PERGESERAN PERKAWINAN ADAT MANDAILING TERHADAP PERKAWINAN ADAT MELAYU DI KELURAHAN SELAT LANCANG KECAMATAN DATUK BANDAR TIMUR TANJUNGBALAI.

(1)

iv

PERGESF:RA!Io l'EIH\AWI'iAN ADAT MANDAlLIJioG TERBADAP Pt;KAWI,A:'\ ADAT MELAvtl DI KE LURAUAN

SEL\T LANCA.,G Kl:CAMATAN DAT UK UA,IlAR TtMUR TANJUNGBALAI

Skrl .. l Diljukaa Untuk Mcmeauhf ~ ~~yararan

M<perok~ Gdar :;arjau P<adidiMo

Ol<b:

o.dd1 S.triloo Sirfpr NIM. 30811 1014

FA~UL T ·\S I MU SOSIAL

UN JVERSJT ·.S EGF R1 MEDAN


(2)

(3)

(4)

vii

KATA PENGANTAR

Bismilahirrohmanirrahim

Dengan segala kerendahan hati penulis menghaturkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Pergeseran Perkawinan Adat Mandailing Terhadap Perkawinan

Adat Melayu di Kelurahan Selat Lancang Kecamatan Datuk Bandar Timur, Tanjungbalai. Shalawat dan salam tidak lupa pula penulis haturkan kepada Nabi

Muhammad SAW yang telah memberikan petunjuk kepada umat-Nya sehingga membawa ke jalan yang diridhoi Allah SWT.

Tulisan ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak memperoleh bantuan dari berbagai pihak sehingga skripsi ini terselesaikan. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Yang teristimewa kepada orang tua, Ayahanda (Alm) Asfan Siregar, A. Md dan Ibunda tersayang Misdarna Piliang yang selama ini selalu memberikan dukungan semangat dan doa serta moril dan materil kepada penulis.

2. Bapak Prof. Dr. H Ibnu Hajar Damanik, M.Si selaku Rektor Universitas Negeri Medan (UNIMED).


(5)

viii

4. Ibu Dra. Nurmala Berutu, M.Pd selaku Pembantu Dekan I Fakultas Ilmu Sosial (FIS) UNIMED.

5. Bapak Drs. Sugiharto, M.Si, selaku Pembantu Dekan II Fakultas Ilmu Sosial (FIS) UNIMED.

6. Bapak Drs. Liber Siagian, M.Si, selaku Pembantu Dekan III Fakultas Ilmu Sosial (FIS) UNIMED sekaligus dosen penguji

7. Ibu Dra. Yusna Melianti, MH, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PP-Kn) sekaligus dosen pembimbing skripsi.

8. Bapak Parlaungan G Siahaan SH.M Hum selaku Seketaris Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PP-Kn) sekaligus dosen penguji.

9. Ibu Sri Hadiningrum, SH, M. Hum selaku dosen pembimbing akademik sekaligus dosen penguji.

10.Bapak/Ibu Dosen jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PP-Kn) yang telah membekali ilmu dan pengetahuan kepada penulis selama dalam perkuliahan hingga penyelesaian skripsi ini.

11.Kepada Lurah Selat Lancang, Bapak Ali Imran, SE dan Staf Pegawai yang telah banyak membantu penulis dalam pengumpulan data demi kesempurnaan skripsi ini.

12.Kepada masyarakat Kelurahan Selat Lancang yang telah memberikan sedikit waktunya dalam perolehan data dilapangan untuk kesempurnaan skripsi ini. Khususnya Uda Gading Siregar dan Uda Malkan Siregar yang telah bersenang hati membantu kelancaran pengumpulan data.


