran populasi

d : tingkat presisi (10%)

n = 135.000

135.000(10%)2+1

n = 135.000

135.000(0,01)+1

n = 135.000

1.350+1

n = 135.000


(45)

n = 99,9 responden (digenapkan menjadi 100 responden)

3. 4 Hipotesis

Menurut Siregar Sofyan (20120:38) “hipotesis merupakan pernyataan

sementara yang masih lemah kebenarannya, maka perlu diuji kebenarannya”.

Hipotesis adalah pernyataan yang bersifat dugaan sementara mengenai hubungan

antara dua variabel atau lebih.

Adapun perumusan hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah

hipotesis alternatif. Menurut Sugiyono (2010:68) “hipotesis alternatif adalah

hipotesis yang menyatakan adanya hubungan atau pengaruh antara variabel

dengan variabel lain.

Ho : Tidak terdapat pengaruh antara Word of Mouth Communication terhadap

keputusan pembelian di Pajak USU Jamin Ginting Medan.

Ha : Terdapat pengaruh antara Word of Mouth Communication terhadap

keputusan pembelian di Pajak USU Jamin Ginting Medan.

3. 5 Defenisi Konsep

Menurut Singarimbun (1995:37), konsep adalah istilah dan defenisi yang

digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan kelompok,

atau indvidu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial. Tujuannya adalah untuk

memudahkan pemahaman dan menghindari terjadinya interpretasi gAnda dari

variabel yang diteliti. Oleh karena itu, untuk mendapatkan batasan yang jelas dari

masing-masing konsep yang akan diteliti, maka penulis mengemukakan defenisi

konsep dari penelitian, adalah sebagai berikut :

1. Word of Mouth Communication

Word of mouth adalah suatu bentuk promosi yang berupa rekomendasi dari


(46)

2. Keputusan Pembelian

Pengambilan keputusan konsumen adalah proses pengintegrasian yang

mengkombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku

alternatif dan memilih satu diantaranya.

3. 6 Defenisi Operasional

Menurut Siregar (2012:10) “Variabel bebas (independent) adalah variabel

yang menjadi sebab atau merubah / mempengaruhi variabel lain (variabel

dependent). Juga sering disebut dengan variabel bebas, prediktor, stimulus,

eksogen atau antecedent”. Adapun yang menjadi variabel bebas dari penelitian ini

adalah Word of Mouth Communication yaitu suatu bentuk promosi yang berupa

rekomendasi dari mulut ke mulut tentang kebaikan dalam suatu produk atau jasa.

Sedangkan variabel terikat (dependent variabel) merupakan variabel yang

dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel lain (variabel bebas).

Variabel ini juga sering disebut variabel terikat, variabel respons atau endogen”.

Variabel dependen pada penelitian ini adalah keputusan pembelian konsumen di

Pajak USU padang bulan Medan.

Tabel 3. 1 Variabel Operasional Variabel Indikator Defenisi

Operasional

Pertanyaan Teknik Skor Variabel bebas (X) Word of Mouth Communicati on 1. Membicara -kan Kemauan konsumen dalam membicarakan hal-hal positif tentang kualitas perusahaan • Apakah Anda mengetahui Pajak USU melalui pembicaraan ? • Apakah Skala Likert


(47)

2. Meyakinkan

3. Mereko mendasi - kan

4. Memotivasi kepada orang lain Kemauan konsumen untuk meyakinkan kualitas produk perusahaan kepada orang lain. Kemauan konsumen untuk memberikan rekomendasi tentang kualitas jasa perusahaan kepada orang Anda membicarak an tentang Pajak USU kepada orang lain setelah berbelanja disana? • Apakah harga barang di Pajak USU dapat meyakinkan Anda untuk berbelanja disana? • Apakah Pengalaman orang lain meyakinkan Anda untuk berbelanja di Pajak USU? • Apakah Anda di rekomendasi kan untuk berberlanja di Pajak USU? • Apakah merekomend Skala Likert Skala Likert Skala Likert


(48)

lain. Kemauan konsumen untuk melakukan dorongan kepada orang lain untuk melakukan tindakan penggunaan jasa suatu perusahaan.

asi-kan Pajak USU kepada orang lain setelah berbelanja di sana? • Apakah Anda dimotivasi oleh orang lain untuk berbelanja di Pajak USU? • Apakah Anda termotivasi berbelanja di Pajak USU melalui pembicaraan yang Anda dengar dari orang lain?

