PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONTRAKTOR KONTRAK KERJA SAMA (KKKS) DALAM HAL KETERLAMBATAN PELAKSANAAN KONTRAK PENGADAAN BARANG DAN JASA DI SEKTOR MIGAS YANG DILAKUKAN OLEH KONTRAKTOR PENYEDIA BARANG DA.
ABSTRAK
Kegiatan di dalam suatu perusahaan, khususnya di perusahaan
yang bergerak dibidang migas, salah satunya adalah proses pengeboran,
di dalam proses tersebut KKKS membutuhkan barang dan jasa untuk
membantu proses produksi. KKKS membutuhkan supplier atau vendor
sebagai penyedia barang dan jasa. Dalam hal ini disebut dengan
pengadaan barang dan jasa. Di dalam pengadaan barang dan jasa di
lingkungan KKKS harus dengan aturan hukum yang berlaku, yaitu adanya
Pedoman Tata Kerja Nomor 007 REVISI II/PTK/I/2011 Tentang
Pengelolaan Rantai Suplai Kontraktor Kontrak Kerja Sama. Tujuan
penelitian adalah meneliti dan mengetahui pelaksanaan perjanjian
pengadaan barang dan jasa yang terdapat di lingkungan perusahaan
KKKS ditinjau dari Pasal 1338 Ayat (3) Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata dan meneliti dan mengetahui bagaimana kedudukan para pihak
dalam perjanjian pengadaan barang dan jasa di dalam lingkungan KKKS,
serta meneliti dan mengetahui perlindungan hukum bagi KKKS dalam hal
terjadinya keterlambatan pengiriman barang dan jasa yang dilakukan oleh
Kontraktor penyedia barang dan jasa menurut Buku III Kitab UndangUndang Hukum Perdata dan Pedoman Tata Kerja Nomor 007REVISI
II/PTK/I/2011.
Pendekatan yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan yuridis-normatif, spesifikasi penelitian adalah deskriptis
analitis, teknik pengumpulan data dengan studi kepustakaan, metode
analisis data studi kepustakaan dan wawancara, dalam hal ini Penulis
melakukan penelitian yang berlokasi pada Kantor Kangean Energy
Indonesia (KEI).
Hasil penelitian bahwa dalam perjanjian pengadaan jasa-jasa
antara Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) sebagai pengguna barang
dan jasa dengan penyedia barang dan jasa adalah dalam pelaksanaan
perjanjian pengadaan barang dan jasa pihak penyedia barang dan jasa
wanprestasi dikarenakan tidak adanya itikad baik dari pihak penyedia
barang dan jasa. Kedudukan pihak pengguna barang dan jasa lebih
dominan dari penyedia barang dan jasa, pihak pengguna membuat
klausul-klausul dalam kontrak namun penyedia barang dan jasa dapat
menegosiasikan klausul yang belum dibakukan seperti aspek teknis dan
harga, untuk itu dengan adanya negosiasi penyedia barang dan jasa tidak
lagi melanggar ketentuan dalam kontrak. Perlindungan hukum ditinjau dari
Buku III KUH Perdata menurut Pasal 1267 KUH Perdata berupa ganti
kerugian dan pemenuhan perikatan. Menurut Pedoman Tata Kerja Nomor
007 REVISI II/PTK/I/2011 adalah berupa denda atas keterlambatan 5 ‰
dari seluruh total kontrak dan ganti kerugian dan pemenuhan atas
perikatan berupa menggantikan objek yang telah diperjanjikan tersebut.
iv
Kegiatan di dalam suatu perusahaan, khususnya di perusahaan
yang bergerak dibidang migas, salah satunya adalah proses pengeboran,
di dalam proses tersebut KKKS membutuhkan barang dan jasa untuk
membantu proses produksi. KKKS membutuhkan supplier atau vendor
sebagai penyedia barang dan jasa. Dalam hal ini disebut dengan
pengadaan barang dan jasa. Di dalam pengadaan barang dan jasa di
lingkungan KKKS harus dengan aturan hukum yang berlaku, yaitu adanya
Pedoman Tata Kerja Nomor 007 REVISI II/PTK/I/2011 Tentang
Pengelolaan Rantai Suplai Kontraktor Kontrak Kerja Sama. Tujuan
penelitian adalah meneliti dan mengetahui pelaksanaan perjanjian
pengadaan barang dan jasa yang terdapat di lingkungan perusahaan
KKKS ditinjau dari Pasal 1338 Ayat (3) Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata dan meneliti dan mengetahui bagaimana kedudukan para pihak
dalam perjanjian pengadaan barang dan jasa di dalam lingkungan KKKS,
serta meneliti dan mengetahui perlindungan hukum bagi KKKS dalam hal
terjadinya keterlambatan pengiriman barang dan jasa yang dilakukan oleh
Kontraktor penyedia barang dan jasa menurut Buku III Kitab UndangUndang Hukum Perdata dan Pedoman Tata Kerja Nomor 007REVISI
II/PTK/I/2011.
Pendekatan yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan yuridis-normatif, spesifikasi penelitian adalah deskriptis
analitis, teknik pengumpulan data dengan studi kepustakaan, metode
analisis data studi kepustakaan dan wawancara, dalam hal ini Penulis
melakukan penelitian yang berlokasi pada Kantor Kangean Energy
Indonesia (KEI).
Hasil penelitian bahwa dalam perjanjian pengadaan jasa-jasa
antara Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) sebagai pengguna barang
dan jasa dengan penyedia barang dan jasa adalah dalam pelaksanaan
perjanjian pengadaan barang dan jasa pihak penyedia barang dan jasa
wanprestasi dikarenakan tidak adanya itikad baik dari pihak penyedia
barang dan jasa. Kedudukan pihak pengguna barang dan jasa lebih
dominan dari penyedia barang dan jasa, pihak pengguna membuat
klausul-klausul dalam kontrak namun penyedia barang dan jasa dapat
menegosiasikan klausul yang belum dibakukan seperti aspek teknis dan
harga, untuk itu dengan adanya negosiasi penyedia barang dan jasa tidak
lagi melanggar ketentuan dalam kontrak. Perlindungan hukum ditinjau dari
Buku III KUH Perdata menurut Pasal 1267 KUH Perdata berupa ganti
kerugian dan pemenuhan perikatan. Menurut Pedoman Tata Kerja Nomor
007 REVISI II/PTK/I/2011 adalah berupa denda atas keterlambatan 5 ‰
dari seluruh total kontrak dan ganti kerugian dan pemenuhan atas
perikatan berupa menggantikan objek yang telah diperjanjikan tersebut.
iv