(6)

ix


(7)

vii

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... i

LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN ... ii

ABSTRAK ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 3

C. Pembatasan Masalah ... 3

D. Rumusan Masalah ... 4

E. Tujuan Penelitian ... 4

F. Manfaat Penelitian ... 4

BAB II KAJIAN TEORI ... 6

A.Kerangka Teori ... 6

1. Defenisi Pergeseran ... 6

2. Defenisi Perkawinan ... 7

3. Perkawinan Adat Mandailing ... 8

4. Perkawinan Adat Melayu ... 13

B. Kerangka Berpikir ... 24

C.Hipotesis ... 26

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 28

A.Lokasi Penelitian ... 28

B.Populasi dan Sampel ... 29

C.Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional ... 30


(8)

viii

E.Teknik Analisis Data ... 32

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN ... 33

A.Deskripsi Hasil Penelitian ... 33

B.Analisa Data Penelitian ... 67

C.Temuan Penelitian ... 71

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 79

A.Kesimpulan ... 79

B.Saran ... 79

DAFTAR PUSTAKA ... 81 LAMPIRAN


(9)

ix

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Jumlah Penduduk Berdasarkan Kepala Keluarga ...35

2. Data Penduduk Menurut Suku ...35

3. Data Penduduk Menurut Agama ...36

4. Lama Menetap di Kelurahan Selat Lancang ...37

5. Pernah Melihat Prosesi Perkawinan Adat Mandailing ...38

6. Mengetahui Nilai-Nilai Adat Mandailing ...39

7. Mengetahui Adat Perkawinan Mandailing ...41

8. Orang tua Anda mengetahui Perkawinan Adat Mandailing ...43

9. Orang tua Anda Mewariskan Adat Istiadat Mandailing Kepada Anda ...44

10. Pernah Mendengar Istilah ‘Manyapai Boru’ ...46

11. Pernah Mendengar Istilah ‘Mangaririt Boru’ ...47

12. Memakai Tuhor ketika menikah ...49

13. Memakai Perkawinan Adat Mandailing ...50

14. Memakai Perkawinan Adat Melayu ...52

15. Perkawinan Adat Mandailing Memerlukan Waktu Lama...53

16. Perkawinan Adat Melayu Memakan Waktu Lama ...55

17. Perkawinan Adat Mandailing Mengeluarkan Biaya Besar ...56

18. Perkawinan Adat Melayu Mengeluarkan Biaya Besar ...58

19. Setiap Upacara Pernikahan Harus Memakai Adat ...59


(10)

x

21. Keluarga Mempermasalahkan Pernikahan Anda Karena Tidak

Memakai Adat Mandailing ...62 22. Keluarga Anda Ikut Membantu Prosesi Perkawinan hingga

Reserpsi Pernikahan dengan Adat Melayu ...63 23. Mengetahui Sanksi Adat Jika Masyarakat Mandailing Menikah

Tidak Memakai Perkawinan Adat Mandailing ...65 24. Frekuensi Jawaban Responden Pada Setiap Pilihan Dari Angket ...


(11)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

1. Angket

2. Pedoman wawancara 3. Nota tugas

4. Surat Izin Penelitian dari Jurusan

5. Surat Izin Mengadakan Penelitian dari Fakultas 6. Surat Telah Mengadakan Penelitian

7. Kartu Bimbingan Skripsi

8. Daftar Peserta Seminar Proposal Penelitian 9. Surat Keterangan Perpustakaan Unimed 10. Surat Pernyataan Keaslian Tulisan 11. Daftar Riwayat Hidup


(12)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkawinan merupakan hak setiap individu untuk melanjutkan keturunan yang sah. Hal ini berdasarkan pasal 28 B ayat (1) UUDNRI 1945 yang berbunyi “Setiap orang berhak membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui perkawinan yang sah.” Selain itu menurut pasal 1 ayat (1) UU No 1 Tahun 1974, “Perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga atau rumah tangga yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.”