Skala Likert

Variabel Indikator Defenisi Operasional

Pertanyaan Teknik Skor Variabel terikat (Y) Keputusan Pembelian Konsumen 1.Pengenalan Kebutuhan Proses keputusan pembelian yang bermula dari pengenalan kebutuhan. • Apakah Anda mengenali kebutuhan Anda sebelum berbelanja di Pajak USU? Skala Likert


(49)

2. Pengenalan informasi 3. Evaluasi Alternatif Pencarian informasi tentang barang atau jasa yang dibutuhkan oleh konsumen. Sikap konsumen terhadap sejumlah merek melalui • Apakah kebutuhan yang Anda perlukan tersedia di Pajak USU?

• Apakah Anda menyimak informasi tentang kebutuhan barang dan jasa yang tersedia di Pajak USU setelah mendengar informasi tentang Pajak USU ?

•Apakah Anda mencari kebenaran informasi setelah mendengar informasi tentang Pajak USU? Skala Likert Skala


(50)

4. Keputusan Pembelian 5. Perilaku beberapa prosedur evaluasi Tahap dimana konsumen membuat keputusan untuk membeli suatu produk • Apakah setelah mendengar informasi tentang Pajak USU dari orang lain, Anda membanding kan dengan Pasar Tradisional atau Modern lainnya? • Apakah Anda membanding -kan kualitas dan harga produk di Pajak USU dengan kualitas dan harga di tempat lain? • Apakah Pajak USU menjadi pilihan dan pertimbanga n Anda setelah Likert Skala Likert Skala Likert


(51)

Pasca Pembelian

.

Merasa puas atau tidak puas setelah adanya pembelian mendengar informaso tentang produk di Pajak USU? • Apakah Anda berbelanja di Pajak USU setelah mendengar informasi tentang produk pada Pajak USU dari orang lain? • Apakah setelah mencoba berbelanja di Pajak USU, saudara membicarak an kepada orang lain tentang Pajak USU? • Apakah saudara kembali berbelanja di Skala Likert


(52)

3. 7 Teknik Pengumpulan Data

Adapun jenis dan sumber data yang akan digunakan dalam penelitian ini

adalah :

a. Data Primer

Data primer merupakan data yang diperoleh penulis dari kuisioner yang telah diisi

oleh responden yaitu konsumen atau pengunjung Pajak USU Jamin Ginting

Medan mengenai word of mouth communication atau komunikasi pemasaran

mulut ke mulut.

b. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data mengenai sejarah Pajak USU, pengelola, jumlah

kios, serta data – data lainnya yang berkaitan dengan rumusan masalah peneliti

yang diperoleh dari pihak pengelolaan Pajak USU Jamin Ginting Medan.

Teknik data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Daftar pertanyaan (quitionarie)

Angket (quitionaie) adalah daftar pertanyaan tertulis yang telah dirumuskan

sebelumnya untuk dijawab responden terpilih dan merupakan suatu mekanisme

pengumpulan data yang efesien jika peneliti mengetahui dengan tepat apa yang

diperlukan dan bagaimana mengukur variabel penelitian (Suharso, 2009:89).