Masyarakat Indonesia mengetahui adat yang dibawanya sejak lahir pada satuan masyarakat hukum adat dimana dia tinggal, misalnya orang Minangkabau haruslah tahu adat istiadat orang Minang, orang Mandailing harus tahu bagaimana adat Mandailing dan orang Melayu harus tahu adat istidat orang Melayu dan sebagainya. Namun dalam perkembangannya, adat hanya diketahui oleh orang-orang tertentu saja. Orang-orang tertentu disini maksudnya, yaitu orang-orang berada pada organisasi adat atau orang-orang tua yang masih mengingat adat dari generasi sebelumnya khususnya adat tentang perkawinan.

Suku Mandailing pada umumnya adalah suku yang memiliki kebiasaan merantau dari kampung halamannya dan menetap di daerah perantauannya. Salah satunya adalah Kota Tanjungbalai. Daerah ini merupakan peninggalan Kesultanan


(13)

2

Asahan yang dominan bersuku bangsa Melayu. Tetapi dalam kenyataannya pada saat sekarang ini, tidak sedikit masyarakat Mandailing yang menetap di Kota Tanjungbalai dan menikah dengan penduduk setempat (suku Melayu). Namun dalam pemakaian adat upacara perkawinan, laki-laki bersuku Mandailing yang menikah dengan penduduk setempat memakai adat perkawinan Melayu, bukan memakai adat perkawinan Mandailing.

Fenomena di atas dapat dibandingkan dengan prosesi melamar sampai pernikahan yang dilangsungkan oleh masyarakat Mandailing lain yang berada di lingkungan adat Melayu di kota Kisaran. Mereka masih memakai adat Mandailing dalam upacara perkawinan. Hal ini menjadi bahan yang cukup menarik untuk dibahas. Bagaimana tidak, adat perkawinan pada masyarakat Mandailing di Tanjungbalai mengalami pergeseran baik dalam nilai maupun pemakaiannya.

Jelasnya setiap masyarakat yang memiliki adat tersendiri tentu memakai adat yang dibawanya. Apakah fenomena ini disebabkan oleh faktor-faktor penghambat yang menyebabkan adanya pergeseran nilai dan pemakaiannya adat atau pun adanya kesalahan dari generasi sebelumnya yang tidak mewarisi adat pada generasi selanjutnya. Pastinya dapat dilihat bahwa pemakaian adat Melayu pada perkawinan di Tanjungbalai umumnya dipakai oleh sebagian besar satuan masyarakat adat Melayu dan diluar Melayu.

Oleh karenanya penulis merasa perlu untuk mengetahui mengapa fenomena ini terjadi dan faktor-faktor apa saja yang menyebabkan hal tersebut. Untuk menggali


(14)

3

lebih dalam mengenai fenomena dan menggambarkan hal yang terjadi, penulis ingin meneliti hal ini melalui penelitian yang berjudul :

“Pergeseran Perkawinan Adat Mandailing Terhadap Perkawinan Adat

Melayu di Kelurahan Selat Lancang Kecamatan Datuk Bandar Timur,

Tanjungbalai”.

B. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah merupakan sejumlah masalah yang berhasil ditarik dari uraian latar belakang yang akan diteliti dalam lingkup permasalahan yang lebih luas dibandingkan perumusan masalah. Agar suatu penelitian lebih terarah dan jelas tujuannya maka perlu dijelaskan indentifikasi masalahnya. Identifikasi masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Konsep perkawinan menurut UU No 1 Tahun 1974 2. Perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat 3. Konsep perkawinan menurut adat

4. Pergeseran nilai dan tata cara perkawinan 5. Nilai dan tata cara perkawinan adat Mandailing 6. Nilai dan tata cara perkawinan adat Melayu

7. Faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran perkawinan adat Mandailing terhadap perkawinan adat Melayu


(15)

4

C. Pembatasan Masalah

Salah satu hal yang penting dalam suatu penelitian adalah perlunya dibatasi permasalahan yang diteliti. Pembatasan masalah dalam suatu penelitian adalah sangat penting agar diperoleh analisa yang luas dan kesimpulan yang tepat. Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran perkawinan Adat Mandailing terhadap perkawinan Adat Melayu.

D. Rumusan Masalah

Penelitian ini akan memfokuskan dan meneliti pergeseran perkawinan pada masyarakat di lokasi penelitian. Pertanyaan yang hendak dicari jawabannya adalah faktor-faktor apa sajakah yang menyebabkan terjadinya pergeseran perkawinan adat Mandailing terhadap perkawinan adat Melayu di Kelurahan Selat Lancang Kecamatan Datuk Bandar Timur, Tanjungbalai ?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pertanyaan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pergeseran perkawinan adat Mandailing terhadap perkawinan Adat Melayu di Kelurahan Selat Lancang Kecamatan Datuk Bandar Timur, Tanjungbalai.

2. Untuk mengetahui eksistensi adat istiadat Mandailing di Tanjungbalai.

F. Manfaat Penelitian


(16)

5

1. Penulis

Untuk memperluas wawasan penulis sebagai mahasiswa dan calon sarjana dalam mengkaji perkembangan adat istiadat Mandailing di Tanjungbalai sehingga dapat menggambarkan eksistensi perkawinan adat Mandailing.

2. Perguruan tinggi

Sebagai bahan kajian maupun literatur dalam bidang Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan dalam bidang hukum adat sehingga menjadi bahan rujukan bagi peneliti-peneliti selanjutnya yang membahas fenomena yang sama.

3. Masyarakat

Sebagai bahan informasi dan rujukan untuk menambah wawasan tentang adat perkawinan adat Mandailing dan perkawinan adat Melayu di Tanjungbalai sehingga timbul kesadaran untuk menjalankan perkawinan adat Mandailing oleh masyarakat Mandailing di Tanjungbalai.


(17)

79

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa pemakaian adat Mandailing di kelurahan Selat Lancang Kecamatan Datuk Bandar Timur, Tanjungbalai relatif kurang. Pemakaian adat pada kehidupan bermasyarakat khususnya pada perkawinan masih didominasi oleh adat setempat yakni adat Melayu. Pemahaman masyarakat Mandailing terhadap adatnya sendiri kurang. Kebanyakan masyarakat Mandailing disana tidak bisa lagi berbahasa Mandailing. Telah terjadi pergeseran pada perkawinan adat Mandailing terhadap perkawinan adat Melayu. Pergeseran ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu; a. Situasi dan kondisi lingkungan

b. Kurang Terbukanya Orang Tua Kepada Anaknya dalam Menyampaikan Adat Mandailing

c. Lamanya waktu dan besarnya biaya mengadakan adat perkawinan Mandailing d. Tidak ada sanksi adat dan kurangnya kesadaran adat oleh masyarakat

Mandailing

B. Saran

Sehubungan dengan hasil temuan penelitian di atas, maka yang menjadi saran-saran penulis dalam hal ini adalah sebagai berikut:

1. Diharapakan adat Mandailing dilestarikan dan dijalankan kembali oleh Mansyarakat adat Mandailing di Selat Lancang. Pelestarian adat bertujuan agar anak cucu yang lahir dari keluarga Mandailing di Selat Lancang


(18)

80

mengetahui adat istiadatnya sendiri dan adat Mandailing tidak akan luntur dikarenakan terikut adat setempat yaitu adat Melayu.

2. Diharapkan agar perkawinan adat Mandailing kembali dijalankan masyarakat Mandailing di Selat Lancang dan diwariskan oleh kepada anak cucu. Pemakaian adat sendiri ketika menikah akan menjadikan adat Mandailing semakin dikenal tidak di Tapanuli Selatan namun juga diluar daerah. Pemakaian adat Mandailing juga akan mempererat ikatan sosial kita dengan keluarga sesama orang Mandailing.


(19)

79

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta

Arrasyid, Chainur ddk. 2008. Taat Ajar & Taat Hukum Orang Melayu. Medan : USU Press

Basyarsyah, Luckman. 2002. Kebudayaan Melayu Sumatera Timur. Medan: USU Press

Basrowi. 2005. Pengantar Sosiologi. Bogor: Ghalia Indonesia.