Menurut Sugiyono (1999:5) “Kuisioner merupakan teknik pengumpulan

data yang paling efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur Pajak USU

setelah mencobanya


(53)

dan tahu apa yang diharapkan dari responden”. Adapun teknik ini dilakukan

dengan cara menyusun daftar pertanyaan, kemudian daftar pertanyaan tersebut

diberikan kepada seluruh responden untuk dijawab. Pertanyaan yang telah

dijawab diberikan skro likert.

b. Wawancara

Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini merupakan wawancara

tidak tersruktur yaitu dengan cara berdiskusi kepada pihak – pihak yang

diperlukan dalam penelitian ini yaitu pihak pengelolaan dan konsumen Pajak USU

Jamin Ginting Medan

Menurut Sugiyono (1999:132) “wawancara tidak terstruktur adalah

wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara

yang telah tersusun secara sistematis dan lengap untuk pengumpulan datanya”.

Pada umumnya wawancara tidak terstruktur bias dilakukan dengan cara tatap

muka (Suharso, 2009:87).

c. Studi dokumentasi

Studi dokumentasi dilakukan dengan cara meninjau dokumen – dokumen

organisasi yang berisi tentang sejarah organisasi, struktur organisasi, jumlah

karyawan, jumlah data rata – rata konsumen. Studi dokumentasi juga dapat

dilakukan dengan cara mempelajari jurnal organisasi, internet, literature, majalah


(54)

3. 8 Skala Pengukuran Variabel

Tujuan dari teknik skala pengukuran sebuah variabel adalah untuk

mengetahui karakteristik variabel berdasarkan ukuran tertentu, sehingga dapat

dibedakan dan bahkan diurutkan berdasar atas karakteristik variabel tersebut

(Suharso 2009:43). Skala yang digunakan untuk setiap variabel dalam penelitian

ini menggunakan skala Likert. Menurut Siregar Sofiyan (2012:12) “skala likert

adalah skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi

seseorang tentang suatu objek atau fenomena tertentu”

Adapun skala pengukuran variabel terhadap jawaban responden yaitu:

Tabel 3. 2 Instrumen Skala Likert No Alternatif Jawaban Skor

1 Sangat Setuju 4

2 Setuju 3

3 Kurang Setuju 2


(55)

3. 9 Teknik Analisis Data 3.9.1 Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidaknya suatu kusioner.

Menguji validitas berarti menguji sejauhmana ketepatan atau kebenaran suatu

instrument sebagai alat ukur variabel penelitian (Juliandi dan Irfan, 2013).

Menurut Siregar (2012:46) “validitas atau kesasihan adalah menunjukkan sejauh

mana suatu alat ukur mampu mengukur apa yang diukur”.

Suatu instrument adalah tepat untuk digunakan sebagai ukuran suatu konsep

jika memiliki tingkat validitas yang tinggi, sebaliknya validitas rendah

mencerminkan bahwa instrument kurang tepat untuk diterapkan (Suharso

2009:108).

Suatu skala pengukuran untuk menentukan valid atau tidaknya adalah

sebagai berikut :

1. Jika rhitung > rtabel, maka pernyataan dikatakan valid

2. Jika rhitung < rtabel, maka pernyataan dikatakan tidak valid

Adapun jumlah responden (n) dalam penelitian ini adalah sebanyak 100


(56)

3.9.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah untuk mengetahui sejumlah mana hasil pengukuran

tetap konsisten, apabila pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama

dengan menggunakan alat pengukur yang sama pula (Siregar 2012:55). Menurut

Juliandi dan Irfan, 2013 “tujuan pengujian reliabilitas adalah untuk melihat

apakan instrument penelitian merupakan instrument yang hAndal dan dapat

dipercaya”.