Djamali, Abdoel. 2008. Pengantar Hukum Indonesia. Jakarta: Rajagrafindo Persada.

Haar, Ter. 2001. Asas-Asas Dan Susunan Hukum Adat. Jakarta: PT. Pradnya Paramita.

Hadikusuma, Hilman. 2003. Pengantar Ilmu Hukum Adat Indonesia. Bandung: Mandar Maju

Idrus, Muhammad. 2009. Metode Penelitian Ilmu Sosial. Jakarta: Erlangga.

Ishaq, Isjoni, Dkk. 2002. Orang Melayu (Sejarah, Sistem, Norma Dan Nilai

Adat). Riau: Unri Press.

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa

Marpaung, Watni. 2011. Mutiara Kota Kerang Tanjung Balai Asahan

(Mengungkap Sejarah Asal Usul Nama, Kesultanan, Adat Istiadat, Tradisi, Makanan Daerah, Kesenian, Pendidikan Dan Sosial Budaya).

Medan: Baperdasu.

Nasution, Pandapotan. 2005. Adat Budaya Mandailing Dalam Tantangan

Zaman. Medan: Forkala.


(20)

80

Ridwan, Amin. 2005. Budaya Melayu Menghadapi Globalisasi. Medan: USU Press

Sugiyono. 2003. Pengantar Metode Ilmiah, Jakarta: Balai Pustaka

Sukardi, 2009. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Surakhmad, W. 2000. Metodologi Penelitian Ilmiah. Yogyakarta: Dianloka

Tim Penyusun Skripsi Jurusan PPKn FIS UNIMED. 2007. Pedoman Penulisan Skripsi. Medan: PPKn FIS UNIMED

UUDNRI 1945


(1)

C. Pembatasan Masalah

Salah satu hal yang penting dalam suatu penelitian adalah perlunya dibatasi permasalahan yang diteliti. Pembatasan masalah dalam suatu penelitian adalah sangat penting agar diperoleh analisa yang luas dan kesimpulan yang tepat. Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran perkawinan Adat Mandailing terhadap perkawinan Adat Melayu.

D. Rumusan Masalah

Penelitian ini akan memfokuskan dan meneliti pergeseran perkawinan pada masyarakat di lokasi penelitian. Pertanyaan yang hendak dicari jawabannya adalah faktor-faktor apa sajakah yang menyebabkan terjadinya pergeseran perkawinan adat Mandailing terhadap perkawinan adat Melayu di Kelurahan Selat Lancang Kecamatan Datuk Bandar Timur, Tanjungbalai ?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pertanyaan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pergeseran perkawinan adat Mandailing terhadap perkawinan Adat Melayu di Kelurahan Selat Lancang Kecamatan Datuk Bandar Timur, Tanjungbalai.

2. Untuk mengetahui eksistensi adat istiadat Mandailing di Tanjungbalai.

F. Manfaat Penelitian


(2)

1. Penulis

Untuk memperluas wawasan penulis sebagai mahasiswa dan calon sarjana dalam mengkaji perkembangan adat istiadat Mandailing di Tanjungbalai sehingga dapat menggambarkan eksistensi perkawinan adat Mandailing.

2. Perguruan tinggi

Sebagai bahan kajian maupun literatur dalam bidang Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan dalam bidang hukum adat sehingga menjadi bahan rujukan bagi peneliti-peneliti selanjutnya yang membahas fenomena yang sama.

3. Masyarakat

Sebagai bahan informasi dan rujukan untuk menambah wawasan tentang adat perkawinan adat Mandailing dan perkawinan adat Melayu di Tanjungbalai sehingga timbul kesadaran untuk menjalankan perkawinan adat Mandailing oleh masyarakat Mandailing di Tanjungbalai.


(3)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A.Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa pemakaian adat Mandailing di kelurahan Selat Lancang Kecamatan Datuk Bandar Timur, Tanjungbalai relatif kurang. Pemakaian adat pada kehidupan bermasyarakat khususnya pada perkawinan masih didominasi oleh adat setempat yakni adat Melayu. Pemahaman masyarakat Mandailing terhadap adatnya sendiri kurang. Kebanyakan masyarakat Mandailing disana tidak bisa lagi berbahasa Mandailing. Telah terjadi pergeseran pada perkawinan adat Mandailing terhadap perkawinan adat Melayu. Pergeseran ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu; a. Situasi dan kondisi lingkungan

b. Kurang Terbukanya Orang Tua Kepada Anaknya dalam Menyampaikan Adat Mandailing

c. Lamanya waktu dan besarnya biaya mengadakan adat perkawinan Mandailing d. Tidak ada sanksi adat dan kurangnya kesadaran adat oleh masyarakat

Mandailing B. Saran

Sehubungan dengan hasil temuan penelitian di atas, maka yang menjadi saran-saran penulis dalam hal ini adalah sebagai berikut:

1. Diharapakan adat Mandailing dilestarikan dan dijalankan kembali oleh Mansyarakat adat Mandailing di Selat Lancang. Pelestarian adat bertujuan agar anak cucu yang lahir dari keluarga Mandailing di Selat Lancang


(4)

mengetahui adat istiadatnya sendiri dan adat Mandailing tidak akan luntur dikarenakan terikut adat setempat yaitu adat Melayu.

2. Diharapkan agar perkawinan adat Mandailing kembali dijalankan masyarakat Mandailing di Selat Lancang dan diwariskan oleh kepada anak cucu. Pemakaian adat sendiri ketika menikah akan menjadikan adat Mandailing semakin dikenal tidak di Tapanuli Selatan namun juga diluar daerah. Pemakaian adat Mandailing juga akan mempererat ikatan sosial kita dengan keluarga sesama orang Mandailing.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta

Arrasyid, Chainur ddk. 2008. Taat Ajar & Taat Hukum Orang Melayu. Medan : USU Press

Basyarsyah, Luckman. 2002. Kebudayaan Melayu Sumatera Timur. Medan: USU Press

Basrowi. 2005. Pengantar Sosiologi. Bogor: Ghalia Indonesia.

Djamali, Abdoel. 2008. Pengantar Hukum Indonesia. Jakarta: Rajagrafindo Persada.

Haar, Ter. 2001. Asas-Asas Dan Susunan Hukum Adat. Jakarta: PT. Pradnya Paramita.

Hadikusuma, Hilman. 2003. Pengantar Ilmu Hukum Adat Indonesia. Bandung: Mandar Maju

Idrus, Muhammad. 2009. Metode Penelitian Ilmu Sosial. Jakarta: Erlangga.

Ishaq, Isjoni, Dkk. 2002. Orang Melayu (Sejarah, Sistem, Norma Dan Nilai Adat). Riau: Unri Press.

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa

Marpaung, Watni. 2011. Mutiara Kota Kerang Tanjung Balai Asahan (Mengungkap Sejarah Asal Usul Nama, Kesultanan, Adat Istiadat, Tradisi, Makanan Daerah, Kesenian, Pendidikan Dan Sosial Budaya). Medan: Baperdasu.

Nasution, Pandapotan. 2005. Adat Budaya Mandailing Dalam Tantangan Zaman. Medan: Forkala.


(6)

Ridwan, Amin. 2005. Budaya Melayu Menghadapi Globalisasi. Medan: USU Press

Sugiyono. 2003. Pengantar Metode Ilmiah, Jakarta: Balai Pustaka

Sukardi, 2009. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Surakhmad, W. 2000. Metodologi Penelitian Ilmiah. Yogyakarta: Dianloka

Tim Penyusun Skripsi Jurusan PPKn FIS UNIMED. 2007. Pedoman Penulisan Skripsi. Medan: PPKn FIS UNIMED

UUDNRI 1945