Pengujian reliabilitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana suatu

pengukur dapat menunjukkan akurasi dan konsistensi butir pertanyaan dengan

menggunakan pengukur Alpha Cronbach. Metode Alpha Cronbach digunakan

untuk menghitung reliabilitas suatu tes yang tidak mempunyai pilihan benar atau

salah maupun ya atau tidak melainkan untuk menghitung reliabilitas suatu tes

yang mengukur sikap atau perilaku (Siregar 2012:56). Kriteria suatu instrument

penelitian dikatakan Reliable dengan mengguna teknik Alpha Cronbach, bila


(57)

3.9.3 Analisis Regresi Linear Sederhana

Analisis kuantitatif dengan metode statistik yang digunakan adalah analisis

regresi linear sederhana. Analisis regresi linear sederhana adalah suatu analisis

yang mengukur pengaruh antara variabel bebas dan variabel terikat (Siregar,

2012). Metode analisis regresi linear sederhana ini dilakukan dengan bantuan

program SPSS yang merupakan salah satu paket program komputer yang

digunaan dalam mengelola data statistik.

Persamaan regresi linear sederhana yaitu sebagai berikut:

Y = a + bX

Dimana :

a = ∑Y ∑X2 - ∑X ∑XY n∑X2 – (∑X2) b = n∑XY - ∑X ∑Y

n∑X2 – (∑X2) Keterangan :

X = Variabel Bebas

Y = Variabel Terikat

a = Konstanta ( Nilai Y apabila X = 0 )


(58)

3.9.4 Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis adalah analisis data yang paling penting karena berperan

untuk menjawab rumusan masalah penelitian dan membuktikan hipotesis

penelitian (Juliandi dan Irfan, 2013). Hipotesis yang digunakan dalam penelitian

ini diuji dengan regresi linear bergAnda.

Adapun cara yang digunakan untuk menganalisis yaitu:

1. Uji Signifikan Parsial (Uji t)

Menurut Siregar (2012:304) “tujuan dilakukan uji signifikan secara parsial

variabel bebas (Independent) terhadap variabel tak bebas (dependent) adalah

untuk mengukur secara terpisah kontribusi yang ditimbulkan dari variabel bebas

(independet) terhadap variabel tak bebas (dependent)”.

Uji t menunjukkan seberapa besar pengaruh variabel secara individual

terhadap variabel terikat. Kriteria pengambilan keputusan adalah :

Ho diterima jika thitung < ttabel pada α = 0.05 Ha diterima jika thitung > ttabel pada α = 0.05 2. Uji Determinasi ( Uji R)

Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa kemampuan

model dalam menerangkan variabel terikat. Jika R2 semakin besar (mendekati

satu), maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas (X) adalah besar

terhadap variabel terikat (Y). Hal ini berarti model yang digunakan semakin kuat

untuk menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap variabel

terikat. Sebaliknya, jika R2 semakin kecil (mendekati nol) maka dapat dikatakan

bahwa pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat (Y) semakin


(1)

50 4 4 4 4 4 4 4 4 32

51 4 4 4 4 4 4 4 4 32

52 2 3 3 3 3 3 2 3 22

53 3 4 4 4 4 4 3 4 30

54 2 3 3 2 3 2 2 3 20

55 4 4 4 4 4 4 4 4 32

56 3 2 3 3 2 3 3 3 22

57 4 4 4 4 4 4 4 4 32

58 2 4 3 4 4 4 2 3 26

59 3 4 4 4 4 4 3 4 30

60 2 3 3 3 3 3 2 3 22

61 3 4 4 4 4 4 3 4 30

62 4 4 4 3 4 3 4 4 30

63 4 4 4 3 4 3 4 4 30

64 3 4 4 4 4 4 3 4 30

65 3 4 3 3 4 3 3 3 26

66 3 4 4 3 4 3 3 4 28

67 3 4 3 3 4 3 3 3 26

68 2 3 3 3 3 3 2 3 22

69 2 3 3 3 3 3 2 3 22

70 3 3 3 3 3 3 3 3 24

71 2 3 4 3 3 3 2 4 24

72 4 4 4 3 4 3 4 4 30

73 4 4 3 4 4 4 4 3 30

74 3 3 4 3 3 3 3 4 26

75 3 4 3 4 4 4 3 3 28


(2)

77 4 4 4 4 4 4 4 4 32

78 4 3 3 4 3 4 4 3 28

79 3 4 3 3 4 3 3 3 26

80 4 4 4 4 4 4 4 4 32

81 3 4 3 3 4 3 3 3 26

82 4 4 3 3 4 3 4 3 28

83 4 4 4 4 4 4 4 4 32

84 3 2 2 3 2 3 3 2 20

85 3 3 3 3 3 3 3 3 24

86 2 4 4 3 4 3 2 4 26

87 4 4 3 4 4 4 4 3 30

88 2 4 4 2 4 2 2 4 24

89 4 4 3 3 4 3 4 3 28

90 3 4 3 3 4 3 3 3 26

91 4 3 3 4 3 4 4 3 28

92 3 3 3 3 3 3 3 3 24

93 3 3 3 4 3 4 3 3 26

94 4 4 3 4 4 4 4 3 30

95 4 3 3 4 3 4 4 3 28

96 4 4 3 3 4 3 4 3 28

97 3 4 4 3 4 3 3 4 28

98 3 4 4 4 4 4 3 4 30

99 3 1 2 2 1 2 3 2 16


(3)

b.

Variabel Y (Keputusan Pembelian)

No. Resp y1 y2 y3 y4 y5 y6 y7 y8 y9 y10

Total Score

1 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 32

2 3 2 3 3 2 3 3 3 2 2 26

3 2 3 2 2 3 2 2 2 3 3 24

4 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 22

5 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 32

6 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30

7 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30

8 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30

9 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 28

10 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 38

11 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30

12 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30

13 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30

14 2 4 3 2 3 2 3 2 3 4 28

15 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30

16 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30

17 1 1 2 1 1 1 2 2 1 2 14

18 4 3 3 4 3 4 3 4 3 3 34

19 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30

20 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 32

21 3 2 2 3 2 3 2 3 2 2 24

22 4 3 3 4 3 4 3 4 3 3 34

23 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 32

24 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 32


(4)

26 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 28

27 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 38

28 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30

29 3 3 4 3 2 3 4 3 2 3 30

30 4 3 3 4 3 4 3 4 3 3 34

31 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 28

32 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 28

33 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 32

34 2 3 4 2 3 2 4 2 3 3 28

35 2 2 4 2 3 2 4 2 3 2 26

36 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30

37 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30

38 4 3 3 4 3 4 3 4 3 3 34

39 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30

40 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 34

41 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 38

42 3 4 4 3 4 3 4 3 4 4 36

43 4 3 4 4 3 4 4 4 3 3 36

44 4 3 4 4 3 4 4 4 3 3 36

45 3 4 4 3 4 3 4 3 4 4 36

46 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30

47 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30

48 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30

49 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

50 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

51 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40


(5)

53 3 4 4 3 4 3 4 3 4 4 36

54 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 28

55 3 4 4 3 4 3 4 3 4 4 36

56 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30

57 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

58 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

59 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

60 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

61 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

62 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

63 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

64 4 3 4 4 3 4 4 4 3 3 36

65 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30

66 4 3 4 4 3 4 4 4 3 3 36

67 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30

68 3 4 4 3 4 3 4 3 4 4 36

69 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30

70 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30

71 3 4 4 3 4 3 4 3 4 4 36

72 3 4 4 3 4 3 4 3 4 4 36

73 2 3 4 2 3 2 4 2 3 3 28

74 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30

75 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 38

76 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 34

77 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

78 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 32


(6)

80 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 38

81 3 4 1 3 3 3 1 3 3 4 28

82 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

83 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

84 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30

85 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 38

86 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

87 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 38

88 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 38

89 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 38

90 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

91 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

92 4 3 3 4 3 4 3 4 3 3 34

93 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30

94 4 3 4 4 3 4 4 4 3 3 36

95 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30

96 3 4 4 3 4 3 4 3 4 4 36

97 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

98 4 3 3 4 3 4 3 4 3 3 34

99 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 28